Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM PENGUKURAN DASAR LISTRIK

KARAKTERISTIK DIODA

Disusun Oleh :

NAMA : ICHSAN TATO

NIM : 42122029

KELOMPOK : 1

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2023
BAB I

TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melaksanakan praktikum, maka praktikan diharapkan dapat :

1. Mengukur karakteristik V- I diode germanium dan diode silikon;


2. Menentukan tegangan hiduo (threshold voltage) Vt;
3. Menghitung resistansi statis,Rs;
4. Menghitung resistansi dinamis,rd;
5. Menggunakan osiloskop untuk menampilkan karakteristik V- I diode secara
langsung;
6. Membandingkan parameter diode germanium dan diode silikon.
BAB II

TEORI DASAR

Pengertian dioda (diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah
tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.

Dalam ilmu fisika dioda digunakan untuk penyeimbang arah rangkaian elektronika.
Elektronika memiliki dua terminal yaitu anoda berarti positif dan katoda berarti negatif.
Prinsip kerja dari anode berdasarkan teknologi pertemuan positif dan negative
semikonduktor. Sehingga anode dapat menghantarkan arus litrik dari anoda menuju
katoda, tetapi tika sebaliknya katoda ke anoda.

Banyak macam dan bentuk diode yang ada di pasaran tetapi yang paling sering kita
jumpai adalah diode yang berbentuk silinder warna hitam terdapat gelang perak di salah
satu sisinya. Karena cara penggunaan diode ini sangat mudah dan sederhana di
bandingkan dengan tipe yang lain.

Gambar 2.1 Model Dioda

Sebagian besar diode saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan p-n semikonduktor.
Pada diode p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anode) menuju sisi tipe-n (katode), tetapi
tidak mengalir dalam arah sebaliknya.
Dioda mempunyai dua elektrode aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan
kebanyakan diode digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Dioda
varikap (VARIable CAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai kondensator
pengendali tegangan.

Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis diode seringkali disebut
karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari diode adalah untuk
memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju)
dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur).
Karenanya, diode dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada transmisi
cairan.

Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang sempurna (benar-


benar menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada panjar mundur), tetapi
mempunyai karakteristik listrik tegangan-arus taklinier kompleks yang bergantung pada
teknologi yang digunakan dan kondisi penggunaan. Beberapa jenis diode juga
mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.

Diode adalah komponen yang bergantung pada polaritas, yang dapat dipasang bias arah
maju (forward biased) atau arah balik (reverse biased). Diode dikatakan dikatakan bias
maju, jika tegangan anoda (material P) dibuat lebih positif dari pada katoda (material
N). arus akan mengalir dengan mudah malalui diode. Sebaliknya, dibias balik jika
anoda dibuat lebih negative dari katoda.

Anoda Katoda A K

Symbol Dioda Struktur Dioda

Gambar 2.2 Simbol dan struktur diode

Beberapa parameter diode dapat ditentukan dari kurva karakteristik Vf-If-nya.


Tegangan hidup Vt dapat diperoleh denagn memperpanjang bagian-bagian linear dari
kurva karakteristik bias maju ssampai memotong positi sumbu tegangan. Tegangan
hidup adalah tegangan minimum yang diperluka pada diode untuk mengatasi tegangan
difusi pada sambungan (junction) diode.
Vf
Resistansi statis : Rs= ( bias maju )
If
⬚Vf
Resistansi dinamis, : rd=
⬚ If
I (if)

Dif if

if vf

Vt vfV(Vf) Dvf

Gambar 2.3 Karakteristik bias maju

Penerapan diode. Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah.
Penyearah digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus
atau tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak
menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu.
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian
elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada beberapa
macam rangkaian dioda, diantaranya: penyearah setengah gelombang (Half-Wafe
Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong
(Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage
Multiplier).

Berikut adalah beberapa jenis dioda yang umum digunakan:

1. Dioda p-n Junction: Dioda p-n junction adalah jenis dioda paling umum. Dioda
ini terdiri dari pertemuan antara dua jenis bahan semikonduktor yang berbeda,
yaitu bahan tipe p (berlebihan elektron) dan tipe n (berlebihan lubang kosong).
Dioda ini dapat digunakan sebagai penyearah atau detektor gelombang, di mana
arus hanya mengalir ke arah satu arah melalui dioda.
2. Dioda Zener: Dioda Zener adalah jenis dioda yang dirancang khusus untuk
bekerja dalam keadaan terbalik terzenerasi. Ini berarti dioda Zener dapat
dioperasikan dalam mode breakdown terbalik yang dikontrol untuk
mempertahankan tegangan tetap pada tingkat tertentu. Dioda Zener sering
digunakan dalam regulator tegangan, perlindungan sirkuit, dan aplikasi yang
memerlukan referensi tegangan stabil.
3. Dioda Schottky: Dioda Schottky adalah dioda dengan waktu pemulihan yang
sangat cepat dan tegangan jebakan yang rendah. Dioda ini menggunakan
pertemuan antara logam dan bahan semikonduktor tipe n untuk menghasilkan
sambungan tipe logam-semikonduktor. Dioda Schottky umumnya digunakan
dalam aplikasi yang memerlukan kecepatan tinggi, seperti diode pengganti
dalam rangkaian penyearah, mixer frekuensi tinggi, dan switchings dioda.
4. Dioda LED (Light Emitting Diode): Dioda LED adalah jenis dioda yang
menghasilkan cahaya ketika dialiri arus dalam arah maju. Dioda LED umumnya
digunakan sebagai indikator lampu pada perangkat elektronik, pencahayaan,
layar elektronik, dan banyak aplikasi lainnya. Dioda LED tersedia dalam
berbagai warna, termasuk merah, hijau, biru, kuning, dan putih.
5. Dioda Fotodioda: Fotodioda adalah jenis dioda yang sensitif terhadap cahaya.
Ketika cahaya jatuh pada fotodioda, arus terbentuk sebagai respons terhadap
energi cahaya yang diterima. Fotodioda umumnya digunakan dalam aplikasi
penginderaan cahaya, fotodetektor, dan konversi energi cahaya menjadi sinyal
listrik.
6. Dioda Varaktor: Dioda Varaktor, juga dikenal sebagai varicap atau dioda
kapasitif variabel, adalah dioda yang kapasitansinya dapat diubah dengan
mengubah tegangan terbalik yang diberikan padanya. Dioda Varaktor sering
digunakan dalam rangkaian osilator, pengubah frekuensi, dan pengendali
kapasitansinya digunakan dalam aplikasi elektronik seperti pemfilteran frekuensi
dan sintesis frekuensi.

Itulah beberapa jenis dioda yang umum digunakan. Terdapat juga jenis dioda lainnya
yang memiliki fungsi khusus dan digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik.
STRUKTUR FISIK

Struktur fisik dioda terdiri dari anoda, katoda, dan wilayah semikonduktor yang
membentuk lapisan p-n junction. Mari kita jelaskan masing-masing bagian tersebut:

1. Anoda (Anode): Anoda merupakan terminal positif dioda. Dalam dioda


semikonduktor, anoda terhubung dengan lapisan p (positif) semikonduktor. Pada dioda
jenis lain seperti dioda vakum, anoda adalah elektroda yang terhubung dengan sumber
tegangan positif.

2. Katoda (Cathode): Katoda merupakan terminal negatif dioda. Dalam dioda


semikonduktor, katoda terhubung dengan lapisan n (negatif) semikonduktor. Pada dioda
vakum, katoda adalah elektroda yang terhubung dengan sumber tegangan negatif.

3. Lapisan P-N Junction: Lapisan p-n junction adalah wilayah semikonduktor yang
membentuk perbatasan antara lapisan p (positif) dan lapisan n (negatif). Pada lapisan p,
atom semikonduktor dicampur dengan atom yang memiliki kelebihan elektron, sehingga
menghasilkan "lubang" atau kekurangan elektron. Sedangkan pada lapisan n, atom
semikonduktor dicampur dengan atom yang kekurangan elektron, sehingga
menghasilkan "elektron bebas". Ketika lapisan p dan lapisan n bertemu, terjadi difusi
elektron dan lubang di sekitar perbatasan, membentuk zona penjalaran (depletion zone).

Zona penjalaran (depletion zone) adalah wilayah di sekitar lapisan p-n junction yang
memiliki kekurangan elektron dan kelebihan lubang. Zona ini merupakan daerah
dengan hambatan yang tinggi terhadap aliran arus, karena tidak memiliki elektron dan
lubang yang bebas untuk menghantarkan arus. Zona penjalaran terbentuk karena adanya
perbedaan konsentrasi muatan di antara lapisan p dan lapisan n.

Ketika dioda diberikan tegangan polarisasi maju (forward bias), yaitu tegangan positif
diterapkan pada anoda dan tegangan negatif diterapkan pada katoda, zona penjalaran
menjadi lebih tipis. Hal ini memungkinkan aliran arus listrik dari anoda ke katoda
melalui dioda.
Sebaliknya, ketika dioda diberikan tegangan polarisasi mundur (reverse bias), yaitu
tegangan positif diterapkan pada katoda dan tegangan negatif diterapkan pada anoda,
zona penjalaran menjadi lebih lebar. Hal ini mencegah arus listrik mengalir melalui
dioda, kecuali terjadi breakdown (jika tegangan mundur melebihi tegangan breakdown
dioda).

Dengan struktur fisik yang dimiliki, dioda dapat berfungsi sebagai penghantar arus
dalam satu arah (polaritas dioda) dan memiliki karakteristik khas yang bergantung pada
jenis dan bahan semikonduktor yang digunakan dalam pembuatannya.
BAB III

GAMBAR RANGKAIAN

3.1 Percobaan Bias Maju

3.2 Percobaan Bias Balik

3.3 Percobaan dengan Osiloskop


BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN

A. Mengambil komponen pada teknisi & mengecek alat dan bahan.


B. Langkah pertama, rangkaian seperti yang ditunjukkan dalam diagram 4.1 harus
disusun. Dalam rangkaian ini, gunakanlah dioda germanium dan R1 dengan nilai
100 Ω. Setelah itu, lakukanlah pengukuran If sebagai fungsi dari Vf, dan catatlah
hasilnya dalam Tabel 4.1.
C. Selanjutnya, buatlah rangkaian seperti diagram 4.2, gunakan dioda germanium
dan lakukan pengukuran IR sebagai fungsi VE lalu masukkan hasilnya pada tabel
4.1.
D. Gambarkan karakteristik V-i dioda germanium tersebut. pastikan untuk
menggunakan skala yang berbeda untuk bias maju dan bias balik.
E. Selanjutnya, analisislah karakteristik V-i dan tentukan :
1. Tegangan hidupnya, Vt
2. Resistansi statisnya, Rs
3. Pada bias maju, If=9mA
4. Pada bias balik, Vr=10V
5. Resistansi dinamisnya, rd
F. Lanjutkan langkah-langkah yang sama seperti pada langkah 5.1, tetapi kali ini
untuk dioda silicon. Gunakan R1 dengan nilai 100Ω dan catatlah hasil pengukuran
dalam Tabel 4.2.
G. Berikutnya, ulangi langkah 5.2 untuk dioda silicon (Tabel 4.2).
H. Lanjutkan dengan langkah 5.3 untuk dioda silicon.
I. Lakukan juga langkah 5.4 untuk dioda silicon.
J. Untuk langkah ini, susunlah rangkaian sesuai dengan diagram 4.3. Gunakan dioda
germanium dan R1 dengan nilai 10Ω. Nyalakan osiloskop dalam mode operasi X-
Y/DC. Lukislah grafik karakteristik v-i dioda tersebut pada selembar kertas, dan
sertakan skala untuk arus dan tegangan.
K. Lanjutkan dengan langkah 5.9 untuk dioda silicon dengan R1=100Ω.
A. Terakhir, bandingkan parameter dioda germanium dengan dioda silicon yang telah
diperoleh sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai