Anda di halaman 1dari 25

PERCOBAAN V

TCP / IP

5.1 Tujuan
1. Dapat memahami prinsip jaringan Client Server dengan topologi Star.
2. Dapat memahami perbandingan jaringan Client Server dengan Peer-to-
Peer.

5.2 Peralatan
1. Personal Computer
2. Uni Train Board
3. Modul SO4203-3S Network Server dan SO4203-3R Network client
4. Kabel RJ-45
5. Power Supply
6. Switch dan Adaptor
7. Kabel USB

5.3 Dasar Teori


5.3.1 Penjelasan TCP/IP
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar
komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-
menukar data di dalam jaringan Internet. Protokol ini berupa kumpulan protokol
(protocol suite), dimana data tersebut diimplementasikan dalam bentuk software.
Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
TCP/IP juga merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat
independent terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan.
Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut
sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta
komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol
ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan
sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk
membentuk jaringan yang heterogen.
5.3.2 Prinsip Kerja TCP/IP
Pertama, datagram dibagi-bagi ke dalam bagian-bagian kecil yang sesuai
dengan ukuran bandwith (lebar frekuensi) dimana data tersebut akan dikirimkan.
Pada lapisan TCP, data tersebut lalu “dibungkus” dengan informasi header yang
dibutuhkan. Misalnya seperti cara mengarahkan data tersebut ke tujuannya, cara
merangkai kembali kebagian-bagian data tersebut jika sudah sampai pada
tujuannya, dan sebagainya. Setelah datagram dibungkus dengan header TCP,
datagram tersebut dikirim kepada lapisan IP.

Gambar 5.1 Prinsip Kerja TCP/IP

5.3.3 Karakteristik TCP/IP


TCP/IP memiliki beberapa karakteristik yang membedakanya dari protokol
lain, yakni sebagai berikut:
1. Connection-Oriented yakni, sebelum data dapat ditransmisikan antara dua
host, dua proses yang berjalan pada lapisan aplikasi harus melakukan
negosiasi untuk membuat sesi koneksi terlebih dahulu.
2. Full Duplex maksudnya ialah untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi
antar dua host secara bersamaan ialah jalur keluar dan jalur masuk.
3. Realiable (dapat diandalkan) maksudnya Data yang dikirimkan ke sebuah
koneksi TCP akan diurutkan dengan sebuah nomor urut paket dan akan
mengharapkan paket possitive acknowledgment dari penerima.
4. Byte stream yakni, TCP melihat data yang dikirimkan dan diterima melalui
dua jalur masuk dan jalur keluar TCP sebagai sebuah byte stream yang
berdekatan (kontinyu).
5. Memiliki layanan flow control yakni, untuk mencegah data terlalu
banyak dikirimkan pada satu waktu, yang akhirnya membuat macet
jaringan internetwork IP (penghubungan dua buah segmen jaringan atau
lebih dengan menggunakan sebuah router, sehingga terbuatlah satu buah
jaringan yang lebih besar).
6. Mengirimkan paket secara one-to-one. Hal ini karena memang TCP harus
membuat sebuah sirkuit logis antara dua buah protokol lapisan aplikasi
agar saling dapat berkomunikasi.

5.3.4 Perbandingan TCP/IP dengan OSI Layer


OSI (Open System Interconnect) terdiri dari 7 lapisan (layer) yang
mendefinisikan fungsi protokol komunikasi data. Setiap lapisan merepresentasikan
sebuah fungsi (bukan protokol) yang dilakukan ketika data ditransfer antara aplikasi
yang sesuai lintas jaringan yang dimasuki. Ketujuh lapisan tersebut diperlihatkan
pada Gambar 5.2. Sebuah layer tidak mendefinisikan protokol tunggal, tapi
mendefinisikan suatu fungsi komunikasi data yang dapat dilakukan oleh sejumlah
protokol. Jadi setiap lapisan dapat berisi banyak protokol, masing-masing
menyediakan servis yang cocok dengan fungsi layer tersebut. Sebagai contoh, file
transfer protocol dan electronic mail protocol keduanya menyediakan layanan pada
user dan keduanya merupakan bagian dari layer aplikasi.

Gambar 5.2 Perbedaan TCP/IP dengan OSI Layer


5.3.5 Arsitektur TCP/IP
Arsitektur TCP/IP tidaklah berbasis model referensi tujuh lapis OSI, tetapi
menggunakan model referensi DARPA. TCP/IP merngimplemenasikan arsitektur
berlapis yang terdiri atas empat lapis. Empat lapis ini, dapat dipetakan (meski
tidak secara langsung) terhadap model referensi OSI.
Setiap lapisan yang dimiliki oleh kumpulan protokol (protocol suite)
TCP/IP diasosiasikan dengan protokolnya masing-masing. Protokol utama dalam
protokol TCP/IP adalah sebagai berikut:
1. Application, bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi
terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System
(DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol
(FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network
Management Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya.
2. Transport, berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi
yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang bersifat
connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control
Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).
3. Internet, bertanggung jawab untuk melakukan pemetaan (routing) dan
enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol
yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), Address
Resolution Protocol (ARP), Internet Control Message Protocol (ICMP),
dan Internet Group Management Protocol (IGMP).
4. Network Access, bertanggung jawab untuk meletakkan frame-frame
jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja
dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport dalam
LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), MAN dan WAN (seperti
halnya dial-up modem yang berjalan di atas Public Switched Telephone
Network (PSTN), Integrated Services Digital Network (ISDN), serta
Asynchronous Transfer Mode (ATM)).
5.3.6 IP Addressing
Alamat IP adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan
yang mengunakan protokol TCP/IP. Fungsi IP Address yang kedua adalah sebagai
penunjuk alamat lokasi jaringan. Struktur IP address terdiri atas dua bagian yaitu
bagian networkID dan hostID. NetworkID menunjukkan ID alamat jaringan
tempat host-host berada, sedangkan hostID adalah bagian yang menunjukkan host
itu berada. Sederhananya, networkID seperti nama jalan sedangkan hostID adalah
nomor rumah dijalan tersebut.
IP address dapat diilustrasikan sebagai penunjukkan alamat rumah tempat
tinggal seseorang. IP Address akan menunjukkan lokasi keberadaan sebuah komputer,
berasal dari daerah mana, ataupun negara mana. Dalam hal ini, seperti halnya dalam
kehidupan nyata, ada rute/jalan yang harus ditempuh agar data yang diinginkan bisa
sampai ke komputer yang ingin dituju. IP Address Memiliki 2 bagian, yaitu Network
ID dan Host ID , contoh 192.168.100.1 , secara default Net ID nya adalah
192.168.100 dan Host ID nya adalah 1, agar komputer bisa saling terhubung , IP yang
digunakan Net ID nya harus sama, dan Host ID nya harus berbeda. Agar mudah
ngerti, Net ID adalah nama jalan dan Host ID adalah nomor Rumah, jadi Jln.
Diponegoro No 3 , jika nama jalan dari beberapa orang sama, maka nomor rumah
mereka tidak mungkin sama.
IP address menggunakan bilangan 32 bit. Sistem ini dikenal dengan nama
Internet Protocol version 4 atau IPv4. Saat ini IPv4 masih digunakan meskipun
sudah ada IPv6 yang diperkenalkan pada tahun 1995. Hal ini dikarenakan
tingginya pertumbuhan jumlah komputer yang terkoneksi ke internet. Maka
dibutuhkan alamat yang lebih banyak yang mampu mengidentifikasi banyak
anggota jaringan.

Gambar 5.3 Kelas pada IP Address


IP Address diklasifikasikan ke beberapa kelas yakni :
1. Kelas A , pada kelas A 8 bit pertama adalah network Id, dan 24 bit
selanjutnya adalah host Id,kelas A meiliki network Id dari 0 sampai 127.
2. Kelas B , pada kelas B 16 bit pertama adalah network Id, dan 16 bit
selanjutnya adalah host Id, kelas B memiliki network id dari 128 sampai
191.
3. Kelas C, pada kelas C 24 bit pertama adalah network Id, dan 8 bit
selanjutnya adalah host Id, kelas C memiliki network id dari 192 sampai
223.
4. Kelas D, IP kelas D digunakan untuk multicasting, yaitu penggunaan
aplikasi secara bersama-sama oleh beberapa komputer, dan IP yang bisa
digunakan adalah 224.0.0.0 – 239.255.255.255
5. Kelas E, memiliki range dari 240.0.0.0 – 254.255.255.255, IP ini
digunakan untuk eksperimen yang dipersiapkan untuk penggunaan IP
address di masa yang akan datang.

5.3.7 Klasifikasi Jaringan


Desain jaringan komputer dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria
seperti luas cakupan area dan teknologi transmisi. Secara garis besar, terdapat dua
jenis teknologi transmisi yaitu jaringan broadcast dan jaringan point-to-point.
Yang biasa digunakan adalah pengelompokkan jaringan ini berdasarkan luas
cakupan area. Dimana hal ini juga memerlukan konsep untuk menghubungkan
beberapa atau banyak kompuer menjadi suatu jaringan yang di sebut dengan
topologi jaringan.
Topologi jaringan secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Topologi fisik yang menggambarkan pemetaan kabel/hubungan bagi
peralatan-peralatan fisik.
2. Topologi logikal yang menjelaskan bagaimana informasi berjalan melalui
sebuah network untuk menentukan dimana collisions (tabrakan) mungkin
terjadi.
5.3.8 Wiring Concept
Diagram dibawah menggambarkan berbagai arsitektur P2P dan untuk
perbandingan sistem client/Server yang konvensional. Jaringan P2P murni
menunjukkan sistem khas dari rekan-rekan yang berbeda dengan beberapa
koneksi, dimana satu Peer mempertahankan nomor yang berbeda dari hubungan
dengan orang lain. Sebaliknya, Jaringan Hibrida memiliki sistem kombinasi dari
P2P dan Client / Server (Aryawan,2015). Berikut adalah dasar untuk jaringan P2P
normal.

Gambar 5.4 (a) Client/Server, (b) Hybrid P2P, (c) PureP2P

1. Client Server Network, Arsitektur jaringan Client Server merupakan model


konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi computer sebagai
Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai
Server. Nah Server ini yang bertugas memberikan pelayanan kepada
terminal-terminal lainnya tang terhubung dalam system jaringan atau yang
kita sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan
layanan berbagi data (file server), printer (printer server), jalur komunikasi
(server komunikasi). Pada model arsitektur ini, Client tidak dapat
berfungsi sebagai Server, tetapi server dapat berfungsi menjadi Client
(server non-dedicated).
2. Peer to peer Network, Jaringan peer-to-peer adalah tipe jaringan Komputer
yang juga disebut jaringan non dedicated server atau suatu jaringan yang
tidak memiliki server murni, sehingga server bisa menjadi client begitu
juga komputer client bisa menjadi server yang menyediakan maupun
menerima data dan fasilitas. Pada Jaringan peer-to-peer setiap komputer
setiap komputer akan dihubungkan langsung dengan komputer lain dalam
jaringan dan tidak ada server yang berperan sebagai pengontrol. Setiap
komputer dapat berkomunikasi dengan komputer yang lian dengan posisi
yang sama.

5.3.9 PING
Ping merupakan singkatan dari Packet Internet Groper. Pengertian Ping
adalah salah satu program utilitas yang terdapat pada sebuah komputer yang dapat
digunakan untuk melakukan pengecekkan status komputer host tertentu yang
berada pada jaringan yang berbasis teknologi internet atau TCP/IP. Dengan
menggunakan program Ping maka kita dapat mengetahui apakah komputer yang
kita gunakan terhubung dengan komputer lainnya atau dengan komputer yang
akan kita akses.

Gambar 5.5 Contoh Program PING

Pada gambar 5.5 terdapat bytes, time, dan TTL. Dimana masing masing
dari kata tersebut memiliki arti:
1. Bytes, berguna untuk mengetahui default ukuran paket ICMP PING namun
hal ini dapat diubah dengan memberikan opsi ukuran.
2. Time, mengindikasikan ketersediaan bandwidth yang disediakan untuk
paket PING, jika bandwidth PING habis maka statistik dari time akan
semakin besar.
3. TTL, atau disebut Time To Live adalah sebuah ukuran yang menunjukkan
identitas sebuah .
5.4 Langkah dan Percobaan
5.4.1 Percobaan Koneksi Client Server
1. Hidupkan PC yang sudah di sediakan
2. Pasang modul SO4203-3S Network Server dan SO4203-3R Network Client
pada UniTrain Board.
3. Pasang adaptor pada switch.
4. Hubungkan Kabel RJ45 berwarna biru pada Jack modul Network Server
5. Hubungkan Kabel RJ45 berwarna merah pada Jack modul Network Client
6. Setelah koneksi jaringan server dan Client sudah terhubung, pastikan LED
pada modul menyala.
7. Buka (Network Control Centre ) pada menu (Instruments)
8. Saat membuka menu Network Control Centre PC terdeteksi dengan
Jaringan ditunjukkan dengan indikator LED berwarna hujau.

9. Pada Menu Network Control Centre, ini simbol konfigurasi dan serial

Terminal
10. Set konfigurasi untuk Server dengan parameter sebagai berikut
Tabel 5.1 Parameter Server
IP address: 192. 168. 111. 7
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name:

Jika parameter sudah benar klik enter OK.


11. Set konfigurasi untuk Client dengan parameter sebagai berikut:
Tabel 5.2 Parameter Client
IP-Adresse: 192. 168. 111. 8
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name:
Jika parameter sudah benar klik enter OK.
12. Sekarang, buka Terminal untuk Client. Masukkan perintah berikut pada
keyboard: ping 192.168.111.7, Menggunakan sintaks yang benar, ruang
harus mengikuti "ping".
13. Konfirmasikan dengan tombol "Enter".
14. Setelah mendapatkan hasil, screenshot isi terminal.

5.4.2 Percobaan Client - Server dengan Peer-to-Peer


1. Hidupkan PC yang sudah di sediakan
2. Pasang modul SO4203-3S Network Server dan SO4203-3R Network
Client pada UniTrain Board
3. Pasang adaptor pada switch.
4. Hubungkan Kabel RJ45 berwarna biru pada Jack modul Network Server
5. Hubungkan Kabel RJ45 berwarna merah pada Jack modul Network
Client
6. Setelah koneksi jaringan antara Server dan Client sudah terhubung,
pastikan LED pada modul menyala.
7. Buka (Network Control Centre ) pada menu (Instruments)
8. Saat membuka menu Network Control Centre PC terdeteksi dengan
Jaringan ditunjukkan dengan indikator LED berwarna hijau.
9. Pada Menu Network Control Centre ini symbol

konfigurasi dan serial Terminal


10. Set konfigurasi untuk Server dengan parameter sebagai berikut:
Tabel 5.3 Parameter Server
IP address: 192. 168. 111. 7
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name :
Jika parameter sudah benar klik enter OK.
11. Set konfigurasi untuk Client dengan parameter sebagai berikut:
Tabel 5.4 Parameter Client
IP-Adresse: 192. 168. 111. 8
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name:
Jika parameter sudah benar klik enter OK.
12. Sekarang, buka Terminal untuk Client. Masukkan perintah berikut pada
keyboad: ping 192.168.111.7, Menggunakan sintaks yang benar, ruang
harus mengikuti "ping".
13. Konfirmasikan dengan tombol "Enter".
14. Setelah mendapatkan hasil, screenshot isi terminal.
15. Lepaskan Semua Kabel RJ-45 pada modul dan hub.
16. Menggunakan kabel cross-over RJ 45 koneksikan ke Server langsung ke
modul Client.
17. Setelah koneksi jaringan antara Server dan Client sudah terhubung,
pastikan LED pada modul menyala.
18. Buka (Network Control Centre ) pada menu (Instruments).
19. Saat membuka menu Network Control Centre PC terdeteksi dengan
Jaringan ditunjukkan dengan indikator LED berwarna hijau.
20. Sekarang, buka Terminal untuk Client. Masukkan perintah berikut pada
keyboad: ping 192.168.111.7, Menggunakan sintaks yang benar, ruang
harus mengikuti "ping".
21. Konfirmasikan dengan tombol "Enter".
22. Setelah mendapatkan hasil, screenshot isi terminal.
5.5 Gambar Data Hasil Percobaan
5.5.1 Percobaan Koneksi Client Server
Tabel 5.5 Parameter Server
IP address: 192. 168. 111. 7
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name :

Tabel 5.6 Parameter Client


IP address: 192. 168. 111. 8
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name :

Gambar 5.6 Ping Client to Server


5.5.2 Client Server dan Peer to Peer
Tabel 5.7 Parameter Server
IP address: 192. 168. 111. 7
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name :

Tabel 5.8 Parameter Client


IP address: 192. 168. 111. 8
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name :

5.5.2.1 Client Server


Berikut adalah data dari hasil percobaan tes konektivitas client to server
pada jaringan client server 2

Gambar 5.7 Ping Client to Server

Gambar 5.2 merupakan hasil pengecekan kedua konektivitas client to


server pada jaringan client server yang digunakan yang digunakan sebagai
pembanding konektivitas client to server pada jaringan peer to peer.
5.5.2.2 Peer to peer
Berikut adalah data hasil dari percobaan tes konektivitas jaringan peer to
peer.

Gambar 5.8 Ping Server to Client (Peer to Peer)


5.6 Analisa Hasil Percobaan
5.6.1 Client Server

Gambar 5.9 Konsep Topologi dari Client Server

Secara singkat, jaringan client server adalah jaringan dimana komputer


server bertugas melayani komputer client. Sedangkan komputer client sebagai
pengguna layanan yang diberikan server. Pada model arsitektur ini, client tidak
dapat berfungsi sebagai server, tetapi server dapat berfungsi sebagai client. Server
akan menunggu permintaan dari client, memproses dan memberikan hasil kepada
client, sedangkan client akan mengirimkan permintaan ke server, menunggu
proses dan melihat visualisasi hasil prosesnya.
Tabel 5.9 Parameter Server
IP Address: 192. 168. 111. 7
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name:

Berdasarkan pada tabel 5.9, konfigurasi untuk server menggunakan IP


address yang diakhiri dengan angka 7. Hal ini menunjukkan bahwa komputer ini
sebagai server utama. DNS Server, Default Gateway pada tabel tersebut
dikosongkan karena jaringan ini hanya disekitar ruang lingkup lokal saja.
Tabel 5.10 Konfigurasi Client
IP Address: 192. 168. 111. 8
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name:
Berdasarkan pada tabel 5.10, konfigurasi untuk client menggunakan IP
address dengan angka 8 pada percobaan ini. Dalam percobaan ini, jenis IP yang
digunakan adalah IP private address. Private address adalah kelompok IP
Address yang dapat dipakai tanpa harus melakukan pendaftaran. IP Address ini
hanya dapat digunakan untuk jaringan lokal (LAN) dan diabaikan oleh internet.

Gambar 5.10 Ping Client Server

Dari gambar 5.9 dapat dilihat bahwa ping yang dilakukan dari client ke
server sudah berhasil. Hal ini menandakan bahwa client dan server sudah saling
terhubung. Pada gambar 5.9 waktu delay yang diperoleh dari output ping sangat
kecil yaitu 3 ms, 4 ms, 3 ms. Dimana hal ini menunjukkan output ping termasuk
baik karena sesuai dengan teorinya yaitu, semakin sedikit waktu delay maka
semakin cepat akses jaringan tersebut.

5.6.2 Client Server dan Peer to Peer


Pada analisa percobaan kali ini telah didapatkan perbandingan konsep
Client Server dan Peer to Peer.
Tabel 5.11 Parameter Server
IP address: 192. 168. 111. 7
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name :

Tabel 5.12 Parameter Client


IP address: 192. 168. 111. 8
Subnetwork mask: 255. 255. 255. 0
DNS Server: 0. 0. 0. 0
Default gateway: 0. 0. 0. 0
Name :
Tabel 5.11 dan tabel 5.12 adalah parameter server dan client yang IP
addressnya dan subnetwork masknya telah ditentukan. Parameter kali ini dibuat
untuk menunjukkan konektivitas antara client server dan peer to peer.

5.6.2.1 Client Server

Gambar 5.11 Konsep Topologi dari Client Server


Client Server adalah suatu bentuk arsitektur, dimana client adalah
perangkat yang menerima yang akan menampilkan dan menjalankan aplikasi
(software komputer) dan server adalah perangkat yang menyediakan dan
bertindak sebagai pengelola aplikasi, data, dan keamanannya.
Prinsip kerja pada arsitektur ini sangat sederhana, dimana Server akan
menunggu permintaan dari Client, memproses dan memberikan hasil kepada
Client, sedangkan Client akan mengirimkan permintaan ke Server, menunggu
proses dan melihat visualisasi hasil prosesnya.
Berikut adalah data dari hasil percobaan tes konektivitas client to server.

Gambar 5.12 Hasil Output Ping Client Server

Gambar 5.10 menunjukkan bahwa ping telah berhasil dilakukan, dimana


ping dilakukan dari client ke server pada jaringan client server. Pada gambar
tersebut ditampilkan output yaitu 5 ms, 2 ms, 2 ms, dan 3 ms. Ini menunjukkan
perkiraan waktu perjalanan paket dalam mili second pada jaringan client server.

5.6.2.2 Output Ping Jaringan Peer-to-Peer

Gambar 5.13 Konsep Topologi dari Peer to Peer


Jaringan peer-to-peer adalah tipe jaringan Komputer yang juga disebut
jaringan non dedicated server atau suatu jaringan yang tidak memiliki server
murni sehingga server bisa menjadi client begitu juga komputer client bisa
menjadi server yang menyediakan maupun menerima data dan fasilitas.
Pada Jaringan peer-to-peer setiap komputer setiap komputer akan
dihubungkan langsung dengan komputer lain dalam jaringan dan tidak ada server
yang berperan sebagai pengontrol. Setiap komputer dapat berkomunikasi dengan
komputer yang lain dengan posisi yang sama.
Berikut adalah data hasil dari percobaan tes konektivitas jaringan peer to
peer.

Gambar 5.14 Output Ping Jaringan Peer-to-Peer

Gambar 5.11 menunjukkan bahwa ping telah berhasil dilakukan, dimana


ping dilakukan dari client ke server pada jaringan peer to peer. Pada gambar
tersebut ditampilkan output 2 ms, 2 ms, 4 ms dan 3 ms. Hal ini menunjukkan
perkiraan waktu perjalanan paket dalam mili second pada jaringan peer to peer.
pada percobaan peer to peer kecepatan akses atau waktu yang diperlukan paket
untuk sampai ketujuan lebih cepat. Hal ini dikarenakan pada konsep client server,
komputer yang bertindak sebagai server terbebani sebagai workstation. Adanya
delay mungkin disebabkan oleh media transmisi atau bahkan noise. Waktu yang
dibutuhkan untuk server melakukan respon ditentukan oleh kualitas hardware
seperti kabel, CPU dan lainnya.
5.6.3 Perbandingan antara Client Server dan Peer-to-Peer
Ada perbedaan antara Client Server dan jaringan peer-to-peer. Pada
jaringan Client-Server terdapat 1 komputer yang bertugas sebagai server dan
terdapat beberapa komputer lain sebagai pengguna/client. Melalui workstation
client, pengguna dapat mengakses file, yang umumnya disimpan pada komputer
server. Server hanya melayani permintaan client dan client mengirimkan atau
meminta suatu proses pada server. Sebaliknya, pada jaringan peer-to-peer tidak
memiliki server pusat, melainkan semua komputer dapat bertindak sebagai server
maupun client. Setiap workstation pada jaringan dalam hal berbagi file memiliki
kedudukan yang sama dengan workstation yang lain, tidak ada pusat
penyimpanan, workstation tersebut dapat menggunakan layanan yang tersedia dan
pada saat yang sama juga dapat menyediakan layanan. Pada kecepatan, pada client
server kecepatan akses relatih lebih cepat dari pada peer to peer, karena server
tidak dibebani sebagai workstation. Sedangkan pada peer to peer kecepatan
transmisi data lebih lambat, karena komputer yang bertindak sebagai server
dibebani untuk melakukan tugas workstation.

5.6.3.1 Perbandingan Kecepatan Akses antara Client Server dan Peer-to-Peer


Perbandingan kinerja antara Client Server dengan Peer to Peer menurut
kecepatannya akan dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 5.13 Parameter Response Client Server dan Peer to Peer
Kecepatan Response
IP Address dari Server
Client Server Peer to Peer
response from 192.168.111.7 5 ms 2 ms
response from 192.168.111.7 2 ms 2 ms
response from 192.168.111.7 2 ms 4 ms
response from 192.168.111.7 3 ms 3 ms

Berdasarkan tabel 5.13 respon pertama pada client server adalah 3 ms dan
peer-to-peer adalah 2 ms. Pada respon kedua terjadi perubahan kecepatan pada
jaringn client server, yaitu 4ms. Pada respon ketiga terjadi perubahan kecepatan
pada jaringn Perr-to-peer.
Dari segi kecepatan, memang tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu
signifikan. Namun data menunjukkan bahwa peer to peer lebih cepat dalam
memberi respon. Hal tersebut ditunjukkan dari respon kedua. Pada respon
pertama, client server memberi respon dalam 5 milisekon, sedangkan peer to peer
memberi respon dalam 2 milisekon. Faktor yang mempengaruhi kecepatan proses
transmisi salah satunya adalah media transmisi yang digunakan. Selain itu, faktor
yang mempengaruhi lainnya yaitu jumlah dari user. Semakin banyak jumlah user
yang mengakses satu server. Maka dapat disimpulkan bahwa peer to peer lebih
cepat dari client server.

5.6.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Jaringan


Jaringan Client-Server dan Peer-to-Peer memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, yaitu sebagai berikut:
1. Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Client-Server
Tabel 5.14 Kelebihan dan Kekurangan Client Server
No Kelebihan Kekurangan
1 Setiap client dapat melakukan akses Membutuhkan spesifikasi server
data dan juga memperoleh informasi yang baik, terutama ketika harus
yang sama seperti yang ada pada melayani client dalam jumlah
komputer server yang banyak
2 Arus informasi menjadi lebih cepat Maintenance server merupakan
hal yang mutlak
3 Dapat membantu menjaga keamanan Ketika terjadi kerusakan pada
data secara sentral, langsung dari server, maka seluruh koneksi
servernya jaringan akan mati
4 Proses transmisi beragam, bisa Server bisa saja mengalami
menggunakan banyak metode, mulai gangguan, terutama apabila arus
dari topologi jaringan, struktur dan permintaan informasi sangat padat
perangkat jaringan, hingga protocol
dan juga fungsi dari jaringaan
tersebut
2. Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Peer-to-Peer
Tabel 5.15 Kelebihan dan Kekurangan Peer-to-Peer
No Kelebihan Kekurangan
1. Pengimpelementasian yang sangat Jaringan relatif lebih sulit, karena
mudah dan juga sederhana pada jaringan peer to peer setiap
komputer di mungkinkan akan
terlibat dalam komunikasi yang ada.
2. Tidak membutuhkan komputer Sistem keamanan jaringan adalah di
server tentukan masing masing user dengan
mengatur keamanan masing masing
fasilitas yang di miliki.
3. Hanya membutuhkan dua buah Karena data jaringan tersebar di
komputer masing masing komputer dalam
jaringan. maka backup harus
dilakukan masing masing komputer
tersebut.
4. Dapat digunakan untuk Keamanan yang tidak terlalu baik
mentransfer file dan juga berkas
antar komputer
5.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Perbedaan dari jaringan peer to peer dengan client server adalah jaringan
peer to peer tidak ada komputer server yang ditugaskan melayani
komputer client. Sedangkan client server adalah jaringan yang memiliki
tugas berbeda di antara komputer yang terhubung, yaitu server dan client.
Dimana server adalah komputer yang digunakan sebagai penyedia
informasi, sedangkan client adalah komputer sebagai pengakses informasi.
2. Hasil yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan pada client server
topologi star adalah mudahnya melakukan suatu pengiriman maupun
penerimaan informasi karena semua telah diatur oleh server yang telah di
hubungkan dengan hub/switch dengan menggunakan kabel. Namun, hal
buruk bisa terjadi ketika terjadi kerusakan pada server dimana hal itu
membuat seluruh koneksi jaringan akan mati. Selain itu pemborosan kabel
pada setiap pemasangan pada setiap pirantinya.
3. Untuk percobaan yang dilakukan pada peer to peer topologi mesh dapat
diketahui bahwa keamanan transfer yang dapat dikatakan baik karena
setiap komputer memiliki peran yang setara sebagai server dan client
selain itu juga dengan topologi mesh, bandwith yang dimiliki cukup lebar
dan masalah tabrakan data tidak menjadi kekhawatiran lagi.
Kekurangannya adalah biaya pemasangan yang dikeluarkan cukup besar
dan bahkan sangat besar jika topologi mesh diaplikasikan pada jumlah
komputer yang banyak misalnya diatas 100 komputer dan semuanya harus
saling terhubung satu sama lain, selain itu instalasi dan konfigurasi yang
rumit dan sulit.
4. Perbandingan kecepatan konektivitas pada jaringan peer to peer
memberikan respon lebih cepat dari client server. Hal ini dikarenakan
pada jaringan peer to peer terjadi penerimaan dan pengiriman data secara
simultan (real time) dan tidak adanya suatu penghubung (hub) antar
komputer sehingga kecepatan peer to peer lebih cepat. Sedangkan pada
client server, hanya ada 1 workstation yang bekerja sehingga akses
menjadi lebih lambat namun lebih teratur sehingga data akan sampai pada
alamat yang ditujukan saja dan hal ini membuat konsep client server
menjadi lebih rumit.
5. Kecepatan transmisi data juga dapat dipengaruhi oleh kualitas kabel
maupun portnya (akibat pengaruh umur atau standar operasi yang salah),
selain itu noise juga mempengaruhi cepat atau lambatnya transfer data.
DAFTAR PUSTAKA

Muh,Akram. 2013. Client Server.


http://berbagiittips.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-clientserver-
peertopeer.html
Diakses pada tanggal 23 maret 2018

Ono M.Kom. 2012. Kelebihan dan kekurangan Jaringan Peer to Peer.


https://dosenit.com/jaringan-komputer/konsep-jaringan/kelebihan-dan-
kekurangan-jaringan-peer-to-peer
Diakses pada tanggal 24 maret 2018

Ono M.Kom. 2015. Kelebihan dan kekurangan Client Server.


https://dosenit.com/jaringan-komputer/konsep-jaringan/kelebihan-dan-
kekurangan-jaringan-client-server
Diakses pada tanggal 24 maret 2018
Rizwan. 2010. Konsep Client Server.
http://rizwan25.blogspot.co.id/2009/07/konsep-client-server.html
Diakses pada tanggal 23 maret 2018

Zacky. 2013. 4 Layer TCP/IP.


http://kriptografijaringan.blogspot.co.id/2016/03/layer-tcpip-beserta-
fungsinya.html
Diakses pada tanggal 20 maret 2018

Anda mungkin juga menyukai