Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan dan perkembangan kota yang semakin meningkat secara
langsung mempengaruhi sanitasi suatu perkotaan sehingga diperlukan suatu strategi
sanitasi yang berdasarkan hasil kajian dan analisa riil dilapangan. Sistem sanitasi
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membangun
kepedulian masyarakat. Selain itu akibat dari sistem sanitasi kota yang buruk dapat
menyebabkan penyakit berbasis lingkungan yang masih merupakan salah satu penyebab
kematian di Indonesia. Oleh karena itu tidak heran masalah sanitasi menjadi salah satu
permasalahan yang disoroti terutama oleh pemerintah pusat dan daerah. Salah satu bukti
nyata kepedulian pemerintah akan sanitasi lingkungan adalah dengan diadakannya
program Pembangunan Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP). PPSP merupakan
program yang akan menjadi titik awal pembangunan sanitasi di Indonesia. Program ini
digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dengan mempromosikan
Strategi Sanitasi Kota (SSK) sebagai Buku Putih bagi pembangunan sanitasi
komprehensif di kawasan perkotaan.
Kota Bekasi selaku peserta program PPSP sangat mendukung terlaksananya
program tersebut. Hal ini ditandai dengan keikutsertaan Kota Bekasi pada tahun 2010
dalam program PPSP. Program ini dikoordinasi oleh BAPPENAS sejak tahun 2006 yang
secara khusus merupakan program pembenahan kondisi sanitasi. Kota Bekasi sebagai
Kota Metropolitan yang dikenal secara luas dengan kemampuan dalam pengelolaan
sampah, menimbulkan image kemampuan Kota Bekasi untuk sektor ini layak dijadikan
contoh bagi kota-kota lainnya di Indonesia. Sedangkan sanitasi mencakup 3 sektor yaitu :
air limbah, persampahan dan drainase. Masalah subsektor sanitasi lainnya seperti air
limbah dan drainase di Kota Bekasi belum terlihat menonjol dalam pengelolaannya, untuk
itu diperlukan sebuah perencanaan dan implementasi yang benar dan efektif untuk
pembangunan sanitasi Kota Bekasi dalam rangka mengantisipasi laju pertumbuhan Kota
Bekasi di berbagai bidang. Inilah yang mendorong Kota Bekasi untuk ikut serta dalam
program percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP)ini.

1.1.1 Waktu Pelaksanaan


Dalam rangka menyusun dan menyiapkan Buku Putih sebagai potret kondisi
sanitasi Kota Bekasi kegiatan dimulai pada April 2010, dari pengenalan program di
tingkat pusat yang dikoordinir oleh Kementrian Perencanaan / Badan Perencanaan
Nasional (BAPPENAS). Kegiatan lanjutan berupa pengenalan program ditingkat kota

Buku Putih Kota Bekasi 2010 I-1


seperti pengumpulan data sekunder dan primer, lokakarya, dan pemetaan situasi sanitasi
kota melalui survey Environment Health Risk Assesment (EHRA). EHRA dilakukan on
the spot di lapangan dan kegiatan lain yang berhubungan dengan sanitasi seperti
kampanye sanitasi dan lain-lain.
Jadwal waktu penyusunan Buku Putih memiliki rentang waktu yang sangat
terbatas dimana Pokja harus mampu menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK)
ke depan sebagai salah satu dokumen acuan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bekasi Tahun 2008 – 2013. Waktu pelaksanaan
penyusunan Buku Putih dari bulan April – Oktober 2010, sehingga pada periode Oktober
– Desember 2010 Pokja sudah dapat menyusun dokumen SSK Kota Bekasi.

1.1.2 Sasaran
Setiap Kota memiliki strategi sanitasi yang berbeda, demikian pula dengan Kota
Bekasi. Target sasaran program sanitasi Kota Bekasi antara lain adalah stop BABS dan
perbaikan system pelayanan lumpur tinja, pengurangan timbulan sampah dengan pola
3R, pengurangan titik genangan banjir, pengolahan air minum rumah tangga. Sehingga
dengan target tersebut diharapkan adanya peningkatan pelayanan, kualitas kesehatan
keluarga, maupun kondisi kesehatan lingkungan sekitarnya. Selain itu juga sasaran buku
putih adalah tersedianya informasi tentang kondisi sanitasi Kota Bekasi.

1.1.3 Pelaksana
Dalam menyiapkan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Bekasi perlu dibentuk
suatu kelompok kerja (Pokja) sanitasi yang siap dan mampu menjadi motor penyusunan
SSK. Anggota tim pokja ini terdiri dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
instansi pemerintah dan juga dari Lembega Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di
Kota Bekasi yang bersinergi dengan lembaga kemasyarakatan, unsur swasta dan
masyarakat secara keseluruhan. Keberhasilan program sanitasi tidak akan berhasil tanpa
adanya sinergitas dari berbagai pihak berkepentingan.

1.2 Pengertian Dasar Sanitasi


Secara umum sanitasi dapat di sebutkan sebagai suatu kondisi dimana terciptanya
segala sesuatu yang higienis, menyehatkan, terkonsep dan tertata, kondisi tersebut
harus ditunjang oleh :
1. Penangan air limbah yaitu pengolahan air rumah tangga (domestik) yang terdiri dari :
A. Pengolahan On Site adalah pengolahan setempat menggunakan sistem septik
tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.

Buku Putih Kota Bekasi 2010 I-2


B. Pengolahan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan
secara terpusat.
2. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan
lain sebagainya yang ditampung melalui Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau
transfer depo ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA).
3. Penangan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai
penggelontor air kota dan pematusan serta peresapan air permukaan.
4. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah untuk menyediakan air bersih
kepada masyarakat melalui air baku yang bersumber dari permukaan maupun
berasal dari sumur dalam.

1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan Buku Putih

1.3.1 Maksud
Maksud dari penyusunan buku putih ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai potret kondisi apa adanya mengenai keadaan sanitasi Kota Bekasi, terutama
dalam hal air limbah, persampahan dan drainase. Sehingga pemerintah kota dapat
mengidentifikasi kawasan yang memiliki sanitasi buruk sehingga dapat dijadikan acuan
perencanaan perbaikan sanitasi kota.

1.3.2 Tujuan
Penyusunan buku putih ini bertujuan untuk menyediakan data dasar mengenai
struktur, pengelola situasi dan kebutuhan sanitasi, buku inilah yang akan dijadikan acuan
dalam penyusunan perencanaan dan pengembangan SSK Kota Bekasi. Selain itu juga
Pemerintah Kota Bekasi bersama masyarakat kota memiliki kewajiban untuk melakukan
perbaikan-perbaikan sistem sanitasi kota, agar masyarakat kota dapat menikmati
pelayanan yang menyeluruh dan berkesinambungan, juga memelihara kelestarian
lingkungan, membangun kesadaran dan menjaga kondisi kesehatan masyarakat.

Buku Putih Kota Bekasi 2010 I-3


1.4 Pendekatan dan Metodologi

1.4.1 Pendekatan
Penyusunan buku putih sanitasi ini dilaksananakan secara partisipatif yang
melibatkan para pemangku kepentingan yang berhubungan baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan masalah Sanitasi di Kota Bekasi. Dimulai dari
pengumpulan data sampai kepada tahap penyusunannya buku putih ini dikerjakan
berdasarkan kerjasama tim Pokja agar menghasilkan output Buku Putih yang baik dan
memenuhi standar.
1.4.2 Metodologi Tahapan Penyusunan Buku Putih
Metodologi pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan buku putih adalah :
1. Pengumpulan data sekunder dari berbagai literatur.
2. Indept interview dengan berbagai narasumber yang terkait program sanitasi.
3. Diskusi (focus Group Discussions) dengan semua SKPD terkait dan data sekunder
dari SKPD.
4. Survey dan observasi lapangan (EHRA).
Penyusunan buku putih melalui beberapa tahapan dan kegiatan antara lain :
• Pembentukan tim pokja berdasarkan surat keputusan waliKota Bekasi nomor
050.13/Kep.158-Bapeda/IV/2010 .
• Melakukan pertemuan dengan SKPD terkait program sanitasi yang dikoordinasikan
oleh Bappeda sebagai leading sector.
• Sosialisasi rencana program PPSP
• Pengambilan data dari tiap-tiap Dinas terkait yang dilakukan oleh sekeretariat pokja.
• Diskusi anggota pokja untuk menyamakan Visi dan Misi antara tim pokja, masalah
sanitasi yang dihadapi oleh Kota Bekasi, usaha-usaha apa yang sudah, sedang dan
akan dilakukan di bidang sanitasi serta diskusi bagaimana merumuskan solusi
sanitasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Bekasi.
• Kunjungan ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang dan
Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah Sumur Batu, ke para pengepul sampah
dan barang bekas, ke Dinas Kebersihan untuk mengetahui kondisi pengolahan
sampah, sarana dan prasarana TPSS serta mengetahui kondisi sarana TPA, ke
lokasi pasar yang memiliki timbulan sampah, kedaerah rawan banjir dan daerah yang
tidak memiliki akses air bersih dan jamban, ke Dinas Kesehatan untuk mengetahui
kondisi dan data-data kesehatan di Kota Bekasi, ke lokasi-lokasi dengan kondisi
sanitasi yang buruk.
• Studi banding anggota Pokja ke Kota Solo.

Buku Putih Kota Bekasi 2010 I-4


• Mengadakan pelatihan kader posyandu sebagai enumerator dalam survey EHRA.
• Pengumpulan dan input data oleh sekretariat pokja.

1.5 Kedudukan Buku Putih


Buku putih merupakan gambaran mendasar tentang kondisi aktual atau potret apa
adanya dari sanitasi Kota Bekasi yang berguna untuk menyusun dokumen Strategi
Sanitasi Kota (SSK) Kota Bekasi, sehingga Kota Bekasi memiliki pedoman dasar yang
akan dijadikan acuan untuk melakukan pembenahan sanitasi perkotaan.

1.6 Sumber Data


Data yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih ini dibagi dalam 2 jenis data
yaitu data Sekunder dan Data Primer. Data sekunder merupakan data pendukung yang
diperoleh dari berbagai jenis literatur yang telah ada sedangakan data Primer merupakan
data yang diperoleh secara langsung melalui objek yang akan dikaji, dalam hal ini
masyarakat Kota Bekasi (www.skripsi-tesis.com, 2010).
1.6.1 Data Sekunder
Data sekunder dalam penyusunan buku putih ini didapatkan dari berbagai sumber
data yang dapat dibagi dalam 2 kategori yaitu:
a. Sumber Data Internal
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
2. Dinas Binamarga dan Tata Air
3. Kantor Pemberdayaan Masyarakat
4. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH)
5. Dinas Kesehatan
6. Dinas Kebersihan
7. Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan (P2B)
8. Dinas Tata Ruang
9. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot dan PDAM Bekasi.
10. Dinas Perekonomian Rakyat (DISPERA)
11. Sekretariat Daerah Kota Bekasi
b. Sumber Data eksternal
1. Browsing dari Internet
2. Literatur lain
1.6.2 Data Primer
Untuk mendukung data sekunder juga dilakukan beberapa survey terkait dengan
pengelolaan sanitasi seperti : Environmental Health Risk Assesment (EHRA), Survey
kelembagaan dan sumber lainnya.

Buku Putih Kota Bekasi 2010 I-5


1.7 Peraturan dan Perundang-undangan
Dalam penyusunan buku putih dan program PPSP ini dipayungi oleh perundang-
undangan yang ada dan berlaku, sehinga menjadi acuan dalam pelaksanaan
pembangunan sanitasi Kota.

1.7.1 Kebijakan Umum Bidang Sanitasi dan Air Minum


Berikut beberapa Undang – undang (UU) dan Perpu yang dijadikan acuan dalam
progam ini :

1. Undang-undang Dasar 1945


Undang – undang Dasar 1945 merupakan acuan dasar dalam penetapan kebijakan
– kebijakan undang – undang serta peraturan daerah
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Dalam UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (selanjutnya disingkat
SDA) disebutkan bahwa penguasaan sumber daya air diselenggarakan oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dengan tetap mengakui hak ulayat
masyarakat hukum adat setempat. Hak guna air (berupa hak guna pakai air dan hak
guna usaha air) tidak dapat disewakan atau dipindahtangankan sebagian atau
seluruhnya.
3. Undang-undang Nomor 31 Tahun2004 tentang Perikanan
4. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007Tentang Tata Ruang Wilayah
Peraturan ini menjelaskan bahwa penyelenggaraan penataan ruang bertujuan
untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Untuk
menjamin tercapainya tujuan tersebut, maka dilakukan pengawasan terhadap kinerja
pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang.
5. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
Sampah yang dikelola berdasarkan Undang-Undang ini terdiri atas sampah rumah
tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan sampah spesifik. Setiap orang
yang melakukan kegiatan usaha pengelolaan sampah wajib memiliki izin dari Kepala
Daerah sesuai dengan kewenangannya. Bupati/Walikota dapat menerapkan sanksi
administratif kepada pengelola sampah yang melanggar ketentuan persyaratan yang
ditetapkan dalam perizinan.
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Sehubungan dengan kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah
mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya

Buku Putih Kota Bekasi 2010 I-6


sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Oleh karena
itu diterbitkanlah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Adapun ruang lingkup perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup ini meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
7. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pemerintah bertanggung
jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi
penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.
8. Perda no 07 tahun 2007 tentang Izin Pembuangan Limbah Cair di Kota Bekasi

1.7.2 Kebijakan Daerah Dalam Peran Pemangku Kepentingan


Pemerintah Kota Bekasi telah berkomitmen untuk meningkatkan pembangunan
di bidang sanitasi perkotaan, hal ini dibuktikan dengan dimasukannya beberapa
kebijakan yang mendukung program peningkatan kualitas sanitasi kota dalam
Rancangan Pembangunan Jangka Menengah 2007 – 2013. Beberapa kebijakan
tersebut antara lain :
1. Kebijakan dalam Pengembangan Sarana dan Prasarana Perkotaan
2. Kebijakan dalam Pengelolaan Perumahan dan Permukiman
3. Kebijakan dalam Peningkatan Efektifitas Pengendalian Lingkungan Hidup

1.7.3 Penegakan Hukum


Dalam mejalankan kebijakan – kebijakan yang telah di tetapkan dalam RPJMD
Kota Bekasi, Pemerintah Kota Bekasi di tiap – tiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) telah merencanakan program – program pembangunan sesuai dengan
kebijakan yang telah di buat, sehingga kebijakan tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik.

Buku Putih Kota Bekasi 2010 I-7


1.8 Sistematika Dokumen
Sistematika yang tercantum dalam draft buku putih ini antara lain :

BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, pengertian dasar sanitasi, maksud dan tujuan
metode yang digunakan dalam penyusunan, kedudukan buku putih, dasar
hukum yang dipakai, dan sistematika pembahasan yang digunakan.

BAB II GAMBARAN UMUM


Bab ini berisikan gambaran umum Kota Bekasi meliputi kondisi geografis
administratif, demografis, topologi dan hidrologi, kondisi masyarakat,
institusi, visi dan misi kota serta tinjauan sesuai dengan kebijakan tata
ruang kota yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
2000 – 2010.

BAB III PROFIL SANITASI


Bab ini menggambarkan kondisi umum sanitasi di Kota Bekasi yang ada,
pembahasan pengelolaan limbah padat dan cair, drainase, penyediaan air
bersih, program-program yang telah dilakukan, pembiayaan sanitasi kota,
peran kelembagaan pemerintah dan non pemerintah, peran serta
masyarakat dan swasta, aspek teknis pelayanan dan pengelolaan limbah
dan permasalahan-permasalahan sanitasi yang dihadapi.

BAB IV INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI


Bab ini berisi mengenai beberapa pokok permasalahan yang ditinjau baik
secara langsung maupun secara teknis sehingga didapat analisis untuk
mengidentifikasikan kondisi sanitasi Kota Bekasi. Analisis tersebut dibuat
suatu formula atau rumusan solusi sanitasi kota yang sesuai dengan
karakter wilayah Kota Bekasi.

BAB V POTENSI PENGEMBANGAN PROGRAM SANITASI


Bab ini menjelaskan beberapa tahapan-tahapan lanjutan dari hasil kajian
dan analisis penyusunan Strategi Sanitasi Kota yang mencakup antara
lain Visi dan Misi yang disepakati bersama, rencana peningkatan dan
strategi penanganan sanitasi kedepan dan hasil yang diharapkan.

Buku Putih Kota Bekasi 2010 I-8


BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini berisikan hasil akhir dari perjalanan proses penyusunan buku putih
dan data sanitasi terakhir yang diperoleh dan merupakan cerminan potret
sanitasi Kota Bekasi yang sesungguhnya, rumusan pedoman dasar yang
telah disepakati bersama, penanganan masalah dengan cara yang tepat
dan rekomendasi yang dapat di jadikan acuan dalam perencanaan dan
pengembangan sanitasi Kota Bekasi kedepan sehingga kondisi riil yang
ada saat ini dapat diperbaiki serta memberikan pelayanan yang
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat Kota Bekasi.

Buku Putih Kota Bekasi 2010 I-9

Anda mungkin juga menyukai