Anda di halaman 1dari 17

Tanggal Praktikum : 2 November 2021

Tanggal Pengumpulan :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA SEMESTER 115

KARAKTERISTIK DIODA

Nama : Febrian Zulmi


NRM : 1306620032
Dosen Pengampu : Dewi Muliyati, M.Si., M.Sc.

Asisten Laboratorium:
- Fiqri Aditya Riyanto (1306619007)
- Wildan Nurrahman(1306619044)
- Firman Prastiawan (1302619076)
- Febian Riza Rhamadhan (1306619032)
- Rendy Setiabudi (1302619070)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Jakarta
2021
KARAKTERISTIK DIODA
A. TUJUAN
1. Mempelajari cara kerja dioda.
2. Membuat grafik karakteristik dioda antara arus dan tegangan dioda.
3. Menentukan titik kerja dioda.
4. Dapat menentukan nilai arus dan tegangan dioda pada garis kerjanya.
5. Dapat membedakan cara kerja dioda biasa dan dioda zener.
B. TEORI DASAR
Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor.Dioda memiliki
fungsiyang unik, yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain
adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan
satu sisi yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian, arus hanya akan dapat mengalir
dari sisi P menuju sisi N.

Gambar 5.1. Simbol dan struktur dioda


Gambar 5.1.di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan
deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah
diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron, sedangkan di
sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias
positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron
dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron
mengisi hole di sisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini
disebut aliran hole dari P menuju N, kalau menggunakan terminologi arus listrik, maka
dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.

Gambar 5.2. Dioda dengan bias maju


Sebaliknya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik, yaitu dengan memberikan bias
negatif (reverse bias).Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi
P.

Gambar 5.3. Dioda dengan bias negatif

Tentu jawabannya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N
maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutub
berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi
terjadinya arus.
Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan
tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta di atas 0
volt, tetapi memang tegangan beberapa volt di atas nol baru bisa terjadi konduksi.Ini disebabkan
karena adanya dinding deplesi (depletion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon,
tegangan konduksinya adalah di atas 0,7 volt. Kira-kira 0,2 volt batas minimum untuk dioda
yang terbuat dari bahan Germanium.

Gambar 5.4. Grafik arus dioda

Sebaliknya, untuk bias negatif, dioda tidak dapat mengalirkan arus, tetapi memang ada
batasnya.Samapi beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda
tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.

Zener.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami pembuatan komponen elektronika
lainnya yang dinamakan zener.Sebenarnya tidak ada perbedaan struktur dasar dari zener,
melainkan mirip dengan dioda.Tetapi dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada
sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai.Jika pada
dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa terjadi pada
angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet, ada zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 1,5
volt, 3,5 volt, dan sebagainya.

Gambar 5.5. Simbol Zener

Ini adalah karakteristrik zener yang unik.Jika dioda bekerja pada bias maju, maka zener
biasanya berguna pada bias negatif (reverse bias).

LED
LED adalah singkatan dari Light Emiting Diode, merupakan komponen yang dapat
mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya
juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang
sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat
agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya.Untuk mendapatkan emisi cahaya pada
semikonduktor, doping yang dipakai adalah galium, arsenic, dan phosporus.Jenis doping yang
berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.

Gambar 5.6. Simbol LED

Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning, dan
hijau. LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, tetapi
akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED, selain warna, perlu
diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum, dan disipasi dayanya. Rumah (chasing) LED dan
bentuknya juga bermacam-macam: ada yang persegi empat, bulat, dan lonjong.

Aplikasi
Dioda banyak diaplikasikan pada rangkaian penyearah arus (rectifier), power suplai, atau
konverter AC ke DC.Di pasar banyak ditemukan dioda seperti 1N4001, 1N4007, dan
lainlain.Masing-masing tipe berbeda tergantung dari arus maksimum dan juga tengangan
breakdown-nya.Zener banyak digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (voltage
regulator).Zener yang ada di pasaran tentu saja banyak jenisnya tergantung dari tegangan
breakdown-nya.Di dalam datasheet biasanya spesifikasi ini disebut Vz (zener voltage) lengkap
dengan toleransinya, dan juga kemampuan dissipasi daya.

Gambar 5.7. LED array


LED sering dipakai sebagai indikator yang masing-masing warna bisa memiliki arti yang
berbeda. Menyala, padam, dan berkedip juga bisa berarti lain. LED dalam bentuk susunan
(array) bisa menjadi display yang bear. Dikenal juga LED dalam bentuk 7 segment atau ada
juga yang 14 segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan angka numerik dan alfabet.

TEORI TAMBAHAN
Rangkaian pada umumnya terdiri atas berbagai komponen misal hambatan, kapasitor maupun
induktor. Namun terdapat komponen lain semisal dioda. Dioda merupakan komponen listrik
yang sering dipergunsksn dalam beberapa aplikasi misalnya dalam rangkaian yang digunakan
untuk mengubah listrik AC menjadi DC. Nah, dari pernyatann tersebut sehingga perlu di
lakukan percobaan mengenai dioda untuk proses penyearahan dioda itu sendiri. Dioda
merupakan suatu komponen elektronik yang dapat melewatkan arus pada satu arah saja.
Macam-macam dioda yakni dioda tabung, dioda sambungan p-n, dioda kontak titik daln lain
sebagainya.
Salah satu diantaranya yakni dioda sambungan p-n yakni tioda yang tersusun atas
semikonduktor p dan n yang dimana dalam proses kerjanya semikonduktor p sebagai penerima
elektron dan semikonduktor n sebagai pendonor elektron , pada saat pertukaran tersebut maka
akan terjadi daerah pengosongan didaerah antara sambungan p-n sehingga antara kedua daerah
tersebut terdapat beda potensial sehingga elektron yang akan menyebrang harus meiliki
potensial yang lebih besar dari potensial bukit tersebut .

Gambar 1. Dioda sambungan pn


Karakterisitik dioda p-n diantaranya yakni hubungan antara arus dan beda potensialnya

Gambar 2. Kurva karakterisitik dioda

Sehingga muncul istilah panjar maju dan panjar mundur, panjar maju ketika polaritas pada
semikonduktor n (-) dan p (+) dan panjar mundur polaritasnya dibalik lagi. Ketika dioda dikasih
tegangan maju maka pada saat tegangan terentu yakni lebih besar dari bukitpotensialnya maka
arus akan mulai keluar namun apabila diberi tegangan mundur
maka tidak akan ada arus yang lewat atau kecil sekali itu merupakan sifat dioda sebagai
penyearah. (Aris,Widodo. (2015. “Karakteristik Dioda (D1)”. Jurusan Fisika, Fakultas
MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Jurnal Elektronika Dasar II)

Dioda adalah komponen elektronik yang dibuat dari bahan semikonduktor (silikon atau
germanium) tipe p dan tipe n yang disatukan.Dioda memiliki dua kaki yaitu anoda yang
dihubungkan pada sumber tegangan positif dan katoda yang dihubungkan pada sumber
negatif.Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Jika kaki anoda dihubungkan ke sumber
negatif dan kaki katoda dihubungkan ke sumber positif, maka akan terjadi bias mundur (reverse
bias) sehingga dioda akan memiliki hambatan yang sangat besar sehingga arus tidak bisa lewat.
Dioda memiliki fungsi unik yaitu selain hanya dapat mengalirkan arus ke satu arah saja, tetapi
disisi lain juga dapat menahan arus yang berlawanan arah.
Dioda secara aplikasinya terbagi menjadi dua, yaitu dioda penyearah dan dioda sinyal.
Dioda sinyal membutuhkan bias maju dengan tegangan rendah. Dioda penyearahmembutuhkan
hubungan tegangan bias mundur yang tinggi dan nilai arus yang besar. Selain itu, ada pula yang
dinamakan dioda zener. Dioda zener adalah dioda silikon yang telah mendapatkan banyak
doping. Berbeda dengan dioda lain, dioda zener bekerja pada bias mundur dengan tegangan
yang rendah. Dioda zener akan mencapai tegangan breakdown secara cepat saat mencapai
tegangan jatuh. Pada dioda zener biasanya nilai tegangan breakdown di atas 6 V.
Pada tempat persambungan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n pada dioda, terdapat daerah
transisi atau disebut juga daerah muatan ruang. Di daerah transisi ini terdapat tembok potensial
/ potential barrier (Vγ). Besarnya tembok potensial akan bergantung pada jenis semi konduktor
yang dipakai, untuk silikon (Si) mempunyai besar Vγ sebesar 0,7 volt dan untuk germanium
(Ge) mempunyai Vγ sebesar 0,3 volt. Pada kondisi forward bias (dioda diberi tegangan maju)
yaitu dimana anoda lebih positif dibandingkan dengan katoda, maka Vγ merendah.Sebaliknya,
jika dioda diberi reverse bias (dioda diberi tegangan mundur) yaitu dimana katoda lebih positif
daripada anoda maka nilai dari Vγ meninggi.Apabila tembok potensial meninggi, maka tidak
ada perpindahan muatan. Dengan kata lain, besarnya arus adalah nol, namun dalam realitanya
nilai arus tetap ada arus meskipun sangat kecil.

Ketika sebuah semikonduktor dimasukkan ke tipe-n dan semikonduktor yang sama dimasukkan
ke tipe-p dan keduanya dibawa menuju kontak, maka hubungan p-n akan terbentuk. Hubungan
ini akan berlaku sebagai dioda. Kita menganggap bahwa hubungan p-n dimana baik kedua
semikonduktor yang digunakan dimasukkan pada p-n junction tadi. P-N junction akan dibawa
menuju proses pemanasan dalam temperatir tinggi dan waktu yang singkat. Kombinasi ini akan
berlanjut sampai energi Fermi pada kedua material telah mencapai tingkat yang sama. (Rizqi,
Ahmad. “Karakteristik Dioda (E9)”. Jurnal Elektronika Dasar II (2016) Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) hal (1-5))

Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena energi gap yang
dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari energi gap bahan isolator tetapi lebih besar dari
energi gap bahan konduktor. Bahan semikonduktor memungkinkan elektron berpindah dari
satu atom penyusun ke atom lain dengan perlakuan tertentu terhadap bahan tersebut seperti
pemberian tegangan dan perubahan suhu). Berbagai piranti dari bahan semikonduktor antara
lain dioda, zener, transistor, IC (Integrated Circuit), LED (Light Emitting Diode), varactor, dan
varistor.
Dioda tidak sepenuhnya ideal pada aplikasinya, terdapat penyimpangan-penyimpangan dalam
karakteristiknya. Dioda membutuhkan tegangan panjar untuk mengalirkan arus dalam
pengoperasiannya yaitu panjar maju (forward bias) dan panjar mundur (reverse bias). Fungsi
lain dari dioda yaitu sebagai penyearah arus dan penstabil tegangan pada komponen sehingga
karakteristiknya penting untuk diuji.
Pengujian dioda dapat dilakukan dengan menggunakan multimeter.Pengambilan data
dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang lama serta ketelitian rendah. Pengujian
dioda dapat dilakukan secara otomatis menggunakan perangkat fisik software dan hardware,
yang sifatnya interaktif yaitu dapat menerima input dari lingkungan dan merespon balik.
(Dian, Putri. “Karakteristik dan Simulasi Dioda PN Mempergunakan Alat Uji Otomatis
Berbasis Mikrokontroler Atmega 8A”. Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI)
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru. Jurusan Fiska FMIPA Univ. Riau
Pekanbaru. Edisi April 2016. ISSN 1412-2960)

LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda semikonduktor yang memancarkan cahaya
monokromatik yang tidak ketika diberi tegangan maju. Jika LED dibias maju, maka arus bias
akan menyebabkan diinjeksikannya elektron kedalam bahan tipe-N. Dinyatakan dalam tingkat
energi, elektron bebas berada pada tingkat yang lebih tinggi dari lubang. Jika elektron bebas
bergerak melalui daerah dekat dengan sambungan, mereka bergabung kembali dalam lubang.
Dalam proses penggabungan kembali energi dilepas, sebagian dalam bentuk cahaya dan sisanya
dalam bentuk panas. Semikonduktor merupakan material yang dapat menghantarkan arus
listrik, meskipun tidak sebaik konduktor listrik. Semikonduktor umumnya dibuat dari
konduktor lemah yang diberi ‘pengotor’ berupa material lain. Dalam LED digunakan konduktor
dengan gabungan Aluminium-GalliumArsenit . Konduktor murni tidak memiliki pasangan
elektron bebas sehingga tidak dapat mengalirkan arus listrik. Oleh karena itu dilakukan proses
doping dengan menambahkan elektron bebas untuk mengganggu keseimbangan konduktor
tersebut, sehingga material yang ada menjadi semakin konduktif. (Nilsson, Riedel. (2018).
Electric Circuits 11th Edition. Pearson Edition)

LED merupakan dioda, sehingga memiliki kutub (polar). Arah arus konvensional hanya dapat
mengalir dar katoda. Perhatikan bahwa 2 kawat (kaki) pada LED memiliki panjang yang
berbeda. Kawat yang panjang adalah anoda sedangkan yang pendek adalah katoda. Jika kita
melihat kedalam lampu LED itu sendiri, kita dapat membedakan ke dua kutub. Proses
pembentukan pasangan reversible, energi cahaya dipancarkan pada saat terjadi cacat kristal,
namun kadang-kadang dapat juga sebuah elektron langsung terjatuh ke hole sambil
memancarkan energi cahaya, keadaan ini lebih banyak terjadi pada Gas. Pada kondisi khusus
cahaya yang dipancarkan bersifat koheren, dan devais ini dikenal sebagai laser semikonduktor.
Resistor adalah komponen digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi
sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.
Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.
Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).

Resistor Tetap (Fixed Resistor)


Resistor tetap yaitu resistor yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan).
Resistor ini
tegangan, mengatur atau membatasi arus pada suatu rangkaian serta memperbesar dan
memperkecil tegangan.

Resistor Tidak Tetap (variable resistor)


Resistor Variabel yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau
memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan
kebutuhan. Fungsi dari resistor jenis ini adalah sebagai pengatur volume (mengatur besar
kecilnya arus), tone control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya nada (bass/treble)
serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan.

LDR (Ligth Dependent Resistor)


LDR (light dependent resistor) atau sensor cahaya adalah salah satu jenis resistor yang dapat
mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya.
Besarnya nilai hambatan pada sensor cahaya LDR tergantung pada besar kecilnya cahaya yang
diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor
yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR tersebut terbuat dari bahan Cadium Sulfida yaitu
merupakan bahan semikonduktor yang resistansinya berubahubah menurut banyaknya cahaya
(sinar) yang mengenainya.
Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya
atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10 MΩ dan dalam
keadaan terang sebesar 1 KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahansemikonduktor seperti
Cadium Sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak
muatan yang dilepas atau arus listrik mengikat. Artinya resistansi bahan telah mengalami
penurunan.
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah
kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-
bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika
kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatanmuatan positif akan mengumpul
pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung
kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang nonkonduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak
ada konduksi pada ujungujung kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat
terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan. (Svobada, James. (2018).
Introduction to Electric Circuits 9th Edition. University of California)

Zener memiliki karakter yang unik karena bekerja pada reverse bias, berbeda dengan dioda
biasa. Perbedaan lain antara zener dan dioda lainnya adalah doping yang lebih banyak pada
sambungan P dan N. Ternyata dengan perlakuan ini tegangan breakdown dioda bisa makin
cepat tercapai. Jika pada dioda biasa baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada
zener breakdown bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada zener yang
memiliki tegangan Vz sebesar 1.5 volt, 3.5 volt dan sebagainya. Zener memiliki rangkaian
pengganti tersendiri yang terdiri dari dioda, resistor, dan sumber tegangan yang tersusun seri.

Dioda Zener adalah perangkat semikonduktor silikon yang memungkinkan arus mengalir baik
ke arah maju maupun sebaliknya. Diada terdiri dari sambungan p-n khusus, dirancang untuk
melakukan arah sebaliknya bila voltase tertentu tercapai Dioda Zener memiliki rowwwwage
terbalik yang terdefinisi dengan baik, di mana ia mulai menghantarkan arus, dan beroperasi
terus menerus dalam mode bias balik tanpa mengalami kerusakan. Selain itu, penurunan voltase
dioda tetap konstan pada berbagai voltase, fitur yang membuat dioda Zener cocok untuk
digunakan dalam regulasi voltase. Dioda Zener beroperasi seperti dioda normal saat berada
dalam mode bias maju, dan memiliki voltase tum-on antara 0,3 dan 0,7 V. Namun, bila
terhubung dalam mode terbalik, yang biasa dilakukan pada sebagian besar aplikasinya, sebuah
Arus kebocoran kecil bisa mengalir. Seiring meningkatnya tegangan balik ke tegangan
pemecah yang telah ditentukan sebelumnya. Dioda Zener beroperasi seperti dioda normal saat
berada dalam mode bias maju dan memiliki voltase tum.cn antara 03 dan 0,7 V. Namun, bila
terhubung dalam mode terbalik, yang biasa dilakukan pada sebagian besar aplikasinya, sebuah
Arus kebocoran kecil bisa mengalir. Seiring meningkatnya tegangan balik ke tegangan
pemecah yang telah ditentukan sebelumnya (Vz), arus mulai mengalir melalui dioda. Arus
meningkat sampai maksimum, yang ditentukan oleh resistor seri, setelah itu stabil dan tetap
konstan pada rentang tegangan terapan yang luas. (Fauzan, Rizqi Ahmad. Dkk. 2016.
Karakteristik Dioda (E9). Jurnal Elektronika Dasar II. 1(5).).
Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga dapat
dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamanan rangkaian. Karena
kemampuan arusnya yang kecil maka pada penggunaan dioda zener sebagai penstabil tegangan
untuk arus besar diperlukan sebuah buffer arus. Adapun symbol dioda zener:
(Muda, Imam. 2013. Elektronika Dasar. Malang : Gunung Samudera)

Dioda merupakan komponen elektronika yang mempunyai dua elektroda (terminal), dapat
berfungsi sebagai penyearah arus listrik. Ada dua jenis dioda yaitu dioda tabung dan dioda
semikonduktor. Dalam pembahasan ini hanya dibahas dioda semikonduktor saja sebab dioda
tabung sekarang jarang dipakai. Dapat disimpulkan bahwa sambungan semikonduktor PN
hanya dapat mengalirkan arus listrik pada saat diberi prasikap maju (Io diabaikan karena terlalu
kecil). Dengan kata lain sambungan semikonduktor P-N hanya dapat mengalirkan arus ke satu
arah.
Dioda adalah suatu komponen elektronik yang hanya melewatkan arus dalam satu arah
(forward bias). Dioda sering digunakan untuk menyearahkan arus AC dan juga melewatkan
arus masukan ke suatu rangkaian tetapi memblokir arus dari arah yang berlawanan. Pada
dasarnya secara garis besar dioda silikon (penyearah) dan dioda zener mempunyai karakteristik
yang sama, tetapi pada prinsip kerjanya adalah berbeda. Dioda zener mempunyai karakteristik
normal, yaitu dilalui oleh arus seperti dida biasa, yang mana bila di bias dalam arah maju. Jika
di bias secara reverse, ia akan bekerja dengan cara yang sama, tetapi turun secara drastis pada
saat tegangan dioda zener itu sendiri tercapai. Penerapan utama yang fungsinya
mempertahankan tegangan beban Dc pada harga yang kurang/lebih pada suatu batas ukuran
yang telah ditetapkan. (Setiyo, Muji. 2017. Listrik dan Elektronika Dasar Otomotif.
Magelang : Unnima Press)

Dioda adalah komponen elektronik yang dibuat dari bahan semikonduktor (silikon atau
germanium) tipe p dan tipe n yang disatukan. Dioda memiliki dua kaki yaitu anoda yang
dihubungkan pada sumber tegangan positif dan katoda yang dihubungkan pada sumber negatif.
Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Jika kaki anoda dihubungkan ke sumber negatif dan
kaki katoda dihubungkan ke sumber positif, maka akan terjadi bias mundur (reverse bias)
sehingga dioda akan memiliki hambatan yang sangat besar sehingga arus tidak bisa lewat.
Dioda memiliki fungsi unik yaitu selain hanya dapat mengalirkan arus ke satu arah saja, tetapi
disisi lain juga dapat menahan arus yang berlawanan arah. Dioda secara aplikasinya terbagi
menjadi dua, yaitu dioda penyearah dan dioda sinyal. Dioda sinyal membutuhkan bias maju
dengan tegangan rendah. Dioda penyearah membutuhkan hubungan tegangan bias mundur
yang tinggi dan nilai arus yang besar. Selain itu, ada pula yang dinamakan dioda zener. Dioda
zener adalah dioda silikon yang telah mendapatkan banyak doping. Berbeda dengan dioda lain,
dioda zener bekerja pada bias mundur dengan tegangan yang rendah. Dioda zener akan
mencapai tegangan breakdown secara cepat saat mencapai tegangan jatuh (Fauzan, dkk,
2016).Berdasarkan fungsinya, dioda dibagi menjadi beberapa jenis yaitu dioda penyearah,
dioda zener, dioda LED, dioda Photo, dioda schottky. Dioda penyearah adalah jenis dioda yang
terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-
balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Dioda Zener merupakan dioda
junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage
Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener
berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt. Fungsi dari
komponen ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener. (K.
Sulistiyawati Dewi. Dkk. 2017. Karakteristik Dioda. Jurnal Elektronika Dasar. 1 (1))

C. ALAT DAN BAHAN


1. Resistor 220 Ω, 1𝐾Ω
2. Potensiometer 5 𝐾Ω
3. Dioda IN4001
4. Dioda Zener 2𝑉7 4𝑉7 6𝑉2
5. AVOmeter
6. Baterai atau Catudaya DC
7. Kabel merah, hitam, dan hijau
8. Papan rangkaian (Protoboard)

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mempelajari karakteristik dioda pada bias maju (Forward)
a. Menyusun rangkaian seperti gambar berikut pada papan rangkaian dengan dioda
IN4001 dan 𝑅𝐿 = 1𝐾Ω
b. Mengatur tegangan sumber antaa 0 dan 1 Volt dengan interval 0,1 volt.
c. Mengukur besar arus yang mengalir pada dioda pada setiap nilai input.
d. Mengukur juga tegangan pada dioda.
e. Melakukan lagi langkah b, c, dan d untuk masukan antara 1 sampai 5 volt dengan
interval 1 volt
2. Mempelajari karakteristik dioda pada bias mundur (Reverse)
a. Menyusun rangkaian seperti gambar berikut pada papan rangkaian dengan dioda
IN4001 dan 𝑅𝐿 = 1𝐾Ω

b. Mengatur tegangan sumber antara 0 dan 10 Volt dengan interval 1 volt.


c. Mengukur besar arus yang mengalir pada dioda pada setiap nilai input.
d. Mengukur juga tegangan pada dioda.

3. Rangkaian Regulator Zener


a. Membuat rangkaian seperti pada gambar berikut ini dengan zener 2V7

b. Mengatur tegangan masukan antara 0 sampai 12 volt dengan interval 1 volt.


c. Mencatat tegangan pada hambatan yang paralel dengan zener, dan mencatat pula besar
arus yang mengalir pada zener.
d. Melakukan langkah a, b, dan c untuk zener 4V7.
e. Melakukan langkah a, b, dan c untuk zener 6V2.
E. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dikenal dengan titik Cut off.

Jawab:

Titik cut-off transistor adalah titik dimana transistor tidak menghantarkan arus dari kolektor
ke emitor, atau titik dimana transistor dalam keadaan menyumbat.Pada titik ini tidak ada
arus yang mengalir dari kolektor ke emitor.

2. Jelaskan definisi tegangan potong pada dioda.

Jawab:

Tegangan potong adalah tegangan yang menahan tegangan output agar tidak melebihi
tingkat tertentu yang melindungi rangkaian dari lonjakan tegangan tinggi.

3. Tentukan tegangan potong untuk dioda germanium.

Jawab:

Tegangan potong untuk diode germanium adalah 0,3 Volt.

4. Tentukan tegangan potong untuk dioda Silikon.

Jawab:

Tegangan potong untuk diode silikon adalah 0,6 Volt

5. Jelaskan kenapa ada tegangan potong pada dioda germanium dan dioda silikon.

Jawab:

Sebuah dioda germanium biasanya akan memiliki drop tegangan maju yang membuat
mereka jauh lebih efisien. Lama dioda germanium memiliki kebocoran arus yang lebih
besar pada tegangan terbalik, tetapi sekarang mikrosemikonduktor diaoda silikon ini
berfungsi untuk mengubah arus sehingga searah yaitu dari AC ke DC. Diode ini sering
dijumpai pada rangkaian adaptor, power supply, dan juga tahan panas.

6. Jelaskan perbedaan dioda bias dengan dioda zener.

Jawab:

Dioda zener berfungsi sebagai regulator tegangan agar tetap stabil meskioun diberi beban
arus yang besar dalam batas tertentu. Beroperasi pada daerah breakdown pada tegangan
mundur. Sedangkan dioda biasa berfungsi sebagai penyearah arus listrik dan beroperasi
pada daerah tegangan (breakdown) pada tegangan maju.

7. Kenapa dioda zener dipasang pada bias mundur?

Jawab:

Karena dalam bias mundur, anoda dihubungkan dengan kutub negatif dan katoda
dihubungkan dengan kutub postif. Jumlah arus yang mengalir pada rangkaian bias mundur
akan lebih kecil. Terdapat arus maju yang dihubungkan dengan baterai yang memiliki
tegangan tidak terlalu besar dan sgnfikan karena tidak mengalami peningkatan.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Praktikum Elektronika. (2012). Modul 5: Karakteristik Dioda. Jakarta: Jurusan
Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta.

Dian, Putri. (2016). Karakteristik dan Simulasi Dioda PN Mempergunakan Alat Uji Otomatis
Berbasis Mikrokontroler Atmega 8A. Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan
Fisika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru. Jurusan Fiska FMIPA Univ. Riau Pekanbaru.

Rizqi,Ahmad. (2016). Karakteristik Dioda (E9) JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II


(2016) Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Aris,Widodo. (2015). Karakteristik Dioda (D1). Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Jurnal Elektronika Dasar II.

Nilsson, Riedel. (2018). Electric Circuits 11th Edition. Pearson Edition.

Svobada, James. 2018. Introduction to Electric Circuits 9th Edition. University of California

Fauzan, Rizqi Ahmad. Dkk. 2016. Karakteristik Dioda (E9). Jurnal Elektronika Dasar II.
1(5).

K. Sulistiyawati Dewi. Dkk. 2017. Karakteristik Dioda. Jurnal Elektronika Dasar. 1 (1).

Muda, Imam. 2013. Elektronika Dasar. Malang : Gunung Samudera.

Setiyo, Muji. 2017. Listrik dan Elektronika Dasar Otomotif. Magelang : Unnima Press.

Anda mungkin juga menyukai