Anda di halaman 1dari 21

Kebijakan dan Strategi

Nasional
Pengembangan
Infrastruktur Sanitasi
Pada Sosialisasi Peminatan Program HALS APBN
TA 2024

Kementerian PPN/Bappenas
8 Agustus 2023
AKSES AIR MINUM DAN SANITASI SEBAGAI KEBUTUHAN DASAR
UNTUK MENJAMIN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KUALITAS SDM

The provision of safe water is essential for


protecting human health during all infectious Penyediaan akses air minum dan sanitasi
disease outbreaks, including of coronavirus pengelolaan sumber daya air yang baik, dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
disease 2019 (COVID-19),
berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan
- WHO, 2020-
Sumber: WHO, 2020

Dampak Penyediaan Akses Air Minum dan Sanitasi


• Air Minum Aman, Sanitasi, dan Hygiene adalah
Economic loss akibat bagian penting untuk mencegah dan melindungi
penyediaan akses air minum masyarakat dari wabah penyakit, termasuk
dan sanitasi yang tidak memadai COVID-19.
sebesar 1,5% GDP • Salah satu strategi yang paling efektif dalam
Anak-anak yang tinggal di
penanganan pandemi adalah investasi pada
Penyediaan Akses Air Minum wilayah yang tidak memiliki
infrastruktur air minum, aman sanitasi, dan
dan Sanitasi Layak mengurangi ketersediaan air minum
hygiene. Penyediaan air minum aman, sanitasi,
indeks risiko penyakit sebesar lebih rentan terhadap
dan hygiene dapat mencegah penyebaran virus
0,39 stunting sebesar 0,87 kali
Covid-19 pada komunitas, fasilitas kesehatan,
Sumber: Global Costs and benefits of drinking water supply Sumber: Evidence from Indonesia Family sekolah, dan tempat umum lainnya
and sanitation intervention to reach the MDG Target and life Survey, Indonesia
universal coverage, WHO, 2020
MENGAPA HARUS SANITASI AMAN?
Dampak Penyediaan Akses Air Minum dan Sanitasi pada Aspek Kesehatan

Prevalensi Penyakit Bawaan Air di Indonesia Perbandingan Intervensi Sistemik WASH


Esrey (1991) dan Fewtrell Ad Colford (2004)
18 16.7
16 33
Multiple
14 12.3 30
12 39
9.8

Intervensi
10 9 Water quality
8 15
8 6.7
23
6 Water supply
19
3.5
4
1.4 1.4 24*
2 0.4 Sanitation
n/a n/a 36
0
2007 2013 2018 2021 42
Hygiene
33
Prevalensi Diare (%) Prevalensi Diare Balita (%)
Prevalensi Malaria (%) 0 20 40 60
*) Data diare balita 2013 merupakan data insiden % Dampak Terhadap Penurunan Diare
Sumber: Riskesdas 2007, 2013, 2018; SSGI 2021 Fewtrell Esrey
Sumber: Bartram and Sobsey, 2015
MENGAPA HARUS SANITASI AMAN?
Kualitas Air Permukaan
• Pada 2019, 53% 73% 15%
10.51% sungai tercemar Kejadian Diare Kejadian Stunting
Tercemar Ringan
berat Disebabkan oleh ketersediaan dan Disebabkan oleh kejadian diare pada
kualitas air minum yang rendah, anak, akibat rendahnya kualitas air
Tercemar Sedang • Pada tiga DAS besar kelayakan sanitasi, dan higienitas minum dan sanitasi aman.
(Citarum, Ciliwung,
31.09% & Cisadane), 53- Intervensi dengan meningkatkan akses air minum, sanitasi, dan higiene yang
Tercemar Berat 84% dari DAS layak dapat secara efektif mengurangi tingkat kematian akibat diare sampai
53.28% tercemar air limbah 45% (Freeman et al,2014; Wolf et al, 2014).
domestik (MoEF,
2016).
Kualitas Air Minum Persumber:
Dari haril penelitian,
Hidran & Terminal Umum 1.30% kemungkinan kontaminasi
Air Isi Ulang 3.50%
terjadi pada air yang Sumber:
Air Terlindungi 7.00% dikelola secara swadaya Genter et
al.
Penampungan Air Hujan 15.00% (sumur bor, sumur (forthcomin
Sumur Bor/Pompa 15.40%
terlindungi dan tidak g)
terlindungi) lebih tinggi,
Air Eceran yang dibeli 21.10% hal ini dapat menunjukan
24.00%
Ledeng/ Perpipaan bahwa kualitas air minum
Air Kemasan 31.50% aman tidak akan tercapai
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% tanpa sanitasi aman,
begitu pula sebaliknya.
*Standar Kualitas memenuhi syarat menurut PMK 492/2010 pada lima parameter (yaitu
TDS, E.coli, pH, Nitrat dan Nitrit)
MENGAPA HARUS SANITASI AMAN?
Dampak Penyediaan Akses Air Minum dan Sanitasi pada Aspek Ekonomi

Asia Timur dan Pasifik menempati


nilai BCR tertinggi di dunia

Setiap 1 US Dollar yang


diinvestasikan akan menghasilkan
pengembalian senilai 50-54 US Dollar

Investasi di bidang Air Minum,


Sanitasi, dan Hygine memiliki
dampak terhadap pertumbuhan
ekonomi yang besar
Perbandingan Akses Sanitasi dengan Negara Lain
CAPAIAN DAN TARGET AKSES SANITASI AMAN Rata-rata Investasi Rata-rata Investasi
Keterangan
100 per capita dunia per capita Indonesia
90 Sanitasi Layak IDR 273.000
80 80 IDR 84.560
Sanitasi Aman IDR 690.000
Persentase Akses (%)

70
67 70
60
60
54
50 49
47
40
30 30 Indonesia
20 19 21 24
10
7.64
0 Capaian akses rumah tangga terhadap sanitasi
2015 2020 2025 Target 2030 Target 2045* aman: Indonesia lebih rendah dari negara lain di Asia
Akses Global Akses di Asia Tenggara Akses di Sub-Sahara Africa Akses di Indonesia Tenggara, Afrika, dan secara global.

PERBANDINGAN CAPAIAN DENGAN NEGARA LAIN


Investasi Indonesia untuk peningkatan akses sanitasi
100
100 layak dan aman masih jauh tertinggal dibanding
Persentase Akses (%)

80
61 61 negara-negara lain
60
40 26
20 10.16
0
Indonesia (2022) Thailand Myanmar Filipina Singapur
Arah Kebijakan serta Capaian Sanitasi dalam RPJMN 2020-2024
Arah Kebijakan Sanitasi Capaian 2022 Target 2024
Aspek Pembangunan RPJMN 2020-2024 Rumah Tangga dengan akses sanitasi layak (%)
90,78
Peningkatan kapasitas institusi 80,92 90
Kelembagaan 01 dalam layanan pengelolaan
sanitasi 30,45 akses sanitasi Aman (%)
Rumah Tangga dengan

Peningkatan komitmen kepala 10,16 15


Kebijakan dan Regulasi 02 daerah untuk layanan sanitasi
berkelanjutan
Rumah Tangga dengan akses sampah yang terkelola dengan baik di
perkotaan (Penanganan) (%)
Pengembangan infrastruktur dan
layanan sanitasi permukiman 54,85* 80
Teknis dan Infrastruktur 03 sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan daerah Rumah Tangga dengan akses sampah yang terkelola dengan baik di
perkotaan (Pengurangan) (%)

Peningkatan perubahan perilaku 0,88* 20


Pemicuan Masyarakat 04 masyarakat dalam mencapai
akses aman sanitasi
Rumah Tangga BABS (%) – Target 0% di tahun 2024

5,86
Pengembangan kerja sama dan
Pendanaan 05 pola pendanaan *capaian 2019
Sumber data: Susenas, diolah Bappenas
Roadmap Sanitasi Aman

Perubahan Paradigma 1 Kerangka Regulasi 4 Kelembagaan


Meningkatkan kualitas
Memperkuat substansi peraturan kelembagaan penyelenggaraan
perundang-undangan sebagai payung layanan sanitasi atau SPALD
Dari hukum percepatan pencapaian akses berkelanjutan
aman dan penyelenggaraan SPALD di
tingkat nasional dan daerah
Layak Strategi
dan Aman Multiaspek 5
Pendanaan
Pencapaian • Meningkatkan alokasi
Tujuan Sanitasi pendanaan APBDdan APBN
untuk peningkatan akses
2 Aspek Teknis Aman 2030 aman
Menjadi
Mempercepat penyediaan dan • Mengembangkan dan
pengoperasian infrastruktur serta memobilisasi sumber
meningkatkan cakupan layanan pembiayaan dari masyarakat

Aman dan sanitasi dengan memperhatikan


aspek lingkungan
dan swasta

Berkelanjutan 3 Aspek Ekonomi


Menciptakan ekosistem ekonomi/bisnis 6 Partisipasi Masyarakat
pada penyelenggaraan SPALD (layanan
sanitasi) berbasis inovasi yang kuat di Meningkatkan kesadaran dan partisipasi
tingkat nasional dan daerah masyarakat dalam penyelenggaraan SPALD dan
peningkatan akses sanitasi aman
VISI INDONESIA EMAS 2045
Visi Indonesia Emas 2045
“Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju dan
Berkelanjutan”

Negara Nusantara
Negara kepulauan yang memiliki
ketangguhan politik, ekonomi,
keamanan nasional, dan budaya/peradaban
baharis sebagai poros maritim dunia

Berdaulat Maju Berkelanjutan


Ketahanan, Berdaya, Lestari dan
Kesatuan, Modern, seimbang antara
Mandiri, dan Tangguh, pembangunan
Aman Inovatif, Adil ekonomi, sosial, dan
lingkungan
Arah Kebijakan Sanitasi dalam RPJPN 2025-2045
TARGET 2045: RUMAH TANGGA DENGAN AKSES SANITASI AMAN 70%

Pemenuhan akses sanitasi melalui rantai layanan yang dikelola secara aman, berkelanjutan, dan inklusif
sesuai dengan karakteristik wilayah

KATA KUNCI PROGRAM GAME CHANGER

Air limbah domestik (blackwater, greywater, dan lumpur PENGUATAN SISTEM PENDATAAN & PENGAMBILAN KEBIJAKAN
Aman tinja) dikelola secara aman sesuai dengan proxy SDGs 1 BERBASIS SPASIAL
2030
PRIORITASI PEMBANGUNAN SISTEM TERPUSAT (PERPIPAAN)
Penyediaan layanan sanitasi dapat beroperasi sesuai SERTA PENGARUSUTAMAAN PENANGANAN GREYWATER DAN
2
Berkelanjutan dengan fungsinya secara berkelanjutan yaitu tersedia RESOURCE RECOVERY
setiap saat, adaptif, dan berketahanan.
REFORMASI TATA KELOLA DAN PENCIPTAAN EKOSISTEM YANG
3 MENDORONG PENYELENGGARAAN SPALD YANG BERKELANJUTAN
• Layanan sanitasi melayani seluruh lapisan masyarakat
dengan standar yang sama mempertimbangkan
Inklusif aspek keterjangkauan (affordability dan accessbility)
• Memberikan kesempatan bagi seluruh pihak 4 PENGEMBANGAN PASAR SANITASI DAN INOVASI
(termasuk masyarakat) untuk berkontribusi dalam
pemenuhan layanan
KERANGKA INVESTASI DAN PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN
5 SPALD YANG AKUNTABEL
Layanan sanitasi harus diberikan dengan standar yang
Karakteristik sama pada seluruh rumah tangga. Namun delivery dan
Wilayah sistem yang digunakan menyesuaikan dengan
karakteristik wilayah dan mempertimbangkan local INTEGRASI LAYANAN DAN KELEMBAGAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
6 DAN AIR MINUM
wisdom
Penyediaan Akses Sanitasi sebagai Prioritas Nasional
Perpres 56/2017 Standard Pelayanan Minimum Perpres 8/2020

Pelaksanaan Pencapaian SDGs Air Limbah Permukiman RPJMN 2020-2024


Tujuan 6: Menjamin ketersediaan serta Provinsi: penyediaan pelayanan pengolahan Target 2024
pengelolaan air bersih dan sanitasi yang air limbah domestik regional lintas 90% Rumah tangga yang menempati hunian
berkelanjutan untuk semua. kabupaten/kota dengan akses sanitasi (air limbah domestic) layak
Target 2030 Kab/Kota: penyediaan pelayanan pengolahan (termasuk 15% aman)
100% Akses Sanitasi Aman air limbah domestik.

Program/Kegiatan terkait Penyelenggaraan Air Limbah Domestik dengan Akses Sanitasi Aman

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) Eksisting*


Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S):
• 6 unit IPALD Skala Regional
Tangki Septik, IPLT
• 18 unit IPALD Skala Perkotaan Total Idle capacity = 77% (722.000 SR)
>83% (45 juta) Tangki Septik perlu diperbaiki (2015)
Total Idle capacity IPLT = ±89% • 5.802 IPALD Skala Permukiman

Target dan Capaian RPJMN 2020-2024


10.16%
Sanitasi Aman 4.84% Diperlukan peningkatan akses sanitasi aman 4,84%
80.92% setara 13,6 juta jiwa penduduk
Sanitasi Layak 9.08% ( + 3,4 juta RT) à untuk mencapai target RPJMN
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

Baseline 2021 Target 2024 *Kerangka Acuan Kerja/Term of Reference Program Hibah Air Limbah Terpusat TA. 2024 – DJCK, kementerian PUPR
Rantai Layanan Sanitasi Aman – Sistem Setempat
RANTAI LAYANAN SPALD - SETEMPAT

SUB-SISTEM
SUB-SISTEM SUB-SISTEM PEMBUANGAN
PENGOLAHAN LUMPUR
PENGOLAHAN SETEMPAT PEENGANGKUTAN YANG AMAN
TINJA

Bangunan Tertutup
Kloset Leher Angsa
Digunakan untuk 1
Rumah Tangga
Penyedotan dan Pembuangan/Penggunaan
pengangkutan menuju kembali hasil/sisa
IPLT yang dilakukan pengolahan secara aman
setidaknya
1 kali setiap 5 Tahun

Tangki Septik yang Pengolahan lumpur tinja yang


Kedap dan sesuai aman dengan effluent sesuai
standar yang berlaku baku mutu lingkungan pada IPLT
(SNI 2398 tahun 2017)
Alur Proses Penyediaan Sanitasi Aman (yang perlu dilaksanakan dalam pengelolaan ALD)

1 2 3
Penyiapan Penyiapan Kelembagaan Operator Pembangunan Infrastruktur
Masyarakat
Pemisahan Regulator, Operator, dan Lembaga Pengawas Harus didasarkan pada perencanaan yang
Untuk meningkatkan komprehensif dan sesuai dengan tata ruang
ketertarikan dan Regulator pengampu (FS, DED, dan untuk SPALD-T perlu kajian
Regulator dan Pengawas Bangunan: termasuk
kesanggupan lingkungan.
pengawas sektor dan penyedia pengawas kelayanan bangunan
masyarakat dalam layanan (mengatur teknis tangki septik dan pengawas Perlu pelibatan Dit. BPB/Dit. PKP untuk
rangka mendapatkan kualitas efluen membina Dinas Perkim dalam hal
operator Kawasan.
layanan sanitasi aman pengawasan bangunan dan kawasan
Dinas Kesehatan Dinas PU (untuk operator
Dinas Perkim dan Ditjen CK
(Dit. PL dan Dit. Dinas LH/KLHK berbentuk UPTD, BLUD, dan Dinas PU dan Direktorat Sanitasi
(PUPR)
Promkes) BUMD/PD dan Dit. Sanitasi

5 6 7 8
4
Penyiapan Operasional dan Pengawasan Penyiapan MIS yang
Penguatan Regulasi
Pendanaan Manajemen Kualitas Efluen terpadu di Daerah
Penguatan regulasi untuk Termasuk penetapan Pengawasan terhadap
mendukung keberjalanan Penyediaan pendanaan dari Diperlukan untuk memotret
berbagai pendanaan yang tarif/retribusi melalui keberjalanan dari kondisi sarana dan
ekosistem sanitasi aman regulasi dan manajemen PermenLHK 68/2016 tentang
tersedia, terutama melalui prasarana serta efluen ALD
yang terintegrasi dengan aset (baik pendaftaran aset, Baku Mutu Air Limbah
air minum dan APBD Domestik memastikan setiap termasuk juga angka BABS
pembukuan, maupun di daerah
persampahan. daerah memiliki IPLT/IPALD
valuasi, dll)
Bappeda dan Dinas PU Dinas PU dan operator (Dit. Dinas LH/KLHK Walidata ALD di daerah
Bappeda (Dit. SUPD II)
(Bappenas dan Dit. Sanitasi) Sanitasi)

Diharapkan program Hibah Sanitasi Air Limbah Setempat (HALS) dapat mendorong terwujudnya akses sanitasi aman
melalui pembangunan tangki septik yang kedap sesuai kriteria teknis dan disedot secara berkala ke IPLT.
Kebutuhan Pendanaan Sanitasi *kebutuhan dihitung dari Tahun 2021

Kebutuhan Pendanaan Kebutuhan Pendanaan Pencapaian Akses Sanitasi Aman hingga 2030* Rp271,44 T
Pengolahan Air Limbah Rp140,43 T
Domestik hingga 2024 Kebutuhan Pendanaan Pencapaian Akses Sanitasi Aman hingga 2045* Rp589,7 T
INDIKASI PENDANAAN 2020-2024
ESTIMASI CAPAIAN SANITASI AMAN 2030
(1,9 T)
Estimasi Capaian Sanitasi Aman 2030
(57,7 T) 1% (50,11 T) 35% 30%
41% 36% 30%
25%
20%
15%
10%
7.64% 7.25%
5% 8.44%
0%
2018 2020 2022 2024 2026 2028 2030

Data historis Target dengan Intervensi BAU dan tanpa intervensi


perubahan iklim perubahan iklim
(7,24 T) 5% 17% (23,45 T)
ALOKASI APBN, DAK, HIBAH, DAN APBD PER KAPITA SERTA KEBUTUHAN INVESTASI AIR LIMBAH DOMESTIK
K/L DAK APBD Masyarakat CSR

Fisik: Pembangunan dan perluasan layanan SPALD-T 900,000 Kebutuhan investasi per kapita San aman = Rp810.000
INVESTMENT PER CAPITA
skala regional/kota/permukiman; Pembangunan IPLT, 700,000
peningkatan layanan melalui LLTT/L2T3; Pembangunan
tangki septik skala individu maupun komunal di 500,000 Kebutuhan investasi per kapita San layak = Rp273.000
(IDR)

perkotaan dan perdesaan. 300,000


93,924 88,174 118,553 65,563
Non Fisik: Pendampingan pemda untuk peningkatan 100,000
57,278
kapasitas di bidang teknis, regulasi, layanan,
pemberdayaan masyarakat (100,000)
2017 2018 2019 2020 2021

Diperlukan dukungan pendanaan dari berbagai sumber untuk mencapai target akses aman
Sumber Pendanaan Sanitasi

APBN Microcredit DAK KPBU/ HIBAH


Sanitasi KPDBU

DANA
PEMBIAYAAN APBD : DANA CAMPURAN
(DAERAH- PROV ZISWAF CSR (Blended
PUSAT) KAB/KOTA DESA
Finance) Belanja

Pembiayaan

Karakteristik Belanja Pemerintah : Karakteristik Pembiayaan Pemerintah:


• Kehandalan tinggi, orientasi benefit • Memenuhi persyaratan
• Tanpa kewajiban pengembalian dana • Ada kewajiban pengembalian dana
• Kompetitif- basis kinerja- dapat berulang • Sharing : biaya, risiko, pendapatan
• Orientasi profit
Karakteristik Belanja Non-Pemerintah :
• Kehandalan sedang, orientasi benefit Karakteristik Pembiayaan Non-Pemerintah:
• Tanpa kewajiban pengembalian dana • Orientasi profit
• Selektif-kriteria-batasan waktu • Ada kewajiban pengembalian dana
• Sharing : biaya, resiko, pendapatan
Hibah dan DAK
Perbedaan Hibah dan DAK Keunggulan dari Mekanisme Hibah Eksisting

Hibah DAK Insentif- Dimaksudkan sebagai insentif kepada Pemerintah Daerah


01 untuk melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dalam
Sifat pemberian Output-based Input-based penyelenggaraan penyediaan pelayanan sanitasi.

Penguatan Pemda “terbiasa” berinvestasi di sektor ALD - Pre-finance


Kelembagaan 02 merupakan syarat mutlak agar Pemda “terbiasa” berinvestasi untuk
sektor air limbah
Pembangunan Fisik Institutional-Based, tidak hanya berfokus pada fisik - Dilengkapi

Proses Seleksi yang


03 dengan dukungan teknis dan non-teknis untuk menyiapkan
pemerintah daerah dalam mengembangkan layanan air minum dan
terinci sanitasi.

Monitoring Monitoring pelaksanaan yang terukur- Secara ketat untuk


Pelaksanaan dan 04 memastikan pendanaan diperuntukan sebagaimana perencanaan
yang telah disusun.
Pemanfaatan

Alur Output-based Hibah

Verifikasi
• Sifat pemberian hibah adalah output-based, Pemerintah Daerah melakukan pre-
Input: payment. Pembayaran hibah dilakukan melalui Kementerian Keuangan setelah
Material, %
Pemerintah
Daerah
lahan,
Output:
Akses
Output output berupa Tangki Septik terpasang dan memenuhi kelayakan teknis serta
infrastru
ktur, dll
Layak terjamin memenuhi konsep keberfungsian menuju akses aman
Hibah
Berbasis
Output
Konsep Pelaksanaan Program Hibah Sanitasi TA 2024

Total
Sumber Pendanaan Menu Total Pendanaan
Beneficiaries/Output

Penyediaan prasarana
Sambungan Rumah (SR) untuk
mendukung pemanfaatan IPAL 3.750 Sambungan Rp30.000.000.000
Hibah Sanitasi APBN Rumah
Domestik skala kota dan
Air Limbah permukiman yang telah
Terpusat terbangun.
(HALT)
Dukungan implementasi 15 Kabupaten/Kota (5
berupa pendampingan dan perserta dan 10 daerah Rp68.000.000.000
Pemerintah Australia (untuk 2023-2025)
penyiapan pemerintah daerah magang)
(Technical Assistance).

Hibah Sanitasi Penguatan sistem setempat


Air Limbah melalui pembangunan
APBN tangki septik dan resapan 20.000 Rumah Tangga Rp120.000.000.000
Setempat
(HALS) untuk rumah tangga.
Program Hibah Air Limbah Setempat (HALS)

TUJUAN PENCAIRAN DANA HIBAH TAHUN 2018-2022

200

Milyar
• Mendukung Pembangunan Tangki Septik yang sesuai kriteria
teknis. 100
• Lumpur tinja pada tangki septik dikuras secara berkala ke IPLT
0
terdekat untuk dilakukan pengolahan 2018 2019 2020 2021 2022
SPPH Pencairan Hibah

KRITERIA PENERIMA MANFAAT SPPH (2018-2022) Pencairan


Rp 503 M Rp 296 M (± +58%)
• Rumah tangga yang belum memiliki akses sanitasi aman dengan
sistem terpusat/setempat atau memiliki tangki septik tetapi tidak
memenuhi persyaratan teknis; JUMLAH RUMAH TANGGA TERPASANG TANGKI SEPTIK
• Rumah tangga di area permukiman perkotaan, meliputi MBR;
• Diutamakan rumah tangga yang berada di area target layanan IPLT; 50

Ribu
• Tidak menjadi calon penerima manfaat untuk kegiatan sektor
sanitasi yang lain (Sanimas, Padat Karya, DAK, dll);
0
• Memiliki luas lahan yang memadai dan aman untuk dibangun tangki
2018 2019 2020 2021 2022
septik dan resapan;
• Berada di wilayah administrasi daerah peserta program HALS; SPPH RT Terpasang
• Bersedia memenuhi persyaratan sebagai pelanggan LLTT.
SPPH (2018-2022) Terpasang
164.746 Rumah Tangga 97.091 Rumah Tangga (± 59%)
HALS dan Pendampingan LLTT

DAFTAR PESERTA HALS TA 2022

No Kota/Kab Tahun* No. Kota/Kab Tahun* No. Kota/Kab Tahun*


Daftar Peserta HALS TA 2022 yang sudah
1 Kab. Aceh Timur - 21 Kab. Grobogan 2018 41 Kota Banjarmasin 2017 melakukan pendampingan LLTT
2 Kab. Aceh Barat - 22 Kab. Demak - 42 Kab. Hulu Sungai Selatan 2018
3 Kab. Aceh Selatan - 23 Kab. Kebumen 2018 43 Kab. Balangan 2020
4 Kab. Deli Serdang 2018 24 - 44 Kab. Banjar 2018
Kab. Pekalongan 26
5 Kab. Tanah Datar - 25 Kab. Jepara - 45 Kab. Kutai Timur
6 Kota Payakumbuh - 26 Kab. Karanganyar 2018 46 Kota Balikpapan 2016 34
7 Kab. Pariaman - 47 -
27 Kab. Kulon Progo 2018 Kab. Tojo Una Una
8 Kab. Indragiri Hulu 2018 48 Kab. Poso -
28 Kab. Bantul -
9 Kab. Tebo
29 Kab. Sleman - 49 Kab. Sidenreng Rappang 2018
10 Kab. Bungo -
Pendampingan LLTT
30 Kab. Malang 2018 50 Kab. Maros -
11 Kota Jambi 2017 31 Kab. Lumajang 2018 51 Kab. Pinrang 2020 Belum Pendampingan LLTT
12 Kab. Musi Banyuasin 2017 32 Kab. Jombang - 52 Kab. Bantaeng 2018
13 Kab. Ogan Ilir - 33 Kab. Jember - 53 Kab. Luwu Timur -
14 Kab. Kaur - 34 Kab. Ngawi - 54 Kab. Luwu Utara - Diharapkan program HALS juga
15 Kab. Rejang Lebong - 35 Kab. Gresik 2017 55 Kota Makassar 2015 dapat mendorong kesediaan
16 Kota Sukabumi 2016 36 Kab. Sumbawa - 56 Kota Pare Pare 2020 masyarakat untuk menjadi
17 Kab. Karawang - 37 Kab. Sumbawa Barat 2020 57 Kab. Mamasa 2020 pelanggan LLTT agar dapat
18 Kab. Banyumas - 38 Kota Singkawang - 58 Kab. Pohuwato - meningkatkan akses sanitasi aman
19 Kab. Wonosobo - 39 Kab. Kapuas 2017 59 Kab. Maluku Tengah -
20 Kab. Boyolali - 40 Kota Palangka Raya 2016 60 Kota Halmahera Timur -
Hal – Hal yang Perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan HALS TA 2024

HIBAH AIR LIMBAH SETEMPAT HARUS DIARAHKAN UNTUK MEWUJUDKAN AKSES SANITASI AMAN
DENGAN MENDORONG PENYEDIAAN SELURUH RANTAI LAYANAN SECARAH UTUH

1. Perlunya demand creation 3. Perlu ada pembagian peran yang jelas


Sebagai prasyarat program, dengan Pembagian peran antara operator, regulator, dan
melibatkan Dinas Kesehatan di lapangan (tidak fungsi pengawas
hanya operator) untuk memastikan tidak ada
penolakan warga pada masa keberlangsungan
proyek.

2. Keterlibatan kementerian/Lembaga 4. Diperlukan adanya proses yang lebih


non-teknis ketat untuk mengikat komitmen
Seperti Kementerian Kesehatan dan
kepesertaan pemerintah daerah
Kementerian Dalam Negeri dalam pelaksanaan Dalam prosesnya, perlu dipertimbangkan penilaian
program-program sanitasi ke depan untuk kesiapan dari sisi kapasitas perencanaan, penyadaran
mendukung proses pemicuan masyarakat agar masyarakat, penganggaran, dan aspek lainnya secara
bersedia berpartisipasi dan penguatan sistematis dan juga keberadaan disinsentif bagi
kelembagaan di daerah. pemerintah daerah yang menarik diri dari
kepersertaan di tengah proses pelaksanaan.
TERIMA KASIH

21

Anda mungkin juga menyukai