Tahun 2019
Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
Labtek IX-A, Jalan Ganesha No. 10, telp 022-2504735, faks. 022-2501263
1. …….yaitu di dalam berkiprah dan mengabdikan keahliannya menganut suatu kaidah dan
prinsip yang seharusnya dan yang tidak seharusnya baik menurut kaidah hubungan hidup
bermasyarakat maupun kaidah dasar keilmuan dan keahlian dengan didasari oleh moral
profesi dan aturan.
a. Pola pikir profesional
b. Kompetensi keahlian
c. Tanggung jawab
d. Kesejawatan (corporateness)
e. Etika.
2. Mana yang bukan merupakan harapan dari etika perencanaan wilayah dan kota
a. Kesejahteraan
b. Pemerataan
c. Keadilan sosial
d. Normatif
e. Produktivitas.
3. Merupakan salah satu kategori substansial dari masalah etika di dalam praktek
perencanaan wilayah dan kota yang fokus kepada masalah konflik kepentingan,
manipulasi informasi untuk kepentingan pihak tertentu, pertentangan pendapat antar
keahlian dan kelembagaan teknis terkait di dalam proses perencanaan:
a. Prilaku umum.
b. Prilaku khusus
c. Pengambilan keputusan administratif
d. Tekik perencanaan
e. Perencanaan dan kebijaksanaan
4. Mana yang termasuk ke dalam tanggung jawab diri di dalam konteks etika perencanaan:
a. Melindungi dan meningkatkan integritas terhadap profesi dan tanggap terhadap kritik
profesi
b. Mampu menguji nilai aplikatif dari teori, fakta, analisis, konsepsi dan standar
perencanaan terhadap situasi spesifik
c. Secara akurat merepresentasikan kualifikasi profesionalnya, pendidikannya, dan
tempat kegiatan kerjanya.
d. Bertanggung jawab dan jujur di dalam mengkaji dan menindaklanjuti produk
perencanaan dari sejawatnya
e. Tidak menerima pekerjaan di luar keahliannya atau di atas kemampuannya demi
kepentingan pemberi tugas sepihak
7. Manakah yang tidak tepat mengenai kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
(RTRWP) dalam Sistem Penataan Ruang dan kaitannya dengan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN);
a. RTRWN menjadi acuan dalam penyusunan RTRW Provinsi
b. RTRW Provinsi menjadi acuan dalam penyusunan RTR Kawasan Strategis
Provinsi sebagai rencana rinci
c. RPJM Provinsi menjadi acuan dalam penyusunan RTRW Provinsi
d. RPJP Provinsi dan RTRW Provinsi saling mengacu.
8. Manakah yang tidak tepat dalam konteks perencanan tata ruang:
a. Perencanaan Tata Ruang adalah proses untuk menentukan struktur ruang dan pola
ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
b. Rencana Tata Ruang adalah instrumen pengendalian pemanfaatan tata ruang
c. Susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana adalah salah satu
muatan dari renacana tata ruang wilayah.
d. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budi daya.
9. Berdasarkan status hukumnya, rencana tata ruang di bawah ini yang bersifat non-
statutory adalah:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
c. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten
d. Rencana Tata Ruang Pulau /Kepulauan
e. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
10. Pengertian pemanfaatan ruang dalam sebagai bagian dari sistem penataan ruang adalah:
a. Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang
untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
b. Upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata
ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya
c. Proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan
dan penetapan rencana tata ruang.
d. Upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
11. Perangkat/instrumen pengendalian pemanfaatan ruang meliputi hal-hal berikut, kecuali:
a. Peraturan zonasi
b. Perizinan
c. Rencana rinci tata ruang