Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN ZONA

RTH DI SWK CIBEUNYING BERDASARKAN


PERBANDINGAN ANTARA PERATURAN RDTR
KOTA BANDUNG DAN PERMEN ATR NO. 1
TAHUN 2018

Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang SWK Cibeunying


Latar Belakang

Pengendalian pemanfaatan tata ruang dilakukan agar pemanfaatan tata ruang dapat berjalan sesuai
dengan rencana tata ruang. Pelaksanaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang tersebut diselenggarakan untuk
menjamin terwujudnya tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang. Untuk menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan penataan ruang dilakukan pengawasan terhadap kinerja pengaturan, pembinaan, dan
pelaksanaan penataan ruang. Kebijakan pembangunan berkelanjutan tentu tidak bisa dilepaskan dari instrumen
hukum tata ruang.
Wilayah SWK Cibeunying sendiri mengalami perubahan yang terjadi pada kawasan lindung berupa
ruang terbuka hijau dan sempadan sungai dengan kondisi eksisting dominan perubahan menjadi permukiman
dengan luas total simpangan sebesar 76,678 Ha. Sedangkan pada kawasan budidaya terdiri dari permukiman
yang berubah menjadi kawasan lindung, pertanian lahan basah, ruang terbuka hijau serta lahan kosong dan
jasa yang berubah menjadi ruang terbuka hijau dengan luasan simpangan sebesar 86,111 Ha. Rencana pola
ruang yang berdasarkan RTRW Kota Bandung tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Tujuan

Untuk mengidentifikasi pemanfaatan ruang wilayah kota


mengenai fungsi wilayah dan kesesuaian suatu fungsi wilayah
dengan kebijakan yang ada khususnya pada SWK Cibeunying.

Sasaran

1. Untuk mengetahui penggunaan lahan eksisting terhadap rencana tata


ruang yang telah ditetepkan di SWK Cibeunying;
2. Untuk mengetahui adanya penyimpangan atau tidak pada rencana tata
ruang SWK Cibeunying dengan kondisi eksisting pada saat ini;
3. Untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan yang terjadi di SWK
Cibeunying.
Gambaran Umum

SWK Cibeunying merupakan salah satu dari 8 SWK yang


terdapat di Kota Bandung bagian barat, sebagian wilayahnya berada di
bagian Kawasan Bandung Utara, SWK ini memiliki tujuan pentaan
ruang Travelapolis yang merupakan perlindungan terhadap Bangunan
Heritage dan pusat kuliner dimana meliputi Kecamatan Cidadap,
Cibeunying Kaler, Cibeunying Kidul, Coblong, Bandung Wetan dan
Sumur Bandung, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Utara : Kabupaten Bandung


 Barat : Jalan Setiabudi, Jalan Cipaganti dan Jalan
OttoIskandardinata
 Selatan : Jalan Asia Afrika dan JalanJenderal Ahmad Yani
 Timur : SWK Ujungberung (Jalan Jatihandap)
Kondisi Topografi

Titik tertinggi di SWK Cibeunying terdapat di Kelurahan Ledeng,


Kecamatan Cidadap yaitu sebesar 1050 dpl. Sedangkan titik
terendah berada pada Kelurahan Kebon Pisang (Kecamatan
Sumur Bandung), Kelurahan Cihapit (Kecamatan Bandung
Wetan), Kelurahan Sukamaju, Cikutra, dan Padasuka (Kecamatan
Cibeunying Kidul) yaitu dengan ketinggian 687,5 m diatas
permukaan laut. Pada umumnya kemiringan lereng di Wilayah
Cibeunying semakin ke utara semakin curam terutama sebagian
wilayah Cibeunying yang termasuk ke dalam Kawasan Bandung
Utara.
Jenis Tanah Kependudukan
SWK Cibeunying berada pada ketinggian sekitar Jumlah penduduk di SWK Cibeunying pada tahun 2017
791 meter di atas permukaan laut (dpl). Titik tertinggi berada tercatat sebanyak 402.357 orang dan terbanyak berada
disebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter dpl dan titik di Kecamatan Coblong dengan proporsi sebesar 29,37%
terendah disebelah selatan dengan ketinggian 675 meter dpl. dengan jumlah 118.183 orang. Untuk lebih jelas dapat
Morfologi tanahnya terbagi dalam dua hamparan, disebelah dilihat pada tabel di bawah ini.
utara relatif berbukit-bukit kecil dan disebelah selatan Jumlah Penduduk
No. Kecamatan
(orang)
wilayahnya relatif datar. Bagian utara umumnya merupakan 1 Sumur Bandung 34.669
2 Bandung Wetan 25.366
jenis latosol dengan sedikit tanah andosol. 3 Cibeunying Kaler 71.333
4 Cibeunying Kidul 103.565
5 Cidadap 49.241
Bagian barat dan tengah terdiri dari tanah latosol 6 Coblong 118.183
SWK Cibeunying 402.357
coklat.
Bagian selatan dan bagian timur terdiri atas tanah jenis
alluvial kelabu dengan bahan endapan liat.
Potensi & Masalah
Potensi (Ruang Terbuka Hijau)
SWK Cibeunying merupakan wilayah dengan ruang
terbuka hijau berupa taman terbanyak di Kota Bandung.
Dalam pengembangannya terdapat beberapa permasalahan
diantaranya: Pemasalahan (Ruang Terbuka Hijau)
 Penetrasi ruang terbuka hijau/ taman kota menjadi fungsi
SWK Cibeunying memiliki taman-taman dan
lain ini menyebabkan semakin berkurangnya luasan RTH di
ruang terbuka hijau peninggalan pemerintahan
Kota Bandung pada umumnya dan khususnya di wilayah
relatif lebih luas dibandingkan dengan wilayah
Cibeunying.
lainnya. Taman-taman yang terpadu dengan
 Penyebaran taman yang belum merata. Sementara
kawasan permukiman bermodel Belanda yang
kebutuhan akan taman terutama di kawasan permukiman
villa memberikan nilai tambah bagi kenyamanan
sangat dibutuhkan selain untuk keindahan juga sebagai
Wilayah Cibeunying sebagai tempat tinggal dan
tempat bersosialisasi dan bermain bagi anak-anak.
beraktivitas.
Pembahasan
Strategi Pola Ruang dari
RTRW Kota Bandung
terhadap SWK Cibeunying
yaitu mengendalikan bagian
barat kota yang telah
berkembang pesat dengan
kepadatan relatif tinggi,
salah satu pengendalian dari
dampak kepadatan yang
tinggi yaitu penertiban
sempadan sungai dari
pembangunan pemukiman
liar oleh masyarakat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan diskusi dari kelompok kami menunjukkan bahwa SWK
Cibenunying dilihat dari pemanfaat RTH yang di dasari oleh Permen ATR No 16 Tahun 2018
dan PERDA Kota Bandung No 10 Tahun 2015, akhirnya muncullah pernyataan Sebagai
Berikut :

 Berdasarkan Permen ATR No. 16 / 2018 tentang RTH bahwa kiteria RTH skala Kecamatan
senilai 24.000 m2 dan pada RDTR Kota Bandung untuk SWK Cibeunying sudah
memenuhi kriteria luasan RTH disetiap Kecamatan dimana rata rata luasan dari RTH itu
menurut RDTR Kota Bandung sudah meleibihi 24.000 m2 yang bisa dikataka sudah sangat
sesuai.
 Pada Permen ATR No. 16 / 2018 tercantum bahwa harus Tersedianya ruang untuk kawasan
pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi pernyataan ini mempunyai arah
yang sama dengan ketentuan RDTR Kota Bandung bahwa SWK Cibeunying merencanakan
Pembangunan biopori dan sumur resapan di masing masing Kecamatan di SWK
Cibeunying.
 Dalam Permen ATR No. 16 / 2018 juga menetapkan Kriteri performa bahwa di
kawasan perkotaan itu harus Tersedia area penciptaan iklim mikro dan pereduksi
polutan kriteria ini merujuk pada fungsi RTH berupa Taman dimana salah satu
kemampuan dari Ruang Terbuka Hijau mengurangi terjadinya polusi yang besar dimana
sudah di tetapkan juga di dalam RDTR Kota Bandung maka dari itu di dalam RDTR
Tersebut juga memperkuat dengan pernyataan bahwa setiap RTH harus dilakukan
pemeliharaan dan penghijauan dan penyediaan lahan pengganti untuk RTH yang
berubah fungsi.
 Serta dalam Permen ATR No. 16 / 2018 juga menetapkan bahwa di dalam kawasan
perkotaan harus ada ruang pemakaman umum kita denga RDTR Kota Bandung sendiri
mengeluarkan ketentuan bahwa Ruang terbuka berupa pemakaman diwujudkan
meliputi penataan, pemeliharaan, penghijauan, pembangunan pemakaman dsb.
Rekomendasi
Berdasarkan pemaparam diatas kami merekomendasikan terkait RDTR Kota Bandung dimana secara kuantitatif
luasan RTHnya dibandingkan dengan Permen ATR sudah sangat melewati ketentuan minimum yang bisa kita
katakan bagus, namun kita harus melihat dulu keadaan eksisting dimana di SWK Cibenunying ini merupakan
kawasan perkotaan dimana aglomerasi perdagangan dan jasanya sangat tinggi, dan pada saat kita melihat RDTR
Kota bandung yang rencana untuk pembuatan tamannya itu memerlukan luasan yang sangat besar contoh di
Kecamatan Cidadap sekitar 563.000 m2 atau sekitaar 56,3 Ha RTH, tapi kita lihat lagi kalau di Kecamatan
Cidadap ini merupakan kawsan perdagagan dan jasa dan sudah di dominasi oleh permukiman dengan kepadatan
tinggi dan untuk masukannya adalah RDTR Kota bandung sebaiknya lebih memperhatikan lagi kondisi eksisting
sebelum mengeluarkan kebijakan, karena secara kuatitatif luas lahan seluas itu sangat susah untuk di realisasikan
dikarenakan beberapa faktor diataranya kepemilikian lahan banyak lahan lahan yang sudah dikuasai oleh swasta,
kependudukan setiap tahun pasti mengalami kenaikain timbullah pusat pusat permukiman baru sehingga RTH
susah direalisasikan, maka dari itu RDTR Kota bandung harus bisa secepatnya terlaksana untuk mencegah faktor
faktor tadi.

Anda mungkin juga menyukai