1.1 Tujuan
1. Memeriksa kondisi dioda
2. Mempelajari karakteristik I = f (V), bias reverse dan bias forward
Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun
memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi
breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang
terbentuk di lapisan deplesi.
Percobaan dengan rangkaian ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama
untuk mendapatkan karakteristik forward dan bagian kedua reverse. Bagian
pertama memerlukan tahanan R = 50 ohm yang terpasang seri seperti pada
gambar 1.5 gunanya untuk membatasi arus reverse, bila tidak dioda akan rusak
jika tegangan 1,5 volt langsung dihubungkan padanya. Tegangan maksimum
yang boleh diberikan adalah 1,5 volt dan voltmeter harus mampu membaca dari
0 sampai 1,5 volt dengan selang 0,1 volt. Amperemeter (mA) harus mempunyai
skala maksimum 50 mA. Tegangan dinaikkan secara bertahap mulai dari nol
sampai J ,S volt dengan selang kenaikkan 0,1 volt, arus I yang ditunjukan oleh
mA dicatat, Bila data-data tersebut dinyatakan dalam grafik akan diperoleh
karakteristik forward seperti pada gambar 1.6.
Keterangan:
ID = arus dioda, positif jika didalam dioda arahnya dari anode ke katode
IS = arus mundur jenuh (10-8s.d. 10-14A)
VT = tegangan kesetaraan suhu
T kT
volt = …….………..………..………....(1.2)
11600 q
b. Dioda Zener
Fenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami pembuatan
komponen elektronika lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada
perbedaan sruktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi
dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N,
ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda
biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa
terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di data sheet ada zener yang
memiliki tegangan Vz sebesar 1.5 volt, 3.5 volt dan sebagainya.
Gambar 1.8 Simbol Zener
Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias
maju maka zener biasanya berguna pada bias negatif (reverse bias). Dioda
Zener atau juga dikenal sebagai voltage regulation diode adalah silikon PN
junction yang bekerja pada saat reverse bias di daerah breakdown. Simbol dari
suatu dioda zener ditunjukkan pada gambar a dan karakteristik reverse biasnya
(gambar b) ternyata sama dengan dioda lainnya.
Gambar 1.9 (a) Simbol Dioda Zener (b) Karakteristik Dioda Zener
Gambar 1.10 (a) Knee dari Dioda Silikon (b) Knee dari Dioda Germanium
Karena alasan inilah maka zener dioda dibuat dari silikon. Data-data
zener dioda yang perlu diketahui adalah:
1. Tegangan zener VZ terletak antara 3,3 Volt sampai 200 Volt. Tiap zener
mempunyai VZ tertentu dengan toleransi 5 sampai 10 persen.
2. Arus zener IZ ialah arus yang mengalir pada saat breakdown. IZ minimum
adalah besarnya Iz tepat pada knee. IZ maksimum adalah arus yang tidak
boleh dilampaui, karena dapat menimbulkan panas yang berkelebihan.
Misalkan sebuah zener dioda dengan: VZ = 5,8 volt, IZ min = 1 mA dan IZ
mak = 50 mA pada temperatur 40° C.
3. Tahanan zener rz ialah suatu nilai yang menunjukkan perbandingan
perubazhan tegangan zener (VZ) terhadap perubahan arus zener (IZ).
ΔVZ
rZ = ……….…………………………….. (1.3)
ΔIZ
Gambar 1.11 Hubungan Antara Tahanan Zener (Rz) dan Tegangan Zener (Vz)
Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA.
Karena dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup
dengan menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan
ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
d. Dioda Foto ( Photo Diode)
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja
yang melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk
dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat
cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena
dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari
semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya
diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang
(Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya
dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya
yang memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah
dalam bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat
pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi
dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah.
Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem
pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.
e. Dioda Varaktor
Dioda Varaktor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya
mempunyai kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini
bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda
varaktor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada
tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik,
kapasitasnya akan turun. Dioda varaktor banyak digunakan pada pesawat
penerima radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio).
(a) (b)
Gambar 1.15 (a) Konstruksi Dioda Schottky (b) Simbol Dioda Schottky.
Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir,
Gerbang gate pada kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang
panjang.
Gambar 1.24 Gelombang Input Dan Output dari Penyearah Gelombang Penuh
18
18
1.4.4.2Menggunakan 4 dioda
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.31.
2. Kemudian isilah table 1.6, untuk RL sama dengan RL1 10Ω20W dan RL2
100Ω20W
18
10 W
2. Ukurlah besarnya Vo tanpa beban, VRL, IRL dan gambar VRL dan Vr,
untuk harga C = 1K μF
3. Kemudian isilah tabel 4.2
4. Untuk mencari Ripple dapat menggunakan rumus :
Vrms
Ripple = Vdc
x 100%
1,0 0,027 0,750 0,028 0,737 0,004 0,561 0 1,070 0,029 0,799 0,020 0,826
1,5 0,084 0,789 0,085 0,783 0,084 0,795 0 1,771 0,835 0,835 0,082 0,863
2,0 0,121 0,805 0,122 0,798 0,111 0,910 0,007 2,001 0,847 0,847 0,115 0,871
Tabel 1.9 Pengkuran dioda pada Karakteristik V-I (keadaan Reverse) dengan multimeter
Bias reverse VD
Dioda Penyearah LED Dioda Zener
IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
Vs
ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD
(V)
(A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V)
0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 0 -0,1 -0,1
0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 0 -0,2 -0,2
0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 0 -0,5 -0,5
1,0 0 -1,0 0 -1,0 0 -1,0 0 -1,0 0 0 -1 -1,0
1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 0 -1,5 -1,5
2 0 -2,0 0 -2,0 0 -2,0 0 -2,0 0 0 -2 -2,0
Pengukuran Perhitungan
Vp RL VS
rms (15W) rms Multimeter Digital
Irms Vrms P F Ket
(V) (Ω) (V)
Irms VP Vrms VS (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 10 18 0,695 220 06,72 18 0,6116 6,116 3,74 49,90
Pengukuran Perhitungan
Vp RL VS
rms (15W) rms Multimeter Digital
Irms Vrms P F Ket
(V) (Ω) (V)
Irms VP Vrms VS (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 10 18 1,326 220 13,24 18 1,248 12,48 15,575 100,0
Pengukuran Perhitungan
Vp RL VS
rms (15W) rms Multimeter Digital
Irms Vrms P F Ket
(V) (Ω) (V)
Irms VP Vrms VS (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 10 18 1,256 220 12,54 18 1,223 12,23 14,85 100,0
Pengukuran Perhitungan
Vp RL VS
rms (15W) rms Multimeter Digital
Irms Vrms P F Ket
(V) (Ω) (V)
Irms VP Vrms VS (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 10 18 0,896 220 08,92 18 1,229 12,232 14,85 <10
Z = √𝑅 2 + XC2 = 10,03 Ω
Ditanya : Vrms, VMAX, P = ?
A. Vrms = VMAX x 0,7071
= 17,3 x 0,7071
= 12,23 V
B. Irms = Vrms/R
= 12,23/10
= 1,223 A
C. P = Vrms x Irms
= 12,23 V x 1,223 A
= 14,95 W
Red Analog 8 5
1 LED
Green Analog 70 ∞
1,0 0,27 0,750 0,028 0,737 0,004 0,561 0 1,070 0,029 0,799 0,020 0,826
1,5 0,084 0,789 0,085 0,783 0,084 0,795 0 1,771 0,835 0,835 0,082 0,863
2,0 0,121 0,805 0,122 0,798 0,111 0,910 0,007 2,001 0,847 0,847 0,115 0,871
Tabel 1.19 Pengkuran dioda pada Karakteristik V-I keadaan Reverse dengan multimeter
Bias reverse VD
Dioda Penyearah LED Dioda Zener
IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
Vs
VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID VD ID
(V)
(V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A)
0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,1 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0 -0,1 0
0,2 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0 -0,2 0
0,5 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0 -0,5 0
1,0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0
1,5 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0 -1,5 0
2 -2 0 -2 0 -2 0 -2 0 -2 0 -2 0
Tabel 1.20 Selisih arus ID pada IN 4002 antara praktek dengan teori
ID (A) ID (A)
No Vs Selisih
(Pengukuran) (Teori)
1 1,0 0,27 0,025 -0,02
2 1,5 0,084 0,071 -0,013
3 2,0 0,119 0,119 -0,02
Dari data pada tabel 1.20 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki selisih yang kecil. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan dari hasil pengukuran dengan teori yang seharusnya.
Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah faktor internal alat,
dimana alat yang sudah lama tidak di kalibrasi dapat menyebabkan persentase
kesalahan lebih besar dari pada alat yang di kalibrasi secara berkala, selain itu
terdapat juga faktor eksternal dari kesalahan praktikan itu sendiri.
Tabel 1.21 Selisih arus ID pada GE IN34 antara praktek dengan teori
ID (A) ID (A)
No Vs Selisih
(Pengukuran) (Teori)
1 1,0 0,27 0,025 0,002
2 1,5 0,084 0,071 0,013
3 2,0 0,119 0,119 0,002
Dari data pada tabel 1.21 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki selisih yang kecil. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan dari hasil pengukuran dengan teori yang seharusnya.
Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah faktor internal alat,
dimana alat yang sudah lama tidak di kalibrasi dapat menyebabkan persentase
kesalahan lebih besar dari pada alat yang di kalibrasi secara berkala, selain itu
terdapat juga faktor eksternal dari kesalahan praktikan itu sendiri.
Dari data hasil pengukuran arus ID secara teori, kita bisa mencari selisih
nilai ID antara praktek dengan teori menggunakan rumus 1.7 maka:
Selisih pada VS = 2,0 v Δ𝑉 = 0,007 − 0,0001 = 0,0069
Tabel 1.22 Selisih pada ID Teori dan Praktek Bias Forward Voltage (V) pada LED Green
ID (A) ID (A)
No Vin Kesalahan
(Pengukuran) (Teori)
1 2,0 0,007 0,0001 0,0069
Dari data pada tabel 1.22 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki persentasa kesalahan, adanya
perbedaan antara hasil secara teori dengan hasil yang sebenarnya dapat
disebabkan oleh faktor internal alat, dimana alat yang sudah lama tidak di
kalibrasi akan menyebabkan persentasa kesalahan lebih besar dari pada alat
yang di kalibrasi secara berkala, selain itu terdapat juga faktor eksternal dimana
merupakan kesalahan dari praktikan itu sendiri.
Dapst dilihat pada tabel 1.29 dapat dianalisis LED red, bahwa terjadi
kenaikan arus pada dioda penyearah jika dibias maju atau forward. Peningkatan
dioda LED Red dalam bias forward mengalami peningkatan seiring dengan
peningkatan yang dialami pada tegangan V0, tetapi peningkatannya tidak
konstan. Pada reverse bias arus tidak akan mengalir sehingga tegangan yang
mengalir ke rangkaian sama dengan 0 V. Nilai arus yang dihitung adalah nilai
arus pada saat nilai Vs ≥ Vd. Secara matematis arus pada dioda dapat dihitung
melalui persamaan 1.6. Nilai VD untuk dioda jenis LED red adalah 1,9 volt,
sehingga dapat dihitung nilai arus pada dioda jenis LED red sebagai berikut :
1,0 − 0,561
Vs = 1,0 volt maka I = = 0,043 A
10
1,5 − 0,795
Vs = 1,5 volt maka I = = 0,052 A
10
2,0 − 0,810
Vs = 2,0 volt maka I = = 0,119 A
10
Dari data hasil pengukuran arus ID secara teori, kita bisa mencari selisih
nilai ID antara praktek dengan teori menggunakan rumus 1.7 maka:
Selisih pada VS = 1,0 v Δ𝑉 = 0,043 − 0,044 = 0,01
Selisih pada VS = 1,5 v Δ𝑉 = 0,052 − 0,084 = 0,32
Selisih pada VS = 2,0 v Δ𝑉 = 0,119 − 0,111 = 0,8
Tabel 1.23 Persentase Kesalahan ID Bias ForwardVoltage (V) pada LED Red
ID (A) ID (A)
No VIN Selisih
(Pengukuran) (Teori)
1 1,0 0,043 0,044 0,01
2 1,5 0,052 0,084 0,32
3 2,0 0,119 0,111 0,08
Dari data pada tabel 1.23 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki selisih yang kecil. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan dari hasil pengukuran dengan teori yang seharusnya.
Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah faktor internal alat,
dimana alat yang sudah lama tidak di kalibrasi dapat menyebabkan persentase
kesalahan lebih besar dari pada alat yang di kalibrasi secara berkala, selain itu
terdapat juga faktor eksternal dari kesalahan praktikan itu sendiri.
Dari data pada tabel 1.23 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki Selisih yang sedikit. Salah satu
faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah faktor internal alat, dimana
alat yang sudah lama tidak dikalibrasi akan menyebabkan persentasa kesalahan
lebih besar dari pada alat yang dikalibrasi secara berkala, selain itu terdapat juga
faktor eksternal dimana merupakan kesalahan dari praktikan itu sendiri.
Dari data pada tabel 1.23 dapat dilihat bahwa antara arus yang diukur
secara langsung dan arus yang didapat dari hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan dan teori memiliki selisih yang sedikit, Salah satu
faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah faktor internal alat, dimana alat
yang sudah lama tidak di kalibrasi akan menyebabkan selisih yang lebih besar
dari pada alat yang di kalibrasi secara berkala, selain itu terdapat juga faktor
eksternal dimana merupakan kesalahan dari praktikan itu sendiri.
P = Vrms x Irms..........................................................(1.10)
Keterangan :
VD Silikon = 0,7 Volt
Pada percobaan ini digunakan satu buah dioda untuk untuk membentuk
penyearah setengah gelombang. Hal ini memanfaatkan karakteristik dioda yang
melewatkan arus pada satu sisi dan menghambat arus dari sisi lain.
a. Perhitungan Secara Teori
Diketahui : VS = 18V
VD = 0,7V
VMAX = (18V-0,7V) x 50% = 8,65 V
Ditanya : Vrms, VMAX, P = ?
A. Vrms = VMAX × 0,7071
= 8,65 x 0,7071
= 6,116V
B. Irms = Vrms/R
= 6,116 V/10
= 0,6116 A
C. P = Vrms x Irms
= 6,116V x 0,6116 A
= 3,74 W
Tabel 1.24 Pengukuran Diode Penyearah Setengah Gelombang dengan 1 Diode
Pengukuran Perhitungan
Vp RL VS
rms (15W) rms Multimeter Digital
Irms Vrms P F Ket
(V) (Ω) (V)
Irms VP Vrms VS (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 10 18 0,695 220 06,72 18 0,6116 6,116 3,74 49,90
Pengukuran Perhitungan
Vp RL VS
rms (15W) rms Multimeter Digital
Irms Vrms P F Ket
(V) (Ω) (V)
Irms VP Vrms VS (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 10 18 1,326 220 13,24 18 1,248 12,48 15,575 100,0
D xD D xD
VD = D 1 + D2 + D 3 + D4 ..................................(1.13)
1 2 3 4
Pengukuran Perhitungan
Vp RL VS
rms (15W) rms Multimeter Digital
Irms Vrms P F Ket
(V) (Ω) (V)
Irms VP Vrms VS (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 10 18 1,256 220 12,54 18 1,223 12,23 14,85 100,0
Pada percobaan ini mengunakan dioda Si dimana dioda jenis ini mulai
bekerja dan arus baru mulai adapadategangan 0,7 V. Pada penyearah
gelombang penuh dengan filter RC ini D1 paralel dengan D2 dan D3 paralel
dengan D4 sehingga besarnya VD dapat dihitung dengan persamaan 1.14.
0,7 X 0,7 0,7 X 0,7
VD = + = 0,7 V.............(1.14)
0,7 + 0,7 0,7 + 0,7
a. Perhitungan Secara Teori
Diketahui : VS = 18V
D1 D2 D3 D4
VD = + = 0,7 V
D1 +D2 D3 +D4
Z = √𝑅 2 + XC2 = 10,03 Ω
Ditanya : Vrms, VMAX, P = ?
A. Vrms = VMAX x 0,7071
= 17,3 x 0,7071
= 12,23 V
B. Irms = Vrms/R
= 12,23/10
= 1,223 A
C. P = Vrms x Irms
= 12,23 V x 1,223 A
= 14,95 W
Tabel 1.28 Pengukuran diode penyearah dengan Filter RC
Pengukuran Perhitungan
Vp RL VS
rms (15W) rms Multimeter Digital
Irms Vrms P F Ket
(V) (Ω) (V)
Irms VP Vrms VS (A) (V) (W) (Hz)
(A) (V) (V) (V)
220 10 18 0,896 220 08,92 18 1,229 12,232 14,85 <10
1.7.2 Jawaban :
1. Untuk menentukan baik atau rusaknya suatu Dioda, dapat digunakan
satuan ohmmeter. Dimana komponen Dioda hanya dapat menghantar
arus searah saja, maka pada saat waktu pengukuran alat tersebut
dengan ohmmeter, pointer/jarum ohmmeter hanya dapat digerakkan jika
(+) probe dihubungkan ke kaki katoda dioda. Sedangkan (-) probe
dihubungkan ke kaki anoda dioda.