i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..............................i
DAFTAR ISI…….………………………………………………………….……..............................ii
DAFTAR INFORMASI VISUAL …….…………………………………………….. iv
GLOSARIUM.................................................................................................................................................ix
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL…….…………………………………..............................x
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………................................1
A. Latar Belakang……………………………………….……..........................................1
B. Deskripsi Singkat………………………………………...............................................1
C. Tujuan Pembelajaran…………………………………................................................ 1
D. Materi Pokok dan Submateri Pokok......………….…….................…......................2
ii
6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut...............................................................................83
7. Kunci Jawaban............................................................................................................83
iii
DAFTAR INFORMASI VISUAL
iv
35. Gambar 2.17Penggunaan pisau perata
36. Gambar 2.18 Balok gores
37. Gambar 2.19Penggunaan balok gores
38. Gambar 2.20 Meja Perata
39. Gambar 2.21 Penggunaan Meja
40. Gambar 2.22 Balok-v
v
71. Gambar 3.27 Sekrap tangan
72. Gambar 3.28 Sekrap rata
vi
107. Gambar 3.63Bahaya pemakain gagang kikir yang retak
108. Gambar 3.64Cara menggergaji tangan yang aman
vii
GLOSARIUM
viii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Modul ini dirancang agar Anda/pengguna modul ini dapat belajar sendiri tanpa
bimbingan langsung dari pembimbing/instruktor atau melalui bimbingan/tutorial. Adapun hal-
hal yang bersifat teknis dapat didemonstrasikan oleh pembimbing (Instruktor) secara
bersama-sama (grup) dalam waktu yang bersamaan atau secara individu.
Agar dapat menguasai materi modul ini, maka beberapa hal yang harus Anda perhatikan
adalah :
1. Pahami terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai setelah Anda mempelajari modul ini.
2. Pelajari dan yakinkan diri Anda bahwa Anda telah benar-benar menguasai kompetensi
tersebut (kompeten) sebelum Anda mempelajari kopetensi selanjutnya.
3. Jika Anda mempelajari modul ini melalui bimbingan maka Anda boleh bertanya dan
meminta mendemonstrasikan hal-hal yang belum Anda pahami.
4. Kerjakanlah latihan/tugas/evaluasi yang diberikan setelah Anda mempelajari dan kuasai
materi tersebut, agar Anda dapat mengukur kemampuan Anda.
5. Untuk memberikan kebenaran dari hasil latihan/tugas/evaluasi Anda, gunakan kunci
jawaban yang disediakan (konsultasikan dengan pembimbing Anda).
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan perkakas tangan mempunyai peranan sangat penting dalam proses
produksi pada dunia industri seperti industrI manufaktur, industri pengecoran logam
dan jasa konstruksi. Secara spesifik masing masing perkakas tangan mempunyai
fungsi yang spesifik pula sesuai dengan kegunaanya. Hal ini menuntut kecermatan
dan ketepatan bagaimana menggunakan perkakas tangan secara benar dan aman.
Penguasaan kompetensi teknik penggunaan perkakas tangan merupakan suatu
tuntutan yang mutlak diperlukan bagi seorang teknisi bagian produksi maupun bagian
pemeliharaan di industri. Hal ini karena penguasaan kompetensi penggunaan
perkakas tangan merupakan kompetensi dasar bagi seseorang yang berkecimpung
pada dunia industri untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan benar dan aman.
Untuk membekali peserta diklat pada kompetensi penggunaan perkakas tangan maka
disusunlah modul ini sebagai panduan materi bagi peserta diklat selama mengikuti
diklat Teknik Penggunaan Perkakas Tangan dan diharapkan dapat diimplementasikan
dalam proses pembimbingan anak didiknya di sekolah masing-masing.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini menggambarkan kegiatan penggunaan perkakas tangan yang meliputi
pemilihan jenis perkakas tangan yang tepat, cara menggunakan perkakas sesuai
dengan spesifikasi dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan
perkakas tangan sesuai dengan prosedur operasi standar.
C. Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Guru
3.4 Menerapkan teknik penggunaan perkakas tangan.
Indikator
1. Menjelaskan macam-macam jenis bentuk dan fungsi perkakas tangan.
2. Mengidentifikasi macam-macam pengelompokkan perkakas tangan.
3. Memilih perkakas tangan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya
4. Menjelaskan fungsi & cara penggunaan perkakas tangan
5. Memahami keselamatan kerja menggunakan macam-macam perkakas tangan.
1
6. Mengidentifikasi teknik menerapkan keselamatan kerja pada saat menggunakan
perkakas tangan.
2
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Belajar
1 Alat Penanda
1. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini peserta diklat dapat:
a. Menjelaskan macam-macam jenis dan fungsi alat penanda.
b. Menggunakan macam-macam alat penanda.
c. Menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja pada macam-macam alat
penanda.
2. Tujuan Pembelajaran
a.Melalui menyimak materi dan mengumpulkan informasi peserta diklat mampu
menjelaskan macam-macam jenis dan fungsi alat penanda
b.Melalui demontrasi alat peserta mampu menggunakan macam-macam alat penanda
c.Melalui proses analisis peserta mampu mendeskripsikan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja pada macam-macam alat penanda
3. Uraian Materi
a. Macam–macam Alat Penanda
1) Penggores (Scriber)
Penggores (scriber) adalah alat untuk menggores benda kerja (logam) sebagai
persiapan untuk dikerjakan atau sebagai gantinya pensil apabila hendak
menggambar diatas kertas. Ada 3 jenis penggores yang sering digunakan yaitu
penggores teknik (Gambar 1.1a), penggores saku (Gambar 1.1b) dan penggores
mekanik (Gambar 1.1c) semuanya digunakan sebagai penggores benda kerja.
3
Aplikasi penggunaan penggores diantaranya adalah menggores dengan siku-siku
(Gambar 1.2a), menggores dengan pengaris (Gambar 1.2b) dan menggores dengan
siku-siku pada bidang tegak (Gambar 1.2c).
2) Stempel (Cap)
Stempel (Cap) adalah salah satu jenis alat penanda yang digunakan untuk menandai
logam dan beberapa bahan bukan logam dengan bentuk nomor, huruf, angka dan
tanda-tanda lainnya.
Bagian-bagian dari stempel (cap) adalah seperti pada gambar 1.3 halaman berikut :
4
Jenis-jenis stempel (cap):
Jensi-jenis cap yang biasa terdapat pada bengkel adalah cap nomor, cap huruf dan
cap tanda disamping jenis–jenis stempel (cap) yang lainnya.
Cap nomor
Cap huruf
Cap tanda
Sedangkan untuk menandai benda kerja dengan garis yang akan dipotong
membentuk pola tertentu digunakan penitik garis (prick-punch), penitik garis sama
bentuknya dengan penitik pusat hanya besar sudut lancipnya adalah 60.
5
o
Sudut 30
4) Jangka (Divider)
Jangka adalah alat pembuat tanda yang digunakan terutama untuk menggaris
lingkaran dan sumbu. Jangka juga digunakan untuk meneruskan jarak panjang dari
satu mistar ke suatu benda kerja. Saat menggunakan jangka untuk membuat
lingkaran atau sumbu, sebuah tanda kecil bekas pentitik pusat akan ditempati oleh
satu kaki dari jangka sementara kaki lainnya diatur untuk memperoleh jarak yang
diperlukan. Pastikan ukuran jangka yang akan digunakan untuk membuat lingkaran
adalah benar.
Macam-macam jangka:
6
digunakan untuk memindahkan ukuran dari sebuah mistar untuk kemudian
dipindahkan pada permukaan benda kerja yang akan dibuat lingkaran.
Jangka Tongkat
Jangka tongkat termasuk alat penanda yang digunakan untuk menggambar
lingkaran yang besar pada bidang permukaan benda kerja (plat), jarum tongkat
dapat digeser-geser kedudukannya sesuai dengan besar jari-jari lingkaran yang
dikehendaki. Contoh jangka tongkat dapat dilihat pada gambar 9 halaman berikut.
Jangka Garis
Jangka garis digunakan untuk menarik garis-garis sejajar dengan salah satu bidang
yang telah dikerjakan. Jangka ini terbuat dari baja perkakas yang dikeraskan, salah
satu kakinya runcing sebagai penggores sedang yang lainnya dibuat puncak
rangkap sebagai titik tangkap. Contoh jangka garis dapat dilihat pada gambar 10
berikut.
7
Gambar 1.10. Jangka garis
Jangka Bengkok
Jangka bengkok termasuk alat penanda yang terbuat dari baja perkakas yang kedua
ujung kakinya disepuh/dikeraskan. Jangka ini dipergunakan untuk mengambil
ukuran bidang luar (tebal/diameter) dan memeriksa kesejajaran bidang. Contoh
jangka bengkok dapat dilihat pada gambar 1.11 halaman berikut.
Jangka Kaki
Jangka kaki digunakan untuk mengukur/memeriksa diameter atau lebar bagian
dalam. Contoh jangka kaki dapat dilihat pada gambar 1.12 berikut:
8
b. Menggunakan Alat Penanda
1) Cara menggunakan penggores
Cara menggunakan penggores yang benar adalah pada saat menarik penggores
o
diatas benda kerja diusahakan dimiringkan dengan sudut sebesar 30 dari garis
vertikal dimana penggores berdiri.
9
3) Cara menggunakan penitik (punch).
Penitik pusat digunakan untuk menandai permukaan benda yang akan dilubangi
dengan mesin bor. Pastikan ujung penitik pusat tepat berada diatas tanda pada
permukaan benda kerja, posisi penitik tegak lurus permukaan benda kerja.
Lakukan proses pemukulan secara benar pada bagian ujung atas kepala pentitik.
Sedangkan cara penggunaan penitik garis bisa dilihat seperti gambar 1.16
berikut ini:
1
0
4) Cara menggunakan jangka.
Berikut adalah cara penggunaan berbagai jenis jangka yang ada pada bengkel.
11
penanda atau terpukul oleh palu pada saat melakukan pemukulan alat penanda.
Untuk dalam menggunakan alat penanda perlu dilakukan secara hati-hati.
12
1. Tuliskan nama masing-masing alat penanda berikut ini.
(a)
(b) (c)
a.
b.
c.
13
Penitik …………………
14
6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah hasil jawaban Kalian dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada
bagian akhir kegiatan belajar ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap Kegiatan
belajar 1.
Rumus:
Tingkat penguasaan
Arti tingkat penguasaan yang Kalian capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Kalian dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali kegiatan
belajar ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
7. Kunci Jawaban
1. C
2. C
3. D
4. B
5. C
1
5
B. Kegiatan Belajar
2 Alat Ukur
1. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini peserta diklat dapat:
a. Menjelaskan macam-macam alat ukur dan fungsinya.
b. Menjelaskan alat-alat pendukung pengukuran dan fungsinya
c. Menggunakan macam-macam alat ukur.
2. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui menyimak materi dan mengumpulkan informasi peserta diklat mampu
menjelaskan macam-macam jenis dan fungsi alat ukur
b. Melalui menyimak materi dan mengumpulkan informasi peserta diklat mampu
menjelaskan alat-alat pendukung pengukuran dan fungsinya
c. Melalui demontrasi alat peserta mampu menggunakan macam-macam alat ukur
3. Uraian Materi
a. Macam-macam Alat Ukur
1) Mistar Baja
Mistar baja merupakan alat ukur yang terbuat dari baja dan mempunyai panjang
30 cm sampai dengan 100 cm dalam skala satuan mm dan inchi. Mistar baja
digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dan sebagai alat bantu untuk
menggores serta sebagai acuan ukuran.
1
6
Gambar 2.2. Busur derajat
3) Mal Radius
Mal radius terbuat dari bahan baja pelat dan digunakan untuk mengukur radius
suatu benda, baik radius luar maupun radius dalam. Pada mal radius terdapat
angka-angka sebagai ukuran yang menyatakan besarnya suatu radius, misalnya
mal radius dengan angka 8 berarti mal ini digunakan untuk memeriksa radius
benda dengan radius 8 mm.
Dalam satu set mal radius terdiri dari beberapa buah dengan masing-masing
ukuran yang berbeda.
s.d 3 mm = 0,25 mm
s.d 20 mm = 0,50 mm
10 s.d 25 mm = 1,00 mm
4) Mal Ulir
Mal ulir merupakan salah satu alat ukur yang mempunyai kegunaan untuk
mengukur atau memeriksa suatu ulir. Mal ulir terbuat dari bahan baja pelat tahan
karat. Satu set mal ulir terdiri dari beberapan buah dengan spesifikasi atau
ukuran yeng berbeda-beda. Mal ulir ada yang hanya terdiri dari satu macam ulir
saja, misalnya mal ulir withworth dan ada pula yang terdiri dari dua macam ulir
yaitu ulir withworth dan ulir metrik.
1
7
Mal ulir withworth
Pada setiap mal withworth terdapat angka-angka misalnya 9 g, 11 g, 12 g, dan
seterusnya. Angka-angka ini menunjukan bahwa mal tersebut mempunyai ulir 9
gang tiap inchi, berarti pula dapat digunakan untuk memeriksa ulir (baut dan
mur) yang mempunyai gang 9 buah/ inchi. Ciri-ciri ulir ulir withworth adalah:
5) Pita ukur
Pita ukur merupakan alat ukur fleksibel yang dapat digunakan untuk mengukur
bidang datar dan bidang lengkung, pita ukur terbuat dari bahan plat baja
(Gambar 2.5.a) yang tipis dan mempunyai panjang anatar 1 s.d 5 m. Bahkan pita
ukur yang terbuat dari bahan sejenis kain (Gambar 2.5.b) khusus ada yang
panjangnya sampai dengan 30 m.
1
8
Gambar 2.5. Pita ukur
6) Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat untuk mengukur diameter, panjang, tebal dan
kedalaman suatu benda dengan ketelitian sampai dengan 0,01 mm atau 0,01
inch. Penggunaan Jangka sorong dapat dilihat pada gambar 2.7 halaman
berikut.
1
9
7) Pengukur Tinggi (height gauge)
Pengukur tinggi adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi suatu benda,
alat ini juga dapat digunakan untuk menarik kesejajaran suatu garis pada
permukaan benda. Ukuran yang banyak digunakan pada pengukur keteinggian
adalah 300 mm sampai dengan 600 mm. Pengukur tinggi terbuat dari bahan baja
tahan karat yang dapat diatur ketinggian pada batang tetap.
Batang tetap
Rahang gerak
20
8) Busur Bilah (Universal Bevel Protractor)
Alat ukur sudut ini penggunaanya lebih luas dari pada busur baja. Gambar 2.10
menunjukkan sebuah busur bilah. Dari gambar tersebut nampak bahwa bagian-
bagian dari busur bilah adalah piringan skala utama, skala nonius (vernier), bilah
utama, badan/landasan, kunci nonius dan kunci bilah. Skala utama mempunyai
tingkat kecermatan hanya 1 derajat. Dengan bantuan skala nonius maka busur
bilah ini mempunyai ketelitian sampai 5 menit. Kunci nonius digunakan untuk
menyetel skala nonius dan kunci bilah digunakan untuk mengunci bilah utama
dengan piringan skala utama.
Dengan adanya bilah utama dan landasan maka busur bilah ini dapat digunakan
untuk mengukur sudut benda ukur dengan berbagai macam posisi. Untuk hal-hal
tertentu biasanya dilengkapi pula dengan bilah pembantu. Bilah utama dan bilah
pembantu bisa digeser-geserkan posisinya sehingga proses pengukuran sudut
dapat dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengukuran yang betul.
2
1
ini dapat kita baca besarnya dengan melihat garis skala nonius yang segaris
dengan salah satu garis skala utama. Ternyata yang segaris adalah garis angka 55
dari skala nonius. Ini berarti kelebihan ukuran tersebut adalah 55 menit (11 garis di
sebelah kiri garis nol: 11 x 5 menit = 55 menit). Jadi, keseluruhan pembacaannya
adalah 50 derajat ditambah 55 menit = 56 derajat 55 menit (50° 55’).
9) Penyiku
Penyiku adalah alat yang digunakan untuk menyiku (mengukur kesikuan) benda.
Ada beberapa jenis siku siku: siku geser digunakan untuk mengetahui kesikuan
atau pembanding kesikuan sudut yang tidak membentuk 90, sedangkan siku-
siku dipergunakan untuk mengetahui sudut yang dibentuk adalah tepat 90.
Gambar 2.12 (a) adalah siku geser dimana salah satu sisi siku-sikunya dapat
digeser, jenis ini dipergunakan untuk dapat menyesuaikan dengan bidang yang
akan diperiksa kesikuannya. Siku geser gambar 2.12.a dan siku gambar 2.12.b
tidak dapat menghasilkan kesikuan 90, karena adanya kelemahan pada bagian
mur pengikat ataupun mur penggeser, sehingga kedua jenis ini tidak
dipergunakan untuk memeriksa pekerjaan yang presisi. Contoh penggunaan
siku-siku dapat dilihat pada gambar 2.13.
2
2
(a) (b)
Gambar 2.12. Siku-siku
Siku-siku kombinasi
Siku-siku kombinasi seperti pada gambar 2.14 terdiri dari beberapa bagian yang
masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Siku-siku mempunyai
kegunaan sebagai berikut :
- Untuk keperluan mengukur kesikuan sudut 90
- Mengukur panjang dengan menggunakan mistarnya (bagain1)
- Mengukur sudut menggunakan busur derajat (bagian 3)
- Mengukur sudut 45 menggunakan alat bantu (bagian 2)
- Mencari titik pusat (bagian 4).
2
3
1
2
3
(a)
(b)
Gambar 2.15. Pengukuran sudut dengan siku kombinasi
2
4
10) Pisau Perata (Straight Edges)
Straight edge adalah alat untuk mengecek kerataan permukaan sebuah benda
kerja secara visual dari hasil proses pengikiran.
2
5
Gambar 2.18. Balok gores
2
6
Gambar 2.20. Meja perata Gambar 2.21. Penggunaan Meja perata
3) Balok-V
Balok- V yang sering digunakan memiliki ukuran 45 x 45 x 50 mm, bahan dibuat
dari baja karbon yang dikeraskan kemudian digerinda untuk mendapatkan
permukaan yang rata, siku dan presisi. Adapun fungsi alat ini adalah sebagai alat
bantu melukis benda kerja silindris dan landasan benda silindris yang akan dibor.
Penggunaan balok vee dapat dilihat pada gambar berikut.
Benda kerja
Balok Vee
27
c. Mengunakan Alat Ukur
1) Cara menggunakan mistar baja
Meskipun alat ukur yang bernama mistar baja (mistar ukur) bukan merupakan
alat ukur yang begitu presisi, akan tetapi untuk keperluan pengukuran dengan
ketelitian yang tidak begitu tinggi dan perlu waktu yang relatif cepat untuk
mengukurnya maka mistar ukur dengan berbagai bentuknya dapat digunakan.
Tinggal bagaimana cara menggunakannya sehingga penyimpangan-
penyimpangan dalam pengukuran dapat dihindari. Tentunya letak dari mistar ukur
harus betul-betul sejajar dengan arah memanjang atau tegak lurus dengan arah
melintang dari benda yang akan diukur.
2
8
Gambar 2.25. Mengukur radius dengan mal radius
2
9
1. Tuliskan nama masing-masing alat ukur berikut ini.
(c)
(a)
(b)
a.
b.
c.
Universal
Bevel …………………
Protractor
30
3. Teknik menggunakan alat ukur di bawah ini :
Nama Alat Gambar Teknik Menggunakan
Mal Ulir …………………
Universal …………………
Bevel
Protractor
31
6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah hasil jawaban Kalian dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada
bagian akhir kegiatan belajar ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap Kegiatan
belajar 2.
Rumus:
Tingkat penguasaan
Arti tingkat penguasaan yang Kalian capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Kalian dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali kegiatan
belajar ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
7. Kunci Jawaban
1. a. Busur derajat
b. Heigth gauge
c. Jangka sorong
2. a. Mal ulir metrik
b. Mal ulir withworth
3. a. Mengukur ketebalan, diameter luar
b. Mengukur kedalaman
c. mengukur celah / diameter dalam
d. Mengukur tingkat
4. Kegunaan siku kombinasi:
-Untuk keperluan mengukur kesikuan sudut 90
-Mengukur panjang dengan menggunakan mistarnya
-Mengukur sudut menggunakan busur derajat
-Mengukur sudut 45 menggunakan alat bantu
-Mencari titik pusat
3
2
C. Kegiatan Belajar 3
Alat Pemotong pada Proses Kerja Bangku
1. Indikator Keberhasilan:
Setelah mempelajari materi ini peserta diklat dapat:
a. Menjelaskan macam-macam alat pemotong dan fungsinya.
b. Menggunakan macam-macam alat pemotong.
c. Menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan alat
pemotong.
2. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui menyimak materi dan mengumpulkan informasi peserta diklat mampu
menjelaskan macam-macam jenis dan fungsi alat pemotong
b. Melalui demontrasi alat peserta mampu menggunakan macam-macam alat
pemotong
c. Melalui proses analisis peserta mampu mendeskripsikan prosedur keselamatan
dan kesehatan kerja pada macam-macam alat pemotong
3. Uraian Materi
a. Macam macam Alat Pemotong pada Proses Kerja
Bangku a). Kikir (Files)
Kikir adalah perkakas tangan (hand tools) yang umumnya tersedia pada
sebagian besar bengkel (workshop). Kikir terbuat dari bahan baja jenis khusus
untuk perkakas yang telah di perkeras. Permukaan kikir memiliki banyak
goresan baris yang berfungsi sebagai gigi pemotong. Gigi tersebut digunakan
sebagai pemotong logam dari permukaan benda kerja. Kikir dibuat dalam
beberapa bentuk dan ukuran yang berbeda. Ujung kikir disebut tang yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga gagang dapat melekat padanya. Sangat
berbahaya untuk menggunakan kikir tanpa gagang. Pastikan kikir terpasang
pada gagang dengan aman.
Kikir dapat digunakan untuk mengasarkan benda kerja sesuai ukuran dan
bentuk dengan mengikis sejumlah besar logam. Sebuah kikir juga digunakan
untuk penyelesaian(finishing) dengan mengikir sedikit dari logam. Proses
penyelesaian menghasilkan permukaan yang halus dan ukuran serta bentuk
yang lebih akurat.
3
3
Sebuah kikir mempunyai penggunaan yang berbeda. Beberapa diantaranya
adalah :
Untuk membentuk sebuah komponen kecil,
Untuk membuat ukuran sehingga dapat dipasang satu sama lainnya,
Menghaluskan permukaan yang kasar,
Untuk memperbaiki penampilan permukaan.
Mengikir adalah salah satu kegiatan untuk meratakan permukaaan benda kerja
hingga mencapai ukuran, kerataan dan kehalusan tertentu menggunakan kikir
yang dilakukan dengan tangan. Untuk mendapatkan hasil pengikiran yang
presisi dan maksimal, diperlukan pemahaman tentang jenis dan karakteristik
kikir sebagai alat peraut/pengikis dan teknik-teknik mengikir yang baik.
Pada proses pekerjaan mengikir diperlukan tenaga yang kuat dan mental yang
telaten, ulet dan teliti. Pekerjaan mengikir dapat dikatakan sebagai dasar
ketrampilan untuk pembentukan seseorang menjadi praktisi pemesinan yang
profesional dan handal. Perlu diketahui bahwa kegiatan mengikir bukan hanya
meratakan dan menghaluskan sebuah permukaan benda kerja hingga mencapai
ukuran tertentu, melainkan juga harus tercapai kesejajaran dan kesikuannya.
Keterangan:
1. Ujung
2. Muka
3. Bahu
4. Tangkai
5. Panjahg
Spesifikasi kikir
Spesifikasi kikir ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya : jenis gigi,
kekasaran gigi, penampang dan panjang.
Pengelompokan Kikir
Kikir dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria :
3
4
1) Pengelompokan kikir berdasarkan jenis gigi
Pengelompokan kikir berdasarkan jenis gigi terbagi dalam empat jenis yaitu
a) Single cut
b) Double cut
c) Curved tooth dan
d) Rasp
35
c). Pengelompokan kikir berdasarkan penampang
Pemilihan penampang kikir hendaknya disesuaikan dengan profil (bentuk) dari
penampang benda kerja yang akan dibuat, sehingga mudah mendapatkan
bentuk yang diinginkan. Tabel 3.2 berikut memperlihatkan pengelompokan kikir
berdasarkan penampang dan penggunaannya.
36
No Penampang Penggunaan Ilustrasi
4. Kikir segi tiga • Mengikir rata
• Mengikir alur
segi tiga/bentuk
ekor burung
2) Gergaji Tangan
Gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana,
bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji
pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi
(HSS) dan baja tungsten (tungsten steel).
3
7
Gambar 3.3. Gergaji tangan
paduan
38
Tabel 3.4. Jumlah gigi tiap panjang 1 inchi berikut fungsinya
No. Jumlah gigi tiap Pemakaian
1. 14 Lunak 5.5 mm
2. 18 Lunak s.d Sedang 4.2 mm
3. 24 Sedang s.d Keras 3,2 mm
4. 32 Keras 2,4 mm
3
9
Gambar 3.4. Bagian-bagian mata bor dilihat dari bodinya
4
0
Gambar 3.7. Mata bor tangkai tirus
4
1
Pelat Kaliber
Besarnya sudut mata bor untuk mengebor bahan baja lunak dapat dilihat pada
gambar berikut.
Keterangan:
-. Sudut puncak (point angle) = 59 + 59 = 118
-. Sudut beba potong (lip clearance) =8–12
-. Sudut pemusat (dead center) =120–135
4
2
Gambar 3.13 Pengikatan mata bor
4) Counter Bor
Selain jenis mata bor untuk mengebor lubang, juga termasuk jenis bor yaitu bor
pembenam (counterbor). Mata bor pembenam digunakan untuk membuat lubang
versing kepala sekrup bentuk tirus, untuk lubang baut terbenam kepala lurus dan
menyiku digunakan mata bor pembenam.
43
Gambar 3.15 Penggunaan Counterbor
5) Counter Sink
Counter shink adalah alat untuk membentuk chamfer / bidang menyudut pada
sebuah lubang chamfer pada proses counter sink yang dimaksudkan ada
beberapa macam penggunaan, antara lain :
1. Chamfer untuk membersihkan chip / bram.
2. Chamfer untuk pembuatan ulir.
3. Chamfer untuk dudukan kepala baut konus
4. Chamfer untuk dudukan paku keling.
Khusus pembesaran miring berbentuk kerucut pada akhir lubang untuk
mengakomodasi sekrup versink. Kerucut sudut 60 °, 82 °, 90 °, 100 °, 110 °, 120
°
Bila dalam penggunaan countersink, besarnya sudut yang digunakan tidak ada,
maka dapat dilakukan dengan twist drill dengan point angel dibuat sebesar yang
diinginkan diinginkan.
44
Cara penggunaannya mirip dengan penggunaan mata bor ( twist drill ), yaitu
dengan putaran, tetapi kecepatan potongnya berbeda. Kurang lebih 0.25 –0,5
kecepatan potong twist drill
6) Reamer
Reamer adalah alat untuk memperluas lubang. Lubang hasil pengeboran
kadang-kadang hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan batang
atau benda pasangannya tidak cukup longgar (sesak), maka untuk mengatasi
hal seperti ini diperlukan adanya perluasan lubang menggunakan alat reamer.
Untuk mendapatkan ukuran yang pas maka pekerja sebaiknya mengebor
dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm lebih kecil dari diameter lubang yang telah
ditentukan kemudian diperluas menggunakan reamer. Adapun macam macam
jenis reamer adalah sebagai berikut:
Macam-macam Reamer
a. Reamer Spiral
Reamer dengan bentuk alur spiral digunakan untuk meluaskan dan
menghaluskan lubang, jenis ini memotong lebih halus dan ringan serta tidak
sering macet.
4
5
Gambar 3.18. Reamer spriral
b. Reamer Lurus
Reamer lurus digunakan untuk setiap pekerjaan memperluas lubang.
Reamer untuk pekerjaan kerja bangku pada umumnya disebut reamer
tangan yang memiliki tangkai lurus dan sebagian ujung mata sayat tirus
sebagai pengarah dan memeperingan pemakanan pada saat me-reamer.
c. Reamer Tirus
Untuk memperluas lubang berbentuk tirus maka dapat digunakan reamer
tirus dengan alur lurus.
4
6
Gambar 3.21. Reamer yang dapat disetel
Penggunaan reamer
Penggunaan reamer adalah ilustrasi penggunaan reamer tangkai lurus dengan
spiral lurus, dimana bila digunakan harus terpasang pada tangkai tap
sebagaimana mengetap. Namun yang perlu diperhatikan dalam mereamer
adalah dalam melakukan pemakanan hanya diperbolehkan satu arah yaitu
saerah jarum jam.
4
7
Gambar 3.23. Satu set tap
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata
potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian
dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan
tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian.
4
8
Gambar 3.24 Sney
Dalam mengetap, tap dimasukkan kedalam tangkai tap Gambar 3.25. Untuk
pembuatan ulir luar, batang ulir (Gambar 3.26) harus disediakan/dikerjakan
terlebih dahulu menggunakan mesin bubut dengan diameter ”d”, sedangkan
sneinya dipilih yang berukuran sama baik diameter maupun kisar ”k” atau
jumlah gang dalam satu inchi ”n” menurut jenis ulir yang akan dibuat.
4
9
Gambar 3.26 Dimensi ulir
5
0
Macam-macam sekrap tangan
a. Sekrap rata
Sekerap rata (Gambar 3.28) mempunyai bentuk mata potong yang rata
digunakan untuk meratakan bidang permukaan.
c. Sekrap keruk
Sekrap keruk dipergunakan untuk menyekerap bagian tengah permukaan
yang berukuran luas/besar.
51
Gambar 3.30. Sekerap keruk (hook-scraper)
52
Penggunaan sekerap tangan
Penggunaan sekerap tangan (Gambar 3.33) adalah ilustrasi pengunaan
sekerap tangan jenis sekerap keruk yang penggunaannya yaitu dengan cara
ditarik kearah penggunanya (kebelakang), hal ini dikarenakan arah mata
potong sekerap keruk menghadap kebelakang. Demikian juga penggunaan
jenis sekerap tangan lainnya, yaitu dengan mempertimbangkan arah mata
potongnya.
5
3
b) Mengatur ketinggian ragum
Ketinggian ragum harus diatur sesuai dengan kebutuhan pengerjaan. Untuk
pengerjaan kasar, di mana tenaga pengerjaan diperlukan lebih besar, tinggi
ragum diatur lebih rendah. Untuk pengerjaan presisi, ragum diatur lebih tinggi
dan untuk pengerjaan yang umum, tinggi ragum diatur setinggi siku pada
lengan seperti terlihat pada gambar berikut.
5
4
Gambar 3.35. Bagian-bagian ragum
Rahang penjepit diberi landasan terbuat dari besi tuang yang permukaannya
pada umumnya diberi parutan bersilang agar penjepitan lebih kuat dan tidak
licin, sehingga apabila menjepit benda kerja yang halus dan dikawatirkan
akan rusak permukaannya maka disarankan untuk memberi lapisan
pelindung berupa plat yang dapat menjaga permukaan benda kerja tersebut.
Namun ada juga jenis ragum kerja bangku yang rahang penjepitnya dibuat
rata dan halus (digerinda), dimana jenis ragum ini digunakan untuk menjepit
benda kerja yang sudah memiliki permukaaan rata.
5
5
e). Pemilihan Kikir
Kikir yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan, baik
dalam segi kualitas pekerjaan maupun dalam segi bentuk. Untuk kualitas
pekerjaan, yang perlu diperhatikan adalah ketajaman dan kemulusan kikir,
seperti tidak bengkok dan tidak cacat. Untuk kebutuhan pekerjaan, kikir
sudah dibuat dengan berbagai bentuk dan ukuran
digenggam kuat
2. Pengikiran ringan
Ujung kikir dipegang
. dengan jari
A
56
No Sifat pengikiran Pemegangan Keterangan
3. Pengikiran bidang Pemegangan pada
Gambar 3.37. Gerakan badan dan posisi kaki pada saat mengikir
5
7
h) Kecepatan langkah mengikir
Kecepatan langkah mengikir harus disesuaikan dengan kondisi badan dan
peralatan serta bahan yang dikikir. Berdasarkan pendekatan perhitungan
kecepatan langkah mesin sekrap, kecepatan langkah mengikir dapat
diperkirakan sebagai berikut :
Kecepatan langkah mengikir
Latihan:
Kecepatan langkah untuk mengikir rangka klem C dari bahan baja lunak
dengan bahan kikir dari baja karbon Cs diambil 20 m/menit menggunakan
kikir panjang 12".
S 600 x 20
12 x 25,4
12 .000
304,8 40 langkah/ menit
Keterangan:
Bahan kikir terbuat dari baja karbon tinggi dan mempunyai ketahanan lebih
rendah dari HSS. Kecepatan langkah mengikir untuk finishing bisa lebih rendah
5
8
kikir, maka tatal akan mudah keluar dan dengan sendirinya beban pengikiran
menjadi ringan.
Namun apabila gerakan pemakanan seperti terlihat pada gambar berikut,
maka beban pengikiran menjadi berat karena tatal sulit keluar, kikir cepat
tumpul serta permukaan hasil pengikiran menjadi kasar.
(a)
(b)
Gambar 3.38. Arah pemakanan kikir gigi tunggal
Gambar 3.39. Kikir gigi ganda arah pemakanan lurus dengan sumbu kikir
5
9
Gambar 3.40. Menghilangkan kulit yang keras dengan ujung kikir
6
0
Pisau Perata
Bidang dasar 1
Benda kerja
Perhatian
Jika bidang dasar tidak rata dan tidak menyiku satu sama lain maka dengan
sendirinya akan timbul masalah dalam pelukisan nanti, terlebih-lebih jika
pelukisan menggunakan pengukur tinggi di atas meja perata.
Mengikir miring
Pada prinsipnya pengikiran miring sama saja dengan pengikiran rata, yang
berbeda hanya terletak pada posisi pemasangan benda kerja. Demikian pula
6
1
dengan jenis dan spesifikasi kikir yang digunakan. Prinsip pemeriksaan hasil
pengikiran sama dengan prinsip pemeriksaan bidang dasar 3.
Mengikir radius
Ada dua jenis pengikiran radius yaitu pengikiran radius luar dan radius
dalam. Jenis kikir yang digunakan untuk mengikir radius dalam adalah kikir
bundar atau kikir setengan bundar, sedangkan untuk radius luar adalah kikir
pelat atau kikir yang mempunyai bidang rata.
62
Gambar 3.45. Pengikiran radius luar
6
3
yaitu dari baja karbon. Jadi kecepatan langkah untuk menggergaji baja
lunak adalah sekitar 40 langkah permenit.
64
Langkah penggergajian
Untuk pemotongan yang tidak presisi, awal penggergajian dapat
langsung dengan gergaji itu sendiri.
(a) (b)
65
Gambar 3.50. Sudut awal penggergajian
6
6
Gambar 3.52. Daun gergaji tegak lurus terhadap sengkang gergaji.
6
7
Keterangan:
1. Tombol
2. Tuas penekan
3. Tuas pengikat
4. Alas mesin bor
5. Meja mesin bor
6. Penjepit bor
7. Pengaman
8. Mur penyetel
9. Rumah sabuk kecepatan
Gambar 3.53. Mesin bor bangku
Keterangan:
1. Tuas pengatur kecepatan
2. Tuas penekan
3. Sumbu bor
4. Meja mesin bor
5. Tiang
6. Landasan/bantalan
68
Gambar 3.55. Bor pistol Gambar 3.56. Bor dada mekanik terbuka
N 1000Cs
...RPM
π.D
Dimana :
N = kecepatan putaran mesin dalam satuan putaran/menit (rpm)
Cs = Cutting speed (kecepatan potong) dalam satuan m/menit
= 22/7
D = diameter mata bor dalam satuan mm
1000 = konversi dari satuan meter pada Cs ke milimeter
69
Cutting Speed (Cs) untuk setiap jenis bahan sudah dibakukan berdasarkan
jenis bahan alat potong. Tabel berikut memperlihatkan cutting speed untuk
mata bor.
Tabel 3.7. Cutting Speed untuk mata bor
Jenis bahan Carbide Drills HSS Drills
Meter/menit Meter/menit
Alumunium dan paduannya 200 – 300 80 – 150
Kuningan dan Bronze 200 – 300 80 – 150
Bronze liat 70 – 100 30 – 50
Besi tuang lunak 100 – 150 40 – 75
Besi tuang sedang 70 – 100 30 – 50
Tembaga 60 – 100 25 – 50
Besi tempa 80 – 90 30 – 45
Magnesium dan paduannya 250 – 400 100 – 200
Monel 40 – 50 15 – 25
Baja mesin 80 – 100 30 – 55
Baja lunak 60 – 70 25 – 35
Baja alat 50 – 60 20 – 30
Baja tempa 50 – 60 20 – 30
Baja dan paduannya 50 – 70 20 – 35
Stainless steel 60 – 70 25 –35
Latihan 1:
Berapa kecepatan putaran mata bor diameter 10 mm untuk mengebor baja
lunak (St.37).
Jawab:
Dari tabel CS untuk baja lunak (St.37) pada kolom HSS adalah 25 s.d 35
m/menit.
Jika CS diambil 30 m/menit,
maka
N 1000Cs ...RPM
π.D
N = (1000. 30) /( . 10)
= 954 rpm
70
Latihan 2:
Berapa kecepatan putaran mata bor diameter 10 mm untuk mengebor baja alat
?
Jawab :
Dari tabel, CS untuk baja alat pada kolom HSS adalah 20 – 30 m/menit.
Jika CS diambil 25 m/menit,
maka
1000Cs
N ...RPM
π.D
N = (1000 . 25) / ( . 10)
= 795 rpm.
Dari kedua contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa diameter mata bor
yang sama jika digunakan untuk jenis bahan yang berbeda maka kecepatan
putarannya pun berbeda. Semakin keras bahan yang dikerjakan, semakin
rendah putarannya. Demikian pula halnya dengan diameter mata bor yang
berbeda digunakan untuk jenis bahan benda kerja yang sama, maka
kecepatan putarannya pun berbeda. Semakin kecil diameter mata bor,
semakin tinggi kecepatan putarannya.
Selain kecepatan putaran, kecepatan pemakanan pun harus diperhatikan
agar tidak terjadi beban lebih. Berikut ini tabel kecepatan pemakanan
pengeboran untuk berbagai diameter
Langkah pengeboran
Pengeboran dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pekerjaan. Untuk pekerjaan
yang presisi, awal pengeboran dimulai dengan centre bor. Selain itu untuk
7
1
diameter lubang yang besar, pengeboran dilaksanakan secara bertahap,
mulai dari diameter kecil hingga diameter besar.
Contoh:
Pengeboran diameter lubang 20 mm, pengeboran awal bisa dimulai dengan
mata bor diameter 10 kemudian 15 dan terakhir 20 mm.
Di samping pengeboran secara bertahap, penjepitan benda kerja untuk
pengeboran lubang besar harus kuat.
Bentuk benda kerja yang dibor tentunya bervariasi demikian pula dengan posisi
lubang pada benda kerja. Berikut ini ilustrasi pengeboran serta penjepitan
berbagai bentuk benda kerja yang mungkin dilakukan (lihat tabel berikut).
72
No Ilustrasi bentuk benda kerja dan posisi Langkah pengeboran
pengeboran
3. Pengeboran benda kerja silindris Benda kerja dipasang
pada balok V dan dijepit
dengan klem
73
Gambar 3.57. Melakukan pekerjaan dengan reamer
D=D'–K
Dimana:
D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi
D' = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi
K = Kisar (gang).
Contoh :
a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5
adalah : 10 - 1,5 = 8,5 mm
b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8"x 16 adalah :
3/8" - 1/16" = 5/16 "
74
Setelah dibor, kemudian kedua bibir lubang dicemper dengan bor persing
di mana kedalamannya mengikuti standar cemper mur. Bentuk standar
mur dan baut untuk bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara
internasional dan ini dapat ditemukan dalam buku gambar teknik mesin
atau tabel-tabel mur/baut.
Pemasangan tap pada batang pemutar posisinya harus tepat , ikat
dengan kuat dengan jalan memutar salah satu pemegang yang berfungsi
mendorong dan menarik rahang pada rumah tap. Mengetap harus
dimulai dengan tap no.1, kemudian tap no. 2 dan terakhir no. 3 untuk
penyelesaiannya.
(a) (b)
Gambar 3.58. Satu set tap(a) dan proses pengetapan(b)
7
5
Untuk pekerjaan pengetapan yang presisi, pada saat pengecekan
ketegaklurusan tap, tangkai tap harus dilepas terlebih dahulu . Hal ini untuk
mendapatkan ketegaklurusan yang akurat.
Gambar 3.59. Urutan proses pengetapan dan mengukur kesikuan hasil tap
76
Posisi tangan dekat
dengan rumah snei
Gambar 3.61. Pemegangan penuh pada posisi jauh dari rumah snei
c) Pemutaran snei
Apabila bahan yang akan disnei memiliki sifat liat, pemutaran snei harus
bolak-balik arah jarum jam. Pemutaran searah jarum jam merupakan langkah
penguliran, sedangkan pemutaran berlawanan arah jarum jam untuk
memutuskan beram (pendekatan besarnya sudut sama dengan pada saat
mengetap). Selain itu dengan membolak-balik arah, snei akan berperan
menahan batang yang diulir tersebut tidak bengkok akibat panas dan jangan
lupa selama menyenai pakailah oli pelumas bila diperlukan.
77
Gambar 3.62. Penggunaan snei
7
8
Gambar 3.64. Cara menggergaji tangan yang aman
79
Puli / sabuk penghubung spindel
bor dengan motor listrik harus
tertutup, supaya rambut dan bagian
lain yang terjurai tidak ikut terlilit.
a.
b. ………………………. c. ……………………
………………………
a.
b.
c.
8
0
2. Jelaskan bagian bagian kikir berikut ini
3. Teknik menggunakan alat pemotong pada proses kerja bangku di bawah ini :
Nama Gambar Teknik
Alat Menggunakan
Kikir …………………
Counter …………………
shink
Reamer …………………
Scraper …………………
81
Gergaji
…………………
tangan
Lembaran Kerja untuk alat pemotong pada proses kerja bangku ini akan dilanjutkan
pada kegiatan praktek di tempat kerja (bengkel). (Lembaran kerja terlampir).
82
b. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas:
1. Apakah tujuannnya dari lubang hasil pengeboran, diperluas dengan peluas
lubang (reamer).
2. Jelaskan fungsi dari tap dan sney
3. Jelaskan fungsi dari counter shink !
4. Jelaskan macam-macam sekrap tangan !
5. Satu set pengulir dalam (tap) terdiri dari berapa ? Tuliskan nama-nama tiap
nomor.
Cocokkanlah hasil jawaban Kalian dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada
bagian akhir kegiatan belajar ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap Kegiatan
belajar 3.
Rumus:
Tingkat penguasaan
Arti tingkat penguasaan yang Kalian capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Kalian dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali kegiatan
belajar ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
7. Kunci Jawaban
a. Pilihan Ganda
1. B
2. C
3. C
4. C
5. A
8
3
b. Essay
8
4
Lembaran Kerja
Lembaran Kerja 1
1. Tujuan:
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan mampu :
Menggunakan kikir rata dan siku.
Menggunakan alat-alat penandaan gambar.
Memotong bahan dengan bor dan gergaji tangan.
Menggunakan kikir untuk membentuk radius.
Menggunakan tap tangan.
2. Alat dan
Bahan a. Alat
Macam-macam kikir yang diperlukan
Alat-alat gambar/lukis kerja bangku
Alat-alat ukur kerja bangku
Alat-alat potong
Tap M10 x 1,5
Mata bor Ø 6 mm, Ø 8 mm, Ø 8,5 mm
Mesin bor
Stempel huruf atau angka
Conter sink
Coolant (cairan pendingin)
Kuas
Jangka Ukur(master baja)
b. Bahan
Baja lunak strip 5/8" x 3" x 47 mm
3. Keselamatan kerja
a.Periksalah alat dan mesin yang akan digunakan
b.Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
c.Gunakan alat keselamatan kerja waktu mengebor
d. Hati-hati dengan potongan tatal pada waktu memahat jangan sampai melukai orang
lain.
85
4. Gambar kerja
Gambar Kerja 1
N8
Toleransi Sedang
Diganti dengan :
Skala Digambar
LATIHAN MENGUKUR 1:1
Diperiksa
Dilihat
BIDANG DATAR DAN SIKU Visa
Gambar Kerja 2
86
N8
Toleransi Sedang
0 0 1 1 Baja Lunak Ø
5/8" x 3" x 48
Diganti
dengan :
Skala Digambar
LATIHAN MENGEBOR 1:1
Diperiksa
DAN
Dilihat
MENGGERGAJI Visa
Gambar Kerja 3
87
N8
Toleransi Sedang
0 0 1 1 Baja Lunak Ø
5/8" x 3" x 48
Diganti dengan :
Skala Digambar
LATIHAN MENGEBOR 1:1
Diperiksa
DAN
Dilihat
MENGGERGAJ Visa
I
88
Gambar Kerja 4
N8
Toleransi Sedang
0 0 1 1 Baja Lunak Ø
5/8" x 3" x 48
Jumlah Nama Bagian No Bag Bahan Ukuran Keterangan
Skala Digambar
1:1
Diperiksa
PENYELESAIAN Dilihat
BENTUK
Visa
89
5. Langkah kerja
Langakah kerja 1. Latihan menggunakan kirkir untuk bidang datar dan siku
a. Kikir secukupnya bagian benda yang tajam supaya tidak melukai tangan.
b. Jepit/cekam benda kerja pada ragum bangku dengan posisi melebar (bidang 1 di
atas).
