Anda di halaman 1dari 27

PERCOBAAN I

KARAKTERISTIK DIODA

1.1 Tujuan Percobaan


1. Memeriksa Kondisi Dioda
2. Mempelajari karakteristik I = f (V), bias reverse dan bias forward

1.2 Tinjauan Pustaka

Dioda adalah semikonduktor yang terdiri dari persambungan (junction) P-N.


Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan
menghambat arus pada tegangan balik. Walaupun dioda kristal (semikonduktor)
dipopulerkan sebelum dioda termionik, dioda termionik dan dioda kristal
dikembangkan secara terpisah pada waktu yang bersamaan. Prinsip kerja dari
dioda termionik ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873 Sedangkan
prinsip kerja dioda Kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti Jerman, Karl
Ferdinand Braun Pada waktu penemuan, peranti seperti ini dikenal sebagai
penyearah (rectifier). Pada tahun 1919, William Henry Eccles memperkenalkan
istilah dioda yang berasal dari di berarti dua, dan ode berarti “jalur”
Dalam percobaan ini akan dipelajari karakteristik I = f (V) dari dioda. Dioda
akan diberi bias forward dan bias reverse dengan tegangan bias dinaikan secara
bertahap. Pada waktu tegangan bias dinaikkan, arus dan tegangan dioda dicatat.
Pada kedua semikonduktor tersebut terdapat resistansi, 𝑅𝑝 (resistansi tipe P) dan
𝑅𝑁 (resistansi tipe N), jumlah kedua resistansi tersebut disebut resistansi Bulk.

∆𝑉𝑑
𝑅𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑙𝑘 = ∆𝐼𝑑
…………………………………………………………………………………………….(1.1)
1.2.3 Dioda
Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu
arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N.
Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah
tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P
menuju sisi N.

Gambar 1.1 Simbol dan struktur dioda

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit


porsi kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat
keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P
banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N
banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika
diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar
dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk
mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan
terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P
menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi
aliran listrik dari sisi P ke sisi N.

Gambar 1.2 dioda dengan bias maju


Sebaliknya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu
dengan memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat
polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.

Gambar 1.3 dioda dengan bias negatif

Tentu jawabannya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau


aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron
masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi
(depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus. Demikianlah
sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja.
Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor.
Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol
baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi
(deplesion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi
adalah diatas 0.7 volt. Kira-kira 0.2 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat
dari bahan Germanium.

Gambar 1.4 grafik arus dioda


Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun
memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi
breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang
terbentuk di lapisan deplesi.

1.2.5 Dioda Kristal


Dioda kristal ini terdiri dari 2 jenis yaitu diode silikon (Si) dan dioda
germanium (Ge). Berikut penjelasan dari masing-masing jenis diode tersebut.

1.2.5.1 Dioda Silikon (Si)


Disamping oksigen, silikon adalah elemen yang banyak dalam dunia.Satu
dari masalah tersebut terselesaikan, keuntungan silikon segera membuatnya
menjadi pilihan semikonduktor.Tanpa itu elektronika modern, komunikasi dan
komputer tidak dapat bekerja.
Sebuah atom silikon terisolasi mempunyai 14 proton dan 14 elektron.Orbit
yang pertama mengandung 2 elektron dan orbit yang kedua mempunyai 8
elektron.4 elektron yang tersisa terdapat dalam orbit valensi.
Pada saat dioda silikon ini dibias maju, agar arus dapat mengalir maka
tegangan harus sebesar 0,7 Volt. Apabila tidak mencapai tegangan minimal
tersebut, arus yang datang dari anoda tidak akan mengalir ke katoda. Apabila
tegangan tersebut sudah mencapai tegangan minimal, maka arus akan naik
dengan cepat seperti yang terlihat pada gambar 1.4 yaitu kurva karakteristik
dioda silikon ini. Dimana pada kurva terlihat, saat tegangan mencapai 0,7 Volt,
maka arus akan naik dengan cepat.
I

V(tegan
0,7

Gambar 1.5 Grafik karakteristik Dioda Silikon


1.2.5.2 Dioda Germanium (Ge)
Konduktor terbaik (perak, tembaga dan emas) mempunyai satu elektron
valensi dimana insulator terbaik mempunyai delapan elektron valensi. Sebuah
semikonduktor adalah sebuah elemen dengan kemampuan listrik diantara
sebuah konduktor dan insulator.Seperti yang mungkin anda pikirkan,
semikonduktor yang terbaik mempunyai empat elektron valensi.
Germanium adalah contoh dari sebuah semikonduktor.Ia mempunyai
empat elektron dalam orbit valensi. Beberapa tahun yang lalu germanium adalah
satu-satunya bahan yang cocok untuk membuat peralatan semikonduktor.Tetapi
peralatan germanium mempunyai sebuah kekurangan yang fatal yaitu arus balik
yang sangat besar dimana insinyur tidak dapat mengatasinya. Akhirnya
semikonduktor lain dinamakan silikon menjadi sesuatu yang dipakai dan
membuat germanium menjadi usang dalam sebagian besar pemakian elektronik.
Untuk jenis diode germanium (Ge), arus akan dilewatkan apabila tegangan harus
mencapai tegangan 0,3 Volt. Jadi, pada prinsipnya sama seperti diode silikon,
apabila tegangan belum mencapai 0,3 Volt maka arus tidak akan dilewatkan. Jika
tegangannya sudah mencapai tegangan minimal sebesar 0,3 Volt, maka arus
sudah dapat dilewatkan.

1.2.6 Zener
Phenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami pembuatan
komponen elektronika lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada
perbedaan sruktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi
dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N,
ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda
biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa
terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada zener yang
memiliki tegangan Vz sebesar 1.5 volt, 3.5 volt dan sebagainya.

Gambar 1.6 Simbol Zener


Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias
maju maka zener biasanya berguna pada bias negatif (reverse bias). Dioda
Zener atau juga dikenal sebagai voltage regulation diode adalah silikon PN
junction. yang. bekerja pada reverse bias yang di daerah breakdown. Simbol dari
suatu zener dioda ditunjukkan pada gambar a dan karakteristik reverse biasnya
(gambar b) ternyata sama dengan dioda lainnya.

Gambar 1.7 (a) simbol zener dioda (b) Karakteristik

Tegangan zener VZ adalah tegangan reverse di mana terjadi breakdown.


Bila tegangan reverse VD kurang dari VZ tahanan zener diode di sekitar 1 mega
Ohm atau lebih. Bila VD naik sedikit saja di atas VZ arus reverse akan naik
dengan cepat, oleh karena itu di dalam pernakaian zener diode selalu digunakan
suatu tahanan seri untuk mencegah terjadinya arus yang berlebihan. Bila
tegangan reverse dihubungkan pada PN-junction, lebar depletion layer akan
bertambah karena elektron dan hole tertolak dari junction. Lebar depletion layer
tergantung dari kadar doping, bila digunakan silicon dengan doping tinggi akan
dihasilkan depletion layer yang tipis. Sehingga bila tegangan reverse
dihubungkan akan menimbulkan medan listrik yang kuat di dalam dioda dan jika
tegangan reverse mencapai tegangan zener VZ maka medan listrik yang
dibangkitkan demikian kuatnya sehingga sejumlah besar elektron akan terlepas
dan daya tarik intinya diikuti dengan kenaikan arus reverse secara mendadak.
Peristiwa inilah yang disebut dengan Zener breakdown.
Jadi diode zener sebenarnya adalah PN junction dengan doping tinggi
menghasilkan depletion layer tipis; biasanya zener breakdown terjadi di bawah
tegangan 5 volt dan masih tergantung pada temperatur. Di bawah pengaruh
medan listrik yang kuat, atom-atom lebih mudah melepaskan elektronnya
menjadi ion-ion bila temperatumya naik. Jadi VZ turun bila temperatur zener
diode naik.
PN junction dioda yang dibuat dengan doping rendah depletion layernya
lebih, lebar. Medan listrik harus lebih kuat untuk menghasilkan zener breakdown.
Tetapi sebelum zener breakdown terjadi elektron-elektron minority carriers sudah
akan mcmperoleh tenaga kinetik demikian besarnya hingga pada saat menabrak
atom akan menimbulkan ionisasi yang menimbulkan elektron baru. Elektron-
elektron baru akan ikut bergerak akibatnya tabrakan akan berlangsung secara
berantai sehingga makin banyak elektron yang dihasilkan dan arus reverse naik
dengan cepat. Peristiwa semacam ini disebut avalanche breakdown. Bila
temperatur dioda naik laju gerakan. elektron dalam depletion layer menurun
sehingga diperlukan tegangan yang lebih besar untuk memberikan kecepatan
yang cukup bagi elektron-elektron.
Jadi kita mengenal zener breakdown yaitu ionisasi karena kekuatan
medan listrik dan avalanche breakdown yaitu ionisasi karena tubrukan. Yang
pertama terjadi pada bahan dengan tahanan jenis rendah (doping tinggi) yang
dipisahkan oleh depletion layer tipis yaitu untuk Vz di bawah 5 Volt. Yang kedua
terjadi pada bahan dengan tahanan jenis tinggi (doping rendah) yang dipisahkan
oleh depletion. Layer lebar untuk Vz di atas 5 Volt. Meskipun demikian dalam
prakteknya kedua type di atas tetap dinamakan zener diode. Membeloknya
karakteristik pada saat breakdown ("knee") pada dioda silikon lebih tajam
(gambar a) dibandingkan dengan dioda germanium (gambar b).

Gambar 1.8 (a) Knee dari dioda silikon (b) knee dari dioda germanium
Karena alasan inilah maka zener dioda dibuat dari silikon. Data-data
zener dioda yang perlu diketahui adalah:
1. Tegangan zener VZ terletak antara 3,3 Volt sampai 200 Volt. Tiap zener
mempunyai VZ.tertentu dengan toleransi 5 sampai 10 persen.
2. Arus zener IZ ialah arus yang mengalir pada saat breakdown. IZ minimum
adalah besarnya Iz tepat pada knee. IZ maksimum adalah arus yang tidak
boleh dilampaui, karena dapat menimbulkan panas yang berkelebihan.
Misalkan sebuah zener dioda dengan: VZ = 5,8 Volt, IZ min = 1 mA dan IZ
mak = 50 mA pada temperatur 40° C.
3. Tahanan zener rz ialah suatu nilai yang menunjukkan perbandingan
perubahan tegangan zener (VZ) terhadap perubahan arus zener (IZ). rZ =
ΔVZ
ΔIZ
…………………………………………………………………….... ….(1.2)

Tahanan zener minimum sekitar 10 Ohm bila Vz nya sekitar 6 Volt.


Tahanan ini akan naik bila Vz lebih atau kurang dari 6 Volt. Hubungan antara Vz
dan 𝑅𝑧 ini dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 1.9 Hubungan antara tahanan zener (Rz) dan tegangan zener (Vz)

Oleh karena itu penggunaan zener sebagai stabilisator Vz yang terbaik


adalah sekitar 6 Volt. Bila tegangan yang akan distabilkan lebih dari 6 Volt dapat
digunakan beberapa zener yang dihubungkan seri.
1.2.7 LED
LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen
dapat mengeluarkan emisi cahaya.LED merupakan produk temuan lain setelah
dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa
elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi
panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan
cahaya. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang
pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda
menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.

Gambar 1.10 Simbol LED

Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna
merah, kuning dan hijau. LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya
semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak
efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus
maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga
bermacam macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong. LED terbuat dari
berbagai material setengah penghantar campuran seperti misalnya gallium
arsenida fosfida (GaAsP), gallium fosfida (GaP), dan gallium aluminium arsenida
(GaAsP). Karakteristiknya yaitu kalau diberi panjaran maju, pertemuannya
mengeluarkan cahaya dan warna cahaya bergantung pada jenis dan kadar
material pertemuan. Ketandasan cahaya berbanding lurus dengan arus maju
yang mengalirinya. Dalam kondisi menghantar, tegangan maju pada LED merah
adalah 1,6 sampai 2,2 Volt, LED kuning 2,4 Volt, LED hijau 2,7 Volt. Sedangkan
tegangan terbaik maksimum yang dibolehkan pada LED merah adalah 3 Volt,
LED kuning 5 Volt, LED hijau 5 Volt. LED mengkonsumsi arus sangat kecil, awet
dan kecil bentuknya (tidak makan tempat), selain itu terdapat keistimewaan
tersendiri dari LED itu sendiri yaitu dapat memancarkan cahaya serta tidak
memancarkan sinar infra merah (terkecuali yang memang sengaja dibuat seperti
itu). Cara pengoperasian LED yaitu :
Gambar 1.11 Cara pengoperasian LED
Selalu diperlukan perlawanan deretan R bagi LED guna membatasi kuat
arus dan dalam arus bolak balik harus ditambahkan dioda penyearah.

1.2.8 Dioda Kapasiansi Variabel


Dioda Kapasiansi Variabel yang disebut juga dioda varicap atau dioda
varactor. Sifat dioda ini ialah bila dipasangkan menurut arah terbalik akan
berperan sebagai kondensator. Kapasitansinya tergantung pada tegangan yang
masuk. Dioda jenis ini banyak digunakan pada modulator FM dan juga pada
VCO suatu PLL (Phase Lock Loop). Berikut adalah simbol dioda varicap dalam
skema rangkaian.

Anoda Katoda

Gambar 1.12 Dioda Kapasiansi Variabel

1.2.4 Karakteristik Umum Dioda


Karakteristik dioda pada garis besarnya dapat dibedakan atas
karakteristik forward dan karakteristik reverse. Untuk membuat karakteristik dioda
yang menunjukkan besarnya arcs pada bermacam-macam harga tegangan yang
diberikan digunakan rangkaian seperti pada gambar.

Gambar 1.13 skema untuk membuat karakteristik dioda


Percobaan dengan rangkaian ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama
untuk mendapatkan karakteristik forward dan bagian kedua reverse. Bagian
pertama memerlukan tahanan R = 50 Ohm yang terpasang seri seperti pada
gambar, gunanya.untuk membatasi arus forward, bila tidak dioda akan rusak jika
tegangan 1,5 volt langsung dihubungkan padanya. Tegangan maksimum yang
boleh diberikan adalah 1,5 Volt dan voltmeter harus mampu membaca dari 0
sampai 1,5 volt dengan selang 0,1 volt. Miliamperemeter (mA) harus mempunyai
skala maksimum 50 mA. Tegangan dinaikkan secara bertahap mulai dari nol
sampai J ,S volt dengan selang kenaikkan 0,1 Volt, arus I yang ditunjukkkan oleh
mA dicatat, Bila data-data tcrsebut dinyatakan dalam grafik akan diperoleh
karakteristik forward seperti pada gambar di bawah.

Gambar 1.14 Karakteristik

Untuk membuat karakteristik reverse pertama-tama polaritas baterai


harus dibalik. Untuk percobaan yang kedua ini diperlukan sumber tegangan yang
lebih besar ialah sekitar 10 Volt. Batas ukur voltmeter diperbesar ialah sekitar 10
Volt. Besarnya arus reverse sangat kecil hanya beberapa persepuluhan
microampere akibat tahanan reverse yang mencapai beberapa mega Ohm. Oleh
karena itu meter mA harus sanggup membaca dari 0 sampai 0.1 microampere
dengan selang 0,01 microampere.
Bila karakteristik forward ini diperhatikan tampak hahwa mula-mula
lengkungnya berbentuk parabola yaitu pada tegangan VD yang kecil, begitu VD
mulai membesar arus forward ID akan naik dengan cepat praktis secara linier.
Pada daerah linier ini perubahan tegangan yang kecil saja akan mengakibatkan
perubahan arus yang besar.
Bentuk karakteristik reverse berbeda dengan karakteristik forwardnya,
mula, mula arus naik secara parabola kernudian setelah mencapai harga
tertentu, arus reverse ini akan tetap konstan walaupun tegangan reverse VD
dinaikkan, hal ini disebabkan oleh terbatasnya minority carriers sehingga arus tak
dapat naik lagi. Tetapi bila tegangan reverse dinaikkan terus, suatu saat arus
reverse akan naik dengan tiba-tiba menjadi besar sekali. Peristiwa semacam ini
disebut breakdown dan tegangan pada saat mana terjadi breakdown disebut
tegangan breakdown. Pada umumnya tegangan reverse maksimum yang
diijinkan (VDM) selalu lebih kecil dari tegangan breakdownnya, kecuali pada
diode zener.
a. Karakteristik dioda umumnya dinyatakan dengan grafik hubungan antara
tegangan pada dioda versus arus yang melewatinya sehingga disebut
karakteristik tegangan-arus(V-I)
b. Secara teoritis, hubungan antara tegangan dan arus dioda dinyatakan
oleh persamaan:

ID = IS (eVD/ηVT − 1) ...................................................................................... .(1.3)


Keterangan:
ID = arus dioda, positif jika didalam dioda arahnya dari anode ke katode
IS = arus mundur jenuh(10-8s.d. 10-14A)
VT = tegangan kesetaraan suhu :
T kT
volt = ……………………………………………………………………......(1.4)
11600 q

Pada T=300oK, VT=26mV dan pada T=273oK, VT=25mV η= koefisien


emisi, antara1 sampai dengan 2 dan untuk silikon pada arus normal mendekati
2e= bilangan natural=2,72)
1.3 Daftar Komponen dan Alat
1. Modul elektronika dasar
2. 1 buah multimeter
3. Penjepit buaya
4. Osiloskop
5. Mistar / penggaris
6. Milimeter blok
7. Disket / flashdisk
8. Pulpen / pensil
9. Amperemeter DC
10. Voltmeter DC
11. Adj power supply ± 15 V

1.4 Cara Kerja


1.4.1 Memeriksa Keadaan Dioda

Gunakan alat ukur multimeter untuk memeriksa dioda – dioda yang ada.
Pada saat pengukuran R maju, gunakan range yang paling kecil (Ohm) dan
range yang besar untuk R mundur (10 K Ohm), untuk multimeter analog. Pada
multimeter digital, gunakan range untuk mengukur. Catat hasil pengukuran anda
pada table 1.1.
Table 1.1 Pemeriksaan baik buruknya dioda

Keadaan
Multimet Resistansi Dioda
No Jenis dan tipe dioda dioda Ket
er
Forward Reverse Baik Buruk
Dioda IN 4002 Analog
1
penyearah Ge IN34 Analog
Dioda 5,1 V Analog
2
zener 1 W 9V Analog
Red Analog
3 LED
Green Analog
Dioda
4 MV 2209 Analog
varaktor
1.4.2 Karakteristik V – I (dengan multimeter)

1. Buatlah rangkaian seperti gambar 1.15, untuk pengukuran Vd gunakan


multimeter digital dan Id dengan multimeter analog.
2. Atur Vs agar diperoleh harga Id seperti pada table 1.2 (untuk bias
forward). Dan harga Vd sesuai dengan table 1.2 (untuk bias reverse).
Untuk bias reverse posisi dioda dibalik.
3. Lakukan untuk dioda Si, Ge, dan zener.

Gambar 1.15 Rangkaian dioda pada karakteristik V – I diukur dengan multimeter

Table 1.2 Pengukuran dioda pada karakteristik V – I dengan multimeter

Bias forward Vd Bias reverse Vd

Dioda LED Dioda Dioda LED Dioda


V0 I0 Penyearah Zener Penyearah Zener
(V) (mA)
IN GE Re Gre 5,1 9 IN GE Re Gre 5,1 9
4002 IN34 d en V V 4002 IN34 d en V V
0,0

0,1

0,2

0,5

1,0

1,5

2,0
1.5 Data Hasil Percobaan
Tabel 1.3 Pemeriksaan baik buruknya dioda

Keadaan
Resistansi Dioda
No Jenis dan tipe dioda Multimeter dioda Ket
Forward Reverse Baik Buruk
IN
Analog 9,5 Ω ∞ √
Dioda 4002
1
penyearah Ge
Analog 7,5 Ω ∞ √
IN34
5,1 V Analog 9Ω ∞ √
2 Dioda zener
9V Analog 8Ω ∞ √
Red Analog 43 Ω ∞ √
3 LED
Green Analog 75 Ω ∞ √
Dioda MV
4 Analog 8,5 Ω ∞ √
varaktor 2209
Table 1.4 Pengukuran Dioda Pada Karakteristik V – I Dengan Multimeter

Bias forward Vd

Dioda Penyearah LED Dioda Zener


V0 I0
(V) (mA) IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
0,0 0 0 0 0 0 0 0

0,1 0 0,1 0,11 0,01 0,1 0,1 0,1

0,2 0 0,2 0,2 0,04 0,2 0,2 0,2

0,5 0,15 0,5 0,5 0,10 0,5 0,5 0,5

1,0 18,53 0,7 0,71 0,23 1 0,8 1,0

1,5 41,6 1,5 0,76 0,3 1,5 0,83 1,5

2,0 89,2 1,9 0,78 0,39 1,93 0,85 2

Table 1.5 Pengukuran Dioda Pada Karakteristik V – I Dengan Multimeter

Bias reverse Vd

Dioda Penyearah LED Dioda Zener


V0 I0
(V) (mA) IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
0,0 0 0 0 0 0 0 0

0,1 0 0,1 0,01 0,1 0,1 0,1 0,1

0,2 0 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

0,5 0,15 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

1,0 18,53 1 1 1 1 1,6 1

1,5 41,6 1,5 1,5 1,5 1,5 1,51 1,5

2,0 89,2 2 2 2 2 2 2
1.6 Analisis Data Hasil Percobaan

1.6.1 Memeriksa Keadaan Dioda


Table 1.6 Pemeriksaan baik buruknya dioda

Keadaan
Jenis dan tipe Resistansi Dioda
No Multimeter dioda Ket
dioda
Forward Reverse Baik Buruk
IN
Analog 9,5 Ω ∞ √
Dioda 4002
1
penyearah Ge
Analog 7,5 Ω ∞ √
IN34
Dioda 5,1 V Analog 9Ω ∞ √
2
zener 9V Analog 8Ω ∞ √
Red Analog 43 Ω ∞ √
3 LED
Green Analog 75 Ω ∞ √
Dioda MV
4 Analog 8,5 Ω ∞ √
varaktor 2209

Pada percobaan ini digunakan alat ukur multimeter analog untuk


memeriksa dioda – dioda yang ada. Pada saat pengukuran resistansi dioda maju
digunakan range yang paling kecil (Ω) dan range yang besar untuk resistansi
dioda mundur (10K Ω). Setelah diperiksa keadaannya, dioda – dioda disini dalam
keadan baik. Dioda dikatakan baik karena berfungsi sesuai dengan jenisnya.
Seperti contohnya dioda penyearah, jenis dioda penyearah mampu mengalirkan
arus ke satu arah saja dan tidak bias mengalirkan arus berlawanan arah. Seperti
terlihat pada tabel 1.5, pada rangkaian forward, dioda mempunyai hambatan,
yang berarti arus dapat mengalir. Ketika rangkaian dibalik atau reverse,
hambatan dioda menjadi tak hingga, sehingga arus tidak dapat mengalir. Hal ini
membuktikan dioda masih dalam keadaan baik.
1.6.2 Karakteristik V – I (dengan multimeter)

Table 1.7 Pengukuran dioda pada karakteristik V – I dengan multimeter

Bias forward Vd

Dioda Penyearah LED Dioda Zener


V0 I0
(V) (mA) IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
0,0 0 0 0 0 0 0 0

0,1 0 0,1 0,11 0,01 0,1 0,1 0,1

0,2 0 0,2 0,2 0,04 0,2 0,2 0,2

0,5 0,15 0,5 0,5 0,10 0,5 0,5 0,5

1,0 18,53 0,7 0,71 0,23 1 0,8 1,0

1,5 41,6 1,5 0,76 0,3 1,5 0,83 1,5

2,0 89,2 1,9 0,78 0,39 1,93 0,85 2

Table 1.8 Pengukuran dioda pada karakteristik V – I dengan multimeter

Bias reverse Vd

Dioda Penyearah LED Dioda Zener


V0 I0
(V) (mA) IN 4002 GE IN34 Red Green 5,1 V 9V
0,0 0 0 0 0 0 0 0

0,1 0 0,1 0,01 0,1 0,1 0,1 0,1

0,2 0 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

0,5 0,15 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

1,0 18,53 1 1 1 1 1,6 1

1,5 41,6 1,5 1,5 1,5 1,5 1,51 1,5

2,0 89,2 2 2 2 2 2 2
1. Analisis Grafik Perbandingan Dioda Penyearah Bias Forward dengan Bias
Reverse

Gambar 1.16 Grafik Perbandingan Dioda Penyearah Resistansi Dioda Forward dan Reverse
dengan 𝑉0

Pada gambar grafik diatas terlihat garis berwarna merah yang mewakili
nilai pada dioda IN 4002 bias forward dan garis hijau yang mewakili dioda IN
4002 bias reverse yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya tegangan
yang diberikan. Pada awal grafik saat 𝑉0 = 0.1 V nilai dioda = 0.1 , saat 𝑉0 = 0.2 V
nilai dioda = 0.2 hingga saat 𝑉0 = 2 V nilai dioda = 1.9 dan 2.

Gambar 1.17 Grafik Perbandingan Dioda Penyearah Resistansi Dioda Forward dan Reverse
dengan 𝑉0
Pada gambar grafik diatas terlihat garis berwarna merah yang mewakili
nilai pada dioda GEIN34 bias forward dan garis hijau yang mewakili dioda
GEIN34 bias reverse yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya
tegangan yang diberikan. Pada awal grafik saat 𝑉0 = 0.1 V nilai dioda = 0.1 , saat
𝑉0 = 0.2 V nilai dioda = 0.2 hingga saat 𝑉0 = 2 V nilai dioda = 2 dan 0.78.
Karakteristik dioda dapat diketahui dengan cara memasang dioda seri
dengan sebuah catu daya DC dan sebuah resistor. Dengan menggunakan
rangkaian seri maka akan dapat diketahui tegangan dioda dengan variasi sumber
tegangan yang diberikan. Dioda penyearah memiliki karakteristik mangalirkan
tegangan hanya searah.

2. Analisis Grafik Perbandingan LED Bias Forward dengan Bias Reverse

Gambar 1.18 Grafik Perbandingan Led Red Bias Forward dengan Bias Reverse

Pada gambar grafik diatas terlihat garis berwarna merah yang mewakili
nilai pada led Red dan garis hijau yang mewakili led Green yang terus meningkat
seiring dengan meningkatnya tegangan yang diberikan. Pada awal grafik saat 𝑉0
= 0.1 V nilai led = 0.01 dan 0.1, saat 𝑉0 = 0.2 V nilai led = 0.04 dan 0.2 hingga
saat 𝑉0 = 2 V nilai led = 1.93 dan 0.39.
Gambar 1.19 Grafik Perbandingan Led Red Bias Forward dengan Bias Reverse

Pada gambar grafik diatas terlihat garis berwarna merah yang mewakili
nilai pada led Red dan garis hijau yang mewakili led Green yang terus meningkat
seiring dengan meningkatnya tegangan yang diberikan. Pada awal grafik saat 𝑉0
= 0.1 V nilai led = 0.1 dan 0.1, saat 𝑉0 = 0.2 V nilai led = 0.2 dan 0.2 hingga saat
𝑉0 = 2 V nilai led = 0.39 dan 1.93.
Karakteristik dioda dapat diketahui dengan cara memasang dioda seri
dengan sebuah catu daya DC dan sebuah resistor. Dengan menggunakan
rangkaian seri maka akan dapat diketahui tegangan dioda dengan variasi sumber
tegangan yang diberikan. Dioda LED memiliki karakteristik dapat mengeluarkan
cahaya bila diberikan forward bias.
3. Analisis Grafik Perbandingan Dioda Zener Bias Forward dengan Bias Reverse

Gambar 1.20 Grafik Perbandingan Dioda Zener dengan 𝑉0 (Bias Forward)

Pada gambar grafik diatas terlihat garis berwarna merah yang mewakili
nilai pada dioda zener 5,1 V dan garis hijau yang mewakili dioda zener 9 V yang
terus meningkat seiring dengan meningkatnya tegangan yang diberikan. Pada
awal grafik saat 𝑉0 = 0.1 V nilai dioda = 0.1, saat 𝑉0 = 0.2 V nilai dioda = 0.2
hingga saat 𝑉0 = 2 V nilai dioda = 0.85 dan 2.0.

Gambar 1.21 Grafik Perbandingan Dioda Zener dengan 𝑉0 (Bias Forward)


Pada gambar grafik diatas terlihat garis berwarna merah yang mewakili
nilai pada dioda zener 5,1 V dan garis hijau yang mewakili dioda zener 9 V yang
terus meningkat seiring dengan meningkatnya tegangan yang diberikan. Pada
awal grafik saat 𝑉0 = 0.1 V nilai dioda = 0.1, saat 𝑉0 = 0.2 V nilai dioda = 0.2
hingga saat 𝑉0 = 2 V nilai dioda = 2.0 dan 0.85.
Karakteristik dioda dapat diketahui dengan cara memasang dioda seri
dengan sebuah catu daya DC dan sebuah resistor. Dengan menggunakan
rangkaian seri maka akan dapat diketahui tegangan dioda dengan variasi sumber
tegangan yang diberikan. Dioda Zener memiliki karakteristik sifat tegangan
terbaliknya stabil..

Diketahui rangkaian sebagai berikut :

Gambar 1.22 Rangkaian dioda pada karakteristik V – I diukur dengan multimeter

Pada rangkaian diatas diketahui bahwa: pada saat tegangan Vs ≤ 0, maka


nilai arus yang mengalir pada rangkaian adalah 0. Karena sifat dari dioda, bila
pada keadaan itu maka dioda mengalami reverse bias, sehingga pada dioda
akan belaku hubungan terbuka.

Untuk nilai V0 ≤ 0 berarti tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian (I
= 0) sehingga :

- Vs + VR +VD = 0

- Vs + 0 +VD = 0

VS = VD……………………………………………………………………………..…(1.5)
Persamaan ini berlaku untuk semua jenis dioda baik itu jenis Si maupun
Ge. Selama Vs lebih kecil dari 0 maka VD = V0. Pada saat V0 > 0 maka :

ID = IR = I

V0 = VR + VD = IR + VD

𝑉𝑠−𝑉𝐷
I= ……………………………………………………………..........…………(1.6)
𝑅

Nilai VD untuk dioda jenis silikon adalah 0,7 volt sedangkan untuk
germanium 0,3 V pada saat :

1−0,7
V = 1 volt maka I = 10
= 0,03 mA

2−0,7
V = 2 volt maka I = 10
= 0,13 mA

Dengan cara yang sama dapat dilihat pada tabel dibawah ini, sehingga
diperoleh pengukuran seperti tabel berikut

Table 1.9 Pengukuran dioda pada karakteristik V – I dengan multimeter

Bias forward Vd Bias reverse Vd

Dioda LED Dioda Dioda LED Dioda


V0 I0
Penyeara Zener Penyearah Zener
(V) (mA) h
IN GE Red Gre 5,1 9 IN GE Re Gre 5,1 9
40 IN3 en V V 4002 IN34 d en V V
02 4
0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0,1 -0,006 0,1 0,1 0,0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,01 0,1 0,1 0,1 0,1
1 1
0,2 -0,005 0,2 0,2 0,0 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
4
0,5 -0,002 0,5 0,5 0,1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0
1,0 0,003 0,7 0,7 0,2 1 0,8 1,0 1 1 1 1 1,6 1
1 3
1,5 0,008 1,5 0,7 0,3 1,5 0,8 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
6 3 1
2,0 0,013 1,9 0,7 0,3 1,9 0,8 2 2 2 2 2 2 2
8 9 3 5

Berdasarkan data yang diperoleh pada hasil percobaan dan hasil


kalkulasi maka dapat dihitung persentase kesalahannya dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :

𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% Kesalahan = | 𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
𝑥100%|...........................................................(1.7)

Untuk data I0 pertama dapat dihitung persentase kesalahannya yaitu :

IPercobaan = 18,53 mA

ITeori = 0,03 mA

0,03−18.53
% Kesalahan = | 0,03
𝑥100%| = 97,8%

Dengan memasukkan rumus diatas, didapat hasil seperti tabel dibawah ini :

Table 1.10 Tabel Persentase Kesalahan I0 Bias Forward Voltage

No V0 I0 I0 Kesalahan
Percobaan(mA) Perhitungan(mA) (%)
1 0 0 -0.07 0
2 0,1 0 -0.06 100
3 0,2 0 -0.05 100
4 0,5 0,15 -0.02 99,9
5 1 18,53 0.03 97,8
6 1,5 41,6 0.08 94,2
7 2 89,2 0.13 89,5
Persentase kesalahan yang cukup besar dikarenakan kurangnya presisi
alat ukur dan kurang telitinya pembacaan skala pada alat ukur.
1.8 Kesimpulan

Setelah kami melakukan praktikum untuk percobaan I yaitu mengenai


dioda dan rangkaian dioda, maka kami mendapatkan kesimpulan sebagai berikut

1. Dioda merupakan suatu komponen elektrinika yang memiliki fungsi


sebagai penyearah dan penyetabik tegangan.
2. Karakteristik dioda dapat diketahui dengan cara memasang dioda seri
dengan sebuah catu daya DC dan sebuah resistor. Dengan
menggunakan rangkaian seri maka akan dapat diketahui tegangan dioda
dengan variasi sumber tegangan yang diberikan..
3. Dari percobaan yang telah kami lakukan pada saat praktikum maka kami
dapat menyimpulkan sebagai berikut :

Apabila terdapat suatu nilai pada salah satu resistansi dioda yaitu pada
saat bias maju saja atau pada saat bias mundur saja maka dapat dipastikan
bahwa dioda tersebut dalam keadaan baik sehingga dapat digunakan. Namun
apabila terdapat nilai saat bias maju dan mundur atau tidak terdapat nilai sama
sekali maka dioda dapat dibilang berkondisi buruk dan tidak dapat digunakan.
Pada saat mengukur Vd tidak ada tegangan negativ karena VD merupakan
tegangan AC, tegangan AC tidak memiliki nilai minus / negativ.
1.9 Daftar Referensi Buku

1. Malvino,A.P.1987.Prinsip – Prinsip Elektronika. Erlangga:__.


2. Richard Blocher.2003.Dasar elektronika. Andi: Yogyakarta.
3. http://www.scribd.com/doc/33212293/Diode-Dan-Rangkaian-Diode
4. http://elka.ub.ac.id/praktikum/de/de.php?page=1
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Dioda
6. http://tk.unikom.ac.id/tk-
files/download/modul%20praktikum%20eldas/modul%20IV.pdf
7. http://ilmu-elektronika.co.cc/index.php/komponen-elektronika/dioda.html
8. http://kompenenelektronika.biz/karakteristik-dioda.html

Anda mungkin juga menyukai