Anda di halaman 1dari 5

KARAKTERISTIK DIODA (D1)

Abstrak—Telah dilakukan percobaan bebas) yang disatukan. Dioda memiliki dua kaki yaitu
elektronika dasar II mengenai karakteristik dioda anoda yang dihubungkan pada sumber tegangan

Diani Ainun Nisa, Adis Prasetyo


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: diani.its2012@yahoo.com
(D1). Alat yang digunakan adalah diode, power supply positif dan katoda yang dihubungkan pada sumber
batrai 9V, resistor variabel 100kΩ dan 10 kΩ, negatif. Arus listrik mengalir dari kaki anoda ke kaki
amperemeter DC dan voltmeter DC. Percobaan ini katoda, atau dari semihantar p ke semihantar n
dilakukan untuk menentukan karakteristik diode yang (forward bias). Bila kaki anoda dihubungkan sumber
digunakan, mengetahui karakteristik dioda bias
negatif dan kaki katoda dihubungkan ke sumber
mundur dan maju dan mengetahui hubungan tegangan
dan arus listrik pada diode. Dalam percobaan ini
positif (reverse bias) maka diode akan memiliki
menggunakan dua rangkaian yakni rangkaian untuk hambatan yang sangat besar sehingga arus tidak bisa
diode bias maju dan rangkaian untuk diode bias lewat.Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya
mundur. Amperemeter dipasang seri dan voltmeter dapat mengalirkan arus satu arah saja tetapi disisi lain
dipasang parallel pada rangkaian. Kemudian, dioda juga dapat menahan arus yang berlawanan arah.
tegangan diatur dengan memutar resistor variabel. [3]

Tegangan yang digunakan variasi dari 0,1V-1 V, 3V


dan 5 V. Masing-masing tegangan, diukur nilai
arusnya. Berikutnya dilakukan langkah yang sama
untuk rangkaian diode bias mundur. Dari percobaan,
didapatkan nilai arus. Hasil percobaan menunjukkan Gambar 1.1 Sambungan P-N
bahwa pada kondisi dioda diberi penambahan pra
tegangan maju (bias maju) terjadi penambahan nilai Struktur dioda adalah sambungan semikonduktor
arus yang mengalir atau dapat dikatakan nilai
P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe
tegangan berbanding lurus dengan arus), sebaliknya
ketika dioda diberikan pra tegangan mundur (bias P dan sisi yang lain adalah tipe N. Dengan struktur
mundur) maka arus tidak akan bisa mengalir. demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P
menuju sisi N. [3]
Kata Kunci—Karakteristik dioda, bias maju dan
bias mundur, hubungan arus dan tegangan pada
dioda

I. PENDAHULUAN Gambar 1.2 Simbol dioda

Gambar 1.1 menunjukkan sambungan P-N nya,


sedang gambar 1.2 menunjukkan lambang atau

D iode adalah suatu komponen elektronik yang

dapat melewatkan arus pada satu arah saja. Diode


simbolnya. Arah panah menunjukkan arah hole (arus
listrik) jika diberi tegangan maju (prasikap maju). [3]
Di sekitar persambungan semihantar terdapat
daerah transisi atau disebut juga daerah muatan
memegang peranan sangat penting dalam elektronika, ruang. Di daerah transisi ini terdapat tembok
diantaranya adalah untuk menghasilkan tegangan potensial / potential barrier (Vγ). Besarnya tembok
searah dari tegangan searah dari tegangan bolak- potensial bergantung pada jenis semi konduktor yang
balik, untuk mengesan gelombang radio, untuk dipakai, untuk silikon (Si) mempunyai besar Vγ
membuat berbagai bentuk gelombang isyarat, untuk sebesar 0,7 volt dan untuk germanium (Ge)
mengatur tegangan searah agar tidak berubah dengan mempunyai Vγ sebesar 0,3 volt. Pada kondisi forward
beban maupun denagn perubahan teganan jala-jala bias (dioda diberi tegangan maju) yaitu dimana anoda
(PLN), untuk saklar elektronik, LED, laser lebih positif dibandingkan dengan katoda maka Vγ
semikonduktor, mengesan gelombang mikro dan merendah sebaliknya jika diode diberi reverse bias
lain-lain.[1] (diode diberi tegangan mundur) yaitu dimana katoda
Diode merupakan komponen elektronik yang lebih positif daripada anoda maka Vγ meninggi.
dibuat dari bahan semikonduktor ( silikon atau Untuk tembok potensial meninggi maka tidak ada
germanium) tipe p (lubang) dan tipe n (elektron perpindahan muatan atau besarnya arus adalah nol (
idealnya), namun praktisnya tetap ada arus meskipun
sangat kecil. [2]
Karakteristik dioda dapat ditunjukkan oleh
hubungan antara arus yang lewat dengan beda
potensian ujung-ujungnya. Karakteristik diode pada
umumnya diberikan oleh pabrik, tetapi dapat juga
diselidiki sendiri dengan rangkaian seperti gambar
1.3. [3]

Gambar 1.5 Dioda Bias Mundur

Pada rangkaian gambar 1.5 diatas, jika polaritas


tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias
negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat
Gambar 1.3 Rangkaian untuk menyelidiki polaritas tegangan lebih besar dari sisi P. maka
karakteristik diode didalam dioda tidak akan terjadi perpindahan elektron
atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya.
Jika tegangan balik diperbesar maka akan Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik
mencapai keadaan arus meningkat secara tajam, yang ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi
hanya dapat dibatasi oleh tahanan luar. Tegangan (depletion layer) semakin besar dan menghalangi
kritis ini disebut tegangan dadal (break down voltage terjadinya arus. Pada kondisi ini dioda tidak dapat
= peak inverse voltage). [3] mengalirkan arus, namun kondisi tarsebut ada
batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt
…..............…..(1.1) baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat
menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan
…….……..…….(1.2) deplesi. [4]
dimana I0 adalah arus mundur, I adalah arus maju, V
adalah tegangan terpasang. II. METODE

Pada percobaan mengenai karakteristik diode ini


menggunakan dua rangkaian percobaan yakni
rangkaian untuk diode bias maju dan rangkaian untuk
diode bias mundur. Adapun alat dan bahan yang
digunakan adalah diode, power supply batrai 9V,
resistor variabel 100kΩ dan 10 kΩ, amperemeter DC
dan voltmeter DC.

Gambar 1.4 Dioda Bias Maju

Pada Gambar 1.4 kita dapat melihat suatu


rangkaian ditata bias maju dengan sebuah sumber
DC. Pusat sumber positif dihubungkan dengan anoda
/ p sedangkan kutub negatif sumber mengenai katoda
/ n. Seperti yang diketahui pada bias maju, sumber
(baterai) mendorong lubang-lubang dan elektron
bebas menuju sambungan. Jika tegangan baterai lebih Gambar 2.1 Rngkaian Percobaan
kecil daripada hambatan potensial / tembok potensial
(V<Vγ), maka elektron bebas tidak mempunyai Ada beberapa langkah kerja pada percobaan
cukup energi untuk melintasi lapisan deplesi / daerah gejala transier ini. Langkah pertama ialah peralatan
transisi, sehingga tidak ada arus yang melintasi dioda. serta komponen percobaan disiapkan. Kedua,
[4]
rangkaian RL seri disusun seperti pada gambar 2.1.
Ketiga, power supply dinyalakan yakni
menggunakan batrai 9V. Keempat, tegangan yang
masuk pada diode diatur sebesar 0,1V dengan 9 0,9 -32,4
mengubah atau memutar resistor variabel. Kelima,
arus yang masuk pada diode diamati pada 10 1 -36,7
amperemeter. Ketujuh, tegangan pada diode
dinaikkan secara perlahan dengan mengubah 11 3 -120
hambatan pada resistor variabel hingga menuju 0,2V. 12 5 -210
Kedelapan, setiap perubahan tegangan dari 0,1V-1V,
3 V dan 5V arus pada amperemeter diamati. Langkah
kedua hingga kedelapan diulangi untuk rangkaian
diode bias mundur. Grafik dibuat dari data tersebut. Dari data di atas, dapat kita amati bahwa nilai arus
yang dihasilkan sejak awal pada tegangan 0,1V
Flow Chart hingga 5V nilai arus adalah minus. Hal ini
dikarenakan terjadi kesalahan pada rangkaian alat
yang digunakan. sehingga, hasilnya adalah minus.
Star Minus menandakan arus yang mengalir adalah
Alat berkebalikan.
Seperti yang diketahui pada bias maju, sumber
Tegangan keluaran (baterai) mendorong lubang-lubang dan elektron
bebas menuju sambungan. Jika tegangan baterai lebih
Variabel resistor
kecil daripada hambatan potensial / tembok potensial
diatur untuk (V<Vγ), maka elektron bebas tidak mempunyai
Perubahan arus cukup energi untuk melintasi lapisan deplesi / daerah
Ganti diamati pada Ganti transisi, sehingga tidak ada arus yang melintasi dioda.
tegangan Tegangan rangkaian Ketika sumber tegangan baterai lebih besar
daripada tembok potensial (V>Vγ), baterai
dinaikkan dengan
mendorong kembali lubang-lubang dan elektron-
Komponen elektron bebas menuju ke sambungan. Pada saat
tersebut elektron bebas mempunyai cukup energi
untuk melintasi lapisan deplesi dan bergabung
Fini
dengan lubang-lubang. Arus mengalir dengan mudah
dalam bias / prasikap maju dioda. Sepanjang
III. HASIL DAN PEMBAHASAN penerapan tegangan lebih besar dibandingkan
hambatan potensial / tembok potensial, maka akan
Dari percobaan yang telah dilakukan ini, terjadi arus kuat yang secara terus-menerus melalui
didapatkan nilai dari masing-masing rangkaian dioda.
yakni arus pada bias maju dan arus pada bias mundur. Dari data juga kita dapat menentukan jenis diode
Masing-masing data hasil perolehan akan yang digunakan, baik diode dari bahan silikon atau
ditampilkan pada tabel 1 dan tabel 2. diode dari bahan germanium. Untuk dioda yang
terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi (Vγ)
Tabel 1 Data percobaan rangkaian diode bias maju adalah diatas 0.7 volt. Kira-kira 0.3 volt batas
minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan
Germanium. Pada percobaan D1 kali ini
No. Tegangan (V) Arus (ηA)
menggunakan diode silikon karena tegangan
1 0,1 -0,1 konduksi terjadi pada saat lebih dari 0,7V.

2 0,2 -0,1 Tabel 2 Data percobaan rangkaian diode bias maju


3 0,3 -1
No. Tegangan (V) Arus (ηA)
4 0,4 -4,9
1 0,1 0
5 0,5 -11,1
2 0,2 0
6 0,6 -17,3
3 0,3 0
7 0,7 -22,5
4 0,4 0
8 0,8 -27
5 0,5 0
6 0,6 0 Hubungan V-I
6.3
7 0,7 0
5. Bias Maju
8 0,8 0

Tegangan (V)
Bias Mundur
9 0,9 0 3.8

10 1 0 2.5

11 3 0 1.3

12 5 0 0.
-210. -157.5 -105. -52.5 0.
Arus (ηA)
Dari data hasil diatas, dapat dilihat bahwa arus
yang dihasilkan pada saat bias mundur dari tegangan
0,1V hingga 5V adalah 0ηA. Pada kondisi ini dioda Grafik 3.1 Hubungan tegangan dan arus pada
tidak dapat mengalirkan arus, namun kondisi tarsebut diode bias maju dan bias mundur
ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan
volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi Pada gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa
dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di pada kondisi dioda diberi penambahan pra tegangan
lapisan deplesi. maju (bias maju) terjadi penambahan nilai arus yang
Ketika perbedaan potensial sama dengan mengalir atau dapat dikatakan nilai tegangan
penerapan tegangan reverse Lapisan deplesi berbanding lurus dengan arus, sebaliknya ketika
berhenti berkembang. Ketika hal ini terjadi, dioda diberikan pra tegangan mundur (bias mundur)
elektron-elektron dan lubang-lubang berhenti maka arus tidak akan bisa mengalir.
bergerak keluar sambungan. Setelah lapisan
deplesi stabil ada sebuah arus kecil pada reverse IV. KESIMPULAN
bias. Sedikit pembawa minoritas berada pada
kedua sisi sambungan, sebagian besar begabung Dari percobaan yang telah dilakukan dapat
dengan pembawa mayoritas. Tetapi yang berada di disimpulkan bahwa pada kondisi dioda diberi
dalam lapisan deplesi berada lebih lama untuk penambahan pra tegangan maju (bias maju) terjadi
melintasi sambungan. Ketika hal ini terjadi, sebuah penambahan nilai arus yang mengalir atau dapat
arus mengalir dalam rangkaian luar. Arus reverse dikatakan nilai tegangan berbanding lurus dengan
disebabkan oleh panas yang menghasilkan arus), sebaliknya ketika dioda diberikan pra tegangan
minoritas disebut juga arus jenuh. mundur (bias mundur) maka arus tidak akan bisa
Di samping arus pembawa minoritas, terdapat arus mengalir.
bocor dalam sebuah dioda prasikap mundur. Arus
kecil ini mengalir pada permukaan kristal (arus UCAPAN TERIMA KASIH
permukaan – bocor), hal ini disebabkan karena
permukaan yang tidak murni dan tidak sempurna Penulis mengucapkan terima kasih kepada
dalam struktur kristal. Jadi arus adalah mendekati nol asisten laboratorium Asdi Prasetyo (asisten
pada dioda bias balik / prasikap mundur. dalam percobaan gejala transier), yang telah
bersedia membantu baik pada saat sebelum
dilaksanakannya percobaan maupun pada saat
sesudahnya (briefing jurnal). Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada tim kelompok
atas kerja samanya dalam melaksanakan
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Blocker, Richard. 2003. “Dasar Elektronika”.


Andi. Yogyakarta
[2] Boylestad, Robert L. 2009. “Electronics
Devices and Theory”. Pecirson Education.
Amazon
[3] Edminister, Joseph A. 1990. “Rangkaian
Listrik Edisi Kedua”. Erlangga. Jakarta
[4] Smith, Ralph J. 1990. “Rangkaian, Piranti dan
Sistem”. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai