Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

METROLOGI INDUSTRI
“PENGUKURAN ULIR”

Dosen Pembimbing:
Budi Syahri, S. Pd.,M.Pd.T

Disusun oleh:
Kelompok 8

1. Defindo Efendi 15067039


2 Nurfitri Rahmi Sari 15067043
150
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
limpahan rahmat dan hidayah- Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
Metrologi Industri ini yang berjudul “Pengukuran Ulir“.

Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dan sudi membagi ilmunya
kepada kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat kami harapkan dari berbagai pihak, sehingga di kemudian hari kami dapat
menyempurnakan makalah ini dan kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami
lakukan.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami dan
umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan.

Padang, 26 April 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ........................................................................... 2
D. Manfaat Makalah ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3
A. Fungsi Ulir .................................................................................. 3
B. Macam-macam Ulir .................................................................... 4
1. Jenis Ulir menurut arah gerakan jalur Ulir ............................. 4
2. Jenis Ulir menurut jumlah Ulir tiap Gang ............................... 5
3. Jenis Ulir menurut bentuk sisi Ulir.......................................... 6
C. Istilah pada Ulir .......................................................................... 7
D. Pengukuran Ulir........................................................................... 8
1. Pengukuran diameter Mayor Ulir ......................................... 8
2. Pengukuran diameter Minor Ulir ......................................... 10
3. Pengukuran diameter Efektif Ulir ........................................ 11
4. Pengukuran sudut jarak puncak Ulir .................................... 13
5. Pengukuran Ulir dalam ......................................................... 15
E. Pembuatan Ulir ........................................................................... 17
1. Pembuatan Ulir dengan Tap dan Snei .................................. 17
2. Pengukuran Ulir dengan mesin bubut CNC ......................... 19
BAB III PENUTUP ................................................................................. 24
A. Kesimpulan ................................................................................. 24
B. Saran ............................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 25

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ulir tunggal dan ulir ganda ............................................................ 6


Gambar 2. Jenis-jenis Ulir menurut bentuk sisi Ulir ........................................ 6
Gambar 2. Jenis-jenis Ulir menurut bentuk sisi Ulir ........................................ 7
Gambar 3. Dimensi pada Ulir ........................................................................... 8
Gambar 4. Mikrometer Pana digital ................................................................. 9
Gambar 5. Bench Mikrometer .......................................................................... 9
Gambar 6. Cara pengukuran Bench Mikrometer .............................................. 9
Gambar 7. Mikrometer ulir ............................................................................... 10
Gambar 8. Bentuk ujung sensor mikrometer ............................................... 11
Gambar 9. Pengukuran dengan metode dua kawat ........................................... 12
Gambar 10. Profile Projektor ............................................................................ 13
Gambar 11. Mal Ulir ISO Metrik ...................................................................... 14
Gambar 12. Mal Ulir menurut US standar ........................................................ 14
Gambar 13. Mengukur sudut Ulir dengan dua rol baja ..................................... 15
Gambar 14. Thread Pluge Gauge ...................................................................... 15
Gambar 15. Plug Plain Gauge .......................................................................... 16
Gambar 16. Membuat cetakan untuk pengukuran Ulir dalam. ................. 16
Gambar 17. Metode pemotongan ulir ............................................................... 19
Gambar 18. Table pengaturan ulir .................................................................... 21
Gambar 19. Pengaturan Roda Gigi dan Roda Gigi pengganti .......................... 22
Gambar 71. Penyetelan sudut pahat .................................................................. 22
Gambar 20. Pengukuran Ulir dengan menggunakan mal Ulir.......................... 23

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pembacaan istilah Ulir ........................................................................ 8


Tabel 2. Spesifikasi ulir Metrik ......................................................................... 18
Tabel 3. Program CNC ...................................................................................... 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam pengerjaan atau pembuatan suatu alat, tentunya terdapat


beberapa penyambungan-penyambungan dari berbagai komponen
yang dirangkai. Penyambungan–penyambungan inilah yang berfungsi
menggabungkan komponen tersebut agar menjadi suatu alat yang
utuh dan bisa digunakan.
Terdapat beberapa penyambungan disuatu alat diantaranya
penyambungan tetap dan penyambungan tidak tetap. Penyambungan
tetap contohnya seperti sambungan pada las, cara membongkarnya
yaitu dengan merusak komponen tersebut. Sedangkan penyambungan
tidak tetap contohnya yaitu pada baut, cara pembongkarannya tidak
dengan merusak komponen tersebut, akan tetapi hanya dengan
memutar kearah kanan atau kiri.
Penyambungan pada baut menggunakan sistem ulir, dimana ulir
berfungsi untuk memasang dan menahan komponen agar tidak lepas.
Sistem ulir mulai diproduksi pada abad ke 18 yaitu pada masa
revolusi industri, akan tetapi dari berbagai ulir yang diproduksi
terdapat ketidakcocokan antara beberapa ulir yang digabungkan.
Oleh karena itu diperlukannya perhitungan–perhitungan dari
pembuatan ulir tersebut agar apabila digabungkan ulir tidak lagi
mengalami ketidakcocokan.

P e n g u k u r a n U l i r |1
Metrologi Industri
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ulir dan fungsinya


2. Jelaskan macam – macam dari ulir
3. Apa saja istilah yang harus diketahui pada ulir
4. Bagaimana cara mengetahui ukuran dari ulir
5. Bagaiman langkah – langkah dari pembuatan ulir

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ulir dan fungsi dari ulir
tersebut
2. Mengetahui macam – macam dari ulir
3. Mengetahui istilah – istilah yang terdapat pada ulir
4. Mengetahui cara pengukuran ulir
5. Mengetahui proses pembuatan dari ulir

D. Manfaat Makalah

Manfaat makalah ini diharapkan dapat memberi gambaran bagaimana cara


pengukuran ulir serta dapat mengetahui langkah – langkah dari pembuatan
ulir tersebut.

P e n g u k u r a n U l i r |2
Metrologi Industri
BAB II
PEMBAHASAN

Ulir merupakan suatu yang diputar disekeliling silinder dengan sudut


kemiringan tertentu. Ulir juga bisa dikatakan sebagai alur-alur yang melilit pada
sebuah batang baja / poros yang memilik ukuran tertentu. Defenisi lain dari Ulir
yaitu garis atau / profil melingkar (melilit pada silinder yang mempunyai sudut
kisar atau uliran tetap). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ulir
adalah profil melingkar yang berbentuk seperti alur yang melilit pada silinder
yang mempunyai sudut dan kisar tertentu.

A. Fungsi Ulir

Dengan adanya sistem ulir memungkinkan kita untuk menggabungkan


atau menyambung beberapa komponen menjadi satu unit produk jadi.
Berdasarkan hal ini maka fungsi dari ulir secara umum dapat dikatakan
sebagai berikut:

1. Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen


menjadi satu unit barang jadi. Biasanya yang digunakan adalah
ulir- ulir segi tiga baik ulir yang menggunakan standar ISO, British
Standard maupun American Standard.
2. Sebagai penerus daya, artinya sistem ulir digunakan untuk
memindahkan suatu daya menjadi daya lain misalnya sistem ulir
pada dongkrak, sistem ulir pada poros berulir (transportir) pada
mesin-mesin produksi, dan sebagainya. Dengan adanya sistem ulir
ini maka beban yang relatif berat dapat ditahan/diangkat dengan
daya yang relatif ringan. Ulir segi empat banyak digunakan disini.

P e n g u k u r a n U l i r |3
Metrologi Industri
3. Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran,
terutama pada sistem ulir yang digunakan pada pipa. Kebanyakan
yang dipakai untuk penyambungan pipa ini ialah ulir-ulir Whitworth.

B. Macam-macam Ulir

Pada abad ke 18 yaitu pada masa Revolusi Industri, Inggris mulai


memproduksi sistem ulir dengan peralatan yang waktu itu sudah dipunyai.
Karena belum ada standarnya maka antara ulir yang satu dengan ulir
yang lain (ulir luar dan ulir dalam) jarang diperoleh kecocokan waktu
digabungkan. Pada tahun 1841 seorang ilmuwan Inggris bernama Sir
Joseph Whitworth mulai mencoba membuat standar ulir yang hasilnya
sampai sekarang dikenal dengan nama ulir Whitworth.

Pada tahun 1935, American Standard mulai mengenalkan standar


sudut ulir sebesar 60°, akan tetapi masih juga belum ada standar yang
sama antara beberapa negara seperti Kanada, Inggris dan Amerika.
Akhirnya, pada masa perang dunia kedua, terjadi persetujuan antara
Kanada, Inggris dan Amerika untuk menggabungkan standar ulir Inggris
dan Amerika yang sekarang terkenal dengan nama Ulir Unified. Dengan
ulir unified ini penggunaan sistem ulir di ketiga negara tersebut menjadi
fleksibel karena adanya keseragaman dalam standarnya. Dari hal
tersebutlah maka terjadinya keberagaman jenis ulir yang ada pada
saat sekarang ini.

Secara umum jenis ulir dapat dilihat dari gerakan ulir, jumlah ulir
dalam tiap gang (pitch) dan bentuk permukaan ulir. Bisa juga jenis ulir ini
dilihat dari standar yang digunakan, misalnya ulir Whitworth, ulir metrik
dan sebagainya. Berikut ini ialah macam-macam jenis ulir:

1. Jenis ulir menurut arah gerakan jalur ulir


Menurut arah gerakan ulir dapat dibedakan dua macam ulir yaitu
ulir kiri dan ulir kanan. Untuk mengetahui apakah suatu ulir termasuk

P e n g u k u r a n U l i r |4
Metrologi Industri
ulir kiri atau ulir kanan dilihat arah kemiringan sudut sisi ulir. Atau bisa
juga dicek dengan memutar pasangan dari komponen-komponen
yang berulir misalnya mur dan baut. Apabila sebuah mur dipasangkan
pada baut yang kemudian diputar ke kanan (searah jarum jam) ternyata
murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kanan.
Sebaliknya, bila mur diputar arahnya ke kiri (berlawanan dengan arah
jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk
ulir kiri. Pada umumnya ulir yang sering digunakan adalah ulir kanan.

2. Jenis ulir menurut jumlah ulir tiap gang (Pitch)

Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat di
bedakan menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya
dalam satu putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang
lain) terdapat lebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat
ulir. Untuk ulir ganda ini biasanya disebutkan berdasarkan jumlah
ulirnya, misalnya ganda dua, ganda tiga dan ganda empat. Gambar.1
menunjukkan bagan dari ulir tunggal dan ulir ganda. Melihat
bentuknya, maka satu putaran pada ulir ganda dapat memindahkan
jarak yang lebih panjang dari pada satu putaran ulir tunggal.

Gambar 1. Ulir tunggal dan ulir ganda.

P e n g u k u r a n U l i r |5
Metrologi Industri
3. Jenis ulir menurut bentuk sisi ulir
Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi
ulir segi tiga, segi empat, trapesium, parabol (knuckle). Bentuk ulir ini
juga ada kaitannya dengan standar yang digunakan. Berikut ini berapa
contoh dari bentuk ulir.

Ulir Metrik (ISO) British Standard Whitwort

Ulir Unified British Association

Knuckle Buttress 45o

ACME

Gambar 2. Jenis-jenis ulir menurut bentuk sisi ulir

P e n g u k u r a n U l i r |6
Metrologi Industri
C. Istilah penting pada ulir
Penggunaan kata istilah disini maksudnya yaitu untuk menunjukkan
adanya dimensi-dimensi yang penting untuk diketahui setiap kali membaca
ukuran ulir. Beberapa dimensi yang penting dari ulir dapat dilihat pada
Gambar.3 berikut ini.

Gambar 3. Dimensi penting pada ulir

1. Diameter mayor (diameter luar) adalah diameter terbesar dari ulir.


2. Diameter minor (diameter inti) adalah diameter terkecil dari ulir.
3. Diameter pit / efektif (diameter tusuk) adalah diameter semu yang
letaknya diantara diameter luar dan diameter inti. Pada radius dari
diameter tusuk inilah letaknya titik-titik singgung antara pasangan
dua buah ulir sehingga pada titik-titik tersebutlah yang akan
menerima beban terberat sewaktu pasangan ulir dikencangkan.
4. Jarak antara puncak ulir yang disebut juga dengan istilah pitch
merupakan dimensi yang cukup besar pengaruhnya terhadap
pasangan ulir. Karena apabila jarak antara puncak ulir yang satu
dengan puncak ulir yang lain tidak sama maka ulir ini tidak bisa
dipasangkan dengan ulir yang lain yang jarak puncak ulirnya
masing-masing adalah sama. Kalaupun bisa tentu dengan jalan
dipaksa yang akhirnya juga akan merusakkan ulir yang sudah betul.
Akibatnya pasangan dari beberapa komponen dalam satu unit pun
tidak bisa bertahan lama. Jadi, dalam proses pembuatan jarak
puncak ulir harus diperhatikan betul-betul, sehingga kesalahan

P e n g u k u r a n U l i r |7
Metrologi Industri
yang terjadi pada jarak puncak ulir masih dalam batas-batas yang
diijinkan.
5. Sudut ulir adalah sudut dari kedua sisi permukaan ulir yang
satuannya dalam derajat. Untuk American Standard dan ISO sudut
ulirnya adalah 60o. Untuk ulir Whitworth sudut ulirnya 55°.
6. Kedalaman ulir adalah jarak antara diameter inti (minor) dengan
diameter luar (mayor).

Adapun keterangan pembacaan ulir, ulir ISO Metrik dan ulir Unified. Ulir
ISO metrik satuannya dalam milimeter dan ulir Unified satuannya inchi.
Contoh ukuran ulir ISO Metrik: Contoh ukuran ulir Unified:
M10 x 1.5 – 6g 3/8 – 16 UNC – 2A
M = simbol ISO 2A = kelas ulir
10 = diameter nominal : 10 mm UNC = seri ulir
1.5 = jarak puncak ulir : 1.5 mm 16 = jumlah gang per inchi
6g = kualitas dan toleransi ulir 3/8 diameter mayor : 3/8 inc

Tabel 1. Pembacaan Istilah Ulir

D. Pengukuran Ulir
Bagian-bagian penting dari ulir yang harus diukur antara lain adalah:
diameter mayor (luar), diameter minor (inti), diameter efektif (tusuk/pit),
sudut ulir dan jarak puncak ulir.
1. Pengukuran Diameter Mayor Ulir
Untuk pengukuran secara kasar dapat menggunakan mistar
ingsut/jangka sorong. Untuk pengukuran yang lebih teliti dapat
digunakan mikrometer yang memang khusus untuk mengukur ulir,
biasanya digunakan mikrometer pana. Lihat Gambar 4.

P e n g u k u r a n U l i r |8
Metrologi Industri
Gambar 4. Mikrometer pana digital

Untuk mendapat hasil pengukuran yang lebih teliti lagi, baik


dibandingkan dengan menggunakan mistar ingsut maupun dengan
menggunakan mikrometer pana, adalah dengan menggunakan alat
yang disebut Floating Carriage (Bench Micrometer). Lihat gambar 5.

Gambar 5. Bench Mikrometer

Prinsip kerja Bench Mikrometer dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Cara pengukuran Bench Mikrometer

P e n g u k u r a n U l i r |9
Metrologi Industri
Pada umumnya mengukur diameter mayor ulir adalah dengan
menggunakan jangka sorong. Dengan menggunakan mata jangka
sorong pada bagian yang tebal atau sisi bagian yang dalam.

2. Pengukuran Diameter Minor Ulir


Alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur diameter minor
(inti) ulir antara lain adalah Bench Micrometer dan mikrometer ulir
yang ujung ukurnya berbentuk runcing. Lihat gambar 7.

Gambar 7. Mikrometer Ulir

Bila pengukurannya dengan mikrometer biasa yang kedua muka


ukurnya memang khusus untuk pengukuran diameter inti ulir maka
pembacaan hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala
ukur mikrometer tersebut.

Pengukuran diameter minor ulir dapat dicari apabila diameter


mayor dan pitch diketahui dengan menggunakan rumus:

Dmn = Dmy – (2 x Tu)


Dimana = Dmn : Diameter Minor
Dmy : Diameter Mayor
Tu : tinggi ulir

P e n g u k u r a n U l i r | 10
Metrologi Industri
Apabila diketahui ukuran ulir yang akan dibuat M10 x 1, maka dapat
dicari sebagai berikut:
Untuk tinggi ulir dicari
Dmn = Dmy – (2 x Tu) terlebih dahulu dengan
menggunakan rumus sebagai
Dmn = 10 – (2 x 0.86) berikut:
Dmn = 10 – (2 x 0.86)
Dmn = 10 – 1.72 Tu =

Dmn = 8.28 mm Tu =
Tu =
Tu =
Maka didapat diameter minor ulir sebesar
Tu = 0.8660254
8.28 mm.
Dimana p = pitch
3. Pengukuran Diameter Efektif (Tusuk)
Untuk melakukan pengukuran diameter efektif ulir bisa dilakukan
dengan menggunakan mikrometer ulir dan dengan metode dua atau
tiga kawat.

a. Pengukuran Diameter Efektif dengan Mikrometer Ulir


Alat yang digunakan adalah mikrometer biasa, namun ujung
dari sensornya mempunyai bentuk yang khusus sehingga dapat
menyentuh muka ukur dengan posisi yang pas. Dengan adanya
ujung kontak (sensor) yang khusus ini maka hasil pengukurannya
dapat dibaca langsung pada skala ukur mikrometer yang
digunakan. Bentuk-bentuk dari ujung sensor mikrometer pengukur
diameter efektif ini antara lain adalah sebagai berikut :

a) Sisi ujung yang diper- pendek,


bentuk ini sering di- pakai.

b) Bentuk ujung penuh, sering


digunakan untuk ulir dengan pits
yang kecil.
c) Bentuk ujung dengan sudut yang
kecil, biasa untuk mengukur
Gambar 8. Bentuk ujung sensor diameter.
mikrometer pengukur diameter efektif
ulir
P e n g u k u r a n U l i r | 11
Metrologi Industri
b. Metode Pengukuran dengan Dua Kawat

Cara pengukuran ini adalah dengan jalan meletakkan kawat


dengan diameter tertentu masing-masing pada tempat yang
berlawanan. Dengan menggunakan perhitungan dari beberapa
persamaan maka dapat dicari hubungan antara diameter kawat
dengan sudut ulir dan diameter efektif.

Gambar 9. Pengukuran dengan metode dua kawat.

Dari gambar tersebut : De = H + 2FG

De = diameter efektif

H = X – 2d
X = ukuran/jarak bagian luar kawat
d = diameter kawat
De = X – 2d + 2 FG

Sekarang mencari besarnya G F, bisa dilihat pada hubungan


antara beberapa garis dibawah sebelah kanan. BC merupakan
garis diameter efektif, BC = ½ pitch. Jadi, diameter efektif ulir
adalah :

De = X - 2d + p/ 2 cot α / 2 - d (cosecα / 2 – 1)

P = jarak puncak ulir


α = sudut ulir

P e n g u k u r a n U l i r | 12
Metrologi Industri
c. Metode Pengukuran dengan Tiga Kawat
Untuk pengukuran diameter efektif dengan metode tiga kawat
juga dilakukan dengan perhitungan-perhitungan sehingga diperoleh
persamaan-persamaan tertentu. Dengan adanya persamaan-
persamaan itu maka dapat dihitung hubungan antara diameter
kawat dengan sudut ulir dan diameter efektif.

Lebih mudahnya pengukuran diameter efektif ialah dengan


menggunakan rumus. Dimisalkan diameter mayor = Dmy,
diameter minor = Dmn, dan Tinggi ulir = Tu. Maka apabila
diketahui :

Dmy dan Tu  De = Dmy – Tu


Dmy dan Dmn De = (Dmy + Dmn) : 2
Dmn dan Tu  De = Dmn + Tu

4. Pengukuran Sudut dan Jarak Puncak Ulir

Untuk pengukuran sudut ulir dan jarak puncak ulir bisa digunakan
alat ukur pembanding misalnya mal ulir, untuk melihat ukuran yang
lebih teliti dapat menggunakan profile bentuk (profile projector) lihat
gambar 10.

Gambar 10. Profile Projektor

P e n g u k u r a n U l i r | 13
Metrologi Industri
Pada umumnya pengukuran sudut dan jarak puncak ulir yaitu
menggunakan Mal ulir. Dengan menggunakan mal ulir dapat
mengecek langsung besarnya sudut dan juga besarnya jarak puncak
ulir, terutama untuk ulir-ulir dalam ukuran kecil yang jarak puncak
ulirnya berkisar antara 0.25 – 6.00 mm bagi ulir metrik, dan antara 2½
- 28 gang per inchi untuk ulir inchi.

Gambar 11. adalah mal ulir metrik dengan jumlah bilah sebanyak
24 buah dimana yang 23 buah untuk mengecek jarak puncak ulir
dan satu lagi untuk mengecek sudut. Tebal masing-masing bilah
adalah 0.5 mm.

Gambar 11. Mal ulir ISO Metrik.

Gambar 12. adalah gambar mal ulir menurut American National


Standard yang satuannya dalam inchi. Terdiri dari 28 bilah, satu
bilah khusus untuk mengecek sudut ulir dan 27 bilah lainnya untuk
mengecek jarak puncak ulir.

Gambar 12. Mal ulir menurut U.S. Standar

Apabila bentuk ulirnya dalam ukuran yang besar tidak


memungkinkan diukur dengan mal ulir maka lebih baik digunakan dua
buah rol baja untuk mencari sudut ulir. Kedua rol baja diameternya harus
berbeda.

P e n g u k u r a n U l i r | 14
Metrologi Industri
M1 = jarak luar rol baja dengan
diameter d1

M2 = jarak luar rol baja dengan


diameter d2

R1 = diameter d1

R2 = diameter d2

Gambar 13. Mengukur sudut ulir dengan dua rol baja.

Sin α/2 = 1/(M2-M1) – (R2-R1)


AD = AC-CD
AD = R1 + (M2-M1) – R2
CB = R2-R1, maka Sin a/2 = BC/AB
Jadi: Sin α/2 = R2-R1 / (M2-M1) – (R2-R1)
5. Pengukuran Ulir Dalam
Untuk ulir-ulir bagian dalam pengukurannya lebih sulit dari pada
pengukuran ulir luar. Untuk memeriksa besar dan diameter inti
biasanya digunakan alat ukur kaliber batas poros pengukur ulir
(thread plug gauge) lihat gambar 14. yang diberi batasan GO dan
NOT GO.

Gambar 14. Thread plug gauge

Kaliber poros pemeriksa ulir ini mempunyai bentuk ulir yang agak
kurus dengan sudut ulir yang agak kecil serta longgar pada diameter
intinya. Untuk memeriksa diameter efektif ulir dalam dapat digunakan
kaliber poros pemeriksa ulir GO dan NO GO. Pada bagian diameter
puncak dan diameter pembuatannya dilonggarkan, namun masih tetap

P e n g u k u r a n U l i r | 15
Metrologi Industri
mempunyai sudut dan jarak kisar yang tepat. Sedangkan untuk
memeriksa diameter kecilnya bisa digunakan kaliber poros yang lurus
yang permukaannya rata dan halus, disebut juga kaliber poros lurus GO
dan NOT GO (plug plain gauge) lihat gambar 15.

Gambar 15. Plug Plain Gauge

Untuk mengukur sudut dan jarak puncak ulir dapat dilakukan


dengan jalan membuat suatu cetakan, cetakan tersebut biasanya
adalah lilin, belerang atau lak. Pengukuran yang dilakukan adalah
terhadap cetakan yang kita buat dan alat ukur yang digunakan biasanya
dengan proyektor bentuk. Untuk mencetak ulir dalam dengan lak
maka tidak semua muka ulirnya dicetak tetapi cukup sepertiganya saja.

Bila bahan yang dibuat untuk cetakan adalah lilin maka sebaiknya
lilin itu diberi pegangan, dimasukkan pada pipa yang dicowak
(dikurangi sebagian permukaannya), kemudian lilin yang ada di ujung
pipa tersebut ditekankan pada ulir. Dengan cara-cara tersebut akan
diperoleh profil- profil dari ulir dalam yang kemudian dilakukan
pengukuran seperti halnya mengukur ulir luar. Gambar 16.
menunjukkan contoh dari pembuatan cetakan dengan lilin dan lak.

Pengecoran dengan lak pada 1/3 bagian dari mur

Membuat cetakan ulir dengan lilin Membuat cetakan ulir dengan lak

Gambar 16. Membuat cetakan untuk pengukuran sudut dan kisar ulir dalam.

P e n g u k u r a n U l i r | 16
Metrologi Industri
E. Cara Pembuatan Ulir
Pembuatan ulir bisa dilakukan dengan bermacam cara diantaranya yaitu
dengan: snei/ tap, mesin bubut, dan juga bisa menggunakan mesin freis.
Pada umumnya pembuatan ulir ialah dengan menggunakan snei atau tap dan
dengan mesin bubut.
Pada pembuatan ulir, pembuatan ukuran diameter untuk poros dan
lubang itu berbeda. Contohnya, pada poros jika ingin membuat ulir dengan
ukuran M10 x 1, maka diameter poros dibuat 10 mm, sedangkan untuk
membuat ulir pada lubang dengan ukuran yang sama yaitu M10 x 1, maka
diameter lubang = diameter poros – 2 pitch.
Jika diameter lubang dimisalkan Dl, diameter poros dimisalkan Dp dan
pitch (jarak puncak ulir) dimisalkan p, maka didapat rumus:
Dl = Dp – 2p
Dl = 10 – 2 x 1
Dl = 10 – 2
Dl = 8 mm
Jadi, diameter lubang didapat 8 mm, Maka untuk membuat ulir dalam
pada lubang dengan ukuran M10 x 1, buatlah ukuran diameter lubang terlebih
dahulu dengan menggunakan bor 8 mm.

1. Pembuatan Ulir dengan Tap dan Snei


Tap dan Snei adalah alat yang digunakan untuk pembuatan ulir secara
manual. Kedua alat ini berfungsi sama yaitu digunakan untuk pembuatan ulir,
akan tetapi berbeda pada ulir yang dihasilkan. Tap adalah alat yang
digunakan untuk pembuatan ulir bagian dalam dengan mata pisau berada di
luar. Sedangkan snei yaitu kebalikan dari Tap, yaitu alat yang digunakan
untuk pembuatan ulir bagian luar dengan mata pisau berada didalam. Pada
pembuatan Ulir yang menggunakan Tap dan Snei lebih mudah
perhitungannya jika dibandingkan pembuatan ulir dengan menggunakan
mesin bubut. Akan tetapi jauh lebih menghabiskan energi pada pembuatan
menggunakan Tap dan Snei tersebut, karena dibuat secara manual.

P e n g u k u r a n U l i r | 17
Metrologi Industri
Pembuatan ulir menggunakan Tap dan Snei biasanya hanya untuk pembuatan
ulir dengan ukuran poros yang kecil (±≤20mm), jika pembuatan ulir dengan
poros dan ulir yang besar biasanya menggunakan mesin bubut.

Berikut contoh langkah-langkah dalam pembuatan ulir luar menggunakan


Snei:
1) Ukur poros yang akan dibuat ulir
2) Poros yang akan dibuat sebelumnya telah diberi alur dan champer untuk
memudahkan pada saat pembuatan
3) Apabila poros yang akan dibuat berdiameter 10 mm, maka kisar ulir
sebesar 1.5 mm. lihat tabel 2. gunakan Snei dengan ukuran M10 x 1.5

Tabel 2. Spesifikasi ulir metrik


4) Mulai melakukan pemakanan dengan menekan dan memutarkan Snei
kearah kanan.
5) Beri oli atau pendingin agar pemakanan tetap dengan suhu yang stabil.
Karna apabila suhu benda kerja tinggi, akan terjadinya pemuaian pada
benda kerja dan akan mempengaruhi hasil pengerjaan.

Itulah langkah singkat dalam pembuatan ulir dengan menggunakan Snei.


Begitupun dengan menggunakan Tap cara kerjanya hampir sama.

P e n g u k u r a n U l i r | 18
Metrologi Industri
2. Pembuatan Ulir Menggunakan Mesin Bubut
Pembuatan Ulir pada mesin bubut dapat menggunakan mesin bubut CNC
dan mesin bubut konvensional. Ada beberapa metode pemakanannya, yaitu
Radial infeed (tegak lurus terhadap garis senter), Flank infeed (sesuai
kemiringan sudut eretan atas), Kombinasi infeed (gabungan dari kedua
pemakanan). Lihat gambar 17.

Gambar 17. Metode pemotongan ulir

Pada mesin CNC umumnya menggunakan Radial Infeed, sedangkan


Flank infeed biasanya digunakan pada konvensional. Berikut adalah langkah-
langkah pembuatan ulir dengan menggunakan mesin bubut.
a. Pembuatan Ulir menggunakan Mesin Bubut CNC
Computer Numerical Control atau yang biasa disebut dengan CNC
adalah mesin yang dijalankan atau digerakan menggunakan program yang
telah diatur pada computer. Pembuatan Ulir disini lebih mudah dan lebih
praktis jika dibandingkan dengan pembuatan ulir yang lain, karna tinggal
memilih program ulir dan memasuki kisar dan panjang ulirnya. Pada saat
mesin dihidupkan, mesin akan berjalan melakukan penyayatan dan kembali

P e n g u k u r a n U l i r | 19
Metrologi Industri
secara otomatis. Kecepatan pahat dan putaran sudah diatur otomatis oleh
mesin, Jadi apabila putaran benda kerja diperlambat maka pergerakan pahat
juga akan lambat, begitu juga sebaliknya. Berikut adalah langkah-langkah
pembuatan ulir menggunakan Mesin Bubut CNC TU 2Az. Misalkan
pembuatan ulir luar dengan ukuran M10 x 1, yaitu:
1) Buat diameter poros sesuai ukuran ulir, yaitu 10 mm, poros diberi alur
dan champer.
2) Pasang benda kerja, pahat ulir dan cari titik referensi benda tersebut.
Dalam pemrograman CNC TU-2A, hanya terdapat 2 sumbu utama yaitu
sumbu X (pergerakkan pahat secara melintang) dan sumbu Z
(pergerakkan pahat secara memanjang).
3) Masukkan program yaitu:
N G/M X Z F H
- - - - - -
... 78 828 -850 K100 10
- - - - - -

Tabel 3. Program CNC


Dimana:
N = nomor
G/M 78 = kode perintah siklus penguliran
X 828 = diameter minor 8.28 mm
Z -850 = panjang penguliran sepanjang 8.5 mm
F K100 = kolom F biasanya digunakan untuk kecepatan asutan pahat,
akan tetapi pada perintah penguliran, kolom F berfungsi untuk
nilai kisar ulir yang akan dibuat, K100 adalah kisar ulir sebesar
1 mm
H 10 = ketebalan makan pahat adalah 0.1 x 2 sisi = 0.2 mm untuk
sekali pemakanan ulir.
(untuk pengisian kolom program semua ukuran dikali 100)
4) Tekan tombol start, maka mesin akan berjalan secara otomatis membuat
ulir sesuai dengan program.

P e n g u k u r a n U l i r | 20
Metrologi Industri
b. Pembuatan ulir menggunakan Mesin Bubut Konvensional
Langkah pembuatan ulir pada mesin bubut konvensional lebih rumit jika
dibandingkan dengan mesin bubut CNC ataupun menggunakan Tap dan Snei.
Dikarenakan pada pembuatan ulir pada Mesin Bubut Konvensional
diperlukan pengaturan handle, kecepatan putaran dan pergantian Roda Gigi
agar perputaran ragum sesuai dengan kecepatan gerak pahat. Berikut adalah
langkah-langkah pembuatan ulir menggunakan Mesin Bubut konvensional.
Misalkan pembuatan ulir luar dengan ukuran M14 x 2
1.) Buatlah diameter poros ulir sesuai dengan ukuran, poros diberi alur dan
champer.
2.) Tentukan posisi roda gigi dengan mengubah posisi tuas-tuas yang berada
dibagian depan Mesin Bubut sesuai dengan kisar/pitch/gang dari ulir
yang akan dibuat. Perhatikan tabel pada mesin bubut, lihat gambar 18.
Terkadang perlu melakukan pergantian roda gigi jika roda gigi yang
dipasang tidak sesuai dengan ukuran pitch yang akan dibuat. Lihat
gambar 19.

Gambar 18. Table pengaturan ulir

P e n g u k u r a n U l i r | 21
Metrologi Industri
Gambar 19. Pengaturan roda gigi dan roda gigi pengganti

3.) Pasang pahat bubut ulir dengan sudut ulir 60o untuk Ulir Metrik.
Sedangkan untuk Ulir Witworth sudut ulirnya 55o. Gunakan mal pahat
untuk meluruskan sudut pahat ulir dengan benda kerja. Lihat pada
Gambar 71

4.) Atur putaran spindel ke kecepatan yang sesuai dengan kondisi bahan
benda kerja. Rata-rata menggunakan kecepatan 100 rpm.
5.) Posisikan eretan atas pada sudut yang ingin dibuat (30o)
6.) Posisikan mata pahat diujung benda kerja atau cari titik referensi pada
benda kerja dengan menyentuhkan mata pahat pada benda kerja, lalu
posisikan pembacaan ukuran pada eretan melintang dan eretan atas pada
posisi 0.
7.) Hidupkan penggerak otomatis eretan agar pahat dapat bergerak sesuai
roda gigi yang telah diatur.
8.) Jika posisi pahat dan benda kerja telah tepat, mulai menghidupkan mesin,
eretan akan berjalan secara otomatis sesuai roda gigi dan spindel yang

P e n g u k u r a n U l i r | 22
Metrologi Industri
telah diatur (segera mematikan mesin apabila pahat sudah berada pada
alur).
9.) Mundurkan eretan melintang hingga pahat tidak mengenai benda kerja,
lalu hidupkan mesin dengan putaran yang berlawanan pada saat
pemakanan untuk proses pengembalian pahat ke posisi awal, dan matikan
apabila mata pahat telah tiba diposisi awal.
10.) Atur eretan melintang dan eretan atas kembali pada posisi nol, lalu
majukan eretan atas sebanyak 20 garis yang berarti 0.02 mm x 20, maka
sekali pemakanan tersebut sebanyak 0.4 mm.
11.) Lakukan pemakanan seperti pada langkah sebelumnya. Ulang
pemakanan sebanyak 5 kali untuk mencapai pemakanan 2 mm.
12.) Ukurlah dengan alat ukur mal ulir untuk mengukur kisar ulir yang telah
dibuat. Lihat gambar 20.

Gambar 20. Pengukuran Ulir dengan menggunakan mal ulir

Jika kisar ulir telah mencapai ukuran yang diinginkan, berarti ulir sudah
bisa digunakan atau digabungkan dengan benda lain.

P e n g u k u r a n U l i r | 23
Metrologi Industri
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ulir adalah profil melingkar yang berbentuk seperti alur yang melilit pada
silinder yang mempunyai sudut dan kisar tertentu yang berfungsi sebagai penerus
daya dan penggabung beberapa komponen. Terdapat beberapa macam ulir yang
sering dipakai diantaranya Ulir Iso Metrik, Witworth, Unified, ACME dan lain-
lain. Untuk mengetahui ukuran ulir terlebih dahulu harus mengenal istilah-istilah
dari ulir, pengukuran ulir pada umumnya menggunakan mal pahat untuk
mengetahui jarak puncak dan ketebalan ulir secara langsung. Dan pembuatan ulir
biasanya menggunakan snai atau tap dan mesin bubut.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui dan
memahami penjelasan tentang ulir. Selain itu diharapkan makalah ini dapat
dijadikan referensi bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan masukan dari berbagai
pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

P e n g u k u r a n U l i r | 24
Metrologi Industri
DAFTAR PUSTAKA

 Munadi, Sudji. 1998. Dasar-dasar Metrologi Industri. P2LPTK : Jakarta


 Rivai, Nasrul. (1999). Pengantar Metrologi Industri. FT UNP
 ----------------. (2007). Modul Teknik Mesin. Padang: PLPG

P e n g u k u r a n U l i r | 25
Metrologi Industri

Anda mungkin juga menyukai