Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari yang namanya alat-alat
elektronik. Manusia telah bergantung pada alat-alat elektronik seperti lampu, tv,
kipas angin, kulkas, dan lain-lain. Alat elektronik yang digunakan manusia terdiri
atas komponen aktif maupun pasif listrik. Komponen aktif yaitu seperti dioda dan
transistor sedangkan komponen pasif yaitu seperti resistor, kapasitor, dan
induktor. Pada rangkaian listrik sederhana, komponen listrik yang paling dikenal
yaitu komponen pasif berupa resistor, kapasitor dan induktor. Selain itu, ada pula
komponen aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian listrik untuk alat-
alat elektronik yaitu dioda.
Dioda adalah suatu komponen elektronika yang dapat melewatkan arus
pada satu arah saja. Karakteristik dioda dapat diketahui dengan cara memasang
dioda dengan sebuah catu daya DC dan sebuah resistor. Dengan menggunakan
rangkaian tersebut maka akan dapat diketahui tegangan dioda dengan variasi
sumber tegangan yang diberikan. Dioda adalah perangkat semikonduktor yang
pada dasarnya bertindak sebagai saklar satu arah untuk arus. Hal ini
memungkinkan arus mengalir dengan mudah dalam satu arah, tetapi sangat
membatasi arus tidak mengalir ke arah yang berlawanan. Dioda juga dikenal
sebagai rectifiers (penyearah) karena mereka mengubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah yang (DC). Seperti yang kita ketahui bahwa diode adalah
komponen aktif dari dua elektroda (katoda dan anoda) yang sifatnya
semikonduktor. Dengan sifat tersebut dioda tidak hanya memperbolehkan arus
listrik ke satu arah tetapi juga menghambat arus dari arus sebaliknya.
Dioda berbahan dasar semikonduktor biasanya digunakan pada tegangan
yang tidak terlalu tinggi sedangkan untuk tegangan tinggi biasanya digunakan
dioda vakum. Untuk lebih memahami megenai karakteristik dioda, maka
dilakukan percobaan ini dengan tujuan untuk menggambarkan dan
menginterpretasi kurva karakteristik arus – tegangan (I-V) dari dioda penyearah
dan dioda zener, menentukan garis beban dan ttik kerja berdasarkan kurva I-V
dioda penyerah serta menentukan tegangan zener.
Untuk mengecek baik tidaknya suatu katoda maka diperlukan untuk
mengetahui karakteristik dioda melalui suatu praktikum. Dengan melaksanakan
praktikum, maka kita dapat mengetahui apakah dioda dapat berfungsi dengan baik
atau tidak. Untuk mengetahui karakteristik dioda, maka dapat digunakan kurva
arus terhadap tegangan sebagai bahan untuk memberikan informasi mengenai
operasi/kerja dari suatu dioda yang mana kurva tersebut diperoleh melalui
kegiatan praktikum. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan dengan tujuan
mengetahui karakteristik dioda melalui pemanfaatan kurva arus terhadap
tegangan.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menggambarkan dan menginterpretasi kurva karakteristik Arus–
Tegangan (I–V) dari dioda penyerah dan dioda zener
2. Menentukan garis beban dan titik kerja berdasarkan kurva I–V dioda
penyearah
3. Menentukan tegangan zener berdasarkan kurva I–V dioda zener
C. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum ini terbagi atas dua yaitu manfaat secara teoritis dan
praktis
1. Secara Teoritis
a. Dapat menggambarkan serta menginterpretasikan kurva
karatkteristik Arus-Tegangan (I-V) dari dioda penyearah dan dioda
zener.
b. Dapat mengetaui garis beban dan titik kerja dari berdasarkan kurva
I-V dioda penyearah.
c. Dapat mengetahui berapa nilai tegangan zener berdasarkan kurva I-
V dioda zener.
2. Secara Praktis
Melalui praktikum ini, kita dapat meningkatkan pengetahuan
mengenai karakteristik dioda baik itu dioda biasa seperti dioda penyearah
maupun dioda dengan prinsip kerja berbeda seperti dioda Zener. Bukan
hanya itu, kita juga dapat mengetahui karakteristik suatu dioda serta
bahan dioda melalui plot kurva arus terhadap tegangan dioda pada
kondisi forward bias ataupun reverse bias, serta untuk membuat berbagai
gelombang isyarat.
BAB II
LANDASAN TEORI

Komponen elektronika adalah komponen yang paling kompleks dan


sensitif, tak jarang terjadi kerusakan apabila komponen yang digunakan tak seuai
semestinya, misalkan kelebihan daya, arus, short, dll. Selain itu tidak semua
komponen ataupun perangkat elektronika dapat dijumpai dan dibeli dengan
mudah, salah satu contohnya adalah osiloskop, spektrum analizer, function
generator, dll. Maka dari itu software simulasi dapat membatu proses merancang
rangkaian elektronika sebelum dipatenkan langsung pada komponen. Bukan
hanya itu, kitapun dapat menggunakan perangkat elektronika yang tidak dapat kita
jangkau (beli dan dijumpai) untuk mengetahui karakteristik dan cara penggunaan
komponen (Djalal, & Rahmat, 2020: 1).
Rangkaian penyearah merupakan rangkaian yang mengubah arus bolak-
balik (AC) menjadi arus searah (DC). Rangkaian penyearah ada dua macam, yaitu
rangkaian penyearah setengah gelombang dan rangkain penyearah gelombang
penuh. Rangkaian penyearah dapat dibuat dengan memanfaatkan dioda.
Penyearah setengah gelombang menggunakan satu dioda, seangkan penyearah
gelombang penuh mengunakan dioda bridge. Untuk membuat suatu rangkaian
penyearah setengah gelombang dibutuhkan komponen berupa resistor, kapasitor,
dioda, transformator (Arpin, 2020: 22).
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk
menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua
kutubnya. Dengan resistor, arus listrik apat didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya
terbuat dari bahan karbon (Arpin, 2020: 22).
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat
atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika.
Resistor termasuk komponen pasif pada rangkaian elektronika. Sebagaimana
fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu
komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi
suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Hukum
Ohm menyatakan bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansi (Ohm), resistor juga memiliki nilai
yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.
Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui
dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor
selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut (Basri, & Irfan, 2018: 1).
Diode adalah komponen zat padat (solid state) yang paling dasar. Ada
banyak tipe diode menurut karakteristik operasi dan aplikasinva misalnya diode
zener, diode pemancar cahaya (light emitting diode, LED) dan lain-lain. Diode
adalah devais dua elektrode yang berlaku sebagai konduktor satu arah. Diode tipe
dasar adaiah diode sambungan pn, yang terdiri atas bahan tipe p dan n yang
dipisahkan oleh sambungan (junction) (Widodo,2002: 16).
Dioda merupakan komponen elektronika non-linier yang sederhana.
Struktur dasar dioda berupa bahan semikonduktor type P yang disambung dengan
bahan type N. pada ujung bahan type P dijadikan terminal Anoda (A) dan ujung
lainnya katoda (K), sehingga dua terminal inilah yang menyiratkan nama dioda.
Operasi dioda ditentukan oleh polaritas relative kaki Anoda terhadap kaki
Katoda. Karakteristik dioda terdiri atas kurva maju dan kurva mundur. Pada bias
maju arus mengalir dengan besar sedangkan pada bias mundur yang mengalir
hanya arus bocor kecil (Surjono, 2007: 1).
Dioda berasal dari kata “di” dan “oda” yang artinya dua elektroda, atau
bisa disebut sebagai elektroda dengan dua lapisan. Dioda merupakan sebuah
komponen dengan sifat semikonduktor. Jenis-jenis diode sangat banyak,
namun yang umum ditemui dalam eksperimen adalah LED, PN Dioda, dan Zener
Dioda (Merdeka, 2022: 9).
Dioda merupakan piranti elektronika berfungsi sebagai penyearah arus
yaitu dari anoda ke katoda dan tidak sebaliknya. Piranti ini sangat penting dalam
rangkaian elektronika karena sifatnya yang dapat menghantarkan arus pada panjar
maju (foward bias) dan menghambat arus pada panjar mundur (reverse bias).
Pada proses pembuatannya, dioda dibuat dari kombinasi oleh dua material utama
yaitu tipe-n dan tipe-p, dimana elektron terdapat pada bahan tipe-n sedangkan
lubang (hole) terdapat pada bahan tipe-p. Dioda tidak sepenuhnya ideal pada
aplikasinya, terdapat penyimpangan-penyimpangan dalam karakteristiknya
(Tooley, 2012). Dioda membutuhkan tegangan panjar untuk mengalirkan arus
dalam pengoperasiannya yaitu panjar maju (forward bias) dan panjar mundur
(reverse bias). Fungsi lain dari dioda yaitu sebagai penyearah arus dan penstabil
tegangan pada komponen (Oktaviani, 2016: 782).
Prasikap balik (Reverse bias) diperoleh dengan menghubungkar-r bagian p
dengan kutub negatif baterai dan bagian n dengan kutub positif baterai (Gambar
2.1) Luba.rg-hrbang pada bagiar-r p dan eiektron-elektron pada bagian n akan
menjauhi sambungan. Akibatnya lubang-lubang pada bagian p akan mengalir ke.
kiri sedangkan elektron-eiektron pada bagian n akan mengalir ke kanan, sehingga
daerah deplesi menjadi iebih lebar. Aliran pembawa muatan ini tidak dapat
berlangsung terus karena unttik menimbuikan aliran lubang, lubang ini harus
diberikan oleh bagian n lewat sambungan. Padahal lubang di bagian n sangat
sedikit, maka tidak-terjadi arus. Tetapi sebenarnya terjadi arus yang sangat kecil
akibat timbulnya pasangan lubang-elektron pada kristal akibat tenaga termis.
Lubang-lubang yang dibangkitkan di bagian n akan mengalir ke bagian p,
demikian juga elektron-elektron yang dibangkitkan di bagian p akan mengalir ke
bagian n. Arus yang terjadi disebut arus balik jenuh (I o). Mekanisme konduksi
pada prasikap balik dapat diterangkan dengan cara Iain. Bila suatu tegangan v
diberikan pada arah balik, maka tenaga potensial penghalang akan bertambah
sebesar qV. Hal ini akan mengurangi alirin pembawa mayoritas (lubang dibagian
p dan elektron di bagian n), tetapi pe-mbawa minoritas tidak terpengaruh
(Widodo, 2002: 18-19).

Gambar 2.1 (a) Sambungan pn diberi prasikap balik, (b) Simbol diode
sambungan pn yang mendapat prasikap balik
(Sumber : Widodo, 2002: 19)
Prasikap maju (Forward bias) pada diode sambungan pn diperoleh dengan
menghubungkan bagian p dengan kutub positif baterai sedangkan bagian n dengan
kutub negatif baterai (Gambar 2.2). Dengan prasikap maju, tenaga potensial
penghalang pada sambungan akan diperrendah. Lubang-lubang akan melewati
sambungan dari bagian p ke bagian n dan membentuk arus minoritas. Demikian
juga elektron-elektron akan melewati sambungan dari bagian n ke bagin p
mernbentuk arus minoritas di bagian p. Arus total yang melewati sarnbungan
adalah jumlah arus minoritas elektron dan lubang (Widodo,2002: 19-20).

Gambar 2.2 (a) Sambungan pn diberi prasikap maju, (b) Simbol diode
sambungan pn yang mendapat prasikap maju
(Sumber : Widodo, 2002: 19)
Dioda ideal tidak menyerap daya tetapi juga tidak memberikan daya. Ia
banyak dimanfaatkan untuk “mengatur” aliran daya dari sumber ke beban. Dioda
merupakan piranti dua terminal yang meloloskan aliran arus ke satu arah dan
menahan aliran arus pada arah sebaliknya. Perilaku ini mirip dengan saklar yang
tertutup untuk arah arus tertentu tetapi terbuka untuk arah yang berlawanan, dan
dapat dinyatakan dengan karakteristik i-v seperti terlihat pada gambar 2.3 (a).
Karakteristik ini adalah karakteristik dioda ideal, yang pada kenyataannya
mempunyai karakteristik tak-linier seperti terlihat pada gambar 2.3 (b). Simbol
dari dioda beserta referensi arus dan tegangan ditunjukkan pada gambar 2.3 (c).
Karakteristik dioda ideal, dapat kita nyatakan sebagai:
Dioda tak konduksi : i D > 0 , v D=0
Dioda konduksi : i D =0 , v D <0 (2.1)
Dalam praktik, kita perlu memperhatikan tegangan balik dioda, yaitu vD yang
negatif pada saat dioda tak-konduksi. Tegangan balik ini tidak diperkenankan
melebihi suatu nilai tertentu. Setiap jenis dioda mempunyai ketahanan untuk
menahan tegangan balik tertentu dan juga batas kemampuan arus tertentu yang
tidak boleh dilampaui (Sudirham, 2012: 90).

Gambar 2.3 Dioda


(Sumber : Sudirham, 2012: 90)
Hubungan arus dan tegangan pada diode sarnbungan pn dinyatakan
dengan persamaan :
I =I O ( e )
VT
V /ɳ −1
(2.2)
dimana IO adalah arus balik jenuh, ɳ sama dengan 1 (untuk germanium) dan 2
1
(untuk silikon), VT ¿ (kesetaraan volt dari suhu) = 0,026 V pada suhu
11600
kamar T = 300 K (Widodo, 2002: 20).

Gambar 2.4 Karakteristik V-I diode pn ideal


(Sumber : Widodo, 2002: 20)
Kurva atau karakteristik dioda adalah karakteristik yang menggambarkan
hubungan antara arus dioda (Id) dan tegangan antara ujung – ujung dioda (Vd).
Kurva yang diperoleh dari hasil pemberian prategangan maju pada dioda disebut
kurva maju. Bila besar tegangan sumber (E) masih sama dengan nol maka tidak
ada arus yang mengalir. Jika tegangan dinaikkan, maka arus mulai mengalir. Jika
Vd mendekati bukit potensial maka arus dioda mulai bertambah dengan cepat.
Artinya, jika sumber tegangan yang diterapkan berhasil mengatasi bukit potensial
dalam dioda, arus maju bertambah besar dengan cepat (Djalal, & Rahmat, 2020:
1-2).
Karakteristik dioda yang aktual / sebenarnya dinyantakan dengan garis
putus – putus. Pada tegangan maju, karakteristik dioda aktual lebih landai dari
karakteristik ideal sebab adanya pengaruh hambatan yang disebabkan oleh
kebocoran arus melalui konduktor dioda. Hambatan ini dianggap sebagai
hambatan seri dioda (rs). Pada keadaan prategangan balik, karakteristik dioda
aktual labih curam dari karakteristik ideal/teoritis dikarenakan hambatan oleh
kebocoran arus melalui permukaan dioda. Hambatan ini dianggap sebagai tahanan
paralel /shunt dioda (rsh) (Djalal, & Rahmat, 2020: 2).

Gambar 2.5 Karakteristik dioda. (a) Ideal/teoritis. (b) Sebenarnya/aktual


(dengan garis putus-putus)
(Sumber : Djalal, &Rahmat, 2020: 2)
Dioda dibentuk oleh pertemuan atau sambungan (junction) dua buah bahan
semikonduktor tipe P dan N (PN Junction). Pertemuan kedua bahan
semikonduktor tersebut dibatasi oleh sebuah sekat yang disebut deplection layer
atau daerah persambunngan. Sedangkan dioda junction adalah nama lain dari
kristal PN, juga sebuah piranti bipolar (dua polaritas) yang memerlukan hole
(lubang) atau elektron pita konduksi yang bekerja baik (Adler, & Sutono, 2020:
201-202).
Rectifier atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Penyearah
Gelombang adalah suatu bagian dari rangkaia catu daya atau power supply yang
berfungsi sebagai pengubah sinyal AC (Alternating Current) menjadi sinyal DC
(Direct Current). Rangkaian rectifier atau penyearah gelombang ini pada
umumnya menggunakan dioda sebagai komponen utamanya. Ini dikarenakan
dioda memiliki karakteristik yang hanya melewatkan arus listrik ke satu arah dan
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Jika sebuah dioda dialiri arus bolak-
balik (AC), maka dioda tersebut hanya akan melewatkan setengah gelombang,
sedangkan setengah gelombangnya lagi akan diblokir (Adler, & Sutono, 2020:
217).
Dioda Zener pada prinsipnya sama dengan dioda rectifier, yaitu akan
menghantar/ON sama persis dengan dioda rectifier jika diberi tegangan arah
maju/forward. Perbedaannya terletak pada waktu diberikan tegangan
balik/reverse, pada nilai tertentu dioda akan ON dan tegangan akan terjaga secara
konstan. Dioda akan rusak apabila arus baliknya melebihi kemampuan dari dioda
tersebut. Dioda Zener berfungsi untuk menstabilkan tegangan, sebagai tegangan
referensi dan pembatasan tegangan (Adler, & Sutono, 2020: 227-230).
Diode zener dirancang untuk bekerja pada claeral-r dadal (break down)
dan digunakan pada devais tegangan konstan. Penggunaannya adalah sebagai
pengatLrr tegarrgan (voltage regulator) untuk mempertahankan tegangan yang
konstan Vz dan tidak tergantung pada perubahan arus beban (Widodo, 2002: 28).

Gambar 2.6 (a) Simbol diode Zener, (b) Karakteristik diode Zener
(Sumber : Widodo, 2002: 28)
Dioda Schottly adalah dioda penyearah sebagaimana diode power rectifier.
Namun dioda ini mempunyai kelebihan karena mempunyai Voltage Forward
Drop (VFD) yang sangat kecil. Umumnya diode power rectifier silikon
mempunyai VFD antara 0,65V - 1,2V. Dioda Schottly mempunyai VFD yang
sangat kecil (V VFD ≈ 0 volt ). Karena itu dioda ini sangat ideal diterapakan pada
rangkaian-rangkaian dengan suplai tegangan rendah (3V – 5V) karena VVFD
dioda nyaris nol volt. Pada rangkaian dengan suplai tegangan rendah (misalnya
3V) kehilangan tegangan sebesar 1V sangat berarti dan mempengaruhi kinerja
rangkaian (Adler, & Sutono, 2020: 235).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1 dan 2: Pengukuran arus dan tegangan dioda penyearah arah maju
dan arah mundur
1. Variabel Manipulasi : Tegangan dioda VD (Volt)
2. Variabel Respon : Kuat arus dioda ID (mA)
3. Variabel Kontrol : Tegangan sumber VS (Volt) dan resistansi resistor
R (Ω)
Kegiatan 3: Pengukuran arus dan tegangan dioda zener arah mundur
1. Variabel Manipulasi : Tegangan dioda VD (Volt)
2. Variabel Respon : Kuat arus zener IZ (mA) dan tegangan zener VZ
(volt)
3. Variabel Kontrol : Tegangan sumber VS (Volt) dan resistansi resistor
R (Ω)
B. Definisi Operasional Variabel
1. Tegangan bias atau tegangan dioda (VD) adalah tegangan DC yang
dialirkan pada rangkaian yang mana tegangan itu dimanipulasi nilainya
dengan memutar potensiometer dari posisi minimum hingga maksimum.
Tegangan bias diukur menggunakan voltmeter dengan satuan volt (V).
2. Kuat arus dioda (ID) adalah arus yang mengalir melalui dioda yang timbul
akibat pemberian tegangan bias pada rangkaian. Kuat arus dioda diukur
menggunakan amperemeter dengan satuan miliampere (mA).
3. Kuat arus zener (IZ) adalah arus yang mengalir melalui dioda zener yang
timbul akibat pemberian tegangan bias pada rangkaian. Kuat arus zener
diukur menggunakan amperemeter dengan satuan miliampere (mA).
4. Tegangan zener (VZ) adalah beda potensial yang timbul pada dioda zener
akibat pemberian tegangan bias, yang mana tegangan ini merupakan
tegangan yang menjadi batas pada dioda zener untuk mengalirkan arus
dalam arah yang berlawanan. Tegangan zener diukur menggunakan
voltmeter dengan satuan volt (V).
5. Tegangan sumber (VS) adalah tegangan yang disuplai/diinput oleh power
supply ke rangkaian RC. Tegangan sumber tertera pada power supply
dengan satuan volt.
6. Resistansi resistor (R) adalah besarnya nilai hambatan yang dimiliki oleh
resistor untuk menghambat aliran listrik pada rangkaian. Resistansi resistor
tertera pada badan resistor dengan satuan ohm.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Power Supply 20 Vdc 1 buah
2. Volmeter 0-10 Vdc 1 buah
3. Ammeter 0-1 Adc 1 buan
4. Potensiometer 100k 1 buah
5. Resistor 100 Ω 1 buah
6. Resistor 1k Ω 1 buah
7. Dioda Penyearah 1 buah
8. Dioda Zener 1 buah
9. Kabel Penghubung 14 buah
D. Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Kondisi Forward Bias (Dioda Penyearah)
1. Membuat rangkaian percobaan seperti pada gambar berikut.
2. Mengukur tegangan sumber sebesar 2 V untuk kondisi forward bias.
3. Mengatur potensiometer VR pada posisi minimum dan penunjukan kedua
alat ukur diamati.
4. Menaikkan tegangan bias dengan mengatur potensiometer hingga
voltmeter menunjukkan nilai 0,05 V (atau bergantung pada sensitivitas
alat ukur), mencatat penunjukan kedua alat ukur pada tabel pengamatan.
5. Melakukan kegiatan (4) untuk tiap kenaikan tegangan bias 0,05 V hingga
maksimum
Kegiatan 2: Kondisi Reverse Bias (Dioda Penyearah)
1. Mengukur tegangan sumber sebesar 10 V.
2. Menaikkan tegangan bias dengan cara potensiometer diatur hingga
voltmeter menunjukkan nilai 0,5 V (atau bergantung pada sensitivitas
alat ukur), mencatat penunjukan kedua alat ukur pada tabel pengamatan.
3. Melakukan kegiatan (2) untuk tiap kenaikan tegangan bias 0,5 V hingga
maksimum.
4. Mencatat setiap hasil pengamatan dengan cermat dalam tabel
pengamatan.
Kegiatan 3: Kondisi Reverse Bias (Dioda Zener)
1. Membuat rangkaian pengukuran tegangan zener seperti gambar berikut.

2. Mengukur tegangan sumber sebesar 10 V.


3. Menaikkan tegangan bias dengan cara potensiometer diatur hingga
voltmeter menunjukkan nilai 0,5 V (atau bergantung pada sensitivitas
alat ukur), mencatat penunjukan kedua alat ukur pada tabel pengamatan.
4. Melakukan kegiatan (3) untuk tiap kenaikan tegangan bias 0,5 V hingga
maksimum.
5. Mencatat setiap hasil pengamatan dengan cermat dalam tabel
pengamatan.
E. Teknik Analisis Data
1. Memplot grafik hubungan antara tegangan dan arus untuk pengukuran
arus dan tegangan dioda penyearah arah maju dan arah mundur serta
untuk pengukuran arus dan tegangan dioda zener arah mundur
2. Menandai suatu titik sebagai VD dan ID kemudian menenetukan garis
beban dengan menarik garis pada titik yang ditandai sebagai V D dan ID
pada grafik. Nilai VD dan ID diperoleh dengan menggunakan persamaan
berikut.
V S =I D . RS +V D

Untuk V D=0
VS
I D=
RS
Untuk I D =0
V D=V S
3. Menandai titik perpotongan antara garis karakteristik dioda pada grafik
dengan garis beban sebagai titik kerja.
4. Menandai suatu titik sebagai V Z dan IZ kemudian menenetukan garis
beban dengan menarik garis pada titik yang ditandai sebagai V Z dan IZ
pada grafik. Nilai VZ dan IZ diperoleh dengan menggunakan persamaan
berikut.
V S =I Z . R S +V Z

Untuk V Z =0
VS
I Z=
RS
Untuk I Z =0
V Z =V S
5. Menentukan tegangan zener, garis beban, dan titik kerja pada grafik
hubungan antara tegangan dan arus dioda zener pada kondisi reverse
bias. Cara menentukannya sama dengan cara menentukan garis beban
dan titik kerja pada dioda penyearah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Arus dan Tegangan Dioda Penyearah Arah
Maju.
V S =2 volt ; R S=|82 ± 5 %|Ω
No. Tegangan (VD), volt Arus (ID), mA
1 0,05 0,00
2 0,10 0,00
3 0,15 0,00
4 0,20 0,00
5 0,25 0,00
6 0,30 0,00
7 0,35 0,05
8 0,40 0,37
9 0,45 1,32
10 0,50 3,37
11 0,55 6,80
12 0,60 9,75
13 0,65 13,96
14 0,70 15,82
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Arus dan Tegangan Dioda Penyearah Arah
Mundur.
No. Tegangan (VD), volt Arus (ID), µA
1 -0,5 0,0
2 -1,0 -0,1
3 -1,5 -0,1
4 -2,0 -0,2
5 -2,5 -0,3
6 -3,0 -0,3
7 -3,5 -0,4
8 -4,0 -0,4
9 -4,5 -0,5
10 -5,0 -0,6
11 -5,5 -0,6
12 -6,0 -0,7
13 -6,5 -0,7
14 -7,0 -0,8
15 -7,5 -0,9
16 -8,0 -0,9
17 -8,5 -1,0
18 -9,0 -1,1
19 -9,5 -1,1
20 -10,0 -1,2
21 -10,5 -1,2
22 -11,0 -1,3
23 -11,5 -1,3
24 -11,75 -1,4
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Arus dan Tegangan Dioda Zener Arah Mundur.
R S=|82 ± 5 %|Ω ; R L=|100 ±5 %|Ω
Tegangan Input (Vi), Tegangan Zener (VZ), Arus Zener (IZ), mA
No.
volt volt
1 0,5 -0,27 -0,00
2 1,0 -0,54 -0,01
3 1,5 -0,70 -2,42
4 2,0 -0,74 -7,57
5 2,5 -0,77 -13,12
6 3,0 -0,79 -18,77
7 3,5 -0,80 -24,69
8 4,0 -0,82 -30,34
9 4,5 -0,84 -36,26
10 5,0 -0,85 -42,00
11 5,5 -0,86 -47,90
12 6,0 -0,87 -53,60
13 6,5 -0,89 -59,80
14 7,0 -0,90 -65,80
15 7,5 -0,91 -71,80
16 8,0 -0,92 -78,10
17 8,5 -0,93 -80,20
18 9,0 -0,95 -90,20
19 9,5 -0,96 -97,10
20 10,0 -0,98 -104,20
21 10,5 -0,99 -109,60
22 11,0 -1,00 -119,50
23 11,5 -1,01 -122,50

B. Analisis Data
1. Garis Beban Dioda Penyearah
V S =2 volt
R S=|82 ± 5 %|Ω
a. Arus Dioda (ID)
Untuk VD = 0
V S =I D . RS
VS
I D=
RS
2Volt
I D=
82 Ω
I D =0,02439 A
I D =24 , 39 mA
b. Tegangan Dioda (V D ¿
Untuk I D =0
V S =V D
V D=2 Volt
c. Hambatan Internal
VD
R=
ID
2 Volt
R=
0,02439 A
R=82,00082Ω
2. Garis Beban Dioda Zener Arah Mundur
V S =10 Volt
R S=|82 ± 5 %|Ω
R L=|100 ±5 %|Ω
a. Arus Dioda (ID)
Untuk VD = 0
V S =I D . RS
VS
I D=
RS
10 Volt
I D=
82 Ω
I D =0,12195 A
b. Tegangan Dioda (V D ¿
Untuk I D =0
V D=V S
V D=10 Volt
c. Hambatan Internal
VD
R=
ID
10 Volt
R=
0,12195 A
R=82,00082Ω
C. Grafik

Grafik 4.1 Hubungan Antara Kuat Arus ( I D ) dan Tegangan (V D ¿ untuk Dioda Penyearah Arus Maju
D. Pembahasan
Dioda merupakan komponen elektronika non-linier yang sederhana.
Struktur dasar dioda berupa bahan semikonduktor type P yang disambung dengan
bahan type N. pada ujung bahan type P dijadikan terminal Anoda (A) dan ujung
lainnya katoda (K), sehingga dua terminal inilah yang menyiratkan nama dioda.
Operasi dioda ditentukan oleh polaritas relative kaki Anoda terhadap kaki
Katoda. Karakteristik dioda terdiri atas kurva maju dan kurva mundur. Pada bias
maju arus mengalir dengan besar sedangkan pada bias mundur yang mengalir
hanya arus bocor kecil (Surjono, 2007: 1). Forward bias pada dioda sambungan
PN diperoleh dengan menghubungkan bagian P dengan kutub positif baterai
sedangkan bagian N dengan kutub negatif baterai. Reverse bias diperoleh dengan
menghubungkan bagian P dengan kutub negatif baterai dan bagian N dengan
kutub positif baterai (Widodo, 2002: 18-19). Dioda zener dirancang untuk bekerja
pada daerah dadal (break down). Penggunaannya adalah sebagai pengatur
tegangan (voltage regulator) untuk mempertahankan tegangan yang konstan Vz
dan tidak tergantung pada perubahan arus beban (Widodo, 2002: 28).
Praktikum ini berjudul karakteristik dioda. Praktikum ini dilakukan
dengan tujuan yaitu untuk menggambarkan dan menginterpretasi kurva
karakteristik Arus–Tegangan (I–V) dari dioda penyerah dan dioda zener,
menentukan garis beban dan titik kerja berdasarkan kurva I–V dioda penyearah,
dan menentukan tegangan zener berdasarkan kurva I–V dioda zener.
Kegiatan praktikum ini, mengenai karaktersitik dioda dimana diketahui
dioda adalah perangkat semikonduktor sambungan P-N paling sederhana yang
memiliki sifat mengalirkan arus hanya dalam satu arah. Berbeda dengan tegangan
yang diberikan melainkan dioda menghasilkan I-V yang ekponensial.
Praktikum ini dilakukan dengan prinsip percobaan dioda yaitu dioda
bekerja dengan prinsip mengalirkan arus hanya dalam satu arah. Dioda akan
menghambat arus dari arah yang berlawanan. Namun, ada satu jenis dioda yang
dirancang khusus untuk mengalirkan arus dari arah yang berlawanan jika
tegangan melampaui batas yang disebut break voltage yaitu dioda zener.
Praktikum ini terbagi atas tiga kegiatan. Kegiatan pertama yaitu
pengukuran tegangan dan arus dioda penyearah arah maju. Kegiatan kedua yaitu
pengukuran tegangan dan arus dioda penyearah arah mundur. Adapun kegiatan
ketiga yaitu tegangan dan arus dioda zener arah mundur.
Pada kegiatan 1, kita memplot grafik antara tegangan dengan arus dioda
penyearah arah maju. Pada kegiatan 2, kita memplot grafik antara tegangan
dengan arus dioda penyearah arah mundur. Sedangkan untuk kegiatan 3, kita
memplot grafik antara tegangan dengan arus zener penyearah arah mundur. Pada
masing-masing grafik, kita menentukan garis beban serta titik kerja pada grafik
berdasarkan nilai VD dan ID yang sebelumnya telah dicari. Untuk garis beban,
setelah mendapatkan nilai VD dan ID dari analisi, ditarik sebuah garis dari ID
sampai bertemu VD. Adapun untuk menentukan titik kerjanya yaitu dengan
menarik garis lurus perpotongan garis beban dan garis kurva, yang sebelumnya di
tarik garis dari ID dan VD yang memotong. Daerah kerja pada suatu dioda dapat
diketahui setelah menarik garis lurus perpotongan garis beban dan garis kurva,
yang sebelumnya di tarik garis dari ID dan VD yang memotong, daerah kerja ini
menandakan bahwa dioda telah optimal atau aktif pada titik tersebut. Nilai V D
yang diperoleh untuk dioda penyearah yaitu sebesar 2 Volt dan I D yang diperoleh
yaitu sebesar 0,02439 A. Sedangkan untuk dioda zener, nilai V D yang diperoleh
yaitu sebesar 10 Volt dan ID yang diperoleh yaitu sebesar 0,12195 A.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dari grafik dapat dilihat ID (arus dioda) berbanding lurus dengan V D
(tegangan dioda), namun pada titik tertentu, V D menjadi konstan
sedangkan ID membesar secara signifikan sehingga kurva yang diperoleh
tidak linear, melainkan kurva I-V merupakan fungsi eksponensial.
2. Garis beban diperoleh dengan menghubungkan tegangan maksimum V D
pada sumbu x dan nilai arus maksimum ID pada sumbu y. Titik dimana
garis beban memotong kurva karakteristik I-V adalah titik kerja.
3. Nilai tegangan zener baik pada kondisi reverse maupun forward dapat
diperoleh dari titik kerjanya,
B. Saran
1. Untuk praktikan selanjutnya, diharapkan senantiasa berusaha untuk
memahami apa yang akan dipraktikumkan sebelum praktikum
dilaksanakan. Jika ada yang kurang dipahami baiknya langsung tanyakan
kepada asisten khususnya pada saat membuat rangkaian, agar rangkaian
yang dibuat benar dan tidak tertukar-tukar.
2. Untuk asisten, penjelasan dan arahan yang diberikan sudah baik.
Kedepannya diharapkan agar senantiasa membimbing praktikan dengan
baik seperti saat ini bahkan lebih baik lagi.
3. Untuk laboran, diharapkan dapat lebih aktif untuk memperbaiki ataupun
mengganti alat-alat yang sudah tidak dapat lagi digunakan agar praktikum
dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan khususnya dari faktor
alat.
4.
DAFTAR PUSTAKA

Adler, J., dan Sutono. 2020. Elektronika Dasar. Bandung: Informatika.

Arpin, R. M. 2020. Skematik Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang pada


Rangkaian Elektronika Analog. Dewantara Journal Of Technology. ISSN.
2774-2032. 1 (1): 22-24.

Basri, I. Y., dan Irfan, D. 2018. Komponen Elektronika. Padang: SUKABINA


Press.

Djalal, M. R., dan Rahmat. 2020. Characteristic Test of Diode Based Multisim
Software. Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 7 (1): 1-6.

Merdeka, Y. G., Zahratul, N., Sutia, D. D., Darussalam, M. G. B., Ridha, F.,
Anggraini, R. P., dan Halilatushalihah, N. 2022. Analisis Dioda Pada
Rangkaian Rectifier Dengan Software Electronics Workbench. Jurnal
Ilmiah Informatian Technology d’Computare, 12: 9-13.

Oktavia, D. P., Hamzah, Y., Rahmondia, dan Umar, L. 2016. Karakterisasi Dan
Simulasi Dioda Pn Mempergunakan Alat Uji Otomatis Berbasis
Mikrokontroler Atmega8a. Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI)
Jurusan Fiska FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. ISSN.1412-2960. 781-786.

Sudirham, S. 2012. Analisis Rangkaian Listrik Jilid-1. Bandung: Darpublic.

Surjono, H. D. 2007. Elektronika : Teori dan Penerapan. Jember: Penerbit Cerdas


Ulet Kreatif.

Widodo, T. S. 2002. Elektronika Dasar (Edisi Pertama). Jakarta: Salemba


Teknika
DOKUMENTASI

Kegiatan 1

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Kegiatan 2

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


Kegiatan 3

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai