A. SPESIFIKASI UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Fisik bangunan
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN GEDUNG
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Pasangan & Plasteran
Pekerjaan Atap
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Sanitasi
Pekerjaan Mekanik Elektrikal
Pekerjaan Kusen,Pintu,Jendela dan Ventilasi
Pekerjaan Pengecatan
C. PEKERJAAN LAPANGAN
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Lain-Lain
D. PEKERJAAN FINISHING
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
1) Pepres No. 54 tahun 2010 beserta
lampiran-lampiran dan Juknisnya.
2) Peraturan-peraturan umum mengenai
pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene voor warden voor
de uitvoering bij aanneming van openbare werkwn (AV) 1941.
3) Surat edaran bersama Bappenas dan
Dirjen Anggaran No. 351/D.VI/01/1997 SE – 39/A/21/1997 Tanggal 20
Januari 1997.
SPESIFIKASI TEKNIS 1
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai mana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka kontraktor wajib mengikuti
ketentuan peraturan – peraturan yang disebutkan diatas.
SPESIFIKASI TEKNIS 2
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
B. SPESIFIKASI TEKNIS
3. PEKERJAAN PERSIAPAN
SPESIFIKASI TEKNIS 3
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
4. Pemasangan Bouwplank
Tiang bouwplank harus terpasang kuat, papan diketam halus dan
lurus pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan
sudut – sudutnya harus siku.
Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,
Gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu :
a) Galian Tanah Pondasi.
b) Urugan Kembali bekas Galian
c) Urugan Pasir bawah Pondasi
d) Urugan Tanah Bawah Lantai Bangunan
e) Urugan Pasir Bawah Lantai Bangunan
Persyaratan Bahan
a) Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian
pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang
kualitas baik.
b) Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan
akar-akar kayu, serta sampah lainnya.
Pedoman Pelaksanaan
a) Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam
gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa – pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka kontraktor
secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang
berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan
pekerjaan galian tersebut.
b) Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka
kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
Galian – galian untuk septicktank, saluran air hujan, saluran air kotor, dan
air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar
kerja dan gambar detail. Untuk kondisi tanah yang mudah longsor
kontraktor harus memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat.
Turap didalam bangunan dibongkar setelah pondasi selesai.
SPESIFIKASI TEKNIS 4
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
5. PEKERJAAN PONDASI
Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan yaitu :
1) Aanstamping Batu Kosong
2) Pondasi pasangan batu kali/ batu belah
3) Pondasi tapak beton bertulang
Persyaratan Bahan
1) Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang
memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang. Campuran
yang digunakan sesuai dengan mutu yang telah ditentukan.
2) Pondasi batu belah dengan menggunakan adukan yang telah
disyaratkan, bagian bawah pondasi dibuat aanstamping dari batu belah kosong
yang dipasang berdiri rapat, setebal 15 cm dengan tidak terdapat batu-batu
bertumpuk.
Pedoman Pelaksanaan
SPESIFIKASI TEKNIS 5
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
Lingkup Pekerjaan
Bahan
Semen
a. Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972
dan memenuhi S – 400 menurut standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI8 tahun 1972).
b. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
SPESIFIKASI TEKNIS 6
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, Lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.
Kerikil
a. Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang diisyaratkan
dalam SK SNI T-15.1919.03.
b. Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua
jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.
Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan – bahan organis atau bahan – bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm²).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak,
karat lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
SPESIFIKASI TEKNIS 7
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan
batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar
rencana dan uraian pekerjaan.
Mutu beton
Pedoman Pelaksanaan :
1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.
2. Pemborong wajib melaporkan secatra tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
a. Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan – bahan.
b. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yang sudah dicor dan beton yang akan di cor, dan nilai slump untuk
berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03.
4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan – papan berkaki yang tidak membebani tulangan.
Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya
harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan
dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat prosese
pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan
dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 M.
SPESIFIKASI TEKNIS 8
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut :
a. Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup
beton.
b. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan
dalam pasal beton bertulang.
SPESIFIKASI TEKNIS 9
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
8. PEKERJAAN ATAP
Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan yaitu :
- Tiang Kuda-kuda Baja WF 300x150x6,5x9
- Rangka Kuda-kuda Pipa Besi Ø2,5" tebal 3,6 mm (Dilas)
- Rangka Kuda-kuda Pipa Besi Ø1,5" tebal 3,2 mm (Dilas)
- Rangka Kuda-kuda Pipa Besi Ø2" tebal 3,2 mm (Dilas)
- Rangka Kuda-kuda Pipa Besi Ø1" tebal 3,2 mm (Dilas)
- Gording Baja CNP 100x50x20
- Baut Gording Ø6 mm
- Trekstang Ø10 mm
- Penutup Atap Onduline Tebal 0,3 mm
- Plat Buhul Tapak Kuda-kuda T: 10 mm (Dilas)
- Baut Ø16 mm Ikatan Rangka Kuda-kuda
- Baut Angkur Ø20 mm Ikatan Tapak Kuda-kuda
Bahan-Bahan
1. Spesifikasi Bahan
- Penutup Atap: Onduline Tebal 0,3 mm
- Ukuran : Sesuai dengan gambar
- Kuda-kuda : Baja(sesuai dengan gambar)
- Gording : Baja(sesuai dengan gambar), semua material untuk
konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru
dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBI-1983).
SPESIFIKASI TEKNIS 10
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
Pengujian Material
Syarat-Syarat Pelaksanaan
SPESIFIKASI TEKNIS 11
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
2. Fabrikasi
a. Pelaksana harus memberikan Manual Prosedur Fabrikasi termasuk
prosedur quality control kepada pengawas.
b. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan
oleh tukang-tukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-
mandor yang ahli dalam konstruksi baja.
c. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan
rapi, dan pemotongan besi harus dilakukan dengan blender dan
bagian tepi di gerinda hingga halus dan bebas dari bekas-bekas
kotoran. Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak
diperbolehkan.
4. Baut Penyambung
a. Mutu baut penyambung adalah HTB A.325 dengan tegangan tarik
putus minimum 133 Psi, tegangan tarik ijin 44 Psi dan tegangan geser
ijin 17,5 Psi. Baut penyambung harus berkualitas baik dan
baru,diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan.
b. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada
kedua sisinya. Mutu plat ring sesuai dengan mutu baut.
c. Mutu baut hitam dan angkur adalah ST.37 (Fe 360)
d. Pengawas berhak untuk meminta Pelaksana melakukan test baut
pada laboratorium yang disetujui oleh pengawas, sebelum Pelaksana
memesan baut yang dipakai.
e. Jumlah baut yang dites untuk masing-masing baut adalah 3 buah.
Walaupun tes baut tersebut memenuhi syarat, pengawas berhak
untuk meminta diadakan tes baut lainnya dengan jumlah 1 baut dari
setiap 250 baut yang digunnakan. Biaya pengetasan baut tersebut
ditanggung oleh Pelaksana.
f. Posisi lubang-lubang baut benar-benar tepat dan sesuai dengan
diameternya. Pelaksana tidak boleh merubah atau membuat lubang
baru di lapangan tanpa seijin pengawas.
g. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang
tipis (maksimum 10 cm) boleh digunakan mesin pons. Pembuatan
SPESIFIKASI TEKNIS 12
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
SPESIFIKASI TEKNIS 13
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
1. Semua rangka atap, gording, trekstang dan ikatan angin sebelum ditutup
atap terlebih dahulu harus dicat zinchromate dan cat finish seluruhnya.
2. Penutup atap menggunakan bahan Penutup Atap Onduline Tebal 0,3
mm. Nok, capping dan flashsing hari bahan yang sama dari satu pabrik.
3. Pemasangan dan penyelesaian detail-detail penutup atap Onduline
sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan pabriknya.
9. PEKERJAAN LANTAI
SPESIFIKASI TEKNIS 14
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Instalasi air adalah :
a. Instalasi air bersih.
b. Instalasi air kotor (KM/WC).
c. Septic tank + resapan
Air pipa Instalasi air sedapat mungkin jangan kelihatan baik dari dalam maupun
dari luar bangunan (Apabila tidak dijelaskan dalam gambar).
Tata Cara Kerja Pelaksanaan
- Tentukan terlebih dahulu tempat pemasangan pipa air buangan, air kotor,
air hujan dan air bersih serta berikan tenda.
SPESIFIKASI TEKNIS 15
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
11.2.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonite kualitas baik
SPESIFIKASI TEKNIS 16
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
Lampu TL :
Body dari plat besi. Tebal minimum 0,9 mm, dicat putih didepan,
abu-abu dibelakang.
SPESIFIKASI TEKNIS 17
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
Sekering BOX
Main panel terdapat pada panel pertama menerima daya
dari gardu induk PLN ataupun genset.
11.3. Penggunaan
11.3.4. Grounding
SPESIFIKASI TEKNIS 18
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
SPESIFIKASI TEKNIS 19
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
Daun pintu/ jendela dan ventilasi terbuat dari aluminium/ kaca sesuai
petunjuk gambar bestek.
Aluminium produksi dalam negeri berkualitas baik, setara produksi ALCAN
warna disesuaikan, tebal, bentuk maupun sistim profil sesuai dengan gambar
bestek/ kerja.
Komponen lain-lain meliputi kunci- kunci , karet penjepit kaca, karet
peredam pintu dan bahan pelindung aluminium untuk menghindari noda
bekas percikan adukan semen.
2) Persiapan :
Periksa semua ukuran digambar kerja dan disesuaikan setiap kondisi
lapangan sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera
diberitahukan kepada pengawas lapangan untuk mendapatka perbaikan.
Tanda- tanda cacat akibat proses pekerjaan seperti “ rock” atau “ griper “
pada permukaan aluminium harus diganti.
3) Pelaksanaan :
Pekerjaan/ pembuatan dan pemasangan kosen aluminium beserta kaca harus
dilaksanakan oleh Kontraktor aluminium yang ahli dalam bidangnya.
Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, kontraktor aluminium harus datang
kelapangan dan melakukan pengukuran ulang.
Finishing Asesories sekrup asembling dan engsel- engsel harus terbuat dari
bahan stainless Steel.
13. PENGECATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 20
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
SPESIFIKASI TEKNIS 21
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
14.2. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka kontraktor
harus menyerahkan :
Surat Izin mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan Pemerintah
daerah setempat.
Surat Tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut
gambar pemasangan instalasi dari pihak Instalatur/PLN setempat
SPESIFIKASI TEKNIS 22
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
Segala laporan atau catatan tersebut dalam ayat (a) dan (b) pasal ini,
dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 8 (delapan) diisi pada
formulir yang telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan
harus selalu berada ditempat pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS 23
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR
15.4. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam Uraian Ini, yang
ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir
yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh
kontraktor atas perintah tertulis Pemimpin Bagian Proyek.
SPESIFIKASI TEKNIS 24