Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

LISTRIK MAGNET : MULTIMETER

Dosen Pengampu:
Dr. Yuni Warti, S.Pd., M.Si
Teguh Febri Sudarma, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

GROUP A

1. AMELIA TAMBA (4213210036)

2. FEBRIYANI NINGSIH (4212610001)

3. FRANSISKUS HOTTUA MALAU (4213210026)

4. SANTI VIA NINGSIH (4213210027)

KELAS : PSKM-21

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan penyusunan
laporan praktikum dengan materi “Listrik Magnet: Multimeter”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr. Yuni Warti, S.Pd., M.Si dan Bapak Teguh Febri Sudarma, S.Pd., M.Pd yang telah
memberikan tugas praktikum “Listrik Magnet: Multimeter” sehingga kami lebih memahami
secara mendalam mengenai Fungsi Multimeter serta Penggunaan Multimeter dalam
mengukur suatu besaran listrik, tegangan, dan resistansi listrik. sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun dalam memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Umum.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi penulisan, isi maupun pemilihan ide. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca yang dapat membangun penulis agar dapat menulis
makalah yang lebih baik lagi.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, baik itu dari
dosen pengajar, teman-teman kuliah dan seluruh pembaca yang sudah mau menyempatkan
diri untuk membaca makalah ini. Terima kasih.

Medan, 9 Mei 2022

Group A
DAFTAR ISI

COVER…...…………………...…………………………………...........……………….i

KATA PENGANTAR……….…………………………………..........………………...ii

DAFTAR ISI……...……………....…………………………...........…………………..iii

BAB I PENDAHULUAN ..………..…………………….........……………….…..……1

1.1. Latar Belakang……………..…………………………..........……………………...2

2.1. Tujuan……………….…………………………………............…………………....2

BAB II LANDASAN TEORI…...……..…………………………………............……...3

BAB III METODE PRAKTIKUM……………………..………...........………....………4

3.1. Alat dan Bahan……………......…………..………………….…………...…………5

3.2. Prosedur Kerja.….……….........…...…………………………….…………………..5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………..………….......…....……....……7

