SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN :
Pekerjaan Konstruksi Paket 5 Kabupaten Magelang (SMAS Islam
Sudirman Grabag Kab. Magelang) Dana Alokasi Khusus (DAK)
Fisik Bidang Pendidikan SMA
LOKASI :
KABUPATEN MAGELANG
Spesifikasi Spesifikasi
yang Teknis yg
No Material Keterangan
disyaratkan Ditawarkan
1 Semen Pabrikasi kualitas baik Tiga roda/ Gresik/
dinamix
Plafond Catylac /
Decolith / V-
tec
1. PERSYARATAN UMUM
Spesifikasi Umum
a. Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar
Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti yang
akan diuraikan dalam Buku ini.
b. Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan / atau kesimpangsiuran
informasi dalam pelaksanaan, Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan
pertemuan dengan Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapat, kejelasan
pelaksanaan.
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja
serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Teknis.
b. Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu
lainnya.
c. Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan, alat-
alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga
seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.
d. Pekerjaan, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan sebelum
pelaksanaan dan setelah pembangunan.
e. Lingkup pekerjaan/pembangunan yang dilaksanakan :
Pekerjaan Konstruksi Paket 5 Kabupaten Magelang (SMAS Islam Sudirman Grabag
Kab. Magelang) Dana Alokasi Khusus (DAK)
Fisik Bidang Pendidikan SMA
Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan / atau ketidak
sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Penyedia Jasa konstruksi
diwajibkan melaporkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas gambar mana yang akan
dijadikan pegangan. Hal tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan dan Penyedia
Jasa konstruksi untuk memperpanjang / meng- claim biaya maupun waktu
pelaksanaan
Shop Drawing
a. Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang
diminta oleh Direksi / Konsultan Pengawas/ Perencana.
b. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan / atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
Ukuran
a. Pada dasarnya semua ukuran dalam Gambar Kerja (Arsitektur) pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
b. Penyedia Jasa konstruksi tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa sepengatahuan
Direksi.
Sarana Kerja
a. Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian
masing-masing anggota kelompok kerja pelaksana dan inventarisasi peralatan yang
dipergunakan dalam pekerjaan ini
b. Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (workshop
dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan Penyedia Jasa konstruksi akan
dilaksanakan serta jadwal kerja
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain
yang sedang berjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan tersebut.
Syarat Bahan
a. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik tidak
cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang
dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
b. Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang
dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan
Koordinasi Pelaksanaan
Penunjukan Supplier dan/atau Sub Penyedia Jasa konstruksi harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas
a. Penyedia Jasa konstruksi wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk
Direksi / Konsultan Pengawas/ Perencana dengan Penyedia Jasa konstruksi
bawahan atau Supplier bahan
b. Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / Konsultan Pengawas/ Perencana di
lapangan untuk pekerjaan tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik
Persyaratan Pekerjaan
a. Penyedia Jasa konstruksi wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti
petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan
bangunan yang dipergunakan sesuai dengan uraian Pekerjaan & Persyaratan
Pelaksanaan Teknis dan / atau khusus sesuai intruksi Pabrik
b. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Penyedia Jasa konstruksi
wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja terkait pekerjaan lain
antara lain pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing / Sanitasi
dan mendapat ijin tertulis dari Direksi.
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan harus
tepat sesuai Gambar Kerja.
b. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke
selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tertera di dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
c. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi wajib meneliti
Gambar Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.
d. Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi / Konsultan Pengawassebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
e. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari
kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
f. Penyedia Jasa konstruksi tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah bila
terjadi Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Penyedia Jasa konstruksi,
Penyedia Jasa konstruksi harus memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.
g. Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
h. Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / Konsultan Pengawasyang sesuai dengan
kegiatan suatu pekerjaan.
i. Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa konstruksi.
2. PERSYARATAN TEKNIS
Pekerjaan Sarana Tapak
Pekerjaan ini meliputi :
a. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk bekerja
Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa konstruksi. Air harus bersih, bebas
dari bau, Lumpur, Minyak dan Bahan Kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas , Listrik
untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa konstruksi.
b. Pekerjaan penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Penyedia Jasa konstruksi wajib menyediakan Tabung alat Pemadam Kebakaran (
Fire Estinguisher ) lengkap dengan isinya, untuk menjaga kemungkinan bahaya
kebakaran.
c. Drainase Tapak.
Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat Saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada. Pembuatan Saluran sementara harus sesuai petunjuk
atau persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan. Pekerjaan penentuan Peil P. 0.00,
Pagar pengaman dari seng yang dicat, Direksi Keet dan barak kerja, Papan nama
kegiatan pekerjaan serta pekerjaan perbaikan kembali dan/atau seperti tercantum
dalam Gambar Kerja. Fasilitas tersebut tidak boleh dibongkar tanpa seijin Direksi /
Konsultan Pengawas.
Penyedia Jasa konstruksi harus mengamankan/melindungi hasil pekerjaan
sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan/komponen yang dipertahankan agar
tidak rusak atau cacat.
3. Pekerjaan K3
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yaitu kegiatan yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja yang bekerja di lokasi
proyek. Tujuan K3 yaitu untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral,
legalitas, dan finansial. Konstruksi yaitu salah satu pekerjaan yang paling
berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat janjkematian yang paling banyak di
antara sektor lainnya.
Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) mencakup pencegahan, pemberian
sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja
dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. Peralatan kerja ibarat
mesin dan juga bahan-bahan untuk kebutuhan konstruksi dari logam dan materi
kimia bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang melibatkan
pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi, mempunyai ujung yang
tajam, permukaan yang panas, dan ancaman lainnya yang berpotensi
meremukkan, membakar, memotong, menusuk dan menawarkan benturan dan
melukai pekerja jikalau tidak digunakan dengan aman.
Tindakan khusus untuk mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam
proyek ini sanggup dilihat berikut ini :
1) Pengadaan bahan-bahan medis dan obat-obatan untuk pertolongan
pertama jikalau terjadi kecelakaan
2) Pengadaan peralatan safety ibarat jaring pengaman (plastic), helm kerja,
sabuk pengaman, sepatu boots, jaket rompi, sarung tangan, dan masker
jumlahnya akan diadaptasi untuk masing-masing item pekerjaan.
3) Untuk pekerjaan pada ketinggian ibarat plesteran dan acian, plafond,
atap dan pengecatan akan diadakan scaffolding
4) Penempatan lokasi workshop untuk perakitan besi dan bekisting pada
lokasi yang terlindungi dan tidak membahayakan kagiatan lain. Karena
pada workshop terdapat penggunaan peralatan kerja terutama mesin
sanggup mengakibatkan Kebisingan yang sanggup menawarkan ancaman
tersendiri yang bisa menjadikan hilangnya pendengaran. Pada proses
kerja di workshop juga akan terjadi temperatur ekstrim, contohnya pada
pekerjaan pengelasan yang menimbulkan pengaruh Kejutan listrik
menawarkan risiko ancaman ibarat tersengat listrik, luka bakar, dan jatuh
dari kemudahan instalasi listrik.
5) Mengatur lokasi penyimpanan/gudang untuk bahan/material yang
berbahaya terpisah dari bahan/material biasa.
6) Mengatur lokasi parkir kendaraan terpisah dari lokasi penyimpanan
material dan workshop.
7) Memberikan pengarahan kepada pekerja untuk menjalankan mekanisme
keselamatan kerja pada setiap jenis pekerjaan untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja.
8) Menyediakan rambu-rambu dan papan-papan peringatan keselamatan
kerja dalam lokasi proyek
Kecuali bila ditentukan lain di dalam gambar maka mutu besi beton yang
digunakan adalah :
≤ ø12mm : BJTP U-24 ( Tulangan Polos )
> ø12mm : BJTD U-39 ( Tulangan Ulir )
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas,
harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur. Besi beton harus
disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk
mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.
Sebelum mengadakan pemesanan Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan
pengujian mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjk
dari Direksi / Konsultan Pengawas.
Barang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi / Konsultan Pengawas,
berjumlah min.3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan, yang
diameternya sama dan panjangnya ± 100 cm. Percobaan mutu besi beton juga
akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa kesaksian Direksi /
Konsultan Pengawas tidak diperkenankan sama sekali dan hasil test yang
bersangkutan tidak sah.
Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang
semacam itu, harus mendapat persertujuan tertulis Perencana Struktur.
Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran dan
tanggal pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai untuk
besi tersebut.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai
dengan spesifikasin struktur harus segera dikeluarkan dengan site setelah
menerima instruksi tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas, dalam waktu
2x24 jam atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
Untuk menjamin mutu besi beton, Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai
wewenang untuk juga meminta Penyedia Jasa Konstruksi melakukan pengujian
tambahan untuk setiap pengiriman 5 ton dengan jumlah 3 (tiga) buah contoh
untuk masing-masing diameter atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi atau setiap
saat apabila Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai keraguan terhadap mutu
besi beton yang dikirim.
j. Kualitas Beton
a. Beton mutu K-225 untuk beton struktur (kolom).
b. Beton campuran 1:2:3 untuk sloof, kolom, ringbalk, balok latai
2. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan jaminan atas kemampuannya
membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pengalaman
pelaksanaan dilain tempat dan dengan mengadakan trial-mix dilaboraturium.
3. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji berupa silinder beton atau
kubus beton, menurut ketentuan – ketentuan yang disebut dalam Peraturan
Beton Indonesia mengingat bahwa W/C faktor yang sesuai disini adalah
sekitar 0.52 - 0.55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji
dilakukan menurut Peraturan Beton Indonesia tanpa menggunakan
penggetar.
4. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda
uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang
pertama. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
5. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat laporan tertulis atas data-data
kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Direksi / Konsultan
Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan
tekanan beton karakteristiknya.
6. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboraturium.
7. Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, harus dilakukan
pengujian slump (slump test), dengan syarat minimum 8 cm dan maksimum
12 cm. Cara pengujian sebagai berikut :
Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton
(bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang
rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.
Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16
mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu
lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya.
Slump Test dilakukan dibawah pengawasan Direksi / Konsultan Pengawas
dan dicatat secara tertulis.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Adukan BetonYang Dibuat di tempat (Site Mixing)
Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
1). Semen diukur menurut berat.
2). Agregat diukur menurut berat.
3). Pasir diukur menurut berat.
4). Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete
batching plant).
5). Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
6). Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.
b. Test Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton).
1). Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Penyedia
Jasa Konstruksi untuk membuat benda uji silinder atau kubus dari adukan
beton yang dibuat, dengan jumlah sesuai dengan peraturan beton
bertulang yang berlaku.
2). Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder
dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan memenuhi syarat
dalam Peraturan Beton Indonesia. Untuk benda uji berbentuk kubus,
cetakan harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dengan ukuran
15x15x15 cm dan memenuhi syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
3). Pengambilan adukan beton, percetakan benda uji kubus dan curingnya
harus dibawah pengawasan Direksi / Konsultan Pengawas. Prosedurnya
harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
4). Pengujian.
Pada umunya pengujian dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia, termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian
tekan (Crushing test).
Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok
adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai,
dan Penyedia Jasa Konstruksi harus menyingkirkannya dari tempat
pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka perbaikan-perbaikan atau
langkah-langkah yang diambil harus dilakukan dengan mengikuti
prosedure-prosedure Peraturan Beton Indonesia atas biaya Penyedia Jasa
Konstruksi.
5). Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
6). Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan
tanggal pengecoran, bagian struktur yag bersangkutan dan lain-lain data
yang perlu dicatat.
7). Semua benda uji kubus harus di Test diLaboraturium bahan bangunan dan
tempat pengetesan tersebut harus disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
8). Laporan asli (bukan photo copy) hasil Percobaan harus diserahkan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas segera sesudah selesai percobaan, dengan
mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standard,
campuran adukan dan berat benda uji kubus tersebut. Percobaan/test
kubus beton dilakukan untuk umur beton 3,7 dan 14 hari dan juga untuk
umur beton 28 hari.
9). Apabila dalam pelaksanaan nanti ternyata bahwa mutu beton yang dibuat
seperti yang ditunjukkan oleh benda uji kubusnya gagal memenuhi syarat
spesifikasi, maka Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta Penyedia
Jasa Konstruksi supaya mengadakan percobaan-percobaan non destruktif
atau bila perlu untuk mengadakan percobaan loading (Loading Test) atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi. Percobaan-percobaan ini harus memenuhi
syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
10). Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan
dibangun baru sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
11). Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Pengecoran Beton.
1). Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian
struktural dari pekerjaan beton, Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengajukan permohonan izin pengecoran tertulis kepada Direksi /
Konsultan Pengawas minimum 3 (tiga) hari sebelum tanggal/hari
pengecoran.
a). Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan
apabila bagian pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “siap”
artinya Pemborng sudah mempersiapkan bagian pekerjaan tersebut
sebaik mungkin sehingga sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
6. PEKERJAAN ATAP
Kuda-kuda atap kayu
Persyaratan bahan
Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan tidak retak,
tidak bengkok dan mempunyai derajad kelembaban kurang dari 15% dan
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1970-NI.5.
Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga memberikan
penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus waterpass menurut kemiringan
atap, sedangkan reng dipasang setiap jarak sesuai dengan ukuran genteng.
Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata
dan licin, setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya
pen/joint yang berfungsi pengunci.
Pekerjaan kayu harus rata, melentur, bengkok
Kuda-kuda atap baja konvensional
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan tenaga, peralatan,
perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan baja yang bersifat struktural.
Syarat-syarat Umum
Semua material Kontraktor baja konvensional yang digunakan harus memenuhi
persyaratan Peraturan Baja dan dengan hasil tes ASTM A 36-70a, dengan T baja St
37, atau dengan peraturan lain yang tekait.
Bahan-bahan
Bahan yang digunakan adalah profil besi siku 60.60.5mm dan 40.40.4 mm dengan
perincian :
Konstruksi Gording menggunakan profil besi siku 60.60.5mm dan 40.40.4
mm dan gording C150.50.20.2,3
Pelat buhul digunakan pelat baja dengan ketebalan 10 mm.
Baut hitam berulir penuh dengan ukuran Ø10-16 mm.
Batang trackstang dengan ukuran Ø16 mm
Bahan-bahan yang dipakai untuk Pekerjaan baja harus diperoleh dari
produsen rangka atap baja konvensional yang dikenal dan disetujui dan yang
tidak ada karatnya, bagian-bagian dan lembaran-lembaran tidak bengkok
atau cacat. Potongan-potongan (profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran,
berat dan detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harus
disediakan.
Bahan baja ini kecuali ditunjukkan atau dipersyaratkan lain harus sesuai
dengan PUBB-1956.
Penyambungan dan Pemasangan :
a. Untuk penyambungan digunakan baut hitam berulir penuh dengan
ukuran Ø10-16 mm. Baut-baut dan mur harus bermutu tinggi untuk
keperluan bangunan. Ukuran-ukurannya harus sesuai dengan yang
tertera dalam gambar. Baut yang digunakan dari jenis yang sudah
ditetapkan sesuai standard produsen yang telah bersertifikat.
b. Pemasangan di tempat pembangunan.
Kontraktor berkewajiban menjaga keadaan yang ada di
lapangan. Agar tumpukan barang-barang yang telah diserahkan
kepadanya tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk
menyokong bagian-bagian konstruksi yang harus diangkut,
diberi kayu penutup.
Bilamana menurut pertimbangan Pengawas Lapangan dianggap
terlalu lama waktunya antara waktu mengangkut bagian-bagian
yang tertumpuk dengan waktu pemasangan, maka harus dijaga
dengan cara yang tepat supaya jangan rusak karena perubahan
udara.
Baut-baut harus disimpang dalam los tertutup.
c. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan, gilingan,
masakan dan lain-lain:
Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan
bersih, tidak diperbolehkan bekas jalur, beram-beram, dan
lainnya.
Bila bekas potongan/pembakaran dengan mesin diperoleh
pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang
sekurang-kurangnya selebar 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya
sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak nampak lagi jalur-
jalur.
Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu
membuang bekas-bekas potongan.
d. Menembus, mengebor, dan meluaskan lobang:
Semua lubang-lubang harus dibor
Untuk lubang-lubang bagian dalam konstruksi yang disambung
dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung, dibor
sekaligus sampai diameter sepenuhnya dan apabila ternyata
tidak sesuai, maka perubahanperubahan lubang tersebut dibor
atau diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5
mm.
Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat berdiri siku-siku
pada bidang-bidang dan bagian-bagian konstruksi yang akan
disambung
Semua lubang sebelum pemasangan harus diberam.
Memberam tidak boleh dilakukan dengan mempergunakan besi-
besi penggarut.
e. Mur dan Baut
Baut yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai
ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi
rangka atap baja konvensional, yakni baut hitam berukuran
Ø10 mm.
Kekuatan bahan baut minimal harus sama dengan kekuatan
baja profil dan pelat simpul,
Pemasangan mur atau baut harus benar-benar kokoh serta
mempunyai kekokohan yang merata antara satu dengan yang
lainnya.
B. Pelaksanaan pekerjaan
Pemasangan papan listplank harus lurus, rata tidak bergelombang dan benar
benar horizontal sesuai dengan gambar perencanaan.
Pemasangan dilakukan sehabis semua pasangan rangka atap telah selesai
dikerjakan dengan sempurna.Listplank dipasang secara diagonal atau tegak
lurus terhadap rangka atap.
Listplank dipasang memanjang sesuai dengan kebutuhan atap.
Jarak sekrup untuk mengikat listplank dengan rangka atap sebaiknya tidak
terlalu jauh (dibuat antara 20 – 30 cm) semoga listplank terkunci kuat.
Sekrup dipasang sebanyak 2 baris pada setiap sisi profil memanjang.
Sistim penerangan
Sistim penerangan terdiri darii lampu lampu beserta fixturenya, sakelar, kabel kabel
dan conduit, serta material bantuannya.
E.1. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, kontraktor diwajibkan pula
mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain :
a. Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) sudah harus diproses dan
dilaksanakan.
b. Perihal Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ) ini segala pembiayaan yang
diperlukan untuk pembuatan IMB sampai dengan selesai, DIBIAYAI
sepenuhnya oleh Penyedia jasa ( besarnya biaya pengurusan IMB tidak
dimunculkan dalam RAB penawaran, namun Penyedia Jasa sudah harus
memperhitungkan sejak awal perihal biaya IMB ini dengan mencari informasi
ke Instansi terkait ).
E.2. Laporan kegiatan/pelaksanaan pekerjaan
a. Laporan Harian & Laporan Mingguan
Kontraktor wajib membuat “laporan harian“ dan “laporan mingguan“ yang
memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan
secara jelas. Laporan tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) meliputi :
1. Kegiatan fisik.
2. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas dan Perencana yang
disampaikan baik secara lisan maupun tulisan.
3. Hal - hal yang menyangkut masalah :
Material (masuk/ditolak).
Jumlah tenaga kerja.
Keadaan cuaca.
b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dan Perencana
dalam rangkap 3 (tiga).
Semua pengetesan dan pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas dan Perencana pekerjaan ini.
E.3. Penyedia jasa diharuskan menyiapkan dalam jumlah yang cukup peralatan dan
pengamanan penunjang lapangan yang diperlukan seperti : topi proyek, sepatu
proyek, jas hujan dan P3K
E.4. Diharuskan menutup lokasi pekerjaan dengan menggunakan pagar pengaman
dari bahan seng/papan agar tidak mengganggu kegiatan sekitar lokasi.
E.5. Sebelum penyerahan pertama, penyedia jasa wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan hasil
pelaksanaan pekerjaan harus di-pel sampai bersih, halaman harus ditata rapih
dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
E.6. Meskipun dibawah pengawasan direksi dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan
pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
E.7. Kebersihan lingkungan dan terjadinya kerusakan lingkungan atau bangunan
eksisting akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
E.8. Selama masa pemeliharaan, penyedia jasa wajib merawat, mengamankan, dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke-II (
kedua ) dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah diselesaikan dengan
sempurna.
E.9. Pada masa pemeliharaan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender,
Penyedia jasa setiap 2 (dua) bulan sekali menjadwalkan pertemuan dengan
Pengelola setempat, pengawas dan unsur teknis terkait untuk mengadakan rapat
guna mengevaluasi pekerjaan apabila terjadi perubahan akibat pemilihan bahan
yang kurang tepat atau akibat penyusutan bahan, maka dibuatkan berita acara
untuk perbaikannya.