Disusun Oleh :
Kelompok 2
Nurmayanti 119250029
Salwa Khairunisa 119250030
Yulia Eva Robenita 119250053
Zahra Sulistiya 119250058
Delza Abdul Hakim 119250141
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya.
kami dapat menyelesaikan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) dengan baik dan tepat sesuai dengan jadwal. Penulisan KA-ANDAL,
ANDAL, RKL dan RPL ini menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Dokumen AMDAL mata kuliah AMDAL Program Studi Teknik Lingkungan
Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
pengerjaan tugas besar ini, diantaranya kepada :
1. Orang tua, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
2. Bapak Arif Setiajaya, S.T., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
AMDAL
3. Bapak Fajriharish Nur Awan, S.T., M.Si. selaku dosen pengampu mata
kuliah AMDAL
4. Ibu Sillak Siregar Sillak Hasiany, S.Si., M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah AMDAL
5. Teman-teman Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sumatera yang telah
memberi dukungan dalam proses pengerjaan tugas besar ini.
i
DAFTAR DOKUMEN
Lingkungan (RPL)…………….………………………………...…................ 83
ii
RINGKASAN EKSKLUSIF
Perkiraan Dampak yang akan terjadi dalam proyek pembuatan TPA ini
diantaranya :
1
2. Mobilisasi peralatan, material dan alat berat
3. Pekerjaan konstruksi bangunan
c. Tahap Operasi
1. Rekruitment Tenaga Kerja
2. Pengangkutan Sampah
d. Tahap Pasca Operasi
1. Demobilisasi Alat
2. Pemulihan lahan
2
FORM Kerangka Acuan (Form KA)
A. Umum
Nama Usaha atau Rencana Kegiatan
kegiatan Pembangunan TPA Kec.
Megang Sakti, Musi
Rawas, Sumatera
Selatan
Penanggung jawab usaha PT. JAWARAMAYU
atau kegiatan SEJAHTERA
Penyusun AMDAL 1. Ketua : Delza Abdul Hakim
2. Drafter : Nurmayanti
3. Ahli Biologi : Salwa Khairunnisa
4. Ahli Lingkungan Sosial : Zahra Sulistiya
5. Ahli Bangunan/ Tata Ruang : Yulia Eva Robenita
Deskripsi rencana 1. Status studi Amdal Pembangunan TPA Megang Sakti dibuat
usaha/kegiatan berdasarkan rencana desain yang telah disusun oleh
pemrakarsa. Hasil perencanaan tersebut akan diuraikan menjadi
beberapa bagian teknis secara garis besar, sehingga akan
digunakan sebagai dasar dalam menentukan komponen kajian
potensial yang menimbulkan dampak dan menentukan batas
wilyah.
2. Kesesuaian Lokasi dan Tata Ruang Tata ruang Kecamatan
Megang Sakti ini memiliki banyak lahan kosong, perkebunan,
serta persawahan, dan pemukiman dimana lahan kosong atau
perkebunan tersebut direncanakan akan dibangun TPA,
tepatnya akan dibangun di desa Megang Sakti ll.
Lokasi rencana Desa Megang Sakti ll, Kec. Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas,
usaha/kegiatan Sumatera Selatan.
3
Hasil pelibatan 1. Melindungi kepentingan masyarakat
masyarakat 2. Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan atas
rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang ber
potensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan.
3. Memastikan adanya transparansi dalam keseluruhan proses
AMDAL dari rencana usaha dan/atau kegiatan
4. Menciptakan suasana kemitraan yang setara antara semua
pihak yang berkepentingan, yaitu dengan menghormati -hak
semua pihak untuk mendapatkan informasi dan mewajibkan
semua pihak untuk menyampaikan informasi yang harus
diketahui pihak lain yang terdampak.
4
lahan atau rugi lahan, hal kat sosial dan kan 1
pemerintah ini bisa di administrs tahun
daerah. selesaikan if
dengan cara
ganti rugi agar
lahan
berpindah
kepemilikanny
a.
Tahap Kontruksi
1. Pembukaan Penyediaan Udara Penurunan Kegiatan Tidak Batas Kegiatan
lahan untuk lokasi Ambien kualitas pembersihan menjadi proyek, ini
kegiatan tempat udara lahan seperti dampak batas berlangsun
pembangun penyimpana membakar DPH ekologis , g selama 6
an TPA n sementara lahan dan karena batas bulan masa
alat-alat tanaman sebelum sosial dan konstruksi
kegiatan disekitar lahan melakuk administra
pembangua akan an tif
n menyebab kan pembaka
penurunan ran
kualitas udara, lahan,
dimana harus
dihasilkan gas memperh
COx dan NOx atikan
yang dapat waktu,
mencemari temperat
udara. ur dan
arah
angin
Masyarakat Keresahan pembersihan kegiatan Batas Kegiatan
masyarakat lahan, ini tidak proyek, ini
menimbulkan menjadi batas berlangsun
keresahan DPH, ekologis , g selama 6
masyarakat, karena batas bulan masa
karena cukup sebelum sosial dan konstruksi
banyak nya administra
komponen masyara tif
lingkungan kat juga
yang hilang. telah
diberitah
u melalui
5
sosialisas
i,
sehingga
masyara
kat tidak
terlalu
khawatir
lagi..
masyarakat Penurunan Kegiatan ini Tidak Batas Kegiatan
ketersediaan menyebab kan menyeba proyek, ini
air tanah berkurang nya bkan batas berlangsun
ketersedian air DPH ekologis , g selama 6
tanah, karena karena batas bulan masa
vegetasi yang dapat sosial dan konstruksi
dapat ditangani administra
membantu dengan tif
proses cara
infiltrasi telah membuat
di tebang dan biopori,
dibersihkan, ruang
sehingga bila terbuka
hujan turun, air hijau,
tidak banyak dan
yg masuk ke bidang
dalam tanah, resapan
bahkan bila
hujan sangat
lebat akan
terjadi run off
dan
menyebabkan
banjir.
masyarakat Peningkatan Kegiatan ini kegiatan Batas Kegiatan
kebisingan menyebabkan ini tidak proyek, ini
kebisingan menjadi batas berlangsun
yang berasal DPH, ekologis , g selama 6
dari reruntuhan karena batas bulan masa
pohon dan kebising sosial dan konstruksi
mesin an bisa administra
pemotong diatasi tif
kayu. dengan
melapisi
6
mesin
pemoton
g kayu
dgn
bahan
peredam
suara
dengan
bahan
green
wool.
lahan Perubahan Kegiatan ini kegiatan Batas Kegiatan
tata guna menyebab kan ini tidak proyek, ini
lahan berubahnya menjadi batas berlangsun
pemanfaatan DPH, ekologis , g selama 6
lahan yg bisa karena batas bulan masa
di manfaatkan lahan sosial dan konstruksi
sebagai daerah yang administra
perkebunan& digunaka tif
berubah jadi n sudah
PLTA sesuai
dengan
RTRW
setempat
Perubahan Kegiatan kegiatan Batas Kegiatan
tingkat pembersihan ini tidak proyek, ini
kesuburan lahan dapat menjadi batas berlangsun
tanah merubah DPH, ekologis , g selama 6
tingkat karena batas bulan masa
kesuburan proses sosial dan konstruksi
tanah, karena pembaka administra
adanya proses ran yang tif
pembakaran, dilakuka
maka tanah n
akan semakin disesuaik
subur. an
dengan
kriteria
pembaka
ran lahan
yang
7
benar.
2 Mobilitas Diminimilis Udara Penurunan Mobilitas Tingkat Batas Kegiatan
peralatan, ir dengan ambien kualitas peralatan dan polusi proyek, ini
material menerapkan udara material ini yang batas berlangsun
dan alat jam jam berupa semen, meningk ekologis , g selama 6
berat lenggang pasir dan at batas bulan masa
kendaraan kerikil. sosial dan konstruksi
jalanan Mobilisasi administra
utama peralatan atau tif
material ini
akan
menghasilkan
partikulat
seperti debu
karena adanya
kandungan
debu dalam
material
tersebut, selain
itu lalu lalang
dari truk
pembawa
peralatan atau
material akan
menghasilkan
asap dan gas
hasil
pembakaran
lalu lintas Gangguan Kegiatan Kegiatan Batas Kegiatan
lalu lintas mobilisasi ini tidak proyek, ini
darat peralatan, menimbu batas berlangsun
material dan l kan ekologis , g selama 6
alat berat pada DPH batas bulan masa
tahap karena sosial dan konstruksi
konstruksi ini masih administra
dapat bisa tif
menyebabkan diatasi
gangguan lalu dengan
lintas darat pengatur
disekitar lokasi an lalu
proyek lintas
dikarenakan dan
8
kendaraan memberi
berlalu lalang rambura
untuk mbu
mengangkut peringata
material n bahwa
konstruksi sedang
dilaksana
kannya
proyek.
3 Pekerjaan Menerapkan tingkat Pencemaran Volume Kualitas Batas Kegiatan
konstruksi aspek pencemaran terhadap kendaraan lingkung proyek, ini
bangunan keselamatan kualitas air lingkungan besar an batas berlangsun
para pekerja udara dan sekitar dan meningkat dan menurun ekologis , g selama 6
bangunan tanah meningkatk pencemaran batas bulan masa
(K3) an terhadap sosial dan konstruksi
kebisingan lingkungan administra
di daerah berpotensi tif
sekitar meningkat
proyek
Tahap Operasi
1 Rekruitmen Koordinasi Masyarakat Adanya Masyarakat Persepsi Batas Kegiatan
t Tenaga dengan peluang dapat masyara proyek, ini
Kerja masyarakat berusaha meningkatkan kat batas berlangsun
agar dapat dan perekonomian ekologis , g selama 6
memulai kesempatan nya dari batas bulan masa
rekruitmen kerja. kegiatan sosial dan konstruksi
tenaga kerja penerimaan/lo administra
wongan tif
pekerjaan.
2 Pemulihan Melakukan Mengatasi Kerusakan Gangguan lalu Tidak Batas Kegiatan
lahan segera kelebihan jalan, lintas dan ada proyek, ini
operasi muatan yg perubahan ketidaknyaman dampak batas berlangsun
pemulihan diangkut rona an masyarakat DPH dpt ekologis , g selama 6
lahan dan truk besar lingkungan akibat jalan Memulih batas bulan masa
menata agar tidak yang rusak kan sosial dan konstruksi
ulang terjadi lahan yg administra
kembali kerusakan rusak tif
lahan jalan akibat
sehingga kendaraa
bisa di n berat
9
gunakan
sesuai
fungsinya
10
Metode
Metode
Perkiraan Metode
Pengumpulan Metode Analisis Data
Dampak Evaluasi
Data
Penting
mengarahkan kajian prioritas
1. Metode Intensitas
1. wawancara dampak penting dengan
formal dampak
mempertimbangkan
kendala aksesibilitas dan 2. Metode non- Terkena
2. Observasi
sumber daya yang tersedia. formal dampak
3. Dokumentasi Foto Tidak ada Tidak ada
11
DOKUMEN KERANGKA ACUAN
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
(KA-ANDAL)
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Nurmayanti 119250029
Salwa Khairunisa 119250030
Yulia Eva Robenita 119250053
Zahra Sulistiya 119250058
Delza Abdul Hakim 119250141
i
DAFTAR ISI
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan Megang Sakti
Gambar 2.2 Peta Kegiatan Sekitar Lokasi Proyek
Gambar 2.3 Peta Pembangunan TPA Megang Sakti
Gambar 2.4 Peta Administrasi Kecamatan Megang Sakti
iii
BAB I
PENDAHULUAN
12
Salah satu TPA yang kami ambil dalam pembuatan amdal kali ini di fokuskan
pada TPA di Provinsi Sumatera Selatan, Kecamatan Megang Sakti, Lokasi
TPA ini merupakan tempat yang akan menerima segala resiko akibat pola
pemrosesan sampah terutama yang berkaitan dengan terjadinya pencemaran
lingkungan, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk pengamanan
pencemaran lingkungan. Upaya pengamanan lingkungan TPA diperlukan
dalam rangka mengurangi terjadinya dampak potensial yang mungkin terjadi
selama kegiatan pemrosesan akhir berlangsung, dalam menerapkan
pengamanan lingkungan ini lah maka diperlukannya Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) begitu pula dalam membangun TPA wajib
menggunakan AMDAL. AMDAL diperlukan dengan tugas menjaga kualitas
lingkungan supaya tidak rusak karena adanya kegiatan-kegiatan
pembangunan. Dengan demikian AMDAL dilakukan untuk mengendalikan
setiap kegiatan pembangunan supaya mengacu pada pendekatan antisipasi
terhadap perubahan lingkungan dan ekosistem dan dapat mempunyai
kegunaan dan manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di
sekitar lokasi TPA.
1.2 Tujuan
Tujuan dan dari pembuatan Kerangka Acuan Andal ini adalah :
a. Mengidentifikasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan di Kecamatan Megang sakti.
b. Mengidentifikasi rona lingkungan di TPA yang akan di bangun, terutama
yang berpotensi terkena dampak besar dan penting.
c. Memprediksi dampak dan mengevaluasikan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup di TPA Megang Sakti.
13
Pemrakarsa Kegiatan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)
Megang Sakti adalah PT. Jawaramayu Sejahtera.
1.3.2 Tim Penyusun
14
BAB II
PELINGKUPAN
Gambar 2.1 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kecamatan Megang Sakti
Sumber : INA GEOPOTRAL
15
kosong atau perkebunan tersebut dapat digunakan sebagai tempat
pembangunan TPA.
16
b. Konstruksi
Tahap ini berupa rekruitmen tenaga kerja yang akan
membangun bagunan fisik. Selanjutnya pembebasan
lahan dengan melakukan pembersihan lahan dari
tanaman. Dan mendatangkan alat alat yang akan
mengerjakan bangunan fisik. Mendatangkan bahan
bahan material yang akan digunakan untuk membangun.
c. Operasi
Tahap operasi dimana pendapatan masyarakat sekitar
menjadi meningkat karena di dalam tahap ini adalah
berupa rekruitment tenaga kerja yang akan mengelola
atau menjaga TPA ini.
d. Pasca Operasi
Tahap pasca operasi dimana penghentian operasi, dan
pemilik proyek memulai perbaikan lahan.
2.1.3.3 Kajian Alternatif
Studi AMDAL pembangunan TPA ini, belum dilakukan
pembahasan dalam dalam perencanaan pembangunannya
yang sesuai dengan kriteria lokasi (faktor lokasi) dari fasilitas
persampahan menentukan wilayah-wilayah yang memenuhi
syarat dan kelayakan sebagai lokasi pembuangan sampah.
Lokasi pembuangan sampah sebaiknya memenuhi beberapa
kriteria sebagai berikut (SNI 03-3241-1994 tentang tata cara
penentuan lokasi pembuangan akhir sampah) :
1. Tempat penampungan sampah tidak boleh berlokasi di
daerah banjir.
2. Lokasinya terletak paling tidak setengah mil dari lokasi
permukiman, zona dan klasifikasi tata guna lahan
tertentu, batasan wilayah banjir, dan lain-lain.
3. Tidak mencemari sumber air baik air dalam maupun air
permukaan.
17
4. Kemiringan tanah harus kurang dari 25% untuk
menghindari erosi tanah.
5. Lokasi harus mudah diakses.
a. Komponen Biogeofisik
18
Kecamatan Megang Sakti merupakan kecamatan yang terletak di
Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Kecamatan ini
memiliki 1 Kelurahan yaitu Kelurahan Megang Sakti terdiri dari 17
desa dan Megang Sakti adalah ibu kota Kecamatan. Megang Sakti
memiliki banyak perkebunan dan persawahan karena mayoritas
mata pencaharian masyarakatnya adalah berkebun dan bertani.
Komponen biologi yang ada di sekitar proyek adalah berupa
perkebunan kelapa sawit, karet, dan sawah padi.
b. Komponen Sosial Ekonomi
Penduduk di Kecamatan Megang Sakti sebagian besar mata
pencahariannya adalah bertani dan berkebun. Perkebunan yang
paling mendominasi adalah perkebunan Sawit dan Karet,
sedangkan pertanian adalah padi. Namun banyak juga yang
pendapatannya dari berdagang dikarenakan Megang Sakti
merupakan jantung dari Kecamatan Megang Sakti.
c. Komponen Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya di Kecamatan Megang Sakti, dimana
masyarakatnya masih banyak menganut budaya jawa, sehingga
interaksi sosialnya masih sangat kental. Adanya organisasi
masyarakat, dan gotong royong yang sering dilakukan membuat
Kecamatan Megang Sakti memiliki rasa sosial yang tinggi.
19
Gambar 2.2 Peta Kegiatan Sekitar Lokasi Proyek
a. Perkebunan
Adanya perkebunan di dekat TPA ini akan memberi dampak bagi
perkebunan masyarakat karena akan adanya pembebasan lahan.
b. Pemukiman
Dengan adanya pembangunan TPA ini akan memberikan dampak
bagi masyarakat sekitar lokasi pembangunan, dimana kebisingan
dari kendaraan dan aktivitas proyek dapat mengganggu
ketenangan, kendaraan dan aktivitas proyek juga akan
menimbulkan polusi.
20
publik, pengikutsertaan masyarakat disini dilakukan sebelum Penyusunan
AMDAL dibuat. Masyarakat sebagaimana yang dimaksud di atas, dalam
jangka waktu 5 (lima) hari terhitung sejak pengumuman rencana usaha
dan/atau kegiatan, berhak mengajukan saran, pendapat, dan tanggapan
terhadap rencana Usaha dan/atau Kegiatan. Hasil pelibatan masyarakat dalam
proses Amdal dari rencana kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti
menunjukan bahwa rencana kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai sosial atau
pandangan masyarakat.
21
bulan. Dalam perizinan lahan ini menimbulkan dampak penting
hipotetik yaitu persepsi masyarakat karena ada persetujuan maupun
penolakan warga terhadap keberadaan rencana kegiatan.
3. Pembebasan Lahan
Pada tahap ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu persepsi
masyarakat.
b. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan lahan untuk kegiatan pembangunan TPA
Pada tahapan ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu
persepsi masyarakat.
2. Mobilisasi peralatan, material dan alat berat
Pada tahap ini terdapat dampak penting hipotetik yang ditimbulkan
yaitu Tingkat polusi yang meningkat.
3. Pekerjaan konstruksi bangunan
Pada tahap ini terdapat dampak penting hipotetik yang ditimbulkan
yaitu kualitas lingkungan yang menurun seperti kebisingan, dan
polusi yang dihasilkan akibat lalu lalang kendaraan pekerja dan
kendaraan pengangkut bahan produksi bangunan TPA.
c. Tahap Operasi
1. Rekruitment Tenaga Kerja
Pada tahap ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu persepsi
masyarakat. Dengan pemilik proyek membuka rekruitment tenaga
kerja ini membuka peluang berusaha dan kesempatan masyarakat
untuk dapat bekerja.
2. Pengangkutan Sampah
Pada tahap ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu jalan
rusak akibat lalu lalang kendaraan pengangkut sampah, penurunan
kualitas udara dan lalu lintas padat yang menyebabkan masyarakat
merasa ketidaknyamanan.
d. Tahap Pasca Operasi
1. Demobilisasi Alat
22
Pada tahap ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu terjadi
peningkatan polusi akibat pengembalian peralatan ke tempat
peminjaman alat.
2. Pemulihan lahan
Pada tahap ini menimbulkan dampak penting hipotetik yaitu persepsi
masyarakat.
2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial
23
Pada tahap ini menimbulkan dampak potensial yaitu persepsi
masyarakat.
b. Tahap Konstruksi
1. Pembukaan lahan untuk kegiatan pembangunan TPA
Pada tahap ini ada beberapa dampak yang ditimbulkan yaitu
pada masyarakat mengalami keresahan masyarakat
dikarenakan banyak komponen lingkungan yang rusak bahkan
hilang yang diakibatkan oleh kegiatan ini, sedangkan pada
lingkungan terjadinya penurunan kualitas udara, Penurunan
ketersediaan air tanah, peningkatan kebisingan, perubahan tata
guna lahan dan perubahan tingkat kesuburan tanah
2. Mobilisasi peralatan, material dan alat berat
Pada tahap ini terdapat dampak potensial yang ditimbulkan
yaitu Tingkat polusi yang meningkat akibat penurunan kualitas
udara dan terjadinya gangguan lalu lintas darat.
3. Pekerjaan konstruksi bangunan
Pada tahap ini terdapat dampak potensial yaitu pencemaran
terhadap lingkungan sekitar dan meningkatkan kebisingan di
daerah sekitar proyek.
c. Tahap Operasi
1. Rekruitment Tenaga Kerja
Pada tahap ini menimbulkan dampak potensial yaitu persepsi
masyarakat. Membuka peluang berusaha dan kesempatan
masyarakat untuk dapat bekerja.
2. Pengangkutan Sampah
Pada tahap ini menimbulkan dampak potensial yaitu jalan rusak
akibat lalu lalang kendaraan pengangkut sampah, penurunan
kualitas udara dan lalu lintas padat dan menimbulkan bau dari
sampah yang menyebabkan masyarakat merasa
ketidaknyamanan.
d. Tahap Pasca Operasi
24
1. Demobilisasi Alat
Pada tahap ini menimbulkan dampak potensial yaitu terjadi
penurunan kualitas udara (polusi) akibat pengembalian
peralatan ke tempat peminjaman alat.
2. Pemulihan lahan
Pada tahap ini menimbulkan dampak potensial yaitu persepsi
masyarakat.
2.4.2 Evaluasi Dampak Potensial
25
b. Pembersihan lahan, menimbulkan keresahan masyarakat,
karena cukup banyak komponen lingkungan yang hilang.
c. Berkurang nya ketersedian air tanah, karena vegetasi yang
dapat membantu proses infiltrasi telah di tebang dan
dibersihkan, sehingga bila hujan turun, air tidak banyak yg
masuk ke dalam tanah, bahkan bila hujan sangat lebat akan
terjadi run off dan menyebabkan banjir.
d. Kebisingan yang berasal dari reruntuhan pohon dan mesin
pemotong kayu.
e. Berubahnya pemanfaatan lahan
f. Perubahan tingkat kesuburan tanah, karena adanya proses
pembakaran, maka tanah akan semakin subur.
2. Mobilisasi peralatan, material dan alat berat
Ada beberapa dampak yang harus di evaluasi pada kegiatan
potensial di tahap ini yaitu evaluasi kegiatan mobilitas
peralatan dan material yang berupa semen, pasir dan kerikil.
Mobilisasi peralatan atau material ini akan menghasilkan
partikulat seperti debu karena adanya kandungan debu dalam
material tersebut, selain itu lalu lalang dari truk pembawa
peralatan atau material akan menghasilkan asap dan gas hasil
pembakaran serta evaluasi gangguan lalu lintas yang semakin
memadat.
3. Pekerjaan konstruksi bangunan.
Pada tahap ini dilakukan evaluasi volume kendaraan besar
yang meningkat dan pencemaran terhadap lingkungan
berpotensi meningkat.
c. Tahap Operasi
1. Rekruitment Tenaga Kerja
Masyarakat dapat meningkatkan perekonomiannya dari
kegiatan penerimaan/lowongan pekerjaan.
2. Pengangkutan Sampah
26
Kegiatan pengangkutan sampah ini dapat menyebabkan
kerusakan jalan akibat truk pengangkut sampah dan
menimbulkan bau dari sampah.
d. Tahap Pasca Operasi
1. Demobilisasi Alat
Dampak yang diakibatkan dari mobilisasi peralatan, alat berat
dan bahan material yaitu terjadi peningkatan polusi hal ini
diakibatkan lalu lalang saat mengembalikan peralatan dan alat
berat.
2. Pemulihan lahan
Meskipun telah melakukan perbaikan jalan, tetap melakukan
pengangkutan sampah maka semakin lama jalan akan kembali
rusak.
2.4.3 Hasil Proses Pelingkupan
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui hasil dari pelingkupan pada
tiap proses akibat Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
(TPA) Megang sakti yang terletak di Kecamatan Megang Sakti,
Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, sebagai berikut :
a. Komponen Biogeofisik
1. Perubahan Bentuk Lahan
Pada tahap konstruksi, kegiatan pembukaan lahan TPA di
Megang Sakti akan mempengaruhi lingkungan sekitar lokasi
pembangunan.
27
3. Peningkatan Kebisingan
Pada tahap konstruksi, operasi, pasca operasi, peningkatan
kebisingan disebabkan dari pengoperasian mobilisasi peralatan
dan material. Peningkatan kebisingan juga diperkirakan dapat
terjadi dari pelaksanaan kegiatan konstruksi yang
menggunakan alat berat seperti buldozer dan lain - lain karena
intensitas kebisingan dan getaran terutama dalam tapak proyek.
Selain itu juga kebisingan dapat ditimbulkan dari pekerja di
TPA
4. Peningkatan Timbulan Sampah
Pada tahap konstruksi, operasi, dan pasca operasi, timbulan
sampah diperoleh dari sisa bahan material yang dihasilkan pada
saat pembangunan TPA sehingga akan menimbulkan sampah.
Sampah pada kegiatan konstruksi proyek sebagian besar akan
berupa sisa puing-puing bahan dan material proyek. Saat
pengangkutan sampah limbah padat (sampah) akan berceceran
di badan jalan maupun residu sampah yang dihasilkan oleh
kegiatan produksi.
5. Lalu lintas
Pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi, kegiatan
mobilisasi kegiatan peralatan dan material pada tahap
konstruksi akan berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas
dan kondisi badan jalan yang akan berdampak terhadap volume
lalu lintas di sekitar lokasi kegiatan.
b. Komponen Sosial Ekonomi
1. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Pada tahap konstruksi dan operasi, Pembangunan TPA di
Megang Sakti ini berpotensi untuk membuka lapang pekerjaan
bagi masyarakat sekitar khususnya pengangguran pada tahap
konstruksi dan operasional TPA. Serta peluang usaha
masyarakat di sekitar tempat TPA.
28
c. Komponen Sosial Budaya
1. Perubahan Sikap Masyarakat
Pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi, dampak dari semua proses atau tahap yaitu dapat
menimbulkan persepsi masyarakat. Penyebab timbulnya
persepsi masyarakat yaitu dari seluruh kegiatan pembangunan
TPA meliputi survey, perizinan lahan, pembukaan lahan,
pembebasan lahan, perekrutan karyawan, dan mobilisasi
peralatan pembangunan.
2. Ketenangan Masyarakat
Pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi, ketenangan
masyarakat terganggu pada saat transportasi bahan material
pembangunan TPA akan menambah kemacetan lalu lintas
sehingga akan mengganggu ketenangan masyarakat sekitar
karena kebisingan kendaraan motor, selain itu menimbulkan
bau tidak sedap yang diakibatkan dari truk pengangkutan
sampah.
Perubahan yang berdampak besar terhadap kegiatan Pembangunan
TPA Megang Sakti :
Perubahan sosial ekonomi masyarakat Dampak perubahan akibat
pembangunan TPA, dengan adanya pembangunan TPA Megang Sakti
ini berpotensi untuk membuka lapang pekerjaan bagi masyarakat
sekitar khususnya pengangguran. Dimana disediakan lowongan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar sebagai pekerja pada tahap
operasional TPA dan peluang usaha di sekitar TPA. Penurunan
kualitas udara akibat polusi yang disebabkan oleh kegiatan kendaraan
pengangkut material konstruksi bangunan yang menghasilkan emisi,
debu dan bau dan pengembalian peralatan dan alat berat di sekitar
pemukiman penduduk yang berpengaruh terhadap kualitas udara.
29
2.5 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
2.5.1 Batas Wilayah Studi
30
Gambar 2.4 Peta Administrasi Kecamatan Megang Sakti
Sumber; INA GEOPORTAL
31
2.5.2 Batas Waktu Kajian
Batas waktu kajian kegiatan AMDAL pembangunan TPA di Megang
Sakti II ini selama 10 tahun mulai dari kegiatan persiapan studi,
pengumpulan dan analisis data sampai penyelesaian dan
pengumpulan laporan hasil studi lalu perijinan dan sosialisasi rencana
kegiatan, rekrutmen tenaga kerja, mobilisasi material, pembangunan
fisik bangunan.
32
BAB III
METODE STUDI
Data primer merupakan data yang diukur atau diambil langsung di lapangan
termasuk pekerjaan Analisis sampel di laboratorium. Sedangkan data sekunder
diperoleh dengan memanfaatkan data dari berbagai sumber seperti; literatur,
laporan-laporan hasil penelitian terdahulu, dokumen atau laporan dari dinas/
instansi terkait serta informasi yang diperoleh dari pihak lain yang terkait.
Kajian tentang rencana kegiatan dan rona lingkungan hidup awal menjadi dasar
dalam prakiraan dan evaluasi dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup. Metode studi yang digunakan dalam kajian KA-ANDAL tersebut meliputi
metode pengumpulan dan analisis data, dan metode prakiraan dampak penting
Proyek Pembangunan TPA akan berdampak baik langsung maupun tidak
langsung terhadap komponen geofisik, komponen sosial ekonomi, dan komponen
sosial budaya. Dengan memperhatikan cakupan wilayah studi dan kegiatan proyek
maka akan dilakukan pengambilan sampel sebagai gambaran rona lingkungan
awal di sekitar lokasi kegiatan pembangunan TPA Megang Sakti ini. Komponen
komponen lingkungan adalah sebagai berikut :
33
dikumpulkan berdasarkan dua jenis data yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Kualitas Udara
a. Metode Pengumpulan Data
- Pengimputan data primer
34
24 Jam 65 µg/m3 Aktif Kontinu
35
2. Kebisingan
a. Metode Pengumpulan Data
Kebisingan akan diukur secara langsung dengan menggunakan
alat Sound Level Meter di lokasi yang sama dengan lokasi
pengukuran/pengambilan sampel udara ambien. Baku mutu
tingkat kebisingan diatur dalam Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 tentang
Baku Mutu Tingkat Kebisingan. Baku Mutu Kebisingan
diklasifikasikan berdasarkan peruntukan kawasan atau
lingkungan kesehatan.
Peruntukan Kawasan :
5. Industri 70
36
Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan,
dimana hasil perhitungan di konversi menjadi skala kualitas
lingkungan. Metode evaluasi yaitu nilai LSM yang dihitung
dibandingkan dengan Nilai Baku Tingkat Kebisingan yang
ditetapkan.
37
dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai
kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Tingkat
partisipasi tenaga kerja dengan adanya proyek pembuatan
TPA Megang Sakti sumatera selatan pun meningkat. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja adalah suatu indikator
ketenagakerjaan ketenagakerjaan yang memberikan gambaran
tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan
sehari-hari yang merujuk pada suatu waktu dalam periode
survei.
2. Perekonomian
a. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan
cara wawancara dan survey. Sedangkan data sekunder
didapatkan dengan mengumpulkan sumber data yang ada di
BPS Kabupaten Megang Sakti, Sumatera Selatan. Parameter
dalam komponen ini meliputi demografi (komposisi dan
kepadatan penduduk; tingkat Pendidikan), ekonomi (tingkat
pendapatan; penggunaan lahan; kesempatan kerja) sosial dan
budaya( sikap dan persepsi masyarakat).
b. Metode Analisis Data
Parameter komponen sosial ekonomi budaya (komposisi dan
kepadatan penduduk, tingkat Pendidikan, tingkat pendapatan,
penggunaan lahan.
3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting
38
adanya rencana kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan tanpa adanya
rencana kegiatan dengan menggunakan metode prakiraan dampak. Adapun
metode tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
1. Metode Formal
Metode formal dilakukan untuk menghitung komponen lingkungan yang
sifat sistemnya dapat dihitung atau dikuantifikasi. Metode ini dilakukan
dengan membuat suatu pemodelan ataupun perhitungan matematis.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan mempelajari dampak lingkungan
yang timbul akibat kegiatan sejenis yang telah berlangsung pada areal
tertentu di tempat yang sama atau di tempat lain yang kondisi
lingkungannya identik dengan kondisi lingkungan wilayah studi, sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memperkirakan dampak di
wilayah studi. Metode ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan
parameter lingkungan yang belum terdapat baku mutu dan memperkirakan
dampak pada komponen sosial ekonomi dan budaya.
