Anda di halaman 1dari 26

Ringkasan Eksekutif

Rencana Aksi
PENGENDALIAN PENCEMARAN
DAN KERUSAKAN DAS CITARUM
2019-2025
Ringkasan Eksekutif 1
Ringkasan Eksekutif
RENCANA AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN
DAS CITARUM 2019 – 2025

A. Pendahuluan

Sungai Citarum terbentang sepanjang 297 km dengan hulu di Situ Maksud penyusunan Rencana Aksi PPK DAS Citarum adalah
Cisanti yang terletak di kaki Gunung Wayang, Kabupaten Bandung menyediakan referensi bagi seluruh pemangku kepentingan dalam
dan bermuara di Pantai Utara Pulau Jawa, Muara Gembong, upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum.
Kabupaten Bekasi. Aliran DAS Citarum melintasi 13 kabupaten/kota, Tujuannya adalah tersusunnya pedoman Rencana Aksi
antara lain Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum. Sasaran
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dari Penyusunan Rencana Aksi PPK DAS Citarum adalah:
Kota Bandung, Kota Cimahi, sebagian Kabupaten Sumedang, 1. Terumuskannya strategi dan indikator keberhasilan;
sebagian Kabupaten Cianjur, sebagian Kabupaten Bogor, sebagian 2. Terumuskannya rencana program dan kegiatan terpadu yang
Kabupaten Sukabumi, sebagian Kabupaten Subang dan sebagian melibatkan seluruh pemangku kepentingan;
Kabupaten Garut. Selain menjadi sumber air baku untuk air minum, 3. Terumuskannya kerangka monitoring dan evaluasi
Sungai Citarum juga sumber air irigasi untuk ratusan ribu hektar keberhasilan program.
sawah serta pembangkit listrik untuk Pulau Jawa dan Bali.
Rencana Aksi PPK DAS Citarum telah ditetapkan dalam Peraturan
DAS Citarum mengalami pencemaran dan kerusakan lingkungan Gubernur Nomor 28 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi
akibat tingginya aktivitas domestik dan industri di pinggiran sungai. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai
Pencemaran dan kerusakan Sungai Citarum meliputi pencemaran Citarum Tahun 2019-2025, pada tanggal 19 Juni 2019.
industri, limbah pertanian, limbah peternakan, limbah perikanan, dan
limbah domestik baik air limbah domestik maupun sampah domestik. Total luas DAS Citarum adalah 682.227 Ha dan tersebar di 13
Untuk melakukan percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kabupaten/Kota. Luas DAS Citarum per Kabupaten/Kota dapat
Kerusakan DAS Citarum dibentuk Tim Pengendalian Pencemaran dilihat pada Tabel 1, dan Peta Sub DAS Citarum dapat dilihat pada
dan Kerusakan DAS Citarum, yang disebut Tim DAS Citarum. Gambar 1.
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan (PPK) DAS Citarum
bertujuan sebagai pelestarian fungsi DAS Citarum sehingga tujuan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tercapai.

Ringkasan Eksekutif 2
Tabel 1. Luas Sub DAS Citarum

No Kab/Kota Luas Adm Luas Dalam Persentase


(Ha) DAS (Ha) Luas DAS (%)

1 Bandung 174.304,1 134.384,1 77,1


2 Bandung Barat 128.468 128.305,5 99,8

3 Subang 216.871,7 95,1 0,04


4 Bekasi 125.172,7 46.655,7 37,2
5 Bogor 299.225,4 44.623,4 14,9
6 Cianjur 363.409,0 127.626,9 35,1
7 Cimahi 4.248,1 4.248,1 100
8 Garut 310.605,5 1.198,4 0,4
9 Karawang 191.540,4 94.026,3 49,1
10 Kota Bandung 16.681 16.681 100
11 Purwakarta 99.407,6 70.788,9 71,2
12 Sukabumi 416.338,7 379,6 0,1
13 Sumedang 156.916,4 13.213,5 8,4 Gambar 1. Peta DAS Citarum
Sumber: Hasil Pengolahan SK.304/MENLHK/PDASHL/
Total 2.503.189,1 682.227 27.25 DAS.0/7/2018 tentang Peta Daerah Aliran Sungai

Ringkasan Eksekutif 3
B. Arah Kebijakan, Strategi dan Program C. Indikator Keberhasilan PPK DA S Citarum
Arah kebijakan pada penanganan DAS Citarum merujuk pada Target utama program adalah menurunnya tingkat pencemaran
arahan yang tertuang dalam Perpres No. 15 Tahun 2018 tentang Sungai Citarum dengan indikator utama Indeks Kualitas Air (IKA).
Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Pada Tahun 2023, IKA Sungai Citarum ditargetkan dapat
Citarum, yaitu Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran mencapai 38,57 (kondisi IKA Tahun 2018 adalah 33,43). Kondisi
DAS dan/atau Kerusakan DAS, serta Pemulihan Fungsi DAS. ini menunjukkan bahwa adanya perbaikan status mutu sungai
Berdasarkan arah kebijakan tersebut, disusun strategi dan kategori cemar berat menjadi cemar sedang. Pada Tahun 2025,
program pada Tabel 2. IKA Sungai Citarum ditargetkan mencapai 40,86. Kondisi ini
menunjukkan adanya peningkatan status mutu kategori cemar
Tabel 2. Strategi dan Pogram setiap Penanganan
sedang ke cemar ringan.
Arah Kebijakan Strategi Program
Menurunkan sedimentasi di
DAS Citarum dengan 1. Penanganan Lahan
pengurangan erosi melalui Kritis
penanganan lahan kritis
2. Penanganan Limbah
Industri
04 04
1. Pencegahan
Pencemaran
DAS dan/atau
Mengelola limbah yang
terdiri dari limbah industri,
3.

4.
Penanganan Limbah
Peternakan
Penanganan Air
2018 2023 2025
limbah peternakan, limbah
Kerusakan Limbah Domestik
domestik serta persampahan
DAS 5. Pengelolaan Sampah Nilai Indeks Nilai Indeks
2. Penanggulang 6. Penertiban Keramba Nilai Indeks
an Jaring Apung Kualitas Air Kualitas Air Kualitas Air
Pencemaran 7. Pengendalian 33,43 38,57 40,86
DAS dan/atau Melakukan pengawasan dan Pemanfaatan Ruang
Kerusakan penegakan hukum serta DAS Citarum
DAS penertiban pemanfaatan 8. Penegakan Hukum
3. Pemulihan ruang 9. Pemantauan Kualitas
Fungsi DAS Air
Meningkatkan pengelolaan 10. Pengelolaan Sumber Gambar 2. Target Indeks Kualitas Air
sumber daya air Daya Air
Melakukan edukasi dan 11. Edukasi
sosialisasi kepada industri, Penjabaran indikator output, outcome dan impact dapat dilihat
insitusi pendidikan, dan 12. Hubungan
masyarakat di DAS Citarum Masyarakat pada Tabel 3.

Ringkasan Eksekutif 4
Tabel 3. Indikator Output, Indikator Outcome, dan Impact Indikator Indikator Indikator
Program
Output Outcome Impact
Indikator Indikator Indikator kapasitas tampung
Program
Output Outcome Impact sungai
Penanganan Terselenggaranya Luas Lahan Kritis Menurunnya erosi Penataan  Terselenggaranya Jumlah KJA yang Jumlah KJA sesuai
Lahan Kritis penanganan lahan yang ditangani pada wilayah DAS Keramba penataan dan tertata dengan daya
kritis Citarum Jaring pembongkaran KJA dukung
Penanganan Terselenggaranya Persentase industri Effluent/limbah Apung  Terselenggaranya
Limbah pembinaan dan yang telah terawasi, dari industri pelatihan dan
Industri pengawasan kepada taat terhadap izin memenuhi baku pendampingan
industri mutu teknis alih usaha
Penanganan  Tersedianya unit Persentase ternak Kandungan faecal Penegakan  Terlaksananya Jumlah kasus Berkurangnya
Limbah pengolahan limbah yang diintervensi coliform menurun Hukum kegiatan tertangani pelanggaran pada
Peternakan ternak pengawasan DAS Citarum
 Terselenggaranya  Terlaksananya
bimbingan teknis penanganan
dan sosialisasi pengaduan kasus
kepada peternak Edukasi  Terselenggaranya  Jumlah industri  Effluent/limbah
Penanganan  Terselenggaranya  Jumlah Desa Kandungan faecal bimbingan teknis yang diedukasi dari industri
Air Limbah pemicuan STOP Deklarasi ODF coliform menurun penerapan produksi  Jumlah institusi memenuhi baku
Domestik BABS  Jumlah KK bersih di industri Pendidikan yang mutu
 Tersedianya Sistem terlayani Sarana  Terselenggaranya menerapkan PHBS  Berkurangnya
Pengelolaan Air Sanitasi Layak sosialisasi kepada dan 3R (unit limbah yang
Limbah Domestik institusi pendidikan sekolah/perguruan dibuang ke sungai
Pengelolaan Tersedianya unit Persentase Seluruh sampah tinggi)
Sampah pengelolaan pengelolaan dikelola Hubungan  Terselenggaranya Jumlah desa Sungai Citarum
persampahan sampah di desa Masyarakat tayangan iklan prioritas di DAS bebas sampah
prioritas DAS layanan masyarakat Citarum yang dan limbah
Citarum  Termanfaatkannya terintervensi oleh domestik
Penataan  Tersedianya data  Tersedianya data Berkurangnya alih Command Center kampanye PHBS
Ruang perizinan ketidaksesuaian fungsi lahan di
pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang DAS Citarum
yang lengkap di di DAS Citarum
DAS citarum  Berkurangnya
 Rekomendasi jumlah indikasi
tindak lanjut pelanggaran
ketidaksesuaian pemanfaatan ruang
pemanfaatan ruang
Pengelolaan  Terbangunnya Sebaran luas, durasi, Berkurangnya
Sumber floodway dan kolam dan tinggi di tujuh (7) kejadian banjir di
Daya Air retensi untuk lokasi genangan DAS sekitar DAS
pengendalian banjir Citarum Citarum
 Terselenggaranya
upaya untuk
meningkatkan

Ringkasan Eksekutif 5
D. Strategi Implementasi Program
Pelaksanaan Program
Tim DAS Citarum terdiri dari Pengarah dan Satuan Tugas
(Satgas). Pengarah diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman, yang memiliki tugas menetapkan kebijakan PPK
DAS Citarum secara terintegrasi dan berkelanjutan, serta
memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas Satgas. Komandan
Satgas adalah Gubernur Jawa Barat yang bertugas melaksanakan
arahan Pengarah dalam melaksanakan PPK DAS Citarum melalui
pelaksanaan operasi secara sinergis dan berkelanjutan. Strategi
implementasi program Citarum, antara lain:

1. Melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian


Republik Indonesia (POLRI), dan Kejaksaan Tinggi;
2. Melibatkan Kementerian dan Lembaga
3. Membentuk Komando Sektor;
4. Membentuk Sekretariat Satuan Tugas;
5. Membentuk Kelompok Kerja (POKJA) PPK DAS Citarum;
6. Membentuk Tim Ahli PPK DAS Citarum; Gambar 3. Peta Wilayah Kerja Sektor 1 – 22
7. Menunjuk Ketua Harian Satgas.

Wilayah Kerja
Berdasarkan Permenko Bidang Kemaritiman No. 8 Tahun 2018,
Wilayah Kerja Tim DAS Citarum dibagi menjadi 22 sektor dari hulu
sampai hilir (Gambar 3), yang dipimpin oleh 23 orang Perwira TNI
sebagai Komandan Sektor (Dansektor). Pada setiap sektor
terdapat 2 Dansektor, dan masing-masing Dansektor fokus pada
pembibitan dan revitalisasi kawasan hulu. Seluruh aktivitas baik
yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga, Dinas Provinsi,
Dinas Kabupaten/Kota, diketahui oleh Dansektor sebagai
pengawal pelaksanaan kegiatan di sektor masing-masing.

Ringkasan Eksekutif 6
E. Rencana Aksi Program

1. Penanganan Lahan Kritis


Berdasarkan pembaharuan data lahan kritis tahun 2018 melalui
analisa penyusunan data spasial lahan kritis, luas lahan kritis di
wilayah DAS Citarum adalah 199,514.14 Ha atau sekitar 29.24%
dari total seluruh wilayah DAS Citarum, yang terdiri dari kategori
sangat kritis dan kritis. Dari total lahan kritis tersebut, penanganan
dibagi dalam 2 kategori, yaitu untuk lahan kritis di dalam kawasan
hutan dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, dan untuk di luar kawasan dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan kewenangan dan kondisi tutupan lahan, luas lahan
kritis DAS Citarum hanya dapat ditangani seluas 53.298,65 Ha,
dengan rincian :
- di luar Kawasan Hutan terdiri dari Kawasan hutan (45.985,05
Ha), Pertanian (1.025 Ha), dan Perkebunan (951,6 Ha),
- di dalam Kawasan Hutan (5.337 Ha) Gambar 4. Peta Penanganan Lahan Kritis
Target outcome pertahun, indikasi lokasi kegiatan, dan indikasi
kebutuhan pendanaan untuk penanganan lahan kritis disajikan
pada Tabel 4, Gambar 4 dan Gambar 5. APBD
Provinsi
Tabel 4. Target Penanganan Lahan Kritis Pertahun 17%
Sektor Tahun Total
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Luar Kawasan Hutan
Kehutanan 2.040,99 10.109,94 11.074,04 11.956,09 10.804,00 45.985,05 Rp 863 Miliyar
Pertanian 65 115 165 215 265 825
Pertanian - 50 50 50 50 200
(Pembuatan
Teras
Bangku) APBN
Perkebunan 158,6 158,6 158,6 158,6 158,6 158,6 951,6 83%
Dalam Kawasan Hutan
KLHK 4.996,05 340,46 5.337
Total 7.102,04 10.774,00 11.447,64 12.379,69 11.277,60 158,60 148,60 53.298,65
Penanganan
Gambar 5. Kebutuhan Anggaran Penanganan Lahan Kritis

Ringkasan Eksekutif 7
2. Penanganan Limbah Industri
Pengelolaan limbah industri dapat dilakukan secara terpadu atau
oleh masing-masing industri. Pengelolaan limbah industri secara
terpadu pada umumnya diterapkan pada suatu kawasan industri,
sedangkan industri di luar kawasan tetap harus mengelola
limbahnya secara individu. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa
masih banyak industri di luar kawasan industri, terutama industri
Usaha Kecil Menengah (UKM) di DAS Citarum yang tidak memiliki
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan membuang langsung
limbahnya ke sungai.
Strategi penanganan limbah industri meliputi peningkatan
pembinaan pengendalian pencemaran akibat limbah industri dan
meningkatkan penanggulangan pencemaran akibat limbah
industri.
Target Outcome dari penanganan limbah industri adalah
meningkatnya industri yang taat terhadap perizinan lingkungan.
Data target jumlah industri yang taat terhadap izin pada tahun Gambar 6. Peta Sebaran Industri di DAS Citarum
2023 sebesar 1.242, diperoleh dari hasil sinkronisasi dan
koordinasi bersama Kabupaten/Kota se-Jawa Barat (Tabel 5).
Peta Sebaran Lokasi Industri dan Kebutuhan Pendanaan Program
APBD Provinsi
disajikan pada Gambar 6 dan Gambar 7. 14%

Tabel 5. Target Outcome Penanganan Limbah Industri


Target
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 APBN
Outcome
15%
Persentase dari 15,2% 20% 40% 60% 80% 100% - - Rp 1,6 Triliun
jumlah industri
yang diawasi, taat
terhadap izin APBD
Kab/Kota
71%
Jumlah industri 189 250 497 745 993 1242 - -
yang telah diawasi,
taat terhadap izin

Gambar 7. Kebutuhan Anggaran Penanganan Limbah Industri

Ringkasan Eksekutif 8
3. Penanganan Limbah Peternakan
Peternakan berkontribusi pada pencemaran Sungai Citarum.
Teridentifikasi sejumlah peternak yang bermukim di sekitar sungai
tidak mengolah limbah ternaknya menjadi sesuatu yang bernilai
ekonomis dan membuang langsung kotoran ternaknya ke aliran
sungai.
Strategi penanganan limbah peternakan meliputi :
Menginventarisasi dan mengidentifikasi sumber pencemar limbah
peternakan industri di DAS Citarum; Membangun IPAL Komunal
untuk usaha peternakan; Meningkatkan Sosialisasi Good Farming
Practises dan Pengelolaan Limbah Peternakan di Kelompok
Peternakan; Meningkatkan Penguatan Kelembagaan USK,
Pertanian, dan Peternakan; Melakukan relokasi peternakan/alih
fungsi profesi; Melakukan Pengelolaan limbah kotoran hewan
menjadi pupuk organik dan vermicomposting (Kascing);
Melakukan penanganan limbah kotoran hewan menjadi energi dan
disinergikan dengan program konversi LPG ke EBT (Biogas).
Gambar 8. Peta Pembangunan Kandang, IPAL Komunal dan
Indikator kinerja outcome pelaksanaan program Penanganan
Biogas untuk Penanganan Limbah Peternakan
Limbah Peternakan diperoleh dari perbandingan jumlah ternak
yang telah dikelola kotoran ternaknya dengan populasi ternak di
wilayah yang berkontribusi menyebabkan pencemaran di DAS
Citarum (Tabel 6). Peta lokasi kegiatan dan kebutuhan pendanaan Swadaya/Swasta
BUMN
disajikan pada Gambar 8 dan Gambar 9. 5%
8%

Tabel 6. Target Outcome Penanganan Limbah Peternakan


Target APBD
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Kab/Kota
Outcome 25%
Persentase 0% 10 % 25% 45% 75% 90% 100% Rp 85,6 Miliyar
APBD
Ternak Provinsi
yang diintervensi 58%

APBN
4%

Gambar 9. Kebutuhan Anggaran Penanganan Limbah Peternakan

Ringkasan Eksekutif 9
4. Penanganan Air Limbah Domestik
Penanganan air limbah domestik, tidak terlepas dari
pembangunan sanitasi nasional dengan target pencapaian akses
Sanitasi Layak tahun 2019; dan akses Sanitasi Aman tahun 2030
sesuai amanat SDGs. Pada DAS Citarum, masih terdapat 200.000
KK yang belum terlayani akses sanitasi serta masih melakukan
praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Berdasarkan
permasalahan tersebut, strategi penanganan air limbah domestik
tidak cukup dengan menata infrastruktur, namun harus bersamaan
dengan upaya menumbuhkan kesadaran masyarat untuk hidup
sehat, serta berkemampuan mengelola sarana-prasarana
kesehatan lingkungan secara berkelanjutan.
5.

Target Outcome penanganan Air Limbah Domestik terdiri dari


pemicuan kepada masyarakat untuk tidak buang air besar
sembarangan yang dinyatakan dalam jumlah desa yang
terverifikasi Open Defecation Free (ODF)/Bebas Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) pada tahun 2021 dan peningkatan akses Gambar 10. Peta Penanganan Air Limbah Domestik 2019-
terhadap infrastruktur sanitasi layak pada tahun 2022 (Tabel 7). 2022
Peta lokasi kegiatan dan kebutuhan pendanaan disajikan pada
Gambar 10 dan Gambar 11.
APBD
Kab/Kota,
Tabel 7. Target Outcome Penanganan Air Limbah Domestik Masyarakat APBD
Provinsi
dan CSR
Indikator 2018 2020 2021 2022 2023 2024 2025 53% 27%
Outcome (baseline)
Jumlah - 300 629 - - - -
Desa Rp 1,01 Triliyun
Deklarasi
ODF APBN
20%
Jumlah KK 200.000 50.000 125.000 200.000 - - -
terlayani KK BABS
Sarana
Sanitasi
Gambar 11. Kebutuhan Anggaran Penanganan Air Limbah
Layak
Domestik

Ringkasan Eksekutif 10
5. Pengelolaan Sampah
Untuk mengatasi masuknya sampah ke Sungai Citarum,
diperlukan strategi pengelolaan sampah untuk mendorong
percepatan peningkatan pelayanan persampahan di DAS
Citarum. Strategi pengelolaan sampah di DAS Citarum terdiri dari
menangani sampah rumah tangga yang masih belum terkelola
dengan cepat dan tuntas; serta menangani sampah yang berada
di Sungai Citarum.

Rencana penanganan untuk mencapai target pengelolaan


persampahan di desa prioritas DAS Citarum dilakukan secara
bertahap selain menuntaskan sampah di sumber, meningkatkan
peran serta masyarakat dalam hal pengurangan sampah,
mengoptimalisasi pengangkutan sampah residu, dan sampah
sungai, serta meningkatkan pengelolaan sampah di pemrosesan
akhir.
Untuk mencapai target outcome pengelolaan sampah di desa Gambar 12. Peta Pengelolaan Sampah 2019 - 2025
prioritas DAS Citarum, yaitu 100%, telah disusun rencana aksi
pelaksanaan. Rencana kegiatan antara lain peningkatan APBD Kab/Kota
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sungai yang 3%
APBN
tuntas di sumber, peningkatan kesadaran masyarakat serta
peningkatan komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota (Tabel 8).
Peta lokasi kegiatan dan kebutuhan pendanaan disajikan pada
Gambar 12 dan Gambar 13. Rp 5,9 Triliyun

Tabel 8. Target Outcome Pengelolaan Sampah


APBD
Indikator 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Provinsi
Outcome (baseline) 63%
Pengelolaan 49,87% 56,23% 61,51% 73,39% 83,83% 95,10% 99,53% 100%
sampah desa
prioritas DAS Gambar 13. Kebutuhan Anggaran Pengelolaan Sampah
Citarum

Ringkasan Eksekutif 11
6. Penataan Ruang
Terselenggaranya pengendalian dan pemanfaatan ruang Daerah
Tabel 9. Target Outcome Rencana Aksi Pengendalian
Aliran Sungai (DAS) Citarum merupakan tugas dan kewenangan
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
pemanfaatan ruang merupakan suatu upaya terintegrasi, agar
suatu rencana pemanfaatan ruang (pembangunan) yang telah Indikator Outcome 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
disusun, dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruangnya. Tersedianya data 20% 70% 100% - - - -
Tujuan pengendalian pemanfaatan DAS Citarum yaitu ketidaksesuaian
optimalisasi fungsi kawasan DAS Citarum secara berkelanjutan pemanfaatan ruang di
untuk menjamin kebutuhan masyarakat akan fungsi DAS Citarum DAS Citarum
dari aspek konservasi hingga di masa yang akan datang. Berkurangnya jumlah - 15% 30% 45% 60% 75% -
indikasi pelanggaran
pemanfaatan ruang
Alih fungsi kawasan di DAS Citarum, memerlukan strategi terdiri
dari upaya pengendalian dan pemanfaatan ruang agar fungsi
kawasan DAS Citarum tidak terganggu dan upaya pemulihannya,
yaitu dengan prinsip strategi:
1. Membatasi dan mengendalikan perizinan pemanfaatan ruang APBD Provinsi
100%
yang dapat mengganggu fungsi kawasan lindung DAS Citarum;
2. Merumuskan kebijakan terkait pengendalian dan pemanfaatan
ruang kawasan DAS Citarum beserta pemulihan daya dukung
kawasan DAS Citarum. Rp 31,2 Miliyar
Indikator kinerja outcome dalam menyelenggarakan pengendalian
pemanfaatan ruang adalah tersedianya data ketidaksesuaian
pemanfaatan ruang di DAS Citarum dan berkurangnya jumlah
pelanggaran pemanfaatan ruang (Tabel 9). Kebutuhan
pendanaan disajikan pada Gambar 14.

Gambar 14. Kebutuhan Anggaran Penataan Ruang

Ringkasan Eksekutif 12
7. Pengelolaan Sumber Daya Air rencana pengendalian melalui upaya dengan melibatkan berbagai
pihak baik institusi terkait ataupun masyarakat.
Rencana penanganan untuk menyelesaikan permasalahan banjir
direncanakan dalam waktu 7 (tujuh) tahun, dimulai tahun 2019 Indikator outcome yang akan dijadikan acuan keberhasilan
sampai dengan 2025. Fokus program pengelolaan sumber daya penanganan banjir ditinjau dari sebaran luas genangan, durasi
air adalah untuk mereduksi luasan, durasi, dan tinggi genangan genangan dan tinggi genangan (Tabel 10). Peta lokasi kegiatan
banjir di 7 (tujuh) titik lokasi banjir (Rancaekek, Dayeuh kolot, dan kebutuhan pendanaan disajikan pada Gambar 15 dan
Pasteur, Pagarsih, Gedebage, Melong, dan Margaasih) melalui Gambar 16.
upaya-upaya struktural dan non struktural secara bersama-sama
dengan melibatkan berbagai pihak.
Tabel 10. Target Pengurangan Banjir
Upaya Struktural meliputi: Normalisasi dan penataan Oxbow; Indikator 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Normalisasi dan atau Rehabilitasi Sungai di DAS Citarum; Pengurangan
Banjir
Pembuatan Polder/Kolam Retensi; Pembangunan Floodway;
Pembuatan Cekdam di kawasan hulu sungai; Peningkatan Luas 100 95 90 70 50 22 20 20
ketersediaan air baku; Revitalisasi dan atau Penataan Genangan
Situ/Waduk; Pembangunan Embung; Peningkatan Kapasitas (%)
Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya. Upaya Non Durasi 100 97 90 70 40 20 10 10
Struktural meliputi: Peningkatan Kapasitas Sungai Citarum Genangan
beserta anak-anak sungainya; Penataan kawasan sempadan (jam)
sungai; Pelaksanaan Gerakan Kemitraan Penyelamatan Air (GN- Tinggi 2,5 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,5 0,5
Genangan
KPA).
(m)

Dalam rangka mendukung penanganan struktural yang akan dan


telah dilakukan BBWS Citarum, telah dilakukan pemodelan banjir
dengan software SOBEK dengan mengakomodir semua rencana
dan pelaksanaan kontruksi di DAS Citarum seperti yang tertera
pada strategi. Hasil pemodelan banjir ini akan menjadi indikator
kinerja outcome Pengelolaan Sumber Daya Air khususnya untuk
penanganan banjir di 7 (tujuh) titik di Kawasan DAS Citarum Hulu.

Khusus untuk aspek pengendalian daya rusak air difokuskan


kepada pengendalian banjir di 7 (tujuh) lokasi yaitu Rancaekek,
Dayeuh kolot, Pasteur, Pagarsih, Gedebage, Melong dan
Margaasih. Kemudian ditindaklanjuti dengan rekomendasi

Ringkasan Eksekutif 13
8. Penataan Keramba Jaring Apung
Waduk Cirata, Saguling, dan Jatiluhur sebagai perairan umum
(daerah terbuka), selain berfungsi sebagai pembangkit listrik juga
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk budidaya ikan air tawar. Saat
ini, budidaya ikan air tawar oleh masyarakat sudah tidak
terkendali. Perkembangan usaha Keramba Jaring Apung (KJA) di
Waduk Cirata dari hasil sensus 2018 telah mencapai 98.397
petak.

Jumlah tersebut melebihi dari kuota yang ditetapkan sebanyak


12.000 petak sesuai Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 41
Tahun 2002 tentang Perairan Umum, Lahan Pertanian dan
Kawasan Waduk Cirata untuk 3 Kabupaten. Rincian kuota KJA
untuk masing-masing Kabupaten yaitu: Kabupaten Cianjur 5.460
petak, Kabupaten Purwakarta 4.644 petak dan Kabupaten
Bandung Barat 1.894 petak. Sedangkan jumlah KJA di waduk
Saguling 35.284 petak, Jatiluhur berjumlah 36.000 petak
Perkembangan KJA yang tidak terkendali menimbulkan
Gambar 15. Peta Penanganan Banjir permasalahan pada ekosistem dan lingkungan waduk.
Penumpukan sisa pakan di dasar waduk dan limbah lainnya selain
menyebabkan sedimentasi juga berakibat tercemarnya air waduk.
BUMN APBD
3% Kab/Kota APBD Kebijakan dan strategi pengelolaan sumberdaya kelautan dan
Provinsi perikanan di waduk Cirata, Saguling dan Jatiluhur secara garis
5%
besar terdiri dari: Sosialisasi Gerakan Citarum; Mengurangi jumlah
keramba jaring apung sesuai dengan daya dukung perairan waduk
Rp 4,7 Triliyun Cirata, Saguling, dan Jatiluhur (membongkar petak KJA yang tidak
beroperasi); Menerapkan teknologi pada kegiatan budidaya
pembudidayaan ikan yang ramah lingkungan dengan cara
keramba jaring apung (Smart KJA) dan Culture Base Fisheries
APBN (Penangkapan ikan berbasis budidaya); Melakukan penebaran
92%
ikan (restocking) di perairan waduk Cirata, Saguling, dan Jatiluhur.
Target outcome, peta kegiatan dan kebutuhan anggaran disajikan
Gambar 16. Kebutuhan Anggaran Penanganan Banjir pada Tabel 11, Gambar 17, dan Gambar 18.

Ringkasan Eksekutif 14
Tabel 11. Target Penataan KJA
APBD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Provinsi
Saguling 2.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 32.000 5,25%
BUMN
Cirata 21.892 21.892 21.892 22.491 - - - 88.167 20,19%

Jatiluhur 27.300 3.700 36.000


Rp 800 Miliyar
Total 51.192 30.592 26.892 27.491 5.000 5.000 5.000 156.167
APBD
Kab/Kot
a
74,56%

Gambar 18. Kebutuhan Anggaran Penataan KJA

Gambar 17. Peta Penataan KJA

Ringkasan Eksekutif 15
9. Penegakan Hukum
Penegakan Hukum di DAS Citarum dilakukan dengan
Pencegahan, Pembinaan serta Penegakan Hukum tentang
Lingkungan Hidup terhadap perusahaan yang membuang Limbah
di sepanjang aliran DAS Citarum. Sasaran penegakan hukum POLRI , 1%
adalah perusahaan/pabrik yang menghasilkan Limbah B3 baik APBD
membuang secara langsung maupun melalui pengolahan IPAL Kab/Ko
yang melebihi batas baku mutu disepanjang aliran sungai DAS ta
23%
Citarum.
APBN Rp 186 Miliyar
Tujuan dan penegakan hukum adalah pengusaha dan masyarakat 1%
dapat memahami pentingnya ekosistem kehidupan sungai serta APBD
memahami Undang-Undang Nomor 32b tahun 2009 tentang Provin
si
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 75%
Target outcome pada Program Penegakan Hukum adalah kasus
kasus yang ditangani oleh POLDA Jabar dan Jajaran maupun Gambar 19. Kebutuhan Anggaran Penegakan Hukum
Dinas LH Kabupaten/Kota atau Provinsi dapat terselesaikan (P-21
atau sanksi adminstrasi) tercantum dalam Tabel 12. Kebutuhan
pendanaan disajikan pada Gambar 19.

Tabel 12. Target Outcome Penegakan Hukum


Indikator Outcome 2019 2020 2021 2022 2032 2024 2025 2025
Jumlah kasus 58 35 30 25 20 10 5 0
tertangani

Ringkasan Eksekutif 16
10. Edukasi
Penegakan hukum dan edukasi masih kurang dalam segala
aspek, serta rendahnya kesadaran masyarakat mengenai
kebersihan lingkungan menjadi kendala tersendiri dalam upaya
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan DAS
Citarum. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk
mendukung upaya pengendalian pencemaran adalah melalui
edukasi yang dapat mengubah kesadaran dan perilaku industri
serta masyarakat khususnya institusi Pendidikan terhadap
lingkungan. Langkah yang dilakukan dalam mengedukasi industri
dan institusi Pendidikan dilakukan melalui strategi berikut:
1. Edukasi Industri melalui perwujudan green industry.
2. Edukasi Institusi Pendidikan melalui perwujudan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan skema 3R (Reduce,
Reuse, dan Recycling).
Outcome yang akan dicapai Program Edukasi (Tabel 13) adalah
Meningkatnya pemahaman dan penerapan green industry di Gambar 20. Peta Kegiatan pada Program Edukasi
industri; serta Meningkatnya pemahaman dan penerapan PHBS
dan 3R di institusi pendidikan. Peta lokasi kegiatan dan kebutuhan
pendanaan disajikan pada Gambar 20 dan Gambar 21.
Tabel 13. Target Outcome Program Edukasi
Indikator Outcome Baseline 2020 2021 2022 2023 2024 2025 APBD Provinsi
37%
2019*
Jumlah Industri yang 50 100 150 200 250 300 350
tersosialisasi Rp 115 Miliyar
produksi bersih
Jumlah institusi - 65 130 195 260 325 390 APBN
Pendidikan yang 63%

menerapkan PHBS
dan 3R (unit sekolah/
perguruan tinggi)

Gambar 21. Kebutuhan Anggaran Program Edukasi

Ringkasan Eksekutif 17
11. Hubungan Masyarakat
Dengan besarnya tingkat pencemaran hampir di seluruh aliran
DAS Citarum dari hulu hingga hilir sangat diperlukan kampanye
yang komprehensif kepada seluruh lapisan masyarakat perihal
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Hingga pada akhirnya
tercapai tujuan meningkatkan kesadaran publik dan perubahan
perilaku masyarakat tentang PHBS melalui komunikasi perubahan
perilaku yang komprehensif. Strategi yang dilakukan antara lain :
Menggerakkan semua unsur masyarakat, pemerintah dan swasta
(kolaborasi) dengan sistem pembiayaan APBD Provinsi, APBN,
CSR, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan
kampanye PHBS; Menggunakan semua media yang ada untuk
memaksimalkan hasil kampanye PHBS; Mendorong kepada
Pemerintah Pusat besaran anggaran pembiayaan dalam
kampanye PHBS pada wilayah Kabupaten/Kota yang termasuk
pada wilayah DAS Citarum; Pendekatan budaya lebih diutamakan
dalam kampanye PHBS; Penyediaan Command Center sebagai Gambar 22. Peta Kegiatan Kampanye di 629 Desa
wadah komunikasi dan sumber informasi.
Outcome yang akan dicapai Progam Hubungan Masyarakat
(Tabel 14) adalah masyarakat di desa prioritas dapat melakukan
praktik PHBS yang ditunjukan melalui jumlah desa yang
diintervensi. Peta kegiatan dan kebutuhan anggaran disajikan APBN
pada Gambar 22 dan Gambar 23. 6%

Tabel 14. Target Outcome Program Hubungan Masyarakat


Indikator Outcome 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Jumlah desa prioritas di 29 desa 129 229 329 429 529 629 Rp 41,6 Miliyar
DAS Citarum yang desa desa desa desa desa desa
terintervensi oleh
kampanya PHBS APBD
Provinsi
94%

Gambar 23. Kebutuhan Anggaran Program Hubungan


Masyarakat

Ringkasan Eksekutif 18
12. Pemantauan Kualitas Air Tabel 15. Rincian Titik Pantau Kualitas Air

Pemantauan kualitas air menunjukan gambaran kondisi Instansi Jumlah Instansi Jumlah
lingkungan terutama sumber air seperti sungai, waduk, situ dsb. (Titik) (Titik)
Pemantauan kualitas air Sungai Citarum dilakukan oleh beberapa KLHK 7 DLH Kab Bekasi 2
instansi baik pusat, daerah maupun BUMN. Untuk itu diperlukan DLH Kab Bandung 75 DLH Kab Bogor 4
pengintegrasian data hasil pemantauan di berbagai institusi DLH Kab Bandung Barat 35 DLH Kab Cianjur 10
sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja Pengendalian DLH Kota Bandung 64 PJT II 9
Pencemaran dan Kerusakan Sungai Citarum. Pemantauan DLH Kota Cimahi 15 Cirata 20
dilakukan berdasarkan kewenangan dari masing-masing daerah DLH Kab Sumedang 4 Saguling 12
dan kepentingan dari institusi tersebut. DLH Kab Purwakarta 5 BBWS C 62
DLH Kab Karawang 5 Jumlah 329
Strategi pemantauan kualitas air meliputi meningkatkan
pembinaan teknis pemantauan kualitas air dan meningkatkan
ketersediaan data dan informasi pemantauan kualitas air. Tabel 16. Target Outcome Pemantauan Kualitas Air
Indikator 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Target outcome pemantauan kualitas air adalah meningkatnya Outcome
data dan informasi kualitas air DAS Citarum sehingga lebih Persentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
representatif dan terupdate sebagai evaluasi kebijakan/program titik sampling
yang diterapkan. Pada saat ini ada sekitar 329 titik yang dipantau manual
Persentase 2,94% 5,88% 52,94% 58,82% 67,65% 76,47% 88,24% 100%
secara manual dan 3 pemantauan secara online monitoring
pemasangan
dengan rincian disajikan pada Tabel 15. Target outcome, Peta titik telemetri
pemantauan dan kebutuhan anggaran disajikan pada Tabel 16,
Gambar 24 dan Gambar 25.

Ringkasan Eksekutif 19
F. Kebutuhan Anggaran
Rekapitulasi kebutuhan pendanaan program PPK DAS Citarum
adalah Rp.16,1 Triliun dengan rincian kebutuhan terdapat pada
Gambar 26.

Lahan Kritis 836


Penanganan Limbah
Industri 1.601
Penanganan Limbah
Peternakan 86
Limbah Cair Domestik 1.013
Persampahan 5.923
Pengendalian dan
Pemanfaatan Ruang 31
Pengembangan
Pariwisata 459
Gambar 24. Peta Titik Pemantauan DAS Citarum

Pengelolaan Sumber
BUMN Daya Air 4.703
7%
Penataan Keramba Jaring
Apung 800
APBN
16%
Penegakan Hukum 186
Rp 320 Miliyar
APBD
Edukasi 115
APBD Kab/Kota
Provinsi
62%
15% Hubungan Masyarakat 41
Pemantauan Kualitas Air 320
Rp Miliyar

Gambar 25. Kebutuhan Anggaran Pemantauan Kualitas Air Gambar 26. Kebutuhan Pendanaan Per Program 2019 - 2025

Ringkasan Eksekutif 20
Indikasi Sumber Pendanaan

17,00% APBD Kab/Kota


1,91% BUMN
0,06% POLRI, Swadaya &
Swasta
Tabel 17. Kebutuhan Pendanaan PPK DAS Citarum
Sumber 2019 - 2025
Pendanaan Biaya (Rp Miliyar)
APBD Provinsi APBD Kab/Kota 2.740
33,54% APBD Provinsi
APBN
5.406
7.654
BUMN 308
Swadaya/Swasta 6
POLRI 3
Jumlah 16.118
APBN
47,49%
Gambar 27. Persentase Pendanaan Program Tahun 2019 - 2025

Ringkasan Eksekutif 21
G. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring Daerah Kab/Kota, Pemerintah Pusat (Kementerian/Lembaga) dan
Monitoring atau pemantauan memberikan informasi mengenai suatu POLRI/BUMN/BUMD atau lainnya. Jawaban dalam penanggulangan
kegiatan atau program pada suatu waktu tertentu (dan dalam jangka masalah disampaikan kembali ke Command Center/Sekretariat
waktu tertentu) dalam kaitan dengan sasaran dan hasil terkait. Satgas untuk selanjutnya diteruskan kepada pembuat pengaduan.
Monitoring bersifat menjelaskan data progress atau capaian dalam
jangka waktu tertentu. Pada proses monitoring, dilakukan Evaluasi
pengumpulan data yang akan digunakan untuk membandingkan Evaluasi bertujuan untuk memberikan rekomendasi baik kepada
kinerja capaian kegiatan terhadap target dan melakukan tindakan setiap kegiatan penanganan maupun terhadap keseluruhan
korektif yang diperlukan pada implementasi kegiatan. program. Terdapat dua evaluasi yang akan dilaksanakan, yaitu
evaluasi kegiatan setiap penanganan dan evaluasi program
Rancangan monitoring pada pelaksanaan program PPK DAS pelaksanaan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Citarum.
Citarum terdapat pada Gambar 28, yaitu pemantauan seluruh
kegiatan pada program. Pada monitoring ini, Perangkat Evaluasi kegiatan setiap penanganan dilaksanakan oleh masing-
Daerah/POKJA melaporkan permasalahan, capaian output, outcome masing Perangkat Daerah terkait. Evaluasi hasil kegiatan
dan penggunaan anggaran kepada Ketua Harian Komandan Satuan dilaksanakan melalui analisis sejauh mana kegiatan yang
Tugas DAS Citarum dan Pokja Monitoring dan dilaksanakan berkontribusi terhadap indikator outcome. Analisis
Evaluasi/Inspektorat/BAPPEDA melalui Sekretariat Satgas DAS mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi serta memberikan
Citarum. Kemudian Ketua Harian akan melaporkan capaian outcome rekomendasi untuk pelaksanaan kegiatan berikutnya.
untuk masing-masing program kepada Gubernur Provinsi Jawa
Barat selaku Komandan Satgas DAS Citarum. Ketua Harian Satgas Evaluasi program PPK DAS Citarum dilaksanakan melalui analisis
DAS Citarum dapat memberikan instruksi perbaikan pelaksanaan sejauh mana keberhasilan program pelaksanaan dengan
kegiatan kepada Perangkat Daerah melalui Sekretariat Satgas DAS mengidentifikasi capaian yang telah dimonitor pertahun
Citarum. dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Analisis tersebut
perlu disertai dengan identifikasi kendala pada setiap pelaksanaan
Selain pemantauan capaian, terdapat pula wadah komunikasi untuk kegiatan. Perangkat Daerah melaporkan capaian outcome tahunan
pengaduan permasalahan di lapangan (Help Desk) (Gambar. 29). sesuai dengan target outcome, efektivitas kegiatan beserta
DANSEKTOR/TNI, Masyarakat, Perangkan Desa, LSM dan lainnya anggarannya serta permasalahannya kepada Ketua Harian
dapat membuat pengaduan kepada Command Center/Sekretariat SATGAS DAS Citarum dan BAPPEDA Provinsi Jawa Barat melalui
Satgas. Kemudian pengaduan tersebut diteruskan kepada bidang Sekretariat SATGAS DAS Citarum/Command Center (Gambar. 30).
terkait seperti Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, Perangkat Pokja Monitoring dan Evaluasi/ Inspektorat/ BAPPEDA melakukan

Ringkasan Eksekutif 22
pemantauan keberhasilan program dan evaluasi keberhasilan kepada Gubernur Provinsi Jawa Barat selaku Komandan Satgas
program kepada Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat selaku DAS Citarum. Komandan Satgas DAS Citarum dapat memberikan
Koordinator POKJA PPK DAS Citarum. Ketua Harian Satgas instruksi perbaikan kepada Ketua Harian Satgas DAS Citarum dan
melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi keberhasilan program diteruskan kepada Perangkat Daerah/POKJA..

KETUA HARIAN KOMANDAN SATGAS


Instruksi Perbaikan
Pelaksanaan Laporan Berkala SATGAS DAS CITARUM CITARUM
Meneruskan
Instruksi Perbaikan
PERANGKAT SEKRETARIAT SATGAS
DAERAH/POKJA DAS CITARUM / COMMAND CENTER
Laporan Berkala Triwulanan
- Permasalahan POKJA MONEV/
- Capaian Output INSPEKTORAT/ BAPPEDA/
- Capaian outcome
- Anggaran Pemantauan Pelaksanaan
Kegiatan

Gambar 28. Skema Pemantauan Capaian Kegiatan

Ringkasan Eksekutif 23
KETUA HARIAN SATGAS
DAS CITARUM
Perangkat Daerah
DANSEKTOR/ TNI
Laporan
Provinsi

Meneruskan Perangkat Daerah


Masyarakat SEKRETARIAT SATGAS
pengaduan
Kab/Kota
Pengaduan kepada bidang terkait
DAS CITARUM /
COMMAND CENTER Pemerintah Pusat
Perangkat Desa
Meneruskan jawaban Jawaban penanggulangan
(Kementerian/Lembaga)
penanggulangan masalah
masalah
LSM dan Lainya POLRI/BUMN/BUMD
dan Lainnya

Gambar 29. Skema Pemantauan Harian Lapangan

Ringkasan Eksekutif 24
KOMANDAN SATGAS
CITARUM

Instruksi Laporan hasil pemantauan


perbaikan dan evaluasi keberhasilan program

KETUA HARIAN KOMANDAN


SATGAS DAS CITARUM

Instruksi Laporan pemantauan


perbaikan keberhasilan program
PERANGKAT SEKRETARIAT SATGAS DAS dan evaluasi keberhasilan
DAERAH/POKJA CITARUM / COMMAND CENTER program
Laporan berkala
- Permasalahan
- Capaian outcome tahunan sesuai
POKJA MONEV / SEKRETARIS DAERAH
dengan target outcome INSPEKTORAT/ PROVINSI JAWA BARAT
- Anggaran BAPPEDA
Selaku koordinator Pokja PPK
DAS Citarum
Rekomendasi perbaikan program

Gambar 30. Skema Evaluasi Keberhasilan Progam

Ringkasan Eksekutif 25
H. Penutup
Rencana Aksi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS
Citarum harus menjadi pedoman bagi seluruh pemangku
kepentingan baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota,
sehingga pengalokasian sumber daya (pendanaan, kelembagaan,
regulasi, dan aktivitas) akan menjadi lebih efektif dan efisien.
Pemangku kepentingan diluar pemerintah dapat menjadikan
Rencana aksi ini sebagai referensi dalam melakukan kontribusi pada
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan di DAS
Citarum. Akhirnya, kolaborasi baik antara pemerintah pusat, provinsi
dan kabupaten/kota serta antara pemerintah dan dunia usaha
menjadi kunci sukses pencapaian peningkatan kualitas Sungai
Citarum.

------00--------

Ringkasan Eksekutif 26

Anda mungkin juga menyukai