Anda di halaman 1dari 17

KEBULATAN DAN ALAT UKUR

KEBULATAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

METROLOGI INDUSTRI
Dosen Pengampu:
Budi Syahri,S.Pd.,M.Pd.T

Disusun Oleh :
Afrina Almalila
(22067001)
Khalfan Gustaf Mandalika
(22067102)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada bapak Budi Syahri,S.Pd.,M.Pd.T sebagai
dosen pengampu mata kuliah Metrologi Industri yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Padang, Maret 2024

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.A. Latar Belakang......................................................................................................4

1.B. Rumusan Masalah.................................................................................................4

1.C. Tujuan Penulisan...................................................................................................4

BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................................5


BAB III: PENUTUP..............................................................................................................16
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................16

3.2. Saran......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mesin-mesin atau peralatan teknis lainnya banyak sekali ditemukan komponen-
komponen yang mempunyai penampang bulat, baik itu berupa poros , bantalan, roda gigi dengan
dimensi kecil seperti halnya pada jam tangan sampai dengan komponen yang berdimensi besar
sebagaimana yang dipunyai oleh mesin-mesin tenaga yang berkekuatan megawatt.
Komponen dengan kebulatan ideal amat sulit dibuat, dengan demikian kita harus mentolerir adanya
ketidak bulatan dalam batas-batas tertentu sesuai dengan tujuan/fungsi dari komponen tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kebulatan ?


2. Apa saja alat ukur untuk mengukur kebukatan suatu permukaan ?
3. Bagaimana cara mengukur kebulatan pada permukaan ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pentingnya kebulatan permukaan dari suatu komponen dalam kaitannya dengan
kualitas produk.
2. Menjelaskan beberapa parameter permukaan yang sering digunakan untuk menjelaskan arti dari
permukaan.
3. Menyebutkan beberapa peralatan ukur yang bisa digunakan untuk memeriksa kebulatan
permukaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebulatan
Pengukuran kebulatan merupakan pengukuran yang ditujukan untuk memeriksa
kebulatan suatu benda dengan kata lain untuk mengetahui apakah suatu benda benar-benar
bulat atau tidak jika dilihat secara teliti dengan menggunakan alat ukur.
Kebulatan mempunyai peranan penting dalam hal:
1. Membagi beban sama rata
2. Menentukan umur komponen
3. Menentukan kondisi suaian
4. Menentukan ketelitian putaran
5. Memperlancar pelumasan

Ketidak bulatan merupakan salah satu jenis kesalahan bentuk dan umumnya amat
berkaitan dengan beberapa kesalahan bentuk lainnya seperti:
1. Kesamaan sumbu dan konsentrasitas (concentricity)
2. Kelurusan (straighness)
3. Ketegaklurusan (perpendicularity)
4. Kesejajaran (parallelism)
5. Keselindrikan (clindricity)

B. Faktor Penyebab Terjadinya Ketidak Bulatan


1. Keausan dan ketidakberesan bantalan poros utama mesin bubut atau gerinda.
2. Lenturan pada benda kerja maupun pada mesin akibat gaya pemotong yang cukup besar.
3. Cara memegang diantara dua center.
4. Tekanan alat pencekam.
5. Adanya getaran akibat kesalahan kondisi pemotongan.
6. Proses penyebaran panas yang tidak merata.

Persyaratan Pengukuran Kebulatan


1. Harus ada sumbu putar dan dianggap sebagai sumbu referensi.
2. Likasi sumbu putar harus tetap dan tidak dipengaruhi oleh profil kebulatan benda.
3. Pengukuran harus bebas dari sumber-sumber yang dapat menyebabkan ketidaktelitian.
4. Hasil pengukuran diperlihatkan dalam bentuk grafik polar.

C. Parameter Kebulatan
Untuk lebih memahami analisis kebulatan, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian
mengenai grafik hasil pengukuran (profil kebulatan) sebagai berikut;
1 Profil Kebulatan bukanlah merupakan pembesaran penampang.
Supaya dapat melihat kesalahan bentuk, perlu adanya pembesaran.Sebagai contoh, suatu
tonjoalan pada permukaaan setinggi 2 μm supaya menjadi setinggi 2 mm pada kertas
grafik diperlukan pembesaran 1000x.
2 Efek Pembesaran terhadap bentuk profil kebulatan.
Untuk benda ukur yang sama, profilo kebulatan akan kelihatan berubah bentuknya apabila
digunakan pembesaran yang berlainan.
3 Posisi pembuatan grafik dapat ditentukan sekehendak.
Profil kebulatan dari suatu benda ukur dapat diatur sehingga menempati daerah di dekata
atau jauh dari titik pusat grafik. Hasil yang diperoleh tidak akan mempengaruhi analisis
kebulatan, dimana jarak radial antara dua lingkaran konsentris adalah sama bagi profil
kebulatan didekat pusat grafik maupun yang didekat tepi grafik.

