Anda di halaman 1dari 153

SKRIPSI

PEMANFAATAN UDARA BUANG EXHAUST FAN SEBAGAI


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU DENGAN PENAMBAHAN
WIND TUNNEL BERBASIS ATMEGA 2560

Made Satria Tresnajaya

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2020

i
SKRIPSI

PEMANFAATAN UDARA BUANG EXHAUST FAN SEBAGAI


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU DENGAN PENAMBAHAN
WIND TUNNEL BERBASIS ATMEGA 2560

Made Satria Tresnajaya

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2020

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Made Satria Tresnajaya

NIM : 1605541084

Tanda Tangan :

Tanggal : 9 Januari 2020

ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
SKRIPSI INI TERLAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 30 JUNI 2020

JUDUL : PEMANFAATAN UDARA BUANG EXHAUST FAN


SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU
DENGAN PENAMBAHAN WIND TUNNEL BERBASIS
ATMEGA 2560
NAMA : MADE SATRIA TRESNAJAYA
NIM : 1605541084
BIDANG STUDI : ENERGI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
PROGRAM STUDI : TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS : TEKNIK
PERIODE : 2020/2020

MENYETUJUI

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Cok Gede Indra Partha, M.Erg., MT.) (Ir. I Wayan Sukerayasa, MT.)
NIP. 196505251992031004 NIP. 196411031991031001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan proposal
yang berjudul PEMANFAATAN UDARA BUANG EXHAUST FAN SEBAGAI
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU DENGAN PENAMBAHAN
WIND TUNNEL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 2560 Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini,
terutama kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., Ph.D selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. Ida Bagus Manuaba, ST., MT selaku Koordinator Program Studi
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.
3. Ir. Cok Gede Indra Partha, M.Erg., MT. dan Ir. I Wayan Sukerayasa, MT.
selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan
kepada penulis di dalam penyelesaian usulan proposal ini.
4. Orang tua penulis (Nyoman Tresnawati) yang telah memberikan dukungan
serta doa yang tidak ternilai harganya.
5. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Udayana, Konsentrasi Energi dan Sistem Tenaga Listrik
angkatan 2016 yang telah memberikan support selama berlangsungnya
kerja praktek.
6. Serta semua pihak yang tidak bias penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Denpasar, 1 Juli 2020


Penulis

iv
ABSTRAK

Krisis tenaga listrik adalah fenomena umum di negara berkembang. Hari demi hari
menjadi masalah serius karena berbagai faktor, seperti meningkatnya permintaan,
kapasitas produksi yang lebih rendah, dan kerugian transmisi, dan lainnya. Sebagai
negara berkembang, Banyak Industri berjalan di sekitar kita dan juga banyak
industri baru tumbuh setiap harinya. Kita dapat melihat begitu banyak exhaust fan
yang digunakan untuk menjaga lingkungan kerja pada suhu ruangan di setiap
industri. Exhaust fan ini bekerja mengeluarkan udara dari dalam ke luar. Udara yang
dikeluarkan exhaust fan dari dalam bisa diolah kembali untuk membangkitkan
energi listrik. Penelitian ini ini, akan menunjukkan proses untuk menggunakan
sumber energi dari exhaust fan. Perancangan prototipe dengan memanfaatkan udara
buang exhaust fan untuk dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
berhasil dirancang, yang terdiri dari rangkaian kontrol sebagai sistem data logger
dan wahana pengujian sebagai tempat pengujian serta turbin yang digunakan pada
percobaan kali ini adalah turbin 4 sudu dan turbin 2 sudu. Dalam proses ini, angin
dari kipas akan dikumpulkan dan didorong melalui satu terowongan yang akan
memberikan aliran angin besar ke turbin angin, kemudian turbin angin akan
mengubahnya menjadi energi listrik yang efektif. Penelitian kali ini juga
membandingkan pengaruh pemakaian wind tunnel dan tanpa wind tunnel terhadap
output. Hasil yang didapat pada pemakaian wind tunnel adalah turbin 2 sudu
menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi dibanding yang 4 sudu akan tetapi untuk
starting awal turbin 4 sudu lebih unggul. Setelah melakukan pengukuran hasil yang
didapat adalah untuk turbin 2 sudu menghasilkan output rata – rata sebesar 0.64
watt sedangkan untuk 4 sudu 0.39 watt. Sedangkan tanpa penggunaan wind tunnel
pada turbin 2 sudu menghasilkan output sebesar 0.2 watt dan 0.18 watt pada turbin
4 sudu
Kata Kunci : Energi, Exhaust Fan, Data Logger, Wind Tunnel

v
ABSTRACT
Electricity crisis is a common phenomenon in developing countries. Day by day it
becomes a serious problem due to various factors, such as increased demand, lower
production capacity, and transmission losses, and others. As a developing country,
many industries are running around us and also many new industries are growing
every day. We can see so many exhaust fans that are used to maintain the work
environment at room temperature in every industry. This exhaust fan works
removing air from inside to outside. From the outside we can see as a source of
high speed wind. In this research, I will show the process to use an energy source
from the exhaust fan. The design of the prototype by utilizing the exhaust fan air to
be used as a Wind Power Plant was successfully designed, consisting of a control
circuit as a data logger system and a test vehicle. as a test site and the turbines used
in this experiment are 4 blade turbines and 2 blade turbines. In this process, the
wind from the fan will be collected and pushed through a tunnel that will provide a
large wind flow to the wind turbine, then the wind turbine will convert it into
effective electrical energy. This experiment also compares the effect of using wind
tunnel and without wind tunnel on output. So that the results obtained in the use of
wind tunnel is a 2 blades turbine produces a higher speed than the 4 blades, but for
the initial starting 4 blades turbine is superior. After measuring the results the
results obtained are for 2 blades turbines producing an average output of 0.64 watts
while for 4 blades 0.39 watts. Whereas without the use of wind tunnels on 2 blades
turbine produces an output of 0.2 watts and 0.18 watts on 4 blades turbine
Keywords: Energy, Exhaust Fan, Data Logger, Wind Tunnel

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN .............................................................................. i

HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvi

BAB I ...................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 4

2.1 Tinjauan Mutakhir .................................................................................... 4

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) ................................................ 5

2.3 Angin......................................................................................................... 7

2.4 Generator................................................................................................... 9

2.4.1 Prinsip Kerja Generator DC .................................................................... 11

2.5 Turbin Angin ........................................................................................... 12

2.6 Wind tunnel ............................................................................................. 15

2.6.1 Jalur Rangkaian Wind tunnel.............................................................. 16

vii
2.6.2 Bagian – bagian Wind tunnel Rangkaian Terbuka ............................. 16

2.7 Blok Diagram Hardware ......................................................................... 19

2.8 Arduino Mega 2560 ................................................................................ 20

2.9 Anemometer ............................................................................................ 21

2.10 Sensor Optocoupler ................................................................................ 23

2.11 Sensor Arus AC SCT 013-030 ................................................................ 23

2.12 Sensor Tegangan AC ZMPT101B .......................................................... 24

2.13 Modul Data Logger ................................................................................. 25

2.14 Liquid Crystal Display (LCD) 20x4 dengan I2C .................................... 26

2.15 Arduino Integrated Development Environment (IDE) ........................... 27

BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................................. 27

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 27

3.2 Data ......................................................................................................... 27

3.2.1 Sumber Data ....................................................................................... 27

3.2.2 Jenis Data ........................................................................................... 27

3.2.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 28

3.3 Bahan Penelitian ..................................................................................... 28

3.3.1 Bahan Penelitian Perancangan Alat Uji ............................................. 28

3.3.2 Bahan Penelitian Perancangan Data Logger ...................................... 28

3.5 Metodelogi Penelitian ............................................................................. 30

3.6 Pemodelan Sistem ................................................................................... 31

3.7 Metode Rancang Bangun Prototype ....................................................... 32

3.7.1 Perancangan Perangkat Keras ............................................................ 32

3.7.2 Perancangan Perangkat Lunak ................................................................ 40

3.8 Skema Pengujian Alat ............................................................................. 42

viii
3.9 Diagram Alur Penelitian ......................................................................... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 46

4.1 Perancangan Alat .................................................................................... 46

4.1.1 Perancangan Alat Uji .............................................................................. 46

4.2 Pengujian Alat ......................................................................................... 57

4.2.1 Pengujian Kalibrasi Sistem Kontrol........................................................ 57

4.2.1.1 Pengujian Kestabilan Tegangan Listrik ............................................. 58

4.2.1.2 Pengujian Konsumsi Daya Listrik...................................................... 59

4.2.1.3 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Mikrokontroler .................... 60

4.2.1.4 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Display................................. 62

4.2.1.5 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Data Logger ......................... 64

4.2.1.6 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Anemometer ........................ 71

4.2.1.7 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Sensor Tegangan AC ........... 75

4.2.1.8 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Sensor Arus AC ................... 79

4.2.1.9 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Sensor Tegangan DC ........... 82

4.2.1.10 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Sensor Arus DC ............ 85

4.2.1.11 Pengujian dan Pembahasan Sensor Tachometer ......................... 89

4.2.2 Pengujian Output dengan Penambahan Wind tunnel dan Tanpa Wind
tunnel....................................................................................................... 93

4.2.2.1 Pengujian Turbin Sudu 4 .................................................................... 95

4.2.2.2 Pengujian Turbin Sudu 2 .................................................................. 100

4.2.2.3 Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel .................................. 105

4.2.2.4 Pengujian Turbin 2 Sudu Tanpa Wind Tunnel ................................. 110

4.2.2.5 Perbandingan Penggunaan Tunnel dan Tanpa Menggunakan Wind


Tunnel ............................................................................................... 115

ix
BAB V................................................................................................................. 119

5.1 Simpulan ............................................................................................... 119

5.2 Saran ..................................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 120

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Hubungan Pin Pada Rangkaian AC Current Sensor SCT 013-030 ..... 36
Tabel 3. 2 Hubungan Pin Pada Rangkaian Sensor Tegangan AC ........................ 37
Tabel 3. 3 Hubungan Pin Pada Rangkaian Data Logger ...................................... 38
Tabel 3. 4 Hubungan Pin Pada Rangkaian Display .............................................. 39
Tabel 3. 5 Hubungan Pin Pada Rangkaian Mikrokontroler ................................. 40
Tabel 4. 1 Tabel Uji Perancangan Wind Tunnel ................................................... 52
Tabel 4. 2Hasil Pengujian Tegangan Output pada Rangkaian Power Supply ..... 57
Tabel 4. 3 Hasil Tegangan dan Arus pada Rangkaian Utama .............................. 58
Tabel 4. 4 Hasil Pengujian Pembacaan Sensor Kecepatan Angin........................ 74
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Pembacaan Sensor Tegangan ZMPT101B ............... 77
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Pembacaan Sensor Tegangan DC ............................. 84
Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Pembacaan Sensor Arus SCT 013-030 ..................... 88
Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Pembacaan Sensor Tachometer ................................ 92
Tabel 4. 9 Data Hasil Percobaan Pengujian Turbin 4 Sudu dengan Windu Tunnel
Tanpa Beban ......................................................................................... 96
Tabel 4. 10 Pengujian Turbin 4 Sudu Menggunakan Wind tunnel dengan Beban 98
Tabel 4. 11 Data Hasil Pengujian Turbin Sudu 2 Menggunakan Wind tunnel
Tanpa Beban........................................................................................................ 101
Tabel 4. 12 Data Hasil Pengujian Turbin 2 Sudu Menggunakan Wind tunnel
dengan Beban ..................................................................................... 103
Tabel 4. 13 Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel Tanpa Beban ........... 105
Tabel 4. 14 Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel dengan Beban .......... 108
Tabel 4. 15 Pengujian Turbin 2 Sudu Tanpa Wind tunnel Tanpa Beban ........... 110
Tabel 4. 16 Pengujian Turbin 2 Sudu Tanpa Wind tunnel Berbeban ................. 112

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1: Peta Potensi Angin di Indonesia ...................................................... 5


Gambar 2. 2 Anemometer ..................................................................................... 7
Gambar 2. 3 Kontruksi Mesin Sinkron................................................................ 11
Gambar 2. 4 Turbin Angin .................................................................................. 12
Gambar 2. 5 (a) Turbin Vertikal (b) Turbin Horizontal ...................................... 14
Gambar 2. 6 Wind tunnel Rangkaian Terbuka .................................................... 16
Gambar 2. 7 Wind tunnel Construction ............................................................... 16
Gambar 2. 8 Setting Chamber ............................................................................. 17
Gambar 2. 9 Test Chamber .................................................................................. 18
Gambar 2. 10 Diffuser ......................................................................................... 18
Gambar 2. 11 Blok Diagram Rangkaian ............................................................. 19
Gambar 2. 12 Arduino Mega 2560 ...................................................................... 20
Gambar 2. 13 Sensor Anemometer ..................................................................... 21
Gambar 2. 14 Simbol Optocoupler ...................................................................... 22
Gambar 2. 15 Skema Transformator Arus .......................................................... 23
Gambar 2. 16 Sensor Arus SCT 013-030 ............................................................ 23
Gambar 2. 17 Sensor Tegangan AC ZMPT101B ................................................ 24
Gambar 2. 18 Modul Data Logger....................................................................... 25
Gambar 2. 19 Liquid Crystal Display (LCD) 20x4 dengan I2C ......................... 26
Gambar 3. 1 Jenis Wind tunnel Diffuser.............................................................. 30
Gambar 3.2 Gambar 3. 2 (a) pemodelan dengan Wind tunnel, (b) Pemodelan
Tanpa Wind tunnel ........................................................................... 31
Gambar 3. 3 Diagram Blok Perancangan Prototype............................................ 32
Gambar 3. 4 Rancangan bentuk dengan wind tunnel .......................................... 33
Gambar 3. 5 Diagram Blok Rangkaian ............................................................... 33
Gambar 3. 6 Rangkaian Power Supply................................................................ 34
Gambar 3. 7 Hubungan Piringan Encoder dengan Sensor Optocoupler ............ 35
Gambar 3. 8 Rangkaian Sensor Optocoupler ...................................................... 35
Gambar 3. 9 Rangkaian Sensor Arus AC ........................................................... 36

xii
Gambar 3. 10 Rangkaian Sensor Tegangan AC dan DC .................................... 37
Gambar 3. 11 Rangkaian Mini Data Logger ...................................................... 38
Gambar 3. 12 Rangkaian LCD ........................................................................... 39
Gambar 3. 13 Tampilan Software Arduino IDE................................................. 41
Gambar 3. 14 Flowchart Perancangan Perangkat Lunak ................................... 42
Gambar 3. 15 Skema Pengujian Prototype ......................................................... 43
Gambar 3. 16 Alur diagram Penelitian ............................................................... 44
Gambar 3. 17 Lanjutan ........................................................................................ 45
Gambar 4. 1 Hasil Perancangan Alat Uji ............................................................ 46
Gambar 4. 2 Hasil Perancangan Turbin Vertikal ................................................ 47
Gambar 4. 3 Hasil Perancangan Bagian Pengujian ............................................. 48
Gambar 4. 4 Hasil Perancangan Bagian Tempat Pengujian ................................ 49
Gambar 4. 5 Hasil Perancangan Gagang Turbin ................................................. 50
Gambar 4. 6 Hasil Perancangan Dudukan Exhaust Fan ..................................... 51
Gambar 4. 7 Gambaran Perancangan Wind tunnel .............................................. 52
Gambar 4. 8 Simulasi Arah Aliran Angin dalam Wind Tunnel ............................ 53
Gambar 4. 9 Gambaran Beban yang Dipakai ...................................................... 53
Gambar 4. 10 Spesifikasi Generator yang Digunakan ........................................ 54
Gambar 4. 11 Hasil Perancangan Data Logger ................................................... 55
Gambar 4. 12 Pengukuran Tegangan Output pada IC Regulator LM2596 dalam
kondisi berbeban ............................................................................ 58
Gambar 4. 13 Pengukuran Tegangan dan Arus pada Rangkaian Utama............. 59
Gambar 4. 14 Block Diagram Pengujian Mikrokontroler.................................... 60
Gambar 4. 15 Tampilan Serial Monitor Pengujian Rangkaian Mikrokontroler .. 61
Gambar 4. 16 Tampilan Serial Monitor Pengujian Rangkaian Mikrokontroler .. 61
Gambar 4. 17 Hasil Pengujian Display ............................................................... 63
Gambar 4. 18 Blok Diagram Pengujian Rangkaian RTC .................................... 64
Gambar 4. 19 Hasil Pengujian Rangkaian RTC .................................................. 66
Gambar 4. 20 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Penyimpanan ...................... 67
Gambar 4. 21 Hasil Pengujian Rangkaian Penyimpanan .................................... 70
Gambar 4. 22 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Anemometer....................... 71

xiii
Gambar 4. 23 Hasil Pengujian Rangkaian Anemometer ..................................... 73
Gambar 4. 24 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Tegangan ZMPT101B
..................................................................................................... 75
Gambar 4. 25 Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Tegangan ZMPT101B .......... 77
Gambar 4. 26 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Arus SCT 013-030 . 78
Gambar 4. 27 Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Arus SCT 013-030 ............... 81
Gambar 4. 28 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Tegangan DC ......... 82
Gambar 4. 29 Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Tegangan DC........................ 84
Gambar 4. 30 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Arus ACS712 ......... 85
Gambar 4. 31 Hasil Pengujian Sensor Arus ACS712 ......................................... 88
Gambar 4. 32 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Arus ACS712 ......... 89
Gambar 4. 33 Hasil Pengujian Sensor Tachometer ............................................. 92
Gambar 4. 34 Gambaran Pengujian dengan Wind tunnel.................................... 93
Gambar 4. 35 Flowchart Pengukuran Data ......................................................... 94
Gambar 4. 36 Gambaran Pengujian Turbin 4 Sudu Menggunakan Wind tunnel 95
Gambar 4. 37 Data Pengukuran dari Data Logger .............................................. 97
Gambar 4. 38 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan ............................. 97
Gambar 4. 39 Data Pengukuran dari Data Logger .............................................. 99
Gambar 4. 40 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan ............................. 99
Gambar 4. 41 Gambaran Pengujian Turbin Sudu 2 dengan Wind tunnel ......... 100
Gambar 4. 42 Data Pengukuran dari Data Logger ............................................ 102
Gambar 4. 43 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan ........................... 102
Gambar 4. 44 Data Pengukuran dari Data Logger ............................................ 104
Gambar 4. 45 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan ........................... 104
Gambar 4. 46 Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel Tanpa Beban....... 105
Gambar 4. 47 Data Pengukuran dari Data Logger ............................................ 106
Gambar 4. 48 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan ........................... 107
Gambar 4. 49 Data Pengukuran dari Data Logger ............................................ 109
Gambar 4. 50 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan ........................... 109
Gambar 4. 51 Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel Tanpa Beban....... 110
Gambar 4. 52 Data Pengukuran dari Data Logger ............................................ 111

xiv
Gambar 4. 53 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan ........................... 112
Gambar 4. 54 Data Pengukuran dari Data Logger ............................................ 113
Gambar 4. 55 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan ........................... 114
Gambar 4. 56 Grafik Perbandingan dengan Wind Tunnel dan Tanpa Wind Tunnel
..................................................................................................... 116
Gambar 4. 57 Grafik Perbandingan dengan Wind Tunnel dan Tanpa Wind Tunnel
..................................................................................................... 116

xv
DAFTAR SINGKATAN

A = Ampere
ARPANET = Advanced Research Project Agency Network
ADC = Analog Digital Converter
AC = Alternating Current
Atcommand = Attention Command
AVR = Alf and Vegard RISC
CMOS = Complementary Metal Oxide Semiconductor
CoP = Coefficient of Power
DC = Direct Current
E = Enable
EEPROM = Electrically Erasable Programmable Read Only Memory
FeCl3 = Fericlorida
GGL = Gaya Gerak Listrik
GND = Ground
HAWT = Horizontal Axis Wind Turbine
I/O = Input Output
I2C = Inter-Integrated Circuit
IC = Integrated Circuit
ICSP = In-Circuit Serial Programing
IDE = Integrated Development Environment
IR = Infra Red
KB = KiloByte
LED = Light Emitting Dioda
LCD = Liquid Crystal Display
Mhz = MegaHertz
MISO = Master Input/Slave Output
MOSI = Master Output/Slave Input
Ω = Ohm
PCB = Printing Circuit Board

xvi
PLTB = Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
PWM = Pulse Width Modulation
Pw = Daya angin (Watt)
RAM = Random Acces Memory
SD Card = Secure Digital Card
RS = Register Select
RTC = Real Time Clock
RX = Receiver
SC = Service Center
SCK = Serial Clock
SC = Serial Clock
SCT = Split-core Current Transformer
SDA = Serial Data
SPI = Serial Peripheral Interface
TX = Transmitter
USB = Universal Serial Bus
V = Volt
VAWT = Vertical Axis Wind Turbine
Vc = Circuit Voltage
VCC = Voltage Common Collector
Vdc = Direct Voltage
Wp = Watt peak
μF = mikroFarad

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kita manusia untuk
kehidupan sehari – hari. Setiap tahun kebutuhan energi semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan konsumsi
energi yang tinggi. Energi dunia saat ini, lebih dari 86 % berasal dari bahan bakar
fosil, sementara itu permintaan kebutuhan energi dunia semakin tinggi (Alit, 2016).
Pada tahun 2011 di Indonesia penggunaan energi mencapat 1.116,1 Juta SBM
(Setara Barrel Minyak) (ESDM,2012) dimana bahan bakar minyak masih
mendominasi. Sumber utama energi yaitu, minyak mentah menunjukkan penurunan
harga yang dianggap dapat menyebabkan pengurangan harga listrik. Penggunaan
energi fosil dalam pembangkitan energi listrik membuat harga dari listrik jauh lebih
murah, akan tetapi dampak yang dihasilkan dari hasil sisa pembakaran ini
mengakibatkan dampak yang cukup serius untuk lingkungan seperti hujan asam,
pemanasan global.
Saat ini Indonesia masih tergantung terhadap bahan bakar fosil yang
setidaknya memiliki tiga ancaman serius yaitu: menipisnya cadangan minyak bumi,
ketidakstabilan harga antara permintaan dengan produksi minyak, dan polusi gas
rumah kaca terutama CO2 yang dapat menimbulkan pemanasan global, oleh karena
itu implementasi energi terbarukan yang ramah lingkungan perlu mendapatkan
perhatian serius dari negara baik itu energi dari matahari, air maupun angin.
Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu dengan kecepatan rata – rata sebesar 4 m/s pertahun (LAPAN, 2008).
Kebutuhan energi listrik sangat banyak di daerah perkotaan, hal ini menjadi
tantangan untuk menerapkan sistem pembangkit energi angin dikarenakan ruang
yang tersedia di perkotaan sangat terbatas. Para peneliti telah mengusulkan gagasan
dari energi angin yang mungkin dapat diterapkan di perkotaan untuk pembangkit
energi lokal, baik dengan memanfaatkan geometri bangunan atau kombinasi
ruangan, namun kualitas angin tetap menjadi perhatian dalam penentuan tapak

1
2

turbin angin di daerah perkotaan. Exhaust Fan adalah alat yang berfunsgi untuk
menjaga sirukulasi udara pada suatu ruangan. Alat ini banyak digunakan untuk
mempercepat sirkulasi udara di dalam ruangan kemudian udara tersebut dibuang ke
luar ruangan. Udara di dalam yang bersifat panas dipaksa keluar dari ruangan
dengan bantuan fan. Sistem pembuangan udara ini cocok untuk pembangkit listrik
dengan turbin angin sebagai penggerak. Turbin angin dapat ditempatkan di depan
udara buangan exhaust fan dimana kecepatan angin yang dihasilkan lebih tinggi
dan konsisten jika dibandingkan dengan angin alami. Angin merupakan sumber
energi yang tak ada habisnya sehingga pemanfaatan sistem konversi energi angin
akan berdampak positif terhadap lingkungan, oleh karena itu, sebuah inovasi
diperlukan untuk memanfaatkan udara buang exhaust fan untuk menghasilkan
energi listrik. Pada penelitian ini dilakukan dengan menambahkan wind turbine dan
wind tunnel. Wind tunnel adalah terowongan angin yang berfungsi untuk
memfokuskan aliran udara agar langsung mengenai sudu pada turbin sehingga
dapat menghasilkan output energi listrik yang lebih maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah
yang akan dibahas adalah:
1. Bagaimanakah Perancangan Prototipe Penelitian Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu dengan memanfaatkan keluaran dari exhaust fan ?
2. Bagaimanakah peningkatan output ketika menggunakan wind tunnel dengan
tanpa menggunakan wind tunnel ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memaksimalkan
output dari pembangkitan energi listrik menggunakan tenaga bayu serta melihat
perbedaan peningkatan output pada tiap jenis wind tunnel yang dimana nantinya
output ini siap untuk dipakai kembali
3

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk perancangan prototipe sistem PTLB dengan
memanfaatkan udara keluaran dari exhaust fan
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh pemasangan wind tunnel pada
penelitian ini

1.5 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah
1. Analisa hanya menghitung perbandingan dan efisiensi antar penggunaan
wind tunnel dengan tanpa wind tunnel
2. Kecepatan angin dari exhaust fan dianggap tetap karena kecepatan exhaust
fan tidak dapat dikontrol
3. Penelitian ini menggunakan turbin dengan tipe vertical axis wind turbine
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Mutakhir


Penelitian tentang pemanfaatan udara buang dari exhaust fan untuk
pembangkitan energi telah banyak dikembangkan. Penelitian kali ini ingin melihat
pengaruh pemasangan wind tunnel terhadap output yang dihasilkan dari udara
buang exhaust fan, yang nantinya hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah
dapat membangkitkan energi semaksimal mungkin dan siap untuk digunakan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Md. Abir Hassan (2013) dengan judul
“Producing Electrical Energy By Using Wastage Wind Energy From
Exhaust Fans Of Industries”. Penelitian Md. Abir Hassan ini membahas
tentang pengaruh perubahan kecepatan udara dengan output yang dihasilkan
oleh generator menurut Md. Abir Hassan pengaruh kecepatan udara
mempengaruhi output yang dihasilkan semakin besar aliran udara yang
dihasilkan maka semakin besar juga output yang didapat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ulaan Dakeev (2014) dengan judul
penelitian “Analysis Of Wind Power Generation With Application Of Wind
tunnel Attachment”. Penelitan Dr. Ulaan Dakeev berisi tentang pengaruh
pemasangan wind tunnel terhadap pembangkitan energi dengan alat diffuser
menurut Dr. Ulaan Dakeev dengan penambahan wind tunnel output yang
dihasilkan ikut meningkat.
3. Penelitian yang dilakukan oleh V.L. Kakate, dkk (2014) dengan judul
“Study of Measurement and Control Aspects of Wind tunnel”. Penelitian
V.L. Kakate, dkk ini membahas tentang pengaruh jenis design wind tunnel
terhadap output yang dihasilkan menurut V.L. Kakate, dkk jenis wind tunnel
yang menghasilkan output yang cukup tinggi ialah tipe diffuser.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Nagendra Kumar Mauya , dkk (2018)
dengan judul “Design & Fabrication of Low Speed Wind tunnel and Flow
Analysis”. Penelitian Nagendra kumar Mauya, dkk ini membahas tentang
desain dari wind tunnel yang dibuat dengan biaya seminimal mungkin dari

4
5

hasil penelitiannya didapat bahwa dengan penambahan wind tunnel maka


kecepatan angin dapat meningkat dan tekanan berkurang ketika tinggi objek
secara bertahap meningkat atau menjauh.

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)


Eneri angin merupakan salah satu potensi energi terbarukan yang dapat
memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan energi listrik domestik.
Khususnya wilayah yang terpencil. Pembangkit energi angin atau yang biasa
disebut dengan pembangkit listrik tenaga angin / bayu ini bebas polusi dan sumber
energinya yaitu angin yang tersedia di mana pun, maka pembangkit ini dapat
menjawab masalh lingkungan hidup dan ketersediaan sumber energi.
Pembangkis listrik tenaga bayu di Indonesia menghadapi beberapa masalah
yang harus dipecahkan diantaranya
1. Rendahnya distribusi kecepatan angin di Indonesia. daerah di Indonesia rata
– rata hanya memiliki kecepatan angin pada kisaran 2.5 – 6 m/s.
2. Besarnya fluktasi kecepatan angin di Indonesia. yang berarti profil
kecepatan angin selalu berubah secara drastis dengan interval yang cepat.
Berikut adalah peta potensi persebaran angin di Indonesia

Gambar 2. 1: Peta Potensi Angin di Indonesia


Sumber William Xaveriano, 2020
6

Peta persebaran potensi angin di Indonesia diatas, dapat dilihat bahwa


distribusi kecepatnnya relatif rendah. Rata – rata kecepatan angin yang rendah
mengakibatkan generator yang dipasang harus dirancang untuk berputar secara
optimal pada kecepatan angin yang rendah yang kemungkinan terjadinya paling
besar. Fluktasi kecepatan angin di Indonesia menjadi masalah yang cukup besar,
karena kecepatan angin sering melonjak tinggi beberapa saat. Umumnya
perancangan generator berputar optimal pada kecepatan angin rendah. Maka
generator tidak akan kuat menahan kecepatan angin yang lebih besar dan akibatnya
generator akan rusak
Turbin angin yang dipasang di Indonesia biasanya tidak dirancang untuk
berputar secara optimal pada kecepatan rendah yang kemungkinan terjadinya paling
besar tersebut. Turbin angin yang dipasang di Indonesia dirancang untuk berputar
secara optimal pada kecepatan angin yang sedikit lebih tinggi daripada kecepatan
angin yang rendah di daerah tersebut. Solusi ini menimbulkan masalah baru yaitu
turbin tidak akan berputar dengan baik pada kecepatan yang sangat rendah (yang
sering terjadi juga karena besarnya fluktasi). Daya yang dihasilkan dari generator
biasanya rendah karena kecepatan yang dihasilkan cukup rendah.
Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat
udara dengan tekanan udara yang lebih rendah angin akan bergerak secara langsung
dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah jika tidak ada gaya lain
yang mempengaruhi. Perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya
yang mempengaruhi arah pergerakan angin. Alat ukur untuk mengetauhi besaran
kecepatan angin dinamakan anemometer. Anemometer adalah sebuah alat ukur
kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang meteorlogi dan geofisika atau
stasiun perkiraan cuaca. Namun alat ini berasal dari kata yunani anemos yang
artinya angin. Perancang pertama dari alat ini bernama Leon Battista Alberti pada
tahun 1450. Anemometer ini juga dapat mengukur besarnya tekanan angin.
7

Gambar 2. 2 Anemometer
Sumber: doc.info

2.3 Angin
Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di
permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan
udara tinggi ke daerah yang memiliki tekanan udara yang lebih rendah. Angin yang
bertiup di permukaan bumi ini terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi
surya, sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara. Adanya perbedaan suhu
tersebut menyebabkan perbedaan tekanan, akhirnya menimbulkan gerakan udara.
Perubahan panas antara siang dan malam merupakan gaya gerak utama sistem angin
harian, karena beda panas yang kuat antara udara di atas darat dan laut atau antara
udara diatas tanah tinggu (pegunungan) dan tanah rendah (lembah).
Energi angin adalah energi yang relatif bersih dan ramah lingkungan karena
tidak menghasilkan karbon diosida CO2 atau gas – gas lain yang berbahaya dalam
pemanasan global, sulphur dioksida dan nitrogen dioksida (jenis gas yang
menyebabkan hujan asam). Energi ini pun tidak menghasilkan limbah yang
berbahaya bagi lingkngan ataupun manusia. Dengan demikian harap diingat bahwa
sekecil apapun semua bentuk produksi energi selalu memiliki akibat bagi
lingkungan. Hanya saja efek turbin angin sangat rendah, bersifat lokal dan mudah
dikelola.
8

Proses pemanfaatan energi angin dilakukan melalui tahapan konversi


energi, pertama aliran angin akan menggerakan rotor (baling – baling ) yang
menyebabkan rotor berputar selaras dengan angin yang bertiup, kemudian putaran
dari rotor dihubungkan dengan generator, dari generator inilah dihasilkan arus
listrik.
Listrik yang dihasilkan dari sistem konversi energi angin akan bekerja
optimal pada siang hari dimana angin berhembus cukup kencang dibandngkan
dengan pada malam hari. Sedangkan penggunaan listrik biasanya akan meningkat
pada malam hari. Untuk mengantisipasinya sistem ini sebaiknya tidak langusng
digunakan untuk keperluan produk – produk elektronik, namun terlebih dahulu
disimpan dalam satu media seperti baterai atau aki sehingga listrik yang keluar
dapat stabil
Pemanfaatan energi angin selain dapat mengurangi ketergantungan
terhadap energi fosil, diharapkan juga dapat meningkatkan produktifitas
masyarakat pertanian. Walaupun pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana
saja, daerah-daerah yang memiliki potensi energi angin ini lebih kompetitif
dibandingkan dengan energi alternatif lainnya. Ada beberapa informasi penting
telah didapatkan, yaitu tentang profil suhu dan penurunan suhu (lapse rate), lapisan
tropopause, profil komponen angin zonal, dan beberapa nilai indeks radiosonde.
Lapse rate rerata dari permukaan sampai ketinggian lapisan tropopause adalah
sekitar -0.62 oC/ 100meter. Lapse rate rerata dari permukaan sampai paras freezing
level sekitar -0.55 C/ 100meter. Untuk lapisan di atas freezing level mempunyai
tingkat labilitas yang lebih tinggi dibandingkan pada lapisan di bawah freezing
level. Lapisan tropopause secara rerata berada pada ketinggian 16.6 kilometer
dengan suhu sekitar -81 C. Oleh karena itu studi potensi pemanfaatan energi angin
ini sangat tepat dilakukan guna mengidentifikasi daerah-daerah berpotensi. Udara
yang memiliki massa (m) dan kecepatan (v) akan menghasilkan energi kinetik
sebesar :
1
E= m. v 2 (2.1)
2

Dimana:
E = energi kinetik (joule)
9

m = Massa udara (kg)


v = Kecepatan udara (m/s)
Rumus di atas juga berlaku untuk angin yang merupakan udara yang
bergerak. Jika suatu “blok” udara memiliki penampung A dan bergerak dengan
kecepatan v, maka jumlah massa yang melewati suatu tempat dapat dilihat pada
rumus berikut
𝑚 = 𝜌. 𝐴. 𝑣 (2.2)
Dimana:
m = kelajuan aliran massa udara (kg/s)
ρ = Kecepatan udara (kg/m3)
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan angin (m/s)
Dengan luas penampang dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
𝐴 =𝑑xℎ (2.3)
Dimana
d = diameter sudut (m)
h = Tinggi Sudu (m)
dengan persamaan (2.1) dan (2.2) dapat dihitung besar daya yang dihasilkan
dari pembangkit listrik tenaga bayu tersebut:
1
𝑝= . 𝜌. 𝐴. 𝑣 2 (2.4)
2

Dimana:
𝑝 = Densitas udara (1.225 kg/m3)
A = Luas penampang turbin (m2)
v = Kecepatan udara

2.4 Generator
Generator adalah sebuah perangkat yang dapat menghasilkan sumber listrik
dari energi mekanik. Jadi generator listrik mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan dari generator ini dapat diperoleh
karena memakai sistem induksi elektromagnetik. Generator sederhana atau
10

generator listrik kecil biasa disebut dinamo. Walaupun struktur dan cara kerjanya
hampir sama, generator berbeda dengan motor listrik, jika fungsi motor listrik
adalah untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dan menjadi energi-
energi lainnya.
Generator merupakan sumber utama energi listrik yang dipakai sekarang ini
dan merupakan converter terbesar di dunia. Pada prinsipnya tegangan yang
dihasilkan bersifat bolak balik, sedangkan generator yang menghasilkan tegangan
searah karena telah mengalami proses penyearah.
Generator adalah mesin listrik yang menggunakan magnet untuk mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip generator dapat di liat pada Gambar
berikut secara sederhana dapat dikatakan bahwa tegangan diinduksikan pada
kontaktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga
memotong garis garis gaya magnet.

Gambar 2. 3 Kaidah Tangan Kanan


Sumber: Seftyan, 2018
Prinsip dasar generator arus bolak balik menggunakan hukum faraday yang
menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang yang
berubah-berubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
Besar tegangan generator bergantung pada:
a. Kecepatan putaran (N)
b. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluks (Z)
c. Jumlah fluks magnet yang dibandingkan oleh medan magnet (f)
11

Konstruksi generator arus bolak balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu.
a. Rotor, merupakan bagian bergerak yang menghasilkan medan magnet
yang menginduksi ke stator
b. Stator merupakan bagian yang tetap pada generator yang terbuat dari
baja yang berfungsi melindungi bagian dalam generator kotak terminal
dan name plate pada generator. Inti stator yang terbuat dari bahan
feromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat
meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan tempat untuk
menghasilkan tegangan sedangkan rotor berbentuk kutub sepatu
(salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder).

2.4.1 Prinsip Kerja Generator DC


Prinsip dasar generator DC menggunakan hukum faraday yang mengatakan
jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, seperti
Gambar 2.4, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
Besar tegangan generator bergantung pada :
a. Kecepatan putaran (N)
b. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluks (Z)
c. Banyaknya fluks magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (F)
d. Konstruksi Generator

Gambar 2. 4 Prinsip Kerja Generator


Sumber. Amrie Mucta 2018
12

2.5 Turbin Angin


Turbin angin adlah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik. Turbin angin pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan
para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi. Turbin angin
terdahulu banyak dibangun di wilayah Denmark, Belanda, dan negara negara eropa
lainnya dan lebih dikenal dengan sebutan windmill.
Turbin angin merupakan sebuah alat yang digunakan dalam sistem konversi
energi angin (SKEA). Turbin angin berfungsi merubah energi kinetik angin menjadi
energi mekanik berupa putaran poros. Putaran poros tersebut kemudian digunakan
untuk beberapa hal sesuai dengan kebutuhan seperti memutar dinamo atau
generator untuk menghasilkan listrik atau menggerakan pompa untuk pengairan.
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari
angin menjadi energin putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk
memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Turbin angin lebih
banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan
menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang
dapat diperbarui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin
amasih belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvesional seperti PLTD,
PLTU turbin angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam
waktu dekat manusia dihadapkan dengan masalah kekurangan suber daya alam
yang tak dapat diperbarui seperti batubara, minyak bumi sebagai bahan dasar untuk
membangkitkan energi listrik. Gambar turbin angin ditujukan pada gambar 2.5
13

Gambar 2. 5 Turbin Angin


Sumber: republika.co
Janes Manwell menyatakan pada tahun 2009 bahwa pada awalnya turbin
angin merupakan alat bantu yang digunakan dalam bidang pertanian. Teknologi
tenaga angin sumber daya energi yang paling cepat berkembang di dunia, sepintas
terlihat sederhana. Turbin angin selain untuk pembangkitan energi listrik, turbin
angin sangat cocok untuk mendukung keperluan kegiatan pertanian, perikanan
seperi irigasi, aerasi tambak ikan dan sebagainya. Tenaga ditransfer melalui baling
– baling kadang dioperasikan pada variabel kecepatan, lalu ke generator dan
menghasilkan energi listrik yang siap digunakan
Menurut Jane Manwell tahun 2009 pengetahuan tentang energi angin telah
lama dipelajari dan digunakan, sehingga teknologi energi angin bukanlah teknologi
yang baru ditemukan. Pada 200 tahun lalu sebelum masehi bangsa persia telah
menggunakan teknologi kincir angin. Kincir angin sumbu vertikal merupakan
kincir angin pertama yang tercatat dalam sejarah, pada abad ke – 7 kincir angin ini
dibangun pada perbatasan antara Iran-Afganistan-Pakistan. Bangsa Persia dulunya
menggunakan teknologi energi angin untuk menggiling/menumbuk gandum dan
biji-bijian lainnya, dan juga mereka memanfaatkannya untuk memompa air.
Perkembangan yang paling maju terjadi di Belanda dimana mulai banyak
dikembangkannya bentuk dari kincir angin. Pada tahun 1920 di Amerika, teknologi
tersebut mulai digunakan untuk membangkitkan listrik, yang dimana kincir angin
14

untuk membangkitkan listrik dikenal dengan nama turbin angin. Kini turbin angin
mulai banyak digunakan untuk mengakomodasikan kebutuhan listrik, dengan
menggunakan konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat
diperbarui yaitu angin. Walaupun untuk saat ini pembangunan turbin angin belum
mampu untuk menyaingi pembangkit energi konvensional (PLLTU, PLTD, dll).
Turbin angin dikembangkan oleh ilmuwan karena dalam waktu dekat akan terjadi
kekurangan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti batu bara dan
minyak bumi sebagai bahan utama pembangkit listrik saat ini. Umumnya daya
efektif yang dapat diterima oleh turbin angin hanya sebesar 20%-30%. Oleh
karenanya, pengembangan efisiensi turbin angin dengan menyempurnakan
beberapa aspek di bawah ini
1. Baling – baling
Baling – baling berukuran panjang bias menangkap atau mengumpulkan lebih
banyak energi dibandingkan dengan yang berukuran pendek. Kelemahannya
adalah baling – baling panjang cenderung lebih berat dan lebih mudah rusak.
Fokus penelitian adalah untuk tetap mempertahankan panjang, kekuatan,
ketebalan, namun dengan berat yang ringan.
2. Kontrol
Jika angin semakin kencang, semakin besar pula energi yang dihasilkan.
Memang benar tapi tidak semudah itu. Karena baling-baling direncanakan
akan berbobot ringan, angin kencang dapat dengan mudah
menghancurkannya. Jika tidak ada mekanisme rem atau penurunan kecepatan
baling-baling, angin dapat merusak konstruksi baling-baling, bahkan
menerbangkannya dengan mudah. Rem merupakan faktor penting dalam
pengendalian kecepatan putaran baling-baling itu yang masih terus dipelajari.
Kebanyakan turbin angin yang digunakan yaitu turbin angin horisontal yang
bersudu tiga atau dua. Turbin angin yaitu kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Daya yang dihasilkan oleh turbin angin tergantung
pada diamter dari sudu, semakin panjang diameter maka daya yang dihasilkan
semakin besar. Namun sekarang ini turbin angin banyak digunakan untuk
mengkomodasi listrik masyrakat, dengan menggunakan konversi energi dan
15

menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbarui yaitu angin. jenis jenis
turbin dibagi menjadi dua yaitu turbin angin horisontal dan vertikal, dan ini lah
Gambar 2.6 dari turbin angin tersebut

(a) (b)
Gambar 2. 6 (a) Turbin Vertikal (b) Turbin Horizontal
Sumber: Indonesia.alibaba

2.6 Wind tunnel


Terowongan angin digunakan untuk mensimulasikan keadaan sebenarnya
pada suatu benda yang berada dalam pengaruh gaya-gaya aerodinamik dalam
bidang aeronautika kinerja mekanika terbang (flight mechanic) dari suatu benda
terbang (aerial vechicle) dapat diuji secara experimental, dengan peralatan system
pendukung yang memiliki kemampuan ukur enam derajat kebebasan (degree of
freedom), yaitu gaya, Fdrag, Fthrust, Fweight, Flift, Fside, momen, Mpitch, Mroll,
Myaw. Obyek analisa ini sangat luas sehingga dibagi dalam beberapa sub
klasifikasi. Pada bidang otomotif desain kendaraan modern menuntut bentuk
(shape) yang futuristic tapi juga hambatan angin dapat direduksi sehingga konsumsi
bahan bakar lebih hemat. Dalam hal ini reduksi Coefisien Drag dapat dilakukan
melalui pengujian dengan terowongan angin. Selain itu juga menuntut kestabilan
tinggi terutama saat menikung sehingga menuntut gaya tekan ke bawah (down force
negative lift) yang optimal. Terowongan tipe ini biasanya menggunakan lantai seksi
uji yang dapat bergerak sesuai kecepatan jet untuk menghilangkan pengaruh lapisan
batas (boundary layer) lantai.
16

2.6.1 Jalur Rangkaian Wind tunnel


Wind tunnel mempunyai dua jenis jalur rangkaian dalam aplikasinya, yang
pertama yaitu dengan rangkaian terbuka (Open Circuit Tunnel) dan yang kedua
yaitu dengan rangkaian tertutup (Close Circuit Tunnel). Namun untuk yang dibahas
oleh penulis untuk Wind tunnel Rangkaian Terbuka.
Wind tunnel ini disebut tipe terbuka atau Open Circuit Tunnel karena pada
sisi inlet dan outlet bersinggungan langsung dengan atmosfer. Untuk alliran
udaranya sendiri akan digerakan oleh axial fan yang diletakan di bagaian belakang
Wind tunnel. Terdapat 4 bagian utama dari Wind tunnel rangkaian terbuka ini, yaitu
Construction (Nozzle), Setling Chamber, Test Chamber (tempat uji) dan Difuser.

