Anda di halaman 1dari 22

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat-Alat Ukur Listrik” yang diajukan untuk memenuhi
tugas pada mata pelajaran fisika ini.

Makalah ini berisi tentang alat-alat ukur listrik yang sering kali kita gunakan dalam praktikum
fisika. Makalah ini membahas mengenai sejarah, fungsi, bagian-bagian, aplikasi serta komponen-
komponen yang terdapat pada alat-alat ukur listrik serta cara penggunaan dengan benar sesuai
dengan buku panduan. Makalah ini dapat memberi pemahaman terhadap pembaca bagaimana
menggunakan alat-alat ukur listrik.

Makalah ini dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bu Sri Rizani selaku
pembimbing yang telah memberikan pengarahan sehingga mampu menyelesaikan makalah ini
dengan baik.

Penulis berharap dengan adanya makalah ini, pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang sifatnya membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Padang, Oktober 2019


Daftar Isi
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3

BAB II Pembahasan
A. Multimeter
1. Pengertian Multimeter 4
2. Sejarah Multimeter 4
3. Jenis-Jenis Multimeter 5
4. Fungsi Multimeter 6
5. Bagian Multimeter 6
6. Cara Menggunakan Multimeter 7
7. Kelemahan dan Kelebihan Multimeter 8
B. Galvanometer
1. Pengertian Galvanometer 8
2. Sejarah Galvanometer 9
3. Jenis-Jenis Galvanometer 9
4. Fungsi Galvanometer 10
5. Bagian Galvanometer 10
6. Cara Menggunakan Galvanometer 11
7. Modifikasi Galvanometer 11
C. Osiloskop
1. Pengertian Osiloskop 12
2. Sejarah Osiloskop 12
3. Jenis-Jenis Osiloskop 13
4. Fungsi Osiloskop 14
5. Bagian Osiloskop 15
6. Cara Menggunakan Osiloskop 17
7. Modifikasi Osiloskop 18

BAB III Penutup


A. Kesimpulan 19
B. Saran 19

Daftar Pustaka 20
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan Indonesia memiliki berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang kualitas
pembelajaran siswa, contohnya laboratorium fisika. Pada laboratorium fisika terdapat seperangkat
alat praktikum yang dapat digunakan sebagai media belajar fisika. Beberapa alat yang berada di
laboratorium fisika, yaitu multimeter, galvanometer, dan osiloskop.

Alat-alat praktikum seperti multimeter, galvanometer dan osiloskop tersebut merupakan


alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran yang berhubungan dengan materi listrik.
Umumnya, alat-alat tersebut kerap digunakan di tingkat perguruan tinggi, walaupun di tingkat SMP
dan SMA juga digunakan pada percobaan tertentu.

Pengukuran menggunakan multimeter, galvanometer, dan osiloskop memerlukan tingkat


ketelitian yang lebih tinggi dan penuh kehati-hatian agar hasil pengukuran yang diperoleh tepat. Saat
melakukan pengukuran menggunakan multimeter, galvanometer, dan osiloskop hendaknya
praktikan memperhatikan prosedur-prosedur tertentu agar alat yang digunakan tetap terjaga
kualitasnya.

Umumnya, praktikan tidak memperhatikan prosedur-prosedur tertentu dalam menggunakan


alat-alat praktikum sehingga terjadi kerusakan pada alat yang menyebabkan alat tidak tahan lama.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca agar dapat
menggunakan peralatan laboratorium dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan multimeter, galvanometer, dan osiloskop?


2. Bagaimana sejarah multimeter, galvanometer, dan osiloskop?
3. Apa saja fungsi multimeter, galvanometer, dan osiloskop?
4. Apa saja bagian-bagian dan jenis-jenis multimeter, galvanometer, dan osiloskop?
5. Bagaimana cara penggunaan multimeter, galvanometer, dan osiloskop?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Mengetahui pengertian multimeter, galvanometer, dan osiloskop


2. Mengetahui sejarah multimeter, galvanometer, dan osiloskop
3. Mengetahui fungsi multimeter, galvanometer, dan osiloskop
4. Mengetahui bagian-bagian dan jenis-jenis multimeter, galvanometer, dan osiloskop.

BAB II
Pembahasan
A. Multimeter
1. Pengertian Multimeter
Multimeter atau sering juga disebut dengan AVO meter berasal dari kata “AVO” dan
“meter”. Dimana ‘A’ artinya Ampere, untuk mengukur arus listrik. ‘V’ artinya Voltase, untuk
mengukur voltase atau tegangan. ‘O’ artinya Ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir,
yaitu meter atau satuan dari ukuran.

AVO meter sering disebut dengan multimeter atau multitester. Secara umum, pengertian
dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC)
maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.

AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat
membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat. Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter dan
bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannaya dan akan
menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.

Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog
(menggunakan jarum putar/moving coil) dan AVO meter digital (menggunakan display digital).
Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal
operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe/kabel penyidik
warna merah dan hitam.

2. Sejarah Multimeter
Multimeter diciptakan di awal 1920-an sebagai radio penerima dan perangkat tabung vakum
elektronik lainnya menjadi lebih umum. Penemuan multimeter pertama dikaitkan dengan Kantor
Pos Insinyur Inggris, Donald Macadie, yang menjadi tidak puas dengan harus membawa instrumen
yang terpisah diperlukan untuk pemeliharaan sirkuit telekomunikasi. Macadie menemukan alat yang
bisa mengukur Ampere (A), Volt dan ohm, sehingga meteran multifungsi kemudian dinamai AVO
Meter.
Meteran terdiri meter-coil bergerak, tegangan dan resistor presisi, dan switch soket untuk
memilih kisaran. Macadie mengambil idenya ke Coil yang Winder Otomatis dan Perusahaan
Peralatan Listrik (ACWEEC, didirikan pada tahun 1923). AVO Meter pertama dijual pada tahun 1923,
dan meskipun itu awalnya DC, banyak fitur-fiturnya tetap hampir tidak berubah melalui Model
terakhir.
3. Jenis-Jenis AVO Meter/Multimeter
Multimeter dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Multimeter Analog
Multimeter analog atau yang biasa disebut multimeter jarum adalah alat pengukur besaran
listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita
ukur dengan probe. Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan
(ohm), tegangan (volt), dan arus (mA). Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail
suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya
komponen pada waktu pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian
apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.

Multimeter Analog

b. Multimeter Digital
Multimeter digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter
digital menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran
listrik yang tepat jika dibandingkan dengan multimeter analog, sehingga multimeter digital
dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara
mendetail sesuai dengan besaran yang diinginkan.

Multimeter Digital
4. Fungsi Multimeter
Fungsi alat ukur multimeter ada beberapa macam, tergantung pada tipe dan merek
multimeter yang digunakan. Akan tetapi pada umumnya multimeter memiliki tiga fungsi utama yaitu
untuk mengukur tegangan, arus, dan hambatan. Berikut fungsi multimeter :
a. Mengukur kuat arus DC
b. Mengukur tegangan DC
c. Mengukur tegangan AC
d. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
e. Memeriksa hubung-singkat/koneksi
f. Memeriksa kondisi komponen transistor, IC, dan Elco
g. Mengecek kapasitor elektrolit
h. Memeriksa kondisi komponen dioda, led, dan dioda zener
i. Memeriksa komponen induktor
j. Mengukur HFE transistor (tipe tertentu)
k. Mengukur suhu, dll.

5. Bagian-Bagian Multimeter
a. Papan Skala
Digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala, yaitu
tahanan/resistan dalam satuan Ohm, tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-
skala lainnya.

b. Saklar Jangkauan Ukur


Digunakan untuk menentukan posisi kerja multimeter, dan batas ukur (range). Jika
digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam W), saklar ditempatkan pada posisi
W, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-
mA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada
pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan
diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika
hendak mengukur DCV.

c. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (Preset)


Digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala).

d. Tombol Pengatur Jarum pada Posisi Nol (Zero Adjustment)


Digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum multimeter digunakan
untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes)
dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.

e. Lubang Kabel Penyidik


Tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan multimeter. Ditandai dengan tanda
(+) atau out dan (-) atau common. Pada multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang
untuk mengukur hfe transistor (penguat arus searah/DcmA oleh transistor berdasarkan
fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.

Bagian-Bagian Multimeter

6. Cara Menggunakan AVO Meter/Multimeter


a. Membaca Skala Ohmmeter
o Skala ohmmeter biasanya terletak pada papan skala paling atas,  ciri-cirinya adalah angka 0
berada di sebelah kanan dan di sebelahnya ada simbol ohm.
o Untuk menentukan nilai resistor yang diukur caranya adalah dengan mengalikan angka yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk dikalikan dengan batas ukur.
o Contoh : misal jarum menunjuk ke angka 5 dan posisi batas ukur pada X100, maka nilai resistor
tersebut adalah 5 X 100 = 5.000 ohm atau 5 Kohm.
o Pada beberapa multimeter ada yang papan skalanya dibedakan antara skala X1 dan skala
X1.000.

b. Membaca Skala Voltmeter-Amperemeter (V-A)


o Skala V-A biasanya terletak di bawah skala ohmmeter, ciri-cirinya adalah angka 0 berada di
sebelah kiri dan di sebelahnya ada tanda V-A.
o Berbeda dengan ohmmeter, skala V-A biasanya ada lebih dari satu, berdasarkan batas ukur yang
ada.
o Contoh: multimeter yang mempunyai batas ukur 0.25, 2.5, 10, 50,  250, dan 1.000 maka ada 3
ukuran skala yaitu 10, 50 dan 250.
o Cara pembacaannya adalah langsung menentukan nilai sesuai dengan  angka yang ditunjukkan
oleh jarum penunjuk dengan memperhatikan  ukuran skala mana yang dipakai.
o Misal kita menggunakan batas ukur 2.5 maka ukuran skala yang dipakai adalah yang skala 250 V
lalu angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dibagi dengan 100. Angka 100 diperoleh dari
250 V dibagi 2.5
o Contoh : saat mengukur tegangan batu battery 1.5 V maka batas ukur  kita atur pada posisi 2.5
V, jadi yang dipakai deretan skala 250. Misalnya jarum menunjuk di posisi 150 berarti tegangan
battery  adalah 150/100 = 1.5 Volt.

c. Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter


o Pasang kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang kabel merah ke lubang paling kanan
(V/Ohm). Tentukan objek pengukuran, misalnya akan mengukur battery Nokia yang
berkapasitas 3,7 V.
o Lihat skala pada multitester bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt (tegangan searah) : tegangan baterai, tegangan Output IC Power, dsb (terdapat
Polaritas (+) dan (-)) serta AC Volt (tegangan bolak-balik): Tegangan PLN, dan
sejenisnya. Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran
ponsel, dll dipilih yg DC Volt. Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai-nilai yang tertera pada
bagian DC Volt tersebut.
o Gunakan skala yang tepat untuk pengukuran, misal baterai 3,6 Volt gunakan skala pada 20V.
Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt. Jika menggunakan skala 2 V akan
muncul angka 1 (pertanda overload/melebihi skala). Jika menggunakan skala 200 V akan
terbaca hasilnya namun tidak akurat, misalnya terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja (1digit belakang
koma). Jika menggunakan 750 V bisa saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt
(dibulatkan langsung tanpa koma).
o Setelah objek pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan
pengukuran dengan menempelkan kabel merah ke positif baterai dan kabel hitam ke negatif
baterai. Akan muncul hasil pengukurannya. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul,
namun ada tanda negatif di depan hasilnya. Beda dengan multitester analog yang mana jika
kabel terbalik jarum akan mentok ke kiri.

7. Kelemahan dan Kelebihan


a. Multimeter Analog
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple.
Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang
memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.

b. Multimeter Digital
Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang
memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel
komputer dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah
susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran
tegangan yang bergerak naik-turun,sebaiknya menggunakan multimeter analog.

B. Galvanometer
1. Pengertian Galvanometer
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda
potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus
maupun beda potensial yang relatif lebih besar, karena komponen internal yang tidak mendukung.
Galvanometer dapat digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial yang lebih besar jika
pada galvanometer dipasang hambatan eksternal (dalam voltmeter disebut hambatan depan dan
dalam amperemeter disebut hambatan shunt)

Cara kerja galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya Lorents
sama besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling berhadapan.
Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk silinder membentuk suatu kumparan, dan
diletakkan di antara kutub-kutub sebuah magnet permanen. Arus listrik memasuki dan
meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang terpasang di atas dan di bawah kumparan.
Maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya
Lorents yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebabkan kumparan berputar. Putaran
kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar dengan sudut
tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah jarum untuk menunjuk pada skala tertentu.
Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan besar arus listrik yang diukur.

2. Sejarah Galvanometer
Sejarah galvanometer dapat ditelusuri kembali ke tahun 1820, ketika fisikawan Denmark
yaitu Hans Christian Oersted mencatat bahwa jarum magnetik akan dibelokkan seperti itu ketika
mengalami kontak dengan arus listrik. Pengamatan oleh Oersted kemudian menjadi prinsip dasar
dari kerja sebuah galvanometer.
Pada tahun yang sama, fisikawan Jerman yang bernama Johann Schweigger bekerja dengan
prinsip ini, dan dengan kemunculan galvanometer pertama. Hak untuk penemuan galvanometer
bergerak-kumparan pertama, yang banyak digunakan saat ini, jatuh pada fisikawan Prancis Jacques
Arsene D’Arsonval. Beberapa tahun kemudian, Edward Weston cukup membuat beberapa
perubahan untuk desain ini, dan melakukan improvisasi.

3. Jenis-Jenis Galvanometer
            Ada beberapa jenis galvanometer, diantaranya:

a. Galvanometer Balistik
Untuk mengukur fluks magnet digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer
ini bekerja menggunakan prinsip D’Arsonal dan dirancang khusus untuk pemakaian
selama 20-30 sekon dengan kepekaan tinggi. Pada pengukuran balistik ini, kumparan
menerima suatu implus arus sesaat, mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi dan
kemudian kembali berhenti dalam gerakan berosilasi. Jika impuls arus berlangsung
singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti berbanding lurus dengan kuantitas
pengosongan muatan listrik melalui kumparan. Nilai relatif impuls arus yang diukur
dalam defleksi sudut mula-mula dari kumparan adalah:

Q = K. Ө

Ket:      Q = Muatan listrik (Coulomb).


            K = Kepekaan galvanometer (Coulomb/adiasi defleksi).
            Ө = Defleksi sudut kumparan (rad)

Harga kepekaan galvanometer oleh redaman dan besarnya diperoleh secara


ekperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang sama. Salah
satu cara kalibrasi galvanometer adalah dengan cara kalibrasi bersama. Yaitu dengan
dengan cara merangkai sumber arus primer di kopel melalui ke galvanometer melalui
pengujian induktansi bersama.

b. Galvanometer Suspense
Pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer sistem
gantungan yang merupakan pelopor instrumen kumparan putar, sebagai dasar pada
umumnya instrumen penunjuk arus searah yang dipakai secara luas. Dengan beberapa
penyempurnaan galvanometer suspense masih digunakan untuk pengukuran
laboratorim yang sensitifitasnya tinggi. Galvanometer suspense merupakan jenis alat
ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar alat ukur arus searah yang menggunakan
kumparan gerak bagi sebagian besar alat ukur arus serah yang digunakan hingga saat ini.
Kontruksi dari prinsip kerjanya dengan cara menggantungkan sebuah kumparan dari
kawat halus di dalam seuah medan magnet permanen, kemudian dialiri arus listrik maka
kumparan akan berputar di dalam medan magnet.

4. Fungsi Galvanometer
Berikut fungsi-fungsi dari galvanometer :
a. Alat untuk mengukur arus listrik yang kecil.
b. Untuk mengukur beda potensial yang relatif kecil.
c. Alat untuk menentukan kehadiran, arah, dan kekuatan dari arus listrik dalam
konduktor.

5. Bagian-Bagian Galvanometer
Sebuah galvanometer D’arsonal mempunyai sebuah kumparan berporos dengan penunjuk
yang disambungkan ke sebuah magnet permanen yang memberikan sebuah medan magnetik yang
besarnya seragam, dan sebuah pegas yang memberikan torka pemulih.
Berdasarkan kutipan diatas, dapat ditarik kesimpulan umum sebuah galvanometer terdiri
dari beberapa bagian, yaitu:
a. Papan skala, berfungsi untuk membaca hasil pengukuran.
b. Jarum penunjuk, berfungsi menunjukan skala dimana kuat arus yang terdapat dalam
kumparan.
c. Pegas, berfungsi untuk menggerakan jarum kompas
d. Magnet, berfungsi sebagai pengalir arus listrik.
e. Kumparan
Gambar Galvanometer
6. Cara Menggunakan Galvanometer
Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus tetapi dalam mengukur kuat arus listrik,
galvanometer bekerja berdasarkan prinsip bahwa sebuah kumparan yang dialiri arus listrik dapat
berputar ketika diletakkan dalam satu daerah medan magnetik. Pada dasarnya kumparan terdiri dari
banyak lilitan kawat. Sebuah galvanometer yang digantungkan pada kumparan, kopel magnetik akan
memutar kumparan seperti yang telah kita ketahui, kumparan hanya dapat berputar maksimal
seperempat putaran kedudukan kumparan tegak lurus terhadap medan magnet.
Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana gerak partikel akan
menyimpang searah dengan gaya Lorentz yang memengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang
bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorents (F) akibat dari arus
listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukkan arah gaya Lorentz. Jari telunjuk,
menunjukkan arah medan magnet (B). Jari tengah, menunjukkan arah arus listrik (I). Untuk muatan
positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak berlawanan
dengan arah arus.
Cara kerjanya galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka
kumparannya tidak berputar, karena muatan dalam magnet dapat berubah karena arus listrik yang
mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah, tetapi prinsipnya
menggunakan kontruksi kumparan putar.

Cara kerja galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya Lorents
sama besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling berhadapan.
Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk silinder membentuk suatu kumparan, dan
diletakkan di antara kutub-kutub sebuah magnet permanen. Arus listrik memasuki dan
meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang terpasang di atas dan di bawah kumparan.

Maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya
Lorents yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebabkan kumparan berputar. Putaran
kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar dengan sudut
tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah jarum untuk menunjuk pada skala tertentu.
Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan besar arus listrik yang diukur.
Cara Kerja Galvanometer

7. Modifikasi Galvanometer
Galvanometer adalah  instrumen yang digunakan untuk mengukur arus dalam perangkat
listrik dan mereka telah digunakan sejak listrik ditemukan. Galvanometer telah berubah banyak
dalam desain, teknik pengukuran namun tujuan dasar adalah sama yaitu untuk mengukur arus.
Galvanometer modern menggunakan elektronika digital extreemly efisien untuk melakukan
pengukuran. Galvanometer juga digunakan untuk mengamati teknik-teknik lama dari teknik-teknik
modern yang telah berevolusi.

C. Osiloskop
1. Pengertian Osiloskop
Osiloskop digunakan untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan osiloskop
maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit
penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fase antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai
tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji
ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang
membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal
mewakili sumbu tegangan.
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di
layar. Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal
yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk
melihat sinyal keluaran. Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar
monitor osiloskop, yaitu:
a. Gelombang sinusoida
b. Gelombang blok
c. Gelombang gigi gergaji
d. Gelombang segitiga.

Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung
panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Dimana peranti pemancar
elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode yang mnegakibatkan
sorotan elektron membekas di layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop membuatnya bergerak
berulang-ulang ke kiri dan ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal continue sehingga
mudah dipelajari.

Hal hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :

a. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan(digroundkan).Disamping untu


keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensi radio atau jala jala.
b. Memastikan probe dalam keadaan baik.
c. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.

