Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua
Barat) untuk mengatasi kesenjangan.
BAB 2
KAJIAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN
Bagian ini berisi tentang kebijakan A-Spasial dan Spasial Provinsi Jawa Timur dan
Kabupaten Jombang terkait dengan peningkatan perumahan dan kawasan
permukiman
Adapun isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Jombang terkait dengan pengembangan permukiman saat ini
adalah :
Isu strategis pembangunan permukiman perkotaan terbagi menjadi empat sektor yaitu pengembangan
permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan
penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran isuisu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta
permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi.
2. Mengembangkan permukiman perdesaan disesuaikan dengan karakter fisik, sosial-budaya dan ekonomi
masyarakat perdesaan;
3. Meningkatkan kualitas permukiman khususnya di kawasan perkotaan;
4. Mengembangkan perumahan terjangkau khususnya di kawasan perkotaan;
5. Menyediakan sarana dan prasarana permukiman perdesaan dan perkotaan;
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan
sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai
prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau
perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan
dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan
kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan
kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat
pertumbuhan, serta desa tertinggal.
7. Meningkatkan penyediaan hunian (sewa/milik) serta penyediaan sarana dan prasarana dasar bagi rumah
sederhana sehat;
8. Mengembangkan dan menerapkan inovasi teknologi tepat guna bidang perumahan;
9. Meningkatkan capaian pelayanan perumahan di perkotaan dan perdesaan serta implementasi regulasi
jasa konstruksi, pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara;
10. Meningkatkan implementasi teknologi dan industri perumahan;
11. Meningkatkan implementasi regulasi jasa konstruksi, pembangunan, dan pengelolaan bangunan gedung
dan rumah negara;
Isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:
12. Meningkatkan kualitas perumahan serta prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman di daerah
perdesaan, kawasan agropolitan, dan kawasan perbatasan;
13. Meningkatkan peran pihak swasta dan masyarakat dalam penyediaan perumahan agar tercipta pasar
primer yang sehat;
2. Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumahtangga kumuh perkotaan.
3. Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI
dan MP3KI.
2-1
La por a n
AKHIR
14. Mengembangkan kawasan perumahan skala besar yang ditunjang dengan peningkatan penyediaan tanah
untuk peningkatan pengembangan kawasan permukiman di perkotaan dan perdesaan yang sesuai
dengan rencana tata ruang;
15. Mengembangkan pembangunan perumahan dan permukiman yang bertumpu pada keswadayaan
masyarakat; dan
16. Meningkatkan kualitas perumahan serta prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman di daerah
perdesaan, kawasan agropolitan, dan kawasan perbatasan, serta penurunan luasan kawasan permukiman
kumuh.
Pengembangan permukiman yang terdapat di Kabupaten Jombang saat ini lebih membentuk pola ribbon
shapped cities/linier. Pola ini diperngaruhi dengan adanya jalur memanjang (jalur transportasi) yang sangat
dominan dalam mempengaruhi perkembangannya dan khususnya terjadi di kawasan luar kota. Sedangkan
untuk kawasan perkotaan lebih membentuk pola campuran antara pola grid dan pola linier, kondisi ini
disebabkan luas kawasan perkotaan yang semakin lama semakin berkurang dengan semakin berkembangnya
pembangunan prasarana dan sarana perkotaan beserta aktifitas ikutan lainnya.
Untuk pengelolaan kawasan permukiman perkotaan sudah cukup baik untuk memenuhi kebutuhan penduduk,
sedangkan untuk kawasan permukiman perdesaan masih perlu peningkatan mutu permukiman sehingga dapat
layak memenuhi kebutuhan penduduk. Kondisi ini terjadi disebabkan belum adanya flotiing area kawasan
permukiman perdesaan yang perlu diadakan peningkatan mutu permukimannya. Sampai dengan saat ini
belum dilakukan plotting area secara menyeluruh di wilayah Kabupaten Jombang guna mengetahui kondisi
fisik permukiman, apabila telah dilakukan terhadap 21 Kecamatan di Kabupaten Jombang, maka dapat
ditentukan skala prioritas dan tahapan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan permukiman
perdesaan.
Berdasarkan data yang ada di Kabupaten Jombang, jumlah rumah tidak layak huni di 21 Kecamatan adalah
sebanyak 11.400 unit. Amanat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Jombang Tahun 2008-2013 menyebutkan bahwa dari tahun 2009 sampai dengan 2013 harus direhab rumah
tidak layak huni sebanyak 500 unit setiap tahunnya. Sampai saat ini telah dilakukan rehab sebanyak 1.500 unit
dari anggaran APBD, 375 unit dari APBN (Kemenpera), dan 100 unit dari CSR Bank Jatim. Hasil pendataan
terhadap kondisi rumah masyarakat di Kabupaten Jombang, masih terdapat 11.400 rumah dari total rumah
tangga miskin di Kabupaten Jombang sebesar 74.300 rumah tangga. Untuk memfasilitasi kebutuhan
masyarakat akan rumah yang layak huni dan lingkungan permukiman yang sehat, Pemerintah Kabupaten
Jombang melaksanakan kegiatan rehabilitasi rumah yang tidak layak huni maupun peningkatan lingkungan
permukiman, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Tabel 2.1 Realisasi Pelaksanaan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2009 2013
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
Total
Tahun 2013 jumlah rumah sebanyak 394.202 unit, dengan rata-rata pertambahan rumah dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir sebesar 7,5%. Dari kondisi tersebut apabila dikaitkan dengan jumlah backlog rumah yang
ada di Kabupaten Jombang dengan asumsi 1 Kepala Keluarga menempati 1 Rumah dimana sampai dengan
akhir tahun 2013 jumlah Kepala Keluarga sebanyak 442.054 KK, maka pada tahun 2013 masih terdapat
adanya kekurangan hunian sebesar 47.852 unitTerhadap pemenuhan backlog perumahan masih belum dapat
dilakukan. Hal ini disebabkan belum adanya data yang akurat tentang jumlah backlog perumahan di
Kabupaten Jombang. Secara umum pemenuhan backlog dicukupi dengan pembangunan perumahan lewat
pihak swasta (developer/investor). Jalan lingkungan yang telah terbangun sebesar 528.522 m2 dari total
kebutuhan jalan lingkungan, dan telah dapat memenuhi kebutuhan pada 74 desa secara tuntas. Dengan
banyaknya program pembangunan yang berkembang di Pemerintahan Desa maka saluran drainase lebih
banyak dibangun dengan program stimulan/swadaya masyarakat dan Program Pemerintah Pusat. Pembangun
saluran drainase yang ada sepanjang 9417 m' dari total kebutuhan saluran drainase.
Dalam rencana penataan kawasan permukiman di wilayah Kabupaten Jombang terutama keberadaan
kawasan permukiman yang tertata maupun yang tidak tertata. Makna dari kawasan permukiman yang tertata
disini adalah kawasan permukiman yang tertib baik konfigurasi tapaknya yaitu kondisi bangunan, kondisi
jaringan jalan dan lahan yang tidak melanggar aturan dan kaidah tata ruang dan ketentuan zonasi serta
memiliki legalitas. Dari data yang ada saat ini kawasan permukiman di Kabupaten Jombang seluas 27.862,05
Ha, berdasarkan total luasan permukiman tersebut dari 21 kecamatan maka prosentase luas permukiman
tertata yang paling kecil berada di kecamatan jombang yaitu mencapai 54,30% atau seluas 1.049,98 Ha dari
total keseluruhan luas permukiman yaitu 1.933,81 Ha, sehingga masih terdapat 45,7% atau seluas 883,83 Ha
pada kondisi belum tertata yaitu yang berada di desa Jombang, desa Sambong Dukuh dan desa Candimulyo.
2-2
La por a n
AKHIR
pelayanan sebesar 60% pada tahun 2015. Sedangkan untuk pertamanan dari 21 kecamatan yang ada baru
terlayani 2 kecamatan, dengan eksisting tingkat pelayanan sebesar 10% (2008).
Pada tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Jombang telah melakukan kegiatan Penataan Kawasan Tirta Wisata,
Kegiatan Rest Area di Desa Keplaksari dan di tahun 2010 telah disusun Rencana Kegiatan Penataan Kawasan
Wisata Religi Pondok Pesantren Tebuireng. Pada tahun 2011 telah dilakukan pembangunan fisik kawasan rest
area di Desa Keplaksari Kecamatan Peterongan dengan biaya dari APBD Propinsi Jawa Timur.
Untuk yang pelaksanaannya sudah dimulai pada tahun 2011 ini dalam bentuk :
1. Pembuatan masterplan kawasan makam Gus Dur,
2. Masterplan Kawasan Parkir,
3. Pembebasan lahan parkir seluas 4 Ha pada tahun 2010 dan pengurugan kawasan parkir pada tahun
2011.
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
pelayanan PDAM sampai dengan saat ini baru mencapai 36,60 %. Sampai dengan saat ini Kabupaten
Jombang untuk memenuhi kebutuhan air bersih masih memanfaatkan sumber air bawah dan sumber mata air.
Pemanfaatan air bawah tanah secara keseluruhan di Kabupaten Jombang meliputi seluruh pemanfaatan air
bawah tanah baik untuk kebutuhan domestik, pertanian, komersil serta industri. Wilayah yang memiliki
kuantitas dan kualitas air bawah tanah yang baik serta di dukung oleh ketersediaan air bawah tanah yang
melebihi dari kebutuhan air, maka wilayah tersebut layak untuk dikembangkan dalam pemanfaatan sumber
daya air bawah tanahnya, sedangkan untuk wilayah yang ketersediaan air bawah tanahnya lebih kecil ataupun
sama dengan jumlah kebutuhan air, pada wilayah tersebut tidak layak untuk di kembangkan dalam
pemanfaatan sumber daya air bawah tanahnya karena akan merusak kelestarian lingkungan.
Untuk sumber mata air di Kabupaten Jombang dijadikan suatu kawasan perlindungan setempat sekitar mata
air dan ditetapkan dengan radius 200 meter. Adapun kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Jombang
yang berupa kawasan sekitar mata air yaitu seluas 34,60 Ha yang terdapat di 11 (sebelas) lokasi mata air dan
tersebar di Kecamatan Plandaan, Kabuh, dan Wonosalam. sebagai berikut :
Tabel 2.2
Kecamatan
Bandar Kedungmulyo
Perak
Gudo
DIwek
Ngoro
Mojowarno
Bareng
Wonosalam
Mojoagung
Sumobito
Jogoroto
Peterongan
Jombang
Megaluh
Tembelang
Kesamben
Ngusikan
Kudu
Ploso
Kabuh
Pladaan
Baik
Sedang
Buruk
Berdasarkan kondisi diatas, maka Kabupaten Jombang yang terdiri dari 21 Kecamatan untuk cakupan
pelayanan PDAM masih belum maksimal dalam melayani kebutuhan keseluruhan wilayahnya. Cakupan
2-3
La por a n
AKHIR
Tabel 2.3
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
BKPH
Ploso Barat
Ploso Timur
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Jabung
Jabung
Jabung
Jumlah
Kecamatan
Pladaan
Kabuh
Mojowarno
Mojowarno
Mojowarno
Wonosalam
Mojoagung
Mojoagung
Wonosalam
Wonosalam
Wonosalam
Luas (Ha)
8,50
3,30
0,30
6,90
1,70
1,00
1,30
1,40
0,10
2,10
8,00
34,60
Kebutuhan air bersih sebagai salah satu kebutuhan pokok penduduk Kabupaten Jombang tentunya akan
meningkat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk. Kebutuhan pelayanan air bersih ini secara umum
didasarkan pada beberapa hal terutama yang menunjang fungsi kesehatan, sosial dan ekonomi. Setiap
lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan prasarana air minum yang memenuhi syarat. Maka dari itu
diperlukan suatu Masterplan/Rencana Induk untuk pengembangan air bersih secara bertahap di Kabupaten
Jombang dengan tujuan meningkatkan pelayanan untuk kebutuhan penduduknya.
Perkembangan jumlah pelanggan air bersih menunjukkan trend naik untuk kategori pelanggan rumah tangga
dan pelayanan masyarakat, sedang untuk pelanggan usaha perdagangan dan industri menunjukkan trend
menurun. Prosentase terbesar pelanggan air bersih adalah pelanggan rumah tangga yaitu rata-rata sebesar
92,82%; kemudian pelanggan kategori perdagangan/usaha rata-rata sebesar 3,96%; pelanggan untuk
pelayanan masyarakat rata-rata sebesar 3,10%, dan terakhir pelanggan industri rata-rata sebesar 0,12%.
Sedangkan permasalahan lain yang dihadapi PDAM di Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut :
1. Sudah banyak jaringan perpipaan yang sudah tua, sehingga banyak terjadi kebocoran;
2. Kawasan permukiman belum semuanya dapat dilayani oleh PDAM;
3. Minat masyarakat untuk berlangganan PDAM masih kurang;
4. Sumber air baku dan sumber mata air yang ada belum digunakan secara optimal;
5. Sebagian kawasan tidak layak untuk dikembangkan sumber air bakunya;
6. Perbaikan sistem manajemen di dalam PDAM sehingga pelayanan bagi masyarakat dapat lebih efisien
dan efektif ;
7. Belum adanya Rencana Induk Sistem/Masterplan Air Minum ;
8. Tingkat Pelayanan sampai dengan tahun 2008 adalah sebesar 20% dari target MDGs sebesar 60% ;
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
9. Masih terdapat 41 desa di 7 Kecamatan yang rawan air bersih baik kualitas maupun kuantitasnya, karena
secara geografis berada di kawasan pegunungan kapur.
Tabel 2.4
No
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
3
Lokasi Kawasan
Kelurahan/Desa
Kecamatan
Sumberaji
Kabuh
Pengampon
Sukodadi
Kabuh
Mangunan
Marmoyo
Manduro
Banjardowo
Jumlah
Pelabuhan
Plandaan
Jipurapah
Klitih
Darurejo
Purisemanding
Todowulan
Sumberejo
Bangsri
Jumlah
Kebonagung
Ploso
Bawangan
Kedungdowo
Pager Tanjung
Pandan Blole
Jumlah
Kepuhrejo
Kudu
Sidokaton
Katemas
Bakalan Rayung
Bendungan
Jumlah
Cupak
Ngusikan
Made
Kromong
Mojodanu
Ngusikan
Jumlah
Pakel
Bareng
Pulosari
Nglebak
Jenis Gelaran
Jumlah
Wonosalam
Wonosalam
Wonomerto
Wonokerto
2-4
La por a n
AKHIR
Lokasi Kawasan
Kelurahan/Desa
Kecamatan
4 Galengdowo
5 Jarak
Jumlah
No
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
penduduk yang menuntut adanya pemenuhan kebutuhan akan perumahan dan sarana lainya. Tingkat
perekonomian penduduk terutama penduduk dengan ekonomi lemah juga sangat memengaruhi mengingat
untuk masyarakat ekonomi lemah tidak mampu membuat suatu pengolahan sendiri karena tidak adanya dana.
Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya adalah tidak adanya tingkat kesadaran yang tinggi dari masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat terutama dalam hal pembuangan limbah domestik.
Bidang penyehatan lingkungan permukiman mempunyai tiga (3) sub bidang yaitu : pengelolaan air limbah,
pengelolaan persampahan dan pengelolaan drainase, masing masing mempunyai isu dan/atau permasalahan
yang berbeda, dalam usulan program menyangkut ketiga sub bidang tersebut masih terbatas di kawasan
perkotaan dan kawasan daerah aliran sungai (DAS) khususnya alur Sungai Brantas.
2.1.4.2 Persampahan
Air limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (municipal wastewater) yang terdiri atas air
limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari sisa air mandi, cuci, dapur, dan tinja manusia dari
lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan
Berbahaya (Limbah B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti
mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat berisiko dapat juga menimbulkan berbagai penyakit
seperti, diare,typhus,kolera dan lain lain. Pengelolaan air limbah permukiman pada saat ini terdiri atas dua
sistem, yaitu sistem on-site dan sistem off-site, maksud dari kedua sistem tersebut adalah :
Meningkatnya timbulan sampah terjadi seiringan dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya, yang
akan secara langsung memberikan kontribusi terhadap timbulan sampah yang terjadi. Menurunnya daya
tampung dan daya dukung lingkungan hidup disebabkan desakan jumlah penduduk dan sulitnya untuk mencari
lokasi penampungan sampah sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir(TPA) yang terdiri dari 3
alternatif lokasi, apalagi ditunjang masih rendahnya masyarakat untuk melakukan pengolahan sampah secara
pengurangan, penggunaan, pendaur ulang sampah yang dikenal dengan 3R (reduce, reuse, recycle).
1. Sistem off-site atau pengelolaan air limbah terpusat adalah sistem penanganan air limbah domestik
melalui jaringan pengumpul yang diteruskan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
2. Sistem on-site atau pengelolaan air limbah setempat adalah sistem penanganan air limbah domestik yang
dilakukan secara individual dan/atau komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa
bangunan yang pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber.
Kondisi limbah cair rumah tangga di Kabupaten Jombang sebagian sudah melalui proses pengolahan ada pula
yang langsung di salurkan menuju sungai atau diresapkan ke dalam tanah. Pengelolaan limbah cair rumah
tangga di Kabupaten Jombang sebagian besar masih memanfaatkan sistim pengolahan konvensional yaitu
menggunakan septic tank di masing-masing rumah tangga, namun demikian kondisi septic tank ini belum
menjamin bahwa hasil pengolahan sudah memenuhi persyaratan.
Menurut hasil survey EHRA menemukan fasilitas Buang Air Besar (BAB) di Kabupaten Jombang yang paling
umum dilaporkan oleh rumah tangga adalah jamban siram/ leher angsa yang disalurkan ke tangki septik.
Proporsinya adalah sekitar 83,33% (siram dan non siram). Sebagian kecil masyarakat memanfaatkan
sewerage system untuk pembuangan limbah mereka. Prosentase penggunaan sewerage system hanya 2,3%
saja, sedangkan masih banyak ditemukan penduduk yang BAB di sungai, kolam atau parit. Hal ini terjadi
mengingat akan ketersediaan lahan yang semakin sempit, yang dipicu oleh adanya pertambahan jumlah
2. Tingkat pelayanan yang masih mencapai 10 % (2008) dari target MDGS sebesar 55%
3. Masih tertanamnya pola pikir lama tentang MCK yaitu : dari jamban menuju septic tank kemudian masuk
ke sumur resapan
Meningkatnya penyumbang gas rumah kaca (GRK) terutama dari timbulan sampah, disebabkan lambatnya
pengangkutan (6 truck/amrol) dan/atau pemrosesan sampah sehingga gas methan (CH 4) terbang ke atmosfer
sehingga berkoloni dengan pembentuk gas rumah kaca lainnya di atmosfer. Kondisi sistem pengelolaan
sampah ini tidak didukung/ditunjang pula dengan peralatan pengangkut sampah yang sudah lanjut usia
sehingga sering rusak (khususnya peralatan di TPA) hal ini menyebabkan biaya untuk pemeliharaan cukup
tinggi.
Pola penanganan sampah yang umum dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Jombang adalah dengan cara
pengumpulan di masing-masing sumber sampah. Dari sumber sampah kemudian diambil oleh petugas
menggunakan gerobak untuk dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Dari TPS-TPS ini
kemudian diangkut kembali menuju ke TPA (Tempat Penampungan Akhir).
Pola penanganan tersebut diatas banyak diterapkan di daerah pusat Kota. Lain halnya untuk daerah pinggiran
dan daerah di sepanjang Sungai Brantas. Pada daerah pinggiran yang tidak mendapatkan akses
pengangkutan oleh petugas lebih banyak memanfaatkan lahan mereka masing- masing untuk mengubur
sampah atau dengan cara dibakar, sedangkan untuk daerah sepanjang sungai cenderung membuang sampah
langsung ke sungai.
2-5
La por a n
AKHIR
Pada tahun 2010 tingkat pelayanan di perkotaan Jombang mencapai 80 %, sedang untuk tingkat pelayanan
Kabupaten Jombang sebesar 19,40% (hanya di perkotaan saja). Kondisi TPS, Sarana dan Prasarana
Angkutan Sampah, Kondisi TPA dan Sarana Prasarana di TPA di Kabupaten Jombang pada tahun 2010
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.5
No.
Jenis TPS
1.
Transfer Depo
2.
Container
3.
Landasan container
4.
TPS
Jumlah
Baik
31
31
Jumlah
(unit)
31
31
Baik
9
8
2
148
16
183
Rusak
-
Kondisi
Tidak Beroperasi Tidak Diketahui Kondisinya
-
Jumlah
(unit)
9
8
2
148
16
31
Sumber : Dinas PU Citpta Karya, Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan Kab. Jombang
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa beberapa permasalahan pengelolaan persampahan di
Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pelayanan sampah belum mampu mengatasi seluruh sampah di Kab.Jombang dan masih
terkonsentrasi di kawasan perkotaan. Hal ini terlihat dari cakupan pelayanan sampah di perkotaan
Jombang mencapai 80% sedangkan untuk wilayah Kabupaten Jombang masih mencapai 12%.
2. Terbatasnya sarana prasarana angkutan persampahan disebabkan sudah banyak yang rusak akibat umur
yang sudah tua.
3. Kesadaran masyarakat akan penanganan sampah secara mandiri masih belum ada justru terkesan bahwa
urusan pengolahan sampah sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah.
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
lumpur dan gulma dan secara tidak langsung menjadi media yang sangat nyaman untuk berkembangnya
penyakit demam berdarah.
Sedangkan di wilayah perkotaan Jombang dengan semakin meningkatnya perkembangan kawasan
permukiman mengakibatkan sering terjadinya genangan di beberapa lokasi dengan luasan mencapai 7.111
meter, yang meliputi wilayah Kelurahan Kepatihan,Jombang, Desa Sambong Dukuh, Desa Pulo Lor, Kelurahan
Kaliwungu, Desa Tambakrejo dan Desa Mojongapit. Terbatasnya dana untuk pemeliharaan saluran drainase
hampir bisa dikatakan bahwa hampir 5 tahun kebelakang belum pernah ada pemeliharaan saluran drainase,
sehingga membuat banyak saluran yang rusak. Selain itu dengan adanya fenomena pemanasan global
dengan paradigma mitigasinya adalah bukan segera membuang air hujan tetapi bagaimana air hujan bisa
dengan cepat diresapkan kedalam tanah, hal ini untuk lebih meningkatkan deposit air tanah yang kian tahun
terasa semakin berkurang depositnya. Sebagai solusinya adalah perlu adanya resapan air kedalam tanah
dengan media sumur resapan.
Secara umum kondisi drainase di Kabupaten Jombang terutama pada saluran drainase tertutup, sebagian
besar sudah cukup tua peninggalan jaman penjajahan Belanda. Kondisinya banyak mengalami penurunan
kualitas seperti terjadinya penyumpatan dan tidak berfungsinya manhole sebagi street inlet. Keadaan ini
sangat mengkhawatirkan bagi penduduk dan pengguna jalan apabila terjadi genangan air akibat peningkatan
intensitas curah hujan.
Permasalahan yang berkenaan dengan kondisi drainase di Kabupaten Jombang antara lain :
1. Masih adanya daerah genangan di 9 lokasi di Kota Jombang yang belum tertangani;
2. Adanya pola pikir lama di masyarakat tentang drainase yaitu : dari rumah dibuang ke saluran kemudian
menuju sungai;
3. Jaringan drainase di Kab.Jombang lebih diutamakan pada lokasi jalan dengan fungsi arteri primer dan
kolektor primer yang terdapat pada desa-desa pusat perkotaan dan pada pusat permukiman real estate;
4. Meningkatnya perkembangan kawasan permukiman di perkotaan Jombang mengakibatkan terjadinya
genangan di 20 lokasi yang belum tertangani;
5. Terbatasnya dana untuk pemeliharaan saluran drainase;
6. Penurunan kualitas saluran drainase seperti terjadinya penyumbatan dan tidak berfungsinya manhole
sebagi street inlet dikarenakan kondisi saluran yang sudah tua;
7. Sampah, sedimentasi dan air limbah yang dibuang pada saluran drainase dapat menyebabkan
penyumbatan.
2.1.4.3 Drainase
Pada akhir-akhir ini dengan cuaca yang tidak menentu termasuk pengaruh dari pemanasan global, sehingga
hujan sulit diprediksi dan relatif terjadi dengan curah yang tinggi namun frekwensi tidak menentu, sehingga
dampaknya juga terjadi genangan air di saluran drainase yang memang kondisinya 40 % penuh dengan
2-6
La por a n
AKHIR
Peningkatan kawasan permukiman yang layak huni, sinergis, terintegrasi dan berkelanjutan;
Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan permukiman;
Pembangunan RSH dan RUSUNA;
Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung/rumah negara;
Pengembangan teknologi tepat guna bidang permukiman.
1. Tahap II (2010-2014)
a. Peningkatan kawasan permukiman yang layak huni, sinergis, terintegrasi dan berkelanjutan;
b. Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan permukiman;
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Peningkatan kawasan permukiman yang layak huni, sinergis, terintegrasi dan berkelanjutan;
Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan permukiman;
Pembangunan RSH dan RUSUNA;
Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung/rumah negara;
Pengembangan teknologitepat guna bidang permukiman.
3. Tahap II (2020-2024)
a.
b.
c.
d.
e.
Peningkatan kawasan permukiman yang layak huni, sinergis, terintegrasi dan berkelanjutan;
Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan permukiman;
Pembangunan RSH dan RUSUNA;
Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung rumah negara;
Pengembangan teknologi tepat guna bidang permukiman.
2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur ditetapkan melalui Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 2019
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :
Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak
Misi 1 : Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan
Tujuan :
1. Meningkatkan perluasan lapangan kerja
2. Meningkatkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
4. Mempercepat dan memperluas penanggulangan kemiskinan
Misi 2 : Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis
agrobisis/agroindustri dan indutrialisasi
Tujuan :
1. Meningkatkan aktivitas ekonomi dan kualitas kelembagaan UMKM dan koperasi
2-7
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
3. penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadilan dan berhierarki serta bernilai tambah tinggi;
4. pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumber daya alam dan buatan;
5. optimasi fungsi budi daya kawasan dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam persaingan
global;
6. keterpaduan program pembangunan berbasis agribisnis dan jasa komersial yang didukung seluruh
pemangkukepentingan; dan
7. kemudahan bagi pengembangan investasi daerah sertapeningkatan kerja sama regional.
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Penataan Ruang Wilayah Provinsi bertujuan untuk mewujudkan
ruang wilayah provinsi yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan melalui pengembangan sistem agropolitan
dan sistem metropolitan.
2.2.3.2 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
Sistem pusat pelayanan, terdiri atas rencana sistem perkotaan disertai dengan penetapan fungsi WP-nya dan
sistem perdesaan. Sistem perkotaan, meliputi:
1. PKN : Kawasan Perkotaan Gresik Bangkalan Mojokerto Surabaya Sidoarjo Lamongan
(Gerbangkertosusila) dan Malang;
2. PKW : Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan
Pacitan;
5. Kawasan perkotaan di wilayah kabupaten yang memiliki potensi sebagai pusat kegiatan bagi beberapa
kecamatan dapat diusulkan sebagai PKLP oleh kabupaten masing-masing kepada Pemerintah Daerah
Provinsi.
Wilayah Perkotaan (WP) terdiri atas 8 (delapan) WP yang meliputi:
1. WP Germakertosusila Plus dengan pusat di Kota Surabaya meliputi: Kota Surabaya, Kabupaten Tuban,
Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten
Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten
Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep, dengan fungsi:
pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan,
perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan industri;
2. WP Malang Raya dengan pusat di Kota Malang meliputi: Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang,
dengan fungsi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan,
pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan industri;
2-8
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
3. WP Madiun dan sekitarnya dengan pusat di Kota Madiun meliputi: Kota Madiun, Kabupaten Madiun,
Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Ngawi dengan fungsi:
pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, peternakan, pertambangan, pariwisata,
pendidikan, kesehatan, dan industri;
4. WP Kediri dan sekitarnya dengan pusat di Kota Kediri, meliputi: Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kabupaten
Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung dengan fungsi: pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, pertambangan, pendidikan, kesehatan, pariwisata,
perikanan, dan industri;
7. WP Jember dan sekitarnya dengan pusat di Perkotaan Jember meliputi: Kabupaten Jember, Kabupaten
Bondowoso dan Kabupaten Situbondo dengan fungsi pertanian tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan,pendidikan, kesehatan, dan pariwisata;
dan
8. WP Banyuwangi dengan pusat di Perkotaan Banyuwangi meliputi: Kabupaten Banyuwangi dengan fungsi:
pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan,pertambangan,
industri, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.
Rencana sistem perdesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan perdesaan secara berhierarki.
Pusat pelayanan perdesaan secara berhierarki memiliki hubungan dengan:
1. Pusat pelayanan wilayah kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat;
2. Perkotaan sebagai pusat pelayanan Sub-WP; dan
3. Ibukota kabupaten masing-masing.
Sistem pelayanan perdesaan dikembangkan seiring dengan pengembangan sistem agropolitan. Keterkaitan
antara sistem pelayanan perkotaan dan sistem pelayanan perdesaan dapat berbentuk sistem agroindustri.
Dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan terhadap peran visi dan misi berikut
dijelaskan secara lebih detail keterkaitan misi, tujuan dan sasaran :
1. Memperbaiki sikap dan perilaku masyarakat sesuai dengan norma yang berlaku dalam
kehidupan beragama dan bernegara. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Terwujudnya toleransi di dalam kehidupan bermasyarakat, dengan indikator terjaganya
kondisi tidak pernah terjadi konflik SARA di Jombang;
2) Terpeliharanya keamanan dan ketertiban umum, dengan indikator menurunnya angka
kriminalitas;
3) Meningkatnya kesadaran politik masyarakat, dengan indikator meningkatnya partisipasi
politik masyarakat.
2. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah
kesejahteraan sosial. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Memulihkan fungsi sosial masyarakat penyandang masalah kesejahteraan masyarakat,
dengan indikator menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS);
2) Menurunnya dampak bencana, dengan indikator menurunnya persentase ancaman
bencana dan meningkatnya pemenuhan kebutuhan bagi korban bencana;
3. Meningkatkan kapasitas pemuda dan olah raga. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
2-9
La por a n
AKHIR
1) Meningkatnya prestasi kepemudaan dan olah raga, dengan indikator meningkatnya jumlah
pemuda pelopor dan jumlah atlit berprestasi di tingkat provinsi dan nasional;
4. Melestarikan seni dan budaya daerah. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Meningkatnya pengembangan seni dan budaya daerah, dengan indikator meningkatnya
persentase prestasi seni dan budaya;
5. Meningkatkan pemberdayaan, kualitas hidup, serta perlindungan perempuan dan anak. Sasaran
dari tujuan dimaksud adalah:
1) Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender, dengan indikator meningkatnya Indeks
Pembangunan Gender dan menurunnyajumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan
anak.
Misi 2 : Mewujudkan Layanan Dasar yang Terjangkau,
memiliki tujuan:
1. Meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan bagi masyarakat Jombang. Sasaran dari
tujuan dimaksud adalah:
1) Terwujudnya pelayanan pendidikan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat, dengan
indikator APK seluruh jenjang pendidikan dan APM seluruh jenjang pendidikan;
2) Meningkatnya kualitas pendidikan, dengan indikator meningkatnya persentase sekolah
terakreditasi A di semua jenjang pendidikan;
3) Meningkatnya minat baca masyarakat, dengan indikator persentase pengunjung
perpustakaan pemerintah kabupaten;
2. Meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Jombang. Sasaran dari tujuan
dimaksud adalah:
1) Meningkatnya Usia Harapan Hidup, dengan indikator Angka Harapan Hidup (AHH);
3. Mengendalikan pertumbuhan penduduk. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Terkendalinya pertumbuhan penduduk, dengan indikator laju pertumbuhan penduduk;
4. Mewujudkan ketahanan pangan daerah. Sasaran dari tujuan dimaksud adalah:
1) Terwujudnya ketersediaan dan cadangan pangan daerah, dengan indikatorkecukupan
energi dan protein per kapita;
2) Terjaminnya distribusi dan akses pangan daerah, dengan indikator ketersediaan informasi
pasokan, harga, dan akses pangan di daerah;
3) Terwujudnya penganekaragaman dan keamanan pangan daerah, dengan indikator
pencapaian skor pola pangan harapan dan tertanganinya kasus keamanan pangan;
4) Penanganan kerawanan pangan, dengan indikator menurunnya luasan daerah rawan
pangan.
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
2-10
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
2-11
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
2-12
La por a n
AKHIR
Tabel 2.7
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Sasaran
Indikator Sasaran
1 Terjaga kondisi tidak pernah terjadi konflik
SARA di Jombang
Arah Kebijakan
1
3 Meningkatkan kapasitas
pemuda dan olah raga
Strategi
2-13
La por a n
AKHIR
Tujuan
5 Meningkatkan pemberdayaan,
kualitas hidup, serta
perlindungan perempuan dan
anak
Sasaran
Indikator Sasaran
Arah Kebijakan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
2
Sasaran
1 Terwujudnya pelayanan pendidikan
yang terjangkau bagi seluruh
masyarakat
Indikator Sasaran
1 APK seluruh jenjang Pendidikan
Arah kebijakan
1
meningkatnyajumlah pengunjung
perpustakaan PEMDA
Angka Harapan Hidup
Strategi
2-14
La por a n
AKHIR
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Arah kebijakan
Mengendalikan pertumbuhan
penduduk
Mewujudkan ketahanan
pangan daerah
Terkendalinya pertumbuhan
penduduk
Strategi
2
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
10
2-15
La por a n
AKHIR
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Arah kebijakan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
cadanganpemerintah desa,pangan pokok tertentu serta
lumbung pangan masyarakat
11
2-16
La por a n
AKHIR
Tujuan
Sasaran
3
Terwujudnya penganekaragaman
dan keamanan pangan daerah
Indikator Sasaran
1
Arah kebijakan
1
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
1
10
2-17
La por a n
AKHIR
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Arah kebijakan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
Mendorong terbentuknya otoritas kompeten ditingkat
kabupaten/ kota; Memberikan bimbingan dan pelatihan
kelengkapan yang diperlukan otoritas kompeten;
Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan,
wawasan dan keterampilan inspektor, fasilitator, Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) keamanan pangan dalam
pengawasan keamanan pangan melalui pelatihanpelatihan; Memperkuat kelembagaan otoritas kompeten
dengan memberikan dokumen-dokumen yang harus
dilengkapi.
11
12
Menjadikan agribisnis
sebagaipenyangga
perekonomian daerah
Sasaran
1
Meningkatkan produktivitas
pertanian untuk mendukung
perekonomian daerah
Indikator Sasaran
1
Arah kebijakan
1
Strategi
1
2-18
La por a n
AKHIR
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Arah kebijakan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
teknologi tepat guna
2-19
La por a n
AKHIR
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Arah kebijakan
sumberdaya lokal
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
2
2-20
La por a n
AKHIR
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Arah kebijakan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif
Meningkatkan pertumbuhan
wilayah di kawasan strategis
cepat tumbuh
Mewujudkan sentra-sentra
Tumbuh-kembangnya sentra-sentra
1.
2-21
La por a n
AKHIR
Tujuan
Sasaran
industri
Indikator Sasaran
Mengembangkan pariwisata
daerah
Penguatan kelembagaan
ekonomi masyarakat desa
Meningkatnya kesempatan
berusaha
Strategi
industri olahan
menengah (IKM)
2.
Arah kebijakan
Meningkatkan potensi
Mengembangkan kewirausahaan
2
3
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Mewujudkan kemandirian
perempuan dalam perekonomian
2-22
La por a n
AKHIR
Tujuan
Sasaran
3
Indikator Sasaran
1
Terselenggaranya
promosipotensipenanaman modal
Arah kebijakan
1
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
1
Terwujudnya infrastruktur
dasar yang memadai
Sasaran
1
Indikator Sasaran
1
Arah Kebijakan
Strategi
2-23
La por a n
AKHIR
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Mewujudkan pelayanan
transportasi yang handal
Arah Kebijakan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
3
Terwujudnyapembinaan dan
pengawasan di bidang jasa
konstruksi
2-24
La por a n
AKHIR
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Arah Kebijakan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
perkotaan yang padat dan terjangkau serta efisien,
berbasis masyarakat dan terpadu dengan rencana
pengembangan wilayah
Meningkatkan kualitas
1
pelaksanaan penataan ruang
yang mendorong keterpaduan
pembangunan infrastruktur
wilayah
Mewujudkan pengelolaan
komunikasi dan informatika
yang akuntabel
Terselenggaranya pengelolaan
sumber daya komunikasi dan
informatika yang optimal
2-25
La por a n
AKHIR
Tujuan
Meningkatkan pengelolaan
sumber daya alam dan
lingkungan hidup
Sasaran
Indikator Sasaran
Arah Kebijakan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
3
10
Sasaran
Indikator Sasaran
Arah Kebijakan
1
Strategi
1
2-26
La por a n
AKHIR
Jenis Persyaratan
Bangunan Gedung
Macam
IMB Gedung
Utamanya untuk daerah rawan bencana. Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai payung hukum di
daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda Bangunan Gedung
bagi Kabupaten Jombang merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidang Cipta Karya
di Kabupaten Jombang. Perda tersebut mengatur beberapa hal sebagai berikut:
A. Ketentuan Fungsi Bangunan Gedung
Jenis Fungsi
Bangunan Gedung
Fungsi Hunian
Fungsi Keagamaan
Fungsi Usaha
Fungsi Utama
fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi rumah tinggal tunggal, rumah
tinggal deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal sementara.
fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi bangunan masjid termasuk
mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan
bangunan kelenteng.
fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha yang meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal,
bangunan gedung tempat penyimpanan dan kegiatan usaha lainnya yang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi
bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan,
laboratorium, olahraga dan bangunan gedung pelayanan umum.
Persyaratan Teknis
Macam
Status Hak Atas Tanah
Persyaratan
Setiap bangunan gedung harus didirikan pada
tanah yang status kepemilikannya jelas, baik milik
sendiri maupun milik pihak lain
Bukti status hak tanah berupa sertifikat ha katas
tanah
Setiap pemilik bangunan gedung harus
memiliki surat buktii kepemilikan bangunan
gedung yang diterbitkan oleh Badan, kecuali
kepemilikan bangunan gedung fungsi khusus.
Kepemilikan bangunan gedung dapat dialihkan
kepada pihak lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pengalihan kepemilikan bangunan gedung
harus tercatat dalam surat bukti kepemilikan
bangunan gedung.
Persyaratan Keandalan
Bangunan Gedung
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Persyaratan
Bentuk dan substansi/data dalam buku surat
bukti kepemilikan bangunan gedung mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setiap orang atau badan yang mendirikan
bangunan gedung wajib memiliki dokumen
IMB, kecuali bangunan gedung fungsi khusus.
Badan menerbitkan IMB gedung untuk
kegiatan:
pembangunan bangunan gedung baru,
dan/atau prasarana bangunan gedung;
rehabilitasi/renovasi
bangunan
gedung
dan/atau prasarana bangunan gedung,
meliputi perbaikan/perawatan, perubahan,
perluasan/pengurangan;
pelestarian/pemugaran.
Setiap rehabilitasi sedang, rehabilitasi berat,
renovasi bangunan gedung, dan/atau
prasarana bangunan gedung dengan peralihan
fungsi bangunan gedung, wajib memiliki
dokumen baru IMB.
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung
wajib mengikuti persyaratan tata bangunan
meliputi persyaratan:
- peruntukan dan intensitas bangunan
gedung;
- arsitektur bangunan gedung;
- pengendalian dampak lingkungan;
- RTBL.
Persyaratan peruntukan dan intensitas
bangunan gedung diatur dalam RTRWK,
RDTRK, dan/atau RTBL.
Persyaratan arsitektur bangunan gedung yang
mempertimbangkan keseimbangan antara nilai
sosial
budaya
terhadap
penerapan
perkembangan arsitektur dan rekayasa,
dan/atau yang ditetapkan dalam RDTRK
dan/atau RTBL.
Persyaratan pengendalian dampak lingkungan
berupa izin lingkungan diwajibkan bagi
bangunan gedung yang menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan.
Persyaratan RTBL merupakan materi pokok
ketentuan program bangunan dan lingkungan,
rencana umum dan panduan rancangan,
rencana investasi, ketentuan pengendalian
rencana, dan pedoman pengendalian
pelaksanaan.
Persyaratan keandalan bangunan gedung
meliputi persyaratan keselamatan, persyaratan
kesehatan, persyaratan kenyamanan, dan
persyaratan kemudahan.
2-27
La por a n
AKHIR
Jenis Persyaratan
Bangunan Gedung
Macam
Persyaratan
Persyaratan keselamatan meliputi:
- persyaratan
kemampuan
bangunan
gedung untuk mendukung beban muatan;
- persyaratan
kemampuan
bangunan
gedung
dalam
mencegah
dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan
bahaya petir.
Persyaratan kesehatan meliputi:
- persyaratan sistem penghawaan;
- persyaratan pencahayaan;
- persyaratan sanitasi;
- persyaratan penggunaan bahan bangunan.
Persyaratan kenyamanan meliputi:
- persyaratan kenyamanan ruang gerak dan
hubungan antar ruang;
- persyaratan kondisi udara dalam ruang;
- persyaratan pandangan;
- persyaratan tingkat getaran dan tingkat
kebisingan.
Persyaratan kemudahan meliputi:
- persyaratan kemudahan antar ruangan
dalam satu bangunan gedung dan antar
bangunan gedung.
- persyaratan kelengkapan prasarana dan
sarana dalam pemanfaatan bangunan
gedung.
Penyelenggaraan
Bangunan
Gedung
Jenis
Penyedia Jasa
Perencanaan
Teknis
Jenis
Dokumen
Rencana
Teknis
Proses Dan
Tata Cara
Penerbitan
IMB
Ketentuan
Pendataan
Bangunan
Gedung
Ketentuan
Rencana teknis meliputi:
- rencana teknis arsitektur;
- rencana teknis struktur dan konstruksi;
- rencana teknis pertamanan;
- rencana tata ruang-dalam;
- gambar detail pelaksanaan.
Rencana kerja dan syarat-syarat dapat meliputi:
- rencana kerja;
- syarat-syarat administrasi;
- syarat umum dan syarat teknis;
- rencana anggaran biaya.
Laporan perencanaan dapat meliputi:
- dasar perencanaan arsitektur;
- luas lantai bangunan gedung dan jumlah lantai
bangunan gedung terkait dengan KDB dan KLB;
- hal-hal lainnya.
Proses penerbitan IMB digolongkan sesuai dengan
tingkat kompleksitas proses pemeriksaan dan
pengolahan dokumen rencana teknis.
Penggolongan tingkat kompleksitas proses meliputi:
Pelaksanaan
Konstruksi dan
Pengawasan
Pemeriksaan
Pengawasan
Pelaksanan
Konstruksi
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
2-28
La por a n
AKHIR
Penyelenggaraan
Bangunan
Gedung
Jenis
Ketentuan
Penyedia Jasa
Pengawasan
Pelaksanaan
Konstruksi
Bangunan
Gedung
Pemeriksaan
Kelaikan
Fungsi
Bangunan
Gedung
Penyelenggaraan
Bangunan
Gedung
Jenis
Ketentuan
Proses Dan
Tata Cara
Penerbitan
SLF Bangunan
Gedung
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
2-29
La por a n
AKHIR
Penyelenggaraan
Bangunan
Gedung
Pemanfaatan
Bangunan Gedung
Jenis
Pemanfaatan
Pelestarian
Pembongkaran
Penyerahan
Urusan
Ketentuan
jasa/pengembang.
Penggolongan sebagai bangunan gedung tertentu
meliputi:
- bangunan gedung untuk kepentingan umum;
- bangunan gedung fungsi khusus.
Pemanfaatan bangunan gedung merupakan kegiatan
memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsi
yang ditetapkan dalam dokumen IMB termasuk kegiatan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara
berkala bangunan gedung.
Pemilik bangunan gedung dapat melakukan
pemanfaatan bangunan gedung setelah memperoleh
SLF bangunan gedung.
Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban
pemilik bangunan gedung dalam pemanfaatan bangunan
gedung diatur dengan Peraturan Bupati.
Dinas melakukan perlindungan dan pelestarian
bangunan gedung dan lingkungannya yang memenuhi
kriteria pelestarian bangunan gedung.
Perlindungan dan pelestarian meliputi:
- kegiatan penetapan bangunan gedung yang
dilestarikan;
- pemanfaatan untuk fungsi bangunan gedung;
- perawatan untuk menjaga kondisi bangunan gedung;
- pemugaran untuk mengembalikan sesuai dengan
tingkat pelestariannya.
Bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi
dan dilestarikan meliputi:
- bangunan gedung dengan umur minimum 50
(limapuluh) tahun;
- mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50
(limapuluh) tahun;
- dianggap memiliki nilai penting sejarah, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan serta nilai arsitektur.
Pembongkaran bangunan gedung harus dilaksanakan
secara tertib dan mempertimbangkan keamanan dan
keselamatan masyarakat serta lingkungan.
Pembongkaran bangunan gedung meliputi:
- pembongkaran bangunan gedung yang tidak
memenuhi persyaratan peraturan perundangundangan;
- pembongkaran bangunan gedung atas pengajuan
pemilik bangunan gedung.
- Pembongkaran bangunan gedung harus mendapat
persetujuan pembongkaran dari Bupati.
Kecamatan melaksanakan penyelenggaraan bangunan
gedung meliputi proses penerbitan IMB, pemeriksaan
pelaksanaan konstruksi, proses penerbitan SLF
bangunan gedung dan perpanjangannya, pengawasan
pemanfaatan dan pembongkaran bangunan gedung
Penyelenggaraan
Bangunan
Gedung
Jenis
Ketentuan
Pelayanan
Perizinan Terpadu
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
meliputi:
- bangunan gedung hunian rumah tinggal sederhana
atau rumah inti tumbuh dan rumah sederhana sehat,
dan rumah deret sederhana yang pelaksanaan
konstruksi dan pengawasannya dilakukan oleh
pemilik secara individual, dan yang pelaksanaan
konstruksinya dilakukan oleh penyedia jasa dan/atau
pengembang secara masal;
- bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal, dan
rumah deret sampai dengan 2 (dua) lantai, yang
pelaksanaan konstruksinya dilakukan oleh penyedia
jasa dan/atau pengembang secara masal.
Camat melaporkan penyelenggaraan bangunan gedung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di wilayahnya
secara periodik ke Dinas dan Badan yang memuat
sekurang-kurangnya:
jumlah pengajuan permohonan IMB dalam proses dan
yang telah diterbitkan;
jumlah bangunan gedung dalam proses pelaksanaan
konstruksi dan telah selesai didirikan;
jumlah pengajuan permohonan penerbitan SLF
bangunan gedung, dalam proses dan telah diterbitkan,
serta perpanjangan; dan
jumlah bangunan gedung yang diperiksa.
Camat menerbitkan IMB dan SLF bangunan gedung
berdasarkan penyerahan urusan dari Bupati.
Pelayanan penerbitan IMB dilaksanakan oleh Badan,
kecuali untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal
Badan berkoordinasi dengan Dinas dalam pemeriksaan
dan penelitian aspek teknis hingga penghitungan retribusi
IMB.
2-30
La por a n
AKHIR
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memberi masukan diatur dengan Peraturan Bupati.
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Pengembangan pelayananan PDAM Jombang direncanakan berkembang kearah Barat yaitu Kecamatan
Perak dan Kecamatan Bandar Kedungmulyo. Desa-desa yang akan terlayani di wilayah ini adalah Desa Perak,
Semung, Desa Pagerwojo, Desa Glagahan dan Desa Temuwulan di Kecamatan Perak.Sedang desa-desa di
Kecamatan Bandar Kedungmulyo yang direncanakan akan dilayani meliputi Desa Bandar Kedungmulyo, Desa
Kayen, Desa Gondangmanis dan Desa Mojokambang.
Rencana pengembangan di wilayah Utara Brantas meliputi wilayah Kecamatan Kudu, Ngusikan dan Plandaan.
Wilayah yag direncanakan akan dilayani di Kecamatan Kudu meliputi Desa Kudubanjar, Desa Menturus, Desa
Randuwatang, Desa Tapen dan Desa Sidikaton. Untuk wilayah Kecamatan Ngusikan direncanakan untuk
melayani masyarakat di Desa Ngusikan, Desa Sumbernongko, Desa Mojodanu, Desa Kedungboko, Desa
Manunggaldan Desa Ngampel. Rencana pengembangan pelayanan di Kecamatan Plandaan akan melayani
Desa Plandaan, Bangsri, Desa Gedangbunder, Desa Jati Mlerek dan Desa Karang Mojo.
Tabel 2.8
BNA/UNIT/IKK
BNA Jombang
IKK Ploso
IKK Kabuh
IKK Mojoagung
IKK Bareng
IKK Diwek
IKK Perak
IKK Bandar Kedungmulyo
IKK Kudu
IKK Ngusikan
IKK Plandaan
Tahun (%)
2017
2022
46,69
49,19
59,75
64,75
2027
51,69
69,75
2-31
La por a n
AKHIR
Wilayah
IKK Kabuh
IKK Mojoagung
IKK Bareng
IKK Diwek
IKK Perak
IKK Bandar KM
IKK Kudu
IKK Ngusikan
IKK Plandaan
2012
59,92
19,41
27,83
6,26
0
0
0
0
0
Tahun (%)
2017
2022
64,92
69,92
24,41
29,41
32,83
37,83
11,26
16,26
17,45
22,45
12,83
17,83
41,39
46,39
41,35
46,35
41,47
46,47
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
2. Tahun 2018 2022 tambahan sambungan pelayanan = 5.964, rata-rata 1.193 sambungan/tahun.
Pengambangan cakupan wilayah PDAM dengan IKK baru yaitu IKK Perak, Bandar Kedungmulyo, IKK Kudu,
IKK Plandaan, dan IKK Ngusikan yang direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2012.
3. Tahun 2023 2027 tambahan sambungan pelayanan = 5.759, rata-rata 1.152 sambungan/tahun.
Tabel 2.11 Penambahan Sambungan Pelayanan Setiap Unit Pelayanan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Uraian
BNA Jombang
IKK Ploso
IKK Kabuh
IKK Mojoagung
IKK Bareng
IKK Diwek
IKK Perak
IKK Bandar Kedungmulyo
IKK Kudu
IKK Ngusikan
IKK Plandaan
Jumlah
Satuan
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
2012-2017
1,579
360
436
327
661
263
379
287
862
846
815
6,815
Tahun
2018-2022
2,217
384
677
201
438
195
206
255
577
461
355
5,966
2023-2027
2,380
408
688
215
469
212
223
278
191
343
354
5,761
Tahun
2012
1,192,897
64,380
5.40%
154.46
224.00
14,261
2017
Pendek
1,256,512
102,249
8.14%
239.88
2022
Menengah
1,320,128
134,623
10.20%
310.68
2027
Panjang
1,383,743
165,753
11.98%
382.35
65
21,077
6,816
110
27,040
5,964
10
32,799
5,759
2012-2017
24
24,000
952,109
2.52%
Tahun
2018-2022
24
24,000
1,076,883
2.23%
2023-2027
22
22,000
1,128,777
1.95%
2-32
La por a n
AKHIR
Uraian
2012-2017
2.36%
4.88%
7.57%
12.45%
Tahun
2018-2022
2023-2027
7.11%
8.14%
15.25%
9.06%
8.61%
17.67%
1
2
3
4
5
6
Ngusikan
Cupak
Ngusikan
Kromong
Plandaan
Kampungbaru
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Plandaan
Plandaan
Ploso
Ploso
Wonosalam
Wonosalam
Kabuh
Bareng
Bareng
Wonosalam
Wonosalam
Wonosalam
Pojok Klitik
Jipurapah
Bawangan
Gedongombo
Wonomerto
Sambirejo
Sumberaji
Jenis Gelaran
Karangan
Wonokerto
Jarak
Sambirejo
22
Wonosalam
Galeng Dowo
Tembelang
Bedah Lawak
23
24
Wonosalam
Plandaan
Carang Wulung
Sumberjo
Tembelang
Megaluh
Kedung Losari
Sudimoro
No
Bandar KM
Bareng
Pakel
Bareng
Banjar Agung
Mojowarno
Sidomulyo
Mojowarno
Mojowarno
Ngoro
Ngoro
Ngoro
Diwek
Diwek
Gudo
Gudo
Gudo
Gudo
Gudo
Grobogan
Japanan
Sugih Waras
Genuk Watu
Kauman
Ngudi Rejo
Balong Besuk
Tanggungan
Mejoyolosari
Gempol Legundi
Godong
Sepanyul
Karang
Dagangan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
diharapkan dapat memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi di
Kabupaten Jombang agar pembangunan sanitasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan dapat
berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya dalam mengurangi/menyelesaikan persoalan sanitasi bagi masyarakat.Adapun jangka
waktu perencanaan dari dokumen SSK ini adalah dari tahun 2010 sampai dengan 2015. Dokumen SSK
Kabupaten Jombang tahun 2010 akan menjadi rujukan bagi Pemerintah Kabupaten dan pemangku
kepentingan kabupaten dalam pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi sebagai suatu payung strategi
utama setiap subsektor meliputi subsektor air limbah, persampahan, dan drainase.
2.3.4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Jombang
Konsep awal penyusunan draft Strategi Sanitasi Kabupaten Jombang Tahun 2010 dicantumkan dalam visi
Sanitasi Kabupaten Jombang yaitu
Terwujudnya Sanitasi Kabupaten Jombang yang Terpadu dan Berkelanjutan Berbasis Masyarakat
Adapun misi pembangunan sanitasi Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta (dunia usaha) dalam pengelolaan sanitasi.
2. Meningkatkan upaya penyehatan lingkungan pemukiman melalui program perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sanitasi.
4. Meningkatkan sosialisasi sanitasi yang memadai di masyarakat.
5. Meningkatkan cakupan layanan air bersih dan sanitasi (Air Limbah, Drainase Lingkungan dan
Persampahan)
6. Meningkatkan cakupan layanan kebersihan di lokasi pasar.
7. Mengintegrasikan budaya hidup bersih dan sehat dalam kurikulum sekolah.
8. Menanamkan budaya hidup bersih dan sehat sejak dini
2.3.4.2 Arah Strategi dan Program Pengembangan Sanitasi Kabupaten Jombang
Strategi sektor sanitasi Kabupaten Jombang mencakup sub sektor air limbah, persampahan, drainase
lingkungan, dan air bersih/minum
1. Sub SektorAir Limbah
Jaringan limbah di Kabupaten Jombang terdiri dari sistem jaringan limbah rumah tangga dan sistem
jaringan limbah industri.Strategi pengelolaan limbah rumah tangga adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan septi-tank dan peresapan dilakukan dengan memperhatikan desain peresapan;
b. Pengelola kawasan industri dan pusat kegiatan perdagangan kapasitas besar wajib menyediakan
sistem pembuangan air limbah terpust dan memerlukan pengorganisasian (sistem off - site); dan
c. Penggunaan sistem pembuangan secara komunal untuk pusat kegiatan fasilitas umum.
2-33
La por a n
AKHIR
d. Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air kotor/limbah, perlu
dikembangkan penanganan sistem pembuangan air limbah terpusat.
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
a. Sistem jaringan limbah rumah tangga dan industri di buat secara terpisah dari sistem pematusan dan di
dukung dengan pengadaan srana penunjang pengolah limbah domestik seperti truck penguras lumpur
tinja dan pengolah lumpur tinja;
b. Pengolahan limbah hasil industri secara terpadu di kawasan industri dengan perencanaan
pemasangan pipa pengolahan limbah industri di kawasan industri besar.
a. Sistem jaringan drainase meliputi jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan tersier;
b. Sistem jaringan drainase disesuaikan dengan sistem drainase tanah yang ada dan tingkat peresapan
air kedalam penampang/profil tanah, serta arah aliran memanfaatkan topografi wilayah;
c. Pemeliharaan kelestarian sungai - sungai sebagai sistem drainase primer, melalui kegiatan normalisasi
sungai - sungai dan konservasi sempadan sungai.
d. Pengembangan sistem pematusan di Kabupaten Jombang di utamakan pada jalan arteri dan kolektor
primer yang terdapat pada desadesa pusat perkotaan dan pada pusat permukiman permukiman.
a. Mengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik bagi wilayah yang tidak terlayani
saluran air limbah terpusat;
b. Pengadaan dan mengoptimalkan pelayanan sistem terpusat pada kawasan-kawasan yang sudah
dilayani sistem tersebut;
c. Pengelolaan penanganan air limbah dari kegiatan industri, rumah sakit, hotel, restoran dan rumah
tangga.
a. Mengeringkan bagian wilayah kota yang acapkali menjadi daerah genangan sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif;
b. Membebaskan suatu wilayah terutama kawasan permukiman yang padat dari genangan air, erosi dan
banjir;
c. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat secepatnya dengan terlebih dahulu
memberikan kesempatan air limpasan untuk meresap terlebih dahulu ke dalam tanah (konservasi air);
d. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan dan kehidupan
akuatik.
3. Sub SektorPersampahan
Strategi peningkatan pengelolaan persampahan ditetapkan sebagai berikut:
a. Penempatan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah
dengan sistem pelayanannya bersifat pembaian wilayah pelayanan;
b. Tempat penampungan sementara secara terpusat pada tiap unit-unit lingkungan dan pusat kegiatan
pelayanan;
c. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas
umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah.
Program-program untuk tetap mendukung sistem pengelolaan persampahan tersebut antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2-34
La por a n
AKHIR
Value
MENDUKUNG
PERTUMBUHAN
WILAYAH
Rumusan Kebijakan
Mengembangkan mekanisme keterlibatan masyarakat dan swasta dalam
pngdaan dan pengelolaan permukiman dan infrastruktur
Mengembangkan permukiman baru pada pusat-pusat pertumbuhan sesuai
dengan fugsi kawasan
Sumber : Dokumen Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kabupaten Jombang
Tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di Kabupaten Jombang adalah
terwujudnya pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang layak, merata, dan berkelanjutan
untuk mendorong pertumbuhan wilayah di Kabupaten Jombang.Berdasarkan pada rumusan tujuan tersebut,
terdapat 4 (empat) nilai (value) yang ingin disasar sampai dengan tahun 2031 sebagai akhir tahun
perencanaan SPPIP. Adapun ke empat nilai (value) tersebut adalah layak, merata, berkelanjutan, dan
pertumbuhan kawasan perkotaan dengan pemahaman tiap nilai (value) sebagai berikut:
2.3.5.3 Strategi
1. LAYAK. Layak dalam konteks ini diarahkan pada pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
yang memenuhi standar kebutuhan yang ada;
Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kabupaten adalah pembangunan,
perbaikan, dan pemeliharaan kualitas dan kuantitas infrastruktur permukiman perkotaan yang meliputi :
1. Peningkatan pelayanan air minum/air bersih sebesar 82,02% (70.149 SR)
2. Peningkatan jumlah sarana sanitasi yang layak dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan
masyarakat
3. Peningkatan sistem drainase perkotaan
2. MERATA. Merata dalam konteks ini diarahkan pada pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman yang dilakukan di setiap kawasan perkotaan dan untuk setiap lapisan masyarakat;
3. BERKELANJUTAN. Berkelanjutan dalam konteks ini diarahkan pada pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang diselenggarakan dengan memperhatikan keseimbangan
lingkungan secara keseluruhan; dan
4. MENDUKUNG PERTUMBUHAN KAWASAN PERKOTAAN. Dalam konteks ini, nilai (value) untuk
mendukung pertumbuhan kawasan perkotaan diarahkan untuk mendukung pengembangan Kabupaten
Jombang secara keseluruhan sesuai dengan arahan pengembangan yang telah ditetapkan dalam RTRW.
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Kabupaten Jombang
secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:.
Tabel 2.14 Rumusan Kebijakan Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Kabupaten Jombang
Value
LAYAK
MERATA
BERKELANJUTAN
Rumusan Kebijakan
Menyediakan infrastruktur permukiman perkotaan yang memenuhi standar
kebutuhan bagi setiap warga masyarakat secara merata
Menyediakan kawasan dan lingkungan perumahan sesuai dengan kebijakan
pemerintahan daerah
Melakukan perbaikan kualitas lingkungan permukiman kampung
Menyediakan infrastruktur permukiman perkotaan yang memenuhi standar
kebutuhan bagi setiap warga masyarakat secara merata
Menyediakan hunian yang terjangkau bagi setiap warga masyarakat
Mengantisipasi perkembangan kawasan permukiman yang tidak terkendali di
kawasan pusat kkota
14. Pengembangan kerjasama pemerintah dengan swasta dalam penyediaan kawasan siap bangun (kasiba)
dan lingkungan siap bangun (lisiba)
15. Pemanfaatan CSR dalam penyediaan infrastruktur permukiman
Program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Kabupaten Jombang skala
kawasan diturunkan berdasarkan analisis dampak/konsekuensi penerapan strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kawasan.
Tabel 2.15 Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kawasan
Kawasan
Kawasan
Pengembangan
Permukiman Untuk
Strategi
Rehabilitasi rumah tidak layak huni
Penataan bangunan di sepanjang jalan arteri
Peningkatan cakupan pelayanan air minum
2-35
La por a n
AKHIR
Kawasan
Mendukung Industri Ploso
Kawasan
Pegembangan
Subterminal Agribisnis Mojoagung
Kawasan
Pengembangan
Permukiman Dan Pusat
Perkotaan - Jombang
Kawasan
Pengembangan
Kawasan Strategis Dan
Cepat Tumbuh Bandarkedungmulyo
Kawasan
Pengembangan
Permukiman Untuk
Mendukung Perkotaan
Jombang Diwek
Kawasan
Pengembagan
Permukiman Untuk
Mendukung Agropolitan
- Mojowarno
Kawasan
Pengembangan
Permukiman
Pendukung Agrowisata
Dan Agroindustri -
Strategi
Peningkatan jumlah sarana sanitasi yang layak dengan pendekatan
pemberdayaan masyarakat
Penataan sistem drainase
Peningkatan pelayanan persampahan
Pengembangan jalan lingkungan
Pengembangan penyediaan perumahan formal
Penyediaan kawasan-kawasan baru untuk RTH
Penataan bangunan di sepanjang jalan arteri
Peningkatan cakupan pelayanan air minum
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Pengurangan luas genangan
Peningkatan pelayanan persampahan
Peningkatan kondisi jalan
Pembangunan dan pemeliharaan daerah sempadan sungai
Pembangunan perumahan swadaya
Pengendalian pembangunan pada kawasan non peruntukan permukiman
melalui penerapan perizinan
Penataan bangunan di sepanjang jalan arteri dan rel kereta api
Peningkatan cakupan pelayanan air minum
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Peningkatan pelayanan persampahan
Pemeliharaan jalan lingkungan
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai
Pembangunan perumahan swadaya
Rehabilitasi rumah tidak layak huni
Peningkatan cakupan pelayanan air minum
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Peningkatan pelayanan persampahan
Peningkatan pelayanan jaringan jalan
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai dan sempadan rel
kereta api
Pembangunan perumahan formal skala besar
Peningkatan pelayanan air minum/air bersih
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Perbaikan dan pemeliharaan jaringan drainase
Peningkatan pengelolaan persampahan
Peningkatan kondisi jalan
Peningkatan pelayanan jaringan jalan
Penataan bangunan dan lingkungan di sepanjang jalan arteri
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai
Peningkatan kinerja pengelolaan air minum/air bersih
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Penataan sistem drainase
Peningkatan pelayanan persampahan
Pengembangan jalan lingkungan
Penyediaan perumahan formal
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai
Peningkatan pelayanan air minum/air bersih
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Perbaikan dan pemeliharaan jaringan drainase
Peningkatan pelayanan persampahan
Peningkatan pelayanan jaringan jalan
Kawasan
Wonosalam
Kawasan
Pengembangan
Permukiman Kawasan
Strategis Dan Cepat
Tumbuh - Perak
Kawasan Permukiman
Pendukung
Pengembangan
Pertanian - Kesamben
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
Penyediaan perumahan swadaya
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai
Peningkatan cakupan pelayanan air minum/air bersih
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Penataan sistem drainase
Perluasan pelayanan persampahan
Pengembangan jalan lingkungan
Penataan bangunan dan lingkungan permukiman di sepanjang jalan utama
Penyediaan perumahan swadaya
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai
Peningkatan cakupan pelayanan air minum/air bersih
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Perbaikan dan pemeliharaan jaringan drainase
Peningkatan pelayanan persampahan
Peningkatan pelayanan jaringan jalan
Penyediaan perumahan swadaya
Pembangunan dan pemeliharaan sempadan sungai
Sumber: Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur (SPPIP) Kabupaten Jombang
Luas kawasan permukiman prioritas Ploso kurang lebih 330 ha. Permukiman prioritas Ploso dialam kebijakan
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang diarahkan sebagai kawasan permukiman perkotaan kawasan.
