Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK

TRANSFORMATOR

OLEH

I GUSTI NGURAH AGUNG DWINIKA WICAKSANA


1705541011
KELAS A

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2018
TRANSFORMATOR

A. Pengertian dan Prinsip Kerja Transformator

Transformator atau Trafo adalah suatu alat listrik yang terdiri dari rangkaian
magnetik dan dua jenis atau lebih belitan yang mampu mentransformasikan daya
(arus dan tengangan) yang tinggi rendahnya tegangan/arus dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan, dapat dinaikkan maupun diturunkan.

Gambar 1.1 Bentuk dan simbol transformator

Transformator menggunakan prinsip kerja elektromagnetik yakni dengan


induksi faraday. Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan
menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan
magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik
yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan
magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama
(primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua
(sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan
sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari
tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi
menjadi tegangan yang rendah.
Penggunaan trafo dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan
yang sesuai dan juga ekonomis bagi setiap keperluan contohnya,kebutuhan akan
tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh, dan lain-lain.

Gambar 1.2 Prinsip kerja trafo

B. Fungsi dan Jenis Transformator


Transformator memiliki fungsi untuk menyalurkan energi listrik baik itu dari
tegangan rendah ke tegangan tinggi, maupun dari tegangan tinggi ke tengangan
rendah. Fungsi tersebut sering disebut dengan Step-Up dan Step-Down.
Jenis Transformator:
1. Transformator Step Up (menaikkan tegangan)
Transformator step up digunakan untuk menaikkan tegangan AC rendah ke
tegangan tinggi, dengan cara memperbanyak jumlah lilitan di kumparan sekunder
daripada lilitan di kumparan primer. Contoh penggunaan dalam kehidupah sehari-
hari adalah pada pembangkit listrik, televisi, kulkas,dll.

Gambar 1.3 Transformator step up


2. Transformator Step Down (menurunkan tegangan)
Transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah, dimana jumlah lilitan pada kumparan primer
lebih banyak daripada kumparan sekunder. Contoh pada kehidupan sehari-hari
yaitu : pengisian baterai handphone dan kamera. Dimana tegangan tinggi dirubah
ke rendah sehingga tidak menyebabkan kerusakan handphone

Gambar 1.4 Transformator Step Down

Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan


sekunder, dan jumlah lilitan sekunder dapat dinyatakan dengan persaman :
𝑉𝑝 𝑁𝑝
=
𝑉𝑠 𝑁𝑠
Keterangan :
Vp : Tegangan primer (volt)
Vs : Tegangan sekunder (volt)
Np : Jumlah lilitan primer (H)
Ns : Jumlah lilitan sekunder (H)
Frekuensi pada kumparan primer dan kumparan sekunder adalah sama,
f 1 = f2
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan
sekunder adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( Vs ~ Vp).
1
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer, ( Vs ~ 𝑁𝑝) sehingga dapat
𝑁𝑠
ditulis Vs = 𝑁𝑝 x Vp

C. Transformator 1 Phasa

Trafo satu phasa sama seperti trafo pada umumnya, namun hanya
penggunaannya untuk kapasitas lebih kecil. Prinsip kerja trafo 1 phasa ketika
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan
arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah.
Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti
besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan
timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance)

Gambar 1.5 Prinsip Kerja Trafo 1 Phasa


Untuk mencari GGL yang dibangkitkan maka persamaan yang digunakan:
Konstruksi Trafo 1 Phasa

Gambar 1.5 Konstruksi Trafo 1 phasa


1. Kumparan Primer yaitu kumparan trafo yang dihubungkan ke sumber tegangan.
2. Kumparan Sekunder yaitu kumparan trafo yang dihubungkan dengan beban.
3. Inti yang dibuat dari lapisan plat dinamo.

D. Transformator 3 phasa
Tiga fasa, juga ditulis sebagai supply 3-fasa atau 3φ digunakan untuk
pembangkit tenaga listrik, transmisi, dan distribusi, serta untuk semua keperluan
industri. Transformator tiga fase (3-phase) sebenarnya adalah tiga transformator
yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ).
Secara umum sebuah transformator tiga fasa mempunyai konstruksi hampir sama
dengan trafo pada umumnya, yang membedakannya adalah alat bantu dan sistem
pengamannya, tergantung pada letak pemasangan, sistem pendinginan,
pengoperasian, fungsi dan pemakaiannya.

Kontruksi trafo 3 fasa terdiri dari :


a. Inti Trafo
Seperti halnya pada transformator satu fasa inti besi berfungsi sebagai
tempat mengalirnya fluks dari kumparan primer ke kumparan sekunder sehingga
akan didapatkan induksi medan yang lebih kuat. Sama seperti transformator satu
fasa, berdasarkan cara melilit kumparannya ada dua jenis, yaitu tipe inti dan tipe
cangkang.
b. KumparanTrafo
Kumparan transformator terdiri dari lilitan kawat berisolasi dan membentuk
kumparan. Kawat yang dipaki adalah kawat tembaga berisolasi yang
berbentuk bulat atau plat. Kumparan-kumparan transformator diberi isolasi
baik terhadap kumparan lain maupu inti besinya. Bahan isolasi berbentuk
padat seperti kertas prespan, pertinak dan lainnya.
c. Minyak Trafo
Sebagian besar trafo tenaga kumparan-
kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-
trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat
pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi
sebagai media pendingin dan isolasi.

Konfigurasi Trafo 3 Phasa

Gambar 1.6 Tabel Konfigurasi primer dan sekunder

Gulungan primer dan sekunder dari transformator dapat dihubungkan dalam


konfigurasi yang berbeda seperti yang ditunjukkan untuk memenuhi hampir semua
kebutuhan. Dalam kasus gulungan trafo 3 fasa , tiga bentuk sambungan
dimungkinkan: "bintang" , "delta" dan "bintang saling berhubungan" (zig-zag).
1. Rangkaian Konfigurasi Trafo Star Delta

Gambar 1.7 Konfigurasi trafo star delta

Simbol umumnya digunakan pada transformator tiga fasa untuk


menunjukkan tipe atau jenis koneksi yang digunakan dengan huruf besar Y untuk
hubungan star , D untuk hubungan delta dan Z untuk gulungan primer bintang yang
saling berhubungan, dengan huruf kecil y , d dan z untuk masing-masing sekunder.

2. Rangkaian Konfigurasi Trafo Delta Delta

Gambar 1.8 Konfigurasi trafo delta delta


Dalam delta terhubung kelompok transformator, tegangan line, VL adalah
sama dengan tegangan supply , VL = VS . Tapi arus di setiap fasa gulungan
diberikan sebagai: 1/√3 × IL dari garis arus, di mana IL adalah line/garis arus.

3. Rangkaian Konfigurasi Trafo Star Star

Gambar 1.9 Konfigurasi trafo star star

Tegangan antara garis/line manapun dari trafo 3 fasa yang disebut


“tegangan”, VL , sedangkan tegangan antara setiap line dan titik netral
transformator bintang terhubung disebut “tegangan fasa ”, VP . Tegangan fasa ini
antara titik netral dan salah satu sambungan garis adalah 1/√ 3 × VL dari tegangan
line. Kemudian di atas, tegangan fasa sisi primer, VP diberikan sebagai.

Trafo hubungan star – delta mengubah rasio (turns- ratio) :

Trafo hubungan delta – star mengubah rasio (turns-ratio) :


Tabel 1.1 Hubungan Tegangan dan Arus 3 Fasa

Tabel 1.2 Hubungan tegangan dan arus trafo 3 fasa

E. Rangkaian Ekivalen
Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan untuk
mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level tegangan ke level tegangan yang
lain. Dapat menaikkan, menurunkan atau hanya untuk mengisolasi sistem satu
dengan yang lainnya. Transformator terdiri atas sisi primer dan sisi sekunder.
Keduanya terhubung dengan inti besi. Dalam kondisi ideal, tanpa rugi-rugi,
perbandingan lilitan antara keduanya merupakan perbandingan tegangan antara
kedua sisinya.

Namun pada kenyataannya, daya masukkan tidak pernah sama dengan daya
keluaran. Terdapat rugi-rugi yang terjadi di inti besi dan lilitan. Rugi-rugi tersebut
terjadi akibat resistansi belitan dan fluks bocor. Dari pengetahuan tersebut,
transformator dapat dimodelkan dengan rangkaian elektrik seperti di bawah ini:
Gambar 1.10 Rangkaian Ekivalen Transformator

Disimplifikasi menjadi :

Gambar 1.11 Rangkaian ekivalen setelah disimplifikasi

Dimana,

Rek = Rp + (Np/Ns)2 . Rs

Xek = Xp + (Np/Ns)2 . Xs

Setelah mendapatkan rangkaian pengganti ini, dapat ditentukan nilai Rek, Xek, Rc
dan Xm dengan melakukan pengujian rangkaian tanpa beban dan hubung singkat.

F. Menentukan Parameter Trafo

Setelah didapat rangkaian ekivalen, maka Parameter transformator yang terdapat


pada model rangkaian ekivalen 𝑅𝐶, 𝑋𝑀, 𝑅𝑒𝑘 dan 𝑋𝑒𝑘, dapat ditentukan besarnya
dengan dua macam pengukuran (test) yaitu:
1. Tes beban nol
Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer dihubungkan dengan
sumber tegangan V1 , maka hanya I0 yang mengalir. Dari pengukuran daya
yang masuk (P1 ), arus I0 , dan tegangan V1 akan diperoleh harga berikut:
Untuk rangkaian beban nol :

Gambar 1.12 Rangkaian pengukuran beban nol

Dengan demikian, dari pengukuran beban nol dapat diketahui Harga Rc dan XM.
2. Pengukuran Hubungan Singkat
Hubung singkat berarti impedansi ZL deiperkecil menjadi nol, sehingga
impedansi Zek = Rek + jXek. Yang membatasi arus. Karena harga Rek dan
Xek ini relatif kecil, harus dijaga tegangan yang masuk (Vhs) cukup kecil
sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus normal. Harga Io akan
relatif kecil jika dibandingkan dengan arus nominal,sehingga pada
pengukuran ini dapat diabaikan. Dengan mengukur tegangan Vhs, arus Ihs,
dan daya Phs, akan dapat dihitung parameter:

Untuk rangkaian :
Gambar 1.13 Rangkaian hubungan singkat

Dengan demikian dapat diketahui nilai rek, xek

G. Efisiensi Transformator

Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya keluaran


(output) dengan daya yang masuk (input) pada transformator. Pada transformator
ideal efisiensinya 100 %, tetapi pada kenyataannya efisiensi tranformator selalu
kurang dari 100 %.hal ini karena sebagian energi terbuang menjadi panas atau
energi bunyi. Efisiensi Transformator dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :

Keterangan :

n = Efisiensi Trafo

Pp= Daya Primer (W)

Ps= Daya Sekunder (W)

Vs= tegangan Sekunder (V)

Vp= Tegangan Primer(V)

Is= Arus Sekunder (A)

Ip= Arus Primer(A)

Anda mungkin juga menyukai