Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Kualitas Energi Elektrik


Gangguan Pada Kualitas Energi Elektrik

I Komang Widi Astawa (1705542024)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia pada masa sekarang ini. Energi listrik mempunyai
sifat fleksibel, dapat dengan mudah diubah menjadi energi lain sesuai dengan kebutuhan
manusia. Hampir semua peralatan yang digunakan oleh manusia tidak dapat berfungsi
tanpa adanya energi listrik. Melihat begitu pentingnya energi listrik dalam kehidupan
manusia, maka PT. PLN Persero sebagai penyedia energy listrik di Indonesia berupaya
untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Secara garis besar sistem
energi listrik dibagi menjadi tiga bagian yaitu : Pembangkitan, Penyaluran dan
Distribusi. Kualitas daya listrik dapat dilihat dari besarnya tegangan, frekuensi serta
pelayanan yang kontinyu. Dalam usahanya untuk memenuhi hal tersebut, PLN selalu
berusaha untuk meningkatkan kualitas sistem listrik yang dikelolanya. Salah satu
usahanya adalah dengan meningkatkan kualitas sistem tenaga listrik, baik pada sistem
pembangkitan, saluran transmisi, maupun saluran distribusi.
Perencanaan, pengelolaan pembangkitan, penyaluran dan pendistribusian energi
listrik dituntut untuk memenuhi tuntutan konsumen terhadap peningkatan kuantitas dan
kualitas energi yang dihasilkan. Peningkatan kualitas energi listrik juga sangat
berpengaruh dalam meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem, hal ini dimaksudkan
untuk menjaga peralatan-peralatan sistem yang sensitif terhadap gangguan.
Permasalahan besar dalam sektor energi listrik tersebut menuntut adanya deregulasi
sehingga diperoleh solusi yang menguntungkan semua pihak. Beberapa kendala yang
dihadapi untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah keterbatasan sumber-sumber energi,
mahalnya biaya investasi, pemeliharaan dan operasi sistem energi listrik. Lebih-lebih
dimasa mendatang ada kecenderungan sistem pembangkitan dilakukan secara
terdistribusi (distributed generation) sehingga akan memungkinkan munculnya pelaku-
pelaku bisnis baru khususnya didaerah-daerah.
Pemadaman listrik yang terlalu sering dengan waktu padam yang lama dan tegangan
listrik yang tidak stabil, merupakan refleksi dari keandalan dan kualitas listrik yang
kurang baik, dimana akibatnya dapat dirasakan secara langsung oleh pelanggan.
Sistem tenaga listrik yang andal dan energi listrik dengan kualitas yang baik atau
memenuhi standar, mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat modern karena peranannya yang dominan dibidang industri,
telekomunikasi, teknologi informasi, pertambangan, transportasi umum, dan lain-lain
yang semuanya itu dapat beroperasi karena tersedianya energi listrik. Perusahaan-
perusahaan yang bergerak diberbagai bidang sebagaimana disebutkan diatas, akan
mengalami kerugian cukup besar jika terjadi pemadaman listrik tiba-tiba atau tegangan
listrik yang tidak stabil, dimana aktifitasnya akan terhenti atau produk yang
dihasilkannya menjadi rusak atau cacat.
Di negara-negara yamg memiliki sistem pembangkit, transmisi dan distribusi
energi listrik dengan teknologi dan peralatan mutakhir serta manajemen yang baik
seperti Amerika Serikat, Jepang, Perancis dan negara-negara maju lainnya benar-benar
memberikan perhatian khusus terhadap keandalan dan kualitas listrik karena
pengaruhnya yang krusial terhadap roda perekonomian. Ukuran keandalan dan kualitas
listrik secara umum ditentukan oleh beberapa parameter-parameter seperti transien,
tegangan dip, swell, under voltage, over voltage, interupsion, harmonisa, fliker,
harmonisa triplen variasi frekuensi dan noise Parameter-parameter yang menentukan
keandalan dan kualitas listrik sebagaimana disebutkan diatas adalah sesuatu yang
meyakinkan (measureable) dan dapat diminimalkan dengan cara mengkoreksi terhadap
konfigurasi dan peralatan pada sistem, manajemen serta sumber daya manusia yang
handal dari perusahaan yang menjual energi listrik.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana mengetahui kualitas energy listrik
2) Bagaimana mengetahui parameter-parameter yang Menentukan Keandalan dan
Kualitas Listrik

1.3. TUJUAN
1) Dapat mengetahui dan memahami pengertian kualitas energy listrik
2) Dapat mengetahui dan memahami parameter-parameter yang menentukan keandalan
dan kualitas listrik

1.4. MANFAAT
1) Memahami mengenai pentingnya kualias energy listrik
2) Dapat memahami cara mengatasi gangguan-gangguan yang mempengaruhi mutu
energy listrik
3) Menambah ilmu pengetahuan dari sumber terpercaya dari data sebelumnya
4) Bisa bermanfaat untuk tambah ilmu pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. TRANSIEN
Yang dimaksud dengan analisis transien adalah analisis rangkaian yang
sedang dalam keadaan peralihan atau keadaan transien. Gejala transien atau gejala
peralihan merupakan salah satu peristiwa dalam rangkaian listrik yang perlu kita
perhatikan. Peristiwa ini biasanya berlangsung hanya beberapa saat namun jika tidak
ditangani secara baik dapat menyebabkan terjadinya hal-hal yang sangat merugikan
berupa kerusakan peralatan.
Dalam sistem penyaluran energi, pemutusan dan penyambungan rang-kaian
merupakan hal yang sering terjadi. Operasi-operasi tersebut dapat menyebabkan
terjadinya lonjakan tegangan yang biasa disebut tegangan lebih. Tegangan lebih pada
sistem juga terjadi mana kala ada sambaran petir yang mengimbaskan tegangan pada
saluran transmisi. Tegangan lebih seperti ini akan merambat sepanjang saluran
transmisi berbentuk gelombang berjalan dan akan sampai ke beban-beban yang
terhubung pada sistem tersebut. Piranti-piranti elektronik akan menderita karenanya.
Di samping melalui saluran transmisi, sambaran petir juga mengimbaskan tegangan
secara induktif maupun kapasitif pada peralatan-peralatan. Semua kejadian itu
merupakan peristiwa-peristiwa peralihan.
Kita mengetahui bahwa kapasitor dan induktor adalah piranti-piranti dinamis
dan rangkaian yang mengandung piranti-piranti jenis ini kita sebut rangkaian
dinamis. Piranti dinamis mempunyai kemampuan untuk menyimpan energi dan
melepaskan energy yang telah disimpan sebelumnya. Hal demikian tidak terjadi pada
resistor, yang hanya dapat menyerap energi. Oleh karena itu, pada waktu terjadi
operasi penutupan ataupun pemutusan rangkaian, perilaku rangkaian yang
mengandung kapasitor maupun induktor berbeda dengan rangkaian yang
hanyamengandung resistor saja
Karena hubungan antara arus dan tegangan pada induktor maupun kapasitor
merupakan hubungan linier diferensial, maka persamaan rangkaian yang
mengandung elemen-elemen ini juga merupakan persamaan diferensial. Persamaan
diferensial ini dapat berupa persamaan diferensial orde-1 dan rangkaian yang
demikian ini disebut rangkaian atau sistem orde-1. Jika persamaan rangkaian
berbentuk persamaan diferensial orde-2 maka rangkaian ini disebut rangkaian atau
sistem orde-2 maka rangkaian ini disebut rangkaian atau sistem orde-2.

2.2. TEGANGAN DIP (SAG)


Voltage sag atau yang sering juga disebut sebagai voltage dipmerupakan
suatu fenomena penurunan tegangan rms dari nilai nominalnya yang terjadi dalam
waktu yang singkat, sekitar 10 ms sampai beberapa detik. IEC 61000-4-30
mendefinisikanvoltage sag (dip) sebagai penurunan besar tegangan sementara pada
titik di bawah nilai threshold-nya. IEEE Standard 1159-1995 mendefinisikan voltage
sag sebagai variasi tegangan rms dengan besar antara 10% sampai 90% dari tegangan
nominal dan berlangsung selama 0,5 siklus sampai satu menit. Gambar 2.1
menunjukkan gelombang tegangan saat terjadi voltage sag dengan besar 0,3 pu dan
berlangsung selama 0,3 detik.

Gambar 2.1 contoh bentuk gelombang saat terjadivoltage sag


2.2.1. Karakteristik Voltage sag

Karakteristik dari voltage sag dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut untuk
gelombang tegangan yang ideal (sinusoidal murni, tanpa harmonik)

Gambar 2.2 karakteristik voltage sag


Dari gambar 2.2, dapat terlihat bahwa ada tiga karakteristik utamavoltage sag,
yaitu:
 Besarnya voltage sag (Ar – Ad)
 Perubahan fasa (phase angle jump) terhadap tegangan referensi
 Titik pada gelombang dimana sag mulai muncul
Voltage sag dicirikan dengan besarnya sag (tegangan saat terjadifault) dan
durasinya. Besarnya sag ditentukan oleh jarak terjadinya fault dan durasinya
bergantung pada waktu penghilangan fault.
Sag magnitude
Merupakan tegangan rms total saal fault terjadi, yang dinyatakan dalam persen atau
dalam nilai per-unit dari tegangan nominalnya.
Sag Duration
Durasi sag merupakan waktu saat tegangan menjadi rendah, biasanya kurang dari
1 detik. Durasi sag bergantung pada peralatan proteksi arus lebih dan seberapa lama
arus faultdiperbolehkan untuk mengalir. Ada banyak jenis peralatan yang
digunakan untuk menghilangkan fault dan masing-masing menpunyai waktu
absolut minimum untuk menghilangkan fault.
Phase angle jump
Fault yang terjadi pada sistem tenaga listrik tidak hanya menyebabkan turunnya
besar tegangan, tapi juga menyebabkan perubahan pada sudut fasa tegangan. Phase
angle jump (yaitu perbedaan sudut fasa selama terjadi sag dan sebelum terjadi sag)
dapat dihitung dari nilai tegangan kompleks Vsag.

2.2.2. Faktor Penyebab Munculnya Voltage sag


Secara umum, ada dua penyebab terjadinya sag tegangan, yaitu yang
dikarenakan oleh adanya kegagalan (fault) dalam sistem dan penyalaan motor
induksi berdaya besar. Motor induksi umumnya mengkonsumsi 5 sampai 6 kali arus
ratingnya pada saat start dan arus ini akan menurun secara bertahap seiring dengan
pertambahan kecepatan motor sampai pada kecepatan ratingnya. Durasi
dari sag bergantung pada dinamika motor dan dinamika motor tersebut ditentukan
oleh parameternya, khususnya inersia motor. Pada kasus voltage sag karena
penyalaan motor yang besar, sag yang terjadi biasanya tidak terlalu signifikan tapi
berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
Kegagalan yang terjadi pada saluran transmisi dan distribusi yang biasanya
menjadi sumber terjadinya sag adalah singe-line-to-ground (SLG) dan line-to-
line (L-L) fault. SLG fault sering disebabkan karena kondisi cuaca yang buruk
seperti karena petir, salju/es dan angin. Aktivitas binatang dan juga manusia
seperti konstruksi juga dapat menyebabkan SLG fault. L-L faultdapat terjadi
akibat cuaca buruk, ranting pohon maupun karena
binatang. Fault pada feeder paralel menyebabkan tegangan jatuh pada bus
substation yang akan mempengaruhi semua feederlainnya
sampai fault dihilangkan.
Gambar 2.3 terjadinya voltage sag akibat fault

2.3. SWELL
Voltage swell merupakan suatu fenomena kenaikan tegangan rms dari nilai
nominalnya yang terjadi dalam waktu yang singkat, sekitar 10 ms sampai beberapa
detik. IEC 61000-4-30 mendefinisikan voltage swell sebagai kenaikan besar
tegangan sementara pada titik diatas nilai threshold-nya. Sedangkan berdasarkan
IEEE Standard 1159-1995, voltage swell merupakan variasi tegangan rms dengan
besar antara 110% sampai 180% dari tegangan nominal dan berlangsung selama 0,5
siklus sampai satu menit. Gambar berikut menunjukkan gelombang tegangan saat
terjadi voltage swell dengan besar 1.2 pu dan berlangsung selama 0,12 detik.

Gambar 2.4. Contoh Bentuk Gelombang Saat Terjadi Voltage swell


2.3.1. Karakteristik Voltage swell
Karakteristik dari voltage swell dapat dilihat pada Gambar 3 untuk
gelombang tegangan yang ideal (sinusoidal murni, tanpa harmonik)

Gambar 2.5. Karakteristik Voltage swell


Voltage swell dicirikan dengan besarnya swell (tegangan saat terjadi fault) dan
durasinya. Besarnya swell ditentukan oleh jarak terjadinya fault dan durasinya
bergantung pada waktu penghilangan fault.
 Swell magnitude
Merupakan tegangan rms total saal fault terjadi, yang dinyatakan dalam
persen atau dalam nilai per-unit dari tegangan nominalnya.
 Swell Duration
Durasi swell merupakan waktu saat tegangan menjadi tinggi, biasanya
kurang dari 1 detik. Durasi swell bergantung pada peralatan proteksi arus lebih
dan seberapa lama arus faultdiperbolehkan untuk mengalir. Ada banyak jenis
peralatan yang digunakan untuk menghilangkan fault dan masing-masing
mempunyai waktu absolut minimum untuk menghilangkan fault.
 Phase angle jump
Fault yang terjadi pada sistem tenaga listrik tidak hanya menyebabkan
turunnya besar tegangan, tapi juga menyebabkan perubahan pada sudut fasa
tegangan. Phase angle jump (yaitu perbedaan sudut fasa selama terjadi swell dan
sebelum terjadiswell) dapat dihitung dari nilai tegangan kompleks Vswell.
2.3.2. Model Matematis untuk Menghitung Voltage swell
Berdasarkan referensi yang didapat, ada dua model matematika yang
digunakan untuk menghitung besarnya voltage swell, model pertama yang
mengabaikan besarnya arus beban, dan model kedua yang memperhitungkan arus
beban.
Model pertama : arus beban diabaikan
Besarnya voltage swell dapat dinyatakan dalam model pembagian tegangan
(voltage divider) sebagaimana yang tergambar pada gambar berikut:

Gambar 2.6. Model Pembagian Tegangan Saat Terjadi Voltage swell

Dengan mengabaikan arus beban, tegangan swell,


Vswell, dapat dinyatakan sebagai:

Dimana Zs merepresentasikan impedansi sumber pada point of common


coupling (PCC) dan Zf merepresentasikan impedansi diantara PCC sampai ke
lokasi terjadinya fault. Pada titik terjadinya fault, tegangan bernilai mendekati nol.
Oleh karena itu, impedansi Zs dan Zf menentukan besarnya voltage swell,
sedangkan durasi terjadinya voltage swell ditentukan oleh waktu
penghilangan fault alat proteksi. Dari persamaan di atas, terlihat bahwa
jika fault terjadi di dekat PCC, akan menyebabkan voltage swell yang terjadi
semakin dalam.
Model kedua : Memperhitungkan arus beban
Dengan memperhatikan Gambar 2.7, pada kondisi normal (tidak
terjadi fault), arus yang mengalir menuju beban A dan beban B bernilai sama (beban
seimbang). Ketika terjadi fault pada feeder 1, arus yang sangat besar akan mengalir
menuju feeder 1. Sehingga, berdasarkan pada hukum Kirchhoff, aliran arus
menujufeeder 2 akan berkurang. Sebagai akibatnya, tegangan padafeeder 2 juga
akan turun. Penurunan tegangan ini kemudian didefinisikan sebagai voltage swell.
Gambar 2.7. Perhitungan Voltage swell

Jika diasumsikan:
Beban A = ZLOAD_A
Beban B =ZLOAD_b

2.4. UNDER VOLTAGE


Sebelum mengatasi tegangan listrik yang turun naik atau tidak stabil, ada
baiknya kita mengetahui kenapa listrik ditempat kita selalu naik turun pada waktu-
waktu tertentu. Dalam terminologi power quality, under voltage dikategorikan
sebagai fenomena long duration voltage variation. Under voltage biasanya terjadi
dalam kurun waktu diatas 1 menit.
Menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers), penurunan
tegangan biasanya berkisar menjadi 80% hingga 90% dari nominal voltagenya.
Pada intinya, under voltage dihasilkan oleh adanya low distribution voltage yang
digunakan untuk men-supply beban-beban yang berarus tinggi (heavy load). Under
voltage juga dapat ditimbulkan oleh adanya proses switching off dari capasitor bank.
Secara umum, jika sumber listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN), biasanya terjadi pada waktu petang sampai malam hari sekitar jam 10 malam
atau beban puncak. Kemudian dilihat lagi, apakah Anda berada pada daerah industri
atau daerah perumahan. Beban puncak pada petang sampai malam hari terjadi untuk
area perumahan, akan tetapi mungkin akan berbeda pada daerah industri, karena
industri justru menggunakan daya penuh pada waktu jam kerja.
Penyebab lainnya biasanya jarak trafo distribusi PLN ketempat konsumen
cukup jauh, sehingga berpengaruh pada tegangan listrik.
Meski tergolong sebagai hal biasa atau sering dialami, fenomena ini tentu tak dapat
dianggap remeh. Apalagi under voltage dapat mengakibatkan overheat,
malfunction hingga premature fail (kerusakan dini).
Beberapa perangkat yang sering menjadi sasaran adalah perangkat-perangkat
yang menggunakan motor seperti kulkas (refrigerators), dryers, dan AC (air
conditioners). Sementara untuk perangkat-perangkat perangkat yang
menggunakanbattery charging seperti UPS dapat mengalami kegagalan pengisian.

2.4.1. Cara untuk menanggulangi under voltage.


Bila Anda sering mengalaminya, tidak ada salahnya mencoba
mengatasinya. Terutama bila Anda tidak menginginkan peralatan listrik di rumah
Anda cepat rusak. Beberapa solusi yang biasanya dilakukan untuk menanggulangi
under voltage.
Kurangi impedansi dari sistem kelistrikan, misalnya dengan
menaikkan size transformer, mengurangi panjang kabel, ataupun memperbesar
luas penampang kabel.
Lakukan voltage improvement, misalnya dengan melakukan adjustment pada tap
setting trafo, atau menambahkan voltage regulator atau automatic on load tap
chargers.
Kurangi kebutuhan arus, misalnya dengan melakukan reloading atau
pengkoneksian ulang ke substation lain sehingga kebutuhan arus di jalur tersebut
dapat dikurangi. Dapat juga dengan memasang shunt capasitor atau VAR
compensator. Beberapa cara lain untuk mengurangi kebutuhan arus adalah dengan
menaikkan tegangan ke level yang lebih tinggi.
Disarankan juga, memasang stabilizer listrik pada instalasi listrik di rumah
atau kantor Anda. Stabilizer listrik biasa juga disebut Stavol –Stabilizer Voltage
atau Avr – Automatic Voltage Regulator berfungsi untuk menstabilkan tegangan
arus listrik yang tidak stabil atau selalu naik turun. Gunakanlah stabilizer listrik
yang baik mutunya.
2.5. OVER VOLTAGE
Yaitu tegangan listrik naik dalam waktu sesaat sampai dengan di atas 110%
dari tegangan normal. Yah kalau di Indonesia tegangan normalnya 220 Vac ..
Sedangkan spike merupakan kejadian dimana tegangan listrik naik begitu cepat
dalam sesaat sehingga dapat mencapai 5KV-60 KV. Penyebabnya biasanya pada
saat kita mematikan beban yang berat atau bisa juga jaringan listrik terkena petir.
Gangguan ini dapat menyebabkan kerusakan pada hardware.

2.6. INTERUPTION
Interupsi Tegangan adalah suatu fenomena kelistrikan di mana terjadi
pemadaman atau hilangnya catu daya selama beberapa saat pada suatu sistem
listrik.

2.6.1. Penyebab Interuption


Interupsi tegangan atau voltage interruption sering ditimbulkan dari
gangguan seperti :
 Sambaran petir.
 Gangguan pada jalur distribusi listrik seperti fault transmition.
 Terjadinya short circuit pada jalur distribusi.
 Kesalahan operasi kendali (control malfunction).
 Kangguan pohon yang mengenai kawat bertegangan.
 Perubahan beban yang cukup besar secara tiba-tiba dll.
2.6.2. Proses Terjadinya Interuption
Interruption terdeteksi ketika magnitude tegangan kurang dari 10% dari
tegangan nominal. Pada beberapa kasus, interruption bisa di dahului oleh voltage
sag jika terjadi gangguan pada sumber. Voltage sag terjadi di antara waktu
terjadinya gangguan sampai peralatan proteksi bekerja. Itu mengakibatkan pada
sisi beban akan mengalami voltage sag dan langsung diikuti interruption. Secara
umum, ada dua penyebab terjadinya sag tegangan, yaitu yang dikarenakan oleh
adanya kegagalan (fault) dalam sistem dan penyalaan motor induksi berdaya
besar. Motor induksi umumnya mengkonsumsi 5 sampai 6 kali arus ratingnya
pada saat start dan arus ini akan menurun secara bertahap seiring dengan
pertambahan kecepatan motor sampai pada kecepatan ratingnya. Durasi dari sag
bergantung pada dinamika motor dan dinamika motor tersebut ditentukan oleh
parameternya, khususnya inersia motor. Pada kasus voltage sag karena penyalaan
motor yang besar, sag yang terjadi biasanya tidak terlalu signifikan tapi
berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Kegagalan yang terjadi pada saluran
transmisi dan distribusi yang biasanya menjadi sumber terjadinya sag adalah
singe-line-to-ground (SLG) dan line-to-line (L-L) fault. SLG fault sering
disebabkan karena kondisi cuaca yang buruk seperti karena petir, salju/es dan
angin. Aktivitas binatang dan juga manusia seperti konstruksi juga dapat
menyebabkan SLG fault. L-L fault dapat terjadi akibat cuaca buruk, ranting pohon
maupun karena binatang. Fault pada feeder paralel menyebabkan tegangan jatuh
pada bus substation yang akan mempengaruhi semua feeder lainnya sampai fault
dihilangkan.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dari penjabaran diatas maka dapat diambil kesimpulan tentang Masalah Power
quality adalah persoalan perubahan bentuk tegangan, arus atau frekuensi yang bisa
menyebabkan kegagalan atau misoperation peralatan, baik peralatan milik PLN maupun
milik konsumen; artinya masalah Power Quality bisa merugikan pelanggan maupun PLN.
Suatu Sistem tenaga listrik dituntut dapat memenuhi syarat dasar kebutuhan
layanan (service requirement) kepada konsumennya yaitu :
1) Dapat memenuhi beban puncak
2) Memiliki deviasi tegangan dan frekuensi yang minimum.
3) Menjamin urutan phase yang benar.
4) Menjamin distorsi gelombang tegangan dan harmonik yang minimum dan bebas dari
surja tegangan.
5) Menjamin suplai sistem tegangan dalam keadaan setimbang.
6) Memberikan suplai daya dengan keandalan tinggi dengan prosentase waktu layanan
yang tinggi dimana sistem dapat melayani beban secara efektif.
Enam hal diatas dijadikan tolok ukur, apakah layanan yang diterima oleh konsumen
sudah baik atau belum.
Permasalahan Power Quality meliputi permasalahan-permasalahan seperti
Transient, Short-duration variation, Long-duration variation, Voltage Unbalance,
Waveform distortion, Voltage Fluctuation, Power Frequency variation
Parameter yang dipakai untuk menilai mutu listrik seperti Variasi tegangan,
Variasi frekwensi, Ketidak seimbangan, Harmonik

3.2. SARAN
Setelah menyusun makalah kualitas energi listrik perlunya pemasangan
 Filter pasif L
 Filter pasif C
DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia bahasa Indonesia.com


www.listrik-listrik.blogspot.com
http://liangirsang.blogspot.co.id/2013/01/mpi-perbaikan-kualitas-daya-listrik.html
http://jendeladenngabei.blogspot.co.id/2013/01/permasalahan-kualitas-daya.html
http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2008/09/keandalan-dan-kualitas-listrik.html

Anda mungkin juga menyukai