Anda di halaman 1dari 95

RANCANG BANGUN LENGAN ROBOT (ROBOTIC ARM )

DENGAN PENGENDALIAN SECARA MANUAL

Oleh
Annur Solichin
C6410404045

PROGRAM STUDI ILMU D AN TEKNOLOGI KELAUTA N


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

RANCANG BANGUN LENGAN ROBOT ( ROBOTIC ARM ) DENGAN


PENGENDALIAN SECARA MANUAL

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam b entuk apa
pun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
dibagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2009

Annur Solichin
C64104045
RINGKASAN

ANNUR SOLICHIN. Rancang Bangun Lengan Robot ( Robotic Arm) dengan


Pengendalian Secara Manual. Dibimbing oleh SRI PUJIYATI dan INDRA
JAYA.

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki bentangan


lautan dari Sabang hingga Merauke. Kondisi ini menuntut kita untuk bisa
menciptakan wahana laut yang mampu menggantikan manusia dalam melakukan
kegiatan eksplorasi bawah laut.
Mikrokontroler merupakan teknol ogi terbaru yang mempermudah
pengendalian rumit menjadi lebih sederhana. Saat ini teknologi berukuran mikro
telah mengeser penggunaan perangkat konvensional yang membutuhkan biaya
tinggi. Pemanfaatan mikrokontroler ini akan menghemat bahan, biaya dan
memiliki fungsi yang banyak dibandingkan alat konvensional.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap, yaitu pembuatan alat
dan pengujian alat. Pada tahap pembuatan alat, penulis menggunakan bahan
arkilik sebagai bahan utama rancang bangun lengan robot. Bahan ini digunakan
karena bahannya mudah didapat, memiliki kekakuan dan mudah dipotong. Tahap
pengujian alat dilakukan 2 jenis pengujian, yaitu pada sensor gerak dan motorik
lengan robot. Pengujian dilakukan dengan kondisi yang berbeda untuk me ncatat
perubahan yang terjadi.
Desain lengan robot yang dibuat harus memenuhi fungsi dari lengan robot,
yaitu mampu mengambil obyek dalam ruang tiga dimensi (panjang lebar dan
tinggi). Gaya grafitasi bumi yang mengenai robot di seimbangkan dengan
pemberian pemberat penyeimbang. Penyatuan bagian -bagian arkrilik penulis
menggunakan lem alteco dan arkrilik siku. Deteksi gerakan sendi -sendi tangan
manusia digunakan perangkat sensor gerak yang terbuat dari potensio meter putar.
Penulis melakukan penelitian in i bertujuan untuk menciptakan alat
instrument untuk keperluan pengambilan obyek benda yang dikendalikan secara
manual melalui sensor lengan manusia. Alat ini berguna untuk menggantikan
fungsi tangan manusia dalam mengambil obyek benda berbahaya sehingga t idak
beresiko bagi keselamatan penggunanya.
Pada pengujian potensio meter dengan pemberian sudut tertentu
menghasilkan nilai rasio tegangan per satuan derajat yang berbeda -beda disetiap
sensor gerak. Perbedaan nilai ini terjadi karena menggunakan gear penghubung
yang berbeda di setiap sendi putar. Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan
kalibrasi nilai dalam program. Pengujian sensor motorik lengan robot dilakukan
dengan memberikan lebar pulsa yang berbeda dan mengukur besarnya sudut putar
serta arah gerakan servo. Hasil pengukuran diperoleh hasil servo fingger dan arm
akan berputar dengan besar sudut positif apabila diberikan lebar pulsa yang besar
sedangkan untuk servo wrist, elbow, dan shoulder melakukan kondisi sebaliknya.
Pengujian kemampuan cengkraman dan gerakan lengan robot dilakukan
sebanyak sepuluh kali. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengambil obyek
yang berbeda ukuran, bentuk, dan bobotnya. Hasil percobaan ini diketahui bahwa
lengan robot mampu mengambil obyek dengan permukaan data r dengan baik dan
stabil.
RANCANG BANGUN LENGAN ROBOT ( ROBOTIC ARM )
DENGAN PENGENDALIAN SECARA MANUAL

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana perikanan


Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Annur Solichin
C64104045

PROGRAM STUDI ILMU D AN TEKNOLOGI KELAUTA N


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
© Hak cipta milik Annur Solichin tahun 2009
Hak cipta dilindungi
Dilarang mangutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apa pun, baik cetak, fotocopy, microfilm, dan sebagainya
SKRIPSI

Judul : RANCANG BANGUN LENGAN ROBO T


(ROBOTIC ARM) DENGAN PENGENDALIAN
SECARA MANUAL
Nama : Annur Solichin
NRP : C64104045
Departemen : Ilmu dan Teknologi Kelautan

Disetujui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Ir. Sri Pujiyati Prof. Dr. Indra Jaya


NIP. 19671021.199203.2.002 NIP. 19610410.198601.1.002

Mengetahui
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Indra Jaya


NIP. 19610410.198601.1.002

Tanggal Lulus: 5 Juni 2009


KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Illahi Robbi atas


semua rahmat dan karunia -Nya yang telah memberikan jalan kemudahan kepada
penulis sehingga tugas akhir penelitian ini dapat terselesaikan. Penelitian yang
berjudul Rancang Bangun Lengan Robot ( Robotic Arm) dengan Pengendalian
Secara Manual dilakukan oleh penulis sebagai salah satu syarat untuk dapat gelar
sarjana S1.
Dalam kesempatan ini penulis me ngucapkan terima kasih yang sebesar -
besarnya kepada Ibu Dr. Ir. Sri Pujiyati, M.Si, selaku dosen Pembimbing Utama,
Bapak Prof. Dr. Indra Jaya, M.Sc, selaku dosen Pembimbing Anggota dan yang
telah membantu sebagian dana untuk melakukan penelitian ini. Tak lupa saya
ucapkan terimakasih kepada Abang Iqbal yang telah bersedia membantu
memberikan bimbingan dalam ilmu program pada alat yang dibuat oleh penulis.
Tak lupa ucapan terima kasih ditujukan kepada Bapak Sukirno dan Ibu Kundrini
selaku orang tua penulis yang selalu memberi nasehat terbaik bagi anaknya serta
kepada semua dosen dan teman -teman yang telah memberikan dorongan dan
bantuan dalam penyusunan tugas akhir penelitian ini.
Penulis menyadari setiap insan manusia selalu diliputi dengan kesalahan
dan kekurangan maka dari itu penulis memohon maaf yang besar apabila terdapat
perbuatan yang kurang berkenan. Penulis berharap tugas akhir ini dapat
memperkaya wawasan akan terknologi robotika untuk bidang kelautan baik bagi
mahasiswa kelautan maupun orang lai n.

Bogor, Juli 2009

Annur Solichin
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xiii

1. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. ................................ ................................ ................................ ..
Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ............................................................. 2

2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 3


2.1. Model lengan robot (robotic arm) .......................................... 3
2.2. Mikrokoprosesor ................................................................... 3
2.3. Mikrokontroler ATMEL ........................................................ 4
2.4. Mikrokontroler ATMega8535 ................................................ 5
2.5. Board mikrokontroler ATMega8535 ..................................... 7
2.6. ADC ...................................................................................... 7
2.7. PWM (Pulse Width Modulation) ............................................ 9
2.8. Motor servo lengan robot ( robotic arm) ................................. 10
2.9. Program lengan robot (robotic arm) ....................................... 11
2.10. Bahasa program lengan robot ( robotic arm) ......................... 11
2.11. Perangkat penginderaan (sensor) .......................................... 12
2.12. Sejarah perkembangan lengan robot ..................................... 13

3. METODE PENELITIAN ........................................................... 15


3.1. Tempat dan waktu penelitian ................................................. 15
3.2. Alat bantu .............................................................................. 15
3.2.1. Alat ukur dan peralatan pembuatan lengan robot ............ 15
3.2.2. Software pembuatan lengan robot .................................. 15
3.3. Bahan untuk membuat lengan robot, kontroler, dan sensor .... 15
3.4. Proses pembuatan lengan robot (robotic arm) ......................... 16
3.5. Unit motor servo lengan robot ( robotic arm) .......................... 16
3.6. Unit motor sensor lengan robot ( robotic arm) ......................... 18
3.7. Unit catu daya mikrokontroler lengan robot ( robotic arm) ...... 18
3.8. Unit catu daya motor servo lengan robot (robotic arm) .......... 19
3.9. Mikrokontroler lengan robot (robotic arm) ............................ 19
3.10. Proses berjalannnya program lengan robot (robotic arm) ..... 20
3.11. Pengunjian lengan robot (robotic arm) ................................. 22
3.11.1. Pengujian sensor lengan robot (robotic arm) ............... 22
3.11.2. Pengujian besar sudut servo dengan perbedaan
lebar pulsa ................................................................... 23
3.11.3. Pengujian daya cengkram gripper lengan
robot (robotic arm) ..................................................... 23

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 24


4.1. Hasil rangkaian lengan robot ( robotic arm) ............................ 24
4.2. Desain pelindung motor servo RAMCES -5 ........................... 25
4.2.1. Desain motor servo fingger ............................................ 25
4.2.2. Desain motor servo wrist dan arm .................................. 27
4.2.3. Desain motor servo elbow .............................................. 27
4.2.4. Desain motor servo shoulder .......................................... 29
4.2.5. Desain persambungan sendi RAMCES -5 ....................... 31
4.3. Desain beban penyeimbang motor servo RAMCES -5 ............ 31
4.3.1. Desain penyeimbang servo 1 .......................................... 31
4.3.2. Desain penyeimbang servo 2 .......................................... 33
4.3.3. Desain penyeimbang servo 3 .......................................... 34
4.3.4. Desain penyeimbang servo 4 .......................................... 35
4.4. Desain sensor pengendali RAMCES -5 ................................... 36
4.4.1. Desain sensor fingger ..................................................... 36
4.4.2. Desain sensor wrist ....................................................... 37
4.4.3. Desain sensor arm .......................................................... 38
4.4.4. Desain motor servo elbow .............................................. 39
4.4.5. Desain motor servo shoulder .......................................... 41
4.5. Rangkaian kontroler RAMCES -5 .......................................... 42
4.6. Hasil perhitungan perangkat keras RAMCES -5 ..................... 43
4.6.1. Tegangan keluaran sensor RAMCES -5 .......................... 43
4.6.2. Besar sudut servo RAMCES -5 dengan perbedaan
lebar pulsa ..................................................................... 44
4.6.3. Daya cengkram gripper ................................................. 45
4.7. Perangkat lunak pengendali RAMCES -5 ............................... 46

5. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 48


5.1. Kesimpulan ........................................................................... 48
5.2. Saran ..................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 49

LAMPIRAN ..................................................................................... 52

RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 81


DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perkembangan lengan robot di dunia ........................................ 13

2. Spesifikasi jenis motor servo finger yang dipakai ...................... 17

3. Spesifikasi jenis motor servo wrist dan arm yang dipakai .......... 17

4. Spesifikasi jenis motor servo elbow dan shoulder yang dipakai . 17

5. Hasil pengukuran tegangan yang dikeluarkan sensor pada sudut


maksimum dan minimum .......................................................... 22

6. Hasil pengukuran lebar pulsa dan sud ut yang dapat dibuat ........ 23

7. Hasil pengujian daya cengkram gripper pada berbagai macam


bentuk obyek ............................................................................. 26

8. Hasil pengukuran tegangan yang dikeluarkan sensor pada sudut


maksimum dan minimum .......................................................... 43

9. Hasil pengukuran lebar pulsa dan sudut yang dapat dibuat ........ 44

10. Hasil pengujian daya cengkram gripper pada berbagai macam


bentuk obyek ............................................................................. 45
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Bagian dasar konverer analog ke digital ..................................... 8

2. Potensio meter sebagai sensor posisi .......................................... 12

3. Penampang potensio meter bagian dalam .................................. 13

4. Tahapan pembuatan lengan robot ............................................... 16

5. Rangkaian pengatur tegagan pada sensor lengan robot ............... 18

6. Rangkaian power supply kontroler lengan robot ......................... 18

7. Rangkaian power supply motor servo lengan robot ..................... 19

8. Rangkaian mikrokontroler lengan robot ...................................... 20

9. Flowchart program pada rangkaian lengan robot


(robotic arm) .............................................................................. 21

10. Tampak samping desain RAMCES-5 ......................................... 25

11a. Tampak atas desain pelindung motor servo 1 .............................. 26

11b. Tampak depan desain pelindung motor servo ............................. 26

12. Tampak atas desain gripper dari servo 1 ..................................... 26

13a. Tampak atas desain motor servo 2 dan 3 ..................................... 37

13b. Tampak depan desain motor servo 2 dan 3 ................................. 37

14a. Tampak atas desain motor servo 2 dan 3 ..................................... 28

14b. Tampak samping desain pelindung motor 4 ................................ 28

15. Tampak atas desain pelindung motor 4 ....................................... 29

16. Tampak atas desain motor servo 5 .............................................. 29

17. Tampak depan desain motor servo 5 ........................................... 30


18. Tampak atas desain motor servo 5 .............................................. 31

19. Tampak samping desain penyeimbang servo 1 ........................... 32

20. Tampak samping bentuk jadi penyeimbang servo 1 .................... 32

21. Tampak samping desain penyeimbang servo 2 ........................... 33

22. Tampak samping bentuk jadi penyeimbang servo 1 .................... 34

23. Tampak belakang desain penyeimbang servo 3 ........................... 34

24. Tampak depan bentuk jadi penyeimbang servo 3 ........................ 35

25. Tampak samping desain penyeimbang servo 4 ........................... 35

26. Tampak samping bentuk jadi penyeimbang servo 1 .................... 36

27. Tampak bawah sensor fingger .................................................... 37

28. Tampak bawah sensor wrist ........................................................ 38

29. Tampak atas servo wrist ............................................................. 38

30. Tampak bawah sensor arm ......................................................... 39

31. Tampak bawah sensor arm ......................................................... 39

32. Tampak bawah sensor elbow ...................................................... 40

33. Tampak Tampak depan sensor shoulder ..................................... 41

34. Tampak atas kontroler RAMCES -5 beserta bagian-bagiannya .... 42


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Referensi capit untuk RAMCES-5 .............................................. 53

2. Bentuk mikrokontroler dan IC ATMega853 5 ............................. 54

3. Data sheet ATMega8535 ............................................................ 55

4. Bentuk board DT-AVR Low Cost Micro System ....................... 57

5. Ilustrasi duty cycle dan lebar pulsa ............................................. 58

6. Bentuk dan bagian-bagian motor servo ....................................... 59

7. Ilustrasi pemberian lebar pulsa pada motor servo ........................ 61

8. Sejarah perkembangan lengan robot ........................................... 63

9. Bentuk lengkap dan bagian -bagian RAMCES-5 ........................ 68

10. Sensor RAMCES-5 .................................................................... 70

11. Bentuk sensor RAMCES-5 saat digunakan ................................. 71

12. Data sheet regulator kontroler .................................................... 72

13. Keadaan gripper saat membuka dan menutup capit .................... 76

14. Listing program RAMCES-5 ..................................................... 77


1. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perkembangan teknologi berbasis mikrokontroler pada abad -21 terjadi

dengan sangat cepat. Kemajuan ini dapat dirasakan dengan munculnya

banyaknya peralatan mutakhir yang bisa dioperasikan dengan mengguna kan

komputer maupun beberapa tombol sederhana. Hampir keseluruhan peralatan

elektronik yang berada disekitar kita telah dikendalikan dengan adanya mikrochip

dan mikrokontroler, bahkan dalam skala kecil seperti pabrik pembuatan mobil dan

motor. Kemajuan teknologi secara langsung telah membantu umat manusia lebih

mudah melakukan hal yang dianggap sulit.

Hadirnya produsen-produsen elektronika di Indonesia dan dunia telah

mendorong terciptanya persaingan harga yang kompetitif sehingga mikrokontroler

dan alat pendukungnya menjadi lebih murah. Mikrokontroler saat ini telah dapat

melakukan banyak hal tanpa membutuhkan banyak peralatan elektronik oleh

sebab itu pada penelitian ini penulis lebih fokus pada penggunaan mikrokontroler

sebagai sarana pengendali lengan robot. Hal ini untuk mengatasi kekurangan

tubuh manusia bila berada di dalam air. Tubuh manusia akan mendapatkan

tekanan yang besarnya sama dengan volume air yang dipindahkan. Semakin

dalam manusia menyelam maka akan semakin tinggi tekanan yan g diterima oleh

tubuh sehingga dalam menyelam manusia hanya terbatas pada kedalam tertentu.

Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu jalan untuk memberikan cara yang

lebih mudah bagi manusia mengeksplorasi lingkungan bawah laut terutama di

perairan Indonesia.
1.2. Tujuan penelitian

1. Merancang alat yang mampu melakukan pengambilan obyek tertentu

yang dapat dikendalikan secara manual melalui sensor lengan tangan

manusia.

2. Pengujian terhadap kinerja Robotic Arm.


2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Model lengan robot (robotic arm)

Penulis membuat lengan robot menggunakan sistem kontrol gerak holomonic.

Gerak holomonic merupakan sistem gerak yang serupa dengan gerak ujung pensil

atau pulpen ke segala arah di permukaan kertas sesuai de ngan keinginan

(Pitowarno, 2006). Penerapan sistem gerak holomonic memungkinkan lengan

robot dapat menjangkau segala arah dengan mudah. Lengan robot yang dibuat

oleh penulis lebih menitik beratkan pada jenis kontrol kinematika dengan

memanfaatkan program pada mikrokontroler karena memiliki struktur dinamika

yang rumit. Pitowarno (2006) menjelaskan bahwa untuk robot yang memiliki

struktur dinamika yang rumit sering kali model matematika dinamiknya tidak

mungkin dideskripsikan secara rinci dan ideal. Menu rut Pitowarno (2006) pada

kenyataannya dalam aplikasi para enginer lebih suka menghindari analisis

dinamik yang rumit dan lebih memfokuskan kajiannya dalam mempercanggih

kontrol kinematik.

Bagian tangan robot dikenal sebagai manipulator tangan, yaitu sistem gerak

yang berfungsi untuk memanipulasi (memegang, mengambil, mengangkat,

memindah atau mengolah) obyek (Pitowarno, 2006). Untuk melakukan

pengambilan obyek lengan robot ini dilengkapi dengan gripper (pemegang).

Gripper jenis capit telah teruji pada robot Lynx5 dalam mencengkram obyek bulat

yang ditampilkan pada Lampiran 1.

2.2. Mikrokoprosesor.

Mikroprosesor merupakan chip dengan fungsi sebagai pemroses data dari


input yang diterima dari sebuah sistem digital (Budiharto, 2005). Winoto (2008)

menjelaskan bahwa mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dimana

di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal

lainya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik

oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap dipakai.

Winoto (2008) menjelaskan ALU adalah Processor yang bertugas

mengeksekusi (eksekutor) kode program yang ditunjuk oleh program counter.

Program counter (PC) merupakan komponen yang bertugas menu njukkan ke

ALU alamat program memori yang harus diterjemahkan kode programnya dan

dieksekusi (Winoto, 2008). Hampir semua pemrosesan data dilakukan di dalam

ALU di dalam CPU.

2.3. Mikrokontroler ATMEL

ATMEL merupakan pemimpin global dalam desain dan manufaktur dari

mikrokontroler, dan komplementer produk seperti capacitive touch sensing ICS,

ASICs, nonvolatil memori dan komponen frekuensi radio. Ada beberapa vendor

yang membuat mikrokontroler diantaranya Intel, Microchip, Winbond, Atmel,

Philips, Xemics dan lain - lain. Beberapa vendor tersebut, yang paling populer

digunakan adalah mikrokontroler buatan Atmel (RIZKALINDO, 2008).

Penggunaan mikrokontroler jenis ATMEL telah menyebar luas didunia sebab

memiliki keunggulan dari segi kemampua n dan harga. Mikrokontroler ini

memiliki kemampuan yang sama dengan mikrokontroler yang lain dengan

perangkat pendukung yang tidak terlalu banyak, seperti kristal, resistor dan

kapasitor (Budiharto, 2006).


Budiharto (2005) menjelaskan bahwa di dala m mikrokontroler terdapat

bagian-bagian pendukung proses pengolahan data yang diterima, diantaranya:

1. CPU (Central Processing Unit)

Tempat terjadinya proses pengolahan data yang diterima.

2. RAM (Random Access Memory)

Tempat menyimpan data sementara sebelum di proses oleh CPU.

3. EPROM (Eraseable Programmable Read Only Memory )

Tempat menyimpan program secara permanen yang dapat dirubah.

4. I/O (Input/Output)

Tempat berkomunikasinya dengan perangkat keras yang terhubung diluar.

5. Timer

Tempat unit pencacahan dan delay un tuk mengatur pewaktuan.

6. Intrup Controler

Tempat mengatur dan menampung permintaan mendadak saat running.

2.4. Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler ATMega 8535 merupakan jenis mikrokontroler AVR produk

Atmel yang memiliki banyak macam dan jenisn ya. Mikrokontroler AVR (Alf and

Vegard’s Risc prosesor) memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua instruksi

dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi

dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS 51 ya ng membutuhkan

12 siklus clock (RIZKALINDO, 2008).

Kedua jenis mikrokontroler ini memiliki arsitektur yang berbeda. Wardhana

(2006) menjelaskan bahwa AVR berteknologi RISC ( Reduced Instruction Set

Computing), sedangkan seri MCS 51 berteknologi CI SC (Complex Instruction Set


Computing). RIZKALINDO (2008) menjelaskan secara umum, AVR dapat

dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx,

keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing -

masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Bentuk ATMega8535

ditampilkan pada Lampiran 2.

Menurut Wardhana (2006) keunggulan pemakaian ATMega 8535 disebabkan

karena memiliki fasilitasnya yang lengkap. Konfigurasi pin yang ada pada

ATMega 8535 sebagai berik ut:

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan dari catu daya.

2. GND adalah pin dari ground

3. Port A (PA0..PA7) adalah pin I/O dua arah dan sebagai pin masukan

ADC.

4. Port B (PB0..PB7) adalah pin I/O dua arah dan sebagai pin dengan fungsi

khusus yaitu timer/counter, komparator analog, dan SPI.

5. Port C (PC0..PC7) adalah pin I/O dua arah dan pin dengan fungsi khusus

berupa TWI, komparator analog, dan Timer Osilator.

6. Port D (PD0..PD7) adalah pin I/O dua arah dan pin dengan fungsi khusus

berupa komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang berguna untuk menset ulang mikrokontroler.

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

10. AREF merupakan pin masukan tegangan refe rensi ADC.

Susunan kaki dan karakteristik ATMega8535 secara lengkap ditampilkan pada

Lampiran 3.
2.5. Board mikrokontroler ATMega8535

Board yang digunakan penulis adalah jenis DT-AVR Low Cost Micro

System keluaran pabrikan Innovative Electronics ya ng berada di Surabaya,

Indonesia. Fitur ADC pada mikrokontroler ATMega 8535 terdapat pada Port A

(PA0 –PA7) (ATMEL, 2003). DT-AVR Low Cost Micro System juga memiliki

ADC hingga 8 channel single -ended A/D converter dengan resolusi 10 bit

(Innovative Electronics, 2007). Bentuk board DT-AVR Low Cost Micro System

didominasi warna merah dengan dimensi panjang 8,6 cm, lebar 7,2 cm dan tinggi

1,8 cm (Innovative Electronics, 2007). Bentuk dan penempatan pin -pin

dari board DT-AVR Low Cost Micro System ditampil kan pada Lampiran 4.

2.6. ADC

ADC adalah suatu prosedur yang dilakukan dalam memproses sinyal analog

dengan alat digital dimana sinyal analog di konversi menjadi suatu deret angka

yang mempunyai presisi terbatas (Proakis dan Manolakis, 1997). Pros es

inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clok, tegangan referensi, format

output data, dan metode pembacaan (Budiharto, 2008). Proakis dan Manolakis

(1995) menyebutkan dalam memandang konversi Analog ke Digital (A/D) ada 3

proses yang terjadi (Gambar 1), yaitu:

1. Pencuplikan. Ini merupakan konversi suatu sinyal waktu kontinu menjadi

suatu sinyal waktu diskrit yang diperoleh dengan mengambil “cuplikan”

sinyal waktu-kontinu pada saat waktu diskrit.

2. Kuantisasi. Ini adalah konversi sinyal yang bernilai -kontinu waktu-diskrit

menjadi sinyal (digital) bernilai -diskrit, waktu diskrit.


3. Pengkodean. Dalam proses pengkodean setiap nilai diskrit digambarkan

dengan barisan bilangan biner

Pencuplikan Pengkuantisa
si

Sinyal waktu
Sinyal analog diskrit Sinyal Pengkode
terkuantisasi an

Bit
01011101..
Sinyal digital

Sumber : Proakis dan Manolakis (1995)

Gambar 1. Bagian dasar konver ter analog ke digital (Proakis dan Manolakis,
1995)

Input pada mikrokontroler dihubungkan dengan sebuah 8 channel analog

multiplexer yang digunakan untuk singgle ended input channels (Budiharto,

2008). Menurut Wardhana (2006) masukan ana log ADC tegangan harus lebih

besar dari 0 Volt dan lebih kecil daripada tegangan referansi yang dipakai. Pada

penelitian ini digunakan tegangan tegangan referensi internal sebesar 2,56 Volt.

Tegangan referensi ADC dapat dipilih antara lain pada pin AREF pin AVCC, atau

menggunakan tegangan referensi internal sebesar 2,56 Volt (Budiharto, 2008).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 10 bit ADC untuk mencacah

tegangan sebesar 2,56 Volt. Nilai bit tergantung dengan kemampuan

mikrokontroler yang digunakan. Menurut Wardhana (2006) apabila


menggunakan 10 bit ADC maka rentang output yang dihasilkan adalah dari 0

sampai 1023.

Penggunaan ADC pada lengan robot ditentukan menggunakan channel mode

single conversion melalui program yang ada pada mikro kontroler. Mode Single

conversion adalah mode yang biasa digunakan apabila ingin menggunakan banyak

kanal (Wardhana, 2006). Mode single conversion sama dengan penghubungan

input ADC dengan dua buah input ADC. Menurut Budiharto (2008) jika

menggunakan differensial channel hasil dari nilai 41 menjadi 40,96 yang apabila

digenapkan bisa berkisar 39, 40, 41 karena ketelitian ATMega8535

sebesar +/- 2 LSB (Least Significant Bit).

2.7. PWM (Pulse Width Modulation)

Pulse Width Modulation adalah suatu tehnik manipulasi dalam

mengemudikan motor (alat perangkat elektronik berarus besar lainnya) yang

menggunakan prisip cut-off dan saturasi (Pitowarno, 2006). Winoto (2008)

menjelaskan bahwa PWM sendiri adalah bentuk gelombang digital (pulsa) yang

bisa kita atur duty cycle-nya. Pulse With Modulation atau PWM adalah metode

canggih untuk mengatur kecepatan motor dan menghindarkan rangkaian

mengkonsumsi daya yang berlebih (Budiharto, 2006). Dengan pengaturan

konsumsi daya akan membuat alat elektronik yang dibuat lebih efisien dan hemat

energi dalam bekerja.

Saklar pada rangkaian PWM bukanlah saklar mekanik, tetapi biasanya berupa

komponen MOSFET atau Power Transistor karena Rangkaian chopping pada

PWM tidak dimungkinkan memakai relay yang memiliki reaksi y ang kurang

cepat (Duclin, 2008). Duty Cycle adalah perbandingan antara lama waktu pada
saat kondisi on/ high (logika 1) dan lama periode satu gelombang pulsa (Winoto,

2008). Perbandingan dari perioda ON dan perioda T disebut dengan duty cycle

(Duclin, 2008). Secara umum duty cycle merupakan lebar pulsa PWM. Gambar

perbandingan perioda duty cycle dapat dilihat pada Lampiran 5. Dengan prinsip

ini maka akan mudah mengatur lebar pulsa untuk mendapatkan kecepatan motor

DC yang diinginkan. PWM bekerja denga n pembuatan gelombang kotak

(persegi) yang merupakan variabel antara perbandingan on -off, dimana rata-rata

lamanya waktu berkisar antara 0 sampai 100 persen (Cook, 1999).

2.8. Motor servo lengan robot ( robotic arm)

Motor servo merupakan sebuah motor DC kecil yang diberi sistem gear

dan potensiometer sehingga dia dapat menempatkan “horn” servo pada

posisi yang dikehendaki (Malik, 2007). Motor servo ini jelas menggunakan

sistim “close loop” sehingga posisi “horn” yang dikehendaki bisa dipertahanka n.

Menurut Budiharto (2006) motor servo adalah motor DC kualitas tinggi yang

memenuhi syarat untuk digunakan pada aplikasi servo seperti close control loop,

yaitu harus dapat menangani perubahan yang cepat pada posisi, kecepatan, dan

percepatan.

Secara umum terdapat 2 jenis motor servo, yaitu motor servo standard dan

motor servo continous. Motor servo standard dapat berputar hingga 180 0

sedangkan motor servo continous dapat berputar hingga 360 0 (Budiharto, 2006).

Jika dibandingkan dengan motor DC dan motor stepper motor servo memiliki

kecepatan putar yang rendah tapi memiliki kekuatan yang besar. Bentuk dari

motor servo dapat dilihat pada Lampiran 6.


Dalam motor servo sistem kontrol untuk motor relatif sedikit (diperlukan

hanya 1 jalur data saja), hal ini tentu berbeda misalnya jika menggunakan motor

stepper yang memerlukan jalur kontrol lebih dari 1 jalur (Malik, 2007). Untuk

dapat membelokkan motor servo kekanan atau kekiri maka harus diberikan lebar

pulsa kepada motor servo secara berula ng-ulang. Ilustrasi pemberian lebar pulsa

pada motor servo dapat dilihat pada Lampiran 7.

2.9. Bahasa program lengan robot ( robotic arm)

Program yang kita buat harus disesuaikan dengan mikrokontroler yang kita

pakai atau sesuai dengan fasilitas y ang diberikan mikrokontroler. Wahyudi

(2007) menuliskan beberapa dasar dari BASCOM 8051 diantaranya adalah

karakter dalam BASCOM, tipe data, variable, alias, konstanta, array, operasi -

operasi dalam BASCOM dan kontrol program.

2.10. Program lengan robot (robotic arm)

Pemrograman lengan robot menggunakan software BASCOM-AVR dengan

bahasa tingkat tinggi BASIC. Wahyudi (2007) menjelaskan penggunaan bahasa

tingkat tinggi BASIC lebih mudah dimengerti dan dipahami dibandingkan bahasa

tingkat tinggi lainnya. Bahasa BASIC merupakan jalan keluar dari sulitnya

memahami bahasa tingkat rendah assembly.

Alberts (2008) menjelaskan bahwa BASCOM AVR merupakan hasil dari

pengembangan lebih lanjut dari kompiler BASCOM 8051 dengan kelebihan dapat

mendukung penggunaan mikrokontroler jenis AVR yang dikeluarkan ATMEL.


2.11. Perangkat penginderaan (sensor)

Dalam instrument ini digunakan beberapa alat elektronika yang berfungsi

sebagai sensor pada persendian tangan manusia, yaitu potensio meter. Menurut

Pitowarno (2006) potensio meter adalah sensor analog yang paling sederhana

namun sangat berguna untuk mendeteksi posisi putaran, misalnya kedudukan

sudut poros aktuator berdasarkan nilai resistansi pada putaran porosnya. Bentuk

perangkat sensor lengan robot dapat dilihat pada Gambar 2.

Sumber : Pitowarno (2006)

Gambar 2. Potensio meter sebagai sensor posisi

Potensio meter poros merupakan hambatan variable yang dapat dirubah nilai

hambatannya dengan cara memutar batang porosnya. Perputaran ini akan

menggeser kedudukan hambatannya sehingga hambatan yang terbaca berbeda -

beda. Potensio meter memiliki 3 kaki dan sebuah pemutar yang berguna untuk
merubah hambatan yang ada didalamnya. Bentuk dan bagian potensio met er

poros dapat dilihat pada Gambar 3.

Sumber : Etisystems (2009)

Gambar 3. Penampang potensio meter bagian dalam

2.12. Sejarah perkembangan lengan robot (robotic arm)

Pengembangan robot di dunia ternyata telah ada pada jaman Le onardo da

Vinci, hingga saat ini dengan robot yang paling maju bernama ASIMO buatan

perusahaan raksasa mobil Honda negara Jepang. Ilustrasi perkembangan lengan

robot ditampilkan pada Lampiran 8.

Secara singkat perkembangan teknologi lengan robot di dunia dapat dilihat

pada Tabel 1 (Jaeger, 2007):

Tabel 1. Perkembangan lengan robot di dunia.


Tahun Penemu Karya yang dibuat
250 Ctesibius Membangun bagian tubuh dan jam air dengan
S.M Alexandria menggunakan papan yang dapat bergerak
Merancang gambar robot manusia yang pertama kali yang
Leonardo da
1495 mampu duduk, memutar tangan, dan menggerakkan
Vinci
kepala dengan leluasa
Rancangan tangan robot mekanik dengan otot -otot mesin
1564 Pare Ambroise
yang menggerakkan tangan
Membuat manusia mesin uap yang digunakan untuk
1865 John Brainerd
mendorong benda apapun
Frank Reade Membuat manusia listrik yang merupakan pengembangan
1885
Jr dari manusia mesin uap yang telah dibuat sebelumnya
Membuat robot bernama ELEKTRO, ini merupakan ro bot
1937/38 Westinghouse dengan bentuk menyerupai manusia yang dapat berbicara,
berjalan dan merokok
Willard Pollard
Merancang lengan mekanik untuk menyemprot cat secara
1942 dan Harold
terprogram
Roselund
Raymond Merancang lengan robot yang dapat dikendalikan me lalui
1951
Goertz transmisi radio
Perusahaan
Mengembangkan dan memakai teknologi lengan robot
1961 General
bernama UNIMATE
Motors
Rumah sakit Pembuatan lengan robot dengan nama Rancho Arm
1963 Rancho Los dimana untuk pertama kalinya Robotic Arm dapat
Amigos dikendalikan melalui komputer
Victor
Scheinman Membuat lengan robot yang menggunakan penggerak
1965
dan Larry udara dinamakan Orm
Leifer
Membuat lengan robot tentakel yang memiliki kemampuan
1968 Marvin Minsky
untuk dapat mengangkat manusia
Lengan robot Stanford yang sepenuhnya bergerak
Victor
1969 menggunakan listrik dan dapat dikendalikan melalui
Scheinman
computer
Lengan robot Silver, robot ini dibuat dengan komponen
1974 David Silver terkecil dan dilengkapi dengan sensor tekanan yang
mampu merasakan sentuh an
Victor Membangun Programmable Universal Manipulation untuk
1975
Scheinman lengan robot yang dapat digunakan pada industri robot
Perusahaan Robot manusia bernama P2 yang sudah memiliki kaki dan
1996
mobil Honda lengan yang dapat bergerak dengan baik
Robot manusia P3 yang merupakan pengembangan kedua
Perusahaan
1997 untuk mencapai tujuan pembuatan robot ASIMO yang
mobil Honda
pintar
Ilmuan dari
1997 SARCOS dengan pengendali robot secara manual
Salt Lake City
Pembuatan kerangka pengandali (Telemetri Suit) robot
Tim film The
1997 dimana kerangka ini menyerupai pergerakan lengan
Lost World
manusia
Kedokteran Membangun lengan robot bionik yang disebut dengan
1998
amerika Edinburg Modular Arm System (EMAS)
Membangun lengan robot tercanggih untuk membantu
MD Robotics
2001 pekerjaan menyiapkan stasiun ruang angkasa dengan
of Canada
nama Space Station Remote Manipulator System (SSRMS)
Artificial Muscle dibuat dari bahan polymer khusus yang
2003 Steven Ashley
dapat berubah bentuk apabila dialiri listrik melal ui bahan ini
Robot lengan dengan otot tiruan ( Artificial Muscle) generasi
2007 Steven Ashley terbaru dengan penggerak serat polymer yang bentuknya
telah mirip dengan anatomi tangan manusia
3. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan

IPB. Waktu penelitian dilaksanakan secara efektif selama 4 bulan terhitung dari

bulan Desember 2008 sampai Maret 2009.

3.2. Alat bantu

3.2.1. Alat ukur dan peralatan pembuatan l engan robot

Digital Multi Meter (DMM), project board, downloader ISP, kabel serial,

Personal Computer (PC) dengan spesifikasi Prosesor Pentium III 700 MHz,

solder, gergaji U, gergaji besi, kikir dan amplas, standing bor, pinset, penggaris,

penggaris siku, mesin gerinda, mesin jigsaw, tang, dan obeng.

3.2.2. Software pembuatan lengan robot

1. BASCOM-AVR

2. AutoCAD 2004

3.3. Bahan untuk membuat lengan robot, kontroler, dan sensor

IC ATMega 8535, DT-AVR Low Cost Micro System, t rafo CT 1 ampere,

kabel pita komputer, fuse 5 ampere, pin header singgle, b oard sircuit, eject serial

dan pararel, fan PC 12 Volt, heat sink, IC regulator, kapasitor, dioda bridge,

saklar, arkrilik 2, 3, dan 5 mm, arkrilik siku, Parallax Standard Servo, GWS Servo

SO3T STD, GWS Servo SO4 BBM, potensio meter, batang stainles steel 5 mm,

o-ring karet, greese, resin, strach, bearing, gear, papan tic block, klem besi ukuran

3 ½ Inci, dan kabel ciut.


3.4. Proses pembuatan lengan robot (robotic arm)

Proses pembuatan lengan ro bot dibagi menjadi beberapa tahapan yang saling

melengkapi satu sama lain. Bagian -bagian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Tahap Tahap Pemberian Tahap


Pembuatan Pemberat Penyambungan
Cassing Pengeimbang Sendi

Tahap Pemodelan
Tahap Pemotong Tahap Pemasangan Tahap
Tahap Penyatuan Motor Servo Interkoneksi
Lengan Robot Kabel
(Robotic Arm)

Proses
Berjalannya Proses Kerja Proses Pembuatan Proses Pembuatan
Program Lengan Robot Kontroler Lengan Sensor Pengendali
Lengan (Robotic Arm) Robot (Robotic Arm) Lengan Robot
Robot (Robotic Arm)
(Robotic
Arm)

Pengujian Lengan
Robot (Robotic Arm)
di Laboratorium.

Gambar 4. Tahapan pembuatan lengan robot

3.5. Unit motor servo lengan robot (robotic arm)

Pada lengan robot ini kita menggunakan 3 buah motor servo yang memiliki

perbedaan spesifikasinya. Servo 2 dan 3 menggunakan motor servo jenis SO3T

STD. Servo 4 dan 5 menggunakan servo ukuran besar jenis SO 4 BBM. Pada

bagian penggerak gripper kita menggunakan servo jenis Parallax Standard servo

yang memiliki bentuk hampir sama dengan SO3T STD. Semua spesifikasi motor

servo dapat dilihat pada Tabel 2, 3, dan 4.


Tabel 2. Spesifikasi jenis motor servo fingger yang dipakai.
Berat Tegangan Kecepatan Torsi yang
Jenis Servo Servo Maksimum Sudut dihasilkan
Gram) (Volt) (Sec / 180 0) (Kg/ Cm)
Servo Fingger
45 6 1,5 3,4
Parallax Standard
Sumber : Parallax Inc, 2004

Tabel 3. Spesifikasi jenis motor servo wrist dan arm yang dipakai.
Berat Tegangan Kecepatan Torsi yang
Jenis Servo Servo Maksimum Sudut dihasilkan
(gram) (Volt) (sec / 60 0) (Kg/ Cm)
Servo Wrist dan Arm
48 4,8 0,33 7,2
SO3T STD
Sumber : Robot Shop, 2009

Tabel 4. Spesifikasi jenis motor servo elbow dan shoulder yang dipakai.
Berat Tegangan Kecepatan Torsi yang
Jenis Servo Servo Maksimum Sudut dihasilkan
(gram) (Volt) (sec / 60 0) (Kg/ Cm)
Servo Elbow dan
Shoulder 110 6 0,20 13
SO4 BBM
Sumber : Servo Hunt, 2009
3.6. Unit sensor lengan robot (robotic arm)

Lengan robot yang dibuat membutuhkan sensor yang dapat mendeteksi

gerakan sendi lengan pengguna. Sensor ini dirancang sesuai dengan masukan

nilai ADC mikrokontroler sehingga dapat dengan mudah dibaca oleh IC

ATMega8535. Sumber tegangan untuk sensor diambil dari mikrokontroler

sebesar 5 Volt. Rangkaian sensor ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian pengatur tegangan pada sensor lengan robot

3.7. Unit catu daya mikrokontroler lengan robot (robotic arm)

Mikrokontroler yang dibuat membutuhkan sumber tegangan searah yang

dihasilkan dari penyearahan arus bolak -balik listrik PLN. Proses penyearahan ini

membutuhkan rangkaian elektronik penyearah dengan tegangan keluaran 9 Volt.

Rangkaian elektronik catu daya ini dapat diliha t pada Gambar 6.

Gambar 6. Rangkaian catu daya kontroler lengan robot


3.8. Unit catu daya motor servo lengan robot (robotic arm)

Motor servo yang digunakan memiliki tegangan kerja yang berbeda dengan

mikrokontroler sehingga dibutuhkan unit catu daya terpisah. Motor servo dapat

bekerja secara maksimal jika keluaran power supply untuk jenis Parallax dan

GWS SO3T sebesar 5 Volt sedangkan servo jenis GWS SO4 BBM sebesar 6

Volt. Rangkaian catu daya ini dapat dilihat pada G ambar 7.

Gambar 7. Rangkaian catu daya motor servo lengan robot

3.9. Mikrokontroler lengan robot (robotic arm)

Mikrokontroler ATMega8535 memiliki rangkaian pendukung yang

membantu kerja dari operasi program. Rangkaian sensor akan dihubungkan

dengan mikrokontroler pada Port A sedangkan untuk motor servo ada pada Port

B. Rangkain ini dapat dilihat pada Gambar 8.


Gambar 8. Rangkaian mikrokontroler lengan robot

3.10. Proses berjalannya program lengan robot (robotic arm)

Tahapan kerja ini di buat dalam bentuk flowchart sebagai langkah awal dalam

pembuatan struktur program. Flowchart ini dibuat untuk mengetahui apa yang

harus dikerjakan sebelum memulai merancang program. Keuntungan pengg unaan

flowchart adalah apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan program akan lebih

mudah ditelusuri dari diagram yang dibuat sebelumnya. Flowchart program yang

dibuat dapat dilihat pada Gambar 9.


Start

aktifkan
Interupsi dan
Configurasi ADC

Lakukan pembacaan nilai Salin nilai ADC


Start ADC ADC pada Port A Di Port A

Baca nilai ADC Baca nilai ADC Baca nilai ADC Baca nilai ADC Baca nilai ADC
Port A.0 Port A.1 Port A.2 Port A.3 Port A.4

Masukkan kedalam Masukkan kedalam Masukkan kedalam Masukkan kedalam Masukkan kedalam
Rumus pulsa Rumus pulsa Rumus pulsa Rumus pulsa Rumus pulsa

Apakah Ya Apakah Ya Apakah Ya Apakah Ya Apakah Ya


Pulsa melebihi Pulsa melebihi Pulsa melebihi Pulsa melebihi Pulsa melebihi
Batas Batas Batas Batas Batas

Kembalikan Kembalikan Kembalikan Kembalikan Kembalikan


Tidak Menjadi nilai Tidak Menjadi nilai Tidak Menjadi nilai Tidak Menjadi nilai Tidak Menjadi nilai
Batas yang Batas yang Batas yang Batas yang Batas yang
Ditentukan Ditentukan Ditentukan Ditentukan Ditentukan

Pulsa keluar Pulsa keluar Pulsa keluar Pulsa keluar Pulsa keluar
Dari Port B.0 Dari Port B.1 Dari Port B.2 Dari Port B.3 Dari Port B.4

Servo fingger Servo wrist Servo arm Servo elbow Servo shoulder
Bergerak Bergerak Bergerak Bergerak Bergerak

Gambar 9. Flowchart program pada rangkaian lengan robot (robotic arm).


Pada bagian flowchart program di atas dapat dilihat bahwa algoritma program

yang pertama kali dilakukan adalah pengaktifan fungsi fitur interupsi dan ADC.

Tanpa ada pengaktifan fitur ADC maka perhit ungan lebar pulsa tidak dapat

dilakukan. Data yang telah disalin pada Port A akan dilakukan perhitungan sesuai

dengan rumus yang ditentukan untuk lebar pulsa. Besaran lebar pulsa yang keluar

kita tentukan dengan menentukan rumus awal didalam program mik rokontroler.

3.11. Pengujian lengan robot (robotic arm)

Pengujian dilakukan di Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan

IPB. Pengujian yang dilakukan berada di luar air untuk mengetes apakah bagian

tangan robot dapat bergerak kesemua sudut yang diinginkan dan mampu menjepit

benda dengan baik.

3.11.1. Pengujian sensor lengan robot (robotic arm)

Pengujian dilakukan dengan mengukur keluaran tegangan yang ada pada kaki

2 sensor menggunakan Digital Multi Meter. Hasil pengujian akan dicatat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Hasil pengukuran tegangan yang dikeluarkan sensor pada sudut


maksimum dan minimum.
Sudut Sensor Tegangan Tegangan yang Keluar Hasil Pengamatan
No Jenis Sensor yang dapat dibentuk Vinput (kaki 1) Pada Kaki 2 Sensor Kondisi Sensor
(derajat) (mili Volt) (mili Volt) Tangan
1 Sensor Max 100
Fingger Min 0
2 Max 120
Sensor Wrist
Min 0
3 Max 122
Sensor Arm
Min 0
4 Sensor Max 120
Elbow Min 0
5 Sensor Max 90
Shoulder Min 0
3.11.2. Pengujian besar sudut servo dengan perbedaan lebar pulsa

Motor servo yang digunakan memiliki batas lebar pulsa untuk melakukan

gerakan memutar dengan sudut tertentu. Mengetahui lebar pulsa ini maka kita

dapat menyesuaikan lebar pulsa maksimum dan minimum dengan sintak program

yang dibuat. Cara ini untuk mencegah kerusakan gear motor servo pada

beroperasi . Hasil dari pengukuran ini dicatat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil pengukuran lebar pulsa dan sudut yang dapat dibuat.
Jenis Besar Lebar Pulsa Sudut Putaran
No Keterangan
Servo Maksimum dan Minimum Pada Servo
1 Servo
Fingger
2 Servo
Wrist
3 Servo
Arm
4 Servo
Elbow
5 Servo
Shoulder

3.11.3. Pengujian daya cengkram gripper lengan robot (robotic arm)

Pengujian dilakukan dengan mencoba mengambil sepuluh obyek benda

dengan ukuran dan bobot yang berbeda menggunakan gripper lengan robot. Hasil

pengamatan dicatat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil pengujian daya cengkram gripper pada berbagai macam bentuk
obyek.
Hasil
Ulangan

Bentuk Obyek yang Dimensi Obyek Bobot Obyek Kondisi Pemukaan Pengamatan
Dicengkram (cm) (gram) Obyek Cengkraman
Gripper
1
2
-
-
10
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil rangkaian lengan robot (robotic arm)

Lengan robot yang dibuat penulis diberi nama RAMCES -5 singkatan dari

Robotic Arm with Manual Control sErvoS – 5. Pengujian di Laboratorium

Akustik dan Ilmu Kelautan IPB menunjukkan RAMCES -5 dapat bekerja dengan

baik saat mengambil obyek yang berbeda. Pergerakan menjepit dan

memindahkan obyek dapat dilakukan dengan baik dan terarah. Respon dari

RAMCES-5 terhadap pergerakan sensor tangan terjadi sangat cepat dan tidak

mengalami hambatan.

Lengan robot ini memiliki beberap a keunggulan diantaranya: mampu

mengambil berbagai macam benda dengan batas ukuran dan berat tertentu,

mampu melakukan gerakan seperti manusia, dan pengendali robot menggunakan

sensor yang ada pada tangan manusia. Pengendalian yang dilakukan

menggunakan tangan akan memberi kemudahan dalam mengarahkan gerakan

RAMCES-5 sesuai gerakan tangan.

Alat khusus yang ditempatkan pada RAMCES -5 adalah gripper yang berguna

dalam mencengkram benda yang diinginkan. Bentuk gripper yang dipilih

menyerupai capit karena bentuk ini mudah untuk dibuat dan memiliki gerakan

yang serempak antara kedua bagian capit. Sepasang capit akan memberikan hasil

cengkraman yang seimbang pada obyek yang diambil. Bentuk seperti capit

mempermudah RAMCES-5 mencengkram obyek secara baik saat kondisi vertikal.

Desain keseluruhan RAMCES -5 ditampilkan pada Gambar 10.


Gambar 10. Tampak samping desain RAMCES -5

4.2. Desain pelindung motor servo RAMCES -5

4.2.1. Desain motor servo fingger

Desain motor servo fingger (servo 1) memiliki bagian yang berbeda dengan

servo lainnya karena memiliki gripper yang menempel dibagian atas pelindung

servo 1. Gripper ini berguna untuk mencengkram obyek yang diinginkan. Skala

untuk ukuran desain ini dipakai satuan mili meter (mm). Lebar bukaan yang

mampu dilakukan gripper adalah sebesar 5,6 cm. Hal ini membuat RAMCES -5

hanya mampu mencengkram obyek dengan ukuran dibawah 5,6 mm. Desain dari

servo 1 ditampilkan pada Gambar 11a,b sedangkan desain gripper ditampilkan

pada Gambar 12.


Satuan= mili meter

Satuan= mili meter

(a) (b)

Gambar 11. (a). Tampak atas desain pelindung motor servo 1, (b). Tampak
depan desain pelindung motor servo 1

Satuan= mili meter

Gambar 12. Tampak atas desain gripper dari servo 1


4.2.2. Desain motor servo wrist dan arm

Motor servo wrist (servo 2) dan arm (servo 3) memiliki desain pelindung

servo yang hampir sama dengan servo 1 hanya saja tidak memiliki perangkat

tambahan seperti gripper. Desain dari servo 2 dan 3 ditampilkan pada Gambar

13a,b.

Satuan= mili meter

Satuan= mili meter


(a) (b)

Gambar 13. (a). Tampak atas desain motor servo 2 dan 3, (b). Tampak
depan desain motor servo 2 dan 3

4.2.3. Desain motor servo elbow

Desain pelindung servo elbow (servo 4) memiliki bentuk yang lebih panjang

dari servo lainnya. Dengan ukuran yang penjang maka servo ini akan membantu

servo didepannya lebih mudah menjangkau obyek -obyek yang jauh. Desain

panjang dipilih untuk menyamakan bagian ini dengan fungsi lengan ma nusia. Hal

ini akan membuat RAMCES-5 lebih mudah dikendalikan dan identik dengan
gerakan lengan manusia. Desain dari servo 4 ditampilkan pada Gambar 14a,b dan

Gambar 15.

Satuan= mili meter

(a) (b)

Gambar 14. (a). Tampak depan desain pelindung motor servo 4, (b). Tampak
samping desain pelindung motor servo 4
Satuan= mili meter

Gambar 15. Tampak atas desain pelindung motor servo 4

4.2.4. Desain motor servo shoulder

Desain servo shoulder (servo 5) dirancang lebih ko koh dan besar dari pada

servo yang lain agar mampu menahan beban berat lebih besar. Desain dari servo

5 ditampilkan pada Gambar 1 6 dan 17.

Satuan= mili meter

Gambar 16. Tampak atas desain motor servo 5


Satuan= mili meter

Gambar 17. Tampak depan desain motor servo 5

Bentuk servo 5 seperti kotak dengan bagian bawah terpotong sebagian

berfungsi sebagai tempat menaruh RAMCES -5 pada dudukan wahana tetap atau

mobile yang membawanya. Khusus untuk servo 5 dipasangkan 2 buah bearing

pada poros perputaran stainles steel agar mengurangi b esarnya gesekan saat

berputar. Arkrilik yang tebal digunakan agar servo 5 mampu menahan bobot

RAMCES-5 secara keseluruhan dengan baik. Gear penghubung yang lebih besar

digunakan pada servo 5 karena bobot keseluruhan dari RAMCES -5 bertumpu

pada bagian servo ini sehingga dibutuhkan daya cengkram yang tinggi saat

berputar. Pemasangan kedua gear ini harus diposisikan sedikit longgar agar saat

berputar tidak macet dan mengganggu pergerakan RAMCES -5.


4.2.5. Desain persambungan sendi RAMCES -5

Desain cekungan ini dibuat untuk memberikan kekuatan persambungan sendi

servo sehingga tidak terjadi pergeseran saat servo bekerja. Dengan memberikan

cekungan selain memberi kekuatan persambungan sekaligus mengurangi jeda

yang terjadi saat servo bergerak. Desain persambungan sendi RAMCES -5

ditampilkan pada Gambar 18.

Satuan= mili meter

Gambar 18. tampak samping desain persambungan sendi RAMCES -5

4.3. Desain beban penyeimbang motor servo RAMCES -5

4.3.1. Desain penyeimbang servo 1

Pada RAMCES-5 dipakai banyak bahan arkrilik untuk pelindung servo

sehingga menimbulkan berat pada bagian servo penopangnya. Untuk mengurangi

beban yang diterima oleh servo saat berputar maka diberikan beban penyeimbang.

Desain penyeimbang untuk servo 1 tidak digunakan beban tambahan melainkan

menggunakan bobot servo ini sendiri. Hal ini akan mengurangi bobot total

dibagian servo selanjutnya. Desain penyeimbang servo 1 ditampilkan pada

Gambar 19.
Satuan= mili meter

Gambar 19. Tampak samping desain penyeimb ang servo 1

Dengan desain ini maka torsi putaran pada servo 2 tidak mengalami

pengurangan sehingga mampu memberikan memutar yang baik. Letak posisi dari

poros servo 2 berada dekat dengan sumbu horizontal gripper agar gerakan

memutar servo 2 tidak mempengaruhi posisi cengkraman gripper. Bentuk

sebenarnya dari desain penyeimbang servo 1 ditampilkan pada Gambar 20.

Gambar 20. Tampak samping bentuk jadi penyeimbang servo 1


Bagian dalam servo diberikan pencahayaan ya ng cukup dari nyala lampu

LED. Cahaya LED selain berguna menerangi bagian dalam servo juga berfungsi

sebagai indikator motor servo sedang bekerja. Saat motor servo bergerak maka

lampu LED akan berkedip dengan cepat yang menandakan sedang menerima

sinyal pulsa dari mikrokontroler. Dengan terlihatnya bagian dalam servo maka

dapat dengan mudah memantau pergerakan gear penghubung servo.

4.3.2. Desain penyeimbang servo 2

Desain penyeimbang servo 2 berbeda dengan penyeimbang servo 1 agar

didapatkan bobot seimbang dari servo 1 dan 2. Berat yang ada pada servo 1 dan 2

akan diseimbangkan dengan beban penyeimbang yang terletak berlawanan dari

servo ini. Hal ini akan membantu perputaran servo 3 dan menambah torsi yang

dihasilkan. Beban penyeimbang ini te rbuat dari timah padat yang telah dibentuk

seperti tabung. Desain penyeimbang servo 2 ditampilkan pada Gambar 21

sedangkan Gambar 22 menampilkan bentuk sebenarnya penyeimbang servo 2.

Satuan= mili meter

Gambar 21. Tampak samping desain penyeim bang servo 2.


Gambar 22. Tampak samping bentuk jadi penyeimbang servo 1

4.3.3. Desain penyeimbang servo 3

Desain penyeimbang pada servo 3 berbeda dengan penyeimbang servo 1 dan

2 karena perbedaan fungsi beban ini. Beba n penyeimbang servo 3 tidak akan

berpengaruh banyak saat posisi servo 4 tepat pada posisi vertikal. Saat servo 4

bergerak dari posisi vertikalnya maka penyeimbang servo 3 akan membantu

gerakan memutar servo 4. Desain penyeimbang servo 3 ditampilkan pada

Gambar 23 sedangkan bentuk sebenarnya ditampilkan pada Gambar 24

Satuan= mili meter

Gambar 23. Tampak belakang desain penyeimbang servo 3


Gambar 24. Tampak depan bentuk jadi penyeimbang servo 3

4.3.4. Desain penyeimbang servo 4

Bagian servo 4 merupakan servo terakhir yang diberi beban penyeimbang

sedangkan bagian servo 5 akan menempel pada wahana yang membawa

RAMCES-5. Pada bagian servo 4 memiliki desain beban penyeimbang yang

lebih besar dibandingkan dengan servo yang lainnya karena servo ini berperan

utama menyeimbangkan seluruh bobot servo didepannya (sevo 1,2, dan 3).

Desain penyeimbang servo 4 ditampilkan pada Gambar 25 sedangkan Gambar 26

menampilkan bentuk sebenarnya penyeimbang servo 4.

Satuan= mili meter

Gambar 25. Tampak samping desain penyeimbang servo 4


Gambar 26. Tampak samping bentuk jadi penyeimbang servo 4

Letak dari beban penyeimbang yang miring berguna untuk mendapatkan titik

grafitasi yang berubah-ubah saat bergerak karena RAMCES -5 memiliki

kemampuan menjauh dan mendekatkan posisi servo 2. Hal ini disebabkan karena

RAMCES-5 memiliki servo 3 yang berperan sebagai sendi engsel tangan

manusia. Dengan menjauhnya posisi servo 2 maka bobot yang dite rima servo 5

akan bertambah. Pada saat inilah penyeimbang servo 4 melakukan fungsinya

yaitu mengurangi gaya grafitasi yang diterima servo 1,2,3 sehingga membantu

pergerakan servo 5 dalam memutar. Bentuk lengkap dan bagian -bagian

RAMCES-5 dapat dilihat pada Lampiran 9.

4.4. Desain sensor pengendali RAMCES -5

4.4.1. Desain sensor fingger

Lengan robot ini dilengkapi dengan 5 buah sensor pada tangan yang berfungsi

menjadi pengendali gerakan robot. Untuk mengendalikan gerakan servo fingger

diperlukan sensor fingger. Sensor fingger kita buat dari cassing yang mampu

menempel pada bagian tangan. Semua bagian sensor ini di tempatkan pada jari
manusia dengan cara tertentu kita buat agar sensor dapat bergerak mengikuti

gerakan jemari tangan. Sensor yang dibuat harus dapat dipasang dan dilepaskan

dengan mudah dari jari manusia. Bentuk sensor fingger secara lengkap

ditampilkan pada Gambar 27.

Gear penghubung

Bagian aktif
sensor fingger
Bagian aktif
sensor fingger

Potensio
meter

Gambar 27. Tampak bawah sensor fingger

4.4.2. Desain sensor wrist

Sensor wrist merupakan yang paling rumit dari segi desain dibandingkan

dengan sensor lainnya. Hal ini disebabkan oleh bentuk sendi putar pergelangan

tangan yang memiliki poros putar di bagian tengah tulang sehingga membutuhkan

mekanisme khusus untuk mendeteksi gerakan putar sendi ini . Sensor terpasang

menempel dengan kuat pada bagian pergelangan tangan manusia sehingga saat

sendi berputar sensor tidak ikut bergerak. Bentuk sensor wrist ditampilkan pada

Gambar 28 dan 29.


Bagian aktif Bagian pasif
sensor wrist sensor wrist
Perekat
kain

Gambar 28. Tampak bawah sensor wrist

Bagian aktif sensor Poros penggerak


wrist sensor

Potensio
meter Bagian pasif
Poros sensor sensor wrist

Gambar 29. Tampak atas sensor wrist

4.4.3. Desain sensor arm

Sensor arm diletakkan pada bagian sendi engsel tangan manusia. Sendi

engsel ini memiliki sumbu putar di luar sendi sehingga mudah untuk membuat

desain sensor arm. Sensor arm akan mendeteksi secar langsung gerakan naik

turunnya tangan manusia. Untuk menjaga agar sensor ini tidak bergerak kekanan
dan kekiri maka bagian aktif sensor dihubungkan dengan bagian pasif sensor

wrist. Potensio meter untuk sensor arm dipasangkan di sebelah luar ba dan sensor.

Bentuk sensor arm ditampilkan pada Gambar 30 dan 31.

Gear penghubung Bagian pasif


sensor arm

Potensio
meter

Perekat
kain

Bagian aktif
sensor arm

Gambar 30. Tampak bawah sensor arm

Gear penghubung

Bagian aktif
sensor arm

Bagian pasif
sensor arm

Gambar 31. Tampak samping kanan sensor arm

4.4.4. Desain sensor elbow

Sensor elbow merupakan sensor yang dirancang untuk dapat mendeteksi

pergerakan putar lengan manusia. Lengan manusia memiliki sumbu putar yang
berada didalam tulang sehingga dibutuhkan desain seperti tabung agar mampu

menghitung besarnya sudut yang dibentuk. Desain seperti tabung dipilih karena

untuk bagian lengan tidak dimungkinkan penggunaan sistem sensor wrist atau

sensor yang lain

Bentuk yang seperti tabung akan membuat sensor elbow bergerak serupa

dengan lengan manusia. Bentuk tabung ini membuat sensor elbow lebih ringkas

dan terlindung. Untuk menguatkan dudukan sensor elbow maka bagian aktif

sensor direkatkan dengan bagian pasif sensor arm sedangkan bagian pasif akan

direkatkan pada bagian aktif sensor shoulder. Sensor elbow diberi penguat

tambahan berupa dua buah perekat kain yang berada di bagian akti f dan pasif

sensor. Bentuk sensor elbow ditampilkan pada Gambar 32.

Bagian
aktif Potensio
sensor Poros meter
elbow sensor
wrist

Bagian
pasif Perekat
sensor kain
elbow

Gambar 32. Tampak bawah sensor elbow


4.4.5. Desain sensor shoulder

Desain sensor shoulder harus memenuhi kriteria seperti sensor arm

sedangkan bahu manusia merupa kan bagian tangan yang memiliki sendi omni

(berputar kesegala arah). Khusus untuk sensor shoulder dipakai desain dengan

sistem yang berbeda dengan sensor lainnya. Hal ini disebabkan karena sendi bahu

yang semula memiliki banyak sudut putar harus dijadika n menjadi satu sendi

engsel. Bentuk sensor shoulder ditampilkan pada Gambar 33.

Poros
sensor
wrist

Perekat
kain
Potensio Bagian Bagian
meter aktif pasif
sensor sensor
shoulder shoulder

Gambar 33. Tampak depan sensor shoulder

Bagian pasif sensor shoulder merupakan tempat bertumpunya semua beban

sensor shoulder. Untuk mencegah bergesernya sensor maka bagian aktif sensor

shoulder dipasangkan dua buah perekat kain. Perekat kain ini selain untuk

menguattkan sensor shoulder juga sebagai tempat merekatnya bagian pasif sensor

elbow. Bentuk seluruh sensor RAMCES -5 ditampilkan pada Lampiran 10 d an

sensor yang telah terpasang di tangan ditampilkan pada Lampiran 11.


4.5. Rangkaian kontroler RAMCES -5

Rangkaian kontroler RAMCES -5 terdiri dari tiga bagian penting, yaitu:

bagian trafo, regulator, dan mikrokontroler. Bagian trafo dipasangkan s ejajar dan

berpasangan sehingga panas yang dihasilkan dapat terbuang dengan baik. Untuk

menurunkan tegangan yang dihasilkan trafo digunakan regulator yang dilengkapi

dengan heat sink sebagai pembuang panas. Karakteristik regulator yang dipakai

ditampilkan pada Lampiran 12. Bagian mikrokontroler diletakkan berdekatan

dengan kipas kecil agar tidak terkena panas dari trafo dan regulator. Untuk

mengurangi panas yang ada didalam kotak maka dipasangkan kipas pendingin

pada bagian sisi depan kontroler. Soket kabel sensor dan servo dijadikan tempat

persambungan kabel motor servo dan sensor RAMCES. Bentuk kontroler

RAMCES-5 ditampilkan pada Gambar 34.

Kipas Bagian Lubang keluaran


pendingin Mikrokontroler angin

Sekring
soket soket Bagian
kabel kabel penyearah Saklar Kabel power
servo sensor tegangan AC

Gambar 34. Tampak atas kontroler RAMCES -5 beserta bagian-bagiannya,


4.6. Hasil perhitungan perangkat keras RAMCES -5

4.6.1. Tegangan keluaran sensor RAMCES -5

Sensor RAMCES-5 memiliki 3 buah kaki berbeda yaitu kaki 1,2, dan 3.

Sensor ini terpisah satu sama lainnya sehingga dapat bergerak bebas dan memiliki

sudut putar yang berbeda. Hasil uji pengukuran tegangan keluaran sensor

ditampilkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil pengukuran tegangan yang dikeluarkan sensor pada sudut


maksimum dan minimum.
Sudut Sensor Tegangan Tegangan yang Keluar Hasil Pengamatan
No Jenis Sensor yang dapat dibentuk Vinput (kaki 1) Pada Kaki 2 Sensor Kondisi Sensor
(derajat) (mili Volt) (mili Volt) Tangan
1 Sensor Max 100 1288 350 Membuka
Fingger Min 0 950 Menutup
2 Sensor Max 120 1288 298 Berputar
Wrist Min 0 920 Normal
3 Sensor Max 122 1288 83 Menekuk
Arm Min 0 676 Lurus
4 Sensor Max 120 1288 230 Menekuk kedada
Elbow Min 0 700 Membuka
5 Sensor Max 90 1288 260 Mengangkat
Shoulder Min 0 1030 Normal

Data ini menunjukkan bahwa tegangan maksimum untuk kaki 1 sa at kondisi

maksimum dan minimum sebesar 1288 mili Volt. Tegangan input semua sensor

memiliki nilai yang sama karena tegangan semua masukan potensi meter

dihubungkan secara pararel. Rangkaian pararel ini akan membuat arus yang

masuk untuk setiap kaki 3 ak an dibagi menjadi 5 bagian sehingga tidak perlu

memakai banyak resistor dan kabel untuk sensor.

Jika melihat keluaran kaki 2 sensor saat kondisi sudut maksimum maka

tegangan terbesar ada pada sensor fingger dengan nilai sebesar 350 mili Volt.

Nilai terendah ada pada sensor arm dengan nilai sebesar 83 mili Volt. Hal ini

terjasi karena sudut putar maksimum sensor fingger lebih kecil dibandingkan
dengan sensor arm. Tegangan terendah saat sudut minimum terdapat pada sensor

arm dengan nilai 676 mili Volt sedangkan yang terbesar ada pada sensor shoulder

sebesar 1030 mili Volt. Keluaran tegangan terendah ini disebabkan oleh desain

gear penghubung pada sensor shoulder yang mampu menghasilkan putaran lebih

banyak dibandingkan sensor yang lain.

Semua hasil pengukuran tegangan kaki 2 tidak ada nilai yang melebihi batas

maksimum Vref. Budiharto (2008) menjelaskan bahwa tegangan referensi

internal sebesar 2,56 Volt. Tegangan yang dipakai pada sensor RAMCES -5

kurang dari 2,56 sehingga kita yakin dapat menggunakan tegangan keluaran

sensor sebagai input dari ADC tanpa resiko terjadi kerusakan.

4.6.2. Besar sudut servo RAMCES -5 dengan perbedaan lebar pulsa

Setiap servo RAMCES-5 memiliki batas lebar pulsa untuk melakukan

gerakan memutar dengan sudut tertentu. Lebar pulsa yang diberikan tidak boleh

melebihi apa yang sudah ditentukan dari pabrik pembuatnya. Untuk mendapatkan

lebar pulsa maksimum dan minimum pada program maka kita lakukan

pengukuran saat motor servo RAMCES -5 terpasang. Hasil dari pengukuran lebar

pulsa maksimum dan sudut yang dibentuk diperoleh Tabel 9.

Tabel 9. Hasil pengukuran lebar pulsa dan sudut yang dapat dibuat.
Jenis Besar Lebar Pulsa Sudut Putaran
No Keterangan
Servo Maksimum dan Minimum Pada Servo
1 Servo 550 0 Keadaan tertutup
Fingger 1350 67 Keadaan terbuka
2 Servo 450 90 Memutar kekanan
Wrist 1500 0 Normal
3 600 0 Normal
Servo Arm
2000 120 Mengangkat
4 Servo 800 0 Berputar kekiri
Elbow 2300 160 Berputar kekanan
5 Servo 600 100 Mengangkat
Shoulder 1850 0 Normal
Data ini menunjukkan bahwa semua karakteristik gerakan servo berbeda satu

sama lainnya. Lebar pulsa yang berbeda untuk setiap servo karena disesuaikan

dengan bentuk dan besarnya pergerakan RAMCES -5. Hal ini disebabkan karena

perbedaan jenis servo yang dipakai pada RAMCES -5.

Hasil perhitungan lebar pulsa yang diberikan terhadap besar sudut putar

memperlihatkan terdapat perbedaan antara servo arm dan servo shoulder dimana

nilainya berkebalikan saat melakukan gerakan men gangkat. Untuk servo arm

membutuhkan lebar pulsa maksimum untuk mengangkat sedangkan servo

shoulder membutuhkan lebar pulsa minimum. Hal ini terjadi karena posisi motor

servo yang tidak sama sehingga membutuhkan lebar pulsa yang berbeda.

4.6.3. Daya cengkram gripper.

Pengujian daya cengkram gripper RAMCES-5 hanya dilakukan sebanyak

sepuluh kali dengan obyek yang berbeda. Pengulangan pengambilan obyek

sebanyak tiga kali lalu diambil kesimpulan hasil pengamatannya. Hasil dari

pengujian ini ditampilkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil pengujian daya cengkram gripper pada berbagai macam bentuk
obyek.
Ulangan

Bentuk Obyek yang Dimensi Obyek Bobot Obyek Kondisi Pemukaan Hasil Pengamatan
Dicengkram (cm) (gram) Obyek Cengkraman Gripper

1 Kotak DMM 12,5 x 6,8 x 2,4 109 Kasar Baik


2 Kotak arkrilik 10 x 4,3 x 10,3 61,7 Licin Agak bergeser
3 Kotak putih 6,5 x 5 x 4 126,3 Kasar Butuh torsi besar
4 Kotak baterai 10 x 5 x 3,2 84,5 Kasar Baik
5 Spidol 14 x 1 6 Licin Baik
6 Silinder besi 6,2 x 3 57,4 Kasar Baik
7 Silinder besi padat 3,5 x 4 168,7 Kasar Butuh torsi besar
8 Tabung obat 10,5 x 2,2 17,7 Kasar Baik
9 Obeng besar 4,5 x 3 60,9 Bergelombang Sedikit goyang
10 Obeng sedang 8,5 x 2 29,3 kasar Baik
Keterangan: - kasar, memiliki permukaan yang t idak rata
- bergelombang, memiliki permukaan zigzag
- licin, memiliki permukaan halus dan rata
Data ini kita dapat melihat bahwa gripper akan mengalami kegagalan dalam

pencengkraman obyek apabila permukaan obyek licin dan bobotnya cukup besar.

Dengan permukaan obyek yang licin akan mengurangi daya cengkram gripper.

Saat gripper mencengkram kotak arkrilik terjadi pergeseran posisi cengkraman

saat diangkat. Pergeseran yang terjadi tidak sampai membuat benda yang

dicengkram jatuh karena permukaan gripper dilengkapi dengan bantalan karet.

Bantalan karet ternyata mampu menambah grip pada saat menjepit obyek. Tanpa

adanya bantalan karet kemungkinan kotak arkrilik yang licin akan langsung jatuh.

Keadaan gripper saat membuka dan menutup capit ditampilkan pada

Lampiran 13.

4.7. Perangkat lunak pengendali RAMCES -5

Pembuatan perangkat lunak berupa program kendali gerak mikrokontroler

menggunakan software BASCOM-AVR dengan bahasa BASIC. Program yang

telah dibuat akan didownload kedalam mikrokontroler menggunakan downlo ader

ISP. Program ini akan mengukur besaran tegangan dari sensor lalu akan

memberikan respon berupa lebar pulsa yang berbeda kepada motor servo.

Kualitas penerimaan data dari sensor ke dala m mikrokontroler secara umum

berjalan cukup baik. Hal ini ditunjukkan reaksi gerak motor servo yang sesuai

dengan arah gerak sensor. Sintaksis (perintah) yang ada didalam program ini

ditampilkan pada Lampiran 14.

RAMCES-5 memiliki prinsip kerja robot sama dengan seperti robot buatan

Victor Scheinman tahun 1969 yang dikendalikan menggunakan komputer.

Lengan robot RAMCES-5 dikendalikan menggunakan prinsip pengendalian yang

berbeda karena menggunakan hubungan langsung antara tangan manusia. Prinsip


pengendalian robot ini sama seperti metode yang digunakan oleh ilmuan Salt Lake

City dan tim peraga film The Lost World tahun 1997 yang menggunakan bagian

tubuh manusia untuk mengendalikan robot.

RAMCES-5 merupakan robot tangan yang memiliki level pergerakan

sebanyak 5 buah (5 Degree Of Freedom). Level pergerakan ini yang

memudahkan gerakan RAMCES -5 dalam mengambil obyek benda yang terletak

secara horizontal atau vertikal. Pitowarno (2006) menjelaskan gerakan holomonic

merupakan sistem gerak yang serupa dengan gerak ujung pensil atau pulpen ke

segala arah di permukaan kertas sesuai dengan keinginan. Dengan Degree Of

Freedom (DOF) sebanyak 5 buah membuat RAMCES -5 dapat bergerak dan

menjangkau ke segala arah tanpa ada halangan. Hal ini sama dengan gerakan

holomonic pada sebuah pensil di atas kertas.

RAMCES-5 dapat bergerak kesegala arah dirancang agar mampu mengikuti

gerakan tangan manusia yang dapat menjangkau ke semua sudut dimensi.

Kelebihan ini membuat RAMCES -5 bergerak sesuai dengan kemauan kita dengan

perantara sensor yang terpasang pada tangan manusia. Penggunaan motor servo

sebagai alat penggerak memberikan hasil gerakan yang halus dan memiliki sudut

yang sama dengan tangan manusia.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa RAMCES -5 dapat berputar

dengan baik dan mampu mengangkat berbagai macam obyek benda. Gripper

pada RAMCES-5 hanya dapat mencengkram obyek yang memiliki ukuran

kurang dari 5,5 cm. Hasil pengamatan struk tur RAMCES-5 menunjukkan bahwa

penggunaan bahan arkrilik 5 mm yang didukung dengan penggunaan mur 2 mm

dan arkrilik siku mampu menopang berat RAMCES -5 dengan baik.

Penggunaan mikrokontroler ATMega8535 dengan fasilitas ADC 8 buah dan

pencacahan 10 bit dapat berjalan dengan baik mengontrol gerakan RAMCES -5.

Penggunaan pemberat penyeimbang bisa mengurangi pengaruh gravitasi bumi

pada RAMCES-5 sehingga dapat bergerak lebih bertenaga mengangkat benda

yang diinginkan dengan batasan berat sebesar +/ - 170 gram.

5.2. Saran

Penelitian selanjutnya mengenai lengan robot sebaiknya gunakan model servo

dan desain yang lebih ramping lagi untuk mengurangi beban keseluruhan lengan

robot. Gunakan penghalus tegangan DC yang lebih baik dalam rangkaian power

supply untuk mengurangi getaran pada motor servo. Desain sensor wrist dan

elbow harus lebih baik lagi agar mendapatkan mendeteksi gerakan memutar

tangan dengan sempurna.


DAFTAR PUSTAKA

Active Robots. 2009. Lynxmotion Robot Arms -Lynx5.


www.active-robots.com/products/robots/lynx5 -details.shtml [Diakses
tanggal 1 April 2009]

Alberts, M. 2008. BASCOM AVR


http://avrhelp.mcselec.com/ [Diakses tanggal 2 April 2009]

Ashley, S. 2003. Artificial Muscles. Scientific American


http:// www.gearlog.com/images/Scientific American/Article/Oct-
03,Artificial Muscle. pdf [Diakses tanggal 10 September 2007]

ATMEL. 2003. 8-bit AVR Microcontroller With 8K Bytes in -System


Programmable Flash. http://www.atmel.com/ [Diakses tanggal 10
September 2007]

Budiharto, W. 2005. Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler. PT. Elex


Media Komputindo. Jakarta.

Budiharto, W. 2006. Belajar Sendiri Membuat Robot Cerdas. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.

Budiharto, W. 2008. Panduan Praktikum Mikrokontroler AVR ATMega16. PT.


Elex Media Komputinda. Jakarta.

Budiharto, W. Sistem alarm kebakaran dengan sensor suhu dan asap berbasis
mikrokontroler AVR 8535. http://www.toko-
elektronika.com/tutorial/alarm.htm [Diakses tanggal 1 April 2009]

Cook, G. F. 1999. Pulse Width Modulator for 12 and 24 Volt appli cations.
Artikel dalam Home Power Magazine.

Duclin, U. 2008. Dasar Pulse Width Modulation (PWM) .


http://awasnyetrum.blogspot.com/2008/08/dasarpulse -width-modulation-
pwm.html [Diakses tanggal 23 April 2009]

Etisystems. Single Turn Potentiometer Design Guide


http://www.etisystems.com/singledesign.asp [Diakses tanggal 23 April
2009]

Fairchild Semiconductor. 2001. KA78xx/KA78xxA, 3 -Terminal 1A Positive


Voltage Regulator. http://www.fairchildsemi.com [Diakses pada 30
Maret 2009]
Iklanmax. 2009. Atmega8535-16PU.
http://elektronik.iklanmax.com/2009/02/03/atmega8535 -16pu.html
[Diakses tanggal 23 April 2009]

Innovative Electronics. 2007. DT -AVR Low Cost Micro System.


http://www.innovativeelectronics.com/innovative_electronics/pro_dtavrlc
m.htm [Diakses tanggal 3 April 2009]

Jaeger. History of Robotics


http://72.14.235.104/search?q=cache:fcc16uVYjuwJ:pages.cpsc.ucalgary. c
a/~jaeger/visualMedia/robotHistory.html+robotic+arm+history&hl=id&ct
=clnk&cd=6&gl=id [Diakses tanggal 10 September 2007]

Malik, I. 2007. Microcontroller and robotics: Mengontrol Motor Servo.


http://microrobotics.blogspot.com/search/label/Mengontrol%20Motor%20
Servo [Diakses tanggal 2 April 2009]

Parallax Inc. 2004. Standard Servo (#900-00005).


http://www.digikey.com/scripts/DkSearch/dksus.dll?Detail&name=900 -
00005-ND [Diakses tanggal 4 April 2009]

Pitowarno, E. 2006. ROBOTIKA: Desain, Kont rol, dan Kecerdasan Buatan.


CV. ANDI. Yogyakarta.

Proakis, J. G. dan Manolakis, D. G. 1995. DIGITAL SIGNAL PROCESSING.


Diterjemahkan oleh Drs. Rudy P, Gultom M. T, Dra. Nunik Nurida, Ir.
Yohannes Dewanto M. T. PT. Prehallindo. Jakarta.

RIZKALINDO. 2008. Mikrokontroler ATMega 8535


http://rizkalindo.blogspot.com/2008/03/mikrokontroler -atmega8535.html
[Diakses tanggal 3 April 2009]

Robot Shop. 2009. GWS Standard SO3T STD Servo Motor


http://www.robotshop.us/home/products/robot -parts/motors/servo-
motors/gws-servo-en/gws-standard-s03t-std-servo-motor.html [Diakses
tanggal 4 April 2009]

Servo Hunt. 2009. GWS Heavy Duty Servo: SO4 BBM.


http://www.servohut.com/A%20A%20front%20page%20so4%20servo.ht
m [Diakses tanggal 4 April 2009]

Suplee, C. 1997. Robot Revolution. National Geographic. New York.

Wahyudin, D. 2007. Belajar mudah AT89S 52 dengan Bahasa Basic


Menggunakan BASCOM-8051. C.V. Andi Offset. Yogyakarta

Wardhana, L. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR seri ATMega 8535.


C.V. Andi Offset. Yogyakarta.
Winoto, A. 2008. Mikrokontroler AVR ATmega8/16/32/8535 dan
Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Informatika.
Bandung.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Referensi capit untuk RAMCES-5

Sumber : Active Robots (2009)

Struktur Lengan Robot dari Lynxmotion Robot Arms-Lynx5

Sumber : Active Robots (2009)

Struktur Lengan Robot dari Lynxmotion Robot Arms-Lynx5


Lampiran 2. Bentuk mikrokontroler dan IC ATMega8535

Sumber : Iklanmax (2009)

Penampang luar ATMega8535


Lampiran 3. Data sheet ATMega8535 (ATMEL, 2007)
Lanjutan lampiran 3
Lampiran 4. Bentuk board DT-AVR Low Cost Micro System

Sumber : Innovative Electronics (2007)

Tampak atas DT-AVR Low Cost Micro System

Sumber : Innovative Electronics (2007)

Tata letak penempatan komponen elektronika DT-AVR Low Cost Micro System
Lampiran 5. Ilustrasi duty cycle dan lebar pulsa

Sumber : Duclin (2008)

Macam-macam periode duty cycle


Lampiran 6. Bentuk dan bagian-bagian motor servo

Control
horn

Phillips
screw
Cable
for
Label
power
should and
read control
signal
Mounting
Case contains flange
motor, circuit,
and gears

Sumber : Malik (2007)

Tampak atas bagian-bagian motor servo

Sumber : Parallax Inc (2004)

Tampak atas motor servo Paralla x Standard


Lanjutan lampiran 6

Sumber : Robot Shop (2009)

Tampak atas motor servo GWS SO3T STD

Sumber : Servo Hunt (2009)

Tampak atas motor servo GWS SO4 BBM


Lampiran 7. Ilustrasi pemberian lebar pulsa pada motor servo

Lebar Pulsa

Sumber : Microcontroller and robotics (2007)

Lebar pulsa 2 ms menggerakkan horn servo ke kiri

Lebar Pulsa

Sumber : Microcontroller and robotics (2007)

Lebar pulsa 1,5 ms menggerakkan horn servo ke tengah


Lanjutan lampiran 7.

Lebar Pulsa

Sumber : Microcontroller and robotics (2007)

Lebar pulsa 1 ms menggerakkan horn servo ke kanan


Lampiran 8. Sejarah perkembangan lengan robot (Jaeger, 2007)

250 S.M Ctesibius Alexandria 1495 Leonardo da Vinci

1564 Pare Ambroise 1865 John Brainerd

1885 Frank Reade Jr 1937/38 Westinghouse


Lanjutan lampiran 8

1942 Willard Pollard dan Harold Roselund 1951 Raymond Goertz

1961 General Motors California 1963 Rancho Los Amigos,

1965 Victor Scheinman dan Larry Leifer 1968 Marvin Minsky


Lanjutan lampiran 8

1969 Victor Scheinman 1974 David Silver

1975 Victor Schenman 1996 Perusahaan mobil Honda

1997 Perusahaan mobil Honda 1997 SARCOS (Suplee, 1997)


Lanjutan lampiran 8

1997 Telemetri Suit

Sumber: Suplee (1997)

1998 Edinburg Modular Arm 2001 MD Robotics of Canada


System (EMAS).
Lanjutan lampiran 8

2003 Artificial Muscle 2007 Artificial Muscle

Sumber: Ashley (2003) Sumber: www.gearlog.com/ images/


22420.jpg
Lampiran 9. Bentuk lengkap dan bagian -bagian RAMCES-5

RAMCES-5 tampak samping kanan

Tampak samping kanan servo 1,2, dan 3 saat menyala


Lanjutan lampiran 9

Tampak depan RAMCES-5 saat menyala


Lampiran 10. Sensor RAMCES-5

Tampak bawah sensor finger, wrist, arm, dan elbow RAMCES-5

Tampak depan sensor shoulder RAMCES-5


Lampiran 11. Bentuk sensor RAMCES-5 saat digunakan

Tampak samping kanan seluruh sensor RAMCES -5 saat terpasang ditangan

Tampak belakang seluruh sensor RAMCES -5 saat terpasang ditangan


Lampiran 12. Data sheet regulator kontroler (Fairchild Semiconductor, 2001)
Lanjutan lampiran 12
Lanjutan lampiran 12
Lanjutan lampiran 12
Lampiran 13. Keadaan gripper saat membuka dan menutup capit

Tampak atas saat gripper terbuka

Tampak atas saat gripper tertutup


Lampiran 14. Listing program RAMCES-5

'-------------------------------------------------------------------------------------------------- '
'=====Program RAMCES-5 (Robotic Arm with Manual Control sErvoS-5)====
'
'Creator: Annur.S (DOSTOROX)

'=========================Isi Program=========================
$regfile = "m8535.dat" ‘ Jenis Mikrokontroler yang digunakan
$crystal = 4000000 ‘ Kristal yang digunakan
$baud = 9600 ‘ Besaran Baud Rate yang digunakan
$hwstack = 32 ‘ Banyaknya pin yang diaktifkan
$swstack = 10 ‘ Penggunaan 10 Bit pencacah pada ADC
$framesize = 40 ‘ Jumlah kaki mikrokontroler

'=========Konfigurasi Pin yang digunakan pada Mikrokontroler===========


Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Inte rnal

Config Portb = Output ' menset semua pin pada Port B sebagai Output keluaran
Config Porta.0 = Input ' menset semua pin 0 pada Port A sebagai Input
Config Porta.1 = Input ' menset semua pin 1 pada Port A sebagai Input
Config Porta.2 = Input ' menset semua pin 2 pada Port A sebagai Input
Config Porta.3 = Input ' menset semua pin 3 pada Port A sebagai Input
Config Porta.4 = Input ' menset semua pin 4 pada Port A sebagai Input

Enable Interrupts ' Meng aktifkan semua Interupsi

'Melakukan pengaktifan fungsi ADC dalam mikro kontroler================


Start Adc

'Penginisialan jenis tipe data pada inisialisasi yang digunakan===============


Dim A As Word ' memili ki range nilai 0-65535
Dim B As Word
Dim C As Word
Dim D As Word
Dim E As Word

Dim Servo_fingger As Word


Dim Servo_wrist As Word
Dim Servo_arm As Word
Dim Servo_rolling_arm As Word
Dim Servo_elbow As Word

Do ' Menjalankan program utama

'Penetapan nilai awal ADC sebesar 0


A=0
B=0
Lanjutan lampiran 14

C=0
D=0
E=0

'Ambil nilai yang terdeteksi di ADC (berasal dari Potensiometer pada sendi arm
robot)
A = Getadc(0) ' nilai ADC pada Port A.0 sebagai nilai A
B = Getadc(1) ' nilai ADC pada Port A.0 sebagai nilai B
C = Getadc(2) ' nilai ADC pada Port A.0 sebagai nilai C
D = Getadc(3) ' nilai ADC pada Port A.0 sebagai nilai D
E = Getadc(4) ' nilai ADC pada Port A.0 sebagai nilai E

'=============Batasan Keluaran Pulsa tiap Servo====================

'Memakai Servo Jenis "PARALLAX" Rentang Pulsa yang harus digunakan 0 -


1500 Untuk Pemakaian Aman
Servo_fingger = A * 9
Servo_fingger = Servo_fingger / 2.3
Servo_fingger = 1900 - Servo_fingger

If Servo_fingger < 550 Then


Servo_fingger = 550
Elseif Servo_fingger > 1350 Then
Servo_fingger = 1350
Else
Servo_fingger = Servo_fingger
End If
'==========================================================

'Memakai Servo Jenis "GWS SO3T STD" Rentang Pulsa yang harus digunakan
500 - 2100 Untuk Pemakaian Aman
Servo_wrist = B * 15
Servo_wrist = Servo_wrist / 2.3
Servo_wrist = Servo_wrist - 700

If Servo_wrist < 500 Then


Servo_wrist = 500
Elseif Servo_wrist > 1300 Then
Servo_wrist = 1460
Else
Servo_wrist = Servo_wrist
End If
'==========================================================

'Memakai Servo Jenis "GWS SO3T STD" Rentang Pulsa yang harus digunakan
500 - 2100 Untuk Pemakaian Aman
Lanjutan lampiran 14

Servo_arm = C * 9
Servo_arm = Servo_arm / 2.25
Servo_arm = 2000 - Servo_arm
If Servo_arm < 600 Then
Servo_arm = 600
Elseif Servo_arm > 2000 Then
Servo_arm = 2000
Else
Servo_arm = Servo_arm
End If
'==========================================================

'Memakai Servo Jenis "GWS SO4 BBM" Rentang Pulsa yang harus dig unakan
600 - 2200 Untuk Pemakaian Aman
Servo_rolling_arm = D * 13
Servo_rolling_arm = Servo_rolling_arm / 2.25
Servo_rolling_arm = Servo_rolling_arm + 200

If Servo_rolling_arm < 800 Then


Servo_rolling_arm = 800
Elseif Servo_rolling_arm > 2200 The n
Servo_rolling_arm = 2200
Else
Servo_rolling_arm = Servo_rolling_arm
End If
'==========================================================

'Memakai Servo Jenis "GWS SO4 BBM" Rentang Pulsa yang harus digunakan
600 - 2200 Untuk Pemakaian Aman
Servo_elbow = E * 3.2
Servo_elbow = Servo_elbow / 1.2
Servo_elbow = Servo_elbow + 100
If Servo_elbow < 600 Then
Servo_elbow = 600
Elseif Servo_elbow > 1650 Then
Servo_elbow = 1650
Else
Servo_elbow = Servo_elbow
End If

Disable Interrupts 'mematikan semua intrupsi yang belaku


Pulseout Portb , 0 , Servo_fingger 'mengeluarkan pulsa pada servo
Enable Interrupts 'mengaktifkan kembali intrupsi
Waitus 1 'memnberi waktu jeda 1 mili detik
Lanjutan lampiran 14

Disable Interrupts
Pulseout Portb , 1 , Servo_wrist
Enable Interrupts
Waitus 1

Disable Interrupts
Pulseout Portb , 2 , Servo_arm
Enable Interrupts
Waitms 1

Disable Interrupts
Pulseout Portb , 3 , Servo_rolling_arm
Enable Interrupts
Waitms 1

Disable Interrupts
Pulseout Portb , 4 , Servo_elbow
Enable Interrupts
Waitms 10

Loop
End
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta 30 Maret 1986 dari

pasangan Bapak Sukirno dan Ibu Kundrini. Penulis adalah

anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan SLTA pada tahun

2004 di SMU Negeri 3 Bogor, kota Bogor. Pada tahun

2004 penulis diterima sebaga i mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur

USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) di Departement Ilmu dan Teknologi

Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama manjadi mahasiswa penulis pernah menjadi Asisten Mata Kuliah

Instrumentasi Kelautan (INKEL) periode 2006 -2009 dan Dasar-dasar

Instrumentasi Kelautan (DASINKEL) periode 2007 -2009. Penulis juga aktif

sebagai pengurus dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi

Kelautan (HIMITEKA) periode 2006 -2007 sebagai Ketua Panitia dalam acara

Pelatihan Komputer (PELKOM), pengurus Forum Keluarga Muslim Perikanan

(FKM-C) periode 2005-2006, anggota Paduan Suara Endeavour Fisheries and

Marine Choir periode 2006-2007, dan anggota tim pameran PIMNAS XXII 2009

di Universitas Brawijawa, Malang.

Penulis menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB,

dengan melakukan penelitian di Bagian Akustik dan Instrumentasi Kelautan yang

berjudul : “Rancang Bangun Lengan Robot ( Robotic Arm) dengan

Pengendalian Secara Manual”.

Anda mungkin juga menyukai