Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KARAKTERISTIK DIODA

Oleh :
Nama : Sehli Harnisa
NPM : A1E020002
Kelompok : 1 (Satu)
Hari, Tanggal : Rabu, 23 November 2022
Nama Asiaten (NPM) : Elta Puja Candera (A1E019042)
Dosen Pembimbing : Dedy Hamdani, S.Si, M.Si

PROGRAM STUDI PENIDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua peralatan yang kita gunakan
merupakan peralatan atau benda elektronik yang membutuhkan listrik dalam
penggunaannya. Benda-benda elektronik tersebut tentu saja disusun oleh
berbagai komponen elektronika yang membuatnya mampu untuk dioperasikan
sesuai dengan fungsinya. Salah satu komponen elektronika yang banyak
digunakan dalam berbagai benda eletronik adalah dioda.
Dioda merupakan sebuah komponen elektronika yang terdiri dari
gabungan dua kata, yaitu anoda dan katoda. Dioda merupakan salah satu jenis
komponen aktif yang berfungsi sebagai komponen penyearah. Dioda disusun
menggunakan semikonduktor jenis P atau kutub positif (+) dan semikonduktor
jenis N atau kutub negative (-). Dioda disusun menggunakan semikonduktor
jenis silikon dan jenis germanium. Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor ini sering digunakan sebagai penyearah bentuk gelombang
(wave rectifier) dalam pencatu daya dan detector radio. Dioda juga sering
digunakan pada rangkaian-rangkaian listrik dan elektronika yang memerlukan
hasil “satu arah”.
Semikonduktor adalah bahan dasar untuk komponen aktif dalam alat
elektronika, misalnya untuk membuat dioda. Terdapat dua macam
semikonduktor yakni semikonduktor intrinsik (murni) dan semikonduktor
ekstrinsik. Semikonduktor intrinsik yaitu terdiri dari unsur silikon saja atau
gemanium saja. Sedangkan semikonduktor ekstrinsik merupakan bahan untuk
membuat dioda dan transistor dengan campuran antara bahan semikonduktor
Intrinsik dengan unsur golongan V dan III.
Dioda adalah komponen elektronika yang dapat menghantarkan litrik ke
satu arah saja. Jika arah arusnya terbalik, maka dioda akan menghambat arus
listrik tersebut. Karena sifatnya yang dapat menghantarkan arus listrik ke satu
arah dan menghambat arus dari arah sebaliknya. Dioda juga berhubungan
dengan tegangan dan kuat arus dalam sebuah rangkaian arus bolak-balik (AC).
Dioda memegang peranan penting dalam elektronika, di antaranya adalah
untuk menghasilkan tegangan searah dari tegangan bolak-balik, untuk
membuat berbagai gelombang isyarat, untuk mengatur tegangan searah, untuk
mengatur tegangan searah agar tidak berubah dengan beban maupun dengan
perubahan tegangan jala-jala (PLN), untuk saklar elektronik, LED, laser
semikonduktor, mengesan gelombang mikro dan lain-lain.
Melihat begitu banyak dan pentingnya peran dioda dalam kehidupan,
maka untuk mengetahui lebih jauh bagaimana hubungan antara tegangan dan
kuat arus pada sebuah dioda maka dilakukanlah praktikum “Karakteristik
Dioda” ini.
1.2 Tujuan
Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus pada sebuah Dioda.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara tegangan dan kuat arus pada sebuah Dioda.
1.4 Hipotesis
Semakin besar tegangan yang diberikan pada rangkaian, semakin besar
pula kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut dan hubungan kuat arus
dengan tegangan selalu berbanding lurus.
1.5 Definisi Istilah
a. Anoda adalah komponen dioda yang dibuat dari elektroda yang bermuatan
positif.
b. Katoda adalah kutub yang terbuat dari elektroda dengan muatan negative.
c. Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan
bagian atau media non logam dari sebuah sirkuit.
d. Tegangan merupakan besar perbedaan potensial listrik antara dua titik
dalam rangkaian listrik dan dinyatakan dalam satuan Volt.
e. Arus AC adalah listrik yang besarnya dan arah arusnya selalu berubah-
ubah dan bolak-balik.
f. Semikonduktor adalah bahan dasar untuk komponen aktif dalam alat
elektronika, misalnya untuk membuat dioda.
g. Dioda merupakan sebuah komponen elektronika yang terdiri dari
gabungan dua kata, yaitu anoda dan katoda yang berfungsi sebagai
komponen penyearah.
h. Potensiometer adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur GGL suatu
sumber tanpa mengambil arus dari sumber itu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dioda adalah komponen aktif dari dua elektroda (katoda dan anoda) yang
sifatnya semikonduktor, jadi dengan sifatnya tersebut dioda tidak hanya
memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah, tetapi juga menghambat arus
dari arah sebaliknya. Dioda dapat dibuat dari Germanium (Ge) dan Silikon atau
Silsilum (Si). Komponen aktif ini mempunyai fungsi sebagai; pengaman,
penyearah, voltage regulator, modulator, pengendali frekuensi, indikator, dan
switch. Dioda merupakan piranti kecil yang memiliki kemampuan untuk
menyearahkan arus. Oleh karena itu, dilakukanlah percobaan ini agar dapat
menentukan karakteristik dioda.

Gambar 2.1 Simbol Dioda dan Dioda


Sumber : (Fauzan et al., 2018, p. 2)

Awal mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cat’s Wahisker dan tabung
hampa. Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak dibuat dari bahan
semikonduktor, contohnya : Silikon dan Germanium.
(Fauzan et al., 2018, p. 2)
Struktur dioda adalah sambungan semikonduktor P (Positif) dan N
(Negatif) pada masing- masing sisinya. Dengan struktur demikian arus hanya
dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N. Dioda disebut sebagai komponen aktif
karena membutuhkan pemicu untuk bisa mengalirkan arus.

Gambar 2.2 Struktur Dioda


Sumber : (Muda., 2013, p.55-56)
Gambar struktur tersebut menunjukkan sambungan semikonduktor PN, pada
bagian sambungan terdapat diode area yang ternetralkan yang disebut lapisan
deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan electron artinya
elektron pada sisi N melompat Sebagian ke sisi P sehingga area tersebut menjadi
area ternetralkan. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-
hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat electron-
elektron yang siap untuk bebas. (Muda., 2013, p.55-56)
Sehingga, pada dioda terdapat dua bias diantaranya yaitu Forward bias dan
Reverse bias. Dimana, Forward bias adalah keadaaan dimana dioda mengalirkan
arus listrik. Apabila suatu dioda disambungkan kepada baterai dalam keadaan sisi
positif baterai tersambung dengan anoda, sisi negatif tersambung pada katoda.
Lalu elektron menuju lubang yang ada. Baterai juga mengisi electron yang juga
akan mengisi lubang tersebut sehingga akan mengakibatkan bersatunya muatan
pada semikonduktor.

Gambar 2.3 Forward Bias


Sumber : (Yuliantono et al., 2021, pp. 1-2)
Reverse bias yang biasa disebut dengan bias mundur terjadi apabila Diode
dihubungkan dengan terminal yang tidak sejenis pada rangkaian yang tertutup.
Terminal positif dari sumber tegangan dihubungkan dengan sisi n dioda dan
terminal dioda dihubungkan dengan sisi p dioda. Atau dengan kata lain, reserve
bias dapat terjadi apabila diode dibalik sehingga arah arus berlawanan dengan
arah diodanya. Keadaan reverse bias adalah keadaan dimana arus tidak bisa
mengalir, karena dioda tidak mengalirkan arus atau bisa dikatakan arus yang
mengalir sangat kecil. (Yuliantono et al., 2021, pp. 1-2)

Gambar 2.4 Reverse Bias


Sumber : (Yuliantono et al., 2021, pp. 1-2)
Serta ada berbagai tipe dioda saat ini digunakan dalam rangkaian elek-
tronik. Jenis dioda yang berbeda digunakan untuk aplikasi terten- tu. Beberapa
dioda seperti dioda zener yang dapat berfungsi seba- gai regulator tegangan.
Dioda lainnya seperti varactors dapat ber- fungsi sebagai kapasitor variabel karena
kapasitansi persambung- an berubah terhadap tegangan balik yang diberikan pada
dioda. Dioda terdapat 8 jenis, yaitu Dioda Rectifier/Dioda Penyearah, Dioda
Zener, Dioda Schottky, Dioda Tunnel, Dioda LED, Photodioda (Dioda photo),
Silicon Controlled Rectifier (SCR), dan Dioda Bridge.
Dioda rectifier ini merupakan dioda standar yang biasa digunakan sebagai
penyearah arus karena sifatnya yang meneruskan arus hanya satu arah saja. Dioda
ini memiliki densitas yang lebih tinggi di area forward, dan memiliki dan
ketahanan temperatur pemblokiran yang cukup tinggi. Dioda ini memiliki
tegangan threshold yang rendah dan frekuensi cut-off yang tinggi. Fungsi dari
dioda rectifier ini biasa digunakan untuk penyearah arus AC, dan membatasi
tegangan dari power supply.
Dioda zener memiliki sifat yang mirip dengan dioda biasa. Pada kondisi bias
maju, karakteristik dioda zener sama dengan dioda biasa. Jadi jika diberikan
tegangan luar yang besarnya melebihi tegangan kontak, maka arus akan mengalir.
Dioda zener tidak dapat mempertahankan keadaan "matinya" jika tegangan
terbalik yang diberikan melebihi V zener. Fungsi dari dioda zener adalah sebagai
penstabil tegangan.
Dioda Schottky terdiri dari sambungan p-n dengan lapisan metal, yang dioksidasi
pada doping silikon lapisan n. Lapisan metal ini bisa berupa alumunium atau
nikel. Kelebihan dioda ini adalah respon dioda ini sangat cepat dalam orde
nanosecond saat berganti kondisi dari mengalirkan arus ke tidak ada arus,
sehingga banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian yang membutuhkan respon
berkecepatan tinggi. Fungsi dioda schottky adalah untuk sakelar kecepatan tinggi.
Dioda tunnel terbentuk dari p-n junction yang diberi doping dengan konsentrasi
yang tinggi. Artinya di kedua bagian baik p atau n semua didoping dengan
konsentrasi tinggi. Karena tingkat doping yang tinggi pada kedua bagian, maka
hanya tersisa sedikit celah untuk mengalirkan elektron. Dioda tunnel hampir sama
seperti dioda zener, bedanya adalah tegangan breakdown dioda tunnel dapat
mencapai nol.
Dioda LED mempunyai lapisan fosfor yang bisa memancarkan cahaya saat diberi
polaritas pada kedua kutubnya. LED mempunyai batasan arus maksimal yang
mengalir melaluinya. Diatas nilai tersebut dipastikan umur led tidak lama. Jenis
led ditentukan oleh cahaya yang dipancarkan. Seperti led merah, hijau, biru,
kuning, oranye, infra merah dan laser diode. Fungsi dioda LED adalah sebagai
indikator dan beberapa LED mempunyai fungsi khusus seperti LED inframerah
yang dipakai untuk transmisi pada sistem remote control dan opto sensor juga
laser diode yang dipakai untuk optical pick-up pada sistem CD.
Photodioda adalah dioda yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, jika
photodioda terkena cahaya maka photodioda bekerja seperti dioda pada
umumnya, tetapi jika tidak mendapat cahaya maka photodioda akan berperan
seperti resistor dengan nilai tahanan yang besar sehingga arus listrik tidak dapat
mengalir. Fungsi photodioda adalah biasa digunakan untuk mendeteksi pulsa
cahaya dalam serat optik dan lainnya yang sensitif terhadap gerakan cahaya.
SCR merupakan semikonduktor jenis dioda yang memiliki 3 kaki, dimana kaki
tersebut adalah Anoda, Katoda, dan Gate. Kaki gate merupakan kaki pemicu,
dimana jika ada sinyal trigger di kaki Gate maka SCR akan mengalirkan arus dari
Anoda ke Katoda. SCR pada arus DC. Jika pada kaki Anoda dan Katoda diberi
sumber DC dengan forward bias, maka SCR belum akan mengalirkan arus.
Setelah ada tegangan antara Gate dengan Katoda yang besarnya memenuhi
tegangan thresholdnya maka SCR akan dalam kondisi "ON". Kondisi ini akan
bertahan meskipun sinyal dari kaki Gate dilepas. SCR baru akan dalam kondisi
"OFF" jika arus dari Anoda diputus. sehingga arus tidak mengalir. Fungsi SCR
adalah sebagai rangkaian Saklar (switch control), sebagai rangkaian pengendali
(remote control) Simbol SCR.
Dioda bridge merupakan penyearah arus bolak-balik satu gelombang penuh, jadi
akan dihasilkan tegangan DC (searah) yang lebih baik, yang cenderung memiliki
noise rendah. Saat ini, dioda bridge banyak digunakan pada perangkat-perangkat
elektronika modern, karena memang memiliki kinerja yang baik. Fungsi dioda
bridge adalah sebagai penyearah arus bolak-balik (AC). Disebut dioda bridge
karena didalam komponen ini terdapat empat buah dioda yang dihubungkan saling
bertemu satu sama lain (bridge rectifier/penyearah jembatan).
(Muda., 2013, p.58-64)

Gambar 2.5 Simbol Jenis-Jenis Dioda


Sumber : (Yohandri dan Asrizal., 2016, p. 156)
Sehingga, untuk mengetahui hubungan antara arus yang lewat dengan beda
potensi pada ujung-ujungnya maka dilakukan uji karakteristik dioda. Uji
karakteristik dioda dilakukan untuk mengukur nilai tegangan dan arus dioda
sehingga menghasilkan grafik kurva karakteristik terutama untuk bias maju dioda.
Pengujian karakteristik dioda bias maju memerlukan sebuah catu daya DC yang
variasi nilai tegangannya tidak terlalu tinggi. Serta Karakteristik Dioda dapat
diketahui dengan cara memasang dioda seri dengan sebuah catu daya dc dan
sebuah resistor.
Karakteristik dioda sangat penting untuk diketahui sebagai salah satu bagian dari
perangkat elektronika. Karena, dengan memahami karakteristik suatu komponen
tersebut diharapkan tidak akan terjadi kesalahan dalam aplikasinya pada suatu
rangkaian listrik. Dioda sendiri merupakan suatu komponen elektronika yang
berfungsi untuk menghasilkan tegangan searah dari tegangan bolak-balik. Oleh
karena itu, dengan mengetahui karakteristik dioda, berarti nantinya dapat
memperkirakan tegangan minimum yang dapat dilalui oleh dioda sehingga arus
dapat mengalir melaluinya dan dapat menghasilkan tegangan searah. Untuk dapat
menentukan karakteristik dioda dapat dilakukan dengan melakukan percobaan
elektronika menggunakan suatu rangkaian listrik. (Istichoroh, 2013, p. 1)
Gambar 2.6 Karakteristik Dioda
Sumber : (Muda., 2013, p.57)
Tegangan dan arus dapat digambarkan dalam grafik. Untuk tegangan positif, arus
akan mengalir pada tegangan pemicu berapapun nilai arus yang dihantarkan.
Sebaliknya untuk tegangan negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus namun ada
batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown,
dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan
deplesi. (Muda., 2013, p.57)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

No Nama Alat/Bahan Jumlah Gambar


1 Potensiometer 10 kΩ 1

2 Hambatan tetap 47 kΩ 1

3 Dioda IN4002 1

4 Papan rangkaian 1

5 Saklar 1 kutub 1
6 Kabel penghubung merah 3

7 Kabel penghubung hitam 3

8 Meter dasar 90 2

9 Baterai 3

3.2 Langkah Percobaan


3.2.1 Persiapan Percobaan
a. Peralatan/komponen dipersiapkan sesuai dengan daftar alat dan
bahan.
b. Buat rangkaian seperti diatas.
 Saklar pada posisi terbuka (posisi 0) .
 Sebuah meter dasar 90 digunakan sebagai voltmeter dengan
batas ukur 10 V DC
 Sebuah meter dasar 90 digunakan sebagai amperemeter
dengan batas ukur 100 mA DC
c. Hubungkan rangkaian ke susunan baterai (gunakan kabel
penghubung)
d. Periksa kembali rangkaian.

3.2.2 Langkah-Langkah Percobaan


a. Tutup saklar S (posisi 1).
b. Atur tegangan paling rendah dengan cara memutar
potensiometer. Baca tegangan dan kuat arus pada alat ukur dan
catat hasilnya ke dalam tebel hasil pengamatan.
c. Ulangi Langkah B sebanyak lima kali dengan tegangan yang
berbeda dan catat hasilnya ke dalam tabel pengamatan.
d. Buka saklar S (posisi 0), kemudian balik arah arus dengan cara
membalik kutub baterai.
e. Tutup saklar S (posisi 1). Amati apa yang terjadi pada
amperemeter.
f. Buatlah grafik hubungan I terhadap V.

3.3 Foto Percobaan

Gambar 3.3.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 3.3.2 Hasil Percobaan Ampere Pada Saat Potensiometer 0

Gambar 3.3.1 Rangkaian Percobaan Karakteristik Dioda


Gambar 3.3.3 Hasil Percobaan Volt Pada Saat Potensiometer 0

Gambar 3.3.4 Hasil Percobaan Ampere Pada Saat Potensiometer ¼


Gambar 3.3.5 Hasil Percobaan Volt Pada Saat Potensiometer 1/4

Gambar 3.3.6 Hasil Percobaan Ampere Pada Saat Potensiometer ½

Gambar 3.3.7 Hasil Percobaan Volt Pada Saat Potensiometer ½


Gambar 3.3.8 Hasil Percobaan Ampere Pada Saat Potensiometer 3/4

Gambar 3.3.9 Hasil Percobaan Volt Pada Saat Potensiometer 3/4

Gambar 3.3.10 Hasil Percobaan Ampere Pada Saat Potensiometer 1


Gambar 3.3.11Hasil Percobaan Volt Pada Saat Potensiometer 1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan


No Tegangan (V) Kuat Arus (I)
1 5V 0,042 A
2 4,8 V 0,04 A
3 4,6 V 0,038 A
4 4,4 V 0,036 A
5 4,2 V 0,034 A

GRAFIK I TERHADAP V

5.2

4.8

4.6

4.4

4.2

3.8
0.034 0.36 0.038 0.04 0.042

Grafik 1 Hubungan antara Besar Tegangan dengan Kuat Arus

4.2 Analisis Data


4.2.1 Pada percobaan 1 (Potensiometer 0)
a. Menghitung Tegangan (V)
Dik : Skala terbaca = 25 Volt Dit : Tegangan?
Skala maksimum =50 Volt
Batas ukur = 10 V
Jawab :
skala terbaca
V= × batas ukur
skala maksimum
25 volt
V= × 10 volt
50 volt

V =5 volt volt
b. Menghitung kuat arus (I)
Dik : Skala terbaca = 21 A Dit : Kuat Arus (I)?
Skala maksimum = 50 A
Batas ukur 100 mA = 0,1 A
Jawab :
skala terbaca
I= × batas ukur
skala maksimum
21 A
I= × 0,1 A
50 A

I = 0,042 Ampere
4.2.2 Pada percobaan II (Potensiometer ¼)
a. Menghitung Tegangan (V)
Dik : Skala terbaca = 24 Volt Dit : Tegangan?
Skala maksimum =50 Volt
Batas ukur = 10 V
Jawab :
skala terbaca
V= × batas ukur
skala maksimum
24 volt
V= × 10 volt
50 volt

V = 4,8 volt
b. Menghitung kuat arus (I)
Dik : Skala terbaca = 20 A Dit : Kuat Arus (I)?
Skala maksimum = 50 A
Batas ukur 100 mA = 0,1 A
Jawab :
skala terbaca
I= × batas ukur
skala maksimum
20 A
I= × 0,1 A
50 A

I = 0,04 Ampere
4.2.3 Pada Percobaan III (Potensiometer ½)
a. Menghitung Tegangan (V)
Dik : Skala terbaca = 23 Volt Dit : Tegangan?
Skala maksimum =50 Volt
Batas ukur = 10 V
Jawab :
skala terbaca
V= × batas ukur
skala maksimum
23 volt
V= × 10 volt
50 volt

V = 4,6 volt
b. Menghitung kuat arus (I)
Dik : Skala terbaca = 19 A Dit : Kuat Arus (I)?
Skala maksimum = 50 A
Batas ukur 100 mA = 0,1 A
Jawab :
skala terbaca
I= × batas ukur
skala maksimum
19 A
I= × 0,1 A
50 A

I = 0,038 Ampere
4.2.4 Pada Percobaan IV (Potensiometer ¾)
a. Menghitung Tegangan (V)
Dik : Skala terbaca = 2 Volt Dit : Tegangan?
Skala maksimum =100 Volt
Batas ukur = 10 V
Jawab :
skala terbaca
V= × batas ukur
skala maksimum
22 volt
V= × 10 volt
50 volt

V = 4,4 volt
b. Menghitung kuat arus (I)
Dik : Skala terbaca = 18 A Dit : Kuat Arus (I)?
Skala maksimum = 50 A
Batas ukur 100 mA = 0,1 A
Jawab :
skala terbaca
I= × batas ukur
skala maksimum
18 A
I= × 0,1 A
50 A

I = 0,036 Ampere
4.2.5 Pada Percobaan V (Potensiometer 1)
a. Menghitung Tegangan (V)
Dik : Skala terbaca = 2 Volt Dit : Tegangan?
Skala maksimum =100 Volt
Batas ukur = 10 V
Jawab :
skala terbaca
V= × batas ukur
skala maksimum
21 volt
V= × 10 volt
50 volt

V = 4,2 volt
b. Menghitung kuat arus (I)
Dik : Skala terbaca = 17 A Dit : Kuat Arus (I)?
Skala maksimum = 50 A
Batas ukur 100 mA = 0,1 A
Jawab :
skala terbaca
I= × batas ukur
skala maksimum
17 A
I= × 0,1 A = 0,034 Ampere
50 A

4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita membahas tentang karakteristik dioda, yang
sebelumnya kita harus mengerti terlebih dahulu mengetahui apa yang di maksud
dengan semikonduktor, diode, dan karakteristik diode. Dioda adalah komponen
aktif dari dua elektroda (katoda dan anoda) yang sifatnya semikonduktor, jadi
dengan sifatnya tersebut dioda tidak hanya memperbolehkan arus listrik mengalir
ke satu arah, tetapi juga menghambat arus dari arah sebaliknya. Dioda merupakan
piranti kecil yang memiliki kemampuan untuk menyearahkan arus. Karakteristik
dioda sangat penting untuk diketahui sebagai salah satu bagian dari perangkat
elektronika. Karena, dengan memahami karakteristik suatu komponen tersebut
diharapkan tidak akan terjadi kesalahan dalam aplikasinya pada suatu rangkaian
listrik. Dioda sendiri merupakan suatu komponen elektronika yang berfungsi
untuk menghasilkan tegangan searah dari tegangan bolak-balik. Oleh karena itu,
dengan mengetahui karakteristik dioda, berarti nantinya dapat memperkirakan
tegangan minimum yang dapat dilalui oleh dioda sehingga arus dapat mengalir
melaluinya dan dapat menghasilkan tegangan searah. Untuk dapat menentukan
karakteristik dioda dapat dilakukan dengan melakukan percobaan elektronika
menggunakan suatu rangkaian listrikOleh karena itu, dilakukanlah percobaan ini
agar dapat menentukan karakteristik dioda.
Adapun tujuan dari percobaan praktikum kali ini yaitu Mempelajari hubungan
antara tegangan dan kuat arus pada sebuah dioda. Dimana pada sebuah dioda
hubungan antara tegangan dan kuat arus yaitu semakin besar tegangan yang
diberikan pada sebuah rangkaian maka kuat arus yang mengalir pada suatu
rangkaian tersebut juga semakin besar, begitu juga sebaliknya yang mana semakin
kecil tegangan yang diberikan pada suatu rangkaian maka kuat arus yang mengalir
pada suatu rangkaian juga akan semakin kecil. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa hubungan antara tegangan dan kuat arus akan selalu berbanding lurus.
Pada percobaan kali ini data yang telah diperoleh, yang pertama mengetahui
hasil percobaan pada saat potensiometer 0 didapatkan tegangan sebesar 5 V dan
1
kuat arus sebesar 0,042 A. Yang kedua pada potensiometer didapatkan
4
tegangan sebesar 4,8 dan kuat arus sebesar 0,04 A. Yang ketiga pada
1
potensiometer didapatkan tegangan sebesar 4,6 V dan kuat arus sebesar 0,038
2
3
A. Yang keempat pada potensiometer didapatkan tegangan sebesar 4,4 V dan
4
kuat arus sebesar 0,036 A. Serta yang terakhir pada potensiometer 1 didapatkan
hasil tegangan sebesar 4,2 V dan kuat arus sebesar 0,034 A.
Serta dilihat dari hipotesis percobaan yaitu, Semakin besar tegangan yang
diberikan pada rangkaian, semakin besarpula kuat arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut dan hubungan kuat arus dengan tegangan akan selalu
berbanding lurus. Sehinga dapat dikatakan bahwa hasil percobaan yang telah kami
lakukan sesuai dengan hipotesis yang telah kami buat. Maka, jika dibandingkan
data percobaan dengan hipotesis dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan sesuai
dengan hipotesis percobaan.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa pada dioda
semakin besar tegangan maka akan berpengaruh pada nilai arusnya hal ini sesuai
literatur yang menyatakan bahwa Tegangan dan arus dapat digambarkan dalam
grafik. Untuk tegangan positif, arus akan mengalir pada tegangan pemicu
berapapun nilai arus yang dihantarkan. Sebaliknya untuk tegangan negatif dioda
tidak dapat mengalirkan arus namun ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan
ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran
elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.
Selanjutnya berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terdapat beberapa
kesalahan yang terjadi dalam percobaan antara lain praktikan yang kurang fokus
pada saat praktikum berlangsung dan kesalahan dalam membaca alat ukur ataupun
pada saat kalibrasi alat ukur.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengamatan dan
pembahasan yang di peroleh tentang mempelajari hubungan antara tegangan dan
kuat arus pada subuah dioda bahwa hubungan antara tegangan dan kuat arus yaitu
semakin besar tegangan yang diberikan pada sebuah rangkaian maka kuat arus
yang mengalir pada suatu rangkaian tersebut juga semakin besar, begitu juga
sebaliknya semakin kecil tegangan yang diberikan pada suatu rangkaian maka
kuat arus yang mengalir pada suatu rangkaian juga akan semakin kecil. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa hubungan antara tegangan dan kuat arus akan
selalu berbanding lurus. Karakteristik dioda ini merupakan Ketika diberikan
tegangan bias maju dengan nilai yang kecil, arusnya semakin meningkat
bersamaan dengan bertambahnya nilai tegangan. Karakteristik dioda ini
merupakan Ketika diberikan tegangan bias maju dengan nilai yang kecil, arusnya
semakin meningkat bersamaan dengan bertambahnya nilai tegangan. Karakterisik
ini penting untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahan dalam aplikasi dioda.
Dalam karakteristik ini dapat diketahui keadaan-keadaan yang terjadi pada dioda
ketika mendapat tegangan bias maju dan tegangan bias mundur.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus pada subuah dioda
sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tegangan dan kuat arus
yaitu semakin besar tegangan yang diberikan pada sebuah rangkaian maka
kuat arus yang mengalir pada suatu rangkaian tersebut juga semakin besar,
begitu juga sebaliknya semakin kecil tegangan yang diberikan pada suatu
rangkaian maka kuat arus yang mengalir pada suatu rangkaian juga akan
semakin kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan antara
tegangan dan kuat arus akan selalu berbanding lurus.

5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum, peraktikan harus memperhatikan
rangkaian sehingga pada saat pengukuran menggunakan multimeter atau
sejenisnya tidak terjadi kesalahan pada saat pengukuran sehingga sesuai
dengan hasil dan prosedur yang sudah ditentukan pada buku penuntun.
DAFTAR PUSTAKA

Yuliantono et all. (2021). Characteristics of Diode and Recessing (Karakteristik


Dioda dan Penyearah). December, 0–5.
Fauzan et all. (2018). Karakteristik Dioda (E9). Jurnal Elektronika Dasar II,
1114100089, 1–5.
Istichoroh. (2013). Simulasi Karakteristik Dioda Dengan Menggunakan Bahasa
Pemrograman Delphi 7.0. Inovasi Fisika Indonesia, 2(01), 1–6.
Yohandri dan Asrizal. (2016). Elektronika Dasar 1 Komponen, Rangkaian, dan
Aplikasi. Jakarta : Kencana
Muda. (2013). Elektronika Dasar. Malang : Gunung Samudera
FOTO PERCOBAAN

Rangkaian Karakteristik Dioda

Anda mungkin juga menyukai