Anda di halaman 1dari 20

POLTEKAD KODIKLATAD

PRODI ELKASISTA

ISTRUMENTASI SISTEM SENJATA


“Prinsip Kerja Multimeter”

Disusun oleh:
Serda Andik Sugiarta
Nosis 20200517-E

PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA SISTEM SENJATA


POLITEKNIK ANGKATAN DARAT
TA. 2020-2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya
telah menyelesaikan Makalah tentang prinsip kerja multitester dengan tepat
waktu. Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Instrumentasi Sistem Senjata. Makalah ini dibuat untuk mempelajari dan
mengetahui tentang prinsip kerja multitester.

Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa sehingga selama


penyusunan tugas ini, saya menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan
referensi dan keterbatasan saya sendiri. Sebagai manusia saya menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penulis minta maaf atas segala kesalahan dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan dapat menambah
pengetahuan tentang prinsip kerja multitester. Aamiin.

Batu, Maret 2022

Penulis

Andik Sugiarta

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
2.1 Dasar Teori......................................................................................................3
2.2 Pengertian Multimeter.....................................................................................3
2.3 Jenis-jenis Multimeter.....................................................................................4
2.4 Prinsip Kerja Multimeter..................................................................................6
2.5 Batas Ukur Multimeter....................................................................................7
2.6 Prosedur Penggunaan Multimeter..................................................................8
2.7 Cara Mengukur dan Membaca Skala pada Multimeter..................................9
BAB III
PENUTUP..................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Multimeter lebih sering dipilih daripada alat ukur yang lain karena simpel dan
bisa digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan satu
alat yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multimeter selalu mengalami
perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa multimeter menuju
ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya.

Pada dasarnya multimeter merupakan gabungan alat ukur dari volt meter,
ohm meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata multimeter masih diciptakan
lagi dengan versi terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal multmeter analog
maka akhir-akhir ini perkembangan multimeter menunjukkan multimeter versi yang
terbaru yakni multimeter digital. multimeter digital tentunya lebih baik dari multimeter
analog, dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan kemudahan dalam penggunaan
serta pembacaan data hasil ukur membuat multimeter digital mulai disenangi dan
menyebabkan multimeter analog ditinggalkan. Meskipun demikian masih banyak
pula orang yang menggunakan multimeter analog karena merasa sudah terbiasa
dan selain itu harganya lebih murah daripada harus membeli multimeter versi digital.
1.2 Rumusan Masalah

1.Apa pengertian dari Multitester ?

2.Jenis-jenis Multitester ?

3. Bagaimana Prinsip Kerja Multimeter ?

4. Bagaimana Menentukan Batas Ukur Multimeter ?

5. Bagaimana Prosedur Penggunaan Multitester ?

6. Bagaimana cara mengukur dan membaca Skala pada Multimeter ?

1.3 Tujuan

1. Untuk memahami pengertian Multitester

2. Dapat mengetahui jenis-jenis Multitester

3. Mengetahui dan Memahami Prinsip Kerja Multimeter

4. Mengetahui Batas Ukur Multimeter

5. Dapat mengaplikasikan Prosedur Penggunaan Multitester dengan baik dan


Benar

6. Mengetahui cara mengukur dan membaca Skala pada Multimeter

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori

Multimeter adalah alat test yang sangat berguna, dengan mengoperasikan


sakelar banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah di jadikan sebagai
voltmeter, sebuah ammeter atau sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai
penetapan pada setiap mempunyai pilihan AC atau DC. Beberapa multimeter
kelebihan tambahan layaknya sebagai pengukur transistor dan range untuk
pengukuran kapasitansi dan frekuensi. Multimeter terbagi atas 2 jenis yaitu
Multimeter analog dan Multimeter Digital. Pada makalah ini kita akan membahas
tentang kedua multimeter tersebut.

2.2 Pengertian Multimeter

Multimeter atau sering juga disebut dengan istilah multitester merupakan


salah satu toolkit penting bagi para praktisi elektronika. Multimeter adalah gabungan
dari beberapa alat ukur elektronik yang dikemas dalam satu kemasan. Pada
umumnya setiap “multimeter” minimal memiliki 3 fungsi ukur yaitu sebagai alat ukur
arus (Ampere Meter), alat ukur tegangan (Volt Meter) dan alat ukur resistansi (Ohm
Meter). Karena 3 fungsi ukur tersebut selalu dimiliki oleh multimeter / multitester
maka sering juga disebut sebagai AVO meter. Akan tetapi sesuai perkembangan
teknologi maka multimeter pada saat ini ada yang telah memiliki fungsi lain sebagai
alat ukur kapasitansi kapasitor, sebagai alat ukur frekuensi dan sebagai alat ukur
faktor penguatan transistor.

3
2.3 Jenis-jenis Multimeter

Multimeter ada 2 jenis, yaitu multimeter analog dan multimeter digital

1. Multimeter Analog

Multimeter analog merupakan jenis multimeter / multitester yang


menggunakan display ukur (meter) dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga untuk
membaca hasil ukur harus dilakukan dengan cara melihat posisi jarum penunjuk
pada meter dan melihat posisi saklar selektor pada posisi batas ukur kemudian
melakukan perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil ukurnya. Kondisi
atau proses pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah yang menyebabkan
multimeter / multitester janis ini dinamakan sebagai multimeter analog. Multimeter
analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis
TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya
adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple.
Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang
memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.

Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai


berikut:

4
Cara Menggunakan Multimeter Analog :

Multimeter analog dapat digunakan dengan cara-cara berikut ini:

1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan


angka nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik
apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya
ke arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk
mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke
sekala ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan
negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar
ADJ Ohm.
4. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna
hitam ke jolok negatif.
5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif
dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.

2. Multimeter Digital

Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-
tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak,
tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai
pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi,
tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang
memakai multimeter digital.

Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil.


Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya
menggunakan multimeter analog.

5
Cara Menggunakan Multimeter Digital :

Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih


sederhana dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena
menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.

1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah
alat ukur siap dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah
disambungkan dengan alat ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya
terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.

2.4 Prinsip Kerja Multimeter

Multimeter merupakan salah satu alat ukur kumparan putar yang bekerja atas
dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan
magnet, yang berasal dari suatu magnet pemanen. Arus yang dialirkan melalui
kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan
putar tidak hanya dapat digunakan untuk mengukur arus searah, akan tetapi juga
dapat digunakan untuk arus bolak-balik.

6
Magnet permanan yang memiliki kutub utara dan selatan dan diantara kutub-
kutub tersebut ditempatkan suatu silinder inti besi. Hal tersebut akan menyebabkan
terbentuknya medan magnet yang rata pada celah diantara kutub magnet dan
silinder inti besi besi, yang masuk melalui kutub-kutub ke dalam silinder, secara
radial sesuai dengan arah-arah panah. Dalam celah udara ini ditempatkan kumparan
yang dapat melalui sumbu. Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir
melalui kumparan tersebut, suatu gaya elektromagnetik/yang mempunyaiarah
tertentu akan dikenakan pada kumparan putar, sebagai hasil antara arus dan medan
magnet. Arah dari gaya dapat ditentukan menurut ketentuan dari tori fleming.
Besarnya dari gaya ini dapat diturunkan dengan mudah. Pada setiap ujung dari
sumbu, ditempatkan pegas yang salah satu ujungnya melakt padanya sedangkan
ujung yang lain pada dasar tetap. Setiap pegas akan memberikan gaya reaksinya
yang berbanding lurus dengan besar sudut rotasi dari sumbu dan berusaha untuk
menahan perputaran. Jadi, dengan kata lain pegas membaerikan pada sumbu yang
berlawanan arahnya.

2.5 Batas Ukur Multimeter

Adapun batas ukur adalah angka yang menunjukkan nilai maksimum untuk
defleksi jarum maksimum.

Batas Ukur (Range) Multimeter

1. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 –
25 – 500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur
berkisar dari 0 – 0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang
dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, kuat
arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.

2. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 –


250 – 500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan
maksimal yang dapat diukur adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti
tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian
seterusnya.

7
3. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kΩ).
Untuk batas ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung
dibaca pada papan skala (pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) x10,
semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10
(pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kΩ), semua hasil
pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan kΩ),
Untuk batas ukur (range) x10k (10kΩ), semua hasil pengukuran dibaca
pada papan skala dan dikali dengan 10kΩ.

2.6 Prosedur Penggunaan Multimeter

Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih


berfungsi dengan mengecek baterai pada multimeter tersebut. Arahkan saklar
pemilih pada posisi off. Lalu pasang test pin positif dan negative. Sebelum
melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan Arus DC), posisikan jarum
skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka nol, atur dengan
pengatur jarum skala secara pelan-pelan agar tidak rusak.

Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas ukur Ohm
meter terlebih dahulu, lalu hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative (-)
hingga ujung test pin saling bersentuhan, setelah itu atur jarum skala hingga
menunjuk angka nol disebelah kanan dengan menggunakan knop pengatur nol ohm.
Perlu di ingat bahwa setiap batas ukur Ohm meter, Jarum skala tidak selalu
menunjuk ke angka nol, untuk itu perlu di set dengan benar setelah mengganti batas
ukur yang akan digunakan. Bila proses pengukuran sudah selesai atau multimeter
sedang tidak digunakan, maka jangan lupa mengatur saklar pemlih pada posisi mati
(off) agar baterai yang digunakan tidak cepat habis.

8
2.7 Cara Mengukur dan Membaca Skala pada Multimeter

Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi


dasar Multimeter seperti Volt Meter (mengukur tegangan), Ampere Meter (mengukur
Arus listrik) dan Ohm Meter (mengukur Resistansi atau Hambatan)

1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV


2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur.
Jika ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus
Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe
Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif
(-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

9
2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika
ingin mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus
Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan
untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi
kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk
Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)

4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus
yang akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke
300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka

10
sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya
sebelum kita dapat memakainya lagi.
3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita
putuskan tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan
Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang
akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya
diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter
Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi
boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog
Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)

11
Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur :

1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 Volt DC (Belum


kita ketahui sebelumnya, itulah saya katakan Misalnya).
2. Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan
memilih skala paling besar yang tertera yaitu 1000. Nilai 1000 artinya
Nilai tegangan yang akan diukur bisa mencapai 1000Volt.
3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum
tidak terdapat skala terbesar 1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0-
250. Maka Untuk memudahkan membaca perhatikan skala 0-10 saja.
4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada
angka 10 artinya nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika
yang di tunjuk jarum adalah angka 5 maka nilai tegangan sebenarnya
yang terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya.
5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur
adalah hanya 15 Volt sementara kita menempatkan saklar pemilih
pada Posisi 1000, maka jarum pada alat ukur hanya akan bergerak
sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk memperkirakan berapa nilai
tegangan sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan Saklar
Pemilih ke Nilai Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih
banyak agar nilai pengukuran lebih akurat.
6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV.
Yang terjadi adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling
ujung kanan. Hal ini disebabkan nilai tegangan yang akan di ukur lebih
besar dari nilai skala maksimal yang dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus
menerus maka alat ukur dapat rusak, Jika jarum alat ukur bergerak
sangat cepat ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari rangkaian dan
ganti Skala saklar pemilih ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar
Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar
penunjukan jarum adalah range skala 0-10, dan bukan 0-50 atau 0-
250.

12
7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai
tegangan yang lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya
tidak akan terukur / diketahui. Solusinya adalah Saklar Pemilih di
posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu 50. Saat memilih
Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar
Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50
dan BUKAN lagi 0-10 ataupun 0-250.
8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan
bergerak Tepat di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50
yang artinya Nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt.
Perhatikan gambar berikut:

Nilai tegangan Terlihat Benar


9. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula
menggunakan RUMUS:

Jadi misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:

13
Tegangan Terukur = (50 / 50) x 15
Nilai Tegangan Terukur = 15

Berikut saya akan berikan Contoh agar kita lebih mudah dalam
memahaminya:
Contoh
Saat melakukan pengukuran ternyata Jarum Alat Ukur berada pada
posisi seperti yang terlihat pada gambar:

Mengukur tegangan listrik (volt / voltage) AC

1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan posisi


sakelar pemilih berada pada skala tegangan AC (tertera ACV) dan kemudian
memperhatikan baris skala yang berwarna merah pada layar penunjuk jarum.
2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.

Mengukur arus listrik (Ampere) DC


Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:

1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara fisik (tidak peccah).


2. Atur sekrup pengatur jarum agar jarum menunjukkan angka nol (0)
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur
4. Atur saklar pemilih pada posisi skala arus DCA

14
5. Pilih skala pengukuran yang diinginkan seperti 50 Mikro, 2.5m , 25m , atau
0.25A.
6. Pasangkan alat ukur seri terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di
ukur.
7. Baca Alat ukur (pembacaan alat ukur sama dengan pembacaan  tegangan
DC diatas)
Mengukur nilai tahanan / resistansi resistor (Ohm)
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:

1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara fisik (tidak pecah).


2. Atur sekrup pengatur jarum agar jarum menunjukkan angka nol (0), bila
menurut anda angka yang ditunjuk sudah nol maka tidak perlu dilakukan pengaturan
sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai
Tombol Pengatur Nol Ohm). Posisikan Saklar Pemilih pada skala Ohm pada x1 Ω,
x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif
(hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan
dengan menggunakan Tombol pengatur nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi atur saklar pemilih pada posisi skala Ohm yang diinginkan
yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini
adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan di kali
kan dengan nilai skala Ohm yang dipilih oleh saklar pemilih.
5. pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di ukur. (ingat jangan pasang
alat ukur ohm saat komponen masih bertegangan)
6. Baca alat ukur.

Cara membaca Ohm meter

1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter
sangatlah mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum
Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih
dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda
pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut
adalah 2000 Ohm atau setara dengan 2K Ohm.

15
Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:

Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k


maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali                     = 10 k
Maka nilai resitansinya        = 26 x 10 k = 260 k = 260.000 Ohm.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Multimeter/Multitester


adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai AVO (Volt-Ohm
Meter).Pada kehidupan sehari-hari multitester dapat digunakan untuk mengukur
tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter).
Multitester memiliki 2 jenis yaitu multitester analog dan digital. Multitester digital
dalam hasil pengukuranya lebih baik dari multitester analog, karena hasil
pengukuran dari multitester digital lebih akurat dari pada multitester analog. Besaran
yang diukur menggunakan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.

17

Anda mungkin juga menyukai