Anda di halaman 1dari 117

LAPORAN AKHIR

TUGAS BESAR AMDAL

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TPA


OLEH PT. JAWARAMAYU SEJAHTERA

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Nurmayanti 119250029
Salwa Khairunisa 119250030
Yulia Eva Robenita 119250053
Zahra Sulistiya 119250058
Delza Abdul Hakim 119250141

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya.
kami dapat menyelesaikan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) dengan baik dan tepat sesuai dengan jadwal. Penulisan KA-ANDAL,
ANDAL, RKL dan RPL ini menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Dokumen AMDAL mata kuliah AMDAL Program Studi Teknik Lingkungan
Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
pengerjaan tugas besar ini, diantaranya kepada :

1. Orang tua, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
2. Bapak Arif Setiajaya, S.T., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
AMDAL
3. Bapak Fajriharish Nur Awan, S.T., M.Si. selaku dosen pengampu mata
kuliah AMDAL
4. Ibu Sillak Siregar Sillak Hasiany, S.Si., M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah AMDAL
5. Teman-teman Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sumatera yang telah
memberi dukungan dalam proses pengerjaan tugas besar ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan.


Oleh karena itu, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya dan membuka diri
untuk segala kritikan dan masukan yang dapat membangun dan Semoga dokumen
AMDAL ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Sumatera Selatan, 20 Desember 2021
PT. Jawaramayu Sejahtera

Delza Abdul Hakim


Ketua Tim Penyusun Dokumen

i
DAFTAR DOKUMEN

Kata Pengatar …………………………………………………………..…..….. i

Ringkasan Eksklusif ………………………………………………………....…1

Formulir Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-Andal)….…….3

Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (Ka-Andal)………12

Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal)…………………….. 41

Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Dan Rencana Pemantauan

Lingkungan (RPL)…………….………………………………...…................ 83

ii
RINGKASAN EKSKLUSIF

TPA merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam


pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. Setiap kegiatan pembangunan
industri mempunyai dampak termasuk kegiatan pembangunan TPA. Berdasarkan
data SLHI tahun 2007 tentang kondisi TPA di Indonesia, sebagian besar
merupakan tempat penimbunan sampah terbuka (open dumping) sehingga
menimbulkan masalah pencemaran pada lingkungan. Perbaikan kondisi TPA
sangat diperlukan dalam pengelolaan sampah pada skala kota. Dalam kegiatan
TPA sudah banyak permasalahan yang muncul seperti pencemaran udara,
pandangan tak sedap dan bau tak sedap, asap pembakaran, kebisingan, dan masih
banyak lagi yang lainnya yang berakibat merugikan manusia dan lingkungannya.

Oleh karena itu melakukan pembangunan tempat pemrosesan akhir sampah


(TPA), yang berlokasi di desa Megang Sakti II, kecamatan Megang Sakti,
kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Lokasi TPA ini merupakan tempat
yang akan menerima segala resiko akibat pola pemrosesan sampah terutama yang
berkaitan dengan terjadinya pencemaran lingkungan, oleh karena itu perlu
dilakukan upaya untuk pengamanan pencemaran lingkungan. Tata Ruang
Kecamatan Megang Sakti ini memiliki banyak lahan kosong, perkebunan, serta
persawahan dan pemukiman dimana lahan kosong atau perkebunan tersebut dapat
digunakan sebagai tempat pembangunan TPA.

Perkiraan Dampak yang akan terjadi dalam proyek pembuatan TPA ini
diantaranya :

a. Tahap Pra Konstruksi


1. Survei dan sosialisasi
2. Pengadaan Perizinan lahan
3. Pembebasan Lahan
b. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan lahan untuk kegiatan pembangunan TPA

1
2. Mobilisasi peralatan, material dan alat berat
3. Pekerjaan konstruksi bangunan
c. Tahap Operasi
1. Rekruitment Tenaga Kerja
2. Pengangkutan Sampah
d. Tahap Pasca Operasi
1. Demobilisasi Alat
2. Pemulihan lahan

2
FORM Kerangka Acuan (Form KA)
A. Umum
Nama Usaha atau Rencana Kegiatan
kegiatan Pembangunan TPA Kec.
Megang Sakti, Musi
Rawas, Sumatera
Selatan
Penanggung jawab usaha PT. JAWARAMAYU
atau kegiatan SEJAHTERA
Penyusun AMDAL 1. Ketua : Delza Abdul Hakim
2. Drafter : Nurmayanti
3. Ahli Biologi : Salwa Khairunnisa
4. Ahli Lingkungan Sosial : Zahra Sulistiya
5. Ahli Bangunan/ Tata Ruang : Yulia Eva Robenita
Deskripsi rencana 1. Status studi Amdal Pembangunan TPA Megang Sakti dibuat
usaha/kegiatan berdasarkan rencana desain yang telah disusun oleh
pemrakarsa. Hasil perencanaan tersebut akan diuraikan menjadi
beberapa bagian teknis secara garis besar, sehingga akan
digunakan sebagai dasar dalam menentukan komponen kajian
potensial yang menimbulkan dampak dan menentukan batas
wilyah.
2. Kesesuaian Lokasi dan Tata Ruang Tata ruang Kecamatan
Megang Sakti ini memiliki banyak lahan kosong, perkebunan,
serta persawahan, dan pemukiman dimana lahan kosong atau
perkebunan tersebut direncanakan akan dibangun TPA,
tepatnya akan dibangun di desa Megang Sakti ll.
Lokasi rencana Desa Megang Sakti ll, Kec. Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas,
usaha/kegiatan Sumatera Selatan.

3
Hasil pelibatan 1. Melindungi kepentingan masyarakat
masyarakat 2. Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan atas
rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang ber
potensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan.
3. Memastikan adanya transparansi dalam keseluruhan proses
AMDAL dari rencana usaha dan/atau kegiatan
4. Menciptakan suasana kemitraan yang setara antara semua
pihak yang berkepentingan, yaitu dengan menghormati -hak
semua pihak untuk mendapatkan informasi dan mewajibkan
semua pihak untuk menyampaikan informasi yang harus
diketahui pihak lain yang terdampak.

n Rencana Pengelolaan Komponen Identifikasi Evaluasi Dampak Batas Batas


o Usaha yg Lingkungan Rona Dampak dampak penting wilayah waktu
menimbulk yang Sudah Lingkungan potensial potensial hipotetik studi kajian
an dampak Direncanak Terkena (DPH)
an Dampak
Tahap pra kontruksi
1 Survey dan Datang ke Komponen Perubahan Perizinan dan Persepsi Batas Pembebas
sosialisasi lokasi Sosial sikap dan survey dan masyara proyek, an lahan
pemba Masyarakat presepsi timbulnya kat batas dan pene
ngunan masyarakat. perubahan ekologis , rimaan
TPA dan persepsi batas pra kerja
melakukan masyarakat. sosial dan di
sosialisai adminis butuhkan
kepada tratif. 1 tahun.
masyarakat
setempat
2 Pengadaan Koordinasi Masyarakat Perubahan Dari kegiatan Persepsi Batas Perizinan
Perizinan dengan RT hasil ini akan masyara proyek, lahan dan
lahan maupun perizinan didapatkan izin kat batas penerimaa
RW yang bisa atau ekologis , n pra kerja
ada di tidaknya batas dibutuhkan
daerah pembangunan sosial dan 1 tahun
perencanaan TPA administra
. tif
3 Pembebasa Koordinasi Masyarakat Persepsi Keresahan Persepsi Batas Pembebasa
n Lahan dengan masyarakat masyarakat masyara proyek, n lahan
pemilik mengenai ganti ekologis , membutuh

4
lahan atau rugi lahan, hal kat sosial dan kan 1
pemerintah ini bisa di administrs tahun
daerah. selesaikan if
dengan cara
ganti rugi agar
lahan
berpindah
kepemilikanny
a.
Tahap Kontruksi
1. Pembukaan Penyediaan Udara Penurunan Kegiatan Tidak Batas Kegiatan
lahan untuk lokasi Ambien kualitas pembersihan menjadi proyek, ini
kegiatan tempat udara lahan seperti dampak batas berlangsun
pembangun penyimpana membakar DPH ekologis , g selama 6
an TPA n sementara lahan dan karena batas bulan masa
alat-alat tanaman sebelum sosial dan konstruksi
kegiatan disekitar lahan melakuk administra
pembangua akan an tif
n menyebab kan pembaka
penurunan ran
kualitas udara, lahan,
dimana harus
dihasilkan gas memperh
COx dan NOx atikan
yang dapat waktu,
mencemari temperat
udara. ur dan
arah
angin
Masyarakat Keresahan pembersihan kegiatan Batas Kegiatan
masyarakat lahan, ini tidak proyek, ini
menimbulkan menjadi batas berlangsun
keresahan DPH, ekologis , g selama 6
masyarakat, karena batas bulan masa
karena cukup sebelum sosial dan konstruksi
banyak nya administra
komponen masyara tif
lingkungan kat juga
yang hilang. telah
diberitah
u melalui

5
sosialisas
i,
sehingga
masyara
kat tidak
terlalu
khawatir
lagi..
masyarakat Penurunan Kegiatan ini Tidak Batas Kegiatan
ketersediaan menyebab kan menyeba proyek, ini
air tanah berkurang nya bkan batas berlangsun
ketersedian air DPH ekologis , g selama 6
tanah, karena karena batas bulan masa
vegetasi yang dapat sosial dan konstruksi
dapat ditangani administra
membantu dengan tif
proses cara
infiltrasi telah membuat
di tebang dan biopori,
dibersihkan, ruang
sehingga bila terbuka
hujan turun, air hijau,
tidak banyak dan
yg masuk ke bidang
dalam tanah, resapan
bahkan bila
hujan sangat
lebat akan
terjadi run off
dan
menyebabkan
banjir.
masyarakat Peningkatan Kegiatan ini kegiatan Batas Kegiatan
kebisingan menyebabkan ini tidak proyek, ini
kebisingan menjadi batas berlangsun
yang berasal DPH, ekologis , g selama 6
dari reruntuhan karena batas bulan masa
pohon dan kebising sosial dan konstruksi
mesin an bisa administra
pemotong diatasi tif
kayu. dengan
melapisi

6
mesin
pemoton
g kayu
dgn
bahan
peredam
suara
dengan
bahan
green
wool.
lahan Perubahan Kegiatan ini kegiatan Batas Kegiatan
tata guna menyebab kan ini tidak proyek, ini
lahan berubahnya menjadi batas berlangsun
pemanfaatan DPH, ekologis , g selama 6
lahan yg bisa karena batas bulan masa
di manfaatkan lahan sosial dan konstruksi
sebagai daerah yang administra
perkebunan& digunaka tif
berubah jadi n sudah
PLTA sesuai
dengan
RTRW
setempat
Perubahan Kegiatan kegiatan Batas Kegiatan
tingkat pembersihan ini tidak proyek, ini
kesuburan lahan dapat menjadi batas berlangsun
tanah merubah DPH, ekologis , g selama 6
tingkat karena batas bulan masa
kesuburan proses sosial dan konstruksi
tanah, karena pembaka administra
adanya proses ran yang tif
pembakaran, dilakuka
maka tanah n
akan semakin disesuaik
subur. an
dengan
kriteria
pembaka
ran lahan
yang

7
benar.
2 Mobilitas Diminimilis Udara Penurunan Mobilitas Tingkat Batas Kegiatan
peralatan, ir dengan ambien kualitas peralatan dan polusi proyek, ini
material menerapkan udara material ini yang batas berlangsun
dan alat jam jam berupa semen, meningk ekologis , g selama 6
berat lenggang pasir dan at batas bulan masa
kendaraan kerikil. sosial dan konstruksi
jalanan Mobilisasi administra
utama peralatan atau tif
material ini
akan
menghasilkan
partikulat
seperti debu
karena adanya
kandungan
debu dalam
material
tersebut, selain
itu lalu lalang
dari truk
pembawa
peralatan atau
material akan
menghasilkan
asap dan gas
hasil
pembakaran
lalu lintas Gangguan Kegiatan Kegiatan Batas Kegiatan
lalu lintas mobilisasi ini tidak proyek, ini
darat peralatan, menimbu batas berlangsun
material dan l kan ekologis , g selama 6
alat berat pada DPH batas bulan masa
tahap karena sosial dan konstruksi
konstruksi ini masih administra
dapat bisa tif
menyebabkan diatasi
gangguan lalu dengan
lintas darat pengatur
disekitar lokasi an lalu
proyek lintas
dikarenakan dan

8
kendaraan memberi
berlalu lalang rambura
untuk mbu
mengangkut peringata
material n bahwa
konstruksi sedang
dilaksana
kannya
proyek.
3 Pekerjaan Menerapkan tingkat Pencemaran Volume Kualitas Batas Kegiatan
konstruksi aspek pencemaran terhadap kendaraan lingkung proyek, ini
bangunan keselamatan kualitas air lingkungan besar an batas berlangsun
para pekerja udara dan sekitar dan meningkat dan menurun ekologis , g selama 6
bangunan tanah meningkatk pencemaran batas bulan masa
(K3) an terhadap sosial dan konstruksi
kebisingan lingkungan administra
di daerah berpotensi tif
sekitar meningkat
proyek
Tahap Operasi
1 Rekruitmen Koordinasi Masyarakat Adanya Masyarakat Persepsi Batas Kegiatan
t Tenaga dengan peluang dapat masyara proyek, ini
Kerja masyarakat berusaha meningkatkan kat batas berlangsun
agar dapat dan perekonomian ekologis , g selama 6
memulai kesempatan nya dari batas bulan masa
rekruitmen kerja. kegiatan sosial dan konstruksi
tenaga kerja penerimaan/lo administra
wongan tif
pekerjaan.
2 Pemulihan Melakukan Mengatasi Kerusakan Gangguan lalu Tidak Batas Kegiatan
lahan segera kelebihan jalan, lintas dan ada proyek, ini
operasi muatan yg perubahan ketidaknyaman dampak batas berlangsun
pemulihan diangkut rona an masyarakat DPH dpt ekologis , g selama 6
lahan dan truk besar lingkungan akibat jalan Memulih batas bulan masa
menata agar tidak yang rusak kan sosial dan konstruksi
ulang terjadi lahan yg administra
kembali kerusakan rusak tif
lahan jalan akibat
sehingga kendaraa
bisa di n berat

9
gunakan
sesuai
fungsinya

Tahap Pasca Operasi

1 Demobilisa Koordinasi Masyarakat Terjadinya Semua Terjadin Batas Kegiatan


si Alat dengan peningkatan peralatan yang ya proyek, ini
warga polusi telah peningka batas diperkirak
setempat dipergunakan tan ekologis, an
ke tempat polusi batas berlangsun
penjualannya/p sosial dan g selama 2
enyimpananny administra bulan
a. Karena tif.
sudah selesai
pemakaian.
Namun ketika
proses
pengembalian
meningkatnya
polusi.

2 Pemulihan Timbul Masyarakat Persepsi Pemulihan Persepsi Batas Kegiatan


lahan gangguan dan masyarakat, lahan dengan masyara proyek, ini
pada lingkungan kerusakan memperbaiki kat batas berlangsun
lingkungan jalan, jalan. ekologis, g selama 6
perubahan Meskipun batas bulan.
rona telah sosial dan
lingkungan melakukan administra
perbaikan tif
jalan, tetap
melakukan
pengangkutan
sampah maka
semakin lama
jalan akan

10
Metode
Metode
Perkiraan Metode
Pengumpulan Metode Analisis Data
Dampak Evaluasi
Data
Penting
mengarahkan kajian prioritas
1. Metode Intensitas
1. wawancara dampak penting dengan
formal dampak
mempertimbangkan
kendala aksesibilitas dan 2. Metode non- Terkena
2. Observasi
sumber daya yang tersedia. formal dampak
3. Dokumentasi Foto Tidak ada Tidak ada

11
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
(KA-ANDAL)

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TPA KEC. MEGANG SAKTI,


MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Nurmayanti 119250029
Salwa Khairunisa 119250030
Yulia Eva Robenita 119250053
Zahra Sulistiya 119250058
Delza Abdul Hakim 119250141

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


DAFTAR TABEL ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB I .................................................................................................................... 12
PENDAHULUAN ................................................................................................ 12
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 12
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 13
1.3 Pelaksanaan studi ................................................................................... 13
BAB II ................................................................................................................... 15
PELINGKUPAN ................................................................................................... 15
2.1 Deskripsi Rencana Kegiatan................................................................... 15
2.2 Rona Lingkungan Awal .......................................................................... 18
2.3 Hasil Pelibatan Masyarakat .................................................................... 20
2.4 Dampak Penting Hipotetik ..................................................................... 21
2.5 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian ....................................... 30
BAB III ................................................................................................................. 33
METODE STUDI ................................................................................................. 33
3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data ............................................... 33
3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting ........................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40

i
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Metode Analisis Kualitas Udara


Tabel 3.2 Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Tabel 3.3 Besar Tingkat Kebisingan

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan Megang Sakti
Gambar 2.2 Peta Kegiatan Sekitar Lokasi Proyek
Gambar 2.3 Peta Pembangunan TPA Megang Sakti
Gambar 2.4 Peta Administrasi Kecamatan Megang Sakti

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan biasanya memanfaatkan sumber daya alam dalam mencapai
suatu tujuan yang diinginkan, Apabila pemanfaatan sumber daya alam
dilaksanakan secara besar besaran, maka akan terjadi perubahan ekosistem
dimana dapat menyebabkan menurunnya kemampuan lingkungan karena
penggunaan sumber daya yang dapat terkuras habis dan terjadinya dampak
negatif, maka sebelum itu terjadi harus adanya suatu perencanaan dengan
mempertimbangkan segala aspek yang nantinya tidak merusak lingkungan
atau akan memberi dampak positif terhadap lingkungan). Hal ini ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Mengenai
Lingkungan Hidup. Bentuk kegiatan pembangunan di Indonesia merupakan
suatu proses perubahan yang terencana dan berkelanjutan dengan sasaran
utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat.
Bentuk kegiatan pembangunan di Indonesia salah satunya seperti
pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA).

TPA merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam


pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. Setiap kegiatan pembangunan
industri mempunyai dampak termasuk kegiatan pembangunan TPA.
Berdasarkan data SLHI tahun 2007 tentang kondisi TPA di Indonesia,
sebagian besar merupakan tempat penimbunan sampah terbuka (open
dumping) sehingga menimbulkan masalah pencemaran pada lingkungan.
Perbaikan kondisi TPA sangat diperlukan dalam pengelolaan sampah pada
skala kota. Dalam kegiatan TPA sudah banyak permasalahan yang muncul
seperti pencemaran udara, pandangan tak sedap dan bau tak sedap, asap
pembakaran, kebisingan, dan masih banyak lagi yang lainnya yang berakibat
merugikan manusia dan lingkungannya.

12
Salah satu TPA yang kami ambil dalam pembuatan amdal kali ini di fokuskan
pada TPA di Provinsi Sumatera Selatan, Kecamatan Megang Sakti, Lokasi
TPA ini merupakan tempat yang akan menerima segala resiko akibat pola
pemrosesan sampah terutama yang berkaitan dengan terjadinya pencemaran
lingkungan, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk pengamanan
pencemaran lingkungan. Upaya pengamanan lingkungan TPA diperlukan
dalam rangka mengurangi terjadinya dampak potensial yang mungkin terjadi
selama kegiatan pemrosesan akhir berlangsung, dalam menerapkan
pengamanan lingkungan ini lah maka diperlukannya Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) begitu pula dalam membangun TPA wajib
menggunakan AMDAL. AMDAL diperlukan dengan tugas menjaga kualitas
lingkungan supaya tidak rusak karena adanya kegiatan-kegiatan
pembangunan. Dengan demikian AMDAL dilakukan untuk mengendalikan
setiap kegiatan pembangunan supaya mengacu pada pendekatan antisipasi
terhadap perubahan lingkungan dan ekosistem dan dapat mempunyai
kegunaan dan manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di
sekitar lokasi TPA.

1.2 Tujuan
Tujuan dan dari pembuatan Kerangka Acuan Andal ini adalah :
a. Mengidentifikasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan di Kecamatan Megang sakti.
b. Mengidentifikasi rona lingkungan di TPA yang akan di bangun, terutama
yang berpotensi terkena dampak besar dan penting.
c. Memprediksi dampak dan mengevaluasikan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup di TPA Megang Sakti.

1.3 Pelaksanaan studi


1.3.1 Pemrakarsa

13
Pemrakarsa Kegiatan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)
Megang Sakti adalah PT. Jawaramayu Sejahtera.
1.3.2 Tim Penyusun

Tim penyusun dari studi AMDAL Pembangunan Tempat Pemrosesan


Akhir Sampah (TPA) terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1. Ketua : Delza abdul Hakim


2. Drafter : Nurmayanti
3. Ahli biologi : Salwa Khairunnisa
4. Ahli lingkungan sosial : Zahra Sulistiya
5. Ahli bangunan/tata ruang : Yulia Eva Robenita

14
BAB II

PELINGKUPAN

2.1 Deskripsi Rencana Kegiatan


2.1.1 Status Studi AMDAL

Status Studi Amdal Studi AMDAL pembangunan TPA Megang Sakti


dibuat berdasarkan rencana desain yang telah disusun oleh
pemrakarsa. Hasil perencanaan tersebut akan diuraikan menjadi sub-
sub bagian teknis secara garis besar, sehingga akan digunakan sebagai
dasar menentukan komponen kajian potensial yang menimbulkan
dampak dan menentukan batas wilayah AMDAL.
2.1.2 Kesesuaian Lokasi Dengan Rencana Tata Ruang

Gambar 2.1 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan Megang Sakti
Sumber : INA GEOPOTRAL

Tata Ruang Kecamatan Megang Sakti ini memiliki banyak lahan


kosong, perkebunan, serta persawahan dan pemukiman dimana lahan

15
kosong atau perkebunan tersebut dapat digunakan sebagai tempat
pembangunan TPA.

2.1.3 Rencana Kegiatan Yang Berpotensi Menimbulkan Dampak

2.1.3.1 Gambaran Umum Rencana Kegiatan


Hasil perencanaan tersebut akan diuraikan di bagian teknis
secara garis besar, sehingga akan digunakan sebagai dasar
menentukan komponen kajian potensial yang menimbulkan
dampak dan menentukan batas wilayah AMDAL. Langkah
awal membangun TPA ini adalah dengan melakukan
pembersihan lahan didaerah yang masuk wilayah proyek.
Selanjutnya akan dilakukan pemagaran sesuai batas tanah
proyek, hal ini dilakukan supaya proyek berjalan tanpa
gangguan dari orang luar. Kemudian pengukuran batas-batas
tanah yang akan dibangun menjadi TPA. Selanjutnya
pembangunan fisik bangunan. Dan yang terakhir
pembangunan fasilitas pendukung. Pembangunan yang Ada
di sekitar rencana lokasi kegiatan akan berdampak secara
langsung maupun tidak langsung pada kegiatan masyarakat
kecamatan megang sakti. Seperti kegiatan perkebunan,
pertanian, maupun pemukiman.

2.1.3.2 Tahapan Rencana Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak


a. Pra Konstruksi
Tahap ini berupa persiapan studi, perizinan pelaksanaan
kegiatan usaha dan melakukan pendekatan ke
masyarakat berupa sosialisasi untuk mengetahui persepsi
dari masyarakat tentang rencana kegiatan, sehingga
dapat meningkatkan persepsi dan sikap positif
masyarakat tentang rencana kegiatan

16
b. Konstruksi
Tahap ini berupa rekruitmen tenaga kerja yang akan
membangun bagunan fisik. Selanjutnya pembebasan
lahan dengan melakukan pembersihan lahan dari
tanaman. Dan mendatangkan alat alat yang akan
mengerjakan bangunan fisik. Mendatangkan bahan
bahan material yang akan digunakan untuk membangun.
c. Operasi
Tahap operasi dimana pendapatan masyarakat sekitar
menjadi meningkat karena di dalam tahap ini adalah
berupa rekruitment tenaga kerja yang akan mengelola
atau menjaga TPA ini.
d. Pasca Operasi
Tahap pasca operasi dimana penghentian operasi, dan
pemilik proyek memulai perbaikan lahan.
2.1.3.3 Kajian Alternatif
Studi AMDAL pembangunan TPA ini, belum dilakukan
pembahasan dalam dalam perencanaan pembangunannya
yang sesuai dengan kriteria lokasi (faktor lokasi) dari fasilitas
persampahan menentukan wilayah-wilayah yang memenuhi
syarat dan kelayakan sebagai lokasi pembuangan sampah.
Lokasi pembuangan sampah sebaiknya memenuhi beberapa
kriteria sebagai berikut (SNI 03-3241-1994 tentang tata cara
penentuan lokasi pembuangan akhir sampah) :
1. Tempat penampungan sampah tidak boleh berlokasi di
daerah banjir.
2. Lokasinya terletak paling tidak setengah mil dari lokasi
permukiman, zona dan klasifikasi tata guna lahan
tertentu, batasan wilayah banjir, dan lain-lain.
3. Tidak mencemari sumber air baik air dalam maupun air
permukaan.

17
4. Kemiringan tanah harus kurang dari 25% untuk
menghindari erosi tanah.
5. Lokasi harus mudah diakses.

Beberapa faktor lain yang mendukung suatu lokasi dijadikan


tempat pembuangan sampah (SNI 03-3241-1994 tentang tata
cara penentuan lokasi pembuangan akhir sampah) adalah :

1. Wilayah yang memiliki kemungkinan memperoleh


utilitas Wilayah yang memiliki jalur utilitas sebagai
sarana pendukung tempat pembuangan sampah akan lebih
efektif dan efisien untuk operasionalisasi tempat
pembuangan sampah.
2. Kondisi jenis tanah yang bertekstur liat dan berdrainase
baik akan memberi pengaruh baik dalam mengeliminir
atau mengurangi kemungkinan pencemaran
3. Tingkat kelandaian yang kurang dari 20% selain
menghindari erosi tanah, juga memudahkan proses
pengangkutan sampah oleh gerobak atau truk sampah
2.1.3.4 Pengelolaan Sampah Yang Telah Direncanakan
Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup untuk
melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan
hidup yang serasi, selaras, dan seimbang guna menunjang
terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup, telah diatur dalam suatu peraturan
perundangan yaitu PP No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup .

2.2 Rona Lingkungan Awal


2.2.1 Komponen Lingkungan Terkena Dampak

a. Komponen Biogeofisik

18
Kecamatan Megang Sakti merupakan kecamatan yang terletak di
Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Kecamatan ini
memiliki 1 Kelurahan yaitu Kelurahan Megang Sakti terdiri dari 17
desa dan Megang Sakti adalah ibu kota Kecamatan. Megang Sakti
memiliki banyak perkebunan dan persawahan karena mayoritas
mata pencaharian masyarakatnya adalah berkebun dan bertani.
Komponen biologi yang ada di sekitar proyek adalah berupa
perkebunan kelapa sawit, karet, dan sawah padi.
b. Komponen Sosial Ekonomi
Penduduk di Kecamatan Megang Sakti sebagian besar mata
pencahariannya adalah bertani dan berkebun. Perkebunan yang
paling mendominasi adalah perkebunan Sawit dan Karet,
sedangkan pertanian adalah padi. Namun banyak juga yang
pendapatannya dari berdagang dikarenakan Megang Sakti
merupakan jantung dari Kecamatan Megang Sakti.
c. Komponen Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya di Kecamatan Megang Sakti, dimana
masyarakatnya masih banyak menganut budaya jawa, sehingga
interaksi sosialnya masih sangat kental. Adanya organisasi
masyarakat, dan gotong royong yang sering dilakukan membuat
Kecamatan Megang Sakti memiliki rasa sosial yang tinggi.

2.2.2 Kegiatan Lain yang ada di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan

19
Gambar 2.2 Peta Kegiatan Sekitar Lokasi Proyek

a. Perkebunan
Adanya perkebunan di dekat TPA ini akan memberi dampak bagi
perkebunan masyarakat karena akan adanya pembebasan lahan.

b. Pemukiman
Dengan adanya pembangunan TPA ini akan memberikan dampak
bagi masyarakat sekitar lokasi pembangunan, dimana kebisingan
dari kendaraan dan aktivitas proyek dapat mengganggu
ketenangan, kendaraan dan aktivitas proyek juga akan
menimbulkan polusi.

2.3 Hasil Pelibatan Masyarakat


Berdasarkan Pasal 55 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Dalam
kaitannya dengan masyarakat, Pengikutsertaan masyarakat dilakukan melalui
pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan atau juga melalui konsultasi

20
publik, pengikutsertaan masyarakat disini dilakukan sebelum Penyusunan
AMDAL dibuat. Masyarakat sebagaimana yang dimaksud di atas, dalam
jangka waktu 5 (lima) hari terhitung sejak pengumuman rencana usaha
dan/atau kegiatan, berhak mengajukan saran, pendapat, dan tanggapan
terhadap rencana Usaha dan/atau Kegiatan. Hasil pelibatan masyarakat dalam
proses Amdal dari rencana kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti
menunjukan bahwa rencana kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai sosial atau
pandangan masyarakat.

2.4 Dampak Penting Hipotetik


Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan atau meniadakan
dampak potensial yang dianggap tidak relevan dan penting, sehingga
diperoleh daftar prioritas dampak penting yang dipandang perlu ditelaah
secara mendalam dalam studi KA-Andal. Pelingkupan ini diawali dengan
identifikasi dampak penting hipotetik dan berdasarkan pertimbangan atas hal-
hal yang dianggap penting oleh masyarakat di sekitar rencana kegiatan,
instansi yang bertanggung jawab dan tim studi.
Dampak penting hipotetik mencakupi beberapa tahapan berikut ini :
a. Tahap Pra Konstruksi
1. Survei dan sosialisasi
Kegiatan ini dilakukan karena sebelum melakukan pembebasan lahan
ataupun pembangunan TPA pasti akan adanya keresahan masyarakat,
kegiatan sosialisasi masyarakat harus dilakukan selama 1 bulan sekali
selama proses pra konstruksi hal ini agar mengurangi atau bahkan
menghindari perbedaan persepsi masyarakat, dikarenakan jika
masyarakat diberi sosialisasi, penjelasan dengan baik maka tidak akan
terjadi kesalahpahaman atau perbedaan persepsi masyarakat.
2. Pengadaan Perizinan lahan
Pada tahap ini dilakukan perizinan yang bertujuan mempermudah
pembuatan atau pembangunan TPA di Megang Sakti, Sumatera
Selatan. Dimana dilakukan Perizinan di daerah lokasi pembangunan
TPA dan diasumsikan dapat diselesaikan perizinan nya selama 3

21
bulan. Dalam perizinan lahan ini menimbulkan dampak penting
hipotetik yaitu persepsi masyarakat karena ada persetujuan maupun
penolakan warga terhadap keberadaan rencana kegiatan.
3. Pembebasan Lahan
Pada tahap ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu persepsi
masyarakat.
b. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan lahan untuk kegiatan pembangunan TPA
Pada tahapan ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu
persepsi masyarakat.
2. Mobilisasi peralatan, material dan alat berat
Pada tahap ini terdapat dampak penting hipotetik yang ditimbulkan
yaitu Tingkat polusi yang meningkat.
3. Pekerjaan konstruksi bangunan
Pada tahap ini terdapat dampak penting hipotetik yang ditimbulkan
yaitu kualitas lingkungan yang menurun seperti kebisingan, dan
polusi yang dihasilkan akibat lalu lalang kendaraan pekerja dan
kendaraan pengangkut bahan produksi bangunan TPA.
c. Tahap Operasi
1. Rekruitment Tenaga Kerja
Pada tahap ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu persepsi
masyarakat. Dengan pemilik proyek membuka rekruitment tenaga
kerja ini membuka peluang berusaha dan kesempatan masyarakat
untuk dapat bekerja.
2. Pengangkutan Sampah
Pada tahap ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu jalan
rusak akibat lalu lalang kendaraan pengangkut sampah, penurunan
kualitas udara dan lalu lintas padat yang menyebabkan masyarakat
merasa ketidaknyamanan.
d. Tahap Pasca Operasi
1. Demobilisasi Alat

22
Pada tahap ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu terjadi
peningkatan polusi akibat pengembalian peralatan ke tempat
peminjaman alat.
2. Pemulihan lahan
Pada tahap ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu persepsi
masyarakat.
2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial

Dampak potensial merupakan suatu dampak dalam kajian yang


dimaksudkan untuk mengidentifikasi berbagai macam dampak
lingkungan hidup yang berpotensi atau kemungkinan dapat
menimbulkan dampak dari rencana, kegiatan atau usaha yang akan
dilakukan. Dampak potensial erat kaitannya dengan analisis
pencegahan dan penanggulangan terhadap timbulnya bencana atau
kerugian. Adapun identifikasi dampak potensial sebagai berikut:

a. Tahap Pra Konstruksi


1. Survei dan sosialisasi
Kegiatan ini dilakukan menimbulkan dampak potensial yaitu
timbulnya perubahan sikap dan persepsi masyarakat sebelum
atau selesainya dilakukan kegiatan survei dan sosialisasi.
2. Pengadaan Perizinan lahan
Kegiatan ini dilakukan dan akan menimbulkan hasil yang
disebut dampak potensial adapun hasil tersebut dapat berupa
perubahan hasil perizinan, contohnya yang awalnya tidak
diizinkan untuk di bangun TPA dilahan yang sudah dipilih
namun setelah melakukan kegiatan perizinan pada tahap ini
maka dapat saja kegiatan ini menghasilkan izin yang
dibutuhkan untuk membangun TPA di lahan yang sudah dipilih
sebelumnya.
3. Pembebasan Lahan

23
Pada tahap ini menimbulkan dampak potensial yaitu persepsi
masyarakat.
b. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan lahan untuk kegiatan pembangunan TPA
Pada tahap ini ada beberapa dampak yang ditimbulkan yaitu
pada masyarakat mengalami keresahan masyarakat
dikarenakan banyak komponen lingkungan yang rusak bahkan
hilang yang diakibatkan oleh kegiatan ini, sedangkan pada
lingkungan terjadinya penurunan kualitas udara, Penurunan
ketersediaan air tanah, peningkatan kebisingan, perubahan tata
guna lahan dan perubahan tingkat kesuburan tanah
2. Mobilisasi peralatan, material dan alat berat
Pada tahap ini terdapat dampak potensial yang ditimbulkan
yaitu Tingkat polusi yang meningkat akibat penurunan kualitas
udara dan terjadinya gangguan lalu lintas darat.
3. Pekerjaan konstruksi bangunan
Pada tahap ini terdapat dampak potensial yaitu pencemaran
terhadap lingkungan sekitar dan meningkatkan kebisingan di
daerah sekitar proyek.
c. Tahap Operasi
1. Rekruitment Tenaga Kerja
Pada tahap ini menimbulkan dampak potensial yaitu persepsi
masyarakat. Membuka peluang berusaha dan kesempatan
masyarakat untuk dapat bekerja.
2. Pengangkutan Sampah
Pada tahap ini menimbulkan dampak potensial yaitu jalan rusak
akibat lalu lalang kendaraan pengangkut sampah, penurunan
kualitas udara dan lalu lintas padat dan menimbulkan bau dari
sampah yang menyebabkan masyarakat merasa
ketidaknyamanan.
d. Tahap Pasca Operasi

24
1. Demobilisasi Alat
Pada tahap ini menimbulkan dampak potensial yaitu terjadi
penurunan kualitas udara (polusi) akibat pengembalian
peralatan ke tempat peminjaman alat.
2. Pemulihan lahan
Pada tahap ini menimbulkan dampak potensial yaitu persepsi
masyarakat.
2.4.2 Evaluasi Dampak Potensial

a. Tahap Pra Konstruksi


1. Survei dan sosialisasi
Evaluasi pada kegiatan ini adalah pengurusan perizinan pada
tahap pra konstruksi. Perubahan sikap dan persepsi
masyarakat sebelum atau selesainya kegiatan survey dan
sosialisasi. Persetujuan atau penolakan warga terhadap
keberadaan rencana kegiatan.
2. Pengadaan Perizinan lahan
Dari kegiatan ini akan didapatkan izin bisa atau tidaknya
pembangunan TPA tersebut.
3. Pembebasan Lahan
Evaluasi pada kegiatan ini Keresahan atau persepsi pemilik
lahan dan warga disebabkan karena kekhawatiran warga
mengenai ganti rugi lahan miliknya oleh pemilik proyek.
b. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan lahan untuk kegiatan pembangunan TPA
Ada beberapa dampak yang harus di evaluasi pada kegiatan
potensial di tahap ini yaitu:
a. Kegiatan pembersihan lahan seperti membakar lahan dan
tanaman disekitar lahan akan menyebabkan penurunan
kualitas udara, dimana dihasilkan gas COx dan NOx yang
dapat mencemari udara.

25
b. Pembersihan lahan, menimbulkan keresahan masyarakat,
karena cukup banyak komponen lingkungan yang hilang.
c. Berkurang nya ketersedian air tanah, karena vegetasi yang
dapat membantu proses infiltrasi telah di tebang dan
dibersihkan, sehingga bila hujan turun, air tidak banyak yg
masuk ke dalam tanah, bahkan bila hujan sangat lebat akan
terjadi run off dan menyebabkan banjir.
d. Kebisingan yang berasal dari reruntuhan pohon dan mesin
pemotong kayu.
e. Berubahnya pemanfaatan lahan
f. Perubahan tingkat kesuburan tanah, karena adanya proses
pembakaran, maka tanah akan semakin subur.
2. Mobilisasi peralatan, material dan alat berat
Ada beberapa dampak yang harus di evaluasi pada kegiatan
potensial di tahap ini yaitu evaluasi kegiatan mobilitas
peralatan dan material yang berupa semen, pasir dan kerikil.
Mobilisasi peralatan atau material ini akan menghasilkan
partikulat seperti debu karena adanya kandungan debu dalam
material tersebut, selain itu lalu lalang dari truk pembawa
peralatan atau material akan menghasilkan asap dan gas hasil
pembakaran serta evaluasi gangguan lalu lintas yang semakin
memadat.
3. Pekerjaan konstruksi bangunan.
Pada tahap ini dilakukan evaluasi volume kendaraan besar
yang meningkat dan pencemaran terhadap lingkungan
berpotensi meningkat.
c. Tahap Operasi
1. Rekruitment Tenaga Kerja
Masyarakat dapat meningkatkan perekonomiannya dari
kegiatan penerimaan/lowongan pekerjaan.
2. Pengangkutan Sampah

26
Kegiatan pengangkutan sampah ini dapat menyebabkan
kerusakan jalan akibat truk pengangkut sampah dan
menimbulkan bau dari sampah.
d. Tahap Pasca Operasi
1. Demobilisasi Alat
Dampak yang diakibatkan dari mobilisasi peralatan, alat berat
dan bahan material yaitu terjadi peningkatan polusi hal ini
diakibatkan lalu lalang saat mengembalikan peralatan dan alat
berat.
2. Pemulihan lahan
Meskipun telah melakukan perbaikan jalan, tetap melakukan
pengangkutan sampah maka semakin lama jalan akan kembali
rusak.
2.4.3 Hasil Proses Pelingkupan
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui hasil dari pelingkupan pada
tiap proses akibat Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
(TPA) Megang sakti yang terletak di Kecamatan Megang Sakti,
Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, sebagai berikut :
a. Komponen Biogeofisik
1. Perubahan Bentuk Lahan
Pada tahap konstruksi, kegiatan pembukaan lahan TPA di
Megang Sakti akan mempengaruhi lingkungan sekitar lokasi
pembangunan.

2. Penurunan Kualitas Udara Ambien


Pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi, penurunan
kualitas udara ambien yang disebabkan pembangunan TPA di
Megang Sakti menimbulkan Polusi yang disebabkan oleh
kegiatan kendaraan pengangkut material konstruksi bangunan
yang menghasilkan emisi, debu dan bau di sekitar pemukiman
penduduk yang berpengaruh terhadap kualitas udara ambien.

27
3. Peningkatan Kebisingan
Pada tahap konstruksi, operasi, pasca operasi, peningkatan
kebisingan disebabkan dari pengoperasian mobilisasi peralatan
dan material. Peningkatan kebisingan juga diperkirakan dapat
terjadi dari pelaksanaan kegiatan konstruksi yang
menggunakan alat berat seperti buldozer dan lain - lain karena
intensitas kebisingan dan getaran terutama dalam tapak proyek.
Selain itu juga kebisingan dapat ditimbulkan dari pekerja di
TPA
4. Peningkatan Timbulan Sampah
Pada tahap konstruksi, operasi, dan pasca operasi, timbulan
sampah diperoleh dari sisa bahan material yang dihasilkan pada
saat pembangunan TPA sehingga akan menimbulkan sampah.
Sampah pada kegiatan konstruksi proyek sebagian besar akan
berupa sisa puing-puing bahan dan material proyek. Saat
pengangkutan sampah limbah padat (sampah) akan berceceran
di badan jalan maupun residu sampah yang dihasilkan oleh
kegiatan produksi.
5. Lalu lintas
Pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi, kegiatan
mobilisasi kegiatan peralatan dan material pada tahap
konstruksi akan berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas
dan kondisi badan jalan yang akan berdampak terhadap volume
lalu lintas di sekitar lokasi kegiatan.
b. Komponen Sosial Ekonomi
1. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Pada tahap konstruksi dan operasi, Pembangunan TPA di
Megang Sakti ini berpotensi untuk membuka lapang pekerjaan
bagi masyarakat sekitar khususnya pengangguran pada tahap
konstruksi dan operasional TPA. Serta peluang usaha
masyarakat di sekitar tempat TPA.

28
c. Komponen Sosial Budaya
1. Perubahan Sikap Masyarakat
Pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi, dampak dari semua proses atau tahap yaitu dapat
menimbulkan persepsi masyarakat. Penyebab timbulnya
persepsi masyarakat yaitu dari seluruh kegiatan pembangunan
TPA meliputi survey, perizinan lahan, pembukaan lahan,
pembebasan lahan, perekrutan karyawan, dan mobilisasi
peralatan pembangunan.
2. Ketenangan Masyarakat
Pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi, ketenangan
masyarakat terganggu pada saat transportasi bahan material
pembangunan TPA akan menambah kemacetan lalu lintas
sehingga akan mengganggu ketenangan masyarakat sekitar
karena kebisingan kendaraan motor, selain itu menimbulkan
bau tidak sedap yang diakibatkan dari truk pengangkutan
sampah.
Perubahan yang berdampak besar terhadap kegiatan Pembangunan
TPA Megang Sakti :
Perubahan sosial ekonomi masyarakat Dampak perubahan akibat
pembangunan TPA, dengan adanya pembangunan TPA Megang Sakti
ini berpotensi untuk membuka lapang pekerjaan bagi masyarakat
sekitar khususnya pengangguran. Dimana disediakan lowongan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar sebagai pekerja pada tahap
operasional TPA dan peluang usaha di sekitar TPA. Penurunan
kualitas udara akibat polusi yang disebabkan oleh kegiatan kendaraan
pengangkut material konstruksi bangunan yang menghasilkan emisi,
debu dan bau dan pengembalian peralatan dan alat berat di sekitar
pemukiman penduduk yang berpengaruh terhadap kualitas udara.

29
2.5 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
2.5.1 Batas Wilayah Studi

Gambar 2.3 Peta Batas Wilayah Studi Kecamatan Megang Sakti


Sumber; INA GEOPORTAL

2.5.1.1 Batas wilayah


● Sebelah Utara : Megang Sakti I
● Sebelah Selatan : Wonosari
● Sebelah Timur : Megang Sakti III
● Sebelah Barat : Madang
2.5.1.2 Batas Administrasi

30
Gambar 2.4 Peta Administrasi Kecamatan Megang Sakti
Sumber; INA GEOPORTAL

Secara administrasi, kegiatan TPA proyek berada di desa Megang


Sakti II, kecamatan Megang Sakti, kabupaten Musi Rawas, Sumatera
Selatan.

2.5.1.3 Batas Ekologis


Batas ekologi dari pembangunan TPA di desa Megang Sakti II
ini meliputi batas yang masih dipengaruhi persebaran dampak
melalui udara, tanah ataupun air. Persebaran dampaknya
diamati melalui wilayah pemukiman masyarakat sekitar
proyek.

2.5.1.4 Batas Sosial


Batas sosial yang terkena dampak dari kegiatan pembangunan
TPA di desa Megang Sakti II ini yaitu masyarakat sekitar
proyek dengan cakupan wilayahnya yaitu Kecamatan Megang
Sakti.

31
2.5.2 Batas Waktu Kajian
Batas waktu kajian kegiatan AMDAL pembangunan TPA di Megang
Sakti II ini selama 10 tahun mulai dari kegiatan persiapan studi,
pengumpulan dan analisis data sampai penyelesaian dan
pengumpulan laporan hasil studi lalu perijinan dan sosialisasi rencana
kegiatan, rekrutmen tenaga kerja, mobilisasi material, pembangunan
fisik bangunan.

32
BAB III

METODE STUDI

3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Metode studi yang digunakan dalam Kerangka Acuan Andal (KA-ANDAL)


pembangunan TPA Megang Sakti didasarkan pada metode penelitian yang
meliputi pengumpulan data dan analisis data, prakiraan dampak besar dan penting
serta evaluasi dampak besar dan penting.

Data primer merupakan data yang diukur atau diambil langsung di lapangan
termasuk pekerjaan Analisis sampel di laboratorium. Sedangkan data sekunder
diperoleh dengan memanfaatkan data dari berbagai sumber seperti; literatur,
laporan-laporan hasil penelitian terdahulu, dokumen atau laporan dari dinas/
instansi terkait serta informasi yang diperoleh dari pihak lain yang terkait.

Kajian tentang rencana kegiatan dan rona lingkungan hidup awal menjadi dasar
dalam prakiraan dan evaluasi dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup. Metode studi yang digunakan dalam kajian KA-ANDAL tersebut meliputi
metode pengumpulan dan analisis data, dan metode prakiraan dampak penting
Proyek Pembangunan TPA akan berdampak baik langsung maupun tidak
langsung terhadap komponen geofisik, komponen sosial ekonomi, dan komponen
sosial budaya. Dengan memperhatikan cakupan wilayah studi dan kegiatan proyek
maka akan dilakukan pengambilan sampel sebagai gambaran rona lingkungan
awal di sekitar lokasi kegiatan pembangunan TPA Megang Sakti ini. Komponen
komponen lingkungan adalah sebagai berikut :

3.1.1 Komponen Biogeofisik


Analisis lingkungan geofisik kimia mencakup komponen lingkungan
yaitu kualitas udara, kebisingan, komponen tanah dan lahan. Dalam
penyusunan studi KA-ANDAL Pembangunan kegiatan pendirian
bangunan TPA di Desa Megang Sakti II, Sumatera Selatan, yang
memerlukan data penunjang rona lingkungan awal. Data tersebut

33
dikumpulkan berdasarkan dua jenis data yaitu data primer dan data
sekunder.

1. Kualitas Udara
a. Metode Pengumpulan Data
- Pengimputan data primer

Melakukan pengambilan sampel udara ambien secara


langsung di lapangan.

- Pengumpulan data sekunder


Menggunakan laporan hasil pemantauan lingkungan yang
telah dilakukan oleh Pemda Provinsi Lampung dan data
iklim yang dikumpulkan dari Stasiun Badan Meteorologi
dan Geofisika (BMG) terdekat.

Tabel 3.1 Metode Analisis Kualitas Udara

No Parameter Waktu Baku Mutu Sistem


Pengukuran Pengukuran

1 Sulfur Dioksida 1 Jam 150 µg/m3 Aktif Kontinu &


(SOz) Aktif Manual

24 Jam 75 µg/m3 Aktif Kontinu

1 Tahun 45 µg/m3 Aktif Kontinu

2 Karbon 1 Jam 10000 µg/m3 Aktif Kontinu


Monoksida (CO)

8 Jam 4000 µg/m3 Aktif Kontinu

3 Nitrogen 1 Jam 200 µg/m3 Aktif Kontinu &


Dioksida (NO2) Aktif Manual

34
24 Jam 65 µg/m3 Aktif Kontinu

1 Tahun 50 µg/m3 Aktif Kontinu

4 Oksidan 1 Jam 150 µg/m3 Aktif Kontinu &


fotokimia (O*) Aktif Manual
sebagai Ozon
(Os)

8 Jam 100 µg/m3 Aktif Kontinu

1 Tahun 35 µg/m3 Aktif Kontinu

5 Hidrokarbon 3 Jam 160 µg/m3 Aktif Kontinu


Non-Metana
(NMHC)

6 Partikulat Debu 24 Jam 230 µg/m3 Aktif Manual


<100 pm (TSP)

Partikulat Debu 24 Jam 75 µg/m3 Aktif Kontinu &


<10 pm (PM10) Aktif Manual

1 Tahun 40 µg/m3 Aktif Kontinu

Partikulat debu 24 Jam 55 µg/m3 Aktif Kontinu &


.2,5 pm (PM2,5) Aktif Manual

1 Tahun 15 µg/m3 Aktif Kontinu

7 Timbal (Pb) 24 Jam 2 µg/m3 Aktif Manual

35
2. Kebisingan
a. Metode Pengumpulan Data
Kebisingan akan diukur secara langsung dengan menggunakan
alat Sound Level Meter di lokasi yang sama dengan lokasi
pengukuran/pengambilan sampel udara ambien. Baku mutu
tingkat kebisingan diatur dalam Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 tentang
Baku Mutu Tingkat Kebisingan. Baku Mutu Kebisingan
diklasifikasikan berdasarkan peruntukan kawasan atau
lingkungan kesehatan.

Tabel 3.2 Baku Mutu Tingkat Kebisingan

Peruntukan Kawasan atau Lingkungan Tingkat Kebisingan dB (A)


Kegiatan

Peruntukan Kawasan :

1. Perumahan dan Pemukiman 55

2. Perdagangan dan Jasa 70

3. Perkantoran dan Perdagangan 65

4. Ruang Terbuka Hijau 50

5. Industri 70

6. Pemerintah dan Fasilitas Umum 60

b. Metode Analisis Data


Baku mutu yang digunakan untuk menganalisis besarnya
tingkat kebisingan adalah baku mutu tingkat kebisingan sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

36
Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan,
dimana hasil perhitungan di konversi menjadi skala kualitas
lingkungan. Metode evaluasi yaitu nilai LSM yang dihitung
dibandingkan dengan Nilai Baku Tingkat Kebisingan yang
ditetapkan.

Tabel 3.3 Besar Tingkat Kebisingan

Parameter Alat Baku Mutu Metode Analisis Keterangan


Data

Kebisingan Sound Level Keputusan Sesuai dengan Hasil


Meter Menteri Negara Keputusan Perhitungan
Lingkungan Menteri Negara dikonversi
Hidup No. Kep- Lingkungan menjadi skala
48/MENLH/11/1 Hidup No. Kep- kualitas
996 tentang 48/MENLH/11/1 lingkungan
Baku Tingkat 996 tentang
Kebisingan Baku Tingkat
Kebisingan

3.1.2 Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya


1. Kesempatan kerja dan peluang berusaha
a. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan diperoleh melalui penelusuran data
dan informasi tentang kondisi ketenagakerjaan wilayah
melalui pengumpulan data sekunder. Data yang dikumpulkan
diantaranya adalah data Kabupaten dan Kecamatan dalam
Angka dari BPS dan profil daerah di wilayah studi.
b. Metode Analisis Data
Dampak proyek terhadap aspek ketenagakerjaan, terdapat
kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena

37
dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai
kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Tingkat
partisipasi tenaga kerja dengan adanya proyek pembuatan
TPA Megang Sakti sumatera selatan pun meningkat. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja adalah suatu indikator
ketenagakerjaan ketenagakerjaan yang memberikan gambaran
tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan
sehari-hari yang merujuk pada suatu waktu dalam periode
survei.
2. Perekonomian
a. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan
cara wawancara dan survey. Sedangkan data sekunder
didapatkan dengan mengumpulkan sumber data yang ada di
BPS Kabupaten Megang Sakti, Sumatera Selatan. Parameter
dalam komponen ini meliputi demografi (komposisi dan
kepadatan penduduk; tingkat Pendidikan), ekonomi (tingkat
pendapatan; penggunaan lahan; kesempatan kerja) sosial dan
budaya( sikap dan persepsi masyarakat).
b. Metode Analisis Data
Parameter komponen sosial ekonomi budaya (komposisi dan
kepadatan penduduk, tingkat Pendidikan, tingkat pendapatan,
penggunaan lahan.
3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting

Prakiraan akan dilakukan secara cermat terhadap dampak dari rencana


kegiatan pembangunan TPA megang sakti sumatera selatan, terhadap
lingkungan hidup pada konstruksi. Perubahan komponen atau parameter
lingkungan tersebut akan diungkapkan dalam bentuk besar dampak dan
pentingnya dampak. Telaahan ini dilakukan dengan cara menganalisis
perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan hidup yang diperkirakan dengan

38
adanya rencana kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan tanpa adanya
rencana kegiatan dengan menggunakan metode prakiraan dampak. Adapun
metode tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
1. Metode Formal
Metode formal dilakukan untuk menghitung komponen lingkungan yang
sifat sistemnya dapat dihitung atau dikuantifikasi. Metode ini dilakukan
dengan membuat suatu pemodelan ataupun perhitungan matematis.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan mempelajari dampak lingkungan
yang timbul akibat kegiatan sejenis yang telah berlangsung pada areal
tertentu di tempat yang sama atau di tempat lain yang kondisi
lingkungannya identik dengan kondisi lingkungan wilayah studi, sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memperkirakan dampak di
wilayah studi. Metode ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan
parameter lingkungan yang belum terdapat baku mutu dan memperkirakan
dampak pada komponen sosial ekonomi dan budaya.
2. Metode Penilaian Para Ahli
Perkiraan dampak dapat dilakukan berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan para ahli apabila terdapat parameter yang informasinya
sangat terbatas. Dalam melakukan pendekatan prakiraan dampak penting

39
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Lingkungan Hidup. 2005. Panduan Penyusunan AMDAL Kegiatan


pembangunan di daerah. Asdep Urusan Kajian Dampak Lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup : Jakarta.

INA GEOPOTRAL untuk peta-peta Kecamatan Megang Sakti

SLHI tahun 2007 tentang tantangan permasalahan lingkungan hidup

SNI 03-3241-1994 tentang tata cara penentuan lokasi pembuangan akhir sampah

40
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

(ANDAL)

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TPA KEC. MEGANG SAKTI,


MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Nurmayanti 119250029

Salwa Khairunisa 119250030

Yulia Eva Robenita 119250053

Zahra Sulistiya 119250058

Delza Abdul Hakim 119250141

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................ 41
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 41
1.1 Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan / atau Kegiatan ............................................. 41
1.2 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik Yang Ditelaah/Dikaji ........................................ 44
1.3 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian ............................................................... 50
BAB II ........................................................................................................................................... 54
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL .................................................... 54
2.1. Komponen Lingkungan terkena Dampak Penting ......................................................... 54
BAB III ......................................................................................................................................... 58
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ........................................................................................... 58
3.1 Prakiraan Dampak .......................................................................................................... 58
BAB IV ......................................................................................................................................... 73
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN .......................... 73
4.1. Telaahan Secara Keseluruhan dan Keterkaitan .............................................................. 73
4.2. Arahan Pengelolaan Dampak Lingkungan ..................................................................... 78
4.3. Kesimpulan Kelayakan Lingkungan .............................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 85

i
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Dampak Penting Hipotetik Yang Ditelaah/Dikaji
Tabel 3.1 Kriteria Penetapan Dampak Penting
Tabel 3.2 Penilaian Sifat Penting Dampak Survey dan Sosialisasi
Tabel 3.3 Penilaian Sifat Penting Dampak Pembebasan Lahan
Tabel 3.4 Penilaian Sifat Penting Dampak Pembukaan Lahan untuk Kegiatan
Pembangunan TPA
Tabel 3.5 Penilaian Sifat Penting Dampak Mobilisasi, Peralatan, Alat Berat dan
Bahan Material
Tabel 3.6 Penilaian Sifat Penting Dampak Pekerjaan Konstruksi Bangunan
Tabel 3.7 Penilaian Sifat Penting Dampak Rekruitmen Tenaga Kerja
Tabel 3.8 Penilaian Sifat Penting Dampak Pengangkutan Sampah
Tabel 3.9 Penilaian Sifat Penting Dampak Demobilisasi Alat
Tabel 3.10 Penilaian Sifat Penting Dampak Pemulihan Lahan
Tabel 4.1 Matriks Interaksi Dampak Penting

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Pembangunan TPA Megang Sakti
Gambar 1.2 Peta Administrasi Kecamatan Megang Sakti

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan / atau Kegiatan

Semakin lama terjadi peningkatan volume sampah akibat pertumbuhan jumlah


penduduk dan perkembangan bangunan yang begitu pesat. Dengan
meningkatnya volume sampah maka diperlukan tempat pengolahan sampah
yang baik agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan maka
sebelum itu terjadi harus ada suatu perencanaan dengan mempertimbangkan
segala aspek yang nantinya tidak merusak lingkungan atau akan memberi
dampak positif terhadap lingkungan. Berikut gambaran umum rencana usaha
dan/atau kegiatan pembangunan tempat pemrosesan akhir (TPA) yang
berpotensi menimbulkan dampak baik negatif maupun positif.
1.1.1 Tahap Pra konstruksi

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap prakonstruksi berupa


persiapan studi, perizinan pelaksanaan kegiatan usaha dan melakukan
pendekatan ke masyarakat berupa sosialisasi untuk mengetahui
persepsi dari masyarakat tentang rencana kegiatan, sehingga dapat
meningkatkan persepsi dan sikap positif masyarakat tentang rencana
kegiatan.
a. Survey dan sosialisasi
Kegiatan ini dilakukan karena sebelum melakukan pembebasan
lahan ataupun pembangunan TPA pasti akan adanya keresahan
masyarakat, kegiatan sosialisasi masyarakat ini bertujuan untuk
mengurangi dan menghindari perbedaan persepsi masyarakat,
dikarenakan jika masyarakat diberi sosialisasi, penjelasan dengan
baik maka tidak akan terjadi kesalahpahaman atau perbedaan
persepsi masyarakat. sehingga masyarakat dapat menerima untuk
pembangunan TPA di Megang Sakti.

41
b. Pengadaan Perizinan lahan pada tahap ini dilakukan perizinan
yang bertujuan mempermudah pembuatan atau pembangunan
TPA di Megang sakti.
c. Pembebasan Lahan
Lahan tempat pembangunan tempat pemrosesan akhir (TPA) terlebih
dahulu harus dibebaskan sehingga tidak menimbulkan permasalahan
dikemudian hari.
terhadap kepemilikan lahan. namun hal ini menyebabkan keresahan
atau persepsi pemilik lahan disebabkan karena kekhawatiran warga
mengenai ganti rugi lahan miliknya oleh pemilik proyek, tetapi hal ini
dapat diselesaikan dengan cara penggantian yang sesuai ganti rugi
pemilik lahan oleh pemilik proyek.
1.1.2. Tahap Konstruksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap konstruksi berupa pembukaan
lahan, mobilitas peralatan dan alat berat yang akan mengerjakan
bangunan fisik, serta bahan bahan material yang akan digunakan
untuk membangun dan pekerjaan konstruksi bangunan.
a. Pembukaan Lahan
Menyiapkan lahan untuk pembangunan tempat pemrosesan akhir
(TPA).
b. Mobilisasi peralatan, alat berat dan bahan material
Mobilisasi untuk peralatan dan material serta jumlah dan jenis alat
berat yang dipakai disesuaikan dengan jadual dan rencana kerja
pembangunan TPA Megang Sakti. Pemindahan dan pengangkutan
peralatan untuk kegiatan konstruksi yaitu peralatan berat untuk
konstruksi seperti Buldozer, Crane, Excavator,Loader, Backhoe,
Truk Molen serta peralatan pendukung lainnya.
c. Pekerjaan Konstruksi Bangunan
Sudah di mulai pekerjaan konstruksi bangunan seperti kendaraan
pengangkut bahan produksi bangunan TPA.
1.1.3. Tahap Operasi

42
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap operasi dimana pendapatan
masyarakat sekitar menjadi meningkat karena di dalam tahap ini
adalah berupa rekruitment tenaga kerja yang akan mengelola atau
menjaga TPA ini, pengangkutan sampah.
a. Rekruitment Tenaga Kerja
Kegiatan perekrutan tenaga kerja dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja lokal dan tenaga kerja pendatang. Seperti :
petugas kebersihan, maintenance, services, material handling,
administration.
b. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah sebagai kegiatan operasi yang dimulai dari
titik pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampai
ke TPA. Kegiatan pengangkutan sampah yang dilakukan meliputi
kegiatan pengambilan sampah dari Depo transfer (TPS) yang ada
kemudian dilakukan pengangkutan menuju ke TPA.
1.1.4. Tahap Pasca Operasi
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pasca operasi yaitu
demobilisasi alat, memperbaiki jalan akibat mobilisasi yang
mengganggu lalu lintas dan ketidaknyamanan masyarakat akibat jalan
yang rusak di sekitar TPA Megang Sakti.
a. Demobilisasi Alat
Pada tahap ini alat yang sudah tidak dipergunakan lagi akan
dilakukan dismantling yang digunakan dalam semua tahap
kegiatan akan dikembalikan (demobilisasi) ke tempat semula
dimana alat berasal. Pada saat kegiatan TPA Megang Sakti telah
selesai beroperasi, maka akan dilakukan demobilisasi peralatan.
Demobilisasi peralatan dilakukan dengan menarik/ memindahkan
semua peralatan yang telah dipergunakan ke tempat penjualannya
/ penyimpanannya.
b. Pemulihan lahan

43
Pemulihan lahan seperti memperbaiki jalan di sekitar TPA
Megang Sakti akibat mobilisasi peralatan, alat berat dan bahan
material yang menyebabkan jalan rusak sehingga masyarakat
merasa tidak nyaman dan mengganggu lalu lintas.
1.2 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik Yang Ditelaah/Dikaji
Berikut adalah ringkasan dampak penting hipotetik yang telah dikaji dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Dampak Penting Hipotetik Yang Ditelaah/Dikaji

Komponen Pelingkupan
No. Rencana Pengelolaan Lingkungan
Dampak Evaluasi Dampak
Kegiatan lingkungan Yang Terkena
Potensial Dampak Penting
Dampak
Hipotetik

Tahap Pra Konstruksi

1. Survey dan Koordinasi Sikap dan Perizinan Perubahan Sumber


Sosialisasi dengan tokoh Persepsi dan survey, sikap dan dampak yang
masyarakat Masyarakat perubahan persepsi dapat
atau aparat saat pra persepsi masyarakat menimbulka
setempat konstruksi. masyarakat. sebelum atau n persepsi
untuk survey selesainya masyarakat
dan kegiatan adalah dari
sosialisasi. survey dan seluruh
sosialisasi. kegiatan
Persetujuan tahap
atau konstruksi
penolakan meliputi
warga perekrutan
terhadap karyawan

44
keberadaan dan
rencana mobilisasi
kegiatan. peralatan.

2. Pembebasan Koordinasi Kepemilikan Persepsi Keresahan Persepsi


lahan dengan lahan, masyarakat atau persepsi masyarakat
pemilik lahan masyarakat. pemilik lahan
atau dan warga
pemerintah disebabkan
daerah. karena
kekhawatiran
warga
mengenai
ganti rugi
lahan miliknya
oleh pemilik
proyek.
hal ini dapat
ditanggulangi
dengan
penggantian
kesesuaian
ganti rugi

45
sehingga lahan
dapat
berpindah
kepemilikan
kepada pihak
pemilik
proyek.

Tahap Konstruksi

1. Pembukaan Menyiapkan Masyarakat. persepsi Keresahan Persepsi


lahan untuk lahan untuk masyarakat, masyarakat masyarakat,
kegiatan tempat penurunan karena sudah penurunan
pembangunan pembangunan kualitas mulai kualitas
TPA TPA Megang udara, pembangunan udara akibat
Sakti. peningkatan nya yang pembukaan
kebisingan dapat lahan,,
menimbulkan peningkatan
dampak kebisingan
kerusakan
ekosistem
karena
disebabkan
oleh
penggalian
dan perataan
tanah,
penurunan
kualitas udara,
dan juga
keresahan

46
masyarakat
saat dimulai
pembangunan
nya.

2. Mobilisasi Melakukan Masyarakat, Ketidaknya Gangguan lalu Masyarakat,


peralatan, alat mobilisasi lingkungan, manan lintas yang lingkungan,
berat dan peralatan, alat penurunan masyarakat semakin padat penurunan
bahan berat dan kualitas akibat akibat adanya kualitas
material bahan udara, mobilisasi keluar masuk udara,
material. gangguan lalu peralatan, kendaraan di gangguan
lintas, jalan sekitar proyek, lalu lintas,
rusak, getaran mobilisasi jalan rusak,
dan menghasilkan getaran dan
peningkatan partikulat peningkatan
kebisingan. seperti debu. kebisingan.

3. Pekerjaan Koordinasi Masyarakat, Pencemaran Evaluasi Kualitas


Konstruksi dengan Penurunan terhadap volume lingkungan
Bangunan masyarakat kualitas lingkungan kendaraan menurun
setempat udara, dan besar yang seperti
kebisingan meningkatka meningkat dan kebisingan,
n kebisingan. pencemaran polusi akibat
lingkungan, lalu lalang
penurunan kendaraan
kualitas pekerja dan
lingkungan. kendaraan
pengangkut
bahan
material atau
produksi

47
pembanguna
n TPA

Tahap Operasi

1. Rekruitment Koordinasi Masyarakat Adanya Masyarakat Adanya


Tenaga Kerja dengan karena peluang dapat peluang
masyarakat mendapat berusaha dan meningkatkan berusaha dan
agar dapat kesempatan kesempatan perekonomian kesempatan
memulai kerja. kerja. nya dari kerja.
rekruitmen kegiatan
tenaga kerja. penerimaan/lo
wongan
pekerjaan.

2. Pengangkutan Koordinasi Masyarakat Adanya kegiatan Adanya


sampah dengan aparat karena peluang dan operasi yang peluang dan
dan mendapat kesempatan dimulai dari kesempatan
rekruitmen kesempatan kerja, jalan titik kerja, jalan
tenaga kerja kerja tetapi rusak pengumpulan rusak.
supir juga tidak terakhir dari
nyaman suatu siklus
karena dapat pengumpulan
menyebabkan sampai ke
jalan menjadi TPA. Tetapi
rusak. kegiatan
pengangkutan
sampah ini
dapat
menyebabkan
kerusakan

48
jalan akibat
truk
pengangkut
sampah.

