Anda di halaman 1dari 67

4.

Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua
Barat) untuk mengatasi kesenjangan.

BAB 2

5. Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.


6. Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah,
tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan permukiman kumuh.

KAJIAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN

7. Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.


8. Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan
permukiman.
9. Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh
belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi
penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan
permukiman.

Bagian ini berisi tentang kebijakan A-Spasial dan Spasial Provinsi Jawa Timur dan
Kabupaten Jombang terkait dengan peningkatan perumahan dan kawasan
permukiman

Adapun isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Jombang terkait dengan pengembangan permukiman saat ini
adalah :

2.1 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

1. Mengendalikan pemanfaatan ruang permukiman perdesaan terutama di area konservasi/ lindung;

Isu strategis pembangunan permukiman perkotaan terbagi menjadi empat sektor yaitu pengembangan
permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan
penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran isuisu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta
permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi.

2. Mengembangkan permukiman perdesaan disesuaikan dengan karakter fisik, sosial-budaya dan ekonomi
masyarakat perdesaan;
3. Meningkatkan kualitas permukiman khususnya di kawasan perkotaan;
4. Mengembangkan perumahan terjangkau khususnya di kawasan perkotaan;
5. Menyediakan sarana dan prasarana permukiman perdesaan dan perkotaan;

2.1.1 Pengembangan Permukiman

6. Mengembangkan kasiba/lisiba mandiri;

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan
sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai
prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau
perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan
dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan
kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan
kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat
pertumbuhan, serta desa tertinggal.

7. Meningkatkan penyediaan hunian (sewa/milik) serta penyediaan sarana dan prasarana dasar bagi rumah
sederhana sehat;
8. Mengembangkan dan menerapkan inovasi teknologi tepat guna bidang perumahan;
9. Meningkatkan capaian pelayanan perumahan di perkotaan dan perdesaan serta implementasi regulasi
jasa konstruksi, pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara;
10. Meningkatkan implementasi teknologi dan industri perumahan;
11. Meningkatkan implementasi regulasi jasa konstruksi, pembangunan, dan pengelolaan bangunan gedung
dan rumah negara;

Isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

12. Meningkatkan kualitas perumahan serta prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman di daerah
perdesaan, kawasan agropolitan, dan kawasan perbatasan;

1. Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap


perubahan iklim.

13. Meningkatkan peran pihak swasta dan masyarakat dalam penyediaan perumahan agar tercipta pasar
primer yang sehat;

2. Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumahtangga kumuh perkotaan.
3. Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI
dan MP3KI.

2-1

La por a n
AKHIR

14. Mengembangkan kawasan perumahan skala besar yang ditunjang dengan peningkatan penyediaan tanah
untuk peningkatan pengembangan kawasan permukiman di perkotaan dan perdesaan yang sesuai
dengan rencana tata ruang;
15. Mengembangkan pembangunan perumahan dan permukiman yang bertumpu pada keswadayaan
masyarakat; dan
16. Meningkatkan kualitas perumahan serta prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman di daerah
perdesaan, kawasan agropolitan, dan kawasan perbatasan, serta penurunan luasan kawasan permukiman
kumuh.
Pengembangan permukiman yang terdapat di Kabupaten Jombang saat ini lebih membentuk pola ribbon
shapped cities/linier. Pola ini diperngaruhi dengan adanya jalur memanjang (jalur transportasi) yang sangat
dominan dalam mempengaruhi perkembangannya dan khususnya terjadi di kawasan luar kota. Sedangkan
untuk kawasan perkotaan lebih membentuk pola campuran antara pola grid dan pola linier, kondisi ini
disebabkan luas kawasan perkotaan yang semakin lama semakin berkurang dengan semakin berkembangnya
pembangunan prasarana dan sarana perkotaan beserta aktifitas ikutan lainnya.
Untuk pengelolaan kawasan permukiman perkotaan sudah cukup baik untuk memenuhi kebutuhan penduduk,
sedangkan untuk kawasan permukiman perdesaan masih perlu peningkatan mutu permukiman sehingga dapat
layak memenuhi kebutuhan penduduk. Kondisi ini terjadi disebabkan belum adanya flotiing area kawasan
permukiman perdesaan yang perlu diadakan peningkatan mutu permukimannya. Sampai dengan saat ini
belum dilakukan plotting area secara menyeluruh di wilayah Kabupaten Jombang guna mengetahui kondisi
fisik permukiman, apabila telah dilakukan terhadap 21 Kecamatan di Kabupaten Jombang, maka dapat
ditentukan skala prioritas dan tahapan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan permukiman
perdesaan.
Berdasarkan data yang ada di Kabupaten Jombang, jumlah rumah tidak layak huni di 21 Kecamatan adalah
sebanyak 11.400 unit. Amanat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Jombang Tahun 2008-2013 menyebutkan bahwa dari tahun 2009 sampai dengan 2013 harus direhab rumah
tidak layak huni sebanyak 500 unit setiap tahunnya. Sampai saat ini telah dilakukan rehab sebanyak 1.500 unit
dari anggaran APBD, 375 unit dari APBN (Kemenpera), dan 100 unit dari CSR Bank Jatim. Hasil pendataan
terhadap kondisi rumah masyarakat di Kabupaten Jombang, masih terdapat 11.400 rumah dari total rumah
tangga miskin di Kabupaten Jombang sebesar 74.300 rumah tangga. Untuk memfasilitasi kebutuhan
masyarakat akan rumah yang layak huni dan lingkungan permukiman yang sehat, Pemerintah Kabupaten
Jombang melaksanakan kegiatan rehabilitasi rumah yang tidak layak huni maupun peningkatan lingkungan
permukiman, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Tabel 2.1 Realisasi Pelaksanaan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2009 2013
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
Total

Realisasi Pelaksanaan Rehabilitasi RTLH berdasarkan


sumber anggaran (Unit rumah)
APBD
APBN
KODAM
CSR
400
50
190
50
1.000
448
605
100
119
708
1.000
381
2.000
1.538
3.413
2.000
100

Sumber: RPJMD Kabupaten Jombang, 2014-2018

Tahun 2013 jumlah rumah sebanyak 394.202 unit, dengan rata-rata pertambahan rumah dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir sebesar 7,5%. Dari kondisi tersebut apabila dikaitkan dengan jumlah backlog rumah yang
ada di Kabupaten Jombang dengan asumsi 1 Kepala Keluarga menempati 1 Rumah dimana sampai dengan
akhir tahun 2013 jumlah Kepala Keluarga sebanyak 442.054 KK, maka pada tahun 2013 masih terdapat
adanya kekurangan hunian sebesar 47.852 unitTerhadap pemenuhan backlog perumahan masih belum dapat
dilakukan. Hal ini disebabkan belum adanya data yang akurat tentang jumlah backlog perumahan di
Kabupaten Jombang. Secara umum pemenuhan backlog dicukupi dengan pembangunan perumahan lewat
pihak swasta (developer/investor). Jalan lingkungan yang telah terbangun sebesar 528.522 m2 dari total
kebutuhan jalan lingkungan, dan telah dapat memenuhi kebutuhan pada 74 desa secara tuntas. Dengan
banyaknya program pembangunan yang berkembang di Pemerintahan Desa maka saluran drainase lebih
banyak dibangun dengan program stimulan/swadaya masyarakat dan Program Pemerintah Pusat. Pembangun
saluran drainase yang ada sepanjang 9417 m' dari total kebutuhan saluran drainase.
Dalam rencana penataan kawasan permukiman di wilayah Kabupaten Jombang terutama keberadaan
kawasan permukiman yang tertata maupun yang tidak tertata. Makna dari kawasan permukiman yang tertata
disini adalah kawasan permukiman yang tertib baik konfigurasi tapaknya yaitu kondisi bangunan, kondisi
jaringan jalan dan lahan yang tidak melanggar aturan dan kaidah tata ruang dan ketentuan zonasi serta
memiliki legalitas. Dari data yang ada saat ini kawasan permukiman di Kabupaten Jombang seluas 27.862,05
Ha, berdasarkan total luasan permukiman tersebut dari 21 kecamatan maka prosentase luas permukiman
tertata yang paling kecil berada di kecamatan jombang yaitu mencapai 54,30% atau seluas 1.049,98 Ha dari
total keseluruhan luas permukiman yaitu 1.933,81 Ha, sehingga masih terdapat 45,7% atau seluas 883,83 Ha
pada kondisi belum tertata yaitu yang berada di desa Jombang, desa Sambong Dukuh dan desa Candimulyo.

2.1.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan


Belum adanya kawasan yang tertata dalam konsep tata bangunan lingkungan di Kabupaten Jombang,
khususnya kawasan perkotaan mendorong pemerintah daerah Kabupaten Jombang untuk menyusun rencana
tata bangunan dan lingkungan (RTBL). Untuk Jalan Lingkungan eksisting tingkat pelayanan masih mencapai
20% pada tahun 2008 dan dari 306 desa/ kelurahan baru terlayani dengan baik di 74 desa. Dengan target

2-2

La por a n
AKHIR

pelayanan sebesar 60% pada tahun 2015. Sedangkan untuk pertamanan dari 21 kecamatan yang ada baru
terlayani 2 kecamatan, dengan eksisting tingkat pelayanan sebesar 10% (2008).
Pada tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Jombang telah melakukan kegiatan Penataan Kawasan Tirta Wisata,
Kegiatan Rest Area di Desa Keplaksari dan di tahun 2010 telah disusun Rencana Kegiatan Penataan Kawasan
Wisata Religi Pondok Pesantren Tebuireng. Pada tahun 2011 telah dilakukan pembangunan fisik kawasan rest
area di Desa Keplaksari Kecamatan Peterongan dengan biaya dari APBD Propinsi Jawa Timur.
Untuk yang pelaksanaannya sudah dimulai pada tahun 2011 ini dalam bentuk :
1. Pembuatan masterplan kawasan makam Gus Dur,
2. Masterplan Kawasan Parkir,
3. Pembebasan lahan parkir seluas 4 Ha pada tahun 2010 dan pengurugan kawasan parkir pada tahun
2011.

2.1.3 Sistem Penyediaan Air Minum


Tujuan program penyediaan air bersih adalah meningkatkan pelayanan air bersih di perdesaan maupun
perkotaan, khususnya bagi masyarakat miskin yang tinggal di kawasan rawan air disamping itu untuk
meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi pembangunan air bersih di perkotaan. Adapun program air
bersih di Kabupaten Jombang adalah untuk menyediakan prasarana dan sarana air bersih untuk desa miskin
dan rawan air serta daerah-daerah yang direncanakan untuk dikembangkan.
Pelayanan air bersih untuk wilayah Kabupaten Jombang, dilayani oleh PDAM dan ada juga yang masih
menggunakan sumur. Untuk air bersih yang dilayani oleh PDAM terdapat di beberapa Kecamatan yaitu
Kecamatan Diwek, Bareng, Mojoagung, Peterongan, Jombang, Ploso dan Kabuh. Secara keseluruhan jumlah
pelanggan 12.723 dimana jumlah pelanggan terbanyak dimiliki oleh rumah tempat tinggal (non niaga) dengan
jumlah 12.000. Kebutuhan air bawah tanah yang dapat terlayani oleh PDAM Kabupaten Jombang berdasarkan
data Dispenda Propinsi Jawa Timur di Kabupaten Jombang sebagai berikut :
1. PDAM Jombang yang membawahi wilayah Kecamatan Jombang dan sekitarnya tercatat sebesar 193.536
m3 / tahun
2. PDAM Unit IKK Diwek yang membawahi wilayah Kacamatan Diwek dan sekitarnya tercatat sebesar
19.356 m3 / tahun
3. PDAM Unit IKK Kabuh yang membawahi wilayah Kacamatan Kabuh dan sekitarnya tercatat sebesar
19.356 m3 / tahun
4. PDAM Unit IKK Ploso yang membawahi wilayah Kacamatan Ploso dan sekitarnya tercatat sebesar 48.384
m3 / tahun

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

pelayanan PDAM sampai dengan saat ini baru mencapai 36,60 %. Sampai dengan saat ini Kabupaten
Jombang untuk memenuhi kebutuhan air bersih masih memanfaatkan sumber air bawah dan sumber mata air.
Pemanfaatan air bawah tanah secara keseluruhan di Kabupaten Jombang meliputi seluruh pemanfaatan air
bawah tanah baik untuk kebutuhan domestik, pertanian, komersil serta industri. Wilayah yang memiliki
kuantitas dan kualitas air bawah tanah yang baik serta di dukung oleh ketersediaan air bawah tanah yang
melebihi dari kebutuhan air, maka wilayah tersebut layak untuk dikembangkan dalam pemanfaatan sumber
daya air bawah tanahnya, sedangkan untuk wilayah yang ketersediaan air bawah tanahnya lebih kecil ataupun
sama dengan jumlah kebutuhan air, pada wilayah tersebut tidak layak untuk di kembangkan dalam
pemanfaatan sumber daya air bawah tanahnya karena akan merusak kelestarian lingkungan.
Untuk sumber mata air di Kabupaten Jombang dijadikan suatu kawasan perlindungan setempat sekitar mata
air dan ditetapkan dengan radius 200 meter. Adapun kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Jombang
yang berupa kawasan sekitar mata air yaitu seluas 34,60 Ha yang terdapat di 11 (sebelas) lokasi mata air dan
tersebar di Kecamatan Plandaan, Kabuh, dan Wonosalam. sebagai berikut :
Tabel 2.2

Potensi Pengembangan Sumber Daya Air Bawah Tanah Kabupaten Jombang


Potensi Kualitas
Sumber Air Tanah
Tidak
Sangat
Baik
Produktif
Baik

Potensi Kualitas Sumber Air Tanah


No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

Kecamatan
Bandar Kedungmulyo
Perak
Gudo
DIwek
Ngoro
Mojowarno
Bareng
Wonosalam
Mojoagung
Sumobito
Jogoroto
Peterongan
Jombang
Megaluh
Tembelang
Kesamben
Ngusikan
Kudu
Ploso
Kabuh
Pladaan

Baik

Sedang

Buruk

Arahan Pengembangan Sumber


Daya Air Tanah
Layak untuk dikembangkan
Layak untuk dikembangkan
Layak untuk dikembangkan
Sangat layak untuk dikembangkan
Kurang ayak untuk dikembangkan
Tidak layak untuk dikembangkan
Sangat layak untuk dikembangkan
Tidak layak untuk dikembangkan
Sangat layak dikembangkan
Sangat layak dikembangkan
Sangat layak dikembangkan
Sangat layak dikembangkan
Layak untuk dikembangkan
Layak untuk dikembangkan
Layak untuk dikembangkan
Layak untuk dikembangkan
Kurang layak dikembangkan
Cukup untuk dikembangkan
Layak untuk dikembangkan
Kurang layak untuk dikembangkan
Kurang layak untuk dikembangkan

Sumber : RTRW Kabupaten Jombang Tahun 2009-2029

Berdasarkan kondisi diatas, maka Kabupaten Jombang yang terdiri dari 21 Kecamatan untuk cakupan
pelayanan PDAM masih belum maksimal dalam melayani kebutuhan keseluruhan wilayahnya. Cakupan

2-3

La por a n
AKHIR

Tabel 2.3
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

BKPH
Ploso Barat
Ploso Timur
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Jabung
Jabung
Jabung
Jumlah

Kawasan Mata Air di Kabupaten Jombang


Lokasi
Desa
Jipurapah
Tanjung Wadung
Japanan
Japanan
Japanan
Wonosalam
Kedung Lumpang
Kedung Lumpang
Carang Wulung
Carang Wulung
Panglungan

Kecamatan
Pladaan
Kabuh
Mojowarno
Mojowarno
Mojowarno
Wonosalam
Mojoagung
Mojoagung
Wonosalam
Wonosalam
Wonosalam

Luas (Ha)
8,50
3,30
0,30
6,90
1,70
1,00
1,30
1,40
0,10
2,10
8,00
34,60

Sumber : RTRW Kabupaten Jombang Tahun 2009-2029

Kebutuhan air bersih sebagai salah satu kebutuhan pokok penduduk Kabupaten Jombang tentunya akan
meningkat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk. Kebutuhan pelayanan air bersih ini secara umum
didasarkan pada beberapa hal terutama yang menunjang fungsi kesehatan, sosial dan ekonomi. Setiap
lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan prasarana air minum yang memenuhi syarat. Maka dari itu
diperlukan suatu Masterplan/Rencana Induk untuk pengembangan air bersih secara bertahap di Kabupaten
Jombang dengan tujuan meningkatkan pelayanan untuk kebutuhan penduduknya.
Perkembangan jumlah pelanggan air bersih menunjukkan trend naik untuk kategori pelanggan rumah tangga
dan pelayanan masyarakat, sedang untuk pelanggan usaha perdagangan dan industri menunjukkan trend
menurun. Prosentase terbesar pelanggan air bersih adalah pelanggan rumah tangga yaitu rata-rata sebesar
92,82%; kemudian pelanggan kategori perdagangan/usaha rata-rata sebesar 3,96%; pelanggan untuk
pelayanan masyarakat rata-rata sebesar 3,10%, dan terakhir pelanggan industri rata-rata sebesar 0,12%.
Sedangkan permasalahan lain yang dihadapi PDAM di Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut :
1. Sudah banyak jaringan perpipaan yang sudah tua, sehingga banyak terjadi kebocoran;
2. Kawasan permukiman belum semuanya dapat dilayani oleh PDAM;
3. Minat masyarakat untuk berlangganan PDAM masih kurang;
4. Sumber air baku dan sumber mata air yang ada belum digunakan secara optimal;
5. Sebagian kawasan tidak layak untuk dikembangkan sumber air bakunya;
6. Perbaikan sistem manajemen di dalam PDAM sehingga pelayanan bagi masyarakat dapat lebih efisien
dan efektif ;
7. Belum adanya Rencana Induk Sistem/Masterplan Air Minum ;
8. Tingkat Pelayanan sampai dengan tahun 2008 adalah sebesar 20% dari target MDGs sebesar 60% ;

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

9. Masih terdapat 41 desa di 7 Kecamatan yang rawan air bersih baik kualitas maupun kuantitasnya, karena
secara geografis berada di kawasan pegunungan kapur.
Tabel 2.4
No
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
3

Lokasi Kawasan Rawan Air di Kabupaten Jombang Tahun 2008

Lokasi Kawasan
Kelurahan/Desa
Kecamatan
Sumberaji
Kabuh
Pengampon
Sukodadi
Kabuh
Mangunan
Marmoyo
Manduro
Banjardowo
Jumlah
Pelabuhan
Plandaan
Jipurapah
Klitih
Darurejo
Purisemanding
Todowulan
Sumberejo
Bangsri
Jumlah
Kebonagung
Ploso
Bawangan
Kedungdowo
Pager Tanjung
Pandan Blole
Jumlah
Kepuhrejo
Kudu
Sidokaton
Katemas
Bakalan Rayung
Bendungan
Jumlah
Cupak
Ngusikan
Made
Kromong
Mojodanu
Ngusikan
Jumlah
Pakel
Bareng
Pulosari
Nglebak
Jenis Gelaran
Jumlah
Wonosalam
Wonosalam
Wonomerto
Wonokerto

Luas Kawasan Rawan Air


(m3)
8.627.304
6.670.927
5.001.455
3.245.879
6.057.242
22.640.552
5.846.356
16.258.659
74.48.74
5.789.217
35.895.479
46.451.033
6.806.082
4.556.613
3.472.976
3.117.009
14.584.752
120.673.161
2.297.943
1.838.440
2.226.758
7.654.243
7.264.357
21.281.741
3.545.352
12.685.275
10.587.524
9.884.265
13.854.928
50.557.344
398.053
2.556.574
14.960.435
2.564.880
16.852.425
37.332.367
4.199.054
6.882.947
3.461.071
6.882.947
21.426.019
13.374.802
8.210.222
8.018.346

2-4

La por a n
AKHIR

Lokasi Kawasan
Kelurahan/Desa
Kecamatan
4 Galengdowo
5 Jarak
Jumlah

No

Luas Kawasan Rawan Air


(m3)
11.063.537
8.063.537
48.730.444

Sumber : RPI2JM Kabupaten Jombang

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

penduduk yang menuntut adanya pemenuhan kebutuhan akan perumahan dan sarana lainya. Tingkat
perekonomian penduduk terutama penduduk dengan ekonomi lemah juga sangat memengaruhi mengingat
untuk masyarakat ekonomi lemah tidak mampu membuat suatu pengolahan sendiri karena tidak adanya dana.
Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya adalah tidak adanya tingkat kesadaran yang tinggi dari masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat terutama dalam hal pembuangan limbah domestik.

2.1.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman

Disamping itu permasalahan lain yang dihadapai antara lain :

Bidang penyehatan lingkungan permukiman mempunyai tiga (3) sub bidang yaitu : pengelolaan air limbah,
pengelolaan persampahan dan pengelolaan drainase, masing masing mempunyai isu dan/atau permasalahan
yang berbeda, dalam usulan program menyangkut ketiga sub bidang tersebut masih terbatas di kawasan
perkotaan dan kawasan daerah aliran sungai (DAS) khususnya alur Sungai Brantas.

1. Masih terdapat 62 desa yang membutuhkan pelayanan sanitasi komunal

2.1.4.1 Air limbah

2.1.4.2 Persampahan

Air limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (municipal wastewater) yang terdiri atas air
limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari sisa air mandi, cuci, dapur, dan tinja manusia dari
lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan
Berbahaya (Limbah B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti
mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat berisiko dapat juga menimbulkan berbagai penyakit
seperti, diare,typhus,kolera dan lain lain. Pengelolaan air limbah permukiman pada saat ini terdiri atas dua
sistem, yaitu sistem on-site dan sistem off-site, maksud dari kedua sistem tersebut adalah :

Meningkatnya timbulan sampah terjadi seiringan dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya, yang
akan secara langsung memberikan kontribusi terhadap timbulan sampah yang terjadi. Menurunnya daya
tampung dan daya dukung lingkungan hidup disebabkan desakan jumlah penduduk dan sulitnya untuk mencari
lokasi penampungan sampah sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir(TPA) yang terdiri dari 3
alternatif lokasi, apalagi ditunjang masih rendahnya masyarakat untuk melakukan pengolahan sampah secara
pengurangan, penggunaan, pendaur ulang sampah yang dikenal dengan 3R (reduce, reuse, recycle).

1. Sistem off-site atau pengelolaan air limbah terpusat adalah sistem penanganan air limbah domestik
melalui jaringan pengumpul yang diteruskan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
2. Sistem on-site atau pengelolaan air limbah setempat adalah sistem penanganan air limbah domestik yang
dilakukan secara individual dan/atau komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa
bangunan yang pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber.
Kondisi limbah cair rumah tangga di Kabupaten Jombang sebagian sudah melalui proses pengolahan ada pula
yang langsung di salurkan menuju sungai atau diresapkan ke dalam tanah. Pengelolaan limbah cair rumah
tangga di Kabupaten Jombang sebagian besar masih memanfaatkan sistim pengolahan konvensional yaitu
menggunakan septic tank di masing-masing rumah tangga, namun demikian kondisi septic tank ini belum
menjamin bahwa hasil pengolahan sudah memenuhi persyaratan.
Menurut hasil survey EHRA menemukan fasilitas Buang Air Besar (BAB) di Kabupaten Jombang yang paling
umum dilaporkan oleh rumah tangga adalah jamban siram/ leher angsa yang disalurkan ke tangki septik.
Proporsinya adalah sekitar 83,33% (siram dan non siram). Sebagian kecil masyarakat memanfaatkan
sewerage system untuk pembuangan limbah mereka. Prosentase penggunaan sewerage system hanya 2,3%
saja, sedangkan masih banyak ditemukan penduduk yang BAB di sungai, kolam atau parit. Hal ini terjadi
mengingat akan ketersediaan lahan yang semakin sempit, yang dipicu oleh adanya pertambahan jumlah

2. Tingkat pelayanan yang masih mencapai 10 % (2008) dari target MDGS sebesar 55%
3. Masih tertanamnya pola pikir lama tentang MCK yaitu : dari jamban menuju septic tank kemudian masuk
ke sumur resapan

Meningkatnya penyumbang gas rumah kaca (GRK) terutama dari timbulan sampah, disebabkan lambatnya
pengangkutan (6 truck/amrol) dan/atau pemrosesan sampah sehingga gas methan (CH 4) terbang ke atmosfer
sehingga berkoloni dengan pembentuk gas rumah kaca lainnya di atmosfer. Kondisi sistem pengelolaan
sampah ini tidak didukung/ditunjang pula dengan peralatan pengangkut sampah yang sudah lanjut usia
sehingga sering rusak (khususnya peralatan di TPA) hal ini menyebabkan biaya untuk pemeliharaan cukup
tinggi.
Pola penanganan sampah yang umum dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Jombang adalah dengan cara
pengumpulan di masing-masing sumber sampah. Dari sumber sampah kemudian diambil oleh petugas
menggunakan gerobak untuk dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Dari TPS-TPS ini
kemudian diangkut kembali menuju ke TPA (Tempat Penampungan Akhir).
Pola penanganan tersebut diatas banyak diterapkan di daerah pusat Kota. Lain halnya untuk daerah pinggiran
dan daerah di sepanjang Sungai Brantas. Pada daerah pinggiran yang tidak mendapatkan akses
pengangkutan oleh petugas lebih banyak memanfaatkan lahan mereka masing- masing untuk mengubur
sampah atau dengan cara dibakar, sedangkan untuk daerah sepanjang sungai cenderung membuang sampah
langsung ke sungai.

2-5

La por a n
AKHIR

Pada tahun 2010 tingkat pelayanan di perkotaan Jombang mencapai 80 %, sedang untuk tingkat pelayanan
Kabupaten Jombang sebesar 19,40% (hanya di perkotaan saja). Kondisi TPS, Sarana dan Prasarana
Angkutan Sampah, Kondisi TPA dan Sarana Prasarana di TPA di Kabupaten Jombang pada tahun 2010
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.5
No.

Jenis TPS

1.
Transfer Depo
2.
Container
3.
Landasan container
4.
TPS
Jumlah

Baik
31

Kondisi TPS di Kabupaten Jombang


Kondisi
Rusak Tidak Beroperasi
-

Tidak diketahui Kondisinya


-

31

Jumlah
(unit)
31

31

Sumber : RPI2JM Kabupaten Jombang

Tabel 2.6 Sarana dan Prasarana Angkutan Sampah


Jenis Sarana Angkutan
No.
Sampah
1.
Dump Truck
2.
Arm Roll
3.
Compactor Truck
4.
Mini Truck
5.
Gerobak
6.
BecakSampah
7.
Sepeda Motor Gerobak
Jumlah

Baik
9
8
2
148
16
183

Rusak
-

Kondisi
Tidak Beroperasi Tidak Diketahui Kondisinya
-

Jumlah
(unit)
9
8
2
148
16
31

Sumber : Dinas PU Citpta Karya, Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan Kab. Jombang

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa beberapa permasalahan pengelolaan persampahan di
Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pelayanan sampah belum mampu mengatasi seluruh sampah di Kab.Jombang dan masih
terkonsentrasi di kawasan perkotaan. Hal ini terlihat dari cakupan pelayanan sampah di perkotaan
Jombang mencapai 80% sedangkan untuk wilayah Kabupaten Jombang masih mencapai 12%.
2. Terbatasnya sarana prasarana angkutan persampahan disebabkan sudah banyak yang rusak akibat umur
yang sudah tua.
3. Kesadaran masyarakat akan penanganan sampah secara mandiri masih belum ada justru terkesan bahwa
urusan pengolahan sampah sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah.

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

lumpur dan gulma dan secara tidak langsung menjadi media yang sangat nyaman untuk berkembangnya
penyakit demam berdarah.
Sedangkan di wilayah perkotaan Jombang dengan semakin meningkatnya perkembangan kawasan
permukiman mengakibatkan sering terjadinya genangan di beberapa lokasi dengan luasan mencapai 7.111
meter, yang meliputi wilayah Kelurahan Kepatihan,Jombang, Desa Sambong Dukuh, Desa Pulo Lor, Kelurahan
Kaliwungu, Desa Tambakrejo dan Desa Mojongapit. Terbatasnya dana untuk pemeliharaan saluran drainase
hampir bisa dikatakan bahwa hampir 5 tahun kebelakang belum pernah ada pemeliharaan saluran drainase,
sehingga membuat banyak saluran yang rusak. Selain itu dengan adanya fenomena pemanasan global
dengan paradigma mitigasinya adalah bukan segera membuang air hujan tetapi bagaimana air hujan bisa
dengan cepat diresapkan kedalam tanah, hal ini untuk lebih meningkatkan deposit air tanah yang kian tahun
terasa semakin berkurang depositnya. Sebagai solusinya adalah perlu adanya resapan air kedalam tanah
dengan media sumur resapan.
Secara umum kondisi drainase di Kabupaten Jombang terutama pada saluran drainase tertutup, sebagian
besar sudah cukup tua peninggalan jaman penjajahan Belanda. Kondisinya banyak mengalami penurunan
kualitas seperti terjadinya penyumpatan dan tidak berfungsinya manhole sebagi street inlet. Keadaan ini
sangat mengkhawatirkan bagi penduduk dan pengguna jalan apabila terjadi genangan air akibat peningkatan
intensitas curah hujan.
Permasalahan yang berkenaan dengan kondisi drainase di Kabupaten Jombang antara lain :
1. Masih adanya daerah genangan di 9 lokasi di Kota Jombang yang belum tertangani;
2. Adanya pola pikir lama di masyarakat tentang drainase yaitu : dari rumah dibuang ke saluran kemudian
menuju sungai;
3. Jaringan drainase di Kab.Jombang lebih diutamakan pada lokasi jalan dengan fungsi arteri primer dan
kolektor primer yang terdapat pada desa-desa pusat perkotaan dan pada pusat permukiman real estate;
4. Meningkatnya perkembangan kawasan permukiman di perkotaan Jombang mengakibatkan terjadinya
genangan di 20 lokasi yang belum tertangani;
5. Terbatasnya dana untuk pemeliharaan saluran drainase;
6. Penurunan kualitas saluran drainase seperti terjadinya penyumbatan dan tidak berfungsinya manhole
sebagi street inlet dikarenakan kondisi saluran yang sudah tua;
7. Sampah, sedimentasi dan air limbah yang dibuang pada saluran drainase dapat menyebabkan
penyumbatan.

2.1.4.3 Drainase
Pada akhir-akhir ini dengan cuaca yang tidak menentu termasuk pengaruh dari pemanasan global, sehingga
hujan sulit diprediksi dan relatif terjadi dengan curah yang tinggi namun frekwensi tidak menentu, sehingga
dampaknya juga terjadi genangan air di saluran drainase yang memang kondisinya 40 % penuh dengan

2-6

La por a n
AKHIR

2.2 KEBIJAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TERKAIT PEMBANGUNAN PERMUKIMAN


PERKOTAAN
2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Jawa Timur
2.2.1.1 Visi dan Misi
Visi pembangunan Provinsi Jawa Timur di dalam dokumen RPJPD disebutkan sebagai berikut :
Jawa Timur pusat agrobisnis terkemuka, berdaya saing global dan berkelanjutan menuju Jawa Timur makmur
dan berakhlak.
Misi pembangunan yang tercantum adalah:
1. mengembangkan perekonomian modern jawa timur berbasis agro;
2. mewujudkan SDM yang handal, berakhlak mulia dan berbudaya;
3. mewujudkan kemudahan memperoleh akses untuk meningkatkan kualitas hidup;
4. mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan buatan;
5. mengembangkan infrastruktur bernilai tambah tinggi;
6. mengembangkan tata kelola pemerintahan yang baik.
2.2.1.2 Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Pengembangan perumahan dan kawasan permukiman dalam dokumen RPJPD tertuang pada misi kelima
yaitu mengembangkan infrastruktur bernilai tambah tinggi. Pembangunan perumahan dan permukiman
diarahkan bagi terpenuhinya kebutuhan rumah serta terbentuknya lingkungan yang sehat sesuai peruntukan
dan fungsinya dengan membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat. Di samping itu,
pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman juga diarahkan untuk meningkatkan pemerataan dan
persebaran penduduk serta pembangunan. Berikut ini merupakan rencana pembangunan perumahan dan
permukiman menurut tahapannya.
1. Tahap I (2005-2009)
a.
b.
c.
d.
e.

Peningkatan kawasan permukiman yang layak huni, sinergis, terintegrasi dan berkelanjutan;
Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan permukiman;
Pembangunan RSH dan RUSUNA;
Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung/rumah negara;
Pengembangan teknologi tepat guna bidang permukiman.

1. Tahap II (2010-2014)
a. Peningkatan kawasan permukiman yang layak huni, sinergis, terintegrasi dan berkelanjutan;
b. Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan permukiman;

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

c. Pembangunan RSH dan RUSUNA;


d. Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung/rumah negara;
e. Pengembangan teknologi tepat guna bidang permukiman.
2. Tahap II (2015-2019)
a.
b.
c.
d.
e.

Peningkatan kawasan permukiman yang layak huni, sinergis, terintegrasi dan berkelanjutan;
Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan permukiman;
Pembangunan RSH dan RUSUNA;
Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung/rumah negara;
Pengembangan teknologitepat guna bidang permukiman.

3. Tahap II (2020-2024)
a.
b.
c.
d.
e.

Peningkatan kawasan permukiman yang layak huni, sinergis, terintegrasi dan berkelanjutan;
Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan permukiman;
Pembangunan RSH dan RUSUNA;
Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung rumah negara;
Pengembangan teknologi tepat guna bidang permukiman.

2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur ditetapkan melalui Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 2019
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :
Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak
Misi 1 : Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan
Tujuan :
1. Meningkatkan perluasan lapangan kerja
2. Meningkatkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
4. Mempercepat dan memperluas penanggulangan kemiskinan
Misi 2 : Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis
agrobisis/agroindustri dan indutrialisasi
Tujuan :
1. Meningkatkan aktivitas ekonomi dan kualitas kelembagaan UMKM dan koperasi

2-7

La por a n
AKHIR

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

2. Meningkatkan produktivitas sektor pertanian

3. penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadilan dan berhierarki serta bernilai tambah tinggi;

3. Meningkatkan net ekspor perdagangan dalam dan luar negeri

4. pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumber daya alam dan buatan;

4. Meningktkan percepatan kinerja sektor ekonomi

5. optimasi fungsi budi daya kawasan dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam persaingan
global;

5. Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata


6. Meningkatkan kinerja penanaman modal dalam dan luar negeri serta investasi daerah
7. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur untuk mengembangkan daya saing
ekonnomi dan kesejahteraan rakyat
Misi 3 : Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan penataan ruang
Tujuan :
1. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan pemeliharaan kelestariannya
2. Meningkatkan penataan ruang wilayah provinsi yang berkelanjutan
Misi 4 : Meningkatkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik
Tujuan:
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan bersih (clean
government), serta profesionalisme pelayanan publik
Misi 5 : Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial

6. keterpaduan program pembangunan berbasis agribisnis dan jasa komersial yang didukung seluruh
pemangkukepentingan; dan
7. kemudahan bagi pengembangan investasi daerah sertapeningkatan kerja sama regional.
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Penataan Ruang Wilayah Provinsi bertujuan untuk mewujudkan
ruang wilayah provinsi yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan melalui pengembangan sistem agropolitan
dan sistem metropolitan.
2.2.3.2 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
Sistem pusat pelayanan, terdiri atas rencana sistem perkotaan disertai dengan penetapan fungsi WP-nya dan
sistem perdesaan. Sistem perkotaan, meliputi:
1. PKN : Kawasan Perkotaan Gresik Bangkalan Mojokerto Surabaya Sidoarjo Lamongan
(Gerbangkertosusila) dan Malang;
2. PKW : Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan
Pacitan;

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, dan kerukunan antar-umat beragama

3. PKWP : Pasuruan dan Batu;

2. Meningkatkan kehidupan masyarakatyang aman dan tertib

4. PKL : Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang, Sumenep, Magetan,Situbondo,


Trenggalek, Bondowoso, Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil; dan

3. Meningkatkan penguatan kearifanlokal (local wisdom)


4. Meningkatkan penegakan supremasi hukum, dan penghormatan hak azasi manusia (HAM) yang
berkeadilan

2.2.3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur


2.2.3.1 Visi, Misi dan Tujuan
Visi penataan ruang Provinsi Jawa Timur adalah :
Terwujudnya ruang wilayah provinsi berbasis agribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing global dalam
pembangunan berkelanjutan
Misi penataan ruang adalah mewujudkan:
1. keseimbangan pemerataan pembangunan antarwilayah dan pertumbuhan ekonomi;
2. pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dalam meningkatkan daya saing daerah dalam kancah Asia;

5. Kawasan perkotaan di wilayah kabupaten yang memiliki potensi sebagai pusat kegiatan bagi beberapa
kecamatan dapat diusulkan sebagai PKLP oleh kabupaten masing-masing kepada Pemerintah Daerah
Provinsi.
Wilayah Perkotaan (WP) terdiri atas 8 (delapan) WP yang meliputi:
1. WP Germakertosusila Plus dengan pusat di Kota Surabaya meliputi: Kota Surabaya, Kabupaten Tuban,
Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten
Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten
Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep, dengan fungsi:
pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan,
perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan industri;
2. WP Malang Raya dengan pusat di Kota Malang meliputi: Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang,
dengan fungsi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan,
pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan industri;

2-8

La por a n
AKHIR

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

3. WP Madiun dan sekitarnya dengan pusat di Kota Madiun meliputi: Kota Madiun, Kabupaten Madiun,
Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Ngawi dengan fungsi:
pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, peternakan, pertambangan, pariwisata,
pendidikan, kesehatan, dan industri;

2.3 KEBIJAKAN KABUPATEN JOMBANG TERKAIT PEMBANGUNAN PERMUKIMAN


PERKOTAAN

4. WP Kediri dan sekitarnya dengan pusat di Kota Kediri, meliputi: Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kabupaten
Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung dengan fungsi: pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, pertambangan, pendidikan, kesehatan, pariwisata,
perikanan, dan industri;

Visi Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018, yaitu:

5. WP ProbolinggoLumajang dengan pusat di Kota Probolinggo meliputi: Kota Probolinggo, Kabupaten


Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang, dengan fungsi: pertanian tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, pertambangan, pariwisata, pendidikan, dan kesehatan
6. WP Blitar dengan pusat di Kota Blitar meliputi: Kota Blitar dan Kabupaten Blitar dengan fungsi: pertanian
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pendidikan,
kesehatan dan pariwisata;

2.3.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jombang

Jombang Sejahtera Untuk Semua


Sesuai dengan harapan dari visi Jombang Sejahtera Untuk Semua, maka ditetapkan misi pembangunan
Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 sebagai berikut:
1. Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial dan Beragama
2. Misi 2 : Mewujudkan Layanan Dasar yang Terjangkau.
3. Misi 3 : Meningkatkan Perekonomian Daerah yang Berdaya Saing dan Merata
4. Misi 4 : Menyediakan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan

7. WP Jember dan sekitarnya dengan pusat di Perkotaan Jember meliputi: Kabupaten Jember, Kabupaten
Bondowoso dan Kabupaten Situbondo dengan fungsi pertanian tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan,pendidikan, kesehatan, dan pariwisata;
dan

5. Misi 5 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih.

8. WP Banyuwangi dengan pusat di Perkotaan Banyuwangi meliputi: Kabupaten Banyuwangi dengan fungsi:
pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan,pertambangan,
industri, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.

Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial dan Beragama,


memiliki tujuan:

Rencana sistem perdesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan perdesaan secara berhierarki.
Pusat pelayanan perdesaan secara berhierarki memiliki hubungan dengan:
1. Pusat pelayanan wilayah kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat;
2. Perkotaan sebagai pusat pelayanan Sub-WP; dan
3. Ibukota kabupaten masing-masing.
Sistem pelayanan perdesaan dikembangkan seiring dengan pengembangan sistem agropolitan. Keterkaitan
antara sistem pelayanan perkotaan dan sistem pelayanan perdesaan dapat berbentuk sistem agroindustri.

Dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan terhadap peran visi dan misi berikut
dijelaskan secara lebih detail keterkaitan misi, tujuan dan sasaran :

1. Memperbaiki sikap dan perilaku masyarakat sesuai dengan norma yang berlaku dalam
kehidupan beragama dan bernegara. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Terwujudnya toleransi di dalam kehidupan bermasyarakat, dengan indikator terjaganya
kondisi tidak pernah terjadi konflik SARA di Jombang;
2) Terpeliharanya keamanan dan ketertiban umum, dengan indikator menurunnya angka
kriminalitas;
3) Meningkatnya kesadaran politik masyarakat, dengan indikator meningkatnya partisipasi
politik masyarakat.
2. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah
kesejahteraan sosial. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Memulihkan fungsi sosial masyarakat penyandang masalah kesejahteraan masyarakat,
dengan indikator menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS);
2) Menurunnya dampak bencana, dengan indikator menurunnya persentase ancaman
bencana dan meningkatnya pemenuhan kebutuhan bagi korban bencana;
3. Meningkatkan kapasitas pemuda dan olah raga. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:

2-9

La por a n
AKHIR

1) Meningkatnya prestasi kepemudaan dan olah raga, dengan indikator meningkatnya jumlah
pemuda pelopor dan jumlah atlit berprestasi di tingkat provinsi dan nasional;
4. Melestarikan seni dan budaya daerah. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Meningkatnya pengembangan seni dan budaya daerah, dengan indikator meningkatnya
persentase prestasi seni dan budaya;
5. Meningkatkan pemberdayaan, kualitas hidup, serta perlindungan perempuan dan anak. Sasaran
dari tujuan dimaksud adalah:
1) Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender, dengan indikator meningkatnya Indeks
Pembangunan Gender dan menurunnyajumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan
anak.
Misi 2 : Mewujudkan Layanan Dasar yang Terjangkau,
memiliki tujuan:
1. Meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan bagi masyarakat Jombang. Sasaran dari
tujuan dimaksud adalah:
1) Terwujudnya pelayanan pendidikan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat, dengan
indikator APK seluruh jenjang pendidikan dan APM seluruh jenjang pendidikan;
2) Meningkatnya kualitas pendidikan, dengan indikator meningkatnya persentase sekolah
terakreditasi A di semua jenjang pendidikan;
3) Meningkatnya minat baca masyarakat, dengan indikator persentase pengunjung
perpustakaan pemerintah kabupaten;
2. Meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Jombang. Sasaran dari tujuan
dimaksud adalah:
1) Meningkatnya Usia Harapan Hidup, dengan indikator Angka Harapan Hidup (AHH);
3. Mengendalikan pertumbuhan penduduk. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Terkendalinya pertumbuhan penduduk, dengan indikator laju pertumbuhan penduduk;
4. Mewujudkan ketahanan pangan daerah. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Terwujudnya ketersediaan dan cadangan pangan daerah, dengan indikatorkecukupan
energi dan protein per kapita;
2) Terjaminnya distribusi dan akses pangan daerah, dengan indikator ketersediaan informasi
pasokan, harga, dan akses pangan di daerah;
3) Terwujudnya penganekaragaman dan keamanan pangan daerah, dengan indikator
pencapaian skor pola pangan harapan dan tertanganinya kasus keamanan pangan;
4) Penanganan kerawanan pangan, dengan indikator menurunnya luasan daerah rawan
pangan.

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Misi 3 : Meningkatkan Perekonomian Daerah yang Berdaya Saing dan Merata,


memiliki tujuan:
1. Menjadikan agribisnis sebagai penyangga perekonomian daerah. Sasaran dari tujuan dimaksud
adalah:
1) Meningkatkan produktivitas pertanian untuk mendukung perekonomian daerah, dengan
indikator terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan, tanaman
perkebunan,hasil perikanan,serta peningkatan populasi dan produksi hasil peternakan;
2) Memantapkan kawasan agropolitan, dengan indikator meningkatnya produksi dan
produktifitas komoditas unggulan di kawasan agropolitan, meningkatnya kinerja layanan
pemenuhan kebutuhan air irigasi, meningkatnya ketersediaan infrastruktur penunjang
agropolitan, tersedianya kelembagaan penunjang agribisnis, tersedianya pasar pengumpul
distribusi, terbangunnya jaringan pemasaran, dan meningkatnya nilai tambah produk
agribisnis;
3) Meningkatkan kesejahteraan petani, dengan indikator NTP (indeks harga yang diterima
petani dan indeks harga yang dibayar petani);
2. Meningkatkan pertumbuhan wilayah di kawasan strategis cepat tumbuh. Sasaran dari tujuan
dimaksud adalah:
1) Terwujudnya penataan kawasan strategis cepat tumbuh, dengan indikator tersedianya
sarana dan prasarana penunjang pada kawasan prioritas, tersedianya kawasan siap bangun
(kasiba) pada kawasan Industri Ploso dan terkendalinya kawasan sekitar interchange tol;
3. Mewujudkan sentra-sentra industri. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Tumbuhkembangnya sentra-sentra industri olahan, dengan indikator terwujudnya sentra
industri olahan dan meningkatnya persentase volume usaha industri kecil dan menengah;
2) Meningkatnya jaringan pemasaran industri, dengan Indikator terwujudnya kemitraan usaha
pemasaran industri;
4. Mengembangkan pariwisata daerah. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Meningkatnya potensi wisata, dengan indikator meningkatnya jumlah kunjungan wisata;
5. Penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat desa. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Meningkatnya keberdayaan ekonomi masyarakat desa, dengan indikator pembentukan dan
pengembangan BUMDes;
6. Memperluas kesempatan kerja. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Menurunnya jumlah pengangguran, dengan indikator menurunnya tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT);
7. Meningkatnya kesempatan berusaha. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:

2-10

La por a n
AKHIR

1) Peningkatan kesempatan dalam berwirausaha, dengan indikator meningkatnya akses


permodalan wirausaha, terwujudnya one village one product, danmeningkatnya persentase
koperasi sehat;
2) Mewujudkan kemandirian perempuan dalam perekonomian, dengan indikator persentase
koperasi wanita aktif;
3) Terwujudnya kerjasama, promosi, dan pelayanan penanaman modal dengan indikator
terselenggaranya promosi potensi penanaman modal dan tercapainya nilai investasi
(PMDN/PMA).
Misi 4 : Menyediakan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan,
memiliki tujuan:
1. Terwujudnya infrastruktur dasar yang memadai. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Meningkatnya kualitas infrastruktur yang andal, dengan indikator persentase panjang jalan
kabupaten dalam kondisi baik dan persentase rumah tangga miskin yang menggunakan
listrik sebagai sumber penerangan;
2) Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman, dengan indikator meningkatnya panjang
jalan lingkungan yang dibangun, jumlah lokasi perumahan yang tertata, meningkatnya
jumlah sarana sanitasi komunal, meningkatnya fasilitas sarana penyediaan air minum pada
desa rawan air bersih, rasio layanan persampahan, tertanganinya daerah rawan genangan,
rasio rumah layak huni, rasio makam yang tertata dan rasio permukiman kawasan kumuh;
3) Terwujudnya pembinaan dan pengawasan di bidang jasa konstruksi, dengan indikator
indeks pembinaan jasa konstruksi;
2. Mewujudkan pelayanan transportasi yang handal.Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Terwujudnya pelayanan transportasi yang handal, berdaya saing, dan memberikan nilai
tambah, dengan indikator tingkat keterjangkauan pelayanan transportasi umum bagi
masyarakat luas, tingkat kelayakan (representatif, kapasitas, kesesuaian fungsi) terminal
penumpang, tingkat ketersediaan halte dan shelter penumpang angkutan umum;
3. Meningkatkan kualitas pelaksanaan penataan ruang yang mendorong keterpaduan
pembangunan infrastruktur wilayah. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Terwujudnya kesesuaian dan keterpaduan perwujudkan pembangunan yang berkelanjutan,
dengan indikator jumlah dokumen rencana tata ruang dan rencana rinci tata ruang yang
ditetapkan dalam produk hukum daerah dan meningkatnya proporsi ruang terbuka hijau
kawasan perkotaan;
4. Mewujudkan pengelolaan komunikasi dan informatika yang akuntabel. Sasaran dari tujuan
dimaksud adalah:

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

1) Terselenggaranya pengelolaan sumber daya komunikasi dan informatika yang optimal,


dengan indikator meningkatnya pengelolaan sumber daya komunikasi dan informatika yang
optimal;
5. Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Sasaran dari tujuan dimaksud
adalah:
1) Meningkatnya kualitas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, dengan indikator
menurunnya tingkat pencemaran lingkungan,meningkatnya jumlah kader lingkungan,
menurunnya luasan lahan kritis;
6. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Sasaran dari tujuan
dimaksud adalah:
1) Meningkatnya sistem pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dengan
indikator meningkatnya produksi dan produktivitas kehutanan serta meningkatnya
persentase industri hasil hutan yang bersertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu.
Misi 5 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih,
memiliki tujuan:
1. Menciptakan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang profesional. Sasaran dari tujuan
dimaksud adalah:
1) Mewujudkan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran, dengan indikator berkurangnya
tumpang tindih tugas pokok dan fungsi antar SKPD;
2) Tersusunnya sistem, proses dan prosedur kerja, dengan indikator tersusunnya SOP seluruh
SKPD;
3) Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindiih dan kondusif, dengan indikator menurunnya
jumlah regulasi yang tumpang tindih.
4) Sumberdaya aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja
tinggi dan sejahtera, dengan indikator persentase aparatur mempunyai sasaran kerja
pegawai (SKP) berkategori baik;
5) Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, dengan indikator menurunnya
penyimpangan korupsi, meningkatnya jumlah dan kompetensi auditor, dan meningkatnya
jumlah instansi yang menerapkan tata kelola kearsipan secara baku;
6) Mewujdkan pengelolaan keuangan dan aset daerah yang handal, dengan indikator
peningkatan opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah, penetapan Perda APBD dan
penyampaian laporan keuangan daerah tepat waktu, dan meningkatnya kapasitas fiskal
daerah setiap tahunnya;
7) Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi, dengan indikator persentase
capaian kinerja program dan kegiatan pembangunan;

2-11

La por a n
AKHIR

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

8) Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat, dengan indikator


meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat dan meningkatnya persentase dokumentasi
dan visualisasi kegiatan pembangunan;
9) Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi, dengan indikator persentase realisasi
capaian kinerja dengan kategori baik;
2. Meningkatkan kualitas layanan perijinan. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Terwujudnya kepastian pelayanan perizinan bidang usaha, dengan indikator persentase
layanan perizinan tepat waktu, tersedianya akses informasi pelayanan perijinan bidang
usaha sertaterselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizinan bidang penanaman
modal;
3. Peningkatan kualitas layanan kependudukan. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Meningkatnya cakupan layanan administrasi kependudukan, dengan indikator cakupan
penerbitan kartu keluarga dan akte kelahiran;
4. Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan desa. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintahan desa, dengan indikator peningkatan Indeks
Kepuasan Masyarakat Desa terhadap pelayanan pemerintah desa.
Dari uraian di atas, keterkaitan visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi secara sistematis
disajikan dalam tabel berikut:

2-12

La por a n
AKHIR

Tabel 2.7

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan dan Strategi


VISI: JOMBANG SEJAHTERA UNTUK SEMUA

MISI 1.MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN SOSIAL DAN BERAGAMA


Tujuan

Sasaran

1 Memperbaiki sikap danperilaku 1 Terwujudnya toleransi di dalam


masyarakat sesuai dengan
kehidupan bermasyarakat
norma yang berlaku dalam
kehidupan beragama dan
bernegara
2 Terpeliharanya keamanan dan
ketertiban umum

3 Meningkatnya kesadaran politik


masyarakat
2 Meningkatkan ketahanan sosial 1 Memulihkan fungsi sosial masyarakat
masyarakat dalam mencegah
penyandang masalah kesejahteraan
dan menangani masalah
masyarakat
kesejahteraan sosial

2 Menurunnya dampak bencana

Indikator Sasaran
1 Terjaga kondisi tidak pernah terjadi konflik
SARA di Jombang

1 Menurunnya angka kriminalitas

Arah Kebijakan
1

Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan


agama masyarakat

Fasilitasi peningkatan kualitas sarana dan prasarana


ibadah dan lembaga keagamaan

Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga


kondusifitas daerah

Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang wawasan


kebangsaan

Melestarikan nilai-nilai kepahlawanan dan keperintisan

meningkatkan kapasitas aparat dalam rangka pelaksanaan


siskamswakarsa di daerah

Meningkatkan kemampuan aparatur satpol PP

Peningkatan kualitas SDM Linmas dan Satpol PP

Peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat


dalam pemeliharaan keamanan, ketentraman, dan
ketertiban umum

Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap


peraturan perundangan yang berlaku

Peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan


perundangan yang berlaku

Memantau pelanggaran dan penegakan perda dan


perkada

Meningkatkan kewaspadaan dini dan pengendalian


gangguan dan ketentraman umum

3 Meningkatnya partisipasi politik masyarakat

Peningkatan kesadaran politik dan berdemokrasi bagi


masyarakat

Meningkatkan peran partai politik dan organisasi


kemasyarakatan dalam kehidupan berdemokrasi

1 Menurunnya jumlah Penyandang Masalah


Kesejahteraan Sosial

Peningkatan upaya pencegahan permasalahan sosial

Meningkatkan kapasitas Potensi Sumber Kesejahteraan


Sosial (PSKS)

Peningkatan aksesibilas PMKS dalam memperoleh


pelayanan dan rehabilitasi

Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan


sarana pelayanan sosial

Meningkatkan pemberdayaan, rehabilitasi, pemberian


jaminan dan perlindungan PMKS

Penyusunan data dan informasi dalam rangka identifikasi


daerah potensi bencana

Meningkatkan kapasitas manajemen penanggulangan


bencana (mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi)

1 Menurunnya persentase ancaman bencana

Peningkatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat


dalam penanggulangan bencana

2 Meningkatnya pemenuhan kebutuhan bagi


korban bencana

3 Meningkatkan kapasitas
pemuda dan olah raga

4 Melestarikan seni dan budaya


daerah

1 Meningkatnya prestasi kepemudaan


dan olah raga

1 Meningkatnya pengembangan seni


dan budaya daerah

Strategi

1 Meningkatnya jumlah pemuda pelopor

Peningkatan budaya dan prestasi olah raga

Meningkatkan pembinaan olah raga prestasi dan olahraga


rekreasi

2 Meningkatnya jumlahatlit berprestasi di


tingkat provinsi dan nasional

Peningkatan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam


pembangunan

Meningkatkan sarana dan prasarana olah raga

Pembinaan pemuda dan organisasi kepemudaan

1 Meningkatnya persentase prestasi seni dan


budaya

Pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah 1

Penguatan terhadap kelompok dan pelaku seni budaya


lokal

2-13

La por a n
AKHIR

Tujuan

5 Meningkatkan pemberdayaan,
kualitas hidup, serta
perlindungan perempuan dan
anak

Sasaran

1 Meningkatnya kesetaraan dan


keadilan gender

Indikator Sasaran

Arah Kebijakan

1 Meningkatnya Indeks pembangunan gender

Peningkatan kualitas hidup serta penguatan


perlindungan terhadap perempuan dan anak

2 Menurunnyajumlah kasus kekerasan


terhadap perempuan dan anak

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
2

Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni dan


budaya lokal

Peningkatan sarana dan prasarana kesenian

Meningkatkan KIE tentang pengarusutamaan gender,


pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Pencegahan dan penanggulangan segala bentuk


kekerasan terhadap perempuan dan anak

Fasilitasi kelembagaan pengarusutamaan gender,


pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak

Pembinaan dan pemberdayaan organisasi perempuan

MISI 2.MEWUJUDKAN LAYANAN DASAR YANG TERJANGKAU


Tujuan
1 Meningkatkan akses dan mutu
layanan pendidikan bagi
masyarakat jombang

Sasaran
1 Terwujudnya pelayanan pendidikan
yang terjangkau bagi seluruh
masyarakat

Indikator Sasaran
1 APK seluruh jenjang Pendidikan

Arah kebijakan
1

Peningkatan akses layanan pendidikan tinggi

Meningkatkan fasilitasi penyediaan beasiswa perguruan


tinggi bagi keluarga tidak mampu yang berprestasi

Peningkatan akseslayanan pendidikan anak usia dini,


pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

Meningkatkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Meningkatkan ketersediaansarana dan prasarana


pendidikan dasar dan menengah dalam jumlah dan
kualitas yang memadai

Menyelenggarakanpendidikan non formal yang bermutu


bagi masyarakat yang tidak mempunyai kesempatan
mengikuti pendidikan formal

Menyediakan beasiswa pendidikan dasar dan menengah


bagi siswa dari keluarga tidak mampu

Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga


kependidikan

Meningkatkan ketersediaansarana dan prasarana


penunjang mutu pendidikan dalam jumlah dan kualitas
yang memadai

Mengembangkan kurikulum yang disesuaikan dengan


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
perkembangan global, nasional, regional, maupun lokal

Penataan manajemen pelayanan pendidikan

Mengembangkan jiwa kewirausahaan di lembaga-lembaga


pendidikan baik formal maupun non formal

Meningkatkan jumlah dan koleksi buku perpustakaan


daerah

Pembinaan perpustakaan yang dikelola oleh masyarakat

Meningkatkankesehatan ibu, bayi dan balita

2 APM Seluruh jenjang pendidikan


2 Meningkatnya kualitas pendidikan

Meningkatkan akses layanan

Meningkatnya minat baca


masyarakat

1 Meningkatnya persentase sekolah


terakreditasi A

Meningkatnya angka Harapan Hidup 1

meningkatnyajumlah pengunjung
perpustakaan PEMDA
Angka Harapan Hidup

Strategi

Peningkatan kualitas lulusan pendidikan dasar dan


menengah

Peningkatan kualitas dan kapasitas perpustakaan

Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan

2-14

La por a n
AKHIR

Tujuan

Sasaran

Indikator Sasaran

Arah kebijakan

kesehatan bagi masyarakat


Jombang

Mengendalikan pertumbuhan
penduduk

Mewujudkan ketahanan
pangan daerah

Terkendalinya pertumbuhan
penduduk

Terwujudnya ketersediaan dan


cadangan pangan daerah

Laju pertumbuhan penduduk

Kecukupan energi dan protein per kapita

Kecukupan protein per kapita

Pengendalian pertumbuhan penduduk tumbuh


seimbang

Strategi
2

Perbaikan status gizi masyarakat

Pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak


menular serta penyehatan lingkungan

Pengembangan sumber daya manusia kesehatan

meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan,


keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan
obat dan makanan

Pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan

Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan masalah


kesehatan

Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

Meningkatkan pembinaan, kepesertaan, dan kemandirian


ber-KB

Meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi


pengendalian penduduk

Meningkatkan pembinaan ketahanan keluarga

Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan


informasi kependudukan

Penguatanpasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan 1


seluruh penduduk, dari segi kuantitas, kualitas,
keragaman dan keamanannya
2

Penguatan cadangan pangan pemerintah dan


masyarakat

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Penyusunan dan pembuatan peta ketersediaan pangan


daerah sentra produksi
Penyusunan dan pembuatan petadaerah sentra
pengembangan produksi pangan lokal spesifik daerah

Pembinaan dan pelatihan dalam rangka peningkatan


ketersediaan pangan berbahan baku lokal

Pembinaan pengembangan penganekaragaman produk


pangan

Penyusunan dan analisis Neraca Bahan Pangan (NBM) di


tingkat kabupaten setiap tahun

Monitoring dan evaluasi serta membuat ketersediaan


pangan dan rencana tindak lanjut setiap tahun di tingkat
kabupaten

Penyusunan dan penyediaan petunjuk operasional


pengembangan cadangan pangan pemerintah daerah
kabupaten dan cadangan pangan masyarakat

Pengidentifikasian cadangan pangan pemerintah dan


cadangan pangan masyarakat

Penyusunan peta kelembagaan cadangan pangan


pemerintah desa dan masyarakat

10

Pembinaan dan pengembangan penganekaragaman

2-15

La por a n
AKHIR

Tujuan

Sasaran

Indikator Sasaran

Arah kebijakan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
cadanganpemerintah desa,pangan pokok tertentu serta
lumbung pangan masyarakat

Terjaminnya distribusi dan akses


pangan daerah

Ketersediaan informasi pasokan, harga dan


akses pangan di daerah

Penyediaaninformasi Informasi harga, pasokan, dan


akses pangan di daerah

Menjamin Stabilisasi dan pasokan pangan di daerah

11

Monitoring dan evaluasi kelembagaan cadangan pangan


dan melaporkan hasilnya

Penyediaan SDM kabupaten yang mampu mengumpulkan


data/informasi dan menganalisa harga, distribusi, akses
pangan

Penyediaan panduan (metodologi dan kuisioner) untuk


melakukan pengumpulan data dan informasi harga,
distribusi dan akses pangan

Pengumpulan data dan pemantauan pasokan, harga dan


akses pangan, kendala distribusi, kondisi sarana dan
prasarana transportasi

Penyediaan informasi 1) Kondisi harga di tingkat produsen


dan konsumen untuk komoditas pangan (harian,
mingguan, dan bulanan); 2) Kondisi (kota, desa,
kecamatan) yang sering mengalami kelangkaan pasokan
bahan pangan (harian/mingguan/bulanan); 3) Kondisi
(kota, desa, kecamatan) yang masyarakatnya mempunyai
keterbatasan akses pangan (rawan pangan); 4) Kondisi
iklim atau cuaca yang mempengaruhi transportasi bahan
pangan ke kota/desa/kecamatan; 5) Sentra-sentra
produksi pangan yang mudah diakses oleh
kabupaten/kota; 6) Ketersediaan sarana dan prasarana
(alat transportasi, gudang, cold storage) untuk dapat
mengangkut dan menyimpan bahan pangan

Penyiapan SDM yang mampu mengumpulkan


data/informasi harga danpasokan pangan terutama
menjelang HBKN

Penyediaan panduan (metodelogi dan kuisioner) untuk


melakukan pemantauan dan pengumpulan data dan
informasi

Pemantauan ketersediaan, harga dan pasokan pangan


dipasar besar dan menengah, distributor daerah sentra
produksi dan lain lain

Analisis untuk merumuskan kebijaksanaan intervensi jika


terjadi kelangkaan pasokan, gejolak harga, gangguan
distribusi dan akses pangan

Koordinasi melalui forum Dewan Ketahanan Pangan untuk


merumuskan kebijakan intervensi yang segera dilakukan
dalam rangka : 1) Stabilisasi harga dan pasokan pangan
(subsidi transportasi, OP jika harga semakin meningkat);
2) Pengadaan/pembelian oleh pemerintah jika harga
jatuh; 3) Impor dari luar wilayah jika terjadi kekurangan
pasokan; 4) Ekspor/mengembangkan jaringan pasar jika
terjadi kelebihan pasokan; 5) Memberikan bantuan
terhadap masyarakat kurang mampu

2-16

La por a n
AKHIR

Tujuan

Sasaran
3

Terwujudnya penganekaragaman
dan keamanan pangan daerah

Indikator Sasaran
1

Pencapaian skor pola pangan harapan


(PPH)

Tertanganinya kasus keamanan pangan

Arah kebijakan
1

Mewujudkan Pola konsumsi dan pemanfaatan pangan


yang memenuhi kaidah mutu, keanekaragaman,
kandungan gizi, keamanan dan kehalalan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
1

Penyediaan data pendukung konsumsi pangan (Data Pola


Konsumsi Pangan) serta 2) Penyusunan Peta Pola
Konsumsi Pangan

Peningkatan PKS (Pengetahuan, Keterampilan, dan


Sikap) konsumsi pangan pada masyarakat

Pembinaan dan pengembangan penganekaragaman


konsumsi pangan

Penyuluhan dalam rangka gerakan penganekaragaman


pangan (pendampingan dan pemantauan
penganekaragaman konsumsi pangan) melalui :
Pembinaan gerakan penganekaragampangan;
Mensosialisasikan penganekaragamankonsumsi pangan;
Pemantauan dan pembinaan
penganekaragamankonsumsi pangan; Evaluasi dan
pelaporan;

Meningkatkan Pengawasan dan Pembinaan Keamanan 1


Pangan

Penyusunan petunjuk teknis operasional informasi tentang


keamanan pangan;

Koordinasi pengendalian, pengawasan dan monitoring


peredaran bahan kimia berbahaya yang disalahgunakan
untuk pangan;

Analisis mutu, gizi dan keamanan produk pangan


masyarakat;

Analisis mutu, gizi konsumsi masyarakat;

Pembinaan dan pengawasan keamanan pangan segar,


dengan : Menyusun Petunjuk Operasional Pembinaan
dan Pengawasan Keamanan Pangan segar; Koordinasi
dalam pembinaan, penanganan dan pengawasan
keamanan pangan segar; Sosialisasi dan Apresiasi
Penanganan Keamanan Pangan Penyusunan dan
Pemantapan Dokumen Sistem Keamanan (Doksiska);
Workshop Penanganan Keamanan Pangan segar;
Koordinasi dalam Sertifikasi dan Pelabelan Pangan;

Penyuluhan keamanan pangandi sekolah dalam rangka


peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap
keamanan pangan bagi murid sekolah dasar;

Pembinaan/pelatihan keamanan pangan


padapenjualjajanan anak sekolah dalam rangka
peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap
keamanan pangan;

Pembinaan dan pelatihan keamanan produk pabrikan


skala kecil/rumah tangga pada kelompok produsen;

Pembinaan penerapan standar Batas Minimum Residu


(BMR);

10

Pengembangan kelembagaan sertifikasi produk pangan,


dalam upaya pengembangan SI SAKTI antara lain :

2-17

La por a n
AKHIR

Tujuan

Sasaran

Indikator Sasaran

Arah kebijakan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
Mendorong terbentuknya otoritas kompeten ditingkat
kabupaten/ kota; Memberikan bimbingan dan pelatihan
kelengkapan yang diperlukan otoritas kompeten;
Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan,
wawasan dan keterampilan inspektor, fasilitator, Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) keamanan pangan dalam
pengawasan keamanan pangan melalui pelatihanpelatihan; Memperkuat kelembagaan otoritas kompeten
dengan memberikan dokumen-dokumen yang harus
dilengkapi.

Penanganan kerawanan pangan

Menurunnya luasan daerah rawan pangan.

Peningkatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi


(SKPG) di daerah

11

Pembinaan sistem manajemen laboratorium uji mutu dan


keamanan pangan kabupaten

12

Fasilitasi sertifikasi dan pelabelan prima wilayah


kabupaten

Pengembangan sistem isyarat dini

Penguatan kelembagaan untuk penanganan rawan


pangan

Pencegahan kerawanan pangan

Penangulangan kerawanan pangan;

Peningkatan dan pengembangan desa mandiri pangan

MISI 3. MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH YANG BERDAYA SAING DAN MERATA


Tujuan
1

Menjadikan agribisnis
sebagaipenyangga
perekonomian daerah

Sasaran
1

Meningkatkan produktivitas
pertanian untuk mendukung
perekonomian daerah

Indikator Sasaran
1

Terwujudnya peningkatan produksi dan


produktivitas tanaman pangan

Arah kebijakan
1

Meningkatkan daya dukung lahan dan lingkungan bagi


usahatani

Meningkatkan efisiensi usaha tani

Strategi
1

Peningkatan penambahan bahan organik ke lahan


pertanian

Pengembalian seluruh limbah pertanian ke lahan pertanian

Peningkatan pemanfaatan tanaman pupuk hijau

Peningkatan populasi musuh alami

Peningkatan pemanfaatan agens hayati oleh petani

Diseminasi pemanfaatan teknik budidaya produktivitas


tinggi yg berlanjut

Menggali dan mengoptimalkan potensi pertanian

Fasilitasi sarana produksi pertanian

Membangun dan merehabilitasi prasarana pertanian

Pendampingan dan pengawasan distribusi pupuk dan


pestisida

Fasilitasi permodalan usahatani

Fasilitasi penerapa teknologi tepat guna spesifik lokasi (LL,


Lab. Terpadu, kaji terap dll)

Fasilitasi alat mesin pertanian penunjang penerapan

2-18

La por a n
AKHIR

Tujuan

Sasaran

Indikator Sasaran

Arah kebijakan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
teknologi tepat guna

Terwujudnya peningkatan produksi dan


produktivitas tanaman perkebunan

Terwujudnya peningkatan populasi dan


produksi hasil peternakan

Terwujudnya peningkatan produksi dan


produktivitas hasil perikanan

Meningkatkan efisiensi usaha tani Perkebunan

Meningkatkan produksi dan produktivitas sub sektor


peternakan berbasis teknologi dan keunggulan
sumberdaya lokal

Fasilitasi dan pembinaan penanganan pasca panen

Diseminasi pemanfaatan teknik budidaya produktivitas


tinggi yg berlanjut

Menggali dan mengoptimalkan potensi perkebunan

Fasilitasi sarana dan prasarana produksi perkebunan

Membangun dan merehabilitasi prasarana perkebunan

Fasilitasi permodalan usahatani

Fasilitasi penerapa teknologi tepat guna spesifik lokasi (LL,


Lab. Terpadu, kaji terap dll)

Fasilitasi alat mesin pertanian penunjang penerapan


teknologi tepat guna

Fasilitasi dan pembinaan penanganan pasca panen

Optimalisasi penerapan teknologi peningkatan produksi


peternakan

Peningkatan kerjasama dengan balai penelitian dalam


rangka tranfer teknologi untuk peningkatan produktivitas
hasil ternak

Penggalian potensi sumberdaya lokal yang dapat


dikembangkan melalui teknologi terapan

Penerapan standarisasi untuk produk peternakan

Penyediaan Sarana dan Prasarana yang sesuai dengan


kebutuhan usaha peternakan

Mengembangkan usaha Peternakan sebagai komoditas 1


ekonomi produktif yang mandiri dan berdaya saing
berbasis agribisnis
2

Meningkatkan kesehatan hewan dan kualitas


produkpeternakan

Meningkatkan produksi dan produktivitas sub sektor


perikanan berbasis teknologi dan keunggulan

Penciptaan iklim investasi yang mendukung


pengembangan potensi lokal
Peningkatan posisi tawar dan daya saing produk unggulan
daerah dengan sertifikasi produk yang dapat
dipertanggungjawabkan

Peningkatan keterampilan kewirausahaan melalui


pelatihan pembuatan produk olahan dari ternak

fasilitasi akses jaringan pemasaran produk peternakan di


dalam dan luar daerah

Fasilitasi akses permodalan dari perbankan atau bantuan


sosial dan program lainnya dari pemerintah

Peningkatan peran serta masyarakat serta pemangku


kepentingan dalam pengelolaan lingkungan peternakan

Pengendalian dan pencegahan penyakit hewan menular


dan meningkatkan pengawasan KESMAVET

Optimalisasi penerapan teknologi peningkatan produksi


perikanan

2-19

La por a n
AKHIR

Tujuan

Sasaran

Indikator Sasaran

Arah kebijakan
sumberdaya lokal

Memantapkan kawasan agropolitan

Meningkatnya produksi & produktifitas


komoditas unggulan di kawasan agrpolitan

Meningkatnya kinerja layanan pemenuhan


kebutuhan air irigasi

Mengembangkan usaha Perikanan sebagai komoditas


ekonomi produktif yang mandiri dan berdaya saing
berbasis agribisnis

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
2

Peningkatan kerjasama dengan balai penelitian dalam


rangka tranfer teknologi untuk peningkatan produktivitas
hasil ikan

Penggalian potensi sumberdaya lokal yang dapat


dikembangkan melalui teknologi terapan

Penerapan standarisasi untuk produk perikanan

Penggunaan induk/benih unggul untuk usaha budidaya


perikanan

Penyediaan Sarana dan Prasarana yang sesuai dengan


kebutuhan usaha perikanan

Penciptaan iklim investasi yang mendukung


pengembangan potensi lokal

Peningkatan posisi tawar dan daya saing produk unggulan


daerah dengan sertifikasi produk yang dapat
dipertanggungjawabkan

Peningkatan keterampilan kewirausahaan melalui


pelatihan pembuatan produk olahan dari ikan

fasilitasi akses jaringan pemasaran produk perikanan di


dalam dan luar daerah

Fasilitasi akses permodalan dari perbankan atau bantuan


sosial dan program lainnya dari pemerintah

Meningkatkan kualitas produkperikanan

Peningkatan peran serta masyarakat serta pemangku


kepentingan dalam pengelolaan lingkungan perikanan
(Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB))

Meningkatkan Fungsi dan peran Kawasan agropolitan


sebagai sentra produksi, pemasaran dan kunjungan
agrowisata

Gerakan masal pemanfaatan teknologi tepat guna spesifik


lokasi komoditas unggulan

Intensifikasi Pembinaan kelembagaan petani di kawasan


agropolitan

Konservasi pohon induk dan gerakan masal penanaman/


budidaya komoditas unggulan di kawasan agropolitan

Melengkapi fasilitas agrowisata

Pelatihan intensif bagi Petugas lapang pembina kawasan


agropolitan

Membangun dan merehabilitasi infrastruktur komoditas


unggulan di kawasan agropolitan

Fasilitasi sarana dan prasarana pengembangan komoditas


unggulan di kawasan agropolitan

Pemberdayaan lembaga ekonomi masyarakat di Kawasan


agropolitan

Peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana 1


ketersediaan air irigasi serta kondisi jaringan irigasi
2

Meningkatkan kualitas dan kapasitas prasarana dan


sarana jaringan irigasi secara berkelanjutan
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam

2-20

La por a n
AKHIR

Tujuan

Sasaran

Indikator Sasaran

Arah kebijakan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif

Meningkatnya ketersediaan infrastruktur


penunjang agropolitan

Peningkatan kuaitas dan kapasitas penanganan jalan


dan jembatan sebagai infrastruktur penunjang di
kawasan agropolitan

Meningkatkan struktur, rehabilitasi, pemeliharaan, dan


penanganan bangunan pelangkap jalan di kawasan
agropolitan

Tersediannya Kelembagaan penunjang


agribisnis

Revitalisasi kelembagaan koperasi

Peningkatan sosialisasi peran dan fungsi kelembagaan


koperasi

Peningkatan kapasitas dan volume usaha Koperasi

Fasilitasi akses permodalan dan pasar bagi koperasi

Penyediaan sarana dan prasarana penunjang pasar


pengumpul distribusi

Fasilitasi akses informasi pasar, ketersediaan produk, dan


jadwal panen komoditas/produk

Meningkatkan kesejahteraan petani

Tersedianya pasar pengumpul distribusi

Terbangunnya jaringan pemasaran

Meningkatnya nilai tambah produk agribisnis 1

NTP (indeks harga yang diterima petani dan 1


indeks harga yang dibayar petani)

Meningkatkan pertumbuhan
wilayah di kawasan strategis
cepat tumbuh

Mewujudkan sentra-sentra

Terwujudnya penataan kawasan


strategis cepat tumbuh

Tumbuh-kembangnya sentra-sentra

Meningkatkan kualitas dan kapasitas prasarana dan


sarana jaringan irigasi secara berkelanjutan di kawasan
agropolitan

Meningkatkan perencanaan pembangunan dan


pengembangan pasar pengumpul distribusi

Membangundan memperkuat Pola kemitraan dan akses 1


pasar produk pertanian
Mengembangkan produk turunan/olahan komoditas
pertanian

Menjadikan kelembagaan petani sebagai basis


penyuluhan

Mengoptimalkan kegiatan penyuluhan pertanian

Fasilitasi pola kemitraan antara pelaku utama dan pelaku


usaha

Penyediaan informasi pasar dan pasokan

Peningkatan Penerapan teknologi pengolahan hasil pasca


panen pertanian

Fasilitasi akses informasi pengolahan hasil pertanian

Fasilitasi sarana prasarana pengolahan hasil produksi


pertanian

Aktualisasi data kelembagaan petani

Pembinaan kelembagaan petani

Bimbingan teknis bagi petani

Peningkatan fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian


(BPP)

Pelaksanaan pembinaan teknis (TOT, lokakarya, study


banding dll) bagi penyuluh

Penyediaan kelengkapan prasarana dan sarana


penyuluhan

Tersedianya sarana dan prasarana


penunjang pada kawasan prioritas

Optimalisasi penataan dan pengembangan kawasan


prioritas

Penataan dan pengembangan pusat pergudangan

Tersedianya kawasan siap bangun (kasiba)


pada Kawasan Industri Ploso

Penyediaan infrastrukturpenunjang kawasan industri


ploso

Penataan dan pengembangan infrastruktur penunjang di


Kawasan Industri Ploso

Terkendalinya kawasan sekitar interchange


tol

Penyediaan infrastrukturpenunjang kawasan sekitar


interchange tol

Penataan dan pengembangan infrastruktur penunjang di


Kawasan Sekitar Interchange Tol

Penataan dan pengembangan manajemen sistem


transportasi di wilayah interchange tol

Fasilitasi sarana dan prasarana produksi industry kecil

1.

Terwujudnya sentra industri olahan

Membangundan memperkuat sentra-sentra industri

2-21

La por a n
AKHIR

Tujuan

Sasaran

industri

Indikator Sasaran

Mengembangkan pariwisata
daerah

Penguatan kelembagaan
ekonomi masyarakat desa

Memperluas kesempatan kerja 1

Meningkatnya kesempatan
berusaha

Strategi

industri olahan

menengah (IKM)
2.

Arah kebijakan

Meningkatnya jaringan pemasaran


industri

Meningkatnya potensi wisata daerah 1

Meningkatnya persentase volume usaha


industri kecil dan menengah

Terwujudnya kemitraan usaha pemasaran


industri

Peningkatan kualitas dan keberagaman produk industry


kecil menengah (IKM)

Meningkatkan daya saing produk industry kecil menengah


(IKM)

Peningkatan diversivikasi pasar dan pemasaran produk


industry kecil menengah (IKM)

Membangundan memperkuat Pola kemitraan dan akses 1


pasar produk

Meningkatnya jumlah kunjungan wisata

Meningkatkan potensi

Fasilitasi pola kemitraan antara pelaku utama dan pelaku


industry kecil menengah (IKM)

Penyediaan informasi pasar dan pasokan bagi industry


kecil menengah (IKM)

Mengembangkan dan membangun pusat-pusat wisata


unggulan

Meningkatkan pemasaran dan jaringan pariwisata serta


kerjasama antar daerah

Menguatkan SDM pariwisata melalui pelatihan yang


relevan dan berkelanjutan

Meningkatnya keberdayaan ekonomi 1


masyarakat desa

Pembentukan dan pengembangan BUMdes

pemberdayaan masyarakat desa penguatan ekonomi


masyarakat desa melalui lembaga kemasyarakatan
desa

Penguatan perekonomian desa melalui BUMDes dan


lembaga ekonomi desa

Menurunnya jumlah pengangguran

Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka 1


(TPT)

Mendorong terciptanya kesempatan kerja yang seluasluasnya

Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan


informasi ketenagakerjaan

Mengembangkan kewirausahaan

Peningkatan Kesempatan dalam


berwirausaha

2
3

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Mewujudkan kemandirian
perempuan dalam perekonomian

Meningkatkan hubungan industrial

Meningkatkan kondisi dan mekanisme hubungan industrial

Meningkatkan kapasitas, ketrampilan, dan sikap


perilaku pencari kerja

Pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja

Meningkatkan peran dan fungsi lembaga ketenagakerjaan

Meningkatnya akses permodalan wirausaha 1

Menciptakan iklim kelembagaan dan usaha UMKM yang 1


kompetitif dan kondusif

Terwujudnya one village one product


Meningkatnya persentase koperasi sehat

persentase Koperasi wanita aktif

Revitalisasi kelembagaan koperasi

Penguatan kelembagaan dan pemberdayaan Koperasi


wanita

Peningkatan pemahaman prinsip-prinsip UMKM kepada


stakeholders

Fasilitasi akses permodalan UMKM

Fasilitasi sarana dan prasarana pengembangan UMKM

Fasilitasi peluang pangsa pasar dan kemitraan UMKM

Peningkatan sosialisasi peran dan fungsi kelembagaan


koperasi

Peningkatan kapasitas dan volume usaha Koperasi

Fasilitasi akses permodalan dan pasar bagi koperasi

Peningkatan sosialisasi peran dan fungsi kelembagaan


koperasi wanita

Peningkatan kapasitas dan volume usaha koperasi wanita

Fasilitasi akses permodalan dan pasar bagi koperasi


wanita

2-22

La por a n
AKHIR

Tujuan

Sasaran
3

Terwujudnya kerjasama, promosi,


dan pelayanan penanaman modal

Indikator Sasaran
1

Terselenggaranya
promosipotensipenanaman modal

Tercapainya nilai investasi (PMDN/PMA)

Arah kebijakan
1

Meningkatkan efektivitas promosi potensi penanaman


modal Daerah

Meningkatkan ikliminvestasidan realisasi investasi di


daerah

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
1

Peningkatan kuantitas dan kualitas promosi potensi


penanaman modal daerah (gelar potensi daerah,
gathering, dsb)

Penyediaan informasi dan akses informasi potensi


penanaman modal daerah

Peningkatanpelayananbidang penanaman modal yang


kualitas dan kuantitas memadai

fasilitasi diklat aparatur bidang penanaman modal

Peningkatan akses berinvestasi di daerah

Pemberian kemudahan berinvestasi aman dan nyaman di


daerah

Penyediaan sisteminvestasiyang handal di daerah

MISI 4. MENYEDIAKAN INFRASTRUKTUR DASAR YANG BERKUALITAS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN


Tujuan
1

Terwujudnya infrastruktur
dasar yang memadai

Sasaran
1

Meningkatnya kualitas infrastruktur


yang andal

Meningkatnya kualitas lingkungan


permukiman

Indikator Sasaran
1

Persentase panjang jalan kabupaten dalam


kondisi baik

Arah Kebijakan

Strategi

peningkatan penanganan kondisi jalan kabupaten dan


jalan desa yang mengalami rusak ringan dan rusak
berat

Mengoptimalkan percepatan perbaikan jalan kabupaten


dan jalan desa yang mengalami rusak ringan sampai
dengan rusak berat dalam kurun waktu 2 tahun

Peningkatan kondisi jalan yang menghubungkan pusat- 1


pusat pertumbuhan

Meningkatkan struktur jalan strategis kabupaten melalui


pelebaran dan overlay

Peningkatan keberlangsungan pengoperasian fungsi


jalan kabupaten

meningkatkan pembangunan bangunan pelengkap jalan


serta pemeliharaan jalan kabupaten untuk menambah
umur manfaat dan umur ekonomis jalan

Peningkatan ketersediaan prasarana dan sarana


kebinamargaan

meningkatkan ketersediaan peralatan dan perbekalan


penunjang fungsi kebinamargaan

Peningkatan kecukupan dan kelayakan atribut


persandangan jalan

Meningkatkan pengawasan kondisi struktur jalan dan


pengendalian pemanfaatan aset jalan mellalui sistem
informasi manajemen jalan

Meningkatkan rehabilitasi dan pemeliharaan lampu


penerangan jalan

Rumah tangga miskin yang menggunakan


listrik sebagai sumber penerangan

peningkatan pengembangan energi listrik perdesaan

Meningkatkan penyediaan energi listrik bagi masyarakat


miskin di wilayah desa sekitar hutan

Meningkatnya panjang jalan yang dibangun

Peningkatan prasarana dan sarana permukiman yang


berkualitas

Meningkatkan rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana


dan sarana di lingkungan permukiman perkotaan

Peningkatan penataan PSU perumahan formal

Meningkatkan rehabilitasi dan pemeliharaan PSU pada


perumahan formal

Peningkatan cakupan pemukiman dengan sarana


sanitasi komunal yang layak

Meningkatkan penyediaan MCK komunal di kawasan


perkotaan dan perdesaan

Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana sanitasi


dasar bagi masyarakat miskin

Jumlah lokasi perumahan yang tertata

Meningkatnya jumlah sarana sanitasi


komunal

2-23

La por a n
AKHIR

Tujuan

Sasaran

Indikator Sasaran

Mewujudkan pelayanan
transportasi yang handal

Meningkatnya fasilitas sarana penyediaan


air minum pada desa rawan air bersih

Rasio layanan persampahan

Tertanganinya daerah rawan genangan

Arah Kebijakan

Peningkatan cakupan pelayanan air minum di daerah


rawan air bersih

Peningkatan cakupan layanan persampahan dan


penanganan limbah cair domestik

Peningkatan penataan drainase perkotaan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
3

Mendorong terwujudnya sistem pengelolaan air limbah


terpusat di kawasan perkotaan

Meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi air bersih di


daerah rawan air bersih serta pemeliharaan sambungan
distribusi air bersih perdesaan

Meningkatkan pembinaan dan pengembangan


kelembagaan pengelolah air bersih perdesaan

Meningkatkan cakupan daerah layanan penanganan


persampahan

Meningkatkan prasarana dan sarana pengelolaan


persampahan

Meningkatkan pengelolaan persampahan dari control


landfill menjadi sanitary landfill

Meningkatkan peralatan serta operasional pengelolaan


persampahan dan limbah cair domestik

Meningkatkan penataan serta operasi dan pemeliharaan


drainase perkotaan

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan


drainase

Rasio rumah layak huni

Peningkatan kuantitas dan kualitas rumah yang layak


huni

Meningkatkan hunian yang layak bagi masyarakat miskin

Rasio makam yang tertata

Peningkatan penyediaan pemakaman umum daerah

Meningkatkan jumlah serta luasan pemakaman umum


daerah

Rasio permukiman kawasan kumuh

Peningkatan penataan kawasan permukiman kumuh


perkotaan

Meningkatkan perencanaan dan revitalisasi kawasan


kumuh perkotaan

Indeks pembinaan jasa konstruksi

Peningkatan kapasitas jasa konstruksi daerah

Meningkatkan pembinaan dan pengawasan bagi


pengusaha jasa konstruksi

Tingkat keterjangkauan pelayanan


transportasi umum bagi masyarakat luas

Pengembangan manajemen tranportasi massal yang


terintegrasi antar pusat-pusat layanan

Meningkatakan pengembangan angkutan masal menuju


ke pusat-pusat pendidikan dan daerah terpencil

Tingkat kelayakan (representatif, kapasitas,


kesesuaian fungsi) terminal penumpang

Peningkatan kualitas prasarana penunjang transportasi 1


daerah

Meningkatkan penyediaan prasarana transportasi yang


layak bagi pengguna angkutan massal

Tingkat ketersediaan halte dan shelter


penumpang angkutan umum

Peningkatan sarana penunjangan keamanan dan


keselamatan pengguna jalan

Meningkatkan pemasangan fasilitas dan rambu jalan pada


ruas-ruas jalan kabupaten

Meningkatkan penataan dan penertiban sempadan jalan


yang digunakan untuk fasilitas parkir

Terwujudnyapembinaan dan
pengawasan di bidang jasa
konstruksi

Terwujudnya pelayanan transportasi 1


yang handal, berdaya saing, dan
memberikan nilai tambah
2
3

Peningkatan prasarana dan sarana penunjang uji kir


kendaraan

Meningkatkan rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana


dan sarana di tempat uji kir kendaraan

Peningkatan pembinaan dan pengawasan teknis bagi


operator dan pengusaha transportasi daerah

Meningkatkan koordinasi dan singkronisasi


penyelenggaraan manajemen transportasi di daerah

Peningkatan kemudahan aksesibilitas bagi pengguna


transportasi umum massal

Meningkatkan pengembangan transportasi yang


berkelanjutan, bagi pengguna transportasi umum masal di

2-24

La por a n
AKHIR

Tujuan

Sasaran

Indikator Sasaran

Arah Kebijakan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
perkotaan yang padat dan terjangkau serta efisien,
berbasis masyarakat dan terpadu dengan rencana
pengembangan wilayah

Meningkatkan kualitas
1
pelaksanaan penataan ruang
yang mendorong keterpaduan
pembangunan infrastruktur
wilayah

Terwujudnya kesesuaian dan


keterpaduan perwujudkan
pembangunan yang berkelanjutan

Mewujudkan pengelolaan
komunikasi dan informatika
yang akuntabel

Meningkatnya daya dukung


1
dan daya tampung lingkungan
hidup

Terselenggaranya pengelolaan
sumber daya komunikasi dan
informatika yang optimal

Meningkatnya kualitas perlindungan 1


dan pengelolaan lingkungan hidup

Jumlah dokumen rencana tata ruang dan


rencana rinci tata ruang yang ditetapkan
dalam produk hukum daerah

Meningkatnya proporsi ruang terbuka hijau


kawasan perkotaan

Meningkatnya pengelolaan sumber daya


komunikasi dan informatika yang optimal

Menurunnya tingkat pencemaran lingkungan 1

Meningkatnya jumlah kader lingkungan

Menurunnya luasan lahan kritis

Peningkatan penyelenggaraan pemanfaatan ruang


dalam rangka menunjang pembangunan yang
berkelanjutan

Meningkatkan perencanaan, pengendalian dan


pengawasan dalam pemanfaatan pengunaan lahan sesuai
dengan arahan pola maupun struktur ruang

Meningkatkan koordinasi dalam perencanaan dan


pengawasan pemanfaatan ruang

Meningkatkan pengendalian dan pengawasan


pemanfaatan ruang sesuai dengan arahan rencana detail
tata ruang

Meningkatkan kualitas dokumen rencana detil tata ruang


sesuai dengan rencana pedoman pemanfaatan ruang

Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat


dalam pengendalian pemanfaatan ruang

Meningkatkan penyedian ruang terbuka hijau publik di


kawasan perkotaan

Meningkatkan operasi dan pemeliharaan ruag terbuka


hijau publik di kawasan perkotaan

Peningkatan manajemen penyelenggaraan komunikasi


dan informasi yang terpadu di seluruh wilayah
kabupaten

Meningkakan pembinaan dan pengawasan bagi pengguna


komunikasi dan informatika serta partisipasi aktif kelompok
informasi masyarakat

Peningkatan penerapan prinsip-prinsip


pembangunanyang berkelanjutan

Meningkatkan pengendalian pencemaran dan perusakan


lingkungan pada air serta udara di wilayah saluran irigasi
primer dan sekunder serta simpul-simpul kepadatan
transportasi maupun perusahaan

Meningkatkan penataan lingkungan berdasarkan daya


dukung dan daya tampung lingkungan

Meningkatkan upaya penegakan hukum lingkungan


melalui pembinaan dan pengawasan yang konsisten

Meningkatkan kualitas data dan akses informasi


lingkungan

Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dan


penguatan institusi pengelolah lingkungan hidup

Meningkatkan ketersediaan peralatan penunjang


pemantauan kualitas lingkungan hidup

Meningkatkan pemberdayaan dan pelatihan bagi lembaga


serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

Penetapan lokasi prioritas rehabilitasi hutan dan lahan


serta design model pelaksanaannya

Optimalisasi rehabilitasi hutan dan Lahan Kritis di luar


kawasan hutan dan Lahan rawan bencana serta Lahan
hutan rakyat dengan fungsi penyangga

Peningkatan kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau


di kawasan perkotaan

Peningkatan peran serta lembaga dan masyarakat


dalam pengelolaan lingkungan hidup

2-25

La por a n
AKHIR

Tujuan

Meningkatkan pengelolaan
sumber daya alam dan
lingkungan hidup

Sasaran

Meningkatnya sistem pengelolaan


sumber daya alam dan lingkungan
hidup

Indikator Sasaran

Meningkatnya produksi dan produktivitas


kehutanan

Meningkatnya persentase industri hasil


hutan bersertifikat Sistem Verifikasi Legalitas
Kayu

Arah Kebijakan

Mengoptimalkan sistem pengelolaan hutan rakyat dan


industri hasil hutan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
3

Pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

Penguatan kelembagaan petani hutan rakyat

Pelatihan dan pendampingan pada kelompok tani hutan


tentang penanaman dan pengelolaan hutan

Pelatihan dan pendampingan penerapan teknik


agroforestry

Pelatihan dan pendampingan kemampuan manajerial dan


teknis pelaku usaha industri hasil huan

Penyediaan dan diseminasi data potensi bahan baku kayu


dan hasil hutan non kayu

Fasilitasi Perijinan dan kepastian usaha bidang industri


hasil hutan kayu

Pengawasan & pemantauan illegal logging

Penguatan kapasitas dan Koordinasi instansi terkait, baik


pemerintah maupun non-pemerintah yang terlibat dalam
SVLK

Fasilitasi persiapan SVLK bagi industri hasil hutan

Transparansi Penguatan Pelaksanaan Verifikasi Legalitas


Kayu /SVLK

Fasilitasi penilaian SVLK bagi industri hasil hutan

10

Membangun dan memperkuat jaringan pasar komoditas


hasil hutan ber SVLK

MISI 5. MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH


Tujuan
1

Sasaran

Menciptakan tata kelola


1
penyelenggaraan pemerintahan
yangprofesional

Indikator Sasaran

Mewujudkan organisasi yang tepat


fungsi dan tepat ukuran

Berkurangnya tumpang tindih Tugas Pokok


dan Fungsi antar SKPD

Tersusunnya sistem, proses dan


prosedur kerja

Tersusunya SOP seluruh SKPD

Regulasi yang lebih tertib, tidak


tumpang tindiih dan Kondusif

Menurunnya jumlah regulasi yang tumpang


tindih

SDM aparatur yang berintegritas,


netral, kompeten, capable,
profesional, berkinerja tinggi dan
sejahtera

Persentase aparatur mempunyai sasaran


kerja pegawai ( SKP) berkategori baik

Arah Kebijakan
1

Penataan sistem dan kelembagaan yang tepat fungsi


dan tepat ukuran

Penataan regulasi daerah dan produk hukum daerah

Meningkatkan kualitas manajemen SDM aparatur

Strategi
1

Penataan kelembagaan sesuai dengan kebutuhan dengan


berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
ada

Standarisasi sistem tata kerja SKPD

Meningkatkan ketersediaan produk hukum yang


implementatif

Meningkatkan komunikasi dan sinkronisasi antara


Pemerintah Daerah, DPRD, dan masyarakat

Mengembangkan sistem pengangkatan, penempatan dan


pemberhentian sesuai dengan kompetensi, dengan
menggunakan pendekatan merit sistem

Sumber: RPJMD Kabupaten Jombang, 2014-2019

2-26

La por a n
AKHIR

Jenis Persyaratan
Bangunan Gedung

2.3.2 Peraturan Bangunan Gedung


Secara yuridis, peraturan bangunan gedung di Kabupaten jombang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Jombang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung. Perda Bangunan Gedung mengatur
tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan
keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persayaratan ini wajib
dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan
aktivitas di dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah.

Macam

IMB Gedung

Utamanya untuk daerah rawan bencana. Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai payung hukum di
daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda Bangunan Gedung
bagi Kabupaten Jombang merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidang Cipta Karya
di Kabupaten Jombang. Perda tersebut mengatur beberapa hal sebagai berikut:
A. Ketentuan Fungsi Bangunan Gedung
Jenis Fungsi
Bangunan Gedung
Fungsi Hunian
Fungsi Keagamaan
Fungsi Usaha

Fungsi Sosial dan


Budaya

Fungsi Utama
fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi rumah tinggal tunggal, rumah
tinggal deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal sementara.
fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi bangunan masjid termasuk
mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan
bangunan kelenteng.
fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha yang meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal,
bangunan gedung tempat penyimpanan dan kegiatan usaha lainnya yang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi
bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan,
laboratorium, olahraga dan bangunan gedung pelayanan umum.

Persyaratan Teknis

Persyaratan Tata Bangunan

B. Persyaratan Bangunan Gedung


Jenis Persyaratan
Bangunan Gedung
Persyaratan Administrasi

Macam
Status Hak Atas Tanah

Status Kepemilikan Bangunan


Gedung

Persyaratan
Setiap bangunan gedung harus didirikan pada
tanah yang status kepemilikannya jelas, baik milik
sendiri maupun milik pihak lain
Bukti status hak tanah berupa sertifikat ha katas
tanah
Setiap pemilik bangunan gedung harus
memiliki surat buktii kepemilikan bangunan
gedung yang diterbitkan oleh Badan, kecuali
kepemilikan bangunan gedung fungsi khusus.
Kepemilikan bangunan gedung dapat dialihkan
kepada pihak lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pengalihan kepemilikan bangunan gedung
harus tercatat dalam surat bukti kepemilikan
bangunan gedung.

Persyaratan Keandalan
Bangunan Gedung

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Persyaratan
Bentuk dan substansi/data dalam buku surat
bukti kepemilikan bangunan gedung mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setiap orang atau badan yang mendirikan
bangunan gedung wajib memiliki dokumen
IMB, kecuali bangunan gedung fungsi khusus.
Badan menerbitkan IMB gedung untuk
kegiatan:
pembangunan bangunan gedung baru,
dan/atau prasarana bangunan gedung;
rehabilitasi/renovasi
bangunan
gedung
dan/atau prasarana bangunan gedung,
meliputi perbaikan/perawatan, perubahan,
perluasan/pengurangan;
pelestarian/pemugaran.
Setiap rehabilitasi sedang, rehabilitasi berat,
renovasi bangunan gedung, dan/atau
prasarana bangunan gedung dengan peralihan
fungsi bangunan gedung, wajib memiliki
dokumen baru IMB.
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung
wajib mengikuti persyaratan tata bangunan
meliputi persyaratan:
- peruntukan dan intensitas bangunan
gedung;
- arsitektur bangunan gedung;
- pengendalian dampak lingkungan;
- RTBL.
Persyaratan peruntukan dan intensitas
bangunan gedung diatur dalam RTRWK,
RDTRK, dan/atau RTBL.
Persyaratan arsitektur bangunan gedung yang
mempertimbangkan keseimbangan antara nilai
sosial
budaya
terhadap
penerapan
perkembangan arsitektur dan rekayasa,
dan/atau yang ditetapkan dalam RDTRK
dan/atau RTBL.
Persyaratan pengendalian dampak lingkungan
berupa izin lingkungan diwajibkan bagi
bangunan gedung yang menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan.
Persyaratan RTBL merupakan materi pokok
ketentuan program bangunan dan lingkungan,
rencana umum dan panduan rancangan,
rencana investasi, ketentuan pengendalian
rencana, dan pedoman pengendalian
pelaksanaan.
Persyaratan keandalan bangunan gedung
meliputi persyaratan keselamatan, persyaratan
kesehatan, persyaratan kenyamanan, dan
persyaratan kemudahan.

2-27

La por a n
AKHIR

Jenis Persyaratan
Bangunan Gedung

Macam

Persyaratan
Persyaratan keselamatan meliputi:
- persyaratan
kemampuan
bangunan
gedung untuk mendukung beban muatan;
- persyaratan
kemampuan
bangunan
gedung
dalam
mencegah
dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan
bahaya petir.
Persyaratan kesehatan meliputi:
- persyaratan sistem penghawaan;
- persyaratan pencahayaan;
- persyaratan sanitasi;
- persyaratan penggunaan bahan bangunan.
Persyaratan kenyamanan meliputi:
- persyaratan kenyamanan ruang gerak dan
hubungan antar ruang;
- persyaratan kondisi udara dalam ruang;
- persyaratan pandangan;
- persyaratan tingkat getaran dan tingkat
kebisingan.
Persyaratan kemudahan meliputi:
- persyaratan kemudahan antar ruangan
dalam satu bangunan gedung dan antar
bangunan gedung.
- persyaratan kelengkapan prasarana dan
sarana dalam pemanfaatan bangunan
gedung.

Penyelenggaraan
Bangunan
Gedung

Jenis

Penyedia Jasa
Perencanaan
Teknis

Jenis
Dokumen
Rencana
Teknis

Proses Dan
Tata Cara
Penerbitan
IMB

C. Penyelenggaraan Bangunan Gedung


Penyelenggaraan
Bangunan
Gedung
Perencanaan
Teknis

Ketentuan

Pendataan
Bangunan
Gedung

Ketentuan
Rencana teknis meliputi:
- rencana teknis arsitektur;
- rencana teknis struktur dan konstruksi;
- rencana teknis pertamanan;
- rencana tata ruang-dalam;
- gambar detail pelaksanaan.
Rencana kerja dan syarat-syarat dapat meliputi:
- rencana kerja;
- syarat-syarat administrasi;
- syarat umum dan syarat teknis;
- rencana anggaran biaya.
Laporan perencanaan dapat meliputi:
- dasar perencanaan arsitektur;
- luas lantai bangunan gedung dan jumlah lantai
bangunan gedung terkait dengan KDB dan KLB;
- hal-hal lainnya.
Proses penerbitan IMB digolongkan sesuai dengan
tingkat kompleksitas proses pemeriksaan dan
pengolahan dokumen rencana teknis.
Penggolongan tingkat kompleksitas proses meliputi:

Pelaksanaan
Konstruksi dan
Pengawasan

Pemeriksaan

Pengawasan
Pelaksanan
Konstruksi

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

- bangunan gedung pada umumnya meliputi bangunan


gedung hunian rumah tinggal tunggal sederhana, dan
rumah deret sederhana, bangunan gedung hunian
rumah tinggal tunggal dan rumah deret sampai 2
(dua) lantai, dan bangunan gedung hunian rumah
tinggal tidak sederhana 2 (dua) lantai atau lebih serta
bangunan gedung lainnya pada umumnya;
- bangunan gedung tertentu meliputi bangunan gedung
untuk kepentingan umum.
Perencanaan teknis bangunan gedung dilakukan oleh
penyedia jasa perencanaan teknis bangunan gedung
yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dokumen rencana teknis disusun dengan kerja sama
antara Dinas dan perencana teknis bangunan gedung
secara perorangan atau asosiasi yang terkait.
Pemberian tugas kepada penyedia jasa perencanaan
teknis dilakukan dengan perjanjian kerja tertulis.
Lingkup pelayanan jasa perencanaan teknis bangunan
gedung sesuai dengan pedoman dan standard yang
berlaku.
Badan melakukan pendataan bangunan gedung
bersamaan dengan proses permohonan IMB gedung.
Pendataan bangunan gedung dilakukan berdasarkan
data dalam permohonan IMB gedung yang telah
disahkan.
Hasil pendataan bangunan gedung yang disusun
merupakan sistem informasi bangunan gedung yang
senantiasa di up-date (diperbarui) setiap hari.
Tata cara pendataan bangunan gedung mengikuti
pedoman teknis sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Dinas melaksanakan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
kegiatan konstruksi dalam pemenuhan atau pelanggaran
bangunan gedung yang ditetapkan dalam Peraturan
Daerah ini.
Pemeriksaan sebagai bagian dari sarana manajemen
pengendalian untuk ketertiban kegiatan bangunan
gedung.
Pelaksanaan pemeriksaan dapat dilaksanakan paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, kecuali ada hal
yang insidentil.
Pengawasan konstruksi bangunan gedung dapat berupa
kegiatan pelaksanaan konstruksi atau kegiatan
manajemen konstruksi pembangunan bangunan gedung.
Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi dilakukan
pada tahap pelaksanaan konstruksi meliputi:
- pengawasan biaya;
- pengawasan mutu;
- pengawasan waktu; dan

2-28

La por a n
AKHIR

Penyelenggaraan
Bangunan
Gedung

Jenis

Ketentuan

Penyedia Jasa
Pengawasan

Pelaksanaan
Konstruksi
Bangunan
Gedung

Pemeriksaan
Kelaikan
Fungsi
Bangunan
Gedung

- pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung


setelah pelaksanaan konstruksi selesai untuk
memperoleh SLF bangunan gedung.
Kegiatan manajemen konstruksi dilakukan dari tahap
perencanaan teknis hingga pelaksanaan konstruksi
meliputi:
- pengendalian biaya;
- pengendalian mutu;
- pengendalian waktu;
- pemeriksaan kalaikan fungsi bangunan gedung
setelah pelaksanaan konstruksi selesai untuk
memperoleh SLF bangunan gedung.
Pengawasan bangunan gedung dilakukan oleh penyedia
jasa pengawasan bangunan gedung yang memiliki
sertifikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Lingkup pelayanan jasa pengawasan bangunan gedung
sesuai dengan pedoman dan standard yang berlaku.
Pemberian tugas kepada penyedia jasa pengawasan
dilakukan dengan perjanjian kerja tertulis.
Kegiatan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung
dimulai setelah pemilik bangunan gedung memperoleh
IMB.
Pelaksanaan konstruksi bangunan gedung dapat berupa:
- pembangunan bangunan gedung baru dan/atau
prasarana bangunan gedung;
- rehabilitasi/renovasi bangunan gedung dan/atau
prasarana bangunan gedung meliputi perbaikan/
perawatan, perubahan, perluasan/pengurangan; dan
- pelestarian/pemugaran.
Pelaksanaan konstruksi bangunan harus dilaksanakan
memenuhi:
- ketentuan-ketentuan dalam dokumen IMB;
- persyaratan teknis dalam dokumen rencana teknis;
- gambar kerja pelaksanaan.
Setelah penyelesaian pekerjaan pelaksanaan konstruksi
bangunan gedung milik pemerintah, pelaksana konstruksi
wajib membuat:
- gambar hasil pekerjaan pelaksanaan konstruksi
sesuai dengan yang dilaksanakan (as-built drawings);
dan
- pedoman pengoperasian dan pemeliharaan
bangunan gedung, peralatan serta perlengkapan
mekanikal dan elektrikal bangunan gedung (manual).
Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung meliputi
pemeriksaan kelengkapan dokumen dan pemeriksaan/
pengujian.
Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung dari
kelengkapan dokumen meliputi dokumen pelaksanaan
konstruksi, atau catatan pelaksanaan konstruksi,

Penyelenggaraan
Bangunan
Gedung

Jenis

Ketentuan

Proses Dan
Tata Cara
Penerbitan
SLF Bangunan
Gedung

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

termasuk as-built drawings, pedoman pengoperasian dan


pemeliharaan bangunan gedung, peralatan serta
perlengkapan mekanikal dan elektrikal bangunan gedung
, dokumen perjanjian kerja, IMB, dokumen status hak
atas tanah dan status surat bukti kepemilikan bangunan
gedung.
Pemeriksanaan kelaikan fungsi bangunan gedung dari
pemenuhan persyaratan teknis dilakukan dengan:
- Pemeriksaan fungsi bangunan gedung dilakukan
dengan menggunakan formulir daftar simak untuk
pencatatan data teknis yang diukur pada bangunan
gedung.
- Dinas dapat melakukan pemeriksaan bersama antar
instansi terkait dengan bangunan gedung untuk
bangunan yang dinilai sebagai prioritas tertentu yang
strategis.
- Hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
- Ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan kelaikan
fungsi bangunan gedung sesuai dengan pedoman
dan standard teknis yang berlaku.
Penerbitan SLF bangunan gedung digolongkan sesuai
dengan tingkat kompleksitas proses pemeriksaan
dokumen dan pemeriksaan/pengujian kelaikan fungsi
bangunan gedung.
Penggolongan tingkat kompleksitas proses meliputi
bangunan gedung pada umumnya dan bangunan gedung
tertentu.
Penggolongan sebagai bangunan gedung pada
umumnya meliputi:
bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal
sederhana atau rumah inti tumbuh dan rumah sederhana
sehat, dan rumah deret sederhana yang pelaksanaan
konstruksi dan pengawasannya dilakukan oleh pemilik
secara individual;
bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal
sederhana atau rumah inti tumbuh dan rumah sederhana
sehat, dan rumah deret sederhana yang pelaksanaan
konstruksinya
dilakukan
oleh
penyedia
jasa
/pengembang secara massal;
bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal dan
rumah deret sampai dengan 2 (dua) lantai yang
pelaksanakan konstruksi dan pengawasannya dilakukan
oleh pemilik secara individual;
bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal dan
rumah deret sampai dengan 2 (dua) lantai yang
pelaksanaan konstruksinya dilakukan oleh penyedia
jasa/pengembang secara massal;
bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal tidak
sederhana 2 (dua) lantai atau lebih, dan bangunan
gedung lainnya pada umumnya yang pelaksanaan
konstruksinya
dilakukan
oleh
penyedia

2-29

La por a n
AKHIR

Penyelenggaraan
Bangunan
Gedung

Pemanfaatan
Bangunan Gedung

Jenis

Pemanfaatan

Pelestarian

Pembongkaran

Penyerahan
Urusan

Ketentuan
jasa/pengembang.
Penggolongan sebagai bangunan gedung tertentu
meliputi:
- bangunan gedung untuk kepentingan umum;
- bangunan gedung fungsi khusus.
Pemanfaatan bangunan gedung merupakan kegiatan
memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsi
yang ditetapkan dalam dokumen IMB termasuk kegiatan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara
berkala bangunan gedung.
Pemilik bangunan gedung dapat melakukan
pemanfaatan bangunan gedung setelah memperoleh
SLF bangunan gedung.
Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban
pemilik bangunan gedung dalam pemanfaatan bangunan
gedung diatur dengan Peraturan Bupati.
Dinas melakukan perlindungan dan pelestarian
bangunan gedung dan lingkungannya yang memenuhi
kriteria pelestarian bangunan gedung.
Perlindungan dan pelestarian meliputi:
- kegiatan penetapan bangunan gedung yang
dilestarikan;
- pemanfaatan untuk fungsi bangunan gedung;
- perawatan untuk menjaga kondisi bangunan gedung;
- pemugaran untuk mengembalikan sesuai dengan
tingkat pelestariannya.
Bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi
dan dilestarikan meliputi:
- bangunan gedung dengan umur minimum 50
(limapuluh) tahun;
- mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50
(limapuluh) tahun;
- dianggap memiliki nilai penting sejarah, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan serta nilai arsitektur.
Pembongkaran bangunan gedung harus dilaksanakan
secara tertib dan mempertimbangkan keamanan dan
keselamatan masyarakat serta lingkungan.
Pembongkaran bangunan gedung meliputi:
- pembongkaran bangunan gedung yang tidak
memenuhi persyaratan peraturan perundangundangan;
- pembongkaran bangunan gedung atas pengajuan
pemilik bangunan gedung.
- Pembongkaran bangunan gedung harus mendapat
persetujuan pembongkaran dari Bupati.
Kecamatan melaksanakan penyelenggaraan bangunan
gedung meliputi proses penerbitan IMB, pemeriksaan
pelaksanaan konstruksi, proses penerbitan SLF
bangunan gedung dan perpanjangannya, pengawasan
pemanfaatan dan pembongkaran bangunan gedung

Penyelenggaraan
Bangunan
Gedung

Jenis

Ketentuan

Pelayanan
Perizinan Terpadu

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

meliputi:
- bangunan gedung hunian rumah tinggal sederhana
atau rumah inti tumbuh dan rumah sederhana sehat,
dan rumah deret sederhana yang pelaksanaan
konstruksi dan pengawasannya dilakukan oleh
pemilik secara individual, dan yang pelaksanaan
konstruksinya dilakukan oleh penyedia jasa dan/atau
pengembang secara masal;
- bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal, dan
rumah deret sampai dengan 2 (dua) lantai, yang
pelaksanaan konstruksinya dilakukan oleh penyedia
jasa dan/atau pengembang secara masal.
Camat melaporkan penyelenggaraan bangunan gedung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di wilayahnya
secara periodik ke Dinas dan Badan yang memuat
sekurang-kurangnya:
jumlah pengajuan permohonan IMB dalam proses dan
yang telah diterbitkan;
jumlah bangunan gedung dalam proses pelaksanaan
konstruksi dan telah selesai didirikan;
jumlah pengajuan permohonan penerbitan SLF
bangunan gedung, dalam proses dan telah diterbitkan,
serta perpanjangan; dan
jumlah bangunan gedung yang diperiksa.
Camat menerbitkan IMB dan SLF bangunan gedung
berdasarkan penyerahan urusan dari Bupati.
Pelayanan penerbitan IMB dilaksanakan oleh Badan,
kecuali untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal
Badan berkoordinasi dengan Dinas dalam pemeriksaan
dan penelitian aspek teknis hingga penghitungan retribusi
IMB.

D. Peran Masyarakat Dan Pembinaan Dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung


Dalam penyelenggararaan bangunan gedung, masyarakat dapat memantau dan menjaga ketertiban
dalam seluruh proses penyelenggaraan.
a. Pemantauan dilakukan secara objektif, dengan penuh tanggung jawab, dan dengan tidak menimbulkan
gangguan dan/atau kerugian bagi pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung, masyarakat dan
lingkungan.
b. Menjaga ketertiban dilakukan dengan mencegah setiap perbuatan diri sendiri atau kelompok yang
dapat mengurangi tingkat keandalan bangunan gedung dan/atau mengganggu penyelenggraan
bangunan gedung dan lingkungannya.
c. Masyarakat dapat memberikan masukan terhadap penyusunan dan/atau penyempurnaan peraturan,
pedoman dan standar teknis di bidang bangunan gedung kepada Dinas dan Badan.
d. Masukan meliputi masukan teknis untuk peningkatan kinerja bangunan gedung yang responsif
terhadap kondisi geografi, faktor-faktor alam, dan/atau lingkungan kota, termasuk kearifan lokal.

2-30

La por a n
AKHIR

e. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memberi masukan diatur dengan Peraturan Bupati.

2.3.3 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten (RISPAM)


Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan
sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air.
Pada Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Jombang memuat :
2.3.3.1 Pengembangan Daerah Pelayanan
Daerah pelayanan PDAM Kabupaten Jombang saat ini sebanyak 9 (sembilan) kecamatan dari 21 (dua puluh
satu) kecamatan.9 (sembilan) kecamatan yang terlayani air minum dari PDAM adalah Kecamatan Jombang,
Peterongan, Ploso, Kabuh, Mojoagung, Bareng, Mojowarno, Ngoro dan Kecamatan Diwek. Namun demikian
belum seluruh desa/kelurahan dari 9 (sembilan) kecamatan tersebut terlayani air minum dari PDAM Jombang.
Strategi pengembangan pelayanan air minum dari PDAM yang pertama adalah dengan optimalisasi kapasitas
yang ada. Hal ini dilakukan dengan menekan angka kebocoran yang saat ini rata-rata sebesar 30,4%.
Diharapkan angka kebocoran dapat diturunkan hingga 20%. Penambahan pelayanan juga dilakukan dengan
pengembangan untuk peningkatan pelayanan baik untuk daerah yang sudah terlayani maupun untuk daerah
yang belum terlayani.
Penambahan jumlah pelayanan dengan optimalisasi kapasitas yang ada dilakukan di seluruh unit pelayanan.
Hal ini dilakukan dengan optimalisasi kapasitas sumber yang ada karena masih terdapat idle capacity.
Optimalisasi dengan penurunan angka kebocoran juga dilakukan di BNA Jombang dan unit Mojoagung yang
tingkat kebocorannya lebih dari 20%.
Untuk BNA Jombang karena belum seluruh desa/kelurahan di Kecamatan Jombang belum terlayani, maka
untuk pengembangan wilayah pelayanan direncanakan untuk menambah wilayah pelayanan dengan melayani
seluruh wilayah desa di Kecamatan Jombang yaitu Desa Jabon, Sambongdukuh, Plosogeneng dan Desa
Sumberejo. Direncanakan juga BNA Jombang akan melayani masyarakat di Kecamatan Peterongan yaitu
Desa Mancar dan Desa Keplaksari.
Pengembangan wilayah pelayanan untuk Unit Mojoagung direncanakan di ke dua desa di wilayah Kecamatan
Mojoagung yaitu Desa Karangwiningan dan Desa Murukan. Untuk IKKBareng yang saat ini melayani
masyarakat di wilayah Kecamatan Bareng, Mojowarno dan Ngoro, untuk pengembangan direncanakan akan
menambah wilayah pelayanan dengan melayani juga penduduk di desa-desa lain di ketiga wilayah kecamatan
tersebut yang berdekatan dengan wilayah yang saat ini telah terlayni. Pengembangan wilayah pelayanan
adalah ke Desa Jenis Gelaran dan Desa Nglebak Kecamatan Bareng, ke Desa Latsari, Mojowangi dan
Prambon Kecamatan Mojowarno dan ke Desa Kesamben dan Kertorejo di Kecamatan Ngoro.
Pengembangan wilayah pelayanan di IKK Diwek diarahkan untuk melayani jug masyarakat di Desa-desa
Pandanwangi, Ngudirejo dan Desa Bulurejo Kecamatan Diwek.

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Pengembangan pelayananan PDAM Jombang direncanakan berkembang kearah Barat yaitu Kecamatan
Perak dan Kecamatan Bandar Kedungmulyo. Desa-desa yang akan terlayani di wilayah ini adalah Desa Perak,
Semung, Desa Pagerwojo, Desa Glagahan dan Desa Temuwulan di Kecamatan Perak.Sedang desa-desa di
Kecamatan Bandar Kedungmulyo yang direncanakan akan dilayani meliputi Desa Bandar Kedungmulyo, Desa
Kayen, Desa Gondangmanis dan Desa Mojokambang.
Rencana pengembangan di wilayah Utara Brantas meliputi wilayah Kecamatan Kudu, Ngusikan dan Plandaan.
Wilayah yag direncanakan akan dilayani di Kecamatan Kudu meliputi Desa Kudubanjar, Desa Menturus, Desa
Randuwatang, Desa Tapen dan Desa Sidikaton. Untuk wilayah Kecamatan Ngusikan direncanakan untuk
melayani masyarakat di Desa Ngusikan, Desa Sumbernongko, Desa Mojodanu, Desa Kedungboko, Desa
Manunggaldan Desa Ngampel. Rencana pengembangan pelayanan di Kecamatan Plandaan akan melayani
Desa Plandaan, Bangsri, Desa Gedangbunder, Desa Jati Mlerek dan Desa Karang Mojo.
Tabel 2.8
BNA/UNIT/IKK
BNA Jombang
IKK Ploso
IKK Kabuh
IKK Mojoagung
IKK Bareng
IKK Diwek
IKK Perak
IKK Bandar Kedungmulyo
IKK Kudu
IKK Ngusikan
IKK Plandaan

Rencana Pengembangan Wilayah Pelayanan

Pengembangan wilayah Pelayanan


Jabon, Sambong Dukuh, Ploso Geneng, Sumberejo (kecamatan Jombang).
Desa Keplaksari (Kec. Peterongan)
Desa Karang Winongan dan Murukan (Kecamatan Mojoagung)
Desa Jenis Gelaran dan Nglebak (Kec. Bareng), Desa Latsari, Mojowangi,
Penggaron (Kec. Mojowarno), Desa Kesamben dan Kertorejo (Kec. Ngoro)
Desa Pandan Wangi, Ngudirejo dan Bulurejo (Kec. Diwek)
Desa Perak, Semung, Pager Wojo, Glagahan, Temuwulan (Kec. Perak)
Desa Bandar Kedungmulyo, Kayen, Gondang Manis, Mojo Kambang (Kec.
Bandar Kedungmulyo)
Desa Kudubanjar, Menturus, Randuwatang, tapen dan Sidikaton (Kec Kudu)
Desa Ngusikan, Sumbernongko, Majodanu, Kedungboko, Manunggal,
Ngampel (Kec Ngusikan)
Desa Plandaan, Bangsri, Gedang Bunder, jati Mleek, Karang Mojo (Kec.
Plandaan)

Sumber : Dukumen RISPAM, Kabupaten Jombang

2.3.3.2 Tingkat Pelayanan


Rencana peningkatan prosentase cakupan pelayanan didasarkan pada data cakupan pelayanan saat ini,
dengan penambahan tingkat pelayanan di masing-masing unit berdasarkan mempertimbangkan pertumbuhan
penduduk sampai dengan akhir periode perencanaan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.9
Wilayah
BNA Jombang
IKK Ploso

Cakupan Pelayanan PDAM Kabupaten Jombang 2012 2027


2012
44,19
54,75

Tahun (%)
2017
2022
46,69
49,19
59,75
64,75

2027
51,69
69,75

2-31

La por a n
AKHIR

Wilayah
IKK Kabuh
IKK Mojoagung
IKK Bareng
IKK Diwek
IKK Perak
IKK Bandar KM
IKK Kudu
IKK Ngusikan
IKK Plandaan

2012
59,92
19,41
27,83
6,26
0
0
0
0
0

Tahun (%)
2017
2022
64,92
69,92
24,41
29,41
32,83
37,83
11,26
16,26
17,45
22,45
12,83
17,83
41,39
46,39
41,35
46,35
41,47
46,47

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

2.3.3.4 Sambungan Pelayanan


2027
74,92
34,41
42,83
21,26
27,45
22,83
51,39
51,35
51,47

Peningkatan pelayanan konsumen dilakukan dengan penambahan sambungan pelayanan. Perhitungan


penambahan jumlah sambungan pelayanan didasarkan dari hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air
sebagaimana disebutkan di atas.
Dari hasil perhitungan tersebut, jumlah penambahan sambungan pelayanan dari tahun 2012 sampai tahap
akhir tahun 2027 sebanyak 8.466 unit sambungan. Jika dihitung rata-rata jumlah penambahan sambungan
pelayanan sebesar 564 sambungan per tahun. Untuk setiap tahapan, jumlah penambahan sambungan
sebagai berikut :
1. Tahun 2012 2017 tambahan sambungan pelayanan = 6.819, rata-rata 1.363 sambungan/tahun.

Sumber : Dukumen RISPAM, Kabupaten Jombang

2. Tahun 2018 2022 tambahan sambungan pelayanan = 5.964, rata-rata 1.193 sambungan/tahun.
Pengambangan cakupan wilayah PDAM dengan IKK baru yaitu IKK Perak, Bandar Kedungmulyo, IKK Kudu,
IKK Plandaan, dan IKK Ngusikan yang direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2012.

3. Tahun 2023 2027 tambahan sambungan pelayanan = 5.759, rata-rata 1.152 sambungan/tahun.
Tabel 2.11 Penambahan Sambungan Pelayanan Setiap Unit Pelayanan

2.3.3.3 Rencana Pengembangan


Tujuan utama pengembangan sistem dalam penyediaan air minum Kabupaten Jombang adalah adalah
peningkatan pelayanan. Komponen utama sistem yang akan dikembangkan terdiri dari komponen air baku,
unit produksi dan unit distribusi termasuk di dalamnya serta penambahan sambungan pelayanan di konsumen.
Komponen lain yang akan berpengaruh pada perencanaan sistemadalah aspek kelembagaan dan keuangan
PDAM.Pokok-pokok perbaikan dalam struktur kelembagaan diharapkan akan membawa PDAM untuk
mencapai tujuan. Demikian juga halnya dengan aspek financial, timbulnya biaya investasi dalam rangka
pengembangan sistem, yang akan berpengaruh terhadap tarif air diharapkan tidak akan membebani
masyarakat/konsumen.
Tabel 2.10 Rencana Pengembangan PDAM Kabupaten Jombang
Uraian
Tahap
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Penduduk Dilayani (Jiwa)
Penduduk Dilayani (%)
Kebutuhan Air (L/dtk)
Kapasitas Saat ini (L/dtk)
Penambahan Kapasitas (L/dtk)
Jumlah Konsumen (sambungan)
Penambahan Konsumen (sambungan)
Sumber : Dukumen RISPAM, Kabupaten Jombang

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Uraian
BNA Jombang
IKK Ploso
IKK Kabuh
IKK Mojoagung
IKK Bareng
IKK Diwek
IKK Perak
IKK Bandar Kedungmulyo
IKK Kudu
IKK Ngusikan
IKK Plandaan
Jumlah

Satuan
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit

2012-2017
1,579
360
436
327
661
263
379
287
862
846
815
6,815

Tahun
2018-2022
2,217
384
677
201
438
195
206
255
577
461
355
5,966

2023-2027
2,380
408
688
215
469
212
223
278
191
343
354
5,761

Sumber : Dokumen RISPAM Kabupaten Jombang

Tahun
2012
1,192,897
64,380
5.40%
154.46
224.00
14,261

2017
Pendek
1,256,512
102,249
8.14%
239.88

2022
Menengah
1,320,128
134,623
10.20%
310.68

2027
Panjang
1,383,743
165,753
11.98%
382.35

65
21,077
6,816

110
27,040
5,964

10
32,799
5,759

2.3.3.5 Air Minum Pedesaan


Prioritas pelayanan air minum perpipaan di pedesaan akan diberikan pada lokasi desa-desa rawan air. Di
Kabupaten Jombang terdapat sebanyak 15 desa rawan air yag tersebar di Kecamatan Kabuh, Ngusikan,
Ploso, Wonosalam dan Plandaan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.12 Cakupan Pelayanan SPAM Perdesaan
Uraian
Jumlah Desa Tertangani SPAM Pedesaan
Penduduk Terlayani
Penduduk Pedesaan
Prosentase (%)

2012-2017
24
24,000
952,109
2.52%

Tahun
2018-2022
24
24,000
1,076,883
2.23%

2023-2027
22
22,000
1,128,777
1.95%

2-32

La por a n
AKHIR

Uraian

2012-2017
2.36%
4.88%
7.57%
12.45%

Pelayanan HIPAM Tahun 2010 (%)


Kumulatif (%)
Pelayanan PDAM (%)
Total Pelayanan Pedesaan (%)

Tahun
2018-2022

2023-2027

7.11%
8.14%
15.25%

9.06%
8.61%
17.67%

Sumber : Dokumen RISPAM Kabupaten Jombang

Tabel 2.13 Lokasi HIPAM Kabupaten JombangTahun 2012 2017

1
2
3
4
5
6

Lokasi HIPAM Kabupaten


JombangTahun 2012 2017
Kecamatan
Desa
Kabuh
Manduro
Kabuh
Marmoyo
Kabuh
Pengampon
Kabuh
Kabuh
Kabuh
Sukodadi
Ngusikan
Asem Gede

Ngusikan

Cupak

Ngusikan

Kromong

Plandaan

Kampungbaru

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Plandaan
Plandaan
Ploso
Ploso
Wonosalam
Wonosalam
Kabuh
Bareng
Bareng
Wonosalam
Wonosalam
Wonosalam

Pojok Klitik
Jipurapah
Bawangan
Gedongombo
Wonomerto
Sambirejo
Sumberaji
Jenis Gelaran
Karangan
Wonokerto
Jarak
Sambirejo

Lokasi HIPAM Kabupaten


JombangTahun 2018 2022
Kecamatan
Desa
Plandaan
Gebang Bunder
Plandaan
Bangsri
Plandaan
Tondo Wulan
Plandaan
Darurejo
Kabuh
Sumber Ringin
Kabuh
Munung Kerep
Genengan
Kabuh
Jasem
Kabuh
Mangunan
Tanjung
Kabuh
Wadung
Ploso
Pandan Blole
Ploso
Kebon Agung
Ploso
Jati Banjar
Ngusikan
Mojodanu
Ngusikan
Ngampel
Kudu
Made
Kudu
Bendungan
Kudu
Katemas
Kesamben
Gumulan
Kesamben
Kedung Mlati
Tembelang
Jati Wates
Tembelang
Kepuh Doko

22

Wonosalam

Galeng Dowo

Tembelang

Bedah Lawak

23
24

Wonosalam
Plandaan

Carang Wulung
Sumberjo

Tembelang
Megaluh

Kedung Losari
Sudimoro

No

Lokasi HIPAM Kabupaten


JombangTahun 2023 2027
Kecamatan
Desa
Peterongan
Sumber Agung
Sumobito
Mentoro
Mojoagung
Seketi
Bareng
Pulosari
Bareng
Ngampungan
Bareng
Ngrimbi

Bandar KM

Bareng

Pakel

Bareng

Banjar Agung

Mojowarno

Sidomulyo

Mojowarno
Mojowarno
Ngoro
Ngoro
Ngoro
Diwek
Diwek
Gudo
Gudo
Gudo
Gudo
Gudo

Grobogan
Japanan
Sugih Waras
Genuk Watu
Kauman
Ngudi Rejo
Balong Besuk
Tanggungan
Mejoyolosari
Gempol Legundi
Godong
Sepanyul
Karang
Dagangan

Sumber : Dokumen RISPAM Kabupaten Jombang

2.3.4 Strategi Sanitasi Kota (SSK)


Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan Sanitasi kabupaten yang berisi
kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi dan menggambarkan karakteristik dan kondisi sanitasi wilayah
suatu kabupaten serta prioritas atau arah pengembangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan masyarakat
kabupaten. Cakupannya adalah profil sanitasi kabupaten, sarana prasarana eksisting, cakupan dan tingkat
pelayanan, informasi kelembagaan dan keuangan, arah pengembangan sanitasi, kebutuhan, peluang dan
analisa awal untuk penetapan area berdasarkan tingkat resiko dan zona sanitasi. Melalui dokumen SSK ini

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

diharapkan dapat memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi di
Kabupaten Jombang agar pembangunan sanitasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan dapat
berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya dalam mengurangi/menyelesaikan persoalan sanitasi bagi masyarakat.Adapun jangka
waktu perencanaan dari dokumen SSK ini adalah dari tahun 2010 sampai dengan 2015. Dokumen SSK
Kabupaten Jombang tahun 2010 akan menjadi rujukan bagi Pemerintah Kabupaten dan pemangku
kepentingan kabupaten dalam pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi sebagai suatu payung strategi
utama setiap subsektor meliputi subsektor air limbah, persampahan, dan drainase.
2.3.4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Jombang
Konsep awal penyusunan draft Strategi Sanitasi Kabupaten Jombang Tahun 2010 dicantumkan dalam visi
Sanitasi Kabupaten Jombang yaitu
Terwujudnya Sanitasi Kabupaten Jombang yang Terpadu dan Berkelanjutan Berbasis Masyarakat
Adapun misi pembangunan sanitasi Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta (dunia usaha) dalam pengelolaan sanitasi.
2. Meningkatkan upaya penyehatan lingkungan pemukiman melalui program perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sanitasi.
4. Meningkatkan sosialisasi sanitasi yang memadai di masyarakat.
5. Meningkatkan cakupan layanan air bersih dan sanitasi (Air Limbah, Drainase Lingkungan dan
Persampahan)
6. Meningkatkan cakupan layanan kebersihan di lokasi pasar.
7. Mengintegrasikan budaya hidup bersih dan sehat dalam kurikulum sekolah.
8. Menanamkan budaya hidup bersih dan sehat sejak dini
2.3.4.2 Arah Strategi dan Program Pengembangan Sanitasi Kabupaten Jombang
Strategi sektor sanitasi Kabupaten Jombang mencakup sub sektor air limbah, persampahan, drainase
lingkungan, dan air bersih/minum
1. Sub SektorAir Limbah
Jaringan limbah di Kabupaten Jombang terdiri dari sistem jaringan limbah rumah tangga dan sistem
jaringan limbah industri.Strategi pengelolaan limbah rumah tangga adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan septi-tank dan peresapan dilakukan dengan memperhatikan desain peresapan;
b. Pengelola kawasan industri dan pusat kegiatan perdagangan kapasitas besar wajib menyediakan
sistem pembuangan air limbah terpust dan memerlukan pengorganisasian (sistem off - site); dan
c. Penggunaan sistem pembuangan secara komunal untuk pusat kegiatan fasilitas umum.

2-33

La por a n
AKHIR

d. Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air kotor/limbah, perlu
dikembangkan penanganan sistem pembuangan air limbah terpusat.

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi pengelolaan drainase lingkungan ditetapkan sebagai berikut:

a. Sistem jaringan limbah rumah tangga dan industri di buat secara terpisah dari sistem pematusan dan di
dukung dengan pengadaan srana penunjang pengolah limbah domestik seperti truck penguras lumpur
tinja dan pengolah lumpur tinja;
b. Pengolahan limbah hasil industri secara terpadu di kawasan industri dengan perencanaan
pemasangan pipa pengolahan limbah industri di kawasan industri besar.

a. Sistem jaringan drainase meliputi jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan tersier;
b. Sistem jaringan drainase disesuaikan dengan sistem drainase tanah yang ada dan tingkat peresapan
air kedalam penampang/profil tanah, serta arah aliran memanfaatkan topografi wilayah;
c. Pemeliharaan kelestarian sungai - sungai sebagai sistem drainase primer, melalui kegiatan normalisasi
sungai - sungai dan konservasi sempadan sungai.
d. Pengembangan sistem pematusan di Kabupaten Jombang di utamakan pada jalan arteri dan kolektor
primer yang terdapat pada desadesa pusat perkotaan dan pada pusat permukiman permukiman.

Rencana pengelolaan prasarana air limbah terdiri dari:

Program-program yang diusulkan yaitu:

a. Mengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik bagi wilayah yang tidak terlayani
saluran air limbah terpusat;
b. Pengadaan dan mengoptimalkan pelayanan sistem terpusat pada kawasan-kawasan yang sudah
dilayani sistem tersebut;
c. Pengelolaan penanganan air limbah dari kegiatan industri, rumah sakit, hotel, restoran dan rumah
tangga.

a. Mengeringkan bagian wilayah kota yang acapkali menjadi daerah genangan sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif;
b. Membebaskan suatu wilayah terutama kawasan permukiman yang padat dari genangan air, erosi dan
banjir;
c. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat secepatnya dengan terlebih dahulu
memberikan kesempatan air limpasan untuk meresap terlebih dahulu ke dalam tanah (konservasi air);
d. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan dan kehidupan
akuatik.

2. Strategi pengelolaan limbah industri adalah sebagai berikut:

3. Sub SektorPersampahan
Strategi peningkatan pengelolaan persampahan ditetapkan sebagai berikut:
a. Penempatan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah
dengan sistem pelayanannya bersifat pembaian wilayah pelayanan;
b. Tempat penampungan sementara secara terpusat pada tiap unit-unit lingkungan dan pusat kegiatan
pelayanan;
c. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas
umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah.
Program-program untuk tetap mendukung sistem pengelolaan persampahan tersebut antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Persampahan


Program Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Persampahan
Program Pengurangan Timbulan Sampah
Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan
Program Peningkatan Kualitas Sistem Pengolahan Akhir Sampah
Program Peningkatan Pengelolaan Sampah Terpadu Mendukung Perlindungan Sumber Daya Air
Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta Meningkatkan Sistem Pengelolaan
Persampahan
h. Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan Pengelolaan Persampahan
i. Program Promosi Sistem Pengelolaan Sampah
j. Program Pengembangan Inovasi Teknologi Sistem Pengelolaan Persampahan
4. Sub SektorDrainase Lingkungan

5. Sub SektorAir Bersih/Minum


Strategi untuk mewujudkan penyediaan air bersih/minum adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kapasitas produksi sumber daya air;
b. Perluasan jaringan - jaringan yang ada sehingga dapat menjangkau daerah-daerah yang
membutuhkan air bersih;
c. Mencari sumber - sumber mata air yang ada dan mencukupi debitnya untuk memenuhi kebutuhan air
bersih khususnya di daerah rawan air bersih;
d. Mengoptimalkan keberadaan sumur sebagai fasilitas penyediaan air bersih di desa-desa rawan air
bersih;
e. Melakukan perlindungan terhadap sumber-sumber mata air; waduk dan daerah aliran sungai.
Program-program dalam upaya penyediaan pelayanan air bersih di Kabupaten Jombang meliputi:
a. Peningkatan pelayanan jaringan yang ada dengan pembuatan jaringan baru, khususnya di kawasan
permukiman serta rehabilitasi jaringan yang telah ada. Selain itu juga pengembangan sumber air
bersih agar meningkatkan produksi dan pengendalian tingkat kebocoran;
b. Penyediaan air bersih dengan menggunakan pelayanan PDAM harus tetap memperhatikan sistem
kompleks yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu: sistem sumber, sistem transmisi, sistem distribusi;
c. Untuk penyediaan air bersih yang tidak dapat dijangkau oleh pelayanan, maka strategi yang dilakukan
adalah dengan meningkatkan pelayanan dan menambah jaringan air bersih;
d. Untuk dapat mempertahankan ketersediaan sumber air di Kabupaten Jombang, maka perlu dilakukan
konservasi air dengan cara meningkatkan pemanfaatan air permukaan, meningkatkan efisiensi air

2-34

La por a n
AKHIR

irigasi dan menjaga kualitas air sesuai dengan peruntukannya.

2.3.5 Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten


Jombang

Value
MENDUKUNG
PERTUMBUHAN
WILAYAH

Rumusan Kebijakan
Mengembangkan mekanisme keterlibatan masyarakat dan swasta dalam
pngdaan dan pengelolaan permukiman dan infrastruktur
Mengembangkan permukiman baru pada pusat-pusat pertumbuhan sesuai
dengan fugsi kawasan

2.3.5.1 Tujuan SPPIP Kabupaten Jombang

Sumber : Dokumen Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kabupaten Jombang

Tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di Kabupaten Jombang adalah
terwujudnya pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang layak, merata, dan berkelanjutan
untuk mendorong pertumbuhan wilayah di Kabupaten Jombang.Berdasarkan pada rumusan tujuan tersebut,
terdapat 4 (empat) nilai (value) yang ingin disasar sampai dengan tahun 2031 sebagai akhir tahun
perencanaan SPPIP. Adapun ke empat nilai (value) tersebut adalah layak, merata, berkelanjutan, dan
pertumbuhan kawasan perkotaan dengan pemahaman tiap nilai (value) sebagai berikut:

2.3.5.3 Strategi

1. LAYAK. Layak dalam konteks ini diarahkan pada pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
yang memenuhi standar kebutuhan yang ada;

Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kabupaten adalah pembangunan,
perbaikan, dan pemeliharaan kualitas dan kuantitas infrastruktur permukiman perkotaan yang meliputi :
1. Peningkatan pelayanan air minum/air bersih sebesar 82,02% (70.149 SR)
2. Peningkatan jumlah sarana sanitasi yang layak dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan
masyarakat
3. Peningkatan sistem drainase perkotaan

2. MERATA. Merata dalam konteks ini diarahkan pada pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman yang dilakukan di setiap kawasan perkotaan dan untuk setiap lapisan masyarakat;

4. Peningkatan reduksi timbulan sampah yang masuk ke TPA sebesar 50%

3. BERKELANJUTAN. Berkelanjutan dalam konteks ini diarahkan pada pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang diselenggarakan dengan memperhatikan keseimbangan
lingkungan secara keseluruhan; dan

6. Peningkatan pelayanan jaringan jalan sebesar 40%

4. MENDUKUNG PERTUMBUHAN KAWASAN PERKOTAAN. Dalam konteks ini, nilai (value) untuk
mendukung pertumbuhan kawasan perkotaan diarahkan untuk mendukung pengembangan Kabupaten
Jombang secara keseluruhan sesuai dengan arahan pengembangan yang telah ditetapkan dalam RTRW.

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

5. Peningkatan pelayanan sampah sebesar 70%


7. Peningkatan kondisi jalan sebesar 50%
8. Penyediaan hunian yang sesuai dengan arahan tata ruang
9. Pengurangan backlog perumahan di kawasan perkotaan
10. Penyediaan rumah layak huni
11. Pengurangan luasan kawasan kumuh

2.3.5.2 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Jombang

12. Pengendalian penerapan perizinan

Rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Kabupaten Jombang
secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:.

13. Penyediaan kawasan-kawasan baru untuk RTH

Tabel 2.14 Rumusan Kebijakan Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Kabupaten Jombang
Value
LAYAK

MERATA
BERKELANJUTAN

Rumusan Kebijakan
Menyediakan infrastruktur permukiman perkotaan yang memenuhi standar
kebutuhan bagi setiap warga masyarakat secara merata
Menyediakan kawasan dan lingkungan perumahan sesuai dengan kebijakan
pemerintahan daerah
Melakukan perbaikan kualitas lingkungan permukiman kampung
Menyediakan infrastruktur permukiman perkotaan yang memenuhi standar
kebutuhan bagi setiap warga masyarakat secara merata
Menyediakan hunian yang terjangkau bagi setiap warga masyarakat
Mengantisipasi perkembangan kawasan permukiman yang tidak terkendali di
kawasan pusat kkota

14. Pengembangan kerjasama pemerintah dengan swasta dalam penyediaan kawasan siap bangun (kasiba)
dan lingkungan siap bangun (lisiba)
15. Pemanfaatan CSR dalam penyediaan infrastruktur permukiman
Program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Kabupaten Jombang skala
kawasan diturunkan berdasarkan analisis dampak/konsekuensi penerapan strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kawasan.
Tabel 2.15 Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kawasan
Kawasan
Kawasan
Pengembangan
Permukiman Untuk

Strategi
Rehabilitasi rumah tidak layak huni
Penataan bangunan di sepanjang jalan arteri
Peningkatan cakupan pelayanan air minum

2-35

La por a n
AKHIR

Kawasan
Mendukung Industri Ploso

Kawasan
Pegembangan
Subterminal Agribisnis Mojoagung

Kawasan
Pengembangan
Permukiman Dan Pusat
Perkotaan - Jombang

Kawasan
Pengembangan
Kawasan Strategis Dan
Cepat Tumbuh Bandarkedungmulyo
Kawasan
Pengembangan
Permukiman Untuk
Mendukung Perkotaan
Jombang Diwek

Kawasan
Pengembagan
Permukiman Untuk
Mendukung Agropolitan
- Mojowarno
Kawasan
Pengembangan
Permukiman
Pendukung Agrowisata
Dan Agroindustri -

Strategi
Peningkatan jumlah sarana sanitasi yang layak dengan pendekatan
pemberdayaan masyarakat
Penataan sistem drainase
Peningkatan pelayanan persampahan
Pengembangan jalan lingkungan
Pengembangan penyediaan perumahan formal
Penyediaan kawasan-kawasan baru untuk RTH
Penataan bangunan di sepanjang jalan arteri
Peningkatan cakupan pelayanan air minum
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Pengurangan luas genangan
Peningkatan pelayanan persampahan
Peningkatan kondisi jalan
Pembangunan dan pemeliharaan daerah sempadan sungai
Pembangunan perumahan swadaya
Pengendalian pembangunan pada kawasan non peruntukan permukiman
melalui penerapan perizinan
Penataan bangunan di sepanjang jalan arteri dan rel kereta api
Peningkatan cakupan pelayanan air minum
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Peningkatan pelayanan persampahan
Pemeliharaan jalan lingkungan
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai
Pembangunan perumahan swadaya
Rehabilitasi rumah tidak layak huni
Peningkatan cakupan pelayanan air minum
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Peningkatan pelayanan persampahan
Peningkatan pelayanan jaringan jalan
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai dan sempadan rel
kereta api
Pembangunan perumahan formal skala besar
Peningkatan pelayanan air minum/air bersih
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Perbaikan dan pemeliharaan jaringan drainase
Peningkatan pengelolaan persampahan
Peningkatan kondisi jalan
Peningkatan pelayanan jaringan jalan
Penataan bangunan dan lingkungan di sepanjang jalan arteri
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai
Peningkatan kinerja pengelolaan air minum/air bersih
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Penataan sistem drainase
Peningkatan pelayanan persampahan
Pengembangan jalan lingkungan
Penyediaan perumahan formal
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai
Peningkatan pelayanan air minum/air bersih
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Perbaikan dan pemeliharaan jaringan drainase
Peningkatan pelayanan persampahan
Peningkatan pelayanan jaringan jalan

Kawasan
Wonosalam
Kawasan
Pengembangan
Permukiman Kawasan
Strategis Dan Cepat
Tumbuh - Perak

Kawasan Permukiman
Pendukung
Pengembangan
Pertanian - Kesamben

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
Penyediaan perumahan swadaya
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai
Peningkatan cakupan pelayanan air minum/air bersih
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Penataan sistem drainase
Perluasan pelayanan persampahan
Pengembangan jalan lingkungan
Penataan bangunan dan lingkungan permukiman di sepanjang jalan utama
Penyediaan perumahan swadaya
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai
Peningkatan cakupan pelayanan air minum/air bersih
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Perbaikan dan pemeliharaan jaringan drainase
Peningkatan pelayanan persampahan
Peningkatan pelayanan jaringan jalan
Penyediaan perumahan swadaya
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai

Sumber: Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur (SPPIP) Kabupaten Jombang

2.3.5.4 Kawasan Prioritas SPPIP


Secara geografis kawasan Permukiman Prioritas 053001 Bujur Timur dan 072011 sampai dengan
074501 prioritas Ploso mencakup kawasan permukiman perkotaan prioritas yang berada di 5 (lima) Desa,
yaitu ,
1. Perrmukiman Perkotaan Prioritas Bawangan termasuk didalam wilayah administrasi di Desa Bawangan
2. Permukiman Perkotaan Prioritas Losari termasuk didalam wilayah administrasi Desa Losari
3. Permukiman Perkotaan Prioritas Rejoagung termasuk didalam wilayah administrasi Desa Losari
4. Permukiman Perkotaan Prioritas Jatigedong termasuk didalam wilayah administrasi Desa Jatigedong
5. Permukiman Perkotaan Prioritas Ploso termasuk didalam wilayah administrasi Desa Ploso

Luas kawasan permukiman prioritas Ploso kurang lebih 330 ha. Permukiman prioritas Ploso dialam kebijakan
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang diarahkan sebagai kawasan permukiman perkotaan kawasan.
Kawasan industri Ploso, yang akan dikembangkan di Desa Pagertanjung, Desa Pandan Blole, Desa
Kebonagung, Desa Kedungdowo dan di sebagian Desa Jatigedong Kecamatan Ploso. Oleh karenannya,
rencana pembangunan dan rencana tata ruang Kabupaten Jombang di kawasan permukiman perkotaan Ploso
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan ruang dan infrastruktur permukiman dalam konteks mendukung
perkembangan kawasan industri.
Berdasarkan kebijakan tata ruang dan kebijakan rencana pembangunan (spatial plan dan Development plan)
Kabupaten Jombang tersebut diatas, Strategi Pengembangan Permukiman dan Infratstruktur Perkotaaan
(SPPIP), juga mengarahkan tema pengembangan kawasan permukiman prioritas perkotaan Ploso adalah
Kawasan Pengembangan Permukiman Untuk Mendukung Industri Ploso.

2-36

La por a n
AKHIR

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

4. Kawasan peralihan dipinggiran areal perkotaan, yang berfungsi sebagai hinterland atau penyangga bagi
kawasan perkotaan.Pada umumnya kawasan tersebutberubah menjadi kawasan permukiman baru yang
perlu diperhatikan perkembangannya. Hal ini akan terkait pada pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar
permukiman perkotaan.
5. Penanganan terhadap kawasan permukiman prioritas ini perlu dituangkan dalam suatu Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas atau yang disebut dengan RPKPP. RPKPP ini adalah
suatu rencana yang memuat rencana aksi program strategis untuk penanganan persoalan permukiman
dan pembangunan infrastruktur perkotaan, khususnya bidang Cipta Karya.
2.3.6.1 Tema Pengembangan Kawasan
Tema pengembangan kawasan permukiman prioritas di Kabupaten Jombang sebagaimana telah ditetapkan di
dalam rencana Strategi Pengembangan Permukiman dan Infratstruktur Perkotaaan (SPPIP) adalah Kawasan
Pengembangan Permukiman Untuk Mendukung Industri Ploso. Berdasarkan tema pengembangan kawasan
tersebut, arah pengembangan kawasan didalam RPKPP adalah:
Menciptakan kawasan permukiman yang sehat serta dapat mendukung sektor industri.
Pendekatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian tema pengembangan kawasan tersebutyaitu
dengan menciptakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara potensi kawasan perkotaan
dan lingkungan permukiman dengan peningkatan partisipasi masyarakat, antara lain meliputi:
Gambar 2.1 Orientasi Kawasan Pengembangan Permukiman Perkotaan Prioritas Ploso

2.3.6 Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)


Kawasan permukiman prioritas adalah bagian dari suatu wilayah administrasi pemerintahan yang memiliki
karakteristik dan atau persoalan khusus yang menyebabkan kawasan tersebut perlu diprioritaskan atau
diberikan perhatian khusus dalam penanganannya. Kesalahan mengantisipasi pola penanganan dan
pemberian priotitas pada kawasan dengan kebutuhan khusus tersebut akan berdampak terhadap proses dan
capaian tujuan pembangunan perkotaan secara keseluruhan. Adapun dalam konteks suatu wilayah atau kota,
kawasan permukiman prioritas tersebut dapat berupa:
1. Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan yang memiliki nilai
ekonomis dan atau strategis tinggi, yang apabila ditangani dapat meningkatkan nilai kawasan serta
memberikan manfaat bagi peningkatan perekonomian wilayah atau kota yang bersangkutan.
2. Kawasan permukiman dengan fungsi khusus dalam skala pembangunan wilayah kota atau wilayah yang
lebihluas. Termasuk dalam kriteria ini seperti kawasan pariwisata, kawasan konservasi kultural, kawasan
agro industri, dan sejenisnya.
3. Kawasan permukiman potensi bencana (alam maupun konflik sosial) yang perlu diselesaikan segera agar
program lain dapat diselenggarakan pada waktunya.

1. Penataan Kawasan sepanjang koridor arteri di Perkotaan Ploso


2. Penataan Ruang Terbuka Hijau di sepanjang Sungai Brantas
3. Penataan kawasan permukiman padat melalui pendekatan konsep Housing dan peningkatan layanan
infrastrukturnya untuk meningkatkan kualitas kawasan permukiman (Gentrifikasi)
4. Pengembalian fungsi kawasan lindung dengan pendekatan normal pembuatan plengsengan di Sungai
Brantas dan juga melakukan pengembalian fungsi sempadan di sempadan rel kereta api dan sungai
melalui pendekatan resettlement bagi permukiman yang ada di bantaran sempadan.
2.3.6.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan
Kebijakan pengembangan kawasan ini ditetapkan melalui beberapa pertimbangan kebijakan baik yang ada
dalam RTRW Kabupaten Jombang maupun SPPIP Kabupaten Jombang yang antara lain :
1. Berdasarakan RTRW Kabupaten Jombang menetapkan bahwa Kegiatan industri dikembangan di
Perkotaan Plos untuk industri skala besar dengan menyediakan kawasan industri dan Industri Manufaktur
diarahkan di kawasan industri Bandarkedungmulyo sedangkan agroindustri berpusat di Perkotaan
Mojowarno.

2-37

La por a n
AKHIR

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

2. Berdasarkan SPPIP Kabupaten Jombang menetapkan terdapat 9 kawasan permukiman prioritas, namaun
yang menjadi skala prioritas utama adalah perkotaan Ploso dengan tema Kawasan Pengembangan
Permukiman Industri Ploso
Kebijakan dan strategi pembangunan untuk setiap Blok Kawasan yang dianggap mempunyai karakteristik
penanganan yang sama, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.16 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan
Kebijakan
Perbaikan Infrastruktur
Permukiman
Pemenuhan Kebutuhan
Rumah untuk mengurai
backlog perumahan untuk
pekerja
Penataan Kawasan
Permukiman sepanjang jalan
arteri
Pengamanan Sungai sekaligus
untuk menyediakan RTH
Perbaikan Infrastruktur
permukiman melalui perbaikan
jalan lingkungan

Strategi
Penambahan jumlah pengguna air minum
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Pengurangan luas genangan
Peningkatan pelayanan persampahan
Pembangunan rumah untuk pekerja
Pembangunan permukiman yang layak huni

Revitalisasi kawasan sepanjang jalan arteri


Mengurangi dampak genangan
Mengurangi kemacetan dengan penataan parkir, pelebaran
jalan dan pengaturan Garis sempadan Bangunan
Penataan RTH disempadan sungai brantas
Penataan RTH pada masing-masing kawasan perkotaan
skala lingkungan
Perbaikan RTH yang sudah ada
Perbaikan jalan lingkungan
Peningkatan kelas jalan
Peningaktan pelayanan jalan melalui pelebaran badan jalan

Sumber: Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Jombang

2.3.6.3 Konsep Pengembangan Kawasan


Pada kawasan permukiman prioritas utama di perkotaan Ploso terbagi menjadi unit-unit yang lebih kecil untuk
lebih memfokuskan dalam kaitannya dengan pemenuhan penanganan kebutuhan infrastruktur. Di perkotaan
ploso terbagi menjadi 10 Sub Kawasan yang disesuaikan dengan karakter masing-masing kawasan.
Pembagian sub kawasan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: dokumen RPKPP Kabupaten Jombang

Gambar 2.2 Pembagian Sub Kawasan RPKPP


Pada masing-masing pembagian unit lingkungan tersebut memiliki konsep penanganan yang berbeda-beda
antara lain :
1. Konsep Penanganan Sub Kawasan 1 adalah : Revitalisasi Kawasan Perumahan melalui Perbaikan
Perumahan, MCK, Drainase, Persampahan dan Jalan
2. Konsep Penanganan Sub Kawasan2 adalah : Peningkatan Pelayanan Infrastruktur Permukiman
Kepadatan Tinggi melalui peningkatan layanan air bersih, penanganan persamapahan, penanganan
genangan
3. Konsep Penanganan Sub Kawasan3 adalah : Peningkatan Infrastruktur permukiman untuk mengurangi
permasalahan banjir dan peningkatan jalan
4. Konsep Penanganan Sub Kawasan 3 adalah : Pengembangan kawasan melalui penyediaan rumah layak
huni untuk pekerja industri
5. Konsep Penanganan Sub Kawasan 3 adalah : Revitalisasi kawasan permukiman melalui perbaikan rumah
tidak layak huni
6. Konsep Penanganan Sub Kawasan 4 adalah : Perbaikan kawasan permukiman dengan penataan sekitar
sempadan sungai
7. Konsep Penanganan Sub Kawasan 5 adalah : Peningkatan kawasan permukiman perdesaan menuju
permukiman perkotaan untuk mengantisivasi perkembangan industri

2-38

La por a n
AKHIR

8. Konsep Penanganan Sub Kawasan 6 adalah : Peningkatan kawasan permukiman perdesanan menuju
permukiman perkotaan untuk mengantisivasi perkembangan industri

Sub Kawasan

Masalah

Lokasi

Strategi

tebu

9. Konsep Penanganan Sub Kawasan 7 adalah : Penataan RTH


10. Konsep Penanganan Sub Kawasan 8 adalah : revitalisasi koridor jalan raya ploso sebagai koridor pusat
kegiatan perdagangan dan jasa ygBebas dari banjir, kemacetan dan ramah untuk pejalan kaki.
2.3.6.4 Konsep Penanganan Kawasan Permukiman
Berdasarkan kebijakan dan strategi pembangunan kawasan permukiman diatas serta pertimbangan terhadap
potensi dan permasalahan yang ada di kawasan permukiman prioritas, maka konsep pembangunan kawasan
permukiman prioritas di Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut :
1. Fasilitasi kredit mikro pembanguan permukiman
2. Pembangunan rumah kayak huni
3. Pembangunan sarana prasarana permukiman
Sub Kawasan 1

4. Pembangunan rumah untuk pekerja


2.3.6.5 Konsep Penanganan Infrastruktur
Konsep penanganan infrastruktur permukiman dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat setempat secara
aktif. Mulai dari kegiatan perencanaa, sosialisasi, pembangunan dan perawatan, partisipasi aktif masyarakat
sangat diperlukan. Dengan demikian sarana infrastruktur dapat diterima, sesuai dengan kebiasaan masyarakat
setempat serta terpelihara sehingga dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang.
A. Pengelolaan Persampahan

Konsep penanganan sampah 3R, dapat terlaksana dengan melibatkan masyarakat, dalam upaya mereduksi
volume sampah dan meningkatkan nilai ekonomi sampah. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah :
pemilahan sampah, pemanfaatan sampah menjadi kerajinan, mengumpulkan dan menjual sampah yang masih
memiliki nilai ekonomi, atau mengolah sampah menjadi kompos, yang dapat dilakukan dalam skala keluarga
maupun skala komunal serta dengan keterlibatan pihak swasta.
Tabel 2.17 Kebutuhan Penanganan Persampahan
Sub Kawasan
Sub Kawasan 2

Sub Kawasan 3

Masalah
Tidak meratanya
ketersediaan
persampahan pada tiap
rumah tangga
Tidak adanya pengolahan
sampah

Lokasi
Seluruh sub
Kawasan

Strategi
Peningkatan
pelayanan
persampahan

Kebutuhan Penanganan
Pengadaan Tempat sampah
merata di Kawasan

Rejomulyo

Persampahan : (Pengolahan
transfer depo)

Belum ada pengumpulan


sampah secara komunal

TPS berada di
Kawasan Losari
Disekitar kebun

Peningkatan
pelayanan
persampahan
Peningkatan
pelayanan
persampahan

Masih banyak
menggunakan sistem
pembakaran

Kawasan Losari
Dusun
SidopuloTimur

Peningkatan
pelayanan
persampahan

Belum memadainya
fasilitas persampahan
dengan volume sampah
TPS
Gerobak
Tong Sampah
Masih banyak
menggunakan sistem
pembakaran

TPS berada di
Kawasan Losari
Disekitar kebun
tebu

Peningkatan
pelayanan
persampahan

Kawasan
Bawangan,
Dusun Jabon RT
1 RW 1

Peningkatan
pelayanan
persampahan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Kebutuhan Penanganan
prasarana
Pewadahan (tong)
Pengumpulan (gerobak
sampah, becak sampah)
Penampungan sementara
(transfer depo, countainer,
transfer station)
Pengangkutan (dump truck,
arm roll truck) dll
Sosialisasi terhadap
pengeolahan sampah
Penyediaan bak sampah
rumah tangga
Penyediaan tempat pemrosesan
akhir

Sosialisasi terhadap
pengeolahan sampah
Penyediaan bak sampah
rumah tangga

Sumber: Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Jombang

B. Pengelolaan Air Limbah (sanitasi)

Pengelolaan air limbah (sanitasi) permukiman diarahkan agar tidak ada lagi praktek ODF (open defecation
free) atau bebas BAB (buang air besar) sembangan di lahan terbuka, saluran, tambak ataupun
sungai.Kebutuhan Sarana Pengeloaan Air Limbah (Sanitasi) dikembangkan dengan melibatkan masyarakat
pengguna, agar pilihan teknologi sanitasi tidak mendapat penolakan dan diterima oleh masyarakat. Masyarakat
dilibatkan pada kegiatan sosialisasi, perencanaan, pembangunan, pemeliharaan.
1. Pengolahan sistem di tempat (on site)
Sarana yang diperlukan adalah :jamban pribadi/keluarga, namun bila tidak memungkinan digunakan
jamban komunal. Untuk kawasan padat penduduk, berpenghasilan rendah dengan jumlah jamban rendah,
diperlukan jamban umum/komunal, untuk mendorong masyarakat agar berperilaku bersih.
2. Tangki Septik
Dengan pertimbangan lahan untuk pembangunan tangki septik, maka dapat dibangun tangki septik pribadi
bila lahan tersedia atau tangki septik komunal untuk beberapa rumah bila lahan terbatas pada wilayah
dengan kepadatan penduduk yang tinggi.

Penyediaan dokumen
(masterplan, FS, DED)
Penyediaan saran dan

2-39

La por a n
AKHIR

Tabel 2.18 Kebutuhan Penanganan Sanitasi


Sub Kawasan
Masalah
Sub Kawasan Kurang
2
tersedianya
MCK
Belum
tersedianya
fasilitas
pengelolaan
limbah

Sub Kawasan
3

Sub Kawasan
6

Sub Kawasan
3

Sub Kawasan
1

Tidak memiliki
MCK
Cakupan
layanan air
limbah masih
rendah
Tidak memiliki
MCK

Tidak adanya
MCK dan
kondisi MCK
tidak layak
Kurangnya MCK
Tidak memiliki
MCK

Lokasi
Dusun Sidomulyo dan Dusun
KopensarI
Kawasan Rejoagung

Dusun Balongsari dan Dsun


Balong Teleng
Kawasan Ploso Dusun Krajan

Gotan, RT.02,03/ RW. 08/07

Kawasan Losari

Dusun Losari
RW 1/RT 3, RW 7,RW 6,RW 2
Dusun Kesamben RT 1/RW 2
Dusun Ngumpak RT 3/RW 1
Dusun Jabon RT 2/RW 1
Dusun Bawangan RT 3/RW 2

Strategi
Peningkatan jumlah
sarana sanitasi
yang layak dengan
pendekatan
pemberdayaan
masyarakat

Peningkatan jumlah
sarana sanitasi
yang layak dengan
pendekatan
pemberdayaan
masyarakat
Peningkatan jumlah
sarana sanitasi
yang layak dengan
pendekatan
pemberdayaan
masyarakat
Peningkatan jumlah
sarana sanitasi
yang layak dengan
pendekatan
pemberdayaan
masyarakat
Peningkatan jumlah
sarana sanitasi
yang layak dengan
pendekatan
pemberdayaan
masyarakat

Kebutuhan Penanganan
Pembangunan MCK Dusun
Sidomulyo dan Dusun
KopensarI
Penanganan sistem off site
Pembangunan baru
(sambungan rumah, sistem
jaringan pengumpul, sistem
sanitasi berbasis masyarakat,
IPAL)
Rehabilitasi dan peningkatan
kapasitas (sistem jaringan
pengumpul, IPAL)
Pembangunan MCK

Selain itu juga perlu dilakukan upaya untuk mereduksi aliran air hujan menuju saluran. Air hujan dapat
diresapkan ke dalam tanah, melalui bidang resapan. Bila hal ini dilakukan dapat mengurangi terjadinya
banjir, genangan dan merupakan upaya untuk melestarikan ketersediaan air tanah.
D. Sistem Penyediaan Air Minum

Beberapa kriteria perencanaan untuk pelayanan air bersih system perpipaan adalah sebagai berikut :
1. Sambungan Rumah (SR)
2. Kran Umum (KU)
3. Hidran Umum (HU)
Tabel 2.19 Kebutuhan Penanganan Air Bersih

Peningkatan jumlah pelayanan


sanitasi

Sub Kawasan
Sub
Kawasan 2

Pembangunan MCK

Sub
Kawasan 7

Pembangunan dan Perbaikan


MCK

Masalah
Debit air kecil

Lokasi
Kawasan rejoagung, Dusun
Kopensari RT 3 RW 2

Air bersih Dusun Balongsari

Kawasan Ploso. Dusun


Balongsari RT 2 RW 4

Kualitas Air terkadang kurang


bagus

Kawasan Ploso, Dusun


Balongsari

Cakupan layanan air minum melalui


perpipaan masih kecil

Kawasan Ploso. Dusun


Balongsari RT 2 RW 4

kualitas air sumur yang kurang baik

Kawasan Ploso. Dusun


Balongsari RT 2 RW 4
Dusun Lengkong
RW 3 di 4 RT
RW 4
RW 2
RW 1
Dsn Gedang, Jatigedong

Penambahan MCK
Pembangunan MCK
Sub
Kawasan 8

Sumber: Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Jombang

C. Sistem penyaluran air hujan / drainase

Dalam merencanakan saluran drainase perlu mempertimbangkan aspek


1. Aspek hidrologi meliputi :perhitungan debit rencana, penentuan debit desain Dalam merencanakan saluran
drainase perlu mempertimbangkan aspek-aspek : Aspek hidrologi meliputi :perhitungan debit rencana,
penentuan debit desain dan tinggi jagaan, penetapan karakteritik daerah aliran.

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Sub
Kawasan 10

Kualitas Air buruk

Belum terpenuhinya pelayanan air


bersih
Kurangnya pelayanan air bersih
Debit air kecil

Dusun Sidopula Timur,


Sidopulo Barat, dan Dusun
Bangle
Kawasan Losari, Dusun
Sinopulo Timur

Kebutuhan Penanganan
Memperbesar pipa jaringan
utama
Penyediaan Sumur Bor
Penambahan debit air
Penyediaan Penampungan air
bersih komunal
Penyediaan kran umum
bersama
Treatment air pada sumber
utama
Pencakupan pelayanan air
minum
Penambahan Sambuangan
Rumah Tangga
Pemakaian PDAM untuk
pemenuhan air bersih
Peningkatan Kualitasair air (air
berwarna kuning). PDAM belum
masuk di Dusun Lengkong
Pembangunan Sumur dalam
125 M
Pembangunan Sumur bor
dengan volume 150 m pada
masing-masing dusun
Memperbesar pipa jaringan
utama
Penyediaan Sumur Bor

Sumber: Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Jombang

2. Aspek hidrolikterdiri : kecepatan maksimum aliran, bentuk penampang saluran.


3. Aspek strukturterdiri : jenis dan mutu bahan, kekuatan dan kestabilan bangunan
4. Aspek biaya yang tersedia untuk perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan.

2-40

La por a n
AKHIR

E. Sistem Penyediaan Jalan Lingkungan

Kawasan permukiman kumuh Kabupaten Jombang cenderung berkembang secara natural maka pola
jaringannya akan terbentuk dengan karakteristik alamiahnya. Pola jaringan jalan secara umum adalah jaringan
Jalan Lingkungan
F. Prioritas Kawasan Pembangunan Tahap I

Dasar Pertimbangan Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 antara lain :


1. Permasalahan prioritas
2. Isu-isu strategis terkait pembangunan permukiman
3. Memiliki urgenitas dalam penanganan permasalahan
4. Cakupan dampak permasalahan yang terjadi pada sub kawasan
Berdasarkan kesepakatan maka yang menjadi prioritas pelaksanaan pembangunan tahap I adalah Sub
kawasan 3
Sub Kawasan 3
Tidak ada tempat sampah
Buangan sampah
Pengadaan tempat sampah Losari dan Rejoagung
sembarangan
merata
Banguna tidak memenuhi
Estetika kawasan koridor
Penataan Tata Bangunan dan Desa Ploso di sekitar Polsek
standar tata bangunan di jalan
Lingkungan
dan Kantor Telkom
arteri
Kepadatan bangunan sangat Estetika kawasan koridor
tinggi
Rawan kebakaran

Penataan Tata bangunan dan Sepanjang Koridor Sub


Lingkungan
Kawasan 10

Tidak terdapat saluran


drainase yang memadahi

Normalisasi saluran
Pembuatan
gorong
gorong
Perbaikan drainase

Genangan air di jalan dan


mengakibatkan banjir

Kurang terdapat RTH

Estetika kawasan koridor

Penataan RTH
Penyediaan RTH

Penataan Reklame

Estetika kawasan koridor

Penataan Reklame

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

sosial, aspek pendanaan, maupun aspek kelembagaan. Selain itu, rencana program investasi harus dilengkapi
dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Bupati selaku
kepala daerah. Matriks program dan investasi bidang Cipta Karya disusun berdasarkan prioritas menurut
kebutuhan Kabupaten Jombang untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan Kabupaten Jombang.
Setiap daerah diharapkan mempunyai prioritas yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayahnya,
sebagai contoh suatu Kabupaten Jombang memprioritaskan program investasi air minum di tahun-tahun awal
jangka menengah karena Kabupaten Jombang tersebut mempunyai pertimbangan bahwa sebagian besar
penduduknya tinggal di daerah rawan air. Hal ini tentu saja tidak sama dengan daerah lain, disesuaikan
dengan karakteristik daerah masing-masing.
Dokumen rencana program investasi yang merupakan rekapitulasi dan intisari dari RPI2-JM Kabupaten
Jombang. Setiap Kabupaten Jombang diharapkan dapat menyampaikan rencana program dalam sebuah
ringkasan rencana investasi dan sumber pembiayaan yang merupakan bagian sinkronisasi dan prioritas
program di Kabupaten Jombang.
Berdasarkan tabel usulan program dan kegiatan pada setiap aspek teknis, maka dapat disusun sebuah tabel
ringkas rencana program dan investasi bidang Cipta Karya. Rencana ini harus menjabarkan scenario
pengembangan kota dan pengembangan sektor bidang Cipta karya, usulan kebutuhan investasi yang disusun
dengan berbasis demand ataupun target pencapaian sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan
daerah, mekanisme pendanaan atau pembiayaan, skala prioritas penanganan, dan rencana pelaksanaan
program investasi. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang
CK Kabupaten Jombang Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Desa Losari dekat dengan


pasar Ploso
Dusun Rejoagung sebelah
Polsek ke Desa Losari
Depan Terminal
Di sepanjang jalan arteri di
Losari
Di dekat Indomaret Losari
(dekat dengan Terminal Ploso)

Jaringan utilitas tidak teratur Estetika kawasan koridor


Kapasitas Jalan tidak
memadahi

Rawan kecelakaan

Pelebaran jalan

Pertigaan dari arah


Jatigedong dan

Sumber: Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Jombang

2.3.7 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Jombang
Program investasi Kabupaten Jombang yang merupakan rekapitulasi dari dokumen RPI2-JM yang telah
disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Kabupaten/Kota dari aspek teknis, aspek lingkungan dan

2-41

La por a n
AKHIR

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

No

SEKTOR/PROGRAM

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
1
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
2
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
3
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
4
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
5
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
6
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
7
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
8
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
9
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
10
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
11
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
12
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
13
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
14
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
15
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
16
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
17
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
18
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya

RINCIAN KEGIATAN

LOKASI

VOL.

SATUAN

Tabel 2.20 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK
Kabupaten Jombang Tahun 2015-2019
SUMBER PENDANAAN (Rp.x1000)
TAHUN

APBN
Rp. MURNI

Pembangunan Infrastruktur Kawasan


Permukiman Kumuh
Pembangunan Infrastruktur Kawasan
Permukiman Kumuh
Pembangunan Infrastruktur Kawasan
Permukiman Kumuh
Pembangunan Infrastruktur Kawasan
Permukiman Kumuh
Pembangunan Infrastruktur Kawasan
Permukiman Kumuh
Pembangunan Infrastruktur Kawasan
Permukiman Kumuh
Peningkatan Infrastruktur Kawasan
Perdesaan Potensial

Kec. Ploso Desa Losari

paket

2015

3.500.000

Desa Jombang

paket

2016

1.500.000

Kec. Jombang Desa Jombang

paket

2015

2.000.000

Desa Sambongdukuh

paket

2017

4.000.000

Desa Ploso

paket

2017

5.500.000

Kec. Ploso Desa Losari

paket

2015

Kec. Wonosalam

paket

2015

Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
Agropolitan
Peningkatan Infrastruktur Kawasan
Perdesaan Potensial

Kec.Mojowarno

paket

2016

Kec. Ploso Desa Kebonagung

paket

2015

Penyediaan Infrastruktur Kawasan


Perdesaan Potensial

Kec Bandarkedungmulyo

paket

2015

2.000.000

Penyediaan Infrastruktur Kawasan


Perdesaan Potensial

(Bandarkedungmulyopucangsimo)Kec.
Bandarkedungmulyo
(Gayam-Rejoslamet)Kec.
Mojowarno

paket

2016

6.000.000

paket

2016

4.000.000

Kec. Bandarkedungmulyo

paket

2017

5.000.000

Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
Agropolitan
Penyediaan Infrastruktur Kawasan
Perdesaan Potensial

Kec. Ngoro

paket

2017

7.000.000

Kec. Perak

paket

2018

3.000.000

Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
Agropolitan
Penyediaan Infrastruktur Kawasan
Perdesaan Potensial

Kec. Ngoro

paket

2018

5.000.000

Kec. Perak

paket

2019

3.000.000

Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
Agropolitan

Kec. Bareng

paket

2019

7.000.000

Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
Agropolitan
Penyediaan Infrastruktur Kawasan
Perdesaan Potensial

PLN

DAK

APBD
PROV.

APBD
KAB/KOTA

BUMD

KPS/
Swasta

MASY.

CSR

100.000

545.530
150.000
5.000.000
118.000

2-42

No

SEKTOR/PROGRAM

19

Pembangunan Permukiman dan


Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1
Pembinaan Pelaksanaan Penataan
Bangunan dan Lingkungan,
Pengelolaan Gedung dan Rumah
Negara
2
Pembinaan Pelaksanaan Penataan
Bangunan dan Lingkungan,
Pengelolaan Gedung dan Rumah
Negara
3
Sarana dan Prasarana Lingkungan
Permukiman

Sarana dan Prasarana Lingkungan


Permukiman

Sarana dan Prasarana Lingkungan


Permukiman

Sarana dan Prasarana Lingkungan


Permukiman
Sarana dan Prasarana Lingkungan
Permukiman

Sarana dan Prasarana Lingkungan


Permukiman

PENGEMBANGAN AIR MINUM


1
Pengembangan SPAM
2

Pengembangan SPAM

Pengembangan SPAM

Pengembangan SPAM

Pengembangan SPAM

Pengembangan SPAM

Pengembangan SPAM

RINCIAN KEGIATAN

LOKASI

VOL.

SATUAN

La por a n
AKHIR

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

SUMBER PENDANAAN (Rp.x1000)


TAHUN

APBN
Rp. MURNI

PLN

DAK

APBD
PROV.

APBD
KAB/KOTA

Program Pembangunan Infrastruktur


Perdesaan (PPIP)

Kec.Mojowarno

10

desa

2018

Fasilitasi Penyusunan RTBL

Kws. Strategis Ekonomi


Mojowarno Kec. Mojowarno

paket

2015

779.977

Fasilitasi Penyusunan RTBL

Kws. Strategis Ekonomi Bareng


Kec. Bareng

paket

2015

779.977

Pengembangan Sarana dan


Prasarana Revitalisasi Kawasan
Makam Presiden RI Ke Empat KH.
Abdurrahman Wahid Ponpes
Tebuireng
Pengembangan Sarana dan
Prasarana di lingkungan permukiman
Makam Presiden RI Ke Empat KH.
Abdurrahman Wahid Ponpes
Tebuireng
Pengembangan Sarana dan
Prasarana Ruang Terbuka Hijau (
RTH )
Perencanaan DED Ruang Terbuka
Hijau (RTH) Taman Anak di Jombang
Pembangunan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) Taman Anak di Jombang
(untuk menuju Jombang sebagai
Kabupaten Layak Anak)
Pengembangan Sarana dan
Prasarana Ruang Terbuka Hijau (
RTH )

Kec. Diwek

paket

2015

3.821.000

Kec. Diwek

paket

2016

5.000.000

Kec. Jombang

paket

2016

5.000.000

500.000

Kec. Jombang

paket

2016

300.000

500.000

Kec. Jombang

paket

2017

Perkotaan Bandarkedungmulyo

paket

2017

2.000.000

Pengadaan dan pemasangan


jaringan pipa distribusi diameter
250mm
Pengadaan dan pemasangan
jaringan pipa distribusi diameter
250mm
Pengadaan dan pemasangan
jaringan pipa distribusi diameter
150mm
Pengadaan dan pemasangan
jaringan pipa distribusi diameter
150mm
Pengadaan & pemasangan jaringan
pipa distribusi diameter 250mm
Rehab jaringan pipa distribusi ACPPVC Pengadaan & Pemasangan pipa
PVC dia. 400 mm
Pengambilan sumber air 50 lt/dtk &
pengadaan & pemasangan pipa dia.

IPA Kudu-Balai Desa Jatibanjar


Ploso

2.628

meter

2016

1.576.800

Desa Jatibanjar-Jl Raya Kabuh


(PT Daun Abadi)

4.488

meter

2016

2.692.800

Jl Raya Sidokaton Kudu-Kauman


Kabuh

1.530

meter

2016

612.000

Dusun Banjarmlati Jatibanjar-ke


perempatan Lampu Merah
Bawangan (lewat Pager Tanjung)
Desa Tapen Utara - Tapen
Selatan Kec Kudu
IPA Plandi-Kaliwungu - s/d Jl
Merdeka

4.898

meter

2016

1.959.200

2.064

meter

2016

3.159.200

2.500

meter

2018

3.750.000

Sumber Pengajaran Kec


Wonosalam-Karangan Bareng

6.000

meter

2018

3.600.000

BUMD

KPS/
Swasta

MASY.

CSR

3.000.000

500.000

500.000

2-43

No

SEKTOR/PROGRAM

RINCIAN KEGIATAN

LOKASI

VOL.

SATUAN

La por a n
AKHIR

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

SUMBER PENDANAAN (Rp.x1000)


TAHUN

APBN
Rp. MURNI

PLN

DAK

APBD
PROV.

APBD
KAB/KOTA

BUMD

KPS/
Swasta

MASY.

CSR

200mm
8

Pengembangan SPAM

Pengembangan SPAM

PENGEMBANGAN PLP/PPLP
1
Infrastruktur Air Limbah dengan sistem
setempat dan Komunal
2
Infrastruktur Air Limbah dengan sistem
setempat dan Komunal
3
Infrastruktur Air Limbah dengan sistem
terpusat skala kota
4
Infrastruktur Drainase Perkotaan
5

Infrastruktur Drainase Perkotaan

Infrastruktur Drainase Perkotaan

Infrastruktur Drainase Perkotaan

Infrastruktur Drainase Perkotaan

Infrastruktur Drainase Perkotaan

10

Infrastruktur Drainase Perkotaan

11

Infrastruktur Drainase Perkotaan

12

15

Infrastruktur Tempat Pengolahan


Sampah Terpadu/3R (TPST/3R)
Infrastruktur Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu/3R (TPST/3R)
Infrastruktur Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu/3R (TPST/3R)
Pembangunan Kegiatan DAK

16

Pembangunan Kegiatan DAK

17

Pembangunan Kegiatan DAK

18

Pembangunan Kegiatan DAK

19

Pembangunan Kegiatan DAK

20

Pembangunan Kegiatan DAK

21

Pembangunan Kegiatan DAK

22

Pembangunan Kegiatan DAK

13
14

Penambahan debit/pengembangan
IPA Kudu-Kapasitas 100 ltr/dtk
(lengkap)
Rehab jaringan pipa distribusi ACPPVC Pengadaan & Pemasangan pipa
PVC dia. 400 mm

Exsisting IPA Lama 40 ltr/dtk


(sudah produksi)

paket

2017

10.000.000

Jl. Dr Sutomo-Pattimura

3.500

meter

2019

5.250.000

Pembangunan IPAL Komunal

Kec. Ploso

paket

2016

2.000.000

Pembangunan IPAL
KomunalKawasan Ponpes Tebuireng
PeningkatanIPLT Banjardowo

Kec. Diwek Desa Cukir

paket

2015

3.000.000

Kec. Jombang

paket

2016

6.000.000

Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan TPST

Nurkholis Majid

paket

2016

19.800.000

Kec. Jombang

paket

2016

10.000.000

Perumahan Denanyar ( ASABRI)

paket

2017

2.900.000

Jalan Gatot Subroto

paket

2018

6.900.000

Jln.Prof Buya Hamka - Sb.Wangi

paket

2018

2.600.000

Pasar Citra Niaga

paket

2018

4.700.000

Jalan Patimura (STKIP)

paket

2019

4.000.000

Makam Abdurrahman Wahid

paket

2019

17.900.000

Kecamatan Diwek

paket

2015

1.000.000

Pembangunan TPST

Kec Ploso Desa Losari

paket

2015

Pembangunan TPST

Kec Mojowarno Desa Mojoduwur

paket

2015

Pembangunan Sanitasi Berbasis


Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)

Kec. Peterongan Desa Bongkot

paket

2016

Kec Diwek Desa Diwek

paket

2016

350.000

Kec. Jombang Desa Sambong


Dukuh
Kec. Jombang Desa Jombang

paket

2016

350.000

paket

2016

400.000

Kec. Ploso Desa Rejoagung

paket

2016

400.000

Kec. Bandarkedungmulyo Desa


Brodot
Kec. Tembelang Desa Jatiwates

paket

Kec. Bandarkedungmulyo Desa


Pucangsimo

937.500
1.500.000
250.000

25.000

2016

250.000

25.000

paket

2016

250.000

25.000

paket

2016

250.000

25.000

2-44

No

SEKTOR/PROGRAM

23

Pembangunan Kegiatan DAK

24

Pembangunan Kegiatan DAK

25

Pembangunan Kegiatan DAK

26

Pembangunan Kegiatan DAK

27

Pembangunan Kegiatan DAK

28

Pembangunan Kegiatan DAK

29

Pembangunan Kegiatan DAK

30

Pembangunan Kegiatan DAK

31

Pembangunan Kegiatan DAK

32

Pembangunan Kegiatan DAK

33

Pembangunan Kegiatan DAK

34

Pembangunan Kegiatan DAK

35

Pembangunan Kegiatan DAK

36

Pembangunan Kegiatan DAK

37

Pembangunan Kegiatan DAK

38

Pembangunan Kegiatan DAK

39

Pembangunan Kegiatan DAK

40

Pembangunan Kegiatan DAK

41

Pembangunan Kegiatan DAK

RINCIAN KEGIATAN
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)

LOKASI

SATUAN

La por a n
AKHIR

VOL.

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

SUMBER PENDANAAN (Rp.x1000)


TAHUN

APBN
Rp. MURNI

PLN

DAK

APBD
PROV.

APBD
KAB/KOTA

Kec. Tembelang Desa


Pulogedang
Kec. Bareng Desa Pulosari

paket

2016

250.000

25.000

paket

2016

250.000

25.000

Kec. Bareng Desa Tebel

paket

2016

250.000

25.000

Kec. Ploso Desa Kebonagung

paket

2017

250.000

25.000

Kec. Bareng Desa Mundusewu

paket

2017

250.000

25.000

Kec. Bareng Desa Ngampungan

paket

2017

250.000

25.000

Kec. Ploso Desa Bawangan

paket

2017

Kec. Bareng Desa Pakel

paket

2018

250.000

25.000

Kec. Mojowarno Desa Mojojejer

paket

2018

250.000

25.000

Kec. Bareng Desa Ngeblak

paket

2018

250.000

25.000

Kec. Diwek Desa Cukir

paket

2018

200.000

Kec. Bandarkedungmulyo Desa


Gondangmanis
Kec. Diwek Desa Jatirejo

paket

2018

257.000

paket

2019

200.000

Kec. Diwek Desa Kwaron

paket

2019

200.000

Kec. Mojowarno Desa Mojowangi

paket

2019

250.000

25.000

Kec. Bareng Desa Pakel

paket

2019

250.000

25.000

Kec. Peterongan Desa Bongkot

paket

2015

250.000

25.000

Kec. Bandarkedungmulyo Desa


Brodot
Kec. Tembelang Desa Jatiwates

paket

2015

250.000

25.000

paket

2016

250.000

25.000

BUMD

KPS/
Swasta

MASY.

CSR

300.000

100.000

Sumber: dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten Jombang Tahun 2015-2019

2-45

2.3.8 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kawasan Strategis Kabupaten


Jombang

Sudut Kepentingan

2.3.8.1 Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)


Kawasan strategis Kabupaten Jombang yeng menjadi dasar pembangunan infrastruktur terdiri dari Kawasan
Strategis Nasional. Sedangkan Kawasan Strategis Kabupaten terdiri atas kawasan strategis pertumbuhan
ekonomi, kawasan strategis social-budaya serta kawasan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Untuk
lebih jelasnya terkait penetapan kawasan strategis Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Tabel berikut:

Kawasan Cagar Budaya Ibukota


Mojopahit :
Pengembangan mendorong
eksistensi kawasan cagar budaya
(kawasan Mojopahit di Trowulan)
Kawasan sumberdaya air

Tabel 2.21 Kawasan Strategis Kabupaten Jombang (KSK) Berdasarkan RTRW


Kawasan Strategis Kabupaten
Jombang
Kawasan Ekonomi Khusus
Mojowarno :
Pengembangan kegiatan
agrobisnis mencakup sektor
pertanian, perkebunan,
peternakan dam agrowisata
Kawasan Ekonomi Terpadu
Mojoagung :
Kegiatan perdagangan berupa
pasar induk, terpadu dengan
keberadaan terminal Tipe B,
terminal cargo dan rest area
Kawasan Bersama Banda
Kedungmulyo:
Pengembangan kawasan industry
manufaktur yang non polutif
Kawasan Tertinggal :
Rencana mengatasi tingkat
ketertinggalan dan kemiskinan
penduduk

Sudut Kepentingan

Lokasi/Batas Kawasan

Kawasan strategis
pertumbuhan ekonomi

Kecamatan Mojowarno, SSWP


Mojowarno

Kawasan strategis
pertumbuhan ekonomi

Kecamatan Mojoagung

Kawasan strategis
pertumbuhan ekonomi

Bandar Kedungmulyo Kabupaten


Jombang

Kawasan Strategis SosialBudaya

Kawasan Tahura R. Suryo


Kawasan Agroforestri Wonosalam

Kawasan Strategis SosialBudaya

Fungsi dan daya dukung


lingkungan hidup
Fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup
Fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup

Lokasi/Batas Kawasan
Desa
Jipuhrapah,
Desa
Jatimlerek dan Desa Klitih
Kecamatan Plandaan
Kawasan Trowulan (Mojopahit)

Sungai Brantas
Tahura R. Suryo
Kecamatan Wonosalam

Sumber: RTRW Kabupaten Jombang 2009-2029

Desa Sugihwaras Kecamatan


Ngoro
Desa Penggaron Kecamatan
Mojowarno
Desa Pulosari, Desa Karangan
dan Desa Nglebak Kecamatan
Bareng
Desa Bakalan Kecamatan
Sumobito
Desa Megaluh Kecamatan
Megaluh
Desa Made Kecamatan Kudu
Desa
Ngampel,
Desa
Mojodanu, Desa Cupak, Desa
Kromong, Desa Asemgede dan
Desa
Sumbernongko
Kecamatan Ngusikan
Desa Kebonagung Kecamatan
Ploso
Desa
Marmoyo,
Desa
Mangunan
dan
Desa
Banjardowo Kecamatan Kabuh

Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Jombang

Gambar 2.3 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Jombang

2-46

La por a n
AKHIR

2.3.8.2 Rencana Struktur Ruang

Muatan Rencana

Arahan pengembangan struktur ruang Kabupaten Jombang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan
prasarana air minum, air limbah, persanpahan, drainase dan RTH.
Tabel 2.22 Rencana Struktur Ruang
Muatan Rencana
Agropolitan

Sumberdaya air

Energy

Rencana Struktur Ruang


Rencana Lokasi
Pusat pengembangan komoditas pertanian pusat Perkotaan Kecamatan Mojowarno
informasi, pergudangan.
penyediaan fasilitas akomodasi yang ditunjang
oleh aktivitas jasa informasi dan transportasi
Peningkatan produktifitas pertanian
Pengembangan agro industri
Perkotaan Mojowarno, dan desa Pusat
pertumbuhan (Panglungan)
Pengembangan Agro-bisnis: berupa jasa-jasa
Perkotaan Mojowarno
perbankan/ bantuan permodalan untuk
pengembangan pertanian
Pengembangan Agrowisata berupa perkebunan
Desa Panglungan Kec. Wonosalam
Pengembangan fasilitas pendukung wisata
Kecamatan Mojowarno
Sebagai kawasan Produksi utama pembentukan
Perkotaan Mojoagung dengan sub pusat koleksi
Sentra beras
di DPP Curah Malang dan Perkotaan Kec.
Sumobito
pengolahan hasil pertanian (komoditas perkebunan) Perkotaan Ploso, kawasan peruntukan industri.
dan pusat koleksi
Desa-desa Pusat Pertumbuhan
Upaya pengembangan pelayanan pengairan
Sumber mata air yang berlokasi di Desa
dilakukan dengan cara :
Jipurapah Kecamatan Plandaan, Desa
Melakukan perlindungan terhadap sumber-sumber
Tanjung Wadung Kecamatan Kabuh, Desa
mata air;
Japanan Kecamatan Mojowarno, Desa
Melakukan perlindungan terhadap daerah aliran
Wonosalam Kecamatan Wonosalam, Desa
air, baik itu saluran irigasi, serta daerah aliran
Kedung Lumpang Kecamatan Mojoagung,
sungai;
Desa Carang Wulung dan Desa Panglungan
Mencegah terjadinya pendangkalan terhadap
Kecamatan Wonosalam
saluran irigasi;
Waduk Beng di Desa Klitih Kecamatan
Pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air.
Plandaan dan Waduk Jarak di Desa Jarak
Kecamatan Wonoasalam
System jaringan air bersih : Kecamatan
Plandaan, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan
Kudu, Kecamatan Kesamben, Kecamatan
Sumobito,
Kecamatan
Peterongan,
Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Tembelang,
Kecamatan Megaluh, Kecamatan Kecamatan
Bandar Kedungmulyo, Kecamatan Perak dan
Kecamatan Gudo
Jaringan irigasi yang telah ada di Kabupaten
Jombang melintasi jalur Waru-Jayeng-TuriTunggorono (Waru-Turi), sedangkan jaringan
irigasi yang direncanakan adalah Papar-TuriPeterongan (Pari-Terong) sejauh 18 km
Rencana jaringan pipa gas
Kecamatan Ploso
Jaringan
listrik
antar
system
dengan Seluruh wilayah
menggunakan kawat saluran udara dan kabel
bawah tanah

System jaringan
persampahan
System jaringan
pematusan

System jaringan
limbah

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Rencana Struktur Ruang


Rencana Lokasi
Pengembangan system jaringan listrik meliputi
saluran udara tegangan tinggi, saluran udara
tegangan menengah (SUTM) dan penempatan
gardu induk.
Rencana pengembangan lokasi TPA
Kabuh, Wonosalamdan Diwek
Pengembangan TPS
Tiap unit lingkungan
Rencana pengembangan sistem pematusan di
kabupaten Jombang di utamakan pada jalan arteri
dan kolektor primer
Sistem jaringan pematusan di Kabupaten
Jombang terdiri dari sistem jaringan drainase
primer yang terdapat pada 44 aliran kali yang
melewati Kabupaten Jombang.
Rencana pengelolaan prasarana air limbah terdiri
dari:
mengembangkan sistem setempat yang diarahkan
pada sistem publik bagi wilayah yang tidak
terlayani saluran air limbah terpusat;
pengadaan dan mengoptimalkan pelayanan
sistem terpusat pada kawasan-kawasan yang
sudah dilayani sistem tersebut;
pengelolaan penanganan air limbah dari kegiatan
industri, rumah sakit, hotel, restoran dan rumah
tangga.

pada desa-desa pusat perkotaan dan pada


pusat permukiman real estate. Selain itu juga
pengembangan jaringan pematusan juga
terdapat pada kecamatan Mojowarno yang
merupakan lokasi rawan banjir di Kabupaten
Jombang yaitu desa Mojoduwur, Japanan, dan
Penggaran.

Sumber: RTRW Kabupaten Jombang 2009-2029

2.3.8.3 Rencana Pola Ruang


Arahan pengembangan pola ruang Kabupaten Jombang terdiri atas : rencana kawasan lindung dan budidaya.
Untuk lebih jelasnya terkait arahan pengembangan pola ruang Kabupaten Jombang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.23 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
Muatan Rencana
Kawasan Lindung
Kawasan Yang
Memberi
Perlindungan
Kawasan
Bawahannya

Rencana Pola Ruang

Rencana Lokasi

Hutan Lindung ;
Kecamatan Wonosalam
Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah
mengalami alih fungsi melalui pengembangan
vegetasi tegangan tinggi yang mampu memberikan
perlindungan terhadap permukaan tanah dan
mampu meresapkan air;
Perluasan hutan lindung di wilayah Taman Huta
Raya R. Suryo, terutama pada area yang mengalami
alih fungsi;
Pengembalian berbagai rona awal sehingga
kehidupan satwa dan fauna dilindungi dapat lestari;
Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami
kerusakan;
Peningkatan fungsi lahan melalui pengembangan

2-47

La por a n
AKHIR

Muatan Rencana

Kawasan
Perlindungan
Setempat

Rencana Pola Ruang


hutan rakyat/agroforesti yang memberikan nilai
ekonomi melalui pengambilan hasil bukan kayu;
serta
Meningkatkan kegiatan pariwisata alam/ecotourism
(misalnya mendaki gunung, out bond, camping),
sekaligus menanamkan gerakan cinta alam.
Luas kawasan hutan lindung di Kabupaten Jombang
adalah sebesar 2.864,70 Ha.
Kawasan Resapan Air :
Pemanfaatan ruang wilayah yang ditetapkan
sebagai kawasan resapan air berupa hutan dengan
tegakan tanaman yang mempunyai perakaran dan
mampu menyimpan potensi air tanah
Kawasan resapan air yang masih dimanfaatkan
untuk lahan terbangun tidak diperbolehkan untuk
dikembangkan
Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami
kerusakan;
Peningkatan fungsi lahan melalui pengembangan
hutan rakyat yang memberikan nilai ekonomi melalui
pengambilan hasil bukan kayu, dan vegetasi yang
menjadi tempat kehidupan berbagai satwa;
Meningkatkan kegiatan pariwisata alam (misalnya
mendaki gunung, out bond, camping) sekaligus
menanamkan gerakan cinta alam; serta
Pengolahan tanah secara teknis (misalnya membuat
embung, cekungan tanah, bendung) sehingga
kawasan ini memberikan kemampuan peresapan air
yang lebih tinggi.
Kawasan perlindungan setempat sempadan sungai:
Perlindungan sekitar sungai atau sebagai sempadan
sungai dilarang mengadakan alih fungsi lindung
yang menyebabkan kerusakan kualitas air sungai;
Bangunan sepanjang sempadan sungai yang tidak
memiliki kaitan dengan pelestarian atau pengelolaan
sungai dilarang untuk didirikan;
Sungai yang melintasi kawasan permukiman
ataupun kawasan perdesaan dan perkotaan
dilakukan re-orientasi pembangunan dengan
menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan;
Sungai yang memiliki arus deras dijadikan salah
satu bagian dari wisata alam-petualangan seperti
arung jeram, out bond, dan kepramukaan;
Sungai yang arusnya lemah dan bukan sungai yang
menyebabkan timbulnya banjir dapat digunakan
untuk pariwisata; serta
Sempadan sungai yang areanya masih luas dapat
digunakan untuk pariwisata melalui penataan
kawasan tepian sungai.
Kawasan
perlindungan
setempat
sekitar
waduk/embung :
Perlindungan sekitar waduk untuk kegiatan yang
menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan

Rencana Lokasi

Muatan Rencana

Kawasan hutan produksi di KPH


Gedangan Kecamatan Wonosalam
Kawasan resapan air di Kecamatan
Kabuh, Kecamatan Ploso, Kecamatan
Kudu dan Kecamatan Ngusikan

kawasan pelestarian
alam dan cagar
budaya

Seluruh sungai yang menjadi bagian dari


WAS Barantas di wilayah Kabupaten
Jombang

Waduk Beng di Desa Klitih Kecamatan


Plandaan
Waduk Jarak di Desa Jarak Kecamatan
Wonosalam

Rencana Pola Ruang


kerusakan kualitas sumber air;
Waduk selain untuk irigasi, pengendali air,
perikanan, sumber energi listrik juga untuk
pariwisata. Untuk itu diperlukan pelestarian waduk
beserta seluruh tangkapan air di atasnya;
Waduk yang digunakan untuk kepentingan
pariwisata diijinkan membangun selama tidak
mengurangi kualitas tata air yang ada;
Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan
tinggi, dan penutup tanah atau ground cover untuk
melindungi pencemaran dan erosi terhadap air;
serta
Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan
secara langsung untuk bangunan yang tidak
berhubungan dengan konservasi waduk.
Kawasan perlindungan setempat terbuka hijau kota
(hutan kota) :
pencegahan dan penanggulangan kerusakan lahan;
pencegahan dan penanggulangan pencurian fauna
dan flora;
pencegahan dan penanggulangan kebakaran; dan
pengendalian dan penanggulangan hama dan
penyakit.
kawasan taman hutan raya (Tahura) :
Mengembalikan fungsi lindung terutama pada
kawasan dengan kelerengan 40 % dan menetapkan
peraturan daerah tentang larangan mendirikan
bangunan pada kawasan konservasi.
Program pengelolaan kawasan :
Program pengelolaan hutan bersama masyarakat
dengan tujuan memberikan pemahaman tentang
pentingnya hutan selain mempunyai fungsi ekologis
juga secara tidak langsung memiliki nilai ekonomis.
Memperbanyak reboisasi dengan melakukan
penanaman pohon produktif yang dapat di gunakan
sebagai perlindungan disamping diambil hasilnya
Membuka jalur wisata jelajah/pendakian untuk
menanamkan rasa memiliki terhadap alam.
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Arahan
pengelolaan kawasan konservasi budaya dan sejarah
bangunan non gedung meliputi :
Pada kawasan sekitar situs/candi harus dikonservasi
untuk kelestarian dan keserasian benda cagar
budaya, berupa pembatasan pembangunan,
pembatasan ketinggian, dan menjadikan candi tetap
terlihat dari berbagai sudut pandang;
Candi juga memiliki nilai wisata dan
penelitian/pendidikan,
sehingga
diperlukan
pengembangan jalur wisata yang menjadikan candi
sebagai salah satu obyek wisata yang menarik dan
menjadi salah satu tujuan atau obyek penelitian
benda purbakala dan tujuan pendidikan;
Meningkatkan pelestarian situs, candi dan artifak

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Rencana Lokasi

Tersebar di Perkotaan Jombang, Ploso,


Mojowarno, Mojoagung dan Bandar
Kedungmulyo

Tahura R. Soerya meliputi sebagian


wilayah Kecamatan Wonosalam bagian
tenggara

Kawasan Cagar Budaya Dan Ilmu


Pengetahuan Lingkungan Bangunan
Non Gedung :
Makam KH. Hasyim Asyari
Makam KH. Wachid Hasyim
Makam Sayyid Sulaiman
Sendang Made Di Kecamatan Kudu
Cagar Budaya Dan Ilmu Pengetahuan
Berupa
Lingkungan
Bangunan
Gedung Dan Halamannya Antara Lain
:
Candi Arimbi di Desa Ngrimbi
Kecamatan Bareng
Kelenteng Hok San Kiong di
Kecamatan Gudo

2-48

La por a n
AKHIR

Muatan Rencana

Rencana Pola Ruang


Rencana Lokasi
lain yang merupakan peninggalan sejarah.
Gereja Mojowarno
Mengembangkan pencarian situs bersejarah Goa Sigolo-golo di Dusun Kranten
terutama di kawasan Trowulan di Kabupaten
Desa
Panglungan
Kecamatan
Mojokerto dan Jombang.
Wonosalam
Mendirikan musium purbakala sebagai sarana
penelitian dan pendidikan bagi masyarakat.
Sebagai obyek daya tarik wisata sejarah.
Arahan pengelolaan terhadap bangunan gedung
dan halamannya terutama bangunan kuno, adalah
sebagai berikut :
Melestarikan bangunan kuno yang masih terdapat di
berbagai wilayah kabupaten.
Tidak merombak keaslian dari bangunan tersebut
dengan modernisasi ke bentuk lain.
Memfungsikan bangunan tersebut sehingga dapat
terkontrol dan terawat kelestariannya.
Perlindungan terhadap bangunan peninggalan
sejarah tersebut, ditetapkan dalam peraturan yang
terdapat di rencana tata ruang kabupaten.
Penerapan sistem insentif bagi bangunan yang
dilestarikan dan pemberlakuan sistem disinsentif
bagi bangunan yang mengalami perubahan fungsi.

KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan hutan
Rencana pengelolaan kawasan hutan produksi meliputi
produksi dan hutan
:
hak
Kawasan hutan produksi yang memiliki adanya
tingkat kerapatan tegakan tanaman yang rendah
sehingga harus dilakukan percepatan reboisasi;
Pengadaan atau alih fungsi kawasan tegalan dan
kebun melalui pengembangan tanaman dengan
tegakan tinggi yang memiliki fungsi sebagai hutan
produksi
Pengolahan hasil hutan sehingga memiliki nilai
ekonomi lebih tinggi dan memberikan kesempatan
kerja yang lebih banyak;
Peningkatan partisipasi masyarakat sekitar hutan
melalui pengembangan hutan kerakyatan;
Pengembangan dan diversifikasi penamanam jenis
hutan sehingga memungkinkan untuk diambil hasil
non kayu, seperti buah dan getah;
Peningkatan fungsi ekologis melalui pengembangan
sistem tebang pilih, tebang gilir dan rotasi tanaman
yang mendukung keseimbangan alam; serta
Meningkatkan perwujudan hutan kota.
Kawasan pertanian
Adapun arahan pengelolaan sawah di Kabupaten
Jombang adalah sebagai berikut :
Sawah beririgasi teknis harus dipertahankan
luasannya.
Perubahan fungsi sawah ini hanya diijinkan pada
kawasan perkotaan dengan perubahan maksimum
50 % dan sebelum dilakukan perubahan atau alih
fungsi harus sudah dilakukan peningkatan fungsi
irigasi setengah teknis atau sederhana menjadi

Kecamatan Kudu, Kecamatan


Mojowarno, Kecamatan Wonosalam,
Kecamatan Plandaan dan Kecamatan
Kabuh

Lahan pertanian beririgasi teknis di


Kecamatan Mojowarno, Kecamatan
Wonosalam, Kecamatan Bareng,
Kecamatan Ngoro, Kecamatan
Mojoagung, Kecamatan Sumobito,
Kecamatan Kesamben, Kecamatan
Kudu, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan
Kabuh, Kecamatan Plandaan, dan
Kecamatan Bandarkedungmulyo.

Muatan Rencana

Rencana Pola Ruang


teknis dua kali luas sawah yang akan dialihfungsikan
dalam pelayanan daerah irigasi yang sama.
Pada kawasan perdesaan alih fungsi sawah diijinkan
hanya pada sepanjang jalan utama (arteri, kolektor,
lokal primer), dengan besaran perubahan
maksimum 20 % dari luasan sawah yang ada, dan
harus dilakukan peningkatan irigasi setengah teknis
atau sederhana menjadi irigasi teknis, setidaknya
dua kali luasan area yang akan diubah dalam
pelayanan daerah irigasi yang sama;
Pada sawah beririgasi teknis yang telah ditetapkan
sebagai lahan pertanian tanaman pangan abadi
maka tidak boleh dilakukan alih fungsi.
Sawah beririgasi sederhana dan setengah teknis
secara bertahap dilakukan peningkatan menjadi
sawah beririgasi teknis; serta
Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan
pertanian
diarahkan
untuk
meningkatkan
produktifitas
tanaman
pangan
dengan
mengembangkan kawasan cooperative farming dan
holtikultura dengan mengembangkan kawasan good
agriculture practices.
Adapun arahan pengelolaan lahan tegalan ini adalah
sebagai berikut :
Kawasan pertanian lahan kering secara spesifik
dikembangkan dengan memberikan tanaman
tahunan yang produktif. Lahan ini diperuntukkan
untuk menunjang kehidupan secara langsung untuk
rumah tangga masyarakat sehingga memiliki
penggunaan tanah campuran seperti palawija,
hortikultura maupun penunjang perkebunan dalam
skala kecil;
Dalam beberapa hal kawasan ini merupakan
kawasan yang boleh dialihfungsikan untuk kawasan
terbangun dengan berbagai fungsi, sejauh sesuai
dengan Rencana Detail Tata Ruang; serta
Alih fungsi lahan tegalan menjadi kawasan
terbangun diarahkan meningkatkan nilai ekonomi
ruang ataupun pemenuhan kebutuhan fasilitas dan
berbagai sarana masyarakat.
Adapun arahan pengelolaan perkebunan di Kabupaten
Jombang diarahkan sebagai berikut:
Kawasan perkebunan yang dikembangkan di
Kecamatan Wonosalam dan Ploso tidak boleh
dialihfungsikan untuk kegiatan yang lain, dan dapat
ditingkatkan perannya sebagai penunjang pariwisata
dan penelitian;
Perkebunan yang juga memiliki fungsi perlindungan
kawasan yang telah dialihfungsikan menjadi
tanaman semusim. Lokasi ini harus dikembalikan
menjadi perkebunan kembali dengan melibatkan
masyarakat;
Peningkatan pemanfaatan kawasan perkebunan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Rencana Lokasi

Kecamatan Ngusikan, Kudu, Plandaan,


serta tanaman obat dan bumbu di
Kecamatan Bareng, Wonosalam,
Mojowarno, dan Mojoagung

Kecamatan Kabuh, Kecamatan


Ngusikan, Kudu, dan Ploso, dan di
Kecamatan Wonosalam

2-49

La por a n
AKHIR

Muatan Rencana

Kawasan eksploitasi
sumberdaya air dan
mineral/rencana
lokasi pertambangan

Rencana Pola Ruang


dilakukan melalui peningkatan peran serta
masyarakat yang tergabung dalam kawasan
masing-masing; serta
Penetapan komoditi tanaman tahunan selain
mempertimbangkan kesesuaian lahan, konservasi
tanah dan air, juga perlu mempertimbangkan aspek
sosial ekonomi dan keindahan/estetika.
Adapun arahan pengelolaan peternakan di Kabupaten
Jombang diarahkan sebagai berikut:
Meningkatkan kegiatan peternakan secara alami
dengan mengembangkan padang penggembalaan,
dan pada beberapa bagian dapat menyatu dengan
kawasan perkebunan atau kehutanan;
Kawasan peternakan dalam skala besar
dikembangkan pada lokasi tersendiri, diarahkan
mempunyai keterkaitan dengan pusat distribusi
pakan ternak;
Mengembangkan sistem inti - plasma dalam
pengembangan peternakan;
Mengolah hasil ternak sehingga memiliki nilai
ekonomi yang tinggi;
Pengembangan ternak unggulan yang dimiliki oleh
daerah yaitu komoditas ternak yang memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif; serta
Ternak unggas dan ternak lain yang memiliki potensi
penularan penyakit pada manusia harus dipisahkan
dari kawasan permukiman;
Arahan pengelolaan kawasan perikanan di Kabupaten
Jombang adalah :
Mengembangkan perikanan unggulan pada setiap
lokasi yang memiliki potensi pengairan untuk
perikanan;
Pengembangan budidaya perikanan tangkap dan
budidaya perikanan darat; serta
Mempertahankan, merehabilitasi dan merevitalisasi
konservasi lingkungan untuk kelestarian ekosistem.
pengelolaan kawasan pertambangan meliputi :
Pengembangan kawasan pertambangan dilakukan
dengan mempertimbangkan potensi bahan galian,
kondisi geologi dan geohidrologi dalam kaitannya
dengan kelestarian lingkungan;
Pengelolaan kawasan bekas penambangan harus
direhabilitasi/reklamasi sesuai dengan zona
peruntukan yang ditetapkan, dengan melakukan
penimbunan tanah subur dan/atau bahan-bahan
lainnya, sehingga menjadi lahan yang dapat
digunakan kembali sebagai kawasan hijau, ataupun
kegiatan budidaya lainnya dengan tetap
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup;
Setiap kegiatan usaha pertambangan harus
menyimpan dan mengamankan tanah atas (top soil)
untuk keperluan rehabilitasi/reklamasi lahan bekas
penambangan;

Rencana Lokasi

Ternak besar Kecamatan Kudu,


Kecamatan Kabuh, Bareng dan
Kecamatan Plandaan, sedangkan
jenis sapi perah di Kecamatan
Wonosalam, Ngoro, Diwek, dan
Mojoagung.
Ternak Kecil (Kambing dan Domba),
meliputi
Kecamatan
Kesamben,
Kecamatan Tembelang, Kecamatan
Kudu,
Kecamatan
Plandaan,
Kecamatan
Wonosalam
dan
Kecamatan Ngusikan.
Unggas (Ayam Petelur, Ayam Potong,
Itik) di Kecamatan Plandaan,
Kecamatan
Kudu,
Kecamatan
Ngusikan dan Kecamatan Kabuh.

