PENDAHULUAN
Wilayah kajian dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kota
(SSK) Kabupaten Bogor meliputi seluruh wilayah Kabupaten Bogor yang terdiri dari 40
Kecamatan.
1.4. Metodologi
Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bogor ini menggunakan data
sekunder dan juga data primer yang sifatnya sampling. Data sekunder yang digunakan
merupakan data-data yang dimiliki oleh berbagai SKPD dan institusi baik berupa data asli
maupun yang telah berbentuk laporan seperti : Kabupaten Bogor Dalam Angka, Laporan
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Status Lingkungan Hidup Daerah,
Profil Kesehatan, Dokumentasi dan Laporan terkait IPAL, Master Plan Drainase, Master
Plan SPAM, Master Plan Persampahan dan lain-lain. Sementara untuk data primer
dikumpulkan dengan menggunakan metode survey terhadap sample dari populasi. Data
primer tersebut dikumpulkan dengan pelaksanaan studi analisis resiko kesehatan
lingkungan/Environmental Health Risk Assesment (EHRA), survey kelembagaan dan survey
peran serta masyarakat dalam pengelolaan sanitasi.
Data Sekunder : pemenuhan kebutuhan data sekunder dalam Buku Putih ini berasal dari
berbagai sumber hasil studi, laporan, kajian dan perencanaan terkait diantaranya adalah :
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Bogor, Rencana Jangka
Menengah (RPJM) Kabupaten Bogor, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Bogor, Rencana Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang ke-Cipta Karya-an Kabupaten
Bogor, Masterplan Persampahan Kabupaten Bogor, Masterplan Drainase Kabupaten
Bogor, Masterplan Sistim Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Bogor, Corporate Plan
PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor Dalam Angka (KBDA), Indikator
Data Primer : adalah dengan pengambilan data lapangan secara actual dengan unsur
pelibatan masyarakat (kader) dengan teknik random sampling dengan metoda wawancara
dan pengamatan yang dilakukan analisis terhadap berbagai aspek dalam sanitasi secara
deskriptif yang disajikan dalam laporan studi resiko kesehatan lingkungan/Environment
Health Risk Assesment (EHRA).
Peraturan Perundangan
Implementasi perencanaan dan pembangunan sanitasi di Kabupaten Bogor
berlandaskan kepada berbagai peraturan baik yang menjadi kebijakan di tingkat pusat
seperti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan dan Peraturan Presiden,
Keputusan dan Peraturan Menteri hingga kebijakan di tingkat daerah seperti Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat, Peraturan Gubernur, Peraturan Daerah Kabupaten Bogor,
Peraturan Bupati Bogor. Peraturan dan regulasi ini menjadi bagian dari landasan
perencanaan dan pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Bogor baik yang bersifat
mutlak maupun yang bersifat normatif.
Adapun peraturan yang menjadi kebijakan dan acuan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Rumah Susun.
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.
4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antar
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.