Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH MULTIMETR DIGITAL

Disusun sebagai tugas remidial matakuliah metrolgi


Program Studi DIII Teknik Elektromedik
Universitas Widya Husada Semarang

Disusun oleh :

M. FANI FERDIANSYAH
1704054

FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK

PROGRAM STUDI D III TEHNIK ELEKTROMEDIK

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

2021
KATAPENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Multimeter igital" ini
dengan tepat waktu.

Makalah ini disusuns sebagai tugas remidial matakuliah Metrologi. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang alat ukur Multimeter diital
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mulyono selaku dosen


Matakuliah Metrologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 6 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................................v

BAB I ...................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN .................................................................................................. 2

1.1 Latarbelakang ........................................................................................... 2

1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

2.1 Teori dasar multimeter / avo meter .......................................................... 3

2.1.1 Sejarah multimeter ............................................................................ 3

2.1.2 Pengertian ultimeter digital ............................................................... 3

2.1.3 Kelebihan multimeter digital ............................................................ 4

2.1.4 Kelemahan multimeter digital ........................................................... 6

2.1.5 Bagian bagian multimeter digital ...................................................... 7

2.2 Fungsi dan besaran yang dapat diukur mengunakan multimeter digital 15

2.2.1 Mengukur Tegangan – Arus DC ..................................................... 15

2.2.2 Mengukur Tegangan - Arus AC ...................................................... 16

2.2.3 Mengukur Resistansi ....................................................................... 17

ii
2.2.4 Pemeriksaan Kontinuitas ................................................................. 18

2.2.5 Memeriksa Dioda ............................................................................ 19

2.2.6 Memeriksa Kapasitansi ................................................................... 21

2.2.7 Mengukur Frekuens ........................................................................ 22

2.2.8 Mengukur Duty Cycle ..................................................................... 23

2.2.9 Mengukur Arus DC ......................................................................... 24

2.2.10 Mengukur Arus AC ......................................................................... 25

2.2.11 Mengukur Suhu ............................................................................... 26

BAB III ................................................................................................................. 28

PENUTUP ............................................................................................................. 28

3.1 Kesimpuan ................................................................................................. 28

3.2 Saran ........................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 (Kiri) D'Arsonval Galvanometer. (Kanan) Multimeter saku yang


dibuat sekitar tahun 1920-an. (Photo milik Wikipedia) .......................................... 3

Gambar 2. 2 Multimeter digital............................................................................... 4

Gambar 2. 3 Bagian - bagian Mutimeter digital ..................................................... 7

Gambar 2. 4 Function Selector yang digunakan untuk menetapkan fungsi


multimeter ............................................................................................................... 8

Gambar 2. 5 Tampilan Layar Sub Menu ............................................................... 11

Gambar 2. 6 Probe multimeter .............................................................................. 14

Gambar 2. 7 Thermocouple Probe ........................................................................ 14

Gambar 2. 8 Pengukuran Tegangan dengan jenis arus DC ................................... 15

Gambar 2. 9 Pengukuran Tegangan dengan jenis arus AC ................................... 16

Gambar 2. 10 Pengukuran Resistansi pada Resistor ............................................. 17

Gambar 2. 11 Pemeriksaan Kontinuitas pada Sekring .......................................... 19

Gambar 2. 12 Pemeriksaan Forward Bias Voltage pada Diode ............................ 19

Gambar 2. 13 Pemeriksaan Kapasitansi pada Kapasitor ....................................... 21

Gambar 2. 14 Pemeriksaan Frekuensi pada Function Generator .......................... 22

Gambar 2. 15 Pemeriksaan Frekuensi pada Function Generator .......................... 23

Gambar 2. 16 Pemeriksaan Arus DC yang digunakan lampu ............................... 24

Gambar 2. 17 Pemeriksaan Arus AC yang digunakan lampu ............................... 25

Gambar 2. 18 Pemeriksaan Suhu dengan Probe Thermocouple ........................... 26

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Pemilihan Function Selector menentukan fungsi multimeter. ............... 8

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Multitester lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena
simpel dan bisa digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik
meskipun hanya dengan satu alat yakni multimeter saja. Dalam
perkembangannya multitester selalu mengalami perubahan, tentu saja
perubahan yang dimaksud akan membawa multitester menuju ke alat
ukur yang lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya. Pada
dasarnya multimeter merupakan gabungan alat ukur dari volt meter, ohm
meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata multitester masih
diciptakan lagi dengan versi terbarunya. Jika dahulu orang hanya
mengenal multitester analog maka akhir-akhir ini perkembangan
multitester menunjukkan multitester versi yang terbaru yakni multimeter
digital. multitester digital tentunya lebih baik dari multitester analog,
dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan kemudahan dalam
penggunaan serta pembacaan data hasil ukur membuat multimeter digital
mulai disenangi dan menyebabkan multitester analog ditinggalkan.
Meskipun demikian masih banyak pula orang yang menggunakan
multitester digital karena merasa sudah terbiasa dan selainn itu harganya
lebih murah daripada harus membeli multitester versi digital.
1.2 Rumusan masalah
A. Dasar teori mutimeter digital /avo meter digital
B. Fungsi multimeter digital dan Besaan apasajakah yang dapat diukur

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui dasar teori tentang apa saja yang berkaitan
dengan multimeter digital
B. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan besaran apasaja yang dapat di
ukur mengunakan multimeter digital

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori dasar multimeter / avo meter

2.1.1 Sejarah multimeter

Multimeter atau Multitester juga dikenal dengan nama AVO-


Meter (Ampere-Volt-Ohm-Meter). Multimeter adalah alat ukur
elektronik yang menggabungkan beberapa fungsi pengukuran ke dalam
satu unit. Pada umumnya multimeter dapat mengukur tegangan, arus,
dan hambatan. Seiring perkembangan dunia kelistrikan dan elektronika
beberapa fungsi lain ditambahkan untuk melengkapi kebutuhan
pengukuran seperti; mengukur dioda, mengukur kapasitor, mengukur
frekuensi, duty cycle, suhu, NCV (Non-Contact Voltage) dan lain
sebagainya. Jika dilihat dari pembacaan pengukuran, multimeter dibagi
menjadi dua, yaitu; Multimeter Analog dan Multimeter Digital.
Multimeter Analog menggunakan mikroammeter dengan penunjuk
jarum yang bergerak untuk menampilkan hasil pengukurannya.
Sedangkan Multimeter Digital menggunakan numerik (angka) untuk
menampilkan hasil pengukurannya, bahkan beberapa multimeter digital
menggunakan batang grafis untuk mewakili nilai yang diukur.
Multimeter Digital sering di sebut DMM yang merupakan singkatan
dari "Digital Multi Meter" atau DVOM yang merupakan singkatan dari
"Digital Volt-Ohm-Milliammeter". Kehadiran Multimeter Digital telah
menggeser dominasi Multimeter Analog yang telah lama digunakan
pada dunia kelistrikan dan elektronik. Yang menjadikan Multimeter
Analog menjadi usang karena harga Multimeter Digital lebih murah,
tingkat akurasi yang lebih tinggi dan lebih awet.
Multimeter menjadi perangkat wajib yang harus dimiliki oleh
siapa saja yang bergerak dibidang kelistrikan dan elektronika.
Ukurannya yang semakin hari semakin kecil sehingga mudah untuk di
1
2

genggam, dan sangat berguna untuk menemukan masalah dasar dari


pekerjaan servis dilapangan. Dapat juga digunakan sebagai instrumen di
meja kerja dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Banyaknya
Multimeter dipasaran membuat siapa saja dengan mudah bisa
memilikinya, pilihan merk yang melimpah, fitur yang beragam dan
harga yang cukup murah. Multimeter Digital dipasaran dapat dibeli
dengan kisaran harga dari Rp 50.000,- hingga Rp 100.000.000.
Jarum bergerak pendeteksi arus yang pertama diciptakan
adalah galvanometer pada tahun 1820. Alat ini digunakan untuk
mengukur resistansi dan tegangan dengan menggunakan metode
jembatan Wheatstone.Jembatan Wheatstone bekerja dengan
membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan tegangan
referensi atau resistansi.
Meskipun berguna dilaboratorium, galvanometer sangat lambat
dan tidak praktis di lapangan karena berukuran besar dan sangat sensitif
terhadap pengaruh dari luar terutama benturan.
Multimeter pertama ditemukan pada awal 1920-an ketika radio
penerima dan perangkat elektronik tabung vakum sudah mulai umum
digunakan. Penemuan pertama multimeter dikaitkan dengan seorang
perwira senior di Departemen Kantor Pos Inggris bernama Donald
Macadie. Macadie tidak puas dengan banyaknya instrumen terpisah
yang diperlukan selama melakukan pekerjaan pemeliharaan rangkaian
telekomunikasi. Macadie kemudian membuat alat yang dapat mengukur
arus (Amp), tegangan (Volt) dan tahanan (Ohm), sehingga pengukur
multifungsi tersebut diberi nama AVOmeter. Multimeter sering hanya
disebut AVO, karena logo perusahaan membawa huruf pertama 'Amp',
'Volt' dan 'Ohm'. Alat ukur ini terdiri dari pengukur kumparan bergerak,
tegangan dan resistor yang presisi, serta sakelar dan soket untuk
memilih rentang pengukuran.
3

Gambar 2. 1 (Kiri) D'Arsonval Galvanometer. (Kanan) Multimeter saku yang


dibuat sekitar tahun 1920-an. (Photo milik Wikipedia)

2.1.2 Pengertian ultimeter digital

Multimeter digital atau sering juga disebut sebagai digital


multitester sama merupakan jenis multimeter yang talah menggunakan
display digital sebagai penampil hasil ukurnya. Hasil ukur yang
ditampilkan pada multitester digital merupakan hasil yang telah sesuai,
sehingga tidak perlu dilakukan lagi perhitungan antara hasil ukur dan
batas ukur.

Multimeter Digital lebih sering digunakan karena jauh lebih mudah


dan akurat. Hasil pengukurannya dapat dengan mudah dibaca pada layar
digital yang tertera. Nama lain dari multitester jenis ini adalah DVOM (
Digital Volt Ohm Meter) atau DMM (Digital Multi Meter). Selain dapat
mengukur tegangan, hambatan, serta arus listrik, alat ukur ini juga dapat
digunakan untuk pengukuran pada Hfe transistor yang ada pada tipe-tipe
tertentu saja.
4

Gambar 2. 2 Multimeter digital

2.1.3 Kelebihan multimeter digital

Multimeter digital memberikan akurasi yang lebih tinggi jika


dibandingkan dengan multimeter analog saat melakukan pengukuran.
Multimeter digital standar memberikan akurasi tegangan DC 0,5%
sedangkan workbench multimeter akan memberikan tingkat akurasi
0,01%. Berikut beberapa keunggulan multimeter digital, diantaranya:

• Hasil pengukuran yang lebih akurat daripada multimeter analog.

• Mengurangi interpolasi dan kesalahan baca.

• Tidak ada lagi kesalahan paralaks. Kesalahan paralaks adalah


kesalahan pembacaan nilai hasil pengukuran yang dipengaruhi oleh
sudut pandang jarum pengukuran yang berbeda, dan ini hanya terjadi
pada multimeter analog. Kesalahan paralaks tidak terjadi jika
menggunakan multimeter digital, karena nilai hasil pengukuran
ditampilan dalam bentuk angka pada layar yang mudah untuk dibaca
dari sudut pandang manapun.

• Fungsi auto-polaritas akan mencegah kerusakan multimeter ketika


terjadi kesalahan polaritas saat pengukuran. Kesalahan polaritas
adalah tertukarnya kabel probe pengukuran, seharusnya positif
dihubungkan dengan kabel merah dan negatif dengan kabel hitam,
5

ini justru tertukar. Pada beberapa multimeter, ketika terjadi


kesalahan polaritas, hasil pengukuran akan ditampilkan dengan nilai
minus saja tanpa merusak multimeter.

• Fitur auto-range akan membantu pengguna untuk memilih rentang


pengukuran yang berbeda secara otomatis, hal ini akan mencegah
kerusakan pada multimeter.

• Fitur auto-power off yang akan mematikan fungsi multimeter setelah


15 menit tanpa aktifitas. Multimeter generasi baru menambahkan
fitur auto-power off agar baterai tidak terlalu boros ketika lupa
mematikan multimeter.

• Tidak ada lagi komponen mekanik yang bergerak didalam


multimeter, sehingga multimeter akan terbebas dari kerusakan akibat
keausan atau karena kejutan listrik.

• Kecepatan baca meningkat karena hasil pengukuran ditampilkan


langsung berupa angka. Pengguna akan terhindar dari rumus
matematika untuk menentukan hasil pengukuran.

• Tidak diperlukan lagi kalibrasi atau penyesuaian nol (zero


adjustment) pada multimeter. Sedangkan pada multimeter analog,
kalibrasi wajib dilakukan setiap akan melakukan pengukuran.

• Dengan semakin berkembangnya dunia semikonduktor terutama


pada perangkat sirkuit terpadu, kebutuhan biaya produksi, besarnya
ukuran dan kebutuhan sumber daya multimeter digital akan terus
berkurang.

• Hasil pengukuran berupa nilai digital sangat cocok untuk disimpan,


diproses, dan digunakan untuk meningkatkan jangkauan aplikasi
yang terintegrasi dengan komputer.

• Kemampuan pengukuran semakin banyak, fitur-fitur yang semakin


cerdas dengan jumlah probe yang semakin beragam. Jaman
multimeter analog, pengukuran hanya berkisar di arus, tegangan dan
6

hambatan, namun hari ini dengan multimeter digital, kemampuan


pengukuran melebihi ekspektasi.

• Efek pembebanan pada rangkaian saat pengukuran karena


multimeter akan lebih kecil. Sehingga tidak mengganggu kinerja
rangkaian elektronika saat dilakukan pengujian dan pengukuran
rangkaian.

• Beberapa model multimeter digital kelas atas (baca; MUAHAL!!)


dilengkapi dengan mikroprosesor, yang mampu menyimpan hasil
pengukuran untuk referensi di masa datang.

• Kemampuan impedansi input yang tinggi dan portabel


memungkinkan untuk membawa multimeter dengan mudah.

2.1.4 Kelemahan multimeter digital

Sesuai istilah "tidak ada gading yang tak retak", pun demikian
dengan multimeter digital, walau memiliki banyak sekali kelebihan tapi
bukan berarti terlepas dari kekurangan. Dibawah ini beberapa
kekurangan multimeter digital, diantaranya:

• Penyimpanan data pengukuran akan bermasalah jika terjadi


fluktuasi atau transien.

• Layar sangat bergantung pada sumber daya eksternal atau baterai.


Jika kapasitas baterai turun maka tampilan layar akan redup
sehingga menyulitkan pembacaan hasil pengukuran.

• Pembatasan besaran tegangan. Jika tegangan melebihi jangkauan


maksimum maka multimeter akan mengalami kerusakan.
Sebenarnya hal ini terjadi pada multimeter jenis apa saja.

• Tidak cocok digunakan untuk melakukan penyetelan rangkaian


atau lambat dalam merespon tegangan puncak dengan perubahan
cepat. (misal; tidak bisa digunakan untuk mengukur peak-
voltage dengan frekuensi tinggi)
7

• Harganya mahal untuk multimeter yang memiliki tingkat akurasi


pengukuran yang tinggi karena komponen dan biaya produksi yang
masih tinggi, contohnya Multimeter Digital Fluke 289 (cek
harganya, dijamin langsung sesak nafas).

2.1.5 Bagian bagian multimeter digital

Gambar 2. 3 Bagian - bagian Mutimeter digital

1. Main Display

Main Display atau Layar Utama merupakan area untuk


menampilkan nilai hasil pengukuran. Nilai akan muncul dalam bentuk
angka berukuran besar.

2. Sub Selection Button

Sub Selection Button atau Tombol Pemilih Sub Menu adalah


fungsi pelengkap dari function selector. Jadi ada kalanya tombol ini
jika ditekan tidak akan berpengaruh pada fungsi multimeter
jika function selector ada pada posisi fungsi tunggal (hanya satu
fungsi). Ketika function selector diputar keposisi fungsi pengukuran
beragam, maka sub selection button digunakan untuk memilih fungsi
8

spesifik. Penggunaan tombol ini akan berpengaruh pada simbol-


simbol yang muncul pada Sub Menu Display.

3. Function Selector

Function Selector atau Selektor Fungsi merupakan saklar utama


yang menggunakan saklar jenis putar atau Rotary Switch untuk
memilih salah satu fungsi multimeter. Pada fungsi-fungsi tersebut, ada
simbol yang berwarna kuning diatas simbol utama, itu menunjukan
ada sub fungsi yang dibisa dipilih melalui Sub Selection Button.

Gambar 2. 4 Function Selector yang digunakan untuk menetapkan fungsi


multimeter

Function Selector yang digunakan untuk menetapkan fungsi


multimeter. Pemilihan Function Selector menentukan fungsi
multimeter. Fungsi-fungsi menu multimeter dijelaskan pada tabel
dibawah ini.

Tabel 2. 1 Pemilihan Function Selector menentukan fungsi multimeter.

NO SIMBOL FUNGSI SUB DESKRIPSI


FUNGSI
1. OFF Multimeter mati - -
2. V Pengukuran - Arus DC - ≤ 1000V
tegangan - Arus AC - ≤ 750V
3. mV Pengukuran - Arus DC - ≤ 600mV
tegangan - Arus AC - ≤ 600mV
4. - Ohm - Pengukuran - Resistansi - ≤ 60MΩ
(Ω) Resistansi - -
9

- Buzzer - Pengukuran Kontinuitas -


- Dioda Kontinuitas - Tes Dioda - ≤ 9.999mF
- - Pemeriksaan -
Kapasitor Dioda Kapasitansi
- Pengukuran
Kapasitor
5. - Hz - Pengukuran - Frekuensi - Tegangan
-% Frekuensi - Siklus rendah
- Pengukuran Kerja - 1% - 99%
Duty Cycle
6. A Pengukuran - Arus DC - ≤ 10A
arus - Arus AC - ≤ 10A
7. mA Pengukuran - Arus DC - ≤ 600mA
arus - Arus AC - ≤ 600mA
8. °C °F Pengukuran - Celcius - (-10) ~
suhu - 1000
Fahrenheit - (-4) ~ 1832

4. Input Probe Port

Input Probe Port adalah jalur masuk utama


pengukuran/pemeriksaan. Melalui lubang ini probe (kabel peraba
pengukuran) berwarna merah dihubungkan. Dari jalur masuk ini,
pengguna dapat melakukan pemeriksaan atau pengukuran antara lain:

1. Tegangan Arus AC dan Arus DC


2. Resistansi atau Tahanan
3. Kapasitansi
4. Frekuensi
5. Suhu
6. Kontinuitas
7. Dioda
8. Duty Cylce (Siklus Kerja)

5. Common Probe Port

Common Probe Port sering disebut juga jalur keluar walau


kurang begitu tepat. Lubang jalur ini dihubungkan dengan probe
10

(kabel peraba pengukuran) berwarna hitam makanya sering disebut


kabel Ground atau Negatif. Pada saat melakukan pengukuran, kabel
probe ini selalu ditempatkan pada ground objek yang diperiksa.

6. Input Current Probe Port

Input Current Probe Port adalah jalur khusus untuk


pengukuran arus besar. Pada umumnya untuk multimeter digital
genggam, arus yang bisa diukur berkisar antara 10 Ampere hingga
20 Ampere. Namun sangat jarang jalur ini digunakan, karena arus
yang melewati multimeter cukup besar, hal ini rentan terhadap
multimeter untuk mengalami kerusakan. Makanya untuk pengukuran
arus besar biasanya menggunakan Clamp Multimeter.

7. Hold/Light Button

Ini adalah tombol yang memiliki dua fungsi, jika di tekan


pendek/sebentar maka fungsi HOLD diaktifkan, jika di tekan
panjang/lama maka fungsi backlight atau pencahayaan layar akan
aktif. Backlight biasanya digunakan pada saat melakukan
pengukuran objek diarea yang kurang pencahayaan hal ini untuk
memperjelas tampilan layar. Sedangkan fungsi HOLD digunakan
untuk mempertahankan nilai pengukuran jika pengguna tidak ingin
terus menerus menempelkan probe pada objek yang sedang
diperiksa. Hal ini biasanya dilakukan ketika pengguna ingin
mencatat hasil pemeriksaan.
Maksud dari mempertahankan nilai hasil pengukuran yaitu ketika
pengguna ingin membaca hasil pengukuran dengan keadaan ingin
melepas probe dari objek setelah dilakukan pengukuran. Prosedur
pengunaannya sebagai berikut:

• Hubungkan probe multimeter pada objek yang akan diperiksa

• Nilai hasil pengukuran akan tampil pada layar utama


11

• Tekan pendek tombol HOLD tanpa melepas probe dari objek


yang sedang diperiksa

• Pastikan simbol HOLD telah muncul pada layar sub menu

• Lepas probe dari objek yang sedang diperiksa

• Baca nilai hasil pengukuran pada layar utama

• Nilai hasil pengukuran tidak akan berubah selama simbol HOLD


masih muncul pada layar sub menu walaupun probe sudah dilepas
dari objek yang diperiksa

• Tekan pendek tombol HOLD untuk melepas nilai yang tertahan

• Pastikan simbol HOLD telah hilang dari layar jika ingin


melakukan pemeriksaan ulang atau akan memeriksa objek lainnya

8. Sub Menu Display

Sub Menu Display atau Layar Sub Menu adalah menu-menu


kecil berbentuk simbol atau tulisan yang akan muncul mengikuti
fungsi yang sedang diaktifkan.

Gambar 2. 5 Tampilan Layar Sub Menu

Fungsi-fungsi simbol atau tulisan tersebut adalah:


12

1. Buzzer: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan


untuk pemeriksaan kontinuitas. Pada fungsi ini, pengguna tidak perlu
memperhatikan nilai di layar, cukup dengarkan bunyi beep yang
keluar dari buzzer di dalam multimeter.
2. °C °F: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan
untuk pengukuran suhu. Huruf C untuk skala suhu Celcius dan
huruf F untuk skala suhu Fahrenheit.
Munculnya °C atau °F tergantung skala pengukuran suhu yang
dipilih.
3. Dioda: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan
untuk pemeriksaan dioda.
4. %: Simbol Persen akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan
untuk pemeriksaan duty cycle atau siklus kerja.
5. HOLD: Simbol ini akan muncul ketika nilai hasil pengukuran
pada Main Display ditahan. HOLD bisa
berarti menahan atau mempertahankan. Untuk mempertahankan
nilai hasil pengukuran maka tombol Hold/Light di tekan pendek
sekali.
6. MAX MIN: Simbol ini akan muncul jika fungsi multimeter disetel
pada mode Manual. MAX untuk menentukan nilai tertinggi, dan
MIN untuk menentukan nilai terendah.
7. MkΩ: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan
untuk pemeriksaan resistansi atau tahanan. Huruf M untuk Mega,
huruf k untuk kilo, dan simbol Ω dibaca Ohm.
8. Hz: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan
untuk pemeriksaan frekuensi. Satuan Hz merupakan kepanjangan
dari Hertz.
9. nμmF: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan
untuk pemeriksaan kapasitansi kapasitor. Huruf n untuk nano,
simbol μ untuk mikro, huruf m untuk mili dan huruf F untuk Farad.
10. mV: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan
untuk pengukuran tegangan. Huruf m untuk mili dan huruf V untuk
Volt. Huruf m akan hilang jika sumber tegangan yang diukur lebih
dari 1 Volt (1 Volt = 1.000 miliVolt), jika tegangan kurang dari 1
volt, multimeter akan otomatis menampilkan huruf m, sehingga
dibaca miliVolt.
11. μmA: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan
untuk pengukuran arus kecil. Simbol μ untuk mikro,
huruf m untuk mili dan huruf A untuk Ampere. Simbol μ atau
huruf m akan hilang jika hasil pengukuran arus melebihi 1.000 μA
dan atau 1.000 mA.
13

12. AUTO MANUAL: Simbol ini akan muncul saat melakukan


pemeriksaan tegangan, arus dan tahanan. Ketika
mode AUTO dipilih maka multimeter akan secara otomatis mencari
rentang pengukuran, apakah nilai dikisaran mikro, mili dan lain
sebagainya. Semua rentang pengukuran akan dikalkulasi secara
otomatis oleh multimeter. Sedangkan pada mode MANUAL maka
rentang pengukuran harus ditentukan secara manual. Mode
MANUAL lebih sering tidak digunakan atau diabaikan. Karena saat
multimeter dihidupkan, maka multimeter secara otomatis ada pada
mode AUTO.
13. TRUE RMS: Simbol ini akan keluar ketika multimeter digunakan
untuk pemeriksaan Tegangan dan Arus dengan jenis arus AC.
14. Baterai: Ikon ini hanya akan muncul ketika baterai internal sebagai
sumber daya multimeter akan segera habis kapasitasnya. Munculnya
ikon baterai ini untuk memberitahu pengguna bahwa baterai
multimeter harus segera diganti.
15. AC: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan
untuk pengukuran tegangan dan arus dengan jenis arus AC. Ketika
multimeter pada mode ini, maka simbol TRUE RMS pun akan
muncul.
16. DC: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan
untuk pengukuran tegangan dan arus dengan jenis arus DC.
17. Minus: Tanda minus hanya akan muncul ketika fungsi multimeter
digunakan untuk pengukuran tegangan dengan jenis arus DC dan
pengguna tertukar menggunakan probe. Probe merah ke negatif dan
probe hitam ke positif terminal sumber listrik DC, maka simbol
minus akan keluar. Ini yang disebut fungsi auto-polarity.
18. ▲: Mode ini disebut mode relatif (Relative Mode). Simbol ini akan
muncul ketika fungsi multimeter digunaan untuk pengukuran
tegangan dan tahanan. Mode ini mengunakan nilai referensi dan
biasanya digunakan untuk mengukur nilai-nilai yang sangat rendah.
19. Tegangan Tinggi: Simbol ini akan keluar ketika multimeter dalam
kondisi tidak aman (Unsafe Voltage). Hal ini terjadi ketika fungsi
multimeter digunakan untuk mengukur sumber listrik tegangan
tinggi dengan jenis arus AC.

9. Test Probe

Test Probe adalah perangkat fisik yang digunakan untuk


menghubungkan multimeter ke perangkat yang diuji atau Device
Undert Test (disingkat: DUT). Test Probe tersedia dari perangkat yang
sangat sederhana dan kuat hingga probe kompleks yang canggih,
14

mahal, dan fragile (mudah pecah). Ada beberapa jenis Test


Probe yang tersedia, misal; probe osiloskop, probe arus dan lain
sebagainya. Test Probe merupakan perangkat yang selalu disertakan
didalam paket pembelian multimeter, dan biasanya disertakan pula
probe suhu. Namun demikian, Test Probe juga dijual terpisah dengan
berbagai bentuk, fungsi dan ujung yang sederhana hingga ke yang
sangat unik.

Gambar 2. 6 Probe multimeter

10. Thermocouple Probe

Thermocouple Probe atau disebut juga Temperature


Probe digunakan untuk melakukan pengukuran kontak suhu
permukaan. Temperature Probe pada umumnya menggunakan sensor
suhu jenis thermocouple, untuk menghasilkan tegangan yang
bervariasi sesuai dengan perubahan suhu.
Multimeter digital generasi baru biasanya selalu
menyertakan Temperature Probe pada paket penjualannya selain Test
Probe, karena pada umumnya multimeter digital telah ditambahkan
fitur pembacaan suhu.

Gambar 2. 7 Thermocouple Probe


15

2.2 Fungsi dan besaran yang dapat diukur mengunakan multimeter


digital

Adapun fungsi dan besaran yang dapat diukur mengunakan mui


meter digital adalah sebagai berikut:

2.2.1 Mengukur Tegangan – Arus DC

Gambar 2. 8 Pengukuran Tegangan dengan jenis arus DC

Untuk melakukan pengukuran tegangan dengan jenis arus DC, ikuti


langkah dibawah ini:

1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan


kabel probe warna merah ke Input Probe Port
16

2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol V untuk tegangan


yang cukup besar atau ke simbol mV untuk tegangan yang kecil.
Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol DC.

3. Hubungkan kabel probe hitam ke terminal negatif dan kabel probe


merah ke terminal positif baterai. Jika probe tertukar, akan muncul
simbol minus pada layar.

4. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam),
lalu tekan pendek tombol HOLD untuk mempertahankan nilai.
Pastikan simbol HOLD telah muncul pada sub menu layar.

5. Lepas probe dari baterai dan baca hasil pengukuran.

2.2.2 Mengukur Tegangan - Arus AC

Gambar 2. 9 Pengukuran Tegangan dengan jenis arus AC

Untuk melakukan pengukuran tegangan dengan jenis arus AC, ikuti


langkah dibawah ini:
17

1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan


kabel probe warna merah ke Input Probe Port

2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol V untuk tegangan


yang cukup besar atau ke simbol mV untuk tegangan yang kecil.

3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindah jenis arus dari
DC ke AC. Pastikan pada sub menu layar telah muncul
simbol AC dan TRUE RMS.

4. Hubungkan kabel probe hitam ke salah satu terminal sumber listrik


AC dan kabel probe merah ke terminal sumber listrik AC yang
lainnya. Probe boleh ditukar posisi antara kabel probe warna merah
dan kabel probe warna hitam.

5. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam),
lalu tekan pendek tombol HOLD untuk mempertahankan nilai.
Pastikan simbol HOLD telah muncul pada sub menu layar.

6. Lepas probe dari sumber listrik AC dan baca hasil pengukuran.

2.2.3 Mengukur Resistansi

Gambar 2. 10 Pengukuran Resistansi pada Resistor


18

Untuk melakukan pengukuran Resistansi, ikuti langkah dibawah


ini:

1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan


kabel probe warna merah ke Input Probe Port

2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Ω. Pastikan pada


sub menu layar telah muncul simbol Ω.

3. Hubungkan kabel probe hitam dan kabel probe merah ke kaki


Resistor.

4. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam),
lalu tekan pendek tombol HOLD untuk mempertahankan nilai.
Pastikan simbol HOLD telah muncul pada sub menu layar.

5. Lepas probe dari kaki resistor dan baca hasil pengukuran.

2.2.4 Pemeriksaan Kontinuitas


19

Gambar 2. 11 Pemeriksaan Kontinuitas pada Sekring

Untuk melakukan pemeriksaan kontinuitas, ikuti langkah dibawah ini:

1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan


kabel probe warna merah ke Input Probe Port

2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Ω.

3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan fungsi ke


fungsi spesifik. Pastikan pada sub menu layar telah muncul
simbol BUZZER dan Ω.

4. Hubungkan kabel probe hitam dan kabel probe merah ke kaki Sekring.

5. Pastikan Buzzer berbunyi yang menandakan ada kontinuitas (Sekring


tidak putus), jika tidak ada bunyi Beep berarti tidak ada kontinuitas
(Sekring terputus) dan pada layar akan muncul OL.

6. Pada pemeriksaan kontinuitas, tidak perlu dilakukan pembacaan nilai


pada layar.

2.2.5 Memeriksa Dioda

Gambar 2. 12 Pemeriksaan Forward Bias Voltage pada Diode


20

Untuk melakukan pemeriksaan diode, ikuti langkah dibawah ini:

1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan


kabel probe warna merah ke Input Probe Port

2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Ω.

3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan fungsi ke


fungsi spesifik. Pastikan pada sub menu layar telah muncul
simbol DIODE dan simbol V.

4. Hubungkan kabel probe merah ke kaki Anoda Diode dan kabel probe
hitam ke kaki Katoda Dioda.

5. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam), lalu
tekan pendek tombol HOLD untuk mempertahankan nilai. Pastikan
simbol HOLD telah muncul pada sub menu layar.

6. Lepas probe dari kaki dioda dan baca hasil pengukuran. Nilai yang
muncul pada layar adalah nilai "forward bias voltage" atau
"tegangan bias maju".

7. Jika polaritas tertukar atau diode rusak maka akan muncul OL pada
layar. Beberapa referensi menyebutkan bahwa OL adalah singkatan
dari "Open Loop"
21

2.2.6 Memeriksa Kapasitansi

Gambar 2. 13 Pemeriksaan Kapasitansi pada Kapasitor

Untuk melakukan pengukuran kapasitansi, ikuti langkah dibawah ini:

1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan


kabel probe warna merah ke Input Probe Port

2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Ω.

3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan fungsi ke


fungsi spesifik. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol n
F.

4. Hubungkan kabel probe hitam dan kabel probe merah ke kaki


Kapasitor.

5. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam), lalu
tekan pendek tombol HOLD untuk mempertahankan nilai. Pastikan
simbol HOLD telah muncul pada sub menu layar.

6. Lepas probe dari kaki kapasitor dan baca hasil pengukuran.


22

2.2.7 Mengukur Frekuens

Gambar 2. 14 Pemeriksaan Frekuensi pada Function Generator

Untuk melakukan pengukuran frekuensi, ikuti langkah dibawah ini:

1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan


kabel probe warna merah ke Input Probe Port
2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Hz. Pastikan pada
sub menu layar telah muncul simbol Hz.
3. Hubungkan kabel probe hitam dan kabel probe merah ke Ouput
Function Generator atau Test Point pada rangkaian elektronik.
4. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam).
5. Baca hasil pengukuran.
23

2.2.8 Mengukur Duty Cycle

Gambar 2. 15 Pemeriksaan Frekuensi pada Function Generator

Untuk melakukan pengukuran frekuensi, ikuti langkah dibawah ini:

1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan


kabel probe warna merah ke Input Probe Port

2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Hz. Pastikan pada sub
menu layar telah muncul simbol Hz.

3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan fungsi ke


fungsi spesifik. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol %.

4. Hubungkan kabel probe hitam dan kabel probe merah ke Test


Point pada rangkaian elektronik.

5. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam).

6. Baca hasil pengukuran.


24

2.2.9 Mengukur Arus DC

Gambar 2. 16 Pemeriksaan Arus DC yang digunakan lampu

Untuk melakukan pengukuran arus DC, ikuti langkah dibawah ini:

1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan


kabel probe warna merah ke Input Probe Port jika arus yang akan
diukur masih dalam sekala kecil. Namun jika arus cukup besar
(lebih dari 1 Ampere) maka kabel probe warna merah harus di
pindahkan ke Input Current Probe Port yang bertuliskan 10 A.

2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol A jika arus yang


akan diukur lebih dari 1 Ampere, namun jika arus masih dalam
kisaran miliAmpere maka pindahkan Function Selector ke posisi
simbol mA. Pastikan pada sub menu layar telah muncul
simbol A dan simbol DC.

3. Hubungkan kabel probe hitam rangkaian yang menuju beban


sedangkan kabel probe warna merah yang berasal dari baterai
terminal positif.
25

4. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam).

5. Baca hasil pengukuran.

2.2.10 Mengukur Arus AC

Gambar 2. 17 Pemeriksaan Arus AC yang digunakan lampu

Untuk melakukan pengukuran arus AC, ikuti langkah dibawah ini:

1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan kabel
probe warna merah ke Input Probe Port jika arus yang akan diukur
masih dalam sekala kecil. Namun jika arus cukup besar (lebih dari 1
Ampere) maka kabel probe warna merah harus di pindahkan ke Input
Current Probe Port yang bertuliskan 10 A.

2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol A jika arus yang akan
diukur lebih dari 1 Ampere, namun jika arus masih dalam kisaran
miliAmpere maka pindahkan Function Selector ke posisi simbol mA.
Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol A.
26

3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan fungsi ke


fungsi spesifik. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol AC.

4. Hubungkan kabel probe hitam rangkaian yang menuju beban sedangkan


kabel probe warna merah yang berasal dari baterai terminal asal listrik.

5. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam).

6. Baca hasil pengukuran.

2.2.11 Mengukur Suhu

Gambar 2. 18 Pemeriksaan Suhu dengan Probe Thermocouple

Untuk melakukan pengukuran suhu, ikuti langkah dibawah ini:

1. Hubungkan kabel thermocouple warna hitam ke Common Probe


Port dan kabel thermocouple warna merah ke Input Probe Port

2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol °C °F. Pastikan pada


sub menu layar telah muncul simbol °C.

3. Tempelkan ujung thermocouple pada benda yang akan diukur


suhunya.
27

4. Tunggu hingga nilai yang muncul pada layar utama stabil (diam) dan
baca hasil pengukuran.

5. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan


skala Celcius ke skala Fahrenheit. Pastikan pada sub menu layar telah
muncul simbol °F.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpuan

Dari hasil pembahasan multimeter digital diatas penulis dapat


menarik kesimpulan bahwa multimeter digital merupakan salah satu alat
ukur yang sangat banyak kegunaannya dan juga melebihi kemampuan
multimeter analog.

Terutama dalam dunia elektronika multimeter digital merupakan


salah satu tolkit yang sangat penting untuk dimiliki dikarenakan
kegunaanya yang sangat luas meskipun terbilang memiliki harga yang
lebih mahal dibandingkan dengan multimeter analog, dan juga dalam
pengoperasiannya harus dilakukan dengan sangat teliti.

3.2 Saran

Adapun saran dari penuis makalah ini masih terbilang sangat jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar makalah ini bisa dikembangan lagi agar lebih
lengkap dan sempurna, dan semoga makalah ini dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan bagi setiap orang yang mbacanya.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.edukasikini.com/2020/09/multimeter-digital-penjelasan-
serta.html
2. https://henduino.github.io/library/tools/dmm/
3. https://pdfslide.net/documents/makalah-avo-meter-edited.html
4. https://panduanteknisi.com/pengertian-avometer-dan-fungsinya.html

Anda mungkin juga menyukai