Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENGERTIAN DIODA

1.1 Pengertian Dioda

Gambar 1.1.1 Jenis jenis Dioda


(sumber : www.caridokumen.com)

Dioda biasa diartikan sebuah komponen semikonduktor yang paling


sederhana. Kata “dioda” berasal dari kata yang berarti dua elektroda yang
mana mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda
termasuk kedalam ketegori komponen elektronika aktif. Dioda terbentuk
dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan. Dengan
demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda memiliki sifat dapat
menghantarkan arus pada tegangan maju, serta menghambat arus pada
tegangan balik (penyearah). Dioda memiliki dua kaki, yaitu kaki anoda dan
kaki katoda. Dioda disempurnakan pada tahun 1919 dan mulai
memperkenalkan istilah diode yang artinya dua jalur tersebut oleh William
Henry Eccles, walaupun sebelumnya sudah ada dioda kristal atau

1
semikonduktor yang dikembangkan oleh peneliti asal Jerman yaitu Karl
Ferdinan Braun pada tahun 1874, dan dioda termionik pada tahun 1873 yang
dikembangkan lagi prinsip kerjanya oleh Frederic Gutherie.[1]

1.2 Sejarah Dioda

Gambar 1.2.1 Struktur dari diode tabung hampa

(sumber : www.wikipedia.com)

Awal mula dari dioda adalah perangkat kristal Cat's Whisker dan
tabung hampa ataun sering juga disebut katup termionik. Saat ini dioda yang
paling umum dibuat dari bahan semikonduktor seperti silikon atau
germanium. [6]

Gambar 1.2.2 Simbol dari dioda tabung hampa

(sumber : www.wikipedia.com)
Simbol untuk dioda tabung hampa pemanasan taklangung, dari atas
kebawah adalah anoda, katoda dan filamen pemanas.[6]

2
Gambar 1.2.3 Karl Ferdinand Braun
(sumber : www.wikipedia.com)

Walaupun dioda kristal atau semikonduktor dipopulerkan sebelum


dioda termionik, dioda termionik dan dioda kristal (semikonduktor)
dikembangkan secara terpisah pada waktu yang bersamaan. Prinsip kerja
dari dioda termionik ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873
Sedangkan prinsip kerja dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh
peneliti Jerman, Karl Ferdinand Braun. [6]

Pada waktu penemuan, perangkat seperti ini dikenal sebagai


penyearah (rectifier). Pada tahun 1919, William Henry Eccles
memperkenalkan istilah dioda yang berasal dari di yang berarti dua, dan
oda yang berarti jalur.[6]

1.3 Konstruksi Dioda


Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang
digabungkan. Dengan demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda
adalah gabungan bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan
dengan kelebihan elektron dan tipe P adalah kekurangan satu elektron
sehingga membentuk Hole. Hole dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa
muatan. Apabila kutub P pada dioda (anoda) dihubungkan dengan kutub
positif sumber maka akan terjadi pengaliran arus listrik dimana elektron
bebas pada sisi N (katoda) akan berpindah mengisi hole sehingga terjadi

3
pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi P dihubungkan dengan negatif
baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke arah terminal positif
sumber. [6]

Didalam dioda tidak akan terjadi perpindahan elektron. Konstruksi


dioda daya sama dengan dioda-dioda sinyal sambungan PN. Bedanya
adalah dioda daya mempunyai kapasitas daya (arus dan tegangan) yang
lebih tinggi dari dioda-dioda sinyal biasa, namun kecepatan penyaklarannya
lebih rendah. [6]

Dioda daya merupakan komponen semikonduktor sambungan PN


yang mempunyai dua terminal sebagaimana dioda pada umumnya, yaitu
terminal anoda (A) dan katoda (K). [6]

Gambar 1.3.1 Simbol Dioda

(sumber:analisis 2009)

Gambar 1.3.2 Kontruksi Dioda

(sumber:analisis 2009)

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang
dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini
mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus mudah mengalir
dari sisi P ke sisi N. [9]

4
BAB II

PRINSIP KERJA DIODA

2.1 Prinsip Kerja Dioda

Hampir semua peralatan atau perangkat elektronika memerlukan


sumber arus searah. Penyearah digunakan untuk mendapatkan arus searah
dari suatu arus bolak-balik. Arus atau tegangan tersebut harus benar-benar
rata dan tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan gangguan
bagi peralatan yang dicatu atau diambil.[9]

Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah


saja, yaitu pada saat dioda memperoleh catu arah/bias maju. Karena di
dalam dioda terdapat pertemuan dimana daerah semikonduktor type-p dan
semi konduktor type-n bertemu. Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa
dioda dalam keadaan konduksi atau menghantar dan mempunyai tahanan
dalam dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias
mundur maka dioda tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai
tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir. Apabila dioda
silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga
arus output dioda berupa arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya
digunakan pada beberapa pemakaian saja antara lain sebagai penyearah
setengah gelombang, penyearah gelombang penuh, rangkaian pemotong,
rangkaian penjepit maupun pengganda tegangan atau Voltage Multiplier. [9]

5
BAB III

KARAKTERISTIK DIODA

3.1 Karakteristik Dioda

Karakteristik dasar dioda sering disebut dengan karakteristik V-I.


Karakterisik ini penting untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahan dalam
aplikasi dioda. Dalam karakteristik ini dapat diketahui keadaan-keadaan
yang terjadi pada dioda ketika mendapat tegangan bias maju dan tegangan
bias mundur. [8]

Gambar 3.1. Karakteristik dioda ( karakteristik V-I )

(sumber : Academia.edu/analisis 2009)

Jika kedua terminal dioda disambungkan ke sumber tegangan dimana


tegangan anoda lebih positif dibandingkan dengan tegangan katoda, maka
dioda dikatakan dalam keadaan bias maju. Sebaliknya, jika tegangan anoda
lebih negatif dari katoda, dioda dikatakan dalam keadaan bias mundur. [8]

6
3.1.1. Dioda Diberi Tegangan Nol

Gambar 3.1.1 Dioda diberi tegangan nol

(sumber : Academia.edu)

Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan


listrik yang menarik elektron dari katoda. Elektron yang mengalami
pemanasan pada katoda hanya mampu melompat sampai pada posisi
tidak jauh dari katoda dan membentuk muatan ruang. Tidak
mampunya elektron melompat menuju katoda dikarenakan energi
yang diberikan pada elektron melalui pemanasan oleh heater belum
cukup untuk menggerakkan elektron menjangkau plate. [8]

3.1.2 Dioda Diberi Tegangan Negatif

Gambar 3.1.2 Dioda diberi tegangan/bias negatif

(sumber : Academia.edu /analisis 2009)

7
Dioda diberi tegangan negatif dalam hal ini polaritas tegangan
dibalik yaitu dengan memberikan bias negatif. Ketika dioda diberi
tegangan negatif maka potensial negatif yang ada pada plate akan
menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga
elektron tidak akan dapat menjangkau plate, kemudian electron akan
terdorong kembali ke katoda, sehingga tidak akan ada arus yang
mengalir.[8]

Pada keadaan seperti ini, sisi N mendapat polaritas tegangan


lebih besar dari sisi P. Sehingga tidak terjadi perpindahan elektron
atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole
dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan.
Lapisan deplesi semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.

Jika tegangan mundur melebihi tegangan yang telah ditentukan,


yang dikenal dengan tegangan dadal (breakdown voltage), maka arus
arah mundur akan meningkat dengan sedikit perubahan pada
tegangan. Keadaan ini tidak selalu merusak dioda bila masih terjaga
pada level aman seperti yang ditentukan dalam data sheetnya. Bila
tidak, maka dioda akan rusak. [8]

3.1.3 Dioda Diberi Tegangan Positif

Gambar 3.1.3 Dioda Diberi tegangan/bias Positif

(sumber : Academia.edu//analisis 2009)

8
Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif
yang berada di plate akan menarik elektron yang baru saja terlepas
dari katoda dikarenakan emisi thermionik, pada situasi inilah arus
listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus listrik yang akan
mengalir tergantung daripada besarnya tegangan positif yang
dikenakan pada plate. Semakin besar tegangan plate akan semakin
besar pula arus listrik yang akan mengalir. Perbedaan voltage antara
katoda dan anoda disebut threshold voltage atau knee voltage. Besar
voltage ini tergantung dari jenis diodanya, bisa 0.2V, 0.6V dan
sebagainya.[8]

Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya dapat
mengalirkan arus listrik pada situasi tegangan tertentu saja, maka
dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus listrik. Pada
kenyataannya memang dioda banyak digunakan sebagai penyearah
tegangan AC menjadi tegangan DC. [8]

3.1.4 Rating dioda

Ada dua rating dioda daya yang penting untuk diketahui,


yaitu tegangan dadal arah mundur, dan arus arah maju
maksimumnya. Harga dioda meningkat dengan semakin tinggi kedua
rating ini. Oleh karena itu, dalam aplikasinya, dioda dioperasikan
mendekati tegangan puncak mundur maksimum dan rating arus
majunya. [8]

Sebaliknya apabila sisi P dihubungkan dengan negatif baterai /


sumber, maka elektron akan berpindah ke arah terminal positif
sumber. Di dalam dioda tidak terjadi perpindahan elektron. [8]

9
3.2. Pembentukan Daerah Deplesi

Gambar 3.2.1 Kondisi awal saat terbentuknya PN junction/pertemuan

(sumber : Academia.edu)

Gambar 3.2.2 Elektron bebas mulai berdifusi ke daerah P dan

melakukan rekombinasi dengan hole yang ada di sana

(sumber : Academia.edu)

Gambar 3.2.2 Setiap elektron yang berdifusi melewati junction/pertemuan dan


rekombinasi dengan hole, akan terbentuk muatan positif di daerah P dan muatan
negatif di daerah N.

Gambar 3.2.3 Aliran elektron bebas

(sumber : Academia.edu)

10
Sisi negatif dari catu daya menekan elektron bebas yang menjadi
mayoritas di daerah N ke arah PN junction/pertemuan. Aliran elektron
bebas ini disebut arus elektron. Sisi negatif dari sumber daya juga
menyediakan aliran elektron bebas yang terus menerus. [8]

Tegangan bias juga mempengaruhi energi elektron bebas sehingga dapat


mengatasi potensial barrier dari daerah deplesi. Begitu sampai di daerah
P, elektron bebas kehilangan energi dan bergabung dengan hole di daerah
valensi [8]

Gambar 3.2.4 Terbentuknya daerah Deplesi

(sumber : Academia.edu)

Muatan yang berbeda saling tarik menarik, sehingga elektron yang


ada disisi negatif akan tertarik ke catu positif, didaerah P elektron dari sisi
negatif sumber tegangan masuk sebagai elektron valensi dan bergerak
dari hole ke hole ke daerah deplesi dan menciptakan ion negatif. Hal ini
menyebabkan daerah deplesi menjadi melebar. [8]

Dalam berbagai rangkaian elektronika komponen semikonduktor


dioda sering kita jumpai jenis dan tipe yang berbeda – beda tergantung
dari model dan tujuan penggunaan rangkaian tersebut dibuat. Di dalam
dioda terdapat junction (pertemuan) di mana daerah semi konduktor tipe
P dan semi konduktor tipe N bertemu. [8]

Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus


searah. Penyearah digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu
arus bolak balik. Arus atau tegangan tersebut harus rata agar tidak
menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu. Dioda sebagai salah

11
satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian
elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas.
Ada beberapa rangkaian dioda diantaranya : penyearah setengah
gelombang, penyearah gelombang penuh, rangkaian clipper, rangkaian
penyatu maupun pengganda tegangan. [8]

3.3. Sifat-Sifat Dioda

3.3.1 Dioda Silikon :


a. menghantar dengan tegangan maju kira-kira 0.6 Volt
b. perlawanan maju cukup kecil
c. perlawanan terbalik sangat tinggi, dapat mencapai beberapa Mega
ohm
d. Arus maju maksimum yang dibolehkan cukup besar, sampai 1000
A
e. Tegangan terbalik maksimum yang dibolehkan cukup tinggi,
dapat mencapai 1000 V

3.3.2 Dioda Germanium :


a. Menghantar dengan tegangan maju kira-kira 0,2 Volt
b. Perlawanan maju agak besar
c. Perlawanan terbalik kurang tinggi ( kurang dari 1 M ohm)
d. Arus maju maksimum yang dibolehkan kurang besar
e. Tegangan terbalik masimum yang dibolehkan kurang tinggi

12
BAB IV

JENIS JENIS DIODA SEMIKONDUKTOR

4.1. Jenis-Jenis Dioda Semikonduktor

Ada beberapa jenis dari dioda pertemuan yang hanya menekankan


perbedaan pada aspek fisik baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis
elektroda ataupun jenis pertemuan, diawah ini adalah jenis jenis dioda : [3]

Dioda Zener LED

Dioda Foto Dioda Varaktor

Dioda Schottky SCR

Gambar 4.1.1 Simbol simbol Dioda

(sumber: Insya Ansori 2013)

13
4.1.1 Dioda Rectifier (Dioda Penyearah)

Gambar 4.1.1.1 Diode Rectifier

(sumber : caridokumen.com)

Dioda jenis ini merupakan dioda penyearah arus atau tegangan


yang diberikan, contohnya seperti arus berlawanan (AC) disearahkan
sehingga menghasilkan arus searah (DC). Dioda jenis ini memiliki
karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitas tegangan yang
dimiliki. Dioda ini merupakan dioda yang paling umum dan paling
banyak terdapat di pasaran toko elektronik. Umumnya dioda ini
mempunyai kemampuan dilalui arus yang besar-besar, mulai dari satu
Ampere hingga puluhan Ampere. [7]

4.1.2 LED ( Light Emitting Diode)

Gambar 4.1.2.1 LED

(sumber : caridokumen.com)

LED adalah singkatan dari Light Emitting Dioda atau dalam bahasa
Indonesia diartikan dioda emisi cahaya. Ketika LED diberi tegangan

14
maju, arus yang mengalir padanya menyebabkan terjadinya emisi
cahaya. LED masih termasuk keluarga dioda, karena itu ia juga bisa
digunakan sebagai penyearah dari AC ke DC dalam taraf rendah. Tetapi
LED lebih difungsikan sebagai penghasil cahaya daripada sebagai dioda
penyearah. Cahaya yang dihasilkan LED bisa bermacam-macam warna,
tergantung bahan pembuatannya dan intensitas cahaya yang dihasilkan
LED tergantung seberapa besar tegangan yang diberikan kepadanya.[7]
Bila dioda dibias maju, electron pita konduksi melewati
junction/pertemuan dan jatuh ke dalam hole. Pada saat elektron-elektron
jatuh dari pita konduksi ke pita valensi, mereka memancarkan energi.
Pada dioda LED, energi dipancarkan sebagai cahaya, sedangkan pada
dioda penyearah energi ini keluar sebagai panas. Dengan menggunakan
bahan dasar pembuatan LED seperti gallium, arsen dan fosfor parik
dapat membuat LED dengan memancarkan cahaya warna merah,
kuning, dan infra merah . LED yang menghasilkan pancaran yang
kelihatan dapat berguna pada display peralatan, mesin hitung, jam digital
dan lain-lain. Sedangkan LED infra merah dapat digunakan dalam sistim
tanda bahaya pencuri dan lingkup lainnya yang membutuhkan cahaya
tak kelihatan. Keuntungan lampu LED dibandingkan lampu pijar biasa
adalah umurnya panjang, tegangannya rendah dan saklar nyala matinya
cepat. [7]
Setiap LED mempunyai tegangan jatuh maju yang bervariasi dan
tidak boleh dilampaui. LED untuk indikator (warna merah, kuning,
hijau) mempunyai tegangan jatuh maju antara 1,2 sampai 1,7V. LED
yang mengeluarkan cahaya infra merah (LED untuk remote-control)
mempunyai tegangan jatuh maju sekitar 3V. Sedangkan LED untuk
penerangan mempunyai tegangan jatuh maju antara 3 sampai 4V. LED
lampu tertentu bahkan mempunyai tegangan jatuh maju hingga 12V atau
lebih. Contoh LED : CQY26 (LED merah), CQY28 (LED hijau),
CQY29 (LED kuning), CQY50, GAL10 (LED infra merah). [7]
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan
Galium Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau

15
juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya
dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya
infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning,
sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau. Seperti
halnya perangkat elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran
terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna. [7]

TABEL LED DAN TEGANGANYA

Warna Tegangan Maju


Tabel 4.1.2  Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Tabel LED
Kuning 2.1 volt
dan Hijau 2.2 volt
tegangannya

(sumber : caridokumen.com)

Gambar 4.1.2.2 Polaritas LED

(sumber : caridokumen.com)

Sedangkan besar arus maju LED standar yaitu sekitar 20 mA.


Karena dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah,
cukup dengan menggabungkan dengan sumber tegangan DC kecil saja
atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan
elektrodanya. [7]

16
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi
sehingga menghasilkan warna sebagai berikut:

* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah


* Gallium Aluminium Phosphide – hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah,
oranye, dan kuning
* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau
emerald), dan biru
* Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) – biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye,
kuning, dan hijau
* Silicon Carbide (SiC) – biru
* Diamond (C) – ultraviolet
* Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) – biru

LED biru dan putih


LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan
substrat galium nitrida. LED ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun
1993 sewaktu berkarir di Nichia Corporation di Jepang.
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini
dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada
sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih. [7]

17
4.1.3 Dioda Foto ( Dioda Cahaya )

Gambar 4.1.3 Dioda Foto

(sumber : caridokumen.com)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, Dioda
cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A
untuk dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1 A untuk
bahan silikon. Kuat cahaya dan temperatur kelilingnya dapat menaikkan
arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana
semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi
dioda cahaya tersebut. [7]

Energi termal menghasilkan pembawa minoritas dalam dioda,


makin tinggi suhu makin besar arus dioda yang terbias reverse. Energi
cahaya juga menghasilkan pembawa minoritas. Dengan menggunakan
jendela kecil untuk membuka junction/pertemuan agar terkena sinar,
pabrik dapat membuat dioda foto. Jika cahaya luar mengenai
junction/pertemuan dioda foto yang dibias reverse akan dihasilkan
pasangan electron-hole dalam lapisan pengosongan. Makin kuat cahaya
makin banyak jumlah pembawa yang dihasilkan cahaya makin besar
arus reverse. Oleh sebab itu dioda foto merupakan detektor cahaya yang
baik sekali. [2]

18
4.1.4 Dioda Varactor (Dioda Kapasitas)

Gambar 4.1.4.1 Diode Varactor/Dioda Kapasitas

(sumber : caridokumen.com)

Dioda veractor atau dioda kapasitas adalah dioda yang


difungsikan dengan diberi tegangan terbalik sebagaimana dioda zener.
Akan tetapi efek yang terjadi ketika dioda kapasitas diberi tegangan
terbalik adalah terbentuknya sebuah kapasitas kecil diantara katoda dan
anoda seolah ia adalah sebuah kondensator. Besar kapasitas itu
tergantung kepada tinggi tegangan terbalik yang diberikan kepadanya.
Semakin tinggi tegangan yang diberikan akan semakin besar kapasitas
yang terbentuk. contohnya jika tegangan yang diberikan besar, maka
kapasitasnya akan menurun,berbanding terbalik jika diberikan tegangan
yang rendah akan semakin besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini
secara reverse, Bahan dasar pembuatan dioda kapasitas ini adalah
silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan
yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik,
kapasitasnya akan turun Dioda kapasitas banyak digunakan sebagai
pengganti varco (variable-condensator) pada rangkaian-rangkaian
tuning radio dan TV digital. [7]

Seperti kebanyakan komponen dengan kawat penghubung, dioda


mempunyai kapasitansi bocor yang mempengaruhi kerja pada frekuensi
tinggi, kapasitansi luar ini biasanya lebih kecil dari 1 pF. Yang lebih
penting dari kapasitansi luar ini adalah kapasitansi dalam

19
junction/pertemuan dioda. Kapasitansi ini sebut juga kapasitansi
peralihan CT. Kata peralihan disini menyatakan peralihan dari bahan
type-P ke type-N. Kapasitansi peralihan dikenal juga sebagai
kapasitansi lapisan pengosongan , kapasitansi barier dan kapasitansi
junction/pertemuan. [2]

Gambar 4.1.4.2 Dioda diberi bias reverse

(sumber : Departemen Pendidikan Nasional)

Lapisan pengosongan melebar hingga perbedaan potensial sama


dengan tegangan riverse yang diberikan. Makin besar tegangan riverse
makin lebar lapisan pengosongan. Karena lapisan pengosongan tidak ada
pembawa muatan ia berlaku seperti isolator atau dielektrik. Dengan
demikian kita dapat membayangkan daerah P dan N dipisahkan oleh
lapisan pengosongan seperti kapasitor keeping sejajar dan kapasitor
sejajar ini sama dengan kapasitansi peralihan. Jika dinaikkan tegangan
riverse membuat lapisan pengosongan menjadi lebar, sehingga seperti
memisahkan keeping sejajar terpisah lebih jauh. Dan sebagai akibatnya
kapasitansi peralihan dari dioda berkurang bila tegangan riverse
bertambah. Dioda silicon yang memanfaatkan efek kapasitansi yang
berubah-ubah ini disebut varaktor/kapasitas. Dalam banyak aplikasi
menggantikan kapasitor yang ditata secara mekanik, dengan perkataan
lain varaktor yang dipasang parallel dengan induktor merupakan
rangkaian tangki resonansi. Dengan mengubah-ubah tegangan riverse
pada varaktor kita dapat mengubah frekuensi resonansinya.
Pengontrolan secara elektronik pada frekuensi resonansi sangat
bermanfaat dalam penalaan dari jauh. [2]

20
4.1.5 Dioda Zener

Gambar 4.1.5.1 Diode Zener

(sumber : caridokumen.com)

Dioda zener dibuat untuk bekerja pada daerah breakdown dan


menghasilkan tegangan breakdown kira-kira dari 2 sampai 200 Volt.
Dengan memberikan tegangan riverse melampaui tegangan breakdown
zener, perangkat berlaku seperti sumber tegangan konstan. Jika tegangan
yang diberikan mencapai nilai breakdown, pembawa minoritas lapisan
pengosongan dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi
untuk mengeluarkan elektron dari orbit luar. Efek zener berbeda-beda,
bila dioda di-dop banyak maka lapisan pengosongan amat sempit.
sehingga medan listrik pada lapisan pengosongan sangat kuat.[2]

Pada gambar 4.1.5.2 menunjukkan kurva tegangan arus dioda zener.


Pada dioda zener breakdown mempunyai knee yang sangat tajam, diikuti
dengan kenaikan arus yang hampir vertikal. Perhatikan bahwa tegangan
kira-kira konstan sama dengan Vz pada sebagian besar daerah
breakdown. Lembar data biasanya menentukan nilai VZ pada arus test
IZT tertentu diatas knee ( perhatikan gambar 4.1.5.2 ) [2]

21
-Vz V

IZT

IZM

Gambar 4.1.5.2 Kurva Dioda Zener

(sumber : Departemen Pendidikan Nasional)

Dissipasi daya dioda zener sama dengan perkalian tegangan dengan


arusnya, yaitu:

PZ = VZ x IZ

Misalkan jika Vz=13.6 V dan Iz= 15mA, Hitunglah daya


dissipanya.

Jawab: Pz = 13,6 x 0,015 = 0,204 W

Selama PZ kurang dari rating daya Pz maksimal dioda zener tidak


akan rusak. Dioda zener yang ada dipasaran mempunyai rating daya
dari ¼ W sampai lebih dari 50 W. Lembar data kerap kali
menspesifikasikan arus maksimum dioda zener yang dapat
ditangani tanpa melampaui rating dayanya. Arus maksimum diberi
tanda IZm. Hubungan antara IZm dan rating daya adalah:

Pz max

Izmax =
Vz

22
Penggunaan dioda Zener sangat luas, kedua setelah dioda
penyearah. Dioda silikon ini dioptimumkan bekerja pada daerah
breakdown dan dioda zener adalah tulang punggung regulator
tegangan. Jika dioda zener bekerja dalam daerah breakdown,
bertambahnya tegangan sedikit akan menghasilkan pertambahan
arus yang besar. Ini menandakan bahwa dioda zener pempunyai
inpedansi yang kecil. Inpedansi dapat dihitung dengan bantuan
rumus: [2]

V
ZZ =
i

4.1.6 Dioda SCR

Gambar 4.1.6 Dioda SCR

(sumber : caridokumen.com)

Dioda SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier atau sering


disebut juga dengan tyristor adalah penyearah dari bahan silikon yang
mempunyai pintu kontrol yang disebut dengan “gate” (G). Dioda SCR
adalah dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. Dioda SCR
atau tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai

23
pengendalinya adalah gate (G). SCR sering disebut Therystor. SCR
sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN
(Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.[7]

Meskipun misalnya anodanya diberi tegangan maju, tegangan itu tidak


akan dihantarkan oleh SCR sehingga muncul di katodanya, kecuali jika
pada gate-nya diberikan tegangan. [7]

Seberapa besar tegangan yang dihantarkan oleh SCR tergantung level


tegangan yang diberikan kepada gate. [7]

SCR sering digunakan pada rangkaian-rangkaian konversi daya


(inverter daya tinggi), pengisi baterai otomatis, bagian akhir output
vertikal pada rangkaian TV lama dan lain-lain.

Contoh SCR : BT109, FOR3G, TIC106, 2N1595 dan lain-lain [7]

4.1.7 Dioda Step-recovery


Dengan mengurangi tingkat doping di dekat junction/pertemuan
dapat membuat dioda step-recovery perangkat yang memanfaatkan
penyimpanan muatan. Selama konduksi maju dioda berlaku seperti
dioda biasa dan bila dibias riverse dioda ini konduksi sementara
lapisan pengosongan sedang diatur dan kemudian tiba-tiba saja arus
riverse menjadi nol. Dalam keadaan ini seolah-olah dioda tiba-tiba
terbuka menjepret (snaps open) seperti saklar, dan inilah sebabnya
kenapa dioda step-recovery sering kali disebut dioda snap.
Dioda step-recovery digunakan dalam rangkaian pulsa dan digital
untuk menghasilkan pulsa yang sangat cepat. Snap-off yang tiba-tiba
dapat menghasilkan pensaklaran on-off kurang dari 1 ms. Dioda
khusus ini juga digunakan dalam pengali frekuensi. [1]

4.1.8 Dioda Schottky

24
Dioda schottky menggunakan logam emas, perak atau platina
pada salah satu sisi junction/pertemuan dan silicon yang di dop
(biasanya type-N) pada sisi yang lain. Dioda semacam ini adalah
perangkat unipolar karena elektron bebas merupakan pembawa
mayoritas pada kedua sisi junction/pertemuan. Dan dioda Schottky
ini tidak mempunyai lapisan pengosongan atau penyimpanan
muatan, sehingga mengakibatkan ia dapat diswitch nyala dan mati
lebih cepat dari pada dioda bipolar. Sebagai hasilnya perangkat ini
dapat menyearahkan frekuensi diatas 300 Mhz dan jauh diatas
kemampuan dioda bipolar. [1]

25
BAB V

PENERAPAN DIODA DALAM RANGKAIAN

5.1 Clipper ( Pemotong )

Pada peralatan computer digital dan sistim elektronik lainnya, kadang kita
ingin membuang tegangan sinyal diatas atau dibawah level tegangan
tertentu. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan rangkaian clipper
dioda (clipper = pemotong). [2]

5.1.1 Clipper ( Pemotong ) Positif

Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.9 tegangan output bagian


positifnya semua dipotong. Cara kerja rangkaian adalah sebagai
berikut: selama setengah siklus positif tegangan input dioda
konduksi, dengan demikian kita dapat membayangkan dalam
kondisi ini dioda seperti saklar tertutup. Tegangan pada hubungan
singkat harus sama dengan nol, oleh sebab itu tegangan output sama
dengan nol selama tiap-tiap setengah siklus positif sehingga semua
tegangan jatuh pada resistor ( R). [2]

RL

Gambar 5.1.1 Clipper positif

(sumber: Departemen Pendidikan Nasional)

26
Selama setengah siklus negatif, dioda terbias reverse dan kelihatan
terbuka dan sebagai akibatnya rangkaian membentuk pembagi
tegangan dengan output:

Selama setengah siklus negatif, dioda terbias reverse tidak kelihatan


seperti terbuka, dan sebagai akibatnya rangkaian membentuk
pembagi tegangan dengan output:

Dan biasanya RL jauh lebih besar dari pada R sehingga Vout -VP.
Selama setengah siklus positif dioda konduksi dan seluruh tegangan
jatuh pada R dan sebaliknya pada setengah siklus negatif dioda off,
dan karena RL jauh lebih besar dari R sehingga hampir seluruh
tegangan setengah siklus negatif muncul pada RL, semua sinyal
diatas level 0 V telah dipotong. Clipper positif disebut juga
pembatas positif, karena tegangan output dibatasi maksimum 0
Volt. [2]

5.1.2 Clipper ( Pemotong ) di Bias


Dalam beberapa aplikasi anda mungkin level pemotongan tidak 0 V,
maka dengan bantuan clipper di bias anda dapat menggeser level
pemotongan positif atau level negatif yang diinginkan. Pada gambar
2.5 menunjukkan clipper dias, agar dioda dapat konduksi tegangan
input harus lebih besar dari pada +V. Ketika Vin lebih besar daripada
+V dioda berlaku seperti saklar tertutup dan tegangan output sama
dengan +V dan tegangan output tetap pada +V selama tegangan input
melebihi +V. Ketika tegangan input kurang dari +V dioda terbuka

27
dan rangkaian kembali pada pembagi tegangan. Clipper dibias
berarti membuang semua sinyal diatas mevel +V [2]

Gambar 5.1.2 Clipper dibias positif

(sumber: Departemen Pendidikan Nasional)

5.2 Detektor Dioda


Detektor berfungsi menceraikan sinyal informasi dari sinyal
pembawa, pekerjan deteksi tersebut disebut juga de modulasi dan pada
hakekatnya suatu pekerjaan penyearahan. Pekerjaan penyearahan yang
terjadi pada sirkit detektor dan di dalam pencatu daya pada hakekatnya
tidak ada perbedaan azas. Oleh sebab itu sekema dasar dari sirkit detektor
juga tidak berbeda dengan sekema dasar sebuah pencatu daya. [2]
Bila rangkaian detektor kita bandingkan dengan rangkaian sebuah pencatu
daya maka akan terdapat kesamaan dan perbedaan, antara lain yaitu:

Detektor Pencatu Daya


1. Frekuensi operasinya 255 1. Frekuensi operasinya 50 Hz
Khz 2. Tegangan kerjanya kecil/
2. Tegangan kerjanya kecil besar sesuai keperluan
(10V atau kurang) 3. Arusnya besar ( dalam mA /
3. Arusnya sangat kecil Amper)
( dalam uA ) 4. Amplitodo tegangan bolak-
4. Amplitodo tegangan balik di sirkit masukan
bolak-balik disirkit konstan (berasal dari
masukan bervariasi (oleh jaringan listrik).

28
adanya modulasi). 5. Di sirkit keluaran terdapat
5. Di sirkit keluaran terdapat hanya tegangan rata
tegangan rata dan juga (tegangan bb nya kecil
tegangan bb dengan sehingga boleh diabaikan)
frekuensi rendah.
Tabel 5.2.1 Tabel Detektor Dioda
(sumber: Departemen Pendidikan Nasional)

5.3 Penerapan Dioda Dalam Rangkaian Penyearah

Seperti telah kita ketahui bahwa hampir semua peralatan elektronika


menggunakan power suplay (catu daya arus searah). Sudah barang tentu
dalam hal ini kita brusaha untuk mendapatkan suatu sumber arus searah
yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip ekonomis dan keuntungan
lainnya yang sesuai dengan persyaratan diatas adalah mendapatkan arus
searah dari sumber arus bolak balik atau arus AC (Alternating Curent). [2]
Rangkaian yang dimaksud disini adalah rangkaian penyearah gelombang
yaitu dari sumber tegangan sinyal AC diubah menjdi bentuk sinyal DC
(Direct Current). Rangkaian penyearsh ini terdiri dari:

5.3.2 Rangkaian penyearah ½ gelombang ( Half wave Rectifier)


5.3.2 Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 buah dioda
5.3.3 Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 4 buah
dioda

5.3.1 Penyearah ½ gelombang ( Half wave Rectifier)


Seperti diperlihatkan pada gambar 2.6 suatu deretan dioda dan R
kita berikan teganga bolak-balik. Karena tegangan yang diberikan
pada input trafo bolak-balik maka pada suatu saat terminal A adalah
positip sedangkan terminal B adalah negatip. Dan pada saat

29
berikutnya terminal A menjadi negatip dan terminal B yang jadi
positip dan seterusnya bergantian setiap setengah perioda.[2]

Gambar 5.3.1 Rangkaian penyearah ½ gelombang

a. Skema Rangkaian
b. Gelombang Output
(sumber: Departemen Pendidikan Nasional)

Pada saat terminal A positip dioda mendapat tegangan maju maka


mengalirlah arus, dan pada saat terminal A negatip dioda mendapat
tegangan terbalik dan tidak ada arus mengalir. Dengan demikian
pada dioda mengalirlah arus yang bentuknya dilukiskan seperti
gambar 2.6 b. Arus ini tidak lagi bolak bali melainkan searah tapi
tidak rata melainkan berdenyut-denyut, karenanya arus inipun
dinamai arus searah denyut (pulsating direct current). Arus denyut
inipun membangkitkan tegangan pada R dan bentuk tegangan pada
R adalah belahan positip dari pada bentuk arus bolak balik yang
dimasukkan deretan dioda dan R.

Tujuan dari rangkaian penyearah adalah untuk memperoleh arus


searah dari sumber arus bolak balik, dan kemampuan
menyearahkannya dapat dilihat dengan menghitung besarnya
komponen arus searah atau harga rata-rata pulsa searahnya [2],
yaitu:

Im

IDC = = 0,318 Im

30
Besarnya Im adalah: Im = I 2 = 1,414 I sehingga:
IDC = 1,414 I = 0,45 I

sedangkan tegangan searahnya adalah harga rata-rata dari setengah


gelombang sinus yang positip sehingga:

Em
EDC = = 0,318 Em

Prioda dari sinyal output adalah sama dengan perioda sinyal input.
Setiap siklus input menghasilkan satu siklus output. Inilah sebabnya
mengapa frekuensi output dari penyearah setengah gelombang sama
dengan frekuensi input [2]

fout = fin
5.3.2 Penyearah gelombang penuh dengan 2 buah dioda (Full wave
Rectifier)

Untuk memperoleh perataan yang lebih sempurna, maka dipakailah


dua buah dioda sebagai penyearah rangkap. Guna memahami apakah
yang diperoleh dari dua dioda, mari terlebih dulu kita pelajari
rangkaian ini.[2]

Gambar 5.3.2. Rangkaian penyearah gelombang Penuh

a. Skema Rangkaian
b. Gelombang Output
(sumber: Departemen Pendidikan Nasional)

31
Dari rangkaian penyearah ½ gelombang telah kita ketahui bahwa
beban hanya dilalui arus selama setengah perioda. Sehingga untuk
mendapatkan arus selama satu perioda secara penuh dilakukan
dengan menambah satu dioda lagi, dengan tujuan menyearahkan
setengah gelombaang lainnya seperti yang diperlihatkan pada
gambar diatas.[2]

Besarnya harga rata-rata pulsa arus yang melalui beban adalah dua
kali harga rata-rata penyearah setengah gelombnag yaitu:

2 Im
IDC =

Sedangkanharga rata-rata tegangan searahnya adalah:

2 Em
EDC = = 0,645 Em

5.3.3 Penyearah gelombang penuh dengan 4 buah dioda (Sistim


Jembatan)

Rangkaian penyearah sistim jembatan ini adalah rangkaian


penyearah gelombang penuh tetapi tidak menggunkan center tap
pada trafonya (seperti pada penyearah gelombang penuh yang
menggunakan 2 buah dioda.

Gambar 5.3.3 Rangkaian penyearah gelombang Penuh Sistim Jembatan

a. Skema Rangkaian b. Gelombang Output


(sumber: Departemen Pendidikan Nasional)

32
Pada saat A positi sementara B negatif, maka jalannya arus
setengah siklus perioda pertama adalah dari titik A+ melalui D1, RL
D3 dan kembali ke sumber. Dalam gambar ditunjukkan dengan
tanda panah warna merah. Selanjutnya setengah siklus perioda
berikutnya adalah titik B menjadi positif dan titik A jadi negative,
sehingga jalannya arus adalah dari titik B+ menuju D2, RL ,D4 dan
kembali ke sumber. Demikian seterusnya untuk proses berikutnya
kembali lagi titik A jadi positif dan titik B negative demikian
seterusnya setiap setengah perioda, dan gelombang outputnya
seperti ditunnjukkan pada gambar 5.3.3 [2]

33
BAB VI
RANGKUMAN

6.1. RANGKUMAN

1. Jika pada material jenis P dan material jenis N yang saling dipertemukan
maka diperoleh yang dinamakan sebuah dioda. Karena dioda ini dibuat
dengan jalan mempertemukan bahan jenis P dengan bahan jenis N maka
dioda ini juga dinamakan dioda pertemuan.
2. Jika dari anoda dioda kita hubungkan dengan kutub positif sumber arus
sedangkan katodanya kita hubungkan dengan kutub negatif dari sumber
arus maka mengalirlah arus listrik dengan kuat lewat dioda.
3. Jika anoda kita koneksikan dengan kutub negatif sumber, sedangkan
katodanya kita koneksikan pada positif sumber maka tidak akan ada arus
yang mengalir.
4. Arus listrik pada dioda akan dapat mengalir dari pada anoda ke katoda,
akan tetapi arus tidak dapat mengalir dari arah katoda ke anoda
5. Rangkaian penyearah dapat dibagi dua yaitu: penyearah setengah
gelombang (Half Wave Rectifier), dan penyearah gelombang penuh
dengan dua buag dioda dan empat buah dioda (Full Wave Rectifier)
6. Fungsi dari pada Detector dioda adalah untuk menceraikan
(memisahkan) sinyal informasi dari sinyal pembawa. Sinyal-sinyal ini
umumnya terdapat pada sistim komunikasi seperti Radio, Televisi dan
lain-lain. Karena sinyal informasi masih sangat lemah maka dia harus
ditumpangkan pada sinyal pembawa yang lebih kuat kuat, dan sampai
pada rangkaian detektor maka kedua sinyal ini harus dipisahkan.

34
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2017. Modul Dioda


Semikonduktor

2. Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Membaca Dan Mengidentifikasi


Komponen Dioda

3. Ansori, Insya. 2013. Dioda Dan Prinsip Kerjanya

4. Nur, Nurdin. 2011, Jenis-jenis Dioda Semikonduktor

(https://nurdinnur.wordpress.com/Sharingelektro)

5. Fachrozya, 2014. Fungsi Jenis-Jenis Dan Pengertian Dioda

(http://www.fachrozya.com/2014/01/fungsi-jenis-jenis-dan-pengertian-
dioda.html)

6. Wikipedia. 2013. Diode

(http://id.wikipedia.org/wiki/Diode)

7. Kusma Adhariah, 2015, Makalah Berbagai Jenis diode

( Caridokumen.com)

8. Doni Wahyu, 2014, Laporan Praktikum Dioda

(https://www.academia.edu/23485854/LAPORAN_PRAKTIKUM_DIODA)

9. Agus, 2007, Pengertian dioda jenis diode dan cara kerja diode.

(https://kupdf.net/pengertian-dioda-jenis-dioda-dan-cara-kerja-dioda)

35

Anda mungkin juga menyukai