Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIK

KERANGKA KONTROL VERTIKAL


PENGUKURAN DOUBLE STAND PULANG PERGI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. Dwi Lestari (2305061014)


2. Alfeth Giraldi (2305061006)
3. Albiru Dwiki N (2305061007)
4. KMS. M Rifqi (2305061008)
5. Revalia Nurrahma (2305061011)

PRODI D3 TEKNIK SURVEY DAN PEMETAAN


JURUSAN TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “Laporan Praktikum Kerangka Kontrol
Vertikal” dengan lancar tanpa halangan apapun.Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini
adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah kerangka kontrol vertikal semester 1
Universitas Lampung tahun ajaran 2023. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan tentang pengukuran dilapangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penyelesaian laporan praktikum ini tidak lepas dari kerjasama beberapa pihak yang telah
membantu kami. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Fauzan Murdapa, S.T., M.T., IPM. dan Atika Sari, S.T., M.T. selaku dosen
pengampu mata kuliah Kerangka Kontrol Vertikal atas bimbingan dan ilmu yang
diberikan.
2. Ir. Edy Meidarto selaku dosen praktikum terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang
diberikan.
3. Semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan laporan praktikum ini.
Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat mendorong
kami untuk lebih baik lagi. Kami harap laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kami dan
khususnya para pembaca. Kami serahkan segalanya kepada Allah SWT. demi tercapainya
keberhasilan yang sepenuhnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, Kamis 16 November 2023

Penulis
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................1
1.4 Manfaat..............................................................................................................2

BAB II
LANDASAN TEORI...............................................................................................3
2.1 Kerangka Kontrol Vertikal.................................................................................3
2.2 Kegunaan Kerangka Vertikal.............................................................................3
2.3 Langkah Kerja................................................................................................... 3

BAB III
METODOLOGI.......................................................................................................5
3.1.................................................................................................Waktu dan Tempat 5
3.2. Alat dan Bahan..................................................................................................5
3.3. Diagram Alir......................................................................................................8
3.4. Jadwal Pekerjaan...............................................................................................9

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................10
4.1. Pengolahan data double stan pulang pergi......................................................10

BAB V
PENUTUP..............................................................................................................13
5.1 Kesimpulan......................................................................................................13
5.2 Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
LAMPIRAN...........................................................................................................15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Survey pemetaan merupakan sebuah ilmu, seni dan teknologi untuk menentuan posisi
relatif, suatu titik di atas, atau di bawah permukaan bumi. Dalam arti yang lebih umum,
survey (geomatik) dapat didefenisikan; sebuah disiplin ilmu yang meliputi semua metode
untuk mengukur dan mengumpulkan informasi tentang fisik bumi dan lingkungan,
pengolahan informasi, dan menyebarluaskan berbagai produk yang dihasilkan untuk berbagai
kebutuhan.
Di dalam proses pemetaan terdapat pengukuran Kerangka Dasar Horizontal
(pengukuran mendatar untuk mendapatkan jarak, sudut, dan koordinat mendatar antara
titik-titik yang diukur diatas permukaan bumi) dan pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
(pengukuran tegak/vertikal untuk 2 mendapatkan jarak, sudut, dan koordinat tegak antara
titik-titik yang diukur serta pengukuran titik-titik detail).
Pengukuran Sipat Datar Kerangka Dasar Vertikal adalah proses penentuan ketinggian dari
sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi, untuk pengikatan ketinggian titik-titik lain
yang lebih detail dan banyak. Metode Sipat dasar ini prinsipnya adalah mengukur tinggi bidik
alat sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu ukur.
Metode pengukuran double stand merupakan pengukuran yang di lakukan dengan dua kali
pengukuran. Pada pelaksanaan pengukuran ini pesawat disetel pada dua tempat yang berbeda
untuk mengukur suatu obyek atau alat didirikan pada tempat yang sama tetapi dengan dua kali
penyetelan pesawat ( ketinggian statif diubah ). Kemudian hasil bacaan beda tinggi tersebut
untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi saat pengukuran. Toleransi kesalahan pembacaan
stand I d stand II adalah <2mm

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa tujuan pengukuran KKV ?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam pengukuran tersebut?
3. Bagaimana pengolahan data dalam setiap pengukuran KKV?
4. Apakah terdapat kesalahan pada saat pengolahan data hasil pengukuran, dan bagaimana
mengatasi kesalahan tersebut?

1.3 Tujuan
1. Untuk menentukan beda tinggi antara dua titik.
1
2. Untuk menentukan ketinggian (elevasi)

1.4 Manfaat
Makalah ini memberikan manfaat untuk para pembaca sebagai referensi agar lebih mengenal
mengenai kerangka kontrol vertikal dan dapat mengetahui setiap langkah-langkah pengukuran
maupun pengolahan data.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Kontrol Vertikal


Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara pengukuran beberapa titik-titik
yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggian (elevasi) yang
mengacu terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu. Bidang ketinggian rujukan ini biasanya
berupa ketinggian muka air laut rata-rata (mean sea level–MSL) atau ditentukan lokal.
Metode dalam pengukuran kerangka dasar vertikal dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu
metode sipat datar, pengukuran trigonometris, dan pengukuran barometris. Dalam percobaan
ini pengukuran kerangka dasar vertikal dilakukan dengan metode sipat datar yang memiliki
prinsip berupa mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu
ukur. Alat sipat datar sifatnya tidak seperti alat pengukur sudut horizontal seperti theodolite.

2.2 Kegunaan Pengukuran Kerangka Vertikal


pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data sebagai
keperluan pemetaan perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi. Hasil dari pengukuran
waterpass diantaranya digunakan untuk perencanaan jalan dan metode pengukuran beda
tinggi pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau beda
tinggi antara dua titik dengan menggunakan atau waterpass. Pengukuran waterpass ini sangat
penting gunannya untuk mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan perencanaan ataupun
untuk pekerjaan konstruksi.

2.3 Langkah Kerja


Prinsip cara kerja alat ukur waterpass dalam membuat garis sumbu teropong horizontal
bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal adalah nifas yang berbentuk tabung
berisi cairan dengan gelembung di dalamnya. Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
A. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
B. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu satu.
C. Penggunaan rambu ukur harus betul-betul teliti untuk mendapatkan hasil pengukuran
yang baik di samping itu cara penggunaannya harus benar-benar tegak vertikal agar
rambu ukur berdiri dengan tegak maka dapat digunakan nivo rambu.
Didalam teropong terdapat 3 benang yaitu diantaranya:
3
 BA:Benang Atas
 BT :Benang Tengah
 BB:Benang Bawah
Toleransi kesalahan beda tinggi adalah 2 mm dari hasil perhitungan dengan rumus
pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan alat sipat datar waterpass alat
didirikan diantara dua titik yang diarahkan pada dua buah rambu yang berdiri diatas titik
maka beda tinggi dapat dicari dengan rumus ∆ h=bt belakang -bt muka.

Langkah pengukuran dasar vertikal double stand pulang pergi adalah sebagai berikut :
1. Pertama menentukan lokasi pengukuran dan menentukan titik yang akan di ukur.
2. Kemudian pengukuran pergi dimulai dari titik BM1,P1,P2,P3,TB,P4,P5 dan BM2 dengan
menentukan stand I dan stand II.
3. Setelah itu alat didirikan di antara dua titik BM1-P1.
4. Selanjutnya sentring alat sampai siap dioperasikan.
5. Kemudian baca bacaan rambu BM1 stand I sebagai bacaan belakang dan baca bacaan
rambu P1 stand I sebagai bacaan muka.
6. Kemudian, double stand (pindahkan statif ke kanan atau kiri, atau dengan menaik
turunkan statif ), sentring kembali sampai siap dioperasikan sebagai stand II. lalu arahkan
waterpass kearah belakang dan muka.
7. Setelah selesai melakukan pengukuran pergi sampai di titik akhir, selanjutnya melakukan
pengukuran pulang.
8. Dimulai dari titik BM2-P5-P4-TB-T3-T2-T1-BM1 dan menentukan stand I dan stand II.
9. Selanjutnya alat didirikan di antara dua titik BM2-P5.
10 . Setelah itu sentring alat sampai siap dioperasikan.
11. Kemudian baca bacaan rambu BM2 stand I sebagai bacaan belakang dan baca bacaan
rambu P5 stand I sebagai bacaan muka.
12. . Lalu alat di sentring kembali sampai siap di operasikan sebagai stand II.

Untuk pengukuran jarak, kami menggunakan jarak optis yakni dengan rumus:
DH= (BA-BB)x10

4
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Pengukuran double stand pulang pergi dilaksanakan pada tanggal 23-24 Oktober 2023, di
Gedung Serba Guna Universitas Lampung pukul 13.00-16.00 WIB. Pengukuran dilaksanakan
dalam dua hari karena pada waktu pelaksanaan dimulai dari siang hari dan hari pertama yang
dilakukan adalah pengukuran double stand pergi, selanjutnya pada hari kedua melaksanakan
pengukuran pulang. Area pengukuran tersebut sedikit curam dan jarak antar titik atau patok
lebih dari 50 meter, sehingga kami memerlukan titik bantu.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Waterpass

Gambar3.1Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah
benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal.
Ada banyak jenis alat waterpass yang digunakan dalam pengukuran, tapi jenis yang
paling sering digunakan adalah waterpass panjang 120cm yang terbuat dari bahan
kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah alat pengecek kedataran
baik untuk vertikal maupun horizontal yang terbuat dari kaca dimana didalamnya
terdapat gelembung cairan, dan pada posisi pinggir alat terdapat garisan pembagi yang
dapat dipergunakan sebagai alat ukur panjang.

Saat ini waterpass banyak dijumpai dalam berbagai ukuran dan bahan. Ukuran yang
umum yaitu waterpass dengan panjang 0,5m, 1m, 2m, dan 3m. Biasanya berbentuk
5
persegi panjang dengan lebar 5–8cm dan tebal 3cm. Kedua sisi mempunyai
permukaan rata sebagai bidang yang ditempatkan ke permukaan yang akan diperiksa
kedataran atau ketegakannya. Ditengah bagian terdapat bentuk lubang dan
ditengahnya sebagai penempatan kaca gelembung sebagai alat pemeriksaan kedataran,
dan pada salah satu ujung terdapat lubang dan ditengahnya sebagai penempatan kaca
gelembung sebagai alat pemeriksaan ketegakan vertikal.

Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana, yaitu menempatkan permukaan


alat ke bidang permukaan yang di cek. Untuk mengecek kedataran maka dapat
diperhatikan gelembung cairan pada alat pengukur yang ada bagian tengah alat
waterpass.Sedangkan untuk mengecek ketegakan maka dapat dilihat gelembung pada
bagian ujung waterpass. Untuk memastikan apakah bidang benar-benar rata maka
gelembung harus benar-benar berada ditengah alat yang ada.

3.2.2 Statif

Gambar 3.2Statif

Statif adalah untuk menstabilkan alat yang dipasang, dengan pengaturan yang tepat
akan diperoleh statif yang stabil (Torhis, 2013). Bagian Tripod terbuat dari kayu atau
aluminium.

3.2.3 Rambu Ukur

6
Gambar 3.3Rambu ukur
Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu mengukur beda tinggi antara
garis bidik dengan permukaan tanah.

7
3.3 Diagram Alir

8
mulai

Orientasi Lapangan

Penentuan titik lokasi


dilapangan

Persiapan alat

Alat didirikan antara 2


titik

Menyentring

Baca bacaan belakang Baca bacaan muka stand


stand 1 1

Geser/naikan statif sebagai stand 2 lalu


sentring kembali

Baca bacaan belakang Baca bacaan muka stand


stand 2 2

Selesai

3.4 Jadwal Pekerjaan


9
NPM NAMA HARI
1 2
2305061014 Dwi Lestari Orientasi Lapangan Pengukuran double
Dan pengukuran stand pergi
double stand pulang
2305061006 Alfeth Giraldi Orientasi Lapangan Pengukuran double
Dan pengukuran stand pergi
double stand pulang
2305061007 Albiru Dwiki N Orientasi Lapangan Pengukuran double
Dan pengukuran stand pergi
double stand pulang
2305061008 KMS. M Rifqi Orientasi Lapangan Pengukuran double
Dan pengukuran stand pergi
double stand pulang
2305061011 Revalia Nurrahma - -

BAB IV
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan double stand pulang pergi

Dari hasil pengukuran alat waterpass pada praktikum, didapatkan data-data sebagai
berikut:

Gambar4.1 Perhitungan pergi

Gambar4.2 Perhitungan pulang

11
 Metode penghitungan beda tinggi
Rumus beda tinggi ∆=BTb-BTm
Keterangan: Btb: benang tengah belakang
Btm:benang tangah muka

Gambar4.3 hasil perhitungan beda tinggi

12
 Perhitungan Jaraknya menggunakan jarak optis dengan rumus D = (BA-BB) X 100,
maka didapatkan hasil:

Gambar4.4 Hasil hitungan jarak


 Koreksi total beda tinggi rata rata
fh= (h akhir-h awal)-∆h

 Tinggi Titik
hBMx= hBMx+∆hi+∆Fi

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Kerangka Kontrol Vertikal (KKV) adalah pengukuran yang bertujuan untuk
mengetahui beda tinggi suatu titik sepanjang jalur pengukuran. Sebagai acuan
elevasi dipergunakan bidang datum (misal permukaan air laut pukul rata).
Pengukuran KKV menggunakan alat Waterpass.
 Penentuan tinggi titik.
 Prinsip penentuannya ada tiga cara yaitu, Barometris, Trigonometris, Sipat datar.
5.2 Saran
Adapun saran sebagai kajian tersebut:
 Hendaknya dalam proses pembacaan rambu dan pengukuran dibutuhkan ketelitian
agar meminimalisir kesalahan.
 Dalam penggambaran dan pencatatan harus dilakukan dengan kecermatan dan
ketelitian yang tinggi, supaya tidak terjadi kesalahan dan hasilnya maksimal.
 Sebelum melakukan pengukuran di lapangan menggunakan alat Waterpass sebaiknya
perhatikan cuaca di lapangan, karena alat tersebut tidak bisa terkena air atau hujan.
 Pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena pada waktu tersebut
diperkirakan cuaca di lapangan sangat baik, dan cahaya matahari sangat ideal untuk
pengukuran karena sering kali di siang hari terjadi hujan.
 Kerja sama tim sangat dibutuhkan pada praktikum seperti ini.
 Setelah melakukan pengukuran sebaiknya melakukan konsultasi kepada dosen atau
asisten praktek untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi.
 Pada pengolahan data hasil pengukuran sebaiknya menggunakan computer/laptop
yang memadai.

14
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Syaripudin. E- BOOK Modul Pengantar Survey dan Pengukuran. 2009. Page 87.
https://mirror.unpad.ac.id

Iskandar Muda Purwaamijaya. E- BOOK Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 1. 2008. Jakarta
https://ftp.unpad.ac.id.

15
LAMPIRAN

16
17

Anda mungkin juga menyukai