2. Sejarah Osiloskop
The  Braun tabung dikenal pada tahun 1897, dan pada tahun 1899 Jonathan
Zenneck dilengkapi dengan balok pembentuk piring dan medan magnet untuk menyapu jejak.
Tabung sinar katoda awal telah diterapkan secara eksperimental untuk pengukuran laboratorium
pada awal 1920-an, tapi menderita stabilitas miskin vakum dan emitter katoda. VK
Zworykin menggambarkan disegel permanen, tinggi-vakum tabung sinar katoda dengan emitor
termionik pada tahun 1931. Komponen yang stabil dan direproduksi memungkinkan umum
radio untuk memproduksi sebuah osiloskop yang digunakan di luar laboratorium. Setelah Perang
Dunia II Surplus komponen elektronik menjadi dasar kebangkitan Heathkit Korporasi , dan $ 50
osiloskop kit yang terbuat dari bagian-bagian tersebut adalah keberhasilan pasar pertama.
Pada 1950-an dan 1960-an, osiloskop sering digunakan dalam film dan program
televisi untuk mewakili peralatan ilmiah dan teknis generik. TV AS menunjukkan The Outer
Limits (1963-1965) terkenal digunakan gambar fluktuasi gelombang sinus pada sebuah osiloskop
sebagai latar belakang untuk kredit pembukaannya ("Tidak ada yang salah dengan televisi Anda
set”).
Televisi legenda Ernie Kovacs menggunakan layar osiloskop sebagai bagian transisi visual
antara komedi "nya pemadaman "segmen video. Itu terutama digunakan dengan pemutaran
disinkronkan dari versi berbahasa Jerman dari lagu " Mack Knife ". Mereka televisi selama nya
bulanan ABC Television Network spesial selama akhir 1950-an sampai kematiannya pada tahun
1962. Anda bahkan bisa melihat osiloskop dalam film terbaru seperti The Avengers (film 2012) , yang
berisi lebih dari enam jenis osiloskop.

3. Jenis-Jenis Osiloskop
Berikut jenis-jenis osiloskop :

a. Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas
elektron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop
langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut. Osiloskop tipe waktu nyata analog
(ART) menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik dengan melalui gerakan
pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT - cathode
ray tube) dari kiri ke kanan. Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan
seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang
realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara
gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan
bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang
yang kompleks, misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo.
Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya
event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang
frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz).
Osiloskop analog terbagi kedalam berapa jenis, yaitu:
o Single trace analog, ciri-ciri umum yang dimiliki:
a. Memiliki 1 terminal input
b.  Terdapat 1 penyetelan volt/div
c. Hanya mampu menampilkan 1 sinyal input
d. Amplitude terukur merupakan hasil perkalian jumlah divisi/penunjukan
volt/div
o Double trace analog, ciri-ciri umum yang dimiliki:
a. Memiliki 2 teminal input
b. Terdapat dua penyetelan volt/div
c. Mampu menampilkan 2 sinyal sekaligus.
d. Amplitudo terukur merupakan hasil perkalian jumlah divisi x penunjuk
volt/div.
b. Osiloskop Digital
Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan
menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan
yang dicuplik menjadi besaran digital. Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan
ditampilkan lebih dulu di sampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop
kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu
gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan
menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini
lagi dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah
cuplikan yang disimpan dalam memori per-akuisisi (pengambilan) gelombang yang
akan diukur. Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-
tugas akuisisi gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu
para insinyur dan teknisi dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang
penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi secara efisien dapat
menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi khusus dari gelombang yang
sedang diukur.
Osiloskop digital terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya:
o Digital storage, ciri-ciri umum yang dimiliki:
a. Umumnya memiliki dua terminal input dan lebih
b. Hasil pengukuran langsung terbaca dengan angka-angka pada layar
c. Terdapat volume tombol atau save untuk menyimpan hasil pengukuran
dan suatu saaat jika diperlukan dapat ditampilkan kembali.
o Read out, ciri-ciri umum yang dimiliki:
a. Memiliki dua terminal input dan lebih.
b. Di samping bentuk gelombang, hasil pengukuran langsung terbaca
dengan angka-angka pada layar.

4. Fungsi Osiloskop
Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:
a. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
b. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
c. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
d. Membedakan arus AC dengan arus DC.
e. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

5. Bagian-Bagian Osiloskop
Fungsi masing-masing bagian yaitu;

Bagian-Bagian
No. Fungsi
Osilosko
  Untuk mengeluarkan tegangan AC, mengatur berapa nilai
1. Volt atau div
tegangan yang diwakili oleh satu div di layar.
  Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan posisi horizontal. Terminal masukan pada saat
pengukuran pada CH 1 juga digunakan untuk kalibrasi. Jika
2. CH1 (Input X)
signal yang diukur menggunakan CH 1, maka posisi switch
pada CH 1 dan berkas yang nampak pada layar hanya ada
satu.
3. AC-DC   Untuk memilih besaran yang diukur, mengatur fungsi
kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol
pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor
kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari
sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi
DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya
dikutsertakan.
  Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak bisa
diukur melalui posisi ini, karena signal DC akan terblokir oleh
kapasitor. Posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC dan
masukan-masukan yang lain.
  Untuk memilih besaran yang diukur. Digunakan untuk melihat
4. Ground
letak posisi ground di layar.
  Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas
bawah. Untuk menyeimbangkan DC vertikal guna pemakaian
5. Posisi Y
channel 1 atau (Y). Penyetelan dilakukan sampai posisi
gambar diam pada saat variabel diputar.
6. Variabel   Untuk kalibrasi osiloskop.
7. Selektor pilih   Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
8. Layar   Menampilkan bentuk gelombang.
  Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop.
9. Inten Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar dan diputar ke
kanan untuk memperterang.
  Mengatur posisi garis pada layar dan mengatur kemiringan
10. Rotatin
garis sumbu Y=0 di layar.
  Menajamkan garis pada layar untuk mendapatkan gambar
11. Fokus
yang lebih jelas, digunakan untuk mengatur fokus.
  Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan. untuk
mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya
nol). Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar
12. Position X (posisi arah horizontal) Switch pelipat sweep dengan
menarik knop, bentuk gelombang dilipatkan 5 kali lipat
kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya seruncing
mungkin.
  Digunakan untuk mengatur waktu Periode (T) dan Frekuensi
(f), mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div
di layar. Saklar putar untuk memilih besarnya tegangan per
cm (volt/div) pada layar CRT, ada II tingkat besaran tegangan
yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div. Yaitu untuk
memilih skala besaran waktu dari suatu priode atau pun
13. Sweep time/div
square trap Cm (div) sekitar 19 tingkat besaran yang tersedia
terdiri dari 0,5 s/d 0,5 second. Pengoperasian X-Y didapatkan
dengan memutar penuh kearah jarum jam. Perpindahan
Chop-ALT-TVV-TVH. Secara otomatis dari sini. Pembacaan
kalibrasi sweep time/div juga dari sini dengan cara variabel
diputar penuh searah jarum jam.
14. Mode   Untuk memilih mode yang ada.
  Untuk kalibrasi waktu periode dan frekuensi.
  Untuk mengontrol sensitifitas arah vertikal pada CH 1 (Y) pada
putaran maksimal ke arah jarum jam (CAL) gunanya untuk
15. Variabel mengkalibrasi mengecek apakah tegangan 1 volt tepat 1 cm
pada skala layar CRT. Digunakan untuk menyetel sweeptime
pada posisi putaran maksimum arah jarum jam. (CAL) tiap
tingkat dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi .  
16. Level   Menghentikan gerak tampilan layar.
17. Exi Trigger   Untuk trigger dari luar.
18. Power   Untuk menghidupkan osiloskop.
19. Cal 0,5 Vp-p   Kalibrasi awal sebelum osiloskop digunakan.
  Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar, ground
20. Ground
osiloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
  Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan vertikal. Jika sinyal yang diukur menggunakan
21. CH2 ( input Y )
CH 2, maka posisi switch pada CH 2 dan berkas yang nampak
pada layar hanya satu.

Bagian-Bagian Osiloskop secara Umum

6. Cara Menggunakan Osiloskop


Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu agar
tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian.
Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan.
Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan
menggunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan
pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan
persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan
menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.

Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak
vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua
kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu
gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang
terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop
diatas berupa potensio dengan label "var".
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan),
disamping untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi
radio atau jala-jala.
b. Memastikan probe dalam keadaan baik.
c. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
d. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div
pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan
skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan,
gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div
dipasang pada posisi paling besar.
e. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
f. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang
stabil.
g. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
h. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.

7. Modifikasi Osiloskop
Banyak osiloskop hari ini memberikan satu atau lebih antarmuka eksternal untuk
mengijinkan remote kontrol instrumen oleh perangkat lunak eksternal. Interface ini (atau bus)
meliputi GPIB  ,  Ethernet  ,  port serial , dan USB .
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Multimeter atau multitester juga dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm Meter) adalah sebuah alat
ukur elektronik yang menggabungkan beberapa fungsi pengukuran dalam satu unit. Sebuah
multimeter khas dapat mencakup fitur seperti kemampuan untuk mengukur tegangan, arus dan
hambatan. Namun tidak menutup kemungkinan untuk memiliki fitur lain seperti sebagai hfe meter.
Berdasarkan hasil pengukuran ada dua jenis multimeter, yaitu: multimeter analog dan multimeter
digital.
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda
potensial listrik yang relatif kecil. Prinsip kerja galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena
dilengkapi pegas, maka  kumparannya tidak berputar. Galvanometer terbagi kedalam dua jenis, yaitu
galvanometer balistik dan galvanometer suspense.
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode, dimana peranti pemancar
elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode yang mnegakibatkan
sorotan elektron membekas di layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop membuatnya bergerak
berulang-ulang ke kiri dan ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal continue sehingga
mudah dipelajari. Osiloskop terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk analog dan dalam
bentuk digital.
B. Saran
Dalam penggunaan alat-alat ukur listrik, kita harus memiliki pengetahuan dasar mengenai
alat-alat tersebut, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penggunaan alat,
juga bertujuan untuk menambah wawasan di bidang elektronik.
Mengukur menggunakan alat ukur elektronik mungkin menjadi sesuatu yang menakutkan
bagi sebagian orang. Hal-hal seperti ini harus dihilangkan karena hal tersebut dapat menjadi kendala
pada saat kita melakukan pengukuran.
Mengukur tidaklah susah jika kita tidak membuatnya susah. Yang harus kita perhatikan
ketika ingin memulai suatu pengukuran adalah bagaimana langkah-langkahnya atau prosedur
pengukuran tersebut. Apabila dalam melakukan suatu pengukuran kita telah melaksanakannya
sesuai prosedur, maka hasilnya pun akan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Maka dari itu, janganlah pernah takut untuk melakukan sebuah pengukuran menggunakan
alat ukur elektronik. Mudah-mudahan makalah ini bisa menjadi suatu referensi untuk kita untuk
mulai mencoba melakukan pengukuran menggunakan alat ukur elektronik.

Daftar Pustaka

file:///C:/Users/windows%208/Documents/Makalah%20Alat-alat%20Ukur%20Listrik.htm
file:///C:/Users/windows%208/Documents/The%20Electrical%20%20Makalah%20Alat
%20Ukur%20LIstrik.htm
file:///C:/Users/windows%208/Documents/Capruk%20Fisika%20%20Makalah%20Alat-Alat
%20Ukur.htm
file:///C:/Users/windows%208/Documents/FISIKA%20%20Alat-alat%20Ukur
%20Listrik.htm
file:///C:/Users/windows%208/Documents/MelPhySic%20%20makalah%20alat-alat%20ukur
%20listrik.htm
fis15jpipitrostika.blogspot.com
permatapc.blogspot.com
fis15-mela.blogspot.com
www.nederlandsindeklas.nl
MAKALAH FISIKA
ALAT-ALAT UKUR LISTRIK
OLEH :
SUKMA MURNI WARDANI SIREGAR
KELAS XII IPA 1/SEMESTER I

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7 PADANG


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai