Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK TEGANGAN TINGGI

QUIZ 1

Nama : I Komang Widi Astawa

NIM : 1705542042

Jurusan : Teknik Elektro

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
1. Pengertian Gas Elektronegatif
Gas Elektronegatif sebuah sifat kimia yang menjelaskan kemampuan sebuah atom
(atau lebih jarangnya sebuah gugus fungsi) untuk menarik elektron (atau rapatan elektron)
menuju dirinya sendiri pada ikatan kovalen. Penyebab kegagalan gas elektromagnetik lebih
rentan daripada gas-gas lainnya itu dikarenakan gas ini lebih sensitif dari gas lainnya. Contoh
gas yang bersifat elektronegatif adalah SF6 (Sulphur Hexa Fluorida) merupakan suatu gas
bentukan antara unsur sulphur dengan fluor dengan reaksi eksotermis :
S + 3 F2 SF6 + 262 kilo kalori
Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai massa jenis 6.139 kg/m3
yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu 00 celcius dan tekanan 1 atmosfir. Sifat dari SF6
sebagai media pemadam busur api dan relevansinya pada sakelar pemutus beban adalah :
a. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya. Pada
prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api adalah tanpa memerlukan energi untuk
mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api yang terjadi.
b. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat dengan mudah
dideteksi
c. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya kembali setelah
pemadaman adalah menyeluruh
d. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB konduktivitas tetap rendah
dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak stabil
dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan tegangan antar kontak.
e. Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya menjadikan dielektriknya
naik secara bertahap
f. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan adanya hal
ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.

2. Perbedaan antara trafo uji tegangan tinggi dengan trafo daya


a. Trafo uji tegangan tinggi
Trafo uji tegangan tinggi merupakan trafo satu fasa. Rating trafo uji disesuaikan
dengan benda uji yang umumnya bersifat kapasitif. Jika Ct adalah kapasitansi benda uji dan
Vn adalah tegangan rms (root mean square) nominal suplai tegangan uji, maka rating nominal
Pn, untuk perancangan dapat dihitung dengan persamaan berikut:

k adalah faktor dimensi. Kapasitansi benda uji sangat bervariasi, sehingga faktor k
harus mempunyai toleransi tertentu yang mungkin menyebabkan kelebihan rancang (over
dimension) trafo.
Transformator ini mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1. perbandingan jumlah lilitannya (turn ratio N) lebih besar dari perbandingan pada
transformator tenaga( power transformer). Hal ini masuk akal, oleh karena
transformator penguji yang dia\pasang dalam sebuah laboratorium diterapkan pada
tegangan distribusi(127 – 220 volt), sedangkan tegangan “output” yang harus
dihasilkan adalah tegangan uji beberapa ratus ribu volt. Tegangan tinggi bolak balik
frekuensi rendah
2. kapasitas kVA-nya kecil dibandingkan dengan kapasitas trovo tenaga oleh karena
untuk keperluan mengadakan lompatan api tidak diperlukan tenaga yang besar. Yang
diperlukan ialah tegangan, bukan tenaga.
3. Kecuali untuk pengujian-pengujian khusus, hanya transformator satu fasa yang
dipakai.
4. Biasanya satu ujung lilitanya(terminal) ditanam dalam tanah(grounded) untuk
keperluan pengamana dan keamanan.
5. Pada waktu merencanakan isolasi untuk transformator penguji hanya diperhitungkan
isolasi terhadap tengang penguji maksimum.
6. Konstruksi lilitan dan isolasinya harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
tercapai gradient tegangan (dv/dx) yang seragam dan osilasi tegangan dalam yang
dapat diabaikan dalam lilitanya.

b. Trafo Daya (Power Transformer)


Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan digunakan untuk
aplikasi transfer daya tinggi yang mencapai hingga 33 Kilo Volt. Trafo daya ini sering
digunakan di stasiun pembangkit listrik dan gardu transmisi. Trafo Daya biasanya memiliki
tingkat insulasi yang tinggi.
Transformator Daya (Step up Transformator) Trafo ini berfungsi untuk menaikan
tegangan. disebut sebagai trafo daya karena trafo ini digunakan untuk menaikan daya pada
energi listrik dari pembangkit untuk kemudian disalurkan ke gardu induk. Ciri-ciri trafo daya
yaitu :
1. Jumlah lilitan primer lebih sedikit dari pada jumlah lilitan sekunder.
2. Tegangan primer lebih kecil dari pada tegangan sekunder.
3. Kuat arus primer lebih besar dari pada kuat arus sekunder.
3. Pembangkitan Tegangan Tinggi Impul 3 Tingkat
Rangkaian bertingkat dipergunakan untuk trafo dengan tegangan luaran ≥800
kV,karena kesulitan system isolasi yang tidak lagi , karena kesulitan sistem sesuai secara
ekonomi,rangkaian bertingkat, bahkan sudah dipergunakan pada tegangan yang lebih rendah
yakni pada kisaran 300-500 kv. Keunturgun tri' dari rangkaian bertingkat adalah berat
keseluruhan peralatan uji akan terbagi dalam unit-unit turiggal. Hal ini memudahkan, dalam
transportasi dan perangkaian unit-unit pengujian. Prinsip rangkaian bertingkat terlihat
kegunaan

Gambar prinsip rangkaian trafo uji bertingkat

Dari belitan transfer yakni sebagai belitan eksitasi untuk tingkat berikutnya. suplai
tegangan rendahdihubungkan dengan belitan primer " 1" trafo uji I yang menghasilkan
tegangan luaran V, seperti dua trafo Iainnya. Belitan transfer "3" menyuplai primer unit rafo
uji II. Belitan sekunder "2" kedua unit terhubung seri, sehingga menghasilkan tegangan 2V.
Proses unit III sama dengan unit II.
Kekurangan dari trafo uji bertingkat adalah pembebanan yang berat pada belitan
primer tingkatan terbawah. Pada Gambar beban ditandai dengan P yang merupakan perkalian
tegangan dan arus untuk setiap belitan. Untuk trafo uji tiga tingkat, kVA luaran
adalah 3P sehingga setiap belitan "2" membawa arus I=P/V. Jadi hanya belitan primer trafo
III yang terbebani dengan P, tetapi daya ini diambil dari belitan transfer trafo II. Oleh sebab
itu primer tingkat II terbebani 2P. Artinya total daya 3P harus disediakan oleh primer trafo I,
sehingga diperlukan dimensi yang tepat untuk belitan primer dan belitan transfer.
4. Mekanisme Kegagalan Townsend
Pada proses primer, elektron yang dibebaskan bergerak cepat sehingga timbul energy
yang cukup kuat untuk menimbulkan banjiran elektron. Jumlah elektron Ne pada lintasan
sejauh dx akan bertambah dengan dNe, sehingga elektron bebas tambahan yang terjadi dalam
lapisan dx adalah dNe =  Ne.dx . Ternyata jumlah elektron bebas dNe yang bertambah
akibat proses ionisasi sama besarnya dengan jumlah ion positif dN+baru yang dihasilkan,
sehingga
dNe = dN+ =  Ne.(t).dt
dimana :
 : koefisien ionisasi Townsend
dN+: junlah ion positif baru yang dihasilkan
Ne : jumlah total elektron
Vd : kecepatan luncur elektron
Pada medan uniform,  konstan, Ne = N0, x = 0 sehingga Ne = N0   x Jumlah
elektron yang menumbuk anoda per detik sejauh d dari katoda sama dengan jumlah ion
positif yaitu N+ = N0   x
Jumlah elektron yang meninggalkan katoda dan mencapai anoda adalah :

Arus ini akan naik terus sampai terjadi peralihan menjadi pelepasan yang bertahan

sendiri. Peralihan ini adalah percikan dan diikuti oleh perubahan arus dengan
cepat dimana karena   d >> 1 maka 0   d secara teoritis menjadi tak terhingga, tetapi
dalam praktek hal ini dibatasi oleh impedansi rangkaian yang menunjukkan mulainya
percikan.

Anda mungkin juga menyukai