Anda di halaman 1dari 26

SOSIALISASI

MAKASSAR, 10 - 12 MEI 2011

PEDOMAN REVITALISASI KAWASAN


PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 18/PRT/M/2011

1. Landasan Hukum dan Teori 2. Peraturan Menteri PU 3. Kegiatan Revitalisasi Kawasan

UU No. 11 tahun 2011 tentang Cagar Budaya (UUCB)

Pelestarian: upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan Cagar Budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya
BENDA BANGUNAN SITUS STRUKTUR KAWASAN

UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG)

Pelestarian: kegiatan perawatan, pemugaran, serta pemeliharaan bangunan gedung dan lingkungannya untuk mengembalikan keandalan bangunan tersebut sesuai dengan aslinya atau sesuai dengan keadaan menurut periode yang dikehendaki

UUBG No. 28 Tahun 2002


ADMINISTRATIF

STATUS HAK ATAS TANAH

STATUS KEPEMILIKAN BANGUNAN GEDUNG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN GEDUNG

FUNGSI BG
PERUNTUKAN DAN INTENSITAS

PERSYARATAN BG TATA BANGUNAN

ARSITEKTUR

AMDAL

TEKNIS UUBG 28/2002


KESELAMATAN

PPBG 36/2005
PEMBANGUNAN
KESEHATAN

KEANDALAN

PEMANFAATAN

PENYELENGGARAAN BG

KENYAMANAN

PELESTARIAN
PERAN MASYARAKAT
PEMBONGKARAN
KEMUDAHAN

PEMBINAAN

UUBG No. 28 Tahun 2002


Pelestarian (pasal 38):
Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan; Penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan dilestarikan dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan/atau Pemerintah dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan; Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yang dikandungnya

RANCANGAN PEDOMAN

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG

RTBL
Pola Penataan:
1. 2.

Permen PU No. 06/2007

3.

Perbaikan kawasan, seperti penataan lingkungan permukiman kumuh/nelayan (perbaikan kampung), perbaikan desa pusat pertumbuhan, perbaikan kawasan, serta pelestarian kawasan; pengembangan kembali kawasan, seperti peremajaan kawasan, pengembangan kawasan terpadu, revitalisasi kawasan, serta rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan pascabencana; pembangunan baru kawasan, seperti pembangunan kawasan permukiman (Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri), pembangunan kawasan terpadu, pembangunan desa agropolitan, pembangunan kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa (KTP2D), pembangunan kawasan perbatasan, dan pembangunan kawasan pengendalian ketat (high-control zone);

4. pelestarian/pelindungan kawasan, seperti pengendalian kawasan pelestarian, revitalisasi kawasan, serta pengendalian kawasan rawan bencana.

Pembinaan dan pemeliharaan peninggalan budaya (bangunan gedung dan lingkungan di kawasan cagar budaya) dapat dilakukan dengan prinsip pelestarian (konservasi)
Penggunaan fungsi baru pada aset lama Pembangunan dan pengembangan Preservasi (menjaga)

Bentuk-bentuk konservasi

Restorasi (mengembalikan) Replikasi (meniru) Rekonstruksi (perbaikan ulang) Revitalisasi


(menghidupkan kembali)

Prinsip pelestarian:
Mencakup aspek budaya benda tangible cultural heritage, khususnya artefak tidak bergerak (immovable artifacts); Alat mengolah transformasi dan revitalisasi bangunan gedung dan kawasannya; Memberikan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik berdasarkan kekuatan aset lama; Penambahan program-program yang menarik dan kreatif; Merencanakan program partisipasi dengan memperhitungkan estimasi ekonomi.

Manfaat Revitalisasi

1. Urban living quality 2. Sustainable urban form & structure

Manfaat Revitalisasi

3. Capital/Asset improvement 4. Economic (social/cultural) Development

Revitalisasi Revitalisasi: upaya untuk meningkatkan nilai


lahan/kawasan melalui pembangunan kembali dalam suatu kawasan yang dapat meningkatkan fungsi kawasan sebelumnya.

Revitalisasi Kawasan: rangkaian upaya


menghidupkan kembali kawasan yang mengalami penurunan kualitas fisik dan non fisik, meningkatkan nilai-nilai vitalitas yang strategis dan signifikansi dari kawasan yang mempunyai potensi dan/atau mengendalikan kawasan yang cenderung tidak teratur, untuk mengembalikan atau menghidupkan kembali kawasan dalam ikatan kota sehingga berdampak pada kualitas hidup warganya, melalui peningkatan kualitas lingkungan kawasan.

TIPOLOGI KAWASAN
1. HERITAGE TOWN 1. BUSSINES/ JOB CAPITAL - OUT FLOW 2. RESIDENT FLIGHT 2. OLD TOWN 3. DEGRADASI LINGKUNGAN

Revitalisasi Kawasan

3. KAWASAN STRATEGIS BERPOTENSI EKONOMI

URBAN / SETTLEMENT REVITALIZATION (PRK)

KAWASAN YANG SUDAH DIREVITALISASI

4. PERMUKIMAN KUMUH

KETERLIBATAN SWASTA dan MASYARAKAT KAWASAN/ PERMUKIMAN VITALITASNYA MENURUN (DECLINE) KAWASAN/ PERMUKIMAN VITALITASNYA AKAN MENURUN (STAGNANT)
5. KAWASAN/PERMUKIMAN BARU YANG STAGNANT

INTERVENSI PEMERINTAH

Materi Revitalisasi Kawasan


1. Studi dan Pengembangan Konsep; 2. Penyusunan Detail Architecture and Engineering Design; 3. Pelaksanaan Konstruksi; 4. Pengelolaan; dan 5. Penguatan Kelembagaan dan Pemasaran.

Studi dan Pengembangan Konsep


1. Kajian kebijakan 2. Identifikasi potensi dan masalah kawasan dari segi fungsi strategis, vitalitas ekonomi kawasan, kondisi sosial dan budaya, kejelasan kepemilikan dan nilai lahan, akses dan transportasi dari pusat kota, keterkaitan kawasan dengan sistem kota secara spasial, jaringan prasarana sarana dan kegiatan, kepadatan fisik dan penduduk, kualitas lingkungan, fasilitas kenyamanan, pelayanan prasarana sarana serta kelembagaan. 3. Identifikasi signifikansi budaya dan historis masa lalu yang pernah dimiliki kawasan baik dari segi fungsi kawasan, setting kawasan (tipe bangunan dan bentuk ruang kawasan) maupun adat istiadat. 4. Identifikasi prioritas revitalisasi kawasan. 5. Deliniasi kawasan.

Kebijakan Revitalisasi
1. Revitalisasi kawasan dilakukan pada kawasankawasan strategis/potensial yang menurun produktivitas ekonominya dan terdegradasi lingkungan fisiknya; 2. Peningkatan kualitas penataan bangunan dan lingkungan yang mampu memberdayakan aktivitas ekonomi, sosial dan budaya kawasan; 3. Pengelolaan kawasan revitalisasi yang berkelanjutan.
KAWASAN PERDAGANGAN, PERKANTORAN, JASA & LINGKUNGAN SEKITAR ALUN-ALUN UTARA

BALUWARTI/ PERMUKIMAN TRADISIONAL

Karaton Surakarta Hadiningrat

BATAS KAWASAN PUSAT (Karaton Surakarta Hadiningrat) BATAS KAWASAN PENYANGGA (Alun-alun utara, selatan, permukiman tradisional/ baluwarti)

ALUN-ALUN SELATAN

BATAS KAWASAN PENDUKUNG (Kawasan perdagangan, perkantoran/jasa & lingkungan sekitarnya)

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN


FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH
A. B. C. D. Rencana dan pedoman revitalisasi kota/kawasan Konservasi kota/kawasan Perbaikan & peningkatan infrastruktur Manajemen revitalisasi kota/kawasan: Promosi Insentif Leveraging the private sector (partnership) Land security Percontohan Relokasi kantor-kantor pemerintah E. Pengembangan perumahan pemerintah F. Menetapkan kawasan revitalisasi sebagai kawasan strategis G. Regulasi rencana pembangunan kawasan (Perda/SK Kepala Daerah) H. Pemantauan dan evaluasi

MASYARAKAT/SWASTA
A. Manajemen revitalisasi kota/kawasan: Promosi Adaptive re-use Perbaikan dan perawatan B. Lingkungan, bangunan dan perumahan: Menciptakan lapangan kerja/usaha Pembangunan perumahan dan sarana Peningkatan kualitas lingkungan

Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan untuk menjamin kelangsungan pemanfaatan, pemeliharaan dan perawatan sesuai dengan fungsi dan manfaat yang telah direncanakan pada kawasan melalui pembentukan lembaga pengelola kawasan dan operasionalisasi kawasan oleh pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

Penguatan Kelembagaan Penguatan kelembagaan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pemangku kepentingan dalam mendukung proses kegiatan revitalisasi kawasan melalui pengembangan sumber daya manusia dan peraturan perundang-undangan.

Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan yang mendukung operasionalisasi revitalisasi kawasan yang paling sedikit meliputi promosi dan pengembangan bisnis atau investasi.

VISI KOTA SURAKARTA


Terwujudnya Kota Solo sebagai Kota budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan olah raga.

MISI TATA RUANG KOTA SURAKARTA


Terwujudnya pengendalian sistim tata ruang dan pemanfaatan ruang Terwujudnya Kota Solo sbg kota yg berkarakter eco

cultural city Terwujudnya pencitraan kota yg beridentitas lokal

Kota Sawahlunto
SEBELUM

SESUDAH

Kawasan Museum Goedang Ransoem, Sawahlunto

Candi Borobudur

Kawasan yang terpadu dengan Candi dan lingkungan pengamannya memerlukan manajemen pengunjung dan studi/perencanaan lansekap

REVITALISASI KAWASAN SEJARAH

MONUMEN PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN


KABUPATEN PACITAN - JAWA TIMUR

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai