Disusun Oleh:
Faris Rizki Ramadhani (1941220010)
D-IV TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
POLITEKNIK NEGERI MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Multimeter, Galvanometer Dan
Osiloskop” yang diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikum alat-alat ukur.
Makalah ini berisi tentang alat-alat ukur listrik yang sering kali kita gunakan dalam
praktikum bengkel. Makalah ini membahas mengenai sejarah ,fungsi ,bagian-bagian ,aplikasi
serta komponen komponen yang terdapat pada Multimeter, Galvanometer Dan
Osiloskop serta cara penggunaan dengan benar sesuai dengan buku panduan. Makalah ini
dapat memberi pemahaman terhadap pembaca bagaimana menggunakan alat-alat ukur listrik.
Makalah ini dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya pada kesempatan ini Saya menyampaikan terima kasih kepada Dosen
Elektronika Kendaraan selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan sehingga
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Saya berharap dengan adanya makalah ini, pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Akhir kata, Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Multimeter
2.1.1. Pengertian multimeter.........................................................................................
2.1.2. Jenis AVO meter / multimeter............................................................................
2.1.3. Bagian Bagian Multimeter..................................................................................
2.1.4. Mengoperasikan AVO meter/Multimeter...........................................................
2.2 Galvanometer
2.2.1 Sejarah galvanometer.........................................................................................
2.2.2 Pengertian Galvanometer ..................................................................................
2.2.3 Prinsip Dan Cara Kerja Galvanometer...............................................................
2.2.4 Jenis-Jenis Galvanometer...................................................................................
2.2.5 Sensitivitas Galvanometer..................................................................................
2.3 Osiloskop
2.3.1 Pengertian Osiloskop.........................................................................................
2.3.2 Bagian-Bagian Osiloskop Beserta Fungsinya....................................................
2.3.3 Fungsi Osiloskop Secara Umum.......................................................................
2.3.4 Prinsip Kerja Osiloskop......................................................................................
2.3.5 Cara Penggunaan Osiloskop.............................................................................
2.3.6 Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop..................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politeknik Negeri Malang memiliki berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang kualitas
pembelajaran siswa contohnya Bengkel Otomotif. Pada Bengkel terdapat seperangkat alat
praktikum yang dapat digunakan sebagai media belajar |Otomotif. Beberapa alat yang berada
di Bengkel, yaitu multimeter, galvanometer dan osiloskop.
Alat-alat praktikum seperti multimeter, galvanometer dan osiloskop tersebut merupakan alat
yang digunakan untuk melakukan pengukuran yang berhubungan dengan materi listrik.
Umumnya, alat-alat tersebut kerap digunakan di tingkat perguruan tinggi, walaupun di
tingkat SMP dan SMA juga digunakan pada percobaan tertentu.
Pengukuran menggunakaan multimeter, galvanometer dan osiloskop memerlukan tingkat
ketelitian yang lebih tinggi dan penuh kehati-hatian agar hasil pengukuran yang diperoleh
tepat. Saat melakukan pengukuran menggunakan multimeter, galvanometer dan osiloskop
hendaknya praktikan memperhatikan prosedur-prosedur tertentu agar alat yang digunakan
tetap terjaga kualitasnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud multimeter, galvanometer dan osiloskop?
2. Bagaimana sejarah multimeter, galvanometer dan osiloskop?
3. Apa saja fungsi multimeter, galvanometer dan osiloskop?
4. Apa saja bagian-bagian dan jenis-jenis multimeter, galvanometer dan osiloskop?
5. Bagaimana cara penggunaan multimeter, galvanometer dan osiloskop?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengertian multimeter, galvanometer dan osiloskop.
2. Mengetahui sejarah multimeter, galvanometer dan osiloskop.
3. Mengetahui fungsi multimeter, galvanometer dan osiloskop.
4. Mengetahui bagian-bagian dan jenis-jenis multimeter, galvanometer dan osiloskop.
5. Mengetahui cara penggunaan multimeter, galvanometer dan osiloskop.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Multimeter
2.1.1. Pengertian multimeter
Multimeter atau sering juga disebut dengan Avometer berasal dari kata ”AVO” dan
”meter”. Dimana ‘A’ artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk
mengukur voltase atau tegangan. ‘O’ artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan.
Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran.
AVO Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara umum,
pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik tegangan
bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat
membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter
dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya dan
akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog
(menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital (menggunakan display
digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan
dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan
probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.
2.1.2 Jenis AVO meter / multimeter
Multimeter dibagi menjadi dua yaitu :
1. Multimeter Analog
Multimeter Analog atau yang biasa disebut multimeter jarum adalah alat pengukur
besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang
kita ukur dengan probe. Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur
hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Analog tidak digunakan untuk mengukur
secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik
atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu
rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.
2. Multimeter Digital
Multimeter digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi
multimeter digital menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital pembacaan
pengukuran besaran listrik yang lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog,
sehingga multimeter digital dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu dari
sebuah komponen secara mendetail sesuai dengan besaran yang diinginkan.
· Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)
Yang mesti di ketahui saat pengukuran tahanan ialah ‘jangan pernah mengukur nilai
tahanan suatu komponen saat terhubung dengan sumber’. Ini akan merusak alat ukur.
Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM
dan kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di
ukur.
Memasang multimeter untuk mengukur tahanan
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi
tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k= 260 k = 260.000 Ohm
2.2 GALVANOMETER
Fungsi multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada galvanometer
tidak melebihi kapasitas maksimum, sehingga sebagian tegangan akan berkumpul pada
multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar.
2.2.4 Jenis-Jenis Galvanometer
a.) Galvanometer Balistik
Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini
bekerja menggunakan prinsip d’ Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20
– 30 sekon dengan kepekaan tinggi.Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu
impuls arus sesaat, mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali
berhenti dalam gerakan berosilasi.
Jika impuls arus berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti
berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan. Nilai
relatif impuls arus yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari kumparan adalah :
Q=Kθ
Dimana:
Q = muatan listrik ( coulomb )
K = kepekaan galvanometer ( coulomb / radian defleksi )
θ = defleksi sudut kumparan ( radian )
Harga kepekaan galvanometer ( K ), dipengaruhi oleh redaman dan besarnya diperoleh secara
eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang nyata.
Untuk mengkalibrasi galvanometer, digunakan beberapa metoda, yaitu :
1. metoda kapasitor.
2. metoda solenoida.
3. metoda induktansi bersama.
Pada Metoda induktansi bersama, sumber arus di rangkaian primer dikopel melalui ke
galvanometer, melalui pengujian induktansi bersama ( M ).
b.) Galvanometer Supensi (Suspension Galvanometer)
Pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer sistem
gantungan, yang merupakan pelopor instrumen kumparan putar, sebagai dasar pada
umumnya instrumen penunjuk arus searah yang dipakai secara luas saat ini. Dengan
beberapa penyempurnaan, Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-
pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi tertentu, jika keinda-han instrumen bukan
merupakan masalah dan portabilitas bukan menjadi prioritas.
Galvanometer suspensi adalah jenis alat ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar dari
alat-alat ukur arus searah yang menggunakan kumparan gerak (moving coil) bagi sebagian
besar alat-alat ukur arus searah yang digunakan hingga saat ini. Konstruksi dan prinsip
kerjanya adalah sebagai berikut sebuah kumparan dari kawat halus digantungkan di dalam
sebuah medan magnet permanen. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kumparan putar
akan berputar di dalam medan magnet.
Konstruksi sebuah galvanometer suspensi, ditunjukkan pada gambar
Gambar Suspesi Galvanometer
1. Sebuah kumparan kawat halus digantung di dalam medan maknet yang dihasilkan oleh
sebuah maknet permanen, berdasarkan hukum gaya elektromagnet, jika dialiri arus listrik
maka kumparan tersebut akan berputar ( arus listrik mengalir dari dan ke kumparan melalui
sebuah gantungan yang terbuat dari serabut halus dan keelastisan serabut tersebut
menghasilkan suatu torsi yang akan melawan perputaran kumparan ).
2. Kumparanakan terus berdefleksi sampai gaya elektromaknetnya mengim-bangi torsi
mekanis lawan dari gantungan. Dengan demikian defleksi kumparan merupakan ukuran
untuk arus yang dibawa kumparan tersebut.
3. Sebuah cermin dipasang pada kumparan yang berfungsi untuk mende-fleksikan
seberkas cahaya, sehingga sebuah bintik cahaya yang sudah diperkuat bergerak diatas skala
pada suatu jarak dari instrumen dan efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang
panjang dengan massa nol.
2.3 Defleksi Dalam Keadaan Mantap (Steady State Deflection)
Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen yang lebih
baru, yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen ( PMMC : permanent magnet
moving coil ), dan konstruksi PMMC dan bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar
dibawah ini .
Prinsip kerja :
Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi elektromaknetik yang
menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi mekanis dari pegas-
pegas pengatur yang diikat pada kumparan.
Kesetimbangan torsi-torsi dan posisi sudut kumparan putar, dinyatakan oleh jarum penunjuk
terhadap referensi tertentu, yang disebut skala.
Menurut hukum dasar eletromaknetik , persamaan untuk torsi adalah :
T = B x A x I x N
dimana : T = torsi dalam Newton-meter ( N-m )
B = kerapatan fluksi didalam celah udara ( Wb / m2 )
A = luas efektif kumparan ( m2 )
I = arus dalam kumparan putar ( Amper, A )
N = jumlah lilitan kumparan
Karena kerapatan fluksi dan luas kumparan merupakan parameter-parameter konstan
untuk sebuah instrumen, maka persamaan ( 3 - 1 ) torsi berbanding lurus dengan arus I( T ~ I
) .Torsi menyebabkan defleksi jarum ke keadaan mantap, dimana torsi diimbangi oleh torsi
pegas pengontrol.Perencana hanya dapat mengubah nilai torsi pengatur dan jumlah lilitan
kumparan untuk mengukur arus skala penuh.
Umumnya luas kumparan praktis 0,5 – 2,5 cm2, kerapatan fluksi untuk instrumen modern
1500 – 5000 gauss ( 0,15 – 0,5 Wb / m2 ).
Sebagai contoh : sebuah instrumen PMMC dengan tromol 3,5 inci, rangkuman 1 mA dan
defleksi penuh 100 derejat busur, memiliki karakteristik berikut :
A = 1,75 cm2
B = 2000 gauss ( 0,2 Wb / m2 )
N = 84
T = 2,92 x 10 – 6 N-m
Tahanan kumparan = 88 Ω
Disipasi daya = 88 Μw
2.4 SENSITIVITAS GALVANOMETER
Ada empat konsep yang dapat digunakan untuk menyatakan sensitivitas galvanometer
(Galvanometer Sensitivity), yaitu :
1. Sensitivitas Arus
Sensitivitas arus (Current Sensitivity) ialah perbandingan diantara simpangan jarum penunjuk
galvanometer terhadap arus listrik yang menghasilkan simpangan tersebut. Besarnya arus
listrik biasanya dalam orde mikroampere (µA). Sedangkan besarnya simpangan dalam orde
milimeter (mm). Jadi untuk galvanometer yang tidak memiliki skala yang dikalibrasi dalam
orde milimeter, harus dikonfersi dulu ke dalam skala mili meter. Secara matematis,
sensitivitas arus dinyatakan dengan :
S1 = S1 = Sensitivitas arus dalam mm/µA
d = Simpangan Galvanometer dalam mm
I = Arus pada Galvanometer dalam µA
2. Sensitivitas Tegangan
Sensitivitas tegangan (Voltage Sensitivity), ialah perbandingan antara simpangan jarum
penunjuk galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkan simpangan tersebut.
Sensitivitas tegangan dinyatakan dengan notasi matematis sebagai berikut :
2.3 OSILOSKOP
2.3.1 Pengertian Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari
sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu
seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah
terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita dapat melakukan pengukuran
dari tegangan dan waktu pada layar (screen).
Osiloskop terdiri dari dua bagian yaitu
Display dan Panel Control :
· Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi
sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang
secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah
horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
· Panel Control berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan
di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
1. Focus : Digunakan untuk mengatur fokus
2. Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
3. Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
4. Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
5. Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
6. Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada
posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan
komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka
sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.
Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar
Bagian-Bagian
No Fungsi
Osiloskop