Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
JUDUL PERCOBAAN :KARAKTERISTIK DIODA

HARI / TANGGAL PERC. :JUM’AT, 26 NOVEMBER 2021

NAMA :CINDI REGITA CAHYANI (60400120012)

FIRA YURDANIANTI (60400120004)

FADEL (60400120024)

KELOMPOK :III (KETIGA)

ASISTEN :UMRAH

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu percobaan elektronika yang dapat dibuat simulasinya adalah
percobaan tentang penentuan karakteristik dioda, yang bertujuan untuk
mendapatkan karakteristik dari suatu dioda. Hasil dari percobaan ini adalah
suatu grafik hubungan antara arus yang mengalir pada rangakaian dengan
tegangan pada ujung-ujung dioda tersebut (Nuzulul Istichoroh, 2013).

Dalam elektronika dikenal beberapa komponen dasar elektronik yang


diperlukan dalam membuah sebuah rangkaian, salah satu diantaranya adalah
diode. Dalam pengelompokkan jenis komponen elektronika, diode termasuk
komponen aktif karena hanya dapat bekerja jika diberi catu daya. Dioda
merupakan komponen sederhana yang terbuat dari bahan semikonduktor dimana
bahan ini merupakan bahan yang pada umumnya digunakan dioda yaitu silikon.
Selain itu telah dilakukan penggunaan CuO sebagai bahan dasar pembuat dioda.
Jika kedua tipe ini didekatkan maka akan memperoleh sambungan PN-Junction.
Hubungan PN ini hanya dapat meneruskan arus apabila diberikan tegangan bias
maju, yaitu P (anoda) dihubungkan dengan terminal positif catu daya dan N
(katoda) dengan terminal negatif catu daya. Jika hubungan ini dibalik maka maka
dikatakan bahwa dioda menjadi tegangan bias mundur dan tidak dapat
mengalirkan arus listrik.Dioda merupakan komponen elektronik yang terbuat
dari bahan semikonduktor yang saling dipertemukan yaitu semikonduktor
semikonduktor P dan N. Semikonduktor P (P type) merupakan semikonduktor
yang terbuat dari campuran bahan silikon, germanium dan aluminium,
mempunyai sifat kekurangan elektron sehingga disebut semikonduktor positif.
Karakteristik inilah yang menyebabkan dioda dapat bekerja sebagai penyearah
arus listrik (Adi, 2010).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengetahui krakteristik arus pada dioda yang diberi
tegangan arah maju (panjar maju) dan arah mundur (panjar mundur)?
2. Apaperbedaan mendasar antara dioda penyearah dengan dioda zener?
3. Bagaiamana cara prinsip kerja dioda penyearah dan dioda zener?
4. Bagaimana cara menggambarkan dan menjelaskan karakteristik arus-
tegangan (I-V) dari dioda penyearah dan dioda zener?

C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui krakteristik arus pada dioda yang diberi tegangan arah
maju (panjar maju) dan arah mundur (panjar mundur).
2. Untuk menjelaskan perbedaan mendasar antara dioda penyearah dengan
dioda zener.
3. Untuk memahami prinsip kerja dioda penyearah dan dioda zener.
4. Untuk menggambarkan dan menjelaskan karakteristik arus-tegangan (I-V)
dari dioda penyearah dan dioda zener
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Dioda

Dioda merupakan perangkat semikonduktor sambungan P-N paling


sederhana yang memiliki sifat mengalirkan arus hanya dalam satu arah. Penipisan dan
penebalan lapisan deplesi antar persambungan menjadi kunci dari sifat dioda sambungan
P– N. Berbeda dengan sebuah resistor, sebuah dioda tidak berperilaku linier terhadap
tegangan yang diberikan melainkan diode menghasilkan karakteristik I – V yang
eksponensial. Untuk itu, praktikum ini diakukandengan tujuan menggambarkan
dan menginterpretasi kurva karakteristik Arus – Tegangan ( I – V ) dari diode
penyearah dan diode zener, menggunakan garis beban dan titik kerja berdasarkan
kurva I – V dioda penyearah dan menentukan tegangan zener berdasarkan kurva
I– V dioda zener (Riedel, 2008).

Dioda secara aplikasinya terbagi menjadi dua, yaitu dioda penyearah dan
dioda sinyal. Dioda sinyal membutuhkan bias maju dengan tegangan rendah.
Dioda penyearah membutuhkan hubungan tegangan bias mundur yang tinggi dan
nilai arus yang besar. Selain itu, ada pula yang dinamakan dioda zener. Dioda
zener adalah dioda silikon yang telah mendapatkan banyak doping. Berbeda
dengan dioda lain, dioda zener bekerja pada bias mundur dengan tegangan yang
rendah. Dioda zener akan mencapai tegangan breakdown secara cepat saat
mencapai tegangan jatuh. Pada dioda zener biasanya nilai tegangan breakdown di
atas 6 V (Rizqi Ahmad Fauzan, 2016).

Fungsi utama dioda yaitu penyearah arah arus AC menjadi arus DC. Selain
itu dioda juga berfungsi sebagai pengaman dari beban induktif. Pada saat
dipadamkan maka beban induktif akan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi
sehingga dapat merusak transistor maupun IC lain yang berfungsi sebagai input.
Pada saat inilah dioda berfungsi sebagai pengaman komponen lainnya, selain itu
dioda juga berfungsi sebagai sel surya (Ginting, 2006).
Menurut Achmad (2007), nilai breakdown voltage dioda cukuplah tinggi
yaitu > 50 V. Namun, terdapat salah satu jenis dioda yang memiliki nilai
breakdown yang rendah, dioda ini dinamakan dioda zener. Dioda zener mampu
mempertahankan tegangan hingga mendekati konstan pada rentang besar arus
yang berbeda. Hal ini dikarenakan dioda zener memiliki nilai breakdown tertentu.
Pada dasarnya dioda zener memiliki karakteristik maju mundur. Pada dioda zener
bias maju bernilai Vji = 0 sedangkan pada bias mundur terjadi pada saat gejala
yang serupa breakdown pada dioda penyearah. Dioda zener akan menghantarkan
tanpa adanya kerusakan, tegangan inilah yang kemudian disebut tegangan zener.
Dioda memiliki keunikan tersendiri, yaitu hanya dapat mengalirkan arus
dalam satu arah saja, yaitu dari arah anoda (positif) ke arah katoda (negatif).
Dioda Sebagai Penyearah (rectifier) digunakan untuk mengubah tegangan AC
menjadi tegangan DC. Ada 2 jenis rectifier yang banyak digunakan dalam
elektronika yaitu: Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang
Penuh (Arief Hendra Saptadi, 2010).

B. Semikonduktor

Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang


berada diantara bahan isolator dan bahan konduktor. Disebut sebagai bahan
semikonduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni.
Elektron yang menempati lapisan terluar disebut sebagai elektron valensi.
Atom silikon dan germanium masing mempunyai empat elektron valensi.
Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut
juga dengan atom bervalensi empat. Empat elektron valensi tersebut terikat
dalam struktur kisi-kisi, sehingga setiap elektron valensi akan membentuk
ikatan kovalen dengan elektron valensi dari atom-atom yang bersebelahan.
Untuk dapat menjadi konduktor, suatu atom dapat diberikan pengotor yang
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik
(Nuzulul Istichoroh, 2013).
Salah satu contoh bahan semikonduktor yang merupakan
elemen dasar dari komponen elektronika adalah dioda. Bentuk dioda yang
lazim digunakan terdiri dari semikonduktor jenis-pyang dibuat bersambung
dengan semikonduktor jenis-n. Pada sambungan sisi-pterdapat hole bebas dan
(-) sebagai atom pengotor akseptor yang diionisasi dengan konsentrasi
sama dan secara keseluruhan bersifat netral. Pada sambungan sisi-n terdapat
elektron bebas dan sejumlah atom pengotor donor yang diionisasi. Pembawa
mayoritas pada sisi-p adalah hole dan sisi-n adalah eleKtron
(Nuzulul Istichoro, 2013).
Ketika sebuah semikonduktor dimasukkan ke tipe-n dan semikonduktor
yang sama dimasukkan ke tipe-p dan keduanya dibawa menuju kontak, maka
hubungan
p-n akan terbentuk. Hubungan ini akan berlaku sebagai dioda. Kita menganggap
bahwa hubungan p-n dimana baik kedua semikonduktor yang digunakan
dimasukkan pada p-n junction tadi. P-N junction akan dibawa menuju proses
pemanasan dalam temperatir tinggi dan waktu yang singkat (Tipler A. Paull,
1998).
Bias forward merupakan suatu keadaan pada saat ujung bahan-pdan
bahan-n dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, yaitu bahan-p
dihubungkan dengan kutub positif dan bahan-n dengan kutub negatif.
Karena keadaan ini, maka arus akan dapat melewati dioda.

Menurut Nuzulul Istichoroh (2013), untuk selanjutnya, arus yang


mengalir melalui diode adalah hasil penjumlahan dari arus injeksi dan
arus saturasi. Sehingga dari pengertian itu didapatkan rumus umum untuk
penyelesaian persamaan dioda adalah sebagai berikut:

qVd

I d=−I s (e ᶯkT
−1) (1)

Dari persamaan diatas tersebut dapat digunakan untuk mencari nilai


karakteristik dioda yaitu hubungan antara tegangan dioda (Vd) dan arus
dioda (Id). Karakteristik dioda sendiri adalah grafik hubungan antara besar
kuat arus yang melewati dioda dan beda tegangan antara kedua ujung dioda.
Berikut merupakan lengkung karakteristik untuk dioda sambungan p-n (Nuzulul
Istichoroh, 2013).

Gambar 1. Ciri Karakteristik Dioda Bias Forward

Sumber :Nuzulul Istichoroh (2013).

C. Integrasi Ayat

Surah An-Nur:35

Artinya :

Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-


Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang
berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu)
pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya
(saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas
cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang
yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi
manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Dalam Surat An-Nur ayat 35 tersebut, sangat jelas tersiratkan bahwa


cahaya Allah melebihi apapun. Dalam artian bahwa Allah adalah Sang Maha
Cahaya yang menjadi sumber penerangan bagi seisi jagat raya. Ibnu Katsir
menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut Allah memulai dengan menyebutkan
cahaya-Nya, kemudian menyebutkan cahaya orang mukmin “perumpamaan
cahaya orang yang beriman kepada-Nya”. Keterangan seperti mengandung arti
bahwa Allah adalah lumbung cahaya besar, orang-orang mukmin pun juga
bercahaya. Namun, cahayanya Allah besarnya tak terhingga, sedang cahaya
orang-orang mukmin adalah kecil-kecil yang merupakan manifestasi dari
kemahacahayaan Allah.
Quraish Shihab menyebutkan bahwa cahaya Allah tersebut bersifat
materiil dan maknawi. Pendapat yang juga senada dengan As-Sa’di dalam An-
Nafahat Al-Makiyyah dan Wahbah Zuhayli dalam Tafsir Al-Wajiz yang makna
cahaya Allah adalah secara indrawi dan non inderawi. Yang dimaksud bersifat
fisik, meteriil, dan indrawi adalah cahaya tersebut bisa dilihat dengan panca
indra.Menurut Wahbah Zuhayli Dzat Allah sendiri adalah cahaya, tirai-Nya
merupakan cahaya yang jika Ia berkenan menyingkapnya pancaran sinar wajah-
Nya pasti membakar makhluk sejauh pandangan mata-Nya. Melalui Dzat-Nya
yang bercaya Arsy beserta langit seisinya bercahaya.
Cahaya yang bersifat non inderawi atau maknawi adalah cahaya Allah
yang berupa hidayah, keimanan, dan kebenaran yang kemudian Allah limpahkan
kepada orang-orang mukmin. Cahaya di hati orang-orang mukmin tersebut
melahirkan pengetahuan-pengetahuan dan rahasia dari ma’rifatullah. Orang yang
mendapatkan pencahayaan Allah hatinya pasti bersih, tidak tergoda oleh buaian
kekotoran maksiat karena saking beningnya cahaya Allah, seperti permisalan
pohon zaitun yang disinari sepanjang hari.
Melalui karya Misykat al-Anwar, Al-Ghazali menafsirkan cahaya Allah
yang disebutkan dalam Surat An-Nur ayat 35 secara lebih sufistik. Ia mengatakan
bahwa manusia dan Allah saling keterkaitan. Manusia yang disinari nur-Nya
mempunyai cahaya kecil yang terhubungkan dengan nur Ilahi. Cahaya kecil
tersebut sebagai jalan manusia untuk mendekatkan diri kepada cahaya Allah yang
hakiki. Wallahu a’lam
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 26 November 2021 di


Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu power supply,
voltmeter, ammeter, potensiometer, dioda penyearah, diode zener, multimeter dan
kabel penghubung.

C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini yaitu sebagai berikut :
a. Membuat rangkaian percobaan seperti pada gambar rangkaian berikut :

Gambar 2. Rangkaian Karakteristik Dioda,

Sumber : Penuntun praktikum elektronika dasar 1

b. Mengatur potensiometer pada posisi minimum dan mengamati penunjukan


kedua alat ukur.
c. Menaikkan tegangan bias dengan mengatur potensiometer.
d. Melakukan kembali kegiatan ketiga yaitu menaikkan tegangan bias sebanyak
lima kali hingga maksimum.
e. Mengulangi kegiatan dua sampai empat dengan membalik posisi diode
(reverse bias).
f. Mengulangi kegiatan dua sampai lima dengan mengganti diode penyearah
dengan diode zener.
g. Mencatat setiap hasil pengamatan dengan cermat dalam tabel pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
1. Tabel Hasil Percobaan
a. Dioda Penyearah
Tabel 1. Panjar maju untuk dioda penyearah

No Kuat Arus (A) Tegangan (V)


1. 9,4 1,77
2. 9,2 1,56
3. 9,1 1,6
4. 9,2 1,7
5. 9,1 1,8

Tabel 2. Panjar mundur untuk dioda penyearah

No Kuat Arus (A) Tegangan (V)


1. 1,7 1,6
2. 1,8 1,8
3. 2,1 2,1
4. 2,3 2,3
5. 2,3 2,4

b. Dioda Zener
Tabel 3. Panjar maju untuk dioda zener

No Kuat Arus (A) Tegangan (V)


1. 1,4 1,3
2. 1,4 1,3
3. 1,4 1,3
4. 1,4 1,33
5. 1,4 1,3
Tabel 4. Panjar mundur untuk dioda zener

No Kuat Arus (A) Tegangan (V)


1. 2,9 0,4
2. 2,8 0,5
3. 2,8 1,0
4. 2,8 1,8
5. 2,8 1,2

2. Analisis Data :

Diketahui : R1 = 250 Volt

1. Dioda Penyearah
a. Panjar Maju untuk Dioda Penyearah
V Maks 1,8
Io = = =0,0072 A
R1 250

b. Panjar Mundur untuk Dioda Penyearah


V Maks 2,4
Io = = =0,0096 A
R1 250

2. Dioda Zener
a. Panjar Maju untuk Dioda Zener
V Maks 1,33
Io = = =0,00532 A
R1 250

b. Panjar Mundur untuk Dioda Zener


V Maks 1,8
Io = = =0,0072 A
R1 250
3. Grafik
a. Dioda Penyearah

PANJAR MAJU UNTUK DIODA


PENYEARAH
1.8 1.8
1.77
1.75
TEGANGAN ( V )

1.7 1.7
1.65
1.6 1.6
1.55 1.56
1.5
9.4 9.2 9.1 9.2 9.1
KUAT ARUS ( A )

PANJAR MUNDUR UNTUK DIODA


PENYEARAH
2.4
TEGANGAN ( V)

2.3 2.3
2.2
2.1
2
1.8 1.8
1.7
1.6
1.7 1.8 2.1 2.3 2.3

KUAT ARUS ( A)
b. Dioda Zener

PANJAR MAJU UNTUK DIODA ZENER


1.34
1.33 1.33
TEGANGAN ( V )

1.32
1.31
1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
1.29
1.4 1.4 1.4 1.4 1.4

KUAT ARUS ( A )

PANJAR MUNDUR UNTUK DIODA ZENER


2
1.8 1.8
1.6
TEGANGAN ( V )

1.4
1.2 1.2
1 1
0.8
0.6
0.4 0.4 0.5
0.2
0
2.9 2.8 2.8 2.8 2.8
KUAT ARUS ( A )

2. Pembahasan
Dioda adalah komponen elektronik yang dibuat dari bahan semikonduktor
(silikon atau germanium) tipe p dan tipe n yang disatukan. Dioda memiliki dua
kaki yaitu anoda yang dihubungkan pada sumber tegangan positif dan katoda
yang dihubungkan pada sumber negatif. Arus listrik mengalir dari anoda ke
katoda. Jika kaki anoda dihubungkan ke sumber negatif dan kaki katoda
dihubungkan ke sumber positif, maka akan terjadi bias mundur (reverse bias)
sehingga dioda akan memiliki hambatan yang sangat besar sehingga arus tidak
bisa lewat. Dioda memiliki fungsi unik yaitu selain hanya dapat mengalirkan arus
ke satu arah saja, tetapi disisi lain juga dapat menahan arus yang berlawanan arah
(Tipler A. Paul, 1998).

Pada percobaan ini hasil yang diperoleh yaitu karakteristik arus ( I 0) pada
dioda penyearah terkhusus pada pemberian panjar maju sebesar 0, 0072 A, serta
pada panjar mundur sebesar 0, 0096 A. Sedangkan pada dioda zener dengan
pemberian panjar maju diperoleh 0, 00532 A serta pada panjar mundur sebesar 0,
0072 A.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut :
1. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik arus ( I 0) pada
dioda penyearah terkhusus pada pemberian panjar maju sebesar 0, 0072 A,
serta pada panjar mundur sebesar 0, 0096 A. Sedangkan pada dioda zener
dengan pemberian panjar maju diperoleh 0, 00532 A serta pada panjar
mundur sebesar 0, 0072 A.

2. Adapun perbedaan mendasar antara dioda penyearah dan dioda zener

terletak pada fungsi. Dimana dioda penyearah berfungsi menyearahkan

tegangan AC ke DC pada sebuah power supply atau pencatu daya.

Sedangkan dioda zener berfungsi untuk forward bias (bias maju) atau

reverse bias (bias balik) atau bisa dikatakan berfungsi mengalirkan arus

listrik kesatu arah, membiarkannya, atau menurunkan tegangan.

3. Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwa pada saat


sinyal input berupa siklus positif maka dioda mendapat bias maju sehingga

arus (i) mengalir ke beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal input berupa

siklus negatif maka dioda mendapat bias mundur sehingga tidak mengalir

arus. Sedangkan dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir

ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas

“Breakdown Voltage” atau Tegangan Tembus Dioda Zenernya.

Karakteristik ini berbeda dengan Dioda biasa yang hanya dapat

menyalurkan arus listrik ke satu arah. Tegangan Tembus (Breakdown

Voltage) ini disebut juga dengan Tegangan Zener.

4. Adapun karakteristik arus-tegangan pada dioda penyearah dan dioda zener


dapat dilihat dari grafik berikut.
PANJAR MAJU UNTUK DIODA
PENYEARAH
1.8 1.8
1.77
1.75
TEGANGAN ( V )

1.7 1.7
1.65
1.6 1.6
1.55 1.56
1.5
9.4 9.2 9.1 9.2 9.1
KUAT ARUS ( A )

PANJAR MUNDUR UNTUK DIODA


PENYEARAH
2.5
2.4
2.3 2.3 2.3
TEGANGAN ( V)

2.2
2.1 2.1
2
1.9
1.8 1.8
1.7 1.7
1.6
1.7 1.8 2.1 2.3 2.3

KUAT ARUS ( A)

PANJAR MAJU UNTUK DIODA ZENER


1.34
1.33 1.33
TEGANGAN ( V )

1.32
1.31
1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
1.29
1.4 1.4 1.4 1.4 1.4

KUAT ARUS ( A )
PANJAR MUNDUR UNTUK DIODA ZENER
2
1.8 1.8
1.6
TEGANGAN ( V )

1.4
1.2 1.2
1 1
0.8
0.6
0.5
0.4 0.4
0.2
0
2.9 2.8 2.8 2.8 2.8
KUAT ARUS ( A )

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Agung. 2010. Mekatronika. Yogyakarta : Graha Ilmu

Ginting, Hendra. 2006. Simulasi Peranti Model Sel Surya Dioda n + (x)/p. Jurnal.
Teknologi Proses. Vol 2 (3) : 49-50

Nuzulul Istichoroh (2013). Simulasi Karakteristik Dioda dengan menggunakan


Bahasa Pemrograman Delphi 7.0. Jurnal Fisika, volume 02 (No. 01).
Riedel, Susan A. dan James W. Nilsson. 2008. Electric Circuits: Eighth Edition.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Rizqi Ahmad Fauzan. 2016. Karakteristik Dioda (E9). Jurnal Elektronika II,
volume 1 (No.5), NRP : 1114100089.

Tipler A. Paul. 1998. Fisika Untuk Sains Dan Teknik , Jakarta: Penerbit Erlangga.
Cindi Regita Cahyani, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2021) Vol.

Riedel, Susan A. dan James W. Nilsson. 2008. “Electric Circuits: Eighth


Edition.” New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Rizqi Ahmad Fauzan. 2016. Karakteristik Dioda (E9). Jurnal Elektronika II,
volume 1 (No.5), NRP : 1114100089.
Tipler A. Paul. 1998. “Fisika Untuk Sains Dan Teknik “ , Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai