Anda di halaman 1dari 18

MODUL DTE

PERANCANGAN INSTALASI
KHUSUS

OLEH: Bagus Dwi Cahyono, SST,M.Pd

i
MODUL DTE

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
penyertaan dan tuntunannya maka penulis dapat menyelesaikan modul ini.
Matematika merupakan dasar teori yang sangat diperlukan dalam menunjang
perkuliahan di bidang teknik. Modul “PERANCANGAN INSTALASI KHUSUS”
diperlukan sebagai alat bantu mahasiswa dalam memahami instalasi listrik. Dengan
selesainya modul ini, maka pada kesempatan ini saya sampaikan terima kasih kepada
semua piha yang telah membantu untuk menyusun modul ini.
Banten, 07 Maret 2021

Bagus Dwi Cahyono, SST, M.Pd

ii
MODUL DTE

PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Mata kuliah ini ditawarkan kepada mahasiswa semester 5 Program Studi
Pendidikan Vokasi Teknik Elektro dengan beban sebanyak 2 SKS. Mata kuliah ini
ditawarkan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa
dalam memahami instalasi listrik yang akan digunakan pada mata kuliah lainnya.
Bahan ajar ini berusaha sejauh mungkin memberikan dasar-dasar teori maupun
contoh soal beserta penyelesaiannya yang diperlukan pada mata kuliah lainnya.
B. Prasyarat
Untuk dapat memahami bahan ajar ini, pembaca harus telah menguasai
perhitungan elektronika dasar. Lebih spesifik lagi, bahan ajar ini diperuntukkan bagi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Vokasi Teknik Elektro pada semester V
C. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar
Bahan ajar ini tersusun secara sistematis yang dibagi menjadi 14 kegiatan
pembelajaran, di mana setiap kegiatan pembelajaran adalah satu kali tatap muka di
kelas dengan waktu 2 × 50 menit.
D. Tujuan Akhir
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mempunyai pemahaman
konseptual yang benar tentang rangkaiian elektronika dasar
E. Uraian Kegiatan
Kegiatan Belajar 1
Mahasiswa dapat memahami:
 Alat Ukur Listrik

1
MODUL DTE

BAB I. Alat Ukur Listrik

A. PENGENALAN ALAT UKUR MULTITESTER


Multitester adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik,
arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multitester. secara umum,
sedangkan pada perkembangannya multitester masih bisa digunakan untuk beberapa
fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga
yang menyebut sebagai VOM (Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan
(voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter). Ada dua kategori
multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan
lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori
dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
1. Definisi Pengukuran
Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus,
resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik.
Awalnya dipakai alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan
membaca dari skala. Kini banyak dipakai alat ukur listrik digital yang praktis dan
hasilnya tinggalmembaca pada layar display. Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat
digunakan untuk mengukur beberapa besaran,misalnya tegangan AC dan DC, arus
listrik DC dan AC, resistansi kita menyebutnya Multitster Untuk kebutuhan praktis
tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan saja, atau daya
listrik saja. Sampai saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal,
ekonomis, dan praktis. Namun alat ukur digital makin luas dipakai, karena harganya
makin terjangkau, praktis dalam pemakaian, dan penunjukannya makin akurat dan
presisi.
Ada beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik yang harus dipahami,
diantaranyaalat ukur, akurasi, presisi, kepekaan, resolusi, dan kesalahan.

2
MODUL DTE

a.       Alat ukur, adalah perangkat untuk menentu kan nilai atau besaran dari kuantitas
atauvariabel.
b.      Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel
yang diukur.
c.       Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat
untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya.
d.      Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau
variable yang diukur.
e.       Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat
ukur.
f.        Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.
2. Sistem Satuan
Pada awal perkembangan teknik pengukuran mengenal dua sistem satuan, yaitu
sistemmetrik (dipelopori Prancis sejak 1795). Amerika Serikat dan Inggris juga
menggunakan sistemmetrik untuk kepentingan internasional, tapi untuk kebutuhan
lokal menggunakan sistemCGS (centimeter-gram-second). Sejak tahun 1960
dikenalkan Sistem Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional.
Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam
peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang
berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu standar amper,
resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan, dan temperatur.
1. Standar amper
Menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang dialirkan
pada dua konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, di antara kedua
penghantar menimbulkan gaya = 2 × 10-7 newton/m panjang.
2. Standar resistansi
Menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1 yang memiliki
tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam tabung
terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmosfer.

3
MODUL DTE

3. Standar tegangan
Ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruh H memiliki dua elektrode,
tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung elektrode negatip diisi
elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan elektrode Weston
pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.
4. Standar Kapasitansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan
SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan
frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (farad).
5. Standar Induktansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi,
dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.
3. Alat Ukur Listrik Analog
Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini
masih digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling
berhubungan. Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter,
dan kumparan putar. Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup
pengatur jarum penunjuk.
Mekanik pengatur jarum penunjuk merupakan dudukan poros kumparan putar
yang diatur kekencangannya. Jika terlalu kencang jarum akan terhambat, jika terlalu
kendor jarum akan mudah goncang. Pengaturan jarum penunjuk sekaligus untuk
memposisikan jarum pada skala nol meter.Alat ukur analog memiliki komponen putar
yang akan bereaksi begitu mendapat sinyal listrik. Cara bereaksi jarum penunjuk ada
yang menyimpang dulu baru menunjukkan angka pengukuran. Atau jarum penunjuk
bergerak ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa ada penyimpangan. Untuk itu
digunakan peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada poros jarum atau bilah
sebagai penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara.

4
MODUL DTE

Pada meter dengan kelas industri baik dari jenis kumparan putar maupun jenis
besi putar seperti meter yang dipasang pada panel meter banyak dipakai peredam jenis
pegas.
Bentuk skala memanjang saat kini jarang ditemukan. Bentuk skala melingkar dan
skala kuadran banyak dipakai untuk alat ukur voltmeter dan ampermeter pada panel
meter.
a. Multitester Analog
Multitester salah satu meter analog yang banyak dipakai untuk pekerjaan kelistrikan
dan bidang elektronika.
Multimeter memiliki tiga fungsi pengukuran, yaitu
1. Voltmeter untuk tegangan AC dengan batas ukur 0-500 V, pengukuran tegangan DC
dengan batas ukur 0-0,5 V dan 0-500V.
2. Ampermeter untuk arus listrik DC dengan batas ukur 0-50 µA dan 0-15 A, pengukuran
arus listrik AC 0-15 A.
3. Ohmmeter dengan batas ukur dari 1Ω.-1M Ω
4.            Alat Ukur Digital
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya,
murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan
beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur °C, tegangan milivolt,
resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF.
Pada dasarnya data /informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram
alat ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog, analog to digital
converter, mikroprosesor, alat cetak, dan display digital .
Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena
tegangan masih dalam orde mV perlu diperkuat oleh penguat input. Sinyal input
analog yang sudah diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal digital dengan
(ADC) analog to digital akan diolah oleh perangkat PC atau mikroprosessor dengan
program tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem memori digital.
Informasi digital ditampilkan dalam display atau dihubungkan dicetak dengan mesin

5
MODUL DTE

cetak. Display digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga
jenis, yaitu 7-segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7.
Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan atau OFF, ketika
sinyal 1 bertegangan atau ON. Gambar 8.9 Tampilan penunjukan digital Gambar 8.12
Multimeter digital AC dan DC
B.   MANFAAT PENGGUNAAN MULTITESTER.
Multitesteradalah alat ukur yang terdiri dari gabungan beberapa alat ukur yang
dijadikan satu. Multimeter standar biasanya terdiri dari Amperemeter, Voltmeter dan
Ohm meter sehingga multitester sering juga disebut dengan AVO meter.
Fungsi/ manfaat Multitester :
1.     Mengukur tegangan DC/ voltmeter
2.     Mengukur tegangan AC/voltmeter
3.     Mengukur kuat arus DC/ampermeter
4.     Mengukur nilai hambatan sebuah resistor/ohm meter
Fungsi tambahan :
5.     Mengecek hubung-singkat / koneksi
6.     Mengecek transistor
7.     Mengecek kapasitor elektrolit
8.     Mengecek dioda
9.     Mengecek induktor
10. Mengukur suhu (type tertentu)
C.   PENGGUNAAN MULTITESTER
Pembacaan hasil ukur multimeter:
o   Pada multimeter digital nilai yang diukur bisa langsung dibaca pada display
o   Pada multimeter analog nilai yang diukur diperoleh dari penunjukan jarum pada papan
skala lalu dicocokkan dengan batas ukur.
a. Membaca skala Ohmmeter :
o   Skala ohmmeter biasanya terletak pada papan skala paling atas,  ciri-cirinya adalah
angka 0 berada disebelah kanan dan disebelahnya ada simbol ohm.

6
MODUL DTE

o     Untuk menentukan nilai resistor yang diukur caranya adalah dengan mengalikan
angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dikalikan dengan batas ukur.
o    Contoh : misal jarum menunjuk ke angka 5 dan posisi batas ukur pada X100, maka
nilai resistor tersebut adalah 5 X100 = 5.000 ohm atau 5Kohm.
o    Pada beberapa multimeter ada yang papan skalanya dibedakan antara skala X1 dan
skala X1K.
b. Membaca Skala Voltmeter-Amperemeter (V-A) :
o   Skala V-A biasanya terletak dibawah skala ohmmeter, ciri-cirinya adalah angka 0
berada disebelah kiri dan disebelahnya ada tanda V-A.
o  Berbeda dengan ohmmeter, skala V-A biasanya ada lebih dari satu, berdasarkan batas
ukur yang ada.
o    Contoh: multimeter yang mempunyai batas ukur 0.25, 2.5, 10, 50,  250, dan 1000
maka ada 3 ukuran skala yaitu 10, 50 dan 250.
o   Cara pembacaannya adalah langsung menentukan nilai sesuai dengan  angka yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk dengan memperhatikan  ukuran skala mana yang
dipakai.
o   Misal kita menggunakan batas ukur 2.5 maka ukuran skala yang dipakai adalah yang
skala 250V lalu angka yang ditunjukkan oleh jarum   penunjuk dibagi dengan 100.
angka 100 diperoleh dari 250V dibagi 2.5
o    Contoh : Saat mengukur tegangan batu battery 1.5 V maka batas ukur  kita atur pada
posisi 2.5V, jadi yang dipakai deretan skala 250.  Misalnya jarum menunjuk di posisi
150 berarti tagangan battery  adalah 150/100 = 1.5 Volt
c. Untuk mengukur tagangan AC langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Pertama-tama harus diingat bahwa apakah yang diukur itu tegangan AC ataUuDC
2)      Kita ukur tegangan AC.
3)      Harus diingat pula batas ukurnya. Misalnya jaringan listrik PLN 220 Volt.
4)   Saklar Batas Ukur menunjuk AC Volt, ke angka yang lebih tinggi dari batas ukur,
misal ke angka 250 Volt.

7
MODUL DTE

5)   Tempelkan colok yang satu ke + dn yang lain ke - karena yang akan diukur arus
arusnya bolak-balik.
6)   Pada waktu mengukut ini misalnya jarum penunjuk menunjuk angka 220, ini berarti
tegangan PLN disitu 220 Volt. Tentu saja skala yang dipakai adalah  yang batas kiri 0
dan batas kanan 250
d.      Cara mengukur Tegangan DC
Untuk mengukur tegangan DC secara prinsip tak ubahnya dengan AC .Hanya perlu
diperhatikan kabel colok alat ukur harus disambung/ditempelkan pada kutub dari
sumber tegangan. Langkah-langkah pengukuran, adalah sbb :
     1)     Perlu diperhatikan Batas Ukur, Pencolok merah (+) dan pencolok hitam
(-) ,  kutub positip ( + ) dan kutub negati ( - ).
    2)      Arahkan saklar menunjuk ke DC Volt. Pengukuran yang dikerjakan dalam
keadaan arus mengalir (pengukuran dinamis), Saklar pada angka 10.
     3)      Waktu mengadakan pengukuran, colok merah (+) ditempatkan pada (+) dan
colok hitam (-) ditempatkan pada (-).
      4)      Yang dibaca adalah skala 0-10. Misalnya menunjuk angka 1,5 , ini artinya
tegangan arus = 1,5 Volt. Kalau saklar kita arahkan pada angka 50, maka saklar yang
dibaca skala 0 - 50.
e.       Mengukur Kuat Arus DC
Untuk mengukur kuar arus dalam suatu rangkaian harus dalam keadaan
terbuka.Langkah-langkahnya sbb ;
1)     Alat ini hanya dapat digunakan untuk menukur kuat arus DC saja. Kuat arusDC
biasanya kecil. Karena itu alat ini hanya mencantumkan angka pengukuran sampai
500 mA.
2)   Mengukur kuat arus DC dilakukan dengan cara sambungan seri dengan alatpemakai,
misalnya lampu pijar. Saklar penunjuk diarahkan pada DC mA dengan memperhatikan
batas ukur. Dipilih misalnyaangka 25.
3)      Disini kita mengukur dalam keadaan hubungan terbuka. Karena itu putuskan
hubungan.

8
MODUL DTE

4)     Tempelkan colok merah pada kutub positip (+) dan colokhitam (-) pada kutub
negatip (-).
5)      Baca skala, jarum menunjuk pada angka berapa. itulah hasil pengukurannya.
f.       Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke
Lubang palingkanan (V/Ohm). Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur
battere Nokia yang berkapasitas 3,7V.
Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb
(Terdapat Polaritas + dan -) AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan
sejenisnya. Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran
ponsel, dll dipilih yg DC Volt – Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yang tertera
pada bagian DC Volt tsb.
Contoh:
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V
Gunakan skala yang tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada
20V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt. Jika menggunakan skala 2
V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala) Jika menggunakan skala
200V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja
(1digit belakang koma) Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya akan
terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma). Setelah object pengukuran sudah
ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan
menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan
muncul hasil pengukurannya. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun

9
MODUL DTE

ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel
terbalik jarum akan mentok ke kiri.

NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya
akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.
D.   KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1.     MULTIMETER MANUAL
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple.
Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang
memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
2.     MULTIMETER DIGITAL
Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang
memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel
komputer dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah
susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran
tegangan yang bergerak naik-turun,sebaiknya menggunakan multimeter analog.
E. MACAM-MACAM ALAT UKUR LISTRIK
Berikut adalah macam-macam alat ukur :
 Amper-meter
 Voltmeter
 Ohm-meter
 Multimeter Analog/Digital
 Megger
 Osiloskop
 dll
  Ampermeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk 
DC maupun AC yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang
berderet dengan elemen listrik. Jika kita akan mengukur arus yang melewati

10
MODUL DTE

penghantar dengan menggunakan Amperemeter maka harus kita pasang seri dengan
cara memotong penghantar agar arus mengalir melewati ampere meter.

DC Ampermeter

AC Ampermeter

Bagian terpenting dari Ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja


dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus. Galvanometer dapat
digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah yang kecil. Semakin besar arus
yang melewati kumparan semakin besar simpangan pada galvanometer.
11
MODUL DTE

Galvanometer

Ampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel dengan resistor yang
mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur
ampermeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada
ampermeter.
Alat ini sering digunakan oleh teknisi elektronik yang biasanya menjadi satu dalam
multitester atau Avometer. Avometer adalah singkatan dari Amperemeter, Voltmeter
dan Ohmmeter.
Voltmeter  
Voltmeter adalah alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian
listrik. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur dalam
rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada
sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan
luar berperan sebagai anode sedangkan yang di tengah sebagai katode. Umumnya
tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter).

Voltmeter

12
MODUL DTE

Ohm-meter  
Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan
mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang
diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan
galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan
listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.

Ohm-meter

Multitester Analog/Digital
Multimeter adalah alat untuk mngukur listrik tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-
meter), maupun arus (amper).
Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)
(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog.
Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun DC.
  

Multitester Digital
Multitester Analog

13
MODUL DTE

Megger 

Megger
Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik maupun
instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi arus
searah.Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara
lain untuk:
a.    Kabel instalasi pada rumah-rumah/bangunan
b.    Kabel tegangan tinggi.
c.    Kabel tegangan rendah
d.   Transformator
e.    Dan peralatan listrik lainnya
Osiloskop
Oscilloscope adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari
sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya.
Ini sama dengan pengambaran pada layar televisi.
Oscilloscope terdiri dari tabung vacuum dengan sebuah cathode (electrode negative )
pada satu sisi yang menghasilkan pancaran electron dan sebuah anode ( electrode
positive ) untuk mempercepat gerakannya sehingga jatuh tertuju pada layar tabung.
Susunan ini disebut dengan electron gun.
Elektron-elektron disebut pancaran sinar katoda sebab mereka dibangkitkan oleh
cathode dan ini menyebabkan oscilloscope disebut secara lengkap dengan cathode
ray oscilloscope atau CRO.

14
MODUL DTE

Osiloskop
TUGAS
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
latihan berikut!
1. Buatah rangkuman materi hari ini!
2. Pada pengukuran tegangan searah dengan batas ukur l0, jarum penunjuk
menyimpang pada busur skala 30. Berapa nilai tegangan yang terbaca?
3. Jika suatu voltmeter mempunyai kepekaan l0k/volt, berapa hambatan
dalamnya pada pengukuran tegangan searah dengan batas ukur 50 volt?
4. Pada pengukuran arus searah dengan batas ukur 25 mA, jarum penunjuk
menyimpang tepat di tengah-tengah busur skala. Berapa nilai arus yang
diukur?
5. Suatu ohmmeter diatur agar menunjukkan nilai nol ohm pada busur skala.
Ternyata dengan memutar tombol pengatur nol ohm, penyimpangan jarum
penunjuk tidak dapat mencapai simpangan pada nol ohm. Mengapa hal ini
terjadi?
6. Kita mengukur hambatan, multimeter diatur pada kedudukan batas ukur xl.
Ternyata penunjuk menyimpang pada angka mendekati angka. Apakah
multimeter rusak atau baterainya sudah tidak baik? Dalam pengukuran
tegangan, dua buah pengukuran menggunakan voltmeter yang berbeda
menghasilkan Vl = (60,1 ± 0,7) volt dan V=(59,7 ± 0,9) volt. Berapakah
diskrepansi Z jika V dianggap sebagai acuan?

Daftar Pustaka

15
MODUL DTE

1. Course Note Rancangan Listrik III & IV, PEDC


2. Arindya; Radita, “Penggunaan dan Pengaturan Motor Listrik”, Graha ilmu,
Yogyakarta, 2013

16

Anda mungkin juga menyukai