(KAK)
1. Latar Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan bagian dari susunan penataan ruang
Belakang kota yang memiliki fungsi untuk memberikan keseimbangan antara kualitas
lingkungan dengan kemajuan sebuah kota. RTH itu sendiri terdiri dari 20%
RTH publik dan 10% RTH privat dari luas wilayah administrasi kota
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang No. 276 Tahun 2007
tentang penataan ruang. Secara fungsional keberadaannya akan
memberikan keindahan, kenyamanan, edukasi, perlindungan dan menjaga
kestabilan ekologi kota itu sendiri. Ruang terbuka hijau publik merupakan
ruang hijau yang bersifat terbuka untuk umum dan dapat dimanfaatkan
masyarakat umum sebagai ruang interaksi dan komunikasi antar
masyarakat. Salah satu bagian dari RTH publik ini adalah hutan kota.
Persentasi luas hutan kota menurut PP Nomor 63 Tahun 2002 paling sedikit
adalah 10% dari wilayah perkotaan atau disesuaikan dengan kondisi
setempat. Artinya setengah dari RTH publik merupakan hutan kota.
Keberadaannya ditandai dengan kenampakan hamparan lahan yang
memiliki komunitas pohon yang dengan luas minimal 0,25 ha.
Secara administrasi Kabupaten Deli Serdang memiliki luas wilayah 2.497,72
Km2 (249.772 Ha). Berdasarkan amanat Undang-undang No. 276 Tahun
2007 tentang penataan ruang seharusnya Ruang Terbuka Hijau yang harus
dimiliki Kabupaten Deli Serdang adalah sebesar 74.932 ha dengan proporsi
49.954 Ha RTH Publik dan 24.977 Ha RTH privat yang diantaranya dapat
berupa hutan kota, taman kota atau taman lainnya.
Kondisi ini penyediaan RTH masih belum memenuhi dari persyaratan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Tantangan pembangunan taman
kota saat ini adalah mencari lahan yang sesuai untuk pembangunan hutan
kota. Alasannya adalah karena pemerintah harus meningkatkan luas RTH
agar lingkungan tetap baik seiring pembangunan dan aktifitas masyarakat.
Selain sebagai penyeimbang lingkungan, hutan kota juga dapat berfungsi
sebagai ruang interaksi masyarakat. Minimnya jumlah hutan kota sebagai
sarana interaksi masyarakat akan membuat keresahan di masyarakat. Baik
itu keresahan akan kualitas lingkungan, maupun keresahan akan hilangnya
sarana interkasi masyarakat.
Berkaitan dengan penyediaan RTH pada perumahan dan kawasan
permukiman, juga akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
pentediaan RTH secara keseluruhan di Kabupaten Deli Serdang. Kondisi reiil
di lapangan dapat dikatakan bahwa penyediaan RTH pada perumahan dan
kawasan permukiman sebagai bagian dari PSU masih banyak yang belum
terpenuhi.
Selama ini RTH pada perumahan pada umumnya berupa taman-taman yang
luasnya cukup kecil yang tersebar pada beberapa perumahan. Sebagian lagi
kawasan perumahan belum menyediakan RTH sebagai bagian dari PSU
perumahan
Berangkat dari latar belakang tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman perlu untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas dari RTH perumahan. Salah satunya
melalui rencana pembangunan RTH perumahan pada satu hamparan lahan
sebagai jawaban dari kurangnya penyediaan RTH perumahan. RTH
perumahan ini nantinya merupakan gabungan dari beberapa perumahan
yang ada.
Proyek ……
/Satuan Kerja Proyek/Satuan Kerja:
Pejabat Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Deli Serdang
Pembuat
Komitmen
10. Studi-Studi -
Terdahulu
11. Referensi Hukum Dasar hukum yang digunakan bagi Penyusunan Studi Kelayakan
Pembangunan RTH Perumahan lain adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana;
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
Ruang Lingkup
12. Lingkup Kegiatan Ruang lingkup pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan RTH Perumahan
antara lain:
1. Tahap Persiapan
Konsultan berkoordinasi dengan pemberi kerja untuk mendapatkan
pengarahan dan petunjuk-petunjuk mengenai:
a. Rencana Pembangunan RTH Perumahan khususnya terkait
dengan fungsi RTH Perumahan dalam standar prasarana RTH
Perumahan
b. Konsolidasi dan pembagian kerja dengan tim Studi Kelayakan
Pembangunan RTH Perumahan
c. Poin-poin substansi analisis dalam Studi Kelayakan
Pembangunan RTH Perumahan, meliputi:
Mendeskripsikan potensi Kabupaten Deli Serdang sebagai
wilayah dengan fungsi penyedia prasarana Ruang RTH
Perumahan
Mendeskripsikan potensi aktivitas sosial dan ekonomi,
termasuk tantangan di dalamnya yang menuntut
ketersediaan fungsi pemakaman berupa RTH Perumahan
Mendeskripsikan kapasitas RTH Perumahan dalam melayani
potensi tersebut di atas, umumnya dalam mendukung
fungsinya .
Mendeskripsikan garis besar konsep Pembangunan RTH
Perumahan.
d. Jadwal kerja dan tahapan pelaksanaan pekerjaan.
e. Kualifikasi tenaga ahli.
Output tahap persiapan: laporan pendahuluan yang memuat
penyepakatan konsep Pembangunan RTH Perumahan
2. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini terbagi menjadi 2 kegiatan yaitu cek silang data
sekunder dengan kondisi di lapangan, serta pencarian informasi
yang dibutuhkan untuk analisis nantinya, dengan rincian sebagai
berikut:
a. Pengumpulan data sekunder, meliputi:
Kondisi sosial dan ekonomi potensial. Meliputi: potensi
jumlah orang yang akan memanfaatkan RTH Perumahan.
Jumlah fasilitas publik luar ruangan, meliputi: luasan,
fasilitas, kapasitas dan jenis sarana penunjang yang ada di
dalamnya.
b. Pengumpulan data primer melalui wawancara dengan
responden kunci (misal: masyarakat) terkait informasi
kebutuhan RTH Perumahan.
c. Pengamatan lapangan terutama untuk keperluan Pembangunan
RTH Perumahan dan penilaian alternatif lokasi yang paling layak.
Output tahap analisis: laporan akhir yang memuat analisis data dan
informasi yang dibutuhkan untuk memperoleh konsep fungsi dan
pengelolaan, gambar sitepla awal desain kelayakan pembangunan
RTH Perumahan
14. Peralatan, Pejabat Pembuat Komitmen menyediakan fasilitas ruang rapat dan surat
Material, pengantar survei dan atau surat keterangan tenaga ahli untuk
Personil dan mendukung penyelesaian pekerjaan.
Fasilitas dari
Pejabat Pembuat
Komitmen
16. Lingkup Jika pelaksanaan pekerjaan diberikan kepada suatu konsultan maka
Kewenangan konsultan mempunyai wewenang penuh bertanggung jawab
Penyedia Jasa terhadap pelaksanaan evaluasi tersebut hingga selesai, dengan tetap
berpedoman terhadap peraturan yang ada
Konsultan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan
pekerjaan berdasarkan ketentuan perjanjian kerja sama yang telah
ditetapkan.
Konsultan berkewajiban menyusun usulan teknis berdasarkan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan
SMA/SMK Sederajat
c. 1 administrasi dengan kualifikasi Pendidikan Minimal Minimal
SMA/SMK Sederajat
Laporan
19. Laporan Subtansi buku Laporan Pendahuluan berisi tentang konsep-konsep dan
Pendahuluan ide pemikiran inovatif terkait dengan kegiatan yang dilakukan, data-data
awal yang dibutuhkan, metode kerja, serta program kerja yang akan
dilaksanakan. Laporan Pendahuluan diserahkan dengan ketentuan:
Format Kertas : HVS A4 dengan Spasi 1,5
Jumlah buku : 3 (tiga) eksemplar
20. Laporan Antara Subtansi buku Laporan Antara berisi tentang hasil dari identifikasi
lapangan dan hasil kompilasi fakta. Laporan Antara diserahkan dengan
ketentuan:
Format Kertas : HVS A4 dengan Spasi 1,5
Jumlah buku : 3 (tiga) eksemplar
21. Laporan Akhir Subtansi buku Laporan Akhir berisi tentang hasil dari semua kegiatan
yang telah dilaksanakan dilapangan, sesuai dengan rencana. Laporan
Akhir diserahkan dengan ketentuan:
Format Kertas : HVS A4 dengan Spasi 1,5
Jumlah buku : 5 (lima) eksemplar
22. Soft Copy Laporan Akhir disertai dengan Soft Copy, yang berisikan semua hasil
pelaksanaan pekerjaan dan dikemas ke dalam Fash Disk 32GB
sebanyak 1 (satu) unit.
Hal-Hal Lain
23. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
Negeri dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.
24. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi:
27. Penutup
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun sebagai pedoman dalam Studi Kelayakan
Pembangunan RTH Perumahan Kegiatan ini diharapkan dapat langkah awal dalam rangka
menata ruang, sehingga dapat menjadikan kondisi lingkungan yang lebih baik nantinya.
(…………………………….)
NIP.