4 Adanya hubungan sudut posisi antara benda ukur dan profil kebulatan.
Benda ukur dan grafik polar berputar debngan kecepatan sama. Dengan demikian posisi
sudut relatif antara tonjolan pada benda ukur akan tetap sama pada profil kebulatan
5 Efek kesalahan sentering
Jikalau sumbu objek ukur dapat dibuat beimpit dengan sumbu putar, profil kebulatannnya
akan mempunyai titik tengah yang bersatu dengan titik tengah grafik. Benda ukur dengan
kebulatan ideal, akan mempunyai profil lingkaran sempurna.

D. Macam- Macam Alat Ukur Kebulatan


1. Dial Indikator
Dial Indikator merupakan alat ukur yang menggunakan prinsip kerja
pengubah mekanik yaitu pada pasangan roda gigi dengan batang gigi yang
digunakan dalam dial indikator. Dial Indikator terdiri atas beberapa bagian
utama yaitu : sensor, pengubah berupa batang gigi, roda gigi dan pegas, serta
bagian penunjuk berupa jarum dan skala. Dial indikator merupakan alat ukur
pembanding yang banyak digunakan dalam industri permesinan dibagian
produksi.
Pengukuran kebulatan dilakukan dengan memutar benda ukur sejauh 360 derajat
dan sensor menyentuh permukaan benda ukur yang diukur
kebulatannya.Pengukuran ini dilakukanuntuk menemukan penyimpangan
kebulatan benda ukur terhadap lingkaran sempurna.Hal tersebut merupakan hal
yang sangat esensial dalam kontrol produksi mekanik.Dalam pengukuran
kebulatan alat ukur yang digunakan adalah Dial Indikator.
Dengan menggunakan alat ukur dial indikator pada poros hasil proses bubut
serta alat bantu V blok dan dial stand. Kita dapat melakukan pengukuran
kebulatan untuk memeriksa kebulatan benda tersebut. Dial indikator dapat
juga digunakan untuk mengukur perubahan ketinggian pada permukaan suatu
benda, jadi dapat diketahui benda tersebut memiliki permukaan yang rata atau
tidak.
Dengan memanfaatkan prinsip yang sama, sebuah benda yang berbentuk silinder
dapat diperiksa kebulatannya. Dengan menetapkan suatu titik pada sisi silinder
sebagai acuan(titik nol),kemudian melakukan pengukuran terhadap titik lain
dapat diketahui apakah terjadi pelekukan atau penggundukan yang memengaruhi
kebulatan benda tersebut dan seberapa besar nilainya.Kebulatan dan diameter
adalah dua karakter geometris yang berbeda, meskipun demikian keduanya saling
berkaitan. Ketidakbulatan akan mempengaruhi hasil pengukuran diameter,
sebaliknya pengukuran diameter tidak selalu akan menunjukkan ketidakbulatan.
Dial indikator terdiri dari sensor pengubah berupa batang gigi, roda gigi dan pegas serta bagian penunjuk
berupa jarum dan skala. Pada bagian penunjuk yang berupa jam untuk menbaca skala hasil pengukuran
dibutuhkan posisi mata yang tegak lurus terhadap skala untuk menghindari kesalahan dalam membaca hasil
pengukuran. Kesalahan dalam pembacaan hasil sering disebut dengan kesalahan peralatan.

Pada gambar terlihat bagian dial indicator yaitu pegas koil dan pegas spiral.
a. Pegas koil
Berfungsi untuk penekan batang bergigi sehingga sensor selalu menekan kebawah.
b. Pegas spiral berfungsi sebagai penekan sistem transmisi roda gigi sehingga
permukaan gigi yang berpasangan selalu menekan sisi yang sama untuk kedua
arah putaran (guna menghindari Back lash / keterlambatan gerak balik,yang
mungkin terjadi karena profil gigi yang tak sempurna ataupun kehausan).
Sebagaimana dengan jam mekanik beberapa jenis jam ukur atau dial indikator
mempunyai batu (jewel) untuk mengurangi gesekan pada dudukan poros roda gigi.
(pengaturan pada posisi nol) setelah dua tanda pembatas pada jam ukur diatur
posisinya sesuai dengan daerah toleransi produk, pemeriksaan kualitas geometrik
produk dapat dilakukan dengan mudah. Jika tidak
perlu kecermatan tinggi, benda silindris mungkin diperiksa kesilindrisan ataupun
kebulatannya dengan jam ukur, dalam hal ini benda ukur harus diletakkan diatas blok
V.Toleransi kesalahan putar( run-out tolerance)diperiksa dengan cara menempatkan
jam ukur pada posisi yang tetap dan benda ukur diputar pada sumbu tertentu .

2. Mikrometer

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang
memiliki ketelitian 0.01 mm
Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk mengukur
ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.
Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari pengukuran,
Pada bab ini akan membahas tentang : 1 Jenis 2 Membaca satu mikrometer sistem inci 3 Membaca
satu mikrometer metrik 4 Membaca satu mikrometer vernier 5. Acuan
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut :
Kecermatan pembacaan skala adalah 0,01mm, 0,05mm,dengan kapasitas ukur yang beragam. Untuk
kapasitas ukur yang besar biasanya dilengkapi dengan jam kecil pada piringan jam besar,dimana
satu putaran penuh jarum yang besar adalah sesuai dengan satu angka jam yang kecil . Pada pinggir
piringan umumnya dilengkapi dengan 2 tanda pembatas yang dapat diatur kedudukannya yang
menyatakan batas atas dan batas bawah dari daerah toleransi suatu produk yang hendak
diperiksa.Selain itu, piringan skala dapat diputar untuk mengatur posisi nol sewaktu pengukuran
dimulai.
Ujung sensor dapat diganti dengan berbagai bentuk dan dibuat dari baja, karbida atau saphire,
pemilihan jenis sensor disesuaikan dengan kondisi benda ukur dan penggunaannya.
Saat dipakai, jam ukur biasanya dipasangkan pada dudukan. Tinggi sensor disesuaikan dengan tinggi
nominal / ukuran dasar produk yang akan diperiksa dimensinya dengan bantuan blok ukur
a) Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan,
blok-blok dan batang-batang.
b) Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu
benda

c) Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari


langkah-langkah dan slot-slot.
Satu mikrometer ditetapkan dengan menggunakan satu mekanisme sekrup titik nada.Satu fitur yang
menarik tambahan dari mikrometer-mikrometer adalah pemasukan satu tangkai menjadi bengkok
yang terisi.Secara normal, orang bisa menggunakan keuntungan mekanis sekrup untuk menekan
material, memberi satu pengukuran yang tidak akurat. Dengan cara memasang satu tangkai yang roda
bergigi searah keinginan pada satu tenaga putaran tertentu.

1 Bingkai (Frame) Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat
agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang
mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari
tangan ketika pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas
sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm.
2 Landasan (Anvil) Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan dan diantara anvil
dan spindle.
3 Spindle (gelendong) Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
4 Pengunci (lock) Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur
benda.
5 Sleeve Tempat skala utama.
6 Thimble Tempat skala nonius berada
7 Ratchet Knob Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan diukur tepat
berada diantara spindle dan anvil.
Cara menggunakan mikrometer sekrup:
1. Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka celah antara spindle dan anvil sedikit lebih
besar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob
2. Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.
3. Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet knob sampai terdengar bunyi klik.
Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja.
4. unci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.
5. Keluarkan benda dari mikrometer skrup dan baca skalanya.

Prinsip Kerja Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya
sampai 0,01 mm. Alat ukur ini mempunyai batang pengukur yang terdiri atas skala dalam milimeter, dan
juga sekrup berskala satu putaran sekrup besarnya sama dengan 0.5 mm dan 0.5 mm pada skala utama
dibagi menjadi 100 skala kecil yang terdapat pada sekrup.
Untuk membaca hasil pengukuran pada mikrometer sekrup dapat dilakukan dengan langkah sebagai
berikut :
1. Menentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder (bidal) dari rahang geser ( skala
utama yang berada tepat di depan/berimpit dengan selubung silinder luar rahang geser).
2. Menentukan nilai skala nonius yang berimpit dengan garis mendatar pada skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dalam persamaan :
Hasil = Skala Utama + (Skala Nonius x skala terkecil mikrometer sekrup) = Skala Utama + (Skala
Nonius yang berimpit x 0,01 mm) Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam perawatan
mikrometer sekrup adalah sebagai berikut :
 Setelah digunakan permukaan pengukuran dan bagian-bagian lainnya dibersihkan dengan
menggunakan bahan anti korosi. Bagian-bagian yang berulir harus dilumasi secukupnya dengan oli
yang berkualitas tinggi, misalnya oli yang dipergunakan untuk jam/arloji.

 Jika tidak dipergunakan (sesudah pemakaina) mikrometer luar harus ditempatkan dalam sebuah peti
kayu. Mikrometer yang lebih besar harus digantungkan dengan penunjang nya yang khusus (sadle
shaped support).

 Tempat penyimpanan harus bebas dari getaran, sinar matahari langsung dan fluktuasi temperatur.

 Batang ukur standar yang panjang harus ditempatkan dengan hati-hati supaya tidak terjadi lenturan.

E. Metode Konvensional Alat Ukur


1. Metode Diameter
Kebulatan diukur dengan menggunakan mikrometer pada beberapa sudut yang
berbeda disekitar sumbu pusat dari benda kerja .Kebulatan dan diameter adalah dua
karakter geometris yang berbeda, meskipun demikin keduanya saling berkaitan.
Ketidakbulatan akan mempengaruhi hasil pengukuran diameter, sebaliknya pengukuran
diameter tidak selalu akan menunjukan ketidak bulatan.Sebagai contoh, penampang poros
dengan dua tonjolan beraturan (elips) akan dapat diketahui ketidakbulatannya bila diukur
dengan dua sensor dengan posisi bertolak belakang (1800) misalnya dengan
mikrometer.Namun, mikrometer tidak akan mampu menunjukkan ketidakbulatan bila
digunakan untuk mengukur diameter penampang poros dengan jumlah tonjolan beraturan
yang ganjil (3,5,7 dst).

2. Metode radius
Benda kerja di jepit pada sumbu pusatnya dan di rotasikan , sebuah Dial indikator akan
mengukur penempatan jari-jari sebuah bagian silang pada interval siku-siku
spesifik.Kebulatan ditentukan sebagai perbedaan antara pembacaan indicator

3. Metode 3 point
Pengukuran kebulatan menggunakan metode 3 point, membutuhkan V-block, sebuah
saddel gage atau tripod gage seperti di tujukan pada gambar berikut (a) benda kerja di dukung
pada dua point dengan v block. Dial indicator menyentuh benda kerja pada dua bidang
sudut terbentuk oleh dua wadah dari bentuk v block .Benda kerja dirotasikan dan kebulatan
di tentukan sebagai perbedaan maksimum antara pembacaan indicator. (b) Saddle gage di
gunakan untuk mengukur besarnya diameter benda kerja dan (c) tripod gage di gunakan
untuk diameter dalam. Bagaimana pun ketepatan pengukuran dengan metode 3 point
tergantung dari sudut v block dan bentuk profil benda kerja.
Berdasarkan putaran maka alat ukur kebulatan (roundness tester) dapat diklasifikasikan:

Jenis dengan sensor putar :


a. Spindel (poros utama) yang berputar hanya menerima beban yang ringan dan tetap. Dengan
demikian ketelitian yang tinggi bisa dicapai dengan membuat konstruksi yang cukup ringan.
b. Meja untuk meletakkan benda ukur tidak mempengaruhi sistem pengukuran. Benda ukur yang
besar dan panjang tidak merupakan persoalan.

Jenis dengan meja putar :


a. Karena sensor tidak berputar, maka berbagai pengukuran dengan kebulatan dapat dilaksanakan,
misalnya konsentris, kelurusan, kesejajaran, dan ketegaklurusan.
b. Pengukuran kelurusan bisa dilakukan dengan menambahkan peralatan untuk menggerakkan
sensor dalam arah transversal (vertikal) tanpa harus mengubah posisi spindel.
c. Berat benda ukur terbatas, karena keterbatasan kemampuan spindel untuk menahan
beban. Penyimpangan letak titik berat ukur relatif terhadap sumbu putar dibatasi.
d. Alat pengatur posisi dan kemiringan benda ukur terletak pada meja. Oleh sebab itu,
pengaturan secara cermat supaya sumbu objek ukur berimpit dengan sumbu putar, hanya
mungkin dilakukan sewaktu meja dalam keadaan tak berputar.
Beberapa hal mengenai komponen utama alat ukur kebulatan adalah sebagai berikut :
a. Spindel merupakan komponen terpenting, dimana ketelitian putaran harus dijaga setinggi mungkin
(merupakan satu – satunya sumbu referensi ). Oleh sebab itu perencanaan bantalan spindel
merupakan kunci dari keberhasilan alat ukur. Berbagai jenis bntalan dapat dipilih, antara lain:
bantalan kering, bantalan peluru, bantalan hidrodinamik, bantalan udara , dan bantalan hidrostatik.

b. Sensor merupakan berupa batang dengan jarum dari Tungsten Carbide. Geometri ujung jarum dibuat
berbentuk tumbereng (sektor lingkaran) dengan tebal dan jari – jari tertentu (6 mm). Ujung jarum
sengaja tidak dibuat berbentuk bola dengan diameter kecil untuk menghindari jarum mengikuti profil
kekasaran permukaan.

c. Pengubah alat ukur umumnya menggunakan prinsip transformator (kumparan sekunder dan primer)
dengan perubahan induktansi, yaitu perubahan posisi inti akibat perubahan posisi batang sensor
melalui suatu mekanisme khusus

d. Pencatat digunakan untuk menghindari gesekan antara pena pencatat dengan kertas serta untuk
mempertipis garis, grafik dibuat pada kertas elektro sensitif. Selama pembuatan grafik berlangsung,
pena yang di beri muatan listrik akan memancarkan bunga api sehingga menimbulkan bekas pada
kertas elektrosensitif .

e. Sentering dan leveling, dimana sumbu putaran merupakan satu – satunya sumbu referensi. Oleh sebab
itu, penempatan benda ukur relatif terhadap sumbu putar harus dapat diatur dengan cermat dan teliti.

f. Pengukuran kelurusan dan berbagai kesalahan bentuk, sensor alat ukur harus dapat
dinaikkan/diturunkan guna memeriksa kebulatan pada beberapa ketinggian sesuai dengan lokasi objek
ukur. Hal ini memerlukan tiang dengan landasan luncur tegak lurus dan sejajar dengan sumbu putar.
Referensi Pengukuran Kebulatan
Ada empat cara perhitungan penyimpangan terhadap kebulatn lingkaran referensi yaitu :
1. Least Squeares Circles (LSC)
Adalah metoda yang paling umum digunakan. Luas daerah yang tertutup oleh profil sama dengan
luas daerah yang berada pada luar

2. Minimum Circumsribed Circle (MCC)


Adalah metoda yang digunakan untuk menghitung lingkaran standar dengan jari jari minimum
yang menutupi profile data.
3. Minimum Inscribed Circle (MIC)
Metoda ini menghitung lingkaran standar dengan jari jari maksimum yang ditutupi oleh profile
data.

4. Minimum Zone Circle (MZC)


Metoda ini menghitung dua lingkaran konsentrik yang menutupi profile data seperti
pemisah arah minimum.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebulatan adalah sifat objek yang menunjukkan seberapa dekat objek tersebut dengan bentuk bulat
sempurna. Alat ukur kebulatan biasanya melibatkan perangkat seperti jangka sorong, mikrometer,
atau alat khusus lainnya yang digunakan untuk mengukur diameter atau jari-jari objek dan
membandingkannya dengan bentuk bulat yang ideal.

B. Saran

Untuk meningkatkan kebulatan objek yaitu dengan melakukan pemilihan bahan yang tepat yang
memiliki kemampuan untuk membentuk dengan presisi dan penggunaan teknik manufaktur yang
cermat dan kontrol kualitas yang ketat.
DAFTAR PUSTAKA

A.Hald, Statistical Theory With Engineering Applications,Jhon Willey &Sons, Inc.,New York, 1952

Modul praktikum metrologi industri, tahun 2011

Wibowo Agung, Analisis Kebulatan Berdasarkan Lingkaran Daerah Minimum dengan Metode
Pendekatan Bertahap, Tesis S2, Teknik Produksi, Teknik Mesin FTI ITB, Bandung,1998.

Anda mungkin juga menyukai