Anda di halaman 1dari 13

Laporan Akhir

Review Rencana Induk Air Limbah


Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

Bab 1 - Pendahuluan

Bab 1 dalam pekerjaan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air


Limbah Perkotaan Metropolitan Bandung Raya , terdiri dari :
memberikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud,
tujuan, serta manfaat dari penyusunan Rencana Induk
Kabupaten/Kota, Cakupan dan Jenis Rencana Induk, Kedudukan
Rencana Induk, Peraturan Perundangan, serta standar teknis yang
digunakan dalam penyusunan rencana induk

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-Undang Tahun 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

kawasan metropolitan didefinisikan sebagai kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah
kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan

perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan


dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk

secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa. Pada kawasan


metropolitan, ciri umum yang terlihat ialah memiliki jumlah penduduk yang besar dengan

pertumbuhan penduduk yang juga relatif tinggi.


 Tingginya pertumbuhan penduduk merupakan penyebab utama kenaikan tingkat

kepadatan penduduk di wilayah Metropolitan Bandung sebesar 0,16 persen. Kondisi


ini merupakan penekan bagi lingkungan, berpotensi merubah tata guna lahan serta
menuntut penyediaan sarana perumahan dan pemukiman yang memadai juga
selayaknya dibarengi dengan sarana/prasarana sanitasi yang memadai pula. Kondisi

lingkungan, terutama lingkungan hidrosfer terkait dengan tata guna lahan di Daerah
Aliran Sungai bersangkutan (Capodaglio & Callegari, 2015; Kalibbala, 2012).

 Salah satu prasarana sanitasi yang perlu mendapat perhatian adalah air limbah
domestik. Perlu dilakukan pengelolaan air limbah domestik secara seksama semenjak

dari sumbernya sampai dengan pembuangan akhir agar tidak menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan. Secara nasional, hingga tahun 2014 kementrian PU mencatat

capaian akses sanitasi layak secara nasional baru mencapai 60,5%, dari target MDGs
sebesar 62,4%. Di Jawa Barat, fakta menunjukan, berdasarkan hasil pemantauan

kualitas sungai tahun 2014 diketahui bahwa status Sungai di sekitar Kota Bandung

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

seperti Cisadane, Ciliwung, Citarum, dan Citanduy berada pada status cemar berat
(BPLHD, 2014). Lebih lanjut, Kementrian Lingkungan Hidup (2011) menyatakan bahwa

penurunan kualitas air sungai di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh


pembuangan limbah baik cair mapun padat ke badan air (Jubaedah, Hariyadi,

Muchsin, & Kamal, 2015; Iwan Juwana et al., 2014; Matahelumual, 2007; Saraswati &
Sunyoto). Tantangan dan kendala pengelolaan air limbah domestik di wilayah

Metropolitan Bandung, diantaranya :

 Masih adanya masyarakat buang air besar di sembarang tempat.

 Meningkatnya angka pernyakit terkait air yang tercemar (waterborne disesases).


 Perlunya konservasi sumber air baku untuk menjamin terjaganya kualitas dan

kuantitas air baku.


 Peningkatan kelembagaan yang memungkinkan dilaksanakannya pengelolaan air

limbah permukiman secara lebih profesional dengan dukungan sumber daya


manusia ahli yang memadai.

 Kurangnya peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan


pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman.

Review terhadap Rencana Induk Air Limbah Domestik Perkotaan di Metropolitan Bandung
Raya Tahun 2016 dilakukan dengan latar belakang pertimbangan sebagai berikut :

1. Disahkannya Peraturan Daerah Jawa Barat no 12 tahun 2014 tentang Kawasan


Pertumbuhan dimana terdapat perbedaan deliniasi batas wilayah Metropolitan

Bandung Raya dari Masterplan sebelumnya (2011)


Penyesuaian deliniasi batas wilayah Metropolitan Bandung Raya disajikan pada

informasi berikut ini :

Tabel 1.1 Perbedaan Deliniasi batas wilayah Metropolitan Bandung Raya antara RISPAL 2011
dan Review RISPAL 2016

RISPAL 2011 RISPAL REVIEW 2016


WILAYAH
2010 - 2032 2010 2015 2020 2025

Kota Bandung 30 30 30 30 30

Kabupaten Bandung 31 18 18 22 23

Kabupaten Bandung Barat 15 6 8 9 11

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

RISPAL 2011 RISPAL REVIEW 2016


WILAYAH
2010 - 2032 2010 2015 2020 2025

Kkota Cimahi 3 3 3 3 3

Kabupaten Sumedang 5 1 2 4 6

TOTAL 84 56 61 68 73

2. Dengan telah disahkannya Peraturan Daerah Jawa Barat no 12 tahun 2014 tentang
Kawasan Pertumbuhan, maka sedang disusun RENIP Metropolitan Bandung 2016,

dimana dokumen RISPAL menjadi salah satu dokumen pendukung yang diarahkan
untuk disatukan dalam 1 dokumen ; sementara dokumen RISPAL 2011 untuk

Kawasan metropolitan Bandung Raya dipisahkan menjadi 5 dokumen sesuai batas


administrasi Kab/Kota masing-masing.

3. Kualitas perencanaan yang memenuhi standar nasional


Penyesuaian sunstansi dalam dokumen RISPAL kepada “Prosedur Teknis

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat, 2014”


4. Dalam dokumen Review RISPAL, 2016, telah dilakuan update Identifikasi Isu
Strategis : Berdasarkan perubahan-perubahan kota terutama terhadap informasi
yang berhubungan dengan penetapan skala prioritas penanganan air limbah, yaitu

Kepadatan penduduk, Ketersediaan layanan sistem Penyediaan air bersih, Prioritas


sanitasi pada Studi EHRA, Kemiringan lahan, Daya resap tanah, Prevalensi penyakit

diare, Tingkat pencemaran air permukaan, Luas kawasan kumuh, dan Tingkat
kepemilikan jamban sehat.

5. Penambahan analisia potensi potensi pengelolaan air limbah yang dapat dilakuan
secara regional dengan mempertimbangkan aspek teknis, aspek ekonomis, dan

kelembagaan.

Dengan demikian Review Rencana Induk Air Limbah Metropolitan Bandung Raya yang

meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan
Kabupaten Sumedang, merupakan langkah pemerintah daerah dalam mengatasi

permasalahan pencemaran lingkungan dan kesehatan lingkungan dengan pengelolaan


yang terpadu secara lebih efektif dan efisien.

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud kegiatan review Rencana Induk Air Limbah Domestik Perkotaan
Metropolitan Bandung Raya adalah sebagai acuan kedepan dalam

pengembangan/pembangunan sistem air limbah domestik Metropolitan Bandung Raya


yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung

Barat dan Kabupaten Sumedang.


Tujuan kegiatan ini yaitu menyusun acuan dalam pengelolaan air limbah domestik

di Metropolitan Bandung Raya dengan kualitas perencanaan yang memenuhi standar


nasional serta komprehensif dan lebih update terhadap perubahan-perubahan kota

disesuaikan dengan RTRW yang ada di Kabupaten/Kota dalam upaya meningkatkan


pelayanan bidang air limbah domestik di Metropolitan Bandung Raya.

1.3 RUANG LINGKUP RENCANA INDUK


Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan untuk melakukan Rencana Induk Air
Limbah Domestik Perkotaan di Metropolitan Bandung Raya, pekerjaan ini perlu ditinjau

dari berbagai aspek terkait. Lingkup kegiatan kajian ini adalah berupa kajian Master Plan
air limbah perkotaan yang akan menjadi acuan/pedoman bagi pembangunan dan

pengembangan pengelolaan air limbah domestik di Metropolitan Bandung Raya pada


masa yang akan datang.

Untuk dapat melaksanakan seluruh kegiatan yang tertuang dalam ruang lingkup
yang telah ditetapkan, tahapan yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a) Penentuan kesepakatan mengenai permasalahan pencemaran air limbah, baik pada


area skala Kelurahan, Kecamatan maupun kota.

b) Identifikasi permasalahan pencemaran air limbah terhadap air tanah dan badan air
harus difomulasikan berdasarkan data-data yang lengkap (primer dan sekunder) yang

didukung oleh survey dan penyelidikan (lapangan dan laboratorium) yang memadai
serta dilengkapi dengan peta-peta identifikasi permasalahan.

c) Peta dasar dan peta identifikasi permasalahan yang diperlukan meliputi:


 Peta tata guna lahan saat ini

 Peta kepadatan penduduk


 Ketersediaan layanan sistem Penyediaan air bersih

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

 Prioritas sanitasi pada Studi EHRA


 Morfologi lahan

 Daya resap tanah


 Prevalensi penyakit diare

 Tingkat pencemaran air permukaan


 Luas kawasan kumuh

 Tingkat kepemilikan jamban sehat


d) Formulasi permasalahan pencemaran air limbah saat ini dilakukan dengan

membandingkan tingkat pencemaran dengan standar lingkungan atau standar


kesehatan yang berlaku.

e) Formulasi permasalahan pencemaran air limbah di masa mendatang (20 tahun


proyeksi) dilakukan dengan memproyeksikan pencemaran air limbah yang akan

terjadi dengan skenario Do Something.

Tabel 1.2 Jenis Rencana Induk


RI-SPALT RI-SPALT Lintas RI-SPALT Lintas RI-SPALT Kawasan
Kab/Kota Kab/Kota Provinsi Strategis Nasional

Diperuntukkan kota Diperuntukkan lebih Diperuntukkan lebih Diperuntukkan untuk


metropolitan dari satu wilayah dari satu wilayah kawasan-kawasan
(>1.000.000 jiwa) administrasi administrasi strategis menurut
dan kota besar kabupaten dan/atau kabupaten dan/atau kebijakan
(>500.000) kota dalam satu kota serta lebih dari nasional/daerah
provinsi satu provinsi

Kawasan Metropolitan bandung Raya mencakup Kota Bandung, Kabupaten Bandung,


Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang sehingga termasuk

kedalam RI- SPALT Lintas Kab/Kota.

1.4 KEDUDUKAN RENCANA INDUK


Rencana Induk atau Master Plan bidang air limbah domestik merupakan suatu
dokumen perencanaan dasar yang menyeluruh mengenai pengembangan sarana dan

prasarana air limbah untuk periode jangka pendek, menengah hingga panjang. Dengan
demikian gambaran arah pengembangan, strategi penembangan dan prioritas-prioritas

pengembangan sarana dan prasarana air limbah 20 tahun ke depan masing-masing


Kabupaten/Kota di Metropolitan Bandung terformulasikan melalui perencanaan tersebut.

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

Rencana induk air limbah tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan oleh instansi
yang berwenang dalam penyusunan program pembangunan 5 (lima) tahun bidang air

limbah.
Penyusunan rencana induk pengembangan sarana dan prasarana air limbah wajib

mengacu pada kebijakan sektoral Rencana Jangka Panjang Menengah (RJMD) dan
produk turunannya, serta selaras dengan kebijakan sektoral yang termuat dalam rencana

tata ruang. Lebih dari itu, produk ini harus memadukan program-program yang terkait
dengan bidang air limbah seperti Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), bidang

persampahan, drainase dan sebagainya.

Gambar 1.1 Kedudukan RI-SPALT

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

1.5 LANDASAN HUKUM


1.5.1 Pemerintah
1.5.1.1 Undang-Undang (UU)
a. Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
c. Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup;
e. Undang-Undang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman.

1.5.1.2 Peraturan Pemerintah (PP)


a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air;


b. PP RI No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
c. PP RI No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai.

1.5.1.3 Peraturan Menteri (Permen) dan Keputusan Menteri (Kepmen)


a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

b. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar Air pada Sumber Air;
c. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar Air pada Sumber Air;
d. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68 Tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik;
e. Peraturan Menteri Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah;
f. Peraturan Menteri Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

1.5.1.4 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat


a. Peraturan daerah Jawa Barat nomor 39 Tahun 2000 tentang Peruntukan Air dan

Baku Mutu air pada Sungai Citarum dan anak anak sungainya di Jawa Barat;

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

b. Peraturan Daerah Jawa Barat nomor 3 Tahun 2001 tentang Pola Induk Pengelolaan
sumber Daya Air di Jawa Barat;

c. Peraturan Daeran Provinsi Jawa Barat nomor 3 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

d. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat No.69 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air.

1.5.2 Kemitraan Pemerintah dan Swasta


Peran serta antara pemerintah dan swasta yang diharapkan ada pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor16/PRT/M/2006 tentang kebijakan dan strategi nasional

pengembangan sistem air limbah permukiman, dalam salah satu pasalnya (pasal 2)
menyebutkan bahwa peraturan ini merupakan pedoman dan arahan dalam penyusunan

kebijakan teknis, perencanaan dan pemrograman, pelaksanaan dan pengelolaan dalam


penyelenggaraan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman, baik

bagi pemerintah pusat, maupun daerah, dunia usaha, swasta dan masyarakat sesuai
dengan kondisi setempat.

Pihak swasta bisa berperan dalam dalam pengelolaan air limbah, terutama dalam
program Corporate Social Responsibility (CSR), dengan menyediakan dana untuk

pembangunan sarana sanitasi terutama mengatasi air limbah domestik yang berasal dari
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

1.5.3 Peraturan Daerah (Perda) Di Metropolitan Bandung Raya


1.5.3.1 Kota Bandung
1. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Air
Tanah

2. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018

1.5.3.2 Kabupaten Bandung


1. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 7 Tahun 2010 tentang

Pengendalian Pembuangan Air Limbah Ke Air atau Sumber Air

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

2. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pengelolaan


Air Limbah Domestik;

3. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2011 tentang pengelolaan


air tanah

4. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pengelolaan


Air Limbah Domestik

1.5.3.3 Kota Cimahi


1. Berita Daerah Kota Cimahi Nomor 168 Tahun 2013 Peraturan Walikota Cimahi

Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Pemerintah


Kota Cimahi

2. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 16 tahun 2003 tentang penyelenggaraan


kebersihan, keindahan dan kesehatan lingkungan

3. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 33 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan


Kesehatan

4. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 2 tahun 2005 tentang perubahan atas
peraturan daerah Kota Cimahi nomor 19 tahun 2003 tentang Ijin Pembuangan

Limbah Cair
5. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 3 tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2007 – 2012


6. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 7 tahun 2010 tentang Pengelolaan Air

Tanah.
7. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 15 tahun 2011 tentang Pengendalian

Pembuagan Air Limbah

1.5.3.4 Dokumen Yang Terkait Dengan Rencana Penyusunan SPAL


Dokumen-dokumen terkait dalam penyusunan outline plan SPAL diantaranya
adalah :

a. Dokumen Tata Ruang


b. RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)

c. Buku Putih Sanitasi

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

Dalam Buku Putih Sanitasi telah jelas tegambar mengenai kondisi dan profil sanitasi
pada saat ini (eksisting). Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping)

dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas, berdasarkan urutan potensi


resiko kesehatan lingkungan .

d. Strategi Sanitasi Kota (SSK)


Dalam SSK telah diuraikan langkah-langkah perbaikan sanitasi yang diperlukan,

menuju peningkatan kualitas lingkungan yang lebih baik dan pelayanan sanitasi yang
optimal dari pemerintah daerah.

e. Studi EHRA
f. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

1.6 KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

 Mengurangi pencemaran air limbah domestik di permukiman pada wilayah sasaran di

Metropolitan Bandung Raya;


 Mengendalikan limpasan air limbah domestik pada wilayah sasaran di Metropolitan

Bandung Raya;
 Meningkatnya akses prasarana dan sarana air limbah domestik baik sistem on site

maupun off site di Metropolitan Bandung Raya;


 Meningkatnya peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam

penyelenggaraan pengembangan sistem air limbah domestik;


 Terbentuknya pengelolaan sistem air limbah domestik yang baik pada beberapa

wilayah sasaran di Metropolitan Bandung Raya;


 Penguatan Kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air limbah

domestik permukiman di Metropolitan Bandung Raya;


 Menyusun perangkat peraturan daerah untuk mendukung tercapainya

pengembangan dan pengelolaan prasarana dan sarana air limbah domestik ;


 Tersedianya data dan peta rencana pengelolaan air limbah domestik dengan hasil

yang memadai untuk keseluruhan lokasi di wilayah Metropolitan Bandung Raya;


 Peningkatan Utilitas IPLT dan IPAL yang telah dibangun dan berkurangnya

pencemaran sungai akibat pembuangan tinja;

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

 Tersedianya Rencana Induk sistem air limbah domestik untuk 20 tahun mendatang di
Metropolitan Bandung Raya yang memenuhi kaidah-kaidah perencanaan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku serta aplikatif di lapangan;


 Tersedianya Program Jangka Menengah (PJM) 5 tahun dan Program Jangka Panjang

10-20 tahun Jaringan atau sistem air limbah domestik di Metropolitan Bandung Raya.
 Asumsi ekonomi finansial, dan standar teknis yang sesuai dan akan digunakan dalam

penyusunan rencana induk.

1.7 SISTEMATIKA PELAPORAN

Sistematika penyusunan laporan antara adalah :

BAB 1. PENDAHULUAN

Berisi pengantar, maksud dan tujuan, cakupan dan jenis rencana induk, kedudukan
rencana induk, peraturan dan perundangan, standar teknis dan keularan serta

sistematika pelaporan.

BAB 2. KONSEP PENYUSUNAN DAN KRITERIA RENCANA INDUK


Berisi periode perencanaan, evaluasi rencana induk, kriteria dan standar pelayanan,

survey penyusunan rencana induk pengembangan SPAL, dan keterpaduan


perencanaan SPAL dengan sektor lain.

BAB 3. DESKRIPSI DAERAH PERENCANAAN

Menjelaskan mengenai data kondisi daerah rencana (batas wilayah administrasi, kondisi
fisik, tata ruang kota, demografi, prasarana kota, kondisi kesehatan masyarakat, UU

lingkungan, kondisi social ekonomi, dan kelembagaan), data kondisi eksisting SPAL, serta
permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan

BAB 4. STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Berisi kebijakan-kebijakan yang dibuat terkait pengembangan prasarana air limbah


(termasuk visi&misi, tujuan & sasaran strategis, kebijakan umum air limbah kota, dan

alasan utama pembangunan sarana air limbah di Kota Perencanaan), tujuan dan target

1-11
PT. Alocita Mandiri
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Air Limbah
Domestik Perkotaan di Metropolitan
Bandung Raya
Tahun 2016

penanganan, macam-macam pilihan arah pengembangan SPAL, cara penetapan arah


pengembangan, pembagian zona perencanaan, penetapan zona prioritas, , arah

perkembangan SPAL pada permukiman baru, serta berbagai macam strategi


pengembangan (prasarana, kelembagaan, pengaturan, edukasi & peran serta masyrakat,

dan ekonomi dan pembiayaan).

BAB 5. RENCANA PROGRAM DAN TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Berisi rencana program yang dibuat terkait pengembangan pengelolaan air limbah
(rencana program umum, kriteria desain dan proyeksi pembebanan, rencana jaringan,

review opsi teknik air limbah dan sarana sanitasi, kriteria&standard pelayanan, rencana
keterpaduan dengan sarana prasarana saniasi lainnya, serta rencana pengembangan

kelembagaan), rencana tahapan pelaksanaan kegiatan (jangka pendek, jangka menengah,


dan jangka panjang), rencana pembiayaan, indikasi rencana investasi program, sosialisasi

dokumen rencana induk, dan tahap legalisasi dari rencana induk tersebut.

BAB 6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari rencana induk yang telah dibuat dan

rekomendasi yang diberikan.

1-11
PT. Alocita Mandiri

Anda mungkin juga menyukai