KEBULATAN
METROLOGI INDUSTRI
Dosen Pengampu:
Budi Syahri,S.Pd.,M.Pd.T
Disusun Oleh :
Afrina Almalila
(22067001)
Khalfan Gustaf Mandalika
(22067102)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada bapak Budi Syahri,S.Pd.,M.Pd.T sebagai
dosen pengampu mata kuliah Metrologi Industri yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.A. Latar Belakang......................................................................................................4
3.2. Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mesin-mesin atau peralatan teknis lainnya banyak sekali ditemukan komponen-
komponen yang mempunyai penampang bulat, baik itu berupa poros , bantalan, roda gigi dengan
dimensi kecil seperti halnya pada jam tangan sampai dengan komponen yang berdimensi besar
sebagaimana yang dipunyai oleh mesin-mesin tenaga yang berkekuatan megawatt.
Komponen dengan kebulatan ideal amat sulit dibuat, dengan demikian kita harus mentolerir adanya
ketidak bulatan dalam batas-batas tertentu sesuai dengan tujuan/fungsi dari komponen tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Menjelaskan pentingnya kebulatan permukaan dari suatu komponen dalam kaitannya dengan
kualitas produk.
2. Menjelaskan beberapa parameter permukaan yang sering digunakan untuk menjelaskan arti dari
permukaan.
3. Menyebutkan beberapa peralatan ukur yang bisa digunakan untuk memeriksa kebulatan
permukaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebulatan
Pengukuran kebulatan merupakan pengukuran yang ditujukan untuk memeriksa
kebulatan suatu benda dengan kata lain untuk mengetahui apakah suatu benda benar-benar
bulat atau tidak jika dilihat secara teliti dengan menggunakan alat ukur.
Kebulatan mempunyai peranan penting dalam hal:
1. Membagi beban sama rata
2. Menentukan umur komponen
3. Menentukan kondisi suaian
4. Menentukan ketelitian putaran
5. Memperlancar pelumasan
Ketidak bulatan merupakan salah satu jenis kesalahan bentuk dan umumnya amat
berkaitan dengan beberapa kesalahan bentuk lainnya seperti:
1. Kesamaan sumbu dan konsentrasitas (concentricity)
2. Kelurusan (straighness)
3. Ketegaklurusan (perpendicularity)
4. Kesejajaran (parallelism)
5. Keselindrikan (clindricity)
C. Parameter Kebulatan
Untuk lebih memahami analisis kebulatan, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian
mengenai grafik hasil pengukuran (profil kebulatan) sebagai berikut;
1 Profil Kebulatan bukanlah merupakan pembesaran penampang.
Supaya dapat melihat kesalahan bentuk, perlu adanya pembesaran.Sebagai contoh, suatu
tonjoalan pada permukaaan setinggi 2 μm supaya menjadi setinggi 2 mm pada kertas
grafik diperlukan pembesaran 1000x.
2 Efek Pembesaran terhadap bentuk profil kebulatan.
Untuk benda ukur yang sama, profilo kebulatan akan kelihatan berubah bentuknya apabila
digunakan pembesaran yang berlainan.
3 Posisi pembuatan grafik dapat ditentukan sekehendak.
Profil kebulatan dari suatu benda ukur dapat diatur sehingga menempati daerah di dekata
atau jauh dari titik pusat grafik. Hasil yang diperoleh tidak akan mempengaruhi analisis
kebulatan, dimana jarak radial antara dua lingkaran konsentris adalah sama bagi profil
kebulatan didekat pusat grafik maupun yang didekat tepi grafik.
4 Adanya hubungan sudut posisi antara benda ukur dan profil kebulatan.
Benda ukur dan grafik polar berputar debngan kecepatan sama. Dengan demikian posisi
sudut relatif antara tonjolan pada benda ukur akan tetap sama pada profil kebulatan
5 Efek kesalahan sentering
Jikalau sumbu objek ukur dapat dibuat beimpit dengan sumbu putar, profil kebulatannnya
akan mempunyai titik tengah yang bersatu dengan titik tengah grafik. Benda ukur dengan
kebulatan ideal, akan mempunyai profil lingkaran sempurna.
Pada gambar terlihat bagian dial indicator yaitu pegas koil dan pegas spiral.
a. Pegas koil
Berfungsi untuk penekan batang bergigi sehingga sensor selalu menekan kebawah.
b. Pegas spiral berfungsi sebagai penekan sistem transmisi roda gigi sehingga
permukaan gigi yang berpasangan selalu menekan sisi yang sama untuk kedua
arah putaran (guna menghindari Back lash / keterlambatan gerak balik,yang
mungkin terjadi karena profil gigi yang tak sempurna ataupun kehausan).
Sebagaimana dengan jam mekanik beberapa jenis jam ukur atau dial indikator
mempunyai batu (jewel) untuk mengurangi gesekan pada dudukan poros roda gigi.
(pengaturan pada posisi nol) setelah dua tanda pembatas pada jam ukur diatur
posisinya sesuai dengan daerah toleransi produk, pemeriksaan kualitas geometrik
produk dapat dilakukan dengan mudah. Jika tidak
perlu kecermatan tinggi, benda silindris mungkin diperiksa kesilindrisan ataupun
kebulatannya dengan jam ukur, dalam hal ini benda ukur harus diletakkan diatas blok
V.Toleransi kesalahan putar( run-out tolerance)diperiksa dengan cara menempatkan
jam ukur pada posisi yang tetap dan benda ukur diputar pada sumbu tertentu .
2. Mikrometer
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang
memiliki ketelitian 0.01 mm
Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk mengukur
ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.
Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari pengukuran,
Pada bab ini akan membahas tentang : 1 Jenis 2 Membaca satu mikrometer sistem inci 3 Membaca
satu mikrometer metrik 4 Membaca satu mikrometer vernier 5. Acuan
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut :
Kecermatan pembacaan skala adalah 0,01mm, 0,05mm,dengan kapasitas ukur yang beragam. Untuk
kapasitas ukur yang besar biasanya dilengkapi dengan jam kecil pada piringan jam besar,dimana
satu putaran penuh jarum yang besar adalah sesuai dengan satu angka jam yang kecil . Pada pinggir
piringan umumnya dilengkapi dengan 2 tanda pembatas yang dapat diatur kedudukannya yang
menyatakan batas atas dan batas bawah dari daerah toleransi suatu produk yang hendak
diperiksa.Selain itu, piringan skala dapat diputar untuk mengatur posisi nol sewaktu pengukuran
dimulai.
Ujung sensor dapat diganti dengan berbagai bentuk dan dibuat dari baja, karbida atau saphire,
pemilihan jenis sensor disesuaikan dengan kondisi benda ukur dan penggunaannya.
Saat dipakai, jam ukur biasanya dipasangkan pada dudukan. Tinggi sensor disesuaikan dengan tinggi
nominal / ukuran dasar produk yang akan diperiksa dimensinya dengan bantuan blok ukur
a) Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan,
blok-blok dan batang-batang.
b) Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu
benda
1 Bingkai (Frame) Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat
agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang
mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari
tangan ketika pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas
sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm.
2 Landasan (Anvil) Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan dan diantara anvil
dan spindle.
3 Spindle (gelendong) Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
4 Pengunci (lock) Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur
benda.
5 Sleeve Tempat skala utama.
6 Thimble Tempat skala nonius berada
7 Ratchet Knob Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan diukur tepat
berada diantara spindle dan anvil.
Cara menggunakan mikrometer sekrup:
1. Membuka pengunci mikrometer skrup kemudian membuka celah antara spindle dan anvil sedikit lebih
besar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob
2. Masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.
3. Geserkan spindle ke arah benda dengan cara memutar ratchet knob sampai terdengar bunyi klik.
Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja.
4. unci mikrometer skrup agar spindle tidak bergerak.
5. Keluarkan benda dari mikrometer skrup dan baca skalanya.
Jika tidak dipergunakan (sesudah pemakaina) mikrometer luar harus ditempatkan dalam sebuah peti
kayu. Mikrometer yang lebih besar harus digantungkan dengan penunjang nya yang khusus (sadle
shaped support).
Tempat penyimpanan harus bebas dari getaran, sinar matahari langsung dan fluktuasi temperatur.
Batang ukur standar yang panjang harus ditempatkan dengan hati-hati supaya tidak terjadi lenturan.
2. Metode radius
Benda kerja di jepit pada sumbu pusatnya dan di rotasikan , sebuah Dial indikator akan
mengukur penempatan jari-jari sebuah bagian silang pada interval siku-siku
spesifik.Kebulatan ditentukan sebagai perbedaan antara pembacaan indicator
3. Metode 3 point
Pengukuran kebulatan menggunakan metode 3 point, membutuhkan V-block, sebuah
saddel gage atau tripod gage seperti di tujukan pada gambar berikut (a) benda kerja di dukung
pada dua point dengan v block. Dial indicator menyentuh benda kerja pada dua bidang
sudut terbentuk oleh dua wadah dari bentuk v block .Benda kerja dirotasikan dan kebulatan
di tentukan sebagai perbedaan maksimum antara pembacaan indicator. (b) Saddle gage di
gunakan untuk mengukur besarnya diameter benda kerja dan (c) tripod gage di gunakan
untuk diameter dalam. Bagaimana pun ketepatan pengukuran dengan metode 3 point
tergantung dari sudut v block dan bentuk profil benda kerja.
Berdasarkan putaran maka alat ukur kebulatan (roundness tester) dapat diklasifikasikan:
b. Sensor merupakan berupa batang dengan jarum dari Tungsten Carbide. Geometri ujung jarum dibuat
berbentuk tumbereng (sektor lingkaran) dengan tebal dan jari – jari tertentu (6 mm). Ujung jarum
sengaja tidak dibuat berbentuk bola dengan diameter kecil untuk menghindari jarum mengikuti profil
kekasaran permukaan.
c. Pengubah alat ukur umumnya menggunakan prinsip transformator (kumparan sekunder dan primer)
dengan perubahan induktansi, yaitu perubahan posisi inti akibat perubahan posisi batang sensor
melalui suatu mekanisme khusus
d. Pencatat digunakan untuk menghindari gesekan antara pena pencatat dengan kertas serta untuk
mempertipis garis, grafik dibuat pada kertas elektro sensitif. Selama pembuatan grafik berlangsung,
pena yang di beri muatan listrik akan memancarkan bunga api sehingga menimbulkan bekas pada
kertas elektrosensitif .
e. Sentering dan leveling, dimana sumbu putaran merupakan satu – satunya sumbu referensi. Oleh sebab
itu, penempatan benda ukur relatif terhadap sumbu putar harus dapat diatur dengan cermat dan teliti.
f. Pengukuran kelurusan dan berbagai kesalahan bentuk, sensor alat ukur harus dapat
dinaikkan/diturunkan guna memeriksa kebulatan pada beberapa ketinggian sesuai dengan lokasi objek
ukur. Hal ini memerlukan tiang dengan landasan luncur tegak lurus dan sejajar dengan sumbu putar.
Referensi Pengukuran Kebulatan
Ada empat cara perhitungan penyimpangan terhadap kebulatn lingkaran referensi yaitu :
1. Least Squeares Circles (LSC)
Adalah metoda yang paling umum digunakan. Luas daerah yang tertutup oleh profil sama dengan
luas daerah yang berada pada luar
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebulatan adalah sifat objek yang menunjukkan seberapa dekat objek tersebut dengan bentuk bulat
sempurna. Alat ukur kebulatan biasanya melibatkan perangkat seperti jangka sorong, mikrometer,
atau alat khusus lainnya yang digunakan untuk mengukur diameter atau jari-jari objek dan
membandingkannya dengan bentuk bulat yang ideal.
B. Saran
Untuk meningkatkan kebulatan objek yaitu dengan melakukan pemilihan bahan yang tepat yang
memiliki kemampuan untuk membentuk dengan presisi dan penggunaan teknik manufaktur yang
cermat dan kontrol kualitas yang ketat.
DAFTAR PUSTAKA
A.Hald, Statistical Theory With Engineering Applications,Jhon Willey &Sons, Inc.,New York, 1952
Wibowo Agung, Analisis Kebulatan Berdasarkan Lingkaran Daerah Minimum dengan Metode
Pendekatan Bertahap, Tesis S2, Teknik Produksi, Teknik Mesin FTI ITB, Bandung,1998.