Tahap Pasca Operasi

1. Demobilisasi Koordinasi Masyarakat Terjadi Demobilisasi Terjadi


Alat dengan warga setempat. peningkatan peralatan peningkatan
setempat polusi. dilakukan polusi.
dengan
menarik/memi
ndahkan
semua
peralatan yang
telah
dipergunakan
ke tempat
penjualannya /
penyimpanann
ya. Karena
sudah selesai
pemakaian
Namun ketika
proses
pengembalian
meningkatnya
polusi.

49
2. Pemulihan Koordinasi Masyarakat Persepsi Pemulihan Persepsi
lahan dengan tokoh setempat. masyarakat. lahan dengan masyarakat.
masyarakat memperbaiki
atau jalan.
masyarakat Meskipun
setempat. telah
melakukan
perbaikan
jalan, tetap
melakukan
pengangkutan
sampah maka
semakin lama
jalan akan
kembali rusak.

1.3 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

1.3.1 Batas Wilayah Studi


Batas wilayah studi bertujuan untuk membatasi penelitian AMDAL
pada hal yang penting untuk pengambilan keputusan. Batas wilayah
studi digunakan untuk mengidentifikasi hal penting dan menentukan
dampak pada tempat tertentu, periode waktu tertentu, dan komponen
lingkungan tertentu sebagai dampak potensial. Batas teknis studi
AMDAL merupakan kumulatif dari keempat batas studi yaitu batas
proyek, batas ekologis, batas sosial, dan batas administratif, berikut
peta batas wilayahnya:

50
Gambar 1.1 Peta Pembangunan TPA Megang Sakti
Sumber : INA GEOPORTAL
1.3.1.1. Batas Proyek

Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha


dan/atau kegiatan akan melakukan kegiatan prakonstruksi,
konstruksi, dan tahap operasi.pembangunan TPA di megang
sakti sumatera selatan ini berbatasan dengan :
• Sebelah Utara : Megang Sakti I
• Sebelah Selatan : Wonosari
• Sebelah Timur : Megang Sakti III
• Sebelah Barat : Madang

51
Gambar 1.2 Peta Administrasi Kecamatan Megang Sakti
Sumber : INA GEOPORTAL
Secara administrasi, kegiatan TPA proyek berada di desa
Megang Sakti II, kecamatan Megang Sakti, kabupaten Musi
Rawas, Sumatera Selatan.
1.3.1.2. Batas Ekologi
Batas ekologi dari pembangunan TPA di desa Megang Sakti
II ini meliputi batas yang masih dipengaruhi persebaran
dampak melalui udara, tanah ataupun air. Persebaran
dampaknya diamati melalui wilayah pemukiman masyarakat
sekitar proyek.
1.3.1.3. Batas Sosial
Batas sosial yang terkena dampak dari kegiatan
pembangunan TPA di desa Megang Sakti II ini yaitu
masyarakat sekitar proyek dengan cakupan wilayahnya yaitu
Kecamatan Megang Sakti.
1.3.2 Batas Waktu Kajian

52
Batas waktu kajian kegiatan AMDAL pembangunan TPA di Megang
Sakti II ini selama 10 tahun mulai dari kegiatan persiapan studi,
pengumpulan dan analisis data sampai penyelesaian dan pengumpulan
laporan hasil studi lalu perijinan dan sosialisasi rencana kegiatan,
rekrutmen tenaga kerja, mobilisasi material, pembangunan fisik
bangunan.

53
BAB II

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

2.1.Komponen Lingkungan terkena Dampak Penting

a. Komponen Biogeofisik
Kecamatan Megang Sakti merupakan kecamatan yang terletak di
Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Kecamatan ini memiliki 1
Kelurahan yaitu Kelurahan Megang Sakti terdiri dari 17 desa dan Megang
Sakti adalah ibu kota Kecamatan. Megang Sakti memiliki banyak
perkebunan dan persawahan karena mayoritas mata pencaharian
masyarakatnya adalah berkebun dan bertani. Komponen biologi yang ada
di sekitar proyek adalah berupa perkebunan kelapa sawit, karet, dan sawah
padi.
1. Perubahan Bentuk Lahan
Pada tahap konstruksi, kegiatan pembukaan lahan TPA di Megang
Sakti akan mempengaruhi lingkungan sekitar lokasi pembangunan.
2. Penurunan Kualitas Udara Ambien
Pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi, penurunan kualitas
udara ambien yang disebabkan pembangunan TPA di Megang Sakti
menimbulkan Polusi yang disebabkan oleh kegiatan kendaraan
pengangkut material konstruksi bangunan yang menghasilkan emisi,
debu dan bau di sekitar pemukiman penduduk yang berpengaruh
terhadap kualitas udara ambien.
3. Peningkatan Kebisingan
Pada tahap konstruksi, operasi, pasca operasi, peningkatan kebisingan
disebabkan dari pengoperasian mobilisasi peralatan dan material.
Peningkatan kebisingan juga diperkirakan dapat terjadi dari
pelaksanaan kegiatan konstruksi yang menggunakan alat berat seperti
buldozer dan lain - lain karena intensitas kebisingan dan getaran

54
terutama dalam tapak proyek. Selain itu juga kebisingan dapat
ditimbulkan dari pekerja di TPA.
4. Peningkatan Timbulan Sampah
Pada tahap konstruksi, operasi, dan pasca operasi, timbulan sampah
diperoleh dari sisa bahan material yang dihasilkan pada saat
pembangunan TPA sehingga akan menimbulkan sampah. Sampah
pada kegiatan konstruksi proyek sebagian besar akan berupa sisa
puing-puing bahan dan material proyek. Saat pengangkutan sampah
limbah padat (sampah) akan berceceran di badan jalan maupun residu
sampah yang dihasilkan oleh kegiatan produksi.
5. Lalu lintas
Pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi, kegiatan mobilisasi
kegiatan peralatan dan material pada tahap konstruksi akan
berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas dan kondisi badan jalan
yang akan berdampak terhadap volume lalu lintas di sekitar lokasi
kegiatan.
b. Komponen Sosial Ekonomi
Penduduk di Kecamatan Megang Sakti sebagian besar mata
pencahariannya adalah bertani dan berkebun. Perkebunan yang paling
mendominasi adalah perkebunan Sawit dan Karet, sedangkan pertanian
adalah padi. Namun banyak juga yang pendapatannya dari berdagang
dikarenakan Megang Sakti merupakan jantung dari Kecamatan Megang
Sakti.
1. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Pada tahap konstruksi dan operasi, Pembangunan TPA di Megang
Sakti ini berpotensi untuk membuka lapang pekerjaan bagi masyarakat
sekitar khususnya pengangguran pada tahap konstruksi dan
operasional TPA. Serta peluang usaha masyarakat di sekitar tempat
TPA.
c. Komponen Sosial Budaya

55
Kondisi sosial budaya di Kecamatan Megang Sakti, dimana
masyarakatnya masih banyak menganut budaya jawa, sehingga interaksi
sosialnya masih sangat kental. Adanya organisasi masyarakat, dan gotong
royong yang sering dilakukan membuat Kecamatan Megang Sakti
memiliki rasa sosial yang tinggi.
1. Perubahan Sikap Masyarakat
Pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi,
dampak dari semua proses atau tahap yaitu dapat menimbulkan
persepsi masyarakat. Penyebab timbulnya persepsi masyarakat yaitu
dari seluruh kegiatan pembangunan TPA meliputi survey, perizinan
lahan, pembukaan lahan, pembebasan lahan, perekrutan karyawan, dan
mobilisasi peralatan pembangunan.
2. Ketenangan Masyarakat
Pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi, ketenangan
masyarakat terganggu pada saat transportasi bahan material
pembangunan TPA akan menambah kemacetan lalu lintas sehingga
akan mengganggu ketenangan masyarakat sekitar karena kebisingan
kendaraan motor, selain itu menimbulkan bau tidak sedap yang
diakibatkan dari truk pengangkutan sampah.
2.1. Kegiatan lain Yang ada di Sekitar Lokasi Rencana
Kegiatan lain yang ada di sekitar TPA Megang Sakti diantaranya yaitu :
a. Pemukiman
Dengan adanya pembangunan TPA ini akan memberikan dampak bagi
masyarakat sekitar lokasi pembangunan, dimana kebisingan dari
kendaraan dan aktivitas proyek dapat mengganggu ketenangan,
kendaraan dan aktivitas proyek juga akan menimbulkan polusi.
b. Perkebunan
Adanya perkebunan di dekat TPA ini akan memberi dampak bagi
perkebunan masyarakat karena akan adanya pembebasan lahan.
c. Puskesmas

56
Terdapat beberapa puskesmas di daerah sekitar TPA. Dalam hal ini TPA
akan menerima sampah medis yang dihasilkan dari kegiatan kesehatan.
d. Sarana Ibadah
Sarana ibadah yang ada di sekitar TPA berupa masjid dan gereja. Namun
sarana ibadah cukup jauh dari kawasan TPA.
e. Tempat pendidikan
f. Kantor PLN
g. Menara telepon

57
BAB III

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

3.1 Prakiraan Dampak


Pada tahap ini kegiatan prakiraan dampak dimaksudkan untuk
mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder, dan
seterusnya) yang secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana
kegiatan pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di wilayah
Kecamatan Megang Sakti. Dalam prakiraan dampak penting, acuan yang
digunakan adalah dampak penting hipotetik (DHP) yang ditelaah atau dikaji.
Berikut merupakan kriteria yang digunakan, yaitu :
a. Sifat Dampak
Sifat dampak dibedakan atas dampak positif dan dampak negatif.
Dampak positif merupakan dampak yang ditimbulkan akibat rencana
kegiatan yang sifatnya menguntungkan/meningkatkan kualitas
lingkungan hidup yang ada sebelumnya. Sedangkan dampak negatif
merupakan dampak yang ditimbulkan akibat rencana kegiatan yang
sifatnya dapat merugikan/menurunkan kondisi lingkungan hidup awal.
b. Sifat Penting Dampak
Berikut tujuh faktor penentu dampak penting menurut Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2012 :
1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak.
2. Luas wilayah penyebaran dampak.
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak.
5. Sifat kumulatif dampak.
6. Sifat berbalik (Reversible) atau tidak terbaliknya (Irreversible) sebuah
dampak.
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

58
Sifat penting dampak ditentukan berdasarkan faktor di atas dimana
apabila satu dari tujuh faktor di atas maka sifat tersebut dapat dinyatakan
sebagai dampak penting.

Tabel 3.1 Kriteria Penetapan Dampak Penting

No Kriteria Dampak P TP Keterangan


Penting

1 Jumlah manusia M1>M2 M1<M2 M1 = Jumlah manusia dalam wilayah


terkena dampak studi yang terkena dampak tetapi tidak
mendapatkan manfaat, M2 = Jumlah
manusia yang mendapat manfaat

2 Luas wilayah W1 W2 W1 = Wilayah sebaran dampak


persebaran dampak mengalami perubahan mendasar, W2 =
Wilayah sebaran dampak tidak
mengalami perubahan mendasar

3 Intensitas dan I1 I2 I1 = Dampak melampaui baku mutu


lamanya dampak lingkungan dan berlangsung lama (lebih
berlangsung dari satu tahap proyek), I2 = Dampak
tidak melampaui baku mutu

4 Jumlah komponen L1 L2 L1 = Komponen lingkungan terkena


lingkungan lain dampak primer, L2 = Komponen
yang terkena lingkungan terkena dampak sekunder dan
dampak lanjutannya

5 Sifat kumulatif K1 K2 K1 = Dampak kumulatif, K2 = Dampak


dampak tidak kumulatif

6 Berbalik atau tidak B1 B2 B1 = Dampak tidak dapat berbalik, B2 =

59
berbaliknya dampak Dampak dapat berbalik

7 Kriteria lain sesuai T1 T2 T1 = Teknologinya sudah tersedia dan


dengan mudah didapatkan, T2 = Teknologinya
perkembangan ilmu tersedia tetapi mahal atau sukar
pengetahuan dan didapatkan atau belum ada teknologi
teknologi untuk mengelolanya

Sifat Dampak Positif Penting

3.1.1. Tahap Pra Konstruksi


Berdasarkan uraian rencana kegiatan, maka komponen kegiatan
prakiraan dampak yang akan ditelaah pada tahap pra konstruksi
adalah sebagai berikut :
1. Survey dan Sosialisasi
Survey dilakukan ke lokasi yang akan dijadikan tempat
pembangunan TPA, yaitu lahan kosong yang ada di area sekitar
Kecamatan Megang Sakti. Hal lain yang diperlukan saat
melakukan survey yaitu Sosialisasi ke warga Kecamatan Megang
Sakti. Sosialisasi dilakukan agar mendapatkan persetujuan
mengenai pembangunan TPA di area sekitar desa Kecamatan
Megang Sakti. Penentuan sifat penting dampak dilakukan dengan
mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak
disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Penilaian Sifat Penting Dampak Survey dan Sosialisasi

No Kriteria Dampak Penting P TP Keterangan

1 Jumlah manusia terkena P Jumlah manusia yang terkena dampak


dampak adalah masyarakat yang berada di daerah
pembangunan TPA

60
2 Luas wilayah persebaran P Sebaran dampak diperkirakan akan
dampak meliputi daerah Kecamatan Megang Sakti

3 Intensitas dan lamanya P Intensitas dampak terjadi pada mulai


dampak berlangsung awal hingga akhir masa pasca konstruksi
selama 2 bulan

4 Jumlah komponen P Komponen lingkungan lain yang akan


lingkungan lain yang terkena terkena turunan adalah komponen sosial
dampak ekonomi berupa hilangnya pendapatan
masyarakat

5 Sifat kumulatif dampak TP Dampak ini tidak bersifat kumulatif

6 Berbalik atau tidak TP Dampak ini tidak bersifat berbalik


berbaliknya dampak

7 Kriteria lain sesuai dengan TP Tidak ada kriteria lain terkait


perkembangan ilmu perkembangan ilmu pengetahuan dan
pengetahuan dan teknologi teknologi

Sifat Dampak Positif Penting

Berdasarkan hasil evaluasi kepentingan dampak memiliki ΣP = 4,


maka dampak ini bersifat penting.
2. Pembebasan Lahan
Pada lahan kosong yang digunakan untuk pembangunan TPA di
area sekitar Kecamatan Megang Sakti, lahan tersebut telah dibeli
oleh pihak Pemerintah setempat dari pemilik lahan sebelumnya.
Penentuan sifat penting dampak dilakukan dengan mendasarkan
pada 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak disajikan
pada tabel berikut :

Tabel 3.3 Penilaian Sifat Penting Dampak Pembebasan Lahan

61
No Kriteria Dampak Penting P TP Keterangan

1 Jumlah manusia terkena P Jumlah manusia yang terkena dampak


dampak adalah masyarakat yang berada di daerah
pembangunan TPA

2 Luas wilayah persebaran P Sebaran dampak diperkirakan akan


dampak meliputi daerah Kecamatan Megang Sakti

3 Intensitas dan lamanya P Intensitas dampak terjadi pada mulai


dampak berlangsung survei lokasi sampai proses ganti rugi

4 Jumlah komponen P Komponen lingkungan lain yang akan


lingkungan lain yang terkena terkena turunan adalah komponen sosial
dampak ekonomi berupa hilangnya pendapatan
masyarakat yang menjadikan lahan
kosong tersebut menjadi lahan mencari
uang

5 Sifat kumulatif dampak TP Dampak ini tidak bersifat kumulatif

6 Berbalik atau tidak TP Dampak ini tidak bersifat berbalik


berbaliknya dampak

7 Kriteria lain sesuai dengan TP Tidak ada kriteria lain terkait


perkembangan ilmu perkembangan ilmu pengetahuan dan
pengetahuan dan teknologi teknologi

Sifat Dampak Positif Penting

Berdasarkan hasil evaluasi kepentingan dampak memiliki ΣP = 4,


maka dampak ini bersifat penting.
3.1.2. Tahap Konstruksi

62
Berdasarkan uraian rencana kegiatan, maka komponen kegiatan
prakiraan dampak yang akan ditelaah pada tahap konstruksi adalah
sebagai berikut :
1. Pembukaan Lahan untuk Kegiatan Pembangunan TPA
Pembukaan lahan untuk kegiatan pembangunan TPA dilakukan
agar lahan yang digunakan tetap bersih dan terjaga kondisinya
agar kegiatan pembangunan TPA tidak terganggu. Penentuan sifat
penting dampak dilakukan dengan mendasarkan pada 7 kriteria
penentu tingkat kepentingan dampak yang ada pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Penilaian Sifat Penting Dampak Pembukaan Lahan untuk Kegiatan
Pembangunan TPA

No Kriteria Dampak Penting P TP Keterangan

1 Jumlah manusia terkena P Jumlah manusia yang terkena dampak


dampak adalah masyarakat yang berada di daerah
pembangunan TPA di Kecamatan
Megang Sakti

2 Luas wilayah persebaran P Sebaran dampak diperkirakan akan


dampak meliputi daerah Kecamatan Megang Sakti

3 Intensitas dan lamanya P Intensitas dampak terjadi pada mulai


dampak berlangsung awal konstruksi hingga akhir masa
konstruksi

4 Jumlah komponen P Komponen lingkungan lain yang akan


lingkungan lain yang terkena terkena turunan adalah tanah yang
dampak semakin terkikis karena pembersihan
lahan

5 Sifat kumulatif dampak TP Dampak ini tidak bersifat kumulatif

63
6 Berbalik atau tidak TP Dampak ini tidak bersifat berbalik
berbaliknya dampak

7 Kriteria lain sesuai dengan P Tidak memerlukan penerapan teknologi


perkembangan ilmu tinggi, cukup menyiapkan alat bersih-
pengetahuan dan teknologi bersih.

Sifat Dampak Positif Penting

Berdasarkan hasil evaluasi kepentingan dampak memiliki ΣP = 5,


maka dampak ini bersifat penting.
2. Mobilisasi, Peralatan, Alat Berat dan Bahan Material
Mengenai mobilisasi dari peralatan, alat berat, dan bahan-bahan
material yang akan digunakan untuk kegiatan pembangunan TPA
dilakukan dengan tanpa hambatan, karena untuk mobilisasi ke
lahan kosong tersebut termasuk mudah karena dari jalan utama
Kecamatan Megang Sakti tergolong besar untuk proses
mobilisasi. Penentuan sifat penting dampak dilakukan dengan
mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak
yang ada pada tabel berikut :

Tabel 3.5 Penilaian Sifat Penting Dampak Mobilisasi, Peralatan, Alat Berat dan
Bahan Material

No Kriteria Dampak Penting P TP Keterangan

1 Jumlah manusia terkena TP Tidak ada manusia yang terkena dampak


dampak dari proses mobilisasi peralatan, alat
berat, dan bahan material

2 Luas wilayah persebaran P Sebaran dampak adalah seluas area yang


dampak dilalui akibat adanya proses mobilisasi di
sekitar daerah Kecamatan Megang Sakti

64
3 Intensitas dan lamanya TP Intensitas dampak terjadi pada mulai
dampak berlangsung awal konstruksi pembangunan TPA
berlangsung

4 Jumlah komponen P Komponen lingkungan lain yang terkena


lingkungan lain yang terkena turunan adalah kesehatan masyarakat
dampak serta sikap dan persepsi masyarakat

5 Sifat kumulatif dampak P Dampak ini dapat terakumulasi dengan


dampak keresahan masyarakat sehingga
dapat memicu dampak yang lebih besar

6 Berbalik atau tidak TP Dampak dapat dipulihkan dengan cara


berbaliknya dampak melakukan pemberitahuan kepada kepala
desa karena akan melakukan proses
mobilisasi

7 Kriteria lain sesuai dengan P Memerlukan penerapan teknologi tinggi


perkembangan ilmu seperti alat-alat berat untuk pembangunan
pengetahuan dan teknologi kegiatan TPA

Sifat Dampak Positif Penting

Berdasarkan hasil evaluasi kepentingan dampak memiliki ΣP = 4,


maka dampak ini bersifat penting.
3. Pekerjaan Konstruksi Bangunan
Pekerjaan konstruksi ini dilakukan agar masyarakat desa
Kecamatan Megang Sakti yang pengangguran memiliki
kesempatan untuk bekerja. Penentuan sifat penting dampak
dilakukan dengan mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat
kepentingan dampak yang ada pada tabel berikut :
Tabel 3.6 Penilaian Sifat Penting Dampak Pekerjaan Konstruksi Bangunan

65
No Kriteria Dampak Penting P TP Keterangan

1 Jumlah manusia terkena P Manusia yang terkena dampak adalah


dampak masyarakat yang pengangguran di desa
Kecamatan Megang Sakti

2 Luas wilayah persebaran P Sebaran dampak adalah seluas area yang


dampak dilalui akibat tahap kontruksi
pembangunan TPA

3 Intensitas dan lamanya P Intensitas dampak terjadi selama tahap


dampak berlangsung kontruksi pembangunan TPA
berlangsung

4 Jumlah komponen P Komponen lingkungan lain yang terkena


lingkungan lain yang terkena turunan adalah kesehatan masyarakat
dampak sekitar area pembangunan kegiatan TPA

5 Sifat kumulatif dampak P Dampak ini dapat terakumulasi dengan


dampak keresahan masyarakat sehingga
dapat memicu dampak yang lebih besar

6 Berbalik atau tidak TP Dampak dapat dipulihkan dengan cara


berbaliknya dampak melakukan pembersihan area sekitar TPA
secara rutin

7 Kriteria lain sesuai dengan P Memerlukan penerapan teknologi tinggi,


perkembangan ilmu seperti alat-alat berat untuk pembangunan
pengetahuan dan teknologi kegiatan TPA

Sifat Dampak Positif Penting

Berdasarkan hasil evaluasi kepentingan dampak memiliki ΣP = 6,


maka dampak ini bersifat penting.

66
3.1.3. Tahap Operasi
Berdasarkan uraian rencana kegiatan, maka komponen kegiatan
prakiraan dampak yang akan ditelaah pada tahap operasi adalah
sebagai berikut :
1. Rekruitment Tenaga Kerja
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja konstruksi kegiatan
pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), penyelenggara
proyek tersebut akan bekerjasama dengan beberapa kontraktor dan
dinas setempat sehingga rekruitmen akan dilakukan oleh masing-
masing kontraktor yang ditunjuk. Dengan ikut serta penduduk
sekitar sebagai tenaga kerja konstruksi proyek akan mengurangi
jumlah pengangguran yang ada. Penentuan sifat penting dampak
dilakukan dengan mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat
kepentingan dampak disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.7 Penilaian Sifat Penting Dampak Rekruitmen Tenaga Kerja

No Kriteria Dampak Penting P TP Keterangan

1 Jumlah manusia terkena P Jumlah manusia yang terkena dampak


dampak adalah orang yang berada di daerah
pembangunan TPA di Kecamatan
Megang Sakti

2 Luas wilayah persebaran P Sebaran dampak diperkirakan akan


dampak meliputi wilayah pembangunan TPA
yaitu Kecamatan Megang Sakti

3 Intensitas dan lamanya P Intensitas dampak akan terjadi pada


dampak berlangsung mulai awal konstruksi hingga akhir masa
konstruksi.

67
4 Jumlah komponen P Komponen lingkungan lain yang akan
lingkungan lain yang terkena terkena turunan adalah komponen sosial
dampak ekonomi berupa tingkat pendapatan
pekerja.

5 Sifat kumulatif dampak TP Dampak ini tidak bersifat kumulatif.

6 Berbalik atau tidak TP Dampak dapat dipulihkan dengan cara


berbaliknya dampak melakukan pembersihan area sekitar TPA
secara rutin untuk mengurangi bau yang
ditimbulkan dari TPA.

7 Kriteria lain sesuai dengan TP Tidak ada kriteria lain terkait


perkembangan ilmu perkembangan ilmu pengetahuan dan
pengetahuan dan teknologi teknologi.

Sifat Dampak Positif Penting

Berdasarkan hasil evaluasi kepentingan dampak memiliki ΣP = 4,


maka dampak ini bersifat penting.
2. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah menjadi salah satu faktor penting karena
proyek ini merupakan proyek pembangunan Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA). Proses pengangkutan sampah dilakukan sesuai
peraturan yang ada. Penentuan sifat penting dampak dilakukan
dengan mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat kepentingan
dampak disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.8 Penilaian Sifat Penting Dampak Pengangkutan Sampah

No Kriteria Dampak Penting P TP Keterangan

68
1 Jumlah manusia terkena P Manusia yang terkena dampak adalah
dampak orang yang berada di daerah
pembangunan TPA di Kecamatan
Megang Sakti

2 Luas wilayah persebaran P Sebaran dampak adalah seluas area yang


dampak dilalui akibat pembersihan area sekitar
TPA

3 Intensitas dan lamanya TP Tidak ada intensitas dampak yang terjadi


dampak berlangsung

4 Jumlah komponen P Komponen lingkungan lain yang terkena


lingkungan lain yang terkena turunan adalah kesehatan masyarakat
dampak serta sikap dan persepsi masyarakat

5 Sifat kumulatif dampak TP Dampak ini dapat terakumulasi dengan


dampak keresahan masyarakat sehingga
dapat memicu dampak yang lebih besar

6 Berbalik atau tidak TP Dampak dapat dipulihkan dengan cara


berbaliknya dampak melakukan pembersihan area sekitar TPA
secara rutin untuk mengurangi bau yang
ditimbulkan dari TPA

7 Kriteria lain sesuai dengan P Memerlukan penerapan teknologi tinggi,


perkembangan ilmu yaitu alat-alat pengangkutan sampah
pengetahuan dan teknologi

Sifat Dampak Positif Penting

Berdasarkan hasil evaluasi kepentingan dampak memiliki ΣP = 4,


maka dampak ini bersifat penting.
3.1.4. Tahap Pasca Operasi

69
Berdasarkan uraian rencana kegiatan, maka komponen kegiatan
prakiraan dampak yang akan ditelaah pada tahap pasca operasi adalah
sebagai berikut :
1. Demobilisasi Alat
Demobilisasi alat diperlukan setelah proses konstruksi selesai,
agar proses mobilisasi peralatan, alat berat, dan bahan-bahan
material selesai tanpa mengganggu masyarakat sekitar akan
adanya alat-alat berat dan bahan material sekitar pembangunan
TPA. Penentuan sifat penting dampak dilakukan dengan
mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.9 Penilaian Sifat Penting Dampak Demobilisasi Alat

No Kriteria Dampak Penting P TP Keterangan

1 Jumlah manusia terkena TP Tidak ada manusia yang terkena dampak


dampak dari proses demobilisasi peralatan, alat
berat, dan bahan material

2 Luas wilayah persebaran P Sebaran dampak adalah seluas area yang


dampak dilalui akibat adanya proses demobilisasi
di sekitar daerah Kecamatan Megang
Sakti

3 Intensitas dan lamanya TP Intensitas dampak terjadi pada akhir


dampak berlangsung proses konstruksi di pembangunan TPA

4 Jumlah komponen P Komponen lingkungan lain yang terkena


lingkungan lain yang terkena turunan adalah kesehatan masyarakat
dampak serta sikap dan persepsi masyarakat

5 Sifat kumulatif dampak P Dampak ini dapat terakumulasi dengan


dampak keresahan masyarakat sehingga

70
dapat memicu dampak yang lebih besa

6 Berbalik atau tidak TP Dampak dapat dipulihkan dengan cara


berbaliknya dampak melakukan pemberitahuan kepada kepala
desa karna akan melakukan proses
demobilisasi

7 Kriteria lain sesuai dengan P Memerlukan penerapan teknologi tinggi


perkembangan ilmu seperti alat-alat berat untuk pembangunan
pengetahuan dan teknologi kegiatan TPA

Sifat Dampak Positif Penting

Berdasarkan hasil evaluasi kepentingan dampak memiliki ΣP = 4,


maka dampak ini bersifat penting.
2. Pemulihan Lahan
Pemulihan lahan dilakukan agar lahan sekitar pembangunan TPA
tidak mencemarkan daerah sekitar akibat proses konstruksi yang
berlangsung. Penentuan sifat penting dampak dilakukan dengan
mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.10 Penilaian Sifat Penting Dampak Pemulihan Lahan

No Kriteria Dampak Penting P TP Keterangan

1 Jumlah manusia terkena P Jumlah manusia yang terkena dampak


dampak adalah masyarakat yang berada di daerah
pembangunan TPA di Kecamatan
Megang Sakti

2 Luas wilayah persebaran P Sebaran dampak diperkirakan akan


dampak meliputi daerah Kecamatan Megang Sakti

71
3 Intensitas dan lamanya P Intensitas dampak terjadi pada akhir masa
dampak berlangsung proses konstruksi pembangunan TPA

4 Jumlah komponen P Komponen lingkungan lain yang akan


lingkungan lain yang terkena terkena turunan adalah tanah yang
dampak semakin terkikis karna pemulihan lahan

5 Sifat kumulatif dampak TP Dampak ini tidak bersifat kumulatif

6 Berbalik atau tidak TP Dampak ini tidak bersifat berbalik


berbaliknya dampak

7 Kriteria lain sesuai dengan P Tidak memerlukan penerapan teknologi


perkembangan ilmu tinggi, cukup menyiapkan alat untuk
pengetahuan dan teknologi memulihkan area sekitar pembangunan
TPA

Sifat Dampak Positif Penting

Berdasarkan hasil evaluasi kepentingan dampak memiliki ΣP = 5,


maka dampak ini bersifat penting.

72
BAB IV

EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

4.1.Telaahan Secara Keseluruhan dan Keterkaitan

Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan hidup yang


diprakirakan akan mengalami perubahan mendasar sebagaimana dikaji dalam
Bab 3, dilakukan dengan menggunakan tabel untuk melihat keterkaitan antara
dampak penting yang satu (dampak primer) dan dampak penting
lainnya/turunannya (dampak sekunder/tersier). Dengan demikian,
memudahkan untuk memprioritaskan pengelolaan yang akan dilakukan
(terutama terhadap dampak primer). Telaahan terhadap dampak penting ini
juga mengacu kepada urutan prioritas dampak penting hasil pelingkupan.
Berdasarkan evaluasi secara holistik dan telaahan keterkaitan dan interaksi
seluruh dampak penting rencana pembangunan TPA Kecamatan Megang
Sakti dapat diperoleh informasi antara lain :
a. Hubungan keterkaitan dan interaksi dampak penting beserta
karakteristiknya seperti frekuensi terjadinya dampak, durasi dan intensitas
dampak yang dapat digunakan untuk menentukan sifat penting dampak.
b. Komponen komponen rencana kegiatan yang paling banyak
menimbulkan dampak lingkungan.
c. Area yang perlu mendapat perhatian penting yang mendapat paparan
berbagai dampak dan banyak dihuni masyarakat.
Berdasarkan hasil telaahan tersebut maka dilakukan telaahan atas berbagai
opsi pengelolaan dampak lingkungan yang mungkin bisa dilakukan oleh
pemrakarsa ditinjau dari:
a. Ketersediaan opsi pengelolaan terbaik
b. Kemampuan melakukan opsi pengelolaan terbaik
c. Kecocokan opsi pengelolaan yang tersedia dengan karakteristik
lingkungan lokal.

73
Salah satu opsi yang ditempuh untuk menggambarkan evaluasi dampak
antara lain dengan metode diagram alir sekaligus untuk menggambarkan orde
dampak yang berkaitan dengan prioritas pengelolaan dan pemantauan
lingkungan.
Tabel 4.1 Matriks Interaksi Dampak Penting

Pasca
Kompone Pra Operas
Konstruksi Operas
n Konstruksi i
i Keterangan
Lingkung
an
1 2 3 1 2 3 1 2 1 2

Kompone
n Tahap Pra
Biogeofisi Konstruksi
k

Perubahan
- - 1. Survey dan
bentuk +P
P P Sosialisasi
lahan

Penurunan
kualitas - - 2. Pengadaan
-P
udara P P Perizinan Lahan
ambien

Peningkata
- - 3. Pembebasan
n -P
P P lahan
kebisingan

74
- - Tahap
Lalu lintas -P Konstruksi
P P

1. Pembukaan
Kompone Lahan untuk
n Sosial kegiatan
Ekonomi pembangunan
TPA

Kesempata 2. Mobilisasi
n kerja dan + + peralatan,
+P
peluang P P +P +P material, dan alat
berusaha berat

Kompone 3. Pekerjaan
n Sosial Konstruksi
Budaya Bangunan

Perubahan -P -P -P -P +P +P Tahap Operasi


Sikap
Masyaraka
t

Ketenanga -P -P -P -P -P -P +P -P +P 1. Rekruitment
n Tenaga Kerja
Masyaraka
t

2. Pengangkutan

75
Sampah

Tahap Pasca
Operasi

1. Demobilisasi
Alat

2. Pemulihan
Lahan

- P = Dampak
Negatif Penting

Total = 22

+P = Dampak
Positif Penting

Total = 11

Kosong =
Dampak Tidak
Penting

4.1.1. Evaluasi secara Holistik


Dalam bagian ini, diuraikan hasil evaluasi keterkaitan dan interaksi
seluruh Dampak Penting dalam rangka penentuan karakteristik

76
dampak rencana usaha dan/atau kegiatan secara total terhadap
lingkungan hidup. Dalam melakukan evaluasi secara holistik, dampak
hipotetik dibagi berdasarkan tahap pembangunan. Metode evaluasi
dampak yang digunakan adalah metode-metode ilmiah yang berlaku
secara nasional dan/atau internasional pada literatur yang digunakan.
Berikut evaluasi Dampak Penting secara holistik berdasarkan tahap
pembangunan :
1. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap Pra Konstruksi, terdapat dampak negatif penting, yaitu
persepsi masyarakat, keresahan masyarakat dan intensitas
perhatian masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan.
Selain itu terdapat juga dampak positif penting kesempatan kerja
dan peluang berusaha jangan dapat merubah persepsi masyarakat.
Dimana dampak ini berkaitan dengan penerimaan tenaga kerja
lokal dalam operasional perusahaan sehingga dapat
mempengaruhi citra dan pandangan masyarakat terhadap proses
pembangunan hingga pelaksanaan kegiatan TPA Megang Sakti.
Kemungkinan terjadinya dampak ini hanyalah sekali namun akan
mempengaruhi kegiatan usaha kedepannya.
2. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi, terdapat dampak negatif hipotetik yaitu
perubahan rona lingkungan yang mencakup terganggunya kualitas
udara, perubahan bentuk lahan, gangguan lalu lintas dan
menimbulkan kebisingan yang mengganggu ketenangan
masyarakat. Terdapat juga dampak positif penting yaitu
meningkatnya kesempatan kerja masyarakat dalam bidang
konstruksi.
3. Tahap Operasi
Pada tahap operasi, terdapat dampak negatif hipotetik yaitu
terganggunya kualitas udara, gangguan lalu lintas, menimbulkan
kebisingan yang mengganggu ketenangan masyarakat. Terdapat

77
juga dampak positif penting yaitu meningkatnya kesempatan kerja
masyarakat dalam bidang operasional, peningkatan peluang usaha,
perubahan pendapatan serta persepsi dan sikap masyarakat.
contoh peluang berusaha yang bersifat tidak langsung yaitu
tumbuhnya peluang berusaha baru mulai dari usaha penyediaan
warung makan dan toko kelontong selama tahap operasi maupun
usaha di bidang lainnya.
4. Tahap Pasca Operasi
Pada tahap pasca operasi terdapat dampak positif penting, yaitu
persepsi masyarakat kebisingan, perbaikan lahan atau perbaikan
kerusakan jalan karena menyebabkan terganggunya kegiatan
masyarakat. Terdapat juga dampak negatif penting yaitu gangguan
lalu lintas akibat demobilisasi alat.

4.2. Arahan Pengelolaan Dampak Lingkungan

Pendekatan pengelolaan lingkungan hidup terhadap setiap dampak


penting yang ditelaah dalam ANDAL pembangunan TPA Megang Sakti
ditempuh dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Teknologi
Pendekatan ini ditempuh berkaitan dengan dampak penting yang
ditimbulkan membutuhkan peran teknologi untuk meminimalisasi
potensi keberlanjutan dampak menjadi semakin besar dan
penting. Aktivitas konstruksi diperkirakan perlu mendapat
perhatian penting dalam upaya pengendalian dampak penting
yang berlanjut, karena pada aktivitas konstruksi kebutuhan
terhadap peralatan dan teknologi konstruksi dibutuhkan dalam
skala yang besar.
2. Pendekatan Sosial Ekonomi
Pendekatan ini ditempuh berkenaan dengan interaksi sosial dan
aktivitas ekonomi yang berlangsung baik pada tahap pra
konstruksi, konstruksi, dan operasi Pembangunan TPA PT.

78
Jawaramayu. Interaksi yang timbul lebih dipengaruhi oleh faktor
demografi, tipologi masyarakat di lokasi tapak proyek. Dengan
menimbang kondisi susunan demografi yang ada di lokasi tapak
proyek, dapat diproyeksikan bahwa di lokasi tapak proyek terjadi
proses interaksi sosial dan ekonomi dengan pergerakan yang
relatif cepat. Karakteristik sosial dan ekonomi dengan strata
komunitas yang relatif heterogen di lokasi menjadikan faktor
sensitivitas antar kelompok masyarakat relative berpotensi
kesenjangan. Utamanya terjadi pada kelompok masyarakat lokal
(bukan pendatang). Untuk itu dibutuhkan instrumen-instrumen
pengelolaan berbasis pendekatan sosial dan ekonomi yang
mempertimbangkan dan bertumpu pada jenis dan model interaksi
sosial dan ekonomi yang ada.
3. Pendekatan Institusi
Pendekatan Institusi ditempuh dalam pengelolaan lingkungan
hidup dengan mempertimbangkan kemampuan dan ketersediaan
sumber daya manusia. Pendekatan institusi ditempuh khususnya
terkait dengan perangkat kelurahan dan instansi pemerintah
terkait.

4.3. Kesimpulan Kelayakan Lingkungan

Dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan diatas, hasil kajian dan


telaahan dalam dokumen ANDAL dapat ditarik kesimpulan bahwa Kegiatan
ini memenuhi kriteria berdasarkan hasil evaluasi dampak penting dengan
memperhatikan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
Dengan memperhatikan hasil evaluasi dampak penting yang ditelaah
terhadap rencana Pembangunan TPA PT. Jawaramayu, dapat disimpulkan
bahwa secara keseluruhan rencana kegiatan Pembangunan TPA PT.
Jawaramayu dapat dinyatakan LAYAK LINGKUNGAN dengan
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

79
1. Semua jenis dampak penting negatif yang ditimbulkan sebagai dampak
rencana kegiatan Pembangunan TPA PT. Jawaramayu masih mungkin
diatasi dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat
dijangkau dengan biaya yang ekonomis.
2. Kemampuan pembiayaan yang dibutuhkan untuk melakukan upaya
penanggulangan dan penanganan dampak penting negatif yang
ditimbulkan dapat disediakan, faktor ini dapat diupayakan berkenaan
pendekatan teknologi yang ditempuh masih memungkinkan
menggunakan pola teknologi low technology dan bukan high technology.
Artinya penggunaan dana untuk penanggulangan dampak lebih kecil dan
akan memberikan manfaat yang lebíh besar terhadap rencana kegiatan
yang dilakukan. Dapat dicontohkan bahwa aktivitas Pembangunan TPA
PT. Jawaramayu kedepan memberikan multiplier effect terhadap
peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat,
memberikan nilai tambah bagi pendapatan asli daerah bagi Provinsi
Palembang, dan meningkatnya iklim investasi bagi daerah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan warga, khususnya masyarakat yang tinggal
di dalam cakupan wilayah studi.
Dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan diatas, kesimpulan
kelayakan lingkungan Pembangunan TPA PT. Jawaramayu juga
mendasari hasil kajian dan telaahan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan lahan tidak melanggar ketentuan peruntukan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung.
2. Dari hasil kajian keterlibatan masyarakat dapat dinyatakan bahwa
masyarakat sebagian besar mendukung Pembangunan TPA PT.
Jawaramayui.
3. Tidak ada alternatif lain yang ditempuh karena lokasi, dan pendekatan
sosial ekonomi dan institusi yang diterapkan secara jelas terjabarkan
dalam kerangka kajian/ telaahan;
4. Dampak-dampak penting terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan umumnya merupakan dampak penting yang bersifat

80
tunggal dan bukan dari dampak yang bersifat kumulatif dalam satu
ruang dan waktu secara bersamaan. Dampak turunan tersebut dapat
teridentifikasi lebih dini sehingga langkah-langkah penanganan yang
akan dilakukan untuk mengendalikan dampak turunan dikemudian
hari segera dikenali lebih dini. Sebagai contoh dampak penurunan
kualitas udara yang dapat menyebabkan penurunan derajat kualitas
kesehatan dapat dikenali dengan mengintegrasikan pada matrik
dampak yang dikaji.
5. Tingkat kebisingan yang terjadi masih di atas baku mutu lingkungan
yang dipersyaratkan untuk kawasan permukiman.
6. Dampak penting tingkat penurunan kualitas udara yang terjadi dapat
ditindaklanjuti penanganannya dengan melakukan pengelolaan fisik
melalui penyiraman secara periodik pada kurun waktu 1-2 jam,
sehingga partikel debu yang ada dapat dikendalikan persebarannya
serta tidak mengganggu aktivitas domestik yang ada baik perkantoran,
permukiman maupun kampus di sekitar lokasi tapak proyek.
7. Komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan arahan pengelolaan
lingkungan dan tertuang dalam dokumen rencana pengelolaan
lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup.
8. Kelayakan lingkungan hidup ini sebagai satu satu kesatuan yang tidak
terpisahkan sebagai pernyataan yang jelas dan lugas terhadap
kelayakan Pembangunan TPA PT. Jawaramayu terhadap lingkungan
hidup. Dengan kata lain kesimpulan kelayakan lingkungan hidup ini
akan diformulasikan dan ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi
dampak dan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
yang direkomendasikan.

81
DAFTAR PUSTAKA

INA GEOPOTRAL untuk peta-peta Kecamatan Megang Sakti

SLHI tahun 2007 tentang tantangan permasalahan lingkungan hidup

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang


Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


(PPLH)

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman


Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, Lampiran II Pedoman Dokumen Andal

82
DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TPA KEC. MEGANG SAKTI,


MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Nurmayanti 119250029
Salwa Khairunisa 119250030
Yulia Eva Robenita 119250053
Zahra Sulistiya 119250058
Delza Abdul Hakim 119250141

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. i


DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... ii
BAB I .......................................................................................................................................83
PENDAHULUAN ...................................................................................................................83
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................83
1.2 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL.............................................................84
1.3 Kebijakan Lingkungan ..............................................................................................85
BAB II ......................................................................................................................................86
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP .......................................................86
BAB III ....................................................................................................................................92
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ........................................................92
BAB IV ....................................................................................................................................97
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH .........................................................................................97
BAB V......................................................................................................................................99
PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL RPL ................................................99
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................101
LAMPIRAN ...........................................................................................................................102

i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pembangunan
TPA Megang Sakti
Tabel 3.1 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pembangunan
TPA Megang Sakti

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan biasanya memanfaatkan sumber daya alam dalam mencapai
suatu tujuan yang diinginkan, Apabila pemanfaatan sumber daya alam
dilaksanakan secara besar besaran, maka akan terjadi perubahan ekosistem
dimana dapat menyebabkan menurunnya kemampuan lingkungan karena
penggunaan sumber daya yang dapat terkuras habis dan terjadinya dampak
negatif, maka sebelum itu terjadi harus adanya suatu perencanaan dengan
mempertimbangkan segala aspek yang nantinya tidak merusak lingkungan
atau akan memberi dampak positif terhadap lingkungan). Hal ini ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Mengenai
Lingkungan Hidup. Bentuk kegiatan pembangunan di Indonesia merupakan
suatu proses perubahan yang terencana dan berkelanjutan dengan sasaran
utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat.
Bentuk kegiatan pembangunan di Indonesia salah satunya seperti
pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA).

TPA merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam


pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. Setiap kegiatan pembangunan
industri mempunyai dampak termasuk kegiatan pembangunan TPA.
Berdasarkan data SLHI tahun 2007 tentang kondisi TPA di Indonesia,
sebagian besar merupakan tempat penimbunan sampah terbuka (open
dumping) sehingga menimbulkan masalah pencemaran pada lingkungan.
Perbaikan kondisi TPA sangat diperlukan dalam pengelolaan sampah pada
skala kota. Dalam kegiatan TPA sudah banyak permasalahan yang muncul
seperti pencemaran udara, pandangan tak sedap dan bau tak sedap, asap
pembakaran, kebisingan, dan masih banyak lagi yang lainnya yang berakibat
merugikan manusia dan lingkungannya.

83
Pembangunan berskala besar diwajibkan melakukan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) begitu pula dalam membangun TPA wajib
menggunakan AMDAL. Hasil studi AMDAL dinyatakan dalam bentuk
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL). Dengan adanya RKL dan RPL ini maka pelaksanaan

kegiatan pembangunan akan terikat secara hukum untuk melaksanakan


pengelolaan dan Pemantauan lingkungannya, karena dalam RKL dan RPL
terdapat prosedur pengembangan dampak positif dan penanggulangan dampak
negatif, serta prosedur Pemantauan lingkungannya. AMDAL diperlukan
dengan tugas menjaga kualitas lingkungan supaya tidak rusak karena adanya
kegiatan-kegiatan pembangunan seperti dijelaskan sebelumnya. Dengan
demikian AMDAL dilakukan untuk mengendalikan setiap kegiatan
pembangunan supaya mengacu pada pendekatan antisipasi terhadap perubahan
lingkungan dan ekosistem dan dapat mempunyai kegunaan dan manfaat bagi
masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di sekitar lokasi TPA.

1.2 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL


Maksud dan Tujuan dari penyusunan RKL-RPL ini adalah :
1. Melaksanakan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup yang
terkait dengan kegiatan pembangunan TPA Megang Sakti;
2. Memelihara kualitas lingkungan hidup di lokasi pembangunan TPA
Megang Sakti dan sekitarnya melalui penerapan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3. Sebagai arahan dan panduan dalam mengelola dan memantau dampak
yang timbul terhadap komponen lingkungan hidup oleh rencana kegiatan
pembangunan TPA Megang Sakti;
4. Sebagai arahan dan panduan bagi instansi terkait dan masyarakat dalam
membantu dan mengawasi penerapan RKL-RPL; RKL-RPL pembangunan
TPA Megang Sakti;
5. Mencegah, menanggulangi, meminimalisasi, serta mengendalikan dampak
negatif yang timbul dan meningkatkan dampak positif yang muncul;

84
6. Memantau komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami
perubahan mendasar yang terkena dampak penting dan/atau yang terkena
dampak lingkungan hidup lainnya;
7. Memantau sumber-sumber penyebab dampak yang ada; dan
8. Menjadikan hasil pelaksanaan RKL-RPL sebagai indikator untuk
mengevaluasi penaatan terhadap peraturan yang berlaku, menganalisis
pola kecenderungan dan tingkat kritis dari kondisi lingkungan berdasarkan
pengelolaan lingkungan yang diimplementasikan.
1.3 Kebijakan Lingkungan
Beberapa pernyataan kebijakan lingkungan yang akan diterapkan pada proyek
pembangunan TPA Megang Sakti adalah sebagai berikut :

1. PT. Jawaramayu Sejahtera selaku pemrakarsa berkomitmen untuk


mematuhi ketentuan peraturan perundangan terkait yang berlaku, serta
menjadi mitra yang baik bagi masyarakat di sekitar wilayah
operasionalnya;
2. PT. Jawaramayu Sejahtera selaku pemrakarsa mempunyai komitmen
untuk melakukan penyempurnaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup secara berkelanjutan dalam bentuk mencegah,
menanggulangi, dan memantau dampak lingkungan yang disebabkan oleh
kegiatan-kegiatannya serta menerapkan opsi pengelolaan terbaik (best
available technology);
3. PT. Jawaramayu Sejahtera selaku pemrakarsa memiliki kebijakan untuk
memelihara lingkungan kerja yang bersih, aman dan sehat; dan
4. PT. Jawaramayu Sejahtera selaku pemrakarsa mewujudkan komitmen dan
prinsip tersebut melalui penetapan kebijakan operasional dan diantaranya
dengan menetapkan kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR).

85
BAB II

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dalam rangka pembangunan TPA


Megang Sakti oleh PT. Jawaramayu Sejahtera ini dimaksudkan sebagai arahan
dalam penentuan langkah-langkah yang dilakukan dalam menangani lingkungan
serta memberikan gambaran yang jelas mengenai batas kewenangan dan
kemampuan PT. Jawaramayu Sejahtera dalam membuat kebijaksanaan
lingkungannya sehingga dapat membantu dalam mengantisipasi serta menekan
dampak negatif dan mengembangkan dampak positif yang diprakirakan akan
muncul sedini mungkin. Dampak-dampak yang akan dikelola dalam RKL dapat
dilihat pada matriks sebagai berikut

Rencana pengelolaan lingkungan PT. Bhumi Siger dilakukan dengan berbagai


pendekatan, antara lain pendekatan teknologi, sosial ekonomi, institusi atau
dengan kombinasi. Perusahaan memiliki komitmen tinggi dalam pengelolaan
lingkungan. Dalam upaya mencapai kelayakan lingkungan, Perusahaan tetap
memperhatikan kelayakan, teknis, dan ekonomi. Rencana pengelolaan lingkungan
hidup dilaksanakan untuk mencegah dan mengatasi dampak penting terhadap
komponen lingkungan biogeofisik, komponen sosial ekonomi dan komponen
sosial budaya budaya. Dampak-dampak yang akan dikelola dalam RKL dapat
dilihat pada matriks sebagai berikut :

Tabel 2.1 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)


Kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti

No. Dampak Sumber Indikator Bentuk Lokasi Periode Institusi


Lingkung Dampak Keberhasilan Pengelolaan Pengelolaa Pengelolaa Pengelolaan
an yang Pengelolaan Lingkungan n n Lingkungan
Dikelola Lingkungan Hidup Lingkunga Lingkunga Hidup
Hidup n Hidup n Hidup
Lokasi

86
Pengelolaa
n
Lingkunga
n Hidup

Dampak Penting Yang Dikelola

Tahap Pra Konstruksi

1 Survei Lokasi Dibangunnya Datang ke Megang Dilakukan Instansi


dan yang TPA lokasi pemba Sakti 2, setiap 2 pelaksana
sosialisas digunaka Kecamatan ngunan TPA Kecamata minggu yaitu PT
i n Megang Sakti dan n Megang sekali, JAWARAM
sebagian sebagai melakukan Sakti, dimulai AYU
kecil/ tempat sosialisai Kabupaten sejak 6 SEJAHTER
besarnya pembuangan kepada Musi bulan A.
rumah akhir. masyarakat Rawas sebelum
pendudu setempat. Provinsi infrastrukt
k. Sumatera ur dimulai.
Selatan.

2 Pengadaa Pembeba Tidak  Dilakukan Megang Dilakukan Instansi


n s an terjadinya sosialisasi Sakti 2, setiap 2 pelaksana
Perizinan lahan kesalahpaham secara Kecamata minggu yaitu PT
lahan dan an mengenai tranparansi n Megang sekali, JAWARAM
perizinan pembebasan kepada Sakti, dimulai AYU
terhadap lahan. masyarakat Kabupaten sejak 6 SEJAHTER
masyara  Pemilik Musi bulan A.
kat yang lahan yang Rawas sebelum
lahannya lahannya Provinsi infrastrukt
akan akan Sumatera ur dimulai.
terkena terkena Selatan.

87
dampak dampak dari
pembang pembangun
u nan. an,
sebaiknya
diberi
pengembali
an dana/
modal.

3 Penerima Melakuk Menambah  Mengutama Megang Dilakukan Instansi


an an lapangan kan Sakti 2, sebanyak pelaksana
penduduk
tenaga perekrut pekerjaan setempat Kecamata 3 kali yaitu PT
kerja an dengan ketika n Megang perektut JAWARAM
perekrutan.
kontruksi tenaga menjadi Sakti, an, AYU
 Memberika
kerja tukang n sosialisasi Kabupaten dimulai SEJAHTER
untuk bangunan. kepada Musi sejak 6 A.
calon
bekerja pekerja. Rawas bulan
menjadi Provinsi sebelum Instansi
tukang Sumatera infrastrukt Pengawas
banguna Selatan. ur dimulai. yaitu Lurah
n. setempat.

Tahap Kontruksi

1 Perubaha Pembuka Tidak Menghindari Megang Dilakukan Instansi


n bentuk an menyebabkan penebangan Sakti 2, setiap hari pelaksana
lahan. lahan kerusakan pohon Kecamata Dari saat yaitu PT
untuk lahan dan sembarangan n Megang tahap JAWARAM
kegiatan lingkungan . Sakti, konstruksi AYU
pembang sekitar. Kabupaten hingga SEJAHTER
un Musi operasi A.

88
an TPA. Rawas selesai.
Provinsi Instansi
Sumatera pengawas
Selatan. yaitu Dinas
Perhubungan.

2 Penuruna Mobilita Tidak Penerapan Megang 3 kali Instansi


n s menimbulkan standar K3 Sakti 2, dalam pelaksana
kualitas peralatan pencemaran untuk Kecamata seminggu yaitu PT
udara , udara. Debu, keselamatan n Megang secara JAWARAM
ambien. material dan bahan pekerja. Sakti, periode AYU
dan material Kabupaten disesuai SEJAHTER
alat bahan Musi kan A.
berat. bangunan Rawas dengan
dapat Provinsi kebutuhan Instansi
mengganggu Sumatera supaya pengawas
kesehatan Selatan. terlaksana yaitu Dinas
masyarakat seoptimal Lingkungan
dan pekerja. mungkin. Hidup dan
Dinas
Kesehatan
Kab. Musi
Rawas.

3 Ganggua Pekerjaa Kesehatan Pengelolaan Megang Setiap Instansi


n n masyarakat air limbah Sakti 2, hari, pelaksana
kesehatan konstruk meningkat. sampah, Kecamata selama yaitu PT
masyarak si buangan n Megang tahap JAWARAM
at. banguna material dan Sakti, konstruksi AYU
n. kualitas Kabupaten hingga SEJAHTER
udara. Musi operasi. A.

89
Rawas
Provinsi Instansi
Sumatera pengawas
Selatan. yaitu Dinas
Lingkungan
Hidup dan
Dinas
Kesehatan
Kab. Musi
Rawas.

Tahap Operasi

1 Kompone Pemanta Tahap operasi Melakukan Megang Setiap hari Instansi


n uan tidak evalu Sakti 2, selama pelaksana
sosial operasi mengganggu Asi kegiatan Kecamata pengopera yaitu PT
masyarak dan aktivitas yang telah n Megang sian JAWARAM
at. efisiensi masyarakat. dilaksanakan Sakti, bangunan AYU
fungsi dan Kabupaten TPA. SEJAHTER
banguna mencatat Musi A.
n, kekurangan Rawas
serta dari Provinsi Instansi
pemuliha terlaksanan Sumatera pengawas
n ya kegiatan Selatan. yaitu Dinas
lahan. tersebut. Lingkungan
Hidup, Dinas
Kesehatan ,
Dinas
Perhubungan
Kab. Musi
Rawas.

90
2 Timbul Pemulih Terciptanya Penanaman Megang Kegiatan Instansi
gangguan an kembali kembali Sakti 2, Ini pelaksana
pada Lahan. kawasan yang tanaman Kecamata berlangsun yaitu PT
lingkung produktif setempat n Megang g selama 6 JAWARAM
an. yang sifatnya Sakti, bulan AYU
cepat tumbuh Kabupaten masa SEJAHTER
serta yang Musi operasi A.
berfungsi Rawas dimulai.
produktif dan Provinsi Instansi
pembanguna Sumatera pengawas
n jalan yang Selatan. yaitu Dinas
rusak karena Lingkungan
kontruksi. Hidup dan
Dinas
Kesehatan
Kab. Musi
Rawas.

91
BAB III

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan hasil telaah terhadap dampak penting yang dilingkup dalam dokumen
ANDAL, maka sudah seharusnya dampak yang dikelola harus dipantau agar
pengelolaan lingkungan berjalan secara efisien dan efektif. Dimana Pemantauan
lingkungan tertuang dalam Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL) Kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti sebagai arahan dalam
memantau langkah-langkah yang telah dilakukan dalam mengelola lingkungan
serta memberikan gambaran yang jelas mengenai batas kewenangan dan
kemampuan PT. Jawaramayu Sejahtera dalam membuat kebijakan lingkungan.
Untuk RPL mulai dari tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi, dan
tahap pasca operasi. Berikut adalah dampak yang akan dikelola dalam RPL dapat
dilihat pada matriks sebagai berikut :

Tabel 3.1 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)


Kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti

N Dampak Lingkungan Yang Bentuk Pemantauan Institusi Pemantau


o. Dipantau Lingkungan Hidup

Jenis Indikator/ Sumber Metode Lokasi Waktu Pelaksa Pengaw Pelaporan


Dampak Parameter Dampak Pengu Pantau dan na as
Yang mpulan Frekuen
Timbul Analisi si
s Data

Tahap Pra Konstruksi

1 Melakuka Melakuka Lokasi Observ Desa Dilakuk PT. Dinas Dinas


n survey n yang asi dan megan an Jawara lingkun lingkunga
dan perubaha digunaka wawan g sakti sebulan mayu gan n hidup,

92
sosialisasi n persepsi n cara II sekali Sejahte hidup,K Kepala
masyarak ra epala Desa
at Desa Megang
Megang Sakti II
Sakti II

2 Melakuka Tidak Perizinan Observ Desa Dilakuk PT. Dinas Dinas


n terjadi lahan asi dan megan an Jawara lingkun lingkunga
pengadaan penolaka wawan g sakti sebulan mayu gan n hidup,
perizinan n dan cara,ser II sekali Sejahte hidup, Kepala
lahan protes ta sampai ra Kepala Desa
dari analisis mendap Desa Megang
masyarak secara atkan Megang Sakti II
at kompar perizina Sakti II
atif dan n lahan
deskrip
tif
kualitat
if

3 Meminta Tidak Pembeba Observ Desa Dilakuk PT. Kepada Kepada


pembebas terjadinya san asi dan megan an satu Jawara pemilik pemilik
an lahan kesalahpa lahan, wawan g sakti kali saat mayu lahan, lahan dan
ha man masyarak cara II pengliha Sejahte Kepala Pemerint
mengenai at yang n ra Desa ah daerah
pembebas lahannya kepemili Megang
an lahan akan kan Sakti II ,
terkena lahan dan
dampak Pemerin
pembang tah
unan daerah

93
Tahap Konstruksi

1 Melakuka Pembeba Melakuk Observ Desa Dilakuk PT. Dinas Dinas


n san lahan an asi megan an satu Jawara lingkun lingkunga
pembukaa tidk kegiatan g sakti kali di mayu gan n hidup
n lahan merugika bersih- II tahap Sejahte hidup,
n bersih di konstruk ra Kepala
masyarka sekitar si Desa
t lokasi Megang
setempat proyek. Sakti II

2 Mobilisasi Penangan Melakuk Observ Desa Dilakuk PT. Kepala DISHUB


Provinsi
peralatan, an an asi Megan an Jawara Desa
Lampung
material material kegiatan g Sakti sebulan mayu Megang Dinas
Kesehata
dan alat bangunan bersih- II, sekali Sejahte Sakti II
n
berat bersih di Kecam ra Provinsi
Lampung
sekitar atan
, Kepala
lokasi Megan Desa
Megang
proyek g Sakti
Sakti II

3 Pekerjaan Pengerjaa Membuk Observ Desa Dilakuk PT. Kepala DISHUB


Provinsi
konstruksi n a asi Megan an saat Jawara Desa
Lampung
bangunan konstruks lowongan g Sakti pekerjaa mayu Megang , Dinas
Kesehata
i kerja II n Sejahte Sakti II
n
bangunan untuk konstruk ra Provinsi
Lampung
pekerjaan si
selama berlangs
ung

Tahap Operasi

1 Melakuka Menamba Merekrut Observ Desa Dilakuk PT. Dinas Dinas

94
n h tenaga asi dan Megan an satu Jawara lingkun lingkunga
recruitmen lapangan kerja wawan g Sakti kali pasa mayu gan n hidup
t tenaga pekerjaan konstruks cara II saat Sejahte hidup
kerja seperti i serta tahap ra
usaha meningka awal
mikro tkan tahap
dari peluang operasi
masyarak berusaha
at sekitar masyarak
at sekitar

2 Pengangk Tidak Observ Desa, Dilakuk PT. Dinas Dinas


utan adanya asi keluraa an Jawara lingkun lingkunga
sampah masyarak n pengang mayu gan n hidup
at yang Megan kutan Sejahte hidup
protes g sakti sampa ra
saat 1-2
pengangk minggu
utan sekali
sampah
berlangsu
ng

Tahap Pasca Operasi

1 Demobilis Tidak ada Observ Desa Dilakuk PT. Dinas Dinas


asi alat hambatan asi Megan an pada Jawara lingkun lingkunga
saat g Sakti saat mayu gan n hidup,
pengemb II dan pekerjaa Sejahte hidup, Tempat
alian alat sekitar n ra Tempat peminjam
berlangsu wilaya konstruk peminja an alat

95
ng h si telah man alat
selesai

2 Melakuka Pemuliha Melakuk Observ Desa Dilakuk PT. Dinas Dinas


n n lahan an asi Megan an Jawara lingkun lingkunga
pemulihan dapat kegiatan g Sakti sebulan mayu gan n hidup
lahan berlngsun bersih- II sekali Sejahte hidup,
g tanpa bersih di sampai ra masyaa
ada sekitar terjadi kat
hambatan lokasi perubah
proyek an
dan
memperb
aiki jalan
yang
rusak

96
BAB IV

JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,


terkait dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dengan
penambahan berbagai pengaturan dan ketentuan perihal izin lingkungan, peraturan
pemerintah ini merupakan perpaduan rancangan PP Izin Lingkungan dan
rancangan PP AMDAL yang disusun sebagai amanat UU No. 32/2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Dalam peraturan
meletakkan kelayakan lingkungan sebagai dasar izin lingkungan sehingga bisa
dilaksanakan dengan sanksi yang jelas dan tegas.

Sebelum melakukan Kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti, TPA Megang


Sakti telah mengidentifikasi sejumlah Izin Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH) yang dibutuhkan berdasarkan rencana pengelolaan
lingkungan hidup dan interpretasi TPA Megang Sakti terhadap peraturan
Lingkungan yang saat ini berlaku di Indonesia. Izin PPLH yang dibutuhkan untuk
tahap pra konstruksi, tahap konstruksi,tahap operasi, dan pasca operasi adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Pra Konstruksi Untuk Kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti:
a. Izin Pengadaan Perizinan Lahan
b. Izin Pembebasan Lahan
2. Tahap Konstruksi Kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti :
a. Izin Pembukaan Lahan
b. Izin Perubahan Bentuk Lahan
c. Izin Pembersihan Lahan
d. Izin Terganggunya Biota

e. Izin Penurunan Kualitas Udara


f. Izin Peningkatan Kebisingan
g. Izin Pekerjaan Konstruksi Bangunan
h. Izin Mobilisasi Peralatan, Material dan Alat Berat

97
i. Izin Gangguan Kelancaran Lalu Lintas
j. Izin Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
k. Izin Persepsi dan Sikap Masyarakat
l. Izin Ketenangan Masyarakat
3. Tahap Operasi Kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti :
a. Izin Peningkatan Kesempatan Kerja
b. Izin Peningkatan Timbulan Sampah
c. Izin Persepsi dan Sikap Masyarakat
d. Izin Ketenangan Masyarakat

e. Izin Terganggunya Biota


4. Tahap Pasca Operasi Untuk Kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti
a. Izin Ketenangan Masyarakat
b. Izin Perubahan Pendapatan Masyarakat
c. Izin Persepsi dan Sikap Masyarakat
d. Izin Perbaikan Lahan

98
BAB V

PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL RPL

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Delza Abdul Hakim
Jabatan : Ketua Tim Penyusun
Alamat Kantor : Jl. Megang Sakti II No. 12, Megang Sakti, Musi Rawas,
Sumatera Selatan, Indonesia
Telephone/Fax : 62-53-6400-0620/ 62-31-7942-0544

Bertindak dalam kapasitas tersebut di atas, selaku penanggung jawab Kegiatan


Pembangunan TPA Megang Sakti termasuk pengelolaan lingkungan dengan data
sebagai berikut :
Nama Perusahaan : PT. Jawaramayu Sejahtera
Alamat Kantor : Jl. Megang Sakti II No. 12, Megang Sakti, Musi Rawas,
Sumatera Selatan, Indonesia
Telephone/Fax : 62-53-6400-0620/ 62-31-7942-0544
Lokasi Kegiatan : Desa Megang Sakti ll, Megang Sakti, Musi Rawas,
Sumatera Selatam, Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa sehubung dengan rencana Kegiatan Pembangunan


TPA Megang Sakti, saya :
Bersedia melaksanakan Rencana Pengolahan Lingkungan Hidup dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) yang telah disetujui dan bersedia
dipantau oleh petugas dari Dinas atau Instansi yang berwenang sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1. Bersedia untuk menyampaikan laporan pelaksanaan Izin Lingkungan
Hidup Secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD atau Instansi terkait
terhitung sejak diterbitkannya surat Surat Keputusan Kelayakan

99
Lingkungan Hidup (SKKLH) Andal dan RKL-RPL Rencana Kegiatan
Pembangunan TPA Megang Sakti PT. Jawaramayu Sejahtera.
2. Apabila kami tidak melaksanakan RKL-RPL sebagaimana yang dimaksud
di atas, dan apabila terjadi kasus pencemaran yang disebabkan oleh
kegiatan tersebut, maka kami bersedia bertanggung jawab, menghentikan
kegiatan dan ditindak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Demikian pernyataan dan komitmen yang kami buat dalam pelaksanaa
pengelolaan dan pemantauan ling kungan hidup sesuai dengan Dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Sumatera Selatan, 20 Desember 2021

Delza Abdul Hakim


Ketua Tim Penyusun Dokumen

100
DAFTAR PUSTAKA

SLHI tahun 2007 tentang tantangan permasalahan lingkungan hidup

SNI 03-3241-1994 tentang tata cara penentuan lokasi pembuangan akhir sampah

Supremeenergy. 2013. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana


Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL). PT. Supreme Energy Muara Laboh :
Sumatera Barat.

101
LAMPIRAN

KARTU ASISTENSI TUGAS BESAR

Nama Mahasiswa/Kelompok : Nurmayanti 119250029


Salwa Khairunisa 119250030
Yulia Eva Robenita 119250053
Zahra Sulistiya 119250058
Delza Abdul Hakim 119250141
Mata Kuliah : AMDAL B
Dosen Pengampu : Fajriharish Nur Awan, S.T., M.Si.
Nama Dosen/Asisten : Fajriharish Nur Awan, S.T., M.Si.
Topik/judul/Studi Kasus : Rencana Kegiatan Pembangunan TPA Megang
Sakti
No. Hari,Tanggal Keterangan Paraf

102
103

Anda mungkin juga menyukai