DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
menambah wawasan tentang pengukuran dilapangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penyelesaian laporan praktikum ini tidak lepas dari kerjasama beberapa pihak yang telah
membantu kami. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Fauzan Murdapa, S.T., M.T., IPM. dan Atika Sari, S.T., M.T. selaku dosen
pengampu mata kuliah Kerangka Kontrol Vertikal atas bimbingan dan ilmu yang
diberikan.
2. Ir. Edy Meidarto selaku dosen praktikum terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang
diberikan.
3. Semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan laporan praktikum ini.
Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat mendorong
kami untuk lebih baik lagi. Kami harap laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kami dan
khususnya para pembaca. Kami serahkan segalanya kepada Allah SWT. demi tercapainya
keberhasilan yang sepenuhnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................1
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB II
LANDASAN TEORI...............................................................................................3
2.1 Kerangka Kontrol Vertikal.................................................................................3
2.2 Kegunaan Kerangka Vertikal.............................................................................3
2.3 Langkah Kerja................................................................................................... 3
BAB III
METODOLOGI.......................................................................................................5
3.1.................................................................................................Waktu dan Tempat 5
3.2. Alat dan Bahan..................................................................................................5
3.3. Diagram Alir......................................................................................................8
3.4. Jadwal Pekerjaan...............................................................................................9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................10
4.1. Pengolahan data double stan pulang pergi......................................................10
BAB V
PENUTUP..............................................................................................................13
5.1 Kesimpulan......................................................................................................13
5.2 Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
LAMPIRAN...........................................................................................................15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk menentukan beda tinggi antara dua titik.
1
2. Untuk menentukan ketinggian (elevasi)
1.4 Manfaat
Makalah ini memberikan manfaat untuk para pembaca sebagai referensi agar lebih mengenal
mengenai kerangka kontrol vertikal dan dapat mengetahui setiap langkah-langkah pengukuran
maupun pengolahan data.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Langkah pengukuran dasar vertikal double stand pulang pergi adalah sebagai berikut :
1. Pertama menentukan lokasi pengukuran dan menentukan titik yang akan di ukur.
2. Kemudian pengukuran pergi dimulai dari titik BM1,P1,P2,P3,TB,P4,P5 dan BM2 dengan
menentukan stand I dan stand II.
3. Setelah itu alat didirikan di antara dua titik BM1-P1.
4. Selanjutnya sentring alat sampai siap dioperasikan.
5. Kemudian baca bacaan rambu BM1 stand I sebagai bacaan belakang dan baca bacaan
rambu P1 stand I sebagai bacaan muka.
6. Kemudian, double stand (pindahkan statif ke kanan atau kiri, atau dengan menaik
turunkan statif ), sentring kembali sampai siap dioperasikan sebagai stand II. lalu arahkan
waterpass kearah belakang dan muka.
7. Setelah selesai melakukan pengukuran pergi sampai di titik akhir, selanjutnya melakukan
pengukuran pulang.
8. Dimulai dari titik BM2-P5-P4-TB-T3-T2-T1-BM1 dan menentukan stand I dan stand II.
9. Selanjutnya alat didirikan di antara dua titik BM2-P5.
10 . Setelah itu sentring alat sampai siap dioperasikan.
11. Kemudian baca bacaan rambu BM2 stand I sebagai bacaan belakang dan baca bacaan
rambu P5 stand I sebagai bacaan muka.
12. . Lalu alat di sentring kembali sampai siap di operasikan sebagai stand II.
Untuk pengukuran jarak, kami menggunakan jarak optis yakni dengan rumus:
DH= (BA-BB)x10
4
BAB III
METODOLOGI
Gambar3.1Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah
benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal.
Ada banyak jenis alat waterpass yang digunakan dalam pengukuran, tapi jenis yang
paling sering digunakan adalah waterpass panjang 120cm yang terbuat dari bahan
kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah alat pengecek kedataran
baik untuk vertikal maupun horizontal yang terbuat dari kaca dimana didalamnya
terdapat gelembung cairan, dan pada posisi pinggir alat terdapat garisan pembagi yang
dapat dipergunakan sebagai alat ukur panjang.
Saat ini waterpass banyak dijumpai dalam berbagai ukuran dan bahan. Ukuran yang
umum yaitu waterpass dengan panjang 0,5m, 1m, 2m, dan 3m. Biasanya berbentuk
5
persegi panjang dengan lebar 5–8cm dan tebal 3cm. Kedua sisi mempunyai
permukaan rata sebagai bidang yang ditempatkan ke permukaan yang akan diperiksa
kedataran atau ketegakannya. Ditengah bagian terdapat bentuk lubang dan
ditengahnya sebagai penempatan kaca gelembung sebagai alat pemeriksaan kedataran,
dan pada salah satu ujung terdapat lubang dan ditengahnya sebagai penempatan kaca
gelembung sebagai alat pemeriksaan ketegakan vertikal.
3.2.2 Statif
Gambar 3.2Statif
Statif adalah untuk menstabilkan alat yang dipasang, dengan pengaturan yang tepat
akan diperoleh statif yang stabil (Torhis, 2013). Bagian Tripod terbuat dari kayu atau
aluminium.
6
Gambar 3.3Rambu ukur
Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu mengukur beda tinggi antara
garis bidik dengan permukaan tanah.
7
3.3 Diagram Alir
8
mulai
Orientasi Lapangan
Persiapan alat
Menyentring
Selesai
BAB IV
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan double stand pulang pergi
Dari hasil pengukuran alat waterpass pada praktikum, didapatkan data-data sebagai
berikut:
11
Metode penghitungan beda tinggi
Rumus beda tinggi ∆=BTb-BTm
Keterangan: Btb: benang tengah belakang
Btm:benang tangah muka
12
Perhitungan Jaraknya menggunakan jarak optis dengan rumus D = (BA-BB) X 100,
maka didapatkan hasil:
Tinggi Titik
hBMx= hBMx+∆hi+∆Fi
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kerangka Kontrol Vertikal (KKV) adalah pengukuran yang bertujuan untuk
mengetahui beda tinggi suatu titik sepanjang jalur pengukuran. Sebagai acuan
elevasi dipergunakan bidang datum (misal permukaan air laut pukul rata).
Pengukuran KKV menggunakan alat Waterpass.
Penentuan tinggi titik.
Prinsip penentuannya ada tiga cara yaitu, Barometris, Trigonometris, Sipat datar.
5.2 Saran
Adapun saran sebagai kajian tersebut:
Hendaknya dalam proses pembacaan rambu dan pengukuran dibutuhkan ketelitian
agar meminimalisir kesalahan.
Dalam penggambaran dan pencatatan harus dilakukan dengan kecermatan dan
ketelitian yang tinggi, supaya tidak terjadi kesalahan dan hasilnya maksimal.
Sebelum melakukan pengukuran di lapangan menggunakan alat Waterpass sebaiknya
perhatikan cuaca di lapangan, karena alat tersebut tidak bisa terkena air atau hujan.
Pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena pada waktu tersebut
diperkirakan cuaca di lapangan sangat baik, dan cahaya matahari sangat ideal untuk
pengukuran karena sering kali di siang hari terjadi hujan.
Kerja sama tim sangat dibutuhkan pada praktikum seperti ini.
Setelah melakukan pengukuran sebaiknya melakukan konsultasi kepada dosen atau
asisten praktek untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi.
Pada pengolahan data hasil pengukuran sebaiknya menggunakan computer/laptop
yang memadai.
14
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Syaripudin. E- BOOK Modul Pengantar Survey dan Pengukuran. 2009. Page 87.
https://mirror.unpad.ac.id
Iskandar Muda Purwaamijaya. E- BOOK Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 1. 2008. Jakarta
https://ftp.unpad.ac.id.
15
LAMPIRAN
16
17