Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN

(PERHITUNGAN KERANGKA DASAR VERTIKAL)

NAMA : YULIA EVA ROBENITA (119250053)


KELAS : PERPETAAN B
ASISTEN PRAKTIKUM : TOMI PURWANTO (118230038)
NUR AZIZAH (118230009)

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
TEKNIK LINGKUNGAN
2020
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... i
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ........................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 2
2.1 Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) ................................................................. 2
2.2 Metode Sifat Datar ......................................................................................................... 2
2.3 Metode Barometris ......................................................................................................... 3
3.3 Metode Trigonometris .............................................................................................. 3
BAB III ............................................................................................................................... 5
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................... 5
3.3 Langkah Kerja ................................................................................................................ 5
BAB IV ............................................................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 6
4.1 Hasil .............................................................................................................................. 6
4.2 Pembahasan ................................................................................................................... 7
BAB V................................................................................................................................. 8
PENUTUP .......................................................................................................................... 8
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 8
5.2 Saran ........................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 10

i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu pembangunan dibutuhkan suatu alat yang dapat digunakan untuk
memudahkan untuk mengukur sesuatu,misalnya dalam pengukuran pemetaan.Pada
laporan ini berisi tentang pengukuran kerangka dasar vertikal,dimana akan menghitung
tinggi suatu titik yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui kontur dari tanah
tempat dimana kita akan mendirikan suatu bangunan.
Kerangka Dasar Vertikal (KDV) dibutuhkan untuk kerangka dasaar
pemetaan,kumpulan titik titik yang telah diketahui posisi vertikalnya berupa ketinggian
terhadap bidang tertentu disebut KDV,dalam pengukuran KDV diperlukan datum atau
acuan agar dapat menentukan titik ketinggian dan alat ukur yang bernama
Waterpass.Oleh karena itu pengukuran KDV ini sangat berguna untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan anak Teknik Lingkungan sebagai bekal saat terjun di
dunia pekerjaan terutama yang berkaitan erat dengan pemetaan.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum perhitungan kerangka dasar vertikal yaitu;
1. Mengetahui cara mencari beda tinggi antara dua titik yang diukur
2. Memahami tentang perhitungan kerangka dasar vertikal

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV)
Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara pengukuran kumpulan titik-titik
yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap
bidang rujukan ketinggian tertentu.Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam
pengukuran KDV yaitu;
1. Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis
di lapangan menggunakan rambu ukur.
2. Pengukuran Trigonometris prinsipnya adalah Mengukur jarak langsung (Jarak
Miring), tinggi alat, tinggi, benang tengah rambu, dan suclut Vertikal (Zenith atau
Inklinasi).
3. Pengukuran Barometris pada prinsipnya adalah mengukur beda tekanan atmosfer.
(Mira,1998)
2.2 Metode Sifat Datar
Metode sipat datar merupakan metode yang paling teliti dibandingkan dengan metode
trigonometris dan barometris. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori
perambatan kesalahan yang dapat diturunkan melalui persamaan matematis diferensial
parsial. Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat sipat datar
optis di lapangan menggunakan rambu ukur. Hingga saat ini, pengukuran beda tinggi
dengan menggunakan metode sipat datar optis masih merupakan cara pengukuran beda
tinggi yang paling teliti. Sehingga ketelitian kerangka dasar vertikal (KDV) dinyatakan
sebagai batas harga terbesar perbedaan tinggi hasil pengukuran sipat datar awal dan
akhir.
Untuk melakukan dan mendapatkan pembacaan pada mistar yang dinamakan pula
Baak, diperlukan suatu garis lurus, Untuk garis lurus ini tidaklah mungkin seutas
benang, meskipun dari kawat, karena benang ini akan melengkung, jadi tidak lurus.

2
Terdapat Garis bidik pada KDV,garis bidik ini harus di buat mendatar supaya dapat
digunakan untuk menentukan beda tinggi antara dua titik, ingatlah pula nivo pada
tabung, karena pada nivo tabung dijumpai suatu garis lurus yang dapat mendatar
dengan ketelitian besar,garis lurus tersebut dinamakan garis nivo.
(Purworaharjo,1986)
2.3 Metode Barometris
Pengukuran Barometris pada prinsip-nya adalah mengukur beda tekanan atmosfer.
Pengukuran tinggi dengan menggunakan metode barometris dilakukan dengan
menggunakan sebuah barometer sebagai alat utama. Barometer adalah alat pengukur
tekanan udara. Di suatu tempat tertentu tekanan udara sama dengan tekanan udara
dengan tebal tertentu pula. pencatatan di setiap titik dilakukan dalam kondisi atmosfer
yang sama tetapi pengukuran tunggal hampir tidak mungkin dilakukan karena
pencatatan tekanan dan temperatur udara mengandung kesalahan akibat perubahan
kondisi atmosfir. penentuan beda tinggi dengan cara mengamati tekanan udara di suatu
tempat lain yang dijadikan referensi dalam hal ini misalnya elevasi ± 0,00 meter
permukaan air laut rata-rata.
(Melani,2004)
3.3 Metode Trigonometris
Pengukuran kerangka dasar vertikal metode trigonometris pada prinsipnya adalah
perolehan beda tinggi melalui jarak langsung teropong terhadap beda tinggi dengan
memperhitungkan tinggi alat, sudut vertikal (zenith atau inklinasi) serta tinggi garis
bidik yang diwakili oleh benang tengah rambu ukur. Alat theodolite, target dan rambu
ukur semua berada diatas titik ikat. Prinsip awal penggunaan alat theodolite sama
dengan alat sipat datar yaitu kita harus mengetengahkan gelembung nivo terlebih
dahulu baru kemudian membaca unsur-unsur pengukuran yang lain. Jarak langsung
dapat diperoleh melalui bacaan optis benang atas dan benang bawah atau menggunakan
alat pengukuran jarak elektronis yang sering dikenal dengan nama EDM (Elektronic
Distance Measurement).

3
Untuk menentukan beda tinggi dengan cara trigonometris di perlukan alat pengukur
sudut (Theodolit) untuk dapat mengukur sudut sudut tegak. Sudut tegak dibagi dalam
dua macam, ialah sudut miring m clan sudut zenith z, sudut
miring m diukur mulai ari keadaan mendatar, sedang sudut zenith z diukur mu(ai dari
keadaan tegak lurus yang selalu ke arah zenith alam.(Wongsotjitro,1980)

4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
 Kalkulator
 Kertas
 Pena
 Data yang akan dihitung
3.2 Waktu dan Tempat
Praktikum tentang Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal ini dilaksanakan pada 26
November 2020 jam 20:00 di rumah mahasiswa masing masing dengan menggunakan
media google meet.
3.3 Langkah Kerja
1. Pencatatan data dan membuat tabel
2. Gambarkan hasil Tabel
3. Menghitung beda tinggi pada titik ab hingga ke ea dengan rumus lalu ditentukan
nilai h Koreksi dengan cara menambahkan semua titikdibagi dengan banyak titik
tersebut. Setelah didapatkan hasil koreksi kemudian dikoreksi masing-masing titik
dengan mengurangkan masing -masing dengan koreksi.
4. Kemudian hitung h titik masing masing dengan menambahkan h yang diketahui
dengan yang sudah dikoreksi.
5. Buat sketsa kontur kerangka KDV.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

6
4.2 Pembahasan
Pada perhitungan KDV dengan hA = 19,053m,∆ℎ𝐴 = 2,354𝑚, ∆ℎ𝐵 =
3,472𝑚, ∆ℎ𝐶 = −4,568𝑚, ∆ℎ𝐷 = −2,236𝑚, ∆ℎ𝐸 = 0,968𝑚. Dengan menggunakan
∆ℎ𝑛
rumus ∆ℎ𝐴 = 𝐵𝑡𝑚𝑢𝑘𝑎 − 𝐵𝑡𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔, Σ∆ℎ = ∆ℎ𝐴 + ∆ℎ𝐵 + ⋯ + ,untuk
5

menentukan nilai koreksian digunakan ∆ℎ𝐴𝐵 = ∆ℎ𝐴𝐵 − Σ∆ℎ begitu seterusnya


hingga ∆ℎ𝐸𝐴.Untuk mencari tinggi digunakan rumus ℎ𝐵 = ℎ𝐴 + ∆ℎ𝐴𝐵 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
begitu seterusnya hingga selesai.
Dan dari rumus rumus tersebut didapatkan nilai ∆ℎ𝐴𝐵 = −1,118𝑚, ∆ℎ𝐵𝐶 =
8,04𝑚, ∆ℎ𝐶𝐷 = −2,332𝑚, ∆ℎ𝐷𝐸 = −1,268𝑚, ∆ℎ𝐸𝐴 = −1,674𝑚.
Σ∆ℎ = 0,3296m,𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 ∆ℎ𝐴𝐵 = −1,4476𝑚, ∆ℎ𝐵𝐶 =
7,7104𝑚, ∆ℎ𝐶𝐷 = −2,6616𝑚, ∆ℎ𝐷𝐸 = −1,5976𝑚, ∆ℎ𝐸𝐴 = −2,0036𝑚. ℎ𝐵 =
17,6054𝑚, ℎ𝐶 = 25,3158𝑚, ℎ𝐷 = 22,6542𝑚, ℎ𝐸 = 21,0566𝑚, ℎ𝐴 = 19,0536𝑚.

7
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum “Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal” yaitu;
1. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal dapat dicari dengan metode sifat
datar,metode barometris,metode trigonometri.
2. Perhitungan Kerangka Dasar Vertikal dapat dilakukan dengan mengukur
kumpulan titik-titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa
ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.
5.2 Saran
1.Sebaiknya praktikan memperhatikan asisten praktikum agar dapat mengerti apa
yang di uji coba saat praktikum.
2. Video pembelajaran yang ditampilkan hendaknya dibagikan sebelum praktikum
dimulai agar saat praktikum dimulai praktikan bisa menontonnya terlebih dahulu.

8
DAFTAR PUSTAKA

Melani, D. 2004. Aplikasi Geographical Information System untuk Zonasi Kesesuaian


Lahan Perumahan di Kabupaten Sumedang. Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
FPTK UPI. Bandung.
Mira, S. R.M. 1988. Ukuran Tinggi Teliti. Teknik Geodesi FTSP ITB. Bandung
Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri C Pemetaan Topografi. Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung.
Wongsotjitro. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Kanisius .Yogyakarta

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai