Anda di halaman 1dari 24

PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

SPESIFIKASI UMUM DAN TEKNIS

A. SPESIFIKASI UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN


KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA dengan perincian sebagai berikut :

 Fisik bangunan

Dengan uraian pekerjaan sebagai Berikut :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN GEDUNG
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Pasangan & Plasteran
Pekerjaan Atap
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Sanitasi
Pekerjaan Mekanik Elektrikal
Pekerjaan Kusen,Pintu,Jendela dan Ventilasi
Pekerjaan Pengecatan
C. PEKERJAAN LAPANGAN
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Lain-Lain
D. PEKERJAAN FINISHING

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar


rencana, BQ dan Spesifikasi teknis yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari
rencana kerja dan syarat – syarat ini.

2. Peraturan Teknis Bangunan Yang Digunakan

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
1) Pepres No. 54 tahun 2010 beserta
lampiran-lampiran dan Juknisnya.
2) Peraturan-peraturan umum mengenai
pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene voor warden voor
de uitvoering bij aanneming van openbare werkwn (AV) 1941.
3) Surat edaran bersama Bappenas dan
Dirjen Anggaran No. 351/D.VI/01/1997 SE – 39/A/21/1997 Tanggal 20
Januari 1997.

SPESIFIKASI TEKNIS 1
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

4) Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen


Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang
Pedoman Tehnis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
5) Pedoman Perencanaan Gedung SNI 03-
1730-1989
6) Peraturan Beton Bertulang Indonesia, SK
SNI T – 15.1919.03
7) Tata cara pengadukan dan pengecoran
beton SNI 03-3976-1995
8) Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan
Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987)
9) Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari
Departemen Tenaga Kerja
10) Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8
tahun 1972
11) Peraturan Bata Merah sebagai bahan
bangunan NI 10
12) Peraturan Plumbing Indonesia
13) Pedoman Perencanaan Penanggulangan
Longsoran SNI 03-1962-1990
14) Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan
Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan
bangunan.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai mana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka kontraktor wajib mengikuti
ketentuan peraturan – peraturan yang disebutkan diatas.

SPESIFIKASI TEKNIS 2
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

B. SPESIFIKASI TEKNIS

3. PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi Pekerjaan :
 Pembersihan lapangan
 Papan Nama Proyek
 Direksi Keet/ Barak Kerja/ Gudang
 Pengukuran dan Pemasangan bouwplank
 Administrasi/ P3K
 Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
 Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan

3.2. Persyaratan Bahan


1. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus
memenuhi kualitas yang ditentukan dalam SK SNI T-15.1919.03.
2. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti dan
tripleks dicat putih.
3. Bahan Bouwplank dipakai tiang kayu meranti 5/7 dan papan meranti
ukuran 2/20 cm.
4. Untuk alat – alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak
dorong dan lain – lain digunakan bahan kayu setempat.

3.3. Pedoman Pelaksanaan

1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan


Meliputi pembersihan semua tanaman tumbuhan termasuk
pembongkaran akar – akar pohon diseluruh luas site (lokasi
pekerjaan), termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika
diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang keluar lokasi
bangunan.

2. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.


Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air
terdekat , kemudian ditampung dalam drum – drum yang telah
disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang
cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat
yang tercantum dalam PBI 1971 NI.2.

3. Pembuatan Papan Nama Proyek


Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm.
Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada
tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama kegiatan memuat :
- Nama Kegiatan
- Pemilik Kegiatan
- Lokasi Kegiatan

SPESIFIKASI TEKNIS 3
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

- Jumlah biaya (kontrak)


- Nama Pelaksana (Kontraktor)
- Pekerjaan dimulai tanggal, bulan, tahun

4. Pemasangan Bouwplank
Tiang bouwplank harus terpasang kuat, papan diketam halus dan
lurus pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan
sudut – sudutnya harus siku.

4. PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN

 Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,
Gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu :
a) Galian Tanah Pondasi.
b) Urugan Kembali bekas Galian
c) Urugan Pasir bawah Pondasi
d) Urugan Tanah Bawah Lantai Bangunan
e) Urugan Pasir Bawah Lantai Bangunan

 Persyaratan Bahan
a) Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian
pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang
kualitas baik.
b) Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan
akar-akar kayu, serta sampah lainnya.

 Pedoman Pelaksanaan
a) Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam
gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa – pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka kontraktor
secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang
berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan
pekerjaan galian tersebut.
b) Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka
kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
Galian – galian untuk septicktank, saluran air hujan, saluran air kotor, dan
air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar
kerja dan gambar detail. Untuk kondisi tanah yang mudah longsor
kontraktor harus memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat.
Turap didalam bangunan dibongkar setelah pondasi selesai.

SPESIFIKASI TEKNIS 4
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

c) Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang


diisyaratkan dalam gambar Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kontur tanah yang diisyaratkan dalam site plan.
d) Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar, maka kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan
pasir urug.
e) Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian saluran air
hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis
dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan
dengan menumbuk lapisantersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik.
Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan
dipadatkan kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan
sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.
f) Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi
lapis hingga ketebalan 10 cm cibawah lantai, ditumbuk hingga padat.
Lapisan – lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan
ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut.
g) Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.
Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga
jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.
Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan
pengurugan dan pemadatan.
h) Dibawah pondasi, dan dibawah saluran air diurug dengan pasir pasangan
setebal 10 cm dan dipadatkan.

5. PEKERJAAN PONDASI

 Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan yaitu :
1) Aanstamping Batu Kosong
2) Pondasi pasangan batu kali/ batu belah
3) Pondasi tapak beton bertulang

 Persyaratan Bahan
1) Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang
memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang. Campuran
yang digunakan sesuai dengan mutu yang telah ditentukan.
2) Pondasi batu belah dengan menggunakan adukan yang telah
disyaratkan, bagian bawah pondasi dibuat aanstamping dari batu belah kosong
yang dipasang berdiri rapat, setebal 15 cm dengan tidak terdapat batu-batu
bertumpuk.

 Pedoman Pelaksanaan

SPESIFIKASI TEKNIS 5
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

1) Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-


pengukuran untuk as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan
dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
2) Dibawah dasar pondasi dilapisi dengan pasir pasang setebal 10 cm dan
dipadatkan, sebagai lantai kerja. Diatas pasir dipasang aanstamping,
untuk pondasi plat tapak beton bertulang, cyclopen beton dan pondasi
batu kali /batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan
batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air
diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali
tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.
3) Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan
gambar detail. Campuran yang digunakan: Plat tapak beton dengan
mutu K-250. Pondasi batu kali/ belah dipasang dengan perekat 1 Pc : 3
Ps. Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Ps : 4 Ps dan pada
bagian sisi diplester kasar/ brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.
4) Untuk pondasi plat tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan,
adukan dan pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton
bertulang.

6. PEKERJAAN BETON BERTULANG

 Lingkup Pekerjaan

Beton Bertulang dibuat untuk ;


- Pondasi Foot Plat 100x100 Cm (PT-1)
- Kolom Uk. 25x35 Cm (K-1)
- Kolom Uk. 13x13 Cm (K-2)
- Kolom Praktis Uk. 13x13 Cm (Kursi Penonton K-3)
- Sloof Uk. 25x35 Cm
- Balok Uk. 13x13 Cm
- Balok Uk. 13x13 Cm (Kursi Penonton)
- Ring Balok Uk. 20/30 Cm
- Ring Balok Uk. 13/15 Cm
- Tempat – tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai
dengan gambar rencana.

 Bahan

 Semen
a. Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972
dan memenuhi S – 400 menurut standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI8 tahun 1972).
b. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.

SPESIFIKASI TEKNIS 6
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

c. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari


tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 M. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

 Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, Lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.

 Kerikil
a. Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang diisyaratkan
dalam SK SNI T-15.1919.03.
b. Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua
jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.

 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan – bahan organis atau bahan – bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

 Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm²).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak,
karat lepas dan bahan lainnya.

Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.

Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam


keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih
dahulu.

Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai


dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan :

Harus ada persetujuan Direksi.

Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut


tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini

SPESIFIKASI TEKNIS 7
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang


diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab
pemborong.

 Cetakan dan Acuan

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan
batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar
rencana dan uraian pekerjaan.

Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-


ketentuan di dalam SK SNI T-15.1919.03.

 Mutu beton

Mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design


dari laboratorium yang disepakati antara Kontraktor dan Pemimpin
Proyek.

 Pedoman Pelaksanaan :

1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.
2. Pemborong wajib melaporkan secatra tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
a. Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan – bahan.
b. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yang sudah dicor dan beton yang akan di cor, dan nilai slump untuk
berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03.
4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan – papan berkaki yang tidak membebani tulangan.
Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya
harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan
dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat prosese
pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan
dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 M.

SPESIFIKASI TEKNIS 8
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut :
a. Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup
beton.
b. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

7. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

7.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton
bertulang, saluran keliling bangunan, pagar dan septicktank.
1. Pasangan Bata 1 PC : 2 PS Pas. 1/2 Bata
2. Plesteran Dinding Bata 1 PC : 2 PS Pas. 1/2 Bata
3. Pasangan 1 PC : 4 PS Pas. 1/2 Bata
4. Plesteran Dinding Bata 1 PC : 4 PS Pas. 1/2 Bata

7.2 Persyaratan Bahan

Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan
dalam pasal beton bertulang.

7.3 Pedoman Pelaksanaan


a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
i. Dinding dibersihkan dari semua kotoran.
ii. Dinding dibasahi dengan air.
iii. Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5
cm.
iv. Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat melekat dengan baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :
2 Ps, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran
1Pc : 4 Ps.
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan
terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm
sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara
horizontal dan vertical.
d. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang - bidang

SPESIFIKASI TEKNIS 9
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat


bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata
dengan sekitarnya.
e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
f. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan
penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa- pipa listrik selasai
dipasang.

8. PEKERJAAN ATAP

 Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan yaitu :
- Tiang Kuda-kuda Baja WF 300x150x6,5x9
- Rangka Kuda-kuda Pipa Besi Ø2,5" tebal 3,6 mm (Dilas)
- Rangka Kuda-kuda Pipa Besi Ø1,5" tebal 3,2 mm (Dilas)
- Rangka Kuda-kuda Pipa Besi Ø2" tebal 3,2 mm (Dilas)
- Rangka Kuda-kuda Pipa Besi Ø1" tebal 3,2 mm (Dilas)
- Gording Baja CNP 100x50x20
- Baut Gording Ø6 mm
- Trekstang Ø10 mm
- Penutup Atap Onduline Tebal 0,3 mm
- Plat Buhul Tapak Kuda-kuda T: 10 mm (Dilas)
- Baut Ø16 mm Ikatan Rangka Kuda-kuda
- Baut Angkur Ø20 mm Ikatan Tapak Kuda-kuda

o Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat bantu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan baja dan
atap yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
pengawas.
o Pelaksanaan pekerjaan pengecatan (protecting painting) pada seluruh
bidang konstruksi baja.
o Erection, pemasangan konstruksi baja sampai keseluruhan komponen
terpasang sesuai dengan gambar rencana.

 Bahan-Bahan
1. Spesifikasi Bahan
- Penutup Atap: Onduline Tebal 0,3 mm
- Ukuran : Sesuai dengan gambar
- Kuda-kuda : Baja(sesuai dengan gambar)
- Gording : Baja(sesuai dengan gambar), semua material untuk
konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru
dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBI-1983).

SPESIFIKASI TEKNIS 10
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

2. Pelaksana harus menyerahkan sertifikasi test dari pabrik pembuat baja


tersebut untuk disetujui oleh direksi/pengawas sebelum pemesanan
material oleh Pelaksana.
3. Pelaksana harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis operatif dari pabrik/produsen sebagai informasi bagi Pengawas.
4. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi diperlukan
dalam penyelesaian/penggantian pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik
dan harus disetujui Pengawas.
5. Semua material baja harus bersih dari karat, lubang-lubang serta bebas
dari tekukan, puntiran dan kerusakan lainnya.
6. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan/balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah.
Dalam penumpukan material, kontraktor harus menjamin keutuhan
material dari kerusakan yang mungkin terjadi.
7. Pengawas berhak menolak material-material baja yang tidak memenuhi
syarat tersebut di atas dan tidak diperkenan untuk difabrikasi.

 Pengujian Material

1. Apabila dianggap perlu, maka pengawas dapat memerintahkan


Pelaksana untuk menyediakan contoh material baja guna diadakan
pengujian material. Semua biaya yang timbul untuk keperluan tersebut
menjadi tanggung jawab Pelaksana.
2. Pengawas akan melakukan pengujian pada hasil pengelasan. Type dan
jumlah pengujian untuk pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan
serta dilakukan atas biaya Pelaksana.
3. Apabila ternyata terdapat material yang tidak memenuhi persyaratan
seperti pasal di atas, maka pengawas berhak untuk menolak penggunaan
material tersebut.

