Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu dengan judul
ALAT UKUR LINIER LANGSUNG.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Teknik Pengukuran dan
bukti dari power point yang mana telah dibuat oleh penulis. Dalam hal ini
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membina dan membimbing penulis pada saat pembuatan makalah serta kepada
teman-teman yang telah mendukung dan memberi motivasi.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih belum lengkap dan
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun guna melengkapi makalah ini dikemudian hari, sehingga nantinya
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................
1.2. Tujuan............................................................................................................
BAB II ALAT UKUR LINIER LANGSUNG.........................................................
2.1 PEGERTIAN ALAT UKUR LINIERLANGSUNG.......................................
2.2 JENIS DAN PRINSIP KERJA ALAT UKUR LINIER LANGSUNG..........
2.2.1 Mistar Ukur..............................................................................................
2.2.2 Mikrometer..............................................................................................
a. Jenis-Jenis Mikrometer.............................................................................
b. Cara Menggunakan Mikrometer.............................................................11
d. Pemeriksaan Kerataan Muka Ukur.........................................................13
e. Pemeriksaan Kesejajaran Kedua Muka Ukur..........................................14
f. Cara Membaca Skala Ukur Mikrometer..................................................16
g. Mengkalibrasi Mikrometer.....................................................................20
2.2.3 Jangka Sorong (Mistar Geser)..............................................................21
a. Jenis-Jenis Jangka Sorong.......................................................................23
b. Cara Menggunakan Mistar Geser...........................................................26
c. Cara Membaca Skala Mistar Geser.........................................................27
d. Mengkalibrasi Mistar Geser....................................................................29
2.3 PERTANYAAN :..........................................................................................30
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mistar Ukur............................................................................................
Gambar 2.Meteran Gulung......................................................................................
Gambar 3. Mikometer..............................................................................................
Gambar 4. Mikrometer Luar....................................................................................
Gambar 5. Posisi Pengukuran Mikrometer..............................................................
Gambar 6. Mikrometer Indikator...........................................................................10
Gambar 7. Mikrometer Batas.................................................................................10
Gambar 8. Mikrometer Dalam...............................................................................11
Gambar 9. Mikrometer Kedalaman........................................................................11
Gambar 10. Pemeriksaan Kerataan Muka Ukur....................................................14
Gambar 11. Cara Membaca Mikrometer Dengan Skala Inchi...............................17
Gambar 12. Cara Membaca Mikrometer Dengan Skala Vernier Inchi..................19
Gambar 13. Cara Membaca Mikrometer Dengan Skala Metrik............................20
Gambar 14. Jagka Sorong (Mistar Ingsut).............................................................22
Gambar 15. Contoh Pembacaan Jangka Sorong Dalam Skala Nonius..................23
Gambar 16. Mistar Ingsut Nonius..........................................................................24
Gambar 17. Mistar Ingsut Jarum Jam....................................................................24
Gambar 18. Mistar Ingsut Ketinggian....................................................................25
Gambar 19. Mistar Ingsut Digital..........................................................................26
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Baris Maksimum (Ketidak Sejajaran Maksimum) Yang
Diijinkan Menurut Standar Jepang JIS B7502........................................16
Tabel 2 Kecermatan Mistar Geser atau Jangka Sorong........................................25
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
a. Mahasiswa dapat mengenal alat ukur linier langsung dan dapat
menggunakan alat ukur linier langsung dengan benar dan tahu kegunaan
suatu alat.
b. Mahasiswa dapat mengetahui cara perawatan yang baik pada alat ukur
linier secara langsung.
1
BAB II
ALAT UKUR LINIER LANGSUNG
Alat ukur linier langsung ialah alat ukur yang hasilnya dapat dilihat dan
dibaca langsung pada bagian penunjuk (skala) alat ukur tersebut. Alat ukur
linier langsung dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
2
a. Mistar Ukur
b. Mistar Geser (Jangka Sorong)
c. Mikrometer
3
a. Meteran Lipat
Merupakan gabungan dari mistar ukur dengan sambungan engsel pada
ujungnya. Hasil dari pengukurannya kurang baik, ini dikaenakan ausnya
engsel dan tidak lurusnya garis ukur sewaktu pengukuran berlangsung
sehingga meteran lipat memberikan hasil yang kurang baik. Biasanya
meteran lipat terbuat dar baja ataupun alumunium.
b. Meteran Gulung
Merupakan meteran yang dibuat dari pelat baja tipis berbentuk pita yang
dapat digulung dan ditempelkan dalam suatu wadah. Pengulungnya
dipermudah dengan bantuan pegas spiral yang menyatu dengan wadah.
Ujung pelat diberi kait atau gelang guna mempermudah penempatan
garis nol skala meteran pada ujung benda ukur.
2.2.2 Mikrometer
Mikrometer adalah jenis alat ukur linier yang paling tinggi tingkat
kecermatannya. Kecermatan berarti kemampuan alat ukur untuk menunjukkan
angka terkecil, jika mistar ukur mempunyai kecermatan 1 mm maka
mikrometer mempunyai kecermatan 1 mm, mikrometer 0,1 mm maka
mikrometer mempunyai kecermatan 0,01 mm bahkan ada yang mencapai 0,002
mm.
Komponen terpenting dari mikrometer adalah ulir utama, dengan
memutar selinder putar satu kali, poros ukur akan bergerak linear sepanjang
satu kisar sesuai dengan kisar (pitch) ulir utama. Meskipun ulir utama ini
4
dibuat dengan teliti akan tetapi dengan kesalahan/penyimpangan selalu ada.
Untuk sepanjang ulir utama kesalahan kisar saat mur silinder putar berada pada
suatu tempat akan berada pada suatu kesalahan kisar di tempat lain. Apabila
poros ukur digerakan mulai dari nol sampai batas akhir, kesalahan kisar ini
akan terkumpul atau terakumulasi sehinga menimbulkan penyimpangan yang
sering di sebut kisar kumulatif. Oleh karena itu untuk mebantasi kesalahan
kisar kumulatif, biasanya panjang ulir utama, jarak gerakan poros ukur
dirancang hanya sampai 25 mm saja.
Dalam hal ini meskipun namanya mikrometer tetapi tingkat kecermatan alat
ukur ini tidaklah bisa mencapai mikron, sebab bagian pengubah mikometer
terdiri dari ulir luar dan poros pasangannya. Jika mikrometer tersebut
mempunyai tingkat kecermatan 1 mikron maka bagian pengubah yang terdiri
ulir luar dan poros pasangannya tersebut harus mempunyai kesalahan yang
lebih kecil dan 1 mikron, dalam proses pembuatannya hal ini sangat sulit
diwujudkan.
Mikrometer memang dirancang untuk pemakaian praktis, sering
dimamfaatkan oleh operator mesin perkakas dalam rangka pembuatan dengan
komponen yang berdasarkan acuan toleransi geometrik dengan tingkat kualitas
sedang sampai menengah.
Gambar 3. Mikometer
5
Landasan : berfungsi untuk menahan benda ukur
Poros ukur : berfungsi untuk menjepit benda ukur
Sillinder putar : berfungsi untuk memutar poros putar
Silinder tetap : berfungsi untuk tempat skala tetap
Ratchet : berfungsi untuk merapatkan poros silinder dengan
kerapatan yang kecil
Skala tetap : merupakan skala ukuran satuan
Skala nonius : merupakan skala ukuran dibelakang koma
Rangka : berfungsi sebagai letak landasan dan poros ukur
6
Cara menggunakan mikrometer :
a. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
b. Bukalah rahang dengan cara memutar kekiri pada skala putar hingga benda
dapat dimasukkan ke rahang
c. Letakkan benda yang diukur pada rahang dan putar kembali sampai tepat
d. Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar
bunyi klik.
e. Setelah terkunci lalu kita membaca skala pada mikrometer skala pada
mikrometer terbagi dua jenis yaitu :
Skala Utama : terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya.
Skala Putar terdiri dari skala 1 sampai 50.
Setiap skala putar berputar mundur 1 putaran maka skala utama bertambah
0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm.
a. Jenis-Jenis Mikrometer
Mikrometer dibuat dalam berbagai bentuk yang masing-masing
mempunyai kegunaan tertentu secara umum pergelompokan yang didasarkan
pada aplikasi yaitu :
1. Mikrometer Luar
Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat,
lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang. Melihat kontruksi
mikrometer yang berbentuk batang U sehingga memiliki
keterbatasan pengukuran, oleh karenanya dibuatlah
mikrometer dengan jangkauan batas 0-25mm, 25-50mm, 50-
75mm, dengan ketelitian 0,01 mm.
7
Untuk kapasitas ukur yang besar, rangka mikrometer dibuat dengan
sangat kuat guna menghindari lenturan akibat adanya tekanan pengukuran
maupun beratnya sendiri. Lenturan akibat beratnya sendiri tidak banyak
berpengaruh pada hasil pengukuran bagi mikrometer dengan kapasitas ukur
sampai dengan 300 mm. Sementara itu, untuk mikrometer dengan kapasitas
lebih besar dari pada 300 mm, posisi pengukuran menjadi sangat kritis.
Sedapat mungkin posisi pengukuran dipilih vertikal dengan ditumpu
pada rangka disebelah landasan tetapnya.apabila hal ini tidak
memungkinkan,sebelum pengukuran dilakukan kedudukan minimum diatur
ulang dengan bantuan ukur atau kaliber penyetel yang tersedia.Penyetelan
kedudukan nol ini dilaksanakan dengan memegang mikrometer dengan posisi
tertentu sesuai dengan posisi pengukuran sebagaimana yang akan
dilakukan(mendatar,miring,telentang atau telungkup).
2. Mikrometer Indikator
Mikrometer indikator adalah gabungan antara mikrometer dengan jam ukur.
sebagian rangka mikrometer dipakai sebagai tempat mekanisme penggerak
jarum jam ukur. Dalam hal ini landasan tetap mikrometer dapat bergerak
dan berfungsi pula sebagai jam ukur, lihat gambar. 3 jarak gerak landasan tetap
(sensor jam ukur) sangat kecil, dengan demikian daerah ukur jam ukur terbatas
8
( 0.02 mm) namum mempunyai kecermatan pembacaan yang tinggi (0.001
mm).
Mikrometer indikator selain berfungsi sebagai mikrimeter luar juga dapat
dipakai sebagai mikrometer luar juga dapat dipakai sebagai kaliber.Saat
dipakai sebagai mikrometer luar, pembacaan ukuran pada skala mikrometer
dilakukan setelah jarum pada indikator menunjuk angka nol. Dengan demikian,
meskipun mikrometer ini tidak dilengkapi dengan gigi gelincir, tekanan
pengukuran dapat dijaga secukupnya dan selalu tetap.
3. Mikrometer Batas
Dua buah mikrometer yang disatukan dapat digunakan sebagai kaliber batas
bagi benda ukur dengan suatu ukuran dasar dan daerah toleransi tertentu. Mulut
ukur mikrometer yang diatas diatur dan dimatikan sehingga sesuai dengan
ukuran maksimum sementara mulut ukur mikrometer yang dibawah
disesuaikan dengan ukuran minimum.
Pengaturan jarak kedua mulut tersebut dilakukan dengan bantuan alat ukur
standar (blok ukur). benda yang baik harus masuk pada mulut ukur diatas
(GO) dan tidak masuk pada mulut ukur dibawah (NOT GO). Jadi, mikrometer
ini berfungsi sebagain kaliber rahang.
9
Gambar 7. Mikrometer Batas
4. Mikrometer Dalam
Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah dari lubang
suatu benda.
5. Mikrometer Kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari
langkah-langkah dan riot-slot.
10
dikontrol. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan bila akan
melakukan pengukuran dengan menggunakan mikrometer. Hal-hal tersebut
antara lain yaitu :
a. Permukaan bidang ukur dari benda ukur harus betul-betul bersih sehingga
tidak ada kotoran yang dapat merusakkan sensor alat ukur dan kemungkinan
terjadinya kesalahan pengukuran adalah kecil.
b. Sebelum melakukan pengukuran harus dipastikan terlebih dahulu apakah
posisi nol dari skala ukur sudah tepat. Kalau belum harus dilakukan
penyetelan lebih dulu dengan menggunakan kunci penyetel.
c. Bila tersedia alat pemegang mikrometer maka sebaiknya mikrometer
diletakkan pada alat pemegang tersebut sedemikian rupa sehingga posisinya
memudahkan untuk melakukan pengukuran. Bila tidak ersedia alat
pemegang mikrometer maka sebaiknya benda kerja dipegang dengan tangan
kiri dan mikrometer dengan tangan kanan. Aturlah posisinya sedemikian
rupa sehingga skala ukurnya dapat dilihat dan dibaca dengan mudah.
d. Penekanan poros ukur terhadap muka bidang ukur harus diperhatikan betul-
betul, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak. Terlalu keras menekan
poros ukur akan cepat merusakkan ulir utama dan adanya kemungkinan
untuk terjadinya perubahan bentuk benda ukur sehingga menimbulkan
kesalahan pengukuran. Terlalu lunak menekan poros ukur juga akan
menimbulkan kesalahan pengukuran karena kemungkinan tidak
menyentuhnya sensor pada bidang ukur dapat terjadi. Oleh karena itu, untuk
memastikan tekanan poros ukur yang cukup dapat digunakan alat pembantu
pemutar silinder putar yaitu gigi gelincir (rachet). Penekanan poros ukur
pada benda ukur dapat diatur dengan gigi gelinchir ini begitu muka poros
ukur menempel pada muka bidang ukur.
c. Cara Pemeliharaan Mikrometer
Pemeliharaan mikrometer harus diperhatikan betul-betul. Bila terjadi
kerusakan kecil saja pada mikrometer maka tingkat kecermatannya pun
menjadi berkurang. Oleh karena itu, cara menggunakan dan memelihara
11
mikrometer ini harus dilakukan dengan baik. Setelah dipakai harus dilap yang
bersih dengan kain pembersih yang disediakan dan harus diberi
vaselin bila disimpan ditempatnya. Salah satu cara untuk mengecek tingkat
kecermatannya adalah dengan cara kalibrasi. Kalibrasi alat-alat ukur dalam
jangka waktu tertentu setelah digunakan perlu dilakukan untuk mengkalibrasi
mikrometer adalah sebagai berikut :
a. Mengecek apakah gerakan silinder putar atau poros ukur betul-betul stabil
dalam arti tidak ada goyangan.
b. Mengecek apakah kedudukan posisi nol dari skala ukur sudah tepat.
c. Mengecek apakah kedua muka ukur (sensor) mempunyai kerataan dan
kesejajaran bila dirapatkan.
d. Mengecek apakah harga-harga yang ditunjukkan oleh skala ukurnya betul-
betul menunjukkan harga yang benar menurut standar yang berlaku.
e. Mengecek apakah fungsi dari rachet dan pengunci poros ukur dapat
berfungsi dengan baik. Bila hal-hal di atas dapat dilakukan dengan baik
maka alat ukur mikrometer keawetannya dapat dijamin dan tingkat
kecermatannya pun bisa dipelihara. Ada dua hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam pengecekan mikrometer tersebut yaitu pemeriksaan
kerataan dan kesejajaran muka ukur serta kebenaran skala ukurnya.
12
melalui kaca datar maka dapat disimpulkan bahwa muka ukur adalah rata, bila
nampak garis-garis berwarna berarti muka ukur tidak rata. Ketidak rataan ini
dapat dibedakan menurut jumlah garis berwarna yang nampak menunjukkan
adanya ketidak rataan sebesar 0.32 m. Muka ukur mikrometer masih dianggap
baik bila garis berwarna yang nampak paling banyak 2 garis (untuk mikrometer
dengan kapasitas lebih dari 250 mm paling banyak 4 garis).
13
memeriksanya kedua muka ukur harus betul-betul bersih dari kotoran agar
pemeriksaannya seliti.Untuk memeriksa kesejajaran muka ukur mikrometer
yang mempunyai kapasitas lebih dari 25 mm dapat digunakan alat bantu lain
yaitu blok ukur (gauge block). Blok ukur ini diletakkan di tengah-tengah antara
kedua kaca paralel. Dengan mengamati jumlah garis berwarna yang nampak
maka dapat ditentukan apakah kedua muka ukur mikrometer betul-betul sejajar
atau tidak. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sampai 5 kali pada posisi yang
berbeda yang masing-masing posisi dicatat apa yang terjadi. Kemudian hasil
pengamatannya dibandingkan dengan standar kesejajaran yang diijinkan. Pada
gambar menunjukkan contoh hasil pemeriksaan kesejajaran kedua muka ukur
mikrometer. Sedangkan Tabel 13 berisi tentang standar ketidak sejajaran
maksimum yang diijinkan menurut standar Jepang JIS B7502.
0.96 m .... 1 m.
14
m. Keparalelannya 0.32 m x 5 = 1.6
0.32 m x 4 = 1.3 m.
Tabel 1Jumlah Baris Maksimum (Ketidak Sejajaran Maksimum) Yang Diijinkan Menurut Standard Jepang
JIS B7502.
15
Pada skala tetap(sleeve), jarak dari angka 1 sampai angka 2 adalah0.1
inchi. Antara angka1 dan angka 2 dibagi lagi dalam 4 bagian yang sama.
Berarti satu skalanya kecil berjarak 0.025 inchi. Ulir utama mempunyai gang
sebanyak 40 gang per inchi. Bila ulir utama berputar satu putaran penuh maka
poros ukur akan maju sejauh 1/40 inchi (0.0025). Pada skala putar (thimble),
dari garis nol ke garis nol lagi (berarti satu putaran penuh skala putar) dibagi
dalam 25 bagian. Karena satu putaran penuh skala putar menyebabkan
perpindahan 0.0025 inchi maka satu skala (divisi) berjarak 1/25 x 0.0025 inchi
= 0.001 inchi.
Dengan dasar besarnya jarak satu skala pada tetap dan pada skala putar
maka kita dapat menentukan ukuran benda ukur. Gambar 11 menunjukkan
pembagian skala ukur mikrometer dalam inchi. Sedangkan gambar 12
menunjukkan contoh pembacaan ukuran yang ditunjukkan oleh skala ukur
mikrometer juga dalam inchi, ukuran yang ditunjukkan adalah 0.359 inchi.
16
Gambar 11. Cara Membaca Mikrometer Dengan Skala Inchi
Dari gambar dapat dijelaskan sebagai berikut. Ujung dari skala putar
(thimble) berada di sebelah kanan dari angka 3 pada skala tetap, berarti
menunjukkan ukuran 0.3 inchi. Di samping itu, ujung skala putar masih juga
berada sejauh dua skala kecil (divisi) di sebelah kanan angka 3 skala tetap,
berarti menunjukkan 2 x 0.025 = 0.05 inchi. Sekarang dilihat garis skala pada
skala putar, ternyata ada satu garis skala yang posisinya segaris dengan salah
satu garis skala tetap yaitu garis angka 9 dari skala putar. Ini berarti
menunjukkan ukuran 9 x 0.001 = 0.009 inchi. Jadi, pembacaan keseluruhannya
adalah 0.3 + 0.05 + 0.009 inchi = 0.359 inchi. Ada pula mikrometer yang
dilengkapi dengan skala vernier sehingga memungkinkan mikrometer tersebut
memiliki tingkat kecermatan sampai 0.0001 inchi atau 0.001 milimeter. Pada
gambar menunjukkan contoh pembacaan mikrometer yang dilengkapi dengan
skala vernier dengan satuan dalam inchi. Dari gambar nampak bahwa ujung
skala putar berada di sebelah kanan angka 2 tetapi belum sampai pada angka 3
dari skala tetap. Ini berarti ukurannya = 0.02 inchi. Skala putar garis angka 16
melampaui sedikit garis batas pada skala tetap tetapi garis ke 17 belum, berarti
ukurannya = 16 x 0.001 inchi = 0.16 inchi, lebih sedikit. Kelebihan sedikit ini
kita tentukan dengan melihat garis skala vernier yang segaris dengan salah satu
garis skala putar. Ternyata garis angka 3 yang segaris dengan salah satu garis
skala putar. Ini berarti menunjukkan ukuran 0.0003 inchi (angka 3 berarti 3/10
bagian dari skala vernier karena skala vernier dibagi dalam 10 bagian yang
17
sama). Dengan demikian bila angka 3 segaris dengan salah satu garis dari skala
putar maka hal ini menunjukkan 3/10 x 0.001 inchi = 0.0003 inchi. Jadi, secara
keseluruhan gambar tersebut menunjukkan ukuran : 0.2 + 0.016 + 0.0003 inchi
= 0.2163 inchi.
18
mm = 0.5 mm. Pada skala putar, dari garis nol melingkar 360 menuju ke garis
nol lagi dibagi dalam 50 bagian yang sama. Dengan demikian satu skala kecil
(divisi) pada skala putar 1/50 x 0.5 mm = 0.01 mm. Karena satu putaran penuh
skala putar berarti juga memutar dari nol ke nol (50 bagian = 0.5 mm). Dengan
dasar ini maka kita dapat membaca skala ukur yang ditunjukkan oleh skala
ukur mikrometer dalam metrik. Gambar menunjukkan contoh pembacaan skala
ukur mikrometer dalam sistem metrik. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut. Ujung dari skala putar ternyata berada di sebelah kanan baris
kedua bagian atas di sebelah angka 10. Ini menunjukkan ukuran 12 x 1 mm =
12 mm. Atau 24 x 0.5 mm = 12 mm, bila dilihat garis atas dan garis bawah dari
garis batasnya. Kemudian kita lihat pada garis skala putar untuk menentukan
garis skala yang segaris dengan garis batas skala tetap. Ternyata baris ke 32
dari skala putar berada segaris dengan garis batas yang berarti menunjukkan
ukuran sebesar 32 x 0.01 mm = 0.32 mm. Jadi, secara keseluruhan ukuran yang
ditunjukkan oleh gambar tersebut adalah 12 + 0.32 mm = 12.32 mm.
g. Mengkalibrasi Mikrometer
Cara mengkalibrasi mkrometer ialah :
Gerakan spindel putar/ poros ukut, harus dapat berputar dengan baik ,
tidak terjadi goyangan karena ausnya ulir utama.
Kedudukan nol, apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus
menunjukkan nol.
Kesejajaran dan kerataan muka ukur
19
2.2.3 Jangka Sorong (Mistar Ingsut)
Merupakan alat ukur linear serupa dengan mistar ukur yang mana
mempunyai skala linier pada batang dengan ujungnya yang berfungsi sebagai
sensor penahan benda ukur (disebut rahang ukur tetap) dan juga terdapat
peluncur dengan sisi yang dibuat sejajar dengan permukaan rahang
ukur(disebut rahag ukur gerak) yang biasanya dapat digeserkan pada batang
ukur. Mistar sorong sering disebut dengan mistar geser, mistar ingsut, jangka
sorong, schuifmaat atau Vernier Caliper.Merupakan alat pengukur atau alat
pemeriksa yang teliti.
Cara kerjanya yaitu batang ukur ditahan pada salah satu sisi /
permukaannya oleh rahang ukur tetap,kemudian peluncur digeserkan sehingga
rahang ukur gerak menempel pada sisi lainnya. Pada saat benda ukur dijepit
seperti ini pengukur dapat mengukur posisi garis indeks pada skala ukur.
Pembacaan skala linear dilakukan melalui garis garis indeks yang terletak pada
peluncur dan posisinya relative terhadap skala diinterpolasikan dengan skala
nonius atau dengan memakai jam ukur.
Karena dipakai dengan cara seperti ini,permukaan batang ukur harus
relatif keras dan tahan haus dan dirancang dengan ketelitian geometrik yang
tinggi. Kerataan masing bidang dan kesejajarannya dirancang dengan toleransi
bentuk yang tinggi,semoga pemukaan kedua sensor akan tetap sejajar. Dengan
demikian, meskipun tak segaris garis ukur dan garis dimensi diusahakan tetap
sejajar untuk mengurangi efek kesalah kosinis.
20
Gambar 14. Jagka Sorong (Mistar Ingsut)
Keterangan :
1. Kunci peluncur
2. Kunci penggerak halus
3. Skala utama
4. Batang ukur
5. Lidah pengukur kedalaman
6. Penggerak halus
7. Peluncur
8. Sensor gerak (rahang_ukur_gerak)
9. Sensor tetap (rahang_ukur_tetap)
10. Skala nonius
Pembacaan skala:
Garis indeks tidak selalu segaris dengan garis skala cara pembacaan skala
(Nilai yang membesar ke kanan):
Memenggal (truncating) harga skala di sebelah kiri garis indeks, bila
garis indeks belum sampai pada garis skala disebelah kanan
Membulatkan (rounding) harga skala di sebelah kiri garis indeks
(membulatkan ke bawah, rounding down), bila garis indeks diperkirakan
belum sampai pertengahan jarak antara dua garis skala, atau harga skala
disebelah kanan garis indeks ( membulatkan keatas, rounding up) jika
garis indeks terletak dipertengahan atau melewatinya
Menginterpolasikan (interpolating) harga skala di sebelah kiri garis
indeks dan menambahkan fraksi (bagian) yang merupakan perkiraan posisi
garis indeks diantara dua garis skala
21
Gambar 15. Contoh Pembacaan Jangka Sorong Dalam Skala Nonius
22
petunjuk dengan perantara roda gigi pada poros jam ukur dan batang bergigi
yang dilekatkan disepanjang batang ukur. kegunaannya hampir sama dengan
mistar ingsut nonius akan tetapi skala nonius diganti dengan memakai jam ukur
dalam menginterpolasikan posisi garis indeks relatif terhadap skala pada
batang ukur. Kecermataan mistar ingsut ini sama dengan mistar ingsut nonius
yaitu 0.10 mm, 0.05 mm atau 0.02 mm. Kecermatan mistar ingsut jam diwakili
oleh kecermatan skala jam dan kaitannya dengan skala utama.
Keselarasan satu
Periode
putaran (100 Kecermatan
Kecermatan penulisan
bagian skala jam skala batang
(mm) angka pada
denan jarak ukur (mm)
sakla jam
translasi (mm)
0,01 10 10 bagian 10
0,05 5 20 bagian 1
5 bagian
0,02 2 dalam satuan 1
0,1 mm
23
dengan permukaan diatas mana landasan diletakkan.Oleh karena itu,dalam
pemakaiannya mistar ingsut ketinggian ini memerlukan permukaan rata
sebagai acuan,yang dalam hal ini bisa dipenuhi meja rata.Pada meja rata inilah
mistar ingsut ketinggian bersama-sama dengan benda ukur diletakkan.Proses
pengukuran dilakukan dengan menggeserkan mistar ingsut ketinggian
kebeberapa tempat sesuai dengan lokasi beberapa objek ukur pada benda ukur.
24
Gambar 19. Mistar Ingsut Digital
Dari Gambar 2.10 dapat dijelaskan di sini beberapa kegunaan dari mistar
ingsut. Berdasarkan bagian-bagian utama yang dipunyai oleh mistar ingsut,
secara umum mistar ingsut dapat digunakan antara lain untuk mengukur
ketebalan, mengukur jarak luar, mengukur diameter luar, mengukur kedalaman,
mengukur tingkatan, mengukur celah, mengukur diameter luar, dan sebagainya.
Agar pemakaian mistar ingsut berjalan baik dan tidak menimbulkan
kemungkinan-kemungkinan yang dapat menyebabkan cepat rusaknya
mistar ingsut maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
2. Sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung dari
kedua rahang ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak kedalam.
25
3. Harus dipastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran muka
rahang ukur betul-betul tepat.
4. Waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur harus
diperhatikan gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua rahang ukur
akan menyebabkan kebengkokan atau ketidaksejajaran rahang ukur.
Disamping itu, bila benda ukur mudah berubah bentuk maka terlalu kuat
menekan rahang ukur dapat menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran.
5. Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada waktu mistar ingsut masih
berada pada benda ukur. Kunci dulu peluncurnya lalu dilepas dari benda
ukur kemudian baru dibaca skala ukurnya dengan posisi pembacaan yang
betul.
6. Jangan lupa, setelah mistar ingsut tidak digunakan lagi dan akan disimpan
ditempatnya, kebersihan mistar ingsut harus dijaga dengan cara
membersihkannya memakai alat-alat pembersih yang telah disediakan
misalnya kertas tissue, vaselin, dan sebagainya.
Mistar ingsut yang banyak beredar sekarang ada yang mempunyai skala
ukur dalam inchi dan ada pula yang dalam metrik. Akan tetapi, kebanyakan
mistar ingsut yang digunakan adalah dalam sistem metrik. Karena kedua sistem
satuan tersebut sama-sama digunakan maka pembahasan cara membacanya pun
kedua-duanya akan dijelaskan.
Pada mistar ingsut dengan skala inchi, skala vernier (nonius) nya dibagi
dalam 25 bagian dan ada juga yang dibagi dalam 50 bagian. Untuk mistar
26
ingsut yang skala verniernya dibagi dalam 25 bagian, skala utama 1 inchi
dibagi dalam 10 bagian utama yang diberi nomor 1 sampai 9. Berarti satu
bagian skala utama mempunyai jarak 0.1 inchi. Masingmasing dari satu bagian
skala utama (0.1 inchi) dibagi lagi dalam 4 bagian kecil. Untuk mistar ingsut
yang skala verniernya dibagi 50 bagian, skala utama 1 inchi juga dibagi dengan
10 bagian. Akan tetapi yang sepersepuluh bagian (0.1) dibagi lagi dengan 2
bagian kecil. Berarti satu skala (divisi) dari skala utama berjarak 0.050 inchi.
Garis indeks nol skala vernier telah melewati angka satu besar pada skala
utama yang berarti ukurannya menunjukkan 1 inchi. Di samping melewati
angka satu besar, garis nol skala vernier juga melewati angka 4 kecil skala
utama, artinya 0.4 inchi. Ternyata garis nol skala vernier melewati satu bagian
(divisi) skala utama dari angka 5 kecil, berarti 0.05 inchi (1 divisi skala utama
= 0.05 unci). Kemudian dilihat baris skala vernier yang segaris dengan baris
skala utama. Ternyata baris ke-9 skala vernier segaris dengan salah satu baris
dari skala utama. Ini berarti ada kelebihan 9 x 0.001 inchi = 0.009 inchi.
Dengan demikian ukuran tersebut menunjukkan : 1 + 0.4 + 0.05 + 0.009 inchi
= 1.459 inchi. Garis nol indeks skala vernier telah melewati angka 1 besar
skala utama, ini berarti ukurannya = 1 inchi. Garis nol vernier juga melewati
angka 2 kecil skala utama, berarti 2 x 0.1 inchi = 0.2 inchi. Ternyata garis nol
skala vernier masih juga melewati satu skala kecil (divisi) dari skala utama
setelah angka 2 kecil tetapi belum sampai melewati angka 3 kecil, ini berarti
ukurannya 0.025 inchi. Setelah dilihat baris dari skala vernier yang segaris
dengan baris dari skala utama ternyata baris ke-13. Ini artinya mempunyai
kelebihan sebesar 13 x 0.001 inchi = 0.013 inchi. Secara keseluruhan ukuran
tersebut menunjukkan jarak sebesar : 1 + 0.2 + 0.025 + 0.013 inchi = 1.238
inchi.
27
Perbedaannya hanyalah pada satuannya dan juga tingkat ketelitian pada skala
nonius (vernier). Untuk mistar ingsut dengan sistem metrik skala verniernya
ada yang mempunyai ketelitian sampai 0.02 (skala vernier dibagi dalam 50
bagian) dan ada yang tingkat ketelitiannya sampai 0.05 milimeter. Tiap angka
pada skala utama menunjukkan besarnya jarak dalam centimeter. Misalnya
angka 1 berarti 1 centimeter = 10 milimeter. Jarak antara dua angka berarti 10
milimeter. Jarak ini dibagi dalam 10 bagian yang sama, berarti satu skala kecil
(divisi) pada skala utama menunjukkan jarak 1 milimeter.. Dari contoh dalam
gambar 2.14 tersebut nampak bahwa garis nol skala vernier sudah melewati
angka 2 pada skala utama yang berarti menunjukkan ukuran 20 mm. Dari
angka 2 itu pun masih melewati 7 garis, berarti ukurannya 7 mm, akan tetapi
belum melewati angka 3 skala utama. Garis nol ternyata terletak di antara baris
ke tujuh dan baris ke delapan dari angka 2 sampai 3 skala utama, namun belum
diketahui besarnya. Untuk itu perlu mengetahui baris skala vernier yang segaris
dengan salah satu baris pada skala utama. Ternyata baris ke-18 dari skala
vernier adalah segaris dengan salah satu baris skala utama. Ini berarti ada
kelebihan 18 x 0.02 mm = 0.36 mm. Dengan demikian keseluruhan ukurannya
menunjukkan jarak : 20 + 7 + 0.36 mm = 27.36 mm.
28
Kedua rahang (gerak dan tetap ) diperiksa kerataannya dengan pisau rata,
apabila dari antara permukiman ukur dan pisau rata masih terdapat
cahaya artinya permukaan ukuran tidak rata.
2.3 PERTANYAAN :
1. Bagaimana caranya mengukur kedalaman dengan mistar ingsut?
Jawab : Caranya mengunakan bagian lidah pengukur kedalaman yang
letaknya bagian ekor mistar ingsut tersebut, cara membacanya hampir sama
dengan membaca dimensi yang lainnya.
2. Maksud dari riot slot?
Jawab : jika suatu dimensi kedalaman yang terdiri dari berbagai tingkat-
tingkatan yang dimana untuk mengukur dimensi tersebut susah mengunakan
mikrometer biasa, lalu digunakanlah mikrometer kedalaman.
3. Cara mengkalibrasi jangka sorong?
Jawab : cara mengkalibrasi mistar ingsut atau jangka sorong yaitu :
Rahang gerak (peluncur / sensor) dapat meluncurkan pada batang ukur
dengan baik tanpa bergoyang.
Kedudukan nol dari skala pada posisi kedua rahang (rahang tetap dan
rahang ukur) dirapatkan
Bila kedua rahang ukur dirapatkan dari bagian permukaan ukuran masih
terlihat cahaya, maka dapat dilakukan bahwa muka ukur tersebut tidak
sejajar. Bila celah sebesar s.d 0.003 mm masih dapat dilihat, namun jika
lebih kecil, warna chaya akan berupa merah (harganya antara 0,002 s.d
0.001
Kedua rahang (gerak dan tetap ) diperiksa kerataannya dengan pisau rata,
apabila dari antara permukiman ukur dan pisau rata masih terdapat
cahaya artinya permukaan ukuran tidak rata.
29
Kesejajaran dan kerataan muka ukur
30