Anda di halaman 1dari 115

KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..............................i
DAFTAR ISI…….………………………………………………………….……..............................ii
DAFTAR INFORMASI VISUAL …….…………………………………………….. iv
GLOSARIUM.................................................................................................................................................ix
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL…….…………………………………..............................x
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………................................1
A. Latar Belakang……………………………………….……..........................................1
B. Deskripsi Singkat………………………………………...............................................1
C. Tujuan Pembelajaran…………………………………................................................ 1
D. Materi Pokok dan Submateri Pokok......………….…….................…......................2

BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN....................................................…………..........................3


A. Kegiatan Belajar 1 Alat Penanda…………………….................................................3
1. Indikator Keberhasilan.................................................................................................3
2. Tujuan Pembelajaran...................................................................................................3
3. Uraian Materi..................................................................................................................3
4. Uraian Kegiatan Pembelajaran................................................................................12
5. Evaluasi Kegiatan Pembelajaran.............................................................................14
6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut...............................................................................15
7. Kunci Jawaban………………....................................................................................15
B. Kegiatan Belajar 2 Alat Ukur…………………………................................................16
1. Indikator Keberhasilan................................................................................................16
2. Tujuan Pembelajaran..................................................................................................16
3. Uraian Materi…............................................................................................................16
4. Uraian Kegiatan Pembelajaran................................................................................29
5. Evaluasi Kegiatan Pembelajaran............................................................................31
6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut...............................................................................32
7. Kunci Jawaban…………….......................................................................................32
C. Kegiatan Belajar 3 Alat Pemotong…………………...................................................33
1. Indikator Keberhasilan................................................................................................33
2. Tujuan Pembelajaran..................................................................................................33
3. Uraian Materi …….......................................................................................................33
4. Uraian Kegiatan Pembelajaran................................................................................80
5. Evaluasi Kegiatan Pembelajaran............................................................................82

ii
6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut...............................................................................83
7. Kunci Jawaban............................................................................................................83

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................102


DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..………………. 103

iii
DAFTAR INFORMASI VISUAL

1. Gambar 1.1Macam-macam penggores


2. Gambar 1.2Aplikasi penggunaan penggores
3. Gambar 1.3Bagian-bagian dari stempel (Cap)
4. Gambar 1.4Jenis-jenis Stempel (cap)
5. Gambar 1.5Penitik pusat (center punch)
6. Gambar 1.6Penitik garis (prick punch)
7. Gambar 1.7Macam-Macam Jangka
8. Gambar 1.8 Jangka tusuk
9. Gambar 1.9 Jangka tongkat
10. Gambar 1.10 Jangka garis
11. Gambar 1.11 Jangka bengkok
12. Gambar 1.12 Jangka kaki

13. Gambar 1.13Cara menggunakan penggores


14. Gambar 1.14Cara melakukan penandaan dengan cap
15. Gambar 1.15Cara menggunakan penitik pusat
16. Gambar 1.16Cara penggunaan penitik garis
17. Gambar 1.17Cara menggunakan jangka
18. Gambar 1.18Kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
19. Gambar 2.1 Mistar baja
20. Gambar 2.2 Busur derajat
21. Gambar 2.3 Mal radius
22. Gambar 2.4 Satu set mal ulir
23. Gambar 2.5 Pita ukur
24. Gambar 2.6 Jangka sorong

25. Gambar 2.7Penggunaan jangka sorong


26. Gambar 2.8Pengukur tinggi (height gauge)
27. Gambar 2.9Mengukur tinggi dan menggores
28. Gambar 2.10Busur bilah (universal bevel protractor)
29. Gambar 2.11Pembacaan skala busur bilah

31. Gambar 2.13Contoh penggunaan siku-siku


32. Gambar 2.14Siku-siku kombinasi
33. Gambar 2.15Pengukuran sudut dengan siku kombinasi
34. Gambar 2.16 Pisau Perata

iv
35. Gambar 2.17Penggunaan pisau perata
36. Gambar 2.18 Balok gores
37. Gambar 2.19Penggunaan balok gores
38. Gambar 2.20 Meja Perata
39. Gambar 2.21 Penggunaan Meja
40. Gambar 2.22 Balok-v

41. Gambar 2.23Penggunaan Balok-V


42. Gambar 2.24Mengukur sudut dengan busur derajat
43. Gambar 2.25Mengukur radius dengan mal radius
44. Gambar 2.26Memeriksa ulir dengan mal ulir
45. Gambar 3.1Bagian bagian utama kikir
46. Gambar 3.2Jenis-jenis kikir berdasarkan jenis gigi
47. Gambar 3.3 Gergaji tangan
48. Gambar 3.4Bagian-bagian mata bor dilihat dari bor
49. Gambar 3.5Bagian-bagian mata bor dilihat dari mata sayatnya
50. Gambar 3.6Mata bor tangkai lurus
51. Gambar 3.7Mata bor tangkai tirus
52. Gambar 3.8Mata bor spiral normal/normal spiral
53. Gambar 3.9Mata borspiral panjang/slow spiral
54. Gambar 3.10Mata bor spiral pendek/quick spiral
55. Gambar 3.11 Kaliber mata bor
56. Gambar 3.12 Sudut mata bor

57. Gambar 3.13Pengikatan mata bor


58. Gambar 3.14Bor pembenam (Counterbor)
59. Gambar 3.15Penggunaan Counter bor
60. Gambar 3.16 Counter shink
61. Gambar 3.17Penggunaan Counter shink
62. Gambar 3.18 Reamer spiral
63. Gambar 3.19 Reamer lurus
64. Gambar 3.20 Reamer tirus

65. Gambar 3.21Reamer yang dapat disetel


66. Gambar 3.22Penggunaan reamer
67. Gambar 3.23 Satu set tap
68. Gambar 3.24 Sney

69. Gambar 3.25Tangkai pemutar tap


70. Gambar 3.26 Dimensi ulir

v
71. Gambar 3.27 Sekrap tangan
72. Gambar 3.28 Sekrap rata

73. Gambar 3.29Sekrap setengah bundar


74 Gambar 3.30 Sekrap keruk
75. Gambar 3.31 Sekerap segi tiga

76. Gambar 3.32Sekrap hidung sapi

78. Gambar 3.34Mengatur ketinggian ragum.


79. Gambar 3.35Bagian-bagian ragum
80. Gambar 3.36Pemasangan benda kerja pada ragum
.81. Gambar 3.37 Gerakan badan dan posisi kaki pada saat mengikir
82. Gambar 3.38Arah pemakanan kikir gigi tunggal
83. Gambar 3.39Kikir gigi ganda arah pemakanan lurus dengan sumbu kikir
84. Gambar 3.40Menghilangkan kulit yang keras dengan ujung kikir
85. Gambar 3.41Pemeriksaan kerataan hasil pengikiran dengan pisau perata
86. Gambar 3.42Bidang dasar 1, 2 dan 3
87. Gambar 3.43Pemeriksaan hasil pengikiran miring
88. Gambar 3.44Pengikiran radius dalam
89. Gambar 3.45Pengikiran radius luar
90. Gambar 3.46Pemeriksaan hasil pengikiran radius & kesikuan
91. Gambar 3.47Pemasangan daun gergaji pada bingkai/sengkang
92. Gambar 3.48Pemegangan bingkai/sengkang gergaji
93. Gambar 3.49Membuat alur untuk permulaan menggergaji
94. Gambar 3.50Sudut awal penggergajian
95. Gambar 3.51Posisi penggergajian benda kerja
96. Gambar 3.52Daun gergaji tegak lurus terhadap sengkang gergaji
97. Gambar 3.53 Mesin bor bangku
98. Gambar 3.54 Mesin bor tiang
99. Gambar 3.55 Bor pistol

100. Gambar 3.56Bor dada mekanik terbuka


101. Gambar 3.57Melakukan pekerjaan dengan reamer
102. Gambar 3.58Satu set tap(a) dan proses pengetapan(b)
103. Gambar 3.59Urutan proses pengetapan dan mengukur kesikuan hasil tap
104. Gambar 3.60Posisi tangan pada awal menyenei
105. Gambar 3.61Pemegangan penuh pada posisi jauh dari rumah snei
106. Gambar 3.62 Penggunaan snei

vi
107. Gambar 3.63Bahaya pemakain gagang kikir yang retak
108. Gambar 3.64Cara menggergaji tangan yang aman

1. Tabel 3.1 Pengelompokan kikir berdasarkan kode kekasaran gigi


2. Tabel 3.2 Pengelompokan kikir berdasarkan penampang
3. Tabel 3.3 Jenis gergaji dan fungsinya
4. Tabel 3.4 Jumlah gigi tiap panjang 1 inchi berikut fungsinya
5. Tabel 3.5 Jenis daun gergaji berikut fungsinya
6. Tabel 3.6 Pemegangan kikir untuk berbagai kebutuhan pengerjaan
7. Tabel 3.7 Cutting Speed untuk mata bor
8. Tabel 3.8 Kecepatan pemakanan (feeding)
9 Tabel 3.9 Langkah pengeboran berbagai jenis pekerjaan

vii
GLOSARIUM

Bevel Protactor : alat untuk membuat/mengukur sudut


Center Punch : alat untuk menandai titik pusat lubang yang akan dibor
Divider : alat pembuat tanda yang digunakan terutama untuk
menggaris lingkaran
Files : alat untuk menghaluskan permukaan yang kasar
File Single cut : kikir dengan mata potong tunggal
File Double cut : kikir dengan mata potong ganda
Prick Punch : alat untuk membuat garis pada permukaan benda kerja
Reamer : alat untuk menghalus sebuah lubang
Scriber : alat untuk menggores benda kerja (logam) sebagai
persiapan untuk dikerjakan atau sebagai gantinya pensil
apabila hendak menggambar diatas kertas
Stamp : alat penanda yang digunakan untuk menandai logam dan
beberapa bahan bukan logam dengan bentuk nomor, huruf,
angka dan tanda-tanda lainnya..
Sney : alat untuk membuat ulir luar
Tap : alat untuk membuat ulir dalam

viii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul ini dirancang agar Anda/pengguna modul ini dapat belajar sendiri tanpa
bimbingan langsung dari pembimbing/instruktor atau melalui bimbingan/tutorial. Adapun hal-
hal yang bersifat teknis dapat didemonstrasikan oleh pembimbing (Instruktor) secara
bersama-sama (grup) dalam waktu yang bersamaan atau secara individu.
Agar dapat menguasai materi modul ini, maka beberapa hal yang harus Anda perhatikan
adalah :
1. Pahami terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai setelah Anda mempelajari modul ini.
2. Pelajari dan yakinkan diri Anda bahwa Anda telah benar-benar menguasai kompetensi
tersebut (kompeten) sebelum Anda mempelajari kopetensi selanjutnya.
3. Jika Anda mempelajari modul ini melalui bimbingan maka Anda boleh bertanya dan
meminta mendemonstrasikan hal-hal yang belum Anda pahami.
4. Kerjakanlah latihan/tugas/evaluasi yang diberikan setelah Anda mempelajari dan kuasai
materi tersebut, agar Anda dapat mengukur kemampuan Anda.
5. Untuk memberikan kebenaran dari hasil latihan/tugas/evaluasi Anda, gunakan kunci
jawaban yang disediakan (konsultasikan dengan pembimbing Anda).

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan perkakas tangan mempunyai peranan sangat penting dalam proses
produksi pada dunia industri seperti industrI manufaktur, industri pengecoran logam
dan jasa konstruksi. Secara spesifik masing masing perkakas tangan mempunyai
fungsi yang spesifik pula sesuai dengan kegunaanya. Hal ini menuntut kecermatan
dan ketepatan bagaimana menggunakan perkakas tangan secara benar dan aman.
Penguasaan kompetensi teknik penggunaan perkakas tangan merupakan suatu
tuntutan yang mutlak diperlukan bagi seorang teknisi bagian produksi maupun bagian
pemeliharaan di industri. Hal ini karena penguasaan kompetensi penggunaan
perkakas tangan merupakan kompetensi dasar bagi seseorang yang berkecimpung
pada dunia industri untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan benar dan aman.
Untuk membekali peserta diklat pada kompetensi penggunaan perkakas tangan maka
disusunlah modul ini sebagai panduan materi bagi peserta diklat selama mengikuti
diklat Teknik Penggunaan Perkakas Tangan dan diharapkan dapat diimplementasikan
dalam proses pembimbingan anak didiknya di sekolah masing-masing.

B. Deskripsi Singkat
Modul ini menggambarkan kegiatan penggunaan perkakas tangan yang meliputi
pemilihan jenis perkakas tangan yang tepat, cara menggunakan perkakas sesuai
dengan spesifikasi dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan
perkakas tangan sesuai dengan prosedur operasi standar.

C. Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Guru
3.4 Menerapkan teknik penggunaan perkakas tangan.

Indikator
1. Menjelaskan macam-macam jenis bentuk dan fungsi perkakas tangan.
2. Mengidentifikasi macam-macam pengelompokkan perkakas tangan.
3. Memilih perkakas tangan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya
4. Menjelaskan fungsi & cara penggunaan perkakas tangan
5. Memahami keselamatan kerja menggunakan macam-macam perkakas tangan.

1
6. Mengidentifikasi teknik menerapkan keselamatan kerja pada saat menggunakan
perkakas tangan.

Kompetensi Dasar Guru


4.4 Melaksanakan teknik penggunaan perkakas tangan
Indikator
1. Menggunakan macam-macam perkakas tangan
2. Menerapkan keselamatan kerja pada penggunaan perkakas tangan sesuai dengan
standar operasional prosedur

D.Materi Pokok & Sub Materi Pokok


1. Memilih Perkakas Tangan
1.1 Menjelaskan macam-macam jenis bentuk dan fungsi perkakas tangan.
1.2 Mengidentifikasi macam-macam pengelompokkan perkakas tangan.
1.3 Memilih perkakas tangan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

2. Menggunakan Perkakas Tangan


2.1 Menjelaskan macam-macam perkakas tangan.
2.2 Menjelaskan fungsi & cara penggunaan perkakas tangan
2.3 Menggunakan macam-macam perkakas tangan

3. Keselamatan Kerja Menggunakan Perkakas Tangan


3.1 Memahami keselamatan kerja menggunakan macam-macam perkakas
tangan.
3.2 Mengidentifikasi teknik menerapkan keselamatan kerja pada saat
menggunakan perkakas tangan.
3.3 Menerapkan keselamatan kerja pada penggunaan perkakas tangan sesuai
dengan standar operasional prosedur

2
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Belajar
1 Alat Penanda
1. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini peserta diklat dapat:
a. Menjelaskan macam-macam jenis dan fungsi alat penanda.
b. Menggunakan macam-macam alat penanda.
c. Menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja pada macam-macam alat
penanda.

2. Tujuan Pembelajaran
a.Melalui menyimak materi dan mengumpulkan informasi peserta diklat mampu
menjelaskan macam-macam jenis dan fungsi alat penanda
b.Melalui demontrasi alat peserta mampu menggunakan macam-macam alat penanda
c.Melalui proses analisis peserta mampu mendeskripsikan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja pada macam-macam alat penanda

3. Uraian Materi
a. Macam–macam Alat Penanda
1) Penggores (Scriber)
Penggores (scriber) adalah alat untuk menggores benda kerja (logam) sebagai
persiapan untuk dikerjakan atau sebagai gantinya pensil apabila hendak
menggambar diatas kertas. Ada 3 jenis penggores yang sering digunakan yaitu
penggores teknik (Gambar 1.1a), penggores saku (Gambar 1.1b) dan penggores
mekanik (Gambar 1.1c) semuanya digunakan sebagai penggores benda kerja.

(a) (b) (c)


Gambar 1.1 Macam-macam penggores.

3
Aplikasi penggunaan penggores diantaranya adalah menggores dengan siku-siku
(Gambar 1.2a), menggores dengan pengaris (Gambar 1.2b) dan menggores dengan
siku-siku pada bidang tegak (Gambar 1.2c).

Gambar 1.2 Aplikasi penggunaan penggores.

2) Stempel (Cap)
Stempel (Cap) adalah salah satu jenis alat penanda yang digunakan untuk menandai
logam dan beberapa bahan bukan logam dengan bentuk nomor, huruf, angka dan
tanda-tanda lainnya.
Bagian-bagian dari stempel (cap) adalah seperti pada gambar 1.3 halaman berikut :

Gambar 1.3. Bagian bagian dari stempel (cap).

4
Jenis-jenis stempel (cap):
Jensi-jenis cap yang biasa terdapat pada bengkel adalah cap nomor, cap huruf dan
cap tanda disamping jenis–jenis stempel (cap) yang lainnya.

Cap nomor

Cap huruf

Cap tanda

Gambar 1.4. Jenis-jenis stempel (cap).

3) Penitik Pusat (Center Punch)


Penitik pusat (center-punch) termasuk jenis alat penanda yang terbuat dari baja
perkakas dengan bagian badanya dikartel agar tidak licin sewaktu dipegang,
ujungnya berbentuk lancip dengan sudut 90. Penitik pusat digunakan untuk
menandai titik pusat lubang yang akan dibor. Penggunaan penitik pusat biasa
dilakukan untuk mendapatkan hasil pengeboran yang presisi.

Gambar 1.5. Penitik pusat (center punch)

Sedangkan untuk menandai benda kerja dengan garis yang akan dipotong
membentuk pola tertentu digunakan penitik garis (prick-punch), penitik garis sama
bentuknya dengan penitik pusat hanya besar sudut lancipnya adalah 60.

5
o
Sudut 30

Gambar 1.6. Penitik garis (prick punch)

4) Jangka (Divider)
Jangka adalah alat pembuat tanda yang digunakan terutama untuk menggaris
lingkaran dan sumbu. Jangka juga digunakan untuk meneruskan jarak panjang dari
satu mistar ke suatu benda kerja. Saat menggunakan jangka untuk membuat
lingkaran atau sumbu, sebuah tanda kecil bekas pentitik pusat akan ditempati oleh
satu kaki dari jangka sementara kaki lainnya diatur untuk memperoleh jarak yang
diperlukan. Pastikan ukuran jangka yang akan digunakan untuk membuat lingkaran
adalah benar.

Macam-macam jangka:

Gambar 1.7 Macam-Macam Jangka


 Jangka Tusuk
Jangka tusuk terbuat dari baja perkakas, kedua kakinya runcing dan dikeraskan
sedangkan bagian atasnya diberi pegas dan pegangannya dikartel. Untuk mengatur
lebar jangka dapat dilakukan dengan memutar mur pengatur. Jangka tusuk
digunakan untuk melukis busur dan lingkaran dengan teliti. Jangka ini cocok

6
digunakan untuk memindahkan ukuran dari sebuah mistar untuk kemudian
dipindahkan pada permukaan benda kerja yang akan dibuat lingkaran.

Gambar 1.8. Jangka tusuk

 Jangka Tongkat
Jangka tongkat termasuk alat penanda yang digunakan untuk menggambar
lingkaran yang besar pada bidang permukaan benda kerja (plat), jarum tongkat
dapat digeser-geser kedudukannya sesuai dengan besar jari-jari lingkaran yang
dikehendaki. Contoh jangka tongkat dapat dilihat pada gambar 9 halaman berikut.

Gambar 1.9. Jangka tongkat

 Jangka Garis
Jangka garis digunakan untuk menarik garis-garis sejajar dengan salah satu bidang
yang telah dikerjakan. Jangka ini terbuat dari baja perkakas yang dikeraskan, salah
satu kakinya runcing sebagai penggores sedang yang lainnya dibuat puncak
rangkap sebagai titik tangkap. Contoh jangka garis dapat dilihat pada gambar 10
berikut.

7
Gambar 1.10. Jangka garis

 Jangka Bengkok
Jangka bengkok termasuk alat penanda yang terbuat dari baja perkakas yang kedua
ujung kakinya disepuh/dikeraskan. Jangka ini dipergunakan untuk mengambil
ukuran bidang luar (tebal/diameter) dan memeriksa kesejajaran bidang. Contoh
jangka bengkok dapat dilihat pada gambar 1.11 halaman berikut.

Gambar 1.11. Jangka bengkok

 Jangka Kaki
Jangka kaki digunakan untuk mengukur/memeriksa diameter atau lebar bagian
dalam. Contoh jangka kaki dapat dilihat pada gambar 1.12 berikut:

Gambar 1.12. Jangka kaki

8
b. Menggunakan Alat Penanda
1) Cara menggunakan penggores
Cara menggunakan penggores yang benar adalah pada saat menarik penggores
o
diatas benda kerja diusahakan dimiringkan dengan sudut sebesar 30 dari garis
vertikal dimana penggores berdiri.

Gambar 1.13. Cara menggunakan penggores

2) Cara menggunakan cap (stamp).


Cara penggunaan cap yang benar adalah pastikan cap yang akan dugunakan
dipilih dengan benar, posisi cap harus tegak lurus pada permukaan bidang yang
akan dicap.

Gambar 1.14. Cara melakukan penandaan dengan cap

9
3) Cara menggunakan penitik (punch).
Penitik pusat digunakan untuk menandai permukaan benda yang akan dilubangi
dengan mesin bor. Pastikan ujung penitik pusat tepat berada diatas tanda pada
permukaan benda kerja, posisi penitik tegak lurus permukaan benda kerja.
Lakukan proses pemukulan secara benar pada bagian ujung atas kepala pentitik.

Gambar 1.15. Cara menggunakan penitik pusat

Sedangkan cara penggunaan penitik garis bisa dilihat seperti gambar 1.16
berikut ini:

Gambar 1.16. Cara penggunaan penitik garis.

1
0
4) Cara menggunakan jangka.
Berikut adalah cara penggunaan berbagai jenis jangka yang ada pada bengkel.

 Cara menggunakan jangka tusuk pada


penandaan bahan
 Pastikan baut pengatur terpasang
dengan kencang.
 Pada proses penandaan posisi jangka
sedikit dimiringkan kearah dimana
jangka ditarik.

 Cara menggunakan jangka tongkat untuk


membuat lingkaran.

 Pastikan posisi jarum dalam keadaan kuat


dan tidak goyang pada batang.

 Tangan kiri memegang jangka yang berada


pada pusat lingkaran.

 Tangan kanan memutar ujung jangka


membentuk lingkaran.

 Cara menggunakan jangka bengkok


 Ukur diameter luar benda kerja.
 Kencangkan baut pengatur

 Ukur diameter luar benda kerja dengan


bantuan mistar.

Gambar 1.17. Cara menggunakan jangka

c. Keselamatan Kerja Menggunakan Alat Penanda


1) Keselamatan kerja dalam menggunakan alat penanda
Prosedur menjaga keselamatan dan kesehatan kerja dalam menggunakan alat-
alat penanda seperti penggores, jangka dan penitik secara umum adalah
menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat tertusuk ujung alat-alat

11
penanda atau terpukul oleh palu pada saat melakukan pemukulan alat penanda.
Untuk dalam menggunakan alat penanda perlu dilakukan secara hati-hati.

Gambar 1.18. Kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja

4. Uraian Kegiatan Pembelajaran


Pada kegiatan pembelajaran 1, peserta diklat diajak menyimak materi alat penanda
(macam-macam alat penanda berupa gambar). Peserta diberi kesempatan untuk
menganalisis dan mengumpulkan informasi lain tentang materi alat penanda, kemudian
didiskusikan di dalam kelas. Kemudian fasilitator mendemonstrasikan teknik
menggunakan alat penanda di dalam ruangan kelas maupun di tempat kerja (bengkel
kerja), peserta diklat menganalisis dan mencoba untuk melakukan praktek menggunakan
alat penanda. Selanjutnya fasilitator memberikan petunjuk (arahan) bagaimana
menerapkan aspek dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan
menggunakan alat penanda.

Peserta mengerjakan Lembar kegiatan (LK) 1.


LK1 : Analisa teknik menggunakan alat penanda

12
1. Tuliskan nama masing-masing alat penanda berikut ini.

(a)
(b) (c)
a.
b.
c.

2. Tuliskan besar sudut asah dari gambar di bawah ini.


Nama Alat Gambar Besar Sudut Asah
Penggores …………………

Penitik garis …………………

Penitik Pusat …………………

3. Teknik menggunakan alat penanda di bawah ini :

Nama Alat Gambar Teknik Menggunakan


Penggores …………………

13
Penitik …………………

Jangka Tusuk …………………

5. Evaluasi Kegiatan Belajar


A. Jawablah dengan benar (X) soal soal berikut ini.
1. Dalam pemakaiannya penggores harus selalu berpasangan dengan salah satu
alat ukur.
a. Rol meter c. Siku blok
b. Jangka bengkok d. Jangka kaki
2. Besar sudut penitik garis, adalah…….
1. 0 c. 600
30
2. 0 d. 900
45
3. Besar sudut penitik pusat, adalah…….
a. 0 c. 600
30
b. 0 d. 900
45
4. Salah satu jenis jangka digunakan untuk mengukur diameter luar suatu
lingkaran, yaitu …….

a. Jangka kaki c. Jangka tusuk b. Jangka


bengkok d. Jangka hati
5. Jangka hati dapat digunakan untuk ……….
a. Membuat garis lurus di pinggir benda kerja
b. Membuat garis setengah lingkaran di atas bidang benda kerja
c. Membuat garis sejajar dengan tepi benda kerja
d. Membuat garis tegak lurus terhadap tepi benda kerja.

14
6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah hasil jawaban Kalian dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada
bagian akhir kegiatan belajar ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap Kegiatan
belajar 1.
Rumus:

Tingkat penguasaan
Arti tingkat penguasaan yang Kalian capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Kalian dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali kegiatan
belajar ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

7. Kunci Jawaban
1. C
2. C
3. D
4. B
5. C

1
5
B. Kegiatan Belajar
2 Alat Ukur
1. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini peserta diklat dapat:
a. Menjelaskan macam-macam alat ukur dan fungsinya.
b. Menjelaskan alat-alat pendukung pengukuran dan fungsinya
c. Menggunakan macam-macam alat ukur.

2. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui menyimak materi dan mengumpulkan informasi peserta diklat mampu
menjelaskan macam-macam jenis dan fungsi alat ukur
b. Melalui menyimak materi dan mengumpulkan informasi peserta diklat mampu
menjelaskan alat-alat pendukung pengukuran dan fungsinya
c. Melalui demontrasi alat peserta mampu menggunakan macam-macam alat ukur

3. Uraian Materi
a. Macam-macam Alat Ukur
1) Mistar Baja
Mistar baja merupakan alat ukur yang terbuat dari baja dan mempunyai panjang
30 cm sampai dengan 100 cm dalam skala satuan mm dan inchi. Mistar baja
digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dan sebagai alat bantu untuk
menggores serta sebagai acuan ukuran.