Kawasan industri Ploso, yang akan dikembangkan di Desa Pagertanjung, Desa Pandan Blole, Desa
Kebonagung, Desa Kedungdowo dan di sebagian Desa Jatigedong Kecamatan Ploso. Oleh karenannya,
rencana pembangunan dan rencana tata ruang Kabupaten Jombang di kawasan permukiman perkotaan Ploso
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan ruang dan infrastruktur permukiman dalam konteks mendukung
perkembangan kawasan industri.
Berdasarkan kebijakan tata ruang dan kebijakan rencana pembangunan (spatial plan dan Development plan)
Kabupaten Jombang tersebut diatas, Strategi Pengembangan Permukiman dan Infratstruktur Perkotaaan
(SPPIP), juga mengarahkan tema pengembangan kawasan permukiman prioritas perkotaan Ploso adalah
Kawasan Pengembangan Permukiman Untuk Mendukung Industri Ploso.
2-36
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
4. Kawasan peralihan dipinggiran areal perkotaan, yang berfungsi sebagai hinterland atau penyangga bagi
kawasan perkotaan.Pada umumnya kawasan tersebutberubah menjadi kawasan permukiman baru yang
perlu diperhatikan perkembangannya. Hal ini akan terkait pada pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar
permukiman perkotaan.
5. Penanganan terhadap kawasan permukiman prioritas ini perlu dituangkan dalam suatu Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas atau yang disebut dengan RPKPP. RPKPP ini adalah
suatu rencana yang memuat rencana aksi program strategis untuk penanganan persoalan permukiman
dan pembangunan infrastruktur perkotaan, khususnya bidang Cipta Karya.
2.3.6.1 Tema Pengembangan Kawasan
Tema pengembangan kawasan permukiman prioritas di Kabupaten Jombang sebagaimana telah ditetapkan di
dalam rencana Strategi Pengembangan Permukiman dan Infratstruktur Perkotaaan (SPPIP) adalah Kawasan
Pengembangan Permukiman Untuk Mendukung Industri Ploso. Berdasarkan tema pengembangan kawasan
tersebut, arah pengembangan kawasan didalam RPKPP adalah:
Menciptakan kawasan permukiman yang sehat serta dapat mendukung sektor industri.
Pendekatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian tema pengembangan kawasan tersebutyaitu
dengan menciptakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara potensi kawasan perkotaan
dan lingkungan permukiman dengan peningkatan partisipasi masyarakat, antara lain meliputi:
Gambar 2.1 Orientasi Kawasan Pengembangan Permukiman Perkotaan Prioritas Ploso
2-37
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
2. Berdasarkan SPPIP Kabupaten Jombang menetapkan terdapat 9 kawasan permukiman prioritas, namaun
yang menjadi skala prioritas utama adalah perkotaan Ploso dengan tema Kawasan Pengembangan
Permukiman Industri Ploso
Kebijakan dan strategi pembangunan untuk setiap Blok Kawasan yang dianggap mempunyai karakteristik
penanganan yang sama, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.16 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan
Kebijakan
Perbaikan Infrastruktur
Permukiman
Pemenuhan Kebutuhan
Rumah untuk mengurai
backlog perumahan untuk
pekerja
Penataan Kawasan
Permukiman sepanjang jalan
arteri
Pengamanan Sungai sekaligus
untuk menyediakan RTH
Perbaikan Infrastruktur
permukiman melalui perbaikan
jalan lingkungan
Strategi
Penambahan jumlah pengguna air minum
Peningkatan akses sanitasi yang layak
Pengurangan luas genangan
Peningkatan pelayanan persampahan
Pembangunan rumah untuk pekerja
Pembangunan permukiman yang layak huni
Sumber: Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Jombang
2-38
La por a n
AKHIR
8. Konsep Penanganan Sub Kawasan 6 adalah : Peningkatan kawasan permukiman perdesanan menuju
permukiman perkotaan untuk mengantisivasi perkembangan industri
Sub Kawasan
Masalah
Lokasi
Strategi
tebu
Konsep penanganan sampah 3R, dapat terlaksana dengan melibatkan masyarakat, dalam upaya mereduksi
volume sampah dan meningkatkan nilai ekonomi sampah. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah :
pemilahan sampah, pemanfaatan sampah menjadi kerajinan, mengumpulkan dan menjual sampah yang masih
memiliki nilai ekonomi, atau mengolah sampah menjadi kompos, yang dapat dilakukan dalam skala keluarga
maupun skala komunal serta dengan keterlibatan pihak swasta.
Tabel 2.17 Kebutuhan Penanganan Persampahan
Sub Kawasan
Sub Kawasan 2
Sub Kawasan 3
Masalah
Tidak meratanya
ketersediaan
persampahan pada tiap
rumah tangga
Tidak adanya pengolahan
sampah
Lokasi
Seluruh sub
Kawasan
Strategi
Peningkatan
pelayanan
persampahan
Kebutuhan Penanganan
Pengadaan Tempat sampah
merata di Kawasan
Rejomulyo
Persampahan : (Pengolahan
transfer depo)
TPS berada di
Kawasan Losari
Disekitar kebun
Peningkatan
pelayanan
persampahan
Peningkatan
pelayanan
persampahan
Masih banyak
menggunakan sistem
pembakaran
Kawasan Losari
Dusun
SidopuloTimur
Peningkatan
pelayanan
persampahan
Belum memadainya
fasilitas persampahan
dengan volume sampah
TPS
Gerobak
Tong Sampah
Masih banyak
menggunakan sistem
pembakaran
TPS berada di
Kawasan Losari
Disekitar kebun
tebu
Peningkatan
pelayanan
persampahan
Kawasan
Bawangan,
Dusun Jabon RT
1 RW 1
Peningkatan
pelayanan
persampahan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Kebutuhan Penanganan
prasarana
Pewadahan (tong)
Pengumpulan (gerobak
sampah, becak sampah)
Penampungan sementara
(transfer depo, countainer,
transfer station)
Pengangkutan (dump truck,
arm roll truck) dll
Sosialisasi terhadap
pengeolahan sampah
Penyediaan bak sampah
rumah tangga
Penyediaan tempat pemrosesan
akhir
Sosialisasi terhadap
pengeolahan sampah
Penyediaan bak sampah
rumah tangga
Sumber: Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Jombang
Pengelolaan air limbah (sanitasi) permukiman diarahkan agar tidak ada lagi praktek ODF (open defecation
free) atau bebas BAB (buang air besar) sembangan di lahan terbuka, saluran, tambak ataupun
sungai.Kebutuhan Sarana Pengeloaan Air Limbah (Sanitasi) dikembangkan dengan melibatkan masyarakat
pengguna, agar pilihan teknologi sanitasi tidak mendapat penolakan dan diterima oleh masyarakat. Masyarakat
dilibatkan pada kegiatan sosialisasi, perencanaan, pembangunan, pemeliharaan.
1. Pengolahan sistem di tempat (on site)
Sarana yang diperlukan adalah :jamban pribadi/keluarga, namun bila tidak memungkinan digunakan
jamban komunal. Untuk kawasan padat penduduk, berpenghasilan rendah dengan jumlah jamban rendah,
diperlukan jamban umum/komunal, untuk mendorong masyarakat agar berperilaku bersih.
2. Tangki Septik
Dengan pertimbangan lahan untuk pembangunan tangki septik, maka dapat dibangun tangki septik pribadi
bila lahan tersedia atau tangki septik komunal untuk beberapa rumah bila lahan terbatas pada wilayah
dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
Penyediaan dokumen
(masterplan, FS, DED)
Penyediaan saran dan
2-39
La por a n
AKHIR
Sub Kawasan
3
Sub Kawasan
6
Sub Kawasan
3
Sub Kawasan
1
Tidak memiliki
MCK
Cakupan
layanan air
limbah masih
rendah
Tidak memiliki
MCK
Tidak adanya
MCK dan
kondisi MCK
tidak layak
Kurangnya MCK
Tidak memiliki
MCK
Lokasi
Dusun Sidomulyo dan Dusun
KopensarI
Kawasan Rejoagung
Kawasan Losari
Dusun Losari
RW 1/RT 3, RW 7,RW 6,RW 2
Dusun Kesamben RT 1/RW 2
Dusun Ngumpak RT 3/RW 1
Dusun Jabon RT 2/RW 1
Dusun Bawangan RT 3/RW 2
Strategi
Peningkatan jumlah
sarana sanitasi
yang layak dengan
pendekatan
pemberdayaan
masyarakat
Peningkatan jumlah
sarana sanitasi
yang layak dengan
pendekatan
pemberdayaan
masyarakat
Peningkatan jumlah
sarana sanitasi
yang layak dengan
pendekatan
pemberdayaan
masyarakat
Peningkatan jumlah
sarana sanitasi
yang layak dengan
pendekatan
pemberdayaan
masyarakat
Peningkatan jumlah
sarana sanitasi
yang layak dengan
pendekatan
pemberdayaan
masyarakat
Kebutuhan Penanganan
Pembangunan MCK Dusun
Sidomulyo dan Dusun
KopensarI
Penanganan sistem off site
Pembangunan baru
(sambungan rumah, sistem
jaringan pengumpul, sistem
sanitasi berbasis masyarakat,
IPAL)
Rehabilitasi dan peningkatan
kapasitas (sistem jaringan
pengumpul, IPAL)
Pembangunan MCK
Selain itu juga perlu dilakukan upaya untuk mereduksi aliran air hujan menuju saluran. Air hujan dapat
diresapkan ke dalam tanah, melalui bidang resapan. Bila hal ini dilakukan dapat mengurangi terjadinya
banjir, genangan dan merupakan upaya untuk melestarikan ketersediaan air tanah.
D. Sistem Penyediaan Air Minum
Beberapa kriteria perencanaan untuk pelayanan air bersih system perpipaan adalah sebagai berikut :
1. Sambungan Rumah (SR)
2. Kran Umum (KU)
3. Hidran Umum (HU)
Tabel 2.19 Kebutuhan Penanganan Air Bersih
Sub Kawasan
Sub
Kawasan 2
Pembangunan MCK
Sub
Kawasan 7
Masalah
Debit air kecil
Lokasi
Kawasan rejoagung, Dusun
Kopensari RT 3 RW 2
Penambahan MCK
Pembangunan MCK
Sub
Kawasan 8
Sumber: Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Jombang
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Sub
Kawasan 10
Kebutuhan Penanganan
Memperbesar pipa jaringan
utama
Penyediaan Sumur Bor
Penambahan debit air
Penyediaan Penampungan air
bersih komunal
Penyediaan kran umum
bersama
Treatment air pada sumber
utama
Pencakupan pelayanan air
minum
Penambahan Sambuangan
Rumah Tangga
Pemakaian PDAM untuk
pemenuhan air bersih
Peningkatan Kualitasair air (air
berwarna kuning). PDAM belum
masuk di Dusun Lengkong
Pembangunan Sumur dalam
125 M
Pembangunan Sumur bor
dengan volume 150 m pada
masing-masing dusun
Memperbesar pipa jaringan
utama
Penyediaan Sumur Bor
Sumber: Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Jombang
2-40
La por a n
AKHIR
Kawasan permukiman kumuh Kabupaten Jombang cenderung berkembang secara natural maka pola
jaringannya akan terbentuk dengan karakteristik alamiahnya. Pola jaringan jalan secara umum adalah jaringan
Jalan Lingkungan
F. Prioritas Kawasan Pembangunan Tahap I
Normalisasi saluran
Pembuatan
gorong
gorong
Perbaikan drainase
Penataan RTH
Penyediaan RTH
Penataan Reklame
Penataan Reklame
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
sosial, aspek pendanaan, maupun aspek kelembagaan. Selain itu, rencana program investasi harus dilengkapi
dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Bupati selaku
kepala daerah. Matriks program dan investasi bidang Cipta Karya disusun berdasarkan prioritas menurut
kebutuhan Kabupaten Jombang untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan Kabupaten Jombang.
Setiap daerah diharapkan mempunyai prioritas yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayahnya,
sebagai contoh suatu Kabupaten Jombang memprioritaskan program investasi air minum di tahun-tahun awal
jangka menengah karena Kabupaten Jombang tersebut mempunyai pertimbangan bahwa sebagian besar
penduduknya tinggal di daerah rawan air. Hal ini tentu saja tidak sama dengan daerah lain, disesuaikan
dengan karakteristik daerah masing-masing.
Dokumen rencana program investasi yang merupakan rekapitulasi dan intisari dari RPI2-JM Kabupaten
Jombang. Setiap Kabupaten Jombang diharapkan dapat menyampaikan rencana program dalam sebuah
ringkasan rencana investasi dan sumber pembiayaan yang merupakan bagian sinkronisasi dan prioritas
program di Kabupaten Jombang.
Berdasarkan tabel usulan program dan kegiatan pada setiap aspek teknis, maka dapat disusun sebuah tabel
ringkas rencana program dan investasi bidang Cipta Karya. Rencana ini harus menjabarkan scenario
pengembangan kota dan pengembangan sektor bidang Cipta karya, usulan kebutuhan investasi yang disusun
dengan berbasis demand ataupun target pencapaian sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan
daerah, mekanisme pendanaan atau pembiayaan, skala prioritas penanganan, dan rencana pelaksanaan
program investasi. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang
CK Kabupaten Jombang Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel berikut:
Rawan kecelakaan
Pelebaran jalan
Sumber: Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Jombang
2.3.7 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Jombang
Program investasi Kabupaten Jombang yang merupakan rekapitulasi dari dokumen RPI2-JM yang telah
disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Kabupaten/Kota dari aspek teknis, aspek lingkungan dan
2-41
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
No
SEKTOR/PROGRAM
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
1
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
2
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
3
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
4
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
5
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
6
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
7
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
8
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
9
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
10
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
11
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
12
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
13
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
14
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
15
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
16
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
17
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
18
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensi yang Meningkat
Kualitasnya
RINCIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL.
SATUAN
Tabel 2.20 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK
Kabupaten Jombang Tahun 2015-2019
SUMBER PENDANAAN (Rp.x1000)
TAHUN
APBN
Rp. MURNI
paket
2015
3.500.000
Desa Jombang
paket
2016
1.500.000
paket
2015
2.000.000
Desa Sambongdukuh
paket
2017
4.000.000
Desa Ploso
paket
2017
5.500.000
paket
2015
Kec. Wonosalam
paket
2015
Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
Agropolitan
Peningkatan Infrastruktur Kawasan
Perdesaan Potensial
Kec.Mojowarno
paket
2016
paket
2015
Kec Bandarkedungmulyo
paket
2015
2.000.000
(Bandarkedungmulyopucangsimo)Kec.
Bandarkedungmulyo
(Gayam-Rejoslamet)Kec.
Mojowarno
paket
2016
6.000.000
paket
2016
4.000.000
Kec. Bandarkedungmulyo
paket
2017
5.000.000
Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
Agropolitan
Penyediaan Infrastruktur Kawasan
Perdesaan Potensial
Kec. Ngoro
paket
2017
7.000.000
Kec. Perak
paket
2018
3.000.000
Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
Agropolitan
Penyediaan Infrastruktur Kawasan
Perdesaan Potensial
Kec. Ngoro
paket
2018
5.000.000
Kec. Perak
paket
2019
3.000.000
Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
Agropolitan
Kec. Bareng
paket
2019
7.000.000
Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
Agropolitan
Penyediaan Infrastruktur Kawasan
Perdesaan Potensial
PLN
DAK
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
BUMD
KPS/
Swasta
MASY.
CSR
100.000
545.530
150.000
5.000.000
118.000
2-42
No
SEKTOR/PROGRAM
19
Pengembangan SPAM
Pengembangan SPAM
Pengembangan SPAM
Pengembangan SPAM
Pengembangan SPAM
Pengembangan SPAM
RINCIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL.
SATUAN
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
APBN
Rp. MURNI
PLN
DAK
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
Kec.Mojowarno
10
desa
2018
paket
2015
779.977
paket
2015
779.977
Kec. Diwek
paket
2015
3.821.000
Kec. Diwek
paket
2016
5.000.000
Kec. Jombang
paket
2016
5.000.000
500.000
Kec. Jombang
paket
2016
300.000
500.000
Kec. Jombang
paket
2017
Perkotaan Bandarkedungmulyo
paket
2017
2.000.000
2.628
meter
2016
1.576.800
4.488
meter
2016
2.692.800
1.530
meter
2016
612.000
4.898
meter
2016
1.959.200
2.064
meter
2016
3.159.200
2.500
meter
2018
3.750.000
6.000
meter
2018
3.600.000
BUMD
KPS/
Swasta
MASY.
CSR
3.000.000
500.000
500.000
2-43
No
SEKTOR/PROGRAM
RINCIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL.
SATUAN
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
APBN
Rp. MURNI
PLN
DAK
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
BUMD
KPS/
Swasta
MASY.
CSR
200mm
8
Pengembangan SPAM
Pengembangan SPAM
PENGEMBANGAN PLP/PPLP
1
Infrastruktur Air Limbah dengan sistem
setempat dan Komunal
2
Infrastruktur Air Limbah dengan sistem
setempat dan Komunal
3
Infrastruktur Air Limbah dengan sistem
terpusat skala kota
4
Infrastruktur Drainase Perkotaan
5
10
11
12
15
16
17
18
19
20
21
22
13
14
Penambahan debit/pengembangan
IPA Kudu-Kapasitas 100 ltr/dtk
(lengkap)
Rehab jaringan pipa distribusi ACPPVC Pengadaan & Pemasangan pipa
PVC dia. 400 mm
paket
2017
10.000.000
Jl. Dr Sutomo-Pattimura
3.500
meter
2019
5.250.000
Kec. Ploso
paket
2016
2.000.000
Pembangunan IPAL
KomunalKawasan Ponpes Tebuireng
PeningkatanIPLT Banjardowo
paket
2015
3.000.000
Kec. Jombang
paket
2016
6.000.000
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan PS Drainase
Perkotaan
Pembangunan TPST
Nurkholis Majid
paket
2016
19.800.000
Kec. Jombang
paket
2016
10.000.000
paket
2017
2.900.000
paket
2018
6.900.000
paket
2018
2.600.000
paket
2018
4.700.000
paket
2019
4.000.000
paket
2019
17.900.000
Kecamatan Diwek
paket
2015
1.000.000
Pembangunan TPST
paket
2015
Pembangunan TPST
paket
2015
paket
2016
paket
2016
350.000
paket
2016
350.000
paket
2016
400.000
paket
2016
400.000
paket
937.500
1.500.000
250.000
25.000
2016
250.000
25.000
paket
2016
250.000
25.000
paket
2016
250.000
25.000
2-44
No
SEKTOR/PROGRAM
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
RINCIAN KEGIATAN
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
Pembangunan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas/SLBM)
LOKASI
SATUAN
La por a n
AKHIR
VOL.
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
APBN
Rp. MURNI
PLN
DAK
APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA
paket
2016
250.000
25.000
paket
2016
250.000
25.000
paket
2016
250.000
25.000
paket
2017
250.000
25.000
paket
2017
250.000
25.000
paket
2017
250.000
25.000
paket
2017
paket
2018
250.000
25.000
paket
2018
250.000
25.000
paket
2018
250.000
25.000
paket
2018
200.000
paket
2018
257.000
paket
2019
200.000
paket
2019
200.000
paket
2019
250.000
25.000
paket
2019
250.000
25.000
paket
2015
250.000
25.000
paket
2015
250.000
25.000
paket
2016
250.000
25.000
BUMD
KPS/
Swasta
MASY.
CSR
300.000
100.000
Sumber: dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten Jombang Tahun 2015-2019
2-45
Sudut Kepentingan
Sudut Kepentingan
Lokasi/Batas Kawasan
Kawasan strategis
pertumbuhan ekonomi
Kawasan strategis
pertumbuhan ekonomi
Kecamatan Mojoagung
Kawasan strategis
pertumbuhan ekonomi
Lokasi/Batas Kawasan
Desa
Jipuhrapah,
Desa
Jatimlerek dan Desa Klitih
Kecamatan Plandaan
Kawasan Trowulan (Mojopahit)
Sungai Brantas
Tahura R. Suryo
Kecamatan Wonosalam
2-46
La por a n
AKHIR
Muatan Rencana
Arahan pengembangan struktur ruang Kabupaten Jombang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan
prasarana air minum, air limbah, persanpahan, drainase dan RTH.
Tabel 2.22 Rencana Struktur Ruang
Muatan Rencana
Agropolitan
Sumberdaya air
Energy
System jaringan
persampahan
System jaringan
pematusan
System jaringan
limbah
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Rencana Lokasi
Hutan Lindung ;
Kecamatan Wonosalam
Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah
mengalami alih fungsi melalui pengembangan
vegetasi tegangan tinggi yang mampu memberikan
perlindungan terhadap permukaan tanah dan
mampu meresapkan air;
Perluasan hutan lindung di wilayah Taman Huta
Raya R. Suryo, terutama pada area yang mengalami
alih fungsi;
Pengembalian berbagai rona awal sehingga
kehidupan satwa dan fauna dilindungi dapat lestari;
Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami
kerusakan;
Peningkatan fungsi lahan melalui pengembangan
2-47
La por a n
AKHIR
Muatan Rencana
Kawasan
Perlindungan
Setempat
Rencana Lokasi
Muatan Rencana
kawasan pelestarian
alam dan cagar
budaya
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Rencana Lokasi
2-48
La por a n
AKHIR
Muatan Rencana
KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan hutan
Rencana pengelolaan kawasan hutan produksi meliputi
produksi dan hutan
:
hak
Kawasan hutan produksi yang memiliki adanya
tingkat kerapatan tegakan tanaman yang rendah
sehingga harus dilakukan percepatan reboisasi;
Pengadaan atau alih fungsi kawasan tegalan dan
kebun melalui pengembangan tanaman dengan
tegakan tinggi yang memiliki fungsi sebagai hutan
produksi
Pengolahan hasil hutan sehingga memiliki nilai
ekonomi lebih tinggi dan memberikan kesempatan
kerja yang lebih banyak;
Peningkatan partisipasi masyarakat sekitar hutan
melalui pengembangan hutan kerakyatan;
Pengembangan dan diversifikasi penamanam jenis
hutan sehingga memungkinkan untuk diambil hasil
non kayu, seperti buah dan getah;
Peningkatan fungsi ekologis melalui pengembangan
sistem tebang pilih, tebang gilir dan rotasi tanaman
yang mendukung keseimbangan alam; serta
Meningkatkan perwujudan hutan kota.
Kawasan pertanian
Adapun arahan pengelolaan sawah di Kabupaten
Jombang adalah sebagai berikut :
Sawah beririgasi teknis harus dipertahankan
luasannya.
Perubahan fungsi sawah ini hanya diijinkan pada
kawasan perkotaan dengan perubahan maksimum
50 % dan sebelum dilakukan perubahan atau alih
fungsi harus sudah dilakukan peningkatan fungsi
irigasi setengah teknis atau sederhana menjadi
Muatan Rencana
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Rencana Lokasi
2-49
La por a n
AKHIR
Muatan Rencana
Kawasan eksploitasi
sumberdaya air dan
mineral/rencana
lokasi pertambangan
Rencana Lokasi
Muatan Rencana
Kawasan
peruntukan industri
Kawasan pariwisata
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Rencana Lokasi
Industrial
estate
terdapat
di
Kecamatan Ploso
Zona industri manufaktur dan
agroindustri terdapat di Kecamatan
Mojowarno dan di Kecamatan Bandar
Kedungmulyo serta terdapat zona
industri di koridor MojoagungJombang, Kecamatan Diwek dan
Ngoro di Kabupaten Jombang
Lokasi Kegiatan Industri Kecil
Sentra industri kuningan terdapat di
Mojoagung
Lokasi industri kecil, yakni : industri
tempe di Diwek, industri tahu di
Jogoroto, industri tape di Diwek,
industri krupuk di Diwek dan Ngoro,
industri jamu instant di Gudo dan
Sumobito, industri daur ulang
alumunium di Sumobito, industri tas
plastik, tas dan dompet di Mojowarno
dan anyaman di Ngoro dan industri
manik-manik di Gudo.
Wisata
buah
di
Kecamatan
Wonosalam,
wisata
religi
di
Kecamatan Mojoagung. Kecamatan
Jogoroto,
Kecamatan
Diwek,
Kecamatan Jombang, Kecamatan
Sumobito, Kecamatan Mojowarno,
dan Kecamatan Gudo, wisata budaya
2-50
La por a n
AKHIR
Muatan Rencana
Kawasan
permukiman
Rencana Lokasi
di Kecamatan Bareng, Kecamatan
Kudu, dan Kecamatan Ngusikan,
wisata minat khusus (pondok
pesantren) di Kecamatan Diwek,
Kecamatan Jombang, dan Kecamatan
Peterongan, wisata belanja di
Kecamatan Jombang, Kecamatan
Perak, dan Kecamatan Bandar
Kedungmulyo, wisata kerajinan di
Kecamatan Mojoagung, Kecamatan
Jogoroto,
Kecamatan
Gudo,
Kecamatan Jombang, dan Kecamatan
Megaluh, wisata alam di Kecamatan
Jogoroto, Kecamatan Plandaan,
Kecamatan Mojowarno, Kecamatan
Wonosalam, wisata kesenian dan
budaya di Kecamatan Kesamben dan
Kecamatan Kabuh dan wisata buatan
di Kecamatan Peterongan
desa-desa
Kecamatan
Ngoro,
Mojowarno, Bareng, Wonosalam,
Mojoagung, Sumobito, Diwek.
kawasan perdesaan Kecamatan
Mojowarno, Wonosalam, dan Megaluh
pusat pelayanan terkonsentrasi di sekitar
Perkotaan Jombang, Perkotaan Ploso,
Perkotaan Mojoagung, Perkotaan
Mojowarno, dan Perkotaan Bandar
Kedungmulyo
Muatan Rencana
Kawasan Ruang
Terbuka Hijau
Perkotaan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
2-51
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Sub BWP
Jombang
(Desa Kepanjen, Desa
Kepatihan, Desa Candimulyo,
Desa Jombang)
Fungsi
Perdagangan
Perkantoran
Perumahan
pendidikan
Tambakrejo
(Desa Plosogeneng, Desa
Tambakrejo, Desa
Sambongdukuh, Desa Dapur
Kejambon)
Perdagangan
Pergudangan
Perumahan
Tunggorono
(Desa Banjardowo, Desa
Tunggorono, Desa Denanyar,
Sebagian Desa Pulo Lor,
Sebagian Desa
Sengon,Sebagian Desa Jabon)
Permukiman
Perdagangan Regional
Industri Pergudangan
Pertanian
Pendidikan
Mojongampit
(Desa Kepuhkembeng, Desa
Mojonngampit, Desa
Keplaksari, Desa Jelokombo)
Perdagangan Lokal
Perumahan
Industri
Kaliwungu
(Sebagian Desa Jabon, Desa
Pandanwangi, Desa
Balongbesuk, Desa Plandi,
Sebagian Desa Kaliwungu)
Perumahan
Perdagangan
Industri
Sumbermulyo
(Desa Sumbermulyo)
Perumahan
Pertanian
Potensi Utama
Potensi utama sebagai pusat kota dengan arahan
kegiatan di sektor perdagangan, industri, pemerintahan,
rekreasi, pendidikan, keehatan, peribadatan, dan juga
berfungsi sebagai tempat permukiman, taman dan olah
raga.
Potensi utamanya sebagai pendukung pusat kota yang
berada di bagian utara Kota Jombang dengan arahan
kegiatan di sektor jasa perekonomian, pemerintahan lokal,
kesehatan, pendidikan, peribadatan, dan juga berfungsi
sebagai tempat permukiman.
2-52
La por a n
AKHIR
Blok
A
Fungsi Blok
Perkantoran
Pendidikan
Permukiman
Permukiman
Permukiman
Perdagangan
Pemukiman
Perdagangan
Pemukiman
Permukiman
Perdagangan
Kode
Zonasi
KT-1
KT-2
K-1
K-2
K-3
R-2
R-3
SPU-1
RTH
SPU-3
Perkantoran
Perkantoran Swasta
Perdagangan dan Jasa (Tunggal)
Perdagangan dan Jasa (Kopel)
Perdagangan dan Jasa (Deret)
Rumah Kepadatan Tinggi
Rumah kepadatan Sedang
Pendidikan
Ruang Terbuka Hijau
Kesehatan
SPU-6
Peribadatan
SPU-1
Pendidikan
K-2
K-3
R-2
R-3
K-1
K-2
KT-2
SPU-1
R-2
R-3
I-4
SPU-6
SPU-3
R-2
R-3
K-2
R-2
R-3
K-1
K-2
SPU-1
Kampung
Kampung
R-2
R-3
K-1
K-3
kampung
perumahan
Fungsi Zona
Daftar Kegiatan
Sub
BWP
Blok
Fungsi Blok
Kode
Zonasi
I-4
Aneka Industri
R-2
R-3
Kampong
Perum Sambong Permai,
Perum Griya Indah
Fungsi Zona
Pemerintah
Swasta
pertokoan
pertokoan
Kampung
Perumahan
TK, SD
Taman kota, alun-alun
Puskesmas, BKIA
Bhayangkara, Klinik Tugu,
Laboratorium, Apotik
Masjid Al-Ikhlas
Permukiman
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Daftar Kegiatan
Swasta
TK, SD, SMP, SMU,
Perguruan Tinggi
Kampung
Perumahan Jombang Permai
Industri Rumah Tangga
Masjid, Gereja
Posyandu, Balai Pengobatan
Santa MAria
Kampung
Perumahan Candi Mulyo,
Perumahan Griya Kencana
Mulya
2-53
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
2-54
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Dokumen Kebijakan
KEBIJAKAN SPASIAL
RTRW Kabupaten
Jombang
Kebijakan
Strategi
Program
2-55
La por a n
AKHIR
No.
Dokumen Kebijakan
Kebijakan
menjamin ketersediaan unsur hara
tanah, air tanah dan air permukaan;
b) Melindungi sungai dari kegiatan
manusia yang dapat mengganggu
dan merusak kualitas air sungai,
kondisi fisik dasar sungai serta
mengamankan aliran sungai
c) Melindungi waduk dari kegiatan
budidaya yang dapat mengganggu
kelestarian fungsi waduk
d) Mengembangkan dan menata
kegiatan yang dapat mendukung dan
memberikan nilai tambah bagi
kelestarian Kawasan Taman Hutan
Raya
3) Kebijakan Pengembangan Pola Ruang
untuk kawasan budidaya (dapat dilihat
pada peta), meliputi:
a) Memanfaatkan hasil hutan secara
terbatas yang eksploitasinya
dilakukan dengan cara tebang pilih;
b) Memanfaatkan hasil hutan, yang
eksploitasinya dilakukan baik dengan
cara tebang pilih maupun tebang
habis;
c) Mengembangkan areal persawahan
dengan memanfaatkan
potensi/kesesuaian lahan dengan
dukungan prasarana
pengairan/irigasiteknis dan setengah
teknis.
d) Mengembangkan areal produksi
perkebunan terutama untuk
komoditas utama dengan
memanfaatkan potensi/kesesuaian
lahan, serta mengembangkan
kawasan tanaman lahan kering
e) Mengembangkan kawasan prioritas
yang memiliki obyek wisata
derutama untuk wisatawan
mancanegara yang pengembangan
diharapkan akan berdampak positif
bafi kawasan-kawasan lainnya
f) Pengolahan yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana dan fasilitas
penunjang lainnya
Strategi
alirannya Pengendalian kegiatan yang telah ada sekitar
sungai
Pengamanan daerah aliran sungai
Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya disekitar
waduk yang dapat mengganggu fungsi waduk (terutama
sabagai sumber air)
Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar waduk
Pengamanan daerah aliran sungai
Pengelolaan
taman
hutan
raya
dengan
mengembangkan zona-zona pemanfaatan ruang untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi
dan pendidikan
Pengelolaan taman wisata alam yang memadukan
kepentingan pelestarian dan pariwisata/rekreasi alam;
Strategi Pengembangan Pola Ruang untuk kawasan
budidaya, meliputi:
Pengusahaan hutan produksi melalui pemberian ijin
HPH dengan menerapkan pola tebang pilih
Pengembangan zona penyanggs pada kawasan hutan
produksi yang berbatasan dengan hutan lindung
Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengusahaan
hutan serta perladangan ilegal
Pemanfaatan ruang pada kawasan hutan produksi
konservasi untuk kegiatan pertanian (Perkebunan dan
tanaman pangan)
Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada bekas terbangan
HPH
Penyelesaian masalah tumpang tindih dengan kegiatan
budidaya lain (pertambangan, pertanian)
Pengembangan prasarana pengairan
Ekstensifikasi sawah bila perlu dapatmemanfaatkan
lahan kering bila debit air mencukupi
Pengendalian kegiatan lain agar tidak mengganggu
lahan pertanian yagn subur
Penyelesaian masalah tumpang tindih dengan kegiatan
budidaya lain
Peremajaan dan perluasan areal tanaman perkebunan
Pengembangan wilayah-wilayah tanaman perkebunan
sesuai dengan potensi/kesesuaian lahannya secara
optimal
Pengembangan obyek dan fasilitas pariwisata
Pengembangan kawasan perindustrian di wilayah
perkotaan dan perdesaan dalam bentuk peruntukan
industri besar, menengah, dan sentra industri kecil
Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengusahaan
pertambangan agar tidak mengganggu fungsi lndung
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Program
Program rehabilitasi hutan dan lahan;
Program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di
kawasan-kawasan hutan;
Program pemanfaatan potensi Sumber Daya Hutan sebagai
agroforestri;
Pengembangan dan rehabilitasi kawasan yang ditetapkan sebagai
kawasan pertanian;
Pengembangan kawasan yang ditetapkan sebagai sentra
pengembangan peternakan;
Program peningkatan produksi hasil peternakan;
Program
peningkatan
pemasaran
hasil
produksi
pertanian/perkebunan;
Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan;
Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang
berpotensi merusak lingkungan;
Program perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang
untuk kawasan peruntukkan kegiatan industry
Program pengembangan destinasi pariwisata
Program pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh;
Program pengembangan kawasan potensial berkembang;
Program perencanaan pengembangan kota menengah;
Programpembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan;
Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana
daerah;
Program perencanaan pembangunan ekonomi
Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam;
Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial;
Perwujudan konservasi Zona Pertahanan, Zona Penyangga dan
pengendalian pemanfaatan ruang kawasan budidaya disekitarnya
melalui program perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
tata ruang
2-56
La por a n
AKHIR
No.
Dokumen Kebijakan
RDTR perkotaan
Jombang
Kebijakan
g) Mengembangkan kawasan yang
mempunyai potensi bahan galian
strategis/vital untuk kegiatankegiatan
penyelidikan umum, dan eksploitasi
yang termasuk dalam wilayah kuasa
pertambangan
4) Kebijakan Pengembangan Kawasan
Strategis, meliputi:
a) Pelestarian dan peningkatan fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup
untuk mempertahankan dan
meningkatkan keseimbangan
ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati,
mempertahankan dan meningkatkan
fungsi perlindungan kawasan
b) Pengembangan dan peningkatan
fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian
wilayah yang produktif, efisien dan
mendorong peran wilayah
Kabupaten Jombang dalam
perkembangan wilayah provinsi dan
nasional
c) Pengembangan kawasan tertinggal
untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan dan mengurangi
kesenjangan antar wilayah di
Kabupaten Jombang, meningkatkan
taraf hidup masyarakat secara
merata dan adil;
d) Peningkatan fungsi kawasan
untukpertahanan dan keamanan
negara
Visi Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Kebijakan struktur ruang
Jombang adalah :
Mewujudkan keseimbangan pertumbuhan
Terwujudnya penataan ruang wilayah
wilayah di Kawasan Perkotaan Jombang.
Kawasan Perkotaan Jombang yang mampu
Kebijakan (1) Pembentukan sistem pusat
mendorong investasi produktif di bidang
pelayanan di Perkotaan Jombang.
perdagangan dan jasa, pertanian, industri kecil Kebijakan (2) Mengembangkan pusat
menengah dengan tetap menjaga kelestarian
pertumbuhan baru yang belum melayani
lingkungan hidup dengan optimal dan
tingkat pertumbuhanPerkotaan Jombang.
berkeadilan bagi seluruh masyarakat
Kebijakan (3) Pengembangan sistem
Misi Penataan Ruang Kawasan Perkotaan
pusat
pelayanan
yang
mampu
Jombang adalah;
menjangkau pelayanan di Perkotaan
1) Mewujudkan keseimbangan pertumbuhan
Jombang secara fungsional.
Strategi
Pengendalian fungsi lindung pada kawasan bekas
pertambangan.
Strategi Pengembangan Kawasan Strategis, meliputi:
Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten yang
berfungsi lindung;
Pencegahan pemanfaatan ruang di kawasan strategis
kabupaten yang berpotensi mengurangi fungsi lindung
kawasan;
Pengendalian perluasan tanaman perkebunan untuk
memelihara kelestarian lingkungan
Pengembangan kawasan-kawasan potensial untuk
perkebunan
Penataan ruang kawasan pariwisata
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Program
2-57
La por a n
AKHIR
No.
Dokumen Kebijakan
2)
3)
4)
5)
6)
Kebijakan
Mewujudkan keseimbangan pertumbuhan
ekonomi di Kawasan Perkotaan Jombang.
Kebijakan (1) Pengembangan sarana dan
prasarana jaringan jalan.
Kebijakan (2) Pengembangan jalan raya
di Perkotaan Jombang.
Kebijakan (3) Pengembangan transportasi
kereta api.
Strategi :
Pengembangan
jaringan
transportasikereta api
Kebijakan
(4)
Pengembangan
Transportasai Sungai
Kebijakan dan Strategi Rencana pelayanan
sistem jaringan prasarana pendukung di
Perkotaan Jombang
Kebijakan Pengembangan Sumber daya
air
Kebijakan Pengembangan Prasarana
Telematika
Kebijakan dan Strategi Pengembangan
Prasarana Energi / Listrik
Kebijakan Optimalisasi pengmbangan
pelayanan jaringan listrik di Perkotaan
Jombang
Kebijakan dan Strategi Pengembangan
Prasarana Lingkungan
Kebijakan Mereduksi sumber timbunan
sampah sejak awal.
Kebijakan Pengembangan Kawasan
Budidaya
Kebijakan (1) Pengembangan kegiatan
perumahan
sebagai
dampak
perkembangan Perkotaan Jombang
khususnya pada wilayah bagian Utara
dan Barat Perkotaan Jombang.
Kebijakan (2) Pengembangan kegiatan
perdagangan jasa untuk mengoptimalkan
peningkatan pelayanan di seluruh
Kawasan perkotaan Jombang.
Kebijakan (3) Peningkatan nilai tambah
dan produktivitas melalui pengembangan
Industri Kecil dan Menengah Pengolahan
pertanian.
Kebijakan (4) Meningkatkan dan
menumbuhkan
potensi
pariwisata
Strategi
Mewujudkan jalan internal Perkotaan melalui
pengembangan jalan tol, jalan lingkar, jalan lokal dan
pelebaran jalan
Pengembangan jalan ekternal antar wilayah.
Pengembangan jalan penunjang kegiatan dominan
Perkotaan Jombang.
Pengembangan sarana dan prasarana lalu lintas pada
wilayah perkotaan Jombang
Pengembangan rute dan peningkatan pelayanan
jaringan trasportasi sungai
Penyediaan tower BTS (Base Transceiver Station) yang
digunakan secara bersama;
Peningkatan
sistem
informasi
telekomunikasi
pembangunan daerah berupa informasi berbasis
teknologi internet;
Pengembangan prasarana telekomunikasi meliputi
telepon rumah tangga, telepon umum, jaringan telepon
seluler;
Pembangunan teknologi telematika pada wilayah wilayah pusat pertumbuhan;
Perluasan jaringan (pemerataan);
Pengembangan sumberdaya energi;
Pengembangan jaringan baru;
Peningkatan infrastruktur pendukung;
Penambahan dan perbaikan sistem jaringan; serta
Meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan.
Meminimasi pengunaan sumber sampah yang sukar
didaur ulang secara alamiah;
Memanfaatkan ulang sampah (re-cycle) yang ada
terutama yang memiliki nilai ekonomi; serta
Mengolah sampah organik menjadi kompos dan batu
bata
Pemenuhan fasilitas septic tank per KK di wilayah
perkotaan;
Penanganan limbah rumah tangga dengan fasilitas
sanitasi per KK juga sanitasi umum pada wilayah
perdesaan; serta
Peningkatan sanitasi lingkungan untuk permukiman,
produksi, jasa, dan kegiatan sosial ekonomi lainnya.
Strategi pengembangan kawasan budidaya
Pengembangan Kasiba (kawasan siap bangun)/Lisiba
(lingkungan siap bangun) mandiri pada bagian barat dan
timur Perkotaan Jombang
Penataan perkampungan padat, agar terbentuk
perkampungan yang baik dan teratur.
Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa pada
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Program
o Pelebaran dan Peningkatan Jalan
o Jalan Tembus :Singosari - Jombang dan Nongkojajar Jombang
o Perbaikan Jalan lokal primer dan sekunder
Prasarana Telematika
o Penyediaan tower BTS (Base Transceiver Station) secara bersama
o Pengadaan sistem internet, 3G dan GPS
2-58
La por a n
AKHIR
No.
Dokumen Kebijakan
Kebijakan
Perkotaan Jombang.
Kebijakan (6) Mempertahankan kawasan
pertanian sebagai lahan abadi Perkotaan
Jombang.
Kebijakan (7) Mengembangkan sektor
informal Perkotaan Jombang (PKL)
sebagai
potensi
pendukung
perkembangan kegiatan perdagangan
Jasa dan wisata kota
Kebijakan (8) Pengembangan upaya
mitigasi bencana Perkotaan Jombang
terkait dengan bencana genangan
maupun kebakaran.
Strategi
sub pusat pelayanan, sesuai dengan struktur tata ruang.
Pengendalian ketat di sepanjang jaringan arteri dan
kolektor primer
Pengembangan dan pemberdayaan industri kecil dan
home industry untuk pengolahan makanan dan produk
khas Perkotaan Jombang
Mengembangkan Koperasi dan UMKM untuk lebih
berperan sebagai penyedia barang dan jasa dipasar
domestik yang semakin berdaya saing dengan produk
impor
Peningkatan kegiatan koperasi dan UKM serta menarik
investasi
Pengembangan sentra industri IKM yang akan
mendukung pengembangan kegiatan wisata di
Perkotaan Jombang
Pengembangan obyek-obyek wisata di Perkotaan
Jombang yang berpotensi untuk dikembangkan seperti
wisata rekreasi seperti pengembangan perikanan
maupun wisata kota seperti kuliner.
Melakukan promosi wisata kaitannya dengan obyek
wisata yang akan dikembangkan di Perkotaan Jombang
sendiri maupun obyek-obyek wisata yang ada di sekitar
Perkotaan Jombang,
Mengembangkan paket-paket wisata yang dikaitkan
dengan Perkotaan Jombang sendiri dengan obyek
wisata yang ada di seluruh Kabupaten Jombang,
Penetapan kawasan lahan abadi Perkotaan Jombang
Perbaikan sistem irigasi teknis
Penggunaan teknologi tepat guna
Pengembangan pusat pengembangan PKL di Jalan
Arteri Primer
Pengembangan sentra PKL di Alun-alun Kota Jombang
Pengembangan pasar minggu sebagai sentra PKL
Pengembangan dan penataan sentra PKL produk khas
Perkotaan Jombang dan Kabupaten Jombang
Penataan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki
Pengembangan sistem parkir yang memadai
Pembangunan dan perbaikan pintu air
Perbaikan kondisi drainase yang terintegrasi dengan
saluran primer
Pengembangan RTH di sekitar lokasi rawan bencana
banjir dan genangan sebagai penangkap air
Mengembangkan jalur alternatif untuk evakuasi (Jalan
utama dalam lokasi)
Pengembangan
alternatif tempat pengungsian
sementara seperti tanah lapang.
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Program
2-59
La por a n
AKHIR
No.
3
Dokumen Kebijakan
SPPIP Kabupaten
Jombang
RPKPP Kabupaten
Jombang
Kebijakan
Visi
LAYAK
Terwujudnya pembangunanpermukiman dan Menyediakan infrastruktur permukiman
infrastruktur perkotaan yang layak, merata, dan
perkotaan yang memenuhi standar
berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan
kebutuhan bagi setiap warga masyarakat
wilayah di
secara merata
Kabupaten Jombang
Menyediakan kawasan dan lingkungan
perumahan sesuai dengan kebijakan
pemerintahan daerah
Melakukan perbaikan kualitas lingkungan
permukiman kampong
MERATA
Menyediakan infrastruktur permukiman
perkotaan yang memenuhi standar
kebutuhan bagi setiap warga masyarakat
secara merata
Menyediakan hunian yang terjangkau
bagi setiap warga masyarakat
BERKELANJUTAN
Mengantisipasi perkembangan kawasan
permukiman yang tidak terkendali di
kawasan pusat kota
Mengembangkan mekanisme keterlibatan
masyarakat
dan
swasta
dalam
pengadaan dan pengelolaan permukiman
dan infrastruktur
MENDUKUNG PERTUMBUHAN WILAYAH
Mengembangkan permukiman baru pada
pusat-pusat pertumbuhan sesuai dengan
fungsi kawasan
Pengembangan jaringan jalan bebas
hambatan Surabaya Jombang
Nganjuk
Pengembangan jalan tembus potensial
Pengembangan
jalur
komuter
perkeretaapian dan pengembangan rel
perkeretaapian double track
Pengembangan prasarana wana wisata
Arah pengembangan kawasanyaitu :
Menciptakan kawasan permukiman yang
sehat serta dapat mendukung sektor
industri),
Kebijakan pembangunan untuk setiap Blok
Kawasan, yaitu sebagai berikut :
Kebijakan 1 : Perbaikan Infrastruktur
Permukiman
Kebijakan 2 : Pemenuhan Kebutuhan
Strategi
Penataan bangunan di sepanjang jalan arteri
Peningkatan cakupan pelayanan air minum
Peningkatan jumlah sarana sanitasi yang layak dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat
Penataan sistem drainase
Peningkatan pelayanan persampahan Pengembangan
jalan
lingkungan
Pengembangan
penyediaan
perumahan formal
Penyediaan kawasan-kawasan baru untuk RTH
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Program
Pemberdayaan komunitas perumahan
Pengembangan permukiman
Pengendalian pemanfaatan ruang
Pengelolaan air minum/air bersih
Pengembangan kinerja pengelolaan air limbah
Rehabilitasi / pemeliharaan saluran drainase / gorong-gorong
Pembangunan saluran drainase/gorong- gorong
Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Pembangunan jalan dan jembatan
Pengembangan perumahan
Pengembangan, pengelolaan, dan konversi sungai, danai, dan
SDA lainnya
Pengelolaan RTH
2-60
La por a n
AKHIR
No.
B
1
Dokumen Kebijakan
KEBIJAKAN A-SPASIAL
RPJP Provinsi
Visi Provinsi Jawa Timur:
Jawa Timur 2005-2025
Pusat Agrobisnis Terkemuka, Berdaya Saing
Global dan Berkelanjutan Menuju Jawa Timur
Makmur dan Berakhlak
Misi Provinsi JawaTimur, mencakup:
Mengembangan Perekonomian Modern
Berbasis Agrobisnis
Mewujudkan SDM yang Handal, Berakhlak
Mulia dan Berbudaya
Mewujudkan Kemudahan Memperoleh
Akses Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber
Daya Alam dan Buatan
Mengembangkan Infrastruktur Bernilai
Tambah Tinggi
Mengembangkan
Tata
Kelola
Pemerintahan yang Baik
RPJM Provinsi
Visi
JawaTimur
Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan
Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan
RepublikIndonesia
Kebijakan
Rumah
untuk mengurai
backlog
perumahan untuk pekerja
Kebijakan 3 : Penataan Kawasan
Permukiman sepanjang jalan arteri
Kebijakan 4 : Pengamanan Sungai
sekaligus untuk menyediakan RTH
Kebijakan 5 : Perbaikan Infrastruktur
permukiman melalui perbaikan jalan
lingkungan
Strategi
Revitalisasi kawasan sepanjang jalan arteri
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Program
Penataan sistem drainase
o Rehabilitasi / pemeliharaan saluran drainase / gorong-gorong
o Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
2-61
La por a n
AKHIR
No.
Dokumen Kebijakan
RPJMD Kabupaten
Jombang 2014 - 2018
Visi
Jombang Sejahtera Untuk Semua
Misi 4 : Menyediakan Infrastruktur Dasar yang
Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan
Kebijakan
Strategi
mencakup:
Pemenuhan hak atas perumahan yang
bertujuan meningkatkan pengembangan,
pengadaan, perbaikan perumahan dan
permukiman yang layak dan sehat bagi
penduduk miskin
Pemenuhan hak atas air bersih yang
bertujuan memenuhi hak masyarakat
miskin mengakses sarana air bersih untuk
kebutuhan kehidupan yang layak dan
sehat
Prioritas pembangunan pembangunan,
pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur
dilaksanakan dalam kerangka arah kebijakan
umum:
Prioritas pembangunan, pemeliharaan,
dan perbaikan infrastruktur sosial pada
infrastruktur sumber daya air
Meningkatkan
dan
percepatan
pembangunan,
pemeliharaan,
dan
perbaikan infrastruktur yang menunjang
pembangunan sektor pertanian.
Meningkatkan
pembangunan,
pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur
yang
menunjang
pemerataan
pembangunan antar-daerah
Mendorong kerja sama dengan badan
usaha swasta untuk percepatan
pembangunan infrastruktur publik dan
komersial melalui instrumen tarif dan
insentif lainnya
Peningkatan penanganan kondisi jalan
kabupaten dan jalan desa yang
mengalami rusak ringan dan rusak berat
Peningkatan
kondisi
jalan
yang
menghubungkan
pusat-pusat
pertumbuhan
Peningkatan
keberlangsungan
pengoperasian fungsi jalan kabupaten
Peningkatan ketersediaan prasarana dan
sarana kebinamargaan
Peningkatan kecukupan dan kelayakan
atribut persandangan jalan
peningkatan pengembangan energi listrik
perdesaan
Peningkatan prasarana dan sarana
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Program
2-62
La por a n
AKHIR
No.
Dokumen Kebijakan
Kebijakan
permukiman yang berkualitas
Peningkatan penataan PSU perumahan
formal
Peningkatan cakupan pemukiman dengan
sarana sanitasi komunal yang layak
Peningkatan cakupan pelayanan air
minum di daerah rawan air bersih
Peningkatan
cakupan
layanan
persampahan dan penanganan limbah
cair domestik
Peningkatan
penataan
drainase
perkotaan
Peningkatan kuantitas dan kualitas rumah
yang layak huni
Peningkatan penyediaan pemakaman
umum daerah
Peningkatan
penataan
kawasan
permukiman kumuh perkotaan
Peningkatan kapasitas jasa konstruksi
daerah
Pengembangan manajemen tranportasi
massal yang terintegrasi antar pusatpusat layanan
Peningkatan
kualitas
prasarana
penunjang transportasi daerah
Peningkatan
sarana
penunjangan
keamanan dan keselamatan pengguna
jalan
Peningkatan prasarana dan sarana
penunjang uji kir kendaraan
Peningkatan pembinaan dan pengawasan
teknis bagi operator dan pengusaha
transportasi daerah
Peningkatan kemudahan aksesibilitas
bagi pengguna transportasi umum massal
Peningkatan
penyelenggaraan
pemanfaatan ruang dalam rangka
menunjang
pembangunan
yang
berkelanjutan
Peningkatan kuantitas dan kualitas ruang
terbuka hijau di kawasan perkotaan
Peningkatan
manajemen
penyelenggaraan
komunikasi
dan
informasi yang terpadu di seluruh wilayah
kabupaten
Peningkatan penerapan prinsip-prinsip
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
Program
Meningkatkan penyediaan energi listrik bagi masyarakat Pengembangan dan pengelolaan perumahan
miskin di wilayah desa sekitar hutan
Rehabilitasi rumah tidak layak huni
Meningkatkan rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana
dan sarana di lingkungan permukiman perkotaan
Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana
sanitasi dasar bagi masyarakat miskin
Mendorong terwujudnya sistem pengelolaan air limbah
terpusat di kawasan perkotaan
Meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi air bersih di
daerah rawan air bersih serta pemeliharaan sambungan
distribusi air bersih perdesaan
Meningkatkan pembinaan dan pengembangan
kelembagaan pengelolah air bersih perdesaan
Meningkatkan cakupan daerah layanan penanganan
persampahan
Meningkatkan prasarana dan sarana pengelolaan
persampahan
Meningkatkan pengelolaan persampahan dari control
landfill menjadi sanitary landfill
Meningkatkan peralatan serta operasional pengelolaan
persampahan dan limbah cair domestik
Meningkatkan penataan serta operasi dan pemeliharaan
drainase perkotaan
Meningkatkan
partisipasi
masyarakat
dalam
pengelolaan drainase
Meningkatkan hunian yang layak bagi masyarakat
miskin
Meningkatkan jumlah serta luasan pemakaman umum
daerah
Meningkatkan perencanaan dan revitalisasi kawasan
permukiman kumuh perkotaan
2-63
La por a n
AKHIR
No.
Dokumen Kebijakan
RPIJM Kabupaten
Jombang
Kebijakan
pembangunanyang berkelanjutan
Peningkatan peran serta lembaga dan
masyarakat
dalam
pengelolaan
lingkungan hidup
Mengoptimalkan sistem pengelolaan
hutan rakyat dan industri hasil hutan
Arah
Pengembangan
Permukiman:
Pengembangan
permukiman
di
Kabupaten Jombang diarahkan pada
peningkatan mutu dan kualitas instansi
yang berkaitan dengan kegiatan
pengembangan permukiman
Arah Pengelolaan Air Limbah: Arah
pengembangan sub sektor air limbah di
Kabupaten Jombang yaitu terpenuhinya
kebutuhan sanitasi dasar permukiman
untuk meningkatkan pemenuhan terhadap
kebutuhan dasar masyarakat akan
mandi,cuci,
kakus
(sanitasi/MCK)
sehingga meningkatkan perilaku hidup
yang sehat
Arah Pengelolaan Persampahan: Arah
pengelolaan sub sektor persampahan
antara lain:
o Pengurangan
sampah
semaksimal
mungkin yangdimulai dari sumbernya;
o Peningkatan peran aktif masyarakat dan
usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan;
o Peningkatan cakupan pelayanan dan
kualitas sistem pengelolaan setiap periode
Strategi
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Program
2-64
La por a n
AKHIR
No.
Dokumen Kebijakan
Visi
Terwujudnya Sanitasi Kabupaten Jombang
yang Terpadu dan Berkelanjutan Berbasis
Masyarakat
Misi :
Meningkatkan partisipasi masyarakat dan
swasta(dunia usaha) dalam pengelolaan
sanitasi.
Meningkatkan
upaya
penyehatan
lingkungan pemukiman melalui program
perilaku hidup bersih dan sehat.
Meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sanitasi.
Meningkatkan sosialisasi sanitasi yang
memadai di masyarakat.
Meningkatkan cakupan layanan air bersih
dan sanitasi (Air Limbah, Drainase
Lingkungan dan Persampahan)
Meningkatkan
cakupan
layanan
kebersihan di lokasi pasar.
Mengintegrasikan budaya hidup bersih
dan sehat dalam kurikulum sekolah.
Menanamkan budaya hidup bersih dan
sehat sejak dini
Kebijakan
keikutsertaan swasta dalam investasi
pembangunan air bersih di perkotaan
Strategi
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Program
Mengalirkan air permukaan ke badan air penerimater dekat
secepatnya dengan terlebih dahulu memberikan kesempatan air
limpasan untuk meresap terlebih dahulu ke dalam tanah
(konservasi air);
Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat
dimanfaatkan untuk persediaandan kehidupan akuatik
Langkah-langkah strategis dalam upaya penyediaan pelayanan air
bersih di Kabupaten Jombang adalah:
Penambangan kapasitas produksi;
Rencana PengembanganTransmisi/Distribusi
Pemeliharaan dan perbaikan pipa;
Peningkatan pelayanan terhadap masyarakat serta peningkatan
mutu dan standart pelayanan air bersih;
Pembuatan Master Plan Air Minum.
Program-program untuk tetap mendukung sistem pengelolaan
persampahan tersebut antara lain:
Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Persampahan
Program
Pengembangan
Perencanaan
Pengelolaan
Persampahan
Program Pengurangan Timbulan Sampah
Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan
Program Peningkatan Kualitas Sistem Pengolahan Akhir Sampah
Program Peningkatan Pengelolaan Sampah Terpadu Mendukung
Perlindungan Sumber Daya Air
Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta
MeningkatkanSistem Pengelolaan Persampahan
Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan Pengelolaan
Persampahan
Program Promosi Sistem Pengelolaan Sampah
Program Pengembangan Inovasi Teknologi Sistem Pengelolaan
Persampahan
Program-program yang diusulkan yaitu:
Mengeringkan bagian wilayah kota yang acapkali menjadi daerah
genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif;
Membebaskan suatu wilayah terutama kawasan permukiman
yang padat dari genangan air, erosi dan banjir;
Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat
secepatnya denganterlebih dahulu memberikan kesempatan air
limpasan untuk meresap terlebih dahulu ke dalam tanah
(konservasi air);
Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat
dimanfaatkan untuk persediaan dan kehidupan akuatik.
Program-program dalam upaya penyediaan pelayanan air bersih di
Kabupaten Jombang meliputi:
Peningkatan pelayanan jaringan yang ada dengan pembuatan
jaringan baru, khususnya di kawasan permukiman
2-65
La por a n
AKHIR
No.
Dokumen Kebijakan
Kebijakan
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
Strategi
Program
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum,
sertarehabilitasi jaringan yang telah ada. Selain itu juga
fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan
pengembangan sumber air bersih agar meningkatkan produksi
fasilitas pemilahan sampah.
dan pengendalian tingkat kebocoran;
Strategi pengelolaan drainase lingkungan ditetapkan
Penyediaan air bersih denganmenggunakan pelayanan PDAM
sebagai berikut:
harus tetap memperhatikan sistem kompleks yang terdiri dari 3
Sistem jaringan drainase meliputi jaringan primer,
komponen utama yaitu: sistemsumber, sistem transmisi, sistem
jaringan sekunder dan jaringan tersier;
distribusi;
Sistem jaringan drainase disesuaikan dengan sistem Untuk penyediaan air bersih yang tidak dapat dijangkau oleh
drainase tanah yang ada dan tingkat peresapan air
pelayanan, maka strategi yang dilakukan adalah dengan
kedalam penampang/profil tanah, serta arah aliran
meningkatkan pelayanan dan menambah jaringan air bersih;
memanfaatkan topografi wilayah;
Untuk dapat mempertahankan ketersediaan
Pemeliharaan kelestarian sungai - sungai sebagai
sistem drainase primer, melalui kegiatan normalisasi
sungai - sungai dan konservasi sempadan sungai.
Pengembangan sistem pematusan di Kabupaten
Jombang di utamakan pada jalan arteri dan kolektor
primer yang terdapat pada desa- desa pusat perkotaan
dan pada pusat permukiman
Strategi untuk mewujudkan penyediaan air bersih/minum
adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kapasitas produksi sumber daya air;
Perluasan jaringan - jaringan yang ada sehingga dapat
menjangkau daerah- daerah yang membutuhkan air
bersih;
Mencari sumber - sumber mata air yang ada dan
mencukupi debitnya untuk memenuhi kebutuhan air
bersih khususnya di daerah rawan air bersih;
Mengoptimalkan keberadaan sumur sebagai fasilitas
penyediaan air bersih di desa-desa rawan air bersih;
Melakukan perlindungan terhadap sumber-sumber mata
air; waduk dan daerah aliran sungai.
2-66
La por a n
AKHIR
Rencana Kawasan
Permukiman
Kumuh Perkotaan
Kabupaten Jombang
2. Penyatuan
Yaitu suatu bentuk atau model menyatukan bangunan permukiman antar blok-blok permukiman menjadi
satu kesatuan kawasan permukiman. Tentunya tergantung dari luas lahan yang memisahkan antar blokblok bangunan permukiman. Keuntungannya adalah perkembangan permukiman mengarah pada
pembentukan kawasan, sehingga memudahkan jangkauan pelayanan, interaksi antar penduduk dan lainlain. Untuk pengembangan konsep penyatuan lebih cocok diterapkan pada perumahan yang ada di pusat
kota.
3. Ketersediaan sarana dan prasarana perumahan yang memadai
Kawasan perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dan harus sesuai
dengan kriteria layak huni (sanitasi lingkungan). Hal ini terkait dengan kualitas lingkungan pada kawasan
Pusat Kota dan merupakan upaya pemenuhan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, maka ketersediaan
sarana dan prasarana penunjang pada kawasan perumahan harus dilengkapi. Jenis sarana dan prasarana
penunjang kawasan perumahan yaitu:
a. Jalan lingkungan, yaitu dengan lebar perkerasan 3,5 5 meter.
b. Penyediaan air bersih.
c. Saluran drainase yang lancar dan saling terhubung antar saluran. Untuk drainase gang lebarnya
diarahkan 25 cm.
d. Saluran pembuangan limbah Rumah Tangga (Septick Tank).
e. Fasilitas: pendidikan dasar (TK, SD), peribadatan (masjid, musholla), kesehatan (poliklinik, bidan,
dokter praktek), fasilitas umum (taman lingkungan, lapangan OR, balai pertemuan, dan sebagainya).
Standar tersebut harus terdapat pada semua kawasan perumahan yang ada/sudah berkembang maupun
yang akan dibangun. Pada kawasan perumahan yang sudah dibangun, upaya ini akan mencegah
terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
2-67