4.1. Hasil Pengamatan…………………...……………..………….......…………......…..7

4.2. Pembahasan Hasil…………..……………………...……........………...…………....8

BAB V PENUTUP………………….…..………………..............……………………....22

5.1. Kesimpulan………………….……………………….............……………………...22

5.2 Saran………...………………………………………............……………………….22

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Didalam kehidupan sehari hari kita sering kali menggunakan alat elektronik yang
berhubungan dengan listrik seperti, televisi, kipas angin, rice cooker, baterai, dan sebagainya.
Proses pengukuran system tenaga listrik merupakan prosedur standar yang harus dilakukan,
karena akan memperoleh besaran besaran yang diinginkan.
Alat alat ukur listrik adalah segala jenis alat yang digunakan untuk mengukur besaran-
besaran listrik baik berupa tegangan, arus, tahanan (Resistansi), frekuensi dan lain
sebagainya. Ada begitu banyak alat ukur yang masing masing memiliki fungsi yang hampir
sama namun berbeda secara mekanis. adapun model alat ukur adalah sebagai berikut :
1. Mekanisme kumparan berputar atau moving coil mechanism. Alat ini terdiri dari suatu
magnit dan satu atau lebih kumparan yang berputar appabila dialiri arus. Hanya dipakai untuk
listrik arus searah, contohnya : Ampere meter DC, Voltmeter DC, Ohm Meter
2. Mekanisme magnit bergerak, moving magnet mechanism. Alat ini terdiri dari satu atau
lebih magnet yang dapat bergerak. Bila dialiri arus, kumparan akan menimbulkan medan
magnet yang dapat mempengaruhi medan magnet tadi. Alat jenis ini hanya dipakai untuk
listrik arus searah (DC) contohnya : Ampere meter, Volt Meter, Ohm meter.
3. Mekanisme besi bergerak, moving mechanism. Alat ini terdiri dari elemen besi bergerak
secara elektromagnetik dalam suatu kumparan tetap dialiri arus listrik. Alat ini berguna untuk
listrik arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC). Contohnya Ampere meter AC, Ampere
meter DC, Volt Meter.
4. Mekanisme Elektrodinamik, alat ini terdiri dari kumparan tetap yang menghasilkan medan
magnet di udara dan satu atau lebih kumparan yang bergerak secara elektrodinamik bila ia
dialiri arus listrik. Ada dua macam yakni alat yang tanpa besi dan alat yang menggunakan
besi (ferrodynamic). Alat ii hanya dipakai untuk arus bolak bailk contohnya : Watt Meter
5. Mekanisme Imbas, alat ini terdiri dsdari kumparan tetap yang dialiri arus dengan
konduktor yang berbentuk silinder atau piringan, yang dapat bergerak karena arus imbas
secara elektromagnetik. Alat ini hanya digunakan untuk arus bolak-balik contohnya : KWH
Meter Konvensional.
6. Mekanisme elektrostatik. Alat ini terdiri dari beberapa elektroda teteap dan satu atau lebih
elektroda lawan yang bergerak secara elektrostatis apabila tegangan dipasang, contohnya :
Ampere meter AC dan DC
7. Mekanisme dua logam bimetallic mechanism. Alat ini mempunyai elemen dua logam yang
menjadi panas bila dialiri arus sehingga elemen tersebut melengkung dan menunjukan nilai
arus. alat ini dipakai untuk arus searah dan bolak balik contohnya : Ampere Meter
8. Mekanisme tongkat bergetar, vibrating reel mechanism, alat ini terdiri dari tongkoat
tongkat yang bergetar disebabkan resonansi elektromagnetik atau elektrostatik. Alat ini hanya
dipakai utuk arus bolak balik contoh : Frekuensi meter.
9. Mekanisme pengarah arus, rectifier instruments. Alat ini menggunakan kumparan yang
bergerak yang dihubung seri dengan pengarah (pengubah) arus yang mengubah arus bolak
balik menjad arus searah. Contoh Ampere meter dan Volt Meter.
10. Mekanisme astatik, alat ini mempunyai dua bagian system astatik yang dihubungkan
sedemikian rupa sehingga ia membantu satu sama lain apabila dialiri arus. hal ini
mengimbangi akibat dari medan magnet dari luar. Alat ini dipakai untuk arus searah dan arus
bolak balik, contohnya watt meter elektrodinamik.
11. Mekanisme di filter, alat ini mempunyai sitem penampis filter dan dipakai untuk
mengamankan alat dari akibat medan elektrik dan medan mekanik.

Alat ukur sangat diperlukan dalam dunia kelistrikan. Banyak besaran listrik yang perlu di
ukur secara presisi. Besaran yang umumnya di ukur dalam rangkaian listrik adalah arus
listrik, tegangan listrik, tahanan listrik. Alat ukur yang umum dipakai adalah Multitester atau
lebih dikenal dengan sebutan AVO meter. Multimeter merupakan alat sistem kelistrikan yang
mempunyai multifungsi yang dapat digunakan untuk Mengukur arus atau Amper meter,
Mengukur tegangan atau Volt meter, Mengukur tahanan atau Ohm meter. Multimeter ada
dua jenis yakni multitester analog dan multitester digital, yang masing-masing mempunyai
fungsi yang sama namun berbeda secara mekanis. Multimeter sangat dibutuhkan dalam
pemeriksaan arus listrik, oleh karena itu penulis ingin melakukan pengukuran arus listrik
menggunakan multimeter.

1.2. TUJUAN
1. Mengetahui fungsi multimeter.
2. Melakukan pengukuran tegangan DC menggunakan multimeter.
3. Melakukan pengukuran tegangan AC menggunakan multimeter.
4. Melakukan pengukuran hambatan menggunakan multimeter
5. Mengetahui bola lampu apakah berfungsi dengan baik mengggunakan Multimeter.
BAB II

LANDASAN TEORI

MULTIMETER

1. Pengertian Multimeter
Multimeter adalah sebuah alat ukur listrik yang mengukur tegangan [volmeter, baik untuk
tegangan AC(gelombang bolak-balik) atau DC (searah)], Hambatan (Ohm meter) serta kuat
arus (ampere-meter).
Karena kemampuan multimeter sebagai Amper meter (A) , Volt meter (V) dan Ohm meter
(O) maka alat ini juga sering disebut AVO meter.
Model multimeter yang banyak digunakan ada dua, yaitu model analag dan model digital.
Model analog menggunakan jarum penunjuk, sedangkan model digital langsung menujukkan
angka hasil pengukuran.

2. Jenis Multimeter
Berdasarkan jenisnya, multimeter dibagi menjadi 2 : Multimeter Analog dan Multimeter
Digital.
a. Multimeter Analog

Multimeter Analog merupakan multi meter dengan penunjukan jarum ukur, multi meter jenis
ini pada saat ini banyak digunakan karena harganya lebih murah, namum pembacaan hasil
ukur lebih sulit karena sekala ukur pada display cukup banyak. Multimeter Analog atau yang
biasa disebut multimeter jarum adalah alat pengukur besaran listrik yang menggunakan
tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe .
Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt)
dan arus (mA). Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai
komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada
waktu pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah
tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.

b. Multimeter Digital

Multimeter digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter digital
menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran besaran
listrik yang lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog, sehingga multimeter digital
dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara
mendetail sesuai dengan besaran yang diinginkan.

3. Perbedaan multimeter analog dan digital

No. Perbedaan Multimeter Analog Multimeter Digital


1. Tampilan Menggunakan jarum Menggunakan angka
penunjuk ke range-range digital
2. Harga Lebih murah Lebih mahal
3. Keakurasi Kurang Akurat Lebih akurat
4. Penggunaan Lebih sulit Lebih mudah
4. Bagian Multimeter Analog

Bagian Bagian Multimeter

Papan Skala

Sekrup Pengatur Posisi Jarum

Zero Adjustment

Saklar jangkauan Ukur

Lubang Kabel Penyidik (prov)

• Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat
skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV),
kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
• Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja multimeter , dan
batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam W), saklar
ditempatkan pada posisi W, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-
DCV), dan kuat arus (mA-mA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan
listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan
diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas
ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
• Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol (sebelah kiri papan skala).
• Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk
menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum multimeter digunakan untuk mengukur
nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan,
tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.
• Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan
Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada multimeter yang
lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus
searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur
kapasitas kapasitor.
• Posisi Ω (ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari
tiga batas ukur.
• Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang
terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500 dan 1000.
• Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang
terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500 dan 1000.
• Posisi DcmA (miliampre DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili
amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25 dan 500.
• Lubang kutub plus (+) (V A ΩTerminal) berfungsi sebagai tempat masuknya
test lead kutub plus (+) yang berwarna merah.
• Lubang kutub Common Terminal (-) berfungsi sebagai tempat masuknya test
lead kutub (-) yang berwarna hitam.
• Posisi Ω (ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari
tiga batas ukur.
• Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang
terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500 dan 1000.
• Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang
terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500 dan 1000.
• Posisi DcmA (miliampre DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili
amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25 dan 500.
• Lubang kutub plus (+) (V A ΩTerminal) berfungsi sebagai tempat masuknya
test lead kutub plus (+) yang berwarna merah.
• Lubang kutub Common Terminal (-) berfungsi sebagai tempat masuknya test
lead kutub (-) yang berwarna hitam.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 ALAT & BAHAN

No Nama Alat dan Bahan Jumlah


1 Resistor 2 Buah
2 Multimeter 1 Buah
3 Bola Lampu 2 Buah
4 Kabel Probe 2 Buah
5 Baterai 2 Buah
6. Colokan Listrik 1 Buah

3.2 PROSEDUR KERJA

Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)

1. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan daftar alat dan bahan
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter). Jika
tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih
skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada
multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur.
Probe Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-).
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)

1. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan daftar alat dan bahan
2. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
3. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur.
Jika ingin mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (Analog Multimeter)
Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk
memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada
multimeter.
4. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak
ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

Cara Mengukur Resistor (Ohm)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda
“X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter,
diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2).

Anda mungkin juga menyukai