2. Metode Penilaian Para Ahli
Perkiraan dampak dapat dilakukan berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan para ahli apabila terdapat parameter yang informasinya
sangat terbatas. Dalam melakukan pendekatan prakiraan dampak penting
39
DAFTAR PUSTAKA
SNI 03-3241-1994 tentang tata cara penentuan lokasi pembuangan akhir sampah
40
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
(ANDAL)
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Nurmayanti 119250029
i
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Dampak Penting Hipotetik Yang Ditelaah/Dikaji
Tabel 3.1 Kriteria Penetapan Dampak Penting
Tabel 3.2 Penilaian Sifat Penting Dampak Survey dan Sosialisasi
Tabel 3.3 Penilaian Sifat Penting Dampak Pembebasan Lahan
Tabel 3.4 Penilaian Sifat Penting Dampak Pembukaan Lahan untuk Kegiatan
Pembangunan TPA
Tabel 3.5 Penilaian Sifat Penting Dampak Mobilisasi, Peralatan, Alat Berat dan
Bahan Material
Tabel 3.6 Penilaian Sifat Penting Dampak Pekerjaan Konstruksi Bangunan
Tabel 3.7 Penilaian Sifat Penting Dampak Rekruitmen Tenaga Kerja
Tabel 3.8 Penilaian Sifat Penting Dampak Pengangkutan Sampah
Tabel 3.9 Penilaian Sifat Penting Dampak Demobilisasi Alat
Tabel 3.10 Penilaian Sifat Penting Dampak Pemulihan Lahan
Tabel 4.1 Matriks Interaksi Dampak Penting
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Pembangunan TPA Megang Sakti
Gambar 1.2 Peta Administrasi Kecamatan Megang Sakti
iii
BAB I
PENDAHULUAN
41
b. Pengadaan Perizinan lahan pada tahap ini dilakukan perizinan
yang bertujuan mempermudah pembuatan atau pembangunan
TPA di Megang sakti.
c. Pembebasan Lahan
Lahan tempat pembangunan tempat pemrosesan akhir (TPA) terlebih
dahulu harus dibebaskan sehingga tidak menimbulkan permasalahan
dikemudian hari.
terhadap kepemilikan lahan. namun hal ini menyebabkan keresahan
atau persepsi pemilik lahan disebabkan karena kekhawatiran warga
mengenai ganti rugi lahan miliknya oleh pemilik proyek, tetapi hal ini
dapat diselesaikan dengan cara penggantian yang sesuai ganti rugi
pemilik lahan oleh pemilik proyek.
1.1.2. Tahap Konstruksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap konstruksi berupa pembukaan
lahan, mobilitas peralatan dan alat berat yang akan mengerjakan
bangunan fisik, serta bahan bahan material yang akan digunakan
untuk membangun dan pekerjaan konstruksi bangunan.
a. Pembukaan Lahan
Menyiapkan lahan untuk pembangunan tempat pemrosesan akhir
(TPA).
b. Mobilisasi peralatan, alat berat dan bahan material
Mobilisasi untuk peralatan dan material serta jumlah dan jenis alat
berat yang dipakai disesuaikan dengan jadual dan rencana kerja
pembangunan TPA Megang Sakti. Pemindahan dan pengangkutan
peralatan untuk kegiatan konstruksi yaitu peralatan berat untuk
konstruksi seperti Buldozer, Crane, Excavator,Loader, Backhoe,
Truk Molen serta peralatan pendukung lainnya.
c. Pekerjaan Konstruksi Bangunan
Sudah di mulai pekerjaan konstruksi bangunan seperti kendaraan
pengangkut bahan produksi bangunan TPA.
1.1.3. Tahap Operasi
42
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap operasi dimana pendapatan
masyarakat sekitar menjadi meningkat karena di dalam tahap ini
adalah berupa rekruitment tenaga kerja yang akan mengelola atau
menjaga TPA ini, pengangkutan sampah.
a. Rekruitment Tenaga Kerja
Kegiatan perekrutan tenaga kerja dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja lokal dan tenaga kerja pendatang. Seperti :
petugas kebersihan, maintenance, services, material handling,
administration.
b. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah sebagai kegiatan operasi yang dimulai dari
titik pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampai
ke TPA. Kegiatan pengangkutan sampah yang dilakukan meliputi
kegiatan pengambilan sampah dari Depo transfer (TPS) yang ada
kemudian dilakukan pengangkutan menuju ke TPA.
1.1.4. Tahap Pasca Operasi
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pasca operasi yaitu
demobilisasi alat, memperbaiki jalan akibat mobilisasi yang
mengganggu lalu lintas dan ketidaknyamanan masyarakat akibat jalan
yang rusak di sekitar TPA Megang Sakti.
a. Demobilisasi Alat
Pada tahap ini alat yang sudah tidak dipergunakan lagi akan
dilakukan dismantling yang digunakan dalam semua tahap
kegiatan akan dikembalikan (demobilisasi) ke tempat semula
dimana alat berasal. Pada saat kegiatan TPA Megang Sakti telah
selesai beroperasi, maka akan dilakukan demobilisasi peralatan.
Demobilisasi peralatan dilakukan dengan menarik/ memindahkan
semua peralatan yang telah dipergunakan ke tempat penjualannya
/ penyimpanannya.
b. Pemulihan lahan
43
Pemulihan lahan seperti memperbaiki jalan di sekitar TPA
Megang Sakti akibat mobilisasi peralatan, alat berat dan bahan
material yang menyebabkan jalan rusak sehingga masyarakat
merasa tidak nyaman dan mengganggu lalu lintas.
1.2 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik Yang Ditelaah/Dikaji
Berikut adalah ringkasan dampak penting hipotetik yang telah dikaji dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Dampak Penting Hipotetik Yang Ditelaah/Dikaji
Komponen Pelingkupan
No. Rencana Pengelolaan Lingkungan
Dampak Evaluasi Dampak
Kegiatan lingkungan Yang Terkena
Potensial Dampak Penting
Dampak
Hipotetik
44
keberadaan dan
rencana mobilisasi
kegiatan. peralatan.
45
sehingga lahan
dapat
berpindah
kepemilikan
kepada pihak
pemilik
proyek.
Tahap Konstruksi
46
masyarakat
saat dimulai
pembangunan
nya.
47
pembanguna
n TPA
Tahap Operasi
48
jalan akibat
truk
pengangkut
sampah.
49
2. Pemulihan Koordinasi Masyarakat Persepsi Pemulihan Persepsi
lahan dengan tokoh setempat. masyarakat. lahan dengan masyarakat.
masyarakat memperbaiki
atau jalan.
masyarakat Meskipun
setempat. telah
melakukan
perbaikan
jalan, tetap
melakukan
pengangkutan
sampah maka
semakin lama
jalan akan
kembali rusak.
50
Gambar 1.1 Peta Pembangunan TPA Megang Sakti
Sumber : INA GEOPORTAL
1.3.1.1. Batas Proyek
51
Gambar 1.2 Peta Administrasi Kecamatan Megang Sakti
Sumber : INA GEOPORTAL
Secara administrasi, kegiatan TPA proyek berada di desa
Megang Sakti II, kecamatan Megang Sakti, kabupaten Musi
Rawas, Sumatera Selatan.
1.3.1.2. Batas Ekologi
Batas ekologi dari pembangunan TPA di desa Megang Sakti
II ini meliputi batas yang masih dipengaruhi persebaran
dampak melalui udara, tanah ataupun air. Persebaran
dampaknya diamati melalui wilayah pemukiman masyarakat
sekitar proyek.
1.3.1.3. Batas Sosial
Batas sosial yang terkena dampak dari kegiatan
pembangunan TPA di desa Megang Sakti II ini yaitu
masyarakat sekitar proyek dengan cakupan wilayahnya yaitu
Kecamatan Megang Sakti.
1.3.2 Batas Waktu Kajian
52
Batas waktu kajian kegiatan AMDAL pembangunan TPA di Megang
Sakti II ini selama 10 tahun mulai dari kegiatan persiapan studi,
pengumpulan dan analisis data sampai penyelesaian dan pengumpulan
laporan hasil studi lalu perijinan dan sosialisasi rencana kegiatan,
rekrutmen tenaga kerja, mobilisasi material, pembangunan fisik
bangunan.
53
BAB II
a. Komponen Biogeofisik
Kecamatan Megang Sakti merupakan kecamatan yang terletak di
Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Kecamatan ini memiliki 1
Kelurahan yaitu Kelurahan Megang Sakti terdiri dari 17 desa dan Megang
Sakti adalah ibu kota Kecamatan. Megang Sakti memiliki banyak
perkebunan dan persawahan karena mayoritas mata pencaharian
masyarakatnya adalah berkebun dan bertani. Komponen biologi yang ada
di sekitar proyek adalah berupa perkebunan kelapa sawit, karet, dan sawah
padi.
1. Perubahan Bentuk Lahan
Pada tahap konstruksi, kegiatan pembukaan lahan TPA di Megang
Sakti akan mempengaruhi lingkungan sekitar lokasi pembangunan.
2. Penurunan Kualitas Udara Ambien
Pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi, penurunan kualitas
udara ambien yang disebabkan pembangunan TPA di Megang Sakti
menimbulkan Polusi yang disebabkan oleh kegiatan kendaraan
pengangkut material konstruksi bangunan yang menghasilkan emisi,
debu dan bau di sekitar pemukiman penduduk yang berpengaruh
terhadap kualitas udara ambien.
3. Peningkatan Kebisingan
Pada tahap konstruksi, operasi, pasca operasi, peningkatan kebisingan
disebabkan dari pengoperasian mobilisasi peralatan dan material.
Peningkatan kebisingan juga diperkirakan dapat terjadi dari
pelaksanaan kegiatan konstruksi yang menggunakan alat berat seperti
buldozer dan lain - lain karena intensitas kebisingan dan getaran
54
terutama dalam tapak proyek. Selain itu juga kebisingan dapat
ditimbulkan dari pekerja di TPA.
4. Peningkatan Timbulan Sampah
Pada tahap konstruksi, operasi, dan pasca operasi, timbulan sampah
diperoleh dari sisa bahan material yang dihasilkan pada saat
pembangunan TPA sehingga akan menimbulkan sampah. Sampah
pada kegiatan konstruksi proyek sebagian besar akan berupa sisa
puing-puing bahan dan material proyek. Saat pengangkutan sampah
limbah padat (sampah) akan berceceran di badan jalan maupun residu
sampah yang dihasilkan oleh kegiatan produksi.
5. Lalu lintas
Pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi, kegiatan mobilisasi
kegiatan peralatan dan material pada tahap konstruksi akan
berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas dan kondisi badan jalan
yang akan berdampak terhadap volume lalu lintas di sekitar lokasi
kegiatan.
b. Komponen Sosial Ekonomi
Penduduk di Kecamatan Megang Sakti sebagian besar mata
pencahariannya adalah bertani dan berkebun. Perkebunan yang paling
mendominasi adalah perkebunan Sawit dan Karet, sedangkan pertanian
adalah padi. Namun banyak juga yang pendapatannya dari berdagang
dikarenakan Megang Sakti merupakan jantung dari Kecamatan Megang
Sakti.
1. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Pada tahap konstruksi dan operasi, Pembangunan TPA di Megang
Sakti ini berpotensi untuk membuka lapang pekerjaan bagi masyarakat
sekitar khususnya pengangguran pada tahap konstruksi dan
operasional TPA. Serta peluang usaha masyarakat di sekitar tempat
TPA.
c. Komponen Sosial Budaya
55
Kondisi sosial budaya di Kecamatan Megang Sakti, dimana
masyarakatnya masih banyak menganut budaya jawa, sehingga interaksi
sosialnya masih sangat kental. Adanya organisasi masyarakat, dan gotong
royong yang sering dilakukan membuat Kecamatan Megang Sakti
memiliki rasa sosial yang tinggi.
1. Perubahan Sikap Masyarakat
Pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi,
dampak dari semua proses atau tahap yaitu dapat menimbulkan
persepsi masyarakat. Penyebab timbulnya persepsi masyarakat yaitu
dari seluruh kegiatan pembangunan TPA meliputi survey, perizinan
lahan, pembukaan lahan, pembebasan lahan, perekrutan karyawan, dan
mobilisasi peralatan pembangunan.
2. Ketenangan Masyarakat
Pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi, ketenangan
masyarakat terganggu pada saat transportasi bahan material
pembangunan TPA akan menambah kemacetan lalu lintas sehingga
akan mengganggu ketenangan masyarakat sekitar karena kebisingan
kendaraan motor, selain itu menimbulkan bau tidak sedap yang
diakibatkan dari truk pengangkutan sampah.
2.1. Kegiatan lain Yang ada di Sekitar Lokasi Rencana
Kegiatan lain yang ada di sekitar TPA Megang Sakti diantaranya yaitu :
a. Pemukiman
Dengan adanya pembangunan TPA ini akan memberikan dampak bagi
masyarakat sekitar lokasi pembangunan, dimana kebisingan dari
kendaraan dan aktivitas proyek dapat mengganggu ketenangan,
kendaraan dan aktivitas proyek juga akan menimbulkan polusi.
b. Perkebunan
Adanya perkebunan di dekat TPA ini akan memberi dampak bagi
perkebunan masyarakat karena akan adanya pembebasan lahan.
c. Puskesmas
56
Terdapat beberapa puskesmas di daerah sekitar TPA. Dalam hal ini TPA
akan menerima sampah medis yang dihasilkan dari kegiatan kesehatan.
d. Sarana Ibadah
Sarana ibadah yang ada di sekitar TPA berupa masjid dan gereja. Namun
sarana ibadah cukup jauh dari kawasan TPA.
e. Tempat pendidikan
f. Kantor PLN
g. Menara telepon
57
BAB III
58
Sifat penting dampak ditentukan berdasarkan faktor di atas dimana
apabila satu dari tujuh faktor di atas maka sifat tersebut dapat dinyatakan
sebagai dampak penting.
59
berbaliknya dampak Dampak dapat berbalik
60
2 Luas wilayah persebaran P Sebaran dampak diperkirakan akan
dampak meliputi daerah Kecamatan Megang Sakti
61
No Kriteria Dampak Penting P TP Keterangan
62
Berdasarkan uraian rencana kegiatan, maka komponen kegiatan
prakiraan dampak yang akan ditelaah pada tahap konstruksi adalah
sebagai berikut :
1. Pembukaan Lahan untuk Kegiatan Pembangunan TPA
Pembukaan lahan untuk kegiatan pembangunan TPA dilakukan
agar lahan yang digunakan tetap bersih dan terjaga kondisinya
agar kegiatan pembangunan TPA tidak terganggu. Penentuan sifat
penting dampak dilakukan dengan mendasarkan pada 7 kriteria
penentu tingkat kepentingan dampak yang ada pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Penilaian Sifat Penting Dampak Pembukaan Lahan untuk Kegiatan
Pembangunan TPA
63
6 Berbalik atau tidak TP Dampak ini tidak bersifat berbalik
berbaliknya dampak
Tabel 3.5 Penilaian Sifat Penting Dampak Mobilisasi, Peralatan, Alat Berat dan
Bahan Material
64
3 Intensitas dan lamanya TP Intensitas dampak terjadi pada mulai
dampak berlangsung awal konstruksi pembangunan TPA
berlangsung
65
No Kriteria Dampak Penting P TP Keterangan
66
3.1.3. Tahap Operasi
Berdasarkan uraian rencana kegiatan, maka komponen kegiatan
prakiraan dampak yang akan ditelaah pada tahap operasi adalah
sebagai berikut :
1. Rekruitment Tenaga Kerja
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja konstruksi kegiatan
pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), penyelenggara
proyek tersebut akan bekerjasama dengan beberapa kontraktor dan
dinas setempat sehingga rekruitmen akan dilakukan oleh masing-
masing kontraktor yang ditunjuk. Dengan ikut serta penduduk
sekitar sebagai tenaga kerja konstruksi proyek akan mengurangi
jumlah pengangguran yang ada. Penentuan sifat penting dampak
dilakukan dengan mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat
kepentingan dampak disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.7 Penilaian Sifat Penting Dampak Rekruitmen Tenaga Kerja
67
4 Jumlah komponen P Komponen lingkungan lain yang akan
lingkungan lain yang terkena terkena turunan adalah komponen sosial
dampak ekonomi berupa tingkat pendapatan
pekerja.
68
1 Jumlah manusia terkena P Manusia yang terkena dampak adalah
dampak orang yang berada di daerah
pembangunan TPA di Kecamatan
Megang Sakti
69
Berdasarkan uraian rencana kegiatan, maka komponen kegiatan
prakiraan dampak yang akan ditelaah pada tahap pasca operasi adalah
sebagai berikut :
1. Demobilisasi Alat
Demobilisasi alat diperlukan setelah proses konstruksi selesai,
agar proses mobilisasi peralatan, alat berat, dan bahan-bahan
material selesai tanpa mengganggu masyarakat sekitar akan
adanya alat-alat berat dan bahan material sekitar pembangunan
TPA. Penentuan sifat penting dampak dilakukan dengan
mendasarkan pada 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.9 Penilaian Sifat Penting Dampak Demobilisasi Alat
70
dapat memicu dampak yang lebih besa
71
3 Intensitas dan lamanya P Intensitas dampak terjadi pada akhir masa
dampak berlangsung proses konstruksi pembangunan TPA
72
BAB IV
73
Salah satu opsi yang ditempuh untuk menggambarkan evaluasi dampak
antara lain dengan metode diagram alir sekaligus untuk menggambarkan orde
dampak yang berkaitan dengan prioritas pengelolaan dan pemantauan
lingkungan.
Tabel 4.1 Matriks Interaksi Dampak Penting
Pasca
Kompone Pra Operas
Konstruksi Operas
n Konstruksi i
i Keterangan
Lingkung
an
1 2 3 1 2 3 1 2 1 2
Kompone
n Tahap Pra
Biogeofisi Konstruksi
k
Perubahan
- - 1. Survey dan
bentuk +P
P P Sosialisasi
lahan
Penurunan
kualitas - - 2. Pengadaan
-P
udara P P Perizinan Lahan
ambien
Peningkata
- - 3. Pembebasan
n -P
P P lahan
kebisingan
74
- - Tahap
Lalu lintas -P Konstruksi
P P
1. Pembukaan
Kompone Lahan untuk
n Sosial kegiatan
Ekonomi pembangunan
TPA
Kesempata 2. Mobilisasi
n kerja dan + + peralatan,
+P
peluang P P +P +P material, dan alat
berusaha berat
Kompone 3. Pekerjaan
n Sosial Konstruksi
Budaya Bangunan
Ketenanga -P -P -P -P -P -P +P -P +P 1. Rekruitment
n Tenaga Kerja
Masyaraka
t
2. Pengangkutan
75
Sampah
Tahap Pasca
Operasi
1. Demobilisasi
Alat
2. Pemulihan
Lahan
- P = Dampak
Negatif Penting
Total = 22
+P = Dampak
Positif Penting
Total = 11
Kosong =
Dampak Tidak
Penting
76
dampak rencana usaha dan/atau kegiatan secara total terhadap
lingkungan hidup. Dalam melakukan evaluasi secara holistik, dampak
hipotetik dibagi berdasarkan tahap pembangunan. Metode evaluasi
dampak yang digunakan adalah metode-metode ilmiah yang berlaku
secara nasional dan/atau internasional pada literatur yang digunakan.
Berikut evaluasi Dampak Penting secara holistik berdasarkan tahap
pembangunan :
1. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap Pra Konstruksi, terdapat dampak negatif penting, yaitu
persepsi masyarakat, keresahan masyarakat dan intensitas
perhatian masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan.
Selain itu terdapat juga dampak positif penting kesempatan kerja
dan peluang berusaha jangan dapat merubah persepsi masyarakat.
Dimana dampak ini berkaitan dengan penerimaan tenaga kerja
lokal dalam operasional perusahaan sehingga dapat
mempengaruhi citra dan pandangan masyarakat terhadap proses
pembangunan hingga pelaksanaan kegiatan TPA Megang Sakti.
Kemungkinan terjadinya dampak ini hanyalah sekali namun akan
mempengaruhi kegiatan usaha kedepannya.
2. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi, terdapat dampak negatif hipotetik yaitu
perubahan rona lingkungan yang mencakup terganggunya kualitas
udara, perubahan bentuk lahan, gangguan lalu lintas dan
menimbulkan kebisingan yang mengganggu ketenangan
masyarakat. Terdapat juga dampak positif penting yaitu
meningkatnya kesempatan kerja masyarakat dalam bidang
konstruksi.
3. Tahap Operasi
Pada tahap operasi, terdapat dampak negatif hipotetik yaitu
terganggunya kualitas udara, gangguan lalu lintas, menimbulkan
kebisingan yang mengganggu ketenangan masyarakat. Terdapat
77
juga dampak positif penting yaitu meningkatnya kesempatan kerja
masyarakat dalam bidang operasional, peningkatan peluang usaha,
perubahan pendapatan serta persepsi dan sikap masyarakat.
contoh peluang berusaha yang bersifat tidak langsung yaitu
tumbuhnya peluang berusaha baru mulai dari usaha penyediaan
warung makan dan toko kelontong selama tahap operasi maupun
usaha di bidang lainnya.
4. Tahap Pasca Operasi
Pada tahap pasca operasi terdapat dampak positif penting, yaitu
persepsi masyarakat kebisingan, perbaikan lahan atau perbaikan
kerusakan jalan karena menyebabkan terganggunya kegiatan
masyarakat. Terdapat juga dampak negatif penting yaitu gangguan
lalu lintas akibat demobilisasi alat.
78
Jawaramayu. Interaksi yang timbul lebih dipengaruhi oleh faktor
demografi, tipologi masyarakat di lokasi tapak proyek. Dengan
menimbang kondisi susunan demografi yang ada di lokasi tapak
proyek, dapat diproyeksikan bahwa di lokasi tapak proyek terjadi
proses interaksi sosial dan ekonomi dengan pergerakan yang
relatif cepat. Karakteristik sosial dan ekonomi dengan strata
komunitas yang relatif heterogen di lokasi menjadikan faktor
sensitivitas antar kelompok masyarakat relative berpotensi
kesenjangan. Utamanya terjadi pada kelompok masyarakat lokal
(bukan pendatang). Untuk itu dibutuhkan instrumen-instrumen
pengelolaan berbasis pendekatan sosial dan ekonomi yang
mempertimbangkan dan bertumpu pada jenis dan model interaksi
sosial dan ekonomi yang ada.
3. Pendekatan Institusi
Pendekatan Institusi ditempuh dalam pengelolaan lingkungan
hidup dengan mempertimbangkan kemampuan dan ketersediaan
sumber daya manusia. Pendekatan institusi ditempuh khususnya
terkait dengan perangkat kelurahan dan instansi pemerintah
terkait.
79
1. Semua jenis dampak penting negatif yang ditimbulkan sebagai dampak
rencana kegiatan Pembangunan TPA PT. Jawaramayu masih mungkin
diatasi dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat
dijangkau dengan biaya yang ekonomis.
2. Kemampuan pembiayaan yang dibutuhkan untuk melakukan upaya
penanggulangan dan penanganan dampak penting negatif yang
ditimbulkan dapat disediakan, faktor ini dapat diupayakan berkenaan
pendekatan teknologi yang ditempuh masih memungkinkan
menggunakan pola teknologi low technology dan bukan high technology.
Artinya penggunaan dana untuk penanggulangan dampak lebih kecil dan
akan memberikan manfaat yang lebíh besar terhadap rencana kegiatan
yang dilakukan. Dapat dicontohkan bahwa aktivitas Pembangunan TPA
PT. Jawaramayu kedepan memberikan multiplier effect terhadap
peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat,
memberikan nilai tambah bagi pendapatan asli daerah bagi Provinsi
Palembang, dan meningkatnya iklim investasi bagi daerah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan warga, khususnya masyarakat yang tinggal
di dalam cakupan wilayah studi.
Dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan diatas, kesimpulan
kelayakan lingkungan Pembangunan TPA PT. Jawaramayu juga
mendasari hasil kajian dan telaahan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan lahan tidak melanggar ketentuan peruntukan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung.
2. Dari hasil kajian keterlibatan masyarakat dapat dinyatakan bahwa
masyarakat sebagian besar mendukung Pembangunan TPA PT.
Jawaramayui.
3. Tidak ada alternatif lain yang ditempuh karena lokasi, dan pendekatan
sosial ekonomi dan institusi yang diterapkan secara jelas terjabarkan
dalam kerangka kajian/ telaahan;
4. Dampak-dampak penting terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan umumnya merupakan dampak penting yang bersifat
80
tunggal dan bukan dari dampak yang bersifat kumulatif dalam satu
ruang dan waktu secara bersamaan. Dampak turunan tersebut dapat
teridentifikasi lebih dini sehingga langkah-langkah penanganan yang
akan dilakukan untuk mengendalikan dampak turunan dikemudian
hari segera dikenali lebih dini. Sebagai contoh dampak penurunan
kualitas udara yang dapat menyebabkan penurunan derajat kualitas
kesehatan dapat dikenali dengan mengintegrasikan pada matrik
dampak yang dikaji.
5. Tingkat kebisingan yang terjadi masih di atas baku mutu lingkungan
yang dipersyaratkan untuk kawasan permukiman.
6. Dampak penting tingkat penurunan kualitas udara yang terjadi dapat
ditindaklanjuti penanganannya dengan melakukan pengelolaan fisik
melalui penyiraman secara periodik pada kurun waktu 1-2 jam,
sehingga partikel debu yang ada dapat dikendalikan persebarannya
serta tidak mengganggu aktivitas domestik yang ada baik perkantoran,
permukiman maupun kampus di sekitar lokasi tapak proyek.
7. Komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan arahan pengelolaan
lingkungan dan tertuang dalam dokumen rencana pengelolaan
lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup.
8. Kelayakan lingkungan hidup ini sebagai satu satu kesatuan yang tidak
terpisahkan sebagai pernyataan yang jelas dan lugas terhadap
kelayakan Pembangunan TPA PT. Jawaramayu terhadap lingkungan
hidup. Dengan kata lain kesimpulan kelayakan lingkungan hidup ini
akan diformulasikan dan ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi
dampak dan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
yang direkomendasikan.
81
DAFTAR PUSTAKA
82
DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Nurmayanti 119250029
Salwa Khairunisa 119250030
Yulia Eva Robenita 119250053
Zahra Sulistiya 119250058
Delza Abdul Hakim 119250141
i
DAFTAR ISI
i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Pembangunan
TPA Megang Sakti
Tabel 3.1 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pembangunan
TPA Megang Sakti
ii
BAB I
PENDAHULUAN
83
Pembangunan berskala besar diwajibkan melakukan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) begitu pula dalam membangun TPA wajib
menggunakan AMDAL. Hasil studi AMDAL dinyatakan dalam bentuk
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL). Dengan adanya RKL dan RPL ini maka pelaksanaan
84
6. Memantau komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami
perubahan mendasar yang terkena dampak penting dan/atau yang terkena
dampak lingkungan hidup lainnya;
7. Memantau sumber-sumber penyebab dampak yang ada; dan
8. Menjadikan hasil pelaksanaan RKL-RPL sebagai indikator untuk
mengevaluasi penaatan terhadap peraturan yang berlaku, menganalisis
pola kecenderungan dan tingkat kritis dari kondisi lingkungan berdasarkan
pengelolaan lingkungan yang diimplementasikan.
1.3 Kebijakan Lingkungan
Beberapa pernyataan kebijakan lingkungan yang akan diterapkan pada proyek
pembangunan TPA Megang Sakti adalah sebagai berikut :
85
BAB II
86
Pengelolaa
n
Lingkunga
n Hidup
87
dampak dampak dari
pembang pembangun
u nan. an,
sebaiknya
diberi
pengembali
an dana/
modal.
Tahap Kontruksi
88
an TPA. Rawas selesai.
Provinsi Instansi
Sumatera pengawas
Selatan. yaitu Dinas
Perhubungan.
89
Rawas
Provinsi Instansi
Sumatera pengawas
Selatan. yaitu Dinas
Lingkungan
Hidup dan
Dinas
Kesehatan
Kab. Musi
Rawas.
Tahap Operasi
90
2 Timbul Pemulih Terciptanya Penanaman Megang Kegiatan Instansi
gangguan an kembali kembali Sakti 2, Ini pelaksana
pada Lahan. kawasan yang tanaman Kecamata berlangsun yaitu PT
lingkung produktif setempat n Megang g selama 6 JAWARAM
an. yang sifatnya Sakti, bulan AYU
cepat tumbuh Kabupaten masa SEJAHTER
serta yang Musi operasi A.
berfungsi Rawas dimulai.
produktif dan Provinsi Instansi
pembanguna Sumatera pengawas
n jalan yang Selatan. yaitu Dinas
rusak karena Lingkungan
kontruksi. Hidup dan
Dinas
Kesehatan
Kab. Musi
Rawas.
91
BAB III
Berdasarkan hasil telaah terhadap dampak penting yang dilingkup dalam dokumen
ANDAL, maka sudah seharusnya dampak yang dikelola harus dipantau agar
pengelolaan lingkungan berjalan secara efisien dan efektif. Dimana Pemantauan
lingkungan tertuang dalam Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL) Kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti sebagai arahan dalam
memantau langkah-langkah yang telah dilakukan dalam mengelola lingkungan
serta memberikan gambaran yang jelas mengenai batas kewenangan dan
kemampuan PT. Jawaramayu Sejahtera dalam membuat kebijakan lingkungan.
Untuk RPL mulai dari tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi, dan
tahap pasca operasi. Berikut adalah dampak yang akan dikelola dalam RPL dapat
dilihat pada matriks sebagai berikut :
92
sosialisasi n persepsi n cara II sekali Sejahte hidup,K Kepala
masyarak ra epala Desa
at Desa Megang
Megang Sakti II
Sakti II
93
Tahap Konstruksi
Tahap Operasi
94
n h tenaga asi dan Megan an satu Jawara lingkun lingkunga
recruitmen lapangan kerja wawan g Sakti kali pasa mayu gan n hidup
t tenaga pekerjaan konstruks cara II saat Sejahte hidup
kerja seperti i serta tahap ra
usaha meningka awal
mikro tkan tahap
dari peluang operasi
masyarak berusaha
at sekitar masyarak
at sekitar
95
ng h si telah man alat
selesai
96
BAB IV
97
i. Izin Gangguan Kelancaran Lalu Lintas
j. Izin Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
k. Izin Persepsi dan Sikap Masyarakat
l. Izin Ketenangan Masyarakat
3. Tahap Operasi Kegiatan Pembangunan TPA Megang Sakti :
a. Izin Peningkatan Kesempatan Kerja
b. Izin Peningkatan Timbulan Sampah
c. Izin Persepsi dan Sikap Masyarakat
d. Izin Ketenangan Masyarakat
98
BAB V
99
Lingkungan Hidup (SKKLH) Andal dan RKL-RPL Rencana Kegiatan
Pembangunan TPA Megang Sakti PT. Jawaramayu Sejahtera.
2. Apabila kami tidak melaksanakan RKL-RPL sebagaimana yang dimaksud
di atas, dan apabila terjadi kasus pencemaran yang disebabkan oleh
kegiatan tersebut, maka kami bersedia bertanggung jawab, menghentikan
kegiatan dan ditindak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Demikian pernyataan dan komitmen yang kami buat dalam pelaksanaa
pengelolaan dan pemantauan ling kungan hidup sesuai dengan Dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Sumatera Selatan, 20 Desember 2021
100
DAFTAR PUSTAKA
SNI 03-3241-1994 tentang tata cara penentuan lokasi pembuangan akhir sampah
101
LAMPIRAN
102
103