Muatan Rencana

Kawasan
peruntukan industri

Kecamatan Diwek dan Kecamatan Ngoro

Bahan tambang golongan C (pasir)


yaitu disepanjang sungai Brantas,
yaitu di Kecamatan Plandaan, Ploso,
dan Kudu
Gas alam adalah sumur Yodium yang
terdapat di Kecamatan Kesamben,
dan terdapat sumber minyak bumi
yang saat ini masih dalam proses uji
Pertamina terdapat di bagian utara
sungai Brantas khususnya Kecamatan
Plandaan

Kawasan pariwisata

Rencana Pola Ruang


Meminimalisasi penggunaan bahan bakar kayu
untuk pembakaran kapur dan batubata - genting,
sebab dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan;
Pada kawasan yang teridentifikasi bahan tambang
golongan B atau A (migas) dan bernilai ekonomi
tinggi, sementara pada bagian atas kawasan
penambangan adalah kawasan lindung atau
kawasan budidaya sawah yang tidak boleh alih
fungsi, atau kawasan permukiman, maka eksplorasi
dan/atau eksploitasi tambang harus disertai AMDAL,
kelayakan secara lingkungan, sosial, fisik dan
ekonomi terhadap pengaruhnya dalam jangka
panjang dan skala yang luas;
Menghindari dan meminimalisir kemungkinan
timbulnya dampak negatif dari kegiatan sebelum,
saat dan setelah kegiatan penambangan, sekaligus
disertai pengendalian yang ketat; serta
Pemanfaatan lahan bekas tambang yang
merupakan lahan marginal untuk pengembangan
komoditas lahan dan memiliki nilai ekonomi.
Rencana pengelolaan kawasan peruntukan industri
antara lain meliputi:
Kawasan industri yang akan dikembangkan di
Kabupaten Jombang adalah di Kecamatan Ploso
sebgai
industri
besar
dan
Kecamatan
Bandarkedungmulyo dan Perak sebagai industri
kecil dan menegah. Kawasan ini diprediksi akan
memiliki tarikan kegiatan lain yang besar sehingga
diperlukan penataan kawasan industri secara
khusus;
Pengembangan kawasan industri dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek ekologis;
Pengembangan kawasan industri harus didukung
oleh adanya jalur hijau sebagai penyangga antar
fungsi kawasan;
Industri yang dikembangkan memiliki keterkaitan
proses produksi mulai dari industri dasar/hulu dan
industri hilir serta industri antara, yang dibentuk
berdasarkan pertimbangan efisiensi biaya produksi,
biaya keseimbangan lingkungan dan biaya aktifitas
sosial; serta
Setiap kegiatan industri sejauh mungkin
menggunakan metoda atau teknologi ramah
lingkungan, dan harus dilengkapi dengan upaya
pengelolaan terhadap kemungkinan adanya
bencana industri.
Rencana pengelolaan kawasan pariwisata meliputi :
Membentuk link wisata nasional;
Mengembangkan promosi wisata, kalender wisata
dengan berbagai peristiwa atau pertunjukan budaya,
kerjasama wisata, dan peningkatan saranaprasarana wisata sehingga Kabupaten Jombang
menjadi salah satu tujuan wisata;

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Rencana Lokasi

Industrial
estate
terdapat
di
Kecamatan Ploso
Zona industri manufaktur dan
agroindustri terdapat di Kecamatan
Mojowarno dan di Kecamatan Bandar
Kedungmulyo serta terdapat zona
industri di koridor MojoagungJombang, Kecamatan Diwek dan
Ngoro di Kabupaten Jombang
Lokasi Kegiatan Industri Kecil
Sentra industri kuningan terdapat di
Mojoagung
Lokasi industri kecil, yakni : industri
tempe di Diwek, industri tahu di
Jogoroto, industri tape di Diwek,
industri krupuk di Diwek dan Ngoro,
industri jamu instant di Gudo dan
Sumobito, industri daur ulang
alumunium di Sumobito, industri tas
plastik, tas dan dompet di Mojowarno
dan anyaman di Ngoro dan industri
manik-manik di Gudo.

Wisata
buah
di
Kecamatan
Wonosalam,
wisata
religi
di
Kecamatan Mojoagung. Kecamatan
Jogoroto,
Kecamatan
Diwek,
Kecamatan Jombang, Kecamatan
Sumobito, Kecamatan Mojowarno,
dan Kecamatan Gudo, wisata budaya

2-50

La por a n
AKHIR

Muatan Rencana

Kawasan
permukiman

Rencana Pola Ruang


Obyek wisata alam dikembangkian dengan tetap
menjaga dan melestarikan alam sekitar untuk
menjaga keindahan obyek wisata;
Tidak melakukan pengerusakan terhadap obyek
wisata alam seperti menebang pohon;
Menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah;
Meningkatkan pencarian/penelusuran terhadap
benda bersejarah untuk menambah koleksi budaya;
Pada obyek wisata yang tidak memiliki akses yang
cukup, perlu ditingkatkan pembangunan dan
pengendalian pembangunan sarana dan prasarana
transportasi ke obyek-obyek wisata alam, budaya
dan minat khusus;

Kawasan permukiman perdesaan :


Kawasan perdesaan pertanian merupakan kawasan
produksi pertanian
Kawasan pedesaan industri
kawasan permukiman perkotaan secara umum
kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan
harus dapat menjadikan sebagai tempat hunian
yang aman, nyaman dan produktif, serta didukung
oleh sarana dan prasarana permukiman;
Setiap kawasan permukiman dilengkapi dengan
sarana dan prasarana permukiman sesuai hirarki
dan tingkat pelayanan masing-masing;
Permukiman perdesaan sebagai hunian berbasis
agraris, dikembangkan dengan memanfaatkan lahan
pertanian, halaman rumah, dan lahan kurang
produktif sebagai basis kegiatan usaha;
Permukiman perdesaan yang berlokasi di
pegunungan dikembangkan dengan berbasis
perkebunan dan hortikultura, disertai pengolahan
hasil. Permukiman perdesaan yang berlokasi di
dataran rendah, basis pengembangannya adalah
pertanian tanaman pangan dan perikanan darat,
serta pengolahan hasil pertanian.
Permukiman perkotaan diarahkan pada penyediaan
hunian yang layak dan dilayani oleh sarana dan
prasarana permukiman yang memadai;
Perkotaan Jombang penyediaan permukiman selain
disediakan oleh pengembang dan masyarakat, juga
diarahkan perbaikan kualitas permukiman dan
pengembangan perumahan secara vertikal;
Membentuk cluster-cluster permukiman untuk
menghindari penumpukan dan penyatuan antar
kawasan permukiman, dan diantara cluster

Rencana Lokasi
di Kecamatan Bareng, Kecamatan
Kudu, dan Kecamatan Ngusikan,
wisata minat khusus (pondok
pesantren) di Kecamatan Diwek,
Kecamatan Jombang, dan Kecamatan
Peterongan, wisata belanja di
Kecamatan Jombang, Kecamatan
Perak, dan Kecamatan Bandar
Kedungmulyo, wisata kerajinan di
Kecamatan Mojoagung, Kecamatan
Jogoroto,
Kecamatan
Gudo,
Kecamatan Jombang, dan Kecamatan
Megaluh, wisata alam di Kecamatan
Jogoroto, Kecamatan Plandaan,
Kecamatan Mojowarno, Kecamatan
Wonosalam, wisata kesenian dan
budaya di Kecamatan Kesamben dan
Kecamatan Kabuh dan wisata buatan
di Kecamatan Peterongan
desa-desa
Kecamatan
Ngoro,
Mojowarno, Bareng, Wonosalam,
Mojoagung, Sumobito, Diwek.
kawasan perdesaan Kecamatan
Mojowarno, Wonosalam, dan Megaluh
pusat pelayanan terkonsentrasi di sekitar
Perkotaan Jombang, Perkotaan Ploso,
Perkotaan Mojoagung, Perkotaan
Mojowarno, dan Perkotaan Bandar
Kedungmulyo

Muatan Rencana

Kawasan Ruang
Terbuka Hijau
Perkotaan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Rencana Pola Ruang


Rencana Lokasi
permukiman disediakan ruang terbuka hijau;
Pengembangan permukiman perkotaan kecil
dilakukan melalui pembentukan pusat pelayanan
kecamatan.
Pengembangan permukiman kawasan khusus
seperti penyediaan tempat peristirahatan pada
kawasan pariwisata di Wonosalam, kawasan
permukiman baru sebagai akibat perkembangan
infrastruktur, kegiatan sentra ekonomi, sekitar
kawasan industri di Ploso, dilakukan dengan tetap
memegang kaidah lingkungan hidup dan
bersesuaian dengan rencana tata ruang.
Luas ideal Ruang Terbuka Hijau Kawasan Taman perkotaan di perkotaan
Perkotaan (RTHKP) minimal 20% dari luas kawasan
jombang
perkotaan. Untuk di Kabupaten Jombang, rencana Lapangan terbuka dan oahraga
RTH di Kawasan Perkotaan akan dikembangkan
tersebar di setiap bagian wilayah
dalam dua bentuk yaitu jalur dan area.
kawasan
Hutan kota di Perkotaan Jombang,
Ploso, Mojowarno, Mojoagung dan
Bandar Kedungmulyo
Jalur hijau :
Jalur hijau jalan pada tepi jalur lalu
lintas, jalur tengah, tikungan dan
persimpangan yang ada di Kabupaten
Jombang yang merupakan daerah
perkotaan
Jalur SUTT
Jalur kereta api di sepanjang rel
kereta api regional dan komuter
Sempadan sungai di sepanjang
Sungai Brantas yang melewati
perkotaan
Tempat pemakaman di setiap
lingkungan permukiman penduduk
Hijau pekarangan terdapat pada
setiap kapling perumahan
Ruang terbuka produktif terdapat pada
perkebunan dan pertanian

Sumber: RTRW Kabupaten Jombang 2009-2029

2-51

La por a n
AKHIR

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

4. Menciptakan aksesbilitas yang tinggi antar pusat-pusat pelayanan yang dibentuk.


Tabel 2.24 Pembagian Pusat Pelayanan Perkotaan Jombang

Sumber:Dokumen RTRW Kabupaten Jombang

Gambar 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Jombang

Sub BWP
Jombang
(Desa Kepanjen, Desa
Kepatihan, Desa Candimulyo,
Desa Jombang)

Fungsi
Perdagangan
Perkantoran
Perumahan
pendidikan

Tambakrejo
(Desa Plosogeneng, Desa
Tambakrejo, Desa
Sambongdukuh, Desa Dapur
Kejambon)

Perdagangan
Pergudangan
Perumahan

Tunggorono
(Desa Banjardowo, Desa
Tunggorono, Desa Denanyar,
Sebagian Desa Pulo Lor,
Sebagian Desa
Sengon,Sebagian Desa Jabon)

Permukiman
Perdagangan Regional
Industri Pergudangan
Pertanian
Pendidikan

Potensi utamanya sebagai pendukung pusat kota yang


berada di bagian barat Kota Jombang dengan arahan
kegiatan disektor jasa perekonomian, pemerintahan lokal ,
industri dan pergudangan, fasilitas umum, kesehatan,
pendidikan, peribadatan, dan permukiman.

Mojongampit
(Desa Kepuhkembeng, Desa
Mojonngampit, Desa
Keplaksari, Desa Jelokombo)

Perdagangan Lokal
Perumahan
Industri

Potensi utama sebagai pendukung pusat kota yang


berada di bagian selatan kota Jombang dengan arahan
kegiatan sektor jasa, perekonomian, pemerintahan lokal,
sub terminal, kesehatan, pendidikan, dan peribadatan di
samping permukiman.

Kaliwungu
(Sebagian Desa Jabon, Desa
Pandanwangi, Desa
Balongbesuk, Desa Plandi,
Sebagian Desa Kaliwungu)

Perumahan
Perdagangan
Industri

Potensi utama sebagai pendukung pusat kota yang


berada di bagian selatan kota Jombang dengan arahan
kegiatan sektor jasa, perekonomian, pemerintahan lokal,
sub terminal, kesehatan, pendidikan, dan peribadatan di
samping permukiman.

Sumbermulyo
(Desa Sumbermulyo)

Perumahan
Pertanian

Potensi utamanya sebagai pendudkung pusat kota yang


berada bagian Selatan kota Jombang berbatasan dengan
Kecamatan Diwek dengan arahan kegiatan disektor jasa
perekonomian, pemerintahan lokal, kesehatan,
pendidikan, dan peribadatan di samping permukiman.

2.3.9 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Jombang


2.3.9.1 Pembagian Sub-BWP dan Blok
Pembagian tersebut berdasarkan fungsi kawasan sebagai kawasan pusat perdagangan murni, kawasan
pendukung perdagangan dan jasa dan kawasan transisi (misal : permukiman menjadi perdagangan dan jasa).
Rencana struktur ruang diarahkan pada kegiatan:
1. Pengembangan kegiatan perkotaan yang merata di seluruh wilayah secara berjenjang dan terstruktur.
2. Mengurangi beban pusat kota sebagai pusat pelayanan dengan membagi wilayah perkotaan secara
terstruktur.
3. Membagi pusat-pusat pelayanan berdasarkan fungsi primer dan sekunder sesuai dengan skala dan
kemampuannya.

Potensi Utama
Potensi utama sebagai pusat kota dengan arahan
kegiatan di sektor perdagangan, industri, pemerintahan,
rekreasi, pendidikan, keehatan, peribadatan, dan juga
berfungsi sebagai tempat permukiman, taman dan olah
raga.
Potensi utamanya sebagai pendukung pusat kota yang
berada di bagian utara Kota Jombang dengan arahan
kegiatan di sektor jasa perekonomian, pemerintahan lokal,
kesehatan, pendidikan, peribadatan, dan juga berfungsi
sebagai tempat permukiman.

Sumber: Dokumen Laporan Rencana RDTR Kawasan Perkotaan Jombang

2.3.9.2 Penetapan Pola Ruang, Kode Zona dan Sub Zona


Untuk wilayah perkotaan jombang, penetapan pola ruang dan kode jenis pola ruang (dalam peraturan zonasi
disebut sebagai kode zona) untuk kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagai dasar penyusunan
peraturan zonasi. Penetapan kode jenis pola ruang atau kode zona didasarkan pada pertimbangan
kemudahan identitas jenis guna lahan dan sinergi dengan kode zona dalam ketentuan umum peraturan zonasi
dalam RTRW Kabupaten Jombang.

2-52

La por a n
AKHIR

Tabel 2.25 Kode Zona dan Sub Zona


Sub
BWP
I

Blok
A

Fungsi Blok
Perkantoran
Pendidikan
Permukiman

Permukiman

Permukiman

Perdagangan
Pemukiman

Perdagangan
Pemukiman

Permukiman
Perdagangan

Kode
Zonasi
KT-1
KT-2
K-1
K-2
K-3
R-2
R-3
SPU-1
RTH
SPU-3

Perkantoran
Perkantoran Swasta
Perdagangan dan Jasa (Tunggal)
Perdagangan dan Jasa (Kopel)
Perdagangan dan Jasa (Deret)
Rumah Kepadatan Tinggi
Rumah kepadatan Sedang
Pendidikan
Ruang Terbuka Hijau
Kesehatan

SPU-6

Peribadatan

SPU-1

Pendidikan

K-2
K-3
R-2
R-3

Perdagangan dan Jasa (Kopel)


Perdagangan dan Jasa (Deret)
Rumah Kepadatan Tinggi
Rumah kepadatan Sedang

K-1
K-2
KT-2
SPU-1

Perdagangan dan Jasa (Tunggal)


Perdagangan dan Jasa (Kopel)
Perkantoran Swasta
Pendidikan

R-2
R-3
I-4
SPU-6
SPU-3

Rumah Kepadatan Tinggi


Rumah kepadatan Sedang
Aneka Industri
Peribadatan
Kesehatan

R-2
R-3

Rumah Kepadatan Tinggi


Rumah kepadatan Sedang

K-2

Perdagangan dan Jasa

R-2
R-3
K-1
K-2
SPU-1

Rumah Kepadatan Tinggi


Rumah kepadatan Sedang
Perdagangan dan Jasa (Tunggal)
Perdagangan dan Jasa (Kopel)
Pendidikan

Kampung
Kampung

R-2
R-3
K-1
K-3

Rumah Kepadatan Tinggi


Rumah kepadatan Sedang
Perdagangan dan Jasa (Kopel)
Perdagangan dan Jasa (Deret)

kampung
perumahan

Fungsi Zona

Daftar Kegiatan

Sub
BWP

Blok

Fungsi Blok

Kode
Zonasi
I-4

Aneka Industri

Industri Pangan, Industri


pengolahan Sandang, Industri
Kimia (Aneka kimia dan serat),
Industri Bahan Bangunan (
Industri kayu, keramik,
kaca,marmer)

R-2
R-3

Rumah Kepadatan Tinggi


Rumah kepadatan Sedang

Kampong
Perum Sambong Permai,
Perum Griya Indah

Fungsi Zona

Pemerintah
Swasta
pertokoan
pertokoan
Kampung
Perumahan
TK, SD
Taman kota, alun-alun
Puskesmas, BKIA
Bhayangkara, Klinik Tugu,
Laboratorium, Apotik
Masjid Al-Ikhlas

Permukiman

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Daftar Kegiatan

Sumber: Dokumen Laporan Rencana RDTR Kawasan Perkotaan Jombang

TK, SD, SMP, SMU,


Perguruan Tinggi
Pertokoan
kampung
Perum PGRI

Swasta
TK, SD, SMP, SMU,
Perguruan Tinggi
Kampung
Perumahan Jombang Permai
Industri Rumah Tangga
Masjid, Gereja
Posyandu, Balai Pengobatan
Santa MAria
Kampung
Perumahan Candi Mulyo,
Perumahan Griya Kencana
Mulya

TK, SD, SMP, MA


Sumber: Dokumen Laporan Rencana RDTR Kawasan Perkotaan Jombang

Gambar 2.5 Rencana Pola Ruang RDTR Kawasan Perkotaan Jombang

2-53

La por a n
AKHIR

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Sumber: Dokumen Laporan Rencana RDTR Kawasan Perkotaan Jombang

Gambar 2.6 Rencana Persebaran Perumahan Kawasan Perkotaan Jombang

2.4 SINKRONISASI KEBIJAKAN TERKAIT PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


Sinkronisasi kebijakan terkait pembangunan permukiman perkotaan dilakukan dengan untuk melihat
keterkaitan antar kebijakan dalam rangka pengembangan permukiman terutama dan kawasan permukiman
kumuh perkotaaan, terutama dari sudut pandang : 1) Visi dan Misi ; 2) Kebijakan ; 3) Strategi serta
4)
Program.
Hasil sinkronisasi kebijakan pembangunan permukiman perkotaan dengan lingkup wilayah Kabupaten
Jombang dapat dilhat pada tabel berikut:

2-54

La por a n
AKHIR

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Tabel 2.26 Matriks Sinkronisasi Kebijakan Terkait Pembangunan Perkotaan


No.
A
1

Dokumen Kebijakan
KEBIJAKAN SPASIAL
RTRW Kabupaten
Jombang

Visi & Misi

Kebijakan

Strategi

Program

Visi penataan ruang wilayah adalah


Kabupaten Jombang sebagai wilayah
pengembangan sentra agribisnis dan wilayah
pengembangan industri yang berbasis pada
potensi lokal yang berdaya saing
Misi penataan ruang wilayah untuk mencapai
visi tersebut, meliputi:
1) Menata ruang wilayahJombang agar
berdaya saing tinggi dalam menarik
investasi di sektor pertanian, pariwisata,
perkebunan,
2) kehutanan dan industri;
3) Konservasi kawasan lindung untuk
menjamin lingkungan yang berkelanjutan;
4) Menata kawasan lindung dan budi daya
secara serasi sesuai dengan daya dukung
lingkungan dan berkelanjutan;
5) Mendorong pertumbuhan kawasan
perdesaan yang berbasis pada Agribisnis;
6) Menata perkembangan wilayah agar tidak
memusat di ibukota kabupaten;
7) Menata sistem sarana dan prasarana
wilayah yang mendorong pemerataan
pembangunan.

Kabupaten Jombang merupakan wilayah


untuk pengembangan kegiatan pertanian,
perdagangan, dan industri. Pengembangan
fungsi perwilayahan pertanian, perdagangan
dan industri di Kabupaten Jombang ini
dijabarkan sebagai berikut:
1) Pengembangan kegiatan pertanian
diarahkan di 3 Satuan Kawasan
Pengembangan Pertanian (SKPP) yang
tersebar di 5 Wilayah Pengembangan.
2) Perdagangan diarahkan berkembang di
setiap kecamatan dan desa Pusat
Pertumbuhan yaitu berbasis di pasar
tradisional. Perdagangan skala regional
di arahkan di Mojoagung, perdagangan
agribisnis di arahkan berpusat di
Agropolitan Center Mojowarno di SKPP I.
3) Kegiatan industri dikembangan di
Perkotaan Plos untuk industri skala besar
dengan menyediakan kawasan industri
dan Industri Manufaktur diarahkan di
kawasan industri Bandarkedungmulyo
sedangkan agroindustri berpusat di
Perkotaan Mojowarno.
Adapun kebijakan pembangunan Kabupaten
Jombang yaitu:
1) Kebijakan Pengembangan Struktur
Ruang Wilayah, (dapat dilihat pada peta)
meliputi:
a) Pengembangan sistem perdesaan
yang mendorong pembentukan pusat
pelayanan di kawasan perdesaan
secara mandiri;
b) Peningkatan keterkaitan antar
kawasan perdesaan, antara kawasan
perdesaan dengan kawasan
perkotaan.
2) Kebijakan Pengembangan Pola Ruang
untuk kawasan lindung (dapat dilihat
pada peta), meliputi:
a) Mencegah terjadinya erosi, bencana
banjir, sedimentasi dan menjaga
fungsi hidrologi tanah untuk

Strategi Pengembangan Struktur Ruang Wilayah, meliputi:


Membentuk pusat kawasan pertanian, meliputi pusat
pelayanan antar desa, pusat pelayanan setiap desa dan
pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok
permukiman;
Membentuk pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian,
perkebunan dan kehutanan;
Membentuk pusat pengembangan agribisnis;
Pembentukan desa pusat pertumbuhan sebagai pusat
pelayanan desa secara berhirarki untuk mempercepat
efek pertumbuhan dari pusat-pusat sub satuan wilayah
pengembangan;
Pengembangan sarana prasarana pendukung untuk
mewujudkan perkembangan wilayah secara sinergi dan
sesuai dengan kebutuhan pengembangannya;
Pelaksanaan percepatan pembangunan pada desa
miskin;
Pemenuhan kebutuhan dasar sebesar 50% dari MDGs;
Pengendalian ketat pada kawasan pertanian dengan
spesifikasi lahan pertanian berkelanjutan sebagai lahan
untuk pemenuhan kebutuhan swasembada beras.
Mengembangkan jalan desa sebagai jalan usahatani;
Mengembangkan jalan lokal primer sebagai jalur
keterkaitan distribusi kebutuhan proses produksi dan
distribusi hasil pertanian antar perdesaan serta antar
perdesaan dengan perkotaan;
Peningkatan akses dan jaringan keterhubungan antar
sentra produksi dan dan pusat distribusi
Strategi Pengembangan Pola Ruang untuk kawasan
lindung, meliputi:
Pemanfaatan kawasan hutan lindung berdasarkan
Keppres 32/1990 melalui pengukuhan dan penataan
batas di lapangan untuk memudahkan pengendaliannya;
Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada
Pengendalian fungsi hidrologi kawasan hutan yang telah
mengalami kerusakan (rehabilitasi dan konservasi)
Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan
berlokasi di hutan lindung (antara lain penelitian,
eksplorasi mineral dan air tanah, pencegahan bencana
alam) agar tidak mengganggu fungsi lindung;
Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di
sepanjang sungai yang dapat mengganggu atau
merusak kualitas air kondisi fisik dan dasar sungai serta

Pengembangan pusat kegiatan melalui program pengembangan


data/informasi;
Pemantapan peran perkotaan melalui program perencanaan
pengembangan kawasan perkotaan;
Program perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian tata
ruang;
Pengembangan baru pusat pelayanan lokal yang berfungsi
sebagai Desa Pusat pertumbuhan melelui program penyiapan
potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah;
Program perencanaan pembangunan ekonomi;
Program konservasi dan rehabilitasi lahan pertanian
Program peningkatan pemasaran hasil produksi;
Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi;
Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif;
Program pengembangan sistem pendukung bagi Usaha Mikro
Kecil Menengah;
Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan;
Pengembangan sistem angkutan umum perdesaan;
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan tetap untuk
prasarana telematika;
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan bergerak
prasarana telematika;
Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa;
Program pengembangan kelistrikan wilayah;
Program pembinaan bidang ketenagakerjaan;
Program pengembangan data/informasi kawasan lindung;
Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam;
Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai,
waduk dan sumber daya air lainnya;
Pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air;
Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH);
Program pengelolaan kekayaan budaya;
Program pengembangan kawasan cagar budaya;
Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana;
Program identifikasi dan pengendalian kawasan rawan bencana
(erosi);
Program pengendalian banjir;
Programpengendalian rawan bencana kegagalan teknologi;
Program konservasi lahan kritis;
Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah;
Program pengendalian pemanfaatan ruang;
Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan;

2-55

La por a n
AKHIR

No.

Dokumen Kebijakan

Visi & Misi

Kebijakan
menjamin ketersediaan unsur hara
tanah, air tanah dan air permukaan;
b) Melindungi sungai dari kegiatan
manusia yang dapat mengganggu
dan merusak kualitas air sungai,
kondisi fisik dasar sungai serta
mengamankan aliran sungai
c) Melindungi waduk dari kegiatan
budidaya yang dapat mengganggu
kelestarian fungsi waduk
d) Mengembangkan dan menata
kegiatan yang dapat mendukung dan
memberikan nilai tambah bagi
kelestarian Kawasan Taman Hutan
Raya
3) Kebijakan Pengembangan Pola Ruang
untuk kawasan budidaya (dapat dilihat
pada peta), meliputi:
a) Memanfaatkan hasil hutan secara
terbatas yang eksploitasinya
dilakukan dengan cara tebang pilih;
b) Memanfaatkan hasil hutan, yang
eksploitasinya dilakukan baik dengan
cara tebang pilih maupun tebang
habis;
c) Mengembangkan areal persawahan
dengan memanfaatkan
potensi/kesesuaian lahan dengan
dukungan prasarana
pengairan/irigasiteknis dan setengah
teknis.
d) Mengembangkan areal produksi
perkebunan terutama untuk
komoditas utama dengan
memanfaatkan potensi/kesesuaian
lahan, serta mengembangkan
kawasan tanaman lahan kering
e) Mengembangkan kawasan prioritas
yang memiliki obyek wisata
derutama untuk wisatawan
mancanegara yang pengembangan
diharapkan akan berdampak positif
bafi kawasan-kawasan lainnya
f) Pengolahan yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana dan fasilitas
penunjang lainnya

Strategi
alirannya Pengendalian kegiatan yang telah ada sekitar
sungai
Pengamanan daerah aliran sungai
Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya disekitar
waduk yang dapat mengganggu fungsi waduk (terutama
sabagai sumber air)
Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar waduk
Pengamanan daerah aliran sungai
Pengelolaan
taman
hutan
raya
dengan
mengembangkan zona-zona pemanfaatan ruang untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi
dan pendidikan
Pengelolaan taman wisata alam yang memadukan
kepentingan pelestarian dan pariwisata/rekreasi alam;
Strategi Pengembangan Pola Ruang untuk kawasan
budidaya, meliputi:
Pengusahaan hutan produksi melalui pemberian ijin
HPH dengan menerapkan pola tebang pilih
Pengembangan zona penyanggs pada kawasan hutan
produksi yang berbatasan dengan hutan lindung
Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengusahaan
hutan serta perladangan ilegal
Pemanfaatan ruang pada kawasan hutan produksi
konservasi untuk kegiatan pertanian (Perkebunan dan
tanaman pangan)
Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada bekas terbangan
HPH
Penyelesaian masalah tumpang tindih dengan kegiatan
budidaya lain (pertambangan, pertanian)
Pengembangan prasarana pengairan
Ekstensifikasi sawah bila perlu dapatmemanfaatkan
lahan kering bila debit air mencukupi
Pengendalian kegiatan lain agar tidak mengganggu
lahan pertanian yagn subur
Penyelesaian masalah tumpang tindih dengan kegiatan
budidaya lain
Peremajaan dan perluasan areal tanaman perkebunan
Pengembangan wilayah-wilayah tanaman perkebunan
sesuai dengan potensi/kesesuaian lahannya secara
optimal
Pengembangan obyek dan fasilitas pariwisata
Pengembangan kawasan perindustrian di wilayah
perkotaan dan perdesaan dalam bentuk peruntukan
industri besar, menengah, dan sentra industri kecil
Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengusahaan
pertambangan agar tidak mengganggu fungsi lndung

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Program
Program rehabilitasi hutan dan lahan;
Program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di
kawasan-kawasan hutan;
Program pemanfaatan potensi Sumber Daya Hutan sebagai
agroforestri;
Pengembangan dan rehabilitasi kawasan yang ditetapkan sebagai
kawasan pertanian;
Pengembangan kawasan yang ditetapkan sebagai sentra
pengembangan peternakan;
Program peningkatan produksi hasil peternakan;
Program
peningkatan
pemasaran
hasil
produksi
pertanian/perkebunan;
Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan;
Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang
berpotensi merusak lingkungan;
Program perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang
untuk kawasan peruntukkan kegiatan industry
Program pengembangan destinasi pariwisata
Program pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh;
Program pengembangan kawasan potensial berkembang;
Program perencanaan pengembangan kota menengah;
Programpembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan;
Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana
daerah;
Program perencanaan pembangunan ekonomi
Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam;
Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial;
Perwujudan konservasi Zona Pertahanan, Zona Penyangga dan
pengendalian pemanfaatan ruang kawasan budidaya disekitarnya
melalui program perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
tata ruang

2-56

La por a n
AKHIR

No.

Dokumen Kebijakan

RDTR perkotaan
Jombang

Visi & Misi

Kebijakan
g) Mengembangkan kawasan yang
mempunyai potensi bahan galian
strategis/vital untuk kegiatankegiatan
penyelidikan umum, dan eksploitasi
yang termasuk dalam wilayah kuasa
pertambangan
4) Kebijakan Pengembangan Kawasan
Strategis, meliputi:
a) Pelestarian dan peningkatan fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup
untuk mempertahankan dan
meningkatkan keseimbangan
ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati,
mempertahankan dan meningkatkan
fungsi perlindungan kawasan
b) Pengembangan dan peningkatan
fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian
wilayah yang produktif, efisien dan
mendorong peran wilayah
Kabupaten Jombang dalam
perkembangan wilayah provinsi dan
nasional
c) Pengembangan kawasan tertinggal
untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan dan mengurangi
kesenjangan antar wilayah di
Kabupaten Jombang, meningkatkan
taraf hidup masyarakat secara
merata dan adil;
d) Peningkatan fungsi kawasan
untukpertahanan dan keamanan
negara
Visi Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Kebijakan struktur ruang
Jombang adalah :
Mewujudkan keseimbangan pertumbuhan
Terwujudnya penataan ruang wilayah
wilayah di Kawasan Perkotaan Jombang.
Kawasan Perkotaan Jombang yang mampu
Kebijakan (1) Pembentukan sistem pusat
mendorong investasi produktif di bidang
pelayanan di Perkotaan Jombang.
perdagangan dan jasa, pertanian, industri kecil Kebijakan (2) Mengembangkan pusat
menengah dengan tetap menjaga kelestarian
pertumbuhan baru yang belum melayani
lingkungan hidup dengan optimal dan
tingkat pertumbuhanPerkotaan Jombang.
berkeadilan bagi seluruh masyarakat
Kebijakan (3) Pengembangan sistem
Misi Penataan Ruang Kawasan Perkotaan
pusat
pelayanan
yang
mampu
Jombang adalah;
menjangkau pelayanan di Perkotaan
1) Mewujudkan keseimbangan pertumbuhan
Jombang secara fungsional.

Strategi
Pengendalian fungsi lindung pada kawasan bekas
pertambangan.
Strategi Pengembangan Kawasan Strategis, meliputi:
Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten yang
berfungsi lindung;
Pencegahan pemanfaatan ruang di kawasan strategis
kabupaten yang berpotensi mengurangi fungsi lindung
kawasan;
Pengendalian perluasan tanaman perkebunan untuk
memelihara kelestarian lingkungan
Pengembangan kawasan-kawasan potensial untuk
perkebunan
Penataan ruang kawasan pariwisata

Strategi struktur ruang


mengembangankan
pusat
pelayanan
dengan
mengembangkan dari berbagai fungsinya.
Memanfaatkan potensi yang dapat meningkatkan
Ekonomi Perkotaan Jombang.
Penyediaan lokasi utama sebagai pusat pertumbuhan
baru di Perkotaan Jombang.
Pengembangan kawasan bagian Barat dan Utara.
Membuat suatu sistem pusat pelayanan sesuai fungsi
untuk melayani Perkotaan Jombang.
Menjaga keterkaitan dengan kota lain (kecamatan
disekitarnya)

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Program

Perwujudan Struktur Ruang


Perwujudan Pusat Kegiatan Perkotaan
o Pengembangan pusat kegiatan perkotaan
o Pengembangan
atau
peningkatan
fungsi
Perkotaan
JombangSebagai PPK
o Pengembangan atau peningkatan sarana dan prasarana pusat
Perkotaan Jombang
o Pengembangan aksesbilitas di Desa Jombang sebagai Pusat
Pelayanan Kegiatan di Kecamatan Jombang

Perwujudan Sistem Prasarana Wilayah


Transportasi
o Transportasi Jalan Raya

2-57

La por a n
AKHIR

No.

Dokumen Kebijakan
2)

3)

4)

5)

6)

Visi & Misi


wilayah di Kawasan Perkotaan Jombang.
Mewujudkan keseimbangan pertumbuhan
ekonomi di Kawasan Perkotaan
Jombang.
Meningkatkan sarana dan prasarana /
infrastruktur kecamatan yang menjamin
aksesbilitas
publik,
berwawasan
lingkungan dan nyaman.
Meningkatkan
kemampuan
dan
kemandirian masyarakat perkotaan
jombang.
Mewujudkan pemantapan fungsi lindung
dan optimasi kawasan budidaya di
kawasan perkotaan jombnag.
Meningkatkan akses , kesadaran,
partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaan,
pemanfaatan
dan
pengendalian pemanfaatan ruang dalam
pengembangan
wilayah
kawasan
perkotaan jombang.

Kebijakan
Mewujudkan keseimbangan pertumbuhan
ekonomi di Kawasan Perkotaan Jombang.
Kebijakan (1) Pengembangan sarana dan
prasarana jaringan jalan.
Kebijakan (2) Pengembangan jalan raya
di Perkotaan Jombang.
Kebijakan (3) Pengembangan transportasi
kereta api.
Strategi :
Pengembangan
jaringan
transportasikereta api
Kebijakan
(4)
Pengembangan
Transportasai Sungai
Kebijakan dan Strategi Rencana pelayanan
sistem jaringan prasarana pendukung di
Perkotaan Jombang
Kebijakan Pengembangan Sumber daya
air
Kebijakan Pengembangan Prasarana
Telematika
Kebijakan dan Strategi Pengembangan
Prasarana Energi / Listrik
Kebijakan Optimalisasi pengmbangan
pelayanan jaringan listrik di Perkotaan
Jombang
Kebijakan dan Strategi Pengembangan
Prasarana Lingkungan
Kebijakan Mereduksi sumber timbunan
sampah sejak awal.
Kebijakan Pengembangan Kawasan
Budidaya
Kebijakan (1) Pengembangan kegiatan
perumahan
sebagai
dampak
perkembangan Perkotaan Jombang
khususnya pada wilayah bagian Utara
dan Barat Perkotaan Jombang.
Kebijakan (2) Pengembangan kegiatan
perdagangan jasa untuk mengoptimalkan
peningkatan pelayanan di seluruh
Kawasan perkotaan Jombang.
Kebijakan (3) Peningkatan nilai tambah
dan produktivitas melalui pengembangan
Industri Kecil dan Menengah Pengolahan
pertanian.
Kebijakan (4) Meningkatkan dan
menumbuhkan
potensi
pariwisata

Strategi
Mewujudkan jalan internal Perkotaan melalui
pengembangan jalan tol, jalan lingkar, jalan lokal dan
pelebaran jalan
Pengembangan jalan ekternal antar wilayah.
Pengembangan jalan penunjang kegiatan dominan
Perkotaan Jombang.
Pengembangan sarana dan prasarana lalu lintas pada
wilayah perkotaan Jombang
Pengembangan rute dan peningkatan pelayanan
jaringan trasportasi sungai
Penyediaan tower BTS (Base Transceiver Station) yang
digunakan secara bersama;
Peningkatan
sistem
informasi
telekomunikasi
pembangunan daerah berupa informasi berbasis
teknologi internet;
Pengembangan prasarana telekomunikasi meliputi
telepon rumah tangga, telepon umum, jaringan telepon
seluler;
Pembangunan teknologi telematika pada wilayah wilayah pusat pertumbuhan;
Perluasan jaringan (pemerataan);
Pengembangan sumberdaya energi;
Pengembangan jaringan baru;
Peningkatan infrastruktur pendukung;
Penambahan dan perbaikan sistem jaringan; serta
Meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan.
Meminimasi pengunaan sumber sampah yang sukar
didaur ulang secara alamiah;
Memanfaatkan ulang sampah (re-cycle) yang ada
terutama yang memiliki nilai ekonomi; serta
Mengolah sampah organik menjadi kompos dan batu
bata
Pemenuhan fasilitas septic tank per KK di wilayah
perkotaan;
Penanganan limbah rumah tangga dengan fasilitas
sanitasi per KK juga sanitasi umum pada wilayah
perdesaan; serta
Peningkatan sanitasi lingkungan untuk permukiman,
produksi, jasa, dan kegiatan sosial ekonomi lainnya.
Strategi pengembangan kawasan budidaya
Pengembangan Kasiba (kawasan siap bangun)/Lisiba
(lingkungan siap bangun) mandiri pada bagian barat dan
timur Perkotaan Jombang
Penataan perkampungan padat, agar terbentuk
perkampungan yang baik dan teratur.
Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa pada

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Program
o Pelebaran dan Peningkatan Jalan
o Jalan Tembus :Singosari - Jombang dan Nongkojajar Jombang
o Perbaikan Jalan lokal primer dan sekunder

Prasarana Telematika
o Penyediaan tower BTS (Base Transceiver Station) secara bersama
o Pengadaan sistem internet, 3G dan GPS

Pengadaan Prasarana Sumber Air Bersih


o Prasarana Energi/listrik
o Penambahan dan perbaikan jaringan

Peningkatan infrastruktur pendukung (saluran drainase)


o Prasarana lingkungan
o Pengadaan TPS

Perwujudan Pola Ruang


Perwujudan Kawasan Lindung
o Perlindungan kawasan sempadan sungai

Perwujudan Kawasan Budidaya


o Pengelolaan kawasan irigasi pertanian untuk meningkatkan
produktivitas lahan pertanian
o Penataan sanitasi di perumahan
o Penataanjaringan drainase
o Kawasan Perdagangan dan Jasa
o Penataan Perdagangan dan Jasa di sepanjang jalan kolektor
sekunder
o Pengembangan perdagangan di pusat-pusat pelayanan baru
o Pengembangan dan penataan sentra PKL dan kuliner
o Pembatasan kawasan industri di perkotaan Jombang
o Pengembangan fasilitas peribadatan dengan mempertimbangkan
unsur proporsi dan kebutuhan umat dan lokasi pembangunannya
o Meningkatkan kesehatan dasar masyarakat melalui peningkatan
kuantitas dan kualitas prasarana kesehatan
o Menyediakan ruang terbuka hijau publik sebesar 20% dari luas
wilayah Perkotaan Jombang

2-58

La por a n
AKHIR

No.

Dokumen Kebijakan

Visi & Misi

Kebijakan
Perkotaan Jombang.
Kebijakan (6) Mempertahankan kawasan
pertanian sebagai lahan abadi Perkotaan
Jombang.
Kebijakan (7) Mengembangkan sektor
informal Perkotaan Jombang (PKL)
sebagai
potensi
pendukung
perkembangan kegiatan perdagangan
Jasa dan wisata kota
Kebijakan (8) Pengembangan upaya
mitigasi bencana Perkotaan Jombang
terkait dengan bencana genangan
maupun kebakaran.

Strategi
sub pusat pelayanan, sesuai dengan struktur tata ruang.
Pengendalian ketat di sepanjang jaringan arteri dan
kolektor primer
Pengembangan dan pemberdayaan industri kecil dan
home industry untuk pengolahan makanan dan produk
khas Perkotaan Jombang
Mengembangkan Koperasi dan UMKM untuk lebih
berperan sebagai penyedia barang dan jasa dipasar
domestik yang semakin berdaya saing dengan produk
impor
Peningkatan kegiatan koperasi dan UKM serta menarik
investasi
Pengembangan sentra industri IKM yang akan
mendukung pengembangan kegiatan wisata di
Perkotaan Jombang
Pengembangan obyek-obyek wisata di Perkotaan
Jombang yang berpotensi untuk dikembangkan seperti
wisata rekreasi seperti pengembangan perikanan
maupun wisata kota seperti kuliner.
Melakukan promosi wisata kaitannya dengan obyek
wisata yang akan dikembangkan di Perkotaan Jombang
sendiri maupun obyek-obyek wisata yang ada di sekitar
Perkotaan Jombang,
Mengembangkan paket-paket wisata yang dikaitkan
dengan Perkotaan Jombang sendiri dengan obyek
wisata yang ada di seluruh Kabupaten Jombang,
Penetapan kawasan lahan abadi Perkotaan Jombang
Perbaikan sistem irigasi teknis
Penggunaan teknologi tepat guna
Pengembangan pusat pengembangan PKL di Jalan
Arteri Primer
Pengembangan sentra PKL di Alun-alun Kota Jombang
Pengembangan pasar minggu sebagai sentra PKL
Pengembangan dan penataan sentra PKL produk khas
Perkotaan Jombang dan Kabupaten Jombang
Penataan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki
Pengembangan sistem parkir yang memadai
Pembangunan dan perbaikan pintu air
Perbaikan kondisi drainase yang terintegrasi dengan
saluran primer
Pengembangan RTH di sekitar lokasi rawan bencana
banjir dan genangan sebagai penangkap air
Mengembangkan jalur alternatif untuk evakuasi (Jalan
utama dalam lokasi)
Pengembangan
alternatif tempat pengungsian
sementara seperti tanah lapang.

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Program

2-59

La por a n
AKHIR

No.
3

Dokumen Kebijakan
SPPIP Kabupaten
Jombang

RPKPP Kabupaten
Jombang

Visi & Misi

Kebijakan

Visi
LAYAK
Terwujudnya pembangunanpermukiman dan Menyediakan infrastruktur permukiman
infrastruktur perkotaan yang layak, merata, dan
perkotaan yang memenuhi standar
berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan
kebutuhan bagi setiap warga masyarakat
wilayah di
secara merata
Kabupaten Jombang
Menyediakan kawasan dan lingkungan
perumahan sesuai dengan kebijakan
pemerintahan daerah
Melakukan perbaikan kualitas lingkungan
permukiman kampong
MERATA
Menyediakan infrastruktur permukiman
perkotaan yang memenuhi standar
kebutuhan bagi setiap warga masyarakat
secara merata
Menyediakan hunian yang terjangkau
bagi setiap warga masyarakat
BERKELANJUTAN
Mengantisipasi perkembangan kawasan
permukiman yang tidak terkendali di
kawasan pusat kota
Mengembangkan mekanisme keterlibatan
masyarakat
dan
swasta
dalam
pengadaan dan pengelolaan permukiman
dan infrastruktur
MENDUKUNG PERTUMBUHAN WILAYAH
Mengembangkan permukiman baru pada
pusat-pusat pertumbuhan sesuai dengan
fungsi kawasan
Pengembangan jaringan jalan bebas
hambatan Surabaya Jombang
Nganjuk
Pengembangan jalan tembus potensial
Pengembangan
jalur
komuter
perkeretaapian dan pengembangan rel
perkeretaapian double track
Pengembangan prasarana wana wisata
Arah pengembangan kawasanyaitu :
Menciptakan kawasan permukiman yang
sehat serta dapat mendukung sektor
industri),
Kebijakan pembangunan untuk setiap Blok
Kawasan, yaitu sebagai berikut :
Kebijakan 1 : Perbaikan Infrastruktur
Permukiman
Kebijakan 2 : Pemenuhan Kebutuhan

Strategi
Penataan bangunan di sepanjang jalan arteri
Peningkatan cakupan pelayanan air minum
Peningkatan jumlah sarana sanitasi yang layak dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat
Penataan sistem drainase
Peningkatan pelayanan persampahan Pengembangan
jalan
lingkungan
Pengembangan
penyediaan
perumahan formal
Penyediaan kawasan-kawasan baru untuk RTH

Strategi yang dilakukan pada Kebijakan 1 antara lain:


Penambahan jumlah pengguna air minum
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Pengurangan luas genangan
Peningkatan pelayanan persampahan
Strategi yang dilakukan pada Kebijakan 2 antara lain:
Pembangunan rumah untuk pekerja
Pembangunan permukiman yang layak huni
Strategi yang dilakukan pada Kebijakan 3 antara lain:

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Program
Pemberdayaan komunitas perumahan
Pengembangan permukiman
Pengendalian pemanfaatan ruang
Pengelolaan air minum/air bersih
Pengembangan kinerja pengelolaan air limbah
Rehabilitasi / pemeliharaan saluran drainase / gorong-gorong
Pembangunan saluran drainase/gorong- gorong
Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Pembangunan jalan dan jembatan
Pengembangan perumahan
Pengembangan, pengelolaan, dan konversi sungai, danai, dan
SDA lainnya
Pengelolaan RTH

Rehabilitasi rumah tidak layak huni


o Pengembangan perumahan
o Pengembangan perumahan
o Pemberdayaan komunitas perumahan

Peningkatan cakupan pelayanan air minum


o Pengelolaan air minum/air bersih

Peningkatan jumlah sarana sanitasi yang layak dengan


pendekatan pemberdayaan masyarakat
o Pengembangan kinerja pengelolaan air limbah

2-60

La por a n
AKHIR

No.

B
1

Dokumen Kebijakan

Visi & Misi

KEBIJAKAN A-SPASIAL
RPJP Provinsi
Visi Provinsi Jawa Timur:
Jawa Timur 2005-2025
Pusat Agrobisnis Terkemuka, Berdaya Saing
Global dan Berkelanjutan Menuju Jawa Timur
Makmur dan Berakhlak
Misi Provinsi JawaTimur, mencakup:
Mengembangan Perekonomian Modern
Berbasis Agrobisnis
Mewujudkan SDM yang Handal, Berakhlak
Mulia dan Berbudaya
Mewujudkan Kemudahan Memperoleh
Akses Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber
Daya Alam dan Buatan
Mengembangkan Infrastruktur Bernilai
Tambah Tinggi
Mengembangkan
Tata
Kelola
Pemerintahan yang Baik
RPJM Provinsi
Visi
JawaTimur
Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan
Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan
RepublikIndonesia

Kebijakan
Rumah
untuk mengurai
backlog
perumahan untuk pekerja
Kebijakan 3 : Penataan Kawasan
Permukiman sepanjang jalan arteri
Kebijakan 4 : Pengamanan Sungai
sekaligus untuk menyediakan RTH
Kebijakan 5 : Perbaikan Infrastruktur
permukiman melalui perbaikan jalan
lingkungan

Strategi
Revitalisasi kawasan sepanjang jalan arteri

Mengurangi dampak genangan


Mengurangi kemacetan dengan penataan parkir,

pelebaran jalan dan pengaturan Garis


Strategi yang dilakukan pada Kebijakan 4 antara lain:

Penataan RTH disempadan sungai brantas


Penataan RTH pada masing-masing kawasan perkotaan
skala lingkungan
Perbaikan RTH yang sudah ada
Strategi yang dilakukan pada Kebijakan 5 antara lain:
Perbaikan jalan lingkungan
Peningkatan kelas jalan
Peningakatan pelayanan jalan melalui pelebaran badan
jalan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Program
Penataan sistem drainase
o Rehabilitasi / pemeliharaan saluran drainase / gorong-gorong
o Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

Pengembangan jalan lingkungan


o Pembangunan jalan dan jembatan

Penyediaan kawasan-kawasan baru untuk RTH


o Pengembangan, pengelolaan, dan konversi sungai, danai dan SDA
lainnya
o Pengelolaan RTH

Revitalisasi Jalan Arteri


o Revitalisasi Kawasan di sekitar Jalan Arteri
o Pembangunan Irigasi

Beberapa kegiatan yang dilakukan di Sub Kawasan 3 (kawasan


prioritas) antara lain :
Pengadaan tempat sampah merata
Perbaikan drainase
Pemeliharaan jalan lingkungan
Penataan tata bangunan dan lingkungan
Pelebaran jalan
Normalisasi saluran dan pembuatan gorong - dorong
Pembangunan trotoar dan drainase
Penyediaan dan Penataan RTH
Pembangunan jalan baru
Pembangunan RUSUN untuk pekerja industri

Arah kebijakan terkait dengan


pengembangan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan terdapat dalam misi
ke-5 yang meliputi:
Pembangunan Transportasi
Pengelolaan Sumber Daya Air
Perumahandan Permukiman
Pengembangan wilayah
Penyelenggaraan Penataan Ruang

Prioritas pembangunan penanggulangan


kemiskinan dilaksanakan dalam kerangka
arah kebijakan untuk upaya pemenuhan hakhak dasar masyarakat miskin yang

2-61

La por a n
AKHIR

No.

Dokumen Kebijakan

RPJMD Kabupaten
Jombang 2014 - 2018

Visi & Misi


Misi Mewujudkan Makmur bersama Wong
Cilik Melalui APBD untuk Rakyat

Visi
Jombang Sejahtera Untuk Semua
Misi 4 : Menyediakan Infrastruktur Dasar yang
Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan

Kebijakan

Strategi

mencakup:
Pemenuhan hak atas perumahan yang
bertujuan meningkatkan pengembangan,
pengadaan, perbaikan perumahan dan
permukiman yang layak dan sehat bagi
penduduk miskin
Pemenuhan hak atas air bersih yang
bertujuan memenuhi hak masyarakat
miskin mengakses sarana air bersih untuk
kebutuhan kehidupan yang layak dan
sehat
Prioritas pembangunan pembangunan,
pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur
dilaksanakan dalam kerangka arah kebijakan
umum:
Prioritas pembangunan, pemeliharaan,
dan perbaikan infrastruktur sosial pada
infrastruktur sumber daya air
Meningkatkan
dan
percepatan
pembangunan,
pemeliharaan,
dan
perbaikan infrastruktur yang menunjang
pembangunan sektor pertanian.
Meningkatkan
pembangunan,
pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur
yang
menunjang
pemerataan
pembangunan antar-daerah
Mendorong kerja sama dengan badan
usaha swasta untuk percepatan
pembangunan infrastruktur publik dan
komersial melalui instrumen tarif dan
insentif lainnya
Peningkatan penanganan kondisi jalan
kabupaten dan jalan desa yang
mengalami rusak ringan dan rusak berat
Peningkatan
kondisi
jalan
yang
menghubungkan
pusat-pusat
pertumbuhan
Peningkatan
keberlangsungan
pengoperasian fungsi jalan kabupaten
Peningkatan ketersediaan prasarana dan
sarana kebinamargaan
Peningkatan kecukupan dan kelayakan
atribut persandangan jalan
peningkatan pengembangan energi listrik
perdesaan
Peningkatan prasarana dan sarana

Mengoptimalkan percepatan perbaikan jalan kabupaten


dan jalan desa yang mengalami rusak ringan sampai
dengan rusak berat dalam kurun waktu 2 tahun
Meningkatkan struktur jalan strategis kabupaten melalui
pelebaran dan overlay
meningkatkan pembangunan bangunan pelengkap jalan
serta pemeliharaan jalan kabupaten untuk menambah
umur manfaat dan umur ekonomis jalan
meningkatkan ketersediaan peralatan dan perbekalan
penunjang fungsi kebinamargaan
Meningkatkan pengawasan kondisi struktur jalan dan
pengendalian pemanfaatan aset jalan mellalui sistem
informasi manajemen jalan
Meningkatkan rehabilitasi dan pemeliharaan lampu
penerangan jalan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Program

Rekonstruksi/ peningkatan struktur Jalan Desa


Penanganan bangunan pelengkap jalan desa
Perencanaan umum jalan dan jembatan
Penerangan Jalan Umum
Pembangunan jalan dan jembatan di lingkungan permukiman
Rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan di lingkungan
permukiman
Pengembangan kinerja pengelolaan air limbah domestik
Pengembangan kinerja pengelolaan air minum/air bersih
Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Pembangunan drainase/trotoar
Rehabilitasi/ pemeliharaan drainase/trotoar
Pengembangan kinerja penataan bangunan dan lingkungan
permukiman
Pengelolaan ruang terbuka hijau

2-62

La por a n
AKHIR

No.

Dokumen Kebijakan

Visi & Misi

Kebijakan
permukiman yang berkualitas
Peningkatan penataan PSU perumahan
formal
Peningkatan cakupan pemukiman dengan
sarana sanitasi komunal yang layak
Peningkatan cakupan pelayanan air
minum di daerah rawan air bersih
Peningkatan
cakupan
layanan
persampahan dan penanganan limbah
cair domestik
Peningkatan
penataan
drainase
perkotaan
Peningkatan kuantitas dan kualitas rumah
yang layak huni
Peningkatan penyediaan pemakaman
umum daerah
Peningkatan
penataan
kawasan
permukiman kumuh perkotaan
Peningkatan kapasitas jasa konstruksi
daerah
Pengembangan manajemen tranportasi
massal yang terintegrasi antar pusatpusat layanan
Peningkatan
kualitas
prasarana
penunjang transportasi daerah
Peningkatan
sarana
penunjangan
keamanan dan keselamatan pengguna
jalan
Peningkatan prasarana dan sarana
penunjang uji kir kendaraan
Peningkatan pembinaan dan pengawasan
teknis bagi operator dan pengusaha
transportasi daerah
Peningkatan kemudahan aksesibilitas
bagi pengguna transportasi umum massal
Peningkatan
penyelenggaraan
pemanfaatan ruang dalam rangka
menunjang
pembangunan
yang
berkelanjutan
Peningkatan kuantitas dan kualitas ruang
terbuka hijau di kawasan perkotaan
Peningkatan
manajemen
penyelenggaraan
komunikasi
dan
informasi yang terpadu di seluruh wilayah
kabupaten
Peningkatan penerapan prinsip-prinsip

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
Program
Meningkatkan penyediaan energi listrik bagi masyarakat Pengembangan dan pengelolaan perumahan
miskin di wilayah desa sekitar hutan
Rehabilitasi rumah tidak layak huni
Meningkatkan rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana
dan sarana di lingkungan permukiman perkotaan
Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana
sanitasi dasar bagi masyarakat miskin
Mendorong terwujudnya sistem pengelolaan air limbah
terpusat di kawasan perkotaan
Meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi air bersih di
daerah rawan air bersih serta pemeliharaan sambungan
distribusi air bersih perdesaan
Meningkatkan pembinaan dan pengembangan
kelembagaan pengelolah air bersih perdesaan
Meningkatkan cakupan daerah layanan penanganan
persampahan
Meningkatkan prasarana dan sarana pengelolaan
persampahan
Meningkatkan pengelolaan persampahan dari control
landfill menjadi sanitary landfill
Meningkatkan peralatan serta operasional pengelolaan
persampahan dan limbah cair domestik
Meningkatkan penataan serta operasi dan pemeliharaan
drainase perkotaan
Meningkatkan
partisipasi
masyarakat
dalam
pengelolaan drainase
Meningkatkan hunian yang layak bagi masyarakat
miskin
Meningkatkan jumlah serta luasan pemakaman umum
daerah
Meningkatkan perencanaan dan revitalisasi kawasan
permukiman kumuh perkotaan

2-63

La por a n
AKHIR

No.

Dokumen Kebijakan

Visi & Misi

RPIJM Kabupaten
Jombang

Visi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang,

Kebersihan dan Pertamanan, yaitu:


Terwujudnya permukiman yang berkembang
dan berkelanjutan menuju masyarakat
sejahtera tahun 2013
Misi untuk mewujudkan visi tersebut adalah:
Mewujudkan pemenuhan kebutuhan
sarana
dan
prasarana
bidang
keciptakaryaan
Melaksanakan pengendalian pemanfataan
ruang dengan dilandasi legalitas hukum.

Kebijakan
pembangunanyang berkelanjutan
Peningkatan peran serta lembaga dan
masyarakat
dalam
pengelolaan
lingkungan hidup
Mengoptimalkan sistem pengelolaan
hutan rakyat dan industri hasil hutan
Arah
Pengembangan
Permukiman:
Pengembangan
permukiman
di
Kabupaten Jombang diarahkan pada
peningkatan mutu dan kualitas instansi
yang berkaitan dengan kegiatan
pengembangan permukiman
Arah Pengelolaan Air Limbah: Arah
pengembangan sub sektor air limbah di
Kabupaten Jombang yaitu terpenuhinya
kebutuhan sanitasi dasar permukiman
untuk meningkatkan pemenuhan terhadap
kebutuhan dasar masyarakat akan
mandi,cuci,
kakus
(sanitasi/MCK)
sehingga meningkatkan perilaku hidup
yang sehat
Arah Pengelolaan Persampahan: Arah
pengelolaan sub sektor persampahan
antara lain:
o Pengurangan
sampah
semaksimal
mungkin yangdimulai dari sumbernya;
o Peningkatan peran aktif masyarakat dan
usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan;
o Peningkatan cakupan pelayanan dan
kualitas sistem pengelolaan setiap periode

Arah Pengelolaan Drainase: Arah


pengeloaan sub sektor drainase yang
sudah ada adalah terbebasnya saluransaluran drainase dari sampah sehingga
mampu meningkatkan fungsi saluran
drainase lebih efektif sebagai pematus air
hujan dan mengurangi wilayah genangan
permanen dan temporer hingga 75% dari
kondisi saat ini
Arah Pengembangan Air Bersih:
Pengembangan air bersih di Kabupaten
Jombang diarahkan pada peningkatan
pelayanan air bersih di perdesaan
maupun perkotaan, khususnya bagi
masyarakat miskin yang tinggal di
kawasan rawan air serta peningkatan

Strategi

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Program

Program-program strategis untuk mendukung arah kebijakan


pengembangan permukiman adalah:
Program Pengembangan Perumahan;
Program Pembangunan saluran drainase/goronggorong.
Program-program strategis untuk mendukung arah kebijakan
pengelolaan air limbah adalah:
Program Lingkungan Sehat Perumahan;
Program penguatan kelembagaan dan kapasitas personil
pengelolaan air limbah permukiman;
Program pengembangan perangkat peraturan perundangan;
Program peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui
sistem on-site maupun off-site;
Program peningkatan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem sanitasi;
Program peningkatan dan pengembangan alternatif pembiayaan/
pendanaan pembangunan sarana dan prasarana air limbah di
Kabupaten Jombang.
Program-program strategis untuk mendukung arah kebijakan
pengelolaan sistem persampahan adalah:
Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Persampahan
Program
Pengembangan
Perencanaan
Pengelolaan
Persampahan
Program Pengurangan Timbulan Sampah
Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan
Program Peningkatan Kualitas Sistem Pengolahan Akhir Sampah
Program Peningkatan Pengelolaan Sampah Terpadu Mendukung
Perlindungan Sumber Daya Air
Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta
Meningkatkan Sistem Pengelolaan Persampahan
Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan Pengelolaan
Persampahan
Program Promosi Sistem Pengelolaan Sampah
Program Pengembangan Inovasi TeknologiSistem Pengelolaan
Persampahan
Program-program strategis untuk mendukung arah kebijakan
pengelolaan sistem drainase adalah:
Mengeringkan bagian wilayah kota yang acapkali menjadi daerah
genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif;
Membebaskan suatu wilayah terutama kawasan permukiman
yang padat dari genangan air, erosi dan banjir;

2-64

La por a n
AKHIR

No.

Dokumen Kebijakan

SSK (Strategi Sanitasi


Kabupaten)

Visi & Misi

Visi
Terwujudnya Sanitasi Kabupaten Jombang
yang Terpadu dan Berkelanjutan Berbasis
Masyarakat
Misi :
Meningkatkan partisipasi masyarakat dan
swasta(dunia usaha) dalam pengelolaan
sanitasi.
Meningkatkan
upaya
penyehatan
lingkungan pemukiman melalui program
perilaku hidup bersih dan sehat.
Meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sanitasi.
Meningkatkan sosialisasi sanitasi yang
memadai di masyarakat.
Meningkatkan cakupan layanan air bersih
dan sanitasi (Air Limbah, Drainase
Lingkungan dan Persampahan)
Meningkatkan
cakupan
layanan
kebersihan di lokasi pasar.
Mengintegrasikan budaya hidup bersih
dan sehat dalam kurikulum sekolah.
Menanamkan budaya hidup bersih dan
sehat sejak dini

Kebijakan
keikutsertaan swasta dalam investasi
pembangunan air bersih di perkotaan

Strategi

Strategi pengelolaan limbah rumah tangga adalah sebagai


berikut
Penggunaan septi-tank dan peresapan dilakukan
dengan memperhatikan desain peresapan;
Pengelola kawasan industri dan pusat kegiatan
perdagangan kapasitas besar wajib menyediakan sistem
pembuangan air limbah terpust dan memerlukan
pengorganisasian (sistem off - site); dan
Penggunaan sistem pembuangan secara komunal untuk
pusat kegiatan fasilitas umum.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh air kotor/limbah, perlu
dikembangkan penanganan sistem pembuangan air
limbah terpusat
Strategi pengelolaan limbah industri adalah sebagai berikut:
Sistem jaringan limbah rumah tangga dan industri di
buat secara terpisah dari sistem pematusan dan di
dukung dengan pengadaan srana penunjang pengolah
limbah domestik seperti truck penguras lumpur tinja dan
pengolah lumpur tinja;
Pengolahan limbah hasil industri secara terpadu di
kawasan industri dengan perencanaan pemasangan
pipa pengolahan limbah industri di kawasan industri
besar.
Strategi peningkatan pengelolaan persampahan ditetapkan
sebagai berikut:

Penempatan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu


dan tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem
pelayanannya bersifat pembaian wilayah pelayanan;
Tempat penampungan sementara secara terpusat pada
tiap unit-unit lingkungan dan pusat kegiatan pelayanan;
Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial,

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Program
Mengalirkan air permukaan ke badan air penerimater dekat
secepatnya dengan terlebih dahulu memberikan kesempatan air
limpasan untuk meresap terlebih dahulu ke dalam tanah
(konservasi air);
Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat
dimanfaatkan untuk persediaandan kehidupan akuatik
Langkah-langkah strategis dalam upaya penyediaan pelayanan air
bersih di Kabupaten Jombang adalah:
Penambangan kapasitas produksi;
Rencana PengembanganTransmisi/Distribusi
Pemeliharaan dan perbaikan pipa;
Peningkatan pelayanan terhadap masyarakat serta peningkatan
mutu dan standart pelayanan air bersih;
Pembuatan Master Plan Air Minum.
Program-program untuk tetap mendukung sistem pengelolaan
persampahan tersebut antara lain:
Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Persampahan
Program
Pengembangan
Perencanaan
Pengelolaan
Persampahan
Program Pengurangan Timbulan Sampah
Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan
Program Peningkatan Kualitas Sistem Pengolahan Akhir Sampah
Program Peningkatan Pengelolaan Sampah Terpadu Mendukung
Perlindungan Sumber Daya Air
Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta
MeningkatkanSistem Pengelolaan Persampahan
Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan Pengelolaan
Persampahan
Program Promosi Sistem Pengelolaan Sampah
Program Pengembangan Inovasi Teknologi Sistem Pengelolaan
Persampahan
Program-program yang diusulkan yaitu:
Mengeringkan bagian wilayah kota yang acapkali menjadi daerah
genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif;
Membebaskan suatu wilayah terutama kawasan permukiman
yang padat dari genangan air, erosi dan banjir;
Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat
secepatnya denganterlebih dahulu memberikan kesempatan air
limpasan untuk meresap terlebih dahulu ke dalam tanah
(konservasi air);
Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat
dimanfaatkan untuk persediaan dan kehidupan akuatik.
Program-program dalam upaya penyediaan pelayanan air bersih di
Kabupaten Jombang meliputi:
Peningkatan pelayanan jaringan yang ada dengan pembuatan
jaringan baru, khususnya di kawasan permukiman

2-65

La por a n
AKHIR

No.

Dokumen Kebijakan

Visi & Misi

Kebijakan

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

Strategi
Program
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum,
sertarehabilitasi jaringan yang telah ada. Selain itu juga
fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan
pengembangan sumber air bersih agar meningkatkan produksi
fasilitas pemilahan sampah.
dan pengendalian tingkat kebocoran;
Strategi pengelolaan drainase lingkungan ditetapkan
Penyediaan air bersih denganmenggunakan pelayanan PDAM
sebagai berikut:
harus tetap memperhatikan sistem kompleks yang terdiri dari 3
Sistem jaringan drainase meliputi jaringan primer,
komponen utama yaitu: sistemsumber, sistem transmisi, sistem
jaringan sekunder dan jaringan tersier;
distribusi;
Sistem jaringan drainase disesuaikan dengan sistem Untuk penyediaan air bersih yang tidak dapat dijangkau oleh
drainase tanah yang ada dan tingkat peresapan air
pelayanan, maka strategi yang dilakukan adalah dengan
kedalam penampang/profil tanah, serta arah aliran
meningkatkan pelayanan dan menambah jaringan air bersih;
memanfaatkan topografi wilayah;
Untuk dapat mempertahankan ketersediaan
Pemeliharaan kelestarian sungai - sungai sebagai
sistem drainase primer, melalui kegiatan normalisasi
sungai - sungai dan konservasi sempadan sungai.
Pengembangan sistem pematusan di Kabupaten
Jombang di utamakan pada jalan arteri dan kolektor
primer yang terdapat pada desa- desa pusat perkotaan
dan pada pusat permukiman
Strategi untuk mewujudkan penyediaan air bersih/minum
adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kapasitas produksi sumber daya air;
Perluasan jaringan - jaringan yang ada sehingga dapat
menjangkau daerah- daerah yang membutuhkan air
bersih;
Mencari sumber - sumber mata air yang ada dan
mencukupi debitnya untuk memenuhi kebutuhan air
bersih khususnya di daerah rawan air bersih;
Mengoptimalkan keberadaan sumur sebagai fasilitas
penyediaan air bersih di desa-desa rawan air bersih;
Melakukan perlindungan terhadap sumber-sumber mata
air; waduk dan daerah aliran sungai.

Sumber : Tim Penyusun, 2015 (Olah dokumen kebijakan terkait)

2-66

La por a n
AKHIR

2.5 KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN


Dalam perkembangannya, kawasan perumahan di Perkotaan Jombang membentuk pola-pola yang dapat
terlihat dari kecenderungan perkembangan perumahan yang ada. Adapun pola-pola yang muncul dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Infiltrasi
Yaitu pengembangan permukiman dengan cara mengisi kantong-kantong kosong. Model ini sangat cocok
untuk diterapkan pada permukiman yang tidak direncanakan. Keuntungan dari model ini adalah pada
lahan-lahan kosong di permukiman dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan mengurangi
pemanfaatan lahan pada kawasan lain, terutama pada kawasan pertanian. Dengan demikian maka
keberadaan lahan pertanian masih dapat dipertahankan. Untuk pengembangan konsep infiltrasi di
Perkotaan Jombang lebih diarahkan pada kawasan pusat kota yaitu sekitar Desa Jombang, Kelurahan
Kepatihan dan Kelurahan Kepanjen.

Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang

4. Perbaikan kondisi perumahan kampung padat


Kampung padat yang terdapat di Perkotaan Jombang yaitu di sekitar pusat Kawasan Perkotaan Jombang.
Kondisi ini akan berpengaruh terhadap kondisi kualitas lingkungan kawasan Kota secara keseluruhan.
Oleh karenanya, harus diadakan perbaikan terhadap kampung-kampung padat yang ada tersebut.
Arahan penataan/perbaikan kampung antara lain dengan perbaikan drainase, perbaikan kondisi sanitasi
rumah dan lingkungan (persampahan, saluran pembuangan limbah rumah tangga, kondisi bangunan),
penataan garis sempadan (sempadan jalan, Sungai Kali dan bangunan), perkerasan kondisi jalan,
pengembangan RTH, dan lainnya.

2. Penyatuan
Yaitu suatu bentuk atau model menyatukan bangunan permukiman antar blok-blok permukiman menjadi
satu kesatuan kawasan permukiman. Tentunya tergantung dari luas lahan yang memisahkan antar blokblok bangunan permukiman. Keuntungannya adalah perkembangan permukiman mengarah pada
pembentukan kawasan, sehingga memudahkan jangkauan pelayanan, interaksi antar penduduk dan lainlain. Untuk pengembangan konsep penyatuan lebih cocok diterapkan pada perumahan yang ada di pusat
kota.
3. Ketersediaan sarana dan prasarana perumahan yang memadai
Kawasan perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dan harus sesuai
dengan kriteria layak huni (sanitasi lingkungan). Hal ini terkait dengan kualitas lingkungan pada kawasan
Pusat Kota dan merupakan upaya pemenuhan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, maka ketersediaan
sarana dan prasarana penunjang pada kawasan perumahan harus dilengkapi. Jenis sarana dan prasarana
penunjang kawasan perumahan yaitu:
a. Jalan lingkungan, yaitu dengan lebar perkerasan 3,5 5 meter.
b. Penyediaan air bersih.
c. Saluran drainase yang lancar dan saling terhubung antar saluran. Untuk drainase gang lebarnya
diarahkan 25 cm.
d. Saluran pembuangan limbah Rumah Tangga (Septick Tank).
e. Fasilitas: pendidikan dasar (TK, SD), peribadatan (masjid, musholla), kesehatan (poliklinik, bidan,
dokter praktek), fasilitas umum (taman lingkungan, lapangan OR, balai pertemuan, dan sebagainya).
Standar tersebut harus terdapat pada semua kawasan perumahan yang ada/sudah berkembang maupun
yang akan dibangun. Pada kawasan perumahan yang sudah dibangun, upaya ini akan mencegah
terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

2-67

Anda mungkin juga menyukai