Gambar 2.1. Mistar baja

2) Busur Derajat (bevel protactor)


Busur derajat pada umumnya terbuat dari bahan stainless steel dengan tujuan
agar supaya tahan terhadap karat. Spesifikasi yang umum digunakan dibengkel
adalah 180 x 100. Gambar 2.2 berikut merupakan salah satu contoh busur
drajat.

1
6
Gambar 2.2. Busur derajat

3) Mal Radius
Mal radius terbuat dari bahan baja pelat dan digunakan untuk mengukur radius
suatu benda, baik radius luar maupun radius dalam. Pada mal radius terdapat
angka-angka sebagai ukuran yang menyatakan besarnya suatu radius, misalnya
mal radius dengan angka 8 berarti mal ini digunakan untuk memeriksa radius
benda dengan radius 8 mm.
Dalam satu set mal radius terdiri dari beberapa buah dengan masing-masing
ukuran yang berbeda.

Gambar 2.3. Mal radius


Mal radius (satu set pada tangkai radius dan cincin) tingkatannya adalah:

 s.d 3 mm = 0,25 mm
 s.d 20 mm = 0,50 mm
 10 s.d 25 mm = 1,00 mm

4) Mal Ulir
Mal ulir merupakan salah satu alat ukur yang mempunyai kegunaan untuk
mengukur atau memeriksa suatu ulir. Mal ulir terbuat dari bahan baja pelat tahan
karat. Satu set mal ulir terdiri dari beberapan buah dengan spesifikasi atau
ukuran yeng berbeda-beda. Mal ulir ada yang hanya terdiri dari satu macam ulir
saja, misalnya mal ulir withworth dan ada pula yang terdiri dari dua macam ulir
yaitu ulir withworth dan ulir metrik.

1
7
Mal ulir withworth
Pada setiap mal withworth terdapat angka-angka misalnya 9 g, 11 g, 12 g, dan
seterusnya. Angka-angka ini menunjukan bahwa mal tersebut mempunyai ulir 9
gang tiap inchi, berarti pula dapat digunakan untuk memeriksa ulir (baut dan
mur) yang mempunyai gang 9 buah/ inchi. Ciri-ciri ulir ulir withworth adalah:

 Mempunyai satuan dalam inchi


 Yang dihitung jumlah gang sepanjang satu inchi
 Sudut puncak ulir 55º.

Mal ulir metrik


Ciri-ciri ulir metrik adalah:
 Mempunyai satuan dalam millimeter.
 Yang diukur adalah jarak puncak ulir dalam satu putaran.
 Sudut puncak ulir 60º.

Gambar 2.4 Satu set mal ulir

5) Pita ukur
Pita ukur merupakan alat ukur fleksibel yang dapat digunakan untuk mengukur
bidang datar dan bidang lengkung, pita ukur terbuat dari bahan plat baja
(Gambar 2.5.a) yang tipis dan mempunyai panjang anatar 1 s.d 5 m. Bahkan pita
ukur yang terbuat dari bahan sejenis kain (Gambar 2.5.b) khusus ada yang
panjangnya sampai dengan 30 m.

1
8
Gambar 2.5. Pita ukur

6) Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat untuk mengukur diameter, panjang, tebal dan
kedalaman suatu benda dengan ketelitian sampai dengan 0,01 mm atau 0,01
inch. Penggunaan Jangka sorong dapat dilihat pada gambar 2.7 halaman
berikut.

Gambar 2.6. Jangka sorong

Gambar 2.7. Penggunaan jangka sorong

1
9
7) Pengukur Tinggi (height gauge)
Pengukur tinggi adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi suatu benda,
alat ini juga dapat digunakan untuk menarik kesejajaran suatu garis pada
permukaan benda. Ukuran yang banyak digunakan pada pengukur keteinggian
adalah 300 mm sampai dengan 600 mm. Pengukur tinggi terbuat dari bahan baja
tahan karat yang dapat diatur ketinggian pada batang tetap.

Batang tetap

Rahang gerak

Gambar 2.8 Pengukur tinggi (height gauge)

Batang tetap dilengkapi dengan pembagian skala terkecil sampai 1 mm dan


1/20”. Sedangkan pada rahang geraknya terdapat skala nonius yang
ketelitiannya hingga 0,01 mm dan 0,001”. Gambar 2.9 berikut adalah contoh
penggunaan pengukur tinggi.

Gambar 2.9 Mengukur tinggi dan menggores

20
8) Busur Bilah (Universal Bevel Protractor)
Alat ukur sudut ini penggunaanya lebih luas dari pada busur baja. Gambar 2.10
menunjukkan sebuah busur bilah. Dari gambar tersebut nampak bahwa bagian-
bagian dari busur bilah adalah piringan skala utama, skala nonius (vernier), bilah
utama, badan/landasan, kunci nonius dan kunci bilah. Skala utama mempunyai
tingkat kecermatan hanya 1 derajat. Dengan bantuan skala nonius maka busur
bilah ini mempunyai ketelitian sampai 5 menit. Kunci nonius digunakan untuk
menyetel skala nonius dan kunci bilah digunakan untuk mengunci bilah utama
dengan piringan skala utama.
Dengan adanya bilah utama dan landasan maka busur bilah ini dapat digunakan
untuk mengukur sudut benda ukur dengan berbagai macam posisi. Untuk hal-hal
tertentu biasanya dilengkapi pula dengan bilah pembantu. Bilah utama dan bilah
pembantu bisa digeser-geserkan posisinya sehingga proses pengukuran sudut
dapat dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengukuran yang betul.

Gambar 2.10. Busur bilah (universal bevel protractor)

 Cara Membaca Skala Ukur Busur Bilah


Prinsip pembacaannya sebetulnya tidak jauh berbeda dengan prinsip pembacaan
mistar ingsut, hanya skala utama satuannya dalam derajat sedangkan skala nonius
dalam menit. Yang harus diperhatikan adalah pembacaan skala nonius harus
searah dengan arah pembacaan skala utama. Jadi, harus dilihat ke mana arah
bergesernya garis skala nol dari nonius terhadap garis skala utama.
Sebagai contoh lihat Gambar 2.11 di bawah ini. Gambar tersebut menunjukkan
ukuran sudut sebesar 50° 55’ (lima puluh derajat lima puluh lima menit). Garis nol
skala nonius berada di antara 50 dan 60 dari skala utama, tepatnya antara garis ke
50 dan 51. Ini berarti penunjukkan skala utama sekitar 50 derajat lebih. Kelebihan

2
1
ini dapat kita baca besarnya dengan melihat garis skala nonius yang segaris
dengan salah satu garis skala utama. Ternyata yang segaris adalah garis angka 55
dari skala nonius. Ini berarti kelebihan ukuran tersebut adalah 55 menit (11 garis di
sebelah kiri garis nol: 11 x 5 menit = 55 menit). Jadi, keseluruhan pembacaannya
adalah 50 derajat ditambah 55 menit = 56 derajat 55 menit (50° 55’).

Gambar 2.11. Pembacaan skala busur bilah.

9) Penyiku
Penyiku adalah alat yang digunakan untuk menyiku (mengukur kesikuan) benda.
Ada beberapa jenis siku siku: siku geser digunakan untuk mengetahui kesikuan
atau pembanding kesikuan sudut yang tidak membentuk 90, sedangkan siku-
siku dipergunakan untuk mengetahui sudut yang dibentuk adalah tepat 90.
Gambar 2.12 (a) adalah siku geser dimana salah satu sisi siku-sikunya dapat
digeser, jenis ini dipergunakan untuk dapat menyesuaikan dengan bidang yang
akan diperiksa kesikuannya. Siku geser gambar 2.12.a dan siku gambar 2.12.b
tidak dapat menghasilkan kesikuan 90, karena adanya kelemahan pada bagian
mur pengikat ataupun mur penggeser, sehingga kedua jenis ini tidak
dipergunakan untuk memeriksa pekerjaan yang presisi. Contoh penggunaan
siku-siku dapat dilihat pada gambar 2.13.

2
2
(a) (b)
Gambar 2.12. Siku-siku

Gambar 2.13. Contoh penggunaan siku-siku

Siku-siku kombinasi
Siku-siku kombinasi seperti pada gambar 2.14 terdiri dari beberapa bagian yang
masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Siku-siku mempunyai
kegunaan sebagai berikut :
- Untuk keperluan mengukur kesikuan sudut 90
- Mengukur panjang dengan menggunakan mistarnya (bagain1)
- Mengukur sudut menggunakan busur derajat (bagian 3)
- Mengukur sudut 45 menggunakan alat bantu (bagian 2)
- Mencari titik pusat (bagian 4).

2
3
1

2
3

Gambar 2.14. Siku-siku kombinasi

Kelengkapan alat-alat tersebut dapat digunakan secara sendiri-sendiri ataupun


bersamaan. Contoh penggunaan siku kombinasi untuk mengukur sudut 45
(Gambar 2.15.a) dan penggunaan siku kombinasi untuk mengukur sudut 90
(Gambar 2.15.b).

(a)

(b)
Gambar 2.15. Pengukuran sudut dengan siku kombinasi

2
4
10) Pisau Perata (Straight Edges)
Straight edge adalah alat untuk mengecek kerataan permukaan sebuah benda
kerja secara visual dari hasil proses pengikiran.

Gambar 2.16 Pisau Perata

Gambar 2.17 Penggunaan pisau perata

b. Alat Pendukung Pengukuran


 Alat bantu pengukuran
1) Balok gores
Balok gores dipergunakan untuk melukis garis-garis yang sejajar dan dapat pula
untuk mencari titik pusat pada logam yang mempunyai penampang bulat. Tinggi
rendah penggoresnya dapat disetel. Untk mendapatkan garis sejajar balok gores
dan benda kerja diletakkan pada meja perata, bila benda kerja bulat maka harus
diletakkan pada sebuah balok V tetapi untuk benda kerja yang berbentuk balok
maka cukup diletakkan diatas meja perata seperti terlihat pada gambar berikut

2
5
Gambar 2.18. Balok gores

Gambar 2.19. Penggunaan balok gores

2) Meja rata/surface plate,


Pada umum didunia pendidikan menggunakan ukuran panjang 600 mm dan
lebar 400 mm. Bahan terbuat dari besi tuang, keramik dan batu granit (Gambar
2.20). Penggunaan meja perata dapat dilihat pada gambar 2.21.

2
6
Gambar 2.20. Meja perata Gambar 2.21. Penggunaan Meja perata

3) Balok-V
Balok- V yang sering digunakan memiliki ukuran 45 x 45 x 50 mm, bahan dibuat
dari baja karbon yang dikeraskan kemudian digerinda untuk mendapatkan
permukaan yang rata, siku dan presisi. Adapun fungsi alat ini adalah sebagai alat
bantu melukis benda kerja silindris dan landasan benda silindris yang akan dibor.
Penggunaan balok vee dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.22. Balok-V

Benda kerja

Balok Vee

Gambar 2.23. Penggunaan Balok-V

27
c. Mengunakan Alat Ukur
1) Cara menggunakan mistar baja
Meskipun alat ukur yang bernama mistar baja (mistar ukur) bukan merupakan
alat ukur yang begitu presisi, akan tetapi untuk keperluan pengukuran dengan
ketelitian yang tidak begitu tinggi dan perlu waktu yang relatif cepat untuk
mengukurnya maka mistar ukur dengan berbagai bentuknya dapat digunakan.
Tinggal bagaimana cara menggunakannya sehingga penyimpangan-
penyimpangan dalam pengukuran dapat dihindari. Tentunya letak dari mistar ukur
harus betul-betul sejajar dengan arah memanjang atau tegak lurus dengan arah
melintang dari benda yang akan diukur.

2) Cara menggunakan busur derajat


Busur derajat yang akan digunakan untuk mengukur sudut ditempelkan pada
permukaan benda, pastikan tidak ada celah antara busur derajat dengan
permukaan benda. Gambar 2.24 berikut contoh pengunaan busur derajat pada
pengukuran sudut benda.

Gambar 2.24. Mengukur sudut dengan busur derajat

3) Cara menggunakan mal radius


Tempatkan mal radius pada benda kerja, lalu lihatlah bagian yang diperiksa itu
pada datangnya cahaya (cahaya lampu atau matahari). Bila pada bagian yang
diperiksa itu tidak kelihatan cahaya, maka bagian yang diperiksa tersebut
beradius baik.

2
8
Gambar 2.25. Mengukur radius dengan mal radius

4) Cara menggunakan mal ulir


Jika kita akan memeriksa ulir baut/mur, maka rapatkan mal itu pada ulir tersebut.
Bila mal ulir itu masuk dengan baik pada ulir tersebut berarti ukuran ulir tersebut
sama dengan ukuran ulir yang terdapat pada mal tersebut. Bila mal tidak cocok
dengan ulir yang diperiksa gantilah dengan mal-mal lainnya yang cocok/sesuai.

Gambar 2.26. Memeriksa ulir dengan mal ulir

4. Uraian Kegiatan Pembelajaran


Pada kegiatan pembelajaran 2, peserta diklat diajak menyimak materi alat ukur
(macam-macam alat ukur berupa gambar). Peserta diberi kesempatan untuk menganalisis
dan mengumpulkan informasi lain tentang materi alat penanda, kemudian didiskusikan di
dalam kelas. Kemudian fasilitator mendemonstrasikan teknik menggunakan alat ukur di
dalam ruangan kelas maupun di tempat kerja (bengkel kerja), peserta diklat menganalisis
dan mencoba untuk melakukan praktek menggunakan alat ukur. Selanjutnya fasilitator
memberikan materi tentang alat bantu lain yang digunakan dalam kegiatan pengukuran di
tempat kerja (bengkel)..

Peserta mengerjakan Lembar kegiatan (LK) 2.


LK2 : Analisa teknik menggunakan alat ukur

2
9
1. Tuliskan nama masing-masing alat ukur berikut ini.

(c)

(a)
(b)
a.
b.
c.

2. Tuliskan besar sudut asah dari gambar di bawah ini.


Nama Alat Gambar Ketelitian
Jangka Sorong …………………

Height gauge …………………

Universal

Bevel …………………
Protractor

30
3. Teknik menggunakan alat ukur di bawah ini :
Nama Alat Gambar Teknik Menggunakan
Mal Ulir …………………

Straight Edges …………………

Universal …………………
Bevel
Protractor

5. Evaluasi Kegiatan Pembelajaran


Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas.
1. Tuliskan nama masing-masing alat ukur berikut ini.

(a) (b) (c)

2. Jelaskan macam-macam mal ulir.

3. Jelaskan 4 macam kegunaan jangka sorong.

4. Jelaskan kegunaan dari siku kombinasi.

31
6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah hasil jawaban Kalian dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada
bagian akhir kegiatan belajar ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap Kegiatan
belajar 2.
Rumus:

Tingkat penguasaan
Arti tingkat penguasaan yang Kalian capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Kalian dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali kegiatan
belajar ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

7. Kunci Jawaban
1. a. Busur derajat
b. Heigth gauge
c. Jangka sorong
2. a. Mal ulir metrik
b. Mal ulir withworth
3. a. Mengukur ketebalan, diameter luar
b. Mengukur kedalaman
c. mengukur celah / diameter dalam
d. Mengukur tingkat
4. Kegunaan siku kombinasi:
-Untuk keperluan mengukur kesikuan sudut 90
-Mengukur panjang dengan menggunakan mistarnya
-Mengukur sudut menggunakan busur derajat
-Mengukur sudut 45 menggunakan alat bantu
-Mencari titik pusat

3
2
C. Kegiatan Belajar 3
Alat Pemotong pada Proses Kerja Bangku

1. Indikator Keberhasilan:
Setelah mempelajari materi ini peserta diklat dapat:
a. Menjelaskan macam-macam alat pemotong dan fungsinya.
b. Menggunakan macam-macam alat pemotong.
c. Menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan alat
pemotong.

2. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui menyimak materi dan mengumpulkan informasi peserta diklat mampu
menjelaskan macam-macam jenis dan fungsi alat pemotong
b. Melalui demontrasi alat peserta mampu menggunakan macam-macam alat
pemotong
c. Melalui proses analisis peserta mampu mendeskripsikan prosedur keselamatan
dan kesehatan kerja pada macam-macam alat pemotong

3. Uraian Materi
a. Macam macam Alat Pemotong pada Proses Kerja
Bangku a). Kikir (Files)
Kikir adalah perkakas tangan (hand tools) yang umumnya tersedia pada
sebagian besar bengkel (workshop). Kikir terbuat dari bahan baja jenis khusus
untuk perkakas yang telah di perkeras. Permukaan kikir memiliki banyak
goresan baris yang berfungsi sebagai gigi pemotong. Gigi tersebut digunakan
sebagai pemotong logam dari permukaan benda kerja. Kikir dibuat dalam
beberapa bentuk dan ukuran yang berbeda. Ujung kikir disebut tang yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga gagang dapat melekat padanya. Sangat
berbahaya untuk menggunakan kikir tanpa gagang. Pastikan kikir terpasang
pada gagang dengan aman.
Kikir dapat digunakan untuk mengasarkan benda kerja sesuai ukuran dan
bentuk dengan mengikis sejumlah besar logam. Sebuah kikir juga digunakan
untuk penyelesaian(finishing) dengan mengikir sedikit dari logam. Proses
penyelesaian menghasilkan permukaan yang halus dan ukuran serta bentuk
yang lebih akurat.

3
3
Sebuah kikir mempunyai penggunaan yang berbeda. Beberapa diantaranya
adalah :
 Untuk membentuk sebuah komponen kecil,
 Untuk membuat ukuran sehingga dapat dipasang satu sama lainnya,
 Menghaluskan permukaan yang kasar,
 Untuk memperbaiki penampilan permukaan.
Mengikir adalah salah satu kegiatan untuk meratakan permukaaan benda kerja
hingga mencapai ukuran, kerataan dan kehalusan tertentu menggunakan kikir
yang dilakukan dengan tangan. Untuk mendapatkan hasil pengikiran yang
presisi dan maksimal, diperlukan pemahaman tentang jenis dan karakteristik
kikir sebagai alat peraut/pengikis dan teknik-teknik mengikir yang baik.
Pada proses pekerjaan mengikir diperlukan tenaga yang kuat dan mental yang
telaten, ulet dan teliti. Pekerjaan mengikir dapat dikatakan sebagai dasar
ketrampilan untuk pembentukan seseorang menjadi praktisi pemesinan yang
profesional dan handal. Perlu diketahui bahwa kegiatan mengikir bukan hanya
meratakan dan menghaluskan sebuah permukaan benda kerja hingga mencapai
ukuran tertentu, melainkan juga harus tercapai kesejajaran dan kesikuannya.

Bagian-bagian utama kikir


Bagian-bagian utama dari kikir adalah sebagai berikut :

Keterangan:
1. Ujung
2. Muka
3. Bahu
4. Tangkai
5. Panjahg

Gambar 3.1. Bagian bagian utama kikir

Spesifikasi kikir
Spesifikasi kikir ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya : jenis gigi,
kekasaran gigi, penampang dan panjang.

Pengelompokan Kikir
Kikir dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria :

3
4
1) Pengelompokan kikir berdasarkan jenis gigi
Pengelompokan kikir berdasarkan jenis gigi terbagi dalam empat jenis yaitu
a) Single cut
b) Double cut
c) Curved tooth dan
d) Rasp

Gambar 3.2. Jenis-jenis kikir berdasarkan jenis gigi

b). Pengelompokan kikir berdasarkan kode kekasaran gigi


Untuk dapat menghasilkan pengikiran yang maksimal, pemilihan kikir harus
sesuai dengan jenis pekerjaan dan hasil pengikiran yang dikehendaki. Tabel 1
berikut memperlihatkan pengelompokan kikir berdasarkan kode kekasaran gigi
dan penggunaannya.
Tabel 3.1 Pengelompokan kikir berdasarkan kode kekasaran gigi
No. Jenis Kode Jumlah gigi Penggunaan
per 1 cm
1. Kasar 00 12 Pekerjaan kasar dan tidak
0 15 presisi
1 20

2. Medium 2 25 Pekerjaan sedang


3 31
4 38

3. Halus 5 46 Pekerjaan finshing dan presisi


6 56
8 84

35
c). Pengelompokan kikir berdasarkan penampang
Pemilihan penampang kikir hendaknya disesuaikan dengan profil (bentuk) dari
penampang benda kerja yang akan dibuat, sehingga mudah mendapatkan
bentuk yang diinginkan. Tabel 3.2 berikut memperlihatkan pengelompokan kikir
berdasarkan penampang dan penggunaannya.

Tabel 3.2. Pengelompokan kikir berdasarkan penampang

No Penampang Penggunaan Ilustrasi


1. Kikir pelat • Mengikir rata

(segi empat • Mengikir radius


panjang) luar

2. Kikir bundar• Mengikir lubang


bundar/lonjong
• Mengikir
radius dalam

3. Kikir bujur• Mengikir lubang


sangkar segi empat
• Mengikir alur
segi empat

36
No Penampang Penggunaan Ilustrasi
4. Kikir segi tiga • Mengikir rata

• Mengikir alur
segi tiga/bentuk
ekor burung

5. Kikir bentuk Bentuk khusus


kombinasi

d). Pengelompokan kikir berdasarkan ukuran panjang.


Ukuran kikir yang banyak digunakan di industri dan lembaga pendidikan berkisar
antara panjang 4 inchi sampai dengan 12 inchi. Penggunaan kikir berdasarkan
ukuran panjang disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan, dalam hal ini
tentunya pekerjaan yang besar perlu menggunakan kikir yang panjang.

2) Gergaji Tangan
Gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana,
bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji
pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi
(HSS) dan baja tungsten (tungsten steel).

3
7
Gambar 3.3. Gergaji tangan

Pemilihan Daun Gergaji Tangan


Spesifikasi gergaji tangan meliputi:
 Jenis gigi
 Jenis daun gergaji
 Panjang daun gergaji (bilah)
Panjang daun gergaji ditentukan oleh jarak sumbu lubang.
Contoh:
Penulisan spesifikasi daun gergaji secara lengkap:
Single Cut-Straight Set -18T-12".

Tabel 3.3 Jenis gigi gergaji dan fungsinya


No. Ilustrasi Nama Fungsi

1. Raker set Umum

2. Straight set Non ferro/

paduan

3. Wavy set Baja profil

38
Tabel 3.4. Jumlah gigi tiap panjang 1 inchi berikut fungsinya
No. Jumlah gigi tiap Pemakaian

inci Jenis bahan Tebal bahan minimum

1. 14 Lunak 5.5 mm
2. 18 Lunak s.d Sedang 4.2 mm
3. 24 Sedang s.d Keras 3,2 mm
4. 32 Keras 2,4 mm

Tabel 3.5. Jenis daun gergaji berikut fungsinya


No. Jenis daun gergaji Pemakaian

1. Single Kedalaman tak terbatas


cut

2. Double cut Maksimal kedalaman


pemotongan sedikit di
bawah gigi sebelah atas.

3) Mata bor (twist drill)


Mata bor adalah suatu alat pembuat lubang atau alur. Mata bor diklasifikasikan
menurut ukuran, satuan ukuran simbol-simbol ukuran, bahan dan
penggunaannya. Menurut satuan ukuran, bor dinyatakan dalam mm dan inchi
dengan kenaikan bertambah 0,5 mm, misalnya  5; 5,5; 6; 6,5; 7 atau
dalam inchi dengan pecahan, misalnya 1/16”;  3/32”; 1/8”; 5/32”; 3/16”
dan seterusnya, atau bertanda dengan huruf A ÷ Z.

 Bagian-bagian Mata Bor:


Bagian-bagian mata bor dilihat dari bodinya dapat dilihat pada (Gambar
3.13), dan bagian-bagian mata bor dilihat dari mata sayat dan sudut
bebasnya dapat dilihat pada (Gambar 3.4).

3
9
Gambar 3.4. Bagian-bagian mata bor dilihat dari bodinya

Gambar 3.5. Bagian-bagian mata bor dilihat dari mata sayatnya

 Pengelompokan mata bor berdasarkan tangkai


Pengelompokan mata bor berdasarkan tangkai, dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu, pertama: mata bor tangkai lurus (Gambar 3.6) dan kedua:
mata bor tangkai tirus (Gambar 3.7)

Gambar 3.6. Mata bor tangkai lurus

4
0
Gambar 3.7. Mata bor tangkai tirus

 Pengelompokan mata bor berdasarkan spiral


Apabila dilihat spiralnya mata bor terbagi menjadi tiga yaitu, pertama: mata
bor spiral normal/ normal spiral drill (Gambar 3.8) digunakan untuk
mengebor baja lunak, kedua: mata bor spiral panjang/ slow spiral drill
(Gambar 3.9) digunakan untuk mengebor baja keras dan ketiga: mata bor
spiral pendek/ quick spiral drill (Gambar 3.10) digunakan untuk mengebor
baja liat.

Gambar 3.8. Mata bor spiral normal/normal spiral

Gambar 3.9. Mata borspiral panjang/slow spiral

Gambar 3.10. Mata bor spiral pendek/quick spiral

 Sudut mata bor


Sudut mata bor dapat diukur menggunakan kaliber (mal) bor untuk mengetahui
apakah sudut yang dibentuk kedua sisinya sama, karena apabila sudut tersebut
tidak sama akan mempengaruhi hasil pengeboran, tidak halus dan mata bor
cepat tumpul.

4
1
Pelat Kaliber

Gambar 3.11. Kaliber mata bor

Besarnya sudut mata bor untuk mengebor bahan baja lunak dapat dilihat pada
gambar berikut.

Gambar 3.12. Sudut mata bor

Keterangan:
-. Sudut puncak (point angle) = 59 + 59 = 118
-. Sudut beba potong (lip clearance) =8–12
-. Sudut pemusat (dead center) =120–135

 Pengikatan Mata Bor


Cara pengikatan mata bor pada mesin bisanya dilakukan menggunakan cekam
bor universal untuk mata bor bertangkai lurus sampai diameter 13 mm,
sedangkan untuk diameter yang lebih besar biasanya digunakan sarung
pengurang.

4
2
Gambar 3.13 Pengikatan mata bor

4) Counter Bor
Selain jenis mata bor untuk mengebor lubang, juga termasuk jenis bor yaitu bor
pembenam (counterbor). Mata bor pembenam digunakan untuk membuat lubang
versing kepala sekrup bentuk tirus, untuk lubang baut terbenam kepala lurus dan
menyiku digunakan mata bor pembenam.

Gambar 3.14. Bor pembenam (counterbor).

43
Gambar 3.15 Penggunaan Counterbor

5) Counter Sink

Gambar 3.16 Counter Shink

Counter shink adalah alat untuk membentuk chamfer / bidang menyudut pada
sebuah lubang chamfer pada proses counter sink yang dimaksudkan ada
beberapa macam penggunaan, antara lain :
1. Chamfer untuk membersihkan chip / bram.
2. Chamfer untuk pembuatan ulir.
3. Chamfer untuk dudukan kepala baut konus
4. Chamfer untuk dudukan paku keling.
Khusus pembesaran miring berbentuk kerucut pada akhir lubang untuk
mengakomodasi sekrup versink. Kerucut sudut 60 °, 82 °, 90 °, 100 °, 110 °, 120
°
Bila dalam penggunaan countersink, besarnya sudut yang digunakan tidak ada,
maka dapat dilakukan dengan twist drill dengan point angel dibuat sebesar yang
diinginkan diinginkan.

44
Cara penggunaannya mirip dengan penggunaan mata bor ( twist drill ), yaitu
dengan putaran, tetapi kecepatan potongnya berbeda. Kurang lebih 0.25 –0,5
kecepatan potong twist drill

Penggunaan 3.17 Countersink

6) Reamer
Reamer adalah alat untuk memperluas lubang. Lubang hasil pengeboran
kadang-kadang hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan batang
atau benda pasangannya tidak cukup longgar (sesak), maka untuk mengatasi
hal seperti ini diperlukan adanya perluasan lubang menggunakan alat reamer.
Untuk mendapatkan ukuran yang pas maka pekerja sebaiknya mengebor
dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm lebih kecil dari diameter lubang yang telah
ditentukan kemudian diperluas menggunakan reamer. Adapun macam macam
jenis reamer adalah sebagai berikut:

Macam-macam Reamer
a. Reamer Spiral
Reamer dengan bentuk alur spiral digunakan untuk meluaskan dan
menghaluskan lubang, jenis ini memotong lebih halus dan ringan serta tidak
sering macet.

4
5
Gambar 3.18. Reamer spriral

b. Reamer Lurus
Reamer lurus digunakan untuk setiap pekerjaan memperluas lubang.
Reamer untuk pekerjaan kerja bangku pada umumnya disebut reamer
tangan yang memiliki tangkai lurus dan sebagian ujung mata sayat tirus
sebagai pengarah dan memeperingan pemakanan pada saat me-reamer.

Gambar 3.19. Reamer lurus

c. Reamer Tirus
Untuk memperluas lubang berbentuk tirus maka dapat digunakan reamer
tirus dengan alur lurus.

Gambar 3.20. Reamer tirus

Reamer yang dapat disetel (adjustable-hand-reamer) adalah jenis reamer


dilengkapi sejumlah pisau-pisau pemotong yang dapat disetel sehingga peluasan
lubang dapat diatur menurut ketentuan ukuran.

4
6
Gambar 3.21. Reamer yang dapat disetel

Sedangkan untuk pekerjaan pemesinan disebut reamer mesin, ada yang


bertangkai lurus dan tirus serta bagian ujung mata sayatnya tidak tirus (hanya
sedikit diujung bagian mata sayatnya).

 Penggunaan reamer
Penggunaan reamer adalah ilustrasi penggunaan reamer tangkai lurus dengan
spiral lurus, dimana bila digunakan harus terpasang pada tangkai tap
sebagaimana mengetap. Namun yang perlu diperhatikan dalam mereamer
adalah dalam melakukan pemakanan hanya diperbolehkan satu arah yaitu
saerah jarum jam.

Gambar 3.22. Penggunaan reamer

7) Tap & Sney


Tap dan sney adalah alat untuk membuat ulir. Tap adalah untuk membuat ulir
dalam (mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat ulir luar (baut).

4
7
Gambar 3.23. Satu set tap

Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata
potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian
dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan
tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian.

Contoh penulisan spesifikasi tap dan snei adalah sebagai berikut:


a. Tap/snei M10 x 1,1.
Artinya adalah: M = Jenis ulir metrik
10 = Diameter nominal ulir dalam mm
1,5 = Kisar ulir
b.Tap/snei W 1/4 x 20, W 3/8 x 16

¼ = Diameter nominal ulir dalam inchi


20 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi

4
8
Gambar 3.24 Sney

Dalam mengetap, tap dimasukkan kedalam tangkai tap Gambar 3.25. Untuk
pembuatan ulir luar, batang ulir (Gambar 3.26) harus disediakan/dikerjakan
terlebih dahulu menggunakan mesin bubut dengan diameter ”d”, sedangkan
sneinya dipilih yang berukuran sama baik diameter maupun kisar ”k” atau
jumlah gang dalam satu inchi ”n” menurut jenis ulir yang akan dibuat.

Gambar 3.25. Tangkai pemutar tap

4
9
Gambar 3.26 Dimensi ulir

8) Hand Scraper (Sekrap Tangan)


Sekerap tangan (Gambar 3.27) adalah alat untuk menghilangkan noda-noda
atau memberi guratan-guratan untuk penyimpanan oli pada permukaan
benda kerja. Bentuknya seperti kikir tetapi permukaannya tidak berpahat
sedangkan ujungnya merupakan mata potongnya.

Gambar 3.27 Sekrap tangan

5
0
Macam-macam sekrap tangan
a. Sekrap rata
Sekerap rata (Gambar 3.28) mempunyai bentuk mata potong yang rata
digunakan untuk meratakan bidang permukaan.

Gambar 3.28 Sekerap rata

b. Sekrap setengah bundar


Sekerap setengah bundar (Gambar 3.29) dipergunakan untuk menyekerap
permukaan bagian dalam yang berbentuk lingkaran, seperti bantalan poros
dan sebagainya.

Gambar 3.29. Sekerap setengah bundar

c. Sekrap keruk
Sekrap keruk dipergunakan untuk menyekerap bagian tengah permukaan
yang berukuran luas/besar.

51
Gambar 3.30. Sekerap keruk (hook-scraper)

d. Sekrap segi tiga


Sekerap segi tiga (Gambar 3.31) dipergunakan untuk menyekerap
permukaan yang berbentuk lingkaran seperti metal atau permukaan bagian
dalam dari bantalan poros.

Gambar 3.31. Sekerap segi tiga

e. Sekrap mata bulat hidung sapi


Sekerap mata bulat hidung sapi (Gambar 3.32) dipergunakan untuk
menyekerap permukaan yang berbentuk lingkaran.

Gambar 3.32. Sekrap hidung sapi

52

Penggunaan sekerap tangan
Penggunaan sekerap tangan (Gambar 3.33) adalah ilustrasi pengunaan
sekerap tangan jenis sekerap keruk yang penggunaannya yaitu dengan cara
ditarik kearah penggunanya (kebelakang), hal ini dikarenakan arah mata
potong sekerap keruk menghadap kebelakang. Demikian juga penggunaan
jenis sekerap tangan lainnya, yaitu dengan mempertimbangkan arah mata
potongnya.

Gambar 3.33. Menyekerap

b. Teknik menggunakan Alat Pemotong perkakas tangan pada proses kerja


bangku
 Teknik penggunaan kikir
Pada proses kerja bangku terdapat beberapa perkakas tangan termasuk alat
potong yang digunakan untuk proses pembentukan benda kerja.
Salah satu alat potong yang digunakan untuk proses kegiatan tersebut adalah
kikir, dimana aplikasinya dapat digunakan untuk berbagai proses kegiatan kerja
bangku.

a) Teknik penggunaan kikir untuk menentukan bidang dasar


Yang dimaksud dengan bidang dasar adalah bidang yang dijadikan acuan
untuk pengambilan ukuran, kesikuan dan kesejajaran terhadap bidang lain.
Suatu pekerjaan yang berbentuk balok, minimal harus mempunyai 3 bidang
dasar, di mana bidang dasar tersebut diambil dari bidang yang berbatasan
satu sama lain. Karena fungsinya sebagai acuan terhadap bidang yang lain,
maka bidang dasar harus rata dan menyiku satu sama lain. Bidang dasar
ditentukan secara berurutan, mulai dari bidang yang paling luas hingga yang
paling kecil serta demikian pula dengan urutan pengerjaannya.

5
3
b) Mengatur ketinggian ragum
Ketinggian ragum harus diatur sesuai dengan kebutuhan pengerjaan. Untuk
pengerjaan kasar, di mana tenaga pengerjaan diperlukan lebih besar, tinggi
ragum diatur lebih rendah. Untuk pengerjaan presisi, ragum diatur lebih tinggi
dan untuk pengerjaan yang umum, tinggi ragum diatur setinggi siku pada
lengan seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3.34. Mengatur ketinggian ragum.

c) Pencekaman benda kerja


Pencekaman benda kerja dilakukan dengan menggunakan ragum. Ragum
adalah alat untuk menjepit benda kerja sebelum dilakukan proses pengikiran,
untuk membuka rahang ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas
pemutar kearah kiri (berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir
akan menarik landasan tidak tetap pada rahang tersebut, demikian pula
sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan benda kerja tangkai pemutar diputar
kearah kanan (searah jarum jam).

5
4
Gambar 3.35. Bagian-bagian ragum

Rahang penjepit diberi landasan terbuat dari besi tuang yang permukaannya
pada umumnya diberi parutan bersilang agar penjepitan lebih kuat dan tidak
licin, sehingga apabila menjepit benda kerja yang halus dan dikawatirkan
akan rusak permukaannya maka disarankan untuk memberi lapisan
pelindung berupa plat yang dapat menjaga permukaan benda kerja tersebut.
Namun ada juga jenis ragum kerja bangku yang rahang penjepitnya dibuat
rata dan halus (digerinda), dimana jenis ragum ini digunakan untuk menjepit
benda kerja yang sudah memiliki permukaaan rata.

d) Pencekaman benda kerja pada saat mengikir


Bagian benda kerja yang terjepit pada ragum diusahakan semaksimal mungkin,
hal ini perlu diperhatikan mengingat fungsi mulut ragum selain dapat menjepit
lebih kuat juga sebagai dasar kesikuan hasil pekerjaan pengikiran. Hal lain yang
sangat penting diperhatikan dalam penjepitan benda kerja adalah kesejajaran
permukaan benda kerja dengan mulut ragum.

Gambar 3.36. Pemasangan benda kerja pada ragum

5
5
e). Pemilihan Kikir
Kikir yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan, baik
dalam segi kualitas pekerjaan maupun dalam segi bentuk. Untuk kualitas
pekerjaan, yang perlu diperhatikan adalah ketajaman dan kemulusan kikir,
seperti tidak bengkok dan tidak cacat. Untuk kebutuhan pekerjaan, kikir
sudah dibuat dengan berbagai bentuk dan ukuran

f) Pemegangan dan penekanan kikir


Selama digunakan kikir harus dipegang dengan kuat namun tidak membuat
jari dan pergelangan terasa pegal dan cepat lelah.
Cara pemegangan dan penekanan kikir disesuaikan dengan ukuran kikir dan
sifat pengerjaan. Tabel 3.6 menunjukkan pemegangan kikir untuk berbagai
ukuran dan kebutuhan pengikiran.

Tabel 3.6 Pemegangan kikir untuk berbagai kebutuhan pengerjaan

No Sifat pengikiran Pemegangan Keterangan


1. Pengikiran berat Ujung kikir

digenggam kuat

2. Pengikiran ringan
Ujung kikir dipegang
. dengan jari
A

Ujung kikir ditekan


B. dengan jari

56
No Sifat pengikiran Pemegangan Keterangan
3. Pengikiran bidang Pemegangan pada

kecil badan kikir

g) Gerakan badan dan ayunan kikir


Mengikir merupakan suatu pekerjaan yang sepenuhnya menggunakan
anggota badan dan tenaga yang cukup besar serta berlangsung dalam waktu
yang cukup lama. Kondisi ini tentunya perlu disertai dengan kenyamanan
kerja dalam artian antara gerakan badan, pengaturan tenaga dan perasaan
dapat berjalan secara serasi. Jika tidak bisa berakibat vatal, cepat lelah dan
badan akan terasa sakit-sakit. Disadari bahwa kondisi postur tubuh setiap
orang tentunya berbeda, bagaimana mengikir dapat dilakukan dengan cara
yang cocok. Namun secara umum ketinggian ragum, posisi kaki dan gerakan
badan tidak jauh berbeda, sebagai pendekatan kesesuaian itu dapat
diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar 3.37. Gerakan badan dan posisi kaki pada saat mengikir

5
7
h) Kecepatan langkah mengikir
Kecepatan langkah mengikir harus disesuaikan dengan kondisi badan dan
peralatan serta bahan yang dikikir. Berdasarkan pendekatan perhitungan
kecepatan langkah mesin sekrap, kecepatan langkah mengikir dapat
diperkirakan sebagai berikut :
Kecepatan langkah mengikir

S  600 CS langkah/ menit


L
Dimana:

S = Kecepatan langkah/ menit


CS = Cutting speed dalam satuan m/menit
L = Panjang langkah pengikiran diambil dari panjang kikir
600 = diambil dari perbandingan waktu maju dan mundur 3 : 2

Latihan:
Kecepatan langkah untuk mengikir rangka klem C dari bahan baja lunak
dengan bahan kikir dari baja karbon Cs diambil 20 m/menit menggunakan
kikir panjang 12".

S  600 x 20
12 x 25,4
12 .000
 304,8   40 langkah/ menit

Keterangan:
Bahan kikir terbuat dari baja karbon tinggi dan mempunyai ketahanan lebih
rendah dari HSS. Kecepatan langkah mengikir untuk finishing bisa lebih rendah

i) Arah pemakanan kikir


Deretan gigi kikir dibuat miring terhadap sumbu badan kikir. Pada jenis double
cut kedua alur tidak sama dalam, semua ini mempunyai fungsi yang berbeda.
Alur yang lebih dalam berfungsi untuk jalan keluar tatal sedangkan alur yang
dangkal berfungsi untuk mematahkan tatal menjadi pendek-pendek sehingga
mudah keluar. Oleh karena itu dengan arah pemakanan lurus searah sumbu

5
8
kikir, maka tatal akan mudah keluar dan dengan sendirinya beban pengikiran
menjadi ringan.
Namun apabila gerakan pemakanan seperti terlihat pada gambar berikut,
maka beban pengikiran menjadi berat karena tatal sulit keluar, kikir cepat
tumpul serta permukaan hasil pengikiran menjadi kasar.

(a)

(b)
Gambar 3.38. Arah pemakanan kikir gigi tunggal

Gambar 3.39. Kikir gigi ganda arah pemakanan lurus dengan sumbu kikir

j) Pengikiran lapisan keras kulit benda kerja (lapisan terak)


Gigi kikir memenuhi semua badan kikir, ada gigi samping dan ada gigi muka.
Gigi-gigi ini dibuat dengan fungsi yang berbeda. Gigi samping atau bagian
ujung kikir digunakan untuk membuang lapisan yang keras, seperti lapisan
terak/karbon pada kulit benda kerja sebagai akibat pembentukan proses
panas, atau permukaan hasil pemotongan dengan las karbit/asetilin.
Sedangkan gigi muka digunakan untuk pengkiran permukaan yang lunak.

5
9
Gambar 3.40. Menghilangkan kulit yang keras dengan ujung kikir

 Mengikir Benda Kerja


a) Pengikiran bidang dasar 1
Langkah-langkah operasional yang perlu ditempuh untuk mendapatkan
pengikiran yang efisien antara lain:
1) Arah pengikiran lebih banyak, memanjang dan diagonal.
Keseimbangan tekanan kikir di atas benda kerja sangat dipengaruhi oleh
panjangnya tumpuan di mana kikir bekerja. Semakin panjang tumpuan
semakin stabil keseimbangan tekanan kikir bekerja. Oleh karena itu
untuk mendapatkan hasil pengikiran yang rata dengan mudah, perlu
dipilih kearah mana kikir bisa bekerja dengan baik.

2) Panjang langkah pengikiran


Di samping arah pengikiran, hal lain yang sangat berpengaruh terhadap
hasil pengikiran adalah panjang - pendeknya langkah pangikiran. Semakin
panjang langkah pengkiran, semakin labil kikir bekerja, dan sebaliknya
semakin pendek langkah pengikiran semakin stabil kikir bekerja.

3) Pemeriksaan secara cermat dengan alat yang laik pakai.


Pemeriksaan kerataan permukaan hasil pengikiran dipengaruhi oleh
kehandalan alat ukur yang digunakan serta cara dan teknik pengukuran
yang diterapkan

6
0
Pisau Perata

Bidang dasar 1

Benda kerja

Gambar 3.41. Pemeriksaan kerataan hasil pengikiran dengan pisau perata

b) Pengikiran Bidang dasar 2 dan 3


Pengikiran bidang dasar 2 bisa dimulai jika bidang dasar 1 sudah betul-betul
rata, jika tidak maka kesikuan bidang dasar 2 terhadap bidang dasar 1 sulit
diperoleh. Demikian pula dengan kesikuan bidang dasar 3 terhadap bidang
dasar 2.
Dalam pengikiran bidang dasar 2, konsentrasi pengerjaan lebih sulit apalagi
pada waktu pengikiran bidang dasar 3. Hal ini dapat dipahami karena selain
mengejar kerataan juga mengejar kesikuan di mana keduanya itu harus
dicapai secara simultan.

Gambar 3.42. Bidang dasar 1, 2 dan 3

Perhatian
Jika bidang dasar tidak rata dan tidak menyiku satu sama lain maka dengan
sendirinya akan timbul masalah dalam pelukisan nanti, terlebih-lebih jika
pelukisan menggunakan pengukur tinggi di atas meja perata.

Mengikir miring
Pada prinsipnya pengikiran miring sama saja dengan pengikiran rata, yang
berbeda hanya terletak pada posisi pemasangan benda kerja. Demikian pula

6
1
dengan jenis dan spesifikasi kikir yang digunakan. Prinsip pemeriksaan hasil
pengikiran sama dengan prinsip pemeriksaan bidang dasar 3.

Gambar 3.43. Pemeriksaan hasil pengikiran miring

Mengikir radius
Ada dua jenis pengikiran radius yaitu pengikiran radius luar dan radius
dalam. Jenis kikir yang digunakan untuk mengikir radius dalam adalah kikir
bundar atau kikir setengan bundar, sedangkan untuk radius luar adalah kikir
pelat atau kikir yang mempunyai bidang rata.

Gambar 3.44. Pengikiran radius dalam


Penggunaan kikir bundar atau setengah bundar, dalam pengikiran radius
dalam, selain kikir didorong makan kedepan juga sambil sedikit diputar
dengan tujuan untuk pemanfaatan semua gigi kikir selain tatal mudah keluar.

62
Gambar 3.45. Pengikiran radius luar

Prinsip pemeriksaan hasil pengikiran radius sama dengan prinsip


pemeriksaan hasil pengikiran miring.

Gambar 3.46. Pemeriksaan hasil pengikiran radius & kesikuan

 Cara menggunakan gergaji tangan.


Gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang
sederhana, bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan.
Bahan daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel),
baja kecepatan tinggi (HSS) dan baja tungsten (tungsten steel).

a) Kecepatan langkah menggergaji


Kecepatan langkah menggergaji bisa dianggap sama dengan kecepatan
langkah mengikir untuk ukuran panjang yang sama. Hal ini dapat
dipahami karena jenis bahan daun gergaji sama dengan jenis bahan kikir,

6
3
yaitu dari baja karbon. Jadi kecepatan langkah untuk menggergaji baja
lunak adalah sekitar 40 langkah permenit.

b) Pemasangan daun gergaji


Dalam pemakaiannya, daun gergaji dipasang pada sengkang. Posisi
pemasangan daun gergaji dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pekerjaan. Ketentuan pemasangan daun gergaji adalah sebagai berikut:
a. Gigi gergaji harus menghadap ke muka
b. Ketegangannya harus cukup, sehingga tidak terjadi lekukan pada
waktu dipakai.

Gambar 3.47. Pemasangan daun gergaji pada bingkai/sengkang

c) Pemegangan dan penekanan gergaji


Cara menggergaji hampir mirip sama dengan cara mengikir, yang
berbeda adalah cara pemegangan. Untuk pemotongan yang berat,
tekanan gergaji cukup besar namun untuk pemotongan yang perlu lurus
hasilnya, tekanan gergaji harus ringan.

Gambar 3.48. Pemegangan bingkai/sengkang gergaji.

64
Langkah penggergajian
Untuk pemotongan yang tidak presisi, awal penggergajian dapat
langsung dengan gergaji itu sendiri.

Adapuan cara memotong dengan gergaji tangan adalah sebagai berikut:


a). Membuat alur
Tinggi mulut catok/ ragum sama seperti pada waktu mengikir, bagian yang digergaji
harus sedekat mungkin dengan mulut catok/ragum. Pada permulaan menggergaji, tahan
sisi gergaji dengan ibu jari. Namun untuk pemotongan yang dianggap presisi, sebelum
digergaji benda kerja harus ditandai terlebih dahulu dengan kikir segitiga sebagai jalan
awal penggergajian.

(a) (b)

Gambar 3.49. Membuat alur untuk permulaan menggergaji

b). Awal penggergajian


Sebagai awal penggergajian kedudukan gergaji, menyudut ± 30º,
selanjutnya gergajilah bagian sisi terlebih dahulu yang lambat laun
sudutnya makin kecil.
.

65
Gambar 3.50. Sudut awal penggergajian

c). Pemotongan Benda Kerja


Potonglah benda kerja pada bagian yang dekat dengan mulut
catok/ragum.

Gambar 3.51. Posisi penggergajian benda kerja

d). Bahan lebih lebar


Bila bahan yang akan digergaji melebihi lebar sengkang gergaji, maka
pemasangan daun gergaji harus diputar 90º.

6
6
Gambar 3.52. Daun gergaji tegak lurus terhadap sengkang gergaji.

e). Pemeliharaan Gergaji.


1) Tebal minimal bahan yang dipotong adalah 2 x pitch gigi (tiga gigi
harus selalu berada pada daerah pemotongan). Hal ini diperlukan
untuk menghindari gigi rontok.
2) Perhatikan pada waktu pemasangan, arah gigi harus menghadap
ke depan.
3) Pengencangan tidak membuat sengkang menjadi bengkok namun
daun gergaji terikat dengan kuat dan aman.
4) Setelah digunakan, sengkang gergaji dikendorkan dengan cara
mengendorkan mur pengencang.
5) Untuk pemotongan yang dianggap presisi atau perlu lurus,
penekanan gergaji diatur cukup ringan dan diawali dengan kikir
segitiga

 Cara Menggunakan Mata Bor


(Mengebor) Mesin Bor
Sebelum melakukan pekerjaan menggunakan mata bor(mengebor)
terlebih dahulu kita jelaskan sedikit mengenai mesin bor. Mesin bor yang
digunakan pada kerja bangku ada dua jenis yaitu mesin bor bangku untuk
pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan mesin bor tiang untuk
pekerjaan yang lebih besar.

6
7
Keterangan:
1. Tombol
2. Tuas penekan
3. Tuas pengikat
4. Alas mesin bor
5. Meja mesin bor
6. Penjepit bor
7. Pengaman
8. Mur penyetel
9. Rumah sabuk kecepatan
Gambar 3.53. Mesin bor bangku

Keterangan:
1. Tuas pengatur kecepatan
2. Tuas penekan
3. Sumbu bor
4. Meja mesin bor
5. Tiang
6. Landasan/bantalan

Gambar 3.54. Mesin bor tiang

Untuk pekerjaan pengeboran diluar bengkel atau pekerjaan yang


diperlukan keluwesan dengan bahan yang tetap (tidak berubah) dapat
digunakan bor pistol atau bor dada. Bor pistol digerakkan oleh motor listrik
sedangkan bor dada digerakkan secara manual dan biasanya
menggunakan mata bor paling besar 10 mm.

68
Gambar 3.55. Bor pistol Gambar 3.56. Bor dada mekanik terbuka

Kecepatan putaran mata bor


Kemampuan sayat mata bor dipengaruhi oleh jenis bahan dan ukuran
diameter serta jenis bahan yang dibor. Kemampuan ini dapat kita peroleh
secara efisien dengan cara mengatur kecepatan putaran pada mesin
berdasarkan hasil perhitungan jumlah putaran dalam satu menit atau
Revolution Per Menit (RPM).

Kecepatan putaran mata bor dapat dihitung dengan rumus :


Putaran mata bor:

N  1000Cs
 ...RPM
π.D

Dimana :
N = kecepatan putaran mesin dalam satuan putaran/menit (rpm)
Cs = Cutting speed (kecepatan potong) dalam satuan m/menit
 = 22/7
D = diameter mata bor dalam satuan mm
1000 = konversi dari satuan meter pada Cs ke milimeter

69
Cutting Speed (Cs) untuk setiap jenis bahan sudah dibakukan berdasarkan
jenis bahan alat potong. Tabel berikut memperlihatkan cutting speed untuk
mata bor.
Tabel 3.7. Cutting Speed untuk mata bor
Jenis bahan Carbide Drills HSS Drills
Meter/menit Meter/menit
Alumunium dan paduannya 200 – 300 80 – 150
Kuningan dan Bronze 200 – 300 80 – 150
Bronze liat 70 – 100 30 – 50
Besi tuang lunak 100 – 150 40 – 75
Besi tuang sedang 70 – 100 30 – 50
Tembaga 60 – 100 25 – 50
Besi tempa 80 – 90 30 – 45
Magnesium dan paduannya 250 – 400 100 – 200
Monel 40 – 50 15 – 25
Baja mesin 80 – 100 30 – 55
Baja lunak 60 – 70 25 – 35
Baja alat 50 – 60 20 – 30
Baja tempa 50 – 60 20 – 30
Baja dan paduannya 50 – 70 20 – 35
Stainless steel 60 – 70 25 –35

Latihan 1:
Berapa kecepatan putaran mata bor diameter 10 mm untuk mengebor baja
lunak (St.37).
Jawab:
Dari tabel CS untuk baja lunak (St.37) pada kolom HSS adalah 25 s.d 35
m/menit.
Jika CS diambil 30 m/menit,
maka

N  1000Cs  ...RPM
π.D
N = (1000. 30) /( . 10)
= 954 rpm

70
Latihan 2:
Berapa kecepatan putaran mata bor diameter 10 mm untuk mengebor baja alat
?
Jawab :
Dari tabel, CS untuk baja alat pada kolom HSS adalah 20 – 30 m/menit.
Jika CS diambil 25 m/menit,
maka
 1000Cs 
N ...RPM
π.D
N = (1000 . 25) / ( . 10)
= 795 rpm.

Dari kedua contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa diameter mata bor
yang sama jika digunakan untuk jenis bahan yang berbeda maka kecepatan
putarannya pun berbeda. Semakin keras bahan yang dikerjakan, semakin
rendah putarannya. Demikian pula halnya dengan diameter mata bor yang
berbeda digunakan untuk jenis bahan benda kerja yang sama, maka
kecepatan putarannya pun berbeda. Semakin kecil diameter mata bor,
semakin tinggi kecepatan putarannya.
Selain kecepatan putaran, kecepatan pemakanan pun harus diperhatikan
agar tidak terjadi beban lebih. Berikut ini tabel kecepatan pemakanan
pengeboran untuk berbagai diameter

Table 3.8 Kecepatan pemakanan (feeding)


Diameter mata bor Kecepatan pemakanan
(mm) (mm/putaran)
Hingga 3 0,025 sd 0,05
3 sd 6 0,05 sd 0,1
6,5 sd 8,5 0.1 sd 0,2
8,5 sd 25 0,2 sd 0,4
Lebih dari 25 0,4 sd 0,6

Langkah pengeboran
Pengeboran dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pekerjaan. Untuk pekerjaan
yang presisi, awal pengeboran dimulai dengan centre bor. Selain itu untuk

7
1
diameter lubang yang besar, pengeboran dilaksanakan secara bertahap,
mulai dari diameter kecil hingga diameter besar.

Contoh:
Pengeboran diameter lubang 20 mm, pengeboran awal bisa dimulai dengan
mata bor diameter 10 kemudian 15 dan terakhir 20 mm.
Di samping pengeboran secara bertahap, penjepitan benda kerja untuk
pengeboran lubang besar harus kuat.
Bentuk benda kerja yang dibor tentunya bervariasi demikian pula dengan posisi
lubang pada benda kerja. Berikut ini ilustrasi pengeboran serta penjepitan
berbagai bentuk benda kerja yang mungkin dilakukan (lihat tabel berikut).

Tabel 3.9. Langkah pengeboran berbagai jenis pekerjaan


No Ilustrasi bentuk benda kerja dan posisi Langkah pengeboran
pengeboran
1. Pengeboran tegak lurus Benda kerja dijepit pada
balok sudut dengan klem
C dan diganjal dengan jack

2 Pengeboran benda kerja tipis Benda kerja diletakan di


atas papan kayu dan
dijepit dengan klem C

72
No Ilustrasi bentuk benda kerja dan posisi Langkah pengeboran
pengeboran
3. Pengeboran benda kerja silindris Benda kerja dipasang
pada balok V dan dijepit
dengan klem

 Cara Menggunakan Reamer


Reamer adalah alat untuk memperluas lubang. Lubang hasil pengeboran
kadang-kadang hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan
batang atau benda pasangannya tidak cukup longgar (sesak), maka
untuk mengatasi hal seperti ini diperlukan adanya perluasan lubang
menggunakan alat reamer.

Berikut adalah langkah langkah untuk melakukan pekerjaan dengan rimer


tangan:
 Bor lubang yang akan dirimer dengan diameter mata bor 0,2 mm
lebih kecil dari diameter rimer.
 Tempatkan rimer satu sumbu dengan lubang yang akan dirimer.
 Rimer kemudian diputar searah jarum jam (ke kanan) dengan
tekanan yang merata dan diputar terus hingga ke kedalaman dan
jangan diputar balik.
 Untuk perimer bahan baja beri sedikit minyak pelumas sedangkan
bahan besi tuang dan tembaga dapat dirimer kering

73
Gambar 3.57. Melakukan pekerjaan dengan reamer

 Cara Menggunakan Tap & Snei


Tap dan sney adalah alat untuk membuat ulir. Tap adalah untuk membuat
ulir dalam (mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat ulir luar (baut).

Cara menggunakan tap tangan


Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu
dengan ukuran diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor
untuk tap ditentukan dengan rumus:

D=D'–K

Dimana:
D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi
D' = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi
K = Kisar (gang).

Contoh :
a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5
adalah : 10 - 1,5 = 8,5 mm
b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8"x 16 adalah :
3/8" - 1/16" = 5/16 "

74
Setelah dibor, kemudian kedua bibir lubang dicemper dengan bor persing
di mana kedalamannya mengikuti standar cemper mur. Bentuk standar
mur dan baut untuk bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara
internasional dan ini dapat ditemukan dalam buku gambar teknik mesin
atau tabel-tabel mur/baut.
Pemasangan tap pada batang pemutar posisinya harus tepat , ikat
dengan kuat dengan jalan memutar salah satu pemegang yang berfungsi
mendorong dan menarik rahang pada rumah tap. Mengetap harus
dimulai dengan tap no.1, kemudian tap no. 2 dan terakhir no. 3 untuk
penyelesaiannya.

(a) (b)
Gambar 3.58. Satu set tap(a) dan proses pengetapan(b)

Pemutaran tap hendaknya dilakukan ±270 maju searah jarum jam,


kemudian diputar mundur ±90 berlawanan arah jarum jam dengan tujuan
untuk memotong tatal, selanjutnya kembalikan pada posisi awal dan putar
lagi ±270 maju searah jarum jam dan mundur lagi 90 berlawanan arah
jarum jam, demikian seterusnya sampai selesai.
Selain itu tangkai tap harus ditekan seimbang dan tap harus tegak lurus
benda kerja. Agar pekerjaan lebih ringan dan mata potong tap lebih awet,
berikan pelumas potong (cutting fluid) pada saat mengetap (bila
diperlukan). Untuk membersihkan tatal pada celah-celah alur dan mata
potong tap, gunakan kuas.

7
5
Untuk pekerjaan pengetapan yang presisi, pada saat pengecekan
ketegaklurusan tap, tangkai tap harus dilepas terlebih dahulu . Hal ini untuk
mendapatkan ketegaklurusan yang akurat.

Gambar 3.59. Urutan proses pengetapan dan mengukur kesikuan hasil tap

Cara menggunakan snei


Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan snei:
a) Mengatur posisi snei dan tangan
Kedudukan gigi snei harus diatur agar bagian tirusnya menghadap ke
bawah, dengan demikian snei akan cepat mengulir pada benda kerja.
Dengan menempatkan snei pada batang benda kerja dan kedudukan kedua
tangan dekat dengan rumah snei
Pada gambar berikut, tekanlah snei itu sambil diputar perlahan-lahan dengan
posisi tegaklurus terhadap benda kerja.

76
Posisi tangan dekat
dengan rumah snei

Gambar 3.60. Posisi tangan pada awal menyenei

b) Mengatur posisi tangan setelah pemakanan


Apabila snei sudah terasa memakan benda kerja, maka pindahkanlah
kedudukan tangan kita pada ujung gagang snei supaya pemutarannya lebih
ringan, dalam hal ini tidak perlu lagi ditekan.

Gambar 3.61. Pemegangan penuh pada posisi jauh dari rumah snei

c) Pemutaran snei
Apabila bahan yang akan disnei memiliki sifat liat, pemutaran snei harus
bolak-balik arah jarum jam. Pemutaran searah jarum jam merupakan langkah
penguliran, sedangkan pemutaran berlawanan arah jarum jam untuk
memutuskan beram (pendekatan besarnya sudut sama dengan pada saat
mengetap). Selain itu dengan membolak-balik arah, snei akan berperan
menahan batang yang diulir tersebut tidak bengkok akibat panas dan jangan
lupa selama menyenai pakailah oli pelumas bila diperlukan.

77
Gambar 3.62. Penggunaan snei

 Keselamatan kerja dengan menggunakan alat-alat potong


1) Keselamatan kerja pada penggunaan kikir
 Gunakan kikir yang tangkainya mengunakan gagang kayu atau plastik
supaya tangkainya yang runcing tersebut tidak melukai tangan.
 Gagang kikir yang retak segera diganti untuk menghindari resiko
pecah pada saat dipakai dan tangkai kikir melukai tangan pemakai

Gambar 3.63. Bahaya pemakain gagang kikir yang retak

2) Keselamatan kerja pada penggunaan gergaji tangan


 Beri tekanan ringan pada awal terbentuknya alur supaya gergaji tidak
meleset dan melukai tangan
 Ketegangan daun gergaji pada sengkangnya cukup kuat supaya daun
gergaji tidak mudah patah saat dipakai dan melukai pemakai

7
8
Gambar 3.64. Cara menggergaji tangan yang aman

3) Keselamatan kerja pada penggunaan mata bor


 Yang harus sangat diperhatikan
pada saat pengeboran adalah saat
poros mesin / spindel bor berputar.
Hindarkan bagian yang terjurai,
seperti rambut panjang, bagian dari
pakaian kerja, kalung, dsb, ikut
tergulung putaran spindel bor
tersebut.

 Gunakan kaca mata saat mengebor


supaya mata terhindar dari
percikan tatal benda kerja.

Syarat-syarat kaca mata pengaman :


 Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata
 Harus tahan lama dan tidak mudah berubah sifat
 Harus memberikan rasa aman kepada pemakai.

79
 Puli / sabuk penghubung spindel
bor dengan motor listrik harus
tertutup, supaya rambut dan bagian
lain yang terjurai tidak ikut terlilit.

4. Uraian Kegiatan Pembelajaran


Pada kegiatan pembelajaran 3, peserta diklat diajak menyimak materi alat pemotong
(macam-macam alat pemotong pada proses kerja bangku berupa gambar). Peserta diberi
kesempatan untuk menganalisis dan mengumpulkan informasi lain tentang materi alat
pemotong pada proses kerja bangku, kemudian didiskusikan di dalam kelas. Kemudian
fasilitator mendemonstrasikan teknik menggunakan alat pemotong pada proses kerja
bangku di dalam ruangan kelas maupun di tempat kerja (bengkel kerja), peserta diklat
menganalisis dan mencoba untuk melakukan praktek menggunakan alat pemotong pada
proses kerja bangku. Selanjutnya fasilitator memberikan petunjuk (arahan) bagaimana
menerapkan aspek dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan
menggunakan alat pemotong pada proses kerja bangku.

Peserta mengerjakan Lembar kegiatan (LK) 2.


LK3 : Analisa teknik menggunakan alat pemotong pada proses kerja bangku
1. Tuliskan nama masing-masing alat penanda berikut ini.

a.
b. ………………………. c. ……………………
………………………
a.
b.
c.

8
0
2. Jelaskan bagian bagian kikir berikut ini

3. Teknik menggunakan alat pemotong pada proses kerja bangku di bawah ini :
Nama Gambar Teknik
Alat Menggunakan

Kikir …………………

Counter …………………

shink

Reamer …………………

Scraper …………………

81
Gergaji
…………………
tangan

Lembaran Kerja untuk alat pemotong pada proses kerja bangku ini akan dilanjutkan
pada kegiatan praktek di tempat kerja (bengkel). (Lembaran kerja terlampir).

5. Evaluasi Kegiatan Belajar


a. Jawablah dengan benar soal soal berikut ini dengan memberi tanda x pada butir
jawaban:
1. Untuk mengikir bidang yang luas, digunakan …..
a. Kikir bulat c. Kikir pisau
b. Kikir segi empat d. Kikir segi tiga
2. Cara membersihkan geram pada sela gigi kikir adalah disikat:
a. Searah gerakan kikir
b. Tegak lurus alur gigi kikir
c. Searah dengan alur gigi kikir
d. Tegak lurus dengan sisi kikir
3. Apabila hasil pemotongan gergaji menyimpang dari rencana, misalnya miring,
hal ini disebabkan antara lain:
a. Pemasangan gigi gergaji salah
b. Jumlah gigi gergaji tidak sesuai dengan tebal benda kerja
c. Pemasangan daun gergaji kurang kencang
d. Jenis daun gergaji dengan benda kerja tidak sesuai
4. Benda kerja yang akan dibor harus diberi tanda dengan:

a. Pentik dengan susut 600 c. Penitik dengan sudut 900 b.


Penggores dengan sudut 200 d. Spidol permanen
5. Lubang akan dirimer dengan diameter 13 mm, maka bor lubang sebelum dirimer
adalah:
a. 12,0 mm c. 12,5 mm
b. 12,3 mm d. 12,8 mm

82
b. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas:
1. Apakah tujuannnya dari lubang hasil pengeboran, diperluas dengan peluas
lubang (reamer).
2. Jelaskan fungsi dari tap dan sney
3. Jelaskan fungsi dari counter shink !
4. Jelaskan macam-macam sekrap tangan !
5. Satu set pengulir dalam (tap) terdiri dari berapa ? Tuliskan nama-nama tiap
nomor.

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah hasil jawaban Kalian dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada
bagian akhir kegiatan belajar ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap Kegiatan
belajar 3.
Rumus:

Tingkat penguasaan
Arti tingkat penguasaan yang Kalian capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Kalian dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali kegiatan
belajar ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

7. Kunci Jawaban
a. Pilihan Ganda
1. B
2. C
3. C
4. C
5. A

8
3
b. Essay

1. Untuk menghaluskan permukaan lubang sehingga memudahkan dalam


memasukan pasangan pada lubang hasil pengeboran.
2. Fungsi Tap untuk membuat ulir dalam
Fungsi snei untuk membuat ulir luar
3. Fungsi Counter shink adalah untuk membentuk chamfer / bidang menyudut
pada sebuah lubang chamfer
4. Macam-macam sekrap tangan :
a. Sekrap rata
b. Sekrap setengah bundar
c. Sekrap keruk
d. Sekrap segi tiga
e. Sekrap mata bulat hidung sapi
5. No. 1. Intermediate
tap No. 2 Tapper tap
No. 3 Botoming tap

8
4
Lembaran Kerja

Lembaran Kerja 1

1. Tujuan:
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan mampu :
 Menggunakan kikir rata dan siku.
 Menggunakan alat-alat penandaan gambar.
 Memotong bahan dengan bor dan gergaji tangan.
 Menggunakan kikir untuk membentuk radius.
 Menggunakan tap tangan.

2. Alat dan
Bahan a. Alat
 Macam-macam kikir yang diperlukan
 Alat-alat gambar/lukis kerja bangku
 Alat-alat ukur kerja bangku
 Alat-alat potong
 Tap M10 x 1,5
 Mata bor Ø 6 mm, Ø 8 mm, Ø 8,5 mm
 Mesin bor
 Stempel huruf atau angka
 Conter sink
 Coolant (cairan pendingin)
 Kuas
 Jangka Ukur(master baja)
b. Bahan
 Baja lunak strip 5/8" x 3" x 47 mm

3. Keselamatan kerja
a.Periksalah alat dan mesin yang akan digunakan
b.Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
c.Gunakan alat keselamatan kerja waktu mengebor
d. Hati-hati dengan potongan tatal pada waktu memahat jangan sampai melukai orang
lain.

85
4. Gambar kerja
Gambar Kerja 1

N8
Toleransi Sedang

0 0 1 Mistar Rambut 1 Baja Lunak Ø


5/8" x 3" x 48

Jumlah Nama Bagian No Bag Bahan Ukuran Keteranga


n
III II I Perubahan : Pengganti dari :

Diganti dengan :
Skala Digambar
LATIHAN MENGUKUR 1:1
Diperiksa
Dilihat
BIDANG DATAR DAN SIKU Visa

Gambar Kerja 2

86
N8
Toleransi Sedang

0 0 1 1 Baja Lunak Ø
5/8" x 3" x 48

Jumlah Nama Bagian No Bag Bahan Ukuran Keteranga


n
III II I Perubahan : Pengganti dari :

Diganti
dengan :
Skala Digambar
LATIHAN MENGEBOR 1:1
Diperiksa
DAN
Dilihat
MENGGERGAJI Visa

Gambar Kerja 3

87
N8
Toleransi Sedang

0 0 1 1 Baja Lunak Ø
5/8" x 3" x 48

Jumlah Nama Bagian No Bag Bahan Ukuran Keterangan


III II I Perubahan : Pengganti dari :

Diganti dengan :
Skala Digambar
LATIHAN MENGEBOR 1:1
Diperiksa
DAN
Dilihat
MENGGERGAJ Visa

I
88
Gambar Kerja 4

N8

Toleransi Sedang

0 0 1 1 Baja Lunak Ø
5/8" x 3" x 48
Jumlah Nama Bagian No Bag Bahan Ukuran Keterangan

III II I Perubahan : Pengganti


dari :
Diganti dengan
:

Skala Digambar
1:1
Diperiksa
PENYELESAIAN Dilihat

BENTUK
Visa
89
5. Langkah kerja
Langakah kerja 1. Latihan menggunakan kirkir untuk bidang datar dan siku

a. Kikir secukupnya bagian benda yang tajam supaya tidak melukai tangan.
b. Jepit/cekam benda kerja pada ragum bangku dengan posisi melebar (bidang 1 di
atas).

Bidang 1

c. Kikir rata bidang 1, periksa kerataannya dengan pisau perata/mistar rambut.

Pisau rata

Benda kerja

d. Tarik garis arah memanjang di tepi bidang 1 (perkirakan lebar benda jadinya tidak
kurang dari ukuran yang diharapkan)

e. Titiklah sepanjang garis itu dengan penitik garis.

f. Ubah posisi penjepitan, jepit bagian tebal benda, letakan bagian bergaris tadi sedikit di
atas mulut ragum.

Bidang 2

g. Kikir rata bidang 2 tersebut sampai batas garis, dan periksa kerataannya juga juga
kesikuannya terhadap bidang 1.

90
h. Lepaskan benda kerja dari penjepit.
i. Buat garis tegak lurus terhadap bidang 2, kemudian diberi tanda dengan penitik garis
(perkirakan panjang benda jadi).
j. Jepit benda kerja, posisi bidang 3 di atas.
k. Kikir rata bidang 3, sekaligus juga tegak lurus terhadap bidang 1 dan bidang 2.
l. Buatlah garis pengempasan panjang dan lebar kemudian dititik dengan penitik garis.
m. Kikir bidang 4 dan 5 sekaligus saling siku terhadap bidang terdekatnya.
n. Ukur tebal benda kerja dan bidang 1 sesuai dengan ukuran yang diminta, kemudian
tarik garis di sekeliling benda kerja tersebut dan diberi titik dengan penitik garis.
o. Jepit benda kerja posisi bidang 6 di atas.
p. Kikir rata bidang 6, sekaligus siku-siku terhadap bidang 2, 3, 4 dan 5.

Langkah Kerja 2. Latihan menggunakan bor dan gergaji tangan


a. Jepit benda kerja posisi melebar pada ragum bor
b. Bor semua titik pusat pengeboran sesuai dengan mata bor yang telah ditentukan
dalam gambar.

c. Penjepit benda kerja diputar pada posisi panjangnya menjadi posisi tinggi
d. Bor titik pusat pengeboran dengan mata bor ø 8,5 mm
e. Pindahkan penjepit benda kerja pada ragum meja bangku

91
f. Gergji mengikuti garis sumbu pengergajian secara vertical/tegak dari atas ke bawah.
Termasuk bagian yang menyerong, posisikan dulu benda kerja agar garis sumbu yang
miring menjadi tegak

A. Langkah Kerja 3. Penyelesaian bentuk dan latihan menggunakan tap


a. Jepit benda kerja pada ragum bangku, bagian radius di atas mulut ragum
b. Kikirlah sesuai bentuk radius yang dilukis, radius luar menggunakan kikir plat dan
radius dalam dengan kikir radius/bulat

c. Kikir rata bagian bekas pahatan dan gergajian


d. Jepit benda kerja dengan posisi lubang ø 8,5
e. Tap lubang dengan tap M 10x1,5

92
f. Kikir bagian sekitar lubang yang tajam bekas pengetapan
g. Penyerahan benda kerja:
 Pasangkan baut M 10 sebagai batang pengikatnya
 Serahkan benda kerja kepada guru setelah benda kerja diberi label nama

93
6. Penilaian

Penilaian 1. Latihan menggunakan kikir untuk membentuk bidang datar dan siku

Peserta/siswa dinyatakan lulus apabila hasil penilaian dinyatakan memenuhi standar

minimal, yaitu : Nilai pemeriksaan minimal 70,00.

Nama Guru :

Asal Sekolah :

94
SKORE
NO. ASPEK PENILAIAN KET
MAKS PENILAIAN
1. Bidang I
 Kerataan arah memanjang 6
 Kerataan arah melintang 6
 Kehalusan (N8) 3
2. Bidang II
 Siku dan rata terhadap bidang I 6
 Kertaan arah memanjang 6
 Kehalusan (N8) 3
3. Bidang III
 Siku dan rata terhadap bidangI 6
 Siku dan rata terhadap bidang II 6
 Kehalusan (N8) 3
4. Bidang IV
 Siku dan rata terhadap bidang I 6
 Siku dan rata terhadap bidang II 5
 Ukuran 72 mm Tol. 0,3 6
5.  Kehalusan (N8) 3
Bidang V 5
 Siku dan rata terhadap bidang I
 Siku dan rata terhadap bidang III 6
dan IV 6
 Ukuran 45 mm Tol. 0,2
6.  Kehalusan (N8) 3
Bidang VI 6
 Siku dan rata terhadap bidang II,
III, IV dan V 6
 Ukuran 15 mm Tol. 0,1
 Kehalusan (N8) 3
Total 100

……………………, ……………………200..

Penilai

95
Penilaian 2. Latihan menggunkan bor dan gergaji tangan
SKORE
NO. ASPEK PENILAIAN KET
MAKS PENILAIAN
Latihan Mengebor
1.  Kesinggungan lingkaran 14
 Kesejajaran 14
 Kesepusatan 14
 Kerapihan 8
Latihan mengergaji
2.  Kesejajaran 14
 Kesikuan 14
 Kelurusan 14
 Kerapihan 8

Total 100

……………………20

Penilai I/II

96
Penilaian 3. Latihan menggunakan tap dan perkakas lainnya

SKORE
NO. ASPEK PENILAIAN KET
MAKS PENILAIAN
1. Ukuran
 Ukuran 17 mm 10
 Ukuran 13 mm (3 x ukuran) 10
 Lubang tap M 10 simetri 10
 Besar sudut 300 10
2. Radius
 Radius 8 (2 x radius) 10
 Radius 11 10
3. Kesejajaran 10
4. Kerataan 10
5. Kesikuan 10
6. Kerapihan 10

Total 100

……………………20

Penilai I/II

97
Lembaran Kerja 2

1. Tujuan:
Setelah mempelajari dan berlatih topik ini, peserta diklat diharapkan mampu:
 Menggunakan snei.

2. Alat dan Bahan


a. Alat
 Snei
 Tangkai snei
 Mesin bor bangku
 Mata bor Ø 4 dan Ø 6 mm
 Kikir pelat

b. Bahan
 Baja lunak Ø10 x 80 mm

3. Keselamatan kerja
a. Periksalah alat dan mesin yang akan digunakan
b. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
c. Gunakan alat keselamatan kerja waktu mengebor

98
4. Gambar Kerja

N8
Toleransi Sedang

0 0 1 1 Baja Lunak Ø10 x 85

Jumlah Nama Bagian No Bag Bahan Ukuran Keterangan

III II I Perubahan : Pengganti


dari :
Diganti
dengan :
Skala Digambar
LATIHAN 1:1
Diperiksa
Dilihat
MENGGUNAKAN SNB Visa

99
5. Langkah Kerja

a. Siapkan benda kerja dan pingul kedua ujung batang.


b. Jepitlah batang yang akan diulir pada ragum, cukup kuat dan tegak lurus.
c. Masukkan pengulir/snei, pada pemotongan permulaan sambil diputar
sedikit diberi tekanan/ ditekan.

d. Setiap penyayatan putaran harus dikembalikan.

d. Lanjutkan penyayatan sampai panjang ulir sesuai gambar kerja.


e. Dalam proses penyayatan berikan oli/pelumas.
f. Bersihkan gram-gram bekas pemotongan ulir dan periksa ulir dengan
menggunakan mal ulir, apabila menurut Anda telah memenuhi standar,
serahkan kepada pembimbing/guru untuk dievaluasi lebih lanjut.

100
6. Penilaian

Peserta / siswa dinyatakan lulus apabila hasil penilaian dinyatakan


memenuhi standar minimal, yaitu :
 Nilai pemeriksaan minimal 70,00.

Nama Siswa :

NIS :

Nama Pekerjaan :

NO. ASPEK PENILAIAN SKORE KET


MAKS PENILAIAN
1. ±0,3 20
Ukuran 80 mm
2. Ulir M10 x 1,5 20
3. Panjang ulir 60 mm 20
4. Jarak sumbu lubang 10 mm 20
5. Posisi lubang ø 5 mm simetri 10
6. 0 10
Pinggulan 2 x 45

Total 100

Cimahi,, , 20.

Penilai I/II

101
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggunaan perkakas tangan mempunyai peranan sangat penting dalam proses
produksi pada dunia industri seperti industrI manufaktur, industri pengecoran logam dan
jasa konstruksi. Secara spesifik masing masing perkakas tangan mempunyai fungsi yang
spesifik pula sesuai dengan kegunaanya. Hal ini menuntut kecermatan dan ketepatan
bagaimana menggunakan perkakas tangan secara benar dan aman.
Penguasaan kompetensi teknik penggunaan perkakas tangan merupakan suatu tuntutan
yang mutlak diperlukan bagi seorang teknisi bagian produksi maupun bagian
pemeliharaan di industri. Hal ini karena penguasaan kompetensi penggunaan perkakas
tangan merupakan kompetensi dasar bagi seseorang yang berkecimpung pada dunia
industri untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan benar dan aman. Untuk membekali
peserta diklat pada kompetensi penggunaan perkakas tangan maka disusunlah modul ini
sebagai panduan materi bagi peserta diklat selama mengikuti diklat Teknik Penggunaan
Perkakas Tangan dan diharapkan dapat diimplementasikan dalam proses pembimbingan
anak didiknya di sekolah masing-masing.

a. Implikasi
Apabila peserta diklat mengerjakan soal-soal latihan dalam bahan ajar nilainya kurang
70%, peserta diklat harus mendalami kembali materi bahan ajar ini.
Indikator hasil pembelajaran peserta diklat, adalah dapat mengembangkan belajar
secara optimal.

b. Tindak lanjut
Peserta diklat mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
teknik penggunaan perkakas tangan dalam pekerjaan pemesinan.

10
2
DAFTAR PUSTAKA

1. B.H.Amstead, Philip F. Ostwald, Myron L. Begeman, Bambang Priambodo (1995).


Teknologi Mekanik, Jakarta : Erlangga.
2. Robert G. Dixon (1981). Benchwork, New York : Delmar Publisher Inc.
3. John Gain (1996). Engineering Workshop Practices, South Melbourne – Australia :
Internasional Thomson Publishing.
4. John R. Walker (1977). Machining Fundamentals, South Holland – Illinois : The Goodheart –
Willcox Company, Inc. Publishers.
Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Produksi. Direktorat Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional.
10
3

Anda mungkin juga menyukai