Oleh:
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, didapatkan tujuan dalam
praktikum ini sebagai berikut.
1. Mengetahui cara mengukur dan membaca resistor.
2. Mengetahui cara membaca dan mengukur rangkaian seri.
3. Mengetahui cara membaca dan mengukur rangkaian parallel.
4. Mengukur cara mengukur arus DC.
5. Mengukur cara mengukur tegangan DC.
6. Mengetahui sifat atau karakteristik sensor suhu.
7. Mengetahui sifat atau karakteristik sensor cahaya.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sebagai salah satu laporan
pengenalan alat ukur dan komponen elektronika.
2. Bagi pemerintah, dijadikan salah satu acuan penyusunan kebijakan mengenai
laporan pengenalan alat ukur dan komponen elektronika.
3. Bagi masyarakat, untuk salah satu referensi dalam mengenal alat ukur dan
komponen elektronika serta mengetahui sifat konduktor papan projek, sensor cahaya
dan temperatur.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
V= W V= W
Q atau
I×t
Keterangan :
V = tegangan (Volt)
W = energi listrik (Joule)
Q = muatan listrik (Coulomb)
I = kuat arus listrik (Ampere)
t = waktu (detik/second)
2.2.2 Arus
Arus listrik merupakan jumlah muatan yang bergerak melalui penampang suatu
penghantar listrik setiap satuan waktu yang dinyatakan dengan I dan waktu t
(Listiyarini, 2018). Maka dari itu didapatkan bahwa rumus untuk menentukan arus
listrik sebagai berikut.
Q
I=
t
Keterangan :
I = kuat arus listrik (Ampere)
Q = muatan listrik (Coulomb)
t = waktu (detik/second)
Jika terdapat beban di dalam suatu rangkaian tertutup, maka arus listrik akan
mengalir. Rangkaian tertutup sendiri merupakan rangkaian yang seluruh bagiannya
(beban, penghantar, saklar) terhubung dengan sumber listrik (Listiyarini, 2018).
Berikut ini merupakan rangkaian tertutup yang diperlihatkan pada gambar 1.1.
Elektron akan mengalir dari arah potensial rendah (kutub negatif) ke potensial
tinggi (kutub positif). Sedangkan pada arus listrik akan mengalir (sesuai konvensi) dari
potensial tinggi (kutub positif) ke potensial rendah (kutub negatif). Dapat disimpulkan
bahwa aliran arus listrik berbanding terbalik dengan arah aliran elektron. Ilustrasinya
dapat dilihat pada gambar 1.2 di bawah ini.
Gambar 1.2 Arah aliran arus listrik dan elektron pada rangkaian tertutup
2.2.3 Hambatan
Hambatan atau resistensi dapat diartikan sebagai kemampuan menghambat
listrik. Besar suatu resistensi yang ada pada suatu penghantar yang panjangnya 1 m dan
luas penampangnya 1 mm² disebut resistivitas (Listiyarini, 2018). Logam memiliki
hambatan (resistensi) sebab logam mampu menghantarkan arus listrik. Jika logam
memiliki elektron yang sulit bergerak maka logam tersebut mempunyai resistensi yang
besar. Dan sebaliknya, jika logam memiliki elektron yang mudah bergerak atau mudah
menghantarkan listrik maka resistensi yang dimiliki kecil. Faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya resistensi adalah sebagai berikut.
1. Resistivitas (hambat jenis penghantar)
Semakin kecil resistivitas sebuah penghantar maka semakin baik karena
resistensinya semakin kecil.
2. Panjang penghantar
Semakin panjang suatu penghantar maka resistensinya semakin besar pula. Jadi
besar panjang penghantar berbanding lurus dengan besar resistensi/hambatan.
3. Luas penampang penghantar
Semakin besar luas penampang penghantar, maka semakin kecil hambatan
(resistensi) penghantar tersebut yang berarti arus yang dialirkan semakin besar.
4. Suhu/temperatur
Jika suatu penghantar mendapat perubahan temperatur baik itu naik ataupun turun
maka resistensinya juga ikut berubah.
Secara matematis resistensi dapat dirumuskan sebagai berikut.
R= l×
A
Keterangan :
R = resistensi (ohm)
l = panjang penghantar (meter)
A = luas penampang penghantar (mm²)
2.6.2 Fotoresistor
Fotoresistor adala sebuah resistor yang dimana jika terkena perubahan
intensitas cahaya maka nilai resistansinya akan menurun (Rahmadiansyah dkk.,
2017:16). Jenis resistor non linear ini terbuat dari semikonduktor serta memiliki
resistensi yang tinggi. Fotoresistor dapat digunakan secara luas dalam sistem alarm
yang berdasarkan sinar, lampu jalanan dengan saklar otomatis yang akan menyala pada
keadaan gelap, dan lain sebagainya.
Menurut Rahmadiansyah dkk. (2017:16) prinsip kerja fotoresistor antara lain:
1) Cahaya/foton yang berfrekuensi tinggi akan diserap oleh semikonduktor sehingga,
elektron yang memiliki energi yang cukup akan keluar kepita konduksi; 2) Elektron
yang bebas akan menghasilkan aliran listrik, sehingga resistensinya menurun.
Fotoresistor juga bisa disebut LDR (Ligt Dependent Resistor) yang dimana ketika
berada di dalam kegelapan maka besar tahanan bisa mencapai jutaan Ohm. Sedangkan
ketika LDR berada di keadaan yang terang, maka besar tahanan akan menurun hingga
beberapa ratus Ohm.
3.2.2 Komponen:
a. Resistor fixed (2K2Ω; 390Ω; 4K7Ω; 100KΩ; 470KΩ)
b. NTC
c. LDR
d. Connector
A
A
Selesai
Berikut ini merupakan penjelasan prosedur kerja pada diagram alir pembacaan
dan pengukuran resistor.
1. Mengambil sembarang resistor yang telah disiapkan.
2. Memposisikan pemutar AVO meter pada tanda Ω (Ohm) untuk melakukan
pengukuran resistor.
3. Melekatkan masing-masing pena AVO meter pada kaki resistor.
4. Membaca hasil dari pengukuran pada display dan dicatat.
5. Mengulanginya hingga dua kali dengan menggunakan resistor lain.
Selesai
Gambar 3.2 Diagram alir pembacaan dan pengukuran resistor rangkaian seri
Berikut ini merupakan penjelasan prosedur kerja pada diagram alir pembacaan
dan pengukuran resistor rangkaian seri.
1. Mengambil 2 buah sembarang resistor yang telah ada.
2. Mencatat warna pada resistor serta menghitung besar resistensi pada setiap resistor.
3. Membuat koneksi ada salah satu kaki resistor dengan satu kaki resistor yang lain
dengan menggunakan project board.
4. Memposisikan AVO meter pada tanda OHM untuk melakukan pengukuran resistor
yang telah dirangkai.
5. Melekatkan masing-masing pena AVO meter pada 2 kaki resistor yang bebas
6. Membaca dan mencatat hasil pengukuran pada display.
7. Ulamgin hingga 2× dengan resistor lain yang berbeda.
Selesai
Gambar 3.3 Diagram alir pembacaan dan pengukuran resistor rangkaian paralel
Berikut penjelasan dari diagram alir pembacaan dan pengukuran rangkaian
parallel.
1. Mengambil 2 buah resistor yang telah tersedia.
2. Mencatat warna pada masing-masing resistor.
3. Membuat koneksi pada salah satu kaki resistor dengan satu kaki resistor yang lain
dengan menggunakan project board, lakukan pada sisi lain hal yang sama
4. Memposisikan pemutar AVO meter pada tanda OHM (Ω) untuk melakukan
pengukuran resistor.
5. Melekatkan masing-masing pena AVO meter pada koneksi 2 resistor pada project
board dengan menggunakan jumper.
6. Membaca dan mencatat hasil pengukuran pada display
7. Mengulang kembali cara di atas dengan resistor yang lain.
3.3.4 Pengukuran Arus DC
Berikut ini merupakan gambar diagram alir pengukuran arus DC.
Mulai
Selesai
Selesai
Menyalakan lilin
Selesai
Menyalakan senter
Selesai
2. Pengukuran resistor
rangkaian seri
3. Pengukuran resistor
rangkaian paralel
4. Pengukuran arus DC
5. Pengukuran tegangan DC
6. Pengukuran karakteristik
sensor suhu
7. Pengukuran karakteristik
sensor cahaya
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
600
Resistensi (kΩ)
400 Teori
200
0 Pengukuran
(kΩ)
Berdasarkan dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa resistor KUKE memiliki
nilai resistansi yang sangat tinggi. Sedangkan resistor CHJE dan MMME memiliki
nilai yang rendah. Untuk resistor MMME sebenarnya memiliki nilai resistansi, namun
di dalam grafik tidak terlihat karena nilainya yang terlalu kecil dibandingkan dengan
resistor CHJE dan resistor KUKE.
Dapat kita lihat bahwa nilai resistansi dari semua resistor berbeda antara
pembacaan dan pengukuran. Hal ini disebabkan karena adanya toleransi ukuran yang
berbeda di setiap resistor serta terdapat hambatan eksternal dan internal, maka dari itu
hasil pengukuran bisa berbeda (Kiswanto, 2019). Selain itu perbedaan hasil dari
pengukuran juga dapat terjadi karena cara pemakaian alat ukur yang salah.
4.2 Pembacaan dan Pengukuran Rangkaian Seri
Adapun hasil pengukuran dari praktikum adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2 Hasil pembacaan dan pengukuran warna resistor
Warna Pengukuran
No Teori (kOhm)
Resistor (kOhm)
CHJE +
1 480 474.5
KUKE
CHJE +
2 12.2 12.05
MMME
600
Resistensi (kΩ)
400 Teori
200
0 Pengukuran
CHJE + CHJE + (kΩ)
KUKE MMME
Gambar 4.2 Garfik hasil pembacaan dan pengukuran rangkaian seri
15
Resistensi (kΩ)
10 Teori
5
0 Pengukuran
CHKE + CHJE + (kΩ)
KUKE MMJE
Gambar 4.3 Grafik hasil pembacaan dan pengukuran rangkaian parallel
Dapat kita lihat dari grafik di atas bahwa nilai resistansi dari dua rangkaian
paralel tersebut berbeda. Rangkaian paralel yang dimana terdapat resistor KUKE
memiliki nilai resistansi yang sangat besar dibanding nilai resistansi dari rangkaian
paralel kedua. Perbedaan tersebut diakibatkan karena adanya perbedaan toleransi antar
resistor. Dan dilihat dari nilai pembacaan dan pengukuran resistansi, ternyata memiliki
nilai yang berbeda . Hal ini disebabkan karena pada saat resistor di rangkai terdapat
komponen yang dapat mengurangi nilai resistansi, misalnya project board yang dipakai
untuk merakit rangkaian paralel. Serta adanya hambatan eksternal dan internal yang
dapat mengurangi nilai resistansi. Semakin besar nilai hambatan yang dipasang maka
semakin kecil arus yang mengalir sebaliknya semakin kecil nilai hambatan yang di
pasang maka semakin besar arus yang mengalir (Rosman dkk., 2020:43). Rumus untuk
menghitung rangkaian paralel antara lain:
1 1 1
= +
R total R 1 R 2
Keterangan: R1 = nilai hambatan 1
R total = jumlah nilai hambatan R2 = nilai hambatan 2
2.00 (mA)
1.00
0.00 Arus
Pengukuran
(mA)
40
Tegangan (Volt)
20
Teori
0 Pengukuran
1 2 3 4 5 6
-20
Pengukuran Ke-
Gambar 4.5 tersebut merupakan grafik dari hasil pengukuran tegangan DC.
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa jika pena positif AVO meter bertemu
angka positif ataupun 0, maka hasil dari pengukuran ialah positif. Sedangkan jika pena
positif AVO meter bertemu dengan angka negatif, maka hasil dari pengukuran yaitu
negatif. Menurut Trian dkk. (2018) adanya hambatan dalam dari multimeter yang
digunakan untuk mengukur nilai tegangan arus yang diukur dapat menyebabkan nilai
yang terbaca pada multimeter menjadi tidak sesuai dengan nilai pada teori.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan dari hasil
pengukuran lebih kecil dibandingkan dengan hasil perhitungan dari teori. Hal ini
disebabkan oleh adanya pengurangan nilai resistansi dari sebuah resistor. Sehingga
mempengaruhi nilai tegangan. Serta ketika meletakkan pena AVO meter secara
terbalik (pena positif ke angka negatif) maka nilai tegangan DC akan negatif. Sebab
arus tidak akan mengalir jika peletakan tidak sesuai dengan aturan
12
Tegagan (V)
10
8
6
4 5 volt
2
0 12 volt
1 2 3 4 5
Percobaan Ke-
5000
Resistor (Ohm)
4000
3000 5 volt
2000
12 volt
1000
0
2 1 3 ke-
Percobaan 4 5
Gambar 4.6.2 Garafik sensor suhu (R out)
Pada Gambar 4.6.1 menjelaskan tentang tegangan yang tersisa ketika adanya
perubahan suhu. Sedangkan pada Gambar 4.6.2 menjelaskan tentang sisa hambatan
ketika adanya perubahan suhu. Dapat dilihat bahwa jika perubahan suhu terjadi secara
terus menerus maka tegangan dan hambatan akan semakin sedikit. Semakin besar
temperatur yang diterima thermistor maka tahanan pada thermistornya semakin kecil
(Mursanto, 2016:528).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penurunan tegangan dan
hambatan dapat dipengaruhi oleh adanya perubahan suhu. Perubahan suhu yang
dimaksud yaitu jika terjadi kenaikan suhu secara terus menerus, maka tegangan dan
hambatan akan semakin hilang. Oleh karena itu di setiap suatu rangkaian elektronik
terdapat pendingin atau kompone yang bisa menurunkan suhu yang ada.
15
Tegangan (V)
10
5 5 volt
12 volt
0
1 2 3 4 5
Percobaan Ke-
Resistor (Ohm)
5
5 volt
0 12 volt
1 2 3 4 5
Percobaan Ke-
Pada Gambar 4.7.1 menjelaskan tentang tegangan yang tersisa karena adanya
cahaya. Sedangkan pada Gambar 4.7.2 menjelaskan tentang hambatan yang tersisa
karena adanya cahaya. Dapat dilihat bahwa jika terdapat cahaya yang semakin
terang/dekat pada rangkaian, maka tegangan dan hambatan akan semakin berkurang.
Nilai resistansi kedua terminal output LDR akan semakin rendah apabila intensitas
cahaya yang ditermia LDR semakin tinggi (Alim dkk., 2017:2)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penurunan tegangan dan
hambatan juga dipengaruhi oleh adanya cahaya. Cahaya yang dimaksud bisa berupa
cahaya lilin. Jika lilin diletakkan semakin dekat dengan rangkaian, maka tegangan dan
hambatan pada rangkaian akan semakin berkurang. Namun berkurangnya tegangan dan
hambatan tidak sedrastis pada penurunan yang dipengaruhi oleh suhu. Penurunan
tegangan dan hambatan yang dipengaruhi oleh cahaya hanya akan berkurang sedikit
demi sedikit.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum pengenalan alat dan komponen
elektronika, yaitu sebagai berikut.
1. Perbedaan nilai resistansi dari semua resistor antara pembacaan dan pengukuran
disebabkan karena adanya toleransi ukuran yang berbeda di setiap resistor serta
terdapat hambatan eksternal dan internal, maka dari itu hasil pengukuran bisa
berbeda.
2. Adanya perbedaan nilai resistensi pada kedua rangkaian seri disebabkan karena
cara pengukuran pada resistor terdapat kesalahan, yaitu posisi pena AVO meter
kurang tepat di kaki resistor.
3. Semakin besar nilai hambatan yang dipasang maka semakin kecil arus yang
mengalir sebaliknya semakin kecil nilai hambatan yang di pasang maka semakin
besar arus yang mengalir akibatnya terdapat perbedaan nlai resistensi pada kedua
rangkaian paralel.
4. Nilai arus pada teori lebih besar daripada nilai arus pengukuran. Hal ini disebabkan
oleh adanya perubahan pada nilai resistor, maka dari itu nilai arus pada pengukuran
lebih kecil dibandingkan dengan arus pada teori.
5. Nilai tegangan dari hasil pengukuran lebih kecil dibandingkan dengan hasil
perhitungan dari teori. Hal ini disebabkan oleh adanya pengurangan nilai resistansi
dari sebuah resistor. Sehingga mempengaruhi nilai tegangan.
6. Jika perubahan suhu terjadi secara terus menerus maka tegangan dan hambatan
akan semakin sedikit. Semakin besar temperatur yang diterima thermistor maka
tahanan pada thermistornya semakin kecil.
7. Jika terdapat cahaya yang semakin terang/dekat pada rangkaian, maka tegangan
dan hambatan akan semakin berkurang. Nilai resistansi kedua terminal output,LDR
akan semakin rendah apabila intensitas cahaya yang ditermia LDR semakin tinggi.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai pengenalan beberapa
alat ukur dan komponen elektronik perlu adanya ketelitian dalam proses merangkai.
Serta disarankan untuk lebih memerhatikan setiap komponen yang dirangkai agar tidak
terjadi kesalahan dalam proses pembacaan dan pengukuran. Sebelum memulai
praktikum hendaknya mengecek ketelitian dan keefektifan alat yang akan digunakan
terlebih dahulu. Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, praktikan harus memahami
materi yang terdapat di dalam modul yang telah diberiikan oleh asisten dosen.
DAFTAR PUSTAKA
Alim, M. I., Fauzy, M., & Anggoro, D. 2017. Pengukuran Pulse Width Modulation
sebagai Pengatur Resistansi Sensor Cahaya: Halaman 02.
Arifin, J., Zulita, L. N., & Hermawansyah, H. 2016. Perancangan Murottal Otomatis
Menggunakan Mikrokontroller Arduino Mega 2560. Jurnal Media
Infotama, 12(1).
Basri, Irma Yulia, and Dedy Irfan. 2018. 53 Sukabina Press Komponen Elektronika
Harianto, S., Setiawan, A. B., & Sari, A. P. 2017. Studi Tentang Penggunaan Metode
Scanning Pada Sistem Telemetri Pendeteksi Kerusakan Air Conditioner
Kendaraan. Elektrika: Jurnal Teknik Elektro. 1(1): 47-51.
Kuriniawan, A. 2015. Pengertian Resistor Tetap Dan Non Linear - Mencester United.
(online).http://annazkurniawan15.blogspot.com/2014/08/v-
behaviorurldefaultvmlo.html. [Diakses 06 April 2023]
Martias, M. 2017. Penerapan Dan Penggunaan Alat Ukur Multimeter Pada Pengukuran
Komponen Elektronika. Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Teknologi.
1(1).
Trian Verson, T., Steffan Rafly, T., & Delpiero Nygeska, B. 2018. Dasar pengukuran.
Yusuf, M., Priyandoko, G., & Istiadi, I. 2021. Prototype Data Logger Multimeter
Digital Secara Wireless Berbasis Smartphone. JASEE Journal of
Application and Science on Electrical Engineering. 2(02): 61-74.
LAMPIRAN