Elektronika Fisis 1
DISUSUN OLEH
NAMA : RITA
NIM : H021221004
KELOMPOK : IV ( EMPAT)
TANGGAL RAKTIKUM : 12 SEPTEMBER 2023
ASISTEN : ALRIDHO
2. Multimeter digital
2. Kapasitor mika
3. Kapasitor keramik
5. Dioda semikonduktor
6. Dioda zener
9. Trimpot
III.1.4 Kapasitor
1. Menyiapkan kapasitor elektrolit, mika, dan keramik.
2. Untuk mengetahui kapasitansi dan batas kerja pada setiap kapasitor,
dapat langsung dibaca pada kapasitor itu sendiri.
3. Melihat dan membaca bagian kepala kapasitor elektrolit, tertulis 100 µF
yang merupakan nilai kapasitansi dan 25 V yang merupakan batas kerja.
4. Masukkan nilai kapasitasni dan batas kerja kapasitor elektrolit pada table
data.
5. Melihat dan membaca bagian kepala kapasitor mika, tertulis 100 pF yang
merupakan kapasitansi dan tidak terdapat batas kerja.
6. Masukkan nilai kapasitasni dan batas kerja kapasitor mika pada table data.
7. Melihat dan membaca bagian kepala kapasitor keramik, tertulis 501 yang
merupakan kapasitansi.
8. Masukkan nilai kapasitasni dan batas kerja kapasitor keramik pada table data.
III.1.5 Dioda
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengkalibrasi multimeter.
3. Menghubungkan dioda semikonduktor menggunakan kabel penghubung
multimeter.
4. Mengukur anoda-katoda dan katoda-anoda dioda semikonduktor
menggunakan multimter.
5. Masukkan hasil pengukuran pada tabel data.
6. Merangkai dioda LED pada papan rangkaian.
7. Memasang kabel penghubung multimeter pada kedua kaki dioda LED.
8. Mengukur anoda-katoda dan katoda-anoda dioda LED.
9. Masukkan hasil pengukuran pada tabel data.
10. Menghubungkan dioda zener menggunakan kabel penghubung multimeter.
11. Mengukur anoda-katoda dan katoda-anoda dioda zener menggunakan
multimter.
12. Masukkan hasil pengukuran kedalam table data.
AC:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyalakan catu daya, kemudian mengatur nilai catu daya menjadi 3 volt.
3. Mengatur pengukuran catu daya menjadi AC.
4. Mengkalibrasi multimeter analog dan multimeter digital.
5. Menghubungkan masing-masing kabel penghubung antara catu daya dan
multimeter analog.
6. Mengukur tegangan pada catu daya 3 V menggunakan multimeter analog.
7. Masukkan hasil pengukuran pada tabel data.
8. Menghubungkan masing-masing kabel penghubung antara catu daya dan
multimeter digital.
9. Mengukur tegangan pada catu daya 3 V menggunakan multimeter digital.
10. Masukkan hasil pada tabel data.
11. Lakukan hal serupa pada catu daya 5 V dan 6V.
DC:
12. Menyiapkan alat dan bahan.
13. Menyalakan catu daya, kemudian mengatur nilai catu daya menjadi 3 V.
14. Mengatur pengukuran catu daya menjadi DC.
15. Mengkalibrasi multimeter analog dan multimeter digital.
16. Menghubungkan masing-masing kabel penghubung antara catu daya dan
multimeter analog.
17. Mengukur tegangan pada catu daya 3 V menggunakan multimeter analog.
18. Masukkan hasil pengukuran pada tabel data.
19. Menghubungkan masing-masing kabel penghubung antara catu daya dan
multimeter digital.
20. Mengukur tegangan pada catu daya 3 V menggunakan multimeter digital.
21. Masukkan hasil pada tabel data.
22. Lakukan hal serupa pada catu daya 5 V dan 6 V.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data
IV.1.1.1 Pengukuran Resistor Tetap
Warna Resistor Hasil Pengukuran
No Praktek (Ω)
A B C D Teori (Ω)
Analog Digital
Resistansi Kaki-Kaki
Nama
No. Nilai Keterangan
Resistor
1-3 1-2 2-3
Tidak
1. Potensiometer 100 KΩ Bergerak Bergerak Baik
Bergerak
IV.1.1.4 Kapasitor
2. Mika 100nF -
3. Keramik 501 -
IV.1.1.5 Dioda
Pengujian
No. Jenis Dioda Keterangan
A-K K-A
IV.1.2 Gambar
IV.1.2.1 Pengukuran Resistor Tetap
IV.1.2.1.1 Pengukuran Resistor Tetap Menggunakan Multimeter Analog
(d) (e)
Gambar 4.1 Pengukuran Resistor Tetap Menggunakan Multimeter Analog (a)
200kΩ, (b) 15kΩ, (c) 300Ω, (d) 300kΩ dan (e) 120kΩ
IV.1.2.1.2 Pengukuran Resistor Tetap Menggunakan Multimeter Digital
(d) (e)
Gambar 4.2 Pengukuran Resistor Tetap Menggunakan Multimeter Digital (a)
200kΩ, (b) 15kΩ, (c) 300Ω, (d) 300kΩ dan (e) 120kΩ
IV.1.2.2 Pengukuran Resistor Variabel
IV.1.2.2.1 Trimpot
Gambar: 4.4 Hasil Resistensi LDF Diukur Tanpa Cahaya (16740 Ω) Dengan
Cahaya (5910 Ω)
IV.1.2.4 Kapasitor
Gambar 4.13 Pengujian Berturut-Turut LED A-K (Kabel Hitam Berkaitan dengan
Anoda dan Merah dengan Katoda (Menyala)) dan K-A (Kabel Hitam Berkaitan
dengan Katoda dan Merah dengan Anoda (Tidak Menyala))
IV.1.2.5.3 Dioda Zener
Gambar 4.14 Pengujian Dioda Zener, (Kabel Hitam Berkaitan dengan Anoda dan
Merah dengan Katoda (Bergerak)) dan K-A (Kabel Hitam Berkaitan dengan
Katoda dan Merah dengan Anoda.
IV.1.2.6 Tegangan Catu Daya
Gambar 4.15 Pengukuran Nilai Catu Daya Arus AC Berurut Kiri ke Kanan
Dengan Volt Berbeda 3V, 5V, serta 6V Menggunakan Multimeter Analog
Menjadi:
3 V, 5.3 V dan 1,8 V
IV.1.2.6.2 Arus AC Digital
Gambar 4.16 Pengukuran Nilai Catu Daya Arus AC Berurut Kiri ke Kanan Volt
Berbeda 3V, 5V, serta 6V dengan Multimeter Digital hasil: 4 V, 6.5 V dan 9 V.
IV.1.2.6.3 Arus DC Analog
Gambar 4.17 Pengukuran Nilai Catu Daya Arus DC Berurut Kiri ke Kanan Volt
Berbeda 3V, 5V, serta 6V dengan Multimeter Analog hasil: 2,8V, 6 V dan 10 V.
IV.1.2.6.4 Arus DC Digital
Gambar 4.18 Pengukuran Nilai Catu Daya Arus DC Berurut Kiri ke Kanan Volt
Berbeda 3V, 5V, serta 6V dengan Multimeter Digital hasil: 3.1V, 5.8V dan 9.6V.
IV.3 Pembahasan
Secara teori pada percobaan mengukur resistansi pada resistor tetap dapat
dilihat bahwa nilai pembacaan resistansi berdasarkan warna resistor harus sama
dengan nilai pengukuran hambatan resistor menggunakan multimeter. Pada
tabel data dilihat bahwa pada pengukuran dan pembacaan nilai hambatan pada
resistor sudah sesuai dengan teori. Hal ini menunjukkan bahwa resistor dalam
keadaan baik.
Pada percobaan pengukuran nilai resistansi pada resisto r variabel yaitu
pada potensiometer dan trimpot, dapat diketahui bahwa apabila sumbu puta r pada
potensi ometer maupun trimpot diputar, pada kaki 1-3 tidak terjadi perubahan
nilai suatu hambatan (tidak bergerak) sedangkan pada kaki 1-2 dan 2-3 terjadi
perubahan nilai hambatan (bergerak), maka dapat disimpulkan keadaan
potensiometer maupun trimpot tersebut yang mana dinyatakan dalam keadaan
yang baik.
Pada percobaan pengukuran hambatan pada resistor LDR dapat diketahui
bahwa nilai hambatan resistor LDR saat terkena cahaya yaitu memiliki nilai (30k)
sedangkan saat resistor tidak diberi cahaya atau dalam keadaan gelap yaitu
memiliki nilai (150ohm) , sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya
mempengaruhi nilai hambatan yang terukur pada resistor LDR.
Pada percobaan pembacaan nilai kapasitansi pada sebuah kapasitor memiliki
beberapa aturan tersendiri yaitu tertera nilai kapasitansi (kode bahan) dan batas
kerjanya. Pada kapasitor elektrolit menunjukkan nilai kapasitansi pada badannya
yaitu 100 μF dengan batas kerja pada tegangan 25 V. Pada kapasitor mika
menunjukkan (kode bahan) 100 μF. Pada kapasitor keramik menunjukkan (kode
bahan) 501 μF dengan batas kerja pada tegangan 0v.
Pada percobaan dioda digunakan tiga jenis dioda yaitu dioda
semikonduktor, dioda LED dan dioda zenner. Pada dioda semikonduktor bekerja
prinsip sebaliknya yaitu arus akan mengalir ketika kabel negatif mutlimeter
bertemu dengan kaki positif dioda dan kabel positif multimeter bertemu dengan
kabel negatif dioda. Pada dioda LED dapat dilihat bahwa ketika kabel positif
multimeter dikaitkan pada kaki positif dioda dan kabel negatif multimeter
dikaitkan dengan kaki negatif dioda maka dioda LED akan menyala. Sedangkan
apabila dilakukan hal sebaliknya dimana kaki positif dioda dikaitkan dengan kabel
negatif multimeter dan kaki negatif dioda dikaitkan dengan kabel positif
multimeter maka dioda tidak akan nyala. Hal ini menandakan bahwa dioda berada
pada kondisi baik. Pada dioda zenner, arus akan mengalir ketika kabel positif
multimeter dikaitkan dengan kaki positif dioda dan kabel negatif multimeter
dikaitkan dengan kaki negatif dioda. Begitupun sebaliknya, ketika kaki positif
dioda dikaitkan dengan kabel negatif multimeter dan kaki negatif dioda dikaitkan
dengan kabel positif multimeter maka dioda arus akan tetap mengalir. Hal ini
menunjukkan bahwa dioda Zener dalam kondisi tidak baik. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh dioda Zener telah lama.
Pada percobaan tegangan, secara teori saat pengaturan suatu nilai catu daya,
keluaran tegangan pada AC maupun DC adalah sama. Namun, pada percobaan ini
saat nilai catu daya 3, 5, dan 6 volt, tegangan keluaran pada AC dan DC
bervariasi atau tidak sama. Hal tersebut mungkin disebabkan karena alat yang
digunakan sudah tidak berfungsi dengan baik.
BAB V
PENUTUP
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Saran saya untuk laboratorium yaitu sebaiknya ruangan yang digunakan saat
praktikum lebih luas agar praktikan lebih leluasa bergerak dan tidak saling
mengganggu dengan praktikan lain.
V.2.2 Saran untuk Asisten
Saran saya untuk asisten yaitu untuk mempertahankan cara membimbing
kepada praktikan agar praktikan lebih mudah dan cepat mengerti apa yang
dijelaskan oleh asisten.
DAFTAR PUSTAKA
[5] A. Pramono, T. J. L. Tama, dan T. Waluyo. "Analisis Arus Tiga Fasa Daya
197 KVA Dengan Menggunakan Metode Uji Normalitas Kolmogorov-
Smirnov". Jurnal RESISTOR (Rekayasa Sistem Komputer). Vol. 4, No. 2:
213-216, 2021.
LAMPIRAN: