Anda di halaman 1dari 4

Extended Summary (Metode Penelitian dan Teknik Penulisan Ilmiah)

Iqbal Daffa Pradana (165090707111025)

Jurnal 1

GENESA DAN KELIMPAHAN MINERAL LOGAM EMAS, DAN ASOSIASINYA


BERDASARKAN ANALISI PETROGAFI, DAN ATOMIC ABSORBTION
SPECTROPHOTOMETRY (AAS), DI DAERAH SANGON, KABUPATEN
KULONPROGO, PROPINSI DIY

Seperti kita ketahui, bahwa Indonesia terdapat 3 penunjaman lempeng tektonik (Lempeng
Eurasia, Lempeng Hindia-Australia, dan Lempeng Pasifik). Karena suhu dan tekanan yang tinggi
dari penunjaman tersebut mengalami pelelehan/partial melting menjadi magma, yang kemudian
keluar melalui bidang-bidang lemah berupa rekahan-rekahan (struktur geologi). Apabila magma
tersebut keluar ke permukaan, akan menjadi gunung api, jika tidak keluar ke permukaan akan
menjadi batuan beku intrusi, yang dalam keadaan tertentu akan menghasilkan mineral-mineral
logam, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, dan Pb, yang biasanya hadir bersamaan dengan batuan beku
intrusi intermediet-asam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara terbentuknya
serta kelimpahan mineral logam emas (Au) dan asosiasinya, dari analisis petrogafi dan analisis
Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS). Metode penelitian yang dipakai adalah dengan cara
penggabungan data lapangan, dan analisis laboratorium dan pengambilan data sekunder.
Genesa/cara terbentuknya mineral-mineral logam secara primer/oleh pembekuan magma,
dinamakan sebagai proses diferensiasi magma adalah proses pemisahan magma karena
pendinginan/penurunan suhu/temperature dan membentuk satu atau lebih jenis batuan beku. Jenis-
jenis batuan beku yang terbentuk, masing-masing dicirikan oleh komposisi mineral yang berbeda,
sesuai dengan komposisi magma dan temperature pembentuannya. Karena proses differensiasi
magma ini, komposisi mineral yang terjadi pada setiap jenis batuan beku yang terbentuk, bias
terdiri dari berbagai macam mineral logam maupun mineral non logam. Petrografi adalah salah
satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang batuan-batuan dengan mikroskop. Analisis
petrogafi dilakukan untuk mengetahui genesa/pembentukan mineral-mineral logam emas dan
asosiasinya. Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), digunakan hanya untuk mengetahui
kandungan kimia dari suatu batuan. Metode ini didasarkan atas absorpsi/ serapan cahaya pada
panjang gelombang tertentu oleh atom-atom besar dari unsur yang dianalisis. Berdasarkan dari
hasil analisis petrogafi, menunjukkan bahwa mineralisasi emas dan asosiasinya yang terdapat di
Daerah Sangon, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menghasilkan alterasi bertipe
propilitik. Sedangkan berdasarkan hasil analisis Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS),
menunjukkan bahwa kandungan/kadar mineral logam Au memiliki kandungan/kadar paling
rendah dibandingkan dengan asosiasi mineral logam lainnya. Kadar AU hanya 1,274 ppm atau
0,0001274%.
Jurnal 2

POTENSI SUMBER DAYA GEOLOGI DI DAERAH CEKUNGAN BANDUNG DAN


SEKITARNYA

Daerah Bandung merupakan dataran tinggi (+700 mdpl) berhawa sejuk yang dahulu
terkenal dengan sebutan Paris van Java yang dirancang sebagai kota pemerintahan dan pendidikan.
Apabila dikaitkan dengan jajaran pegunungan di sekitarnya, maka dataran Bandung itu merupakan
cekungan besar yang secara geologi lebih dikenal sebagai Cekungan Bandung (Bandung Basin)
Pada masa kini kota Bandung juga dikenal dengan nama Kota Kembang, Dengan berjalannya
waktu, kondisi kota Bandung dan sekitarnya semakin memprihatinkan, terasa semakin panas dan
pengap, terkesan kumuh dan kotor, penduduk berjubel, cadangan air bersih dan sehat semakin
berkurang, dan tingkat pencemaran lingkungan hidup semakin tinggi. Keberadaan pusat-pusat
penelitian dan lembaga pendidikan geologi yang tergolong tertua di Indonesia secara umum belum
mampu tercermin di dalam wajah tataan kota Bandung dan sekitarnya. Secara geologi, cekungan
Bandung dan sekitarnya tersusun oleh batuan gunung api, sehingga sumber daya geologinya
berupa energy, lingkungan, dan mineral juga berasal dari kegiatan gunung api. Penelitian struktur
geologi sudah banyak dilakukan para ahli, antara lain Achnan (1998), dan Achnan drr (2004). Pola
kelurusan sesar umumnya berarah barat laut – tenggara, timur laut – barat daya, dan sedikit yang
berarah utara – selatan. Sesar-sesar berarah timur laut – barat daya mengikuti pola sesar arah
Sumatera, sementara yang berarah utara – selatan dikontrol oleh sesar pada batuan dasar yang
tersusun oleh pluton granit dan batuan malihan. Sumber daya geologi disini adalah semua
fenomena geologi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya bagi kehidupan manusia. Sember
daya geologi ini tidak hanya diperuntukkan bagi kehidupan manusia pada masa lalu dan masa kini,
tetapi yang lebih penting adalah untuk kelangsungan hidup manusia di masa mendatang. Dengan
kata lain sumber daya geologi adalah sumber daya yang mampu mendukung kehidupan manusia
secara berkelanjutan. Secara umum, sumber daya geologi dibagi menjadi tiga kelompok, yakni
sumber daya geologi dibagi menjadi tiga kelompok, yakni sumber daya energy, sumber daya
lingkungan, dan sumber daya mineral. Sumber daya energy yang sudah dimanfaatkan dan
melewati tahap eksplotrasi adalah energy air (PLTA Saguling) dan panas bumi (Lapangan Darajat,
Kmojang, Wayang-Windu, dan Patuba). Berhubung secara stratigrafi di bawah batuan gunung api
terdapat batuan sedimen, maka potensi sumber daya energy asal fosil patut pula dipertimbangkan.
Sumber daya lingkungan, mulai dari air, tanah, lahan, dan keindahan alam sebagian besar sudah
dipergunakan untuk sarana pemukiman , pariwisata, industry, dan kebutuhan hidup lainnya.
Sumber daya mineral terdiri dari logam dan non logam. Kegiatan eksplorasi mineralisasi, terutama
dalam rangka pencarian emas, di bandung selatan sudah dilaksanakan oleh beberapa Kuasa
Pertambangan. Pusat Survei Geologi (dahulu Puslitbang Geologi) sendiri sudah menemukan
sumber mineral baru di kawasan Bandung Utara, yakni di Desa Cupunagara, Kabupaten Subang –
Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai