Anda di halaman 1dari 116

DASAR-DASAR KELISTRIKAN

(Motor/Instalasi Listrik)
SKEMA PENYALURAN LISTRIK

5/3/2019 2
I. KLASIFIKASI TEGANGAN

TR

G TM TT TET TT TM
TR
Load

G = Generator Perubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik


Tr = Transformator daya yang berguna untuk menaikkan dan
menurunkan tegangan
TR = Tegangan Rendah 220/380 Volt, tegangan konsumen (domestik).
TM = Tegangan Menengah 20 kV
TT = Tegangan Tinggi 70 - 150 kV
TET = Tegangan Extra Tinggi 500 kV
5/3/2019 3
Klasifikasi Sistem Tegangan

• Tegangan ekstra rendah (aman) : Tegangan dengan


nilai setinggi-tingginya 50 Va.b atau 120 Va.s
• Tegangan rendah (TR) : Tegangan dengan nilai
setinggi-tingginya 1000 V a.b atau 1500 V a.s.
• Tegangan di atas 1000 V a.b. :
❖ Tegangan Menengah; tegangan 1 kV s.d. 35
kVa.b (distribusi)
❖ Tegangan Tinggi; tegangan diatas 35 kV a.b.
❖ Tegangan Ekstra Tinggi 150 kV s/d 500 kV

5/3/2019 4
II. DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
• Sistem distribusi tegangan rendah AC (Alternative Current) di
Indonesia mengalami perubahan dari 3 X 220/110 V menjadi
3X 380 / 220 V
• Ditinjau dari segi keamanan , suatu jaringan distribusi tenaga
listrik , disamping penghantar-penghantaryang bertegangan
juga harus dilengkapi dengan penghantar-penghantar Neutral
dan Protective Earth (PE)
3X
RUMAH TRANSFORMATOR

380 V 220 V
L1 merah
L2 kuning
L3 hitam
N biru terang
PE kuning / hijau
PEN

Sistem Pentanahan

5/3/2019 5
KETERANGAN :
L1 : Line 1 (Biasa disebut dengan phasa R) ➔ Merah
L2 : Line 2 (Biasa disebut dengan phasa S) ➔ Kuning
L3 : Line 3 (Biasa disebut dengan phasa T) ➔ Hitam
N : Neutral/Nol ➔ Biru Terang
PE : Protective Earth/Pembumian ➔ Kuning Hijau
PEN : Gabungan dari Protective Earth dan Neutral
Penting Untuk Diketahui :
Dari sistem 3 x 380 / 220 V dapat diambil 6 tegangan yang
berbeda
▪ L1-L2 Besar Tegangan 380 volt ▪ L1-N Besar Tegangan 220 volt
▪ L1-L3 Besar Tegangan 380 volt ▪ L1-N Besar Tegangan 220 volt
▪ L2-L3 Besar Tegangan 380 volt ▪ L2-N Besar Tegangan 220 volt
▪ N-PE Besar Tegangan 0 volt

5/3/2019 6
III. 6 PRINSIP DASAR INSTALASI LISTRIK
1. KEAMANAN
Keamanan ditujukan untuk keselamatan
manusia,ternak dan harta benda. Pemeriksaan,
inspeksi, pengawasan dari instalasi sebelum
digunakan /disambung dan setiap perubahan
yang penting perlu diberi tanda(kode). untuk
keamanan dalam pekerjaan selanjutnya.

7
2. KEANDALAN
Keandalan yang tinggi diperlukan untuk
mengatasi kerusakan dalam batas-batas normal
termasuk kesederhanaan sistim misalkan
mudah untuk dimengerti dalam pengoperasian
pada keadaan normal maupun dalam keadaan
darurat . untuk selanjutnya dapat digabungkan
dengan peralatan -peralatan listrik yang lain.

8
3. KETERSEDIAAN
Semua peralatan harus mudah diatur menurut
operasinya baik dalam pemeriksaan,
pengawasan, pemeliharaan, dan perbaikan
serta mudah dalam memasangnya. Diberikan
label atau sejenisnya yang menunjukkan
penggunaan peralatan tersebut. Agar
terhindar dari kebingungan atau kesimpang
siuran.

9
4. KEMUDAHAN

Pemberian daya yang kontinyu adalah sangat


penting. Sumberdaya cadangan yang
diperlukan untuk memberikan daya seluruh
atau sebagian dari beban. Keleluasan dari
sistim listrik yaitu sistim tersebut dapat
diadakan perubahan jika perlu diperbaharui
dan diperluas / dikembangkan untuk
keperluan lain pada masa yang akan datang.

10
5. PENGARUH PADA LINGKUNGAN
Pengaruh dalam macam-macam hal mis: Polusi,
Bising,dll termasuk juga estetika keindahan

6. EKONOMIS
Sejak Perencanaan pemasangan sampai dengan
pengoperasian harus diperhitungkan biayanya
sesuai dengan investasinya

11
IV. DEFINISI DAN ISTILAH

Peralatan-peralatan listrik.
Setiap peralatan yang digunakan untuk :
Pembangkit, konversi, transmisi, distribusi, atau
pemakai dari energi listrik
Misalnya : mesin-mesin, transformator, alat - alat
ukur, peralatan pengaman, pengawatan dll.

12
Instalasi listrik
Setiap kombinasi dari penyambungan peralatan
listrik yang menggunakan ruang atau lokasi

Bagian Aktif peralatan.


Setiap penghantar atau bagian yang
menghantarkan yang pada keadaan normal
bertegangan.,bagian penghantar yang terbuka.

13
Arus nominal
Besarnya arus kerja/ arus yang mengalir secara
terus-menerus yang menyebabkan sistem/alat
dapat bekerja dengan normal dan mendasari
pembuatan peralatan ,besarnya ditentukan oleh
pabrik pembuat peralatan tsb.

Arus Gangguan
Arus yang disebabkan oleh kerusakan isolasi atau
kegagalan isolasi.

14
Tegangan Imbas atau bocor.
Bagian yang menghantarkan yang dapat
menyebabkan bahaya sentuhan bila terjadi
kesalahan dan tidak membahayakan.

Arus lebih.
Nilai arus yang melebihi arus nominalnya

15
Arus gangguan tanah.
Arus gangguan yang mengalir ke tanah.

Arus Kejut.
Arus yang mengalir melalui badan manusia atau
binatang dalam nilai tertentu ( tergantung pada
frekwensi, harmonis, waktu) dan dapat
menimbulkan luka.

16
V. PEMILIHAN KOMPONEN-KOMPONEN LISTRIK

5.1. SESUAI DENGAN STANDAR.

IEC (International Electrotechnical Commision). LMK, SPLN,


SNI, di Indonesia

SAFETY MARKS.
BS = British Standart
AS = Australian Standart.
JIS = Japan Industrial Standart.
ANSI = American National Standart Instititut.
AS = Australian Standart.
ASTM = American Socety for Testing and Material.

17
SAFETY MARKS.
CAMA = Control and Automation Manufactures Association
(Inggris).
CEBEC = Commite Electrotecnique Belge.
CEC = Canadian Electrical Code.
CEE = Commission on Rules for the Approval of Electrical
Equipment.
CEI = Comitato Electrotecnico Italiano.
CSA = Canadian Standart Association.
DEMKO = Danmark Elektriske Materiel Kontrol.
DIN = Deutsches Institut fur Normung.
IEE = Institution of Elecrical Engineers.
IS = Indian Standart.

18
SAFETY MARK DALAMLOGO

19
Peralatan yang sudah ditest oleh LMK diberi Tanda

Di bawah ini contoh kabel yang sesuai dengan


standard :

20
KONDISI KERJA PERALATAN
TEGANGAN
• Pada umumnya peralatan bekerja pada tegangan
220 V untuk 1 phasa dan 380 V untuk 3
phasa.pada peralatan tertentu harus mempu
menahan kenaikan tegangan yang terjadi 15%
pada pelayanan normal.
ARUS
• Arus harus sesuai dengan kerja peralatan dalam
kondisi nomal Dalam saat tertentu peralatan
harus mampu menahan arus tidak normal
sebelum alat pengamannya bekerja.
21
FREKWENSI
• Batas frekwensi dari peralat harus sesuai dengan
frekwensi sumber.
DAYA
• Peralatan harus memiliki karakteristik daya yang
mampu bekerja dalam kondisi normal.
PENGGABUNGANNYA.
• Peralatan dipilih untuk tidak mengalami
kerusakan pada peralatan lain dan tidak
merusakan sumber daya pada kondisi normal.

22
KELAS PENGAMAN (pada pesawat-pesawat listrik)
Peralatan dengan isolasi biasa tanpa
KELAS O
dilengkapi pentanahan

KELAS I
seperti kelas O
tetapi dilengkapi pentanahan.

KELAS II Peralatan tanpa pentanahan


dengan dobel isolasi

Peralatan yang hanya bekerja pada


KELAS III tegangan extra rendah <50 V.
50 V
220 V

Peralatan yang dihubungkan pada


trafo isolasi.
KELAS IV
220 V
220 V

disamping itu ada simbol lain yang juga harus diperhatikan misalnya:

simbol yang biasa tertera pada peralatan,pintu,dll.

misalnya untuk menunjukan tegangan tinggi

tanda terminal untuk pentanahan biasa memakai kabel dengan


warna hijau/kuning
23
INTERNATIONAL PROTECTION (IP)
Kodenya berupa kombinasi 2 angka (digit) yang artinya :
*Angka pertama menunjukan tingkat perlindungan terhadap
sentuhan dan terhadap benda lain :
▪ IP O x Tanpa perlindungan terhadap penysupan benda padat dari
luar.
▪ IP 1 x Terlindung terhadap benda lain/ terhadap penyusupan
benda padat dari luar.dengan ukuran 50 mm
▪ IP 2 x Terlindung terhadap penyusupan benda padat dari luar.
dengan ukuran 12 mm
▪ IP 3 x Terlindung terhadap penyusupan benda padat dari luar.
dengan ukuran 2,5 mm
▪ IP 4 x Terlindung terhadap penyusupan benda padat dari luar.
dengan ukuran 1mm
▪ IP 5 x Terlindung terhadap endapan benda padat/debu dari luar.
▪ IP 6 x Terlindung terhadap penyusupan debu.
24
▪ Selain simbol angka juga ada simbol sebagai berikut :

Tahan Tetesan air

Tahan semburan air yang halus

Tahan Cipratan air

Tahan Siraman air

Tahan Semprotan air

Tahan Tekanan lebih dari 5 bar

25
*Angka kedua menunjukan tingkat perlindungan terhadap air.

 IP x 0 Tanpa perlindungan terhadap air


 IP x 1 Terlindung terhadap tetesan air secara vertikal
 IP x 2 Terlindung terhadap tetesan air secara miring
(tetesan tak langsung).
 IP x 3 Terlindung terhadap semburan air yang halus/
Spray proof
 IP x 4 Terlindung terhadap cipratan air /splash proof
 IP x 5 Terlindung terhadap semprotan air / Hose proof
 IP x 6 Terlindung terhadap Gelombang air / Wave
 IP x 7 Terlindung terhadap Celupan air bersifat
sementara.
 IP x 8 Terlindung terhadap rendaman air /Immersion
26
• Tahan endapan debu

• Tahan penyusupan debu

• Tahan korosi C
• Tahan ledakan (explosion proof) ex

• Tahan panas

• Tahan dingin.
27
KABEL/PENGHANTAR
 Kabel adalah panjang dari satu atau lebih inti
penghantar(urat), baik yang berbentuk solid
(pejal) ataupun serabut yang masing-masing
dilengkapi dengan isolasi sendiri dan berbentuk
kesatuan. Penyatuan/penggabungan satu atau
lebih inti pada umumnya dilengkapi dengan
selubung atau mantel pelindung dengan
demikian ada 3 hal pokok dari kabel yaitu:

28
1. Konduktor/penghantar, merupakan media
untuk menghantarkan listrik.
2. Isolasi, merupakan bahan dielektrik yang
berguna untuk mengisolasi dari yang satu
terhadap yang lain dan juga terhadap
lingkungannya.
3. Pelindung luar, yang memberikan perlindungan
terhadap kerusakan mekanis,pengaruh bahan
kiamia,elektrolisis,api atau pengaruh luar
lainnya yang merugikan.

29
KODE PENGENAL JENIS KABEL:
• N - Kabel jenis standar, dengan tembaga sebagai
penghantar
• NA - Kabel jenis standar, dengan Aluminium sebagai
penghantar
• Y - Isolasi PVC
• 2Y - Isolasi PE
• 2X - Isolasi XLPE
• S - Lapisan pita tembaga (pada kabel berurat tunggal)
• SE - Lapisan pita tembaga pada tiap urat (Pada kabel
berurat jamak)
• C - Lapisaan kawat tembaga konsentris (sebagai
penghantar Netral)
• M - Selubung luar PVC Untuk Kabel NYM.
30
• W... - Perisai pita tembaga bergelombang.
• - Perisai pipa aluminium bergelombang.
• - Perisai pipa baja bergelombang.
• - Perisai pipa baja tahan karat bergelombang.
• F - Kawat Fleksibel seperti pada NYAF
• F - Perisai dari kawat baja pipih.
• R - Perisai dari kawat baja bulat.
• Gb - Perisai dari spiral pita baja.
• B - Perisai dari pita baja.
• T - Penggantung untuk kabel udara.
• Y - Selubung luar PVC.
• 2Y - Selubung luar PE

31
• re - Penghantar padat bulat.
• rm - Penghantar bulat berkawat banyak.
• se - Penghantar padat bentuk sektor.
• sm - Penghantar dipilin bentuk sektor
• cc - Dipilin bulat dipadatkan.
• I *) - Kabel dengan sistim pengenal warna urat dengan
hijau kuning.
• O *) - Kabel dengan sistim pengenal warna urat tanpa hijau
kuning.
• *) Untuk kabel dengan Eo/E = 0,6/1 kV; tidak berlaku bagi
kabel dengan penghantar konsentris, misalnya kabel
tegangan menengah dan tinggi.

32
Sebagai contoh adalah :
• NYFGbY - I 4 x 120 sm 0,6/1 kV
• N - Kabel jenis standar, dengan tembaga sebagai
penghantar
• Y - Isolasi PVC
• F - Kawat baja pipih
• Gb - Perisai dari spiral pita baja.
• Y - Selubung luar PVC.
• I - Kabel dengan sistim pengenal warna urat
dengan hijau kuning.
• 4 x 120 - Dengan jumlah inti 4 dan masing
masing inti memiliki luas penampang 120 mm2
• sm - Penghantar dipilin bentuk sektor
33
• Jadi secara umum dapat diartikan adalah suatu
kabel berperisai, berisolasi dan berselubung PVC,
berinti 4 untuk tegangan nominal 0,6/1 kV
,dengan penhantar tembaga yang dipilin
berbentuk sektor dengan luas penampang
nominal 120 mm2 . Salah satu inti dengan sistim
pengenal warna hijau-kuning. Perisainya terdiri
dari kawat baja pipih dengan spiral pita baja.

34
8.2. Rugi Tegangan
• Rugi tegangan adalah besarnya tegangan yang
ada pada kabel akibat adanya nilai tegangan dan
nilai arus yang mengalir pada kabel. Makin
besar nilai tahanan dan arus maka makin besar
rugi tegangan yang terjadi. Hal ini juga
mengakibatkan kerugian Daya yang cukup
besar.

35
% Rugi tegangan yang diijinkan :

V Penggunaan Jala-jala/jaringan
0,5 % Dari jala-jala ke kWh meter
1,5 % Dari meter ke peralatan pemakai/Instalasi penerangan
3% Dari meter kemotor-motor /Instalasi Daya

36
8.3. Suhu Maksimum Yang Diizinkan
Pada kabel pemasangan tetap Pada kabel fleksibel
Suhu sekitar Suhu sekitar
No Jenis Isolasi Nomen Suhu Maks Min Suhu Maks Maks
klatur penghan tar ºC ºC penghantar ºC ºC
maks ºC maks ºC
1 PVC biasa Y biasa 70 60 +5 70 60 +5
2 PVC spesial Yspesial 105 95 +5 - - -
3 Karet biasa G 60 50 -25 60 50 -25
4 Karet butil 2G 85 75 -25 85 75 -25
5 Karet silikon Si - - - 180 170 -25
6 Polyethelene 2Y 70 60 -25 - - -
(PE)
7 Cross Link XLPE 85 75 -25 85 75 -25
PE
8 Ethylene EPR 85 75 25 85 75 -25
Propy lene
Rubber
9 Mineral - 60 -25 - - -
10 Kertas - 45 - - - -

37
9. Pipa Instalasi
▪ Pipa yang dipakai pada instalasi listrik umumnya terdiri
dari :
▪ Pipa PVC
Pipa PVC harus memiliki sifat sbb :
▪ Daya isolasinya baik,sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya gangguan tanah (gangguan
tanah ini dapat menimbulkan kebakaran !);
▪ Tahan terhadap hampir semua bahan kimia,jadi tidak
perlu dicat;
▪ Tidak menjalarkan nyala api.
▪ Mudah digunakan.
▪ Ukuran pipa PVC adalah dalam inchi : 1/2 “ ; 3/4 “ ;
1” ; 1,5 “ ; 2 “ dst.
38
Pipa baja (steel).
▪ Pipa baja lebih kuat dan lebih tahan terhadap nyala
api, jika berada dalam jarak jangkauan tangan dan
dipasang terbuka, harus ditanahkan secara
sempurna. ukuran pipa baja sama dengan pipa PVC.
Pipa Fleksibel.
▪ Terbuat dari PVC dan ada yang terbuat dari baja.
biasa dipakai untuk saluran ke Mesin-mesin.
Pipa-pipa khusus
▪ Pipa-pipa yang dipergunakan untuk Instalasi
khusus,mis: untuk tempat-tempat yang banyak
bahan kimia.

39
Faktor pengisian kabel dalam pipa:

Jumlah kabel dalam pipa Faktor pengisian


1 50% luas penampang dalam pipa
2 33% = 1/3 luas penampang dalam pipa.
3 atau lebih 40% luas penampang dalam pipa

Penggunaan tabel ini untuk menghindari kesulitan


penarikan kabel tersebut.

40
Klem
Klem pada instalasi listrik ada 2 jenis yaitu klem
pipa dan klem kabel, terbuat dari plastik atau
logam . ukurannya sesuai dengan diameter kabel
atau pipa.

41
11. Sistem Pemasangan Instalasi

1. Sistem instalasi diluar gedung (out Door)


2. Sistem insatalasi didalam gedung.

Pada sistem instalasi didalam gedung dibagi 2 :


1. Sistem instalasi diluar tembok (out bow/on
Plaster)
2. Sistem instalasi didalam tembok (in bow/in
plaster)

42
Inbow :
Kelebihannya :
 Seluruh tarikan dan pasangan kabel dan pipa
tidak terlihat oleh pemakai ruang atau
gedung,ruangan akan terlihat indah dan rapi.
 Tidak menggangu dalam penataan ruang.
Kekurangannya :
 Waktu pemasangan nya relatif lama
 Sulit dalam melaksanakan perbaikan dan
pengembangan Instalasi.
 Biaya pemasangan cukup tinggi

43
Sistem Outbow :
Kelebihannya :
➢ Waktu pemasangan nya relatif lebih cepat
➢ Mudah dalam melaksanakan perbaikan dan
pengembangan Instalasi.
➢ Biaya pemasangan relatif rendah
Kekurangannya :
➢ Seluruh tarikan dan pasangan kabel dan pipa
terlihat oleh pemakai ruang atau gedung,
keindahan dan kerapihan ruang sangat
tergantung dengan peralatan yang dipakai.
➢ Cukup mempengaruhi dalam penataan ruang.
44
Sistim saluran kabel yaitu suatu sistim dimana
sejumlah atau sekelompok kabel ditempatkan
bersama-sama dalam satu saluran kemudian
didistribusikan keperalatan listrik yang
memerlukan atau yang telah ditentukan.
Sistim saluran kabel terdiri dari 3 jenis :
1. Pemasangan saluran diatas permukaan lantai
dengan jarak tertentu dengan menggunakan Rak
kabel/Tray
2. Pemasangan saluran dibawah permukaan lantai
dengan kedalaman tertentu (Cable Trench.)
3. Pemasangan saluran kabel didalam ruangan
khusus dan dilengkapi dengan rak-rak kabel
45
13. KABEL/PENGHANTAR

Kabel adalah panjang dari satu atau lebih inti


penghantar(urat), baik yang berbentuk solid (pejal)
ataupun serabut yang masing-masing dilengkapi
dengan isolasi sendiri dan berbentuk kesatuan.
Penyatuan/penggabungan satu atau lebih inti pada
umumnya dilengkapi dengan selubung atau mantel
pelindung dengan demikian ada 3 hal pokok dari
kabel yaitu :

46
1. Konduktor/penghantar, merupakan media untuk
menghantarkan listrik.
2. Isolasi, merupakan bahan dielektrik yang berguna
untuk mengisolasi dari yang satu terhadap yang
lain dan juga terhadap lingkungannya.
3. Pelindung luar, yang memberikan perlindungan
terhadap kerusakan mekanis,pengaruh bahan
kiamia,elektrolisis,api atau pengaruh luar lainnya
yang merugikan.

47
JENIS DAN KARAKTERISTIK KABEL
DAN PENGGUNAANNYA
1. NYA : (Thermo Plastik Building Wire)
• Rating Tegangan : 0,6/1 kV , Ukuran 1 ......... 500
mm² Kawat tembaga padat berinti satu berisolasi
PVC.
• Penggunaan : Untuk instalasi didalam ruangan
dan dimasukan kedalam pipa instalasi. Untuk
Pengawatan pada panel daya. Penempatan dalam
ruang kering.
Tembaga pejal
ISOLASI PVC

48
Karakteristik Listrik NYA WIRE
Ukuran Taha nan Kemam puan Reaktansi per Arus Test
Hantar Arus penghantar Hubung Tegangan
Suhu 30 C singkat
selama 1
detik
mm2 Penghantar Isolasi Dalam di Udara Ohm/Km kA kV/menit
(perhitungan M,Ohm per pipa Ampere
Ohm/Km Km Ampere
1 23,4 51 12 18 - - 2,5
1,5 11,9 51 15 24 - - 2,5
2,5 7,14 48 20 32 - - 2,5
4 4,47 44 25 43 - - 2,5
6 2,97 37 33 54 - - 2,5
10 1,77 36 45 74 - - 2,5
16 1,12 26 61 98 0,088 0,24 2,5
25 0,708 26 83 140 0,085 0,23 2,5
35 0,514 22 104 159 0,082 0,22 2,5
50 0,379 22 132 197 0,082 0,21 2,5
70 0,262 19 166 247 0,082 0,20 2,5
95 0,189 18 198 293 0,082 0,19 2,5
120 0,150 16 236 345 0,078 0,19 2,5
150 0,122 16 - 391 0,078 0,18 2,5
185 0,0972 16 - 448 0,078 0,18 2,5
240 0,0740 16 - 529 0,075 0,17 2,5
300 0,0590 15 - 609 0,075 0,17 2,5
400 0,0461 15 - 724 0,075 0,16 2,5
500 0,0366 15 - 828 0,075 0,16 2,5
2. NYAF : (Thermo Plastik Building Wire)
Rating Tegangan: 0,6/1 kV ,Ukuran 0,5............400
mm2 Kawat tembaga serabut, berinti satu
berisolasi PVC.
Penggunaan.: Untuk instalasi didalam ruangan.
Untuk Pengawatan pada panel kontrol.
Penempatan dalam ruang kering,pada panel
untuk segi keindahan dan kerapihan diletakan
didalam wiring chanel (saluran kabel).

ISOLASI PVC
Tembaga serabut

50
Karakteristik Listrik NYAF Wire
Ukuran Taha nan Kemam puan Arus Test
Hantar Arus Hubung Tegangan
Suhu 30 C singkat selama
1 detik
mm2 Penghantar Isolasi Dalam di Udara kA kV/menit
(perhitungan ) M,Ohm per pipa Ampere
Ohm/Km Km Ampere
0,5 37,1 65 2,5 - 0,06

0,75 24,7 58 7 - 0,09

1 18,5 53 11 19 0,12 2,5


1,5 12,7 50 15 24 0,17 2,5
2,5 7,6 46 20 32 0,29 2,5
4 4,71 40 25 42 0,46 2,5
6 3,14 32 33 54 0,70 2,5
10 1,82 36 45 73 1,16 2,5
16 1,16 23 61 98 1,86 2,5
25 0,743 23 83 129 2,91 2,5
35 0,527 20 103 158 4,07 2,5
50 0,368 19 132 197 5,81 2,5
70 0,259 17 165 245 8,14 2,5
95 0,196 16 197 290 11,05 2,5
120 0,153 15 235 345 13,95 2,5
150 0,123 15 - 390 17,44 2,5
185 0,101 14 - 445 21,51 2,5
240 0,0763 14 - 525 27,91 2,5
300 0,0611 13 - 605 34,88 2,5
51
400 0,0463 13 - 725 46,51 2,5
3. NYM.
• Berinti tembaga pejal/padat dengan isolasi PVC
mempunyai lapisan pengisi dan mempunyai
pelindung luar dari bahan PVC berwarna putih.
dengan cara penulisan
• NYM 3 x 2,5 mm2 artinya memiliki 3 buah inti
dengan luas penampang masing-masing inti 2,5
mm2
• Penggunaan : Untuk instalasi penerangan didalam
ruangan bisa didalam pipa ataupun tidak dengan
cara diklem dengan klem kabel

Isolasi PVC

52
Karakteristik listrik NYM 3 x ….mm2
NYM-500 V SII 0209.78 (SPLN 42 - 2 :1981)
Kabel tembaga berisolasi dan berselubung PVC
Berinti 3
Jumlah ukuran Tahanan Tahanan KHA Reaktansi per. Arus Test Tegangan
inti mm2 Penghantar Isolasi di udara penghantar Hubung kV/menit
(perhitungan dc) M,Ohm per pada 30 C Ohm/Km singkat
Ohm/Km Km Ampere selama
1 detik
kA

1,5 12,1 48 19 0,108 0,17 2

2,5 7,28 43 25 0,104 0,29 2

4 4,56 40 34 0,1 0,46 2

3 6 3,03 34 44 0,094 0,7 2


10 1,81 33 61 0,088 1,16 2

16 1,15 27 82 0,083 1,86 2

25 0,74 26 108 0,080 2,91 2

35 0,524 22 134 0,077 4,07 2


53
Karakteristik Listrik NYY CABLE
NYY - 0,6/1 kV.SII.0210.78 (SPLN 43-1 :1981)
Kabel tembaga berisolasi dan berselubung PVC
Berinti 5

Jumlah ukuran Tahanan TahananIs KHA KHA Reaktansi Arus Test


inti mm2 Penghantar olasi di Tanah di udara per. Hubung Tegangan
(perhitungan M,Ohm pada pada penghantar singkat kV/menit
dc) per Km 30 C 30 C Ohm/Km selama 1
pada 20 C Amp Amp detik
Ohm/Km kA

1,5 12,1 62 24 18 0,115 0,17 4

2,5 7,28 57 32 25 0,110 0,29 4

4 4,56 52 41 34 0,107 0,46 4

6 3,03 44 52 44 0,1 0,7 4

5 10 1,81 36 69 60 0,094 1,16 4


16 1,14 26 89 80 0,090 1,86 4

25 0,74 26 116 105 0,086 2,91 4

35 0,524 22 138 130 0,083 4,07 4

50 0,387 22 165 160 0,083 5,81 4 54


10. KONTAKTOR
➢ Kontaktor adalah suatu alat pemutus dan penghubung
atau switching beban, biasanya fungsi kontaktor ini pada
suatu rangkaian kontrol digunakan sebagai penghubung
beban seperti motor-motor listrik dan lain-lain.
➢ Kontaktor bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik.
Biasanya kontaktor mempunyai kontak dengan kutub
banyak dan dilengkapi dengan beberapa kontak bantu
Normal terrtutup(Normally Close/NC) dan Normal
terbuka (Normally Open/NO).

SIMBOL

55
Pemilihan Kontaktor AC :
Intermitten Duty :

Adalah kelas dari maksimum kerja kontaktor saat


on dan off per jam operasi :
Class 0,3 maksimum 30 operasi per jam
Class 1 maksimum 120 operasi per jam
Class 3 maksimum 300 operasi per jam
Class 10 maksimum 1200 operasi per jam

Katagori Penggunaan ( Utilisation Catagory) :

Ditunjukkan dari tipe beban yang dioperasikan , hal


ini sangat penting karena dapat meyakinkan kita
dalam memilih kontaktor sehingga tidak salah pilih
56
Kategori Penggunaan
Perkalian Arus Beban Penuh

KATAGORY PENGGUNAAN Operasi Normal


Menutup Membuka
AC1 Untuk beban non nduktif atau resistif, 1 1
atau peralatan yang memiliki Cos  =
0,95
Contoh : Pemanas,Distribusi
AC2 Untuk starting dan inching motor slip 2,5 2,5
ring
AC3 Untuk starting dan off selama operasi 6 1
motor rotor sangkar, selama kondisi
normal
Contoh : Lift/elevator, conveyor, Eskalator,
Compressor, Pompa, Kipas angin, Mills,
mixers, AC
AC4 Untuk starting,plugging,reversing, 6 6
dan inching motor rotor sangkar.
Plugging : Menyetop dan membalik motor secara
cepat dengan merubah hubungan motor ketika
motor sedang bekerja.
Inching (Jogging): Menghidupkan motor berulang
ulang untuk peride waktu yang cepat danuntuk
gerakan yang kecil dari mekanis penggerak.

58
59
Spesifikasi Kontaktor.
Rating Tegangan Operasi : Ve / Vn
nilai dari tegangan dimana kontaktor mampu
beroperasi sesuai arus Nominalnya. Tegangan ini
tidak boleh lebih besar dari rating tegangan isolasi.
Rating Tegangan Isolasi :
Tegangan pada saat pengujian kontaktor untuk
pengujian tingkat dielektriknya.
Rating Thermal Current : (Ith)
Adalah nilai arus pada saat pengujian sesuai
Standar IEC

60
Rating Arus Operasi (Ie / In ) :
Nilai arus sehingga kontaktor mampu beroperasi
normal sesuai dengan tegangan operasinya dan
katagori penggunaannya. Arus maksimum operasi
berhubungan erat dengan panas yang timbul dan
panasnya tidak akan melebihi panas yang diijinkan.
Umur Kontak (Electrical Life) :
Kemampuan berapa kali kontak bekerja pada
beban penuh tanpa harus direparasi atau diganti.

61
Kontaktor dirancang untuk penggunaan Kategori Motor AC1 dan AC3.
untuk penggunaan Kategori Motor AC2 dan AC4, perlu memperhatikan
Karakteristiknya di Katalog.
Katagori Beban Fungsi Kontrol Aplikasi
AC1 Non induktif . Switch-on . Pemanas
Pf  0,95 . Distribusi
AC2 Motor slip ring . Start . Mesin angkat
. Mematikan saat dijalankan
. Rem reegeneratif
. Inching

AC3 Motor rotor sangkar . Start . Kompresor


Pf  0,45 . Mematikan saat dijalankan . Elevator
Ie<100A atau . Mixer
Pf  0,35 Ie>100A . Pompa
. Eskaltor
. Kipas angin
. Penyejuk udara
AC4 Motor rotor sangkar . Start . Mesin cetak
Pf  0,45 . Mematikan saat dijalankan . Mesin angkat
Ie<100A atau . Rrem regeneratif
Pf  0,35 Ie>100A . Reversing
. Inching 62
11. OVER LOAD RELAY
• Adalah alat pengaman beban lebih dari
motor, alat ini memiliki 2 bagian yaitu
Elemen panas dan kontak NO dan NC
• Kontak thermal overload relay ini
biasanya digunakan sebagai input untuk
menandakan kondisi gangguan atau
memutuskan rangkaian pada saat terjadi
beban lebih pada suatu beban yang
dipasang pengaman beban lebih. Kontak
TOR terdiri dari NO atau Normally Open
dan NC atau Normally Close.
• Elemen panas adalah sebagai sensor
arus,jika arus melebihi nominalnya maka
elemen panas akan membuat bimetal
melengkung sehingga kontak akan
bekerja, Arus yang diijinkan mengalir
dapat diatur(disetting). Pemasangan
Gambar Thermal Overload Relay.
overload relay biasa digabungkan pada
63
kontaktor.
12. Penentuan Sistim pengaman Motor
PERSENTASE ARUS BEBAN PENUH

JENIS MOTOR PEMUTUS TENAGA PENGAMAN LEBUR


(CIRCUIT BREAKER) (SEKRING)
Motor sangkar atau serem pak,dengan 250 400
pengasutan bintang segitiga, DOL,
dengan reaktor atau tahan an, dan motor
1 phasa
Motor rotor sangkar atau serempak 200 400
dengan pengasu tan autotransfor mer,
atau motor sangkar reaktansi tinggi

Motor rotor lilit atau Motor arus searah 150 400

64
Hubungan Sistem Starter Motor dengan
Sumber dan Bentuk Starter
Untuk Sistem DOL 9 (Direct On Line)
Asosiasi 1 komponen, terdiri dari
1 komponen gawai yang telah
mencakup fungsi-fungsi pemisah,
proteksi (hubung pendek & beban
lebih) dan penyakelaran/ control
motor.

Untuk memberikan tingkat


pelayanan sebagai penyulang
motor, pada asosiasi 1 komponen
memiliki koordinasi antar gawai-
gawai yang berfungsi sebagai
proteksi hubung pendek, beban
lebih dan penyakelaran / control
dalam komponen itu. 65
Asosiasi 2 komponen, terdiri dari
2 komponen, komponen pertama
berfungsi sebagai pemisah dan
proteksi (hubung pendek &
beban lebih) dan komponen
kedua sebagai control motor.
Asosiasi 2 komponen memiliki
koordinasi antar gawai-gawai
yang berfungsi sebagai proteksi
hubung pendek dan beban lebih
di komponen 1, serta koordinasi
antara komponen 2 yang
berfungsi sebagai penyakelaran/
control
66
Asosiasi 3 komponen, terdiri dari
3 komponen, komponen pertama
berfungsi sebagai pemisah dan
proteksi hubung pendek,
komponen kedua sebagai kontrol
motor dan komponen ketiga
sebagai proteksi beban lebih
motor.
Asosiasi 3 komponen meiliki
koordinasi antar ketiga
komponennya, komponen 1 yang
berfungsi sebagai proteksi
hubung pendek, komponen 2 yang
berfungsi sebagai penyakelaran
/kontrol dan komponen 3 yang
berfungsi sebagai proteksi beban
67
lebih
15.1. Kelas Isolasi.
Pada motor juga tertera CL.Ins atau I. KL atau Ins.
Class
Isolasi kelas Y
Terdiri dari bahan-bahan atau kombinasi
bahanseperti : kapas, sutra dan kertas tanpa di
impregnasi atau bahan lain yang sejenis yang dapat
digunakan pada suhu 90°C
Isolasi kelas A.
Terdiri dari bahan-bahan seperti kapas, sutra dan
kertas yang diimpregnasi dengan bahan yang sesuai
atau dilapisi atau dicelup dalam cairan dielektrik
misalnya minyak dan tahan pada suhu 105°C.
68
Isolasi kelas E.
Terdiri dari bahan-bahan atau kombinasinya yang
berdasarkan pengalaman atau percobaan bahan itu
dapat dipergunakan pada suhu kerja 120°C
Isolasi kelas B.
Terdiri dari bahan-bahan atau kombinasi bahan
seperti mika, fiber glass, asbes dan sebagainya yang
dilapisi atau diimpregnasi dengan suatu unsur yang
mampu bekerja pada suhu 130°C
Isolasi kelas F
Terdiri dari bahan-bahan atau kombinasi bahan
seperti mika, fiberglass, asbes dll
yang dilapisi atau diimpregnasi dengan suatu unsur
yang mampu bekerja pada suhu 155°C
69
Isolasi kelas H
Terdiri dari bahan-bahan seperti silikon elastis atau
kombinasi bahan seperti mika, fiber glass, asbes
dan sebagainya yang dilapisi atau diimpregnasi
dengan suatu unsur misalnya silikon yang
mengandung damar yang mampu bekerja pada
suhu 180°C
Isolasi kelas C.
Terdiri dari bahan-bahan atau kombinasinya seperi
mika, porselen, gelas, kwarsa dan asbes dengan
atau tanpa ikatan organik yang mampu bekerja
pada suhu 180°C

70
MOTOR LISTRIK
Sebuah alat yang mengubah energi listrik menjadi
tenaga mekanik, dan kadangkala sinonim dengan
mesin

Motor listrik adalah sebuah mesin yang mengubah


energi listrik menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran. Dimana motor terdiri dari 2 (dua)
bagian utama, yaitu stator bagian yang diam dan
rotor bagian yang berputar

71
JENIS MOTOR LISTRIK
MENURUT SUMBER TENAGA :
1. Motor Arus Searah (DC)
▪ Motor shunt
▪ Motor seri
▪ Motor kompon
▪ Kompon Panjang
▪ Kompon Pendek

2. Motor Arus Bolak-balik (AC)


▪ Motor 3 Fasa
▪ Motor 1 Fasa
72
Motor Tiga Fasa
1. Motor Induksi (Asinkron)
- Motor Rotor Sangkar
- Motor Rotor Lilit
2. Motor Sinkron
Motor Satu Fasa
1. Motor Induksi Satu Fasa
▪ Motor Split Phase
▪ Motor Kapasitor
▪ Motor Shaded Pole
2. Motor Non Induksi Satu Fasa
▪ Motor Universal
▪ Motor Seri AC 73
PRINSIP KERJA MOTOR AC

74
75

75
76

76
KONSTRUKSI MOTOR 3 FASA

77
STATOR

78
ROTOR BELITAN

79
ROTOR SANGKAR

80
Penentuan Kemampuan Nominal Motor
Pentingnya Kemampuan Nominal

Batas dari penggunaan yang dijamin suatu motor


disebut kemampuan nominal (ratings) dan nilai
diberikan pada papan nama, keluaran nominal
dinyatakan dalam Watt (W), kilo watt (kW), ata
daya kuda (PK) (HP = horsepower, PK = parade
kracht).
Frekuensi nominal dan tegangan nominal. Bila
50Hz dan 220V dinyatakan, itu berarti keluaran 5
kW dijamin bila motor dijalankan dari sumber
daya 50Hz dan 220V.
81
Perputaran nominal. Peputaran nominal atau
kecepatan nominal dinyatakan dalam ppm. Bila
1450 ppm dinyatakan, kecepatan dari 1450 ppm
dijamin pada keluaran 5 kW, bila motor dijalankan
pada sumber 50Hz dan 220V.
Kemampuan nominal rating bila “kontinyu”
dinyatakan, maka dijamin bahwa motor dapat
dijalankan secara kontinyu dari sumber daya 50Hz
dan 220 V memberikan keluaran 5 kW pada 1450
ppm.

82
Pemilihan tegangan nominal pada
keluaran nominal

Untuk memperlihatkan fungsi motor secara tepat


dan menjamin fasilitas daya secara ekonomis,
maka diperlukan pemilihan hubungan yg sesuai
antara tegangan nominal dan daya nominal.
Contoh tegangan nominal dan keluaran nominal
yang sesuai ;

83
Pemilihan tegangan nominal pada
keluaran nominal
Tegangan nominal dari tingkatan 200 V, daya
keluar 0.2 - 90 kW
Tegangan nominal dari tingkatan 400 V, daya
keluar 3.7 - 250 kW
Tegangan nominal dari tingkatan 3000 V, daya
keluar 90 - 1000 kW

84
PRINSIP KERJA
MOTOR LISTRIK 1 FASA
1. Motor Fasa Tak Seimbang
Motor Fasa Tak Seimbang adalah motor induksi
yang memiliki dua buah kumparan stator yaitu
kumparan utama( Main stator windings)dan
kumparan bantu ( Auxiliarry stator windings).
Dalam prakteiknya perbesaran rasio R/X
dilakukan dengan cara menggunakan kumparan
yang berpenampang jauh lebih kecildan
jumlahnya lebih banyak daripada kumparan
utama. Oleh sebab itu terjadi perbedaan rasio
hanbatan, dan membuat arus dari fasa berbeda
mengalir.

86
Dan membangkitkan medan magneti putar yang
menyebabkan terjadinya pengasutan. Sekali diasut
motor akan berputar dan kumparan bantu harus
dilepas, bila kumparan bantu dialiri oleh arus
secara terus menerus, maka ia akan terbakar.
Olewh karena itu kumparsan bantu hanya
dibutuhkan pada saat pengasutan motor
mencapai 70-80% dari putaran nominal beban
penuh.

Ru

rotor saklar
V
sentrifugal
i Xu

Rb i Xb 87
2. Motor Starting Kapasitor
Pada motor starting kapasitor kumparan
bantunya menggunakan kawat berpenampang
lima kali lebih tebal dari kumparan utama.
Kapasitor yamg dipergunakan adalah jenis
elektrolit yang dipasang serie dengan
kumparan bantu. Pada Starting Kapasitor arus
leading mengalir mengalir pada kumparan
bantu yang memperbesar beda fasa.

88
Bila kapasitor starting dilalui oleh arus untuk
waktu yang lam, ia akan putus,karena itu arus
harus dihalangi dengan governor setelah
pengasutan berakhir dalam waktukira-kira 3
detik.
kumparan asut
kapasitor asut

V rotor governor

kumparan
utama

89
3. Motor Running Kapasitor
Pada motor Running Kapasitor, strukturnya
sama dengan starting kapasitor akan tetapi
tidak mempergunakan governor.Kapasitor yang
dipergunakan adalah kapasitor jenis minyak
atau kapasitor kertas netalik dimana dapat
dialiri oleh arus secara terus menerus.
kumparan asut
kapasitor asut

V rotor

kumparan
utama 90
4. Motor Kutub Bayangan
Motor Kutub Bayangan, yaitu motor induksi
satu fasa pada kutub-kutubnya disisipkan
kumparan tambahan. Prinsip kerja dari motor
kutub bayangan ini yaitu bila catu daya
diberikan, maka pada kumparan bayangan
timbul arus induksi yang menyebabkan
fluksinya tertinggaldari fluks yang berada pada
kumparan yang lain, sehingga menghasilkan
medan putar yang arahnya seperti pada gambar.

91
Efisiensi motor kutub bayangan ini rendah,
karenanya harganyapun relatif murahdan dibuat
dengan daya paling besar 1/20 HP.

w1 w1
L
L
N N

92
14. Tabel Daya Motor
MotorTiga Fasa 4 Kutub 50/60 Hz
Motor fasa Tunggal
kW hp 220V 240V kW hp 220-240V 380V 415V 440V 500V 660V 1000V
A A A A A A A A A
0,37 0,5 3,9 3,6 0,37 0,5 1,8 1.03 - 0,99 1 0,6 0,4
0,55 0,75 5,2 4,8 0,55 0,75 2.75 1,6 - 1,36 1,21 0,9 0,6
0,75 1 6,6 6,1 0,75 1 3.5 2 2 1,68 1,5 1,1 0,75
1,1 1,5 9,6 8,8 1,1 1,5 4.4 2,6 2,5 2,37 2 1,5 1
1,5 2 12,7 11,7 1,5 2 6.1 3,5 3,5 3,06 2,6 2 1,3
1,8 2,5 15,7 14,4 2,2 3 8,7 5 5 4,42 3,8 2,8 1,9
2,2 3 18,6 17,1 3 4 11,5 6,6 6,6 5,77 5 3,8 2,5
3 4 24,3 22,2 3,7 5 13,5 7,7 7,5 7,1 5,9 4,4 3
4 5 29,6 27,1 4 5,5 14,5 8,5 8,4 7,9 6,5 4,9 3,3
4,4 6 34,7 31,8 5,5 7,5 20 11,5 11 10,4 9 6,6 1,3
5,2 7 39,8 36,5 7,5 10 27 15,5 14 13,7 12 8,9 6
5,5 7,5 42,2 38,7 9 12 32 18,5 17 16,9 13,9 10,6 7
6 8 44,5 40,8 10 13,5 35 20 - - 15 11,5 7,5
7 9 49,5 45,4 11 15 39 22 21 20,1 18,4 14 9
7,5 54,4 50 15 20 52 30 28 26,5 23 17,3 12
18,5 25 64 37 35 32,8 28,5 21,3 14,5
22 30 75 44 40 39 33 25,4 17
25 35 85 52 47 45,3 39,4 30,3 20
30 40 103 60 55 51,5 45 34,6 23
33 45 113 68 60 58 50 39 25
PERBAIKAN FAKTOR DAYA
Cos j
PERBAIKAN FAKTOR DAYA
Cos j
1. Beban Resistif : adalah beban yang semata-mata terdiri
dari tahanan ohmic saja, seperti lampu - lampu pijar,
pemanas dan lain-lain. Beban ini mempunyai ciri-ciri
bahwa daya yang dikonsumsinya semata-mata daya
Aktif.

2. Beban Induktif : adalah beban yang mengandung


kumparan kawat yang dililit pada inti besi, seperti Motor
listrik, Las listrik, Transformator, Ballast TL dan lain-lain.
Beban ini mempunyai ciri-ciri bahwa disamping
mengkonsumsir daya aktif juga menyedot daya reaktif
yang diperlukan untuk pembentukan medan magnit
dalam beban-beban tersebut. (Pada beban resistif daya
reaktifnya adalah Nol).
95
Penjumlahan geometris dari daya reaktif dan
daya aktif lazim disebut Daya Buta
(Apparaent Power)

Daya Buta = Daya Aktif + Daya Reaktif

Daya Buta = S = kVA


Daya Aktif = P = kW
Daya Reaktif = Q = kVAr

96
Daya Aktif
Dinyatakan dalam Watt atau KiloWatt. Adalah daya
yang melakukan usaha yang sebenarnya (Effective
Power).
Daya Reaktif
Dinyatakan dalam VAR atau KVAR
Daya Buta
Dinyatakan dalam VA atau KVA.
Semua kapasitas aparat-aparat listrik seperti
Generator, Transformator, Daya PLN dan lain-lain
dinyatakan dalam KVA.

97
Rasio antara Daya Aktif terhadap Daya
Buta disebut Faktor Daya
(Power Factor = Cos j).

Daya Aktif
Faktor Daya = -------------- = Cos j
Daya Buta

Makin besar Daya Reaktif sesuatu beban, makin


kecil pula Faktor Dayanya.

98
Untuk daya terpasang (PLN atau Genset) tertentu,
bila terdapat banyak beban Induktif (Motor-motor,
lampu-lampu TL dan sebagainya), sehingga Faktor
Dayanya rendah sekali, maka Daya Aktif yang
ditimbulkan akan jauh lebih kecil dari Daya Butanya

Contoh :

➢ Pabrik dengan Genset 200 KVA, bila Faktor


Dayanya 0,5, maka Daya Aktifnya = 0,5 x 200 KVA
= 100 KW.
➢ Dengan perkataan lain, Genset atau
Transformator (Trafo) tidak dimanfaatkan
penuh (Under Utilized). Dalam keadaan seperti
ini bila dipergunakan Daya Aktif lebih besar dari
100 KW, maka Genset akan berbeban lebih (Over
load), dengan demikian Genset akan panas
bahkan terbakar.
Untuk Daya Aktif (KW) tertentu, bila Faktor Daya(Cos j)rendah,
maka dibutuhkan kapasitas daya (Daya Buta), Genset,
Trafo dan penampang kabel Transmisi dan Distribusi
yang sangat besar untuk memenuhinya.
Contoh :
Pabrik dengan Beban Total = 100 KW, bila Faktor Dayanya = 0,5
Maka dibutuhkan Genset/Trafo dengan daya :
100
----- = 200 KVA
0,5
Maka kabel Distribusi Utama berpenampang 150 mm2.

Bila Faktor Dayanya = 0,8 Maka dibutuhkan Genset/Trafo dengan


daya
100
----- = 125 KVA
0,8
Maka kabel Distribusi Utama berpenampang 95 mm2. 101
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bila Faktor
Daya rendah, maka investasi modal untuk
Genset/Trafo maupun kabel menjadi besar.
Pada tabel 1 berikut ini dapat diperlihatkan
keuntungan-keuntungan yang diperoleh bila Faktor
Daya ditingkatkan. Untuk Daya Aktif tertentu (KW
tertentu, bila Faktor Daya rendah, maka dibutuhkan
Arus Listrik yang lebih besar dalam menghantar
Daya Listrik pada sepanjang kabel instalasi maupun
dalam Genset/Trafo. Akibatnya kehilangan Enersi
(Current Heat Losses) dan penurunan tegangan
(Voltage Drop) yang besar sepanjang kabel instalasi
(lihat Tabel 1).

102
Tabel 1.
Kehilangan enersi dan penurunan tegangan yang besar
sepanjang kabel instalasi

Cos j awal 0,5 0,5 0,6 0,6 0,7 0,7

Cos j akhir 0,8 0,9 0,8 0,9 0,8 0,9

Pengurangan 37,5 44,5 25 % 33 % 12,5 22 %


Arus Listrik % % %
dan Daya Buta
Pengurangan 61% 69% 43,5 55,5 23% 39,5
Kehilangan % % %
Enersi pada
kabel instalasi
Mengatasinya dengan Memasang
Capasitor Bank

❖ Sebelum Kapasitor dipasang : Daya Aktif dan


Daya Reaktif yang diserap oleh beban Induktif
seluruhnya disuplai oleh Generator/Trafo.
Akibatnya Daya Buta (kapasitas dari Generator
/Trafo menjadi besar).
❖ Setelah Kapasitor dipasang : Seluruh atau
sebagian besar Daya Reaktif yang diperlukan
Beban Indusktif disuplai oleh Kapasitor. Dengan
demikian beban Generator /Trafo yang kini
hanya mensuplai Daya
104
MENGHITUNG DAYA REAKTIF YANG DIPERLUKAN
UNTUK SUATU SISTEM KOMPENSASI
Contoh :
Sebuah instalasi pabrik memiliki Faktor Daya
0,7untuk beban puncak 600 KW. Untuk
meningkatkan Faktor Daya menjadi 0,95 diperlukan
daya
Kapasitor sebesar :
Dari Tabel 2 didapat angka 0,691.
Maka Daya Reaktif yang diperlukan = 0,691 x 600
KW = 414 KVAR.
Jika tidak memiliki data untuk beban, dapat juga
dihitung menggunakan rumus :
105
Daya Beban = V x I Cos j x Ö3
dimana :
• V = Tegangan Jaringan/Instalasi
• I = Arus Jaringan/Instalasi
• Cos j = Faktor Daya Jaringan/Instalasi

106
Pf Asli Cos  yang diinginkan (Cos  2)
Cos j1 100 95 90 85 80

60 1,333 1,000 0,849 0,713 0,583


62 1,266 0,940 0,782 0,646 0,516
64 1,201 0,937 0,717 0,581 0,451
66 1,138 0,872 0,654 0,518 0,388
68 1,078 0,749 0,594 0,458 0,328
70 1,020 0,691 0,536 0,400 0,270
72 0,964 0,635 0,480 0,344 0,214
74 0,909 0,580 0,425 0,289 0,159
76 0,855 0,526 0,371 0,235 0,105
78 0,802 0,473 0,318 0,182 0,052
80 0,750 0,421 0,266 0,130
82 0,698 0,369 0,214 0,078
84 0,646 0,317 0,162 0,026
86 0,593 0,264 0,109
88 0,540 0,211 0,056
90 0,484 0,155
92 0,426 0,097
94 0,303 0,034
96 0,292
98 0,203
100 0
Pada gambar berikut ini (Gambar 2) dapat dilihat suatu jaringan yang
disuplai dari transformator sebelum menggunakan kompensasi dan
sesudah menggunakan kompensasi.
SEBELUM KOMPENSASI Energi SESUDAH KOMPENSASI Energi
reaktif seluruhnya disuplai oleh reaktif sebagian / seluruhnya
trafo disuplai oleh kapasitor bank.
Energy Efficiency Opportunities
Improve Power Factor (PF)
❖ Use capacitors for induction motors
❖ Benefits of improved PF
➢ Reduced kVA
➢ Reduced losses
➢ Improved voltage regulation
➢ Increased efficiency of plant electrical system
❖ Capacitor size not >90% of no-load kVAR of
motor

109
PEMASANGAN CAPASITOR
1. Hubungan Langsung (Direct Connection atau
Direct Compensation)

110
2. Pemasangan Kapasitor Dipusatkan Pada
Panel Utama (Centralized Compensation).

111
Panel Capasitor

112
Kesimpulan :
1. Penambahan daya nyata (Active = KW) dalam
sistem, sehingga dapat digunakan untuk beban
yang lain.
2. Untuk beban yang sama, KVA yang dibutuhkan
berkurang, sehingga apabila ada penambahan
beban dan akibat pengurangan KVA ini masih
mencukupi, sehingga tidak perlu menambah daya
dari PLN.
3. Dengan losses dalam sistem dapat dikurangi,
umur isolasi kabel dapat bertambah sehingga
biaya investasi untuk penggantian kabel dapat
ditunda.

113
KOMPENSASI INDIVIDUAL UNTUK
MOTOR-MOTOR LISTRIK
Semua motor-motor listrik mengkonsumir Daya Aktif dan
Daya Reaktif. Daya Reaktif motor tergantung pada ukuran,
keadaan beban, kecepatan, frekuensi dan tegangannya.

Kapasitor adakalanya dihubungkan langsung pada terminal


motor. Dalam hal demikian, kapasitas kapasitor (Qc) tidak
boleh melebihi Daya Reaktif Beban Nol (No Load Reactive
Power) dari motor. Kapasitas kapasitor (Qc) umumnya
diambil 90% dari No Load Reactive Power).
Untuk praktisnya pemilihan kapasitas Kapasitor untuk
hubungan langsung ke motor-motor listrik dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut ini :

114
Tabel 3.
Pemilihan daya kapasitor untuk hubungan langsung ke
motor-motor listrik
Motor Power Rating Estimated Capacitor Power Required for Variuous Speeds
kW HP 3000 No load u/min Full 1500 No load u/min Full 1000 No load u/min Full
kVAR load kVAR kVAR load kVAR kVAR Load kVAR

0,18 1/4 0,1 0,2 0,2 0,3 0,4 0,5


0,37 1/2 0,3 0,4 0,4 0,5 0,5 0,6
0,55 3/4 0,4 0,5 0,4 0,5 0,5 0,6
0,75 1 0,5 0,6 0,5 0,7 0,6 0,8
1,1 1,5 0,7 0,9 0,7 1 0,9 1,2
1,5 2 0,8 1 1 1,2 1,1 1,4
2,2 3 1,1 1,4 1,2 1,5 1,4 1,8
3 4 1,5 1,8 1,6 2 1,8 2,4
4 5,5 1,8 2,3 2 2,6 2,2 2,9
5,5 7,5 2,2 2,9 2,4 3,3 2,7 3,6
7,5 10 3,4 4,4 3,6 4,8 4,1 5,4
11 15 5 6,5 5,5 7,2 6 8
15 20 6,5 8,5 7 9,5 8 10
18,5 25 8 11 9 12 10 13
22 30 10 12,5 11 13,5 12 15
37 50 18 24 20 27 22 30
45 60 19 28 21 31 24 34
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai