Anda di halaman 1dari 21

PENATARAN STRATA I

A. PENGANTAR

Penataran keprofesian Strata I merupakan jenjang dari rangkaian penataran keprofesian yang
mengutamakan pemberian pengetahuan dan pemahaman yang mendasar berkaitan dengan :

a. Pertanahan Secara Nasional

Termasuk didalamnya pentingnya fungsi tanah dalam pembangunan, kebijakan berkaitan


dengan pertanahan, fungsi dan peran BPN. Beberapa peraturan yang perlu dipahami oleh
perencana, masalah perencanaan yang berkaitan dengan Pertanahan, pembahasan studi
pertanahan yang berkaitan dengan perencanaan.

b. Ketata Kotaan Secara Nasional

Termasuk didalamnya pentingnya pemahaman terhadap Ketata Kotaan dikaitkan dengan


pembangunan, kebijaksanaan pengelolaan Ketata Kotaan, peran dan fungsi Instansi
Pemerintah Pusat dan Daerah yang menangani Ketata Kotaan, Peraturan-peraturan Ketata
Kotaan yang perlu dipahami oleh perencana, masalah perencanaan yang berkaitan dengan
Ketata Kotaan dengan pembahasan studi kasus, diskusi kelompok pemecahan masalah
perencanaan dengan mempertimbangkan kebijaksaan perkotaan.

B. TUJUAN

Tujuan dari Penataran Strata I ini adalah agar setelah mengikuti penataran peserta diharapkan
mampu :

a. Memahami pentingnya peran Pertanahan dalam pembangunan untuk masa kini dan masa
datang.
b. Memahami kebijakan pengelolaan Pertanahan.
c. Memahami fungsi, peran, wewenang dan tanggung jawab instansi yang menangani
Pertanahan.
d. Mengantisipasi berbagai masalah/hambatan yang mungkin timbul/ditemui berkaitan
dengan pertanahan dalam mewujudkan ide/gagasan perencanaan dan perancangan
arsitektur.
e. Mengidentifikasi berbagai peluang berkaitan dengan kebijakan peraturan yang menyangkut
pertanahan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kreatifitas perencanaan dan
perancangan arsitektur.
f. Memahami betapa pentingnya Ketata Kotaan dalam membangun, masa kini dan masa
datang.
g. Memahami betapa pentingnya Ketata Kotaan dengan Pertanahan.
h. Memahami kebijakan pengelolaan Ketata Kotaan.
i. Memahami fungsi, peran, wewenang dan tanggung jawab instansi yang menangani Ketata
Kotaan. Mengantisipasi berbagai hambatan/masalah yang mungkin ditemui berkaitan
dengan Ketata Kotaan dalam mewujudkan ide atau gagasan perencanaan arsitektur.
j. Mengidentifikasi berbagai peluang berkaitan dengan Ketata Kotaan yang dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan kreatifitas perencanaan dan perancangan arsitektur.

C. PESERTA

30 orang anggota IAI aktif dan Profesional.


D. MATERI PENATARAN STRATA I

a. Pertanahan

1. Pentingnya peranan tanah dalam pembangunan untuk masa kini dan masa datang.
2. Kebijakan-kebijakan pengelolaan Pertanahan.
3. Fungsi, peran, wewenang dan tanggung jawab Instansi Badan Pertanahan Nasional,
Daerah.
4. Peraturan-peraturan Pertanahan yang perlu diketahui dan dipahami oleh perencana.
5. Kasus-kasus perencanaan yang berkaitan dengan Pertanahan.

b. Ketata Kotaan

1. Pentingnya peranan Ketata Kotaan dalam Pembangunan Fisik, pada masa kini dan masa
datang.
2. Kebijakan-kebijakan Pengelolaan Ketata Kotaan.
3. Fungsi, peran, wewenang dan tanggung jawab Instansi Ketata Kotaan Pemerintah
Daerah.
4. Peraturan-peraturan yang diketahui dan dipahami oleh perencana.
5. Kasus-kasus perencanaan yang berkaitan dengan Ketata Kotaan.

E. RANCANGAN PROSES PENYAMPAIAN MATERI STRATA I

Agar penataran dapat membuahkan hasil sesuai tujuan, proses penyampaian materi penataran
perlu dirancang atau didesain. Rancangan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pertanahan

1. Eksplorasi pengetahuan awal untuk mengetahui secara awal sejauh mana peserta telah
mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan pertanahan.
2. Ceramah dan tanya jawab, untuk mengetahui, memahami hal-hal yang berkaitan
dengan peranan fungsi tanah, kebijakan-kebijakan dalam Pertanahan, peran dan fungsi,
wewenang dan tanggung jawab Badan Pertanahan Nasional Daerah, Peraturan-
peraturan Pertanahan bagi perencanaan, masalah-masalah perencanaan berkaitan
dengan Pertanahan.
3. Diskusi kelompok pemecahan masalah. Perencanaan berkaitan dengan Pertanahan,
untuk mempraktekkan pemecahan masalah perencanaan dikaitkan dengan ceramah
yang telah diberikan.
4. Alokasi waktu 3,5 jam.

b. Ketata Kotaan
1. Eksplorasi pengetahuan awal, untuk mengetahui secara awal sejauh mana peserta
telah mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan Ketata Kotaan.
2. Ceramah dan tanya jawab, untuk mendapat pengetahuan, pemahaman hal-hal yang
berkaitan dengan; pentingnya pengelolaan Ketata Kotaan untuk masa datang, peran
fungsi wewenang dan tanggung jawab. Instansi Pemerintah Daerah yang menangani
Ketata Kotaan dan Ketata Daerahan, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
perencanaan, masalah-masalah perencanaan.
3. Diskusi kelompok pemecahan masalah perencanaan berkaitan dengan Ketata
Kotaan/Ketata Daerahan untuk mempraktekkan pedoman-pedoman, peraturan-
peraturan KetataKotaan/KetataDaerahan dalam perencanaan arsitektur, sesuai
ceramah yang diterima.
4. Alokasi waktu 3,5 jam.
PENATARAN SRATA II
1. Pengantar

Penataran Keprofesian Strata II, merupakan langkah lanjut yang berkaitan erat dengan penataran
Strata I.

Penataran Keprofesian Strata II mengutamakan pemberian pengetahuan, pemahaman dan


keterampilan berkaitan dengan : Peraturan Pemerintah Secara Nasional tentang Pembangunan Fisik
dan Perizinan. Materi penataran Strata II ini berskala Nasional. Materi yang bersifat lokal kedaerahan
akan diberikan dan diujikan secara terpisah pada saat perolehan IPTB pada masing-masing Daerah
Tingkat I atau II setelah pemohon mendapatkan Sertifikat Keahlian Arsitek (SKA) nya.

Sasaran dari penataran Strata II ini adalah agar setelah mengikuti penataran, peserta mampu :

a. Memahami betapa pentingnya Peraturan Pembangunan Fisik dan perizinan masa kini dan
masa datang.
b. Memahami kebijakan-kebijakan Pemerintah Secara Nasional dalam pelaksanaan
pembangunan fisik kota dan daerah.
c. Memahami fungsi, peran, wewenang dan tanggung jawab Instansi yang menangani
Kebijakan Pengelolaan Pembangunan dan Perizinan atau Dinas-dinas Teknis Pemerintah
Secara Nasional.
d. Mengantisipasi berbagai hambatan/masalah yang mungkin ditemui berkaitan dengan
Peraturan Pembangunan dan Perizinan dalam mewujudkan ide atau gagasan perencanaan
arsitektur.
e. Mengidentifikasi berbagai peluang berkaitan dengan Peraturan Pembangunan Fisik dan
Perizinan yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kreatifitas perencanaan dan
perancangan arsitektur dan lingkungan baik berskala lokal, nasional maupun global.

Peserta diharapkan mendapatkan buku-buku, Pedoman Peraturan Nasional yang berkaitan dengan
Pembangunan dan perizinan.

2. Peserta Strata II
a. Persyaratan Peserta
1) Anggota IAI
2) Telah mengikuti Penataran Strata I

b. Jumlah Peserta
1) Seperti pada Strata I disarankan maksimal 50 orang.
2) Seperti pada Strata I dalam keadaan jumlah peserta kurang dari 50 orang dimungkinkan
untuk mengundang peserta IAI dari luar daerah yang berdekatan.

3. Penatar dan Pemandu Strata II


a. Penatar
Penatar adalah unsur dari Instansi yang berkaitan dengan sumber produk Peraturan
Pembangunan dan perizinan, yang sangat berkompeten dalam bidangnya.
Disamping memberikan ceramah dan tanya jawab, bersedia pula memberikan latihan-
latihan pemecahan masalah perencanaan yang berkaitan dengan peraturan pembangunan
fisik kota maupun daerah, dan mempunyai kepribadian yang menarik dan motivatif.

b. Pemandu
Pemandu adalah pemgurus IAI atau seseorang yang memahami tujuan yang ingin dicapai
dalam penataran Strata II. Bertanggung jawab atas kelancaran penyampaian materi
penataran. Memahami materi penataran Strata II. Mendampingi penatar dan berfungsi
mengaktifkan peserta dalam mengikuti penataran sesuai disain pelaksanaan penataran yang
telah ditetapkan. Pemandu dapat dibantu oleh beberapa asisten pemandu yang bertugas
membantu menyiapkan materi penataran. Berpenampilan menarik dan inovatif.

4. Materi Penataran Strata II


Materi “Peraturan Pemerintah Daerah tentang Pembangunan dan Perizinan” dengan jabaran
materi sebagai berikut :
a. Pentingnya Peraturan Pembangunan dan Perizinan untuk masa kini dan masa mendatang.
b. Kebijakan Pemerintah Nasional dalam Pelaksanaan Pembangunan.
c. Fungsi, peran, wewenang dan tanggung jawab instansi/Dinas-dinas Teknis yang berwenang
didalam Pemerintah Nasional yang berkaitan dengan perizinan dan pembangunan fisik.
d. Masalah-masalah yang dihadapi Pemerintah Nasional berkaitan dengan perencanaan
arsitektur dan lingkungan.
e. Peraturan-peraturan yang perlu diketahui dan dipahami oleh perencana arsitektur dan
lingkungan.

5. Rancangan Proses Penyampaian Materi Strata II


Agar peserta dapat termotivasi dalam mengikuti penataran, perlu merancang proses
penyampaian materi sebagai berikut:

1) Eksplorasi pengetahuan:
Dengan mendiskusikan soal-soal yang berkaitan dengan Peraturan-peraturan yang
menyangkut pembangunan fisik secara berkelompok antara 5, 7 orang, dilanjutkan dengan
diskusi kelas, untuk mengetahui sampai pengetahuan dasar mereka.
- Alokasi waktu 90 menit.

2) Ceramah / Penjelasan dan tanya jawab menyangkut:


- Peraturan Pembangunan, Perizinan.
- Pengawasan Pembangunan.
- Persyaratan Perencanaan yang berkaitan dengan:
 Arsitektur kota, Wilayah kota, rinci kota (TPAK)
 Konstruksi / Pertimbangan konstruksi (TPKB)
 Pertimbangan Mekanikal dan Elektrikal (TPIB)
- Alokasi waktu 5 jam (300 menit)

3) Diskusi kelompok penerapan peraturan dilanjutkan diskusi kelas.


- Alokasi waktu 75 menit.
6. Review Peserta
Setiap peserta mereview hasil proses penataran dilembar kertas yang berformat berisi:

1) Rangkuman materi, Peraturan-peraturan Pembangunan.


2) Manfaat bagi peserta.
3) Kesan terhadap materi yang disampaikan.
4) Penilaian penyelenggaraan Penataran.
- Alokasi waktu 15 menit.
PENATARAN STRATA III

1. Pengantar
Penataran Strata III kelanjutan dari penataran Strata II yang berkaitan dengan: “Pertimbangan
aspek Sosial, Budaya, Psikolog, Politik serta Perencanaan yang Berkelanjutan (Sustainable) dan
Hijau (Green Design) didalam Perencanaan Arsitektur”.

Sasaran dari Penataran Strata III ini adalah agar setelah mengikuti penataran peserta mampu:
a. Memahami betapa pentingnya aspek Sosial, Budaya, Psikolog, Politik serta Perencanaan
yang Berkelanjutan (Sustainable) dan Hijau (Green Design) masa kini dan masa datang.
b. Memahami unsur-unsur Sosial, Budaya, Psikolog, Politik serta Perencanaan yang
Berkelanjutan (Sustainable) dan Hijau (Green Design) yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan arsitektur dan lingkungan.
c. Mengantisipasi berbagai hambatan atau masalah yang akan timbul berkaitan dengan
masalah Sosial, Budaya, Psikolog, Politik serta Perencanaan yang Berkelanjutan (Sustainable)
dan Hijau (Green Design) dalam mewujudkan gagasan perencanaan arsitektur.
d. Menginfetarisasi berbagai peluang-peluang yang berkaitan dengan masalah Sosial, Budaya,
Psikolog, Politik serta Perencanaan yang Berkelanjutan (Sustainable) dan Hijau (Green
Design) yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kreatifitas perancangan arsitektur
dan lingkungan.

2. Peserta Penataran Strata III


a. Persyaratan Peserta.
1) Anggota IAI yang aktif terdaftar.
2) Telah mengikuti Penataran Strata I dan Strata II.
b. Jumlah Peserta.
1) Maksimum 50 orang.
2) Dalam keadaan jumlah peserta kurang dari 50 orang dimungkinkan untuk mengundang
peserta IAI dari daerah lain.

3. Penatar dan Pemandu Strata III


a. Penatar
- Adalah ahli atau yang berkompeten dalam bidang Sosial, Budaya, Psikolog, Politik serta
Perencanaan yang Berkelanjutan (Sustainable) dan Hijau (Green Design) yang memahami
berkaitan dengan perencanaan arsitektur.
- Bersedia memberikan ceramah dan tanya jawab serta memberikan latihan pemecahan
masalah.
- Berpenampilan menarik dan motivatif.

b. Pemandu
- Adalah pengurus IAI atau seseorang yang memenuhi tentang maksud dan tujuan
penataran Strata III.
- Bertanggung jawab atas proses berjalannya penyampaian materi penataran.
- Mendampingi Penatar sebagai moderator untuk menghidupkan suasana.
Pemandu dapat dibantu oleh beberapa asisten pemandu yang bertugas membantu
memperlancar proses penyampaian materi.

4. Materi penataran Strata III


Materi “Pertimbangan Aspek Sosial, Budaya, Psikolog, Politik serta Perencanaan yang
Berkelanjutan (Sustainable) dan Hijau (Green Design) dalam Perancangan Arsitektur”, yang
dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Pentingnya pemahaman masalah Sosial, Budaya, Psikolog, Politik serta Perencanaan yang
Berkelanjutan (Sustainable) dan Hijau (Green Design) masa kini dan masa datang.
b. Ruang Lingkup masalah Sosial, Budaya, Psikolog, Politik serta Perencanaan yang
Berkelanjutan (Sustainable) dan Hijau (Green Design) yang sangat perlu diperhatikan oleh
arsitek dalam merencanakan bangunan dan lingkungan.
c. Permasalahan perencanaan arsitektur dan lingkungan yang kurang memperhatikan faktor
Sosial, Budaya, Psikolog, Politik serta Perencanaan yang Berkelanjutan (Sustainable) dan
Hijau (Green Design).
d. Perencanaan arsitektur dan lingkungan yang berwawasan Sosial, Budaya, Psikolog, Politik
serta Perencanaan yang Berkelanjutan (Sustainable) dan Hijau (Green Design).

5. Rancangan Proses Penyampaian Materi Strata III


Agar peserta dapat termotivasi dalam mengikuti penataran perlu merancang proses
penyampaian materi sebagai berikut :

1) Eksplorasi pengetahuan.
Dengan mendiskusikan soal yang berkaitan dengan ketajaman seorang arsitek dalam
merancang berhubungan dengan masalah psikologi.
Dilakukan dengan cara kelompok dengan 5 – 6 orang, kemudian didiskusikan dengan
kelompok lain dibimbing pemandu.
- Alokasi waktu 90 menit.

2) * Ceramah tentang hal yang berkaitan dengan psikologi dan arsitektur.


* Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan berkaitan dengan psikologi.
* Psikologi lingkungan.

3) Diskusi kelompok menyangkut perencanaan berkaitan dengan masalah Sosial, Budaya dan
Politik untuk mengetahui jumlah mana aspek Sosial, Budaya dan Politik dipertimbangkan
oleh seorang arsitek dalam perencanaan arsitektur.
- Alokasi waktu 90 menit.

4) Ceramah tentang hal yang berkaitan dengan materi Perencanaan Arsitektur yang
Berkelanjutan (Sustainable) dan Hijau (Green Design).
- Alokasi waktu 90 menit.

5) Diskusi tanya jawab.


- Alokasi waktu 75 menit.
PENATARAN STRATA IV
1. Pengantar
Penataran Strata IV merupakan kelanjutan penataran sebelumnya, dimana setelah peserta
memahami pertanahan, Ketata Kotaan dan Peraturan yang berkaitan dengan Pembangunan
dan perizinan dari Pemerintah Daerah, serta perkembangan aspek Sosial, Budaya, Psikologi
Politik serta Perencanaan yang Berkelanjutan (Sustainable) dan Hijau (Green Design). Penataran
Strata IV adalah menyangkut : Masukan-masukan Pemberi Tugas dan Penyandang Dana, apa
yang diharapkan, diinginkan dan tujuan utamanya.

Materi :
Sasaran yang diharapkan dalam penataran Strata IV ini adalah, agar setelah mengikuti
penataran mampu :
a. Memahami kehendak, harapan, tujuan Pemberi Tugas dan Penyandang Dana masa kini dan
masa datang.
b. Memahami kekurangan-kekurangan dalam pelayanan jasa perencanaan dalam upaya
mewujudkan kepuasan Pemberi Tugas dan Penyandang Dana tanpa meninggalkan etika
profesi.
c. Untuk lebih berkembang dalam memberikan pelayanan jasa perencanaan memasuki era
global.

2. Peserta Strata IV
a. Persyaratan Peserta
1) Anggota IAI yang aktif terdaftar.
2) Telah mengikuti penataran Strata I, II, III.

b. Jumlah peserta
1) Jumlah Peserta adalah maksimal 50 0rang.
2) Jika jumlah peserta kurang dari 50 orang dimungkinkan untuk mengundang peserta IAI
dari luar daerah.

3. Penatar dan Pemandu Strata IV


a. Pemandu
 Adalah pengurus IAI atau seseorang yang memahami tentang maksud dan tujuan
penataran Strata IV.
 Bertanggung jawab atas proses berjalannya penyampaian materi penataran.
 Memahami materi penataran.
 Mendampingi penatar sebagai moderator untuk mengembangkan pemahaman.

Pemandu dapat dibantu oleh beberapa asisten pemandu yang bertugas membantu
lancarnya penyampaian materi penataran.
b. Penatar.
Adalah unsur-unsur dari berbagai macam Pemberi Tugas dan Penyandang Dana baik dari
wakil masyarakat pengguna jasa, perorangan, kontraktor, pengembang, penyandang dana
dan perbankan.
Mempunyai sikap yang terbuka, bersedia memberikan masukan-masukan untuk kemajuan
profesi arsitek.

4. Materi Penataran Strata IV


Sesuai sasaran yang diharapkan, maka materi Strata IV disusun sebagai berikut:

a. Pandangan, harapan, tujuan masyarakat terhadap pelayanan Jasa Arsitek/Perencana.


b. Pandangan, harapan, tujuan kontraktor terhadap pelayanan Jasa Arsitek/Perencana.
c. Pandangan, harapan, tujuan Perusahaan Pengembang terhadap pelayanan Jasa
Arsitek/Perencana.
d. Pandangan, harapan, tujuan Pihak Penyandang Dana atau perbankan terhadap pelayanan
Jasa Arsitek/Perencana.

5. Rancangan Proses Penyampaian Materi Strata IV


Penataran bersifat penyampaian pengetahuan, pemahaman serta perubahan sikap bagi arsitek
dengan pengembangan diskusi tanya jawab.
- Alokasi waktu 465 menit (7,45 jam)

6. Review Peserta
Seperti penataran sebelumnya.
- Alokasi waktu 15 menit.
PENATARAN STRATA V

1. Pengantar
Penataran keprofesian Strata V merupakan tindak lanjut pemberian pengetahuan dan
pemahaman bagi seorang perencana arsitektur dalam mengelola suatu perencanaan proyek,
agar dapat mewujudkan suatu rancangan yang terintegrasi dan tersinkronisasi, sehingga proyek
yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan seminim mungkin terdapat kekurangan,
hambatan maupun kesalahan. Adapun pengetahuan dan pemahaman yang diberikan pada
Strata V ini mencakup:

a. Peran Arsitek sebagai Koordinator perencanaan dan perancangan.


Memberi pengetahuan dan pemahaman bagi arsitek yang akan berperan sebagai
koordinator perencanaan multi disiplin yang berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu
perencanaan lainnya, antara lain : Struktur, Mekanikal, Elektrikal, Elektronika, Interior,
Lansekap dan Quantity Surveyor yang mempunyai kaitan sangat erat satu sama lainnya.

b. Pemahaman arsitek terhadap:


1) Lingkup tugas perencanaan Struktur.
2) Lingkup tugas perencanaan Mekanikal.
3) Lingkup tugas perencanaan Elektrikal.
4) Lingkup tugas perencanaan Elektronika.
5) Lingkup tugas perencanaan Interior.
6) Lingkup tugas perencanaan Lansekap.
7) Quantity Surveyor.
8) Dll.

Sasaran dari penataran Strata V ini agar setelah mengikuti penataran peserta diharapkan mampu
untuk:

a. Memahami kedudukan dan peranan arsitek sebagai koordinator, maupun pengendali


perancangan arsitektur yang memerlukan dukungan multi disiplin perencanaan yang
lainnya.
1) Menyadari bahwa perencanaan arsitektur yang memerlukan dukungan perencanaan
multi disiplin, tidak dapat membuahkan hasil yang baik apabila tidak didukung usaha
koordinasi.
2) Perencanaan arsitektur perlu mempertimbangkan batasan-batasan serta kemajuan-
kemajuan teknologi yang berkembang pada masing-masing disiplin perencanaan guna
mendapatkan suatu perencanaan yang sesuai fungsi, namun juga efisien dan efektif.
3) Memahami step-step atau langkah-langkah koordinasi mulai dari pemrograman, pra
rancangan sampai pengembangan perancangan dalam suatu program multi disiplin.

b. Mengetahui sejauh mana, seorang arsitek dituntut untuk menguasai pengetahuan serta
ketrampilan secara kreatif sebagai koordinator multi disiplin dalam suatu perencanaan
proyek.
c. Mengetahui dan memahami, ruang lingkup tugas danperan serta dukungan yang diperlukan
disiplin perencanaan Struktur berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Arsitektur,
baik yang langsung berhubungan dengan teknik kearsitekturan maupun yang berkaitan
dengan Mekanikal, Elektrikal dan Interior.

d. Mengetahui dan memahami ruang lingkup tugas dan peran serta dukungan yang diperlukan
dari disiplin perencanaan Mekanikal yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan
Arsitektur baik yang langsung berhubungan dengan teknik kearstitekturan maupun yang
berkaitan dengan Struktur, Elektrikal, Interior dan disiplin ilmu lainnya.

e. Mengetahui dan memahami ruang linkgup, tugas dan peran serta dukungan yang diperlukan
dari disiplin perencanaan Elektrikal dan Elektronika yang berkaitan dengan perancangan
Arsitektur baik yang langsung berhubungan dengan teknik-teknik kearsitekturan maupun
yang berkaitan dengan disiplin lainnya.

f. Mengetahui dan memahami ruang lingkup,tugas dan peran serta disiplin perencanaan
Interior yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan Arsitektur dalam upaya
memaksimumkan perubahan interior.

g. Mengetahui dan memahami, sejauh mana peran serta dukungan perencanaan Lansekap
dalam upaya menungkatkan penampilan karya Arsitektur secara optimal.

2. Peserta Strata V
a. Persyaratan peserta.
Anggota IAI aktif terdaftar.

b. Jumlah peserta.
1) Maksimum 50 orang.
2) Dalam hal keadaan jumlah peserta kurang, dimungkinkan untuk mengundang peserta IAI
dari luar daerah penyelenggara.

3. Penatar dan Pemandu Strata V


a. Penatar
Penatar terdiri dari seorang arsitek yang mendalami dan pengalaman dalam koordinasi
proyek perencanaan multi disiplin, ahli struktur yang pengalaman dalam kerjasama multi
disiplin, perencanaan ahli mekanikal yang berpengalaman dalam kerjasama perencanaan
multi disiplin.
Penatar dapat diusulkan melalui asosiasi profesinya masing-masing yang berada didaerah.

b. Pemandu
Adalah pengurus IAI atau seseorang yang memahami maksud dan tujuan penataran, serta
menguasai materi penataran.
Bertanggung jawab atas kelancaran penyampaian materi penataran. Dan mendampingi
penatar serta berfungsi sebagai pengaktif suasana penataran sesuai rancangan proses
penataran.
Pemandu dapat dibantu oleh beberapa asisten pemandu yang bertugas menyiapkan materi
penataran termasuk membantu dalam proses berjalannya diskusi.

4. Materi Penataran Strata V


Sesuai sasaran yang diharapkan, maka materi Strata V disusun sebagai berikut:
a. Peran dan fungsi arsitek sebagai koordinator proyek perencanaan multi disiplin.
b. Unsur-unsur yang perlu dikuasai arsitek sebagai koordinator perencanaan multi disiplin.
c. Langkah-langkah koordinasi yang dilakukan dalam proses pembuatan program, pra
rancangan serta pengembangan rancangan arsitektur berkaitan dengan disiplin perencanaan
lainnya.
d. Kendala dan permasalahan yang timbul dalam koordinasi perencanaan.
e. Peranan dan dukungan perencanaan Struktur dalam perencanaan Arsitektur, serta kendala
yang dihadapi dalam mendukung perencanaan Arsitektur dan Interior.
f. Peranan dan dukungan perencanaan Mekanikal dalam perencanaan Arsitektur, serta
kendala yang dihadapi dalam mendukung perencanaan Arsitektur dan Interior.
g. Peranan dan dukungan perencanaan Elektrikal dan Elektronika dalam perencanaan
Arsitektur, serta kendalanya.
h. Peranan dan dukungan perencanaan Interior dalam upaya memfungsikan kegiatan yang
merupakan bagian dalam perencanaan Arsitektur.
i. Peranan dan dukungan perencanaan Lansekap dalam upaya mendukung optimasi
perencanaan Arsitektur bangunan.
j. Peranan fungsi Quantity Surveyor dalam perencanaan multi disiplin.

5. Rancangan Proses Penyampaian Materi Strata V


Mengingat penataran Strata V merupakan penataran yang sangat penting bagi praktek
keprofesian Arsitek, maka proses penataran dirancangan sebagai berikut:
1) Eksplorasi pengetahuan dasar sebagai koordinator.
Peserta diberikan kesempatan untuk mendiskusikan suatu permasalahan yang berpangkal
tolak dari keberhasilan atau kegagalan suatu perencanaan multi disiplin akibat dari kualitas
kemampuan seorang koordinator perencanaan proyek. Peserta diharapkan dapat
menemukan:
a) Peran dan fungsi koordinator perencanaan multi disiplin.
b) Unsur-unsur yang perlu dikuasai sebagai seorang koordinator perencanaan.
c) Langkah-langkah kordinasi yang dilakukan dalam proses pembuatan program, pra
rancangan serta pengembangan rancangan, berkaitan denga multi disiplin perencanaan.
d) Kendala dan permasalahan akibat kurangnya koordinasi dalam perencanaan.
e) Kesadaran pentingnya peranan arsitek dalam pelaksanaan mengkoordinasikan
perencanaan multi disiplin.

Diskusi dilakukan oleh 5 – 6 peserta setiap kelompok, kemudian dipresentasikan dan


ditabulasikan hasilnya.
Diskusi dipimpin oleh pemandu, sedangkan penatar memperhatikan hasil diskusi yang
berlangsung, baik penatar ahli dibidang Arsitektur, Struktur, Mekanikal, Elektrikal dan lain-
lain.
 Diskusi kelompok alokasi 30 menit
 Diskusi kelas alokasi 30 menit

2) Penjelasan Penatar Arsitek.


Penjelasan diawali dari materi diskusi yang telah berjalan dilanjutkan dengan Penjelasan-
penjelasan:
a) Peran dan fungsi koordinator perencanaan multi disiplin.
b) Unsur-unsur yang perlu dikuasai sebagai seorang koordinator perencanaan multi
disiplin.
c) Langkah-langkah aatau strategi dalam pelaksanaan koordinasi perencanaan mulai dari
programming, pra rancangan dan pengembangan perencanaan.
d) Mengungkap kendala dan permasalahan yang timbul serta dampaknya akibat
kurangnya koordinasi, serta menghapus budaya klasik, bahwa perencanaan selalu
mempunyai kekurangan, dikaitkan dengan kompetisi budaya global.
e) Pemberian kesadaran pentingnya penguasaan pengetahuan koordinasi baik untuk
kepentingan perencanaan multi disiplin maupun dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan.
 Alokasi penjelasan peran dan fungsi koordinator perencanaan 30 menit.
 Diteruskan tanya jawab 30 menit.

3) Peranan dan dukungan perencanaan Struktur dalam perencanaan Arsitektur.


a. Peranan Struktur dalam mengimplementasi gagasan arsitek dalam perencanaan
Arsitektur.
b. Batasan-batasan Struktur yang perlu dipahami oleh arsitek sebagai koordinasi
perencanaan.
c. Permasalahan perencanaan Struktur dalam mendukung perwujudan perencanaan
Arsitektur.
d. Langkah-langkah proses perencanaan Struktur dikaitkan dengan proses perencanaan
Arsitektur.

Alokasi : 30 menit.

4) Peranan dan dukungan perencanaan Mekanikal dalam perencanaan Arsitektur.


a) Peranan Mekanikal dalam pengoperasian gedung sebagai hasil perencanaan Arsitektur.
b) Batasan-batasan Mekanikal yang perlu dipahami oleh arsitek sebagai koordinator
maupun sebagai perencana.
c) Permasalahan perencanaan Mekanikal dalam praktek dalam mendukung perwujudan
perencanaan Arsitektur.
d) Langkah-langkah proses perencanaan Mekanikal dikaitkan dengan proses perencanaan
Arsitektur.

Alokasi waktu: 30 menit.

5) Peranan dan dukungan perencanaan Elektrikal dan Elektronika dalam perencanaan


Arsitektur.
a) Peranan Elektrikal dan Elektronika dalam pengoperasian gedung/bangunan sebagai
hasil perencanaan Arsitektur.
b) Batasan-batasan Elektrikal dan Elektronika yang perlu dipahami oleh arsitek sebagai
koordinasi maupun sebagai perencana.
c) Permasalahan perencanaan Elektrikal dan Elektronika dalam praktek yang berkaitan
mendukung perencanaan Arsitektur.
d) Step dan langkah proses perencanaan Elektrikal dan Elektronika dikaitkan dengan
perencanaan Arsitektur.

6) Peranan dan dukungan perencanaan Quantity Surveyor (QS) dalam perencanaan Arsitektur.
a) Peranan Quantity Surveyor dalam perencanaan Arsitektur.
b) Permasalhan yang sering dihadapi Quantity Surveyor dalam mendukung perencanaan
Arsitektur.
c) Langkah tugas Quantity dan Surveyor dalam mendukung proses perencanaan arsitektur.

7) Peranan Interior dalam perencanaan Arsitektur.


a) Peranan Interior dalam perencanaan Arsitektur.
b) Permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan Interior berkaitan dengan
perencanaan Arsitektur.
c) Sinkronisasi proses perencanaan Interior dengan proses perencanaan Arsitektur.

Alokasi waktu: 30 menit.

8) Peranan perencanaan Lansekap dalam perencanaan Arsitektur.


a) Peranan perencanaan Lansekap dalam perencanaan Arsitektur.
b) Sinkronisasi perencanaan Lansekap dalam proses perencanaan Arsitektur.

Tanya jawab multi disiplin, Struktur, Mekanikal, Elektrikal, Elektronika, Interior,


Lansekap, Quantity Surveyor, dll.

Alokasi waktu: 90 menit.

9) Diskusi aplikasi koordinasi perencanaan multi disiplin mendiskusikan soal berkaitan dengan
strategi pengkoordinasian suatu proyek perancangan multi disiplin agar dapat membuahkan
hasil rancangan yang terinterigasi dan berdaya guna secara maksimal.

Metode : Diskusi kelompok : 45 menit.


Diskusi kelas : 30 menit.

6. Review Peserta
Review tiap peserta dengan mengisi form:
Alokasi waktu : 15 menit.
PENATARAN STRATA VI

1. Pengantar
Penataran Strata VI merupakan tahap akhir dari penataran keprofesian yang berjenjang.
Penataran ini merupakan pemberian pengetahuan dan pemahaman dalam mengelola Biro
Arsitek.
Bila dilihat dari proses penataran sebelumnya; Strata I s/d Strata III:

 Strata I s/d III : Merupakan penyamaan dasar pengetahuan yang standart bagi semua
arsitek yang akan melaksanakan praktek, meliputi :
1. Pertanahan dan Ketata Kotaan secara Nasional.
2. Peraturan pembangunan dan perizinan secara Nasional.
3. Kaitan masalah Sosial, Budaya, Psikologi, Politik serta Perencanaan yang Berkelanjutan
(Sustainable) dan Hijau (Green Design) sebagai pertimbangan perencanaan Arsitektur dan
Lingkungan.

 Strata IV : Setelah mengetahui pengetahuan dasar yang standart pada Strata I s/d III, maka
seorang arsitek sangat perlu mengetahui keluhan dari pelanggan pasar, agar dapat
mengetahui kekurangan dan kelebihannya, serta yang terpenting mengetahui kehendak
pelanggan pasar yang sangat bervariasi, sehingga dikemudian hari dapat mengikuti kondisi
pasar dengan tidak meninggalkan etika profesi.

 Strata V : Berkaitan dengan Strata IV, salah satu kemampuan arsitek yang harus dimiliki
adalah mampu menjadi koordinator yang baik dalam perencanaan yang melibatkan multi
disiplin, agar pelanggan atau pemberi tugas mendapatkan kepuasan.

Selanjutnya dalam upaya itu semua, suatu Biro Arsitek agar dapat terus bertahan dan
berkembang memimpin persaingan pasar, akan sangat memerlukan arsitek yang berwawasan
serta memiliki pengetahuan tentang manajemen sebuah biro arsitek yang berkualitas tinggi.

Oleh karena itu Strata VI dirancang agar para arsitek mendapatkan bekal pengetahuan yang
bermanfaat agar dapat mengelola BIro Arsiteknya sehingga mampu menghadapi persaingan
pasar global.

Dalam penataran Strata VI ini sasaran yang ingin dicapai setelah mengikuti penataran adalah:
a. Peserta mampu menerapkan strategi manajemen dalam proses perencanaan.
b. Peserta mampu menerapkan strategi manajemen baru dalam upaya memenangkan
persaingan pasar global.
c. Peserta mampu menerapkan bagaimana strategi proses, dengan mengutamakan proses
control kualitas.
d. Peserta mampu menerapkan bagaimana strategi manajemen pengawasan yang baik didalam
pelaksanaan suatu pembangunan yang dijalankan.
2. Peserta Strata VI
a. Persyaratan peserta.
1) Anggota IAI aktif terdaftar.
2) Telah mengikuti penataran dari Strata I s/d Strata V.

b. Jumlah peserta.
1) Seperti Strata sebelumnya, Maksimum 50 peserta.
2) Bila dalam keadaan jumlah peserta kurang dari 50 orang dimungkinkan untuk
mengundang peserta IAI diluar daerah penyelenggara yang berdekatan.

3. Penatar dan Pemandu Strata VI


a. Penatar.
Penatar dalam Strata ini adalah seorang yang betul-betul mempunyai pengalaman dalam
manajemen biro arsitek minimal berskala Nasional.
Disamping memberikan ceramah dan tanya jawab, bersedia pula memberikan latihan-
latihan yang menyangkut strategi manajemen biro arsitek.

b. Pemandu.
Pemandu adalah Pengurus IAI daerah penyelenggara yang mempunyai kualifikasi
profesional yang mampu memahami akan tujuan yang ingin dicapai dalam penataran Strata
VI.
Bertanggung jawab atas kelancaran penyampaian materi penataran.
Mendampingi penatar berfungsi untuk mengaktifkan dan menyadarkan peserta akan
pentingnya materi yang disampaikan oleh penatar.
Pemandu mengikuti purna waktu penataran yang telah ditetapkan.
Dalam upaya keberhasilan penataran ini pemandu dapat dibantu asisten pemandu yang
kreatif.

4. Materi Penataran Strata VI


1) Eksplorasi pengetahuan tentang manajemen biro arsitek berupa diskusi kelompok yang
dilanjutkan dengan diskusi kelas untuk mengetahui pemahaman peserta tentang
manajemen biro arsitek.
2) Pemberian gambaran peluang pekerjaan bagi biro arsitek berkaitan dengan kebijaksanaan
pembangunan serta di Indonesia dimasa datang dikaitkan dengan keikut sertaan Indonesia
dalam forum AFTA 2003, APEC, WTO.
3) Gambaran manajemen biro arsitek di Indonesia, baik yang berada di kota besar, maupun
daerah, potensi maupun kendala yang ada.
4) Gambaran manajemen biro arswitek dari luar negeri yang masuk di Indonesia akibat telah
mulai dibukanya kesepakatan AFTA 2003, APEC, WTO.
5) Bagaimana strategi manajemen yang perlu dilakukan bagi biro-biro arsitek agar dapat
bertahap dan berkembang dimasa datang dalam era AFTA 2003, APEC, WTO.
6) Bagaimana strategi manajemen kontrol dilakukan dalam pengendalian pekerjaan
perencanaan dan perancangan.
7) Bagaimana strategi manajemen pengawasan pelaksanaan pembangunan dijalankan agar
menghasilkan produk yang sesuai dengan hasil perencanaan.
5. Rancangan Proses Penyampaian Materi Strata VI
Agar penataran Strata VI membuahkan hasil yang diharapkan maka penataran dirancang
dengan metode proses pemahaman yaitu :

a. Pemahaman manajemen biro arsitek :


1) Eksplorasi pengetahuan dan pemahaman peserta berkaitan dengan manajemen biro
arsitek, dengan jalan mendiskusikan secara kelompok dan mempresentasikan didepan
kelas, mengenai pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu kasus manajemen biro
arsitek.

Alokasi waktu : Diskusi kelompok 45 menit.


Diskusi kelas 45 menit.

Hasil diskusi dirangkum untuk menunjukkan gambaran kemampuan awal terhadap


masalah manajemen biro arsitek yang dipunyai para peserta.

2) Penjelasan penataran manajemen biro arsitek.


Berawal dari evaluasi hasil diskusi para peserta , penatar diharapkan dapat:
a) Menjelaskan dan mambuka wawasan bagi peserta , sejauh mana besarnya peluang
yang ada berkaitan dengan Industri Jasa Arsitek dalam era pembangunan Nasional,
maupun era global.
b) Memberikan gambaran keadaan masa kini kondisi manajemen biro arsitek, baik yang
berada di Ibukota maupun di Daerah yang menyangkut potensi dan kendala.
c) Memberikan gambaran keadaan masa kini masuknya biro arsitek luar negeri karena
keunggulan manajemen yang dilakukan.
d) Memberikan gambaran manajemen biro arsitek yang dapat bertahan dan
berkembang untuk masa datang.
e) Strategi manajemen biro arsitek yang perlu dilakukan untuk memenangkan
persaingan lokal dan global.
Alokasi waktu penyelesaian : 90 menit.
f) Tanya jawab:
Alokasi waktu : 60 menit.

b. Manajemen kontrol dalam pengendalian pekerjaan perencanaan dan perancangan.


Alokasi ceramah : 60 menit.
Tanya jawab : 30 menit.

c. Strategi manajemen pengawasan pelaksanaan pembangunan :


1) Diskusi soal tentang strategi manajemen pengawasan pelaksanaan pembangunan.
Alokasi waktu diskusi kelompok : 30 menit.
Alokasi waktu diskusi kelas : 30 menit.
Dengan tujuan untuk membuka dan mengukur pengetahuan bagi peserta menyangkut
strategi manajemen pengawasan.
2) Penjelasan penatar tentang strategi manajemen pengawasan yang perlu dilakukan
dalam pelaksanaan pembangunan dilanjutkan dengan tanya jawab.
Alokasi waktu : 75 menit.

6. Review Peserta
Mengisi form isian yang telah disiapkan.
Alokasi waktu : 15 menit.
MATRIKS PERSYARATAN ARSITEK PROFESIONAL MENGIKUTI PROGRAM PENATARAN

Muda Madya Utama


2 Strata 4 Strata Strata
STRATA 1
1. Pertanahan Nasional (Daerah)
Wajib Wajib Wajib
2. Ketatakotaan

STRATA 2
1. Peraturan Nasional (Daerah)
2. Perijinan Wajib Wajib Wajib
3. Pelaksanaan Pembangunan

STRATA 3
1. Perancangan Berwawasan Sosial, Budaya,
Psikologi dan Politik. Tambahan Wajib Wajib
2. Sustainable, Green Design

STRATA 4
1. Hubungan dengan pengguna jasa Tambahan Tambahan Wajib
2. Kontrak

STRATA 5
1. Koordinasi Perancangan
Tambahan Wajib Wajib
2. Proyek Multidisiplin

STRATA 6
1. Pengelolaan Biro Arsitek
Tambahan Tambahan Wajib
2. Badan atau Perseorangan

DIAGRAM ALUR PENATARAN

Usulan Pentahapan/Sequence

STRATA 1
Penyamaan Pengetahuan Dasar/Standar
STRATA 2

STRATA 3 Pengetahuan Dasar/Standar

STRATA 4 Evaluasi Terhadap Kualitas Layanan Jasa Arsitek

STRATA 5 Kemampuan Koordinasi Perancangan

Pengetahuan Tentang Biro Arsitek


STRATA 6
Badan maupun Perseorangan
DAFTAR ISI

Penataran Strata I …………………………………………………………………………. 1


Penataran Strata II …………………………………………………………………………. 4
Penataran Strata III …………………………………………………………………………. 7
Penataran Strata IV …………………………………………………………………………. 9
Penataran Strata V ……….................................................................... 11
Penataran Strata VI …………………………………………………………………………. 16
Lampiran …………………………………………………………………………. 20

Anda mungkin juga menyukai