Bidang 1
Pisau rata
Benda kerja
d. Tarik garis arah memanjang di tepi bidang 1 (perkirakan lebar benda jadinya tidak
kurang dari ukuran yang diharapkan)
f. Ubah posisi penjepitan, jepit bagian tebal benda, letakan bagian bergaris tadi sedikit di
atas mulut ragum.
Bidang 2
g. Kikir rata bidang 2 tersebut sampai batas garis, dan periksa kerataannya juga juga
kesikuannya terhadap bidang 1.
90
h. Lepaskan benda kerja dari penjepit.
i. Buat garis tegak lurus terhadap bidang 2, kemudian diberi tanda dengan penitik garis
(perkirakan panjang benda jadi).
j. Jepit benda kerja, posisi bidang 3 di atas.
k. Kikir rata bidang 3, sekaligus juga tegak lurus terhadap bidang 1 dan bidang 2.
l. Buatlah garis pengempasan panjang dan lebar kemudian dititik dengan penitik garis.
m. Kikir bidang 4 dan 5 sekaligus saling siku terhadap bidang terdekatnya.
n. Ukur tebal benda kerja dan bidang 1 sesuai dengan ukuran yang diminta, kemudian
tarik garis di sekeliling benda kerja tersebut dan diberi titik dengan penitik garis.
o. Jepit benda kerja posisi bidang 6 di atas.
p. Kikir rata bidang 6, sekaligus siku-siku terhadap bidang 2, 3, 4 dan 5.
c. Penjepit benda kerja diputar pada posisi panjangnya menjadi posisi tinggi
d. Bor titik pusat pengeboran dengan mata bor ø 8,5 mm
e. Pindahkan penjepit benda kerja pada ragum meja bangku
91
f. Gergji mengikuti garis sumbu pengergajian secara vertical/tegak dari atas ke bawah.
Termasuk bagian yang menyerong, posisikan dulu benda kerja agar garis sumbu yang
miring menjadi tegak
92
f. Kikir bagian sekitar lubang yang tajam bekas pengetapan
g. Penyerahan benda kerja:
Pasangkan baut M 10 sebagai batang pengikatnya
Serahkan benda kerja kepada guru setelah benda kerja diberi label nama
93
6. Penilaian
Penilaian 1. Latihan menggunakan kikir untuk membentuk bidang datar dan siku
Nama Guru :
Asal Sekolah :
94
SKORE
NO. ASPEK PENILAIAN KET
MAKS PENILAIAN
1. Bidang I
Kerataan arah memanjang 6
Kerataan arah melintang 6
Kehalusan (N8) 3
2. Bidang II
Siku dan rata terhadap bidang I 6
Kertaan arah memanjang 6
Kehalusan (N8) 3
3. Bidang III
Siku dan rata terhadap bidangI 6
Siku dan rata terhadap bidang II 6
Kehalusan (N8) 3
4. Bidang IV
Siku dan rata terhadap bidang I 6
Siku dan rata terhadap bidang II 5
Ukuran 72 mm Tol. 0,3 6
5. Kehalusan (N8) 3
Bidang V 5
Siku dan rata terhadap bidang I
Siku dan rata terhadap bidang III 6
dan IV 6
Ukuran 45 mm Tol. 0,2
6. Kehalusan (N8) 3
Bidang VI 6
Siku dan rata terhadap bidang II,
III, IV dan V 6
Ukuran 15 mm Tol. 0,1
Kehalusan (N8) 3
Total 100
……………………, ……………………200..
Penilai
95
Penilaian 2. Latihan menggunkan bor dan gergaji tangan
SKORE
NO. ASPEK PENILAIAN KET
MAKS PENILAIAN
Latihan Mengebor
1. Kesinggungan lingkaran 14
Kesejajaran 14
Kesepusatan 14
Kerapihan 8
Latihan mengergaji
2. Kesejajaran 14
Kesikuan 14
Kelurusan 14
Kerapihan 8
Total 100
……………………20
Penilai I/II
96
Penilaian 3. Latihan menggunakan tap dan perkakas lainnya
SKORE
NO. ASPEK PENILAIAN KET
MAKS PENILAIAN
1. Ukuran
Ukuran 17 mm 10
Ukuran 13 mm (3 x ukuran) 10
Lubang tap M 10 simetri 10
Besar sudut 300 10
2. Radius
Radius 8 (2 x radius) 10
Radius 11 10
3. Kesejajaran 10
4. Kerataan 10
5. Kesikuan 10
6. Kerapihan 10
Total 100
……………………20
Penilai I/II
97
Lembaran Kerja 2
1. Tujuan:
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan mampu:
Menggunakan snei.
b. Bahan
Baja lunak Ø10 x 80 mm
3. Keselamatan kerja
a. Periksalah alat dan mesin yang akan digunakan
b. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
c. Gunakan alat keselamatan kerja waktu mengebor
98
4. Gambar Kerja
N8
Toleransi Sedang
99
5. Langkah Kerja
100
6. Penilaian
Nama Siswa :
NIS :
Nama Pekerjaan :
Total 100
Cimahi,, , 20.
Penilai I/II
101
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan perkakas tangan mempunyai peranan sangat penting dalam proses
produksi pada dunia industri seperti industrI manufaktur, industri pengecoran logam dan
jasa konstruksi. Secara spesifik masing masing perkakas tangan mempunyai fungsi yang
spesifik pula sesuai dengan kegunaanya. Hal ini menuntut kecermatan dan ketepatan
bagaimana menggunakan perkakas tangan secara benar dan aman.
Penguasaan kompetensi teknik penggunaan perkakas tangan merupakan suatu tuntutan
yang mutlak diperlukan bagi seorang teknisi bagian produksi maupun bagian
pemeliharaan di industri. Hal ini karena penguasaan kompetensi penggunaan perkakas
tangan merupakan kompetensi dasar bagi seseorang yang berkecimpung pada dunia
industri untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan benar dan aman. Untuk membekali
peserta diklat pada kompetensi penggunaan perkakas tangan maka disusunlah modul ini
sebagai panduan materi bagi peserta diklat selama mengikuti diklat Teknik Penggunaan
Perkakas Tangan dan diharapkan dapat diimplementasikan dalam proses pembimbingan
anak didiknya di sekolah masing-masing.
a. Implikasi
Apabila peserta diklat mengerjakan soal-soal latihan dalam bahan ajar nilainya kurang
70%, peserta diklat harus mendalami kembali materi bahan ajar ini.
Indikator hasil pembelajaran peserta diklat, adalah dapat mengembangkan belajar
secara optimal.
b. Tindak lanjut
Peserta diklat mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
teknik penggunaan perkakas tangan dalam pekerjaan pemesinan.
10
2
DAFTAR PUSTAKA