METROLOGI INDUSTRI
“PENGUKURAN ULIR”
Dosen Pembimbing:
Budi Syahri, S. Pd.,M.Pd.T
Disusun oleh:
Kelompok 8
Segala puji dan syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
limpahan rahmat dan hidayah- Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
Metrologi Industri ini yang berjudul “Pengukuran Ulir“.
Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dan sudi membagi ilmunya
kepada kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat kami harapkan dari berbagai pihak, sehingga di kemudian hari kami dapat
menyempurnakan makalah ini dan kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami
lakukan.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami dan
umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
P e n g u k u r a n U l i r |1
Metrologi Industri
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ulir dan fungsi dari ulir
tersebut
2. Mengetahui macam – macam dari ulir
3. Mengetahui istilah – istilah yang terdapat pada ulir
4. Mengetahui cara pengukuran ulir
5. Mengetahui proses pembuatan dari ulir
D. Manfaat Makalah
P e n g u k u r a n U l i r |2
Metrologi Industri
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Ulir
P e n g u k u r a n U l i r |3
Metrologi Industri
3. Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran,
terutama pada sistem ulir yang digunakan pada pipa. Kebanyakan
yang dipakai untuk penyambungan pipa ini ialah ulir-ulir Whitworth.
B. Macam-macam Ulir
Secara umum jenis ulir dapat dilihat dari gerakan ulir, jumlah ulir
dalam tiap gang (pitch) dan bentuk permukaan ulir. Bisa juga jenis ulir ini
dilihat dari standar yang digunakan, misalnya ulir Whitworth, ulir metrik
dan sebagainya. Berikut ini ialah macam-macam jenis ulir:
P e n g u k u r a n U l i r |4
Metrologi Industri
ulir kiri atau ulir kanan dilihat arah kemiringan sudut sisi ulir. Atau bisa
juga dicek dengan memutar pasangan dari komponen-komponen
yang berulir misalnya mur dan baut. Apabila sebuah mur dipasangkan
pada baut yang kemudian diputar ke kanan (searah jarum jam) ternyata
murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kanan.
Sebaliknya, bila mur diputar arahnya ke kiri (berlawanan dengan arah
jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk
ulir kiri. Pada umumnya ulir yang sering digunakan adalah ulir kanan.
Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat di
bedakan menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya
dalam satu putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang
lain) terdapat lebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat
ulir. Untuk ulir ganda ini biasanya disebutkan berdasarkan jumlah
ulirnya, misalnya ganda dua, ganda tiga dan ganda empat. Gambar.1
menunjukkan bagan dari ulir tunggal dan ulir ganda. Melihat
bentuknya, maka satu putaran pada ulir ganda dapat memindahkan
jarak yang lebih panjang dari pada satu putaran ulir tunggal.
P e n g u k u r a n U l i r |5
Metrologi Industri
3. Jenis ulir menurut bentuk sisi ulir
Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi
ulir segi tiga, segi empat, trapesium, parabol (knuckle). Bentuk ulir ini
juga ada kaitannya dengan standar yang digunakan. Berikut ini berapa
contoh dari bentuk ulir.
ACME
P e n g u k u r a n U l i r |6
Metrologi Industri
C. Istilah penting pada ulir
Penggunaan kata istilah disini maksudnya yaitu untuk menunjukkan
adanya dimensi-dimensi yang penting untuk diketahui setiap kali membaca
ukuran ulir. Beberapa dimensi yang penting dari ulir dapat dilihat pada
Gambar.3 berikut ini.
P e n g u k u r a n U l i r |7
Metrologi Industri
yang terjadi pada jarak puncak ulir masih dalam batas-batas yang
diijinkan.
5. Sudut ulir adalah sudut dari kedua sisi permukaan ulir yang
satuannya dalam derajat. Untuk American Standard dan ISO sudut
ulirnya adalah 60o. Untuk ulir Whitworth sudut ulirnya 55°.
6. Kedalaman ulir adalah jarak antara diameter inti (minor) dengan
diameter luar (mayor).
Adapun keterangan pembacaan ulir, ulir ISO Metrik dan ulir Unified. Ulir
ISO metrik satuannya dalam milimeter dan ulir Unified satuannya inchi.
Contoh ukuran ulir ISO Metrik: Contoh ukuran ulir Unified:
M10 x 1.5 – 6g 3/8 – 16 UNC – 2A
M = simbol ISO 2A = kelas ulir
10 = diameter nominal : 10 mm UNC = seri ulir
1.5 = jarak puncak ulir : 1.5 mm 16 = jumlah gang per inchi
6g = kualitas dan toleransi ulir 3/8 diameter mayor : 3/8 inc
D. Pengukuran Ulir
Bagian-bagian penting dari ulir yang harus diukur antara lain adalah:
diameter mayor (luar), diameter minor (inti), diameter efektif (tusuk/pit),
sudut ulir dan jarak puncak ulir.
1. Pengukuran Diameter Mayor Ulir
Untuk pengukuran secara kasar dapat menggunakan mistar
ingsut/jangka sorong. Untuk pengukuran yang lebih teliti dapat
digunakan mikrometer yang memang khusus untuk mengukur ulir,
biasanya digunakan mikrometer pana. Lihat Gambar 4.
P e n g u k u r a n U l i r |8
Metrologi Industri
Gambar 4. Mikrometer pana digital
P e n g u k u r a n U l i r |9
Metrologi Industri
Pada umumnya mengukur diameter mayor ulir adalah dengan
menggunakan jangka sorong. Dengan menggunakan mata jangka
sorong pada bagian yang tebal atau sisi bagian yang dalam.
P e n g u k u r a n U l i r | 10
Metrologi Industri
Apabila diketahui ukuran ulir yang akan dibuat M10 x 1, maka dapat
dicari sebagai berikut:
Untuk tinggi ulir dicari
Dmn = Dmy – (2 x Tu) terlebih dahulu dengan
menggunakan rumus sebagai
Dmn = 10 – (2 x 0.86) berikut:
Dmn = 10 – (2 x 0.86)
Dmn = 10 – 1.72 Tu =
Dmn = 8.28 mm Tu =
Tu =
Tu =
Maka didapat diameter minor ulir sebesar
Tu = 0.8660254
8.28 mm.
Dimana p = pitch
3. Pengukuran Diameter Efektif (Tusuk)
Untuk melakukan pengukuran diameter efektif ulir bisa dilakukan
dengan menggunakan mikrometer ulir dan dengan metode dua atau
tiga kawat.
De = diameter efektif
H = X – 2d
X = ukuran/jarak bagian luar kawat
d = diameter kawat
De = X – 2d + 2 FG
De = X - 2d + p/ 2 cot α / 2 - d (cosecα / 2 – 1)
P e n g u k u r a n U l i r | 12
Metrologi Industri
c. Metode Pengukuran dengan Tiga Kawat
Untuk pengukuran diameter efektif dengan metode tiga kawat
juga dilakukan dengan perhitungan-perhitungan sehingga diperoleh
persamaan-persamaan tertentu. Dengan adanya persamaan-
persamaan itu maka dapat dihitung hubungan antara diameter
kawat dengan sudut ulir dan diameter efektif.
Untuk pengukuran sudut ulir dan jarak puncak ulir bisa digunakan
alat ukur pembanding misalnya mal ulir, untuk melihat ukuran yang
lebih teliti dapat menggunakan profile bentuk (profile projector) lihat
gambar 10.
P e n g u k u r a n U l i r | 13
Metrologi Industri
Pada umumnya pengukuran sudut dan jarak puncak ulir yaitu
menggunakan Mal ulir. Dengan menggunakan mal ulir dapat
mengecek langsung besarnya sudut dan juga besarnya jarak puncak
ulir, terutama untuk ulir-ulir dalam ukuran kecil yang jarak puncak
ulirnya berkisar antara 0.25 – 6.00 mm bagi ulir metrik, dan antara 2½
- 28 gang per inchi untuk ulir inchi.
Gambar 11. adalah mal ulir metrik dengan jumlah bilah sebanyak
24 buah dimana yang 23 buah untuk mengecek jarak puncak ulir
dan satu lagi untuk mengecek sudut. Tebal masing-masing bilah
adalah 0.5 mm.
P e n g u k u r a n U l i r | 14
Metrologi Industri
M1 = jarak luar rol baja dengan
diameter d1
R1 = diameter d1
R2 = diameter d2
Kaliber poros pemeriksa ulir ini mempunyai bentuk ulir yang agak
kurus dengan sudut ulir yang agak kecil serta longgar pada diameter
intinya. Untuk memeriksa diameter efektif ulir dalam dapat digunakan
kaliber poros pemeriksa ulir GO dan NO GO. Pada bagian diameter
puncak dan diameter pembuatannya dilonggarkan, namun masih tetap
P e n g u k u r a n U l i r | 15
Metrologi Industri
mempunyai sudut dan jarak kisar yang tepat. Sedangkan untuk
memeriksa diameter kecilnya bisa digunakan kaliber poros yang lurus
yang permukaannya rata dan halus, disebut juga kaliber poros lurus GO
dan NOT GO (plug plain gauge) lihat gambar 15.
Bila bahan yang dibuat untuk cetakan adalah lilin maka sebaiknya
lilin itu diberi pegangan, dimasukkan pada pipa yang dicowak
(dikurangi sebagian permukaannya), kemudian lilin yang ada di ujung
pipa tersebut ditekankan pada ulir. Dengan cara-cara tersebut akan
diperoleh profil- profil dari ulir dalam yang kemudian dilakukan
pengukuran seperti halnya mengukur ulir luar. Gambar 16.
menunjukkan contoh dari pembuatan cetakan dengan lilin dan lak.
Membuat cetakan ulir dengan lilin Membuat cetakan ulir dengan lak
Gambar 16. Membuat cetakan untuk pengukuran sudut dan kisar ulir dalam.
P e n g u k u r a n U l i r | 16
Metrologi Industri
E. Cara Pembuatan Ulir
Pembuatan ulir bisa dilakukan dengan bermacam cara diantaranya yaitu
dengan: snei/ tap, mesin bubut, dan juga bisa menggunakan mesin freis.
Pada umumnya pembuatan ulir ialah dengan menggunakan snei atau tap dan
dengan mesin bubut.
Pada pembuatan ulir, pembuatan ukuran diameter untuk poros dan
lubang itu berbeda. Contohnya, pada poros jika ingin membuat ulir dengan
ukuran M10 x 1, maka diameter poros dibuat 10 mm, sedangkan untuk
membuat ulir pada lubang dengan ukuran yang sama yaitu M10 x 1, maka
diameter lubang = diameter poros – 2 pitch.
Jika diameter lubang dimisalkan Dl, diameter poros dimisalkan Dp dan
pitch (jarak puncak ulir) dimisalkan p, maka didapat rumus:
Dl = Dp – 2p
Dl = 10 – 2 x 1
Dl = 10 – 2
Dl = 8 mm
Jadi, diameter lubang didapat 8 mm, Maka untuk membuat ulir dalam
pada lubang dengan ukuran M10 x 1, buatlah ukuran diameter lubang terlebih
dahulu dengan menggunakan bor 8 mm.
P e n g u k u r a n U l i r | 17
Metrologi Industri
Pembuatan ulir menggunakan Tap dan Snei biasanya hanya untuk pembuatan
ulir dengan ukuran poros yang kecil (±≤20mm), jika pembuatan ulir dengan
poros dan ulir yang besar biasanya menggunakan mesin bubut.
P e n g u k u r a n U l i r | 18
Metrologi Industri
2. Pembuatan Ulir Menggunakan Mesin Bubut
Pembuatan Ulir pada mesin bubut dapat menggunakan mesin bubut CNC
dan mesin bubut konvensional. Ada beberapa metode pemakanannya, yaitu
Radial infeed (tegak lurus terhadap garis senter), Flank infeed (sesuai
kemiringan sudut eretan atas), Kombinasi infeed (gabungan dari kedua
pemakanan). Lihat gambar 17.
P e n g u k u r a n U l i r | 19
Metrologi Industri
secara otomatis. Kecepatan pahat dan putaran sudah diatur otomatis oleh
mesin, Jadi apabila putaran benda kerja diperlambat maka pergerakan pahat
juga akan lambat, begitu juga sebaliknya. Berikut adalah langkah-langkah
pembuatan ulir menggunakan Mesin Bubut CNC TU 2Az. Misalkan
pembuatan ulir luar dengan ukuran M10 x 1, yaitu:
1) Buat diameter poros sesuai ukuran ulir, yaitu 10 mm, poros diberi alur
dan champer.
2) Pasang benda kerja, pahat ulir dan cari titik referensi benda tersebut.
Dalam pemrograman CNC TU-2A, hanya terdapat 2 sumbu utama yaitu
sumbu X (pergerakkan pahat secara melintang) dan sumbu Z
(pergerakkan pahat secara memanjang).
3) Masukkan program yaitu:
N G/M X Z F H
- - - - - -
... 78 828 -850 K100 10
- - - - - -
P e n g u k u r a n U l i r | 20
Metrologi Industri
b. Pembuatan ulir menggunakan Mesin Bubut Konvensional
Langkah pembuatan ulir pada mesin bubut konvensional lebih rumit jika
dibandingkan dengan mesin bubut CNC ataupun menggunakan Tap dan Snei.
Dikarenakan pada pembuatan ulir pada Mesin Bubut Konvensional
diperlukan pengaturan handle, kecepatan putaran dan pergantian Roda Gigi
agar perputaran ragum sesuai dengan kecepatan gerak pahat. Berikut adalah
langkah-langkah pembuatan ulir menggunakan Mesin Bubut konvensional.
Misalkan pembuatan ulir luar dengan ukuran M14 x 2
1.) Buatlah diameter poros ulir sesuai dengan ukuran, poros diberi alur dan
champer.
2.) Tentukan posisi roda gigi dengan mengubah posisi tuas-tuas yang berada
dibagian depan Mesin Bubut sesuai dengan kisar/pitch/gang dari ulir
yang akan dibuat. Perhatikan tabel pada mesin bubut, lihat gambar 18.
Terkadang perlu melakukan pergantian roda gigi jika roda gigi yang
dipasang tidak sesuai dengan ukuran pitch yang akan dibuat. Lihat
gambar 19.
P e n g u k u r a n U l i r | 21
Metrologi Industri
Gambar 19. Pengaturan roda gigi dan roda gigi pengganti
3.) Pasang pahat bubut ulir dengan sudut ulir 60o untuk Ulir Metrik.
Sedangkan untuk Ulir Witworth sudut ulirnya 55o. Gunakan mal pahat
untuk meluruskan sudut pahat ulir dengan benda kerja. Lihat pada
Gambar 71
4.) Atur putaran spindel ke kecepatan yang sesuai dengan kondisi bahan
benda kerja. Rata-rata menggunakan kecepatan 100 rpm.
5.) Posisikan eretan atas pada sudut yang ingin dibuat (30o)
6.) Posisikan mata pahat diujung benda kerja atau cari titik referensi pada
benda kerja dengan menyentuhkan mata pahat pada benda kerja, lalu
posisikan pembacaan ukuran pada eretan melintang dan eretan atas pada
posisi 0.
7.) Hidupkan penggerak otomatis eretan agar pahat dapat bergerak sesuai
roda gigi yang telah diatur.
8.) Jika posisi pahat dan benda kerja telah tepat, mulai menghidupkan mesin,
eretan akan berjalan secara otomatis sesuai roda gigi dan spindel yang
P e n g u k u r a n U l i r | 22
Metrologi Industri
telah diatur (segera mematikan mesin apabila pahat sudah berada pada
alur).
9.) Mundurkan eretan melintang hingga pahat tidak mengenai benda kerja,
lalu hidupkan mesin dengan putaran yang berlawanan pada saat
pemakanan untuk proses pengembalian pahat ke posisi awal, dan matikan
apabila mata pahat telah tiba diposisi awal.
10.) Atur eretan melintang dan eretan atas kembali pada posisi nol, lalu
majukan eretan atas sebanyak 20 garis yang berarti 0.02 mm x 20, maka
sekali pemakanan tersebut sebanyak 0.4 mm.
11.) Lakukan pemakanan seperti pada langkah sebelumnya. Ulang
pemakanan sebanyak 5 kali untuk mencapai pemakanan 2 mm.
12.) Ukurlah dengan alat ukur mal ulir untuk mengukur kisar ulir yang telah
dibuat. Lihat gambar 20.
Jika kisar ulir telah mencapai ukuran yang diinginkan, berarti ulir sudah
bisa digunakan atau digabungkan dengan benda lain.
P e n g u k u r a n U l i r | 23
Metrologi Industri
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ulir adalah profil melingkar yang berbentuk seperti alur yang melilit pada
silinder yang mempunyai sudut dan kisar tertentu yang berfungsi sebagai penerus
daya dan penggabung beberapa komponen. Terdapat beberapa macam ulir yang
sering dipakai diantaranya Ulir Iso Metrik, Witworth, Unified, ACME dan lain-
lain. Untuk mengetahui ukuran ulir terlebih dahulu harus mengenal istilah-istilah
dari ulir, pengukuran ulir pada umumnya menggunakan mal pahat untuk
mengetahui jarak puncak dan ketebalan ulir secara langsung. Dan pembuatan ulir
biasanya menggunakan snai atau tap dan mesin bubut.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui dan
memahami penjelasan tentang ulir. Selain itu diharapkan makalah ini dapat
dijadikan referensi bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan masukan dari berbagai
pihak untuk penyempurnaan makalah ini.
P e n g u k u r a n U l i r | 24
Metrologi Industri
DAFTAR PUSTAKA
P e n g u k u r a n U l i r | 25
Metrologi Industri