 Syarat-Syarat Pelaksanaan

1. Gambar Kerja (Shop Drawing)


a. Sebelum fabrifikasi dimulai, Pelaksana harus membuat gambar-
gambar kerja yang diperlukan dan mengirim 4 set copy gambar kerja
untuk disetujui oleh pengawas. Bila mana disetujui, 2 set gambar
kerja akan dikembalikan kepada Pelaksana untuk dapat dimulai
pekerjaan fabrikasinya.
b. Pemeriksaan dan persetujuan pengawas atas gambar kerja tersebut
hanyalah menyangkut segi kekuatan struktur baja seperti:
ukuran-ukuran/dimensi profil, ketebalan plat, ukuran/jumlah
baut/las, tebal pengelasan.
c. Ketepatan ukuran-ukuran, panjang lebar, tinggi dari elemen
konstruksi yang berhubungan dengan erection menjadi tanggung
jawab Pelaksana. Dengan kata lain walaupun semua gambar kerja
telah disetujui oleh pengawas, tidaklah berarti mengurangi atau
membebaskan Pelaksana dari tanggung jawab ketidak tepatan serta
kemudahan dalam erection elemen-elemen konstruksi baja.

SPESIFIKASI TEKNIS 11
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

d. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak


diperkenankan.

2. Fabrikasi
a. Pelaksana harus memberikan Manual Prosedur Fabrikasi termasuk
prosedur quality control kepada pengawas.
b. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan
oleh tukang-tukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-
mandor yang ahli dalam konstruksi baja.
c. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan
rapi, dan pemotongan besi harus dilakukan dengan blender dan
bagian tepi di gerinda hingga halus dan bebas dari bekas-bekas
kotoran. Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak
diperbolehkan.

3. Tanda-tanda Pada Konstruksi Baja


a. Pelaksana harus memberikan marking prosedur yang akan dipakai
kepada pengawas untuk disetujui.
b. Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan
dan diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat
dipasang mudah. Kode-kode tersebut harus ditulis dengan cat agar
tidak mudah terhapus.
c. Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang diperlukan
untuk sambungan-sambungan dilapangan, harus dibaut/diikat
sementara dulu pada masing-masing elemen dengan tetap diberi
tanda.

4. Baut Penyambung
a. Mutu baut penyambung adalah HTB A.325 dengan tegangan tarik
putus minimum 133 Psi, tegangan tarik ijin 44 Psi dan tegangan geser
ijin 17,5 Psi. Baut penyambung harus berkualitas baik dan
baru,diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan.
b. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada
kedua sisinya. Mutu plat ring sesuai dengan mutu baut.
c. Mutu baut hitam dan angkur adalah ST.37 (Fe 360)
d. Pengawas berhak untuk meminta Pelaksana melakukan test baut
pada laboratorium yang disetujui oleh pengawas, sebelum Pelaksana
memesan baut yang dipakai.
e. Jumlah baut yang dites untuk masing-masing baut adalah 3 buah.
Walaupun tes baut tersebut memenuhi syarat, pengawas berhak
untuk meminta diadakan tes baut lainnya dengan jumlah 1 baut dari
setiap 250 baut yang digunnakan. Biaya pengetasan baut tersebut
ditanggung oleh Pelaksana.
f. Posisi lubang-lubang baut benar-benar tepat dan sesuai dengan
diameternya. Pelaksana tidak boleh merubah atau membuat lubang
baru di lapangan tanpa seijin pengawas.
g. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang
tipis (maksimum 10 cm) boleh digunakan mesin pons. Pembuatan

SPESIFIKASI TEKNIS 12
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

lubang dengan menggunakan api, sama sekali tidak diperkenankan.


Lubang baut dibuat 2 mm lebih lebar dari diameter baut.
h. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada
baut yang akan mengurangi kekuatan baut itu sendiri.
i. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan
masih dapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan,
tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir tersebut. Panjang baut yang
tidak memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh digunakan.
j. Untuk menghindari adanya baut yang belum dikecangkan, maka baut-
baut yang telah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.

 Erection Schedule / Method

1. Pelaksana selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan


erection dimulai, harus mengajukan Erection Schedule/Method untuk
diperiksa atau disetujui oleh pengawas Erection Sechedule harus
mencakup antara lain:
- Rencana pengiriman dari workshop/pabrik
- Penyimpanan elemen baja yang hendak dierection
- Alat-alat yang digunakan
- Urutan erection
- Time schedille erection elemen-elemen konstruksi baja
2. Pelaksana harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada
pengiriman dari pabrik/workshop ke lapangan guna pengecekan oleh
pengawas. Pengawas akan menolak setiap pengiriman baja dari
workshop/pabrik apabila pengiriman tersebut belum dicek dan
mendapat persetujuan dari pengawas.
3. Penempatan elemen konstruksi baja dilapangan harus ditempat yang
kering/cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen
tersebut. Pengawas berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi
baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak karena hal lainnya.
4. Erection elemen-elemen konstruksi baja hanya boleh dilakukan setelah
Pelaksana mengajukan erection schedule/method dan telah mendapat
persetujuan tertulis dari pengawas.
5. Pelaksana bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di
lapangan. Untuk ini Pelaksana harus menyediakan ikat pinggang
pengaman, helm pengaman, sarung tangan dan tabung pemadam
kebakaran.
6. Pelaksanaan erection ini harus dikepalai oleh seorang yang benar-benar
ahli dan berpengalaman dalam erection konstruksi baja guna mencegah
hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur .
7. Kegagalan dalam erection menjadi tanggung jawab Pelaksana
sepenuhnya, oleh sebab itu Pelaksana diminta untuk memberi perhatian
khusus pada permasalahan erection ini.
8. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah difabrifikasi, tidak
diperbolehkan dipakai untuk erection.
9. Apabila disetujui oleh pengawas maka pengelasan yang dilakukan di
lapangan harus diawasi betul-betul oleh mandor dari Pelaksana agar

SPESIFIKASI TEKNIS 13
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

pengelasan dilaksanakan sesuai dengan gambar rancana baik ukuran


panjang maupun ketebalannya.

 Pekerjaan Penutup Atap

1. Semua rangka atap, gording, trekstang dan ikatan angin sebelum ditutup
atap terlebih dahulu harus dicat zinchromate dan cat finish seluruhnya.
2. Penutup atap menggunakan bahan Penutup Atap Onduline Tebal 0,3
mm. Nok, capping dan flashsing hari bahan yang sama dari satu pabrik.
3. Pemasangan dan penyelesaian detail-detail penutup atap Onduline
sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan pabriknya.

9. PEKERJAAN LANTAI

9.1. Lingkup pekerjaan


Pekerjaan lantai terdiri dari :
9.1.1. Timbunan Tanah Bawah Lantai
9.1.2. Timbunan Pasir Bawah Lantai
9.1.3. Lantai Beton Cor 1 : 3 : 5
9.1.4. Acian Lantai

9.2. Bahan Yang Digunakan


8.2.1 Beton Tumbuk 1 PC : 3 PS : 5 KR
8.2.2 Tanah Timbun dan Pasir urug (Pada point pekerjaan tanah diatas
sudah dijelaskan)
8.2.3 Acian Lantai

9.3. Pedoman Pelaksanaan


9.3.1. Dasar lantai
Untuk semua lantai dilapisi pasir pasangan setebal 15 cm dan
dipadatkan.
9.3.2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua
pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang
harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai
dimulai.
9.3.3 Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 cm dan
diplester setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps :
5 Kr.
9.3.4 Langkah selanjutnya yaitu pekerjaan acian pada pemukaan beton
tumbuk trsebut.

SPESIFIKASI TEKNIS 14
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

10. PEKERJAAN INSTALASI AIR

 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Instalasi air adalah :
a. Instalasi air bersih.
b. Instalasi air kotor (KM/WC).
c. Septic tank + resapan

 Bahan dan Peralatan


Bahan yang diperlukan adalah :
No Bahan Jenis Spesifikasi
1. Pipa PVC AW / Astm Standar Pabrik
2. Asoseries Sambungan Standar Standar Pabrik
3. Floor drain Standar Standar pabrik
4. Kran air/Shower San EI Standar Pabrik
5. Clean Out + Tutup Standar Standar Pabrik
6. Closet duduk Toto/KIA Standar Pabrik
7. Wastafel + Cermin Toto/KIA Standar Pabrik
8. Urinoir Toto/KIA Standar Pabrik
 Peraturan dan Syarat-syarat
a. Peraturan yang dipedomani adalah pedoman standarisasi instalasi
air/Plumbling Indonesia. Apabila merk / type bahan yang disebutkan
diatas tidak ada maka boleh dipakai bahan sekualitas.
b. Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan maupun pipa air bersih
harus dibuat cabang model Y dimana setiap sambungan menggunakan
solven semen dan rubber ring (ring karet) agar tidak bocor.
c. Tempat permulaan air masuk antara pipa pembuangan harus dipasang
drain.
d. Tempat pertemuan antara pipa pembuangan dengan saluran utama
(parit) harus dibuat bak Kontrol.
e. Semua floor drain (FD) terbuat dari plat berlubang-lubang dan dilengkapi
dengan water rap.
f. Perlengkapan sambungan (Acsesories) dipakai seperlunya pada tempat-
tempat yang sesuai dengan bentuk sambungan.
g. Pipa pembuangan air buangan dengan pipa air kotor KM/WC tidak boleh
disatukan.
h. Ukuran pipa instalasi adalah sebagai berikut :
1. Pipa air hujan / air hujan ukuran Ǿ 2 & 3”.
2. Pipa air kotor (KM/WC) ukuran Ǿ 3 & 4”.
3. Pipa air bersih ukuran ¾”.

Air pipa Instalasi air sedapat mungkin jangan kelihatan baik dari dalam maupun
dari luar bangunan (Apabila tidak dijelaskan dalam gambar).
 Tata Cara Kerja Pelaksanaan

- Tentukan terlebih dahulu tempat pemasangan pipa air buangan, air kotor,
air hujan dan air bersih serta berikan tenda.

SPESIFIKASI TEKNIS 15
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

- Pahat dinding, balok atau plat beton dimana dilaksanakan pemasangan


pipa buangan tersebut kemudian diplester kembali.
- Baut sambungan-sambungan pipa bila diperlukan sesuai dengan bentuk
yang diingini.
- Pipa air kotor KM/WC dibuat mulai dari beberapa closet kemudian
disalurkan dengan satu pipa ke septictank.
- Pipa air buangan (mandi dan hujan) dibuat mulai dari talang atau KM/WC
kemudian disalurkan dengan satu pipa kesaluran bangunan utama.
- Pipa air bersih dibuat dari PDAM disalurkan ke masing-masing KM/WC.

11. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

11.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi


didalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN
(Perusahaan Listrik Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu, kabel-
kabel, pipa-pipa PVC, tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik
menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang
disesuaikan dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik lampu dan
stop kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak
yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik
sudah berfungsipada titik tersebut.

11.2. Bahan – bahan yang digunakan

11.2.1. Kabel NYWGBY


Kabel dengan 4 inti
Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti
Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai
earting conductor

11.2.2. Kabel NYM


Kabel dengan 3 inti untuk satu pass
Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS
Isolasi 2 lapis menyelibungi inti

11.2.3. Kabel NYA


Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5
mm².
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang

11.2.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonite kualitas baik

SPESIFIKASI TEKNIS 16
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

11.2.5. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional


merk Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas, dengan
syarat – syarat berikut :

Lampu TL :
Body dari plat besi. Tebal minimum 0,9 mm, dicat putih didepan,
abu-abu dibelakang.

Balast merk Sinar atau sejenisnya


Stater Merk Philips atau sejenisnya
Fitting
Bagi TL 20W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %
Pengabelan didalam harus disolder
Kap merk SUN atau sekualitas
11.2.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik, Produksi Dalam Negeri (Nasional)
atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.

Macam – macam switch/oulet yang digunakan untuk tegangan


220 Volt adalah :

 Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)


Pole : Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 Volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : 16 Ampere
Type : Pemasangan sistem tanam
Bahan : Ebonit warna putih

 Plug dan socket 1 phase untuk Power


Pole : 1 Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 Volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : minimum 25 Ampere
Proteksi : Soket dengan tutup dan plug locking
Type : Pemasangan di luar diberi landasan
kayu
Bahan : Ebonit warna putih

SPESIFIKASI TEKNIS 17
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

 Sekering BOX
Main panel terdapat pada panel pertama menerima daya
dari gardu induk PLN ataupun genset.

Bahan : Rangka profil 30 mm


Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 x 40) tinggi maksimum
175 cm.
Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar
Type : Pemasangan di luar diberi landasan
kayu
Warna : Abu – abu

11.2.7. Apabila jaringan PLN berjarak 200 m’ dari lokasi pekerjaan


maka kontraktor wajib menambah Tiang Listrik dari beton pra
cetak.

11.3. Penggunaan

11.3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main


panel digardu induk kedistribusian panel ditiap – tiap bangunan.
Diluar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan
memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.

11.3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan


didalam dinding.

11.3.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

11.3.4. Grounding

Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC =


Bare Copper Conductore)

Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal


berpenampang sama dengan penampang kabel masuk
(incoming feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 50
mm².

Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis


minimum berdiameter 1 ½ “ diujung pipa tersebut
diberi/dipasang copper road sepanjang 0,5 m. Elektroda
pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m
atau sampai menyentuh permukaan air tanah.

SPESIFIKASI TEKNIS 18
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

Nilai tahanan grounding sistem untuk panel – panel adalah


maksimal 2 ohm, diukur setelah tidal turun hujan selama 3 hari
berturut-turut.

11.4. Pedoman Pelaksanaan

11.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop


kontak serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan
sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem
pemasangan pipa–pipa listrik pada dinding maupun beton harus
ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel)
diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00
atau 1,20 m, atau jaringan kabeldiatas plafond tersebut
dimasukkan dalam pipa PVC.

Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde


(pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai
dan terendam air tanah).

11.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan atau


kompnen-komponennya harus disesuaikan dengan sistem
tegangan local 220 Volt. Daya yang digunakan 10 Ampere untuk
seluruh bangunan.

11.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi,


Pemborong boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur yang telah
memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur
yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN).
Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini
sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk
biaya pengujian dengan pihak PLN.

11.4.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada


beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua
biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab
kontraktor.

12. PEKERJAAN KOSEN,PINTU, JENDELA DAN VENTILASI

1) Lingkup Pekerjaan Kosen Alluminium.


Lingkup Pekerjaan rangka kosen pintu dan jendela meliputi penyediaan tenaga
kerja, bahan, alat-alat bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi pemasangan
selesai dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah :
 Pekerjaan kozen pintu dan jendela, pada bagian dinding luar dan dalam
terbuat dari bahan aluminium dan sesuai dengan petunjuk gambar kerja/
bestek.

SPESIFIKASI TEKNIS 19
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

 Daun pintu/ jendela dan ventilasi terbuat dari aluminium/ kaca sesuai
petunjuk gambar bestek.
 Aluminium produksi dalam negeri berkualitas baik, setara produksi ALCAN
warna disesuaikan, tebal, bentuk maupun sistim profil sesuai dengan gambar
bestek/ kerja.
 Komponen lain-lain meliputi kunci- kunci , karet penjepit kaca, karet
peredam pintu dan bahan pelindung aluminium untuk menghindari noda
bekas percikan adukan semen.

2) Persiapan :
 Periksa semua ukuran digambar kerja dan disesuaikan setiap kondisi
lapangan sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera
diberitahukan kepada pengawas lapangan untuk mendapatka perbaikan.
 Tanda- tanda cacat akibat proses pekerjaan seperti “ rock” atau “ griper “
pada permukaan aluminium harus diganti.

3) Pelaksanaan :
 Pekerjaan/ pembuatan dan pemasangan kosen aluminium beserta kaca harus
dilaksanakan oleh Kontraktor aluminium yang ahli dalam bidangnya.
 Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, kontraktor aluminium harus datang
kelapangan dan melakukan pengukuran ulang.
 Finishing Asesories sekrup asembling dan engsel- engsel harus terbuat dari
bahan stainless Steel.

4) Pekerjaan Pintu dan Jendela


Daun Pintu dan jendela
 Daun pintu dan jendela menggunakan bahan dari aluminium yang berkualitas
baik.
 Bahan Aluminium harus yang berkualitas baik, sehingga pada saat dipasang
tidak mudah lentur/ bengkok,bahan dalam untuk mengikat kaca harus dilapisi
karet sebagai penguat getaran.
 Semua ketebalan daun jadi, baik panel maupun rangka pintu harus sama.
 Bentuk, ukuran dan konstruksi tercantum didalam gambar kerja yang aman
segalanya harus ditaati, kecuali ada ketentuan lain dari perencanaan,
Konsultan Pengawas atau Pemberi tugas.

