PEKERJAAN :
DI KECAMATAN TAWANGMANGU
LOKASI :
TAWANGMANGU, KARANGANYAR
TAHUN ANGGRANAN :
2021
SPESIFIKASI TEKNIS
1. Spesifikasi Bahan/Material
Spesifikasi Spesifikasi
yang Teknis yg
No Material Keterangan
disyaratkan Ditawarkan
1 Semen Pabrikasi kualitas baik
(Tiga roda, Gresik,
Holcim)
Pasang woodplank 30
cm
Alumunium
Foil/Insulasi
GRC t =4mm
Jayaboard, Knauf,
Elephant
Floordrain uk. 10 x 10
cm Stainless Steel
Merk ex. Toto, onda,
waser
3. Spesifikasi Personil
4 Manager - 2
Keuangan
- Memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) kualifikasi usaha Menengah Bidang/Klasifikasi
Bidang Bangunan Gedung Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan (BG
007), diterbitkan pemerintah kabupaten/kota dan masih berlaku sampai dengan batas akhir
pemasukan penawaran;
- Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan kualifikasi Usaha Menengah
Bidang/Klasifikasi Bidang Bangunan Gedung klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi
Bangunan Pendidikan (BG 007) dan masih berlaku sampai dengan batas akhir pemasukan
penawaran.
- Memiliki Kinerja Baik
SPESIFIKASI TEKNIS
A. 1. PERSYARATAN UMUM
1. Spesifikasi Umum
a. Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar
Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti yang akan
diuraikan dalam Buku ini.
b. Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan / atau kesimpangsiuran
informasi dalam pelaksanaan, Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan
pertemuan dengan Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapat, kejelasan
pelaksanaan.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta
Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Teknis.
b. Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya.
c. Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan, alat-alat kerja
maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna.
d. Pekerjaan, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan sebelum pelaksanaan
dan setelah pembangunan.
e. Lingkup pekerjaan/pembangunan yang dilaksanakan :
I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN TANAH & PONDASI
III PEKERJAAN STRUKTUR
1 PEKERJAAN STRUKTUR BETON
2 PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
IV PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 Pekerjaan Dinding
2 Pekerjaan Finishing Dinding
3 Pekerjaan Lantai
4 Pekerjaan Pintu & Jendela
5 Pekerjaan Langit-Langit
6 Pekerjaan Sanitair
7 Pekerjaan Atap
8 Pekerjaan Saluran
V PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
1 Pekerjaan Penerangan & Stop Kontak
2 Pekerjaan Instalasi Air Bersih
3 Pekerjaan Instalasi Air Bekas
4 Pekerjaan Instalasi Air Kotor
3. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan / atau ketidak sesuaian
dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan
melaporkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas gambar mana yang akan dijadikan
pegangan. Hal tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan dan Penyedia Jasa konstruksi
untuk memperpanjang / meng- claim biaya maupun waktu pelaksanaan
4. Shop Drawing
a. Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta
oleh Direksi / Konsultan Pengawas/ Perencana.
b. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan
dan / atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
5. Ukuran
a. Pada dasarnya semua ukuran dalam Gambar Kerja (Arsitektur) pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
b. Penyedia Jasa konstruksi tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa sepengatahuan
Direksi.
6. Sarana Kerja
a. Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-
masing anggota kelompok kerja pelaksana dan inventarisasi peralatan yang
dipergunakan dalam pekerjaan ini
b. Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (workshop dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan Penyedia Jasa konstruksi akan dilaksanakan
serta jadwal kerja
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala
kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedang
berjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan tersebut.
8. Syarat Bahan
a. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik tidak
cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang
dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
b. Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang dipergunakan
juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan
A. 2. PERSYARATAN TEKNIS
2. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan. Pekerjaan penentuan Peil P. 0.00, Pagar
pengaman dari seng yang dicat, Direksi Keet dan barak kerja, Papan nama kegiatan pekerjaan
serta pekerjaan perbaikan kembali dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Fasilitas
tersebut tidak boleh dibongkar tanpa seijin Direksi / Konsultan Pengawas.
Penyedia Jasa konstruksi harus mengamankan/melindungi hasil pekerjaan sebelumnya maupun
yang sedang berjalan, bahan/komponen yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat.
Pekerjaan Pembersihan Sebelum Pelaksanaan
Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup pembongkaran / pembersihan /
pemindahan ke luar dari Tapak Konstruksi terhadap semua hal yang dinyatakan oleh
Direksi / Konsultan Pengawas, tidak akan digunakan lagi maupun yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksan Pengawas aan
Hasil pembongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak milik Pemberi Tugas. Serah terima
akan diatur oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
Pemerataan tanah pada tapak berkuntur (cut and fill) pada lahan pekerjaan yang akan
dikerjakan sesuai kebutuhan tapak yang difungsikan untuk pembangunan.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan peil-peil
yang tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu,
jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat dibagian galian yang akan
dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain
yang masih digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus secepatnya
memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas, atau kepada intansi yang
berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Penyedia Jasa
Konstruksi bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari
pekerjaan galian tersebut.
c. Pengurugan/Pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis, dan
ditumbuk sampai padat.
d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar
sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
e. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu
pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai atau
pompa lumpur yang diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air lumpur pada dasar galian.
Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu
harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan
atas petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil
pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan urugan pasir urug /sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan
dengan tanah seperti pondasi, sloof, dll.
2. Persyaratan Bahan
a. Sirtu / pasir urug yang digunakan harus tediri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan lain sebagainya,.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 2,5 cm, hingga
mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan dengan alat
pemadat.
c. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat diperoleh
hasil kepadatan yang baik.
d. Kondisi yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan yang
bersangkutan selesai dilakukan.
e. Tebal lapisan minimum 2,5 cm padat atau sesuai yang ditnjukkan dalam gambar.
Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal padat.
f. Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
Batu kali yang digunakan adalah batu gunung berwarna abu-abu hitam dan harus batu
belah/tidak bulat dan tidak porous serta mempunyai keras (tidak rapuh).
Semen, pasir dan air persyaratan lihat pekerjaan beton
Lapisan batu gunung yang digunakan :
Jenis : batu belah/batu gunung Kualitas baik
Bahan Perekat : adukan 1 Pc : 5 pasir beton.
3. Syarat Pelaksanaan
a. Setelah galian pondasi siap maka sebelum dipasang batu belah, tanah dasar harus
diberi lapisan pasir urug/sirtu dibawahnya setebal 10 cm dan dipadatkan.
b. Pasangan batu belah disusun dengan bersilang, semua permukaan bagian dalam harus
terisi adukan perekat dan semua nat yang tebal diisi dengan kricak.
c. Tinggi pemasangan tidak boleh lebih dari 0.5 m dalam satu hari. Sisi samping
pondasi harus diplester kasar sesuai adukan perekat pondasinya.
d. Untuk pasangan batu belah yang menggunakan lapisan batu kososng (aanstamping),
pasangan batu kosong harus ditata dengan sisi panjang tengah dan bersilang
kemudian diberi / ditabur pasir bagian atasnya hingga pasir mengisi lobang-lubang
yang terdapat disela-sela batu. Ketinggian pasangan aanstamping mengikuti gambar
kerja. Setelah pasir merata kemudian ditimbris.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian dan
syarat-syarat pelaksanaannya.
2. Persyaratan Bahan
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk : Beton, baja, pasangan bata yang
diplester atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Jenis lain yang akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas
terlebih dahulu. Acuan yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti
atau setara atau menggunakan multiplek dengan tebal minimum 9 mm.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan
beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan dan peninjauan terhadap
beban angin dan lain-lain, peraturan harus dikontrol terhadap Peraturan Pembangunan
Pemerintah Daerah setempat.
b. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum dalam gambar
struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran/finishing.
c. Sebelum memulai pekerjaannya, Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan
gambar dan perhitungan acuan serta sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui
secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Pada dasarnya tiap-tiap bagian dari
bekisting, harus mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas, sebelum
bekisting dibuat pada bagian itu.
d. Acuan yang direncanakan sedemikian rupasehingga tidak ada perubahan bentuk dan
cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya
pengecoran beton.
e. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang yang diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Direksi / Konsultan
Pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat seperti
potonganpotongan kayu, potongan-potongan kawat, paku, tahi gergaji, tanah dan
sebagainya.
g. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran, kerataan/kelurusan,
elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
h. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran. Harus
diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada
sisi bawah.
i. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran
atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk )dan
tidak bergoyang.
j. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas
baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan
harus berada dalam permukaan beton.
k. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
l. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi
(scafolding). Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger dapat dipertimbangkan
oleh Direksi / Konsultan Pengawas selama masih memenuhi syarat.
Setelah pekerjaan diatas selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta persetujuan dari
Direksi / Konsultan Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada Direksi /
Konsultan Pengawas.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang tercantum dalam gambar, baik
untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi maupun Struktur Atas,kecuali plat lantai yang
mennggunakan panel pre cas slab seperti yang di cantumkan dalam gambar.
2. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan sebagai berikut :
- Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 1726 -2002 ).
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
- Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983.
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
- Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
- Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
- Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
- Peraturan Bangunan Nasional 1978.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
- Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC:699.81:624.04).
3. Keahlian dan Pertukangan
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi
dan penyelesaian.
b. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah, harus
dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5
split setebal minimum 5 cm atau seperti tercantum pada gambar pelaksana.
c. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya.
d. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai dengan
gambar dan spesifikasi struktur.
e. Apabila Direksi / Konsultan Pengawas memandang perlu, untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan yang sulit dan atau khusus Penyedia Jasa Konstruksi harus
meminta nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Direksi / Konsultan Pengawas atas
beban Penyedia Jasa Konstruksi.
4. Persyaratan Bahan
a. Semen.
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal yang memenuhi syarat-
syarat dari :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Mempunyai sertifikat uji (test sertificate) dari lab yang disetujui secara
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
Saat pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus diterima dalam
sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan
digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 sak. Setiap pengiriman baru
harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut urutan pengirimannya.
Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah
penyimpanan, dianggap sudah rusak, sudah mulai membantu, dapat ditolak
penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2x24 jam atas biaya Penyedia
Jasa Konstruksi.
b. Aggregat (Aggregates).
Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran- kotoran lainnya).
Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38
mm, untuk penggunaanya harus mendapat persetujuan tertulis Direksi / Konsultan
Pengawas. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang diisyaratkan, padat dan mempunyai daya kerja yang
baik dengan semen dan air, dalam porporsi campuran yang akan dipakai.
Direksi / Konsultan Pengawas harus meminta kepada Penyedia Jasa Konstruksi
untuk mengadakan test kwalitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat
penimbunan yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan Pengawas, setiap saat di
laboratorium yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa
Konstruksi.
Apabila ada perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka Penyedia
Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memberitahukan secara tertulis kepada Direksi /
Konsultan Pengawas.
Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan tanah dan terkotori.
c. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih,
tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali), tulangan,
minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia serta uji
terlebih dahulu oleh Laboraturium yang disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
Air yang mengandung garam (air laut) sama sekali tidak diperkenankan untuk
dipakai.
d. Besi Beton ( Steel Bar ).
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir2.
- Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat (retak-
retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
- Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan bahan
tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan
Beton Indonesia.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
Kecuali bila ditentukan lain di dalam gambar maka mutu besi beton yang digunakan
adalah :
≤ ø12mm : BJTP U-24 ( Tulangan Polos )
> ø12mm : BJTD U-39 ( Tulangan Ulir )
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas,
harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur. Besi beton harus disupply
dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk mencampur adukan
bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
Sebelum mengadakan pemesanan Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan
pengujian mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjk dari
Direksi / Konsultan Pengawas.
Barang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi / Konsultan Pengawas,
berjumlah min.3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan, yang diameternya
sama dan panjangnya ± 100 cm. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan
setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa kesaksian Direksi /
Konsultan Pengawas tidak diperkenankan sama sekali dan hasil test yang
bersangkutan tidak sah.
Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang semacam
itu, harus mendapat persertujuan tertulis Perencana Struktur.
Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran dan
tanggal pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai untuk besi
tersebut.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai
dengan spesifikasin struktur harus segera dikeluarkan dengan site setelah menerima
instruksi tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas, dalam waktu 2x24 jam atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
Untuk menjamin mutu besi beton, Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai
wewenang untuk juga meminta Penyedia Jasa Konstruksi melakukan pengujian
tambahan untuk setiap pengiriman 5 ton dengan jumlah 3 (tiga) buah contoh untuk
masing-masing diameter atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi atau setiap saat
apabila Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai keraguan terhadap mutu besi
beton yang dikirim.
e. Kualitas Beton
1. Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah:
a. Beton mutu f'c=26,4 MPa untuk beton struktur (Pondasi, sloof, kolom, balok,
ringbalk).
b. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam Peraturan Beton Indonesia.
2. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan jaminan atas kemampuannya
membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pengalaman
pelaksanaan dilain tempat dan dengan mengadakan trial-mix dilaboraturium.
3. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji berupa silinder beton atau
kubus beton, menurut ketentuan – ketentuan yang disebut dalam Peraturan Beton
Indonesia mengingat bahwa W/C faktor yang sesuai disini adalah sekitar 0.52 -
0.55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut
Peraturan Beton Indonesia tanpa menggunakan penggetar.
4. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per
1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama.
Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
5. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas
beton yang dibuat dengan disahkan oleh Direksi / Konsultan Pengawas dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton
karakteristiknya.
6. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboraturium.
7. Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, harus dilakukan pengujian
slump (slump test), dengan syarat minimum 8 cm dan maksimum 12 cm. Cara
pengujian sebagai berikut :
Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton
(bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata
atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian
adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 30
cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan
yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-
lahan dan diukur penurunannya.
Slump Test dilakukan dibawah pengawasan Direksi / Konsultan Pengawas dan
dicatat secara tertulis.
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Adukan BetonYang Dibuat di tempat (Site Mixing)
Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
1). Semen diukur menurut berat.
2). Agregat diukur menurut berat.
3). Pasir diukur menurut berat.
4). Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete
batching plant).
5). Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
6). Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.
c. Pengecoran Beton.
1). Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian
struktural dari pekerjaan beton, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan
permohonan izin pengecoran tertulis kepada Direksi / Konsultan Pengawas
minimum 3 (tiga) hari sebelum tanggal/hari pengecoran.
a). Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan
apabila bagian pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “siap” artinya
Pemborng sudah mempersiapkan bagian pekerjaan tersebut sebaik
mungkin sehingga sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
b). Atas pertimbangan khusus Direksi / Konsultan Pengawas dan pada
keadaan-keadaan khusus misalnya untuk volume pekerjaan yang akan
dicor relatif sedikit/kecil dan sederhana maka izin pengecoran dapat
dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga)hari tersebut.
c). Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal
apabila terjadi salah satu keadaan sebagai berikut :
- Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari tanggal
rencana pengecoran yang disebutkan dalam izin tersebut.
- Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi
syarat lagi misalnya tulangan, pembersihan bekesting atau hal-hal
lain yang tidak sesuai gambar-gambar & spesifikasi.
d). Jika tidak ada persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas,
maka Penyedia Jasa Konstruksi akan diperintahkan untuk menyingkirkan
/membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi / Konsultan Pengawas, atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi
sendiri.
2. Persyaratan Bahan
Semen, pasir, split dan air lihat di pekerjaan beton.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
a. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Pasangan sub lantai dilakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan
sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna ( telah dipadatkan sesuai persyaratan ), rata
permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.
c. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau
split dengan perbandingan 1: 3 : 5.
d. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang
disebutkan/disyaratkan dalam detail gambar
e. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpass, kecuali pada lantai ruangan –
ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan
mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi / Konsultan Pengawas.
C. 2. PEKERJAAN DINDING BATU BATA
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi /
Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata besar press setara batu bata Kudus
dengan mutu terbaik, dan yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas. Syarat-syarat
batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir
beton, kecuali pasangan batu bata semen trasram
b. Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir beton, yakni
pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum 200 cm di
atas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet,
kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata di bawah permukaan tanah.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air hingga jenuh.
d. Setelah batang terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram
air.
e. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan betahap, setiap tahap maximum 24 lapis
per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal
½ batu yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat
praktis dengan kolom ukuran 13 x 13 cm. dari tulangan pokok 4 diameter minimal
12 mm.beugel diameter 8 jarak 20 cm, sedangkan jarak antar kolom satu dengan
yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.
g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata merah sama sekali
tidak diperkenankan.
h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan
hal lain hal ditentukan lain oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
i. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua.
j. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak lurus terhadap
lantai serta merupakan bidang rata.
k. Pasangan batu bata trasraam bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan
adukan 1PC : 3 pasir.
l. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).
Adapun toleransi terhadap as dinding yang diijinkan maksimal 1 cm (sebelum
diaci/diplester). Penuh dan padat, tidak berongga serta berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
m. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata
dan beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian
diketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat existing atau formite
harus tertutup aduk plesteran.
n. Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan
beton yang akan difinish dengan cat.
o. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik
dan lainnya, maka permukaan pleterannya harus diberi alur-alur garis horizontal
untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut.
Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cat.
p. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai
yang dinyatakan dalam Gambart Kerja dan /atau sesuai peil-peil yang diminta
dalam Gambar Kerja.Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika
ketebalan melebihi 3 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
diikatkan ke permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
q. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
r. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik matahari langsung
dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai. Penyedia Jasa
Konstruksi harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali sehari
sampai jenuh. Jika terjadi keretakan, Penyedia Jasa Konstruksi harus membongkar
dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
s. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 minggu.
t. Khusus untuk dinding pasanga batu bata pada peturasan, sebelum pelaksanaan
pekerjaan aduk plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi lapisan kedap air
setinggi 40 cm dari peil finish lantai yang bersangkutan.
Untuk perbaikan bekas bobokkan instalasi ME sebelum diplester kembali harus
menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan bata/beton.
b. Pekerjaan plesteran ini untuk semua permukaan pasangan batu bata baru serta
permukaan beton yang terlihat, dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan untuk
difinish.
2. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan Semen, Pasir dan Air lihat Pekerjaan Beton.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume
Cara Pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit
b. Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran aduk kedap air yaitu 1 PC :
3 Pasir beton. Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang
tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
c. Plesteran adalah campuran 1 PC : 5 pasir beton.
Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata
bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
d. Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3 pasir beton.
Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata
bagian luar/tepi luar bangunan, semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding
pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
e. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mendapat campuran yang homogen.
Plesteran ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran
sebagai lapisan dasar berumur 7 hari (sudah kering benar)
f. Semua jenis aduk plesteran di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
g. Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaann plesteran tersebut
khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak
berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain
yang membuat cacat.
h. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan
beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian di
ketrek/scratched.
Semua lubang-lubang bekas pengikat existing atau formite harus tertutup aduk
plesteran
i. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan pasangan batu bata dan beton
yang akan difinish dengan cat.
j. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik
dan lainnya, maka permukaan plesteran harus diberi alur-alur garis horisontal
untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut.
Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cat.
k. Ketebalan plesteran aharus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai
yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai peil-peil yang diminta
dalam Gambar Kerja.
Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm,
maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan
pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat
plesteran.
l. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak 2 M. Sponengan harus rapi
dan lurus.
m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung
dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
n. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Penyedia Jasa
Konstruksi harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali sehari
sampai jenuh.
o. Jika terjadi keretakan, Penyedia Jasa Konstruksi harus membongkar dan
memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
p. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 minggu
q. Khusus untuk dinding pasangan batu bata atau concrate block pada peturasan,
sebelum pelaksanaan pekerjaan aduk plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi
lapisan kedap air setinggi 40 cm dari peil finish lantai bersangkutan
Untuk perbaikan bekas bobokan instalasi ME sebelum diplester kembali harus menggunakan
kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan bata/beton.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan Ubin Keramik untuk pekerjaan
Finishing Lantai atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan Bahan
a. Jenis : Keramik, Granite Tile, Granite Bakar, Batu Andesit, Coble Stone
Permukaan : Polished dan Unpolished
Ketebalan : 7 mm
Warna : Ditentukan kemudian
Ukuran : sesuai gambar
Tipe : akan ditentukan kemudian
Produk : KW 1.
b. Adukan pengisi siar dan nat menggunakan nat warna. Warna ditentukan kemudian.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Adukan yang dipakai 1 PC : 3 Pasir beton. Pasir yang dipakai mempunyai gradasi
2 mm, harus dicuci dan disaring. Tidak dibenarkan menyiram Air Semen ke
permukaannya.
b. Seluruh rongga pada permukaan ubin bagian belakang harus terisi dengan adukan
sewaktu ubin bagian belakang harus terisi dengan adukan sewaktu Ubin Keramik
dipasang.
c. Pola pemasangan Ubin Keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja / Shop
Drawing atau sesuai dengan petunjuk pabrik.
d. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2 M2.
e. Garis-garis tepi Ubin Keramik yang terbentuk maupun siar siar harus lurus. Lebar
siar harus sama yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
f. Persyaratan pelaksanaan aduk & pengisi aduk perekat harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik. Untuk lantai yang luas harus
diberi dilatasi nat sealent sesuai spesifikasi dari pabrik keramik.
g. Surat dukungan dari distributor atau pabrik. Selama 1 x 24 jam setelah
pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari injakan atau pemberian beban.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kusen aluminium meliputi seluruh detail yang dinyatakan/
ditunjukkan dalam gambar
2. Persyaratan Bahan
a. Spesifikasi Teknis
- Bahan dari aluminium framing system, aluminium extrusi sesuai SII extrusi
0695-82, tidak terbuat dari scrapt (bahan bekas ).
- Aluminium : 4’’
- Tipe : terdapat slip penahan air hujan
- Nilai deformasi : diijinkan maksimal 1 mm
- Warna profil : Dark Brown / putih (bukan silver)
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua frame kusen, jendela dikerjakan secara fabrikasi dengan teliiti sesuai ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
b. Pemotongan besi hendaknya dijauhkan dari material aluminium untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada umumnya.
c. Penjelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata.
d. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti menggunakan skrup,
rivet dan ankur yang cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
e. Ankur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari galvanized steel plate setebal
minimal 2 mm dan ditempatkan pada interval 60 mm.
f. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stailess
steel sedemikian rupa sehingga hailine dari tiap sambungan harus kedap air. Celah
antara kaca dan sistem kusen ditutup dengan sealant.
g. Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi kemungkinan-kemungkinan sebagai
berikut :
1). Dapat menjadi kusen untuk kaca mati
2). Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dan dapat dipasang door
closer.
3). Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
4). Untuk sistem partisi harus moveable, dipasang tanpa harus mematikan secara
penuh yang merusak lantai atau langit-langit.
5). Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkinan di atas.
6). Untuk fitting hardware dan reinforcing materials di mana kusen aluminimum
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya, maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
h. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
i. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka
kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (perlubangan dinding) yang
melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
j. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door
dan double door. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding,
diberi sealant supaya kedap air dan suara. Kusen yang berhubungan dengan daun
pintu/jendela, engsel harus diberi perkuatan khusus agar daun dapat menempel kuat
pada kusen
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna
b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca dipasang diseluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Kaca pintu jendela :
Tebal 5 mm untuk kaca .
b. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak,
tidak bergelombang dan harus memenuhi standar bahan yang berlaku di Indonesia.
c. Untuk Rangka, mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang digunakan untuk
kosen.
d. Ukuran rangka pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja,
persyaratan persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
Syarat dan Mutu.
- Dimensi sesuai ukuran di gambar.
- Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0. 3 mm.
- Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm.
- Kesikuan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi
potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1.5 mm/m, kecuali disyaratkan lain oleh direksi.
Ukuran, tebal warna dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan gambar kerja,
buku spesifikasi ini atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaca khusus, sesuai
standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
Pekerjaan Pemasangan Kaca.
1). Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka
pemegang tersebut.
2). Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang harus
diberi sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka
seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja.
3). Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm batas
garis sambungan dengan kaca.
Kualitas Pekerjaan
1). Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan lis maupun
skrup.
2). Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari
rangka pemegang dan list yang ada.
3). Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan tergores.
4). Apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
Penyedia Jasa Konstruksi wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan dari
kerusakan dan benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus diberi tanda agar mudah
terlihat/diketahui. Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Konstruksi untuk memperbaiki sampai pekerjaan selesai.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan kusen pintu dan daun pintu
seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
2. Persyaratan Bahan
Spesifikasi Bahan
a. Jenis : Alumunium
b. Tebal : 6/12 cm
c. Ukuran: mengikuti gambar
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Siapkan alat dan bahan secukupnya ditempat yang aman dan mudah dijangkau.
b. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk
menentukan kedudukan kusen.
c. Pasang angkur pada kusen secukupnya.
d. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi
bouwplnk atau sesuai gambar.
e. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-
unting.
f. Pasang skur sehingga kedudukan stabil dan kokoh.
g. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.
h. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai tempatnya, ketinggian dan
ketegakan dari kusen.
i. Untuk pemasangan daun pintu, pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk
dengan toleransi kelonggaran 3-5 mm, baik kearah lebar maupun kearah tinggi.
j. Lepaskan daun pintu, pasang engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi tebal)
dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan sisi bagian atas 25 cm (pintu untuk 2
engsel) dan pada bagian tengah (pintu untuk 3 engsel).
k. Pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya kemudian beri
tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun
pintu.
l. Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan lurus
dengan kusen
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan plafond Gypsum board dan
kalsiboard seperti untuk area basah atau yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
2. Persyaratan Bahan
Spesifikasi Bahan
a. Jenis : Gypsum board / Kalsiboard
b. Tebal : 9 mm // 4 mm
c. Ukuran : mengikuti gambar
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas
plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l : elektrikal, AC, dan
perlengkapan instalasi lain yang diperlukan
c. Apabila pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam Gambar Rencana Plafond,
maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola Gambar Kerja dan wajib
diperhatikan terhadap peil rencana. Rangka yang datar harus rata air.
e. Rangka penggantung plafon menggunakan rangka hollow galvanis 40.40.0,4 mm,
modul 60 x 60 cm lengkap dengan penggantung sesuai gambar kerja.
f. Finishing plafond adalah cat.
Bagian tepi / pertemuan plafon dan dinding diberi list yang terbuat dari gypsum board. Motif
dan ukuran sesuai gambar atau sesuai dengan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
1. Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Syarat-syarat Bahan
a. Bahan cat yang digunakan adalah Mowilex, Dulux dan Nippon
Cat dinding: Type cat weather coat ( Weathershield)
Primer : 1 lapis Alkali Resisting Primer,
Undercoat : 1 lapis Acrylic Wall Filler interval 2 jam.
Cat-catan akhir untuk exterior : 2 lapis cat weather shield setebal 2x 30 micron,
semua lapis sehingga dicapai permukaan yang
merata dan sama tebal.
Cat Plafond menggunakan Catylac / decolith.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang
dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecata.
d. Seluruh bidang pengecatan untuk dinding dalam diplamur dahulu sebelum dilapis
dengan cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.
e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan
Pengawas serta nstalansi didalamnya telah selesai dengan sempurna.
f. Sebelum bahan dikirim kelokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produk
kepada Direksi / Konsultan Pengawas, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan
warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Penyedia Jasa
Konstruksi selam tidak lebih 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan
diserahkan.
g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk
pemeriksaan/peerimaan bahan yang dikirim oleh Penyedia Jasa Konstruksi ke
tempat pekerjaan.
i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas sebelum
pekerjaan dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda
pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
k. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan dan perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
l. Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Penyedia Jasa
Konstruksi harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa
adanya tambahan biaya.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/ berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu
pekerjaan yang baik dan sempurna.
3. Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar arsitek dan sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail finishing instalasi
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan gambar
kerja dan detail kepada direksi untuk dapat disetujui terlebih dahulu
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating serta harus diserahkan kepada direksi dan dilengkapi data isi dan
data notasi. Jumlah mengikuti instruksi dari Direksi / Konsultan Pengawas.
4. Koordinasi
a. Penyedia Jasa Konstruksi instalasi hendaknya bekerja sama dengan Penyedia Jasa
Konstruksi lainnya agar pekerjaan berjalan lancar dan tepat waktu
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalang instalasi
yang lain
c. Apabila pelaksanaan menghalangi instalasi yang lain, akibatnya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi
5. Pelaksanaan Pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan,Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya untuk disetujui.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran
dan kapasitas peralatan yang akan dipasang, dan jika ada yang salah menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
6. Testing dan Comissioning
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan testing dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi
semua persaratan yang diminta
b. Semua lahan dan prlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing
merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
8. Laporan-laporan
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas
dalam rangkap 3 mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan semua persaratan instalasi operasi
b. Hasil pengetesan peralatan
c. Hasil pengetesan kabel
d. Hasil pengetesan tahanan pentanahan
e. Dan lainnya yang diinstruksikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas
11. Ijin-ijin
Pengurusan ijin-ijin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta seluruh biaya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
E.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
2. Standar
1. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk
tujuan semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi
persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.
2. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus
dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.
3. Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja
tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari
baja tahan korosi.
4. Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
1. Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM
A36 atau A325.
2. Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng
untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
3. Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type)
d. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang
belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai
sertifikat dari pabrik.
e. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada
pertentangan, spesifikasi ini menentukan.
a. Semua material baja harus baru dan disetujui pengawas walaupun kontraktor telah
menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat kontraktor
untuk tetap bertanggung jawab.
b. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan "Hot Rolled Structural Steel" dan memenuhi mutu baja BJ 37 (PPBBI-
83) atau ASTM A36 atau SS41 (JIS.U 3101 - 1970).
c. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak
dapat dilakukan di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat
persetujuan Pengawas.
d. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada
tekukan dan ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi
dimulai pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.
e. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat
baja dan dicat zincromate 2 (dua) kali.
h. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta
bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir, dengan berat sesuai
gambar rencana.
i. Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan gambar kerja (Shop
Drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas,
dan Pemborong tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja
tersebut disetujui.
j. Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk hal-hal
berikut :
a. Dimensi layout dalam metrik.
b. Type dan lokasi sambungan.
c. Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.
k. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu sebelum
dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan dilakukan.
Sisa-sisa atau material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus dibersihkan.
4. Contoh Bahan
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai standar atau
pedoman untuk pemeriksaan atau penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor
ke site.
a. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak
merusak material.
c. Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari
pabrik ke lapangan, guna pengecekan pengawas. Kontraktor harus memberitahukan
pengawas sebelum pengiriman konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah di
lapangan konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan kotor. Bilamana ternyata
yang dikirim rusak dan bengkok, Kontraktor harus mengganti dengan yang baru.
e. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya diukur
dengan theodolite oleh Kontraktor dan disetujui Pengawas.
g. Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang yang
rata betul.
j. Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih dari
1/1000 panjang batang/komponen batang.
l. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
p. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh
sebab itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection
ini.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
7. Pemotongan Besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali
tidak diperkenankan.
b. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh pengawas, tidaklah berarti
mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau
perubahan dalam gambar. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran
selama erection tetap ada pada Kontraktor.
2. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran
yang tercantum pada gambar kerja.
3. Kelurusan
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
E.2 Pelaksanaan
1. Pengelasan
a. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin pengawas, dan menggunakan mesin las listrik.
b. Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf.
e. Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat tetap
menjamin komposisi dan sifat-sifat dari electrode selama masa penyimpanan.
f. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan electrode tersebut.
g. Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan
kualtias dari las yang dikerjakan.
h. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi
pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih dari
aspal, cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar, bekas potongan
api harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan
disikat.
j. Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan
berputar atau berbengkok.
k. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu
kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu harus
dibersihkan dari kerak-kerak las atau slag dan percikan-percikan logam yang ada.
Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
2. Sambungan
c. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul atau full
penetration butt weld.
3. Lubang-lubang Baut
b. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis
(maksimum 10 mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api
sama sekali tidak diperkenankan.
d. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang
digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
g. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih terdapat
paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan
pada ulir baut tersebut.
h. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
i. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang
tidak dapat dikencangkan.
Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan percobaan
dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau
yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK dan
pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan MK.
5. Pengecatan
a. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus dibersihkan dari
semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci dengan
white spirit atau solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus dihilangkan dengan
cara menggosok dengan wire brush mekanik.
b. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah harus
dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
d. Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di Workshop dengan
menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 2 (dua) kali 50 mikron.
e. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua
konstruksi selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).
f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai dengan
persyaratan cat yang digunakan.
6. Grouting
Untuk grouting disekitar angker dan dibagian bawah dari base plate dipakai Conbextra
GP ex Fosroc atau yang setara setebal 2.5 cm. Pekerjaan ini harus menggunakan
injection pump.
7. Pemasangan Akhir atau Final Erection
a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaanbaik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang
atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaaan itu harus segera
dilaporkan kepada MK disertai dengan usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan
tersebut harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya pekerjaan
tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK. Biaya tambahan yang timbul
akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
Meluruskan pelat dan siku atas bentuk lainnya dilaksanakan dengan cara yang
disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindungi dari cuaca harus diisi dengan bahan
“Waterproofing” yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh
para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang
berupa “platform” atau jaringan (“net”).
b. Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan gambar pemasangan
sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
c. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-
ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara
dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menahan beban mati,
angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
d. Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan tinggi
harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
e. Pelat dasar kolam untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah
bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus
diberi adukan lembab atau kering yang tidak susut dan disetujui Konsultan atau
MK.
f. Toleransi terhadapt penyimpangan kolom dari sumbu vertical tidak boleh lebih dari
1/1500 dari tinggi vertical kolom.
b. Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kintraktor harus melakukan pengujian atas
baja profil, baut, kawat las di laboratorium.
c. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari
bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari produsen dan
kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
- Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian
secara “Radiographic” termasuk sumber tenaga dari utilitas lainnya tanpa
adanya tambahan biaya pada Pemberi Tugas.
- Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi
standar yang ditentukan pada “AWS.D.1.0” dinyatakan oleh “Radiographic”
harus diperbaiki dibawah pengawasan MK dan tambahan “Radiographic”
dari daerah yang diperbaiki harus dibuat atas biaya Kontraktor.
2. Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” untuk las dan teknik serta standar yang
dipakai harus sesuai dengn lampiran C dari AWS.D.1.0 atau – 75 : Ultrasonic
Contact Examination or Weldments : E273-68 : Ultrasonic Inspection of
Longitudinal and Spiral Welds or Welded Pipe and Tubing (1974).
f. Jumlah pengujian
Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus seperti yang
ditentukan di lapangan oleh MK.
g. Pemeriksaan visual pengelasan harus dilakukan ketipa operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat
dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum MK membuat pemeriksaannya.
Konsultan atau MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang
pecah-pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan,
potongan bawah, lewatan atau overlap, kantong udara dan ukuran lasnya.
Pengelasan yang rusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS.D.1.0.
i. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
a. Bahan-bahan baja profil dihindarkan atau dilindungi dari hujan dan lain-lain.
b. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu
depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan kepada
Konsultan PENGAWAS dan Perencana untuk diketahui/disetujui.
b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dan Perencana dalam
rangkap 3 (tiga).
Semua pengetesan dan pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas
dan Perencana pekerjaan ini.
c. Pengajuan - Pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan / pemasangan
peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau
pekerjaan-pekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau
modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
c. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari
material/peralatan yang akan dipasang.
F.3. Penyedia jasa diharuskan menyiapkan dalam jumlah yang cukup peralatan dan
pengamanan penunjang lapangan yang diperlukan seperti : topi proyek, sepatu proyek,
jas hujan dan P3K
F.4. Diharuskan menutup lokasi pekerjaan dengan menggunakan pagar pengaman dari bahan
seng/papan agar tidak mengganggu kegiatan sekitar lokasi.
F.5. Sebelum penyerahan pertama, penyedia jasa wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan hasil pelaksanaan pekerjaan harus
di-pel sampai bersih, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna
harus disingkirkan dari proyek.
F.6. Meskipun dibawah pengawasan direksi dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan
dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
F.7. Kebersihan lingkungan dan terjadinya kerusakan lingkungan atau bangunan eksisting
akibat pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
F.8. Selama masa pemeliharaan, penyedia jasa wajib merawat, mengamankan, dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke-II ( kedua )
dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah diselesaikan dengan sempurna.
F.9 Pada masa pemeliharaan selama 184 (seratus delapan puluh empat) hari kalender,
Penyedia jasa setiap 2 (dua) bulan sekali menjadwalkan pertemuan dengan Pengelola
setempat, pengawas dan unsur teknis terkait untuk mengadakan rapat guna mengevaluasi
pekerjaan apabila terjadi perubahan akibat pemilihan bahan yang kurang tepat atau
akibat penyusutan bahan, maka dibuatkan berita acara untuk perbaikannya.