Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elektronika

Oleh
Nama : Nur Izzah Afkarina
NIM : 221710201032
Kelas :A
Acara : IV (Dioda)
Asisten : Ahmad Rafid Zuhdi

LABORATORIUM ENERGI, OTOMATISASI DAN INSTRUMENTASI


PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan di dunia ini pasti tidak luput dari penggunaan alat elektronik.
Peralatan elektronik ini pasti membutuhkan listrik dalam penggunaannya, dan alat
ini tentu saja tersusun dari berbagai komponen elektronika. Sehingga dari susunan
komponen elektronika tersebut mampu mengoperasikan peralatan sesuai dengan
fungsinya. Salah satu komponen elektronika yang digunakan dalam beberapa
peralatan sehari-hari adalah dioda. Dioda merupakan komponen semikonduktor
yang dimana tersusun dari penyambung PN. Dioda merupakan gabungan dari dua
kata, yaitu anoda dan katoda.
Fungsi dari dioda yaitu sebagai penyearah arus listrik. Dimana dioda dapat
mengalirkan arus ke satu arah dan akan menghambat arus dari arah sebaliknya.
Dioda merupakan semikonduktor yang memiliki karakteristik yang unik. Jika
sebuah dioda dibias balik (reverse), maka arus yang didapat kecil (skala mA).
Namun jika dioda dibias maju (forward), maka arus yang didapat besar l.
Dilaksanakannya praktikum ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam
mengenal dan mengetahui tentang dioda. Baik dalam segi pengertian maupun
dalam segi kegunaan dioda. Sehingga ketika mahasiswa akan membuat suatu
rangkaian elektronika tidak mengalami kesulitan dalam merakitnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka diajukan perumusan


masalah penelitian sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari dioda serta kegunaannya
2. Bagaimana hasil pengamatan rangkaian dioda dan grafik yang telah dibuat?
3. Mengapa terjadi perbedaan bentuk tegangan keluaran pada penyearah setengah
gelombang dengan tegangan keluaran pada penyearah gelombang penuh?
4. Mengapa terjadi perbedaan amplitude tegangan puncak antara tegangan
masukan dan tegangan keluaran?

1.3 Tujuan

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, didapatkan tujuan dalam


praktikum ini sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian dari dioda dan kegunaannya
2. Mengetahui hasil dari pengamatan rangkaian dioda dan grafik yang telah dibuat
3. Mengetahui alasan terjadinya perbedaan bentuk tegangan keluaran pada
penyearah setengah gelombang dengan tegangan keluaran pada penyearah
gelombang penuh
4. Mengetahui alasan terjadinya perbedaan amplitude tegangan puncak antara
tegangan masukan dan tegangan keluaran

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari hasil praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sebagai salah satu laporan untuk
memahami komponen dioda serta mampu membuat rangkaiannya.
2. Bagi pemerintah, bisa dijadikan acuan penyusunan kebijakan mengenai laporan
tentang penjelasan dioda serta kegunaannya.
3. Bagi masyarakat, untuk dijadikan sebagai salah satu referensi dalam memahami
dioda dan kegunaannya, serta memahami rangkaian dioda.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dioda
Menurut Oktavia dkk. (2016:782) komponen yang bersifat setengah
konduktor disebut juga komponen semikonduktor, dimana energi gap yang
dibentuk oleh struktur komponen ini lebih kecil dari energi gap komponen
isolator namun lebih besar dari gap komponen konduktor. Contoh dari
komponen semikonduktor yaitu dioda, zener, transistor, IC (Integrated Circuit),
LED (Ligt Emitting Diode), varactor, dan variator. Komponen dioda digunakan
sebagai penyearah arus dari anoda menuju ke katoda.

Gambar 1. (a) Dua daerah semikonduktor pada diode; (b) Simbol dioda
Dioda sangat penting dalam menyusun rangkaian elektronika karena
sifatnya yang mengalir arus disaat bias maju (forward) dan menghambat arus
disaat bisa balik (reverse). Matrial utama dalam dioda yaitu tipe - N dan tipe - P.
Dalam bahan tipe - N terdapat elektron, sedangkan bada bahan tipe - P
merupakan sebuah lubang (hole). Menurut Tooley (dalam Oktavia dkk.,
2016:782) dioda tidak sepenuhnya ideal pada aplikasinya karena masih terdapat
penyimpangan-penyimpangan dalam karakteristiknya.

Gambar 2. (a) Rangkaian diode untuk bias maju; (b) Rangkaian diode untuk
bias balik
Mengalirkan arus disaat pengoperasian bias maju (forward) dan bias
mundur (reverse), dioda membutuhkan tegangan untuk melakukannya.
Melakukan pengujian pada dioda dapat menggunakan multimeter dan data yang
diambil dilakukan secara manual serta membutuhkan waktu yang lama. Selain
itu pengujian dioda dapat dilakukan secara otomatis mengurangi perangkat
lunak software dan hardware contohnya, aplikasi proteus.

2.2 Osiloskop
"Salah satu alat ukur besaran listrik yang dapat memproyeksikan atau
menampilkan bentuk tegangan listrik terhadap perubahan yaitu osiloskop"
(Bachmid dkk., 2017:15). Terdapat dua spesifikasi osiloskop antara lain:
osiloskop analog dan osiloskop digital. Perbedaan dari dua jenis tersebut,
terletak pada proses pengubahan sinyal input disaat ditampilkan ke dalam
display. Namun, prinsip kerja keduanya sama, yaitu sama-sama menerima sinyal
input yang berupa tegangan listrik yang kemudia ditampilkan ke sebuah display.

(a) (b)
Gambar 3. (a) Osiloskop analog; (b) Osiloskop digital

Bachmid dkk. (2017:15) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut.


"Input yang masuk pada osiloskop analog hanya melewati bagian vertikal
dan langsung dikondisikan ke bagian sistem display. Sedangkan input yang
masuk pada osiloskop digital harus melalui proses pengubahan sinyal ke kode-
kode biner, penyimpanan dalam memori dan proses rekonstruksi bentuk
gelombang ke sistem display".
Menurut Lastera (2019:155) osiloskop merupakan salah satu alat ukur
besaran listrik yang dapat menampilkan bentuk gelombang tegangan listrik,
bentuk gelombang arus listrik dalam kapasitas dan periode tertentu secara nyata.
Gelombang sendiri merupakan suatu getaran yang mengalami perambatan yang
akan membentuk dan mengikuti gerak sinosoida serta memiliki komponen
antara lain: 1) Amplitudo; 2) Frekuensi; 3) Periode; 4) Panjang gelombang; 5)
Fase sudut (Mouromadhoni dkk., 2019:188). Jenis-jenis osiloskop dapat dilihat
dari teknologi layar monitor. Berikut ini merupakan jenis-jenis osiloskop dilihat
dari teknologi layar monitornya.
a. Osiloskop tabung vakum
b. Osiloskop LCD
c. Osiloskop LED

2.3 Penerapan Dioda Dalam Kehidupan Sehari - hari


Penggunaan alat-alat elektronik di dalam kehidupan sehari-hari yang tanpa
kita sadari terdapat komponen pasif yang bernama dioda. Contohnya yaitu
dalam penggunaan charger handphone. Di dalam charger handphone yang
sering digunakan tersebut terdapat dioda yang berfungsi sebagai penyearah arus
dari PLN konvensional yang ada di Indonesia ini.
Selain itu, terdapat dioda varactor atau bisa disebut juga dioda kapasitas.
Dioda kapasitas merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki
kapasitas yang dapat berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang
diberikan (Nadhwa, 2015). Jika tegangan yang diberikan kepada dioda besar,
maka kapasitasnya akan menurun, dan sebaliknya jika tegangan yang diberikan
kepada dioda rendah maka kapasitasnya akan semakin besar. Dioda kapasitas ini
banyak digunakan sebagai pengatur suara pada televisi dan pesawat penerima
radio.
Nadhwa (2015) menjelaskan bahwa "dioda juga dapat digunakan sebagai
alarm, diamana dioda ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya. Dioda
ini disebut dioda photo (dioda cahaya) merupakan dioda yang bekerja pada
daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu saja yang dapat
melewatinya. Dioda ini dapat dibuat dengan menggunakan bahan dasar silikon
dan geranium".
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 06 April 2023 pukul 11.05-
13.00 di Lab. Instrumentasi yang terletak di Gedung G, Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan


Berikut ini merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
acara 4.
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara 4 adalah
sebagai berikut.
a. Osciloscop
b. Laptop
c. Catu daya
d. Proteus
3.2.2 Bahan
Adapun komponen yang digunakan pada saat praktikum antara lain:
a. Dioda
b. Resistor
c. 2W04G

3.3 Prosedur Praktikum


3.3.1 Rangkaian 1
Berikut ini merupakan diagram alir rangkaian 1.
Gambar 3.1 Diagram alir rangkaian 1
Adapun penjelasan prosedur kerja pada diagram alir rangkaian 1 sebagai
berikut.
1. Menyiapkan alat dan yaitu laptop dan aplikasi proteus. Komponen yang
digunakan dalam aplikasi proteus yaitu dioda, resistor, catu daya
(amplitudo = 220 dan frekuensi = 50), dan osiloskop.
2. Menghubungkan catu daya AC dengan resistor dan dioda, lalu
menghubungkan osiloskop ke rangkaian yang telah dibuat.
3. Mengamati rangkaian yang telah dibuat.
4. Membuat grafik yang dari rangkaian yang telah dibuat dengan cara tekan
tombol play. Sehingga dapat menampilkan grafik dari rangkaian yang telah
dibuat.

3.3.2 Rangkaian 2
Berikut ini adalah diagram alir dari rangkaian 2.
Gambar 3.2 Diagram alir rangkaian 2
Adapun penjelasan prosedur kerja pada diagram alir percobaan rangkaian
2 sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat dan bahan yaitu laptop dan aplikasi proteus. Komponen
yang digunakan dalam aplikasi proteus yaitu dioda tipe 2W04G, resistor,
catu daya (amplitudo = 110 dan frekuensi = 50) dan osiloskop.
2. Menghubungkan catu daya AC dengan resistor dan dioda yang tersedia.
3. Setelah itu hubungkan channel 1 pada rangkaian penyearah gelombang
penuh.
4. Mengamati rangkaian yang telah dibuat.
5. Membuat grafik dari rangkaian yang telah dibuat dengan cara tekan tombol
play. Sehingga dapat menampilkan dan menghasilkan grafik dari rangkaian
yang telah dibuat.

3.3.3 Rangkaian 3
Berikut ini merupakan diagram alir rangkaian 3.

Gambar 3.3 Diagram alir rangkaian


Adapun penjelasan prosedur kerja pada diagram alir rangkaian 3 sebagai
berikut.
1. Menyiapkan alat dan bahan yaitu laptop dan aplikasi proteus. Komponen
yang digunakan dalam aplikasi proteus yaitu dioda tipe 2W04G, resistor,
catu daya (amplitudo = 110 dan frekuensi = 50) dan osiloskop.
2. Menghubungkan catu daya AC dengan resistor dan dioda yang tersedia.
3. Setelah itu hubungkan channel 1 osiloskop pada rangkaian penyearah
gelombang penuh.
4. Mengamati rangkaian yang telah dibuat.
5. Membuat grafik dari rangkaian yang telah dibuat dengan cara tekan tombol
play. Sehingga dapat menampilkan dan menghasilkan grafik dari rangkaian
yang telah dibuat.
3.4 Rangkaian
Tebel berikut ini merupakan tampilan rangkaian dan grafik mulai dari
rangkaian 1 hingga rangkaian 3.

No. Keterangan Rangkaian


1. (a) Rangkaian 1
dengan AC voltage
source yang
memiliki amplitudo
sebesar 220 dan
frekuensi sebesar 50

2. (a) Rangkaian 2
menggunakan 4
diode (2W04G) serta
AC voltage source
yang memiliki
amplitudo sebesar
110 dan frekuensi
sebesar 50

3. (a) Rangkaian 3
menggunakan 4
diode (2W04G) serta
AC voltage source
yang memiliki
amplitudo sebesar
220 dan frekuensi
sebesar 50
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Rangkaian 1 ialah rangkaian yang tersusun dari sebuah resistor, AC
voltage source (VSIN) yang memiliki amplitudo sebesar 220 m dan frekuensi
sebesar 50 Hz, serta sebuah dioda. Indrakoesoema dkk. (2016:76) menjelaskan
"Ketika sebuah tranformator memberikan output sisi positif dari gelombang AC
maka dioda dalam keadaan bias forward (bias maju) sehingga sisi positif dari
gelombang tersebut dilewatkan dan pada saat sebuah tranformator memberikan
sinyal sisi negatif gelombang AC maka dioda dalam keadaan bias reverse (bias
balik), sehingga sinyal sisi negatif tegangan AC tersebut ditahan atau tidak
dilewatkan". Rangkaian 1 merupakan rangkaian penyearah setengah gelombang
karena memiliki satu buah dioda. Menurut Indrakoesoema dkk. (2016:76)
penyearah setengah gelombang (half wave rectifer) hanya menggunakan 1 buah
dioda sebagai komponen utama dalam menyearahkan gelombang AC. Pada
rangkaian 1 dihasilkan gelombang yang memiliki jarak antar gelombang
renggang. Dan ini terjadi karena rangkaian 1 merupakan rangkaian penyearah
setengah gelombang.

Gambar 4.1 Grafik rangkaian 1


Rangkaian 2 ialah rangkaian yang tersusun dari sebuah resistor, AC
voltage source (VSIN) yang memiliki amplitudo sebesar 110 m dan frekuensi
sebesar 50 Hz, serta 4 buah diode (2W04G). Rangkaian 2 ialah rangkaian yang
tersusun dari sebuah resistor, catu daya yang memiliki amplitudo sebesar 110 m
dan frekuensi sebesar 50 Hz, serta 4 buah dioda (2W04G). Menurut Fadliondi
dkk. (2019:23) menjelaskan bahwa rangkaian penyearah gelombang penuh ialah
penyearah yang mengonversikan kedua siklus positif dan negatif dari sinyal AC
menjadi sinyal DC yang berdenyut. Pada rangkaian 2 dihasilkan gelombang
yang penuh. Rosdianto dan Toifur (2017) menjelaskan pendapat nya sebagai
berikut "Pada saat pada saat terminal A positif dan B negatif, dioda-dioda D2
dan D3 berada dalam kondisi menghantar arus sedangkan D4 dan D1 tidak
menghantarkan arus. Dengan demikian setiap setengah periode tegangan bolak-
balik ada dua dioda yang menghantarkan (conduct) aris secara bersamaan dan
dua buah dioda lainnya tidak menghantarkan arus sehingga menghasilkan
bentuk gelombang penuh".

Gambar 4.2 Grafik rangkaian 2


Rangkaian 3 ialah rangkaian yang tersusun dari sebuah resistor, catu
daya yang memiliki amplitudo sebesar 220 m dan frekuensi sebesar 50 Hz.
Prinsip kerja pada rangkaian 3 sama dengan rangkaian 2 hanya saja memiliki
perbedaan amplitude dan frekuensi. Pada rangkaian 3 menghasilkan rata-rata V
out sebesar 5 volt dan menghasilkan 5ms. Sedangkan pada rangkaian 2
menghasilkan gelombang 2ms.
Gambar 4.3 Grafik rangkaian 3

4.2 Tugas
1. Jelaskan dengan singkat mengapa terjadi perbedaan bentuk tegangan
keluaran pada penyearah setengah gelombang dengan tegangan keluaran
pada penyearah gelombang penuh?
Jawab : Perbedaan pada bentuk tegangan keluaran penyearah setengah
gelombang dengan tegangan penyearah gelombang penuh disebabkan
karena arus yang mengalir pada penyearah setengah gelombang dibias maju,
namun rangkaian gelombang yang keluar berdenyut. Sedangkan pada
penyearah gelombang penuh arus yang mengalir masih melewati empat
buah dioda yang tersusun secara wheatstone. Dimana penyusunan secara
wheatstone terdapat dua buah dioda yang dibias maju dan 2 dioda lain dibias
balik. Sehingga arus yang dihasilkan penyearah gelombang penuh berbeda
dengan penyearah setengah gelombang. Maka dari itu terdapat perbedaan
tegangan keluaran antara penyearah setengah gelombang dengan penyearah
gelombang penuh.
2. Mengapa terjadi perbedaan amplitude tegangan puncak antara tegangan
masukan dan tegangan keluaran?
Jawab : Perbedaan amplitude tegangan puncak antara tegangan masukan
dan tegangan keluaran terjadi karena adanya besarnya nilai hambatan pada
rangkaian tersebut. Amplitudo yang dihasilkan oleh penyearah setengah
gelombang lebih tinggi karena memiliki nilai hambatan yang kecil.
Sedangkan pada penyearah gelombang penuh yang menggunakan 4 dioda
serta dioda dirangkai menjadi 2 bagian (bias maju dan bias balik) dapat
membuat hambatan menjadi besar sehingga amplitudo menjadi rendah.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dibahas sebelumnya didapatkan kesimpulan
sebagai berikut.
1) Rangkaian 1 merupakan rangkaian penyearah setengah gelombang.
Sedangkan pada rangkaian 2 dan rangkaian 3 merupakan rangkaian
penyearah gelombang penuh namun memiliki nilai amplitudo dan
frekuensi yang berbeda.
2) Perbedaan tegangan keluaran terjadi karena perbedaan bias yang
dilakukan serta jumlah komponen dioda yang disusun.
3) Perbedaan amplitude tegangan puncak dengan tegangan masukan terjadi
karena jumlah dioada yang tersusun dan perbedaan hambatan yang ada.

5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan yaitu tidak memberikan tugas laporan
praktikum setiap minggunya atau setiap pelaksanaan praktikum. Karena terkadang
juga terdapat mahasiswa yang tidak sempat mengerjakan laporan dikarenakan
sakit atau yang lain. Serta deadline pengumpulan laporan praktikum mungkin bisa
ditambah lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Bachmid, A., Poekoel, V. C., & Wuwung, J. O. (2017). Osiloskop Portable
Digital Berbasis AVR ATmega644. Jurnal Teknik Elektro dan
Komputer, 6(1), 15-26.
Fadliondi, F., Hasanah, N., & Asriyadi, A. (2019). Simulasi dan Pembuatan
Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Trafo Center Tapped
dengan Memakai Perangkat Lunak LT SPICE. RESISTOR (elektRonika
kEndali telekomunikaSI tenaga liSTrik kOmputeR), 2(1), 23-28.
Koes Indrakoesoema, K. I., Adin Sudirman, A. S. M., & Edison, E. (2016).
EVALUASI RIPPLE TEGANGAN PADA PENYEARAH GELOMBANG
BTU11 DAN BTU31 RSG GA. SIWABESSY. In Prosiding Seminar
Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir. PRSG-BATAN.
Lastera, I. W. (2019). Peningkatan Kapasitas Rentang Tegangan Uji Osiloskop
Tipe Hm 203-7 dengan Pemanfaatan Alat Konverter. Jurnal SPEKTRUM
Vol, 6(3).
Oktavia, D. P., Hamzah, Y., & Umar, L. (2016). Karakterisasi Dan Simulasi
Dioda Pn Mempergunakan Alat Uji Otomatis Berbasis Mikrokontroler
Atmega8a. Komunikasi Fisika Indonesia, 13(12), 781-786.
LAMPIRAN

Gambar 1. Rangakaian 1 Gambar 2. Grafik rangkaian 1

Gambar 3. Rangakaian 2 Gambar 4. Grafik rangkaian 2

Gambar 5. Rangakaian 3 Gambar 6. Grafik rangkaian 3

Gambar 7. Osiloskop analog Gambar 1. Contoh rangkaian dioda

Anda mungkin juga menyukai