13. PENGECATAN

13.1. Lingkup Pekerjaan

13.1.1. Cat tembok untuk dinding yang diplester dan bidang-bidang


beton.

13.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :

13.2.1. Cat tembok sekualitas Polimix, Avitex.


13.2.2. Residu Kualitas baik tidak luntur.
13.2.3. Politur sekualitas Platon.

SPESIFIKASI TEKNIS 20
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

13.2.4. Plamur dinding sekualitas Kuda Terbang Polimix, Vinilex,


Platon.

13.3. Pedoman Pelaksanaan

13.3.1. Pengecatan tembok harus dilakukan menurut proses sebagai


berikut :

 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan


halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan
dilap dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata minimal 2
(dua) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata
sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda
mengelupas.

SPESIFIKASI TEKNIS 21
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

13.3.2. Warna yang digunakan

Apabila tidak ditentukan lain oleh pemberi tugas maka


digunakan warna sebagai berikut :

 Dinding dalam/luar digunakan warna Ivori 303 dari daftar


warna cat Avitex.

13.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan Cat harus sesuai dengan persyaratan yang


tercantum dalam PBI 1961.
13.3.4 Pengetesan tebal pengecatan, kekeringan dsinding, kebersihan
dengan alat test yang digunakan untuk pengecatan harus dipenuhi
kontraktor atas permintaan Direksi/pengawas dan seluruh biaya
pengetesan tersebut menjadi tanggungjawab Kontraktor.
Interior Ekterior
- Plasteran Cat Dasar 2 kali Cat Dasar Alkasi
Cat Emulsion 3 Kali Cat Emulsi

14. PEKERJAAN FINISHING

14.1. Sebelum pekerjaan diserah terimakan, kontraktor diwajibkan


membongkar gudang, bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-
bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi
bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan
dalam keadaan bersih dan rapi.

14.2. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka kontraktor
harus menyerahkan :
 Surat Izin mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan Pemerintah
daerah setempat.
 Surat Tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut
gambar pemasangan instalasi dari pihak Instalatur/PLN setempat

SPESIFIKASI TEKNIS 22
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

15. PEKERJAAN LAIN – LAIN

15.1. Lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan Administrasi / Dokumentasi,


Biaya Keamanan/jaga malam, obat – obatan/P3K. penjelasan masing –
masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing – masing
pasal diatas, kecuali pekerjaan administrasi proyek berupa :

(a) Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan


segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam
kontrak.

(b) Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah


dilaksanakan dan jika diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN / PEMILIK
untuk keperluan pemeriksaan sewaktu – waktu dapat diserahkan.

(c) Dokumen Foto :


KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto – foto, sebelum
pekerjaan dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap
permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan
tahap pelaksanaan pembangunan serta disusun secara rapi dan
diketahui oleh DIREKSI PEKERJAAN / PEMILIK dan Pengelola Teknis.

Syarat-syarat foto dokumentasi :


 Tiap unit bangunan diambil dari empat arah,
 Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
 Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap
pada sudut pengambilan tersebut pada butir a.

Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILK melalui


DIREKSI PEKERJAAN rangkap 8 (delapan).

Biaya dokumen merupakan tanggung jawab kontraktor, foto-foto


tersebut harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan
angsuran pembayaran.

Segala laporan atau catatan tersebut dalam ayat (a) dan (b) pasal ini,
dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 8 (delapan) diisi pada
formulir yang telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan
harus selalu berada ditempat pekerjaan.

15.2. KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built drawing.


As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan
pelaksanaan di lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah
serah terima pekerjaan untuk pertama kali, dalam bentuk kalkir.

SPESIFIKASI TEKNIS 23
PEMBANGUNAN GOR MINI KECAMATAN KUALA PESISIR

15.3. Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran


penawaran kontraktor. Harga taksiran ini suda mencakup semua
kebutuhan kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan
baik dan sempurna.

15.4. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam Uraian Ini, yang
ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir
yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh
kontraktor atas perintah tertulis Pemimpin Bagian Proyek.

Demikian Rencana kerja dan syarat-syarat PEMBANGUNAN GOR MINI


KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA Tahun Anggaran 2018,
menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dan Pengawas
Pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaan ini.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA
PEMUDA DAN OLAH RAGA
Nagan Raya

FARIKY, SE., M.Si, AK


Nip. 19810505 200604 1021

SPESIFIKASI TEKNIS 24

Anda mungkin juga menyukai