Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN BEARING RODA

BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO R3 DENGAN SENSOR


GETARAN PIEZOELEKTRIK

Diky Meirico Kristanto*, Imam Muda Nauri, Muhammad Ihwanudin


Pendidikan Teknik Otomotif, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5, Lowokwaru, Malang, 65145
Email : diky.meirico1605136@students.um.ac.id

Abstrak : Perkembangan di dunia otomotif sekarang ini semakin lama semakin berkembang dengan
pesat. Para pemilik industri kendaraan saling memberikan kualitas kendaraan yang aman dan nyaman
bagi para pengendaranya. Keselamatan pengendara juga sangat perhatikan saat melakukan perjalanan.,
pada kendaraan terdapatkomponen yang diam dan bergerak yang akan dihubungkan dengan bantalan atau
sering di sebut bearing, bearing berfungsi untuk membatasi gerak relatif antara dua atau lebih komponen
mesin agar selalu bergerak pada arah yang diinginkan. Salah satu yang harus dicermati pada kondisi
kendaraan adalah gejala kerusakan pada bearing roda tersebut. Dalam perawatan dan pemeriksaan
bearing kendaraan biasanya para mekanik hanya mengandalkan indra pendengaran yang mana dituntut
kepekaannya dan membutuhkan waktu lama untuk menemukan bearing roda sisi man yang mengalami
kerusakan. Seiiring perkembangan elektronika maka dikembangkannya mikrokontroler untuk
memaksimalkan proses pemeriksaan pada bearing yang mengalami kerusakan, mikrokontroler yang
digunakan adalah Arduino UNO R3 dan dikombinasikan dengan sensor getaran piezeolektrik untuk
pembacaan getaran yang dihasilkan pada bearing yang mengalami kerusakan.
Kata Kunci : Bearing, Mikrokontroler Arduino UNO R3, Sensor getaran Piezoelektrik

Abstract : The development in the automotive is now increasingly growing. The vehicle industry owners
give each other qualified vehicles that are safe and comfortable for the rider. Safety of the driver is also
very concerned for traveling. On the vehicle there are stationary and moving components that will be
connected with bearing, bearings function to limit the relative motion between two or more engine
components to always move in the desired direction. One that must be observed in vehicle is the
symptoms of damage to the wheel bearings. In maintenance and inspection the vehicle bearings
mechanics usually rely solely on the sense of hearing which requires sensitivity and requires a long time
to find the man's side wheel bearings that are damaged. Along with the development of electronics, the
development of a microcontroller to maximize the inspection process on bearings that have been
damaged, the microcontroller used is Arduino UNO R3 and combined with a piezeolectric vibration
sensor for reading the vibration produced on the bearing that has been damaged.
Keywords : Bearing, Arduino UNO R3 Microcontroller, Piezoelectric Vibration Sensor.

Keselamatan pengendara juga relatif antara dua atau lebih pada


sangat perhatikan saat melakukan komponen mesin agar selalu bergerak
perjalanan yang dipengaruhi oleh pada arah yang diinginkan. Salah satu
kondisi kendaraan dan jalan yang yang harus dicermati pada kondisi
telah dilalui kendaraan tersebut. Pada kendaraan adalah gejala kerusakan
kendaraan terdapat dua komponen pada bearing roda. Perkembangan
yang diam dan bergerak yang akan elektronika memungkinkan
dihubungkan dengan bantalan atau dikemasnya perangkat prosesor,
sering di sebut bearing, bearing memori, dan input atau output (I/O)
berfungsi untuk membatasi gerak dalam satu integrated circuit (IC)
yang disebut sebagai mikrokontroler. pengendalian alat dijalankan dengan
Mikrokontroler telah luas mikrokontroler Arduino UNO R3 dan
diaplikasikan dalam berbagai untuk pendeteksi getaran
perangkat mulai dari tekanan digital menggunakan sensor getaran
hingga alat pengontrol suhu piezoelektrik.
ruangan. Sistem pendeteksi kerusakan Prosedur pada penelitian ini
bearing pada kendaraan roda empat termasuk pada penelitian
melalui deteksi getaran yang pengembangan yang dikemukakan
dihasilkan oleh putaran roda. Sistem oleh Borg dan Gall (1983) sebagai
ini akan memberikan informasi berikut:
kondisi bearing roda secara nyata 1. Pengumpulan informasi
yang akan dikirim sensor getaran, 2. Perencanaan
kemudian mikrokontroler digunakan 3. Bentuk produk awal
untuk mengumpulkan dan memproses 4. Uji lapang awal
data serta menghubungkan sensor 5. Revisi terhadap produk
getaran dan alat pemantauan 6. Uji lapang utama
bearing roda kendaraan. Pemantauan 7. Revisi produk operasional
kondisi bearing dapat dilakukan 8. Uji lapang operasional
dengan mendeteksi getaran pada 9. Revisi produk akhir
roda. Pada perancangan ini, dilakukan 10. Desimilasi dan implementasi
rancang bangun sinyal getaran
Pengumpulan informasi ini
dikirimkan ke mikrokontroler, yang didapat dari masalah yang
kemudian ditampilkan pada LCD terjadi saat peneliti melakukan
sebagai output untuk memberikan Praktik Industri di Astra
notifikasi kondisi bearing roda pada Daihatsu Internasional
keadaan baik, aman maupun buruk. Balikpapan. Kemudian
mendapatkan rekomendasi
METODE untuk merancang dan
Pada sistem dalam penelitian membuat alat sensor yang
tersebut diimplementasikaan pada dapat mengukur kerusakan
kendaraan roda 4 dengan bagian roda bearing roda karena untuk
belakang kendaraan. Proses dan mempermudah pekerjaan
mekanik dalam menganalisa
kerusakaan bearing pada
kendaraan, karena pada
bengkel tersebut tidak ada alat
yang disebutkan sebelumnya.
Pada perencanaan awal Pada tahap ini peneliti
peniliti mencari beberapa mencoba menggunakan alat
sensor getaran terlebih karena yang telah dibuat sebelumnya
dipasaran banyak sekali yang dibuatkan mika untuk
menjual sensor getaran tetapi mempermudah pengoperasian
peniliti mencari sensor yang pada bearing kendaraan dengan
mempunyai sensitivitas paling cara menempelkan sensor
tinggi yaitu Piezoelektrik yang getaran Piezoelektrik ke rumah
memiliki sensitivitas 50 mv/g, bearing yang paling mendekati
kemudian membuat konsep sisi bearing agar getaran yang
kerja alat yang akan dibuat. dihasilkan maksimal dan lebih
akurat untuk pembacaannya saat
diterima sensor getaran
Piezoelektrik.
Revisi terhadap produk
dilakukan saat pembacaan alat
getaran tidak sesuai dengan
batas yang di tentukan. Peneliti
Pada tahap ini peneliti kemudian menemukan masalah
merangkai semua komponen yaitu sensor harus dilekatkan
yang sudah direncakan dan dan tidak boleh tersentuh oleh
dirangkai sesuai wiring diagram tangan. Maka dari itu peneliti
yang dibuat dan telah dimasukan menggunakan selotip untuk
coding untuk mencoba menempelkan sensor pada
pengoperasiannya. rumah bearing kendaraan yang
akan diukur.
Uji lapang utama ini Uji lapang operasional adalah
dilakukan dengan menempatkan uji coba tahap akhir yang
sensor getaran yang sudah dilakukan pada kendaraan guna
dirangkai ke bidang yang diukur mendapatkan hasil pengukuran
yaitu pada rumah bearing yang sebenarnya dari alat yang sudah
memiliki jarak paling dekat dibuat.
dengan bearing roda pada Pada revisi produk akhir tidak
kendaraan dengan menggunakan ditemukan perbaikan maka dari
bantuan selotip guna itu peneiliti melanjutkan pada
mendapatkan hasil pengukuran tahap selanjutnya guna
maksimal. menyelesaikan alat tersebut.
Pada tahap desiminasi dan
implementasi peneliti tidak
melanjutkan tahap ini, karena
alat yang dibuat bukan untuk di
produksi secara masal dan alat
masih berupa prototype
sehingga tahap desiminasi dan
implementasi dapat dilanjutkan
oleh penelitian selanjutnya.
Untuk Perbandingan produk terbaru
Revisi produk operasional dan terdahulu maka produk yang di buat
adalah perbaikan produk tahap ini sangat berbeda jauh produk sebelum
selanjutnya guna nya. Maka penulis akan menjabarkan
menyempurnakan alat yang akan nya sebagai berikut :
dibuat dan digunakan. Pada Produk Terdahulu
tahap ini peneliti hanya perlu - Tidak ada alat untuk menganilisa
membuat manual book secara keruskaan bearing pada kendaraan
singkat untuk mempermudah - Menggunakan Stetoskop mirip
teknisi atau orang lain yang dengan dokter hanya saja bentuknya
ingin menggunakan alat tersebut lebih panjang dan sedikit berbeda
agar tidak kesulitan. dari stetoskop dokter
- Memerlukan kepekaan pendengaran - Sensor akan berubah nilai
untuk menganalisa kerusakaan keakuratannya jika tersentuh jari atau
bearing tangan.
Produk Terbaru - Pemasangan harus tepat mencari sisi
- Dibuatnya alat pendeteksi getaran luar rumah bearing yang sangat
untuk menganilsa kerusakan bearing dekat dengan posisi bearing yang
- Tidak perlu menggunakan kepekaan berada di dalamnya.
pendengaran lagi karena hasil akan - Harus melihat hasil langsung di LCD
langsung ditampilkan pada LCD belum bisa terkoneksi dengan
- Tidak perlu mengecek satu per satu Handphone.
ban karena tanpa adanya - Terdapat nilai noise atau nilai yang
pembongkaran hasil sudah keluar tidak sesuai karena sensor merubah
sehingga akan dilakukan nilai listrik yang masuk ke nilai
pembongkaran pada bearing yang getaran yang akan keluar.
rusak saja
- Alat dapat menggunakan catu daya HASIL
dari aki atau baterai Pada Grafik 4.4 bertujuan
- Fleksibel untuk dibawa kemanapun untuk membedakan seberapa
Kelebihan besar nilai amplitudo yang di
- Analisa kerusakan tidak hasilkan pada setiap kondisi
menggunakan kepekaan pendengaran bearing yang sudah dilakukan
melainkan menggunakan getaran pengujian, maka ada perbedaan
- Mempermudah dan mempercepat grafik yaitu memiliki 3 garis dan
pekerjaan dalam menganalisa 3 warna. Garis berwarna biru
keruskaan bearing menunjukan hasil pengujian
- Alat yang fleksibel dapat digunakan amplitudo getaran bearing
dimana saja dan kapan saja dengan kondisi baik, garis
- Dapat menggunakan aki atau baterai berwarna merah menunjukan
dalam mengoperasiannya hasil pengujian frekuensi
Kekurangan getaran bearing dengan kondisi
aman dan yang terakhir adalah
garis berawarna hijau
menunjukan hasil pengujian Penilitian ini menggunakan 3 jenis
amplitudo getaran bearing bearing yang digunakan dan akan
dengan kondisi buruk. Data diklasifikasian. Menurut Setyawan, dkk
pengukuran diambil pada detik (2018) ditentukan berdasarkan jarak
ke 4 karena pada detik tempuh yang sudah alami oleh bearing
sebelumnya nilai yang tersebut yaitu bearing dengan kondisi
dihasilkan belum stabil baik memiliki jarak tempuh (±0 -
700km), bearing kondisi aman (±800 –
10.000km) dan bearing kondisi buruk
(±90.000 – 100.000km).
Untuk melengkapi landasan
penelitian selain menentukan kerusakan
yang dialami oleh bearing yang
PEMBAHASAN diklasifikasikan menjadi 3 jenis, peneliti
Getaran Mekanik adalah getaran mencari nilai frekuensi getaran yang
bolak-balik didalam suatu interval akan keluar dari 3 jenis bearing.
waktu tertentu. Semua benda yang Menurut J.A. Apriansyah (2017) ada
memiliki massa dan elastisitas mampu beberapa nilai amplitudo getaran yang
bergetar. Pada bearing yang berputar akan keluar yaitu ± 1,05 mm/s – 2,24
memiliki getaran mekanik atau yang mm/s untuk bearing dengan kondisi
sering disebut getaran bebas, karena baik, ± 2,37 mm/s – 2,75 mm/s untuk
getaran bebas ini akan bekerja jika bearing dengan kondisi aman dan ± 3,23
dimulai dengan gaya awal, lalu mm/s – 3,85 mm/s untuk bearing
dibiarkan bergetar secara bebas. dengan kondisi buruk.
Semakin tinggi nilai amplitudo getaran J.A. Apriansyah menentukan
pada bearing maka menyebabkan klasifikasi frekuensi tersebut diambil
putaran tidak stabil pada roda kendaraan dari nilai presentasi frekuensi maksimal
dikarenakan kurangnya pelumasan dan yang menunjukan bahwa tingkat
sudah mengalami cacat pada sisi dari perubahan yang besar pada kondisi
bantalan baik bantalan luar maupun bantalan cacat terhadap bantalan baik
dalamnya. dan aman. Atau dengan kata lain nilai
maksimal dari amplitudogetaran yang
sudah didapatkan berasal dari efisien dan akurat dalam
pengukuran yang telah dilakukan pengukurannya. Penelitian ini
menggunakan Vibratormeter dan hasil menggunakan beberapa bearing sebagai
pengukuran dijadikan sebagai patokan indikator kerusakan yaitu kondisi
penulis untuk membagi beberapa bearing baik, aman dan buruk yang
kriteria kerusakaan bearing. menggunakan acuan jarak yang
Hasil pengukuran pada ke 3 bearing ditempuh bearing tersebut. Untuk
tersebut terdapat pada Tabel 4.1 dan membaca getaran yang dihasilkan
telah dirubah dalam bentuk grafik guna bearing dibutuhkan sensor getaran
mempermudah pembacaan hasil piezolektrik yang dirangkai sedemikian
pengukuran setiap bearing dan rupa dengan bantuan mikrokontroler
perbandingan nilai getarannya pada arduino sebagai prangkat pemograman
Grafik 4.1, Grafik 4.2, Grafik 4.3, dan dan LCD sebagai output pengukuran
Grafik 4.4. Pada Tabel 4.1.Untuk serta dibantu dengan pemograman
merubah data seperti pada Tabel 4.1 ke perangkat lunak melalui aplikasi
dalam data grafik dengan menggunakan Arduino IDE.
2 cara, yaitu pada data pada Tabel 4.1 di Pada hasil penelitian terlihat jelas
jadikan grafik secara manual dengan perubahan nilai amplitudo getaran yang
menggunakan microsoft excel atau dihasilakan oleh beberapa kondisi
dengan cara otomatis yaitu bearing.
menyambungkan alat pada laptop yang
Pada hasil penelitian yang
memiliki aplikasi arduino IDE sudah dirubah dalam bentuk
kemudian menggunakan fasilitas serial grafik terdapat perubahan nilai
plotter yang dikoneksikan dengan pada setiap detiknya yang
microsoft excel melalui aplikasi dikarenakan keausan dari
bernama Arduino Excel Plotter. bearing yang digunakan karena
KESIMPULAN faktor pelumasannya dan juga
Pada penelitian yang sudah putaran roda yang tidak stabil.
dipaparkan diatas peneliti membuat
kesimpulan yaitu pada penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
dibuat untuk membantu proses analisa Arif Firdausi. 2013. Mekanikan Dan
keruskaan bearing yang diaharapkan Elemen Mesin. Jakarta :
Direktorat Jenderal Peningkatan System: Using Assembly and C.
Mutu Pendidik & Tenaga Pearson Education, inc: New
Kependidikan. Jersey

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian J.A. Apriansyah, Dedi Suryadi, A.


Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Fauzan Suryono. 2017. Kajian
Bandung: Alfabeta, 297. Eksperimental Cacat Pada
Bantalan Berdasarkan Level
Suhaeb, S., Yasser, H,D. &
Getaran. Bengkulu : Universitas
Ridwansyah. 2017.
Bengkulu
Mikrokontroler dan Interface.
Makassar : Universitas Negeri S. Arif, M. Abdul, N. Irma. 2018.
Makassar. Rancang Bangun Alat Pendeteksi
Keruskaan Bearing pada
Mubarok, I. & Taufikurahman I. 2014.
Kendaraan Roda Empat
Piezoelektrik. Malang :
Menggunakan Metode KKN (K-
Universitas Negeri Malang
Nearest Neighbor). Pontianak :
Mazidi, Muhammad Ali. 2011. The
Universitas Tanjungpura
Microcontroller and Embedded

Anda mungkin juga menyukai