Asisten Praktikum:
Muhammad Arif Syarifudin
Muhammad Bagus Arifin
Oleh :
Dwitha Fajri Ramadhani 160533611410
S1 PTI OFF B
1.2 Pendahuluan
Dalam elektronika biasanya diperlukan alat yang dapat mengalirkan arus satu arah saja
dan tidak mengalirkan arus pada arah yang berlawanan. Dikarenakan banyaknya alat alat
elektronika yang memerlukan jenis arus satu arah bukannya dua arah. Maka untuk memenuhi
kebutuhan ini dibuatlah sebuah komponen elktronika yang dapat melakukan tugas tersebut,
yaitu dioda. Dimana dioda ini terbuat dari bahan semikonduktor biasanya berupa silikon.
Dioda berbahan dasar semikonduktor ini biasanya digunakan pada tegangan yang tidak
terlalu tinggi sedangkan untuk tegangan tinggi biasanya digunakan dioda vakum (Arifin,
2015). Dioda merupakan komponen elektronika yang memiliki beragam fungsi selain sebagai
penyearah arus, dimana sebagai penyerah ars dioda dapat digunakan di dalam catu daya arus
DC, mendeteksi gelombang radio dan TV (Arifin, 2015) pengaman rangkaian listrik. Selain
itu, dioda dapat juga digunakan sebagai penstabil tegangan, pelipat tegangan, penghasil cahaya,
dan digunakan dalam solar sel, dll.
Dikarenakan banyaknya fungsi dioda ini maka perlulah diketahui berupa karakteristik
dasar dioda sehingga dapat berfungsi sebagai hal hal yang telah dipaparkan, dioda berguna
sebagai pelipat tegangan apabila dirangkan sebagai salah satu rangkaian listrik. Maka
selanjutnya perlu diketahui cara merangkai rangkaian dioda tersebut. Untuk lebih memahami
mengenai karakteristik dioda maka dilakukan praktikum ini.
2
Dioda memiliki dua kaki/kutub yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Dioda terbuat dari
bahan semi konduktor tipe P dan semi konduktor tipe N yang di sambungkan.
Semi konduktor tipe P berfungsi sebagai Anoda dan semi konduktor tipe N berfungsi
sebagai Katoda. Pada daerah sambungan 2 jenis semi konduktor yang berlawanan ini akan
muncul daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier. Gaya barier ini dapat ditembus
dengan tegangan + sebesar 0.7 volt yang dinamakan sebagai break down voltage, yaitu
tegangan minimum dimana dioda akan bersifat sebagai konduktor/penghantar arus listrik.
Dioda bersifat menghantarkan arus listrik hanya pada satu arah saja, yaitu jika kutub anoda kita
hubungkan pada tegangan (+) dan kutub katoda kita hubungkan dengan tegangan (–).
3
anoda) yang sifatnya semikonduktor, jadi dengan sifatnya tersebut dioda tidak hanya
memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah, tetapi juga menghambat arus dari arah
sebaliknya. Dioda dapat dibuat dari Germanium (Ge) dan Silikon atau Silsilum (Si). Komponen
aktif ini mempunyai fungsi sebagai; pengaman, penyearah, voltage regulator, modulator,
pengendali frekuensi, indikator, dan switch.
Ketika kaki katoda disambungkan dengan kutub negatif batere dan kaki anoda
disambungkan dengan kutub positif, maka dikatakan bahwa dioda sedang dibias dengan
tegangan maju. Dioda dengan bias tegangan maju dalam bias maju, kutub negatif batere akan
menolak elekton-elektron bebas yang ada dalam semikonduktor tipe N, jika energi listrik yang
digunakan adalah melebihi tegangan barier, maka elektron yang tertolak tersebut akan
4
melintasi daerah deplesi dan bergabung dengan hole yang ada pada tipe P, hal ini terjadi terus
menerus selama rangkaian di gambar tersebut adalah rangkaian tertutup.