Gambar 2. 7 Wind tunnel Rangkaian Terbuka


Sumber: Doc.info

2.6.2 Bagian – bagian Wind tunnel Rangkaian Terbuka


Terdapat 4 bagian utama pada Wind tunnel, yaitu Construction (Nozzle),
Settling Chamber, Test Chamber, dan Diffusers. Berikut fungsi dari masing -
masing bagian Wind tunnel
1. Construction (Nozzle)
17

Construction marupakan bagian terpenting dalam mendesain Wind tunnel,


aliran yang dihasilkannya sangat berpengaruh pada kualitas aliran di test
chamber. Dengan bentuknya seperti gambar 2.8 , bertujuan untuk
meningkatkan kecepatan aliran dan mengurangi aliran turbulen sebelum
masuk ke test chamber

Gambar 2. 8 Wind tunnel Construction


Sumber: doc.info

2. Settling Chamber
Settling chamber merupakan bagian dari Wind tunnel rangkaian terbuka yang
diletakan diawal rangkaian. Ketika membutuhkan aliran udara yang
berkualitas tinggi, sesuatu alat harus dipasang untuk meningkatkan aliran
yang seragam dan mengurangi tingkat turbulen dalam aliran sebelum
memasuki bagian construction. Komponen yang dipasang dibagian settling
chamber yaitu biasa disebut Honneycombs. Walaupun honeycombs ini di
pasang tidak akan mengurangi pressure dan keceparan yang masuk, karena
hanya berbentuk screen yang berfungsi sebagai penyearah aliran.
18

Gambar 2. 9 Setting Chamber


Sumber: Doc.info

3. Test Chamber
Test Chamber merupakan tempat ditest-nya suatu permodelan yang telah
dibuat. Aliran udara yang masuk ke test chamber ini sangat sekali dibutuhkan
tingkat turbulen yang sangat rendah, semakin rendah maka akan semakin
bagus dan akurat untuk hasil simulasi dari test yang dilakukan. Ukuran untuk
test chamber ini tergantung kepada permodelan yang akan disimulasikan di
wind tunnel.

Gambar 2. 10 Test Chamber


Sumber: Doc.info
19

4. Diffusers
Fungsi utama dari Diffuser yaitu untu memulihkan tekanan stastis dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan menutup dari aliran sirkuit. Letak dari
diffuser ini berada di setelah test chamber. Dan di bagian akhir dari diffuser
akan diletakan axial fan.

Gambar 2. 11 Diffuser
Sumber: Doc.info

2.7 Blok Diagram Hardware


Berikut merupakan blok diagram hardware dari perancangan prototipe
pembangkit listrik tenaga bayu dengan memanfaatkan udara buang dari exhaust fan.

Gambar 2. 12 Blok Diagram Rangkaian


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
20

Pada blok diagram di atas terdapat beberapa rangkaian yang dibutuhkan


dalam perancangan sistem yang direncanakan yaitu:
1. Modul Mikrokontroler Arduino Mega 2560 (chip ATmega2560).
3. Anemometer
4. Optocoupler
5. Sensor Arus AC SCT 013-030
6. Sensor Tegangan AC ZMPT101B
7. Modul Data logger, RTC dan Micro SD Card
8. Liquid Crystal Display (LCD)
9. Power Supply.

2.8 Arduino Mega 2560


Arduino merupakan perangkat elektronik yang bersifat open source baik
dari segi hardware maupun software. Selain, arduino merupakan kombinasi dari
hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE).
Arduino dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
bidang. Gambar 2.13 merupakan board Arduino yang nantinya digunakan.

Gambar 2. 13 Arduino Mega 2560


Sumber: Arduino, 2016

Arduino Mega 2560 adalah mikrokontroler yang berbasis Arduino dengan


menggunakan chip Atmega 2560. Arduino mega 2560 memiliki pin I/O yang cukup
banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin ,14 pin diantaranya adalah PWM, 16 pin
21

analog input, 4 pin serial port hardware (UART). Arduino Mega 2560 dilengkapi
dengan sebuah osilator kristal 16 Mhz, sebuah port USB, power jack DC, ICSP
header, dan tombol reset. Berikut merupakan spesifikasi dari modul mikrokontroler
Arduino Mega 2560:
1. Menggunakan mikrokotroler ATmega 2560.
2. Beroperasi pada tegangan 5 V.
3. Tegangan input rekomendasi 7-12 V dengan batas tegangan input yaitu 6-
20V.
4. Memiliki 54 pin input/output digital dan diantaranya terdapat 14 pin PWM.
5. Memiliki 16 pin analog.
6. Arus untuk pin input/output 40mA.
7. Arus untuk pin 3.3V adalah 50mA.
8. Flash memory 32KB, 8 KB digunakan oleh bootloader.
9. SRAM sebesar 8 KB.
10. EEPROM sebesar 4 KB.
11. Kecepatan clock 16 MHz.

2.9 Anemometer
Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan angin. Kata anemometer berasal dari Yunani yaitu anemos yang berarti
angin. Angin merupakan udara yang bergerak ke segala arah, angin bergerak dari
suatu tempat menuju ke tempat yang lain.

Gambar 2. 14 Sensor Anemometer


Sumber. Doc. info
22

Anemometer ini pertama kali diperkenalkan oleh Leon Battista Alberti dari
Italia pada tahun 1450. Pada saat tertiup angin, baling- baling atau mangkok yang
terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Makin besar kecepatan
angin meniup mangkok- mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan
berputarnya piringan mangkok-mangkok.
Dari jumlah putaran dalam satu detik maka dapat diketahui kecepatan
anginnya. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung
kecepatan angin. Untuk menghitung kecepatan angin pada alat anemometer yaitu
menggunakan rumus keliling lingkaran dan kecepatan.
Rumus Kecepatan linier angin dapat dihitung melalui persamaan berikut:

𝑣 = 𝑟𝜔𝑏 (2.5)
Keterangan:
v = Kecepatan Linier (m/s)
𝜔𝑏 = Kecepatan Sudut Baling – baling atau Mangkok (rad/detik)
r = Jari – jari Piringan
Dengan banyaknya pulsa dihitung dalam satuan waktu maka:

2𝜋𝑁
𝜔= (2.6)
60

Keterangan:
N = Jumlah Putaran Permenit (rpm)
𝜔 = Kecepatan Sudut Piringan (rad/detik)
Karena poros baling – baling dan piringan sama, maka:
𝜔 = 𝜔𝑏 (2.7)
v = 𝑟𝜔𝑏 (2.8)
2𝜋
v=𝑟 𝑓 (m/s) (2.9)
𝑝

Keterangan:
f = Frekuensi, jumlah pulsa perdetik (Hz)
𝑝 = Jumlah celah pada piringan
23

2.10 Sensor Optocoupler


Optocoupler adalah rangkaian terpadu yang terdiri dari phototransistor dan
Light Emiting Diode (LED), kombinasi antara emitter dan detector. Ketika terdapat
penghalang antara phototransistor dan IR LED maka phototransistor tidak dapat
menangkap cahaya infra merah dari IR LED, sehingga keluaran sensor berlogika
low atau 0. Sebaliknya, Ketika tidak terdapat penghalang antara phototransistor dan
IR LED maka phototransistor dapat menangkap cahaya infra merah dari IR LED,
sehingga keluaran sensor berlogika high atau 1. Berikut adalah simbol dari
optocoupler.

Gambar 2. 15 Simbol Optocoupler

2.11 Sensor Arus AC SCT 013-030


Splilt-core Current Transformer adalah sensor arus yang menggunakan
konsep kinerja dari trafo arus. Gambar 2.16 menjelaskan bagaimana trafo arus
bekerja.

Gambar 2. 16 Skema Transformator Arus

Transformator arus dirancang untuk menghasilkan nilai arus sekunder yang


lebih kecil dibandingkan sisi primernya. Trafo arus mengubah nilai arus pada suatu
saluran transmisi ke nilai yang lebih kecil sehingga lebih aman untuk dilakukan
24

pengukuran. Trafo arus terdiri dari lilitan sekunder yang terdapat pada cicin
ferromagnetic, dengan lilitan primer yang melewati bagian tengah dari cicin. Cicin
ferromagnetic menahan sedikit fluks dari lilitan primer. Fluks ini menginduksi
tegangan dan arus ke dalam lilitan sekunder. Rasio trafo arus antara lilitan primer
dan sekunder mempengaruhi arus yang dihasilkan.
Gambar 2.7 adalah gambar jenis trafo arus SCT 013-030 dengan batas
maksimum arus yang dapat diukur sebesar 30 ampere.

Gambar 2. 17 Sensor Arus SCT 013-030


Transformator arus ini menggunakan magnet permanen sebagai cicin
ferromagnetic. Berikut adalah spesifikasi dari SCT 013:
1. Input current 0-30 Ampere
2. Output voltage 0-1 Volt
3. Non-linearity ± 1%
4. Build in sampling resistance (RL) 62 Ω
5. Turn ratio 1800:1
6. Resistance grade B
7. Work temperature -25ºC~+70ºC
8. Dielectric strength (between shell and output) 1500V AC/1min 5 mA

2.12 Sensor Tegangan AC ZMPT101B


Pengukuran besar perubahan tegangan dilakukan dengan menggunakan
sebuah transformator ZMPT101B. Tranformator ini dapat digunakan untuk
mengukur perubahan tegangan dengan memanfaatkan perubahan nilai resistansi
pada output transformator (Saputra, Muid & Rismawan, 2016).
25

Gambar 2. 18 Sensor Tegangan AC ZMPT101B

Nilai tegangan AC yang dapat diukur antara 0 sampai 1000 Volt. Tegangan
yang telah melewati transformator diukur menggunakan rasio. Jika menggunakan
tegangan referensi 3,3 Volt maka rasionya adalah 1000 : 1,16 Volt. Sedangkan jika
menggunakan tegangan referensi 5 Volt maka rasionya adalah 1000 : 3,53 Volt.
Proses pembaca sensor tegangan ini adalah dengan cara pensamplingan (Somari,
2017).

2.13 Modul Data Logger


Modul data logger merupakan sebuah modul yang berfungsi sebagai data
logger. Modul ini terdiri dari 2 bagian utama, yaitu micro SD card reader dan real
time clock (RTC). Micro SD card reader adalah pembaca micro SD card, melalui
sistem file SPI antar muka driver, MCU untuk melengkapi sistem file untuk read
dan write micro SD card. Modul data logger ditunjukan pada Gambar 2.19.

Gambar 2. 19 Modul Data Logger


26

Real clock time (RTC) berfungsi sebagai penyimpan data waktu digital yang
dapat diakses oleh mikrokontroler, dimana RTC menggunakan chip DS1307 serial
dengan protokol komunikasi I2C (Inter-Integrated Circuit). Modul data logger
memiliki 8 buah pin (GND, VCC, MISO, MOSI, SCK, CS, SDA, SCL). Fitur
modul data logger antara lain:
1. Kompatibel dengan micro SD card dan micro SDHC card.
2. Memerlukan sumber tegangan 4.5-5.5V.
3. Dapat diintegrasikan langsung dengan Arduino.
4. Gelombang sinyal output RTC square.
5. Otomatis mendeteksi fail supply dan switch supply ke baterai.
6. RTC mengkonsumsi kurang dari 500nA pada mode baterai dengan osilator
aktif.
7. Terdapat slot baterai RTC.
8. RAM RTC sebesar 56 Byte.

2.14 Liquid Crystal Display (LCD) 20x4 dengan I2C


Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi
sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid
Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan
teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi
memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau
mentransmisikan cahaya dari back-light.

Gambar 2. 20 Liquid Crystal Display (LCD) 20x4 dengan I2C

Inter Integrated Circuit (I2C) merupakan standar komunikasi tersusun atas


dua saluran utama yaitu, saluran serial clock (SCL) dan serial data (SDA) yang
membawa informasi data antara I2C dengan sistem pengontrolnya.
27

2.15 Arduino Integrated Development Environment (IDE)


Software yang digunakan dalam membuat listing program adalah Arduino
Integrated Development Environment (IDE), yaitu software yang merupakan
bawaan dari arduino itu sendiri yang dapat dilakukan proses compile dan upload
program dengan bahasa pemrograman C. Secara sederhana, sketch dalam arduino
dikelompokkan menjadi 2 yaitu, setup dan loop.
1. Setup ()
Semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali ketika
program Arduino dijalankan untuk pertama kalinya.
2. Loop ()
Fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void setup) selesai. Setelah
dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi, secara terus menerus sampai
catu daya dilepaskan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Perencanaan dan pembuatan alat ini dilaksanakan di Lab. Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Udayana, Jalan Raya Kampus Unud No. 88 Jimbaran,
Kec. Kuta Selatan, Kab. Badung, Bali mulai bulan Januari 2020 sampai dengan Juni
2020.

3.2 Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan sebgai sumber referensi yang
sangat penting. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penelitian ini yaitu sumber data, jenis data, dan metode pengumpulan data

3.2.1 Sumber Data


Sumber data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah
Library Research, atau penelitian kepustakaan yang berhubungan dengan penulisan
skripsi ini, spesifikasi exhaust fan dan spesifikasi generator digunakan. Data – data
tersebut kemudian diolah untuk menjadi rujukan dalam melakukan penelitian ini.

3.2.2 Jenis Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu
data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengukuran dan pengujian alat,
dimana sebelumnya dilakukan pembuatan alat uji mengenai pengaruh
pemasangan wind tunnel pada exhaust fan sehingga nantinya didapat output
yang seoptimal mungkin.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari jurnal, artikel,
spesifikasi exhaust fan, spesifikasi generator dan komponen lainnya yang
berkaitan dengan penelitian ini.

27
28

3.2.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan pengukuran
pada saat pengujian alat secara langsung serta melakukan studi literatur, yaitu
dengan mengumpulkan dan mempelajari data yang telah didapat kemudian
menyesuaikan dengan teori dari skripsi terdahulu atau buku yang berhubungan
dengan topik penelitian yang akan dilakukan.

3.3 Bahan Penelitian


Bahan – bahan yang diperlukan dalam melakukan rancang bangun protytpe
pembangkit listrik tenaga bayu dengan memanfaatkan udara buang dari exhaust fan
terdiri dari 2 perencanaan

3.3.1 Bahan Penelitian Perancangan Alat Uji


Bahan yang diperlukan untuk membuat perancangan prototipe pembangkit
listrik tenaga bayu dengan memanfaatkan udara buang dari exhaust fan adalah:
1. Generator sebagai penghasil energi listrik.

2. Besi Siku sebagai kontruksi dudukan alat uji.

3. Lembar PVC sebagai bahan pembuatan sudu Wind Turbine Vertical.

4. Pipa PVC sebagai bahan pembuatan honeycomb.

5. Triplek sebagai bahan pembuatan Wind tunnel

3.3.2 Bahan Penelitian Perancangan Data Logger


Bahan – bahan yang diperlukan dalam melakukan rancang bangun sistem
data logger kecepatan angin, tegangan dan arus listrik pada pemanfaatan gas buang
exhaust fan sebagai bangkit listrik tenaga bayu adalah:
1. Arduino Mega 2560 sebagai pengolah data.
2. Optocoupler sebagai sensor kecepatan angina
3. Sensor Arus AC SCT 013-030 sebagai komponen pengukur arus
4. Sensor Tegangan AC ZMPT101B sebagai komponen pengukur tegangan.
29

5. Modul data logger (RTC dan Micro SD Card) RTC sebagai penghitung
waktu dan Micro SD sebagai media penyimpanan data.
6. Liquid Crystal Display (LCD) dengan I2C sebagai penampil informasi
pembacaan sensor, hasil konversi dan waktu.
7. Komponen – komponen elektronika pendukung lainnya.
8. Larutan kimia (FeCl3) untuk pelarut PCB.

3.4 Peralatan Kerja


Peralatan kerja yang digunakan dalam perancangan prototipe pembangkit
listrik tenaga bayu dengan memanfaatkan udara buang dari exhaust fan disertai
dengan sistem data logger kecepatan angin, tegangan dan arus listrik adalah:
1. Multimeter digunakan sebagai alat ukur, dimana untuk mengukur besarnya
arus dari exhaust fan menggunakan Ampermeter dan tegangan dari output
wind turbine menggunakan Voltmeter.
2. Tachometer digunakan sebagai alat yang digunakan untuk mengetahui
besarnya putaran wind turbine.
3. Anemometer digunakan sebagai alat yang digunakan untuk mengetahui
kecepatan angin exhaust fan.
4. Personal Computer (PC) yang digunakan untuk merancang layout PCB
dengan menggunakan software Eagle serta software Arduino IDE
(Integrated Development Environment) yang digunakan untuk melakukan
pemrograman pada mikrokontroler Arduino Mega 2560.
5. Gergaji besi yang digunakan untuk memotong PCB.
6. Setrika yang digunakan untuk pensablonan rangkaian pada PCB.
7. Larutan Fericlorida (FeCl3) untuk pelarut PCB yang sudah disablon.
8. Bor PCB yang digunakan untuk membuat lubang tempat meletakan kaki-
kaki komponen.
9. Solder dan timah yang digunakan untuk melakukan penyolderan komponen.
10. Gerinda yang digunakan untuk memotong pipa pada pembuatan sudu
turbin, serta besi, plat dan aluminium digunakan untuk dudukan peralatan
alat uji.
30

11. Kikir yang digunakan sebagai penghalus dari bahan yang dipotong agar
tampak rapi dan aman.
12. Baut, mur, dan ripet yang digunakan sebagai pengerat dan penyambung
besi, plat dan aluminium penyangga alat uji.
13. Serta peralatan pendukung lainya.

3.5 Metodelogi Penelitian


Metodelogi yang dilakukan dalam melakukan pengujian prototype PLTB
dengan memanfaatkan udara exhaust fan ini menggunakan metode pengukuran,
yaitu melakukan pengujian dengan hasil perhitungan. Pengujian yang dilakukan
untuk mengetauhui perbandingan jenis perbedaan dari tiap jenis wind tunnel adapun
beberapa perhitungan yang dilakukan dalam pembuatan konstruksi wind tunnel
diantaranya diantaranya:
Diffuser

Gambar 3. 1 Jenis Wind tunnel Diffuser

Sumber: http://aeroengineering.co.id/2017/07/pengujian-model-pesawat-terbang-dengan-
terowongan-angin-wind-tunnel/
31

3.6 Pemodelan Sistem


Adapun pemodelan sistem dari perancangan prototype Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu ini adalah:

(a) (b)
Gambar 3.2 Gambar 3. 2 (a) pemodelan dengan Wind tunnel, (b) Pemodelan Tanpa Wind tunnel

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2020


Dari pemodelan rancangan prototype diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber energi angin pada rancangan diatas terletak pada exhaust fan
dimana pada perancangan diatas menggunakan udara buang dari exhaust
fan.
2. Selanjutnya udara buang dari exhaust fan akan memutar vertikal turbin
sehingga nantinya turbin akan menggerakan rotor pada generator dan akan
menghasilkan energi listrik.
3. Pengaruh pemasangan wind tunnel akan mempengaruhi kecepatan turbin
yang dimana bila dipasang wind tunnel maka udara buang dari exhaust fan
akan terfokus menuju turbin yang dimana penggunaan wind tunnel berguna
untuk mencegah terjadinya udara terbuang.
4. Selanjutnya sensor arus, sensor tegangan, sensor kecepatan putaran turbin
dan sensor kecepatan angin akan bekerja bersamaan selama power supply
tersedia serta untuk rangkaian data logger akan menyimpan waktu dan data
– data hasil pemngukuran tersebut.
32

3.7 Metode Rancang Bangun Prototype


Metode rancang bangun prototype sistem pembangkit listrik dengan
memanfaatkan udara buang dari exhaust fan terdiri dari perancangan perangkat
keras yang dimana dalam perancangan perangkat keras alat alat disusun secara
sistematis agar menghasilkan output energi sefisien mungkin.

3.7.1 Perancangan Perangkat Keras


Pada perancangan prototype ini terdapat beberapa perancangan perangkat
keras yang terdapat diantaranya
1. Perancangan turbin
2. Perancangan wind tunnel

Gambar 3. 3 Diagram Blok Perancangan Prototype


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

3.7.1.1 Perancangan Wind tunnel


Penelitian ini dimana memanfaatkan udara buang dari exhaust fan yang
aliran udaranya bersifat turbulen. Kondisi keadaan nyata udara buang dari exhaust
fan umumnya masih bersifat tersebar kurang terfokuskan. Solusi yang dapat
mengatasi masalah tersebut adalah dengan memasang wind tunnel yang dimana
wind tunnel ini nantinya menyelimuti exhaust fan sampai ke turbin yang dimana
aliran udara buang dari exhaust fan dapat terfokus menuju turbin. Perencanaan
desain dari wind tunnel ini menggunakan bantuan software bernama solidwork yang
dimana nantinya hasil perancangan wind tunnel akan dipasang seperti yang
ditunjukan pada perancangan beriku:
33

Gambar 3. 4 Rancangan bentuk dengan wind tunnel


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

3.7.1.2 Perancangan Perangkat Keras Data Logger


Perancangan perangkat keras data logger yang akan dilakukan dalam
pembuatan prototipe adalah sebagai berikut,
1. Perancangan rangkaian power supply
2. Perancangan sensor kecepatan angin
3. Perancangan sensor kecepata putaran turbin
4. Perancangan rangkaian sensor arus AC dan DC
5. Perancangan rangkaian sensor tegangan AC dan DC
6. Perancangan rangkaian data logger
7. Perancangan rangkaian display
8. Perancangan rangkaian mikrokontroler

Gambar 3. 5 Diagram Blok Rangkaian


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
34

1. Perancangan Rangkaian Power Supply


Perancangan rangkaian power supply pada alat ini berfungsi untuk
mensuplai tegangan yang dibutuhkan rangkaian mikrokontroler, LCD, sensor,
dan data logger, Rangkaian power supply mendapat input tegangan dari adaptor
12 VDC. Terdapat regulator 7805 untuk mensuplai, sensor arus, sensor
tegangan, sensor kecepatan angin dan sensor tachometer. Pada rangkaian
terdapat sebuah Transistor TIP41 yang berfungsi sebagai penguat arus.
Kapasitor yang terpasang pada input IC 7805 berfungsi untuk mengurangi riak
dari output adaptor, serta kapasitor yang terpasang pada bagian output IC 7805
berfungsi sebagai filter dan mengantisipasi drop tegangan seketika saat alat
dimatikan. Dioda sebagai pengaman, jika terjadi kesalahan polaritas pada
tegangan input.

Gambar 3. 6 Rangkaian Power Supply


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

2. Perancangan Sensor Kecepatan Angin dan Tachometer


Perancangan sensor kecepatan angin dan tachometer menggunakan sensor
optocoupler. Sensor ini akan menghitung banyak pulsa yang terjadi setiap
putaran piringan encoder. Piringan encoder yang digunakan adalah piringan
modular dengan 18 celah. Perancangan anemometer menggunakan baling –
baling atau mangkok dengan 3 sudu, sedangkan perancangan tachometer hanya
menggunakan piringan yang dipasang pada turbin, ketika angin mengenai baling
– baling anemometer dan turbin, maka piringan akan berputar pada kecepatan
tertentu. Berikut adalah skema hubungan antara piringan encoder dengan sensor
optocoupler.
35

Piringan Optocoupler
Encoder

Celah

Gambar 3. 7 Hubungan Piringan Encoder dengan Sensor Optocoupler


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
Output dari sensor kecepatan angin dan kecepatan putaran turbin adalah
nilai digital 0 dan 1. Besarnya resistor yang terpasang sesuai dengan datasheet
dari sensor optocoupler. Rangkaian sensor optocoupler terhubung dengan Pin 2
dan Pin 3 dari Arduino Mega 2560 yang merupakan Pin Digital. Berikut adalah
rancangan rangkaian dari sensor optocoupler.
VCC
4K7

Optocoupler
220

GND

Gambar 3. 8 Rangkaian Sensor Optocoupler


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

3. Perancangan Rangkaian Sensor Arus AC


Sensor arus AC menggunakan AC Current Sensor SCT 013-030. Rangkaian
AC Curret Sensor SCT 013-030 berupa sensor berbentuk clamp, sehingga dapat
mengukur arus tanpa mengganggu gangguan listriknya. Soket pada sensor yang
terhubung langsung dengan mkrokontroler Arduino Mega 2560. AC Current
Sensor SCT 013-030 akan mengeluarkan output pulsa sesuai dengan besar arus
listrik yang mengalir. Pada penelitian ini menggunakan 2 buah sensor arus AC
untuk melakukan monitoring arus pada output turbin angin dan exhaust fan.
36

Gambar 3. 9 Rangkaian Sensor Arus AC


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
AC Current Sensor SCT 013-030 terdiri dari 3 Pin diantaranya adalah pin
Vcc, pin data dan pin GND. Berikut adalah hubungan pin pada AC Current
Sensor SCT 013-030 dengan pin mikrokontroler Arduino Mega 2560 dan
rangkaian power supply.
Tabel 3. 1 Hubungan Pin Pada Rangkaian AC Current Sensor SCT 013-030
No Pin SCT 013-030 Hubungan
1 Data Sensor Arus 1 Pin A1 Arduino Mega 2560
2 Data Sensor Arus 2 Pin A2 Arduino Mega 2560
4 Vcc Sensor Arus 1 Vcc +5 Volt
5 Vcc Sensor Arus 2 Vcc +5 Volt
6 GND Sensor Arus 1 Ground
7 GND Sensor Arus 2 Ground

4. Perancangan Rangkaian Sensor Tegangan AC dan DC


Sensor tegangan berfungsi untuk mengetahui nilai tegangan output turbin
angin. Sensor tegangan yang digunakan pada penelitian ini adalah ZMPT101B
yang memiliki 4 Pin. Pada penelitian ini menggunakan 1 buah sensor tegangan
AC untuk melakukan monitoring tegangan output generator dari turbin angin.
37

VCC

Pin Data (A3)

GND

Gambar 3. 10 Rangkaian Sensor Tegangan AC dan DC


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
Sensor tegangan ZMPT101B memiliki 4 Pin yaitu Vcc, data dan 2 buah pin
GND. Berikut adalah hubungan pin pada sensor tegangan AC ZMPT101B
dengan rangkaian lainnya.
Tabel 3. 2 Hubungan Pin Pada Rangkaian Sensor Tegangan AC
No Pin ZMPT101B Hubungan
1 Data Sensor Tegangan 1 Pin A3 Arduino Mega 2560
2 Vcc Sensor Tegangan 1 Vcc +5 Volt
3 GND Sensor Tegangan 1 Ground
5. Perancangan Rangkaian Mini Data Logger
Mini Data logger merupakan sebuah modul yang terdiri dari 2 bagian
utama, yaitu micro SD card reader dan real time clock (RTC). Mini Data Logger
digunakan untuk menyimpan hasil pengukuran dari sensor. Nilai kecepatan
angin, kecepatan putar, arus dan tegangan akan disimpan pada micro SD card
serta waktu ketika besaran – besaran tersebut terukur. Rangkaian mini data
logger terdiri dari 8 pin yaitu VCC, GND, SDA, SCL, SCK, MISO, MOSI, CS.
Hubungan pin pada rangkaian data logger dengan pin mikrokontroler Arduino
Mega 2560 dan rangkaian lainnya dapat ditunjukkan pada gambar dan tabel
berikut:
38

Vcc SCK
GND MISO
SDA MOSI
SCL CS

Gambar 3. 11 Rangkaian Mini Data Logger


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Tabel 3. 3 Hubungan Pin Pada Rangkaian Data Logger

No Pin SD Card Module Hubungan


1 Vcc Vcc +5 Volt
2 GND Ground
3 SDA Pin 20 Arduino Mega 2560
4 SCL Pin 21 Arduino Mega 2560
5 SCK Pin 52 Arduino Mega 2560
6 MISO Pin 50 Arduino Mega 2560
7 MOSI Pin 51 Arduino Mega 2560
8 CS Pin 53 Arduino Mega 2560
Rangkaian pada modul mini data logger dilengkapi dengan chip IC DS1307
yang berfungsi untuk mengetahui waktu pengukuran, sehingga dapat
membandingkan nilai parameter yang telah diukur berdasarkan waktu
pengukuran. Secara serial, data yang dikirim oleh DS1307 akan diproses pada
mikrokontroler. Kemudian data yang sudah diproses akan dikirim kembali ke
DS1307 melalui pin SCL, yaitu serial clock yang mengirimkan data clock ke
mikrokontroler.
39

6. Perancangan Rangkaian Display


Rangkaian display menggunakan LCD 4×20 dan I2C yang berfungsi untuk
menampilkan informasi pengukuran pada LCD. Pada rangkaian ini, pin yang
digunakan adalah pin GND, VCC, SDA dan SCL. Hubungan rangkaian LCD
4×20 yang dilengkapi I2C dengan pin Arduino mega 2560 ditunjukkan pada
gambar berikut:

Gambar 3. 12 Rangkaian LCD


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
Hubungan rangkaian display dengan Arduino Mega 2560 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 4 Hubungan Pin Pada Rangkaian Display

No Rangkaian Display Hubungan


1 SDA Pin 20 Arduino Mega 2560
2 SCL Pin 21 Arduino Mega 2560
3 Vcc Vcc +5 Volt
4 GND Ground
7. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler
Pada penelitian ini, rangkaian mikrokontroler yang digunakan adalah
sebuah modul mikrokontroler Arduino mega 2560 yang merupakan
mikrokontroler yang bersifat open source. Arduino mega 2560 dapat diaktifkan
dengan disuplai daya dengan tengangan input rekomendasi 7 volt sampai 12
volt dengan batas tegangan input yaitu 6 volt sampai 20 volt. Berdasarkan
40

tegangan rekomendasi, maka dalam penelitian ini modul mikrokontroler


Arduino mega 2560 disuplai dengan tegangan 12 volt. Pin – pin yang digunakan
pada Arduino mega 2560 dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3. 5 Hubungan Pin Pada Rangkaian Mikrokontroler

NO Pin Arduino Mega 2560 Perangkat I/O


1 Pin A1, Pin A2 Sensor Arus SCT 013-030
2 Pin A3 Sensor Tegangan ZMPT101B
3 Pin 2, Pin 3 Sensor Optocoupler
5 Pin 51 MOSI SD Card Module
6 Pin 50 MISO SD Card Module
7 Pin 52 SCK SD Card Module
8 Pin 53 SCK SD Card Module
9 Pin 20 SDA (RTC) dan I2c LCD
10 Pin 21 SCL (RTC) dan I2c LCD

3.7.2 Perancangan Perangkat Lunak


Perancangan perangkat lunak pada rancang bangun prototipe sistem
pembangkit listrik dengan memanfaatkan udara buang dari exhaust fan
menggunakan Arduino IDE (Integrated Development Environment), yaitu
software yang merupakan bawaan dari arduino.

Gambar 3. 13 Tampilan Software Arduino IDE


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
41

Tampilan awal dari software Arduino IDE ditunjukan pada gambar berikut
3.13. Arduino IDE menggunakan Bahasa pemrograman C dan dilengkapi dengan
source code editor, compiler dan library yang terdapat contoh program dalam
memudahkan pembuatan software. Berikut adalah diagram alir atau flowchart
yang menggambarkan prinsip kerja dari rancang bangun prototipe sistem
pembangkit listrik dengan memanfaatkan udara buang dari exhaust fan. Pada
perancangan perangkat lunak, terdapat 5 sub program yaitu:
1. Sub program sensor kecepatan angin
2. Sub program sensor kecepatan putaran turbin
3. Sub program sensor arus AC
4. Sub program sensor tegangan AC
5. Sub program data logger

Gambar 3. 14 Flowchart Perancangan Perangkat Lunak


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
42

Gambar 3.14 menjelaskan alur dari perancangan program dari rancang


bangun prototipe.
1. Inisiasi pin dan variabel yang digunakan.
2. Sub program sensor kecepatan angin dan putaran turbin mengolah input
pulsa yang dihasilkan sensor optocoupler menjadi satuan m/s.
3. Sub program sensor Arus AC mengolah input pulsa yang dihasilkan sensor
Arus AC kemudian dikonversikan dalam satuan Ampere.
4. Sub program sensor tegangan AC mengolah input pulsa yang dihasilkan
sensor tegangan AC kemudian dikonversikan dalam satuan Volt.
Sub data logger akan berjalan secara otomatis dan berlangsung sesuai waktu
yang ditentukan, dan menyimpan data hasil pembacaan sensor beserta waktu dari
RTC pada micro SD card.

3.8 Skema Pengujian Alat


Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan memanfaatkan udara
buang dari exhaust fan dilakukan di gedung Student Center Lt. 4 Jalan Dr. Goris
No. 7 Universitas Udayana. Sumber energi penggerak turbin pada penelitian kali
ini terletak pada exhaust fan yang berukuran 57 x57 dan memiliki diameter fan
sebesar 42 cm. Exhaust Fan memiliki kecepatan angin sebesari 5 – 6 m/s yang
sudah diuji dengan menggunakan alat bernama anemo meter. Skema pengujian alat
pada penelitian kali ini dibagi menjadi 2 yaitu pengujian menggunakan wind tunnel
dan pengujian tanpa menggunakan wind tunnel. Turbin yang digunakan pada
pengujian ini terdapat 2 jenis yaitu turbin bilah 2 dan turbin bilah 4, berikut
gambaran skema pengujian ketika menggunakan wind tunnel dan tanpa wind
tunnel. Jarak antara turbin dengan exhaust fan yang digunakan pada penelitian kali
ini adalah 60 cm.
43

Gambar 3. 15 Skema Pengujian Prototype


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
44

3.9 Diagram Alur Penelitian


Dari penelitian ini dapat digambarkan diagram alur penelitian proses
pengerjaan alat dari awal sampai selesai mendapatkan data penelitian, diagram
menunjukan langkah kerja dalam penelitian penulis.

Mulai percobaan

Desgin dan perancangan Wind


tunnel

Tahapan pengujian

Pengujian tanpa menggunakan


menggunakan wind tunnel

Pengujian menggunakan
menggunakan wind tunnel

Gambar 3. 16 Alur diagram Penelitian


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
45

Pengambilan data untuk


masing masing percobaan

Pengolahan hasil data output


yang didapat pada tiap
masing – masing pengujian
TIDAK
Data penelitian sesuai teori

YA
Analisa data pengujian dan
Kesimpulan

Selesai
sesuai
Gambar teori
3. 17 Lanjutan
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perancangan Alat


Perancangan alat pada penelitian Pemanfaatan Udara Buang Exhaust Fan
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dibagi menjadi dua (2) yaitu perancangan
alat uji dan perancangan Data Logger.

4.1.1 Perancangan Alat Uji


Pembuatan alat uji pada penelitian Pemanfaatan Udara Buang Exhaust Fan
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu menggunakan besi siku lobang dengan
total panjang besi yang diperlukan 16 meter. Perancangan alat uji akan dibagi
menjadi beberapa bagian diantaranya bagian dudukan turbin dan bagian tempat
pengujian exhaust fan berikut gambaran perancangan alat uji yang telah dibuat

Gambar 4. 1 Hasil Perancangan Alat Uji


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020

46
47

Penjelasan bagian – bagian Alat Uji


1. Turbin Vertikal
Turbin vertikal berfungsi sebagai penggerak untuk generator yang nantinya
generator akan mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Percobaan kali ini
menggunakan 2 macam turbin vertikal yang diantaranya turbin vertikal 2 sudu dan
4 sudu, dua macam turbin yang dibuat merupakan turbin jenis savonius dengan
perbedaan sudut sebesar 90o. . Berikut spesifikasi dari turbin yang digunakan:
a. Panjang Poros : 100 cm
b. Diameter Lubang Poros : 10 mm
c. Material Poros : Besi Drat Ukuran 10mm
d. Jarak Antar Frame : 66 cm
e. Tebal Frame : 5 mm
f. Diameter Frame : 33 cm
g. Material Frame : Kayu Lapis
h. Panjang Sudu : 67 cm
i. Tebal Sudu : 3 mm
j. Diameter Sudu : 15.24 cm
k. Material Sudu : Pipa Talang

e
f

a h d

j
i b
Gambar 4. 2 Hasil Perancangan Turbin Vertikal
Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
48

Gambar 4. 3 Hasil Perancangan Turbin Vertikal

Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020


2. Bagian Tempat Pengujian
Bagian Tempat Pengujian digunakan sebagai tempat pengujian peletakan
turbin dan exhaust fan. Perancangan bagian tempat pengujian dibuat dengan
menggunakan besi siku lubang, dengan jarak antar lubang 5 cm.. Berikut spesifikasi
serta gambar model dari wahana pengujian yang dirancang.
Spesifikasi Wahana Pengujian:
a. Panjang Wahana Pengujian : 168 cm
b. Lebar Wahana Pengujian : 62 cm
c. Tinggi Wahana : 145 cm
49

c
b

Gagang Turbin Rangka

Gambar 4. 4 Hasil Perancangan Bagian Pengujian


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Perancangan bagian tempat pengujian merupakan hal yang sangat penting
untuk meletakkan semua bagian-bagian utama penelitian, adapun bagian dari
tempat pengujian ini meliputi, perancangan rangka dan gagang turbin. Pada
perancangan rangka, ukurannya berdasarkan panjang wind tunnel. Selain itu
mempertimbangkan clearance (kelonggaran) agar mudah untuk dioperasikan.
Berikut gambaran hasil perancangan bagian pengujian

Gambar 4. 5 Hasil Perancangan Bagian Tempat Pengujian


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
50

Dari gambar hasil perancangan bagian tempat pengujian dimana panjang


rangka bagian atas dan bawah memiliki ukuran yang sama dengan memperhatikan
sistem pengujian jarak sumbu x, Panjang Wind tunnel dan pengujian Honeycomb,
sehingga didapatkan ukuran sebagai berikut:
a. Panjang Wind tunnel = 90 cm
Dari hasil data diatas, maka panjang rangka atas dan bawah dapat ditetapkan
sepanjang 100 cm. Lebar dari rangka memperhatikan sistem pengujian jarak sumbu
y, dan sisi exhaust fan, sehingga didapatkan ukuran sebagai berikut:
a. Sisi Exhaust Fan = 62 cm
Dari data yang didapat, digunakan lebar rangka yaitu 62 cm, sedangkan
untuk tinggi rangka sama dengan ukuran tinggi gagang turbin. Berikut Gambaran
Hasil Perancangan gagangan turbin

Panjang Gagang Turbin


Panjang
Box
Controller Diameter Turbin
Tinggi Gagang Turbin

Panjang Cup
Anemometer
Panjang
Turbin

Panjang
Generator
&
Perpindahan
Dudukan
Generator Sumbu Y

Gambar 4. 6 Hasil Perancangan Gagang Turbin


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Ukuran panjang gagang turbin bagian atas dan bawah memiliki ukuran yang
sama dengan memperhatikan panjang cup anemometer dengan diameter turbin,
sehingga didapatkan ukuran sebagai berikut:
a. Panjang Cup Anemometer = 15 cm
b. Diameter turbin = 32 cm
51

Dari data yang didapat, maka digunakan panjang gagang turbin yaitu
Panjang Cup Anemometer + Diameter Turbin + clearance = 68 cm. Tinggi dari
gagang turbin memperhatikan panjang turbin, box controller, dan panjang
generator, sehingga didapatkan ukuran sebagai berikut:
a. Panjang Turbin = 67 cm
b. Panjang Box Controller = 30 cm
c. Panjang Generator dan dudukannya = 35 cm
Berdasarkan data yang telah didapat, maka digunakan tinggi gagang turbin
dari wahana pengujian yaitu Panjang Turbin + Panjang Generator dan dudukannya
+ clearance = 145 cm.
3. Dudukan Exhaust Fan
Dudukan exhaust fan berfungsi untuk tempat peletakan exhaust fan, yang
dapat digerakkan ke sumbu x. Perancangan dudukan exhaust fan dibuat dengan
menggunakan besi siku lubang, untuk mempermudah perpindahan peletakan
exhaust fan dan nantinya diganjal dengan 4 buah baut yang diletakan disudut
exhaus fan.
Berikut spesifikasi dudukan Exhaust Fan serta gambar model dudukan yang
dirancang.
a. Tinggi Dudukan : 115 cm
b. Lebar Dudukan : 62 cm
c. Panjang sisi-sisi pegangan : 60 cm
d. Material Dudukan : Besi Siku Lubang
e. Diameter Exhaust Fan : 50 cm
f. Daya Exhaust Fan : 350 Watt
g. Tegangan Motor Fan : 220 Volt
h. Model Exhaust Fan : APK50-A1
52

a c

Gambar 4. 7 Hasil Perancangan Dudukan Exhaust Fan


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020

4. Wind tunnel
Wind tunnel merupakan terowongan untuk udara dari Exhaust Fan yang
nantinya langsung ditujukan ke Turbin. Penelitian kali ini membuat Wind tunnel
menggunakan kayu lapis atau triplek yang halus agar mudah dibentuk. Perancangan
wind tunnel kali ini menggunakan software SolidWork, berikut untuk perancangan
wind tunnel yang digunakan:

Gambar 4. 8 Gambaran Perancangan Wind tunnel


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
53

Tabel 4. 1 Tabel Uji Perancangan Wind Tunnel

Kecepatan
Rancangan T1 T2 L1 L2 Sudut Tekanan
Angin m/s
1 75 10 57 15.24 32.72° 10.8715 101725.55
2 75 20 57 15.24 37.21° 10.9214 101732.31
3 75 30 57 15.24 42.86° 11.0035 101743.09
4 75 40 57 15.24 50.03° 10.9145 101727.21
5 75 50 57 15.24 59.09° 10.8623 101726.19
Dari uji perancangan wind tunnel didapat ukuran perubahan pada T2 yang
optimal dengan tinggi T2 30 cm berikut arah aliran angin didalam wind tunnel:

Gambar 4. 9 Simulasi Arah Aliran Angin dalam Wind Tunnel


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
5. Beban
Beban dalam percobaan kali ini menggunakan beban resistor berukuran
10Ω. Berikut gambaran dari beban yang digunakan:
54

Gambar 4. 10 Gambaran Beban yang Dipakai


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020

7. Generator
Generator yang digunakan pada perancangan prototipe PLTB menggunakan
generator DC (Direct Current). Spesifikasi dari generator yang digunakan adalah
Generator Magnet Permanen dengan ukuran seperti pada data dibawah:

a
c

a
Gambar 4. 11 Spesifikasi Generator yang Digunakan
Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Berikut spesifikasi dari generator yang digunakan dalam perancangan
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan memanfaatkan udara buang Exhaust
Fan.
a. Panjang Generator : 10 cm
b. Lebar Generator : 5 cm
c. Panjang Ulir Generator : 9 cm
55

d. Diameter Ulir Generator : 0,8 cm


e. Tegangan Generator : 12 – 18 volt DC
f. Daya Maximum : 30 Wattt
g. RPM Generator : 800 RPM
h. Aplikasi Penggunaan : Kincir Angin dan Kincir Air

4.1.2 Perancangan Data Logger


Perancangan data logger pada penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
dengan memanfaatkan udara keluaran exhaust fan ini terbagi menjadi beberapa
bagian utama yaitu rangkaian power supply, mikrokontroler arduino mega 2560,
rangkaian display, modul mini data logger, sensor kecepatan angin atau
anemometer, sensor kecepatan putar turbin atau tachometer, rangkaian sensor arus
listrik AC SCT 013-030, rangkaian sensor arus listrik DC ACS712, rangkaian
sensor tegangan listrik AC ZMPT101B, dan rangkaian sensor tegangan DC. Hasil
rancangan dari data logger pada prototype pembangkit listrik tenaga bayu dengan
memanfaatkan udara buang exhaust fan dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 4. 12 Hasil Perancangan Data Logger


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Penjelasan bagian – bagian dari rancangan data logger Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu dengan pemanfaatan udara buang exhaust fan adalah sebagai berikut:
1. Rangkaian Power Supply
56

Rangkaian power supply sebagai penyuplai daya listrik DC yang dibutuhkan


tiap komponen pada rangkaian. Tegangan 12V dihasilkan dari AC to DC
converter yang mensuplai rangkaian mikrokontroler sedangkan tegangan
5V dihasilkan dengan menurunkan tegangan 12V menjadi 5V menggunakan
IC LM7805, dimana tegangan 5V ini mensuplai rangkaian display, modul
data logger, anemometer, tachometer, sensor arus dan sensor tegangan.
2. Mikrokontroler Arduino Mega 2560
Mikrokontroler Arduino Mega 2560 sebagai otak atau pusat pemrosesan
data dari sensor, data logger dan rangkaian display.
3. Rangkaian Display
Rangkaian display pada percobaan kali ini terdiri dari LCD dan modul I2C.
Rangkaian display berfungsi untuk menampilkan informasi pengukuran
pada LCD.
4. Modul Data Logger (RTC dan Micro SD Card)
Modul data logger komponen yang digunakan untuk mencatat hasil
pengukuran beserta waktu saat pengukuran tersebut. RTC digunakan
sebagai penghitung waktu sedangkan micro SD card berfungsi sebagai
media penyimpanan data.
5. Anemometer
Anemometer berguna untuk merasakan atau mendeteksi kecepatan angin
yang nantinya digunakan untuk memutar turbin. Anemometer pada sistem
ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu cup, piringan encoder 22 celah
dan sensor optocoupler.
6. Tachometer
Tachometer berguna untuk menghitung kecepatan putaran dari turbin angin
yang berputar disebabkan oleh exhaust fan. Komponen utama pada
tachometer, yaitu piringan encoder 22 celah dan sensor optocoupler.
7. Rangkaian Sensor Arus SCT 013-030 dan Arus DC ACS712
Rangkaian sensor arus adalah komponen yang fungsinya untuk mengukur
arus listrik AC pada exhaust fan dan listrik DC dari output generator.
57

Rangkaian ini menghasilkan nilai analog yang akan dikonversikan menjadi


nilai digital pada Arduino Mega 2560 dengan menggunakan ADC.
8. Rangkaian Sensor Tegangan ZMPT101B dan Tegangan DC
Rangkaian sensor tegangan adalah komponen yang berguna untuk
mengukur besaran tegangan yang dihasilkan oleh exhaust fan berupa
tegangan AC dan tegangan yang dihasilkan oleh generator yang beripa
tegangan DC.

4.2 Pengujian Alat


Pengujian percobaan Pemanfaatan Udara Buang Exhaust Fan Sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan penambahan Windu Tunnel berbasis AT
Mega 2560, terbagi menjadi 2 pengujian diantaranya
1. Pengujian Kalibrasi pada Sistem Kontrol
2. Pengujian Penambahan Wind tunnel

4.2.1 Pengujian Kalibrasi Sistem Kontrol


Pengujian rangkaian sistem kontrol yang digunakan pada percobaan
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan penambahan Windu Tunnel berbasis AT
Mega 2560 sebagai berikut:
1. Rangkaian Power Supply.
2. Rangkaian Mikrokontroler.
3. Rangkaian Display.
4. Rangkaian Data Logger.
5. Rangkaian Tachometer
6. Rangkaian Anemometer.
7. Rangkaian Sensor Tegangan.
8. Rangkaian Sensor Arus.
58

4.2.1.1 Pengujian Kestabilan Tegangan Listrik


Pengujian kestabilan teganan listrik ini berfungsi untuk mengetahui
kestabilan suplai tegangan yang dipengaruhi oleh beban yang akan digunakan
seperti sensor anemometer, sensor tachometer, sensor tegangan, sensor arus,
mikrokontroler, rangkaian display, dan rangkaian data logger. AT MEGA 2560
disuplai oleh tegangan input sebesar 12 V yang didapat dari converter sedangkan
sensor anemometer, sensor tegangan, sensor arus, rangkaian display, dan rangkaian
data logger, serta RTC mendapatkan suplai tegangan 5 V yang didapat dari IC
regulator LM2596. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4. 2Hasil Pengujian Tegangan Output pada Rangkaian Power Supply
Hasil
No IC Regulator Kondisi
Pengukuran
Tanpa Beban 5V
1 LM2596
Berbeban 4.98 V

Dari data yang didapat diatas maka dapat dijelaskan


1. berdasarkan pengujian dalam kondisi tanpa beban keluaran IC
Regulator LM2596 sebesar 5 V. Nilai tersebut telah sesuai dengan
keluaran yang seharusnya yaitu 5 V. Maka penyimpangan nilai
tegangan dapat dihitung sebgai berikut:
5.00−5.00
Penyimpangan = | | 𝑥 100% = 0 %
5.00

2. berdasarkan dalam kondisi berbeban keluaran IC Regulator LM2596


sebesar 4.57 V sementara hasil yang didapat pada pengukuran sebesar
5 V. Maka nilai penyimpangan dapat dihitung sebagai berikut:
5.00−4.98
Penyimpangan = | | 𝑥 100% = 0.4 %
5.00

Pengujian power supply dengan melakukan pengukuran tegangan pada


output IC Regulator LM 2596 dapat dilihat pada gambar berikut
59

Gambar 4. 13 Pengukuran Tegangan Output pada IC Regulator LM2596 dalam kondisi berbeban
Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
4.2.1.2 Pengujian Konsumsi Daya Listrik
Pengujian konsumsi daya listrik kali ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar daya yang dikonsumsi oleh perangkat, yang dimana pengujian
konsumsi daya pada rangkaian utama
Pengujian konsumsi daya listrik diujikan pada rangkaian utama diantaranya
sensor anemometer, rangkaian mikrokontroler, sensor tachometer, sensor tegangan,
sensor arus, rangkaian data logger, dan rangkaian display yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar daya listrik yang dibutuhkan untuk mensuplai rangkaian
utama. Berikut hasil pengujiannya:
Tabel 4. 3 Hasil Tegangan dan Arus pada Rangkaian Utama

No Besaran Hasil Pengukuran


1 Tegangan (VDC) 4.98 V
2 Arus 0.0934 A
60

Berikut gambaran hasil pengukuran pada rangkaian utama:

Gambar 4. 14 Pengukuran Tegangan dan Arus pada Rangkaian Utama


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Dari hasil pengujian yang dilakukan, daya yang dibutuhkan pada rangkaian
utama pada perangkat sistem kontrol yang digunakan pada percobaan Pemanfaatan
Udara Buang Exhaust Fan Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan
penambahan Wind Tunnel berbasis AT Mega 2560 sebesar 0.465 A

4.2.1.3 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Mikrokontroler


Pengujian rangkaian mikronkontroler bertujuan untuk mengetahi kelayakan
mikrokontroler AT MEGA 2560 yang digunakan pada sistem kontrol data logger.
Pengujian kali ini dilakukan dengan cara mengirimkan data ke mikrokontroler AT
MEGA 2560 berikut diagram block dari pengujian kali ini

Arduino IDE
Desktop / Laptop AT MEGA 2560
Software

Gambar 4. 15 Block Diagram Pengujian Mikrokontroler


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Arduino Mega 2560 dengan
Personal Computer (PC) menggunakan universal serial bus (USB) melalui
software Arduino IDE. Source code yang digunakan dalam pengujian rangkaian
mikrokontroler Arduino Mega 2560 adalah sebagai berikut:
61

void setup()
{
Serial.begin(9600);
}
void loop()
{
Serial.print("Pengujian Rangkaian Mikrokontroler: ");
Serial.println("Kondisi Baik");
Serial.print("\n");
delay(3000);}Penjelasan source code:
1. void setup() merupakan fungsi untuk memberikan pengaturan awal dari
input dan output pada mikrokontoler.
2. Serial.begin(9600); merupakan komunikasi serial yaitu 9600 bit/s.
3. void loop() merupakan fungsi program utama atau main programs.
4. Serial.print("Pengujian Rangkaian Mikrokontroler: ");,
Serial.println("Kondisi Baik"); dan Serial.print("\n");

merupakan perintah untuk mencetak kalimat “Pengujian Rangkaian


Mikrokontroler: “, mencetak kalimat “Kondisi Normal” dan mencetak
karakter enter.
5. delay(3000) merupakan jeda selama 3000 miliseconds atau 3 detik.

Gambar 4. 16 Tampilan Serial Monitor Pengujian Rangkaian Mikrokontroler


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
62

Mikrokontroler dapat dikatakan dalam kondisi normal jika perintah yang


dikirimkan ke mikrokontroler berhasil ditampilkan pada serial monitor. Sebaliknya
jika perintah yang dikirimkan ke mikrokontrol tidak dapat ditampilkan pada serial
monitor, maka mikrokontroler tersebut dalam kondisi rusak. Berdasarkan hasil
pengujian rangkaian mikrokontroler ini dapat diketahui bahwa mikrokontroler
Arduino Mega 2560 dalam kondisi normal dan dapat beroperasi dengan baik

4.2.1.4 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Display


Pengujian rangkaian display bertujuan untuk mengetahui rangkaian display
dapat bekerja sesuai rancangan. Blok diagram dari pengujian rangkaian display
ditunjukan pada gambar berikut.

Arduino IDE
Desktop / Laptop AT MEGA 2560
Software

Gambar 4. 17 Tampilan Serial Monitor Pengujian Rangkaian Mikrokontroler


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020

Pengujian rangkaian display dilakukan dengan memberikan perintah untuk


menampilkan karakter pada LCD. Rangkaian display dikatakan dalam kondisi
normal jika karakter dapat ditampilkan pada LCD. Source code yang digunakan
dalam pengujian rangkaian display adalah sebagai berikut:
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27);
void setup()
{
lcd.begin(20,4);
lcd.backlight();}
void loop(){
lcd.setCursor(1,0);
lcd.print("Rangkaian Display");
lcd.setCursor(4,1);
lcd.print("PLTB EXHAUST");
63

lcd.setCursor(3,3);
lcd.print("KONDISI BAIK");
delay(1000);}
Penjelasan source code:
1. #include <Wire.h> merupakan file header untuk lybrary wire yang
merupakan konektivitas pin SDA dan SCL.
2. include <LiquidCrystal_I2C.h> merupakan file header untuk lybrary
dari LCD, agar dapat mengenali fungsi – fungsi dari LCD.
3. LiquidCrystal_I2C lcd(0x27); merupakan address I2C dan konfigurasi
pin I2C yang terhubung pada LCD.
4. void setup()merupakan fungsi untuk memberikan pengaturan awal dari
input dan output pada mikrokontoler.
5. lcd.begin(20,4); merupakan pengaturan awal jenis LCD yang
digunakan yaitu menggunakan LCD dengan 20 kolom 4 baris.
6. lcd.backlight(); merupakan fungsi untuk mengaktifkan backlight LCD.
7. void loop() merupakan fungsi program utama.
8. lcd.setCursor(1,0); dan lcd.setCursor(4,1); merupakan perintah
lokasi penulisan pada LCD dimulai.
9. lcd.print("Rangkaian Display"); dan lcd.print("PLTB

EXHAUST"); merupakan instruksi untuk menampilkan karakter tulisan


“Rangkaian Display” dan “PLTB EXHAUST” pada LCD.
10. lcd.setCursor(4,3); merupakan perintah lokasi penulisan pada LCD
dimulai.
11. lcd.print("BAIK"); merupakan instruksi untuk menampilkan karakter
tulisan “BAIK” pada LCD.
12. delay(1000); merupakan jeda selama 1000 miliseconds atau 1 detik.
Hasil pengujian rangkaian display ditunjukan pada gambar 4.14.
64

Gambar 4. 18 Hasil Pengujian Display


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020

4.2.1.5 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Data Logger


Pengujian dan pembahasan rangkaian data logger dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Pengujian Rangkaian Real Time Clock (RTC)
2. Pengujian Rangkaian Penyimpanan

1. Pengujian Rangkaian RTC


Pengujian rangkaian real time clock (RTC) bertujuan untuk mengetahui
apakah rangkaian yang telah dirancang dapat memberikan informasi waktu yang
tepat secara real time. Blok diagram pengujian RCT diperlihatkan pada gambar
berikut.

RTC Arduino Mega 2560 LCD

Gambar 4. 19 Blok Diagram Pengujian Rangkaian RTC


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020

Berdasarkan blok diagram di atas, proses pengujian RTC menggunakan


mikrokontroler Arduino Mega 2560 dan LCD. Source code dari pengujian RTC
adalah sebagai berikut:
#include "Wire.h"
#include "RTClib.h"
#include "LiquidCrystal_I2C.h"
RTC_DS1307 RTC;
65

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27);
void setup()
{
Wire.begin();
RTC.begin();
lcd.begin (20,4);
lcd.backlight();
}
void loop()
{
DateTime now = RTC.now();
lcd.setCursor(0,0);
if (now.hour() < 10) lcd.print("0");
lcd.print(now.hour(), DEC);
lcd.print(':');
if (now.minute() < 10) lcd.print("0");
lcd.print(now.minute(), DEC);
lcd.print(':');
if (now.second() < 10) lcd.print("0");
lcd.print(now.second(), DEC);
lcd.print(" ");
if (now.day() < 10) lcd.print("0");
lcd.print(now.day(), DEC);
lcd.print('/');
if (now.month() < 10) lcd.print("0");
lcd.print(now.month(), DEC);
lcd.print('/');
lcd.print(now.year(), DEC);
delay(100);}

Penjelasan source code:


1. #include "RTClib.h" merupakan instruksi untuk mengaktifkan library
RTC.
2. RTC_DS1307 RTC; merupakan instruksi library RTC yang digunakan
adalah DS1307.
66

3. Wire.begin(); merupakan instruksi awal menggunakan koneksi SDA dan


SCL antara RTC dengan mikrokontroler.
4. RTC.begin(); merupakan instruksi awal menggunakan fungsi library RTC.

5. DateTime now = RTC.now(); merupakan instruksi untuk mengambil data


waktu yang bersumber dari clock pada PC ketika mengunggah program ke
mikrokontroler.
6. lcd.setCursor(0,0); merupakan perintah lokasi penulisan pada LCD
dimulai.
7. if (now.hour() < 10) lcd.print("0"); merupakan kondisi jika pada
hour atau jam menunjukan nilai kurang dari 10 maka ditambahkan angka 0
di depan jam tersebut.
8. lcd.print(now.hour(), DEC); merupakan perintah untuk menampilkan
hour atau jam pada LCD.
9. lcd.print(':'); merupakan perintah untuk menampilkan karakter “ : ”
pada LCD.
10. if (now.minute() < 10) lcd.print("0"); merupakan kondisi jika
pada minute atau menit menunjukan nilai kurang dari 10 maka ditambahkan
angka 0 di depan menit tersebut.
11. lcd.print(now.minute(), DEC); merupakan perintah untuk
menampilkan minute atau menit pada LCD.
12. if (now.second() < 10) lcd.print("0"); merupakan kondisi jika
pada second atau detik menunjukan nilai kurang dari 10 maka ditambahkan
angka 0 di depan detik tersebut.
13. lcd.print(now.second(), DEC); merupakan perintah untuk
menampilkan second atau detik pada LCD.
14. if (now.day() < 10) lcd.print("0"); merupakan kondisi jika pada
tanggal menunjukan nilai kurang dari 10 maka ditambahkan angka 0 di
depan tanggal tersebut.
15. lcd.print(now.day(), DEC); merupakan perintah untuk menampilkan
second atau tanggal pada LCD.
67

16. lcd.print('/'); merupakan perintah untuk menampilkan karakter “ / ”


pada LCD.
17. if (now.month() < 10) lcd.print("0"); merupakan kondisi jika pada
month atau bulan menunjukan nilai kurang dari 10 maka ditambahkan angka
0 di depan bulan tersebut.
18. lcd.print(now.month(), DEC); merupakan perintah untuk
menampilkan month atau bulan pada LCD.
19. lcd.print(now.year(), DEC); merupakan perintah untuk menampilkan
year atau tahun pada LCD.

Hasil pengujian rangkaian real time clock (RTC) pada sistem kontrol ditunjukan
pada Gambar 4.20.

Gambar 4. 20 Hasil Pengujian Rangkaian RTC


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Berdasarkan hasil pengujian rangkaian RTC dapat diketahui bahwa
rangkaian RTC telah dapat beroperasi dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan
perbandingan nilai yang sama antara informasi waktu yang ditampilkan pada LCD
dengan informasi waktu pada hand phone.
68

2. Pengujian Rangkaian Penyimpanan


Pengujian rangkaian penyimpanan bertujuan untuk mengetahui apakah
micro SD card dapat menyimpan data sesuai dengan perancangan. Blok diagram
dari pengujian rangkaian micro SD card yang ditunjukan pada gambar berikut.

PC Arduino Rangkaian
(Personal Computer) Mega 2560 Penyimpanan

Gambar 4. 21 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Penyimpanan


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Pengujian rangkaian penyimpanan menggunakan micro SD card
berkapasitas 2 GB (2.000.000.000 byte) sebagai media penyimpanan data. Tiap
karakter yang tertulis dalam file dengan ekstensi .txt memiliki ukuran sebesar 1
byte. Rangkaian penyimpanan menuliskan karakter sebanyak 102 buah dalam
sekali logging, sehingga jika sistem monitoring PLTB ini melakukan data logging
setiap 3 detik maka micro SD card akan terisi penuh dalam waktu 729 hari atau 24
bulan 3 hari. Arduino Mega 2560 dihubungkan dengan PC melalui USB.
Pengujian dilaksanakan dengan cara membaca serta menulis file pada micro
SD card. Source code pada pengujian rangkaian penyimpanan adalah sebagai
berikut:
#include <SPI.h>
#include <SD.h>
File myFile;
void setup()
{
Serial.begin(9600);
Serial.print("Inisialisasi SD card...");
if (!SD.begin(53)) {
Serial.println("inisialisasi gagal!");
return;
}
Serial.println("Inisialisasi Selesai.");
myFile = SD.open("uji.txt", FILE_WRITE);
if (myFile) {
69

Serial.print("Menulis pada uji.txt...");


myFile.println("I MADE MUDIARTA (1605541116)");
myFile.close();
Serial.println("Selesai.");
Serial.println("\n");
}
else {
Serial.println("kesalahan saat membuka uji.txt");
}
myFile = SD.open("uji.txt");
if (myFile)
{
Serial.println("uji.txt:");
while (myFile.available()){
Serial.write(myFile.read());
}
myFile.close();
}
else{
Serial.println("kesalahan saat membuka uji.txt");}} void loop(){}
Penjelasan source code:
1. #include <SPI.h> merupakan instruksi untuk mengaktifkan library yang
bertugas untuk menangani komunikasi serial peripheral interface (SPI).
2. #include <SD.h> merupakan instruksi untuk mengaktifkan library SD
card.
3. File myFile; merupakan instruksi lybrary SD card yang digunakan
adalah “myFile”.
4. Serial.print("Inisialisasi SD card..."); merupakan instruksi
untuk menampilkan tulisan "Inisialisasi SD card..." pada serial monitor.
5. if (!SD.begin(53)) {Serial.println("inisialisasi gagal!");,
return;}, Serial.println("Inisialisasi Selesai."); merupakan
instruksi untuk memeriksa apakah pin 53 pada Arduino Mega 2560
terhubung dengan chip select (CS) micro SD card. Jika telah terhubung
maka serial monitor akan menampilkan tulisan "Inisialisasi Selesai.",
70

sedangkan jika tidak terhubung maka serial monitor akan menampilkan


"Inisialisasi gagal!".
6. myFile = SD.open("uji.txt", FILE_WRITE); merupakan instruksi
untuk memungkinkan akses membaca dan menulis file dengan nama uji.txt
pada micro SD card. Jika dalam micro SD card tidak terdapat file dengan
nama uji.txt, maka file tersebut akan dibuat baru.
7. if (myFile) { merupakan instruksi jika file yang dibuka adalah myFile
maka akan melakukan instruksi selanjutnya.
8. Serial.print("Menulis pada uji.txt..."); merupakan instruksi
untuk menampilkan tulisan "Menulis pada uji.txt..." pada serial monitor.
9. myFile.println("SKRIPSI PLTB EXHAUST"); merupakan instruksi
untuk menulis tulisan "SKRIPSI PLTB EXHAUST" ke dalam myFile.
10. myFile.close(); merupakan instruksi untuk menutup myFile.
11. Serial.println("Selesai."); merupakan instruksi untuk mencetak
tulisan “selesai” pada serial monitor.
12. else {Serial.println("kesalahan saat membuka uji.txt");
merupakan instruksi untuk mencetak tulisan “kesalahan saat membuka
uji.txt” pada serial monitor jika tidak dapat membuka dan menulis pada
myFile.
13. myFile = SD.open("uji.txt"); merupakan instruksi untuk membuka
myFile dengan nama file uji.txt
14. if (myFile){ Serial.println("uji.txt:"); merupakan instruksi jika
myFile yang dibuka benar maka serial monitor akan menampilkan tulisan
“uji.txt”.
15. while(myFile.available()){Serial.write(myFile.read());
merupakan instruksi jika myFile tersedia akan dilakukan pembacaan data
pada myFile tersebut.
16. else{ Serial.println("kesalahan saat membuka uji.txt");
merupakan instruksi untuk menampilkan tulisan "kesalahan saat membuka
uji.txt" pada serial monitor jika myFile tidak dapat dibuka.
71

17. void loop() pada pengujian ini tidak terdapat instruksi pada void loop
karena program yang dijalankan untuk sekali penulisan dan pembacaan.

Hasil pengujian dapat dilihat memalui serial monitor yang terdapat pada
Arduino IDE atau membuka file uji.txt pada micro SD card melalui PC, hasil dari
pengujian rangkaian penyimpanan ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 4. 22 Hasil Pengujian Rangkaian Penyimpanan


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Berdasarkan hasil pengujian pada gambar diatas, rangkaian penyimpanan
diketahui rangkaian tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai dengan perencanaan,
hal tersebut dibuktikan dengan membandingkan tampilan data yang ada pada serial
monitor (gambar kiri) dan data yang ada di dalam micro SD card (gambar kanan).

4.2.1.6 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Anemometer


Pengujian dan pembahasan rangkaian anemometer bertujuan untuk
mengetahui kemampuan sensor dalam membaca kecepatan angin. Kalibrasi
dilakukan dengan cara membandingkan dan menyamakan hasil dari pembacaan
sensor kecepatan angin yang telah dibuat dengan anemometer digital. Blok diagram
dari pengujian rangkaian anemometer ditunjukan pada gambar 4.23.

Sensor
Arduino Mega 2560 LCD
Anemometer

Gambar 4. 23 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Anemometer


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
72

Anemometer terdiri dari 3 bagian utama yaitu cup, piringan encoder dan
sensor optocoupler. Cup anemometer dan piringan encoder terpasang pada sebuah
shaft yang sama, sehingga encoder dan cup akan berputar jika cup terhembus angin.
Anemometer selanjutnya mengirimkan pulsa digital ke Mikrokontroler Arduino
Mega 2560 yang nantinya diolah sehingga didapatkan nilai kecepatan angin dengan
satuan meter per detik. Hasil pembacaan kecepatan angin tersebut akan ditampilkan
pada LCD. Source code yang digunakan dalam pengujian pembacaan nilai
kecepatan angin oleh anemometer adalah sebagai berikut:
#include "TimerOne.h"
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27);
unsigned int counter=0;
float WindSpeed = 0;
float rps = 0;
float radius = 0.08;
int celah = 22;
float phi = 3.14;
void docount()
{
counter++;
}
float timerIsr()
{
Timer1.detachInterrupt();
rps = (counter/celah);
WindSpeed=2*phi*radius*rps;
counter=0;
Timer1.attachInterrupt( timerIsr );
}
void setup()
{
Timer1.initialize(1000000);
attachInterrupt(0, docount, CHANGE);
Timer1.attachInterrupt( timerIsr );
73

lcd.begin(20,4);
lcd.backlight();
}
void loop()
{
lcd.setCursor(5 ,0);
lcd.print("Kecepatan Angin");
lcd.setCursor(6,2);
lcd.print(WindSpeed);
lcd.print(" m/s");
delay(1000);
}
Penjelasan source code:
1. #include "TimerOne.h" merupakan file header untuk library Timer
yang digunakan sebagai counter pulsa digital yang dihasilkan sensor
optocoupler.
2. unsigned int counter=0; Mendefinisikan nilai awal counter.
3. float WindSpeed = 0; Mendefinisikan nilai awal kecepatan angin.
4. float rps = 0; Mendefinisikan nilai awal dari rotation per second (RPS)
5. float radius = 0.08; Mendefinisikan panjang jari – jari baling – baling
anemometer dalam satuan meter.
6. int celah = 22; Mendefinisikan banyaknya jumlah celah pada piringan
encoder.
7. float phi = 3.14; Mendefinisikan phi.
8. void docount() Merupakan method program counter.
9. {counter++;} Merupakan algoritma peningkatan nilai counter.
10. float timerIsr(){ Merupakan method program timer.
11. Timer1.detachInterrupt(); Merupakan perintah untuk menghentikan
timer.
12. rps = (counter/celah); Merupakan persamaan untuk mendapatkan
nilai rps.
13. WindSpeed=2*phi*radius*rps; Merupakan persamaan untuk
mendapatkan nilai kecepatan angin.
74

14. counter=0; Merupakan perintah untuk mereset counter menjadi 0.


15. Timer1.attachInterrupt( timerIsr ); Merupakan perintah untuk
mengaktifkan timer.
16. Timer1.initialize(1000000); Mengatur timer dalam 1.000.000 us atau
1 detik.
17. attachInterrupt(0, docount, CHANGE); Merupakan perintah untuk
menjalankan timer ketika terdapat perubahan logika.
18. lcd.setCursor(5 ,0); , lcd.print("Kecepatan Angin");
Merupakan instruksi untuk menampilkan kalimat “Kecepatan Angin” pada
LCD.
19. lcd.setCursor(6,2); , lcd.print(WindSpeed); , lcd.print("
m/s"); Merupakan instruksi untuk menampilkan nilai kecepatan angin dan
tulisan “m/s” pada LCD.
Hasil pengujian rangkaian anemometer ditunjukan pada Gambar 4.24.

Gambar 4. 24 Hasil Pengujian Rangkaian Anemometer


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Pengujian pembacaan nilai kecepatan angin oleh anemometer yang telah
dibuat dilakukan di wahana pengujian turbin dengan udara buang exhaust fan
digunakan sebagai sumber angin untuk pemutar turbin. Nilai yang terbaca oleh
sensor kecepatan angin dibandingkan dengan nilai pembacaan dari anemometer
digital. Hasil pengujian pembacaan nilai kecepatan angin ditunjukan pada tabel 4.4.
75

Tabel 4. 4 Hasil Pengujian Pembacaan Sensor Kecepatan Angin


Hasil Pembacaan Penyimpangan
Hasil Pembacaan
No. Anemometer Digital Pembacaan Sensor
Sensor (m/s)
(m/s) (%)
1 0.00 0,00 0
2 3.00 2.92 2.6
3 5.50 5.44 1.1
Hasil pengujian sensor kecepatan angin dalam pembacaan nilai kecepatan
angin menunjukan adanya penyimpangan dengan hasil pembacaan pada
anemometer digital. Perhitungan penyimpangan pembacaan sensor kecepatan angin
adalah sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
Penyimpangan = | | 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
5.50 − 5.44
Penyimpangan = | | 𝑥 100% = 0,50%
5.50

Berdasarkan hasil pengujian pembacaan nilai sensor kecepatan angin atau


anemometer, diketahui rata -rata penyimpangan sensor sebesar 1,86%.

4.2.1.7 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Sensor Tegangan AC


Pengujian dan pembahasan rangkaian sensor tegangan AC ZMPT101B
bertujuan untuk mengetahui akurasi pembacaan sensor terhadap besar tegangan
yang diukur. Ketika proses pengujian dilaksanakan dilakukan kalibrasi dalam
pembacaan nilai tegangan agar pembacaan sensor semakin akurat. Blok diagram
dari pengujian rangkaian sensor tegangan ZMPT101B ditunjukan pada gambar
berikut.

Sensor Tegangan
Arduino Mega 2560 LCD
ZMPT101B

Gambar 4. 25 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Tegangan ZMPT101B


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020

Proses pengujian menggunakan mikrokontroler Arduino Mega 2560


sebagai pengolah nilai analog yang dihasilkan sensor dan memrosesnya menjadi
76

satuan volt, serta LCD untuk menampilkan nilai tegangan tersebut. Hasil yang
diukur akan dibandingkan dengan hasil pengukuran dari multi meter sehingga akan
diketahui keakurasian dari sistem Data Logger PLTB tersebut dalam membaca nilai
tegangan yang dihasilkan oleh turbin angin. Source code yang digunakan dalam
pengujian pembacaan nilai tegangan oleh sensor tegangan ZMPT101B adalah
sebagai berikut:
#include "EmonLib.h"
#include "Wire.h"
#include "LiquidCrystal_I2C.h"
#define VOLT_CAL 110.7
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27);
EnergyMonitor emon1;
void setup()
{
emon1.voltage(A5, VOLT_CAL, 1.7);
);
lcd.begin (20,4);
lcd.backlight();}
void loop()
{
emon1.calcVI(20,2000);
double supplyVoltage_1 = emon1.Vrms;
lcd.setCursor(7,0);
lcd.print("VOLTAGE");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("V1 : ");
if (supplyVoltage_1 < 100) lcd.print("0");
if (supplyVoltage_1 < 10) lcd.print("0");
lcd.print(supplyVoltage_1);
lcd.print("V");
delay(1000); }

Penjelasan source code:


1. #include "EmonLib.h" merupakan file header untuk library energi
monitoring yang digunakan oleh sensor tegangan ZMPT101B dan sensor
arus SCT-013-000.
77

2. #define VOLT_CAL 110.7 mendefinisikan nilai kalibrasi pembacaan


sensor tegangan.
3. EnergyMonitor emon1; , EnergyMonitor emon2; , EnergyMonitor

emon3; merupakan instruksi untuk pendeklarasian variabel sensor yang


digunakan.
4. emon1.voltage(A5, VOLT_CAL, 1.7); , emon2.voltage(A6,

VOLT_CAL, 1.7); , emon3.voltage(A4, VOLT_CAL, 1.7); merupakan


inisialisasi pin analog dan kalibrasi yang digunakan.
5. emon1.calcVI(20,2000);merupakan instruksi perhitungan yang terdapat
pada library yang digunakan untuk mendapatkan nilai tegangan.
6. double supplyVoltage_1 = emon1.Vrms; merupakan instruksi untuk
mengekstrak vrms menjadi variabel, sehingga didapatkan nilai tegangan
akhir.
7. lcd.setCursor(7,0); , lcd.print("VOLTAGE"); merupakan instruksi
untuk menampilkan tulisan “VOLTAGE” di LCD pada posisi kolom ke- 8
dan baris pertama.
8. lcd.setCursor(0,1); , lcd.print("V1 : "); merupakan instruksi
untuk menampilkan tulisan “V1” di LCD pada posisi kolom pertama dan
baris ke- 2.
9. if (supplyVoltage_1 < 100) lcd.print("0"); merupakan kondisi
jika nilai tegangan yang terbaca oleh sensor tegangan 1 kurang dari 100
maka ditambahkan angka 0 di depan nilai tegangan tersebut.
10. if (supplyVoltage_1 < 10) lcd.print("0"); merupakan kondisi jika
nilai tegangan yang terbaca oleh sensor tegangan 1 kurang dari 10 maka
ditambahkan angka 0 di depan nilai tegangan tersebut.
11. lcd.print(supplyVoltage_1); lcd.print("V"); merupakan instruksi
untuk menampilkan nilai tegangan yang dibaca oleh sensor tegangan 1 dan
huruf “V”.
Gambar berikut menunjukan hasil pengujian sensor tegangan ZMPT101B
dalam membaca tegangan AC yang dihasilkan oleh turbin angin.
78

Gambar 4. 26 Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Tegangan ZMPT101B


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Pengujian sensor tegangan ZMPT dalam membaca nilai tegangan dilakukan
pada sumber tegangan yang menyuplai exhaust fan. Sensor mengukur tegangan
pada titik tegangan 1 fasa. Hasil pembacaan tegangan oleh sensor akan
dibandingkan dengan hasil pembacaan tegangan yang dibaca oleh multimeter. Hasil
pengujian pembacaan nilai tegangan ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Pembacaan Sensor Tegangan ZMPT101B
Hasil Pembacaan Hasil Pembacaan Penyimpangan
No. Multimeter Digital Sensor ZMPT101B Pembacaan Sensor
(Volt) (Volt) (%)
1 221 221.01 0.0045
2 220 220.00 0
3 221 221.02 0.009

Hasil pengujian sensor tegangan dalam pembacaan nilai tegangan yang


dihasilkan oleh turbin angin menunjukan adanya penyimpangan dengan hasil
pembacaan pada multimeter. Berikut merupakan perhitungan penyimpangan
pembacaan sensor tegangan.
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
Penyimpangan = | | 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
79

221 − 221.01
Penyimpangan = | | 𝑥 100% = 0,0045%
221

Berdasarkan hasil pengujian pembacaan nilai sensor tegangan ZMPT101B,


diketahui rata-rata penyimpangan sensor tegangan memiliki penyimpangan sebesar
0.0045%.

4.2.1.8 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Sensor Arus AC


Pengujian dan pembahasan rangkaian sensor arus SCT 013-030 bertujuan
untuk mengetahui akurasi pembacaan sensor terhadap besar arus yang diukur.
Ketika proses pengujian dilaksanakan dilakukan kalibrasi dalam pembacaan nilai
arus agar pembacaan sensor semakin akurat. Blok diagram dari pengujian rangkaian
sensor arus SCT 013-030 ditunjulan pada gambar berikut.

Sensor Arus SCT


Arduino Mega 2560 LCD
013-030

Gambar 4. 27 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Arus SCT 013-030


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Proses pengujian menggunakan mikrokontroler Arduino Mega 2560
sebagai pengolah nilai analog yang dihasilkan sensor dan LCD untuk menampilkan
nilai arus yang telah diukur. Output dari sensor akan diproses menjadi satuan
ampere (A). Hasil yang diukur akan dibandingkan dengan hasil pengukuran dari
clamp meter sehingga dapat diketahui keakurasian dari sistem Data Logger PLTB
tersebut dalam membaca nilai arus yang dihasilkan oleh turbin angin. Source code
yang digunakan dalam pengujian pembacaan nilai arus oleh sensor arus SCT 013-
030 aalah sebagai berikut:

#include "EmonLib.h"
#include "Wire.h"
#include "LiquidCrystal_I2C.h"
#define CURRENT_CAL 29.55
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27
EnergyMonitor emon1;
void setup()
80

{
emon1.current(A1, CURRENT_CAL);
lcd.begin (20,4);
lcd.backlight()
}
void loop()
{
emon1.calcVI(20,2000);
double currentDraw_1 = emon1.Irms;
lcd.setCursor(7,0);
lcd.print("CURRENT");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("i1 : ");
if (currentDraw_1 < 100) lcd.print("0");
if (currentDraw_1 < 10) lcd.print("0");
lcd.print(currentDraw_1);
lcd.print("A");
delay(1000);
}

Penjelasan source code:


1. #include "EmonLib.h" merupakan file header untuk library energi
monitoring yang digunakan oleh sensor tegangan ZMPT101B dan sensor
arus SCT-013-000.
2. #define CURRENT_CAL 29.55 mendefinisikan nilai kalibrasi pembacaan
sensor arus.
3. EnergyMonitor emon1; EnergyMonitor emon2; EnergyMonitor
emon3; merupakan instruksi untuk pendeklarasian variabel sensor yang
digunakan.
4. emon1.current(A1, CURRENT_CAL); merupakan inisialisasi pin analog
dan kalibrasi yang digunakan.
5. emon1.calcVI(20,2000); merupakan instruksi perhitungan yang terdapat
pada library yang digunakan untuk mendapatkan nilai arus.
81

6. double currentDraw_1 = emon1.Irms; merupakan instruksi untuk


mengekstrak Irms menjadi variabel, sehingga didapatkan nilai arus akhir.
7. lcd.setCursor(7,0); , lcd.print("CURRENT"); merupakan instruksi
untuk menampilkan tulisan “CURRENT” di LCD pada posisi kolom ke- 8
dan baris pertama.
8. lcd.setCursor(0,1); , lcd.print("i1 : "); merupakan instruksi
untuk menampilkan tulisan “i1” di LCD pada posisi kolom pertama dan
baris ke- 2.
9. if (currentDraw_1 < 100) lcd.print("0"); merupakan kondisi jika
nilai tegangan yang terbaca oleh sensor arus 1 kurang dari 100 maka
ditambahkan angka 0 di depan nilai arus tersebut.
10. if (currentDraw_1 < 10) lcd.print("0"); merupakan kondisi jika
nilai tegangan yang terbaca oleh sensor arus 1 kurang dari 10 maka
ditambahkan angka 0 di depan nilai arus tersebut.
11. lcd.print(currentDraw_1); , lcd.print("A"); merupakan instruksi
untuk menampilkan nilai arus yang dibaca oleh sensor arus 1 dan huruf
“A”.
Hasil pengujian sensor arus SCT 013-030 dalam membaca arus AC yang
dihasilkan oleh exhaust fan ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 4. 28 Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Arus SCT 013-030


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
82

Pengujian sensor arus SCT 013-030 dalam membaca nilai arus dilakukan
pada exhaust fan, hal ini dilakukan agar mengetahui performa dari exhaust fan
akibat udara buang yang dikeluarkan tertutup oleh turbin. Hasil pembacaan arus
oleh sensor akan dibandingkan dengan hasil pembacaan arus yang dibaca oleh
multimeter. Hasil pengujian pembacaan nilai arus ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Pembacaan Sensor Arus SCT 013-030
Hasil Pembacaan Hasil Pembacaan Penyimpangan
No. Multimeter Digital Sensor SCT 013-030 Pembacaan Sensor
(Ampere) (Ampere) (%)
1 0.64 0.64 0
2 0.64 0.65 1.56
3 0.64 0.64 0

Hasil pengujian sensor Arus dalam pembacaan nilai arus yang dihasilkan
oleh exhaust fan menunjukan adanya penyimpangan dengan hasil pembacaan pada
clamp meter. Berikut merupakan perhitungan penyimpangan pembacaan sensor
arus SCT 013-030.
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
Penyimpangan = | | 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
0.64 − 0.65
Penyimpangan = | | 𝑥 100% = 1.56%
0.64

Berdasarkan hasil pengujian pembacaan nilai sensor tegangan ZMPT101B,


diketahui rata-rata penyimpangan sensor arus memiliki penyimpangan sebesar
0.52%.

4.2.1.9 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Sensor Tegangan DC


Pengujian dan pembahasan rangkaian sensor tegangan DC bertujuan
untuk mengetahui akurasi pembacaan sensor terhadap besar tegangan yang diukur.
Ketika proses pengujian dilaksanakan dilakukan kalibrasi dalam pembacaan nilai
tegangan agar pembacaan sensor semakin akurat. Blok diagram dari pengujian
83

rangkaian sensor tegangan DC dengan sistem voltage divider ditunjukan pada


gambar berikut.

Sensor Tegangan
Arduino Mega 2560 LCD
DC

Gambar 4. 29 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Tegangan DC


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Proses pengujian menggunakan mikrokontroler Arduino Mega 2560
sebagai pengolah nilai analog yang dihasilkan sensor dan memrosesnya menjadi
satuan volt, serta LCD untuk menampilkan nilai tegangan tersebut. Hasil yang
diukur akan dibandingkan dengan hasil pengukuran dari multi meter sehingga akan
diketahui keakurasian dari sistem Data Logger PLTB tersebut dalam membaca nilai
tegangan yang dihasilkan oleh generator. Source code yang digunakan dalam
pengujian pembacaan nilai tegangan DC oleh sensor tegangan DC adalah sebagai
berikut:
#include "Wire.h"
#include "LiquidCrystal_I2C.h"
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27);
float Volt1;
float Volt;
void setup()
{ Serial.begin(9600);
Serial.println("Voltage: ");
lcd.begin (20,4); }
void loop()
{ Volt1=analogRead(A6);
Volt=((Volt1*0.00489)*5);
lcd.setCursor(2,0);
lcd.print("TEGANGAN GENERATOR");
lcd.setCursor(7,3);
lcd.print(Volt);
lcd.print(" VOLT DC");
delay(1000);}
Penjelasan source code:
84

1. #include "Wire.h" merupakan file header untuk library I2C yang


digunakan pada mikrokontroler Arduino.
2. #include "LiquidCrystal_I2C.h" merupakan untuk library LCD yang
digunakan untuk tampilan LCD.
3. float Volt1; dan float Volt merupakan instruksi untuk pendeklarasian
variabel sensor tegangan DC yang digunakan.
4. { Volt1=analogRead(A6); merupakan pin yang digunakan pada Arduino
untuk mengkonversikan data sensor tegangan DC.
5. Volt=((Volt1*0.00489)*5);merupakan instruksi untuk mengekstrak
data menjadi variabel, sehingga didapatkan nilai tegangan akhir.
6. lcd.setCursor(2,0);lcd.print("TEGANGAN GENERATOR");merupakan

instruksi untuk menampilkan tulisan “TEGANGAN GENERATOR” di


LCD pada posisi kolom 2 dan baris pertama.
7. lcd.setCursor(7,3);lcd.print(Volt); lcd.print(" VOLT DC");
merupakan instruksi untuk menampilkan data sensor yang didapat pada
posisi kolom 7 dan baris ketiga dengan menuliskan satuan “VOLT DC”.
8. delay(1000);} merupakan lama pengolahan dan pengiriman data dari
sensor ke mikrokontroler, hingga ke tampilan LCD.

Gambar berikut menunjukan hasil pengujian sensor tegangan DC dalam


yang dihasilkan oleh generator.

Gambar 4. 30 Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Tegangan DC


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
85

Pengujian sensor tegangan DC dalam membaca nilai tegangan dilakukan


pada output tegangan yang dihasilkan oleh generator. Hasil pembacaan tegangan
oleh sensor akan dibandingkan dengan hasil pembacaan tegangan yang dibaca oleh
multimeter. Hasil pengujian pembacaan nilai tegangan ditunjukan pada tabel
berikut.
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Pembacaan Sensor Tegangan DC
Hasil Pembacaan Hasil Pembacaan Penyimpangan
No. Multimeter Digital Sensor Tegangan DC Pembacaan
(Volt) (Volt) Sensor (%)
1 10.36 10.36 0
2 10.35 10.36 0.097
3 10.35 10.35 0
Hasil pengujian sensor tegangan dalam pembacaan nilai tegangan yang
dihasilkan oleh turbin angin menunjukan adanya penyimpangan dengan hasil
pembacaan pada multimeter. Berikut merupakan perhitungan penyimpangan
pembacaan sensor tegangan.
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
Penyimpangan = | | 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
10.35 − 10.36
Penyimpangan = | | 𝑥 100% = 0,097%
10.35

Berdasarkan hasil pengujian pembacaan nilai sensor tegangan DC,


diketahui rata-rata penyimpangan sensor tegangan memiliki penyimpangan sebesar
0.032%.

4.2.1.10 Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Sensor Arus DC


Pengujian dan pembahasan rangkaian sensor arus ACS712 bertujuan
untuk mengetahui akurasi pembacaan sensor terhadap besar arus yang diukur.
Ketika proses pengujian dilaksanakan dilakukan kalibrasi dalam pembacaan nilai
arus agar pembacaan sensor semakin akurat. Blok diagram dari pengujian rangkaian
sensor arus ACS712 ditunjulan pada gambar berikut.
86

Sensor Arus SCT


Arduino Mega 2560 LCD
013-030

Gambar 4. 31 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Arus ACS712


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Proses pengujian menggunakan mikrokontroler Arduino Mega 2560
sebagai pengolah nilai analog yang dihasilkan sensor dan LCD untuk menampilkan
nilai arus yang telah diukur. Output dari sensor akan diproses menjadi satuan
ampere (A). Hasil yang diukur akan dibandingkan dengan hasil pengukuran dari
clamp meter sehingga dapat diketahui keakurasian dari sistem Data Logger PLTB
tersebut dalam membaca nilai arus yang dihasilkan oleh turbin angin. Source code
yang digunakan dalam pengujian pembacaan nilai arus oleh sensor arus ACS712
adalah sebagai berikut:
#include "Wire.h"
#include "LiquidCrystal_I2C.h"
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27);
const int pin = A7;
float numReadings = 1000;
unsigned int total;
float kalibrasi = 40.00;
float span = 185;
float amps;
int average;
float nilaiADC;

void setup() {
lcd.begin(20,4);
Serial.begin(9600);
pinMode(pin, INPUT);
}
void loop() {
total = 0;
for (int x = 0; x < numReadings; x++) {
total = total + analogRead(pin);
}
87

average = total/numReadings;
nilaiADC = average - kalibrasi;
amps = abs((nilaiADC * 5000/1024/ span));
lcd.setCursor(5,0);
lcd.print("NILAI ARUS");
lcd.setCursor(8,1);
lcd.print(amps);
lcd.print("A");

delay(1000);
}

Penjelasan source code:


1. #include "Wire.h" merupakan file header untuk lybrary wire yang
merupakan konektivitas pin SDA dan SCL.#define CURRENT_CAL 29.55
mendefinisikan nilai kalibrasi pembacaan sensor arus.
2. #include "LiquidCrystal_I2C.h" merupakan file header untuk lybrary
dari LCD, agar dapat mengenali fungsi – fungsi dari LCD.
3. LiquidCrystal_I2C lcd(0x27); merupakan address I2C dan konfigurasi
pin I2C yang terhubung pada LCD.
4. const int pin = A7; merupakan inisialisasi pin analog.
5. float numReadings = 1000; merupakan lama banyaknya data yang
dibaca.
6. unsigned int total; merupakan jumlah total dari nilai adc selama
pembacaan.
7. float kalibrasi = 40.00; merupakan nilai kalibrasi yang akan
digunakan.
8. float span = 185; merupakan nilai toleransi dari sensor.
9. float amps; merupakan variable nilai arus yang akan dicari.
10. int average; merupakan variable rata-rata.
11. float nilaiADC; merupakan variable nilai adc.
12. for (int x = 0; x < numReadings; x++) {
total = total + analogRead(pin);
88

} merupakan instruksi melakukan pembacaan nilai adc selama


numReadings dan menjumlahkan.
13. average = total/numReadings; melakukan instruksi pembagian dari
jumlah total nilai adc yang dibaca dibagi dengan lamanya pengambilan data.
14. nilaiADC = average - kalibrasi; melakukan instruksi pengurang nilai
rata-rata dengan nilai kalibrasi, sehingga mendapatkan nilai adc yang
sebenarnya.
15. amps = abs((nilaiADC * 5000/1024/ span));merupakan instruksi
untuk mendapatkan nilai arus dc dengan menggunakan rumus tersebut.
16. lcd.setCursor(5,0);lcd.print("NILAI
ARUS");lcd.setCursor(8,1);lcd.print(amps);lcd.print("A");
merupakan instruksi untuk menampilkan nilai arus pada lcd.

Hasil pengujian sensor arus ACS712 dalam membaca arus AC yang


dihasilkan oleh beban ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 4. 32 Hasil Pengujian Sensor Arus ACS712


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Pengujian sensor arus ACS712 dalam membaca nilai arus dilakukan pada
beban, Hasil pembacaan arus oleh sensor akan dibandingkan dengan hasil
pembacaan arus yang dibaca oleh multimeter. Hasil pengujian pembacaan nilai arus
ditunjukan pada tabel berikut.
89

Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Pembacaan Sensor Arus SCT 013-030


Hasil Pembacaan Hasil Pembacaan Penyimpangan
No. Multimeter Digital Sensor SCT 013-030 Pembacaan Sensor
(Ampere) (Ampere) (%)
1 0.24 0.24 0
2 0.24 0.25 4,16
3 0.24 0.25 4,16

Hasil pengujian sensor Arus dalam pembacaan nilai arus yang dihasilkan
oleh beban menunjukan adanya penyimpangan dengan hasil pembacaan pada
multimeter. Berikut merupakan perhitungan penyimpangan pembacaan sensor arus
ACS712.
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
Penyimpangan = | | 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
0.24 − 0.26
Penyimpangan = | | 𝑥 100% = 8.33%
0.24

Berdasarkan hasil pengujian pembacaan nilai sensor arus dc ACS712,


diketahui rata-rata penyimpangan sensor arus memiliki penyimpangan sebesar
2,77%.

4.2.1.11 Pengujian dan Pembahasan Sensor Tachometer


Pengujian dan pembahasan sensor tachometer bertujuan untuk
mengetahui akurasi pembacaan sensor terhadap nilai rpm turbin. Ketika proses
pengujian dilaksanakan dilakukan kalibrasi dalam pembacaan nilai rpm agar
pembacaan sensor semakin akurat. Blok diagram dari pengujian tachometer
ditunjulan pada gambar berikut.

Tachometer Arduino Mega 2560 LCD

Gambar 4. 33 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Sensor Arus ACS712


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
90

Proses pengujian menggunakan mikrokontroler Arduino Mega 2560


sebagai pengolah nilai analog yang dihasilkan sensor dan LCD untuk menampilkan
nilai rpm yang telah diukur. Output dari tachometer akan diproses menjadi satuan
rpm (Rotation per Minute). Hasil yang diukur akan dibandingkan dengan hasil
pengukuran dari alat ukur tachometer sehingga dapat diketahui keakurasian dari
sistem Data Logger PLTB tersebut dalam membaca nilai arus yang dihasilkan oleh
turbin angin. Source code yang digunakan dalam pengujian pembacaan nilai arus
oleh sensor tachometer adalah sebagai berikut:
#include "Wire.h"
#include "LiquidCrystal_I2C.h"
#define windPin 3
const float pi = 3.14159265;
int period = 10000;
int radio = 80;
int jml_celah = 22;
unsigned int Sample = 0;
unsigned int counter = 0;
unsigned int RPM = 0;
int tacho = 0;
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27);
void setup()
{
Serial.begin(9600);
pinMode(3, INPUT);
digitalWrite(3, HIGH);
lcd.begin (20,4);
lcd.backlight();
}
void loop()
{
Sample++;
windvelocity();
Tachometer();
lcd.setCursor(5,0);
lcd.print("TACHOMETER");
lcd.setCursor(5,2);
91

lcd.print(tacho);
lcd.print("rpm");
Serial.println(tacho);
}

void windvelocity()
{
tacho = 0;
counter = 0;
attachInterrupt(digitalPinToInterrupt(3), addcount, CHANGE);
unsigned long millis();
long startTime = millis();
while(millis() < startTime + period) {}
detachInterrupt(1);
}
void Tachometer()
{
tacho=((counter/jml_celah)*60)/(period/1000);
}
void addcount()
{
counter++;
}
Penjelasan source code:
1. #include "Wire.h" merupakan file header untuk lybrary wire yang
merupakan konektivitas pin SDA dan SCL.#define CURRENT_CAL 29.55
mendefinisikan nilai kalibrasi pembacaan sensor arus.
2. #include "LiquidCrystal_I2C.h" merupakan file header untuk lybrary
dari LCD, agar dapat mengenali fungsi – fungsi dari LCD.
3. LiquidCrystal_I2C lcd(0x27); merupakan address I2C dan konfigurasi
pin I2C yang terhubung pada LCD.
4. #define windPin 3 merupakan inisialisasi pin.
5. const float pi = 3.14159265; merupakan nilai konstanta phi.
6. int period = 10000; merupakan lamanya pembacaan data.
7. int radio = 80; merupakan nilai ukuran radius dari encoder disk.
92

8. int jml_celah = 22; merupakan banyaknya celah dalam encoder disk.


9. lcd.setCursor(5,0);lcd.print("TACHOMETER");lcd.setCursor(5,2
);lcd.print(tacho);lcd.print("rpm");merupakan instruksi untuk
menampilkan nilai rpm pada lcd.
10. tacho=((counter/jml_celah)*60)/(period/1000);merupakan
perhitungan untuk mendapatkan nilai rpm

Hasil pengujian sensor tachometer dalam membaca nilai rpm yang


dihasilkan oleh turbin ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 4. 34 Hasil Pengujian Sensor Tachometer


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Pengujian sensor tachometer dalam membaca nilai rpm dilakukan pada saat
turbin berputar, Hasil pembacaan nilai rpm oleh sensor tachometer akan
dibandingkan dengan hasil pembacaan nilai rpm yang dibaca oleh alat ukur
tachometer. Hasil pengujian pembacaan nilai arus ditunjukan pada tabel berikut.
93

Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Pembacaan Sensor Tachometer

Hasil Pembacaan Penyimpangan


Hasil Pembacaan
No. Sensor Tachometer Pembacaan Sensor
Tachometer (RPM)
(RPM) (%)
1 280 278 0,7
2 279 278 0,3
3 281 278 1,06

Hasil pengujian sensor tachometer dalam pembacaan nilai rpm yang


dihasilkan oleh turbin menunjukan adanya penyimpangan dengan hasil pembacaan
pada alat ukur tachometer. Berikut merupakan perhitungan penyimpangan
pembacaan sensor tachometer.
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
Penyimpangan = | | 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
280 − 278
Penyimpangan = | | 𝑥 100% = 0.7%
278

Berdasarkan hasil pengujian pembacaan nilai sensor tachometer, diketahui


rata-rata penyimpangan sensor arus memiliki penyimpangan sebesar 0,68%.
93

4.2.2 Pengujian Output dengan Penambahan Wind tunnel dan Tanpa Wind
tunnel
Percobaan kali ini membahas tentang seberapa besar peningkatan output
ketika penambahan wind tunnel pada turbin 4 sudu dan 2 sudu serta tanpa
menggunakan wind tunnel. Data output yang didapat nanti akan digambarkan
dengan grafik agar dapat memperlihatkan perbedaannya. Data yang dicari pada
percobaan kali ini berupa data tegangan, arus, kecepatan putar turbin, kecepatan
angin, tegangan exhaust fan, arus pada exhaust fan. Lama percobaan yang
dilakukan selama 1 menit yang akan disimpan pada data logger.
Pemasangan wind tunnel pada percobaan ini diletakan langsung didepan
exhaust fan yang nantinya output wind tunnel langsung dihadapkan ke sudu turbin.
Posisi datangnya angin langsung ditabrakan ke sudu turbin seperti gambar berikut:

Gambar 4. 35 Gambaran Pengujian dengan Wind tunnel


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Penelitian penambahan wind tunnel kali ini dilakukan dengan beberapa
tahapan pengukuran yang nantinya berfungsi untuk mendapatkan data hasil
pengujian. Pengukuran pertama dilakukan dengan menggunakan wind tunnel
terhadap turbin sudu 4 dan 2. Pengukuran kedua dilakukan tanpa menggunakan
wind tunnel terhadap turbin sudu 4 dan 2. Berikut flowchart metode pengukuran
yang akan dilakukan
94

1. Pengukuran dengan penggunaan wind tunnel turbin sudu 2 dan 4

2. pengukuran tanpa penggunaan wind tunnel turbin sudu 2 dan 4

3. Pengukuran tegangan starting generator hingga tegangan stabil


yang bisa dicapai generator

4. Pengukuran kecepatan turbin ketika dibebani dan pengukuran


arus dan daya pada generator

5. Pengaruh pemasangan wind tunnel

Gambar 4. 36 Flowchart Pengukuran Data


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Dari flowchart pengukuran data, sampel yang dilakukan pada percobaan ini
dilakukan selama 1 menit.
95

4.2.2.1 Pengujian Turbin Sudu 4


Percobaan kali ini menggunakan turbin 4 sudu dengan menggunakan wind
tunnel yang diarahkan langsung ke sudu turbin dimana jarak antara turbin dan
exhaust sejaih 1 m dari tengah turbin. Berikut gambaran dari skema pengujian:

Gambar 4. 37 Gambaran Pengujian Turbin 4 Sudu Menggunakan Wind tunnel


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Penelitian kali ini dibagi menjadi 2 yaitu pengujian turbin 4 sudu
menggunakan wind tunnel tanpa beban dan pengujian turbin 4 sudu menggunakan
wind tunnel berbeban.
1. Pengujian Turbin 4 Sudu Menggunakan Wind tunnel Tanpa Beban
Penelitian turbin 4 sudu menggunakan wind tunnel tanpa beban yang
dimana udara keluaran exhaust fan langsung diarahkan menggunakan wind tunnel
menuju sudu turbin yang nantinya turbin terhubung dengan generator sehingga
generator menghasilkan energi listrik yang tidak dibebani. Berikut data hasil yang
didapat:
96

Tabel 4. 9 Data Hasil Percobaan Pengujian Turbin 4 Sudu dengan Windu Tunnel Tanpa Beban

Kecepatan I. V.
Waktu V. Generator
Turbin Exhaust (A) Exhaust (V)
(sec) (V)
(rpm)
1 3.63 992 1.06 220.93
2 4.08 1017 0.8 221.63
3 4.08 1017 0.8 219.92
4 4.08 1017 0.8 221.18
5 4.18 1019 0.8 220.05
6 4.18 1019 0.8 221.25
7 4.18 1019 0.8 221.36
8 4.22 1036 0.8 221.15
9 4.25 1042 0.8 221.09
10 4.25 1042 0.8 220.12
11 4.27 1069 0.8 221.5
12 4.27 1069 0.8 221.5
13 4.27 1069 0.95 221.69
14 4.3 1085 0.95 221.72
15 4.3 1085 0.95 221.29
16 4.3 1085 0.95 220.58
17 4.3 1085 0.95 221.29
18 4.3 1085 0.95 220.58
19 4.27 1069 0.95 221.57
20 4.27 1069 0.8 220.52
21 4.27 1069 0.95 220.79
22 4.27 1069 0.95 220.13
23 4.27 1069 0.95 221.57
24 4.27 1069 0.8 220.52
25 4.27 1069 0.95 220.79
26 4.27 1069 0.95 220.13
27 4.27 1069 0.95 221.29
28 4.27 1069 0.95 220.58
29 4.27 1069 0.95 220.79
30 4.27 1069 0.95 220.79
Gambar berikut merupakan gambaran hasil pengukuran yang ditampilkan
pada data logger yang mempunyai format .TXT
97

Gambar 4. 38 Data Pengukuran dari Data Logger


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020

Dari data hasil pengujian turbin 4 sudu menggunakan wind tunnel tanpa
beban mendapatkan tegangan stabil sekitar 4.27 V. Starting Generator dari keadaan
0 V hingga mencapai tegangan tersebut membutuhkan waktu 11 s berikut tampilan
grafiknya kecepatan turbin terhadap tegangan

Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


1100
1080
1060
1040
rpm

1020
1000
980
960
940
3.63 4.08 4.18 4.18 4.25 4.27 4.27 4.3 4.3 4.27 4.27 4.27 4.27 4.27 4.27
tegangan (V)

Gambar 4. 39 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan

Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020

2. Pengujian Turbin 4 Sudu Menggunakan Wind tunnel dengan Beban


Penelitian turbin 4 sudu menggunakan wind tunnel dengan beban yang
dimana udara keluaran exhaust fan langsung diarahkan menggunakan wind tunnel
menuju sudu turbin yang nantinya turbin terhubung dengan generator sehingga
98

generator menghasilkan energi listrik yang akan langsung terhubung dengan beban
10Ω. Berikut data hasil yang didapat:
Tabel 4. 10 Pengujian Turbin 4 Sudu Menggunakan Wind tunnel dengan Beban

V. I. Kecepatan I. V.
Waktu Daya
Generator Generator Turbin Exhaust Exhaust
(sec) (W)
(V) (A) (m/s) (A) (V)
1 0.02 0.002 0.00004 20 0.9 221
2 0.09 0.009 0.00081 53 0.9 221
3 0.5 0.05 0.025 106 0.8 220.99
4 1.13 0.113 0.12769 689 0.8 221.78
5 1.35 0.135 0.18225 700 0.8 221.4
6 1.82 0.182 0.33124 727 0.85 220.47
7 2.05 0.205 0.42025 736 0.8 221.48
8 2.1 0.21 0.441 745 0.8 218.98
9 2.1 0.21 0.441 745 0.8 219.97
10 2.12 0.212 0.44944 753 0.8 221.77
11 2.15 0.215 0.46225 776 0.8 220.02
12 2.15 0.215 0.46225 776 0.8 220.02
13 2.15 0.215 0.46225 776 0.95 221.52
14 2.15 0.215 0.46225 776 0.95 221.73
15 2.17 0.217 0.47089 772 0.95 220.45
16 2.22 0.222 0.49284 781 0.95 222.57
17 2.22 0.222 0.49284 781 0.95 219.25
18 2.15 0.215 0.46225 776 0.95 220.59
19 2.15 0.215 0.46225 776 0.95 221.06
20 2.15 0.215 0.46225 776 0.8 219.41
21 2.15 0.215 0.46225 776 0.95 221.52
22 2.15 0.215 0.46225 776 0.95 221.73
23 2.17 0.217 0.47089 772 0.95 220.45
24 2.22 0.222 0.49284 781 0.95 222.57
25 2.22 0.222 0.49284 781 0.95 219.25
26 2.15 0.215 0.46225 776 0.95 220.59
27 2.15 0.215 0.46225 776 0.95 221.06
28 2.15 0.215 0.46225 776 0.8 219.41
29 2.15 0.215 0.46225 776 0.95 221.52
30 2.15 0.215 0.46225 776 0.95 221.73
Gambar berikut merupakan gambaran hasil pengukuran yang ditampilkan
pada data logger yang mempunyai format .TXT
99

Gambar 4. 40 Data Pengukuran dari Data Logger


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Dari data hasil pengujian turbin 4 sudu menggunakan wind tunnel dengan
beban 10 Ω mendapatkan tegangan stabil sekitar 2.15 V. Starting Generator dari
keadaan 0 V hingga mencapai tegangan tersebut membutuhkan waktu 11 s berikut
tampilan grafiknya kecepatan turbin terhadap tegangan

Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


900
800
700
600
500
rpm

400
300
200
100
0
0.02 0.5 1.35 2.05 2.1 2.15 2.15 2.17 2.22 2.15 2.15 2.17 2.22 2.15 2.15
tegangan (V)

Gambar 4. 41 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
100

4.2.2.2 Pengujian Turbin Sudu 2


Percobaan kali ini menggunakan turbin 2 sudu dengan menggunakan wind
tunnel yang diarahkan langsung ke sudu turbin dimana jarak antara turbin dan
exhaust sejaih 60 cm dari tengah turbin. Berikut gambaran dari skema pengujian:

Gambar 4. 42 Gambaran Pengujian Turbin Sudu 2 dengan Wind tunnel


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Penelitian kali ini dibagi menjadi 2 yaitu pengujian turbin 2 sudu
menggunakan wind tunnel tanpa beban dan pengujian turbin 4 sudu menggunakan
wind tunnel berbeban.
1. Pengujian Turbin Sudu 2 Menggunakan Wind tunnel Tanpa Beban
Penelitian turbin sudu 2 menggunakan wind tunnel tanpa beban yang
dimana udara keluaran exhaust fan langsung diarahkan menggunakan wind tunnel
menuju sudu turbin yang nantinya turbin terhubung dengan generator sehingga
generator menghasilkan energi listrik yang tidak dibebani. Berikut data hasil yang
didapat:
101

Tabel 4. 11 Data Hasil Pengujian Turbin Sudu 2 Menggunakan Wind tunnel Tanpa Beban

Kecepatan I. V.
Waktu V. Generator
Turbin Exhaust (A) Exhaust (V)
(sec) (V)
(rpm)
1 0.05 5 1.37 218.85
2 0.57 10 0.8 219.56
3 1.46 14 0.8 222.29
4 3.33 53 0.8 221.57
5 4.63 1115 0.8 219.89
6 4.63 1115 0.9 221.59
7 4.63 1115 0.8 222.22
8 4.65 1115 0.8 219.78
9 4.67 1115 0.8 221.37
10 4.7 1151 0.8 221.41
11 4.7 1151 0.8 221.41
12 4.74 1153 0.8 221.55
13 4.74 1153 0.95 219.31
14 4.74 1153 0.95 221.48
15 4.77 1160 0.95 221.49
16 4.77 1160 0.95 221.17
17 4.77 1160 0.8 221.41
18 5.05 1169 0.95 221.17
19 5.05 1169 0.95 221.26
20 4.74 1153 0.8 220.06
21 4.74 1153 1.23 235.06
22 4.74 1153 1.03 235.06
23 4.74 1153 1.19 235.19
24 4.74 1153 1.23 236.55
25 4.74 1153 1.24 234.31
26 4.74 1153 1.23 236.48
27 4.77 1160 1.23 236.49
28 4.77 1160 1.18 236.17
29 4.77 1160 1.25 236.41
30 4.74 1153 1.23 236.17
Gambar berikut merupakan gambaran hasil pengukuran yang ditampilkan
pada data logger yang mempunyai format .TXT
102

Gambar 4. 43 Data Pengukuran dari Data Logger

Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020


Dari data hasil pengujian turbin 2 sudu menggunakan wind tunnel tanpa
beban mendapatkan tegangan sekitar 4.74 V. Starting Generator dari keadaan 0 V
hingga mencapai tegangan tersebut membutuhkan waktu 12 s berikut tampilan
grafiknya kecepatan turbin terhadap tegangan

Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


1400

1200

1000

800
rpm

600

400

200

0
0.05 1.46 4.63 4.63 4.67 4.7 4.74 4.77 4.77 5.05 4.74 4.74 4.74 4.77 4.77
tegangan (V)

Gambar 4. 44 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020

2. Pengujian Turbin 2 Sudu Menggunakan Wind tunnel dengan Beban


Penelitian turbin 2 sudu menggunakan wind tunnel dengan beban yang
dimana udara keluaran exhaust fan langsung diarahkan menggunakan wind tunnel
menuju sudu turbin yang nantinya turbin terhubung dengan generator sehingga
103

generator menghasilkan energi listrik yang akan langsung terhubung dengan beban
10Ω. Berikut data hasil yang didapat:
Tabel 4. 12 Data Hasil Pengujian Turbin 2 Sudu Menggunakan Wind tunnel dengan Beban

V. I. Kecepatan I. V.
Waktu Daya
Generator Generator Turbin Exhaust Exhaust
(sec) (W)
(V) (A) (m/s) (A) (V)
1 0.33 0.033 0.01089 1 1.32 221.62
2 0.5 0.05 0.025 40 0.8 221.1
3 1.35 0.135 0.18225 90 0.8 220.38
4 2.12 0.212 0.44944 952 0.8 220.23
5 2.6 0.26 0.676 972 0.9 221.14
6 2.6 0.26 0.676 972 0.8 220.55
7 2.62 0.262 0.68644 988 0.8 222.4
8 2.62 0.262 0.68644 988 0.8 221.68
9 2.67 0.267 0.71289 992 0.8 219.89
10 2.67 0.267 0.71289 992 0.8 221.55
11 2.67 0.267 0.71289 992 0.8 221.55
12 2.69 0.269 0.72361 997 0.95 220.06
13 2.69 0.269 0.72361 997 0.95 219.46
14 2.69 0.269 0.72361 997 0.95 222.87
15 2.71 0.271 0.73441 1004 0.95 221.71
16 2.76 0.274 0.75076 1007 0.8 220.45
17 2.76 0.276 0.76176 1007 0.95 221.01
18 2.69 0.276 0.76176 997 0.95 220.85
19 2.69 0.276 0.76176 997 0.8 222.18
20 2.69 0.276 0.76176 997 0.8 221.97
21 2.69 0.269 0.72361 997 0.95 220.06
22 2.69 0.269 0.72361 997 0.95 219.46
23 2.69 0.269 0.72361 997 0.95 222.87
24 2.71 0.271 0.73441 1004 0.95 221.71
25 2.76 0.274 0.75076 1007 0.8 220.45
26 2.67 0.267 0.71289 992 0.8 221.55
27 2.69 0.269 0.72361 997 0.95 220.06
28 2.69 0.269 0.72361 997 0.95 219.46
29 2.69 0.269 0.72361 997 0.95 222.87
30 2.69 0.269 0.72361 997 0.95 222.87
Gambar berikut merupakan gambaran hasil pengukuran yang ditampilkan
pada data logger yang mempunyai format .TXT
104

Gambar 4. 45 Data Pengukuran dari Data Logger


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020

Dari data hasil pengujian turbin 4 sudu menggunakan wind tunnel dengan beban 10
Ω mendapatkan tegangan stabil sebesari 2.69. Starting Generator dari keadaan 0 V
hingga mencapai tegangan tersebut membutuhkan waktu 11 s berikut tampilan
grafiknya Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan

Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


1200

1000

800
rpm

600

400

200

0
0.33 1.35 2.6 2.62 2.67 2.67 2.69 2.71 2.76 2.69 2.69 2.69 2.76 2.69 2.69
tegangan (V)

Gambar 4. 46 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan

Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020


105

4.2.2.3 Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel


Percobaan kali ini menggunakan turbin 4 sudu dengan menggunakan tanpa
wind tunnel dimana jarak antara turbin dan exhaust sejaih 60 cm dari tengah turbin.
Berikut gambaran dari skema pengujian

Gambar 4. 47 Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel Tanpa Beban


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Penelitian kali ini dibagi menjadi 2 yaitu pengujian turbin 4 sudu tanpa wind tunnel
tanpa beban dan pengujian turbin 4 sudu tanpa wind tunnel berbeban.
1. Pengujian Turbin 4 sudu tanpa Wind tunnel Tanpa Beban
Dari Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel Tanpa Beban
mendapatkan data hasil sebagai berikut:
Tabel 4. 13 Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel Tanpa Beban

Kecepatan I. V.
Waktu V. Generator
Turbin Exhaust (A) Exhaust (V)
(sec) (V)
(rpm)
1 0.05 40 1.49 218.58
2 0.05 232 0.8 220.48
3 0.24 281 0.8 220.9
4 0.94 321 0.8 222.6
5 1.37 353 0.8 221.84
6 1.72 384 0.9 221.63
7 2.05 418 0.8 219.8
8 2.27 604 0.8 221.56
9 2.5 605 0.8 219.26
10 2.57 605 0.8 221.49
106

11 2.57 614 0.8 221.44


12 2.57 615 0.8 221.29
13 2.57 625 0.95 220.12
14 2.6 628 0.95 220.95
15 2.64 633 0.95 219.88
16 2.67 634 0.95 219.24
17 2.69 634 0.8 220.2
18 2.69 638 0.95 221.31
19 2.69 640 0.95 220.5
20 2.76 640 0.8 221.4
21 2.81 642 0.8 221.43
22 2.93 657 0.8 220.32
23 2.93 657 0.8 221.12
24 2.93 657 0.8 219.78
25 2.93 657 0.9 221.34
26 2.93 657 0.8 221.34
27 2.93 657 0.85 221.34
28 2.93 657 0.9 221.34
29 2.93 657 0.8 221.34
30 2.93 657 0.8 221.34
Gambar berikut merupakan gambaran hasil pengukuran yang ditampilkan
pada data logger yang mempunyai format .TXT

Gambar 4. 48 Data Pengukuran dari Data Logger


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Dari data hasil yang didapat tegangan output yang dihasilkan sebesar 2.93
V waktu yang dibutuhkan generator untuk menghasilkan teganan tersebut sekitar
22s berikut gambaran grafik kecepatan turbin terhadap tegangan
107

Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


700

600

500

400
rpm

300

200

100

0
0.05 0.24 1.37 2.05 2.5 2.57 2.57 2.64 2.69 2.69 2.81 2.93 2.93 2.93 2.93
tegangan (V)

Gambar 4. 49 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
108

2. Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel dengan Beban


Penelitian turbin 4 sudu tanpa wind tunnel dengan beban yang berjarak 60
cm dari turbin yang dimana nantinya terhubung langsung dengan generator
sehingga generator dapat menghasilkan energi listrik yang akan langsung terhubung
dengan beban 10Ω. Berikut data hasil yang didapat:
Tabel 4. 14 Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel dengan Beban

V. I. Kecepatan I. V.
Waktu Daya
Generator Generator Turbin Exhaust Exhaust
(sec) (W)
(V) (A) (m/s) (A) (V)
1 0.99 0.099 0.09801 163 1.45 221.48
2 1.04 0.104 0.10816 178 1.49 221.38
3 1.11 0.111 0.12321 199 0.8 221.46
4 1.11 0.111 0.12321 212 0.8 222.4
5 1.16 0.116 0.13456 226 0.8 220.79
6 1.18 0.118 0.13924 240 0.8 223.43
7 1.2 0.12 0.144 260 0.9 219.44
8 1.2 0.12 0.144 275 0.8 220.79
9 1.2 0.12 0.144 291 0.8 221.05
10 1.25 0.125 0.15625 306 0.8 222.89
11 1.27 0.127 0.16129 309 0.8 222.28
12 1.3 0.13 0.169 309 0.8 221.51
13 1.32 0.132 0.17424 312 0.8 221.79
14 1.35 0.135 0.18225 313 0.95 222.9
15 1.35 0.135 0.18225 313 0.95 221.82
16 1.37 0.137 0.18769 315 0.95 222.13
17 1.42 0.142 0.20164 315 0.95 220.47
18 1.42 0.142 0.20164 316 0.8 222.35
19 1.44 0.144 0.20736 320 0.95 221.2
20 1.46 0.146 0.21316 322 0.95 221.66
21 1.56 0.156 0.24336 332 0.8 220.46
22 1.56 0.156 0.24336 332 0.8 222.09
23 1.56 0.156 0.24336 332 0.8 222.01
24 1.63 0.163 0.26569 345 0.8 223.14
25 1.65 0.165 0.27225 345 0.8 221.79
26 1.56 0.156 0.24336 332 0.9 222.37
27 1.56 0.156 0.24336 332 0.8 222.96
28 1.56 0.156 0.24336 332 0.85 219.36
29 1.56 0.156 0.24336 332 0.9 219.97
30 1.56 0.156 0.24336 332 0.8 221.32
Gambar berikut merupakan gambaran hasil pengukuran yang ditampilkan
pada data logger yang mempunyai format .TXT
109

Gambar 4. 50 Data Pengukuran dari Data Logger


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Dari data hasil yang didapat tegangan output yang dihasilkan sebesar 1.56V
waktu yang dibutuhkan generator untuk menghasilkan teganan tersebut sekitar 21s
berikut gambaran grafik kecepatan turbin terhadap tegangan

Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


400
350
300
250
rpm

200
150
100
50
0
0.99 1.11 1.16 1.2 1.2 1.27 1.32 1.35 1.42 1.44 1.56 1.56 1.65 1.56 1.56
tegangan (V)

Gambar 4. 51 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
110

4.2.2.4 Pengujian Turbin 2 Sudu Tanpa Wind Tunnel


Percobaan kali ini menggunakan turbin 2 sudu tanpa menggunakan wind
tunnel dimana jarak antara turbin dan exhaust sejaih 60 cm dari tengah turbin.
Berikut gambaran dari skema pengujian:

Gambar 4. 52 Pengujian Turbin 2 Sudu Tanpa Wind tunnel Tanpa Beban


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Penelitian kali ini dibagi menjadi 2 yaitu pengujian turbin 2 sudu tanpa wind
tunnel tanpa beban dan pengujian turbin 2 sudu tanpa wind tunnel berbeban.
1. Pengujian Turbin 2 sudu tanpa Wind tunnel Tanpa Beban
Dari Pengujian Turbin 2 Sudu Tanpa Wind tunnel Tanpa Beban
mendapatkan data hasil sebagai berikut:
Dari Pengujian Turbin 4 Sudu Tanpa Wind tunnel Tanpa Beban mendapatkan data
hasil sebagai berikut:
111

Tabel 4. 15 Pengujian Turbin 2 Sudu Tanpa Wind tunnel Tanpa Beban

Kecepatan I. V.
Waktu V. Generator
Turbin Exhaust (A) Exhaust (V)
(sec) (V)
(rpm)
1 0 0 1.48 221.03
2 0.24 43 1.49 219.7
3 1.51 318 0.8 219.53
4 2.43 615 0.8 220.95
5 2.57 692 0.8 222.19
6 2.71 785 0.8 220.65
7 2.74 749 0.9 222.49
8 2.74 750 0.8 221.15
9 2.76 753 0.8 221.58
10 2.88 764 0.8 220.81
11 2.93 772 0.8 221.61
12 2.97 773 0.8 222.08
13 2.97 773 0.8 220.74
14 3 810 0.95 221.67
15 3.02 810 0.95 221.2
16 3.02 820 0.95 220.63
17 3.12 784 0.95 221.88
18 3.16 793 0.8 220.68
19 3.26 790 0.95 222
20 3.3 798 0.95 222.21
21 3.3 810 0.8 222.08
22 3.33 815 0.8 220.9
23 3.33 815 0.8 220.74
24 3.35 817 0.7 221.67
25 3.33 815 0.8 221.2
26 3.33 815 0.9 220.63
27 3.34 816 0.8 222.19
28 3.33 815 0.85 220.65
29 3.35 815 0.9 222.49
30 3.33 815 0.8 221.15
Gambar berikut merupakan gambaran hasil pengukuran yang ditampilkan
pada data logger yang mempunyai format .TXT
112

Gambar 4. 53 Data Pengukuran dari Data Logger


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Dari data hasil yang didapat tegangan output yang dihasilkan sebesar 3.33
V waktu yang dibutuhkan generator untuk menghasilkan teganan tersebut sekitar
23s berikut gambaran grafik kecepatan turbin terhadap tegangan

Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


900
800
700
600
500
rpm

400
300
200
100
0
0 1.51 2.57 2.74 2.76 2.93 2.97 3.02 3.12 3.26 3.3 3.33 3.33 3.34 3.35
tegangan (V)

Gambar 4. 54 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
2. Pengujian Turbin 2 Sudu Tanpa Wind tunnel Berbeban
Penelitian turbin 2 sudu tanpa wind tunnel dengan beban yang berjarak 60
cm dari turbin yang dimana nantinya terhubung langsung dengan generator
sehingga generator dapat menghasilkan energi listrik yang akan langsung terhubung
dengan beban 10Ω. Berikut data hasil yang didapat
113

Tabel 4. 16 Pengujian Turbin 2 Sudu Tanpa Wind tunnel Berbeban

V. I. Kecepatan I. V.
Waktu Daya
Generator Generator Turbin Exhaust Exhaust
(sec) (W)
(V) (A) (m/s) (A) (V)
1 6 0.005 0.00025 0.05 1.49 221.32
2 8 0.009 0.00081 0.09 0.8 220.76
3 50 0.064 0.04096 0.64 0.8 221.44
4 503 0.116 0.13456 1.16 0.8 221.03
5 505 0.127 0.16129 1.27 0.8 221.54
6 513 0.13 0.169 1.3 0.9 221.81
7 519 0.135 0.18225 1.35 0.8 222.21
8 519 0.135 0.18225 1.35 0.8 222.24
9 519 0.135 0.18225 1.35 0.8 222.49
10 519 0.135 0.18225 1.35 0.8 221.79
11 519 0.135 0.18225 1.35 0.8 222.69
12 542 0.139 0.19321 1.39 0.8 221.1
13 553 0.142 0.20164 1.42 0.95 221.34
14 557 0.144 0.20736 1.44 0.95 222.52
15 557 0.144 0.20736 1.44 0.95 221.44
16 566 0.149 0.22201 1.49 0.95 221.5
17 566 0.149 0.22201 1.49 0.8 223.02
18 594 0.153 0.23409 1.53 0.95 222.15
19 595 0.156 0.24336 1.56 0.95 221.54
20 595 0.156 0.24336 1.56 0.8 220.27
21 693 0.175 0.30625 1.75 0.8 221.94
22 693 0.175 0.30625 1.75 0.8 221.94
23 637 0.163 0.26569 1.63 0.8 222.49
24 637 0.165 0.27225 1.63 0.89 222.38
25 637 0.172 0.29584 1.63 0.79 223.03
26 637 0.163 0.26569 1.63 0.8 220.27
27 637 0.163 0.26569 1.63 0.85 221.94
28 637 0.163 0.26569 1.63 0.92 223.02
29 637 0.163 0.26569 1.63 0.81 221.5
30 637 0.163 0.26569 1.63 0.8 223.02
Gambar berikut merupakan gambaran hasil pengukuran yang ditampilkan
pada data logger yang mempunyai format .TXT
114

Gambar 4. 55 Data Pengukuran dari Data Logger


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
Dari data hasil yang didapat tegangan output yang dihasilkan sebesar 1.63
V waktu yang dibutuhkan generator untuk menghasilkan teganan tersebut sekitar
23s berikut gambaran grafik kecepatan turbin terhadap tegangan.

Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


800
700
600
500
rpm

400
300
200
100
0
0.05 0.64 1.27 1.35 1.35 1.35 1.42 1.44 1.49 1.56 1.75 1.63 1.63 1.63 1.63
tegangan (V)

Gambar 4. 56 Grafik Kecepatan Turbin Terhadap Tegangan


Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
115

4.2.2.5 Perbandingan Penggunaan Tunnel dan Tanpa Menggunakan Wind Tunnel


1. Perbandingan Daya Output
Setelah melakukan pengujian menggunakan menggunakan wind tunnel dan
tanpa menggunakan wind tunnel pada turbin 2 sudu dan 4 sudu maka didapat data
output generator sebagai berikut
Turbin 2 Sudu Turbin 4 Sudu
Daya Tanpa Wind Daya Dengan Daya Tanpa Wind Daya Dengan
Tunnel (W) Wind Tunnel (W) Tunnel (W) Wind Tunnel (W)
0.00025 0.01089 0.09801 0.00004
0.00081 0.025 0.10816 0.00081
0.04096 0.18225 0.12321 0.025
0.13456 0.44944 0.12321 0.12769
0.16129 0.676 0.13456 0.18225
0.169 0.676 0.13924 0.33124
0.18225 0.68644 0.144 0.42025
0.18225 0.68644 0.144 0.441
0.18225 0.71289 0.144 0.441
0.18225 0.71289 0.15625 0.44944
0.18225 0.71289 0.16129 0.46225
0.19321 0.72361 0.169 0.46225
0.20164 0.72361 0.17424 0.46225
0.20736 0.72361 0.18225 0.46225
0.20736 0.73441 0.18225 0.47089
0.22201 0.75076 0.18769 0.49284
0.22201 0.76176 0.20164 0.49284
0.23409 0.76176 0.20164 0.46225
0.24336 0.76176 0.20736 0.46225
0.24336 0.76176 0.21316 0.46225
0.30625 0.72361 0.24336 0.46225
0.30625 0.72361 0.24336 0.46225
0.26569 0.72361 0.24336 0.47089
0.27225 0.73441 0.26569 0.49284
0.29584 0.75076 0.27225 0.49284
0.26569 0.71289 0.24336 0.46225
0.26569 0.72361 0.24336 0.46225
0.26569 0.72361 0.24336 0.46225
0.26569 0.72361 0.24336 0.46225
0.26569 0.72361 0.24336 0.46225
Berikut grafik perbandingan turbin 2 sudu dengan menggunakan Wind
Tunnel dan tanpa menggunakan Wind Tunnel
116

Grafik Perbandingan dengan Wind Tunnel dan


Tanpa Wind Tunnel
0.8
0.7
0.6
0.5
Daya (W)

0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 13 14 15 16 17 18 19 20 2122 23 24 25 26 27 28 29 30
waktu (s)

Gambar 4. 57 Grafik Perbandingan dengan Wind Tunnel dan Tanpa Wind Tunnel

Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020


Berikut untuk grafik perbandingan turbin 4 sudu menggunakan Wind Tunnel
dan tanpa menggunakan Wind Tunnel

Grafik Perbandingan dengan Wind Tunnel dan


Tanpa Wind Tunnel
0.6

0.5

0.4
Daya (W)

0.3

0.2

0.1

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
waktu (s)

Gambar 4. 58 Grafik Perbandingan dengan Wind Tunnel dan Tanpa Wind Tunnel
Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Simpulan yang didapat berdasarkan pembuatan, pengujian dan pembahasan
sisttem monitoring kecepatan angin, tegangan dan arus listrik pada penelitian
Pemanfaatan Udara Buang Exhaust Fan Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
Dengan Penambahan Wind tunnel Berbasis Atmega 2560 sebagai berikut:
1. Penelitian Pemanfaatan Udara Buang Exhaust Fan Sebagai Pembangkit
Listrik Tenaga Bayu Dengan Penambahan Wind tunnel Berbasis Atmega
2560 terdiri dari tempat pengujian dan rangkaian kontrol. Rangkaian kontrol
pada percobaan kali ini terdiri dari sensor anemometer, sensor tegangan AC,
sensor tegangan DC, sensor arus AC, sensor arus DC, sensor tachometer,
micro SD Card. Tempat pengujian terdiri dari gagang turbin dan bagian
rangka.
2. Pengujian ini membuktikan penambahan wind tunnel sangat efektif agar
angin terfokuskan dan dapat meningkatkan output. Pengujian yang paling
besar mendapatkan output pada pengujian dua sudu dengan menggunakan
wind tunnel dengan hasil output sebesar 0.76176 W.

5.2 Saran
Adapun saran yang didapat untuk membuat penelitian Pemanfaatan Udara
Buang Exhaust Fan Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Dengan Penambahan
Wind tunnel Berbasis Atmega 2560 menjadi lebih baik diantaranya:
1. Penelitian kali ini akan lebih baik jika dalam pembuatan wind tunnel
menggunakan bahan dasar plat agar permukaan lebih halus

119
DAFTAR PUSTAKA

Andrew Welsh, 2013, Low Turbulence Wind tunnel Design and Wind Turbine
Wake Chacaterization, University of Wiconsin-Milwaukee
Anonim. Arduino Mega 2560. https://www.arduino.cc/ en/Main/ ArduinoBoard
Mega2560. Diakses tanggal 25 November 2020.
Anonim. Prinsip Kerja Exhaust Fan. http://www.candyheartsblog.com. Diakses
tanggal 5 November 2020.
Arieyasa, Dhanan, Cok. G. Indra Partha, I.W. Sukerayasa. (2020). Analisa
Perbandingan Unjuk Kerja Wind Turbine-500 dan GH-0,5K Di Pilot Project
Smart Grid Teknik Elektro Universitas Udayana. Universitas Udayana, Jurnal
Spektrum Vol 7, No 1 Maret 2020.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2018, Outlook Energi Indonesia 2018
: Energi Berkelanjutan untuk Transportasi Darat. Jakarta : Pusat Pengkajian
Industri Proses dan Energi (PPIPE).
Dr. Ulaan Dakeev, 2014, Analysis Of Wind Power Generation With Application Of
Wind tunnel Attachment. University of Michigan
John C.K Cheung, 2009, Effect Of Square Cells In Improving Wind tunnel Flow
Quality. University Changsa
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2009, Handbook of Energy and
Economic Statistic of Indonesia. Center for Data and Information on Energy
and Mineral Resources. Ministry Energy and Mineral Resources. Jakarta.
Kholiq, Imam, 2015, Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Energi Terbarukan
untuk Mendukung Subtitusi BBM, Surabaya : Fakultas Teknik, Universitas
Wijaya Putra.
Mauro S., 2017, Small-Scale Open-Circuit Wind tunnel: Design Criteria,
Construction and Calibration. University of Catania
Md. Abir Hasan, 2013, Producing Electrical Energy by Using Wastage Wind
Energy From Exhaust Fans of Industries. University of Michigan
MD. Arifuzzaman, 2012, Design Construction and Performance Test of a Low Cost
Subsonic Wind Wunnel. University of Wiconsin-Milwaukee

120
121

Moch. Muclhis, 2014. Proyeksi Kebutuhan Listrik PLN Tahun 2003 Sampai
Dengan 2020. PLN
V.i.Kakate, 2014, Study of Measurement and Control Aspects of Wind tunnel.
Electrical Enginnering Departement BVDU COE
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan

Tabel Jadwal Kegiatan


Tahun 2020
No Kegiatan Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Study liteature

2 Perancangan Hardware

3 Perancangan Software

4 Pembuatan Hardware

5 Pembuatan Software

6 Pengujian Alat

7 Pembuatan Laporan
Lampiran 2 Anggaran Pembuatan Prototipe

RINCIAN PENGGUNAAN BIAYA


PEMBUATAN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU

A. KOMPONEN UTAMA

VOLUME Harga Satuan Jumlah Harga


NO URAIAN BELANJA
Jumlah Satuan (Rp) (Rp)
1 Arduino Mega 2560 1 Buah Rp 177.000 Rp 177.000
2 Generator 1 Buah Rp 314.000 Rp 314.000
3 Mini Data Logger Module 1 Buah Rp 65.000 Rp 65.000
4 Sensor Tegangan ZMPT101B 2 Buah Rp 60.000 Rp 120.000
5 Sensor Arus Non Invasive 2 Buah Rp 95.000 Rp 190.000
6 LCD + I2C 1 Buah Rp 75.000 Rp 75.000
7 Sensor Anemometer 1 Buah Rp 185.000 Rp 185.000
8 Exhaust Fan 50 x 50 cm 1 Buah Rp 934.000 Rp 934.000
9 Encoder + Piringan 2 Buah Rp 35.000 Rp 70.000
10 Sensor Tegangan DC 1 Buah Rp 45.000 Rp 45.000
11 Sensor Arus AC 1 Buah Rp 37.000 Rp 37.000
TOTAL Rp 2.212.000

B. KOMPONEN PENUNJANG

VOLUME Harga Satuan Jumlah Harga


NO URAIAN BELANJA
Jumlah Satuan (Rp) (Rp)
1 Timah 1 Roll 1 Buah Rp 35.000 Rp 35.000
2 Baut + Mur+Ring 80 Buah Rp 2.000 Rp 160.000
3 Fecl3 1 Buah Rp 5.000 Rp 5.000
4 Black Housing 10P 10 Buah Rp 10.000 Rp 100.000
5 PCB 2 Buah Rp 15.000 Rp 30.000
6 Flat Rainbow Cable 10P 2 Buah Rp 15.000 Rp 30.000
7 Bearing 10 mm 2 Buah Rp 50.000 Rp 100.000
9 Besi Siku 9 Buah Rp 80.000 Rp 720.000
10 Pipa PVC Rucika 4 M 1 Buah Rp 55.000 Rp 55.000
11 Adaptor 12 V 2A 1 Buah Rp 75.000 Rp 75.000

VOLUME Harga Satuan Jumlah Harga


NO URAIAN BELANJA
Jumlah Satuan (Rp) (Rp)
12 Kabel AWG 16 5 Buah Rp 6.000 Rp 30.000
13 Kabel Tunggal 5 Buah Rp 1.000 Rp 5.000
14 Ring Lubang 3 mm 80 Buah Rp 120 Rp 9.600
Acrilik Lembaran 3mm 100 x
16 1 Lembar Rp 150.000 Rp 150.000
700 cm
17 Mata Bor 3.5 mm 10 Buah Rp 5.000 Rp 50.000
18 Spiral Kabel 4 Meter Rp 10.000 Rp 40.000
19 Dempul Kayu 1 Box Rp 95.000 Rp 95.000
20 Cat Hitam 3 Kaleng Rp 50.000 Rp 150.000
21 Engsel Pintu + Baut 1 Buah Rp 18.000 Rp 18.000
22 Pully ukuran 15 1 Buah Rp 160.000 Rp 160.000
23 Pully ukuran 3 1 Buah Rp 45.000 Rp 45.000
24 Karton 0.6 mm 15 Buah Rp 6.000 Rp 90.000
25 Lem G 10 Buah Rp 10.000 Rp 100.000
26 Spacer + mur 15 Buah Rp 2.000 Rp 30.000
26 Triplek 6 mm 3 Buah Rp 95.000 Rp 285.000
27 Jasa Bubut dan Bor Ulir - - Rp 200.000 Rp 200.000
28 3D print Hub Turbin 4 100 Gram Rp 1500/gram Rp 500.000
26 Kayu Reng 4 Buah Rp 25.000 Rp 100.000
TOTAL Rp 3.367.600
TOTAL KESELURUHAN
1 KOMPONEN UTAMA Rp 2.212.000
2 KOMPONEN PENUNJANG Rp 3.367.600
TOTAL Rp 5.579.600
Lampiran 3 Datasheet Komponen yang Digunakan pada Prototipe

1. Datasheet Arduino Mega 2560


2. Datasheet Sensor Optocoupler
3. Datasheet SCT 013-030
4. Datasheet ZMPT101B
5. Datasheet IC LM7805
6. Datasheet TIP41
7. Datasheet LCD 20x4
8. Datasheet I2C
9. Datasheet DS1307

Anda mungkin juga menyukai