Kabupaten Merauke
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
Gambar 4.5 Metodologi Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan di Kabupaten Merauke
TAHAPAN
1 TAHAP PERSIAPAN 2 TAHAP VERIFIKASI LOKASI SERTA PERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI 3 TAHAP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN
A.1.
PENYELENGGARAAN SOSIALISASI
KEGIATAN RP2KPKP A.4
FGD 2: A.5
(pendekatan fasilitasi A.2 A.3 PENYEPAKATAN KONSEP, FGD 3: A.6 A.7
KONSOLIDASI TK. FGD 1: STRATEGI, POLA PENYEPAKATAN RENCANA AKSI, PEMBAHASAN
Pemda) PROVINSI PENYEPAKATAN PROFIL HASIL PENANGANAN PROGRAM DAN KEGIATAN (Hasil PLENO
DISEMINASI
VERIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH RKM)
B.8
DISTRIBUSI POLA B.15
KOLABORASI PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH (GAMBAR KERJA, RAB, RKS)
LAPORAN LAPORAN
PELAPORAN PENDAHULUAN ANTARA
LAPORAN
DRAFT AKHIR
LAPORAN
AKHIR
· Rencana kerja yang telah disepakati; · Data primer hasil survei dan data sekunder hasil pengolahan; · Skenario penanganan dan desain kawasan permukiman kumuh; · Daftar rencana komponen infrastruktur
· Pendekatan dan metodologi pelaksanaan · Data hasil verifikasi lokasi (delineasi, luasan, layanan hunian dan infrastruktur) · Rencana aksi penanganan permukiman kumuh; pembangunan tahap 1;
kegiatan yang telah disepakati; · Hasil sinkronisasi data kumuh (primer dan sekunder); · Memorandum keterpaduan program penanganan skala kota dan kawasan; · Data hasil pengukuran detail komponen
· Desain survey dan format kegiatan; · Profil permukiman kumuh yang telah terverifikasi; · Rencana investasi dan pembiayaan kawasan permukiman kumuh; infrastruktur pembangunan tahap 1:
· Data awal profil kawasan kumuh; · Hasil penilaian lokasi berdasarkan kriteria, indikator, dan parameter kekumuhan; · Daftar kawasan prioritas penanganan permukiman kumuh; · Peta rinci/siteplan;
· Hasil overview dokumen perencanaan dan · Pola kolaborasi penanganan permukiman kumuh; · Terselenggaranya perencanaan partisipatif (pelaksanaan rencana kerja masyarakat dan · Visualisasi pendukung perancangan
OUTPUT kebijakan daerah;
· SK Kumuh, SK Pokjanis, Surat Minat, dan
·
·
Kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh;
Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh;
penyepakatan komponen DED) di kawasan permukiman kumuh prioritas;
· Berita acara FGD 3 (Penyepakatan rencana aksi, program dan kegiatan hasil perencanaan di
(dokumentasi drone, ilustrasi before-after,
animasi 3D);
Peta Dasar. · Peran masyarakat dalam penanganan permukiman kumuh; tingkat masyarakat) · DED (Gambar kerja, RAB, RKS) komponen
· Peta kesesuaian kawasan permukiman · Berita acara penyelenggaraan FGD 1 (Penyepakatan profil hasil verifikasi dan pola kolaborasi infrastruktur pembangunan tahap 1;
perkotaan yang terhadap rencana tata ruang penanganan permukiman kumuh); · Dokumen lelang;
· Hasil penyiapan kelembagaan masyarakat · Berita acara penyelenggaraan FGD 2 (Penyepakatan konsep, strategi, dan pola penanganan · Dokumen RP2KPKP; dan
permukiman kumuh) · Draft Perwal/Perbup
A.1.
PENYELENGGARAAN SOSIALISASI
KEGIATAN RP2KPKP
(pendekatan fasilitasi A.2
KONSOLIDASI TK.
Pemda) PROVINSI
B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
B.2 B.4
PENYUSUNAN OVERVIEW
DESAIN SURVEY KEBIJAKAN DAERAH
DAN FORMAT DAN IDENTIFIKASI
PROSES PENYUSUNAN KEGIATAN KESESUAIAN
PERMUKIMAN
RP2KPKP EKSISTING TERHADAP
(Pendekatan Membangun RENCANA TATA
RUANG KAB/KOTA
Sistem) B.3
PENYIAPAN DATA
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
· Data kumuh
· Data statistik
terkait
Pada tahap persiapan ini terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan yang
meliputi:
1) Sosialisasi Nasional
Kegiatan sosialisasi merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat
Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Jendral Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada awal pelaksanaan
penyusunan RP2KPKP.
· KMP
DURASI Awal bulan pertama, dengan alokasi waktu ditentukan oleh DJCK,
Kementerian Pekerjaan Umum
Lingkup kegiatan verifikasi serta perumusan konsep dan strategi ini meliputi 5 (lima)
sub kegiatan proses penyusunan dan 4 (empat) sub kegiatan diskusi dan
penyepakatan, yaitu sebagai berikut.
Lingkup kegiatan verifikasi dan perumusan strategi skala kota ini dilakukan
dalam jangka waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak kegiatan persiapan selesai
dilakukan.
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN RP2KPKP A.4
FGD 2:
(pendekatan fasilitasi A.3 PENYEPAKATAN KONSEP,
Pemda) FGD 1:
PENYEPAKATAN PROFIL HASIL
STRATEGI, POLA
PENANGANAN PERMUKIMAN
VERIFIKASI KUMUH
B.5 B.10
SURVEI DAN PERUMUSAN KONSEP
PENGOLAHAN DAN STRATEGI
DATA PENCEGAHAN &
PERMUKIMAN PENINGKATAN KUALITAS
KUMUH PERMUKIMAN KUMUH
B.9
B.6 PERUMUSAN
VERIFIKASI LOKASI DAN KEBUTUHAN
PENCEGAHAN &
PROSES PENYUSUNAN PEMUTAKHIRAN PROFIL
PERMUKIMAN KUMUH
PENINGKATAN
KUALITAS
RP2KPKP PERMUKIMAN KUMUH
(Pendekatan Membangun
Sistem) B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN
B.8
DISTRIBUSI POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
Gambar 4.14 Tahapan Verifikasi Lokasi serta Perumusan Konsep dan Strategi
Pada tahap Verifikasi Lokasi serta Perumusan Konsep dan Strategi ini
terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya:
1) Survey dan Pengolahan Data Permukiman Kumuh
Merupakan proses identifikasi untuk memahami kondisi permukiman kumuh
berikut sebaran lokasi, konstelasinya terhadap ruang kota/perkotaan,
mengidentifikasi tipologi permukiman kumuh, serta potensi dan permasalahan
yang terkait dengan karakteristik sosial, ekonomi, budaya, fisik, dan
kelembagaan. Identifikasi ini diperlukan sebagai dasar verifikasi lokasi dan
pemutakhiran profil permukiman kumuh yang telah ditetapkan di dalam SK
Walikota/Bupati.
DATA BASIS
PERMUKIMAN PENILAIAN
BERDASARKAN TERHADAP 7 ASPEK
HASIL SURVEY DAN DAN KRITERIA
PENGOLAHAN DATA KEKUMUHAN
KUMUH
PEMUTAKHIRAN SK
PENDETAILAN PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
Tahap ini akan menjadi saringan awal penilaian lokasi permukiman kumuh
berdasarkan kompleksitas permasalahan yang ada di lokasi permukiman kumuh
yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya.
Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi terhadap aspek:
1. Kondisi Kekumuhan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek permasalahan kekumuhan terdiri atas
klasifikasi:
a. Kumuh kategori ringan;
b. Kumuh kategori sedang; dan
c. Kumuh kategori berat.
2. Legalitas Lahan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri atas klasifikasi:
a. Status lahan legal; dan
b. Status lahan tidak legal.
3. Pertimbangan Lain
Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas:
a. Pertimbangan lain kategori rendah;
b. Pertimbangan lain kategori sedang; dan
c. Pertimbangan lain kategori tinggi.
Gambar 4.27 Skema Umum Perumusan Konsep dan Strategi Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Gambar 4.29 Tahapan FGD 2: penyepakatan Konsep, Strategi dan Pola Kolaborasi
Penanganan Permukiman Kumuh
Gambar 4.32 Tahapan Perumusan Skenario Penanganan dan Konsep Desain Kawasan
Gambar 4.35 Contoh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Permukiman Kumuh
PELAKSANA • BKM/KSM
• Tokoh masyarakat
• Tenaga ahli pendamping
DURASI 2 (dua) minggu *
*)Terhitung sejak minggu keempat bulan keempat sampai
minggu pertama bulan kelima atau sejak diselesaikannya sub
kegiatan perumusan rencana aksi dan memorandum program
keterpaduan skala kota dan kawasan
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN RP2KPKP
(pendekatan fasilitasi A.6 A.7
PEMBAHASAN KONSULTASI
Pemda) PLENO PUBLIK *
B.16
PENYEMPURNAAN
HASIL PLENO
B.17
PENYUSUNAN
DOKUMEN RP2KPKP
· Rencana Aksi 0%
Kumuh
· Rencana Teknis
Pembangunan
PROSES PENYUSUNAN tahap 1
· Memorandum
RP2KPKP Program
(Pendekatan Membangun · DED Komponen
Prioritas
B.14
Sistem) PENYUSUNAN DESAIN
TEKNIS
· Daftar rencana
komponen B.18
· Pengukuran lapangan FINALISASI &
· Visualisasi pendukung LEGALISASI HASIL
perancangan (PERWAL/PERBUP)
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBAR KERJA, RAB, RKS)
PELAPORAN LAPORAN
DRAFT AKHIR
LAPORAN
AKHIR
Pada tahap penyusunan desain teknis ini terdapat beberapa kegiatan yang
dilakukan diantaranya:
1) Penyusunan Desain Teknis
Penerjemahan konsep dan desain penanganan kawasan yang telah dirumuskan
ke dalam rencana teknis penanganan yang lebih terukur dan presisi baik secara
lokasi, besaran/volume, dan terpetakan secara visual, serta menyusun dan
menyepakati daftar komponen infrastruktur pembangunan tahap 1 yang akan
ditindaklanjuti dengan penyusunan DED, dilanjutkan dengan pengukuran detail
terhadap komponen-komponen tersebut.
Gambar 4.44 Contoh Siteplan Kawasan Skala 1:1000 (Disertai Dokumentasi Kondisi
Eksisting)
3) Pembahasan Pleno
Pada bulan kelima/keenam penyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan
kegiatan Pembahasan Pleno Penyusunan RP2KPKP yang wajib diikuti oleh
Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis Kabupaten/Kota.
2) Penurunan kualitas bangunan terkait dengan kriteria Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH):
Secara umum Rumah Tidak Layak Sehat diartikan sebagai kondisi kemampuan
bangunan rumah yang berada dibawah standar kelayakan untuk dihuni. Kondisi
ini dicirikan oleh kualitas bangunan dengan material yang sub standard an
kapasitas huni dari bangunan (luas dibutuhkan perjiwa) berada dibawah standar
rumah sehat yang ditetapkan.
a. Jenis atap rumah terbuat dari daun dan lainnya.
b. Jenis dinding rumah terbuat dari anyaman bamubu yang belum diproses.
c. Jenis lantai tanah.
d. Tidak mempunyai fasilitas tempat untuk mandi, cuci, kakus (MCK) yang
memadai baik pribadi maupun komunal.
e. Sarana social, budaya, ekonomi dan pelayanan umum seperi air bersih, air
kotor, dan persampahan tidak memadai baik secara kuantitas maupun
kualitas.
Penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib
didahului proses pendataan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan
melibatkan peran masyarakat. Proses pendataan meliputi proses identifikasi lokasi
dan penilaian lokasi.
Identifikasi permukiman yang teridentifikasi sebagai permukiman kumuh
didasarkan sebagai berikut:
A. Identifikasi Permasalahan Kekumuhan
Identifikasi permasalahan kekumuhan merupakan tahap identifikasi untuk
menentukan permasalahan kekumuhan pada obyek kajian yang difokuskan
pada aspek kualitas fisik bangunan dan infrastruktur ke-Cipta Karya-an pada
suatu lokasi. Identifikasi permasalahan kekumuhan dilakukan berdasarkan
pertimbangan pengertian perumahan kumuh dan permukiman kumuh,
persyaratan teknis sesuai ketentuan yang berlaku, serta standar pelayanan
minimal yang dipersyaratkan secara nasional. Atas dasar itu, maka identifikasi
permasalahan kekumuhan dilakukan pada beberapa indikator sebagai berikut.
1) Kondisi bangunan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Sebagian besar bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan
bangunan, dalam hal dimensi, orientasi, dan bentuk tapak maupun
bangunan;
katas tanah atau pemilik tanah dalam bentuk perjanjian tertulis antara
pemegang ha katas tanah atau pemilik tanah dengan pengguna tanah.
b. Sebagian atau keseluruhan lokasi tidak memiliki kejelasan status
tanah, baik merupakan milik orang lain, milik Negara dan milik
masyarakat adat tanpa izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah
maupun tanah sengketa (status tanah illegal).
2) Aspek kesesuaian rencana tata ruang (RTR), dengan beberapa
kriteria sebagai berikut:
a. Keseluruhan lokasi berada pada zona perumahan dan permukiman
sesuai RTR (sesui);
b. Sebagian atau keseluruhan lokasi berada tidak pada zona perumahan
dan permukiman sesuai RTR (tidak sesuai).
3) Aspek persyaratan administrasi bangunan, dengan beberapa kriteria
sebagai berikut:
a. Keseluruhan bangunan pada lokasi telah memiliki izin mendirikan
bangunan (IMB)
b. Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi tidak memiliki izin
mendirikan bangunan (IMB).
Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi yang telah
dilakukan terhadap aspek-aspek berikut:
1. Kondisi kekumuhan. Penilaian lokasi berdasarkan aspek permasalahan
kekumuhan terdiri atas klasifikasi:
a. Kumuh kategori ringan;
b. Kumuh kategori sedang; dan
c. Kumuh kategori berat.
2. Legalitas lahan. Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri
atas klasifikasi:
a. Status lahan legal; dan
b. Status lahan tidak legal.
3. Pertimbangan lain. Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri
atas:
a. Pertimbangan lain kategori rendah;
Tabel 4.2 Formula Penilaian Lokasi Berdasarkan Kriteria, Indikator dan Parameter Kekumuhan
Tabel 4.3 Formula Penilaian Dalam Penentuan Skala Prioritas Penanganan Kawasan Permukiman
Kumuh Perkotaan
11) B5 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain rendah dan
status legal;
12) B6 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain rendah dan
status tidak legal;
13) C1 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain tinggi dan
status legal;
14) C2 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain tinggi dan
status tiak legal;
15) C3 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain sedang dan
status legal;
16) C4 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain sedang dan
status tidak legal;
17) C5 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain rendah dan
status legal;
18) C6 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain rendah dan
status tidak legal.
STRENGHTHS WEAKNESS