Adalah kondisi ketika sebuah dioda disambungkan pada polaritas terbalik dimana
kaki katoda disambungkan ke kutub positif dan kaki anoda disambungkan ke kutub negatif
(rangkaian terbuka) maka dioda mengalami bias mundur/reverse bias. Sebuah dioda tidak
akan menghantarkan arus listrik jika diberi bias mundur.
5
1.3.6 Jenis-Jenis Dioda Semikonduktor
Dioda adalah alat elektronika dua-terminal, yang hanya mengalirkan arus listrik dalam satu
arah apabila nilai resistansinya rendah. Bahan semikonduktor yang digunakan umumnya
adalah silikon atau germanium. Jika dioda dalam keadaan konduksi, maka terdapat tegangan
drop kecil pada dioda tersebut. Drop tegangan silikon 0,7 V; Germanium 0.4V.
Aplikasi Dioda
Sesuai dengan aplikasinya dioda, sering dibedakan menjadi dioda
sinyal dan dioda penyearah. (a) Penyearah setengah gelombang dan
(b). Penyearah Gelombang Penuh
a. Dioda Zener
Dioda zener adalah diode silikon, yang mana didesain khusus untuk
menghasilkan karakteristik “breakdown” mundur,. Dioda zener
sering digunakan sebagai referensi tegangan.
b. Dioda Schottky .
Dioda schottky mempunyai karakteristik “fast recovery”, (waktu
mengembalikan yang cepat, antara konduksi ke non konduksi). Oleh
karena karakteristiknya ini, maka banyak diaplikasikan pada
rangkaian daya modus “saklar”. Dioda ini dapat membangkitkan
drop tegangan maju kira-kira setengahnya diode silikon
konvensional, dan waktu kembali balik sangat cepat.
c. Optoelektronika
Optoelektronika adalah alat yang mempunyai teknologi
penggabungan antara optika dan elektronika. Contoh alat
optoelektronika antara lain : LED (Light Emitting Dioda), foto dioda,
foto optokopler, dan sebagainya.
6
d. LED
LED adalah sejenis dioda, yang akan memancarkan cahaya apabila
mendapat arus maju sekitar 5 30 mA. Pada umumnya LED terbuat
dari bahan gallium pospat dan arsenit pospit. Didalam aplikasinya, LED sering digunakan
sebagai alat indikasi status/kondisi tertentu, tampilan “Seven-segment, dan sebagainya.
e. Fotodioda
Foto dioda adalah jenis foto detektor, yaitu suatu alat optoelektronika
yang dapat mengubah cahaya yang datang menjadi besaran listrik.
Prinsip kerjanya apabila sejumlah cahaya mengena pada
persambungan, maka dapat mengendalikan arus balik di dalam dioda.
Di dalam aplikasinya, foto diode sering digunakan untuk elemen
sensor/detektor cahaya.
f. Fototransistor
Fototransistor adalah komponen semikonduktor optoelektronika yang
sejenis dengan fotodioda. Perbedaannya adalah terletak pada
penguatan arus dc. Jadi, pada fototransistor akan menghasilkan arus
dc kali lebih besar dari pada fotodioda.
g. Optokopler
Optokopler disebut juga optoisolator adalah alat optoelektronika yang
mempunyai teknologi penggabungan dua komponen semikonduktor
di dalam satu kemasan, misalnya : LED – fotodioda, LED –
fototransistor dan sebagainya. Prinsip kerja optokopler adalah apabila
cahaya dari LED mengena foto dioda atau foto transistor, maka akan
menyebabkan timbulnya arus balik pada sisi fotodioda atau foto
transistor tersebut. Arus balik inilah yang menentukan besarnya tegangan keluaran. Jadi apabila
tegangan masukan berubah, maka cahaya LED berubah, dan tegangan keluaran juga berubah.
Didalam aplikasinya, optokopler sering digunakan sebagai alat penyekat diantara dua-
rangkaian untuk keperluan pemakaian tegangan tinggi.
7
h. LDR
i. SCR
j. TRIAC
k. DIAC
l. Dioda biasa
Beroperasi seperti penjelasan di atas. Biasanya dibuat dari silikon terkotori atau yang lebih
langka dari germanium. Sebelum pengembangan dioda penyearah silikon modern, digunakan
kuprous oksida dan selenium, ini memberikan efisiensi yang rendah dan penurunan tegangan
maju yang lebih tinggi (biasanya 1.4–1.7 V tiap pertemuan, dengan banyak pertemuan
8
ditumpuk untuk mempertinggi ketahanan tegangan terbalik), dan memerlukan benaman
bahang yang besar (kadang-kadang perpanjangan dari substrat logam dari dioda), jauh lebih
besar dari dioda silikon untuk rating arus yang sama.
m. Dioda Bandangan
Ini sebenarnya adalah sebuah JFET dengan gerbangnya disambungkan ke sumber, dan
berfungsi seperti pembatas arus dua saluran (analog dengan Zener yang membatasi tegangan).
Peranti ini mengizinkan arus untuk mengalir hingga harga tertentu, dan lalu menahan arus
untuk tidak bertambah lebih lanjut.
o. Diode Gunn
Dioda ini mirip dengan dioda terowongan karena dibuat dari bahan
seperti GaAs atau InP yang mempunyai daerah resistansi negatif.
Dengan penjar yang semestinya, domain dipol terbentuk dan bergerak
melalui dioda.
9
1.4 Data dan Analisis (Foto)
1.4.1 Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan istilah-istilah : Tegangan Breakdown, Tegangan Knee, Forward Bias, Reverse Bias
Tegangan Breakdown
Suatu keadaan dimana dioda tidak dapat menahan aliran electron dilapisan deplesi yang
disebabkan karena reverse bias pada dioda yang tidak dapat mengalirkan arus pada tegangan
puluhan sampai ratusan volt.
Tegangan Knee
a. Tegangan pada saat arus mulai membesar dengan cepat dikarenakan forward bias pada
dioda yang dapat mengalirkan arus dengan mudah.
b. Apabila tegangan dioda lebih besar dari tegangan knee maka dioda akan menghantar
dengan mudah dan sebaliknya bila tegangan dioda lebih kecil maka dioda tidak
menghantar dengan baik.
c. Tegangan dioda pada bahan silicon diatas 0,7 volt dan pada bahan germanium diatas 0,3
volt.
10
2. Apakah Dioda dapat bekerja seperti Saklar? Jelaskan!
Dioda akan menghantarkan arus bila diberi tegangan sumber lebih besar dari tegangan
idealnya. Dan dioda tidak akan menghantarkan arus apabila tegangan yang melaluinya lebih
kecil dari tegangan idealnya. Tetapi mungkin akan ada tegangan yang akan dialirkan oleh dioda
itu, dan besarnya hanya sebesar tegangan ideal dan besarnya tegangan ideal yang akan dialirkan
tergantung dari jenis dioda yang digunakan. Oleh karena itu dioda juga dapat digunakan
sebagai saklar pada rangkaian elektronika selain digunakan sebagai mana fungsinya yaitu
sebagai penyearah tegangan.
1.4.2 Dioda
1.4.2.1 Mengukur Dioda dengan Ohmmeter
a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1. Multimeter Analog : 1 Buah
2. Dioda : 2 Buah
c. Hasil Praktikum :
Resistansi (Ohm)
Dioda
Probe (+) di Anoda, Probe (-) di Katoda
IN5592 Nilai resistansi = ∞ (mendekati tak
hingga)
Hasil pengukuran resistanti ohm pada
dioda IN5592 dengan probe + di Anoda
dengan probe – di Katoda tersebut
bernilai mendekati tak hingga.
11
IN4002 Nilai resistansi = ∞ (mendekati tak
hingga)
Hasil pengukuran resistanti ohm pada
dioda IN4002 dengan probe + di Anoda
dengan probe – di Katoda tersebut
bernilai mendekati tak hingga.
Resistansi (Ohm)
Dioda
Probe (+) di Katoda, Probe (-) di Anoda
IN5592 Nilai resistansi = 180Ω
Hasil pengukuran resistanti ohm pada
dioda IN5592 dengan probe + di
Katoda dan probe – di Anoda yaitu
Jarum pada skala menunjukkan nilai
1,8, karena yang dipakai adalah Range
Selector Switch Posisi Ohm ( Ω ) x100
jadi nilai dari skala tersebut dikalikan
100, memperoleh hasil : 1,8x10 = 180Ω
IN4002 Nilai resistansi = 180Ω
Hasil pengukuran resistanti ohm pada
dioda IN4002 dengan probe + di
Katoda dan probe – di Anoda yaitu
Jarum pada skala menunjukkan nilai
1,8, karena yang dipakai adalah Range
Selector Switch Posisi Ohm ( Ω ) x100
jadi nilai dari skala tersebut dikalikan
100, memperoleh hasil : 1,8x10 = 180Ω
12
1.4.2.2 Dioda dengan Forward Bias
a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1. Multimeter Analog : 1 Buah
2. Dioda : 2 Buah
3. Catu Daya : 1 Buah
4. Kawat Penghubung : Beberapa utas
5. Resistor : 1 Buah
2. Lakukan Kalibrasi
3. Pasang kawat penghubung diujung kaki dioda dan diujung kaki resistor
4. Putar Range Selector Switch ke Posisi DCV
5. Mengukur Tegangan Dioda
13
7. Kemudian menghitung Arus Dioda, dengan memutus rangkaian (Open Circuit) dan
kemudian menghubungkan terminal alat ukur pada titik yang telah terputus tersebut
c. Hasil Praktikum :
Tabel Dioda ke – 1 ( IN4001 )
Vsumber (Volt) VD (Volt) ID (Ampere)
0 0V 0A
0.1 0,3 V 4 µA
0.3 0,35 V 16 µA
0.5 0,37 V 31 µA
0.7 0,4 V 43 µA
0.9 0,4 V 0,05 mA
1 0,4 V 0,06 mA
2 0,45 V 0,15 mA
4 0,48 V 0,35 mA
6 0,5 V 0,55 mA
8 0,5 V 0,75 mA
10 0,52 V 0,95 mA
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
0V 0.
14
0.1
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
30, karena yang dipakai adalah Range 4, karena yang dipakai adalah Range
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Selector Switch Posisi DCA 50µA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka dan yang dilihat adalah skala 0-50
nilai 30/100 = 0,3 V maka nilai arus 4 µA
0.3
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
35, karena yang dipakai adalah Range 16, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 50µA dan yang dilihat adalah skala
nilai 35/100 = 0,35 V 0-50 maka nilai arus 16 µA
0.5
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
37, karena yang dipakai adalah Range 31, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 50µA dan yang dilihat adalah skala
nilai 37/100 = 0,37 V 0-50 maka nilai arus 31 µA
15
0.7
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
40, karena yang dipakai adalah Range 43, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 50µA dan yang dilihat adalah skala
nilai 40/100 = 0,4 V 0-50 maka nilai arus 43 µA
0.9
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
40, karena yang dipakai adalah Range 5, karena yang dipakai adalah Range
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Selector Switch Posisi DCA 2,5mA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka dan yang dilihat adalah skala 0-250
nilai 40/100 = 0,4 V maka nilai 5/100 = 0,05 mA
1
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
40, karena yang dipakai adalah Range 6, karena yang dipakai adalah Range
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Selector Switch Posisi DCA 2,5mA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka dan yang dilihat adalah skala 0-250
nilai 40/100 = 0,4 V maka nilai 6/100 = 0,06 mA
16
2
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
45, karena yang dipakai adalah Range 15, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 2,5mA dan yang dilihat adalah skala
nilai 45/100 = 0,45 V 0-250 maka nilai 15/100 = 0,15 mA
4
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
48, karena yang dipakai adalah Range 35, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 2,5mA dan yang dilihat adalah skala
nilai 48/100 = 0,48 V 0-250 maka nilai 35/100 = 0,35 mA
6
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
50, karena yang dipakai adalah Range 55, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 2,5mA dan yang dilihat adalah skala
nilai 50/100 = 0,5 V 0-250 maka nilai 55/100 = 0,55 mA
17
8
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
50, karena yang dipakai adalah Range 75, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 2,5mA dan yang dilihat adalah skala
nilai 50/100 = 0,5 V 0-250 maka nilai 75/100 = 0,75 mA
10
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
52, karena yang dipakai adalah Range 95, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 2,5mA dan yang dilihat adalah skala
nilai 52/100 = 0,52 V 0-250 maka nilai 95/100 = 0,95 mA
18
Praktikum Pengukuran Dioda Ke – 2 ( IN4002 )
Vsumber ID IN4002 (Ampere)
VD IN4002 (Volt)
(Volt)
0
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
20, karena yang dipakai adalah Range 0.
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan
yang dilihat adalah skala 0-250 maka
nilai 20/100 = 0,2 V
0.1
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
30, karena yang dipakai adalah Range 4, karena yang dipakai adalah Range
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Selector Switch Posisi DCA 50µA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka dan yang dilihat adalah skala 0-50
nilai 30/100 = 0,3 V maka nilai arus 4 µA
0.3
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
35, karena yang dipakai adalah Range 16, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
19
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 50µA dan yang dilihat adalah skala
nilai 35/100 = 0,35 V 0-50 maka nilai arus 16 µA
0.5
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
38, karena yang dipakai adalah Range 31, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 50µA dan yang dilihat adalah skala
nilai 38/100 = 0,38 V 0-50 maka nilai arus 31 µA
0.7
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
40, karena yang dipakai adalah Range 43, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 50µA dan yang dilihat adalah skala
nilai 40/100 = 0,4 V 0-50 maka nilai arus 43 µA
0.9
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
40, karena yang dipakai adalah Range 5, karena yang dipakai adalah Range
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Selector Switch Posisi DCA 2,5mA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka dan yang dilihat adalah skala 0-250
nilai 40/100 = 0,4 V maka nilai 5/100 = 0,05 mA
20
1
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
42, karena yang dipakai adalah Range 6, karena yang dipakai adalah Range
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Selector Switch Posisi DCA 2,5mA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka dan yang dilihat adalah skala 0-250
nilai 42/100 = 0,42 V maka nilai 6/100 = 0,06 mA
2
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
45, karena yang dipakai adalah Range 15, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 2,5mA dan yang dilihat adalah skala
nilai 45/100 = 0,45 V 0-250 maka nilai 15/100 = 0,15 mA
4
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
50, karena yang dipakai adalah Range 35, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 2,5mA dan yang dilihat adalah skala
nilai 50/100 = 0,5 V 0-250 maka nilai 35/100 = 0,35 mA
21
6
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
52, karena yang dipakai adalah Range 55, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 2,5mA dan yang dilihat adalah skala
nilai 52/100 = 0,52 V 0-250 maka nilai 55/100 = 0,55 mA
8
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
55, karena yang dipakai adalah Range 75, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 2,5mA dan yang dilihat adalah skala
nilai 55/100 = 0,55 V 0-250 maka nilai 75/100 = 0,75 mA
10
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
55, karena yang dipakai adalah Range 95, karena yang dipakai adalah
Selector Switch Posisi DCV 2,5 dan Range Selector Switch Posisi DCA
yang dilihat adalah skala 0-250 maka 2,5mA dan yang dilihat adalah skala
nilai 55/100 = 0,55 V 0-250 maka nilai 95/100 = 0,95 mA
22
1.4.2.3 Dioda dengan Reverse Bias
a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1. Multimeter Analog : 1 Buah
2. Dioda : 2 Buah
3. Catu Daya : 1 Buah
4. Kawat Penghubung : Beberapa utas
5. Resistor : 1 Buah
2. Lakukan Kalibrasi
3. Pasang kawat penghubung diujung kaki dioda dan diujung kaki resistor
4. Putar Range Selector Switch ke Posisi DCV
5. Mengukur Tegangan Dioda
23
7. Kemudian menghitung Arus Dioda, dengan memutus rangkaian (Open Circuit) dan
kemudian menghubungkan terminal alat ukur pada titik yang telah terputus tersebut
c. Hasil Praktikum :
Dioda Kecil Dioda Besar
Vsumber VD ID Vsumber VD ID
(Volt) (Volt) (Ampere) (Volt) (Volt) (Ampere)
0 0V 0A 0 0V 0A
1 1V 0A 1 1V 0A
2 1,8 V 0A 2 1,8 V 0A
3 2,8 V 0A 3 2,8 V 0A
4 3,8 V 0A 4 3,8 V 0A
5 4,7 V 0A 5 4,8 V 0A
6 5,8 V 0A 6 5,8 V 0A
7 6,9 V 0A 7 6,6 V 0A
8 7,8 V 0A 8 7,6 V 0A
9 8,8 V 0A 9 8,6 V 0A
10 9,8 V 0A 10 9,8 V 0A
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
0. 0.
24
1
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
1, karena yang dipakai adalah Range 1, karena yang dipakai adalah Range
Selector Switch Posisi DCV 10 dan Selector Switch Posisi DCV 10 dan
yang dilihat adalah skala 0-10 maka yang dilihat adalah skala 0-10 maka
nilai 1 V nilai 1 V
2
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
1,8, karena yang dipakai adalah 1,8, karena yang dipakai adalah
Range Selector Switch Posisi DCV Range Selector Switch Posisi DCV
10 dan yang dilihat adalah skala 0-10 10 dan yang dilihat adalah skala 0-10
maka nilai 1,8 V maka nilai 1,8 V
3
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
2,8, karena yang dipakai adalah 2,8, karena yang dipakai adalah
Range Selector Switch Posisi DCV Range Selector Switch Posisi DCV
25
10 dan yang dilihat adalah skala 0-10 10 dan yang dilihat adalah skala 0-10
maka nilai 2,8 V maka nilai 2,8 V
4
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
3,8, karena yang dipakai adalah 3,8, karena yang dipakai adalah
Range Selector Switch Posisi DCV Range Selector Switch Posisi DCV
10 dan yang dilihat adalah skala 0-10 10 dan yang dilihat adalah skala 0-10
maka nilai 3,8 V maka nilai 3,8 V
5
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
4,7, karena yang dipakai adalah 4,8, karena yang dipakai adalah
Range Selector Switch Posisi DCV Range Selector Switch Posisi DCV
10 dan yang dilihat adalah skala 0-10 10 dan yang dilihat adalah skala 0-10
maka nilai 4,7 V maka nilai 4,8 V
6
26
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
5,8, karena yang dipakai adalah 5,8, karena yang dipakai adalah
Range Selector Switch Posisi DCV Range Selector Switch Posisi DCV
10 dan yang dilihat adalah skala 0-10 10 dan yang dilihat adalah skala 0-10
maka nilai 5,8 V maka nilai 5,8 V
7
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
6,9, karena yang dipakai adalah 6,6, karena yang dipakai adalah
Range Selector Switch Posisi DCV Range Selector Switch Posisi DCV
10 dan yang dilihat adalah skala 0-10 10 dan yang dilihat adalah skala 0-10
maka nilai 6,9 V maka nilai 6,6 V
8
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
7,8, karena yang dipakai adalah 7,6, karena yang dipakai adalah
Range Selector Switch Posisi DCV Range Selector Switch Posisi DCV
10 dan yang dilihat adalah skala 0-10 10 dan yang dilihat adalah skala 0-10
maka nilai 7,8 V maka nilai 7,6 V
27
9
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
8,8, karena yang dipakai adalah 8,6, karena yang dipakai adalah
Range Selector Switch Posisi DCV Range Selector Switch Posisi DCV
10 dan yang dilihat adalah skala 0-10 10 dan yang dilihat adalah skala 0-10
maka nilai 8,8 V maka nilai 8,6 V
10
Jarum pada skala menunjukkan nilai Jarum pada skala menunjukkan nilai
9,8, karena yang dipakai adalah 9,8, karena yang dipakai adalah
Range Selector Switch Posisi DCV Range Selector Switch Posisi DCV
10 dan yang dilihat adalah skala 0-10 10 dan yang dilihat adalah skala 0-10
maka nilai 9,8 V maka nilai 9,8 V
28
1.4.2.4 Light Emitting Diode (LED)
LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya
pada saat mendapat arus bias maju (forward bias). Untuk menguji LED
berfungsi atau tidak, kita beri hambatan 10Ω kemudian probe merah
ditempelkan pada kaki positif LED sedangkan probe hitam ditempelkan pada
kaki negatif LED, LED akan menyala.
a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1. Multimeter Analog : 1 Buah
2. Dioda : 1 Buah
3. LED : 1 Buah
4. Catu Daya : 1 Buah
5. Kawat Penghubung : Beberapa utas
6. Resistor : 1 Buah
2. Beri tegangan sumber sebesar 5 Volt, ukur arus yang mengalir pada rangkaian
29
4. Mengubah arus catu daya menjadi 0,24, Lampu LED menyala.
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55
30
Reverse Bias IN4001
1
ID (mA)
0
0 2 4 6 8 10 12
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
0
0 2 4 6 8 10
31
1.5.2 Lakukan analisis dan berikan kesimpulan dari hasil percobaan yang telah
dilakukan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terlihat bahwa dioda berguna
menyearahkan arus pada satu arah karena pada sifat dioda yaitu mengalirkan arus hanya dalam
satu arah. Untuk arah yang searah tegangan (Forward bias), sedangkan pada arah balik
(Reverse Bias) arus yang di lewatkan sangat kecil, sehingga dapat diabaikan atau dianggap 0.
Praktikum ini mempelajari hubungan perubahan tegangan dan arus listrik sehingga semakin
besar tegangan dioda maka semakin besar pula arus diodanya, namun dari grafik terlihat
hubungan antara tegangan dioda dan arus dioda tidak linear, hal ini disebabkan karena adanya
potensial penghalang (Potensial Barier). Ketika tegangan dioda lebih kecil dari tegangan
penghambat tersebut maka arus dioda akan kecil, ketika tegangan dioda melebihi potensial
penghalang maka arus dioda akan naik.
1.6 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan membuktikan bahwa :
- Bila tegangan anoda nol terhadap katoda, maka anoda tidak menghisap elektron dari
katoda. Sebenarnya ada beberapa elektron dengan kecepatan tinggi dapat mencapai
anoda, dan eloran elektron ini menghasilkan arus listrik yang sangat kecil sekali, tidak
terlihat pada ampere meter, sehingga dapat diabaikan.
- Bila tegangan anoda negatif terhadap katoda (tegangan dengan hubungan arah balik),
maka akan timbul medan listrik yang arahnya menolak elektron, sehingga dioda tidak
menghantarkan arus listrik.
- Bila tegangan anoda positif terhadap katoda (tegangan yang diberikan adalah arah
maju), maka timbul medan listrik yang arahnya menghisap elektron, sehingga dioda
menghantarkan arus listrik.
- Semakin besar tegangan dioda maka semakin besar pula arus dioda
- Ketika tegangan dioda lebih kecil dari tegangan penghambat maka arus dioda akan
kecil
- Ketika tegangan dioda melebihi potensial penghalang maka arus dioda akan naik
- LED (Light Emitting Dioda) yang dapat memancarkan cahaya pada saat mendapat
arus bias maju (forward bias)
32
1.7 Daftar Pustaka
Kho, Dickson, 2014 Fungsi Dioda dan Cara Mengukurnya,
http://teknikelektronika.com/fungsi-dioda-cara-mengukur-dioda/, diakses pada tanggal 14
Oktober 2016, pukul 18:45
33